SlideShare a Scribd company logo
Pernahkah kalian melihat besi yang berkarat? Mengapa besi jika dibiarkan tanpa perlindungan lama
kelamaan terbentuk bintik-bintik merah pada permukaanya? Proses perkaratan logam merupakan contoh reaksi
reduksi yang terjadi di alam. Munculnya bintik-bintik merah (karat) pada logam disebabkan logam mengikat
oksigen                         dari                     udara                        dan                        air.
Oksigen bereaksi dengan banyak unsur membentuk senyawa yang disebut sebagai oksida. Pengertian oksidasi
dihubungkan dengan reaksi unsur atau senyawa dengan oksigen. Seiring dengan perkembangan kimia, istilah
oksidasi dan reduksi juga dikembangkan dan disempurnakan. Perkembangan konsep reaksi reduksi oksidasi
dibagi                          menjadi                       3,                      yaitu                         :
1.       Konsep      reaksi        redoks      berdasarkan         pelepasan    dan         pengikatan     oksigen
2. Konsep              reaksi               redoks            berdasarkan             transfer            elektron
3. Konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi


Pengertian Oksidasi dan Reduksi (Redoks)

Kata Kunci: redoks
Ditulis oleh Jim Clark pada 23-09-2004

Pengertian oksidasi dan reduksi disini lebih melihat dari segi transfer oksigen, hidrogen dan elektron. Disini
akan juga dijelaskan mengenai zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor).

 Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer oksigen

Dalam hal transfer oksigen, Oksidasi berarti mendapat oksigen, sedang Reduksi adalah kehilangan oksigen.

Sebagai contoh, reaksi dalam ekstraksi besi dari biji besi:




Karena reduksi dan oksidasi terjadi pada saat yang bersamaan, reaksi diatas disebut reaksi REDOKS.

Zat pengoksidasi dan zat pereduksi

Oksidator atau zat pengoksidasi adalah zat yang mengoksidasi zat lain. Pada contoh reaksi diatas,
besi(III)oksida merupakan oksidator.

Reduktor atau zat pereduksi adalah zat yang mereduksi zat lain. Dari reaksi di atas, yang merupakan reduktor
adalah karbon monooksida.

Jadi dapat disimpulkan:

          oksidator adalah yang memberi oksigen kepada zat lain,
          reduktor adalah yang mengambil oksigen dari zat lain




                                                         1
Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen

Definisi oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen ini sudah lama dan kini tidak banyak digunakan.

Oksidasi berarti kehilangan hidrogen, reduksi berarti mendapat hidrogen.

Perhatikan bahwa yang terjadi adalah kebalikan dari definisi pada transfer oksigen.
Sebagai contoh, etanol dapat dioksidasi menjadi etanal:




Untuk memindahkan atau mengeluarkan hidrogen dari etanol diperlukan zat pengoksidasi (oksidator). Oksidator
yang umum digunakan adalah larutan kalium dikromat(IV) yang diasamkan dengan asam sulfat encer.

Etanal juga dapat direduksi menjadi etanol kembali dengan menambahkan hidrogen. Reduktor yang bisa
digunakan untuk reaksi reduksi ini adalah natrium tetrahidroborat, NaBH4. Secara sederhana, reaksi tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:




Zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor)

         Zat pengoksidasi (oksidator) memberi oksigen kepada zat lain, atau memindahkan hidrogen dari zat
         lain.
         Zat pereduksi (reduktor) memindahkan oksigen dari zat lain, atau memberi hidrogen kepada zat lain.

 Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer elektron

Oksidasi berarti kehilangan elektron, dan reduksi berarti mendapat elektron.

Definisi ini sangat penting untuk diingat. Ada cara yang mudah untuk membantu anda mengingat definisi ini.
Dalam hal

Contoh sederhana

Reaksi redoks dalam hal transfer elektron:



Tembaga(II)oksida dan magnesium oksida keduanya bersifat ion. Sedang dalam bentuk logamnya tidak bersifat
ion. Jika reaksi ini ditulis ulang sebagai persamaan reaksi ion, ternyata ion oksida merupakan ion spektator (ion
penonton).




Jika anda perhatikan persamaan reaksi di atas, magnesium mereduksi iom tembaga(II) dengan memberi elektron
untuk menetralkan muatan tembaga(II).

Dapat dikatakan: magnesium adalah zat pereduksi (reduktor).
Sebaliknya, ion tembaga(II) memindahkan elektron dari magnesium untuk menghasilkan ion magnesium. Jadi,
ion tembaga(II) beraksi sebagai zat pengoksidasi (oksidator).

                                                        2
Memang agak membingungkan untuk mempelajari oksidasi dan reduksi dalam hal transfer elektron, sekaligus
mempelajari definisi zat pengoksidasi dan pereduksi dalam hal transfer elektron.

Dapat disimpulkan sebagai berikut, apa peran pengoksidasi dalam transfer elektron:

           Zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.
           Oksidasi berarti kehilangan elektron (OIL RIG).
           Itu berarti zat pengoksidasi mengambil elektron dari zat lain.
           Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron

Atau dapat disimpulkan sebagai berikut:

           Suatu zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.
           Itu berarti zat pengoksidasi harus direduksi.
           Reduksi berarti mendapat elektron (OIL RIG).
           Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron.


Suatu reaksi serah terima elektron dan reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi redoks

Contoh :

HNO3+ H2S           ——>        NO + S + H2O

 +5           -2         +2     0 oksidasi(2)

reduksi (3)


1.2. OKSIDASI DAN REDUKSi

Reaksi oksidasi

           Reaksi                                        pengikatan                                      oksigen

           H2 + ½ O2 ——>        H2O
           Reaksi                                         pelepasan                                     elektron

           HNO3+3H++3e ——> NO+H2O
           Mengalami                                      pertambahan                                  BILOKS
           H2S                    ——>                                                                       S
           -2         0

Reaksi reduksi

           Reaksi                                         pelepasan                                      oksigen

           H2O ——>            H2 + O2
           Reaksi                                       penangkapan                                     elektron

           H2S ——> S+ 2H++2e
           Mengalami                                      pengurangan                                  BILOKS
           HNO3                                  ——>                                                       NO
           +5        +2




                                                          3
1.3. ATURAN BILANGAN OKSIDASI

    1.   Unsur bebas (misalnya H2, O2, N2, Fe, dan Cu) mempunyai bilangan oksidasi = 0
    2.   Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalamsenyawa hidrida, bilangan
         oksidasi H = –1.Contoh:
             o Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1
             o Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah –1
    3.   Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = –2, kecuali dalamsenyawa peroksida, bilangan
         oksidasi O = –1.Contoh:

             o Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, dan Na2O adalah –2
             o Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 adalah –1
    4.   Unsur F selalu mempunyai bilangan oksidasi = –1.
    5.   Unsur logam mempunyai bilangan oksidasi selalu bertanda positif.Contoh:
             o Golongan IA (logam alkali: Li, Na, K, Rb, dan Cs) bilangan oksidasinya = +1
             o Golongan IIA (alkali tanah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) bilangan oksidasinya = +2
    6.   Bilangan oksidasi ion tunggal = muatannya. Contoh: Bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe2+ adalah +2
    7.   Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0. Contoh : Dalam senyawa H2CO3 berlaku: 2
         biloks H + 1 biloks C + 3 biloks O =0
    8.   Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion. Dalam ion NH4+ berlaku 1
         biloks N + 4 biloks H = + 1

1.4. PENYETARAAN REAKSI REDOKS

Reaksi redoks dapat disetarakan dengan cara langsung (cara bilangan oksidasi) atau cara setengah reaksi.

1.4.1.     Cara Langsung (Bilangan Oksidasi)

         Tentukan reaksi reduksi dan oksidasi
         Tulis perubahan biloks yang terjadi
         Samakan jumlah elektron yang dilepas dan diterima dengan menambahkan koefisien
         Hitung jumlah muatan kiri dan kanan

         Jika muatan kiri > kanan à tambahkan OH- pada ruas kiri

         Jika muatan kiri < kanan à tambahkan H+ pada ruas kiri

           Samakan jumlah H dengan menambahkan H2O pada ruas kanan

Contoh :

HNO3+ H2S——>NO + S + H2O

Penyelesaian

Langkah I
Menentukan unsur yang mengalami perubahan biloks , yaitu N dan S

langkah II
Harga biloks yang mengalami perubahan

HNO3+ H2S ——>O + S + H2O

  +5       -2       +2     0

Langkah III
Unsur yang mengalami peristiwa reduksi dan oksidasi



                                                       4
HNO3+ H2S——>NO + S + H2O
+5   -2  +2  0 oksidasi(2)

reduksi (3)

Langkah IV
HNO3 dan NO dikalikan 2 sedangkan H2S dan S dikalikan 3 sehingga reaksinya menjadi :

2 HNO3+ 3H2S——>2NO + 3S + H2O

Langkah V
Penyetaraan jumlah atom yaitu Penambahan koefisien pada H2O agar jumlah atom H dan O sama di ruas kiri
dan kanan , maka jadi :

2 HNO3+ 3H2S——>2NO + 3S + 4H2O

1.4.2.Cara Setengah Reaksi

         Pecahlah reaksi menjadi dua persamaan (reaksi reduksi dan reaksi oksidasi )
         Penyetaraan setiap persamaan ½ reaksi
         Menyetarakan atom O dan H dengan menambah koefisien
         Menyetarakan jumlah atom O dengan menambah H2Odiruas yang kekurangan O
         Menyetarakan jumlah atom H dengan menambah H+ diruas yang kekurangan H
         Menyetarakan jumlah muatan dengan menambahkan elektron seruas dengan H+
         Menyetarakan jumlah elektron pada kedua persamaan ½ reaksi
         Menjumlahkan kedua persamaan setengah reaksi

Contoh Soal :

HNO3+ H2S——>NO + S + H2O

Penyelesaian

Langkah I
Buat reaksi oksidasi dan reduksi

Reduksi : HNO3——>NO
Oksidasi : H2S——>S

Langkah II
Penyetaraan jumlah atom dan jumlah muatan

HNO3+ 3H+ +3e——>NO + 2H2O               (x2)
H2S——>S + 2H+ + 2e                      (x3)

Langkah III
Jumlahkan kedua setengah reaksi

2HNO3+ 6H+ + 6e——>2NO + 4H2O
3H2S——>3S + 6H+ + 6e

Menjadi, 2HNO3+3 H2S ——> 2NO +3 S + 4H2O
( prayoga wiguna, 2012, mkala rrx redoks. http://chayoy.blogspot.com/2012/04/makalah-redoks-reduksi-
oksidasi.html

Potensial Elektroda standar




                                                     5
Potensial elektroda tidak dapat diukur. Yang dapat diukur adalag beda potensial dari kedua
elektroda (dalam suatu sel).Untuk itu perlu suatu elektroda yang potensialnya diketahui dan ini tidak
ada. Oleh karena itu dipilih elektroda hidrogen standar sebagai pembanding, dengan konvensi bahwa
elektroda ini mempunyai potensial sama dengan nol.


        Untuk mengetahui potensial dari suatu elektroda, maka disusun suatu sel yang terdiri dari
elektroda tersebut dipasangkan dengan elektroda hidrogen standar (Standard Hydrogen Electrode).
Potensial suatu elektroda         didefinisikan sebagai potensial sel yang dibentuk dari elektroda tersebut
dengan elektroda hidrogen standar, dengan elektroda           selalu bertindak sebagai katoda. Sebagai contoh

potensial elektroda Cu2+/Cu adalah          untuk sel :




          Karena           pada                                 adalah nol, maka :




Jika                  diperoleh Esel untuk sel diatas adalah 0,337 V, jadi                            . Nilai
potensial elektroda bukan nilai mutlak, melainkan relatif terhadap elektroda hidrogen. Karena potensial
elektroda dari elektroda     didefinisikan dengan menggunakan sel dengan elektroda         bertindak sebagai
katoda (ada di sebelah kanan pada notasi sel), maka potensial elektroda standar dari elektroda         sesuai
dengan reaksi reduksi yang terjadi pada elektroda tersebut. Oleh karena itu semua potensial elektroda
standar adalah potensial reduksi.



        Dari definisi                          ,   Kanan dan kiri disini hanya berhubungan dengan notasi
sel, tidak berhubungan dengan susunan fisik sel tersebut di laboratorium. Jadi yang diukur di
laboratorium dengan potensiometer adalah emf dari sel sebagai volta atau sel galvani, dengan emf > 0.
Sebagai contoh untuk sel yang terdiri dari elektroda seng dan elektroda hidrogen dari pengukuran
diketahui bahwa elektron mengalir dari seng melalui rangkaian luar ke elektroda hidrogen dengan emf
sel sebesar 0,762 V




                                                          6
Jika potensial elektroda berharga positif, artinya elektroda tersebut
        lebih mudah mengalami reduksi daripada H+, dan jika potensial elektroda berharga negatif
        artinya elektroda tersebut lebih sulit untuk mengalami reduksi dibandingkan denga H +.


        Potensial elektroda seringkali disebut sebagai potensial elektroda tunggal, sebenarnya kata ini
tidak tepat karena kita tahu bahwa elektroda tunggal tidak dapat diukur.


Notasi Sel dan Potensial Sel
Notasi sel
Notasi sel digunakan untuk menggambarkan rangkaian sel volta dan reaksi redoks yang berlangsung
didalamnya. Secara umum, penulisan notasi sel volta menurut konvensi IUPAC adalah sebagai berikut.
Terdiri dari anode dan katode
Tanda ‫ ׀׀‬adalah jembatan garamuntuk memisahkan anode dan katode
Tanda ‫ ׀‬adalah batas fase untuk memisahkan anode dan katode
Tanda koma(,) digunakan untuk memisahkan spesi-spesi dalam fase yang sama
Elektrode anode terletak paling kiri dan elektrode katode paling kanan
Elektrode inert tidak ditulis.

Perhitungan Potensial sel
Kemampuan suatu elektrokimia untuk mendorong elektron mengalir melalui rangkaian luar disebut potensial sel
(Esel). Potensial sel Volta dapat ditentukan dengan melihat data potensial reduksi suatu elektroda yang biasa
disebut potensial elektroda (E0). Setiap atam memiliki harga potensial elektroda yang nilainya merupakan harga
relatif terhadap potensial elektroda atom hidrogen yang berharga 0 Volt. Oleh karena itu, potensial atom
hydrogen disebut juga potensial electrode standar. Jadi potensial elektroda standar adalah potensial elektroda
yang diukur pada keadaan standar, yaitu pada konsentarsi 1M atau tekanan gas 1 atm dan umumnya pada suhu
250C.
2H+ (1M) + 2e- H2(g): E0 = 0 Volt
Menurut perjanjian, setiap unsur yang mengalami reaksi reduksi dengan hidrogen (hidrogen mengalami
oksidasi), potensial reduksi unsur tersebut diberi tanda positif.
Untuk memudahkan, coba perhatikan data potensial reduksi beberapa logam yang terdapat pada tabel dibawah
ini:

Potensial reduksi standart

Hubungan antara potensial sel, energi bebas Gibbs dan konstanta kesetimbangan berhubungan langsung dalam
persamaan multi-bagian berikut:




G: energi bebas Gibbs

? G adalah perubahan Gibbs (gratis) energi untuk sistem dan? G ° adalah energi Gibbs perubahan untuk sistem
dalam kondisi standar (1 atm, 298K). Pada diagram energi,? G dapat direpresentasikan sebagai:




                                                      7
Dimana? G adalah perbedaan energi antara reaktan dan produk. Selain itu? G tidak dipengaruhi oleh faktor-
faktor eksternal yang mengubah kinetika reaksi. Sebagai contoh jika sebuah E (energi aktivasi) adalah untuk
menurunkan dengan adanya katalis atau energi kinetik dari molekul meningkat karena kenaikan temperatur,
nilai? G akan tetap sama.

E ° sel: Potensi your Standar

E ° sel adalah gaya gerak listrik (juga disebut sel tegangan atau potensial sel) antara dua sel setengah. Semakin
besar E ° sel reaksi semakin besar kekuatan pendorong elektron melalui sistem, semakin besar kemungkinan
reaksi akan melanjutkan (lebih spontan). E ° sel diukur dalam volt (V). Tegangan keseluruhan sel = potensial
setengah-sel dari reaksi reduksi + potensi setengah-sel dari reaksi oksidasi. Untuk mempermudah,

                                E sel = E + E reduksi oksidasi atau E sel = E + E katoda anoda

Potensi pengurangan oksidasi (kehilangan elektron) adalah negatif dari potensi potensi pengurangan (gain
elektron). Tabel Kebanyakan hanya merekam reduksi standar setengah-reaksi. Dengan kata lain, sebagian besar
tabel hanya mencatat potensial reduksi standar , sehingga untuk menemukan potensi oksidasi standar, cukup
membalikkan bernyanyi potensi reduksi standar.

* Catatan: Potensial reduksi lebih positif dari reaksi reduksi yang lebih spontan. Kami akan kembali spontanitas
kemudian dalam modul. Saat melihat sel tabel potensi pengurangan, sel tinggi adalah di atas meja, potensi yang
lebih tinggi memiliki sebagai agen pengoksidasi.

Perbedaan antara sel dan sel E E º

E º sel adalah sel potensial keadaan standar, yang berarti bahwa nilai ditentukan di bawah standar negara.
Menyatakan standar termasuk konsentrasi 1 molar (mol per liter) dan tekanan atmosfer dari 1. Serupa dengan
potensi sel keadaan standar, sel E º, sel E adalah non-standar negara potensial sel, yang berarti bahwa itu tidak
ditentukan di bawah konsentrasi 1 molar dan tekanan 1 atm. Keduanya terkait erat dalam arti bahwa potensi sel
standar yang digunakan untuk menghitung potensi untuk sel dalam banyak kasus.




Lain disederhanakan bentuk persamaan yang kita biasanya melihat:




atau dalam hal log basis 10, bukan logaritma natural (base e)




Kedua persamaan berlaku saat suhu 25 º C. Penyimpangan dari 25 º C memerlukan penggunaan persamaan asli.
Pada dasarnya, º E adalah E pada kondisi standar

Contoh




                                                              8
Apa nilai Ecell untuk sel volta di bawah ini:

                                      Pt (s) | Fe 2 + (0,1 M), Fe 3 + (0,2 M) | | Ag + (0,1 M) | Ag (s)

E sel =?

Analisis:

Untuk menggunakan persamaan Nersnt, kita perlu membangun sel E o dan reaksi yang diagram sel sesuai
sehingga bentuk reaksi quotient (Q) dapat terungkap. Begitu kita telah menentukan bentuk persamaan Nernst,
kita bisa memasukkan konsentrasi spesies.

Memecahkan:

E o sel = E o katoda - E o anoda

= E o Ag / Ag - E o Fe 3 + / Fe 2 +

= 0.800V-0.771V = 0.029V

Sekarang untuk menentukan Ecell untuk reaksi Fe 2 + (0,1 M) + Ag + (1.0M) → Fe 3 + (0.20M) + Ag (s)

Gunakan persamaan Nernst

E_ {} = 0.029V sel - (0.0592V / 1) log [Fe 3 +] / [Fe 2 +] [Ag]

= 0.029V - 0.0592V * log [0,2] / [0,1] * [1,0]

= 0.011V



K: The Constant Equilibrium

K adalah konstanta kesetimbangan reaksi dan diberikan oleh quotient reaksi:




                                                                  Hubungan Antara Tiga

Hubungan antara? G, K, dan E ° sel dapat diwakili oleh diagram berikut.




dimana

            R = 8,314 J mol C -1
            T = Temp di K


                                                                     9
n = mol e - dari reaksi redoks yang seimbang
          F = s Faraday konstan = 96.485 C / mol

E ° sel dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

                      E ° sel = E ° (katoda) - E ° (anoda) = E ° (Pengurangan) - E ° (Oksidasi)

Contoh


Pertanyaan Cari E ° sel untuk reaksi setengah-berikut digabungkan

Larutan

1. Tentukan katoda dan anoda dalam reaksi

                                                               Zn (s) ↔ Zn 2 + (aq) + 2e - Anoda, Oksidasi (sejak Zn (s)
                                                               menyatakan peningkatan oksidasi 0-2)

                                                               Cu 2 + (aq) + 2e - Cu ↔ (s) Katoda, Pengurangan (sejak Cu 2 +
                                                               (aq) menurunkan tingkat oksidasi 2-0)


2. Tentukan nilai E ° sel menggunakan tabel reduksi potensial standar

                                                               Zn (s) ↔ Zn 2 + (aq) + 2e - 0.763

                                                               Cu 2 + (aq) + 2e - Cu ↔ (s) 0,340

3. Gunakan E ° sel = E ° katoda - E ° anoda

                                                               = 0.340 - (-0,763)

                                                               = 1,103 V



Masalah


          1. Cari E ° sel untuk 2BR - (aq) + I 2 (s) ↔ Br 2 (s) + 2I - (aq)

          2. Cari ° E untuk Sn (s) ↔ Sn 2 + (aq) + 2e -

          3. Cari E ° sel untuk Zn (s) | Zn 2 + (aq) | | Cr 3 + (aq), Cr 2 + (aq)

          (Lihat kunci jawaban untuk solusi)

          * Jika nilai E ° reaksi negatif, maka reaksi TIDAK spontan dan oleh karena reaksi reverse terjadi
               dan elektron yang mengalir dalam arah yang berlawanan.

          * Nilai-nilai ini ditabulasikan dalam tabel potensial reduksi standar.




                                                                  10
Ringkasan Tabel
 o
E sel      Delta G           Q & K Hubungan                 Reaksi Arah                    Spontanitas (seperti yang tertulis)

 >0              -                   Q <K                       Depan                                   Spontan

 <0              +                   Q> K                   Terbelakang                               Non-spontan

 =0          =0                      Q=K                     Reaksi ada                                  N/A


        Contoh Masalah
        Contoh


        Menggunakan? G =-RTlnK

              Pertanyaan:

              Mengingat K = 2.81x10 -16 untuk reaksi berikut Cu 2 + (aq) + Ag (s) ↔ Cu (s) + 2Ag +, temukan? G.

              Solusi:

              Gunakan rumus berikut: =? G-RTlnK

                        = 8,314 x 298 x ln (2.81x10 -16) =-8.87x10 5

                        = 8,871 kJ

        Contoh


        Menggunakan? G =-NFE sel °

              Pertanyaan:

              Cari? G untuk reaksi berikut:

                                         2AL (s) +3 Br 2 (l) ↔ 2AL 3 + (aq, 1M) + 6Br - (aq, 1M)

              Solusi:

              Langkah 1: Pisahkan reaksi menjadi dua reaksi setengah

                                                        2AL (s) ↔ 2AL 3 + (aq)

                                                       3br 2 (l) ↔ 6Br - (aq, 1M)

                        Langkah 2: Seimbangkan persamaan setengah menggunakan O, H, dan biaya dengan
                        menggunakan e-

                                                    2AL (s) ↔ 2AL 3 + (aq) +6 e -

                                                      6e - + 3br 2 (l) ↔ 6Br - (aq)



                                                                  11
Langkah 3: Dari reaksi setengah seimbang, kita dapat menyimpulkan jumlah mol e - untuk
              digunakan nanti dalam perhitungan? G.

              Tentukan nilai E ° menggunakan potensial reduksi standar, menggunakan E ° sel tabel.

                                       2AL 2 (s) ↔ Al 3 + (aq) +6 e--1.676V

                                       3br 2 (l) + 6e - ↔ 6Br - (aq) 1,065 V

              Langkah 4: Tentukan E ° sel = E ° katoda - E ° anoda.

                      = 1,065 - (-1,676)

                      = 2,741 V

              Langkah 5: Setelah E ° sel telah dihitung dan jumlah mol elektron telah ditentukan, kita dapat
              menggunakan? G =-NFE sel °

                      = (-6 Mol e -) (96.458 C / mol e -) (2,741 V)

                      =-1586kJ

persamaan nernst
Persamaan Nernst dan Sel Konsentrasi
Persamaan Nernst
Potensial sel non standar dapat dihitung dengan persamaan Nernst sebagai berikut

Eo adalah potensial elektroda normal (potensial elektroda semua zat dalam reaksi sel dalam keadaan standar), n
jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi, sedangkan oks dan red masing-masing menyatakan konsentrasi
partikel hasil oksidasi dan konsentrasi partikel hasil reduksi.
Sel Konsentrasi
Pada sel konsentrasi digunakan dua elektrode yang sama namun konsentrasi larutannya yang berbeda. Elektrode
dalam larutan pekat merupakan katode (tempat terjadinya reaksi reduksi) sedangkan elektrode dalam larutan
encer merupakan anode (tempat terjadinya reaksi oksidasi). Misalnya untuk
Zn | Zn2+(10-3 M) || Zn 2+(10-1 M) | Zn
Maka untuk reaksi di atas yang mengalami reduksi adalah Zn 2+(10-1 M) karena lebih pekat daripada Zn2+(10-
3 M) sedangkan Zn yang mengalami oksidasi. Untuk penggunaan rumus sama dengan persamaan Nernst, yaitu

Dalam elektrokimia, persamaan Nernst adalah persamaan yang dapat digunakan (dalam hubungannya dengan
informasi lainnya) untuk menentukan potensial kesetimbangan reduksi dari sel-setengah dalam sel elektrokimia.
Hal ini juga dapat digunakan untuk menentukan tegangan total (gaya elektro) untuk sel elektrokimia penuh. Hal
ini dinamai setelah fisik kimiawan Jerman yang pertama kali dirumuskan itu, Walther Nernst [1] [2].
Isi
[Hide]

* 1 Ekspresi
* 2 Nernst potensi
* 3 Penurunan
o 3.1 Menggunakan faktor Boltzmann
o entropi 3.2 Menggunakan dan energi Gibbs
* 4 Hubungan dengan keseimbangan
* 5 Keterbatasan
* 6 Lihat juga


                                                       12
* 7 Referensi
* 8 Pranala luar

[Sunting] Ekspresi

Kedua (akhirnya setara) persamaan untuk kedua kasus (setengah-sel, sel penuh) adalah sebagai berikut:

E_  text {merah} = e ^ { ominus} _  text {merah} -  frac {RT} {zF}  ln  frac {a_  text {Red}} {a_  text
{}} Ox (setengah -sel potensial reduksi)
E_  text {sel} = E ^ { ominus} _  text {sel} -  frac {RT} {zF}  ln Q (potensial sel total)

mana

* Ered adalah pengurangan setengah-sel potensial pada suhu kepentingan
* Eored adalah setengah-sel potensial reduksi standar
* Ecell adalah potensial sel (gaya gerak listrik)
* Eocell adalah potensial sel standar pada suhu kepentingan
* R adalah konstanta gas universal: R = 8,314 472 (15) J K-1 mol-1
T * adalah temperatur absolut
* Adalah aktivitas kimia untuk spesies yang relevan, di mana aRed merupakan reduktor dan AOX adalah
oksidan. AX = γXcX, di mana γX adalah koefisien aktivitas spesies X. (Sejak koefisien aktivitas cenderung
kesatuan pada konsentrasi rendah, kegiatan di persamaan Nernst sering diganti dengan konsentrasi sederhana.)
F * adalah, Faraday konstan jumlah coulomb per mol elektron: F = 9,648 533 99 (24) × 104 C mol-1
* Z adalah jumlah mol elektron yang ditransfer dalam reaksi sel atau setengah reaksi
* Q adalah hasil bagi reaksi.

Pada suhu kamar (25 ° C), RT / F mungkin akan diperlakukan seperti konstan dan digantikan oleh 25,693 mV
untuk sel.

Persamaan Nernst sering dinyatakan dalam logaritma basis 10 (yaitu, logaritma umum) daripada logaritma
alami, dalam hal ini ditulis, untuk sel pada 25 ° C:

E = E ^ 0 -  frac {0,05916  mbox {V}} {z}  log_ {10}  frac {a_  text {Red}} {a_  text {}} Ox.

Persamaan Nernst digunakan dalam fisiologi untuk menemukan potensi listrik dari membran sel yang berkaitan
dengan satu jenis ion.
[Sunting] Nernst potensi
Artikel utama: potensi Pembalikan

Persamaan Nernst memiliki aplikasi fisiologis ketika digunakan untuk menghitung potensi dari suatu ion biaya z
melintasi membran. Potensi ini ditentukan dengan konsentrasi ion baik di dalam maupun di luar sel:

E =  frac {z} {RT F}  ln  frac {[ text {ion luar sel }]}{[  text {ion di dalam sel}]} = 2,303  frac {z} {RT F} 
log_ {10}  frac {[ text {ion luar sel }]}{[  text {ion di dalam sel}]}.

Ketika membran berada dalam kesetimbangan termodinamika (yaitu, tidak ada fluks bersih ion), potensi
membran harus sama dengan potensi Nernst. Namun, dalam fisiologi, karena pompa ion aktif, dalam dan luar
sel tidak dalam ekuilibrium. Dalam hal ini, potensi istirahat dapat ditentukan dari persamaan Goldman:

E_ {m} =  frac {RT} {F}  ln { left ( frac { sum_ {i} ^ {N} P_ {M ^{+}_{ i}} [M ^{+}_ {i}] _  mathrm
{keluar} +  sum_ {j} ^ {M} P_ {A j ^{-}_{}} [A _] ^{-}_{ j}  mathrm {di}} { sum_ {i} ^ {N} P_ {M
^{+}_{ i}} [M ^{+}_{ i}] _  mathrm {di} +  sum_ {j} ^ {M} P_ {A ^{-}_{ j}} [A ^{-}_{ j}] _  mathrm


                                                         13
{keluar}}  right)}

* Em = Potensi membran (dalam volt, setara dengan joule per coulomb)
* Pion = permeabilitas untuk ion yang (dalam meter per detik)
* [Ion] keluar = konsentrasi ion ekstraselular itu (dalam mol per meter kubik, untuk mencocokkan SI unit lain,
meskipun unit sangat tidak penting, sebagai istilah konsentrasi ion menjadi rasio berdimensi)
* [Ion] di = konsentrasi intraseluler dari ion (dalam mol per meter kubik)
* R = konstanta gas ideal (joule per kelvin per mol)
* T = Suhu dalam Kelvin
* F = konstanta Faraday (coulomb per mol)

Potensi di membran sel yang persis menentang difusi bersih setelah dikurangi dengan ion tertentu melalui
membran disebut Nernst potensi ion itu. Seperti yang terlihat di atas, besarnya potensi Nernst ditentukan oleh
rasio konsentrasi ion yang spesifik pada kedua sisi membran. Semakin besar rasio ini semakin besar
kecenderungan ion untuk berdifusi dalam satu arah, dan karena itu semakin besar potensi Nernst diperlukan
untuk mencegah difusi.
[Sunting] Penurunan
[Sunting] Menggunakan faktor Boltzmann

Untuk mempermudah, kami akan mempertimbangkan solusi dari molekul redoks-aktif yang mengalami reaksi
reversibel satu-elektron

 Text {Ox} + e ^ -  rightleftharpoons  text {Red} ,

dan yang berpotensi standar nol. Nakan kimia yang potensial dari solusi ini adalah perbedaan antara hambatan
energi untuk mengambil elektron dari dan untuk memberikan elektron pada elektroda kerja yang potensial
elektrokimia pengaturan solusi itu.(nizz G Sukarya, 2010, peesamaan nerst,
http://nizzgsukarya.blogspot.com/2010_12_21_archive.html

Reaksi Redoks

Kata Kunci: bilangan oksidasi logam, mekanisme koordinasi dalam, mekanisme koordinasi luar, Reaksi
Redoks, reaksi senyawa, transfer elektron
Ditulis oleh Taro Saito pada 08-12-2009

Bilangan oksidasi logam dalam senyawa logam transisi dapat bervariasi dari rendah ke tinggi. Bilangan oksidasi
ini dapat berubah dengan reaksi redoks. Akibat hal ini, jarak ikatan dan sudut ikatan antara logam dan unsur
yang terkoordinasi, atau antar logam, berubah dan pada saat tertentu keseluruhan struktur kompleks dapat
terdistorsi secara dramatik atau bahkan senyawanya dapat terdekomposisi.

Reaksi senyawa logam transisi dengan berbagai bahan oksidator atau reduktor juga sangat penting dari sudut
pandang sintesis. Khususnya, reaksi reduksi digunakan dalam preparasi senyawa organologam, misalnya
senyawa kluster atau karbonil logam.

Sementara itu, studi transfer elektron antar kompleks, khususnya reaksi redoks senyawa kompleks logam
transisi telah berkembang. Taube mendapat hadiah Nobel (1983) untuk studi reaksi transfer elektron dalam
kompleks logam transisi dan mengklasifikasikan reaksi ini dalam dua mekanisme. Mekanisme transfer elektron
dengan ligan jembatan digunakan bersama antara dua logam disebut dengan mekanisme koordinasi dalam,
dan mekanisme reaksi yang melibatkan transfer langsung antar logam tanpa ligan jembatan disebut mekanisme
koordinasi luar.

Mekanisme koordinasi dalam bila [CoCl(NH3)5]2+ direduksi dengan [Cr(OH2)6]2+, suatu kompleks senyawa
antara, [(NH3)5Co-Cl-Cr(OH2)5]4+, terbentuk dengan atom khlor membentuk jembatan antara kobal dan
khromium. Sebagai akibat transfer elektron antara khromium ke kobalmelalui khlor, terbentuk [Co(NH 3)5Cl]+,
dengan kobal direduksi dari trivalen menjadi divalen, dan [Cr(OH 2)6]3+, dengan khromium dioksidasi dari

                                                          14
divalen menjadi trivalen. Reaksi seperti ini adalah jenis reaksi redoks melalui mekanisme koordinasi dalam.
Anion selain halogen yang cocok untuk pembentukan jembatan semacam ini adalah SCN-, N3-, CN-,dsb.

Mekanisme koordinasi luar. Bila [Fe(phen)3]3+ (phen adalah ortofenantrolin) direduksi dengan [Fe(CN) 6]4- ,
tidak ada jembatan ligan antar logam dan elektron berpindah dari HOMO Fe(II) ke LUMO Fe(III) dalam waktu
yang sangat singkat dan kontak langsung antar dua kompleks. Akibat transfer elektron ini, terbentuk
[Fe(phen)3]2+ dan [Fe(CN)6]3-. Reaksi seperti ini adalah reaksi redoks melalui mekanisme koordinasi luar, dan
karakteristik sistem kompleks yang memiliki laju substitusi ligan yang sangat lambat dibandingkan dengan laju
transfer elektron, khususnya dalam sistem yang memiliki ligan yang sama tetapi bilangan oksidasi yang
berbeda, [Fe(CN)6]3- dan [Fe(CN)6]4- yang memiliki laju transfer elektron yang besar. R. A. Marcus
mendapatkan hadiah Nobel (1992) untuk studi mekanisme transfer elektron koordinasi luar ini.chem-is-try.org,
2009, http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-logam-transisi/reaksi-
redoks/

 14. 4. REAKSI DISPROPORSIONASI DAN KOMPROPORSIONASI REAKSI DISPROPOSIONASI
adalahreaksi reduksi sekaligus reaksi oksidasi yangterjadi dalam suatu zat. 0 +1 -1Contoh: 2Cl2(g) + 2H2O(l)
2HClO(aq) + 2HCl(g) 0 +1 -1 oksidasi reduksiPada reaksi ini biloks klorin berubah dari 0menjadi (+1) dalam
HClO dan (-1) dalam HCl

 15. REAKSI KOMPROPORSIONASI adalahkebalikan dari reaksi Disproporsionasi, yaitureaksi redoks
dimana hasil reduksi danoksidasinya sama. Contoh: 2H2S + SO2 3S + 2H2O -2 +4 0 Oksidasi Reduksi

Reaksi Disproporsionasi Dan Konproporsionasi
Reaksi autoredoks atau disproporsionasi adalah reaksi redoks yang oksidator dan reduktornya merupakan zat
yang sama. Jadi, sebagian dari zat itu mengalami oksidasi dan sebagian lagi mengalami reduksi.

Contoh :




Sebagian dari gas klorin (Cl2) (biloks = 0) mengalami reduksi menjadi NaCl (biloks = -1) dan sebagian lagi
mengalami oksidasi menjadi NaClO ( biloks = +1).

Reaksi konproporsionasi merupakan kebalikan dari reaksi disproporsionasi, yaitu reaksi redoks dimana hasil
reduksi dan oksidasinya sama.




Contoh :

Pada reaksi tersebut hasil reduksi dan oksidasinya merupakan zat yang sama, yaitu belerang (S). Reaksi
Autoredoks (Reaksi Disproporsionasi)

Mungkinkah dalam satu reaksi, suatu unsur mengalami reaksi reduksidan oksidasi sekaligus? Satu unsur dalam
suatu reaksi mungkin saja mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus. Hal ini karena ada unsur yang
mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu jenis.Reaksi redoks di mana satu unsur mengalami reaksi reduksi
dan oksidasi sekaligus disebut reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi).



                                                      15
Contoh:




contoh

Apakah reaksi berikut termasuk reaksi autoredoks atau bukan? Jelaskan!2 H 2S + SO2-> 3S + 2 H2O

Jawab:

Perubahan bilangan oksidasi unsur-unsur pada reaksi tersebut sebagai berikut.




Pada reaksi tersebut, H2S berfungsi sebagai reduktor sedangkan SO2 berfungsi sebagaioksidator, sehingga
reaksi tersebut termasuk autoredoks.

Contoh :
I2 + NaOH -> NaI + NaIO3 + H2O

REAKSI DISPROPORSIONASI

Reaksi disproporsionasi adalah reaksi redoks dimana
hanya satu jenis atom mengalami reaksi reduksi dan
oksidasi sekaligus (yang bilangan oksidasinya berubah)
Contoh:

Cl2 + KOH → KClO3 + KCl + H2O

0               +5         -1



                     Oks

                                Reduksi

H2O2(l)                           →H2O(l)                                 +                           O2(g)
Biloks atom O dalam H2O2 adalah –1 (aturan c.3). Setelah terurai berubah menjadi –2 (dalam H2O) dan 0 dalam
(O2). Persamaan kerangkany




                                                      16
Frost-Ebsworth diagram.
Frost-Ebsworth diagram adalah representasi grafis dari stabilitas oksidasi yang berbeda. ΔG0-atau-ΔG0 / F nilai
yang diplot terhadap N (keadaan oksidasi). Ingatlah bahwa-ΔG0 / F = zE0. Sebuah diagram Frost-Ebsworth
dapat dibangun dari diagram Latimer pencocokan, hal ini dilakukan dengan langkah-demi-langkah perhitungan
nilai berikutnya, dengan set pertama pada 0, misalnya E0 untuk Mn ke Mn2 + adalah-2.38V, dan dari Mn2 + ke
Mn3 + E0 adalah 1.54V:-ΔG0 / F = zE0 = 1 • 1,54, dan 1,54 -2.38 + = -0.84 → Mn3 + =-0.84V.
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari diagram:
- Titik terendah dalam diagram merupakan yang paling (termodinamika) negara stabil.
- Spesies arah atas-kanan diagram adalah oksidasi yang kuat.
- Bertentangan dengan diagram Latimer, nilai di sini dapat ditambahkan.
- Dalam Housecroft Frost-Ebsworth diagram pergi dari kiri ke kanan merupakan oksidasi, dan E0 menyertainya
dapat dihitung. Misalnya: Mn (s) ↔ Mn2 + (aq) + 2e-, sehingga E0 = E0red - E0ox = zE0 / z = - (-2.38 / 2) =
1.19V.
- "Convex poin" adalah titik-titik yang terletak di atas garis yang ditarik antara titik tetangga, spesies pada titik-
titik ini tidak stabil sehubungan dengan spesies tetangga, dan dengan demikian akan tidak proporsional (lihat
gambar reaksi).
- Sebaliknya, "cekung poin" (yang terletak di bawah baris ini), adalah stabil sehubungan dengan
disproporsionasi.
7 6: Frost-Ebsworth diagram.
                                                                                                    0 atau-0?
Frost-Ebsworth diagram adalah representasi grafis dari stabilitas oksidasi yang berbeda. -? G                   G / F nilai
                                                        bahwa-0?          0
yang diplot terhadap N (keadaan oksidasi). Ingatlah                G / F = ze. Sebuah diagram Frost-Ebsworth dapat
dibangun dari diagram Latimer yang cocok, hal ini dilakukan dengan langkah-demi-langkah perhitungan nilai
berikutnya, dengan set pertama pada 0, misalnya E 0 untuk Mn ke Mn 2 + adalah - 2 .38 V , dan dari Mn 2 + untuk
Mn 3 + E 0 adalah 1.54V: 0-? G / F = Ze 0 = 1 · 1,54, dan 1,54 -2.38 = -0.84 → Mn 3 + =-0.84V +.
         Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari diagram:
    -       Titik terendah dalam diagram merupakan yang paling (termodinamika) negara stabil.
    -       Spesies arah atas-kanan diagram adalah oksidasi yang kuat.
    -       Bertentangan dengan diagram Latimer, nilai di sini dapat ditambahkan.
    -       Dalam Housecroft Frost-Ebsworth diagram pergi dari kiri ke kanan merupakan oksidasi, dan E yang
         menyertainya 0 dapat dihitung. Misalnya: Mn (s) ↔ Mn 2 + (aq) + 2e -, sehingga E = 0 E 0 red - E 0 ox = 0
         ze / z = - (-2.38 / 2) = 1.19V.
    -        "Convex poin" adalah titik-titik yang terletak di atas garis yang ditarik antara titik tetangga, spesies
         pada titik-titik ini tidak stabil sehubungan dengan spesies tetangga, dan dengan demikian akan tidak
         proporsional (lihat gambar reaksi).
    -        Sebaliknya, "cekung poin" (yang terletak di bawah baris ini), adalah stabil sehubungan dengan
         disproporsionasi.




                                                          17

More Related Content

What's hot

Dewi's Redoks ppt
Dewi's Redoks pptDewi's Redoks ppt
Dewi's Redoks ppt
SMA Negeri 2 Tuban
 
Reduksioksidasi
ReduksioksidasiReduksioksidasi
Reduksioksidasi
Nicken SRm
 
Reaksi reduksi oksidasi (Redoks)
Reaksi reduksi oksidasi (Redoks)Reaksi reduksi oksidasi (Redoks)
Reaksi reduksi oksidasi (Redoks)
Friska Purba Sidadolog
 
Reaksi redoks
Reaksi redoksReaksi redoks
Reaksi redoks
Elizabeth Indah P
 
Reaksi redoks-xii
Reaksi redoks-xiiReaksi redoks-xii
Reaksi redoks-xii
andhy28
 
Reaksi redoks
Reaksi redoksReaksi redoks
Reaksi redoks
umar_MUH
 
Reaksi reduksi oksidasi (redoks) gustria
Reaksi reduksi oksidasi (redoks) gustriaReaksi reduksi oksidasi (redoks) gustria
Reaksi reduksi oksidasi (redoks) gustriaGustria Ernis
 
Redoks
RedoksRedoks
Lembar Kerja Siswa - Reaksi Reduksi Oksidasi
Lembar Kerja Siswa - Reaksi Reduksi Oksidasi Lembar Kerja Siswa - Reaksi Reduksi Oksidasi
Lembar Kerja Siswa - Reaksi Reduksi Oksidasi
Medhi Arhiansyah
 
Reaksi redoks
Reaksi redoksReaksi redoks
PENYETARAAN REAKSI REDOKS DENGAN CARA SETENGAH REAKSI
PENYETARAAN REAKSI REDOKS DENGAN CARA SETENGAH REAKSIPENYETARAAN REAKSI REDOKS DENGAN CARA SETENGAH REAKSI
PENYETARAAN REAKSI REDOKS DENGAN CARA SETENGAH REAKSI
Nesha Mutiara
 
penyetaraan redoks
penyetaraan redokspenyetaraan redoks
penyetaraan redoks
guestc005a8ec
 
LKS PERTEMUAN I
LKS PERTEMUAN ILKS PERTEMUAN I
LKS PERTEMUAN I
Diani M
 
Perkembangan konsep redoks
Perkembangan konsep redoksPerkembangan konsep redoks
Perkembangan konsep redoks
Ditta Utami
 

What's hot (20)

Dewi's Redoks ppt
Dewi's Redoks pptDewi's Redoks ppt
Dewi's Redoks ppt
 
Reduksioksidasi
ReduksioksidasiReduksioksidasi
Reduksioksidasi
 
Reaksi reduksi oksidasi (Redoks)
Reaksi reduksi oksidasi (Redoks)Reaksi reduksi oksidasi (Redoks)
Reaksi reduksi oksidasi (Redoks)
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Reaksi redoks
Reaksi redoksReaksi redoks
Reaksi redoks
 
reaksi redoks
reaksi redoksreaksi redoks
reaksi redoks
 
Reaksi redoks-xii
Reaksi redoks-xiiReaksi redoks-xii
Reaksi redoks-xii
 
Reaksi redoks
Reaksi redoksReaksi redoks
Reaksi redoks
 
Reaksi reduksi oksidasi (redoks) gustria
Reaksi reduksi oksidasi (redoks) gustriaReaksi reduksi oksidasi (redoks) gustria
Reaksi reduksi oksidasi (redoks) gustria
 
Lks redoks
Lks redoksLks redoks
Lks redoks
 
Redoks & elektrokimia
Redoks & elektrokimiaRedoks & elektrokimia
Redoks & elektrokimia
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Lembar Kerja Siswa - Reaksi Reduksi Oksidasi
Lembar Kerja Siswa - Reaksi Reduksi Oksidasi Lembar Kerja Siswa - Reaksi Reduksi Oksidasi
Lembar Kerja Siswa - Reaksi Reduksi Oksidasi
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
reaksi redoks
reaksi redoksreaksi redoks
reaksi redoks
 
Reaksi redoks
Reaksi redoksReaksi redoks
Reaksi redoks
 
PENYETARAAN REAKSI REDOKS DENGAN CARA SETENGAH REAKSI
PENYETARAAN REAKSI REDOKS DENGAN CARA SETENGAH REAKSIPENYETARAAN REAKSI REDOKS DENGAN CARA SETENGAH REAKSI
PENYETARAAN REAKSI REDOKS DENGAN CARA SETENGAH REAKSI
 
penyetaraan redoks
penyetaraan redokspenyetaraan redoks
penyetaraan redoks
 
LKS PERTEMUAN I
LKS PERTEMUAN ILKS PERTEMUAN I
LKS PERTEMUAN I
 
Perkembangan konsep redoks
Perkembangan konsep redoksPerkembangan konsep redoks
Perkembangan konsep redoks
 

Viewers also liked

Modul kelompok 5 (kd 3.5)
Modul kelompok 5 (kd 3.5)Modul kelompok 5 (kd 3.5)
Modul kelompok 5 (kd 3.5)Nais Adetya
 
Penguasaan teknologi pengolahan mineral logam untuk kemandirian bangsa
Penguasaan teknologi pengolahan mineral logam  untuk kemandirian bangsaPenguasaan teknologi pengolahan mineral logam  untuk kemandirian bangsa
Penguasaan teknologi pengolahan mineral logam untuk kemandirian bangsaheri_freeslider
 
Chemistry Redoks
Chemistry RedoksChemistry Redoks
Chemistry Redoks
Devit Hari Ashari
 
Buku siswa elektrolisis
Buku siswa elektrolisisBuku siswa elektrolisis
Buku siswa elektrolisis
Daniele Tegar Abadi
 
Kimia anorganik
Kimia anorganikKimia anorganik
Kimia anorganik
Rahman Dragneel
 
Tata nama-senyawa-karbon
Tata nama-senyawa-karbonTata nama-senyawa-karbon
Tata nama-senyawa-karbon
Priscilia Lovita
 
Senyawa Redoks
Senyawa RedoksSenyawa Redoks
Senyawa Redoks
prilla marta
 
Buku guru kimia 10
Buku guru kimia 10Buku guru kimia 10
Buku guru kimia 10Susy Harahap
 
Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2Devi Paramita
 
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanSoal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Arsyi Nurani
 

Viewers also liked (12)

Modul kelompok 5 (kd 3.5)
Modul kelompok 5 (kd 3.5)Modul kelompok 5 (kd 3.5)
Modul kelompok 5 (kd 3.5)
 
Penguasaan teknologi pengolahan mineral logam untuk kemandirian bangsa
Penguasaan teknologi pengolahan mineral logam  untuk kemandirian bangsaPenguasaan teknologi pengolahan mineral logam  untuk kemandirian bangsa
Penguasaan teknologi pengolahan mineral logam untuk kemandirian bangsa
 
Chemistry Redoks
Chemistry RedoksChemistry Redoks
Chemistry Redoks
 
Elektrolisis
ElektrolisisElektrolisis
Elektrolisis
 
Buku siswa elektrolisis
Buku siswa elektrolisisBuku siswa elektrolisis
Buku siswa elektrolisis
 
Kimia anorganik
Kimia anorganikKimia anorganik
Kimia anorganik
 
Elekttrokimia
Elekttrokimia Elekttrokimia
Elekttrokimia
 
Tata nama-senyawa-karbon
Tata nama-senyawa-karbonTata nama-senyawa-karbon
Tata nama-senyawa-karbon
 
Senyawa Redoks
Senyawa RedoksSenyawa Redoks
Senyawa Redoks
 
Buku guru kimia 10
Buku guru kimia 10Buku guru kimia 10
Buku guru kimia 10
 
Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2Kesetimbangan kimia2
Kesetimbangan kimia2
 
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanSoal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
 

Similar to Melda

Reaksiredoks xii
Reaksiredoks xii Reaksiredoks xii
Reaksiredoks xii
andhy28
 
bacaan redoks.pdf
bacaan redoks.pdfbacaan redoks.pdf
bacaan redoks.pdf
HildaSarah2
 
Bab 6 larutan elektrolit dan konsep redoks
Bab 6 larutan elektrolit dan konsep redoksBab 6 larutan elektrolit dan konsep redoks
Bab 6 larutan elektrolit dan konsep redoks
baliviri xi-tkj
 
Reaksi reduksi oksidasi
Reaksi reduksi oksidasiReaksi reduksi oksidasi
Reaksi reduksi oksidasi
Friska Purba Sidadolog
 
larutan elektrolit dan konsep redoks
 larutan elektrolit dan konsep redoks larutan elektrolit dan konsep redoks
larutan elektrolit dan konsep redoks
mfebri26
 
Redokss
RedokssRedokss
Redokss
oRyZaQuinze
 
Reaksi reduksi oksidasi (melani punya)
Reaksi reduksi oksidasi (melani punya)Reaksi reduksi oksidasi (melani punya)
Reaksi reduksi oksidasi (melani punya)
wahyu321
 
Perbandingan larutan yang mengandung elektrolite
Perbandingan larutan yang mengandung elektrolitePerbandingan larutan yang mengandung elektrolite
Perbandingan larutan yang mengandung elektrolite
baliviri xitkj
 
IMELDA YULASMI.pptx
IMELDA YULASMI.pptxIMELDA YULASMI.pptx
IMELDA YULASMI.pptx
ssuserc5759d
 
Bab 6 larutan dan konsep redoks
Bab 6 larutan dan konsep redoksBab 6 larutan dan konsep redoks
Bab 6 larutan dan konsep redoks
wafiqasfari
 
Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02
Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02
Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02sanoptri
 
Bab6 larutan elektrolit dan konsep redoks | Kimia X
Bab6 larutan elektrolit dan konsep redoks | Kimia XBab6 larutan elektrolit dan konsep redoks | Kimia X
Bab6 larutan elektrolit dan konsep redoks | Kimia X
Bayu Ariantika Irsan
 
Bab 6 larutan elektrolit kelas x
Bab 6 larutan elektrolit kelas xBab 6 larutan elektrolit kelas x
Bab 6 larutan elektrolit kelas xSinta Sry
 
reaksi-redoks-xii_swd (2).ppt
reaksi-redoks-xii_swd (2).pptreaksi-redoks-xii_swd (2).ppt
reaksi-redoks-xii_swd (2).ppt
AntikNatashaGantinaR
 
deo rheza cordial X-8.ppt
deo rheza cordial X-8.pptdeo rheza cordial X-8.ppt
deo rheza cordial X-8.ppt
DewiMarhelly3
 
PENYETARAAN REAKSI REDOKS
PENYETARAAN REAKSI REDOKS PENYETARAAN REAKSI REDOKS
PENYETARAAN REAKSI REDOKS
Crj Ilfan Al-fan
 
Bab-4-Larutan-Elektrolit.pptx
Bab-4-Larutan-Elektrolit.pptxBab-4-Larutan-Elektrolit.pptx
Bab-4-Larutan-Elektrolit.pptx
Semester3
 

Similar to Melda (20)

Reaksiredoks xii
Reaksiredoks xii Reaksiredoks xii
Reaksiredoks xii
 
bacaan redoks.pdf
bacaan redoks.pdfbacaan redoks.pdf
bacaan redoks.pdf
 
Bab 6 larutan elektrolit dan konsep redoks
Bab 6 larutan elektrolit dan konsep redoksBab 6 larutan elektrolit dan konsep redoks
Bab 6 larutan elektrolit dan konsep redoks
 
Reaksi reduksi oksidasi
Reaksi reduksi oksidasiReaksi reduksi oksidasi
Reaksi reduksi oksidasi
 
larutan elektrolit dan konsep redoks
 larutan elektrolit dan konsep redoks larutan elektrolit dan konsep redoks
larutan elektrolit dan konsep redoks
 
Redokss
RedokssRedokss
Redokss
 
Lks redoks
Lks redoksLks redoks
Lks redoks
 
Reaksi reduksi oksidasi (melani punya)
Reaksi reduksi oksidasi (melani punya)Reaksi reduksi oksidasi (melani punya)
Reaksi reduksi oksidasi (melani punya)
 
Perbandingan larutan yang mengandung elektrolite
Perbandingan larutan yang mengandung elektrolitePerbandingan larutan yang mengandung elektrolite
Perbandingan larutan yang mengandung elektrolite
 
IMELDA YULASMI.pptx
IMELDA YULASMI.pptxIMELDA YULASMI.pptx
IMELDA YULASMI.pptx
 
redoks
redoksredoks
redoks
 
Bab6 laru
Bab6 laruBab6 laru
Bab6 laru
 
Bab 6 larutan dan konsep redoks
Bab 6 larutan dan konsep redoksBab 6 larutan dan konsep redoks
Bab 6 larutan dan konsep redoks
 
Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02
Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02
Bab6larutanelektrolitkelasx 141109050211-conversion-gate02
 
Bab6 larutan elektrolit dan konsep redoks | Kimia X
Bab6 larutan elektrolit dan konsep redoks | Kimia XBab6 larutan elektrolit dan konsep redoks | Kimia X
Bab6 larutan elektrolit dan konsep redoks | Kimia X
 
Bab 6 larutan elektrolit kelas x
Bab 6 larutan elektrolit kelas xBab 6 larutan elektrolit kelas x
Bab 6 larutan elektrolit kelas x
 
reaksi-redoks-xii_swd (2).ppt
reaksi-redoks-xii_swd (2).pptreaksi-redoks-xii_swd (2).ppt
reaksi-redoks-xii_swd (2).ppt
 
deo rheza cordial X-8.ppt
deo rheza cordial X-8.pptdeo rheza cordial X-8.ppt
deo rheza cordial X-8.ppt
 
PENYETARAAN REAKSI REDOKS
PENYETARAAN REAKSI REDOKS PENYETARAAN REAKSI REDOKS
PENYETARAAN REAKSI REDOKS
 
Bab-4-Larutan-Elektrolit.pptx
Bab-4-Larutan-Elektrolit.pptxBab-4-Larutan-Elektrolit.pptx
Bab-4-Larutan-Elektrolit.pptx
 

Melda

  • 1. Pernahkah kalian melihat besi yang berkarat? Mengapa besi jika dibiarkan tanpa perlindungan lama kelamaan terbentuk bintik-bintik merah pada permukaanya? Proses perkaratan logam merupakan contoh reaksi reduksi yang terjadi di alam. Munculnya bintik-bintik merah (karat) pada logam disebabkan logam mengikat oksigen dari udara dan air. Oksigen bereaksi dengan banyak unsur membentuk senyawa yang disebut sebagai oksida. Pengertian oksidasi dihubungkan dengan reaksi unsur atau senyawa dengan oksigen. Seiring dengan perkembangan kimia, istilah oksidasi dan reduksi juga dikembangkan dan disempurnakan. Perkembangan konsep reaksi reduksi oksidasi dibagi menjadi 3, yaitu : 1. Konsep reaksi redoks berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen 2. Konsep reaksi redoks berdasarkan transfer elektron 3. Konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi Pengertian Oksidasi dan Reduksi (Redoks) Kata Kunci: redoks Ditulis oleh Jim Clark pada 23-09-2004 Pengertian oksidasi dan reduksi disini lebih melihat dari segi transfer oksigen, hidrogen dan elektron. Disini akan juga dijelaskan mengenai zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor). Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer oksigen Dalam hal transfer oksigen, Oksidasi berarti mendapat oksigen, sedang Reduksi adalah kehilangan oksigen. Sebagai contoh, reaksi dalam ekstraksi besi dari biji besi: Karena reduksi dan oksidasi terjadi pada saat yang bersamaan, reaksi diatas disebut reaksi REDOKS. Zat pengoksidasi dan zat pereduksi Oksidator atau zat pengoksidasi adalah zat yang mengoksidasi zat lain. Pada contoh reaksi diatas, besi(III)oksida merupakan oksidator. Reduktor atau zat pereduksi adalah zat yang mereduksi zat lain. Dari reaksi di atas, yang merupakan reduktor adalah karbon monooksida. Jadi dapat disimpulkan: oksidator adalah yang memberi oksigen kepada zat lain, reduktor adalah yang mengambil oksigen dari zat lain 1
  • 2. Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen Definisi oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen ini sudah lama dan kini tidak banyak digunakan. Oksidasi berarti kehilangan hidrogen, reduksi berarti mendapat hidrogen. Perhatikan bahwa yang terjadi adalah kebalikan dari definisi pada transfer oksigen. Sebagai contoh, etanol dapat dioksidasi menjadi etanal: Untuk memindahkan atau mengeluarkan hidrogen dari etanol diperlukan zat pengoksidasi (oksidator). Oksidator yang umum digunakan adalah larutan kalium dikromat(IV) yang diasamkan dengan asam sulfat encer. Etanal juga dapat direduksi menjadi etanol kembali dengan menambahkan hidrogen. Reduktor yang bisa digunakan untuk reaksi reduksi ini adalah natrium tetrahidroborat, NaBH4. Secara sederhana, reaksi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor) Zat pengoksidasi (oksidator) memberi oksigen kepada zat lain, atau memindahkan hidrogen dari zat lain. Zat pereduksi (reduktor) memindahkan oksigen dari zat lain, atau memberi hidrogen kepada zat lain. Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer elektron Oksidasi berarti kehilangan elektron, dan reduksi berarti mendapat elektron. Definisi ini sangat penting untuk diingat. Ada cara yang mudah untuk membantu anda mengingat definisi ini. Dalam hal Contoh sederhana Reaksi redoks dalam hal transfer elektron: Tembaga(II)oksida dan magnesium oksida keduanya bersifat ion. Sedang dalam bentuk logamnya tidak bersifat ion. Jika reaksi ini ditulis ulang sebagai persamaan reaksi ion, ternyata ion oksida merupakan ion spektator (ion penonton). Jika anda perhatikan persamaan reaksi di atas, magnesium mereduksi iom tembaga(II) dengan memberi elektron untuk menetralkan muatan tembaga(II). Dapat dikatakan: magnesium adalah zat pereduksi (reduktor). Sebaliknya, ion tembaga(II) memindahkan elektron dari magnesium untuk menghasilkan ion magnesium. Jadi, ion tembaga(II) beraksi sebagai zat pengoksidasi (oksidator). 2
  • 3. Memang agak membingungkan untuk mempelajari oksidasi dan reduksi dalam hal transfer elektron, sekaligus mempelajari definisi zat pengoksidasi dan pereduksi dalam hal transfer elektron. Dapat disimpulkan sebagai berikut, apa peran pengoksidasi dalam transfer elektron: Zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain. Oksidasi berarti kehilangan elektron (OIL RIG). Itu berarti zat pengoksidasi mengambil elektron dari zat lain. Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron Atau dapat disimpulkan sebagai berikut: Suatu zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain. Itu berarti zat pengoksidasi harus direduksi. Reduksi berarti mendapat elektron (OIL RIG). Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron. Suatu reaksi serah terima elektron dan reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi redoks Contoh : HNO3+ H2S ——> NO + S + H2O +5 -2 +2 0 oksidasi(2) reduksi (3) 1.2. OKSIDASI DAN REDUKSi Reaksi oksidasi Reaksi pengikatan oksigen H2 + ½ O2 ——> H2O Reaksi pelepasan elektron HNO3+3H++3e ——> NO+H2O Mengalami pertambahan BILOKS H2S ——> S -2 0 Reaksi reduksi Reaksi pelepasan oksigen H2O ——> H2 + O2 Reaksi penangkapan elektron H2S ——> S+ 2H++2e Mengalami pengurangan BILOKS HNO3 ——> NO +5 +2 3
  • 4. 1.3. ATURAN BILANGAN OKSIDASI 1. Unsur bebas (misalnya H2, O2, N2, Fe, dan Cu) mempunyai bilangan oksidasi = 0 2. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalamsenyawa hidrida, bilangan oksidasi H = –1.Contoh: o Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1 o Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah –1 3. Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = –2, kecuali dalamsenyawa peroksida, bilangan oksidasi O = –1.Contoh: o Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, dan Na2O adalah –2 o Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 adalah –1 4. Unsur F selalu mempunyai bilangan oksidasi = –1. 5. Unsur logam mempunyai bilangan oksidasi selalu bertanda positif.Contoh: o Golongan IA (logam alkali: Li, Na, K, Rb, dan Cs) bilangan oksidasinya = +1 o Golongan IIA (alkali tanah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) bilangan oksidasinya = +2 6. Bilangan oksidasi ion tunggal = muatannya. Contoh: Bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe2+ adalah +2 7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0. Contoh : Dalam senyawa H2CO3 berlaku: 2 biloks H + 1 biloks C + 3 biloks O =0 8. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion. Dalam ion NH4+ berlaku 1 biloks N + 4 biloks H = + 1 1.4. PENYETARAAN REAKSI REDOKS Reaksi redoks dapat disetarakan dengan cara langsung (cara bilangan oksidasi) atau cara setengah reaksi. 1.4.1. Cara Langsung (Bilangan Oksidasi) Tentukan reaksi reduksi dan oksidasi Tulis perubahan biloks yang terjadi Samakan jumlah elektron yang dilepas dan diterima dengan menambahkan koefisien Hitung jumlah muatan kiri dan kanan Jika muatan kiri > kanan à tambahkan OH- pada ruas kiri Jika muatan kiri < kanan à tambahkan H+ pada ruas kiri Samakan jumlah H dengan menambahkan H2O pada ruas kanan Contoh : HNO3+ H2S——>NO + S + H2O Penyelesaian Langkah I Menentukan unsur yang mengalami perubahan biloks , yaitu N dan S langkah II Harga biloks yang mengalami perubahan HNO3+ H2S ——>O + S + H2O +5 -2 +2 0 Langkah III Unsur yang mengalami peristiwa reduksi dan oksidasi 4
  • 5. HNO3+ H2S——>NO + S + H2O +5 -2 +2 0 oksidasi(2) reduksi (3) Langkah IV HNO3 dan NO dikalikan 2 sedangkan H2S dan S dikalikan 3 sehingga reaksinya menjadi : 2 HNO3+ 3H2S——>2NO + 3S + H2O Langkah V Penyetaraan jumlah atom yaitu Penambahan koefisien pada H2O agar jumlah atom H dan O sama di ruas kiri dan kanan , maka jadi : 2 HNO3+ 3H2S——>2NO + 3S + 4H2O 1.4.2.Cara Setengah Reaksi Pecahlah reaksi menjadi dua persamaan (reaksi reduksi dan reaksi oksidasi ) Penyetaraan setiap persamaan ½ reaksi Menyetarakan atom O dan H dengan menambah koefisien Menyetarakan jumlah atom O dengan menambah H2Odiruas yang kekurangan O Menyetarakan jumlah atom H dengan menambah H+ diruas yang kekurangan H Menyetarakan jumlah muatan dengan menambahkan elektron seruas dengan H+ Menyetarakan jumlah elektron pada kedua persamaan ½ reaksi Menjumlahkan kedua persamaan setengah reaksi Contoh Soal : HNO3+ H2S——>NO + S + H2O Penyelesaian Langkah I Buat reaksi oksidasi dan reduksi Reduksi : HNO3——>NO Oksidasi : H2S——>S Langkah II Penyetaraan jumlah atom dan jumlah muatan HNO3+ 3H+ +3e——>NO + 2H2O (x2) H2S——>S + 2H+ + 2e (x3) Langkah III Jumlahkan kedua setengah reaksi 2HNO3+ 6H+ + 6e——>2NO + 4H2O 3H2S——>3S + 6H+ + 6e Menjadi, 2HNO3+3 H2S ——> 2NO +3 S + 4H2O ( prayoga wiguna, 2012, mkala rrx redoks. http://chayoy.blogspot.com/2012/04/makalah-redoks-reduksi- oksidasi.html Potensial Elektroda standar 5
  • 6. Potensial elektroda tidak dapat diukur. Yang dapat diukur adalag beda potensial dari kedua elektroda (dalam suatu sel).Untuk itu perlu suatu elektroda yang potensialnya diketahui dan ini tidak ada. Oleh karena itu dipilih elektroda hidrogen standar sebagai pembanding, dengan konvensi bahwa elektroda ini mempunyai potensial sama dengan nol. Untuk mengetahui potensial dari suatu elektroda, maka disusun suatu sel yang terdiri dari elektroda tersebut dipasangkan dengan elektroda hidrogen standar (Standard Hydrogen Electrode). Potensial suatu elektroda didefinisikan sebagai potensial sel yang dibentuk dari elektroda tersebut dengan elektroda hidrogen standar, dengan elektroda selalu bertindak sebagai katoda. Sebagai contoh potensial elektroda Cu2+/Cu adalah untuk sel : Karena pada adalah nol, maka : Jika diperoleh Esel untuk sel diatas adalah 0,337 V, jadi . Nilai potensial elektroda bukan nilai mutlak, melainkan relatif terhadap elektroda hidrogen. Karena potensial elektroda dari elektroda didefinisikan dengan menggunakan sel dengan elektroda bertindak sebagai katoda (ada di sebelah kanan pada notasi sel), maka potensial elektroda standar dari elektroda sesuai dengan reaksi reduksi yang terjadi pada elektroda tersebut. Oleh karena itu semua potensial elektroda standar adalah potensial reduksi. Dari definisi , Kanan dan kiri disini hanya berhubungan dengan notasi sel, tidak berhubungan dengan susunan fisik sel tersebut di laboratorium. Jadi yang diukur di laboratorium dengan potensiometer adalah emf dari sel sebagai volta atau sel galvani, dengan emf > 0. Sebagai contoh untuk sel yang terdiri dari elektroda seng dan elektroda hidrogen dari pengukuran diketahui bahwa elektron mengalir dari seng melalui rangkaian luar ke elektroda hidrogen dengan emf sel sebesar 0,762 V 6
  • 7. Jika potensial elektroda berharga positif, artinya elektroda tersebut lebih mudah mengalami reduksi daripada H+, dan jika potensial elektroda berharga negatif artinya elektroda tersebut lebih sulit untuk mengalami reduksi dibandingkan denga H +. Potensial elektroda seringkali disebut sebagai potensial elektroda tunggal, sebenarnya kata ini tidak tepat karena kita tahu bahwa elektroda tunggal tidak dapat diukur. Notasi Sel dan Potensial Sel Notasi sel Notasi sel digunakan untuk menggambarkan rangkaian sel volta dan reaksi redoks yang berlangsung didalamnya. Secara umum, penulisan notasi sel volta menurut konvensi IUPAC adalah sebagai berikut. Terdiri dari anode dan katode Tanda ‫ ׀׀‬adalah jembatan garamuntuk memisahkan anode dan katode Tanda ‫ ׀‬adalah batas fase untuk memisahkan anode dan katode Tanda koma(,) digunakan untuk memisahkan spesi-spesi dalam fase yang sama Elektrode anode terletak paling kiri dan elektrode katode paling kanan Elektrode inert tidak ditulis. Perhitungan Potensial sel Kemampuan suatu elektrokimia untuk mendorong elektron mengalir melalui rangkaian luar disebut potensial sel (Esel). Potensial sel Volta dapat ditentukan dengan melihat data potensial reduksi suatu elektroda yang biasa disebut potensial elektroda (E0). Setiap atam memiliki harga potensial elektroda yang nilainya merupakan harga relatif terhadap potensial elektroda atom hidrogen yang berharga 0 Volt. Oleh karena itu, potensial atom hydrogen disebut juga potensial electrode standar. Jadi potensial elektroda standar adalah potensial elektroda yang diukur pada keadaan standar, yaitu pada konsentarsi 1M atau tekanan gas 1 atm dan umumnya pada suhu 250C. 2H+ (1M) + 2e- H2(g): E0 = 0 Volt Menurut perjanjian, setiap unsur yang mengalami reaksi reduksi dengan hidrogen (hidrogen mengalami oksidasi), potensial reduksi unsur tersebut diberi tanda positif. Untuk memudahkan, coba perhatikan data potensial reduksi beberapa logam yang terdapat pada tabel dibawah ini: Potensial reduksi standart Hubungan antara potensial sel, energi bebas Gibbs dan konstanta kesetimbangan berhubungan langsung dalam persamaan multi-bagian berikut: G: energi bebas Gibbs ? G adalah perubahan Gibbs (gratis) energi untuk sistem dan? G ° adalah energi Gibbs perubahan untuk sistem dalam kondisi standar (1 atm, 298K). Pada diagram energi,? G dapat direpresentasikan sebagai: 7
  • 8. Dimana? G adalah perbedaan energi antara reaktan dan produk. Selain itu? G tidak dipengaruhi oleh faktor- faktor eksternal yang mengubah kinetika reaksi. Sebagai contoh jika sebuah E (energi aktivasi) adalah untuk menurunkan dengan adanya katalis atau energi kinetik dari molekul meningkat karena kenaikan temperatur, nilai? G akan tetap sama. E ° sel: Potensi your Standar E ° sel adalah gaya gerak listrik (juga disebut sel tegangan atau potensial sel) antara dua sel setengah. Semakin besar E ° sel reaksi semakin besar kekuatan pendorong elektron melalui sistem, semakin besar kemungkinan reaksi akan melanjutkan (lebih spontan). E ° sel diukur dalam volt (V). Tegangan keseluruhan sel = potensial setengah-sel dari reaksi reduksi + potensi setengah-sel dari reaksi oksidasi. Untuk mempermudah, E sel = E + E reduksi oksidasi atau E sel = E + E katoda anoda Potensi pengurangan oksidasi (kehilangan elektron) adalah negatif dari potensi potensi pengurangan (gain elektron). Tabel Kebanyakan hanya merekam reduksi standar setengah-reaksi. Dengan kata lain, sebagian besar tabel hanya mencatat potensial reduksi standar , sehingga untuk menemukan potensi oksidasi standar, cukup membalikkan bernyanyi potensi reduksi standar. * Catatan: Potensial reduksi lebih positif dari reaksi reduksi yang lebih spontan. Kami akan kembali spontanitas kemudian dalam modul. Saat melihat sel tabel potensi pengurangan, sel tinggi adalah di atas meja, potensi yang lebih tinggi memiliki sebagai agen pengoksidasi. Perbedaan antara sel dan sel E E º E º sel adalah sel potensial keadaan standar, yang berarti bahwa nilai ditentukan di bawah standar negara. Menyatakan standar termasuk konsentrasi 1 molar (mol per liter) dan tekanan atmosfer dari 1. Serupa dengan potensi sel keadaan standar, sel E º, sel E adalah non-standar negara potensial sel, yang berarti bahwa itu tidak ditentukan di bawah konsentrasi 1 molar dan tekanan 1 atm. Keduanya terkait erat dalam arti bahwa potensi sel standar yang digunakan untuk menghitung potensi untuk sel dalam banyak kasus. Lain disederhanakan bentuk persamaan yang kita biasanya melihat: atau dalam hal log basis 10, bukan logaritma natural (base e) Kedua persamaan berlaku saat suhu 25 º C. Penyimpangan dari 25 º C memerlukan penggunaan persamaan asli. Pada dasarnya, º E adalah E pada kondisi standar Contoh 8
  • 9. Apa nilai Ecell untuk sel volta di bawah ini: Pt (s) | Fe 2 + (0,1 M), Fe 3 + (0,2 M) | | Ag + (0,1 M) | Ag (s) E sel =? Analisis: Untuk menggunakan persamaan Nersnt, kita perlu membangun sel E o dan reaksi yang diagram sel sesuai sehingga bentuk reaksi quotient (Q) dapat terungkap. Begitu kita telah menentukan bentuk persamaan Nernst, kita bisa memasukkan konsentrasi spesies. Memecahkan: E o sel = E o katoda - E o anoda = E o Ag / Ag - E o Fe 3 + / Fe 2 + = 0.800V-0.771V = 0.029V Sekarang untuk menentukan Ecell untuk reaksi Fe 2 + (0,1 M) + Ag + (1.0M) → Fe 3 + (0.20M) + Ag (s) Gunakan persamaan Nernst E_ {} = 0.029V sel - (0.0592V / 1) log [Fe 3 +] / [Fe 2 +] [Ag] = 0.029V - 0.0592V * log [0,2] / [0,1] * [1,0] = 0.011V K: The Constant Equilibrium K adalah konstanta kesetimbangan reaksi dan diberikan oleh quotient reaksi: Hubungan Antara Tiga Hubungan antara? G, K, dan E ° sel dapat diwakili oleh diagram berikut. dimana R = 8,314 J mol C -1 T = Temp di K 9
  • 10. n = mol e - dari reaksi redoks yang seimbang F = s Faraday konstan = 96.485 C / mol E ° sel dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut: E ° sel = E ° (katoda) - E ° (anoda) = E ° (Pengurangan) - E ° (Oksidasi) Contoh Pertanyaan Cari E ° sel untuk reaksi setengah-berikut digabungkan Larutan 1. Tentukan katoda dan anoda dalam reaksi Zn (s) ↔ Zn 2 + (aq) + 2e - Anoda, Oksidasi (sejak Zn (s) menyatakan peningkatan oksidasi 0-2) Cu 2 + (aq) + 2e - Cu ↔ (s) Katoda, Pengurangan (sejak Cu 2 + (aq) menurunkan tingkat oksidasi 2-0) 2. Tentukan nilai E ° sel menggunakan tabel reduksi potensial standar Zn (s) ↔ Zn 2 + (aq) + 2e - 0.763 Cu 2 + (aq) + 2e - Cu ↔ (s) 0,340 3. Gunakan E ° sel = E ° katoda - E ° anoda = 0.340 - (-0,763) = 1,103 V Masalah 1. Cari E ° sel untuk 2BR - (aq) + I 2 (s) ↔ Br 2 (s) + 2I - (aq) 2. Cari ° E untuk Sn (s) ↔ Sn 2 + (aq) + 2e - 3. Cari E ° sel untuk Zn (s) | Zn 2 + (aq) | | Cr 3 + (aq), Cr 2 + (aq) (Lihat kunci jawaban untuk solusi) * Jika nilai E ° reaksi negatif, maka reaksi TIDAK spontan dan oleh karena reaksi reverse terjadi dan elektron yang mengalir dalam arah yang berlawanan. * Nilai-nilai ini ditabulasikan dalam tabel potensial reduksi standar. 10
  • 11. Ringkasan Tabel o E sel Delta G Q & K Hubungan Reaksi Arah Spontanitas (seperti yang tertulis) >0 - Q <K Depan Spontan <0 + Q> K Terbelakang Non-spontan =0 =0 Q=K Reaksi ada N/A Contoh Masalah Contoh Menggunakan? G =-RTlnK Pertanyaan: Mengingat K = 2.81x10 -16 untuk reaksi berikut Cu 2 + (aq) + Ag (s) ↔ Cu (s) + 2Ag +, temukan? G. Solusi: Gunakan rumus berikut: =? G-RTlnK = 8,314 x 298 x ln (2.81x10 -16) =-8.87x10 5 = 8,871 kJ Contoh Menggunakan? G =-NFE sel ° Pertanyaan: Cari? G untuk reaksi berikut: 2AL (s) +3 Br 2 (l) ↔ 2AL 3 + (aq, 1M) + 6Br - (aq, 1M) Solusi: Langkah 1: Pisahkan reaksi menjadi dua reaksi setengah 2AL (s) ↔ 2AL 3 + (aq) 3br 2 (l) ↔ 6Br - (aq, 1M) Langkah 2: Seimbangkan persamaan setengah menggunakan O, H, dan biaya dengan menggunakan e- 2AL (s) ↔ 2AL 3 + (aq) +6 e - 6e - + 3br 2 (l) ↔ 6Br - (aq) 11
  • 12. Langkah 3: Dari reaksi setengah seimbang, kita dapat menyimpulkan jumlah mol e - untuk digunakan nanti dalam perhitungan? G. Tentukan nilai E ° menggunakan potensial reduksi standar, menggunakan E ° sel tabel. 2AL 2 (s) ↔ Al 3 + (aq) +6 e--1.676V 3br 2 (l) + 6e - ↔ 6Br - (aq) 1,065 V Langkah 4: Tentukan E ° sel = E ° katoda - E ° anoda. = 1,065 - (-1,676) = 2,741 V Langkah 5: Setelah E ° sel telah dihitung dan jumlah mol elektron telah ditentukan, kita dapat menggunakan? G =-NFE sel ° = (-6 Mol e -) (96.458 C / mol e -) (2,741 V) =-1586kJ persamaan nernst Persamaan Nernst dan Sel Konsentrasi Persamaan Nernst Potensial sel non standar dapat dihitung dengan persamaan Nernst sebagai berikut Eo adalah potensial elektroda normal (potensial elektroda semua zat dalam reaksi sel dalam keadaan standar), n jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi, sedangkan oks dan red masing-masing menyatakan konsentrasi partikel hasil oksidasi dan konsentrasi partikel hasil reduksi. Sel Konsentrasi Pada sel konsentrasi digunakan dua elektrode yang sama namun konsentrasi larutannya yang berbeda. Elektrode dalam larutan pekat merupakan katode (tempat terjadinya reaksi reduksi) sedangkan elektrode dalam larutan encer merupakan anode (tempat terjadinya reaksi oksidasi). Misalnya untuk Zn | Zn2+(10-3 M) || Zn 2+(10-1 M) | Zn Maka untuk reaksi di atas yang mengalami reduksi adalah Zn 2+(10-1 M) karena lebih pekat daripada Zn2+(10- 3 M) sedangkan Zn yang mengalami oksidasi. Untuk penggunaan rumus sama dengan persamaan Nernst, yaitu Dalam elektrokimia, persamaan Nernst adalah persamaan yang dapat digunakan (dalam hubungannya dengan informasi lainnya) untuk menentukan potensial kesetimbangan reduksi dari sel-setengah dalam sel elektrokimia. Hal ini juga dapat digunakan untuk menentukan tegangan total (gaya elektro) untuk sel elektrokimia penuh. Hal ini dinamai setelah fisik kimiawan Jerman yang pertama kali dirumuskan itu, Walther Nernst [1] [2]. Isi [Hide] * 1 Ekspresi * 2 Nernst potensi * 3 Penurunan o 3.1 Menggunakan faktor Boltzmann o entropi 3.2 Menggunakan dan energi Gibbs * 4 Hubungan dengan keseimbangan * 5 Keterbatasan * 6 Lihat juga 12
  • 13. * 7 Referensi * 8 Pranala luar [Sunting] Ekspresi Kedua (akhirnya setara) persamaan untuk kedua kasus (setengah-sel, sel penuh) adalah sebagai berikut: E_ text {merah} = e ^ { ominus} _ text {merah} - frac {RT} {zF} ln frac {a_ text {Red}} {a_ text {}} Ox (setengah -sel potensial reduksi) E_ text {sel} = E ^ { ominus} _ text {sel} - frac {RT} {zF} ln Q (potensial sel total) mana * Ered adalah pengurangan setengah-sel potensial pada suhu kepentingan * Eored adalah setengah-sel potensial reduksi standar * Ecell adalah potensial sel (gaya gerak listrik) * Eocell adalah potensial sel standar pada suhu kepentingan * R adalah konstanta gas universal: R = 8,314 472 (15) J K-1 mol-1 T * adalah temperatur absolut * Adalah aktivitas kimia untuk spesies yang relevan, di mana aRed merupakan reduktor dan AOX adalah oksidan. AX = γXcX, di mana γX adalah koefisien aktivitas spesies X. (Sejak koefisien aktivitas cenderung kesatuan pada konsentrasi rendah, kegiatan di persamaan Nernst sering diganti dengan konsentrasi sederhana.) F * adalah, Faraday konstan jumlah coulomb per mol elektron: F = 9,648 533 99 (24) × 104 C mol-1 * Z adalah jumlah mol elektron yang ditransfer dalam reaksi sel atau setengah reaksi * Q adalah hasil bagi reaksi. Pada suhu kamar (25 ° C), RT / F mungkin akan diperlakukan seperti konstan dan digantikan oleh 25,693 mV untuk sel. Persamaan Nernst sering dinyatakan dalam logaritma basis 10 (yaitu, logaritma umum) daripada logaritma alami, dalam hal ini ditulis, untuk sel pada 25 ° C: E = E ^ 0 - frac {0,05916 mbox {V}} {z} log_ {10} frac {a_ text {Red}} {a_ text {}} Ox. Persamaan Nernst digunakan dalam fisiologi untuk menemukan potensi listrik dari membran sel yang berkaitan dengan satu jenis ion. [Sunting] Nernst potensi Artikel utama: potensi Pembalikan Persamaan Nernst memiliki aplikasi fisiologis ketika digunakan untuk menghitung potensi dari suatu ion biaya z melintasi membran. Potensi ini ditentukan dengan konsentrasi ion baik di dalam maupun di luar sel: E = frac {z} {RT F} ln frac {[ text {ion luar sel }]}{[ text {ion di dalam sel}]} = 2,303 frac {z} {RT F} log_ {10} frac {[ text {ion luar sel }]}{[ text {ion di dalam sel}]}. Ketika membran berada dalam kesetimbangan termodinamika (yaitu, tidak ada fluks bersih ion), potensi membran harus sama dengan potensi Nernst. Namun, dalam fisiologi, karena pompa ion aktif, dalam dan luar sel tidak dalam ekuilibrium. Dalam hal ini, potensi istirahat dapat ditentukan dari persamaan Goldman: E_ {m} = frac {RT} {F} ln { left ( frac { sum_ {i} ^ {N} P_ {M ^{+}_{ i}} [M ^{+}_ {i}] _ mathrm {keluar} + sum_ {j} ^ {M} P_ {A j ^{-}_{}} [A _] ^{-}_{ j} mathrm {di}} { sum_ {i} ^ {N} P_ {M ^{+}_{ i}} [M ^{+}_{ i}] _ mathrm {di} + sum_ {j} ^ {M} P_ {A ^{-}_{ j}} [A ^{-}_{ j}] _ mathrm 13
  • 14. {keluar}} right)} * Em = Potensi membran (dalam volt, setara dengan joule per coulomb) * Pion = permeabilitas untuk ion yang (dalam meter per detik) * [Ion] keluar = konsentrasi ion ekstraselular itu (dalam mol per meter kubik, untuk mencocokkan SI unit lain, meskipun unit sangat tidak penting, sebagai istilah konsentrasi ion menjadi rasio berdimensi) * [Ion] di = konsentrasi intraseluler dari ion (dalam mol per meter kubik) * R = konstanta gas ideal (joule per kelvin per mol) * T = Suhu dalam Kelvin * F = konstanta Faraday (coulomb per mol) Potensi di membran sel yang persis menentang difusi bersih setelah dikurangi dengan ion tertentu melalui membran disebut Nernst potensi ion itu. Seperti yang terlihat di atas, besarnya potensi Nernst ditentukan oleh rasio konsentrasi ion yang spesifik pada kedua sisi membran. Semakin besar rasio ini semakin besar kecenderungan ion untuk berdifusi dalam satu arah, dan karena itu semakin besar potensi Nernst diperlukan untuk mencegah difusi. [Sunting] Penurunan [Sunting] Menggunakan faktor Boltzmann Untuk mempermudah, kami akan mempertimbangkan solusi dari molekul redoks-aktif yang mengalami reaksi reversibel satu-elektron Text {Ox} + e ^ - rightleftharpoons text {Red} , dan yang berpotensi standar nol. Nakan kimia yang potensial dari solusi ini adalah perbedaan antara hambatan energi untuk mengambil elektron dari dan untuk memberikan elektron pada elektroda kerja yang potensial elektrokimia pengaturan solusi itu.(nizz G Sukarya, 2010, peesamaan nerst, http://nizzgsukarya.blogspot.com/2010_12_21_archive.html Reaksi Redoks Kata Kunci: bilangan oksidasi logam, mekanisme koordinasi dalam, mekanisme koordinasi luar, Reaksi Redoks, reaksi senyawa, transfer elektron Ditulis oleh Taro Saito pada 08-12-2009 Bilangan oksidasi logam dalam senyawa logam transisi dapat bervariasi dari rendah ke tinggi. Bilangan oksidasi ini dapat berubah dengan reaksi redoks. Akibat hal ini, jarak ikatan dan sudut ikatan antara logam dan unsur yang terkoordinasi, atau antar logam, berubah dan pada saat tertentu keseluruhan struktur kompleks dapat terdistorsi secara dramatik atau bahkan senyawanya dapat terdekomposisi. Reaksi senyawa logam transisi dengan berbagai bahan oksidator atau reduktor juga sangat penting dari sudut pandang sintesis. Khususnya, reaksi reduksi digunakan dalam preparasi senyawa organologam, misalnya senyawa kluster atau karbonil logam. Sementara itu, studi transfer elektron antar kompleks, khususnya reaksi redoks senyawa kompleks logam transisi telah berkembang. Taube mendapat hadiah Nobel (1983) untuk studi reaksi transfer elektron dalam kompleks logam transisi dan mengklasifikasikan reaksi ini dalam dua mekanisme. Mekanisme transfer elektron dengan ligan jembatan digunakan bersama antara dua logam disebut dengan mekanisme koordinasi dalam, dan mekanisme reaksi yang melibatkan transfer langsung antar logam tanpa ligan jembatan disebut mekanisme koordinasi luar. Mekanisme koordinasi dalam bila [CoCl(NH3)5]2+ direduksi dengan [Cr(OH2)6]2+, suatu kompleks senyawa antara, [(NH3)5Co-Cl-Cr(OH2)5]4+, terbentuk dengan atom khlor membentuk jembatan antara kobal dan khromium. Sebagai akibat transfer elektron antara khromium ke kobalmelalui khlor, terbentuk [Co(NH 3)5Cl]+, dengan kobal direduksi dari trivalen menjadi divalen, dan [Cr(OH 2)6]3+, dengan khromium dioksidasi dari 14
  • 15. divalen menjadi trivalen. Reaksi seperti ini adalah jenis reaksi redoks melalui mekanisme koordinasi dalam. Anion selain halogen yang cocok untuk pembentukan jembatan semacam ini adalah SCN-, N3-, CN-,dsb. Mekanisme koordinasi luar. Bila [Fe(phen)3]3+ (phen adalah ortofenantrolin) direduksi dengan [Fe(CN) 6]4- , tidak ada jembatan ligan antar logam dan elektron berpindah dari HOMO Fe(II) ke LUMO Fe(III) dalam waktu yang sangat singkat dan kontak langsung antar dua kompleks. Akibat transfer elektron ini, terbentuk [Fe(phen)3]2+ dan [Fe(CN)6]3-. Reaksi seperti ini adalah reaksi redoks melalui mekanisme koordinasi luar, dan karakteristik sistem kompleks yang memiliki laju substitusi ligan yang sangat lambat dibandingkan dengan laju transfer elektron, khususnya dalam sistem yang memiliki ligan yang sama tetapi bilangan oksidasi yang berbeda, [Fe(CN)6]3- dan [Fe(CN)6]4- yang memiliki laju transfer elektron yang besar. R. A. Marcus mendapatkan hadiah Nobel (1992) untuk studi mekanisme transfer elektron koordinasi luar ini.chem-is-try.org, 2009, http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-logam-transisi/reaksi- redoks/  14. 4. REAKSI DISPROPORSIONASI DAN KOMPROPORSIONASI REAKSI DISPROPOSIONASI adalahreaksi reduksi sekaligus reaksi oksidasi yangterjadi dalam suatu zat. 0 +1 -1Contoh: 2Cl2(g) + 2H2O(l) 2HClO(aq) + 2HCl(g) 0 +1 -1 oksidasi reduksiPada reaksi ini biloks klorin berubah dari 0menjadi (+1) dalam HClO dan (-1) dalam HCl  15. REAKSI KOMPROPORSIONASI adalahkebalikan dari reaksi Disproporsionasi, yaitureaksi redoks dimana hasil reduksi danoksidasinya sama. Contoh: 2H2S + SO2 3S + 2H2O -2 +4 0 Oksidasi Reduksi Reaksi Disproporsionasi Dan Konproporsionasi Reaksi autoredoks atau disproporsionasi adalah reaksi redoks yang oksidator dan reduktornya merupakan zat yang sama. Jadi, sebagian dari zat itu mengalami oksidasi dan sebagian lagi mengalami reduksi. Contoh : Sebagian dari gas klorin (Cl2) (biloks = 0) mengalami reduksi menjadi NaCl (biloks = -1) dan sebagian lagi mengalami oksidasi menjadi NaClO ( biloks = +1). Reaksi konproporsionasi merupakan kebalikan dari reaksi disproporsionasi, yaitu reaksi redoks dimana hasil reduksi dan oksidasinya sama. Contoh : Pada reaksi tersebut hasil reduksi dan oksidasinya merupakan zat yang sama, yaitu belerang (S). Reaksi Autoredoks (Reaksi Disproporsionasi) Mungkinkah dalam satu reaksi, suatu unsur mengalami reaksi reduksidan oksidasi sekaligus? Satu unsur dalam suatu reaksi mungkin saja mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus. Hal ini karena ada unsur yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu jenis.Reaksi redoks di mana satu unsur mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus disebut reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi). 15
  • 16. Contoh: contoh Apakah reaksi berikut termasuk reaksi autoredoks atau bukan? Jelaskan!2 H 2S + SO2-> 3S + 2 H2O Jawab: Perubahan bilangan oksidasi unsur-unsur pada reaksi tersebut sebagai berikut. Pada reaksi tersebut, H2S berfungsi sebagai reduktor sedangkan SO2 berfungsi sebagaioksidator, sehingga reaksi tersebut termasuk autoredoks. Contoh : I2 + NaOH -> NaI + NaIO3 + H2O REAKSI DISPROPORSIONASI Reaksi disproporsionasi adalah reaksi redoks dimana hanya satu jenis atom mengalami reaksi reduksi dan oksidasi sekaligus (yang bilangan oksidasinya berubah) Contoh: Cl2 + KOH → KClO3 + KCl + H2O 0 +5 -1 Oks Reduksi H2O2(l) →H2O(l) + O2(g) Biloks atom O dalam H2O2 adalah –1 (aturan c.3). Setelah terurai berubah menjadi –2 (dalam H2O) dan 0 dalam (O2). Persamaan kerangkany 16
  • 17. Frost-Ebsworth diagram. Frost-Ebsworth diagram adalah representasi grafis dari stabilitas oksidasi yang berbeda. ΔG0-atau-ΔG0 / F nilai yang diplot terhadap N (keadaan oksidasi). Ingatlah bahwa-ΔG0 / F = zE0. Sebuah diagram Frost-Ebsworth dapat dibangun dari diagram Latimer pencocokan, hal ini dilakukan dengan langkah-demi-langkah perhitungan nilai berikutnya, dengan set pertama pada 0, misalnya E0 untuk Mn ke Mn2 + adalah-2.38V, dan dari Mn2 + ke Mn3 + E0 adalah 1.54V:-ΔG0 / F = zE0 = 1 • 1,54, dan 1,54 -2.38 + = -0.84 → Mn3 + =-0.84V. Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari diagram: - Titik terendah dalam diagram merupakan yang paling (termodinamika) negara stabil. - Spesies arah atas-kanan diagram adalah oksidasi yang kuat. - Bertentangan dengan diagram Latimer, nilai di sini dapat ditambahkan. - Dalam Housecroft Frost-Ebsworth diagram pergi dari kiri ke kanan merupakan oksidasi, dan E0 menyertainya dapat dihitung. Misalnya: Mn (s) ↔ Mn2 + (aq) + 2e-, sehingga E0 = E0red - E0ox = zE0 / z = - (-2.38 / 2) = 1.19V. - "Convex poin" adalah titik-titik yang terletak di atas garis yang ditarik antara titik tetangga, spesies pada titik- titik ini tidak stabil sehubungan dengan spesies tetangga, dan dengan demikian akan tidak proporsional (lihat gambar reaksi). - Sebaliknya, "cekung poin" (yang terletak di bawah baris ini), adalah stabil sehubungan dengan disproporsionasi. 7 6: Frost-Ebsworth diagram. 0 atau-0? Frost-Ebsworth diagram adalah representasi grafis dari stabilitas oksidasi yang berbeda. -? G G / F nilai bahwa-0? 0 yang diplot terhadap N (keadaan oksidasi). Ingatlah G / F = ze. Sebuah diagram Frost-Ebsworth dapat dibangun dari diagram Latimer yang cocok, hal ini dilakukan dengan langkah-demi-langkah perhitungan nilai berikutnya, dengan set pertama pada 0, misalnya E 0 untuk Mn ke Mn 2 + adalah - 2 .38 V , dan dari Mn 2 + untuk Mn 3 + E 0 adalah 1.54V: 0-? G / F = Ze 0 = 1 · 1,54, dan 1,54 -2.38 = -0.84 → Mn 3 + =-0.84V +. Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari diagram: - Titik terendah dalam diagram merupakan yang paling (termodinamika) negara stabil. - Spesies arah atas-kanan diagram adalah oksidasi yang kuat. - Bertentangan dengan diagram Latimer, nilai di sini dapat ditambahkan. - Dalam Housecroft Frost-Ebsworth diagram pergi dari kiri ke kanan merupakan oksidasi, dan E yang menyertainya 0 dapat dihitung. Misalnya: Mn (s) ↔ Mn 2 + (aq) + 2e -, sehingga E = 0 E 0 red - E 0 ox = 0 ze / z = - (-2.38 / 2) = 1.19V. - "Convex poin" adalah titik-titik yang terletak di atas garis yang ditarik antara titik tetangga, spesies pada titik-titik ini tidak stabil sehubungan dengan spesies tetangga, dan dengan demikian akan tidak proporsional (lihat gambar reaksi). - Sebaliknya, "cekung poin" (yang terletak di bawah baris ini), adalah stabil sehubungan dengan disproporsionasi. 17