Dokumen tersebut membahas upaya pencegahan stunting melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. GERMAS bertujuan untuk mempromosikan pola hidup sehat dan meninggalkan perilaku tidak sehat. Upaya pencegahan stunting meliputi program gizi ibu hamil dan menyusui, pemberian makanan pendamping ASI yang seimbang, sanitasi lingkungan, dan akses air bersih
1. DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT
9-10 AGUSTUS 2022
#AKSI Germas
WINI NURWINI, SKM, MSi
PROGRAM PROMKES DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
AKSI GERMAS
untuk
Percepatan Penurunan dan Pencegahan STUNTING
2. PEMBUDAYAAN & PENGGERAKKAN NASIONAL
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)
“Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat adalah upaya yang tak
boleh berhenti, dalam
penanganan penyakit, baik
yang menular maupun tidak
menular, bahkan saat
pandemi COVID-19”
Budi G. Sadikin – Menteri Kesehatan RI
pada Advocacy Horizontal Learning Germas, Semarang , 28 November 2021
#aksigermas
5. Tantangan saat ini Terjadi Perubahan Pola Penyakit
Penyebab Kesakitan dan Kematian Terbesar
Covid-19
PENYAKIT MENULAR PENYAKIT TIDAK MENULAR
TBC, ISPA, Diare, Malaria,
BDB
Tekanan Darah
Tinggi,Stroke, Kanker,
Jantung, Diabetes
Bertambah Masalah Kesehatan
6. PENCEGAHAN
POLA PRILAKU (GAYA HIDUP)
Merokok
Malas/mager
Minum
Alkohol
Mengkonsumsi
Makanan
Berlemak dan
Gorengan
Jarang
Mengkonsumsi
buah dan Sayur
Jarang
Aktifitas Fisik
Minum
Bersoda
Makanan
Junk food
M
E
N
Y
E
B
A
B
K
A
N
7. Maka dari itu…….
WAJIB melakukan GERMAS
Germas : sebuah gerakan yang bertujuan untuk
memasyarakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan
kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat
8. 7 Langkah Dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Menggunakan Jamban
Makan Buah dan Sayur
Ayo biasakan…….
Tidak Merokok
Melakukan Cek Kesehatan secara berkala
Melakukan Aktivitas Fisik
Tidak Mengkonsumsi Minuman Alkohol
Menjaga Kebersihan Lingkungan
14. (KERDIL)
Stunting adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis sehingga
anak terlalu pendek untuk
usianya.
15. 1 dari 3 Anak
Indonesia
mengalami
SAAT INI SEKITAR
ANAK INDONESIA MENGALAMI
PERTUMBUHAN TIDAK
MAKSIMAL
Anak tidak datang ke
Posyandu
TERJADI SEJAK DALAM
KANDUNGAN DAN AKAN
NAMPAK SAAT ANAK BERUSIA
16. STUNTED
DI JAWA BARAT
No Kab/Kota Selisih Status
Survey Tahun
2013 2018 2019 2021
1 Kota Depok 25,7 12,30 -3,79 Turun
2 Kota Bekasi 26,6 13,80 -6,23 Turun
3 Indramayu 36,1 14,40 -14,72 Turun
4 Ciamis 41,4 16,00 -8,21 Turun
5 Kota Bogor 29,8 16,90 -4,43 Turun
6 Subang 40,4 18,10 -7,63 Turun
7 Kuningan 18,70 0,64 Naik
8 Kota Sukabumi 41,9 19,10 3,50 Naik
9 Kota Cimahi 28,2 19,90 -14,39 Turun
10 Purwakarta 33,9 20,60 -2,82 Turun
11 Karawang 34,9 20,60 -3,41 Turun
12 Bekasi 30,3 21,50 0,57 Naik
13 Sumedang 41,1 22,00 -2,43 Turun
14 Pangandaran 22,70 1,35 Turun
15 Majalengka 29,8 23,00 -5,53 Turun
16 Kota Banjar 39,2 23,90 -2,31 Turun
17 Sukabumi 37,1 24,20 2,27 Naik
18 Tasikmalaya 41,7 24,40 -10,57 Turun
19 Kota Bandung 32,2 26,40 -1,72 Turun
20 Cirebon 42,5 26,50 1,44 Naik
21 Bogor 28,3 28,60 -6,36 Turun
22 Kota Tasikmalaya 30,7 28,90 4,15 Naik
23 Bandung Barat 52,5 29,60 -2,52 Turun
24 Kota Cirebon 28,4 30,60 8,56 Naik
25 Bandung 40,7 31,10 3,23 Naik
26 Cianjur 41,7 33,70 6,18 Naik
27 Garut 37,8 35,20 8,17 Naik
Prov. Jawa Barat 35,3
23,21 16,09
16,75 20,03
33,99 29,12
33,39 24,21
27,79 21,33
28,64 25,73
42 28,67 18,06
28,99 15,6
21,06 34,29
41,01 23,42
33,11 24,01
26,37 20,93
32,22 24,43
32,71 21,35
36,62 28,53
27,89 26,21
41,35 21,93
33,8 34,97
21,74 28,12
33,71 25,06
32,86 34,96
25,73 24,75
36,69 32,12
31,18 22,04
35,21 27,87
33,51 27,52
34,64 27,03
31,1 26,2
24,50 -1,70 Turun
Prevelensi Jawa Barat :
Turun 1,70 dari tahun 2019 ke 2021
Stunted di 17 Kabupaten kota
mengalami penurunan dengan rata-
rata: 3,87
Stunted 10 Kabupaten kota mengalami
Kenaikan dengan rata-rata: 5,63
17. Stunting:
Dilihat berdasarkan Panjang Badan per Umur (PB/U)
atau Tinggi Badan per Umur (TB/U).
Usia 4 tahun
4 bulan
Usia 2 tahun
2 bulan
STUNTING TERLAMBAT DIKENALI
(BARU DAPAT DILIHAT SETELAH 2 TAHUN)
18. Perkembangan otaknya, tidak dapat diperbaiki
Fisik anak kurang gizi dapat
diperbaiki
Hambatan perkembangan otak, kecerdasan, kemampuan belajar,
dan rendahnya produktifitas akibat stunting ini bersifat
permanen (irreversible).
Fisik
Mental
Intelektual
stunting
Stunting mempengaruhi:
Kondisi Otak yang Stunting
19. • Adanya gagal tumbuh yang terlihat dari berat lahir
rendah, kecil, pendek, kurus
• Adanya hambatan perkembangan kognitif dan motorik
Mengapa Stunting Perlu dicegah?
Ditandai dengan:
Dampak
Adanya gangguan
metabolik pada saat
dewasa risiko
penyakit tidak
menular
Kualitas SDM menurun
Meningkatkan potensi
kerugian ekonomi setiap
tahunnya (2-3% dari GDP)
Investasi $1 pada gizi dapat
menghasilkan kembalinya 30$
dalam peningtan kesehatan,
pendidikan, dan produktifitas
ekonomi
Investasi perbaikan Gizi dapat
membantu memutus lingkaran
kemiskinan dan meningkatkan
PDB negara hingga 3% per tahun
20. UPAYA PENCEGAHAN STUNTING
IBU HAMIL
• Mengonsumsi makanan yang sehat
• Mencegah agar tidak Anemia dan kecacingan
• Mencegah agar tidak mengalami malaria
IBU MENYUSUI HINGGA BAYI USIA 6
BULAN
1. Melakukan Inisiasi Menyusui Dini
2. Hanya memberikan
ASI Eksklusif
IBU MENYUSUI DAN ANAK USIA 6 BULAN-2 TAHUN
1. Memberikan ASI disertai
Makanan Pendamping ASI
2. Mengonsumsi obat cacing
sesuai aturan
3. Mengonsumsi suplemen zink
4. Memberikan imunisasi
lengkap
5. Mencegah dan mengobati
diare
#aksi
germas
23. Sebelum lahir Setelah lahir
Sumber: Riskesdas 2018
1,8 x
Sekitar 23% anak lahir
dengan kondisi sudah
stunted, akibat ibu hamil
sejak masa remaja kurang
gizi dan anemia.
Stunting meningkat signifkan pada anak usia 6-23 bulan, akibat
kurang protein hewani pada makanan pendamping ASI (MP-ASI)
yang mulai diberikan sejak usia 6 bulan.
Penanganan stunting perlu dilakukan sebelum dan setelah kelahiran
1 2
24. Remaja Putri
“Anemia No,Tablet Tambah Darah Yes.”
Remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah
Darah (TTD), 1 tablet setiap minggu.
Remaja putri kelas 7 dan 10 mengikuti
pemeriksaan kadar Hb untuk skrining Anemia
Remaja putri mengetahui manfaat TTD,
bahaya anemia, kesehatan reproduksi dan
gizi seimbang
Sebelum kelahiran
#aksigermas
25. Ibu Hamil
“Anemia No,Tablet Tambah Darah Yes.”
Ibu Hamil mengonsumsi Tablet Tambah
Darah (TTD), minimal mengonsumsi 90 tablet
selama masa kehamilan
Pemeriksaan anemia pada saat pemeriksaan
kehamilan (K1)
Ibu Hamil mengetahui manfaat TTD, gizi
seimbang untuk ibu hamil, IMD, ASI Eksklusif
Sebelum kelahiran
#aksigermas
26. 26
Bayi usia 0-6 bulan mendapatkan ASI
Eksklusif
Setelah kelahiran
Anak usia 6-23 bulan mendapat MP-ASI
beragam
Pemberian Imunisasi Rutin Lengkap
pada Balita
Bayi dan Balita
#aksigermas
Bawa Bayi – Balita ke Posyandu sebulan
sekali untuk penimbangan dan pemantauan
tumbuh kembang
32. AMAN
SEGERA LAKUKAN VAKSINASI
EFEKTIF
DAPATKAN VAKSINASI COVID-19 &
GUNAKAN APLIKASI PEDULILINDUNGI
HALAL
Tetap melakukan PROTOKOL KESEHATAN (termasuk setelah vaksin)
Aplikasi yang dikembangkan untuk
menghentikan penularan COVID-19
dengan mengandalkan kepedulian
serta partisipasi masyarakat untuk
saling jaga dan meminimalisir risiko
penyebaran COVID-19
#aksigermas
35. PERAN KESEHATAN
DALAM GERMAS
Melaksanakan
kampanye Gerakan
Masyarakat Hidup
Sehat serta
meningkatkan
advokasi dan
pembinaan daerah
dalam pelaksanaan
kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR)
Meningkatka
n pendidikan
mengenai
gizi
seimbang
dan
pemberian
Air Susu Ibu
(ASI)
eksklusif,
serta
aktivitas fisik
Meningkatkan
pelaksanaan
deteksi dini di
Puskesmas
dan
menyusun
panduan
pelaksanaan
deteksi dini di
instansi
pemerintah
dan swasta
36. PERAN
MASYARAKAT/INDIVIDU/KELUARGA
Mempraktikkan pola hidup sehat sehari-hari
Melakukan aktivitas fisik
secara rutin setiap hari
Membudayakan konsumsi
buah dan sayur setiap hari Tidak merokok
Tidak mengonsumsi
alkohol dan zat adiktif
lainnya
Pengelolaan stres
secara baik
Budayakan buang air
besar pada tempatnya
Melakukan pemeriksaan
kesehatan secara rutin min 6
bulan sekali
37. PERAN DUNIA USAHA DAN
ORMAS DALAM GERMAS
Ormas dan Kelompok Potensial
Menggerakkan institusi dan organisasi
masing-masing agar anggotanya berperilaku
sehat
Dunia Usaha dan Swasta
Menggerakkan institusi dan organisasi
masing-masing agar anggotanya berperilaku
sehat
38. PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN
DALAM GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT
• Ormas berperan serta aktif dalam pembangunan
kesehatan
• Ormas yang memiliki sumber daya dan menjadi
mitra pemerintah dalam pembangunan kesehatan
Organisasi Kemasyarakatan – Kementerian Kesehatan:
39. Saya Butuh
Edukasi dan Kampanye perubahan perilaku
(Promotif – Preventif)
Tahu dipenuhi dengan berbagai informasi, pengetahuan dan edukasi yg baik dan benar
Mau melakukan apa yang sudah diketahui dari berbagai lintas sumber dan menjadi
contoh/ teladan / agent of change
Mampu mengajak orang/ pihak lain untuk memberi tahu dan menjalankannya
Aku Tahu , Aku Mau dan Aku Mampu