PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
MATERI IMPLEMENTASI KURIKULUM /2013.pptx
1. In House Training
Implementasi Kurikulum 2013
SMK Negeri 1 Bukittinggi
Drs. Andri Defrioka,M.Pd
andridefrioka@yahoo.com
Mobile : 081363373967
Pembina Utama Muda/IV C
Guru SMK Negeri 1 Padang
Ketua Umum Asosiasi Guru Bahasa Inggris Indonesia (IETA)
Tim Pengembang Kurikulum (TPK)
Dinas Pendidikan Prop. Sumatera Barat
2. Kompetensi Keahlian
• Bisnis Konstruksi dan Properti
• Desain Pemodelan &Informasi Bangunan
• Teknik Geomatika
• Teknik Instalasi Tenaga Listrik
• Teknik Permesinan
• Teknik Pengelasan
• Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
• Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
• Teknik Audio Video
• Teknik Elektronika Industri
• Teknik Komputer dan Jaringan
3. Materi In House Training
Penyusunan RPP
Proses Pembelajaran,
Penilaian Hasil Belajar
4. Masalah yang muncul dalam
penyusunan RPP (Dokumen 3)
• Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
• Tujuan Pembelajaran
• Materi Ajar
• Langkah-langkah pembelajaran
• Penilaian (Teknik, instrumen dan
Pedoman penskoran)
5.
6. Hal yang menjadi fokus pada
pelaksanaan Kurikulum 2013 pada
tahun 2018
• Penguatan Pendidikan Karakter
• Penguatan Literasi
• Pembelajaran Abad 21 (critical
thinking, creativity, collaboration
and communication)
8. Apa itu SKL, KI dan KD?
• Standar Kompetensi Lulusan adalah muara utama
pencapaian semua mata pelajaran pada satuan
pendidikan/ jenjang pendidikan tertentu
• Kompetensi Inti adalah muara kompetensi kelas
pencapaian semua mata pelajaran pada tingkat
kompetensi yang ditetapkan dalam Kompetensi Isi
atau kelas tertentu
• Kompetensi Dasar (KD); merupakan tingkat
kemampuan suatu pokok bahasan pada suatu mata
pelajaran yang mengacu pada Kompetensi inti.
10. Standar Kompetensi
Lulusan (SKL)
kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sesuai dg
bidang dan lingkup kerja,
yang diharapkan dapat
dicapai setelah peserta
didik menyelesaikan
masa belajar.
acuan utama dalam
pengembangan
Kompetensi Inti (KI),
11. Tingkat kemampuan untuk mencapai
SKL yang harus dimiliki siswa pada
setiap tingkat program pendidikan.
Mencakup sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan.
Kompetensi
Inti (KI)
Berfungsi sebagai pengintegrasi muatan
pembelajaran, mata pelajaran atau satuan
program pendidikan dalam mencapai SKL.
12. Kompetensi Dasar
1
• kemampuan yang menjadi syarat untuk menguasai
Kompetensi Inti yang harus dicapai peserta didik melalui
proses pembelajaran)
2
• tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran
serta perkembangan belajar berdasarkan pada
Kompetensi Inti yang dikembangkan berdasarkan
taksonomi hasil belajar
3
• memuat tingkatan kompetensi berdasarkan KI
dan materi yang dikembangkan dari lingkup
materi pada SI
13. SKL, KI dan KD
SKL (levelnya Sekolah)
KI ( Jenjang Kelas)
KD (Mata Pelajaran
15. Pemahaman Taksonomi
Taksonomi dimaknai sebagai seperangkat prinsip klasifikasi
atau struktur dan kategori ranah kemampuan tentang perilaku
peserta didik yang terbagi ke dalam ranah sikap, pengetahuan
dan keterampilan.
Hasil belajar untuk pencapaian kompetensi lulusan, KI dan KD
juga dirumuskan dalam taksonomi meliputi ranah/dimensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Pembagian taksonomi hasil belajar dilakukan untuk mengukur
perubahan perilaku peserta didik selama proses belajar sampai
pada pencapaian hasil belajar yang dirumuskan dalam aspek
perilaku (behaviour) dan terdapat pada IPK / tujuan
pembelajaran.
1
5
16. GRADASI PERILAKU (TAKSONOMI) PADA KUR 2013
Analyzing
Evaluating
Organizing/
Internalizing
Characterizing/
Actualizing
Associating
Communicating
Knowledge
(Bloom)
Skill
(Dyers)
Attitude
(Krathwohl)
Creating
Analyzing
Evaluating
Knowledge
(Bloom)
Kurikulum 2006 Kurikulum 2013
Perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses pencapaian kompetensi
18. KI- Ranah SIKAP
Tingkatan Sikap Deskripsi
Menerima (accepting)
nilai
Kesediaan menerima suatu nilai dan
memberikan perhatian terhadap nilai tersebut
Menanggapi
(responding) nilai
Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa
puas dalam membicarakan nilai tersebut
Menghargai (valuing)
nilai
Menganggap nilai tersebut baik; menyukai
nilai tersebut; dan komitmen terhadap nilai
tersebut
Menghayati (organizing/
internalizing) nilai
Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian
dari sistem nilai dirinya
Mengamalkan
(characterizing/
actualizing) nilai
Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri
dirinya dalam berpikir, berkata, berkomunikasi,
dan bertindak (karakter)
20. DIMENSI PROSES KOGNITIF
C1; mengingat (remember), mengingat kembali pengetahuan
dari memorinya.
C2; memahami (understand), mengkonstruksi makna dari
pesan baik secara lisan, tulisan, dan grafis.
C3; menerapkan (apply), penggunaan prosedur dalam situasi
yang diberikan atau situasi baru.
C4; menganalisis (analyse), penguraian materi ke dalam
bagian-bagian dan bagaimana bagian-bagian itu saling
berhubungan satu sama lain dalam keseluruhan struktur.
C5; mengevaluasi (evaluate) membuat keputusan berdasarkan
kriteria dan standar.
C6; mengkreasi (create) menempatkan elemen-elemen secara
bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau mengorganisasi
elemen-elemen ke dalam pola baru (struktur baru).
21. DIMENSI PENGETAHUAN
Pengetahuan faktual; pengetahuan terminologi
atau pengetahuan detail yang spesifik dan
elemen.
Pengetahuan konseptual; pengetahuan yang lebih
kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip
dan generalisasi.
Pengetahuan prosedural; pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu.
Pengetahuan metakognitif; pengetahuan tentang
kognisi, merupakan tindakan atas dasar suatu
pemahaman, meliputi kesadaran berpikir dan
penetapan keputusan tentang sesuatu.
22. HUBUNGAN DIMENSI PROSES KOGNITIF
DAN DIMENSI PENGETAHUAN
No
Perkembangan Berfikir
Taksonomi Bloom
Revised Anderson
Bentuk Pengetahuan
(Knowledge Dimension)
Keterangan
1. Mengingat (C1) Pengetahuan Faktual Lower Order
Thinking
Skills (LOTS)
2. Memahami (C2)
Pengetahuan
Konseptual
3. Menerapkan (C3)
Pengetahuan
Prosedural
4. Menganalisis (C4)
Pengetahuan
Metakognitif
Higher
Order
Thinking
Skills
(HOTS)
5. Mengevaluasi (C5)
6. Mengkreasi(C6)
24. Keterampilan abstrak dan keterampilan konkret
Keterampilan abstrak cenderung pada
keterampilan seperti mengamati, menanya,
mengolah, menalar, dan
mengkomunikasikan yang lebih dominan
pada kemampuan mental (berpikir).
Keterampilan kongkret cenderung pada
kemampuan fisik seperti menggunakan alat,
mencoba, membuat, memodifikasi, dan
mencipta dengan bantuan alat.
25. Dimensi keterampilan Abstrak
Kemampuan
Belajar
Deskripsi
Mengamati Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu
tulisan/mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang
diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati
Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik
(pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik)
Mengumpulkan
informasi/menco
ba/ mengolah
Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan
informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Menalar/mengasosi
asi/ mengolah
informasi
Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai
keterkaitan informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi
dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori,
mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antar
berbagai jenis fakta-fakta/konsep/teori/pendapat; mengembangkan
interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang
menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih
yang tidak bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru,
argumentasi dan kesimpulan dari konsep/teori/pendapat yang berbeda
dari berbagai jenis sumber.
Mengomunikasi
kan/ menyaji
Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam
bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain.
Mencipta (creating) Menghasilkan ide-ide, rancangan dan atau keputusan-keputusan
baru.
26. RINCIAN GRADASI SIKAP, PENGETAHUAN,
DAN KETERAMPILAN
2
6
Sikap Pengetahuan
Keterampilan
Abstrak Kongkret
(Krathwohl) (Bloom) (Dyers) (Dave) (Simpson)
Menerima Mengingat Mengamati Persepsi,
Kesiapan, (P1)
Meniru
merespon Memahami Menanya
Imitasi
Menghargai Menerapkan Mencoba
Manipulasi Membiasakan
(P2)
Menghayati Menganalisis Menalar Presisi Mahir (P3)
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji Artikulasi Alami (P4)
Mencipta Mencipta
Naturalisa
si
Orisinal (P5)
27. Keselarasan KD 3 dan KD 4
KD 3 (Pengetahuan) KD 4 (Keterampilan) Level
Memahami (C2) Meniru (P1) Low Order
Thinking
Skills(LOTS)
Menerapkan
(C3)
Manipulasi (P2)
Menganalisis
(C4)
Presisi (P3) High Order
Thinking
Skills(HOTS)
Mengevaluasi
(C5)
Artikulasi (P4)
Mencipta (C6) Naturalisasi
(P5)
30. Metakognitif
Prosedural
Konseptual
Faktual
Mengingat memahami menerapkan menganalisis mengevaluasi mencipta
Proses Kognitif (Kemampuan Berpikir)
Pengetahua
n
1. “Menyiapkan” pasangan KD dari KI
3/ pengetahuan dan KD dari KI 4/
keterampilan, cermati “kata kerja” yang
tercantum pada KD pengetahuan,
bagian ini merupakan dimensi proses
kognitif/
2. Mencermati “kalimat” setelah “ kata
kerja” pada KD pengetahuan, bagian ini
merupakan dimensi pengetahuan.
Dengan demikian KD dari KI 3 memuat
kemampuan berpikir dan pengetahuan
3. IPK dikembangkan dari KD. Oleh
karenanya IPK juga memuat kemampuan
berpikir dan pengetahuan, misalnya IPK
berikut memuat kemampuan menganalisis
terhadap pengetahuan prosedural (*)
4. Untuk mencapai kemampuan menganalisis
terhadap pengetahuan prosedural pada IPK
yang dimaksud, dapat dijembatani dengan
mengembangkan IPK sebelum level tersebut,
misalnya kemampuan
mengingat/memahami/menerapkan terhadap
pengetahuan faktual/konseptual/prosedural
31. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar
3.7 Menerapkan
tahapan
pembuatan gambar pra
rencana gedung
4.7 Membuat gambar pra
rencana gedung
33. Kompetensi Dasar (KD 3)
Gradasi Materi Ajar
3.7 Menerapkan
(C3)
tahapan
pembuatan
gambar pra
rencana gedung
34. Kompetensi Dasar (KD 4)
Gradasi Materi Ajar
Membuat (P2) gambar pra
rencana gedung
35. Lineritas KD 3 dan KD 4
Gradasi Materi Ajar
3.7 Menerapkan gambar pra
rencana gedung
4.7 Membuat
36. Tentukan Jembatan Gradasi
KD Jembatan
Gradasi
Materi Ajar
Menerapkan
tahapan
pembuatan
gambar pra
rencana gedung
Menjelaskan
(C2)
Indikator pendukung
Menerapkan (C3)
Indikator esensial
37. IPK
3.7.1 Menjelaskan tahapan pembuatan
gambar pra rencana gedung
3.7.2. Menerapkan tahapan pembuatan
gambar pra rencana gedung
38. Tentukan Jembatan Gradasi
KD 4.7 Jembatan
Gradasi
Materi Ajar
Membuat gambar pra
rencana gedung
Merencanakan
(P1)
Indikator pendukung
Membuat (P2 )
Indikator esensial
39. IPK KD 4.7
4.7.1 Merencanakan gambar pra
rencana gedung
4.7.2. Membuat gambar pra rencana
gedung
40. LANGKAH –LANGKAH PENYUSUNAN INDIKATOR
Dikembangkan dari KD
Menggunakan kata kerja operasional dengan
tingkat rendah, sedang dan tinggi
Tiap KD dijabarkan menjadi 2 (dua) atau lebih
indikator oleh guru, yang menjadi acuan/
panduan/ konstruksi bagi guru dalam membuat
indikator penilaian
Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke
sukar, sederhana ke kompleks.
Indikator yang dikembangkan harus
menggambarkan hirarki kompetensi.
Indikator harus dapat mengakomodasi karakteristik
mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja
operasional yang sesuai.
41. Tujuan Pembelajaran Yang Efektif
• Tujuan pembelajaran harus menggambarkan proses
dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
1. Adanya Audience (siswa),
2. Adanya Behavior (kemampuan yang dapat diukur),
3. Adanya Content /condition (isinya), dan
4. Adanya Degree (ukuran kualitas/penguat).
42. Proses pembelajaran pada KD 3
• Diskusi kelompok
• Kegiatan tanya jawab
• Tayangan video
• Telaah buku teks
• Studi lapangan
• Pengamatan gambar
• Ceramah
43. Kegiatan Pembelajaran pada
KD 4
• Contoh yang diberikan
• Demonstrasi
• Eksperimen
• Alat yang disediakan
• Tayangan gambar/video
44. Komponen Rumusan Tujuan Pembelajaran
Rumusan tujuan pembelajaran mengandung
komponen Audience, Behavior, Condition dan Degree
(ABCD), yaitu:
• Audience adalah peserta didik;
• Behavior merupakan perubahan perilaku peserta
didik yang diharapkan dicapai setelah mengikuti
pembelajaran;
• Condition adalah prasyarat dan kondisi yang
disediakan serta proses yang harus dilalui agar
tujuan pembelajaran tercapai;
• Degree adalah ukuran tingkat atau level
kemampuan yang harus dicapai peserta didik
45. Subdit Kurikulum, Direktorat PSMK
Komponen Rumusan Tujuan Pembelajaran
Degree dapat berupa ukuran kualitatif, kuantitatif,
atau norma perilaku yang mencakup affective dan
atau attitude.
Degree yang berupa norma perilaku dikembangkan
berdasarkan tuntutan norma-norma pekerjaan dan
atau nilai-nilai karakter sebagaimana dimaksud
Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017.
46. Contoh Tujuan Pembelajaran
• Melalui diskusi kelompok dan
menggali informasi, peserta didik
dapat menjelaskan 2 jenis
pengelolaan informasi digital melalui
komunikasi daring online secara
bertanggungjawab.
47. • Melalui diskusi dan menggali informasi,
peserta didik dapat menjelaskan fungsi
masing-masing komponen penguat
depan universal audio dengan percaya
diri
• komponen audience (A) adalah peserta didik
• komponen behavior (B) adalah dapat
menjelaskan fungsi masing-masing komponen
penguat depan universal audio
• komponen condition (C) adalah Melalui
berdiskusi dan menggali informasi
• komponen degree (D) adalah dengan percaya
diri
48. Contoh Tujuan Pembelajaran KD 4
• Disediakan cairan pelarut pcb (ferriclorida) dan
peralatan tangan peserta didik dapat membuat papan
rangkaian tercetak (PRT) penguat depan universal
dengan teliti
• Penjelasan contoh tujuan pembelajaran pada KD dari KI
4 Keterampilan :
• komponen audience (A) adalah peserta didik
• kompoen behavior (B) adalah dapat membuat papan
rangkaian tercetak (PRT) penguat depan universal
• komponen condition (C) adalah disediakan cairan
pelarut pcb (ferriclorida) dan peralatan tangan
• komponen degree (D) adalah dengan teliti
49. CONTOH RUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Simulasi dan Komunikasi Digital
1. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat
menjelaskan 2 jenis pengelolaan informasi digital melalui
komunikasi daring online secara bertanggungjawab.
2. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat
menentukan kebutuhan pokok fasilitas yang diperlukan untuk
pengelolaan informasi digital daring online secara mandiri.
3. Melalui diskusi dan menggali informasi, peserta didik dapat
menjelaskan cara melakukan komunikasi daring online
sesuai prosedur dengan percaya diri.
4. Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet, peserta
didik dapat melakukan komunikasi daring asinkron dan sinkron
berdasarkan contoh dengan percaya diri.
5. Disediakan peralatan komunikasi dan jaringan internet, peserta
didik dapat mendemonstrasikan komunikasi daring asinkron dan
sinkron berdasarkan tugas sesuai prosedur dengan percaya dirii
4
9
52. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan
permulaan guru dalam pembelajaran. Pada
kegiatan pendahuluan ini, ada beberapa hal yang
harus dilakukan oleh guru. Guru diantaranya harus:
• mengkondisikan peserta didik agar siap untuk
belajar baik secara psikis maupun fisik,
• melakukan apersepsi,
• menjelaskan tujuan pembelajaran
• menjelaskan garis besar kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
53. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dari suatu
pembelajaran. Pada kegiatan inti inilah tujuan
pembelajaran berupaya diwujudkan. Kegiatan inti
pada RPP harus disusun secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarya,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
54. Mengamati
Kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera
penglihat (membaca, menyimak), pembau,
pendengar, pengecap dan peraba pada waktu
mengamati suatu objek dengan ataupun tanpa
alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara
lain observasi lingkungan, mengamati gambar,
video, tabel dan grafik data, menganalisis peta,
membaca berbagai informasi yang tersedia di
media masa dan internet maupun sumber lain.
Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati
adalah siswa dapat mengidentifikasi masalah
56. Menanya
• kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya
baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu
proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa membuat
pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa
yang belum diketahuinya. Siswa dapat mengajukan
pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa lainnya dan
atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru hingga
siswa dapat mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan
dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta harus dapat
membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan
gembira. Bentuknya dapat berupa kalimat pertanyaan dan
kalimat hipotesis. Hasil belajar dari kegiatan menanya
adalah siswa dapat merumuskan masalah dan
merumuskan hipotesis.
57. Mencoba
• kegiatan siswa mencari informasi sebagai
bahan untuk dianalisis dan disimpulkan.
Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan
dengan cara membaca buku, mengumpulkan
data sekunder, observasi lapangan, uji coba
(eksperimen), wawancara, menyebarkan
kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari
kegiatan mengumpulkan data adalah siswa
dapat menguji hipotesis.
59. Mengasosiasi
• kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas
fisik dan pikiran dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk
kegiatan mengolah data antara lain melakukan klasifikasi,
pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun data
dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data
sehingga lebih bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data
misalnya membuat tabel, grafik, bagan, peta konsep, menghitung,
dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data untuk
membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang
telah diolahnya dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik
simpulan dan atau ditemukannya prinsip dan konsep penting yang
bermakna dalam menambah skema kognitif, meluaskan
pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari
kegiatan menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan
hasil kajian dari hipotesis.
60. Mengkomunikasikan
• kegiatan siswa mendeskripsikan dan menyampaikan
hasil temuannya dari kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan dan mengolah data, serta
mengasosiasi yang ditujukan kepada orang lain baik
secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram,
bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan
perangkat teknologi sederhana dan atau teknologi
informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari kegiatan
mengomunikasikan adalah siswa dapat
memformulasikan dan mempertanggungjawabkan
pembuktian hipotesis.
62. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dari suatu
pembelajaran. Pada kegiatan inti inilah tujuan
pembelajaran berupaya diwujudkan. Kegiatan inti
pada RPP harus disusun secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarya,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
63. Pengembangan kegiatan inti dilakukan dengan
menggunakan kerangka yang disebut pendekatan,
model, dan metode pembelajaran. Kegiatan inti
menggunakan pendekatan, model, dan metode
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan muatan pelajaran. Pada RPP kegiatan inti
harus meliputi kegiatan siswa dalam, menanya,
mengumpulkan informasi atau melakukan
eksperimen, mengasosiasi atau mengolah
informasi, dan mengkomunikasikan.
Lanjutan………
64. Tujuan Model Pembelajaran
• Sebagai suatu strategi bagaimana belajar
yang membantu peserta didik
mengembangkan dirinya baik berupa
informasi, gagasan, ketrampilan nilai dan
cara-cara berfikir dalam meningkatkan
kapasitas berfikir secara jernih, bijaksana dan
membangun ketrampilan sosial serta
komitmen
65. 3 (tiga) model pembelajaran utama yang
diharapkan dapat membentuk perilaku saintifik,
perilaku sosial serta mengembangkan rasa
keingintahuan
• Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning),
• Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based
Learning), dan
• Model Pembelajaran Melalui
Penyingkapan/Penemuan (Discovery/Inquiry
Learning).
66. • Tidak semua model pembelajaran tepat digunakan
untuk semua KD/materi pembelajaran. Model
pembelajaran tertentu hanya tepat digunakan
untuk materi pembelajaran tertentu pula
• Sebaliknya mungkin materi pembelajaran tertentu
akan dapat berhasil maksimal jika menggunakan
model pembelajaran tertentu. Untuk itu guru harus
menganalisis rumusan pernyataan setiap KD,
• Apakah cenderung pada pembelajaran
penyingkapan (Discovery/Inquiry Learning) atau
pada pembelajaran hasil karya (Problem Based
Learning dan Project Based Learning).
67. Rambu-rambu penemuan model hasil karya (Problem
Based Learning dan Project Based Learning)
• Pernyataan KD-3 dan KD-4 mengarah pada
hasil karya berbentuk jasa atau produk;
• Pernyataan KD-3 pada bentuk pengetahuan
metakognitif;
• Pernyataan KD-4 pada taksonomi menyaji
dan mencipta.
• Pernyataan KD-3 dan KD-4 yang
memerlukan persyaratan penguasaan
pengetahuan konseptual dan prosedural.
68. Kegiatan penutup merupakan kegiatan akhir dari suatu
pembelajaran. Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama
dengan peserta didik melakukan hal-hal berikut:
• menyimpulan materi pembelajaran,
• melalukan penilaian dan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan,
• memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran,
• merencakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk program
remedial, program pengayaan, layanan konseling dan
memberikan tugas secara individual atau kelompok sesuai
dengan hasil belajar peserta didik, dan
• menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
KEGIATAN PENUTUP
69. Konsep Saintifik pada pembelajaran di SMK
Proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik
secara aktif mengkonstruk konsep, prosedur, hukum
atau prinsip, melalui tahapan-tahapan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data,
menarik simpulan, dan mengkomunikasikan.
70. Hubungan pendekatan saintifik dan model
belajar
INQUIRY
DISCOVERY
PBL
PBJL
PBT/PBET
TEACHING
FACTORY
PENDEKATAN
SAINTIFIK,
REKAYASA DAN
TEKNOLOGI
MENGAMATI;
MENANYA;
MENCOBA, MENALAR,
MENGOMUNIKASIKAN
71. HUBUNGAN MODEL BELAJAR
DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR
MODEL
PEMBELAJARAN
PENCAPAIAN
KOMPETENSI
DASAR (TUJUAN)
CARA SISWA
BELAJAR
CARA MENGAJAR
LINGKUNGAN
BELAJAR
72. Analisis Pemilihan Model Pembelajaran
– Menganalisis rumusan pernyataan setiap KD;
– Mempelajari tujuan setiap model pembelajaran;
– Menentukan apakah rumusan KD cenderung pada pembentukan konsep/
prinsip atau pada pembentukan hasil karya;
– Pasangan KD KI-3 dan KD KI-4 pada kelompok Mapel C1 dan C2 yang
cenderung pada penguasaan konsep/prinsip untuk membentuk kemampuan
eksplanasi, tepat menggunakan Inquiry/Discovery Learning. Merupakan
fondasi mempelajari Mapel kelompok C3.
– Pasangan KD KI-3 dan KD KI-4 pada kelompok Mapel C3 yang cenderung
membentuk kemampuan solusi-solusi teknologi dan rekayasa atau hasil karya,
dapat menggunakan model belajar Problem Based Learning, Production Based
Trainning, Project Based Learning dan Teaching Factory.
73. MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
Tujuan pembelajaran model Discovery Learning
1. Meningkatkan kesempatan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran;
2. Peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak;
3. Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan;
4. Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi
informasi serta mendengarkan dan menggunakan ide-ide orang lain;
5. Meningkatkan Keterampilan konsep dan prinsip peserta didik yang lebih bermakna;
6. Dapat mentransfer keterampilan yang dibentuk dalam situasi belajar penemuan ke
dalam aktivitas situasi belajar yang baru.
74. 1. Pemberian rangsangan (Stimulation)
Dapat berupa cerita atau gambar dari suatu kejadian, sehingga memberikan arahan pada
kesiapan menemukan suatu konsep/prinsip atau formula.
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement)
Peserta didik diajak mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan masalah dari kejadian,
selanjutnya dikembangkan jawaban sementara atau hipotesis terhadap konsep/prinsip atau
formula.
3. Pengumpulan data (Data Collection)
Dapat berupa observasi terhadap objek atau uji coba sesuai hipotesis.
4. Pembuktian (Verification)
Pada tahap ini dilakukan pengolahan dan verifikasi data terhadap hipotesis.
5. Menarik simpulan/generalisasi (Generalization)
Melakukan generalisasi konsep/prinsip atau formulasi yang sudah dibuktikan.
SINTAKSIS MODEL DISCOVERY LEARNING
75. Tujuan Model Pembelajaran Inquiry
Mengembangkan kemampuan berfikir secara
sistimatis, logis dan kritis sebagai bagian dari proses
mental.
MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING
76. 1. Orientasi masalah
Memberikan satu permasalahan yang harus dipecahkan kepada peserta didik. Contoh
bola lampu putus.
2. Pengumpulan data dan verifikasi
Peserta didik mengumpulkan data berkaitan dengan bahan/bagian/kondisi
yang berhubungan dengan permasalahan.
3. Pengumpulan data melalui eksperimen
Peserta didik mengumpulkan data dengan memeriksa fungsi bahan/bagian
dan kondisi.
4. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi
Peserta didik merumuskan atau memformulasikan hasil eksperimen berkaitan
dengan permasalah.
5. Analisis proses inkuiri
Peserta didik melakukan generalisasi berkaitan dengan permasalahan.
SINTAKSIS INQUIRY TERBIMBING
77. SINTAKSIS INQUIRY SAINS
1. Siswa disajikan suatu bidang penelitian
Disajikan bidang penelitian seperti “pencemaran sungai”, termasuk metodologi yang
digunakan pada penelitian tersebut.
2. Menstrukturkan (Menyusun) problem/masalah
Peserta didik diajak untuk mengembangkan dan mengidentifikasi masalah yang terdapat
dalam penelitian. Boleh jadi peserta didik akan mengalami berbagai kesulitan yang harus
diatasi, seperti interpretasi data, generalisasi data, kontrol ujicoba, atau pembuatan
simpulan.
3. Mengidentifikasi masalah dalam penelitian
Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang masalah tersebut; sehingga
mengidentifikasi kesulitan dalam proses penelitian.
4. Menyelesaikan kesulitan/masalah
Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang cara mengatasi kesulitan/masalah,
dengan merancang kembali ujicoba, mengolah data dengan cara yang berbeda,
menggeneralisasi data dan mengembangkan konstruk.
78. Meningkatkan kemampuan menerapkan konsep pada
permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep high order
thinking skills (HOTS) yakni pengembangan kemampuan
kemampuan berfikir kritis, kemampuan pemecahan masalah
dan secara aktif mengembangkan keinginan dalam belajar
dengan mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan
belajar.
MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING
79. 1. Mengidentifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah melalui curah pendapat dari kasus yang diberikan.
2. Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan nformasi yang relevan
Peserta didik mendata sejumlah fakta pendukung sesuai masalah, serta pengetahuan deklaratif berupa
konsep dan prinsip yang harus dikuasai berkenaan dengan masalah.
3. Mengembangkan solusi melalui identifikasi alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandangan
Peserta didik diajak berfikir untuk mengembangkan pemecahan masalah melalui berfikir prosedural
melakukan penelaahan penyebab masalah, melalui pengumpulan imformasi dari setiap langkah pemeriksaan
hingga ditemukan penyebab utama masalah.
4. Melakukan tindakan strategis
Peserta didik mengembangkan tindakan strategis yang didasarkan atas temuan untuk memecahkan masalah.
5. Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan
Peserta didik diajak memeriksa pengaruh hasil tindakan terhadap permasalahan yang terjadi di dalam
sistem, menggunakan rujukan seperti “service manual”, hingga sistem dapat bekerja secara normal sesuai
rujukan.
SINTAKSIS PROBLEM BASED LEARNING
80. SINTAKSIS model Problem Solving Learning
Jenis Trouble Shooting
1. Merumuskan uraian masalah
Peserta didik dihadapkan pada kasus, mengidentifikasi masalah dan merumuskan
kemungkinan penyebab masalah.
2. Mengembangkan kemungkinan penyebab
Pengembangan kemungkinan penyebab dilakukan berdasarkan observasi dan
pemeriksaan terhadap fungsi berdasarkan konsep atau prinsip.
3. Mengetes penyebab atau proses diagnosis
Menganalisis data hasil pemeriksaan dan menentukan penyebab utama, menggunakan
berfikir prosedur serta melakukan perlakuan/perbaikan.
4. Mengevaluasi
Memeriksa hasil perlakuan/perbaikan dan membandingkannya dengan acuan rujukan
atau service manual, untuk menentukan kasus/permasalahan telah dapat diatasi.
81. Meningkatkan motivasi belajar, team work,
keterampilan kolaborasi dalam pencapaian
kemampuan akademik level tinggi/taksonomi tingkat
kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21.
MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING(PjBL)
82. 1. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the essential question)
Peserta didik secara kelompok/individu dihadapkan pada situasi adanya permasalahan
dan menentukan projek yang paling tepat cara mengatasi masalah.
2. Mendesain perencanaan projek
Peserta didik merancang projek baik desain/perencanaan, gambar, bahan, maupun
teknis pengerjaannya.
3. Menyusun jadwal (Create a Schedule)
Peserta didik menyusun jadwal (waktu pelaksanaan), distribusi pekerjaan, dan
presentasi.
4. Memonitor kemajuan projek (Monitor the Progress of the Project);
Peserta didik mengerjakan projek sesuai rancangan dan distribusi kerja serta
menyampaikan progres/kemajuan pengerjaan projek.
5. Menguji hasil (Assess the Outcome)
Peserta didik memeriksa hasil projek; membandingkan dengan rancangan dan
pendidik menilai kemajuan peserta didik.
6. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience)
Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil projek yang
sudah dijalankan.
SINTAKSIS MODEL PEMBELAJARAN PjBL
83. MODEL PEMBELAJARAN
PRODUCTION BASED TRAINING (PBT)/
PRODUCTION BASED EDUCATION AND TRAINING (PBET)
Menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi
kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknis serta
kemampuan kerja sama (berkolaborasi) sesuai
tuntutan organisasi kerja.
84. SINTAKSIS PBT/PBET
1. Merencanakan produk
Membuat rancangan produk; dapat berupa benda hasil produksi, layanan jasa,
rencana pertunjukan. Dapat dilakukan dari mulai menggambar detail, membuat
pamflet (waktu pertunjukan, isi pertunjukan), perhitungan kebutuhan
bahan/kostum, peralatan, teknik pengerjaan serta alur kerja/koordinasi kerja.
2. Melaksanakan proses produksi
Peserta didik melakukan tahapan produksi berdasarkan rencana produk benda/
layanan jasa/rencana pertunjukan, alur /koordinasi kerja serta memonitor proses
produksi.
3. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu),
Peserta didik memeriksa hasil produk melalui membandingkan dengan tuntutan
perencanaan teknis.
4. Mengembangkan rencana pemasaran
Peserta didik mempersiapkan rancangan pemasaran baik dalam jejaring (daring)
maupun luar jejaring (luring) berbentuk brosur/pamflet dan mempresentasikannya.
85. TEACHING FACTORY
1. Menyiapkan lulusan SMK menjadi pekerja dan atau wirausahawan;
2. Membantu peserta didik memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya;
3. Menumbuhkan kreativitas peserta didik melalui learning by doing;
4. Mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja;
5. Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK;
6. Membantu peserta didik mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja, serta menjalin
kerjasama dengan dunia kerja secara aktual;
7. Memberi kesempatan kepada peserta didik melatih keterampilannya, sehingga
dapat membuat keputusan tentang karier yang akan dipilih.
TUJUAN
86. 1. Merancang produk
Peserta didik mengembangkan produk baru/cipta resep atau produk
kebutuhan sehari-hari (consumer goods)/merancang pertunjukan
kontemporer dengan menggambar/membuat scrip/merancang pada
komputer atau manual dengan data spesifikasinya.
2. Membuat prototype
Membuat produk/kreasi baru/tester sebagai prototype sesuai data spesifikasi.
3. Memvalidasi dan memverifikasi prototype
Peserta didik melakukan validasi dan verifikasi dimensi data spesifikasi dari
prototype/kreasi baru/tester yang dibuat untuk mendapatkan persetujuan
persetujuan layak diproduksi/dipentaskan.
4. Membuat produk masal
Peserta didik mengembangkan jadwal dan jumlah produk/pertunjukan sesuai
dengan waktu yang ditetapkan.
SINTAKSIS TEACHING FACTORY
(SEMA E. ALPTEKIN:2001)
87. 1. Menerima order
Peserta didik berperan sebagai penerima order dan berkomunikasi dengan pemberi
order berkaitan dengan pesanan/layanan jasa yang diinginkan. Terjadi komunikasi
efektif dan santun serta mencatat keinginan/keluhan pemberi order. Misal: pada gerai
perbaikan Smart Phone atau reservasi kamar hotel.
2. Menganalisis order
Peserta didik berperan sebagai teknisi melakukan analisis terhadap pesanan pemberi
order berupa produk barang atau layanan jasa sehubungan dengan gambar detail,
spesifikasi, bahan, waktu pengerjaan, dan harga di bawah supervisi guru yang
berperan sebagai supervisor.
3. Menyatakan kesiapan mengerjakan order
Peserta didik menyatakan kesiapan untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan hasil
analisis order dan kompetensi yang dimilikinya, sehingga menumbuhkan motivasi dan
tanggung jawab.
SINTAKSIS TEACHING FACTORY
(Dadang Hidayat, 2011)
88. 4. Mengerjakan order
Melaksanakan pekerjaan sesuai tuntutan spesifikasi kerja yang sudah dihasilkan
melalui proses analisis order. Peserta didik sebagai pekerja harus menaati prosedur
kerja yang ditentukan, keselamatan kerja, dan langkah kerja secara sungguh-sunguh
untuk menghasilkan produk sesuai spesifikasi yang ditentukan.
5. Mengevaluasi produk
Melakukan penilaian terhadap benda produk kerja/layanan jasa dengan cara
membandingkan parameter benda kerja/layanan jasa yang dihasilkan data parameter
pada spesifikasi order pesanan atau spesifikasi service manual.
6. Menyerahkan order
Peserta didik menyerahkan order benda produk kerja/layanan jasa, setelah yakin
semua persyratan spesifikasi order telah terpenuhi, sehingga terjadi komunikasi
produktif dengan pelanggan.