SlideShare a Scribd company logo
KEBERAGAMAN MURID DAN
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Keberagaman, keadilan, dan
inklusi
Adanya hubungan antara
keberagaman, keadilan, dan
inklusi.
Keberagaman adalah “siapa”,
keadilan adalah “bagaimana”, dan
inklusi adalah "apa".
Sekolah yang peserta didiknya
beragam tidak otomatis inklusif,
dan sekolah inklusif tidak otomatis
adil.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
DIVERSITY
adalah
representasi
dari semua
identitas dan
perbedaan
yang beragam
INCLUSION
Inklusi berfokus pada
pelibatan semua orang
dan memastikan tidak
ada yang dikecualikan
karena perbedaan.
Membangun budaya
saling memiliki dan
memastikan semua
orang memiliki
kesempatan untuk
dapat berkontribusi dan
berpartisipasi.
EQUITY
Melibatkan
upaya untuk
memahami
dan memberi
setiap orang
apa yang
mereka
butuhkan
untuk menjadi
sukses.
Keberagaman
Secara sederhana,
keberagaman adalah
kumpulan atribut, sifat, dan
karakteristik unik yang
membentuk individu.
Diantaranya termasuk nilai,
keyakinan, pengalaman,
latar belakang, perilaku, ras,
jenis kelamin, kemampuan,
status sosial ekonomi,
penampilan fisik, usia, dan
sebagainya. Beberapa dari
ciri-ciri tersebut dapat
terlihat, dan banyak lagi
lainnya yang tidak terlihat.
Dimensi keberagaman
Pada tahun 1990, perintis teori keberagaman yaitu Marilyn Loden
dan Judy Rosener mengembangkan kerangka berpikir dimensi
keberagaman. dibagi ke dalam empat lapisan:
Dimensi 1
Kepribadian: Keterbukaan, kesadaran, ekstraversi, keramahan,
neurotisme, dan lain-lain.
Dimensi 2
Dimensi Internal/Primer: Usia, jenis kelamin, kemampuan fisik,
etnis, ras, dan lain-lain.
Dimensi 3
Dimensi Eksternal: Lokasi geografis, pendapatan, kebiasaan
pribadi, kebiasaan rekreasi, agama, latar belakang pendidikan,
pengalaman pekerjaan, penampilan, status orang tua, status
perkawinan, dan lain-lain.
Dimensi 4
Dimensi Organisasi: Tingkat fungsional, isi bidang pekerjaan,
divisi/departemen/unit/grup, senioritas, lokasi kerja, afiliasi pekerja,
status kepengurusan, dan lain-lain.
Keadilan
Meskipun "keadilan" dan "kesetaraan"
terdengar mirip, keduanya tidak sama
namun saling terkait. Keadilan adalah
tentang berlaku adil, sedangkan
kesetaraan adalah tentang kesamaan.
Dengan kata lain, kesetaraan berkaitan
dengan memperlakukan atau memberi
bantuan pada semua orang dengan cara
yang sama, sementara keadilan
memberikan bantuan berbeda
bergantung pada kebutuhannya sehingga
setiap orang memiliki kesempatan yang
sama.
Keadlian menganggap bahwa setiap
orang memiliki keadaan / kondisi /
kemampuan yang berbeda dan kemudian
diberi support yang sesuai dengan apa
yang dibutuhkan untuk mencapai hasil
yang setara / sama.
Inklusi
Inklusi digambarkan sebagai tingkatan
menghargai perbedaan / keberagaman
setiap individu dan mendorong untuk
berpartisipasi penuh dalam
masyarakat. Kita dapat memiliki
keberagaman namun tidak memiliki
inklusi.
Keberagaman adalah aspek manusia,
dan setiap orang beragam. Tapi inklusi
adalah lingkungan dan suasana yang
dirasakan oleh orang-orang.
Mengakui beragam perbedaan tidaklah
cukup, kita harus membuat lingkungan
inklusif di mana orang-orang tersebut
merasa dihargai, dihormati, dan
diperlakukan secara adil dan memiliki
kesempatan yang sama untuk berhasil.
Ability dan disabilities
(different abled)
Kesetaraan dan kesempatan yang sama harus
diberikan pada semua individu terlepas dari
bagaimanapun kemampuannya.
WHO mendefinisikan disabilitas sebagai istilah
umum yang meliputi impairments, limitation, dan
participation restriction.
Impairments sebagai “kerusakan / masalah
dalam fungsi atau struktur tubuh”.
Limitation sebagai “kesulitan yang dihadapi oleh
individu dalam melaksanakan tugas atau
aktivitas”.
Participation restriction sebagai “masalah yang
dialami individu dalam keterlibatan pada situasi
tertentu di masyarakat.”
Ability mengacu pada orang yang memiliki
“keterampilan untuk menyelesaikan tugas, atau
aktivitas”, sehingga disabilities dapat
memengaruhi seberapa baik seseorang dapat
melakukan tugas apa pun yang terkait
dengannya. Jadi istilah disabilitas lebih kompleks
Diskriminasi adalah hal yang tidak dapat
dibenarkan karena akan menjadi
penghalang untuk pencapaian kesetaraan
kesempatan, inklusi dan hak asasi
manusia. Maka dari itu, kita perlu
membangun budaya memahami,
menghargai, dan bekerja dengan
keberagaman untuk memungkinkan
setiap orang dapat berpartisipasi / terlibat
dalam semua aktivitas secara adil. Kita
perlu memastikan bahwa tidak ada
diskriminasi dalam hal apa pun.
Inklusi pada intinya adalah upaya dan
praktik pada suatu tempat / sebuah
lembaga, di mana berbagai kelompok
atau individu yang memiliki latar belakang
berbeda diterima secara budaya dan
sosial, inklusi adalah rasa memiliki.
Budaya inklusif membuat orang merasa
dihormati dan dihargai apa adanya
sebagai individu atau kelompok. Secara
sederhana, keberagaman adalah
campuran dan inklusi membuat campuran
bekerja sama dengan baik.
Pendidikan Inklusif berarti semua siswa
menjadi bagian dan diterima oleh sekolah di
lingkungan mereka di kelas regular sesuai
dengan usianya dan di dukung dalam belajar,
berkontribusi dan berpartisipasi dalam semua
aspek kehidupan sekolah.
Pendidikan inklusif adalah tentang bagaimana
kita mengembangkan dan merancang
sekolah, ruang kelas, program, dan kegiatan
sehingga semua siswa belajar dan
berpartisipasi bersama.
Kelas Inklusif
Kelas inklusif diatur dalam beberapa cara.
Beberapa menggunakan model pengajaran tim
kolaboratif. Dengan pengajaran bersama, ada
guru pendidikan khusus di ruangan sepanjang
hari. Sedangkan, di kelas inklusif lainnya memiliki
guru pendidikan khusus yang memberikan
dukungan dan bantuan pada waktu tertentu di
siang hari untuk mengajar (terkadang guru
tersebut menarik anak-anak keluar dari kelas ke
ruang terpisah). Dalam kedua kasus, kedua guru
tersedia untuk membantu semua siswa.
Sekolah Inklusif
Ada banyak aspek yang harus
diperhatikan dalam menciptakan
lingkungan belajar yang inklusif
termasuk pengembangan kebijakan
dengan sudut pandang inklusif,
kurikulum, kemampuan dan sikap guru,
bahasa dan komunikasi, bantuan
teknologi, aksesibilitas fisik termasuk
transportasi, dan keterlibatan
masyarakat dan keluarga.
Pernahkah peserta didik Bapak/Ibu
mengalami kesulitan dalam mengerjakan
tugas yang seharusnya sudah dipahami oleh
mereka?
Mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
▪ Tentunya jawaban untuk pertanyaan tadi memiliki banyak faktor. Namun salah
satu yang bisa menjadi akar masalah dari kejadian tersebut adalah level/
tingkat capaian ataupun kemampuan dari peserta didik tersebut yang belum
tepat dengan capaian belajar yang diharapkan.
▪ Proses pembelajaran peserta didik harusnya disusun berdasarkan
karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik.
Pembelajaran yang berpusat pada murid adalah
pembelajaran yang disesuaikan dengan
karakteristik, potensi, dan kebutuhan belajar murid
Sebelum kita memahami lebih jauh tentang konsep pengajaran sesuai dengan capaian dan
tingkat kemampuan, ada baiknya kita mulai dengan memahami prinsip pembelajaran.
Berikut penjelasan mengenai prinsip pembelajaran sebagai pijakan awal kita.
Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian
peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan
perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara
holistik.
Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan
budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra.
Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
1
4
2
3
5
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
▪ Merupakan sebuah pendekatan
belajar yang mengacu pada
tingkatan capaian atau kemampuan
peserta didik. Seringkali disebut
juga sebagai Teaching at the Right
Level (TaRL)
▪ Pendekatan pembelajaran ini tidak
mengacu pada tingkatan kelas,
namun dikelompokkan berdasarkan
fase perkembangan atau tingkat
kemampuan peserta didik.
▪ Pembelajaran dibuat disesuaikan dengan
capaian, tingkat kemampuan, kebutuhan
peserta didik, untuk mencapai capaian
pembelajaran yang diharapkan.
▪ Ini adalah bentuk implementasi yang sesuai
dengan filosofi Pendidikan Ki Hadjar
Dewantara. Dengan memperhatikan
capaian,tingkat kemampuan, kebutuhan
peserta didik sebagai acuan untuk
merancang pembelajaran, maka kita
melakukan segala upaya kita untuk
berpusat pada peserta didik.
PENGAJARAN SESUAI DENGAN CAPAIAN ATAU TINGKAT KEMAMPUAN
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
SEKILAS MENGENAI PENGAJARAN SESUAI DENGAN CAPAIAN
ATAU TINGKAT KEMAMPUAN
1. Tujuan pengajaran dengan
menggunakan pendekatan ini adalah
penguatan kemampuan numerasi dan
literasi pada peserta didik, serta
pengetahuan pada mata pelajaran
yang menjadi capaian pembelajaran.
2. Peserta didik tidak terikat pada
tingkatan kelas. Namun
dikelompokkan berdasarkan fase
perkembangan ataupun sesuai
dengan tingkat kemampuan peserta
didik yang sama.
3. Setiap fase, ataupun tingkatan tersebut
mempunyai capaian pembelajaran yang harus
dicapai. Proses pembelajaran peserta didik akan
disusun mengacu pada capaian pembelajaran
tersebut, namun disesuaikan dengan
karakteristik, potensi, kebutuhan peserta
didiknya.
4. Kemajuan hasil belajar akan ditentukan
berdasarkan evaluasi pembelajaran. Peserta
didik yang belum mencapai capaian
pembelajaran di fasenya, akan mendapatkan
pendampingan oleh pendidik untuk bisa
mencapai capaian pembelajarannya
Untuk menerapkan pendekatan
pengajaran ini, apa hal pertama yang
harus kita lakukan?
Jika Bapak/Ibu merasa bahwa hal
pertama yang perlu dilakukan adalah
MENGENAL PESERTA DIDIK…
BAPAK/IBU BENAR!!!
Sebelum kita bisa membuat pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik, kita harus
mengenali peserta didik terlebih dahulu.
Kita bisa mengenali karakteristik, potensi,
keunikan, dan kebutuhan peserta didik.
CATATAN
• Setiap anak adalah unik. Tidak ada satupun anak yang sama.
Anak kembar pun memiliki DNA yang berbeda. Tentunya
masing-masing anak mempunyai hak untuk mendapatkan
pendekatan yang berbeda dalam belajar.
• Apa yang dikenali dari anak pun juga beragam. Tidak hanya
terkait dengan gaya belajarnya saja, melainkan sesuatu yang
sifatnya non-kognitif (sosial-emosional), seperti perasaan,
kesejahteraan psikologi, rasa aman, dan lain-lain.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Apa yang Bapak/Ibu lihat dari gambar ini?
Berdasarkan gambar ini, menurut Bapak/Ibu
bagaimana seharusnya cerminan pendidikan
yang harus diterapkan kepada anak?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Dalam mendidik yang harus
pertama dikenal adalah siapa yang
akan dididik dan apa yang
merupakan target capaiannya.
Pemahaman karakteristik dan
capaian pembelajaran yang harus
dipenuhi menjadi penting dalam
menciptakan pendidikan yang
merdeka bagi anak
Ki Hajar Dewantara dalam bukunya “Bagian Pertama:
Pendidikan” (2011) mengatakan bahwa pendidikan merupakan
daya dan upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh anak
agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan
anak yang sesuai dengan dunianya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Sumber Materi:
Unit Modul Bimtek Calon Pelatih Ahli Program Sekolah Penggerak Penyesuaian pembelajaran dan Perancangan pembelajaran
BAGAIMANA MEMBELAJARKAN SISWA YANG
BERAGAM DI KELAS YANG SAMA?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Keragaman layanan
pembelajaran dari
tinjauan perbedaan
karakteristik peserta
didik disebut dengan
diferensiasi
pembelajaran.
Pengembangan kurikulum
secara berdiferensiasi
dimaksudkan untuk melakukan
penyesuaian program
pendidikan pada satuan
pendidikan dengan kondisi dan
kekhasan potensi yang ada di
daerah untuk mengakomodasi
berbagai keragaman yang ada
termasuk peserta didik.
Pembelajaran berdiferensiasi
merupakan satu cara untuk guru
memenuhi kebutuhan setiap
peserta didik karena
pembelajaran berdiferensiasi
adalah proses belajar mengajar
dimana peserta didik dapat
mempelajari materi pelajaran
sesuai dengan kemampuan, apa
yang disukai, dan kebutuhannya
masing-masing sehingga mereka
tidak frustasi dan merasa gagal
dalam pengalaman belajarnya
(Breaux dan Magee, 2010; Fox &
Hoffman, 2011; Tomlinson, 2017)
Jadi dalam pembelajaran
berdiferensiasi ada 3 aspek yang
bisa dibedakan oleh guru agar
peserta didik-peserta didiknya
dapat mengerti bahan pelajaran
yang mereka pelajari, yaitu aspek
konten yang mau diajarkan,
aspek proses atau kegiatan-
kegiatan bermakna yang akan
dilakukan oleh peserta didik di
kelas, dan aspek ketiga adalah
asesmen berupa pembuatan
produk yang dilakukan di bagian
akhir yang dapat mengukur
ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Ciri-ciri pembelajaran berdiferensiasi
Pembelajaran yang berdiferensiasi memungkinkan guru untuk
memberi peserta didik dukungan yang mereka butuhkan, yang
sangat mungkin berbeda-beda satu sama lain. Alih-alih
menyatukan mereka dalam satu kelompok besar di kelas dengan
satu cara untuk semua, pembelajaran berdiferensiasi yang
diberikan dalam kelompok belajar yang lebih kecil memudahkan
guru untuk melihat peserta didik mana yang telah menguasai
tujuan pelajaran dan telah memiliki keterampilan untuk
melanjutkan pembelajaran. Di saat yang sama, guru juga dapat
melihat peserta didik yang masih membutuhkan dukungan atau
intervensi
Prinsip dasar pembelajaran berdiferensiasi
Aspek pembelajaran berdiferensiasi
bagan elemen pembelajaran berdiferensiasi

More Related Content

What's hot

Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxMateri 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
EllyTrianaSariBian
 
Instrumen edsm (evaluasi diri sekolah dan madrasah).
Instrumen edsm (evaluasi diri sekolah dan madrasah).Instrumen edsm (evaluasi diri sekolah dan madrasah).
Instrumen edsm (evaluasi diri sekolah dan madrasah).
batumukti
 

What's hot (20)

desain instruksional
desain instruksionaldesain instruksional
desain instruksional
 
Makalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikanMakalah pendidik dan tenaga kependidikan
Makalah pendidik dan tenaga kependidikan
 
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxMateri 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Materi 3.2_Dinas - Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
 
Rpp pkn kelas 2,
Rpp pkn kelas 2,Rpp pkn kelas 2,
Rpp pkn kelas 2,
 
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar DewantaraRefleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
 
TOPIK 1_Eksplorasi konsep LK individu_Desi puspitasari.docx
TOPIK 1_Eksplorasi konsep LK individu_Desi puspitasari.docxTOPIK 1_Eksplorasi konsep LK individu_Desi puspitasari.docx
TOPIK 1_Eksplorasi konsep LK individu_Desi puspitasari.docx
 
Instrumen edsm (evaluasi diri sekolah dan madrasah).
Instrumen edsm (evaluasi diri sekolah dan madrasah).Instrumen edsm (evaluasi diri sekolah dan madrasah).
Instrumen edsm (evaluasi diri sekolah dan madrasah).
 
Mindmap : Pendidikan sebagai suatu sistem
Mindmap : Pendidikan sebagai suatu sistemMindmap : Pendidikan sebagai suatu sistem
Mindmap : Pendidikan sebagai suatu sistem
 
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
 
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kempKelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
Kelemahan dan kelebihan model jerrold kemp
 
Tematik makalah SD
Tematik makalah SDTematik makalah SD
Tematik makalah SD
 
MODEL PEMBELAJARAN STAD DAN TGT
MODEL PEMBELAJARAN STAD DAN TGTMODEL PEMBELAJARAN STAD DAN TGT
MODEL PEMBELAJARAN STAD DAN TGT
 
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan EsensialismeFilsafat Pendidikan Esensialisme
Filsafat Pendidikan Esensialisme
 
Aksi Nyata Kurikulum Merdeka.pdf
Aksi Nyata Kurikulum Merdeka.pdfAksi Nyata Kurikulum Merdeka.pdf
Aksi Nyata Kurikulum Merdeka.pdf
 
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
2. JURNAL KEGIATAN HARIAN PPL PPG YUK MIF.docx
 
Permasalahan pendidikan dan solusinya
Permasalahan pendidikan dan solusinyaPermasalahan pendidikan dan solusinya
Permasalahan pendidikan dan solusinya
 
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
PENGELOLAAN PENDIDIKANPENGELOLAAN PENDIDIKAN
PENGELOLAAN PENDIDIKAN
 
CP, TP, ATP DAN MODUL AJAR.pptx
CP, TP,  ATP DAN MODUL AJAR.pptxCP, TP,  ATP DAN MODUL AJAR.pptx
CP, TP, ATP DAN MODUL AJAR.pptx
 
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga KependidikanPengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
Pengelolaan Tenaga Pendidikdan Tenaga Kependidikan
 
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar PendidikanPengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
 

Similar to Materi Keberagaman Murid dan Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx

Implikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudayaImplikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudaya
Pensil Dan Pemadam
 
Bimbingan & Konseling
Bimbingan & KonselingBimbingan & Konseling
Bimbingan & Konseling
Muhamad Yogi
 
essay_EDUARDUS-RUDY-SEBATU-Copy.ppt
essay_EDUARDUS-RUDY-SEBATU-Copy.pptessay_EDUARDUS-RUDY-SEBATU-Copy.ppt
essay_EDUARDUS-RUDY-SEBATU-Copy.ppt
EduardusRudySebatu
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
Stephanie Unsil
 
Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...
Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...
Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...
Ismail Bisri
 
01 peranan pendidikan formal juanda
01 peranan pendidikan formal   juanda01 peranan pendidikan formal   juanda
01 peranan pendidikan formal juanda
Arken Arken
 
Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4
Viki Dita
 

Similar to Materi Keberagaman Murid dan Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx (20)

Implikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudayaImplikasi kepelbagaian sosiobudaya
Implikasi kepelbagaian sosiobudaya
 
Pendidikan Inklusif AUD untuk pegangan !
Pendidikan Inklusif AUD untuk pegangan !Pendidikan Inklusif AUD untuk pegangan !
Pendidikan Inklusif AUD untuk pegangan !
 
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
Karya tulis ilmiah UPAYA PENINGKATAN RETORIKA,TENDENSI DAN KOMPETENSI BAKAT D...
 
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptxPENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
PENGANTAR PENDIDIKAN kel 7.pptx
 
Tugas Presentasi Topik 2 (Lanjutan).pptx
Tugas Presentasi Topik 2 (Lanjutan).pptxTugas Presentasi Topik 2 (Lanjutan).pptx
Tugas Presentasi Topik 2 (Lanjutan).pptx
 
Modul Bahan Belajar - Pedagogi - 2021 - P2.pdf
Modul Bahan Belajar - Pedagogi - 2021 - P2.pdfModul Bahan Belajar - Pedagogi - 2021 - P2.pdf
Modul Bahan Belajar - Pedagogi - 2021 - P2.pdf
 
Bimbingan & Konseling
Bimbingan & KonselingBimbingan & Konseling
Bimbingan & Konseling
 
Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1Bimbingan & kons1
Bimbingan & kons1
 
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-pentingRevisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
Revisi pendidikan-dan-masyarakat-penting
 
essay_EDUARDUS-RUDY-SEBATU-Copy.ppt
essay_EDUARDUS-RUDY-SEBATU-Copy.pptessay_EDUARDUS-RUDY-SEBATU-Copy.ppt
essay_EDUARDUS-RUDY-SEBATU-Copy.ppt
 
Bimbingan konseling
Bimbingan konselingBimbingan konseling
Bimbingan konseling
 
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdfnyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
nyokaptoto slot gacor terbaik dan terpercaya.pdf
 
RATIH RACHMAWATI_PMM 1_MERDEKA BELAJAR.pptx
RATIH RACHMAWATI_PMM 1_MERDEKA BELAJAR.pptxRATIH RACHMAWATI_PMM 1_MERDEKA BELAJAR.pptx
RATIH RACHMAWATI_PMM 1_MERDEKA BELAJAR.pptx
 
Jurnal Hasil Telaah Literatur
Jurnal Hasil Telaah LiteraturJurnal Hasil Telaah Literatur
Jurnal Hasil Telaah Literatur
 
Paradigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu PendidikanParadigma Ilmu Pendidikan
Paradigma Ilmu Pendidikan
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
 
Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...
Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...
Peran guru dalam upaya inovasi pendidikan di indonesia...
 
01 peranan pendidikan formal juanda
01 peranan pendidikan formal   juanda01 peranan pendidikan formal   juanda
01 peranan pendidikan formal juanda
 
Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4
 
PPT-UEU-Bimbingan-dan-Konseling-Pertemuan-4.ppt
PPT-UEU-Bimbingan-dan-Konseling-Pertemuan-4.pptPPT-UEU-Bimbingan-dan-Konseling-Pertemuan-4.ppt
PPT-UEU-Bimbingan-dan-Konseling-Pertemuan-4.ppt
 

Recently uploaded

CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
Pangarso Yuliatmoko
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 

Recently uploaded (20)

Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdfCONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
CONTOH DOKUMEN TINDAK LANJUT_PENERAPAN DISIPLIN POSITIF.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 

Materi Keberagaman Murid dan Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx

  • 1. KEBERAGAMAN MURID DAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
  • 2. Keberagaman, keadilan, dan inklusi Adanya hubungan antara keberagaman, keadilan, dan inklusi. Keberagaman adalah “siapa”, keadilan adalah “bagaimana”, dan inklusi adalah "apa". Sekolah yang peserta didiknya beragam tidak otomatis inklusif, dan sekolah inklusif tidak otomatis adil. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
  • 3. DIVERSITY adalah representasi dari semua identitas dan perbedaan yang beragam INCLUSION Inklusi berfokus pada pelibatan semua orang dan memastikan tidak ada yang dikecualikan karena perbedaan. Membangun budaya saling memiliki dan memastikan semua orang memiliki kesempatan untuk dapat berkontribusi dan berpartisipasi. EQUITY Melibatkan upaya untuk memahami dan memberi setiap orang apa yang mereka butuhkan untuk menjadi sukses.
  • 4. Keberagaman Secara sederhana, keberagaman adalah kumpulan atribut, sifat, dan karakteristik unik yang membentuk individu. Diantaranya termasuk nilai, keyakinan, pengalaman, latar belakang, perilaku, ras, jenis kelamin, kemampuan, status sosial ekonomi, penampilan fisik, usia, dan sebagainya. Beberapa dari ciri-ciri tersebut dapat terlihat, dan banyak lagi lainnya yang tidak terlihat.
  • 5. Dimensi keberagaman Pada tahun 1990, perintis teori keberagaman yaitu Marilyn Loden dan Judy Rosener mengembangkan kerangka berpikir dimensi keberagaman. dibagi ke dalam empat lapisan: Dimensi 1 Kepribadian: Keterbukaan, kesadaran, ekstraversi, keramahan, neurotisme, dan lain-lain. Dimensi 2 Dimensi Internal/Primer: Usia, jenis kelamin, kemampuan fisik, etnis, ras, dan lain-lain. Dimensi 3 Dimensi Eksternal: Lokasi geografis, pendapatan, kebiasaan pribadi, kebiasaan rekreasi, agama, latar belakang pendidikan, pengalaman pekerjaan, penampilan, status orang tua, status perkawinan, dan lain-lain. Dimensi 4 Dimensi Organisasi: Tingkat fungsional, isi bidang pekerjaan, divisi/departemen/unit/grup, senioritas, lokasi kerja, afiliasi pekerja, status kepengurusan, dan lain-lain.
  • 6. Keadilan Meskipun "keadilan" dan "kesetaraan" terdengar mirip, keduanya tidak sama namun saling terkait. Keadilan adalah tentang berlaku adil, sedangkan kesetaraan adalah tentang kesamaan. Dengan kata lain, kesetaraan berkaitan dengan memperlakukan atau memberi bantuan pada semua orang dengan cara yang sama, sementara keadilan memberikan bantuan berbeda bergantung pada kebutuhannya sehingga setiap orang memiliki kesempatan yang sama. Keadlian menganggap bahwa setiap orang memiliki keadaan / kondisi / kemampuan yang berbeda dan kemudian diberi support yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang setara / sama.
  • 7. Inklusi Inklusi digambarkan sebagai tingkatan menghargai perbedaan / keberagaman setiap individu dan mendorong untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat. Kita dapat memiliki keberagaman namun tidak memiliki inklusi. Keberagaman adalah aspek manusia, dan setiap orang beragam. Tapi inklusi adalah lingkungan dan suasana yang dirasakan oleh orang-orang. Mengakui beragam perbedaan tidaklah cukup, kita harus membuat lingkungan inklusif di mana orang-orang tersebut merasa dihargai, dihormati, dan diperlakukan secara adil dan memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil.
  • 8. Ability dan disabilities (different abled) Kesetaraan dan kesempatan yang sama harus diberikan pada semua individu terlepas dari bagaimanapun kemampuannya. WHO mendefinisikan disabilitas sebagai istilah umum yang meliputi impairments, limitation, dan participation restriction. Impairments sebagai “kerusakan / masalah dalam fungsi atau struktur tubuh”. Limitation sebagai “kesulitan yang dihadapi oleh individu dalam melaksanakan tugas atau aktivitas”. Participation restriction sebagai “masalah yang dialami individu dalam keterlibatan pada situasi tertentu di masyarakat.” Ability mengacu pada orang yang memiliki “keterampilan untuk menyelesaikan tugas, atau aktivitas”, sehingga disabilities dapat memengaruhi seberapa baik seseorang dapat melakukan tugas apa pun yang terkait dengannya. Jadi istilah disabilitas lebih kompleks
  • 9. Diskriminasi adalah hal yang tidak dapat dibenarkan karena akan menjadi penghalang untuk pencapaian kesetaraan kesempatan, inklusi dan hak asasi manusia. Maka dari itu, kita perlu membangun budaya memahami, menghargai, dan bekerja dengan keberagaman untuk memungkinkan setiap orang dapat berpartisipasi / terlibat dalam semua aktivitas secara adil. Kita perlu memastikan bahwa tidak ada diskriminasi dalam hal apa pun.
  • 10. Inklusi pada intinya adalah upaya dan praktik pada suatu tempat / sebuah lembaga, di mana berbagai kelompok atau individu yang memiliki latar belakang berbeda diterima secara budaya dan sosial, inklusi adalah rasa memiliki. Budaya inklusif membuat orang merasa dihormati dan dihargai apa adanya sebagai individu atau kelompok. Secara sederhana, keberagaman adalah campuran dan inklusi membuat campuran bekerja sama dengan baik. Pendidikan Inklusif berarti semua siswa menjadi bagian dan diterima oleh sekolah di lingkungan mereka di kelas regular sesuai dengan usianya dan di dukung dalam belajar, berkontribusi dan berpartisipasi dalam semua aspek kehidupan sekolah. Pendidikan inklusif adalah tentang bagaimana kita mengembangkan dan merancang sekolah, ruang kelas, program, dan kegiatan sehingga semua siswa belajar dan berpartisipasi bersama.
  • 11. Kelas Inklusif Kelas inklusif diatur dalam beberapa cara. Beberapa menggunakan model pengajaran tim kolaboratif. Dengan pengajaran bersama, ada guru pendidikan khusus di ruangan sepanjang hari. Sedangkan, di kelas inklusif lainnya memiliki guru pendidikan khusus yang memberikan dukungan dan bantuan pada waktu tertentu di siang hari untuk mengajar (terkadang guru tersebut menarik anak-anak keluar dari kelas ke ruang terpisah). Dalam kedua kasus, kedua guru tersedia untuk membantu semua siswa. Sekolah Inklusif Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang inklusif termasuk pengembangan kebijakan dengan sudut pandang inklusif, kurikulum, kemampuan dan sikap guru, bahasa dan komunikasi, bantuan teknologi, aksesibilitas fisik termasuk transportasi, dan keterlibatan masyarakat dan keluarga.
  • 12. Pernahkah peserta didik Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas yang seharusnya sudah dipahami oleh mereka? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
  • 13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ▪ Tentunya jawaban untuk pertanyaan tadi memiliki banyak faktor. Namun salah satu yang bisa menjadi akar masalah dari kejadian tersebut adalah level/ tingkat capaian ataupun kemampuan dari peserta didik tersebut yang belum tepat dengan capaian belajar yang diharapkan. ▪ Proses pembelajaran peserta didik harusnya disusun berdasarkan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik.
  • 14. Pembelajaran yang berpusat pada murid adalah pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan belajar murid
  • 15. Sebelum kita memahami lebih jauh tentang konsep pengajaran sesuai dengan capaian dan tingkat kemampuan, ada baiknya kita mulai dengan memahami prinsip pembelajaran. Berikut penjelasan mengenai prinsip pembelajaran sebagai pijakan awal kita. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan. 1 4 2 3 5 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
  • 16. ▪ Merupakan sebuah pendekatan belajar yang mengacu pada tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik. Seringkali disebut juga sebagai Teaching at the Right Level (TaRL) ▪ Pendekatan pembelajaran ini tidak mengacu pada tingkatan kelas, namun dikelompokkan berdasarkan fase perkembangan atau tingkat kemampuan peserta didik. ▪ Pembelajaran dibuat disesuaikan dengan capaian, tingkat kemampuan, kebutuhan peserta didik, untuk mencapai capaian pembelajaran yang diharapkan. ▪ Ini adalah bentuk implementasi yang sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Dengan memperhatikan capaian,tingkat kemampuan, kebutuhan peserta didik sebagai acuan untuk merancang pembelajaran, maka kita melakukan segala upaya kita untuk berpusat pada peserta didik. PENGAJARAN SESUAI DENGAN CAPAIAN ATAU TINGKAT KEMAMPUAN Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
  • 17. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi SEKILAS MENGENAI PENGAJARAN SESUAI DENGAN CAPAIAN ATAU TINGKAT KEMAMPUAN 1. Tujuan pengajaran dengan menggunakan pendekatan ini adalah penguatan kemampuan numerasi dan literasi pada peserta didik, serta pengetahuan pada mata pelajaran yang menjadi capaian pembelajaran. 2. Peserta didik tidak terikat pada tingkatan kelas. Namun dikelompokkan berdasarkan fase perkembangan ataupun sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik yang sama. 3. Setiap fase, ataupun tingkatan tersebut mempunyai capaian pembelajaran yang harus dicapai. Proses pembelajaran peserta didik akan disusun mengacu pada capaian pembelajaran tersebut, namun disesuaikan dengan karakteristik, potensi, kebutuhan peserta didiknya. 4. Kemajuan hasil belajar akan ditentukan berdasarkan evaluasi pembelajaran. Peserta didik yang belum mencapai capaian pembelajaran di fasenya, akan mendapatkan pendampingan oleh pendidik untuk bisa mencapai capaian pembelajarannya
  • 18. Untuk menerapkan pendekatan pengajaran ini, apa hal pertama yang harus kita lakukan?
  • 19. Jika Bapak/Ibu merasa bahwa hal pertama yang perlu dilakukan adalah MENGENAL PESERTA DIDIK… BAPAK/IBU BENAR!!!
  • 20. Sebelum kita bisa membuat pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, kita harus mengenali peserta didik terlebih dahulu. Kita bisa mengenali karakteristik, potensi, keunikan, dan kebutuhan peserta didik.
  • 21. CATATAN • Setiap anak adalah unik. Tidak ada satupun anak yang sama. Anak kembar pun memiliki DNA yang berbeda. Tentunya masing-masing anak mempunyai hak untuk mendapatkan pendekatan yang berbeda dalam belajar. • Apa yang dikenali dari anak pun juga beragam. Tidak hanya terkait dengan gaya belajarnya saja, melainkan sesuatu yang sifatnya non-kognitif (sosial-emosional), seperti perasaan, kesejahteraan psikologi, rasa aman, dan lain-lain. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
  • 22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Apa yang Bapak/Ibu lihat dari gambar ini? Berdasarkan gambar ini, menurut Bapak/Ibu bagaimana seharusnya cerminan pendidikan yang harus diterapkan kepada anak?
  • 23. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Dalam mendidik yang harus pertama dikenal adalah siapa yang akan dididik dan apa yang merupakan target capaiannya. Pemahaman karakteristik dan capaian pembelajaran yang harus dipenuhi menjadi penting dalam menciptakan pendidikan yang merdeka bagi anak
  • 24. Ki Hajar Dewantara dalam bukunya “Bagian Pertama: Pendidikan” (2011) mengatakan bahwa pendidikan merupakan daya dan upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan anak yang sesuai dengan dunianya. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Sumber Materi: Unit Modul Bimtek Calon Pelatih Ahli Program Sekolah Penggerak Penyesuaian pembelajaran dan Perancangan pembelajaran
  • 25. BAGAIMANA MEMBELAJARKAN SISWA YANG BERAGAM DI KELAS YANG SAMA? Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
  • 26. Keragaman layanan pembelajaran dari tinjauan perbedaan karakteristik peserta didik disebut dengan diferensiasi pembelajaran. Pengembangan kurikulum secara berdiferensiasi dimaksudkan untuk melakukan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah untuk mengakomodasi berbagai keragaman yang ada termasuk peserta didik.
  • 27. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan satu cara untuk guru memenuhi kebutuhan setiap peserta didik karena pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar dimana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai, dan kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya (Breaux dan Magee, 2010; Fox & Hoffman, 2011; Tomlinson, 2017) Jadi dalam pembelajaran berdiferensiasi ada 3 aspek yang bisa dibedakan oleh guru agar peserta didik-peserta didiknya dapat mengerti bahan pelajaran yang mereka pelajari, yaitu aspek konten yang mau diajarkan, aspek proses atau kegiatan- kegiatan bermakna yang akan dilakukan oleh peserta didik di kelas, dan aspek ketiga adalah asesmen berupa pembuatan produk yang dilakukan di bagian akhir yang dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran.
  • 29. Pembelajaran yang berdiferensiasi memungkinkan guru untuk memberi peserta didik dukungan yang mereka butuhkan, yang sangat mungkin berbeda-beda satu sama lain. Alih-alih menyatukan mereka dalam satu kelompok besar di kelas dengan satu cara untuk semua, pembelajaran berdiferensiasi yang diberikan dalam kelompok belajar yang lebih kecil memudahkan guru untuk melihat peserta didik mana yang telah menguasai tujuan pelajaran dan telah memiliki keterampilan untuk melanjutkan pembelajaran. Di saat yang sama, guru juga dapat melihat peserta didik yang masih membutuhkan dukungan atau intervensi
  • 30. Prinsip dasar pembelajaran berdiferensiasi
  • 32. bagan elemen pembelajaran berdiferensiasi