Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan kesehatan lingkungan di sekolah yang meliputi air bersih, udara bersih, tanah bebas pencemaran, pangan higienis, sarana dan fasilitas sekolah yang memenuhi standar, serta pengelolaan sampah yang baik untuk mencegah penyebaran penyakit. Kualitas lingkungan sekolah perlu dipantau untuk mencapai tujuan pendidikan yang sehat bagi siswa.
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaAyok Putra
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga yang aman dan sehat. Terdapat berbagai cara pengolahan air minum seperti filtrasi, klorinasi, flokulasi dan disinfeksi, SODIS, dan merebus. Juga dibahas tentang pentingnya menjaga kebersihan peralatan makanan, mencuci tangan, dan menyimpan makanan dengan benar. Wadah penyimpanan air minum harus tertutup rapat dan bersih untuk mencegah
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penyediaan makanan sehat dan aman di kantin sekolah untuk memenuhi gizi anak sekolah. Dokumen tersebut menjelaskan lima kunci penyediaan pangan yang aman yaitu menjaga kebersihan, memisahkan pangan mentah dan matang, memasak dengan benar, menyimpan pangan pada suhu yang aman, serta menggunakan air dan bahan baku yang aman. Dokumen tersebut juga memberikan
PILAR 3. STBM. Pengelolaan Makanan & Minuman Rumah TanggaAyok Putra
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga yang aman dan sehat. Terdapat berbagai cara pengolahan air minum seperti filtrasi, klorinasi, flokulasi dan disinfeksi, SODIS, dan merebus. Juga dibahas tentang pentingnya menjaga kebersihan peralatan makanan, mencuci tangan, dan menyimpan makanan dengan benar. Wadah penyimpanan air minum harus tertutup rapat dan bersih untuk mencegah
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penyediaan makanan sehat dan aman di kantin sekolah untuk memenuhi gizi anak sekolah. Dokumen tersebut menjelaskan lima kunci penyediaan pangan yang aman yaitu menjaga kebersihan, memisahkan pangan mentah dan matang, memasak dengan benar, menyimpan pangan pada suhu yang aman, serta menggunakan air dan bahan baku yang aman. Dokumen tersebut juga memberikan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Pondok Pesantren mencakup kebiasaan positif untuk mencegah penyakit dan menjaga lingkungan sehat, seperti kebersihan diri dengan mandi, menggosok gigi, dan mencuci tangan; makan makanan seimbang dan minum air bersih; serta menjaga kebersihan lingkungan dengan memisahkan sampah organik dan non-organik.
Dokumen tersebut membahas upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan Promosi Kesehatan Berbasis Sekolah (PHBS) dengan melibatkan siswa, guru, dan masyarakat sekitar sekolah. Beberapa poin pentingnya adalah meningkatkan pengetahuan tentang PHBS, meningkatkan peran serta masyarakat sekolah dalam ber-PHBS, serta mewujudkan sekolah yang sehat melalui penerapan tiga
5 kunci keamanan pangan anak sekolah (PJAS)Heru Fernandez
Dokumen ini membahas lima kunci untuk menjaga keamanan pangan jajanan anak sekolah, yaitu mengenali pangan yang aman, membeli pangan yang aman, membaca label dengan seksama, menjaga kebersihan, dan mencatat apa yang ditemui. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai informasi penting yang perlu diperhatikan untuk setiap kunci demi menjamin keamanan pangan siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan lingkungan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat agar dapat mencegah penyakit. Pelayanan kesehatan lingkungan meliputi konseling, inspeksi lingkungan, dan intervensi lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan indikator kinerja program kesehatan lingkungan serta pentingnya sanitasi total berbasis masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah, yang mencakup 8 aspek utama yaitu mencuci tangan, mengonsumsi jajanan sehat, menggunakan jamban bersih, olahraga teratur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara berkala, serta membuang sampah pada tempatnya.
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN
PHBS INSTANSI KESEHATAN
PHBS INSTANSI PENDIDIKAN
PHBS TEMPAT KERJA
PHBS TEMPAT UMUM
PHBS RUMAH TANGGA
PERKEMBANGAN BALITA
TAMAN POSYANDU
DESA SIAGA
Pentingnya penerapan hiygiene sanitasi di kantin sekolah. kantin sekolah merupakan sarana pemenuhan asupan gizi bagi para penerus bangsa. sehingga Higiene sanitasi sangat mutlak diperlukan dalam penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi hygiene dan sanitasi. Hygiene adalah ilmu untuk menjaga kesehatan seseorang dan lingkungannya, sedangkan sanitasi berfokus pada upaya menjaga lingkungan agar sehat dan bebas dari pencemaran. Tujuan hygiene dan sanitasi adalah mencegah penyakit dengan mengelola faktor-faktor lingkungan seperti air bersih, pembuangan sampah, dan sanitasi tempat umum.
Dokumen ini berisi pedoman pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di UPT Puskesmas Pamotan Kabupaten Rembang. Dokumen ini menjelaskan pengertian pengelolaan B3, tujuan dibuatnya SOP ini sebagai acuan pengelolaan B3, kebijakan yang mendasari SOP ini, referensi peraturan terkait, prosedur pengelolaan B3 mulai dari penyimpanan, penggunaan, pembuangan limbah B3, serta unit-
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan lingkungan yang merupakan ilmu yang mempelajari berbagai masalah kesehatan akibat hubungan antara lingkungan dengan manusia. Faktor lingkungan seperti biologis, fisik, dan sosial ekonomi dapat mempengaruhi kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang fasilitas kesehatan lingkungan seperti perumahan, air bersih, pengelolaan limbah, dan dampak jika tid
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR Dayu Agung Dewi Sawitri
Dokumen tersebut membahas tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah, yang meliputi 8 indikator utama PHBS seperti mencuci tangan, buang air kecil di toilet, mengikuti olahraga, tidak merokok, menimbang berat badan, dan memisahkan sampah. Penerapan PHBS di sekolah diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat serta meningkatkan proses pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang perizinan dalam pengelolaan limbah B3 di rumah sakit. Terdapat beberapa masalah dalam pengelolaan limbah medis seperti pembuangan sembarangan dan pembakaran tanpa izin. Dokumen ini juga menjelaskan dasar hukum dan ketentuan pengelolaan limbah B3 serta sistem pengelolaan limbah rumah sakit yang sesuai."
Ringkasan dokumen soal lomba cerdas cermat UKS adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut berisi soal-soal tentang kesehatan sekolah yang mencakup materi seperti pengertian UKS, penyakit-penyakit, vitamin, imunisasi, dan kegiatan dokter kecil. Soal-soal tersebut berupa pilihan ganda dan isian singkat.
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di Pondok Pesantren mencakup kebiasaan positif untuk mencegah penyakit dan menjaga lingkungan sehat, seperti kebersihan diri dengan mandi, menggosok gigi, dan mencuci tangan; makan makanan seimbang dan minum air bersih; serta menjaga kebersihan lingkungan dengan memisahkan sampah organik dan non-organik.
Dokumen tersebut membahas upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pendekatan Promosi Kesehatan Berbasis Sekolah (PHBS) dengan melibatkan siswa, guru, dan masyarakat sekitar sekolah. Beberapa poin pentingnya adalah meningkatkan pengetahuan tentang PHBS, meningkatkan peran serta masyarakat sekolah dalam ber-PHBS, serta mewujudkan sekolah yang sehat melalui penerapan tiga
5 kunci keamanan pangan anak sekolah (PJAS)Heru Fernandez
Dokumen ini membahas lima kunci untuk menjaga keamanan pangan jajanan anak sekolah, yaitu mengenali pangan yang aman, membeli pangan yang aman, membaca label dengan seksama, menjaga kebersihan, dan mencatat apa yang ditemui. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai informasi penting yang perlu diperhatikan untuk setiap kunci demi menjamin keamanan pangan siswa.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kesehatan lingkungan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat agar dapat mencegah penyakit. Pelayanan kesehatan lingkungan meliputi konseling, inspeksi lingkungan, dan intervensi lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan indikator kinerja program kesehatan lingkungan serta pentingnya sanitasi total berbasis masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah, yang mencakup 8 aspek utama yaitu mencuci tangan, mengonsumsi jajanan sehat, menggunakan jamban bersih, olahraga teratur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara berkala, serta membuang sampah pada tempatnya.
KUMPULAN FORM PROMOSI KESEHATAN
PHBS INSTANSI KESEHATAN
PHBS INSTANSI PENDIDIKAN
PHBS TEMPAT KERJA
PHBS TEMPAT UMUM
PHBS RUMAH TANGGA
PERKEMBANGAN BALITA
TAMAN POSYANDU
DESA SIAGA
Pentingnya penerapan hiygiene sanitasi di kantin sekolah. kantin sekolah merupakan sarana pemenuhan asupan gizi bagi para penerus bangsa. sehingga Higiene sanitasi sangat mutlak diperlukan dalam penerapannya.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi hygiene dan sanitasi. Hygiene adalah ilmu untuk menjaga kesehatan seseorang dan lingkungannya, sedangkan sanitasi berfokus pada upaya menjaga lingkungan agar sehat dan bebas dari pencemaran. Tujuan hygiene dan sanitasi adalah mencegah penyakit dengan mengelola faktor-faktor lingkungan seperti air bersih, pembuangan sampah, dan sanitasi tempat umum.
Dokumen ini berisi pedoman pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di UPT Puskesmas Pamotan Kabupaten Rembang. Dokumen ini menjelaskan pengertian pengelolaan B3, tujuan dibuatnya SOP ini sebagai acuan pengelolaan B3, kebijakan yang mendasari SOP ini, referensi peraturan terkait, prosedur pengelolaan B3 mulai dari penyimpanan, penggunaan, pembuangan limbah B3, serta unit-
Dokumen tersebut membahas tentang kesehatan lingkungan yang merupakan ilmu yang mempelajari berbagai masalah kesehatan akibat hubungan antara lingkungan dengan manusia. Faktor lingkungan seperti biologis, fisik, dan sosial ekonomi dapat mempengaruhi kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan tentang fasilitas kesehatan lingkungan seperti perumahan, air bersih, pengelolaan limbah, dan dampak jika tid
MATERI PENYULUHAN PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH DASAR Dayu Agung Dewi Sawitri
Dokumen tersebut membahas tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah, yang meliputi 8 indikator utama PHBS seperti mencuci tangan, buang air kecil di toilet, mengikuti olahraga, tidak merokok, menimbang berat badan, dan memisahkan sampah. Penerapan PHBS di sekolah diharapkan dapat menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat serta meningkatkan proses pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang perizinan dalam pengelolaan limbah B3 di rumah sakit. Terdapat beberapa masalah dalam pengelolaan limbah medis seperti pembuangan sembarangan dan pembakaran tanpa izin. Dokumen ini juga menjelaskan dasar hukum dan ketentuan pengelolaan limbah B3 serta sistem pengelolaan limbah rumah sakit yang sesuai."
Ringkasan dokumen soal lomba cerdas cermat UKS adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut berisi soal-soal tentang kesehatan sekolah yang mencakup materi seperti pengertian UKS, penyakit-penyakit, vitamin, imunisasi, dan kegiatan dokter kecil. Soal-soal tersebut berupa pilihan ganda dan isian singkat.
Persyaratan higiene sanitasi pangan di sekolah mencakup pengaturan kantin sekolah, pedagang makanan jajanan, dan sarana lainnya agar pangan yang tersedia di lingkungan sekolah aman untuk dikonsumsi siswa. Dinas kesehatan bertugas membina dan mengawasi pemenuhan standar kebersihan pangan melalui pendataan, penyuluhan, sertifikasi penjamah, dan pengawasan rutin.
Dokumen tersebut membahas tentang pertemuan kader kesehatan lingkungan yang membahas tentang pengertian kader kesehatan lingkungan, peran mereka dalam masyarakat, tantangan dan rencana kegiatan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan di masyarakat."
Dokumen tersebut memberikan pedoman untuk pengelolaan kantin sekolah yang sehat, meliputi persyaratan sarana prasarana, proses pengolahan dan penyajian makanan, serta pengawasan rutin. Beberapa poin penting adalah tersedianya air bersih mengalir, tempat penyimpanan dan pengolahan makanan yang bersih dan terpisah, serta display makanan yang tertutup.
Dokumen tersebut membahas tentang sekolah sehat dan kriteria sekolah sehat yang meliputi fasilitas, sarana prasarana, dan aktivitas untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, hijau, dan mendukung kesehatan siswa. Dokumen tersebut juga menjelaskan empat komponen penting sekolah sehat yaitu PHBS, UKS, kantin sehat, dan sekolah hijau.
Dokumen tersebut membahas tentang penyehatan makanan dan minuman di rumah sakit. Beberapa poin utama meliputi dasar hukum dan peraturan terkait, pengendalian faktor kontaminasi makanan dan minuman mulai dari pemilihan bahan, penyimpanan, pengolahan, pengangkutan hingga penyajian, serta uji kualitas dan keamanan pangan secara berkala untuk mencegah penularan penyakit.
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan lingkungan sekolah yang sehat yang mencakup lokasi, konstruksi bangunan, fasilitas, dan tata kelana kebersihan sekolah. Persyaratan tersebut diatur dalam peraturan pemerintah untuk memastikan lingkungan sekolah mendukung proses belajar mengajar serta tumbuh kembang peserta didik.
Similar to Materi KESLING SEKOLAH Juli 2017.pptx (20)
CERITA REMEH TEMEH DESA ANKOR JAWA TENGAH.pdfZainul Ulum
Sekelumit cerita tentang ekspresi kegelisahan kaum muda desa atas kondisi negara, yang memilih menyalakan lilin-lilin kecil sebisanya daripada mengutuk kegelapan yang memiskinkannya selama beberapa generasi
2. Nama : BURHANUDIN, SKM
Jabatan: Sanitarian Madya (Seksi PL Dinkes NTB)
Tupokasi : Pengelola Program Penyehatan Air (1)
Sanitasi Dasar (2)
Tugas +an : - Menyusun Rencana Kerja Program PL
(Dekon, APBD dan sumber lain)
- Program TTU dan KKS
- Analisis Data PL
- Tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan
Status : Perlu ...????
4. DASAR HUKUM
STANDAR BAKU MUTU KESLING &
PERSYARATAN KESEHATAN SEKOLAH
HIGIENE SANITASI MAKANAN
JAJANAN
PENGAMANAN SAMPAH
PENGAWASAN
5.
6. UU No. 36
Tahun 2009
PP No 66
Tahun 2014
PERATURAN
MENKES
Pasal 163 (ayat 1) : Pemerintah,
pemda dan masyarakat menjamin
ketersediaan lingkungan yang sehat
dan tidak mempunyai risiko buruk
bagi kesehatan
Pasal 79 : Kesehatan sekolah
diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup
sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar,
tumbuh, dan berkembang secara
harmonis dan setinggi-tingginya
menjadi SDM yang berkualitas
• KMK No. 1429/2006 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah
• KMK Nomor 942/2003 ttg
Penyelenggaraan Higiene Sanitasi
Makanan Jajanan
• PMK 416/1990 ttg syarat -syarat
dan pengawasan kualitas air
Kualitas Lingkungan yang sehat
ditentukan melalui pencapaian
atau pemenuhan Standar Baku
Mutu Kesling & Persyaratan
Kesehatan
7. Pelaksanaan 7K
Penyediaan sarana air
bersih sanitasi
KTR
Kawasan Tanpa
Narkoba dan Pornografi
Kantin sekolah
Pemanfaatan
pekarangan sekolah
Pendidikan
Kesehatan
Pembinaan
Lingkungan
Sehat
Pelayanan
Kesehatan
LOMBA SEKOLAH SEHAT
8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang
Kesehatan Lingkungan
Kualitas Lingkungan yang sehat ditentukan melalui
pencapaian atau pemenuhan Standar Baku Mutu
Kesling & Persyaratan Kesehatan pada media
lingkungan
MEDIA LINGKUNGAN*
Air
Udara
Tanah
Pangan
Sarana dan bangunan
Vektor dan binatang pembawa
penyakit
Lingkungan
• Permukiman
• Tempat Kerja
• Tempat rekreasi
• Tempat dan
fasilitas umum
(Salah satunya
adalah sekolah
* Yang berhubungan atau berdampak langsung thd kesehatan masyarakat
9.
10. • Jernih, tidak berasa dan
tidak berbau
• Air dalam keadaan
terlindung dari sumber
pencemaran, binatang
pembawa penyakit, dan
tempat
perkembangbiakan vektor.
• Aman dari kemungkinan
kontaminasi
• Tersedia dalam jumlah yang
cukup (20 ltr/org/hr)
PERSYARATAN
KESEHATAN
STANDAR BAKU
MUTU
Parameter fisik,
kimia, dan biologi,
radioaktivitas
Fisik :
• Kekeruhan = 25 NTU
• Warna = 50 TCU
• Suhu = ± 3 dari suhu udara
• Zat Padat Terlarut = 1000
mg/l
Biologis :
• Total Koliform= 50/100 ml
• E. Coli = 0/100 ml
Radioaktivitas :
Radon =
0,1 Bq/Gross Alpha
1 Bq/Gross Beta
Untuk hygiene dan sanitasi
11. STANDAR BAKU MUTU UDARA DALAM RUANG
No. Parameter FISIK Unit SBM (Kadar
maksimum yang
diperbolehkan)
Keterangan
1. Suhu oC 23-26 Terkondisi
2. Pencahayaan Lux Minimal 60 Minimal dan bervariasi
sesuai fungsi ruangan
3. Kelembaban % Rh 40 – 70 Relative humidity
4. Laju Ventilasi m/detik 0,15 – 0,50
5. Particulate Matter(PM)2,5 μg/m3 ≤35 24 jam
μg/m3 ≤15 Rata-rata setahun
6. Particulate Matter(PM)10 μg/m3 ≤ 70 dalam 24 jam
No. Parameter KIMIA Unit SBM (Kadar
maksimum yang
diperbolehkan)
Keterangan
1. Carbon monoksida (CO) mg/m3 10 8 jam
2. Carbon dioksida (CO2) ppm
mg/m3
1000
1800
8 jam
8 jam
3. Formaldehid (HCHO) ppm
μg/m3
0,1
120
8 jam
8 jam
4. Volatile Organic Compound
(VOC)
ppm 3 8 jam
5. NO2 μg/m3 200 1 jam
12. Untuk daerah yang memiliki radiasi alam yang tinggi, perlu dilakukan
remediasi
Tidak ada tanah terbuka dan tanah di sekolah harus ditanami dengan
tanaman sesuai jenisnya dengan memperhatikan dampaknya terhadap
konstruksi bangunan
Tidak ada genangan air pada tanah
Tanah dalam keadaan kering, tidak berdebu, dan tidak menjadi habitat
vektor
Tidak ditemukan telur Ascaris Lumbricoides sebagai indikator
pencemaran tinja manusia
Sarana pendidikan tidak di atas tanah yang telah tercemar seperti
tempat pembuangan akhir sampah dan bekas lokasi tambang
13. Kemiringan atap cukup sehingga tidak memungkinkan adanya genangan
air, bersih dan tidak bocor
14. LANTAI
Bersih, permukaan rata dan tidak retak,
tidak licin , serta kedap air.
DINDING
• Bersih, kuat, tidak retak
• Permukaan dinding yang selalu terkena
percikan air harus terbuat dari bahan
kedap air.
• Permukaan dinding bagian dalam
mudah dibersihkan
• Berwarna terang
• Tidak lembab (40-60% Rh)
15. • Lebar injakan tangga > 30 cm
• Tinggi anak tangga maks 20 cm
• Ada pegangan tangan
• Lebar tangga > 150 cm
16. Pencahayaan ruangan memiliki intensitas yang cukup ditandai dengan dapat
membaca buku dengan jelas tanpa bantuan penerangan pada siang hari (200-
300 lux)
Ventilasi : 20% dari luas lantai dengan laju ventilasi 0,15-0,25 m/detik
17. Kepadatan kelas :
jumlah murid disesuaikan dengan luas ruang kelas dengan perbandingan : 1,75
m/murid
Jarak papan tulis :
• jarak minimal papan tulis dengan murid paling depan 2,5 m
• Jarak maksimal papan tulis dengan murid paling belakang 9 m
18. • Menggunakan air bersih yang mengalir
• Tersedia sabun
• Tersedia 1 tempat cuci tangan untuk 2 kelas
19. • Bersih dan tidak bau
• Ventilasi dan penerangan cukup
• Lantai kedap air, tidak licin, dan
tidak ada genangan air
• Tidak ada nyamuk/jentik nyamuk
• Tersedia air bersih dan sabun
• Jumlah sarana 1:40 untuk murid
laki-laki dan 1:25 untuk murid
perempuan
20. Terpisah antara sampah
organik dan anorganik
Terbuat dari bahan yang
kuat, cukup ringan,
kedap air, dan tidak
mudah bocor
Memiliki penutup
Dikosongkan setiap hari
Tidak Overload
TEMPAT SAMPAH & SPAL
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) tertutup dan air limbah mengalir
lancar (tidak menimbulkan genangan
21. • Makanan jajanan yang dijual dalam keadaan
terbungkus/tertutup
• Jajanan kemasan dalam keadaan baik dan
tidak kadaluarsa
• Tempat penyimpanan makanan bersih,
terlindung dari debu, terhindar dari bahan
kimia berbahaya, serangga dan hewan lain
• Dapur selalu bersih dan memenuhi
persyaratan kesehatan
• Peralatan masak dan makan dicuci bersih
setelah digunakan
• Peralatan disimpan di tempat yang bebas
pencemaran
• Tidak menggunakan kembali peralatan yang
dirancang untk sekali pemakaian
• Pengolah dan penyaji makanan selalu
menjaga kebersihan dengan selalu mencuci
tangan sebelum memasak dan setelah dari
toilet
22. • Halaman sekolah tidak
banyak debu
• Tanaman terlihat rapi
• Tidak ada genangan air
• Tiak ada sampah
berserakan
25. Hygiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan,
orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.
Penjamah makanan jajanan adalah orang yang secara langsung atau
tidak langsung berhubungan dengan makanan dan peralatannya sejak
dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan sampai
dengan penyajian.
Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh
pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai
makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan
26. 1. Penjamah Makanan
tidak menderita penyakit mudah menular misal :
batuk, pilek, influenza, diare, penyakit perut
sejenisnya
menutup luka (pada luka terbuka/ bisul atau luka
lainnya)
menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan
pakaian; d. memakai celemek, dan tutup kepala
mencuci tangan setiap kali hendak menangani
makanan.
menjamah makanan harus memakai alat/
perlengkapan, atau dengan alas tangan
tidak sambil merokok, menggaruk anggota badan
(telinga, hidung, mulut atau bagian lainnya)
27. 2. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk mengolah dan
menyajikan makanan jajanan harus sesuai dengan
peruntukannya dan memenuhi persyaratan hygiene
sanitasi.
Upaya :
a. peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air
bersih dan dengan sabun;
b. lalu dikeringkan dengan alat pengering/lap yang
bersih
c. kemudian peralatan yang sudah bersih tersebut
disimpan di tempat yang bebas pencemaran.
Dilarang menggunakan kembali peralatan yang
dirancang hanya untuk sekali pakai.
28. 3. Air, Bahan Makanan, Bahan Tambahan dan Penyajian
Air
Air yang digunakan dalam penanganan makanan
jajanan harus air yang memenuhi standar dan
Persyaratan Hygiene Sanitasi yang berlaku bagi air
bersih atau air minum.
Air bersih yang digunakan untuk membuat minuman
harus dimasak sampai mendidih.
Bahan Makanan
Semua bahan yang diolah menjadi makanan jajanan
harus dalam keadaan baik mutunya, segar dan tidak
busuk.
Semua bahan olahan dalam kemasan yang diolah
menjadi makanan jajanan harus bahan olahan yang
terdaftar di Departemen Kesehatan, tidak
29. Bahan Tambahan
Bahan makanan, serta bahan tambahan makanan dan bahan
penolong makanan jajanan siap saji harus disimpan secara
terpisah
Bahan makanan yang cepat rusak atau cepat membusuk harus
disimpan dalam wadah terpisah.
Penyajian
Disajikan pada tempat/alat perlengkapan yang bersih, dan aman
bagi kesehatan.
Dijajakan dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup.
Pembungkus yang digunakan dan atau tutup makanan jajanan
harus dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makanan.
Pembungkus dilarang ditiup
Makanan jajanan yang diangkut, harus dalam keadaan tertutup
atau terbungkus dan dalam wadah yang bersih
Makanan jajanan yang diangkut harus dalam wadah yang terpisah
dengan bahan mentah sehinggga terlindung dari pencemaran.
Makanan jajanan yang siap disajikan dan telah lebih dari 6 (enam)
jam apabila masih dalam keadaan baik, harus diolah kembali
30. 4. Sarana Penjaja
Makanan jajanan yang dijajakan dengan sarana
penjaja konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat melindungi makanan dari
pencemaran. (2)
Konstruksi sarana penjaja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan yaitu
antara lain :
a. mudah dibersihkan;
b. tersedia tempat untuk : air bersih, penyimpanan
bahan makanan, penyimpanan makanan jadi/siap
disajikan, penyimpanan peralatan, tempat cuci (alat,
tangan, bahan makanan), tempat sampah.
Pada waktu menjajakan makanan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi,
33. BILA TIDAK DIAMANKAN
Bau Pencemaran Air,
Udara, Tanah
Perkembangbiakan
Vektor
Kotor dan Kumuh
Bencana banjir,
kebakaran,
longsor
Kecelakaan krn
tertusuk benda
tajam
34. DITIMBUN DIBAKAR
DIBUANG KE
SUNGAI/KALI
DIBUANG DI
SEMBARANG
TEMPAT
Kondisi saat ini, masyarakat mengelola sampahnya dengan dikumpulkan di bak
sampah, kemudian diangkut petugas kebersihan untuk dikumpulkan di Tempat
Pengumpulan Sementara dan akhirnya dibuang di Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA).
Pola kumpul – angkut – buang berdasarkan hasil perhitungan Bappenas,
pada tahun 1995 perkiraan timbulan sampah di Indonesia mencapai 22,5 juta
ton, dan meningkat lebih dua kali lipat pada tahun 2020 menjadi 53,7 juta ton.
Sampah Jakarta masuk ke dalam sungai ciliwung 600 m3/hari atau setara
dengan 7 lapangan sepak bola.
35. Mengajak masyarakat untuk merubah pola
kumpul–angkut–buang menjadi pola
pemilah sampah (menyediakan tempat
sampah terpisah organik dan non
organik - membuang sampah pada
tempatnya – pilah sampah – daur ulang)
Pengurangan sampah dari sumbernya dimulai dari pemilahan sampai
pemrosesan akhir dengan mengaplikasikan 3R (Reduce-Reuse-Recycle)
36. Pengelolaan Sampah
Undang-undang no. 18 tahun 2008
pengelolaan sampah didefinisikan
sebagai kegiatan yang sistematis,
menyeluruh dan berkesinambungan
yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah.
Kegiatan pengurangan meliputi
pembatasan timbulan sampah,
pendaur ulang sampah dan/atau
pemanfaatan kembali sampah.
Kegiatan penanganan meliputi
pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan,
pemrosesan akhir sampah
Pencegahan
Pengurangan
Penggunaan
Daur Ulang
Pemulihan
Buang
37. Anorganik Organik
Jenis sampah yang dapat menyebabkan bau,
seperti sisa sayuran, sisa makanan dan barang
yang dapat diurai
Jenis sampah yang tidak dapat terurai oleh alam
38. 3
R
REDUCE
upaya
pengelolaan
sampah dengan
cara mengurangi
volume sampah
itu sendiri
REUSE
menggunakan
kembali sampah yang
ada, untuk keperluan
yang sama atau
fungsinya yang sama
RECYCLE
pemanfaatan
sampah untuk
menghasilkan
produk yang sama
atau produk yang
lain, atau
mendaur ulang
barang lama
menjadi barang
baru
Mengurangi pemakaian
kantong plastik
Mengutamakan
membeli produk
berwadah sehingga
bisa diisi ulang
Membeli produk atau
barang yang tahan
lama, dll.
Memanfaatkan
lembaran yang
kosong pada
kestas yang sudah
digunakan
Mengutamakan
membeli produk
berwadah
sehingga
Sampah organik dijadikan
kompos
Sampah anorganik dikumpulkan
untuk didaur ulang (diberikan
39. Bahan-bahan yang diperlukan:
• Keranjang plastik berventilasi
dengan ukuran besar/sedang
disertai tutup (tempat pakaian
kotor, keranjang plastik, gentong
tanah liat atau ember yang
dilobangi)
• Kardus bekas seukuran keranjang
plastik
• Gabah/kulit beras yang dimasukan
ke dalam kantung vitrase ( 2 buah)
• Kompos jadi yang dapat dibeli di
tempat-tempat penjualan bibit atau
bunga, yang nantinya kompos jadi
ini dicampur atau diaduk dengan
sampah organik yang sudah dicacah
(daun, sayuran, sisa buah, dll)
40. Tutup Keranjang
Sampah
Kain hitam berpori
Keranjang Sampah
Plastik
Bantal Sekam
Atas
Sampah
Organik
Kompos
Jadi
Bantal Sekam
Bawah
Kardus
41.
42. • Gali tanah sedalam 50-100
cm. Lubang dibuat dengan
jarak minimal 10 meter dari
sumur untuk menghindari
tercemarnya sumur.
• Isi lubang dengan sampah
organik yang telah dicacah.
• Tutup atau taburi sampah
dengan tanah secara berkala
untuk mengurangi bau.
• Jika telah penuh, tutup lubang
dengan tanah.
• Setelah tiga bulan, lubang
dapat digali. Hasil galian dapat
digunakan sebagai kompos
sedangkan lubangnya dapat
digunakan untuk membuat
kompos kembali.
Membuat Kompos dari Sampah Bagi Sekolah yang Memiliki
Lahan
43. PENGERTIAN
Konsep
pengumpulan
sampah kering
(plastik, kertas,
karton, kaleng, dll)
untuk
memaksimalkan
partisipasi warga
dalam pengelolaan
sampah lingkungan
TUJUAN
Sebagai
sebuah
mekanisme
untuk
mengurangi
volume
sampah di
tingkat
masyarakat
karena
kemampuanny
a dalam
sistem
pengumpulan
dan
pemulahan
sampah yang
terintegrasi di
tingkat paling
MEKANISME
KERJA
1. Pemilahan
Sampah
2. Penyetoran
dan
Pencatatan
3. Pengolaha
n Daur
Ulang
4. Metode
Konversi
44.
45. Biopori adalah lubang-lubang kecil atau pori-pori di dalam tanah yang
terbentuk akibat berbagai akitifitas organisme di dalamnya, seperti
cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya.
Manfaat
• meningkatkan daya resapan air
• Mengubah sampah organik menjadi
kompos
• Mengurangi emisi gas rumah kaca
(CO2 dan metan)
• Memanfaatkan fauna tanah dan atau
akar tanaman dan mengatasi masalah
yang ditimbulkan oleh genangan air
seperti penyakit demam berdarah dan
malaria
• Mengurangi air hujan yang dibuang
percuma ke laut
• Mengurangi genangan air yang
menimbulkan penyakit
• Mengurangi resiko banjir di musim
hujan
Dimana dapat dibuat /
dipasang lubang biopori
resapan air ?
1. Pada alas saluran air hujan
di sekitar sekolah
mengurangi volume air yang
dialirkan sehingga mencegah
air meluap ke luar selokan
2. Di sekeliling pohon
menjadi sumber air untuk
pohon tersebut
3. Pada tanah kosong antar
tanaman/ batas tanaman
46. • Buat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter10 cm,
kedalaman 100 cm atau tidak melampaui kedalaman air tanah
• Jarak pembuatan lubang resapan biopori antara 50 – 100 cm.
Pembuatan lubang dapat dibuat dengan memakai alat bantu yang
disebut bor biopori
• Memperkuat mulut atau pangkal lubang dengan menggunakan
1. paralon dengan diameter 10 cm, panjang minimal 10 cm;
atau
2. adukan semen selebar 2 – 3 cm, setebal 2 cmdisekeliling
mulut lubang.
• Isi lubang Biopori dengan sampah organik yang berasal dari
dedaunan, pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur; dan
Menutup lubang resapan biopori dengan saringan kawat/lainnya.
• Setelah Lubang Resapan Biopori dibuat, secara berkala lubang harus
dirawat dan dipelihara dengan cara:
• Mengisi sampah organik kedalam lubang resapan biopori;
Memasukkan sampah organik secara berkala pada saat terjadi
penurunan volume sampah organik pada lubang resapan biopori;
dan/atau Mengambil sampah organik yang ada dalam lubang resapan
47.
48.
49. Inspeksi Kesehatan Lingkungan /
IKL (PMK 13 / 2015)
Uji
Laboratorium
Analisis Risiko
Kesehatan
Lingkungan
Pengamatan
Fisik Media
Lingkungan
Dilakukan
dengan
cara
Pengukuran
Media
Lingkungan di
Tempat
Bapak Menteri PU dan PERA serta hadirin yang saya hormati,
Demikianlah beberapa hal penting yang perlu saya sampaikan pada pertemuan ini. Saya berharap dukungan Bapak beserta seluruh jajarannya agar dapat mendukung pelaksanaan program pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, meningkatkan kualitas hidup rakyat kita, dan mensejahterakan Bangsa Indonesia.
Atas perhatian Bapak dan Ibu saya ucapkan Terima kasih.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.