SlideShare a Scribd company logo
MEKANIKA II
FUNGSI HAMILTONIAN DAN KEKEKALAN ENERGI
ASSALAMUALAIKUM 
LATAR BELAKANG
TUJUAN
KEKEKALAN ENERGI
HAMMILTON
KASUS
 Dalam mekanika klasik kita biasanya menggunakan mekanika Newtonian dalam
memecahkan permasalahan gerak benda. Dengan meninjau gaya total yang dialami benda
tersebut. Contoh, ditinjau dari gerak partikel yang terkendala pada suatu permukaan bidang,
maka diperlukan adanya gaya tertentu yakni gaya konstrain yang berperan mempertahankan
kontak antara partikel dengan permukaan bidang. Namun sayang, tak selamanya gaya konstrain
yang beraksi terhadap partikel dapat diketahui. Oleh karena itu, jika dalam kondisi khusus
terdapat gaya yang tak dapat diketahui,maka pendekatan Newtonian tak berlaku.
 Diperlukan pendekatan khusus ketika benda berada dalam sistem dinamis yang berpindah dari
satu titik ke titik lain dalam interval waktu spesifik. Metode ini menggunakan tinjauan energi
total dari karakteristik benda objek. Muncullah pendekatan Hamiltonian.
MENU
TUJUAN
MENGETAHUI MEKANIKA
HAMMILTON
MEMAHAMI PRINSIP DASAR
HAMMILTON
MENINJAU PEMECAHAN KASUS
DENGAN HAMILTON
MENU
SEBAGAI
DASAR
HUKUM KEKEKALAN ENERGI
SEKILAS
KONSEP KEKEKALAN ENERGI :
β€œEnergi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain dan dipindahkan dari satu benda
kebenda yang lain tetapi jumlahnya selalu tetap. Jadi energi total tidak berkurang dan
juga tidak bertambah”
SALAH SATUNYA
KEKEKALAN ENERGI MEKANIK
Energi Mekanik selalu tetap atau kekal selama terjadi perubahan energi antara EP
dan EK
EP + EK = EM
PENURUNAN RUMUS KEKEKALAN ENERGI
DITINJAU DARI GAYA TAK KONSERVATIF
β€œSecara umum, sebuah gaya bersifat konservatif
apabila usaha yang dilakukan oleh gaya pada sebuah
benda yang melakukan gerakan menempuh lintasan
tertentu hingga kembali ke posisi awalnya sama
dengan nol. Sebuah gaya bersifat tak-konservatif
apabila usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut pada
sebuah benda yang melakukan gerakan menempuh
lintasan tertentu hingga kembali ke posisi semula tidak
sama dengan nol.”
ENERGI POTENSIAL
W = EP1 – EP2 = mgh1 – mgh2
ENERGI KINETIK
W = EK2 – EK1 = Β½ mv2
2 – Β½ mv1
2
Kedua persamaan ini kita tulis
kembali menjadi :
Wp = Wk
EP1 – EP2 = EK2 – EK1
mgh1 – mgh2 = Β½ mv2
2 – Β½ mv1
2
mgh1 + Β½ mv1
2 = mgh2 + Β½ mv2
2
EM1 = EP1 + EK1 (KEDUDUKAN AWAL)
EM2 = EP2 + EK2 (KEDUDUKAN AKHIR)
EM1 = EM2
EP + EK = EM (konstan)
KEKEKALAN ENERGI DARI TINJAUAN
LANGRANGE
β€’ Gerak suatu system mekanik terdapat perubahan sebanyak
2𝑠 π‘π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘ž, π‘‘π‘Žπ‘› π‘žπ‘– (
𝑖 = 1, 2, 3, … . )
π‘šπ‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘›π‘‘π‘’π‘›π‘” integral geark
yang menentukan keadaan system.
β€’ Karena persamaan gerak system tertutup tidak bergantung pada waktu secara eksplisit, maka
waktu awal dapat dipilih mempunyai harga sembarang sehingga konstanta yang muncul pada
penyelesaian persamaan gerak selalu dapat dianggap sebagai penambahan konstanta waktu to
Dengan mengeliminasi t + to dari fungsi banyak 2s didapat rumusan qi dan qi dalam C1 C2 …… C2s-
1 sebagai berikut
qi = qi ( t + to ,C1 . C2 , …… C2s-1 )
π‘ži = π‘ži ( t + to ,C1 . C2 , …… C2s-1 )
jika 2s – 1 konstanta C1 . C2 ….., C2s-1 ditulis dalam variable q dan q akan diperoleh integral gerak
yang dimaksud.
β€’ homogenitas waktu akan menghasilkan fungsi Lagrange suatu system tertutup yang tidak
bergantung pada waktu secara eksplisit. Diferensial total Langrange
𝑑
𝑑𝑑
=
𝑖
πœ•πΏ
πœ•π‘žπ‘–
π‘žπ‘– +
𝑖
πœ•πΏ
πœ•π‘žπ‘–
π‘ž
KEKEKALAN ENERGI DARI TINJAUAN
LANGRANGE
β€’ Seandainya L bergantung pada waktu secara eksplisit, maka pada ruas kanan akan muncul suku
βˆ‚L/βˆ‚t. Dengan menggantikan turunan βˆ‚L/βˆ‚t dari persamaan Lagrange dengan dL/dtβˆ‚L/qi diperoleh
𝑑
𝑑𝑑
= π‘žπ‘–
𝑑
𝑑𝑑
πœ•πΏ
πœ•π‘žπ‘–
+
πœ•πΏ
π‘žπ‘–
π‘ž =
𝑖
𝑑
𝑑𝑑
πœ•πΏ
π‘žπ‘– π‘žπ‘–
β€’ Atau
𝑑
𝑑𝑑 𝑖 π‘žπ‘–
πœ•πΏ
π‘ž 𝑖
βˆ’ 𝐿 = 0
β€’ Dari persamaan ini diperoleh
𝐸 = 𝑖 π‘žπ‘–
πœ•πΏ
π‘ž 𝑖
βˆ’ 𝐿 (Persamaan 1)
Besaran ini disebut sebagai energi sistem
β€’ Hukum kekekalan energi tidak hanya berlaku untuk sistem tertutup, tetapi berlaku untuk sistem yang
di dalamnya terdapat medan gaya yang konstan (yaitu jika medan tidak bergantung pada waktu);
satu-satunya yang digunakan dalam menurunkan sifat fungsi Lagrange juga terdapat dalam kasus
ini adalah ketergantungan terhadap waktu secara eksplisit dan disebut sebagai konservatif.
Dinyatakan dalam bentuk : L = T ( q, 𝒒 ) - βˆͺ (q)
KEKEKALAN ENERGI DARI TINJAUAN
LANGRANGE
β€’ Dalam hal ini T adalah fungsi kecepatan kuadrat. Jika digunakan teorema Euler untuk suatu fungsi
homogen dikerjakan pada fungsi ini akan diperoleh:
𝑖
π‘žπ‘–
πœ•πΏ
π‘žπ‘–
=
𝑖
π‘žπ‘–
πœ•π‘‡
π‘žπ‘–
= 2𝑇
β€’ Dengan mensubtitusikan persamaan ini ke pers [6.1] didapat bahwa:
E = T ( q, π‘ž ) - βˆͺ (q) (Persamaan 2)
β€’ Dan jika dinyatakan dalam koordinat Cartesioan
π‘Ž
π‘š π‘Ž 𝑣 π‘Ž
2
+ π‘ˆ(π‘Ÿ1, π‘Ÿ2, … ) (Persamaan 3)
β€’ Dengan cara ini energi suatu sistem dapat ditulis mengandung dua suku yang berbeda yaitu energi
kinetik yang bergantung pada kecepatan dan energi potensial yang bergantung pada koordinat
partikel yang bersangkutan.
MENU
HAMILTON
PERSAMAAN
FUNGSI
HAMILTON
β€’ Persamaan Hamilton untuk gerak pada sebuah fungsi dari
koordinat umum
H = π‘˜ π‘ž p – L (1)
β€’ Untuk sebuah sistem dinamik sederhana, energi kinetik sistem
adalah fungsi kuadrat dari π‘ž dan energi potensialnya
merupakan fungsi q saja :
L = T ( q, π‘ž) – V(q) (2)
β€’ Berdasarkan teorema Euler untuk fungsi homogeni,
deperoleh
π‘˜ π‘ž p – L = π‘˜ π‘ž
πœ•πΏ
πœ• π‘ž
= π‘˜ π‘ž
πœ•π‘‡
πœ• π‘ž
= 2T (3)
β€’ Oleh karena itu :
H = π‘˜ π‘ž p – L = 2T – (T-V) = T +V (4)
β€’ Persamaan ini tak lain adalah energi total dari sistem yang
kita tinjau. Selanjutnya, pada n buah persamaan yang ditulis
sebagai :
PK =
πœ•πΏ
πœ•π‘ž π‘˜
(k = 1,2,…n) (5)
β€’ Dan nyatakan dalam π‘ž dalam p dan q
π‘žk = π‘žk (pk , qk) (6)
β€’ Dengan persamaan di atas, kita dapat nyatakan fungsi H
yang bersesuaian dengan variasi 𝛿 pk, 𝛿 qk sebagai berikut :
𝛿𝐻 = π‘˜ π‘π‘˜ 𝛿 π‘ž π‘˜ + π‘žπ‘˜ π›Ώπ‘π‘˜ βˆ’
πœ•πΏ
πœ• π‘žπ‘˜
𝛿 π‘ž π‘˜ βˆ’
πœ•πΏ
πœ•π‘žπ‘˜
π›Ώπ‘žπ‘˜ (7)
HAMILTON
PERSAMAAN
FUNGSI
HAMILTON
β€’ Suku pertama dan suku kedua yang ada
dalam tanda kurung saling meniadakah, oleh
karena menurut definisi 𝑝 k = πœ•πΏ / πœ•π‘ž k, oleh
karena itu:
𝛿𝐻 = π‘˜ π‘žπ›Ώπ‘π‘˜ βˆ’ π‘π‘˜π›Ώπ‘žπ‘˜
(8)
β€’ Variansi fungsi H selanjutnya dapat
dinyatakan dalam persamaan berikut:
𝛿𝐻 = π‘˜
πœ•π»
πœ•π‘π‘˜
π›Ώπ‘π‘˜ +
πœ•π»
πœ•π‘žπ‘˜
π›Ώπ‘žπ‘˜
(9)
β€’ Sehingga diperoleh :
πœ•π»
πœ•π‘π‘˜
= π‘žπ‘˜
πœ•π»
πœ•π‘žπ‘˜
= βˆ’ π‘π‘˜
Persamaan Kanonik
Hamilton untuk gerak
MENU
CONTOH KASUS HAMILTON
1) Tentukan persamaan gerak osilator harmonik satu dimensi menggunakan persamaan
Hamilton
Jawab : Energi kinetik dan energi potensial sistem dapat dinyatakan sebagai :
οƒ˜ 𝑻 =
𝟏
𝟐
π’Ž 𝒙 𝟐
𝒅𝒂𝒏 𝑽 =
𝟏
𝟐
𝑲𝒙 𝟐
(13)
Momentumnya dapat ditulis
οƒ˜ 𝒑 =
𝝏𝑻
𝝏 𝒙
= π’Ž 𝒙 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒙 =
𝒑
π’Ž
(14)
Hamiltoniannya dapat ditulis :
οƒ˜ 𝑯 = 𝑻 + 𝑽 =
𝟏
πŸπ’Ž
𝒑 𝟐
+
𝑲
𝟐
𝒙 𝟐
(15)
Persamaan geraknya adalah :

πœ•π»
πœ•π‘
= π‘₯
πœ•π»
πœ•π‘₯
= βˆ’ 𝑝 (16)
dan diperoleh :

𝑝
π‘š
= π‘₯ 𝐾π‘₯ = βˆ’ 𝑝
Persamaan pertama menyatakan hubungan momentum-kecepatan.
Dengan menggunakankedua persamaan di atas, dapat kita tulis :
 π‘š π‘₯ + 𝐾π‘₯ = 0 (17)
yang tak lain adalah persamaan osilator harmonik.
CONTOH KASUS HAMILTON
2. Gunakan persamaan Hamilton untuk mencari persamaan gerak benda yang
berada di bawah pengaruh medan sentral.
Jawab : Energi kinaetik dan energi potensial sistem dapat dinyatakan
dalam koordinat polar sebagai berikut:
 𝑇 =
π‘š
2
π‘Ÿ2
+ π‘Ÿ2
πœƒ2
π‘‘π‘Žπ‘› 𝑉 = 𝑉(π‘Ÿ) (17)
Jadi :
 π‘π‘Ÿ =
πœ•π‘‡
πœ• π‘Ÿ
= π‘š π‘Ÿ π‘Ÿ =
𝑝 π‘Ÿ
π‘š
(18)
 𝑝 πœƒ =
πœ•π‘‡
πœ• πœƒ
= π‘šπ‘Ÿ2
πœƒ πœƒ =
𝑝 πœƒ
π‘šπ‘Ÿ2 (19)
Akibatnya :
οƒ˜ H =
1
2π‘š
π‘π‘Ÿ
2 +
𝑝 πœƒ
2
π‘Ÿ2 + 𝑉( π‘Ÿ) (20)
CONTOH KASUS HAMILTON
Persamaan Hamiltoniannya:

πœ•π»
πœ•π‘ π‘Ÿ
= π‘Ÿ,
πœ•π»
πœ•π‘Ÿ
= βˆ’π‘ π‘Ÿ,
πœ•π»
πœ•π‘ πœƒ
= πœƒ,
πœ•π»
πœ•πœƒ
= βˆ’π‘ πœƒ (21)
Selanjutnya:

𝑝 π‘Ÿ
π‘š
= π‘Ÿ (22)

πœ•π‘‰(π‘Ÿ)
πœ•π‘Ÿ
βˆ’
𝑝 πœƒ
2
π‘šπ‘Ÿ3 = βˆ’ π‘π‘Ÿ (23)

𝑝 πœƒ
2
π‘šπ‘Ÿ3 = πœƒ (24)
 βˆ’π‘ πœƒ = 0 (25)
CONTOH KASUS HAMILTON
Dua persamaan yang terakhir menunjukkan bahwa momentum sudut
tetap,
 𝑝 πœƒ = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘› = π‘šπ‘Ÿ2 πœƒ = π‘šβ„Ž (26)
Sedangkan dua persamaan sebelumnya memberikan,
 π‘š π‘Ÿ = π‘π‘Ÿ =
π‘šβ„Ž
2
π‘Ÿ3 βˆ’
πœ•π‘‰(π‘Ÿ)
πœ•π‘Ÿ
(27)
untuk persamaan gerak dalam arah radial.
CONTOH KASUS HAMILTON
1 Coki bermain skateboard. Dengan menganggap Coki dan
skateboardnya sebagai sebuah partikel, pusatnya bergerak melewati
lintasan berbentuk seperempat lingkaran dengan jari–jari 3,00 m.
Massa total Coki dan skateboardnya 25,0 kg. Ia mulai bergerak dari
keadaan diam, dan diasumsikan tak ada gesekan. a) Tentukan laju
pada akhir lintasan. b) Cari gaya normal yang bekerja padanya saat
ia berada di bawah lintasan
CONTOH KASUS KEKEKALAN ENERI
 Penyelesaian :
a) Kita tidak dapat menggunakan persamaan gerak dengan
percepatan konstan; percepatan tidak konstan karena kemiringan
berkurang ketika Coki turun. Oleh karena itu, kita akan
menggunakan pendekatan energi. Karena tak ada gesekan maka
hanya terdapat gaya normal 𝑁 yang diberikan oleh lintasan selain
gaya berat yang dihasilkan Coki. Meskipun gaya-gaya ini terjadi
sepanjang lintasan, gaya ini melakukan nol kerja karena gaya
normal tegak lurus dengan kecepatan Coki di setiap titik. Oleh
karena itu π‘Šπ‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ = 0 dan energi mekanik total akan kekal.
CONTOH KASUS KEKEKALAN ENERI
Ambil titik 2 sebagai titik awal dan titik 1 pada dasar lintasan, anggap
y= 0 pada dasar lintasan. Kemudian y2 = R dan y1 = 0. Coki mulai bergerak
dari keadaan diam di atas lintasan sehingga v1= 0. Maka besaran dari
berbagai energi adalah
 K2 = 0 U2 = mgR
 K1 =
1
2
mv1
2 U1 = 0
 𝐾2 + π‘ˆ2 = 𝐾1 + π‘ˆ1
 0 + π‘šπ‘”π‘… =
1
2
π‘šπ‘£1
2
+ 0
 𝑣1 = 2𝑔𝑅
 𝑣1 = 2(9,80
π‘š
𝑠2)(3,00π‘š) = 7,67 π‘š/𝑠
CONTOH KASUS KEKEKALAN ENERI
b) Kita akan menghitung besar 𝑁 dari gaya normal di titik 1. Karena 𝑁 tidak muncul
pada persamaan energi, maka kita akan menggunakan hukum kedua Newton.
Coki bergerak dengan laju 𝑣1 = 2𝑔𝑅 di mana R merupakan jari-jari lingkaran;
percepatan yang dimiliki Coki terjadi secara radial dan besarnya;
 π‘Ž π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ =
𝑣1
2
𝑅
=
2𝑔𝑅
𝑅
= 2𝑔
Jika kita ambil dari y positif ke atas, maka pada komponen y dari hukum kedua
Newton, adalah:
 𝐹𝑦 = βˆ’π‘ + π‘Š = π‘šπ‘Ž π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ = 2π‘šπ‘”
 2π‘šπ‘” = βˆ’π‘ + π‘Š
 2π‘šπ‘” βˆ’ π‘Š = βˆ’π‘
 2π‘šπ‘” βˆ’ π‘šπ‘” = βˆ’π‘
 π‘šπ‘” = βˆ’π‘
CONTOH KASUS KEKEKALAN ENERI
MOHON MAAF ATAS KEKURANGAN KAMI
SEMOGA ILMU INI DAPAT BERMANFAAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI KITA
SALAM RAMADHAN…

More Related Content

What's hot

Mekanika lagrange
Mekanika lagrangeMekanika lagrange
Mekanika lagrange
Riyan Supriadi Supriadi
Β 
Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)
Junaidi Abdilah
Β 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonKira R. Yamato
Β 
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasik
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasikMetode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasik
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasik
dzakiamin02
Β 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
AyuShaleha
Β 
Pendahuluan1
Pendahuluan1Pendahuluan1
Pendahuluan1Dyra Kesuma
Β 
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerNur Yunani Yuna
Β 
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Desy Anggreani
Β 
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrangeDesy Anggreani
Β 
Sumur potensial persegi tak terhingga
Sumur potensial persegi tak terhinggaSumur potensial persegi tak terhingga
Sumur potensial persegi tak terhinggaFani Diamanti
Β 
Mekanika lagrangian (waskita, m0213096)
Mekanika lagrangian (waskita, m0213096)Mekanika lagrangian (waskita, m0213096)
Mekanika lagrangian (waskita, m0213096)
Waskita Subekti
Β 
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisikaOperator Warnet Vast Raha
Β 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
Dwi Karyani
Β 
Ppt fisika modern
Ppt fisika modernPpt fisika modern
Ppt fisika modernIbenk Hallen
Β 
Contoh soal fisika kuantum
Contoh soal fisika kuantumContoh soal fisika kuantum
Contoh soal fisika kuantumramainoei
Β 

What's hot (17)

Mekanika lagrange
Mekanika lagrangeMekanika lagrange
Mekanika lagrange
Β 
Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)Mekanika (fungsi hamilton)
Mekanika (fungsi hamilton)
Β 
Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamilton
Β 
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasik
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasikMetode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasik
Metode lagrangean dalam pengembangan mekanika klasik
Β 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Β 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
Β 
Pendahuluan1
Pendahuluan1Pendahuluan1
Pendahuluan1
Β 
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodingerBab 3 b5 persamaan schrodinger
Bab 3 b5 persamaan schrodinger
Β 
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Β 
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Β 
Energi sederhana
Energi sederhanaEnergi sederhana
Energi sederhana
Β 
Sumur potensial persegi tak terhingga
Sumur potensial persegi tak terhinggaSumur potensial persegi tak terhingga
Sumur potensial persegi tak terhingga
Β 
Mekanika lagrangian (waskita, m0213096)
Mekanika lagrangian (waskita, m0213096)Mekanika lagrangian (waskita, m0213096)
Mekanika lagrangian (waskita, m0213096)
Β 
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
147032576 makalah-scrodinger-fisika-modern-mipa-fisika
Β 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
Β 
Ppt fisika modern
Ppt fisika modernPpt fisika modern
Ppt fisika modern
Β 
Contoh soal fisika kuantum
Contoh soal fisika kuantumContoh soal fisika kuantum
Contoh soal fisika kuantum
Β 

Similar to Mekanika II

Termodinamika I.pptx
Termodinamika I.pptxTermodinamika I.pptx
Termodinamika I.pptx
ssuser997570
Β 
1. persamaan schrodinger
1. persamaan schrodinger1. persamaan schrodinger
1. persamaan schrodinger
Kustanto Kustanto
Β 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
Nurin Nurhasanah
Β 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Muhammad Ali Subkhan Candra
Β 
Pekan-ke-5-Momentum Linier dan Sudut.pdf
Pekan-ke-5-Momentum Linier dan Sudut.pdfPekan-ke-5-Momentum Linier dan Sudut.pdf
Pekan-ke-5-Momentum Linier dan Sudut.pdf
AdiMaruf2
Β 
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrangeDesy Anggreani
Β 
Pertemuan 03 Model Matematis
Pertemuan 03 Model MatematisPertemuan 03 Model Matematis
Pertemuan 03 Model Matematis
Aprianti Putri
Β 
Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)
Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)
Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)
miftah0412
Β 
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Desy Anggreani
Β 
Sistem partikel
Sistem partikel Sistem partikel
Sistem partikel
adhafanny
Β 
Ekuipartisi energi
Ekuipartisi energiEkuipartisi energi
Ekuipartisi energi
RevaFauzi
Β 
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdfBab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
alicia530920
Β 
Agustius dian n. m0213002
Agustius dian n. m0213002Agustius dian n. m0213002
Agustius dian n. m0213002Agustius Nugroho
Β 
Bahan kuliah getaran mekanis pers lagrange
Bahan kuliah getaran mekanis pers lagrangeBahan kuliah getaran mekanis pers lagrange
Bahan kuliah getaran mekanis pers lagrangeAmrin Syah
Β 
Reactor volume konstan
Reactor volume konstanReactor volume konstan
Reactor volume konstan
sartikot
Β 
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Hukum Thermodinamika  I - Siklus TertutupHukum Thermodinamika  I - Siklus Tertutup
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Iskandar Tambunan
Β 
Bab vi kel. ii
Bab vi kel. iiBab vi kel. ii
Bab vi kel. ii
MartinSiagian4
Β 
Model matematika suspensi motor
Model matematika suspensi motorModel matematika suspensi motor
Model matematika suspensi motor
Raful Al Khawarizmi
Β 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumkeynahkhun
Β 

Similar to Mekanika II (20)

Termodinamika I.pptx
Termodinamika I.pptxTermodinamika I.pptx
Termodinamika I.pptx
Β 
1. persamaan schrodinger
1. persamaan schrodinger1. persamaan schrodinger
1. persamaan schrodinger
Β 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
Β 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Β 
Pekan-ke-5-Momentum Linier dan Sudut.pdf
Pekan-ke-5-Momentum Linier dan Sudut.pdfPekan-ke-5-Momentum Linier dan Sudut.pdf
Pekan-ke-5-Momentum Linier dan Sudut.pdf
Β 
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Β 
Pertemuan 03 Model Matematis
Pertemuan 03 Model MatematisPertemuan 03 Model Matematis
Pertemuan 03 Model Matematis
Β 
Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)
Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)
Mekanika lagrangian (miftah alfi yasin/M0213056)
Β 
Dinamika lagrange
Dinamika lagrangeDinamika lagrange
Dinamika lagrange
Β 
Sistem partikel
Sistem partikel Sistem partikel
Sistem partikel
Β 
Ekuipartisi energi
Ekuipartisi energiEkuipartisi energi
Ekuipartisi energi
Β 
Mekanika print
Mekanika printMekanika print
Mekanika print
Β 
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdfBab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
Bab 1 Medan Listrik dan Hukum Gauss part 1.pdf
Β 
Agustius dian n. m0213002
Agustius dian n. m0213002Agustius dian n. m0213002
Agustius dian n. m0213002
Β 
Bahan kuliah getaran mekanis pers lagrange
Bahan kuliah getaran mekanis pers lagrangeBahan kuliah getaran mekanis pers lagrange
Bahan kuliah getaran mekanis pers lagrange
Β 
Reactor volume konstan
Reactor volume konstanReactor volume konstan
Reactor volume konstan
Β 
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Hukum Thermodinamika  I - Siklus TertutupHukum Thermodinamika  I - Siklus Tertutup
Hukum Thermodinamika I - Siklus Tertutup
Β 
Bab vi kel. ii
Bab vi kel. iiBab vi kel. ii
Bab vi kel. ii
Β 
Model matematika suspensi motor
Model matematika suspensi motorModel matematika suspensi motor
Model matematika suspensi motor
Β 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
Β 

Recently uploaded

ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
Β 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
Β 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
Β 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
Β 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
Β 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
Β 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
Β 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
Β 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
Β 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
Β 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
Β 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
Β 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
Β 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
Β 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
Β 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
Β 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
Β 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
Β 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
Β 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
Β 

Recently uploaded (20)

ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Β 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
Β 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Β 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Β 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
Β 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
Β 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Β 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
Β 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Β 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
Β 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Β 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
Β 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Β 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Β 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Β 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
Β 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
Β 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
Β 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Β 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
Β 

Mekanika II

  • 1. MEKANIKA II FUNGSI HAMILTONIAN DAN KEKEKALAN ENERGI ASSALAMUALAIKUM 
  • 3.  Dalam mekanika klasik kita biasanya menggunakan mekanika Newtonian dalam memecahkan permasalahan gerak benda. Dengan meninjau gaya total yang dialami benda tersebut. Contoh, ditinjau dari gerak partikel yang terkendala pada suatu permukaan bidang, maka diperlukan adanya gaya tertentu yakni gaya konstrain yang berperan mempertahankan kontak antara partikel dengan permukaan bidang. Namun sayang, tak selamanya gaya konstrain yang beraksi terhadap partikel dapat diketahui. Oleh karena itu, jika dalam kondisi khusus terdapat gaya yang tak dapat diketahui,maka pendekatan Newtonian tak berlaku.  Diperlukan pendekatan khusus ketika benda berada dalam sistem dinamis yang berpindah dari satu titik ke titik lain dalam interval waktu spesifik. Metode ini menggunakan tinjauan energi total dari karakteristik benda objek. Muncullah pendekatan Hamiltonian. MENU
  • 4. TUJUAN MENGETAHUI MEKANIKA HAMMILTON MEMAHAMI PRINSIP DASAR HAMMILTON MENINJAU PEMECAHAN KASUS DENGAN HAMILTON MENU
  • 5. SEBAGAI DASAR HUKUM KEKEKALAN ENERGI SEKILAS KONSEP KEKEKALAN ENERGI : β€œEnergi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain dan dipindahkan dari satu benda kebenda yang lain tetapi jumlahnya selalu tetap. Jadi energi total tidak berkurang dan juga tidak bertambah” SALAH SATUNYA KEKEKALAN ENERGI MEKANIK Energi Mekanik selalu tetap atau kekal selama terjadi perubahan energi antara EP dan EK EP + EK = EM
  • 6. PENURUNAN RUMUS KEKEKALAN ENERGI DITINJAU DARI GAYA TAK KONSERVATIF β€œSecara umum, sebuah gaya bersifat konservatif apabila usaha yang dilakukan oleh gaya pada sebuah benda yang melakukan gerakan menempuh lintasan tertentu hingga kembali ke posisi awalnya sama dengan nol. Sebuah gaya bersifat tak-konservatif apabila usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut pada sebuah benda yang melakukan gerakan menempuh lintasan tertentu hingga kembali ke posisi semula tidak sama dengan nol.” ENERGI POTENSIAL W = EP1 – EP2 = mgh1 – mgh2 ENERGI KINETIK W = EK2 – EK1 = Β½ mv2 2 – Β½ mv1 2 Kedua persamaan ini kita tulis kembali menjadi : Wp = Wk EP1 – EP2 = EK2 – EK1 mgh1 – mgh2 = Β½ mv2 2 – Β½ mv1 2 mgh1 + Β½ mv1 2 = mgh2 + Β½ mv2 2 EM1 = EP1 + EK1 (KEDUDUKAN AWAL) EM2 = EP2 + EK2 (KEDUDUKAN AKHIR) EM1 = EM2 EP + EK = EM (konstan)
  • 7. KEKEKALAN ENERGI DARI TINJAUAN LANGRANGE β€’ Gerak suatu system mekanik terdapat perubahan sebanyak 2𝑠 π‘π‘’π‘ π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘› π‘ž, π‘‘π‘Žπ‘› π‘žπ‘– ( 𝑖 = 1, 2, 3, … . ) π‘šπ‘’π‘›π‘”π‘Žπ‘›π‘‘π‘’π‘›π‘” integral geark yang menentukan keadaan system. β€’ Karena persamaan gerak system tertutup tidak bergantung pada waktu secara eksplisit, maka waktu awal dapat dipilih mempunyai harga sembarang sehingga konstanta yang muncul pada penyelesaian persamaan gerak selalu dapat dianggap sebagai penambahan konstanta waktu to Dengan mengeliminasi t + to dari fungsi banyak 2s didapat rumusan qi dan qi dalam C1 C2 …… C2s- 1 sebagai berikut qi = qi ( t + to ,C1 . C2 , …… C2s-1 ) π‘ži = π‘ži ( t + to ,C1 . C2 , …… C2s-1 ) jika 2s – 1 konstanta C1 . C2 ….., C2s-1 ditulis dalam variable q dan q akan diperoleh integral gerak yang dimaksud. β€’ homogenitas waktu akan menghasilkan fungsi Lagrange suatu system tertutup yang tidak bergantung pada waktu secara eksplisit. Diferensial total Langrange 𝑑 𝑑𝑑 = 𝑖 πœ•πΏ πœ•π‘žπ‘– π‘žπ‘– + 𝑖 πœ•πΏ πœ•π‘žπ‘– π‘ž
  • 8. KEKEKALAN ENERGI DARI TINJAUAN LANGRANGE β€’ Seandainya L bergantung pada waktu secara eksplisit, maka pada ruas kanan akan muncul suku βˆ‚L/βˆ‚t. Dengan menggantikan turunan βˆ‚L/βˆ‚t dari persamaan Lagrange dengan dL/dtβˆ‚L/qi diperoleh 𝑑 𝑑𝑑 = π‘žπ‘– 𝑑 𝑑𝑑 πœ•πΏ πœ•π‘žπ‘– + πœ•πΏ π‘žπ‘– π‘ž = 𝑖 𝑑 𝑑𝑑 πœ•πΏ π‘žπ‘– π‘žπ‘– β€’ Atau 𝑑 𝑑𝑑 𝑖 π‘žπ‘– πœ•πΏ π‘ž 𝑖 βˆ’ 𝐿 = 0 β€’ Dari persamaan ini diperoleh 𝐸 = 𝑖 π‘žπ‘– πœ•πΏ π‘ž 𝑖 βˆ’ 𝐿 (Persamaan 1) Besaran ini disebut sebagai energi sistem β€’ Hukum kekekalan energi tidak hanya berlaku untuk sistem tertutup, tetapi berlaku untuk sistem yang di dalamnya terdapat medan gaya yang konstan (yaitu jika medan tidak bergantung pada waktu); satu-satunya yang digunakan dalam menurunkan sifat fungsi Lagrange juga terdapat dalam kasus ini adalah ketergantungan terhadap waktu secara eksplisit dan disebut sebagai konservatif. Dinyatakan dalam bentuk : L = T ( q, 𝒒 ) - βˆͺ (q)
  • 9. KEKEKALAN ENERGI DARI TINJAUAN LANGRANGE β€’ Dalam hal ini T adalah fungsi kecepatan kuadrat. Jika digunakan teorema Euler untuk suatu fungsi homogen dikerjakan pada fungsi ini akan diperoleh: 𝑖 π‘žπ‘– πœ•πΏ π‘žπ‘– = 𝑖 π‘žπ‘– πœ•π‘‡ π‘žπ‘– = 2𝑇 β€’ Dengan mensubtitusikan persamaan ini ke pers [6.1] didapat bahwa: E = T ( q, π‘ž ) - βˆͺ (q) (Persamaan 2) β€’ Dan jika dinyatakan dalam koordinat Cartesioan π‘Ž π‘š π‘Ž 𝑣 π‘Ž 2 + π‘ˆ(π‘Ÿ1, π‘Ÿ2, … ) (Persamaan 3) β€’ Dengan cara ini energi suatu sistem dapat ditulis mengandung dua suku yang berbeda yaitu energi kinetik yang bergantung pada kecepatan dan energi potensial yang bergantung pada koordinat partikel yang bersangkutan. MENU
  • 10. HAMILTON PERSAMAAN FUNGSI HAMILTON β€’ Persamaan Hamilton untuk gerak pada sebuah fungsi dari koordinat umum H = π‘˜ π‘ž p – L (1) β€’ Untuk sebuah sistem dinamik sederhana, energi kinetik sistem adalah fungsi kuadrat dari π‘ž dan energi potensialnya merupakan fungsi q saja : L = T ( q, π‘ž) – V(q) (2) β€’ Berdasarkan teorema Euler untuk fungsi homogeni, deperoleh π‘˜ π‘ž p – L = π‘˜ π‘ž πœ•πΏ πœ• π‘ž = π‘˜ π‘ž πœ•π‘‡ πœ• π‘ž = 2T (3) β€’ Oleh karena itu : H = π‘˜ π‘ž p – L = 2T – (T-V) = T +V (4) β€’ Persamaan ini tak lain adalah energi total dari sistem yang kita tinjau. Selanjutnya, pada n buah persamaan yang ditulis sebagai : PK = πœ•πΏ πœ•π‘ž π‘˜ (k = 1,2,…n) (5) β€’ Dan nyatakan dalam π‘ž dalam p dan q π‘žk = π‘žk (pk , qk) (6) β€’ Dengan persamaan di atas, kita dapat nyatakan fungsi H yang bersesuaian dengan variasi 𝛿 pk, 𝛿 qk sebagai berikut : 𝛿𝐻 = π‘˜ π‘π‘˜ 𝛿 π‘ž π‘˜ + π‘žπ‘˜ π›Ώπ‘π‘˜ βˆ’ πœ•πΏ πœ• π‘žπ‘˜ 𝛿 π‘ž π‘˜ βˆ’ πœ•πΏ πœ•π‘žπ‘˜ π›Ώπ‘žπ‘˜ (7)
  • 11. HAMILTON PERSAMAAN FUNGSI HAMILTON β€’ Suku pertama dan suku kedua yang ada dalam tanda kurung saling meniadakah, oleh karena menurut definisi 𝑝 k = πœ•πΏ / πœ•π‘ž k, oleh karena itu: 𝛿𝐻 = π‘˜ π‘žπ›Ώπ‘π‘˜ βˆ’ π‘π‘˜π›Ώπ‘žπ‘˜ (8) β€’ Variansi fungsi H selanjutnya dapat dinyatakan dalam persamaan berikut: 𝛿𝐻 = π‘˜ πœ•π» πœ•π‘π‘˜ π›Ώπ‘π‘˜ + πœ•π» πœ•π‘žπ‘˜ π›Ώπ‘žπ‘˜ (9) β€’ Sehingga diperoleh : πœ•π» πœ•π‘π‘˜ = π‘žπ‘˜ πœ•π» πœ•π‘žπ‘˜ = βˆ’ π‘π‘˜ Persamaan Kanonik Hamilton untuk gerak MENU
  • 12. CONTOH KASUS HAMILTON 1) Tentukan persamaan gerak osilator harmonik satu dimensi menggunakan persamaan Hamilton Jawab : Energi kinetik dan energi potensial sistem dapat dinyatakan sebagai : οƒ˜ 𝑻 = 𝟏 𝟐 π’Ž 𝒙 𝟐 𝒅𝒂𝒏 𝑽 = 𝟏 𝟐 𝑲𝒙 𝟐 (13) Momentumnya dapat ditulis οƒ˜ 𝒑 = 𝝏𝑻 𝝏 𝒙 = π’Ž 𝒙 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒙 = 𝒑 π’Ž (14) Hamiltoniannya dapat ditulis : οƒ˜ 𝑯 = 𝑻 + 𝑽 = 𝟏 πŸπ’Ž 𝒑 𝟐 + 𝑲 𝟐 𝒙 𝟐 (15)
  • 13. Persamaan geraknya adalah :  πœ•π» πœ•π‘ = π‘₯ πœ•π» πœ•π‘₯ = βˆ’ 𝑝 (16) dan diperoleh :  𝑝 π‘š = π‘₯ 𝐾π‘₯ = βˆ’ 𝑝 Persamaan pertama menyatakan hubungan momentum-kecepatan. Dengan menggunakankedua persamaan di atas, dapat kita tulis :  π‘š π‘₯ + 𝐾π‘₯ = 0 (17) yang tak lain adalah persamaan osilator harmonik. CONTOH KASUS HAMILTON
  • 14. 2. Gunakan persamaan Hamilton untuk mencari persamaan gerak benda yang berada di bawah pengaruh medan sentral. Jawab : Energi kinaetik dan energi potensial sistem dapat dinyatakan dalam koordinat polar sebagai berikut:  𝑇 = π‘š 2 π‘Ÿ2 + π‘Ÿ2 πœƒ2 π‘‘π‘Žπ‘› 𝑉 = 𝑉(π‘Ÿ) (17) Jadi :  π‘π‘Ÿ = πœ•π‘‡ πœ• π‘Ÿ = π‘š π‘Ÿ π‘Ÿ = 𝑝 π‘Ÿ π‘š (18)  𝑝 πœƒ = πœ•π‘‡ πœ• πœƒ = π‘šπ‘Ÿ2 πœƒ πœƒ = 𝑝 πœƒ π‘šπ‘Ÿ2 (19) Akibatnya : οƒ˜ H = 1 2π‘š π‘π‘Ÿ 2 + 𝑝 πœƒ 2 π‘Ÿ2 + 𝑉( π‘Ÿ) (20) CONTOH KASUS HAMILTON
  • 15. Persamaan Hamiltoniannya:  πœ•π» πœ•π‘ π‘Ÿ = π‘Ÿ, πœ•π» πœ•π‘Ÿ = βˆ’π‘ π‘Ÿ, πœ•π» πœ•π‘ πœƒ = πœƒ, πœ•π» πœ•πœƒ = βˆ’π‘ πœƒ (21) Selanjutnya:  𝑝 π‘Ÿ π‘š = π‘Ÿ (22)  πœ•π‘‰(π‘Ÿ) πœ•π‘Ÿ βˆ’ 𝑝 πœƒ 2 π‘šπ‘Ÿ3 = βˆ’ π‘π‘Ÿ (23)  𝑝 πœƒ 2 π‘šπ‘Ÿ3 = πœƒ (24)  βˆ’π‘ πœƒ = 0 (25) CONTOH KASUS HAMILTON
  • 16. Dua persamaan yang terakhir menunjukkan bahwa momentum sudut tetap,  𝑝 πœƒ = π‘˜π‘œπ‘›π‘ π‘‘π‘Žπ‘› = π‘šπ‘Ÿ2 πœƒ = π‘šβ„Ž (26) Sedangkan dua persamaan sebelumnya memberikan,  π‘š π‘Ÿ = π‘π‘Ÿ = π‘šβ„Ž 2 π‘Ÿ3 βˆ’ πœ•π‘‰(π‘Ÿ) πœ•π‘Ÿ (27) untuk persamaan gerak dalam arah radial. CONTOH KASUS HAMILTON
  • 17. 1 Coki bermain skateboard. Dengan menganggap Coki dan skateboardnya sebagai sebuah partikel, pusatnya bergerak melewati lintasan berbentuk seperempat lingkaran dengan jari–jari 3,00 m. Massa total Coki dan skateboardnya 25,0 kg. Ia mulai bergerak dari keadaan diam, dan diasumsikan tak ada gesekan. a) Tentukan laju pada akhir lintasan. b) Cari gaya normal yang bekerja padanya saat ia berada di bawah lintasan CONTOH KASUS KEKEKALAN ENERI
  • 18.  Penyelesaian : a) Kita tidak dapat menggunakan persamaan gerak dengan percepatan konstan; percepatan tidak konstan karena kemiringan berkurang ketika Coki turun. Oleh karena itu, kita akan menggunakan pendekatan energi. Karena tak ada gesekan maka hanya terdapat gaya normal 𝑁 yang diberikan oleh lintasan selain gaya berat yang dihasilkan Coki. Meskipun gaya-gaya ini terjadi sepanjang lintasan, gaya ini melakukan nol kerja karena gaya normal tegak lurus dengan kecepatan Coki di setiap titik. Oleh karena itu π‘Šπ‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ = 0 dan energi mekanik total akan kekal. CONTOH KASUS KEKEKALAN ENERI
  • 19. Ambil titik 2 sebagai titik awal dan titik 1 pada dasar lintasan, anggap y= 0 pada dasar lintasan. Kemudian y2 = R dan y1 = 0. Coki mulai bergerak dari keadaan diam di atas lintasan sehingga v1= 0. Maka besaran dari berbagai energi adalah  K2 = 0 U2 = mgR  K1 = 1 2 mv1 2 U1 = 0  𝐾2 + π‘ˆ2 = 𝐾1 + π‘ˆ1  0 + π‘šπ‘”π‘… = 1 2 π‘šπ‘£1 2 + 0  𝑣1 = 2𝑔𝑅  𝑣1 = 2(9,80 π‘š 𝑠2)(3,00π‘š) = 7,67 π‘š/𝑠 CONTOH KASUS KEKEKALAN ENERI
  • 20. b) Kita akan menghitung besar 𝑁 dari gaya normal di titik 1. Karena 𝑁 tidak muncul pada persamaan energi, maka kita akan menggunakan hukum kedua Newton. Coki bergerak dengan laju 𝑣1 = 2𝑔𝑅 di mana R merupakan jari-jari lingkaran; percepatan yang dimiliki Coki terjadi secara radial dan besarnya;  π‘Ž π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ = 𝑣1 2 𝑅 = 2𝑔𝑅 𝑅 = 2𝑔 Jika kita ambil dari y positif ke atas, maka pada komponen y dari hukum kedua Newton, adalah:  𝐹𝑦 = βˆ’π‘ + π‘Š = π‘šπ‘Ž π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ = 2π‘šπ‘”  2π‘šπ‘” = βˆ’π‘ + π‘Š  2π‘šπ‘” βˆ’ π‘Š = βˆ’π‘  2π‘šπ‘” βˆ’ π‘šπ‘” = βˆ’π‘  π‘šπ‘” = βˆ’π‘ CONTOH KASUS KEKEKALAN ENERI
  • 21. MOHON MAAF ATAS KEKURANGAN KAMI SEMOGA ILMU INI DAPAT BERMANFAAT DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI KITA SALAM RAMADHAN…