2. 2
Topik Pembahasan
1. Mengulas komunitas belajar dalam sekolah
2. Peran kepala sekolah dalam komunitas belajar
3. Pembentukan tim kecil pada komunitas belajar dan telaah data murid
dari berbagai sumber
4. Penyepakatan nilai dan komitmen Bersama
5. Analisis pembagian kelompok belajar sesuai konteks satuan
pendidikan
6. Penyepakatan jadwal pertemuan rutin komunitas belajar
5. Sekelompok Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang belajar
bersama dan berkolaborasi secara berkelanjutan dengan tujuan
yang jelas dan terukur untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
sehingga berdampak pada hasil belajar murid.
APA ITU KOMUNITAS BELAJAR?
6. Komunitas belajar diadopsi dari teori Professional
Learning Community (PLC) oleh Richard DuFour.
Sebagai gambaran besar, PLC berbicara tentang Tiga
Ide Besar dan Lima Dimensi dalam komunitas
belajar.
7. 3 IDE BESAR
Berfokus pada
Pembelajaran
Membudayakan
Kolaborasi dan
Tanggung Jawab
Kolektif
Berorientasi pada
Hasil (Pembelajaran
Murid)
Pada kegiatan komunitas belajar dalam sekolah terdapat Tiga Ide Besar yang
menjadi landasan dalam menjalankan seluruh kegiatan di dalamnya. Tiga Ide Besar ini
akan memastikan komunitas belajar berkontribusi pada pembelajaran berkualitas yang
dilakukan secara kolaboratif untuk meningkatkan hasil belajar murid.
8. IDE BESAR 1
Fokus pada
Pembelajaran
PTK perlu mampu menjawab
4 Pertanyaan Kritis berikut.
Apa yang kita harapkan murid pelajari?
Bagaimana kita tahu bahwa murid
sudah belajar hal tersebut?
Bagaimana respon kita jika ada murid
yang tidak belajar?
Bagaimana kita akan memperkaya
materi untuk murid yang sudah mahir?
9. IDE BESAR 2
Membudayakan
Kolaborasi dan
Tanggung Jawab
Kolektif
Kolaborasi untuk menciptakan pemahaman
bersama
Kolaborasi dengan memiliki kesadaran bahwa
proses pembelajaran dan keberhasilan seorang
murid merupakan tanggung jawab bagi semua PTK
Kolaborasi ini diciptakan untuk menghadirkan
suasana belajar bersama, yang di dalamnya
terdapat rasa saling tergantung satu sama lain
10. IDE BESAR 3 Siklus komunitas belajar dalam sekolah merupakan rangkaian
pengelolaan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas PTK
dan meningkatkan kualitas hasil belajar murid.
Berorientasi pada
Hasil (Pembelajaran
Murid)
11. P E N T I N G !
Pastikan 4 Pertanyaan Kritis menjadi bahasan dalam setiap siklus belajar.
Tidak harus keempat-empatnya, namun dapat disesuaikan dengan proses
yang sedang berlangsung dan topik yang dibahas oleh guru.
Menghasilkan catatan refleksi yang
menjadi acuan dalam perencanaan
pembelajaran
Menghasilkan rencana
pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan guru
Guru mengimplementasikan
rencana pembelajaran yang telah
dibuat bersama
Menghasilkan catatan evaluasi dari
implementasi untuk dijadikan
bahan refleksi awal
14. ● Mempelajari pengelolaan komunitas belajar dalam sekolah
● Membentuk tim kecil komunitas belajar
● Bersama dengan tim kecil menelaah data-data hasil belajar
murid
● Menginisiasi pembentukan komunitas belajar
● Mengeluarkan kebijakan untuk pelaksanaan rutin pertemuan
komunitas belajar (menyediakan jam khusus pertemuan)
● Memimpin refleksi/evaluasi berkala kegiatan komunitas belajar
Peran Kepala Sekolah dalam Komunitas Belajar
18. ● Tim Kecil dibentuk oleh Kepala Sekolah sebagai
langkah awal membangun komunitas belajar.
● Kepala sekolah memilih guru dan tenaga
kependidikan lainnya yang dinilai memiliki kualitas
sebagai pemimpin dan memiliki pengaruh kuat
dalam hal positif sebagai anggota dari tim kecil
Tim Kecil dan Perannya dalam Komunitas Belajar
19. Tim Kecil dan Perannya dalam Komunitas Belajar
No Tahap Peran
1 Persiapan • Kepala sekolah membentuk tim kecil
• Kepala sekolah memberikan penguatan pentingnya komunitas belajar pada tim kecil
• Tim kecil bersama Kepala Sekolah menganalisis data-data kondisi murid dan kebutuhan
pembagian kelompok belajar
2 Inisiasi
komunitas
belajar
• Tim kecil menjadi fasilitator pada sesi penguatan pentingnya komunitas belajar Bersama
seluruh PTK
• Tim kecil menjadi fasilitator pada sesi penyepakatan nilai dan komitmen bersama komunitas
belajar
• Tim kecil membagi kelompok belajar dalam komunitas belajar
3 Pendampingan • Tim kecil menjadi teladan dalam penerapan nilai dan komitmen Bersama
• Tim kecil menjadi fasilitator dalam pertemuan rutin komunitas belajar
• Tim kecil menganalisis tantangan pelaksanaan komunitas belajar dan memberikan
rekomendasi solusi untuk menanggulanginya
21. Kepala sekolah dan Tim kecil perlu menganalisis
data-data hasil belajar murid dari berbagai sumber,
sehingga dapat membuat perencanaan perubahan
yang sesuai dengan kondisi murid yang bermuara
pada peningkatan hasil belajar murid
Sumber data yang dapat digunakan antara lain:
1. Rapor Pendidikan
2.Hasil asesmen murid (formatif dan sumatif)
3.Rapor hasil belajar murid
Menelaah Data-Data Hasil Belajar Murid
23. Pertanyaan
Bagaimana budaya PTK di
sekolah Ibu/Bapak untuk
mendiskusikan tantangan
pembelajaran murid dan mencari
solusi bersama saat ini ?
24. Apa dampaknya, jika di sekolah kita
budaya diskusi bersama membahas
tantangan pembelajaran, berbagi
info/praktik, memecahkan bersama
tantangan sering/rutin terjadi?
Mari kita bayangkan…
25. 25
Komunitas Belajar Dalam Sekolah
● Merubah budaya kerja terisolasi (sendiri-sendiri) menjadi
budaya yang kolaboratif sehingga kualitas pembelajaran di
sekolah dapat merata
● Meringankan kerja guru, guru tidak harus melakukan semua
pekerjaannya sendirian, guru dapat bertukar ide, berbagi
informasi, dan sumber daya dengan guru lainnya
27. 27
Nilai dan Komitmen Bersama merupakan pondasi untuk
berkolaborasi dan menjadikan komunitas belajar
menjadi tempat yang aman dan ramah untuk semua
anggotanya
Jika dikaitkan dengan kolaborasi tim,
apa pentingnya menyepakati nilai dan
komitmen Bersama?
Menjawab Pertanyaan!
28. Pernyataan Nilai: Setiap anggota komunitas belajar dapat menyampaikan pendapat dengan
asertif dan menghargai keberagaman pendapat
Dilihat didengar
● Setiap anggota berani menyampaikan
pendapat dengan asertif
● Setiap anggota menghargai pendapat orang
lain meskipun tidak sesuai dengan
pendapatnya
● Setiap anggota tidak tersinggung ketika
mendapat masukan
● Setiap anggota terbuka jika idenya
dikembangkan oleh orang lain
• Setiap anggota merasa aman untuk
mengeluarkan pendapat.
• Setiap anggota merasa didengar
pendapatnya
30. Tujuan kita mengelompokkan guru ke dalam kelompok adalah
agar mereka bisa saling belajar dan berkolaborasi dalam
membuat perencanaan pembelajaran, material ajar yang bisa
digunakan bersama, mengevaluasi dan merefleksikan
pembelajaran. Mereka juga bisa mendiskusikan berbagai masalah
yang dihadapi dalam kelasnya. Maka sebisa mungkin, kelompok
belajar terdiri dari guru-guru yang memiliki relevansi yang mirip.
Prinsip dalam menganalisis pembagian kelompok belajar
1. Relevansi antar guru
31. ● Pada konteks jenjang SMP, SMA, atau SMK. Karena setiap guru adalah guru mata pelajaran, maka bisa kita bentuk
kelompok berdasarkan mata pelajarannya. Ada kelompok belajar guru Matematika, yang terdiri dari guru Matematika kelas
10 sampai kelas 12. Ada juga kelompok belajar guru sains, yang terdiri dari guru IPA dan IPS yang mengajar di kelas 7 sampai
kelas 9. Kemudian tim guru bahasa yang terdiri dari seluruh guru yang mengajar bahasa di kelas 10, dan sebagainya.
● Pada konteks jenjang SD bisa berbeda lagi. Jika satu tingkat, memiliki rombel yang banyak, maka bisa saja ada kelompok
belajar kelas 1, kelas 2, dan seterusnya. Namun jika setiap tingkat hanya terdiri dari 1 rombel, maka kelompok belajarnya bisa
saja ada kelompok kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas 3. Dan kelompok kelas tinggi, yaitu guru kelas 4 sampai
kelas 6. Atau dibentuk tim per fase. Kelompok belajar guru fase A, fase B, dan fase C
● Sedangkan untuk guru mata pelajaran di SD, seperti guru PJOK, pendidikan agama dan budi pekerti, dan lainnya
menggunakan konsep seperti di jenjang SMP sampai SMA. Jika hanya ada 1 guru PJOK di sekolah, maka bisa bergabung
dengan kelompok belajar guru kelas.
● Pada jenjang PAUD, bisa saja dibagi kedalam kelompok belajar TK A dan TK B
Prinsip dalam menganalisis pembagian kelompok belajar
2. Fleksibel sesuai kondisi satuan pendidikan
33. Penyepakatan jadwal pertemuan sangat penting agar kegiatan
komunitas belajar dapat berjalan berkesinambungan sehingga
dampak yang terjadi bisa optimal
Kepala sekolah dapat mengeluarkan kebijakan untuk
menyediakan waktu minimal 1 jam perminggu untuk kegiatan
komunitas belajar. Sangat dianjurkan pertemuan komunitas
belajar dilaksanakan pada jam kerja guru.
Penyepakatan Jadwal Pertemuan Rutin Komunitas Belajar