Makalah ini membahas tentang alergi yang disebabkan oleh faktor anorganik seperti suhu, makanan, dan debu. Dijelaskan mekanisme terjadinya reaksi alergi melalui tahap sensitisasi dan elisitasi yang melibatkan antibodi IgE. Terdapat berbagai gejala alergi mulai dari ringan hingga berat seperti anafilaksis."
Makalah ini membahas hipersensitivitas atau alergi, yang terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap bahan-bahan yang biasanya tidak berbahaya. Mekanisme utamanya melibatkan produksi berlebihan antibodi IgE yang mengaktifkan sel mast dan basofil untuk melepaskan mediator seperti histamin, menyebabkan gejala alergi. Alergi dapat diklasifikasikan menjadi 4 tipe utama berdasarkan mekanisme patofisiologis
Alergi makanan disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein makanan yang dianggap berbahaya. Gejala umumnya muncul dalam 2 jam setelah konsumsi dan bervariasi dari ringan hingga berbahaya. Bayi lebih rentan terhadap alergi makanan dibandingkan anak-anak atau orang dewasa. Pengobatan utama adalah menghindari makanan penyebab alergi.
Dokumen tersebut membahas tentang alergi makanan, mulai dari tujuan perkuliahan, definisi istilah, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaan alergi makanan."
Makalah ini membahas tentang alergi yang disebabkan oleh faktor anorganik seperti suhu, makanan, dan debu. Dijelaskan mekanisme terjadinya reaksi alergi melalui tahap sensitisasi dan elisitasi yang melibatkan antibodi IgE. Terdapat berbagai gejala alergi mulai dari ringan hingga berat seperti anafilaksis."
Makalah ini membahas hipersensitivitas atau alergi, yang terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap bahan-bahan yang biasanya tidak berbahaya. Mekanisme utamanya melibatkan produksi berlebihan antibodi IgE yang mengaktifkan sel mast dan basofil untuk melepaskan mediator seperti histamin, menyebabkan gejala alergi. Alergi dapat diklasifikasikan menjadi 4 tipe utama berdasarkan mekanisme patofisiologis
Alergi makanan disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap protein makanan yang dianggap berbahaya. Gejala umumnya muncul dalam 2 jam setelah konsumsi dan bervariasi dari ringan hingga berbahaya. Bayi lebih rentan terhadap alergi makanan dibandingkan anak-anak atau orang dewasa. Pengobatan utama adalah menghindari makanan penyebab alergi.
Dokumen tersebut membahas tentang alergi makanan, mulai dari tujuan perkuliahan, definisi istilah, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaan alergi makanan."
Dokumen tersebut membahas tentang alergi makanan, termasuk definisi, jenis, alergen penyebab, diagnosa, dan pencegahannya. Alergi makanan dapat berupa reaksi IgE maupun non-IgE, dan makanan seperti susu, telur, kacang-kacangan sering menjadi penyebabnya. Diagnosa didasarkan pada riwayat, tes kulit atau darah, serta uji eliminasi dan provokasi. Pencegahannya meliputi prevensi primer se
Teks tersebut membahas mekanisme reaksi alergi dan hipersensitivitas. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa:
1. Reaksi alergi terjadi karena respon berlebihan sistem kekebalan terhadap alergen
2. Reaksi hipersensitivitas dibedakan menjadi 4 tipe berdasarkan mekanisme dan waktunya
3. Tipe I (anafilaksis) terjadi karena IgE yang terikat pada sel mast menyebabkan pelepasan mediator
Reaksi alergi disebabkan oleh alergen yang menimbulkan respon imun berlebihan dari sistem kekebalan tubuh. Reaksi alergi dibagi menjadi empat tipe berdasarkan mekanisme dan lamanya reaksi, yaitu tipe I (reaksi cepat), tipe II (sitotoksik), tipe III (kompleks imun), dan tipe IV (lambat). Setiap tipe memiliki mekanisme dan penyakit yang berbeda-beda. Diagnosis reaksi alergi bertujuan
Paragraf pertama menjelaskan definisi alergi dan hipersensitivitas sebagai reaksi sistem imun terhadap antigen yang tidak berbahaya. Paragraf berikutnya menjelaskan empat tipe reaksi hipersensitif yang melibatkan berbagai jenis sel dan antibodi. Dokumen ini membahas mekanisme produksi IgE dan peran IgE dalam reaksi alergi serta kriteria protein yang berperan sebagai alergen.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERSENSITIVITAS.pptxSiskaRahmawati10
Sistem imun tubuh melindungi tubuh dari berbagai bahan asing. Alergi terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat non-berbahaya seperti makanan. Gejala alergi dapat muncul di kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan akibat pelepasan histamin. Diagnosis didasarkan pada riwayat pasien, pemeriksaan fisik, dan tes kulit atau darah.
Makalah ini membahas tentang hipersensitivitas yang merupakan reaksi imun berlebihan yang merusak jaringan tubuh. Terdapat empat tipe hipersensitivitas yaitu tipe I (anafilaksis), II (sitotoksik), III (imun kompleks), dan IV (lambat). Gejala hipersensitivitas meliputi asma, mual, gatal, dan pembengkakan. Pemeriksaan fisik dan penunjang seperti uji kulit dan pemeriksaan darah dap
1. Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh dimana tubuh menjadi hipersensitif terhadap bahan non-imunogenik.
2. Reaksi tipe I disebut reaksi cepat yang timbul kurang dari 1 jam setelah terpapar alergen, yang melibatkan antibodi IgE dan sel mast.
3. Reaksi tipe I dapat sistemik atau lokal, dengan pemberian secara sistem menimbulkan anafilaksis yang menyebabkan ge
Alergi merupakan suatu reaksi hipersensitivitas akibat induksi oleh
imunoglobulin E (IgE) yang spesifik terhadap alergen tertentu yang berikatan
dengan sel mast atau sel basofil. Ketika antigen terikat, terjadi silang molekul IgE,
sel mast manusia dirangsang untuk berdegranulasi dan melepaskan histamin,
leukotrein, kinin, Plateletes Activating Factor (PAF), dan mediator lain dari
hipersensitivitas, dimana histamin merupakan penyebab utama berbagai macam
alergi.4,18 Reaksi hipersensitivitas terjadi akibat aktivitas berlebihan oleh antigen
atau gangguan mekanisme yang akan menimbulkan suatu keadaan
imunopatologik.19 Reaksi timbul akibat paparan terhadap bahan yang pada
umumnya tidak berbahaya dan banyak ditemukan dalam lingkungan. Menurut
Gell dan Coombs, reaksi hipersensitivitas dibagi dalam 4 tipe, yaitu tipe I, II, III,
dan IV, dimana hipersensitivitas tipe I merupakan reaksi hipersensitivitas
anafilaktik atau reaksi alergi.4, 18-20
10
2.1.2 Etiologi
Eiologi alergi multifaktorial. Diantaranya dapat berasal dari agen, host,
dan lingkungan. Host dapat berupa daya tahan tubuh dan usia dimana usia dini
semakin rentan terhadap alergi. Lingkungan dapat berupa suhu, musim. Agen
dapat berupa alergen. Reaksi alergi yang timbul akibat paparan alergen pada
umumnya tidak berbahaya dan banyak ditemukan dalam lingkungan dan sangat
beragam.4 Diantaranya adalah antibiotik, ekstrak alergen, serum kuda, zat
diagnostik, bisa (venom), produk darah, anestetikum lokal, makanan, enzim,
hormon, dan lain-lain. Antibiotik dapat berupa penisilin dan derivatnya, basitrasin,
neomisin, tetrasiklin, sterptomisin, sulfonamid. Ekstrak alergen dapat berupa
rumput-rumputan atau jamur, serum ATS, ADS, dan anti bisa ular. Produk darah
seperti gamaglobulin dan kriopresipitat dapat menyebabkan alergi. Makanan yang
dapat menjadi penyebab alergi diantaranya susu sapi, kerang, kacang-kacangan,
ikan, telur, dan udang.19
2.1.3 Epidemiologi Alergi
Prevalensi alergi di dunia meningkat secara dramatis di negara maju dan
negara berkembang. Peningkatan alergi terutama terjadi pada anak dari
meningkatnya tren yang telah terjadi selama dua dekade terakhir. Meskipun
begitu, pelayanan untuk pasien dengan penyakit alergi jauh dari ideal.
1 Prevalensi
alergi telah meningkat, maka alergi harus dianggap sebagai masalah kesehatan
utama. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Diperkirakan 300 juta
11
orang memiliki asma, sekitar 50% diantaranya tinggal di negara-negara
berkembang dengan akses terbatas terhadap obat esensial. Oleh karena itu, asma
sering tidak terkontrol di daerah-daerah. Empat ratus juta orang di seluruh dunia
memiliki rhinitis,
1,2,3 serta 5-15% populasi anak di seluruh dunia menderita
alergi.
4
Dua studi internasional besar mengenai alergi, International Study of
Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) dan European Community
Respiratory Health Survey (ECRHS), telah mempelajari prevalensi asma dan Reaksi abnormal dari dalam tubuh
manusia, dimana tubuh itu menjadi
sensitif terhadap
Makalah ini membahas tentang mengatasi alergi susu sapi pada anak usia dini. Alergi susu sapi disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan, serta sistem kekebalan tubuh anak yang belum matang. Gejalanya berupa gangguan kulit, saluran cerna, dan pernafasan. Cara mengatasinya adalah mengganti susu sapi dengan susu formula hypoallergenic atau susu kambing/domba yang sesuai dengan gejala anak.
Dokumen tersebut membahas tentang imunologi yang meliputi pengertian antibodi, antigen, jenis-jenis kekebalan, reaksi antara antigen dan antibodi, serta berbagai penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh seperti alergi dan autoimun.
Dokumen tersebut membahas tentang hipersensitivitas atau alergi, termasuk definisi, jenis, mekanisme, gejala, diagnosis dan penanganannya. Hipersensitivitas adalah reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing yang biasanya tidak berbahaya. Terdapat empat jenis hipersensitivitas yang berbeda mekanismenya, dan gejala umum meliputi urtikaria, sesak napas, dan gangguan saluran cerna. Diagnosis
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Dokumen tersebut membahas tentang alergi makanan, termasuk definisi, jenis, alergen penyebab, diagnosa, dan pencegahannya. Alergi makanan dapat berupa reaksi IgE maupun non-IgE, dan makanan seperti susu, telur, kacang-kacangan sering menjadi penyebabnya. Diagnosa didasarkan pada riwayat, tes kulit atau darah, serta uji eliminasi dan provokasi. Pencegahannya meliputi prevensi primer se
Teks tersebut membahas mekanisme reaksi alergi dan hipersensitivitas. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa:
1. Reaksi alergi terjadi karena respon berlebihan sistem kekebalan terhadap alergen
2. Reaksi hipersensitivitas dibedakan menjadi 4 tipe berdasarkan mekanisme dan waktunya
3. Tipe I (anafilaksis) terjadi karena IgE yang terikat pada sel mast menyebabkan pelepasan mediator
Reaksi alergi disebabkan oleh alergen yang menimbulkan respon imun berlebihan dari sistem kekebalan tubuh. Reaksi alergi dibagi menjadi empat tipe berdasarkan mekanisme dan lamanya reaksi, yaitu tipe I (reaksi cepat), tipe II (sitotoksik), tipe III (kompleks imun), dan tipe IV (lambat). Setiap tipe memiliki mekanisme dan penyakit yang berbeda-beda. Diagnosis reaksi alergi bertujuan
Paragraf pertama menjelaskan definisi alergi dan hipersensitivitas sebagai reaksi sistem imun terhadap antigen yang tidak berbahaya. Paragraf berikutnya menjelaskan empat tipe reaksi hipersensitif yang melibatkan berbagai jenis sel dan antibodi. Dokumen ini membahas mekanisme produksi IgE dan peran IgE dalam reaksi alergi serta kriteria protein yang berperan sebagai alergen.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIPERSENSITIVITAS.pptxSiskaRahmawati10
Sistem imun tubuh melindungi tubuh dari berbagai bahan asing. Alergi terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat non-berbahaya seperti makanan. Gejala alergi dapat muncul di kulit, saluran pernafasan, dan saluran pencernaan akibat pelepasan histamin. Diagnosis didasarkan pada riwayat pasien, pemeriksaan fisik, dan tes kulit atau darah.
Makalah ini membahas tentang hipersensitivitas yang merupakan reaksi imun berlebihan yang merusak jaringan tubuh. Terdapat empat tipe hipersensitivitas yaitu tipe I (anafilaksis), II (sitotoksik), III (imun kompleks), dan IV (lambat). Gejala hipersensitivitas meliputi asma, mual, gatal, dan pembengkakan. Pemeriksaan fisik dan penunjang seperti uji kulit dan pemeriksaan darah dap
1. Alergi atau hipersensitivitas adalah kegagalan kekebalan tubuh dimana tubuh menjadi hipersensitif terhadap bahan non-imunogenik.
2. Reaksi tipe I disebut reaksi cepat yang timbul kurang dari 1 jam setelah terpapar alergen, yang melibatkan antibodi IgE dan sel mast.
3. Reaksi tipe I dapat sistemik atau lokal, dengan pemberian secara sistem menimbulkan anafilaksis yang menyebabkan ge
Alergi merupakan suatu reaksi hipersensitivitas akibat induksi oleh
imunoglobulin E (IgE) yang spesifik terhadap alergen tertentu yang berikatan
dengan sel mast atau sel basofil. Ketika antigen terikat, terjadi silang molekul IgE,
sel mast manusia dirangsang untuk berdegranulasi dan melepaskan histamin,
leukotrein, kinin, Plateletes Activating Factor (PAF), dan mediator lain dari
hipersensitivitas, dimana histamin merupakan penyebab utama berbagai macam
alergi.4,18 Reaksi hipersensitivitas terjadi akibat aktivitas berlebihan oleh antigen
atau gangguan mekanisme yang akan menimbulkan suatu keadaan
imunopatologik.19 Reaksi timbul akibat paparan terhadap bahan yang pada
umumnya tidak berbahaya dan banyak ditemukan dalam lingkungan. Menurut
Gell dan Coombs, reaksi hipersensitivitas dibagi dalam 4 tipe, yaitu tipe I, II, III,
dan IV, dimana hipersensitivitas tipe I merupakan reaksi hipersensitivitas
anafilaktik atau reaksi alergi.4, 18-20
10
2.1.2 Etiologi
Eiologi alergi multifaktorial. Diantaranya dapat berasal dari agen, host,
dan lingkungan. Host dapat berupa daya tahan tubuh dan usia dimana usia dini
semakin rentan terhadap alergi. Lingkungan dapat berupa suhu, musim. Agen
dapat berupa alergen. Reaksi alergi yang timbul akibat paparan alergen pada
umumnya tidak berbahaya dan banyak ditemukan dalam lingkungan dan sangat
beragam.4 Diantaranya adalah antibiotik, ekstrak alergen, serum kuda, zat
diagnostik, bisa (venom), produk darah, anestetikum lokal, makanan, enzim,
hormon, dan lain-lain. Antibiotik dapat berupa penisilin dan derivatnya, basitrasin,
neomisin, tetrasiklin, sterptomisin, sulfonamid. Ekstrak alergen dapat berupa
rumput-rumputan atau jamur, serum ATS, ADS, dan anti bisa ular. Produk darah
seperti gamaglobulin dan kriopresipitat dapat menyebabkan alergi. Makanan yang
dapat menjadi penyebab alergi diantaranya susu sapi, kerang, kacang-kacangan,
ikan, telur, dan udang.19
2.1.3 Epidemiologi Alergi
Prevalensi alergi di dunia meningkat secara dramatis di negara maju dan
negara berkembang. Peningkatan alergi terutama terjadi pada anak dari
meningkatnya tren yang telah terjadi selama dua dekade terakhir. Meskipun
begitu, pelayanan untuk pasien dengan penyakit alergi jauh dari ideal.
1 Prevalensi
alergi telah meningkat, maka alergi harus dianggap sebagai masalah kesehatan
utama. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Diperkirakan 300 juta
11
orang memiliki asma, sekitar 50% diantaranya tinggal di negara-negara
berkembang dengan akses terbatas terhadap obat esensial. Oleh karena itu, asma
sering tidak terkontrol di daerah-daerah. Empat ratus juta orang di seluruh dunia
memiliki rhinitis,
1,2,3 serta 5-15% populasi anak di seluruh dunia menderita
alergi.
4
Dua studi internasional besar mengenai alergi, International Study of
Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC) dan European Community
Respiratory Health Survey (ECRHS), telah mempelajari prevalensi asma dan Reaksi abnormal dari dalam tubuh
manusia, dimana tubuh itu menjadi
sensitif terhadap
Makalah ini membahas tentang mengatasi alergi susu sapi pada anak usia dini. Alergi susu sapi disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan, serta sistem kekebalan tubuh anak yang belum matang. Gejalanya berupa gangguan kulit, saluran cerna, dan pernafasan. Cara mengatasinya adalah mengganti susu sapi dengan susu formula hypoallergenic atau susu kambing/domba yang sesuai dengan gejala anak.
Dokumen tersebut membahas tentang imunologi yang meliputi pengertian antibodi, antigen, jenis-jenis kekebalan, reaksi antara antigen dan antibodi, serta berbagai penyakit yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh seperti alergi dan autoimun.
Dokumen tersebut membahas tentang hipersensitivitas atau alergi, termasuk definisi, jenis, mekanisme, gejala, diagnosis dan penanganannya. Hipersensitivitas adalah reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing yang biasanya tidak berbahaya. Terdapat empat jenis hipersensitivitas yang berbeda mekanismenya, dan gejala umum meliputi urtikaria, sesak napas, dan gangguan saluran cerna. Diagnosis
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
1. Mekanisme Terjadinya Alergi Makana
Alergi makanan adalah reaksi sistem imun yang terjadi setelah paparan terhadap
makanan tertentu. Makanan didefinisikan sebagai substansi yang dikonsumsi oleh manusia
baik yang sudah diproses, semi proses ataupun mentah. Alergen makanan didefinisikan sebagai
komponen spesifik dari makanan atau bahan makanan ( secara tipikal merupakan protein,
namun bisa juga dalam bentuk hapten) yang dikenali oleh sel imun yang kemudian
menimbulkan reaksi imunologik yang diperantarai oleh sel mast dan IgE.1,2
Patofisiolog, makanan merupakan bagian dari reaksi hipersensitivitas, yakni
hiperesponsivitas imunologik terhadap antigen spesifik, yang dapat berasal dari makanan atau
mikroorganisme pathogen maupun produknya, atau terhadap antigen milik sendiri yang
dipresentasikan secara tidak tepat. Pada alergi makanan, terjadi penetrasi molekul antigen ke
dalam tubuh, yang menstimulasi reaksi
imunologik. Reaksi ini tidak timbul saat kontak pertama dengan antigen, tetapi gejala akan
timbul pada pajanan yang kedua dengan alergen yang sama. Umumnya, pajanan ulang oleh
alergen akan meningkatkan respon imun sekunder yang bersifat spesifik. Pada kasus
hipersensitivitas/alergi, terjadi ,reaksi imun berlebihan kemudian menimbulkan kerusakan
jaringan. Sekali sensitisasi alergen terjadi, antigen yang kembali terpapar akan mengakibatkan
manifesitasi lokal ataupun sistemik dari alergi
makanan.
Gambar. Mekanisme terjadinya alergi makanan
Kata 'alergi' umumnya digunakan untuk menggambarkan reaksi imunitas segera
2. diperantarai oleh IgE Ab. Interaksi antara alergen dan antibodi IgE menyebabkan
pelepasan cepat mediator dari sel efektor (yaitu, sel mast dan basofil), mengakibatkan gejala
kulit, saluran napas dan GI akut. 8 ,Frekuensi yang mengalami reaksi makanan yang
diperantarai non IgE dilaporkan
meningkat dengan frekuensi. reaksi dapat bervariasi dari dermatitis atopik sampai makanan
protein-induced enterocolitis syndrome (FPIES). Mekanisme yang tepat tidak diketahui,
tetapi kebanyakan studi menunjukkan patofisiologi diperantarai sel T yang dapat
diidentifikasi pada FPIES dan pada pasien dermatitis atopik. Salah satu masalah yang
paling sulit dalam mengidentifikasi dan mengobati reaksi non-IgE-mediated adalah
kurangnya standar pengujian protokol dan kesulitan atau memperoleh riwayat klinis yang
Alergi makanan bermanifestasi dengan menginduksi reaksi hipersensitivitas yang
utamanya diperantarai oleh IgE. Reaksi ini harus dibedakan dengan reaksi toksik terhadap
makanan ataupun intoleransi karena defisiensi enzim.Kebanyakan reaksi alergi timbul dalam
beberapa menit hingga 2 jam setelah menelan makanan yang dicurigai. Waktu antara makan
dan timbulnya gejala serta lamanya gejala berlangsung sangat penting dalam prosedur
diagnostik alergi makanan. Pada kelainan kronik seperti urtikaria kronik atau dermatitis
atopik lebih sulit menentukan apakah pencetusnya makanan. Analisis diet dan gejala alergi
yang dipantau selama 7-14 hari dapat membantu menentukan hubungan antara makan
makanan yang dicurigai dengan gejala, juga sebagai data dasar untuk pola ekspresi gejala.
Manifestasi klinik yang sering ditemukan adalah urtikaria, muka merah, angioedema
muka, dan gatal di mulut dan palatum; muntah, diare dan kolik.
3. TUGAS
TERJADINYA ALERGI MAKANAN
NETTY CHARLA KILAY
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PASCASARJANA
UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON
2022