Switching dan routing merupakan proses penting dalam jaringan komputer. Switching berfokus pada pengiriman frame data berdasarkan alamat MAC sedangkan routing mengarahkan paket data berdasarkan alamat IP. Switch bekerja pada layer 2 dan mencatat alamat MAC port yang terhubung, sedangkan router bekerja pada layer 3 dan menggunakan protokol routing static atau dinamik seperti RIP, OSPF, EIGRP untuk menentukan jalur terbaik antar segmen jaringan.
2. 1. Siswa Mampu membedakan antara Switching
dan Routing
2. Siswa Memahami Prinsip Kerja Switch
3. Siswa di harapkan mengetahui Konsep Dasar
Routing
4. Siswa Mampu mengetahui Routing Statis &
Dinamis
TUJUAN PEMBELAJARAN
3. Switching= Memindahkan / Meneruskan
Frame data yang berisi bit informasi berdasarkan MAC Address
(alamat mesin) sumber & Tujuan
Routing= Merutekan / Mengarahkan Paket data yang
berisi bit informasi berdasarkan IP Address (alamat logika IP)
Sumber & Tujuan
4. » Dasar dari proses Switching adalah protokolEthernet
» Ethernet bersifat multi-access broadcast = akses dari 1 ke 1 atau
1 ke banyak
» Menggunakan metode CSMA/CD (Collision Sense Multiple
Access / Collision Detection) untuk mendeteksi terjadinya
tabrakan
» Semakin banyak Collisions/tabrakan dapat menurunkan
performansi Jaringan
» Media akses : CAT5(e), Fiber Optik, Wireless
» Kecepatan dari 10Mbps sampai 10,000 Mbps (10 Gbps)
Protokol Ethernet
5. » Perangkat Layer 1
» Meneruskan & Memperkuat
sinyal
» 1 collision /bandwidth domain
(1 jalan dipakai bersama
semua jenis kendaraan)
» Hanya 1 perangkat yang dapat
mengirim data dalam sekali
waktu (Half duplex)
» Bandwidth yang tersedia
hanya 50-60% karena
pemakaian bersama
» Kecepatan max 10 Mbps
Hubs
6. » Perangkat Layer 2
» Mempelajari MAC addresses dari
setiap perangkat yang terhubung ke
setiap port
» Setiap port adalah 1 collision
domain (jalan yang tersedia lebih
banyak = mengurangi tabrakan)
» Setiap port memperoleh alokasi
bandwidth/ tidak sharing.
» Bandwidth yang tersedia 100%
disetiap port
» Kecepatan max 10 Mbps s/d 100
Gbps
» Setiap port dapat mengirim &
menerima bersamaan (Full Duplex)
Switches
7. Switch merupakan hardware (perangkat keras) jaringan komputer yang
sama dengan HUB, perbedaanya switch ini lebih pintar walaupun
harganya sedikit lebih mahal dengan HUB. Cara kerja switch yaitu dengan
cara menerima paket data pada suatu port lalu akan melihat MAC (Media
Access Control) tujuannya dan membangun sebuah koneksi logika dengan
port yang sudah terhubung dengan node atau perangkat tujuan, sehingga
selain port yang dituju tidak dapat menerima paket data yang dikirimkan
dan akan mengurangi terjadinya tabrakan data atau disebut
dengan collision. Setiap perangkat yang terhubung ke port tertentu, MAC
addresnya akan dicatat di MAC address table yang nantinya disimpan
pada memori chache switch, itulah bagaimana switch bekerja.
Prinsip Kerja Switch
8. Switch jenis Rackmount memiliki satuan U, dimana 1U = 4,5 cm yang berarti
Memiliki ketebalan/ketinggan dimensi perangkat
9. Switch jenis Rackmount memiliki satuan U, dimana 1U = 4,5 cm yang berarti
Memiliki ketebalan/ketinggan dimensi perangkat
10.
11.
12. » Mendukung Interface Ethernet 100 Mbps s/s
100 Gigabit
» Mendukung Port Optics Single Mode dan
Multimode dari jangkauan bandwidth rendah
sampai tinggi seperti DWDM
» Mendukung Konsolidasi LAN & SAN (Storage
Area Network) melalui interface FCoE (Fibre
Channel over Ethernet)
High Performance Switch
13. » Routing - Pengaturan jalur antar Segment
Network yang berbeda berdasarkan IP Address
tujuan (atau bisa juga asal).
» Bekerja pada OSI layer 3(Network).
» Untuk menghubungkan network yang berbeda
segment (subnet) memerlukan sebuah
perangkat yang mampu melakukan proses
routing yang disebut dengan Router
Routing
14. » Memungkinkan kita melakukan pemantauan
dan pengelolaan jaringan yang lebih baik.
» Lebih aman (firewall filtering lebihmudah).
» Trafik broadcast (Virus) hanya terkonsentrasi di
local network segmen yang sama.
» Untuk network skala besar, Routing bisa
diimplementasikan menggunakan Dynamic
Routing protocol (RIP/OSPF/BGP)
Routing
15. dynamic routes
» Dibuat secara otomatis saat menambahkan IP
Address pada interface
» Informasi routing yang didapat dari protokol
routing dinamik seperti RIP, OSPF, dan BGP.
static routes
» Informasi routing yang dibuat secara manual oleh
user untuk mengatur ke arah mana trafik tertentu
akan disalurkan.
» Default route adalah salah satu contoh static
routes.
Routing
16. Destination
» Destination address
» Network mask
» 0.0.0.0/0 -> ke semua network
Gateway
IP Address gateway, harus merupakan IP Address yang satu subnet
dengan IP yang terpasang pada salah satu interface
Gateway Interface
Digunakan apabila IP gateway tidak diketahui dan bersifat dinamik
(biasanya digunakan di ppp interface).
Pref Source
source IP address dari paket yang akan meninggalkan router
Distance
Beban untuk kalkulasi pemilihan routing
Parameter Dasar Routing
17. Konsep Dasar Routing - Static Routing
IP Address Gateway harus merupakan IP Address yang subnetnya sama
dengan salah satu IP Address yang terpasang pada router (connect
directly)
• Dari gambar disampaing, PC 10.10.4.2 agar bisa
Mengakses internet harus melewati 2 router
Dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.10.2.1
18. Dynamic Routing
• Karena sebuah jaringan memiliki besar skala yang berbeda
satu sama lain, maka sangat memungkinkan jika jaringan
tersebut berkembang menjadi besar sekali. Maka
penggunaan routing menjadi sangat penting dan kritis.
• Informasi routing haruslah tepat dan kesalahan melakukan
distribusi informasi routing harus diminimalisasi sedikit
mungkin.
• Sangatlah tidak nyaman jika harus menuliskan rule routing
untuk puluhan bahkan ratusan router secara static.
19.
20. Interior Gateway Protocol (IGP) = yaitu routing protocol
untuk suatu lokasi yang sama, misal : area kampus /
organisasi / perusahaan
Exterior Gateway Protocol (EGP) = yaitu routing protocol
untuk “mengintegrasikan” antar routing-routing yang
Berbeda dari banyak kampus, misal : kampus A dengan
Kampus B, ISP A dengan ISP B
21. Distance Vector = Router akan memilih rute terpendek dengan melihat berapa
banyak Router/ Transit / Hop yang harus ditempuh
Pengiriman data dari PC0 ke PC1 melewati Router0 dan Router3
22. Link State = Pemilihan jalur oleh Router melaui pertimbangan beberapa
Parameter penting seperti : besarnya bandwidth,delay ,metric dsb.
Pengiriman data dari PC0 ke PC1 melewati Router0, Router2 dan Router3
23. Link State & Distance Vector
Which One is The best ???
Link State … Why ???
• Sedikit Hops/Transit tetapi tidak Memperdulikan
parameter penting Lainnya seperti delay, bandwidth,
Congestion pada Distance Vector Dapat memperlambat
pengiriman Data.
• Lebih baik banyak Hop/Transit tetapi Cepat sampai
tujuan (Link State) karena lewat jalur bebas macet
24. Routing Information Protocol (RIP)
• Routing protokol distance vector
• open standard dan mudah diimplementasikan
• Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count)
untuk pemilihan jalur
• Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang,
• Update routing dilakukan secara broadcast setiap 30 detik
• Sudah ditingkatkan menjadi RIPv2 dengan penambahan fitur tag,
subnet eksternal, alamat hop berikutnya dan Autentikasi
25. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)
• routing protokol distance vector yang dibuat oleh Cisco
• update routing setiap interval 90 detik
• dapat menangani topologi yang komplek
• Menggunakan composite metric yang terdiri atas bandwidth, load,
• delay dan reliability
26. OSPF (Open Shortest Path First)
• Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun
• Protokol routing link-state.
• OSPF lebih effisien daripada RIP.
• OSPF didesain oleh IETF ( Internet Engineering Task Force )
• Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.
• Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan
topologi jaringan.
• OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam
• dinamik network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari
subnetwork.
• Menggunakan protokol broadcast.
27. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol)
• EIGRP menggunakan protokol routing enhanced distance vector
• Menggunakan protokol routing enhanced distance vector.
• Menggunakan cost load balancing yang tidak sama.
• Menggunakan algoritma kombinasi antara distance vector dan
link-state.
• Menggunakan Diffusing Update Algorithm (DUAL) untuk menghitung
jalur terpendek.