Dokumen tersebut membahas tentang bahasa Indonesia, termasuk kedudukan bahasa, fungsi bahasa, bahasa nasional, ciri-ciri bahasa Indonesia ilmiah, menulis teknis, keterampilan berbahasa, prinsip-prinsip umum pemakaian ejaan, penulisan huruf dan kata, serta perencanaan penulisan makalah ilmiah.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya aliranpermukaan.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian limpasan, aliranmurni, aliranlangsung
b. Mahasiswa dapat menjelaskan sumber-sumber air yang dapat memberikan masukan kepada aliran sungai
c. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi limpasan
d. Mahasiswa dapat menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tempat pengukuran tinggi muka air
e. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja alat pengukur presipitasi serta kelebihan dan kekurangan dari setiap alat.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur kecepatan aliran, luas penampang basah, perimeter basah, dan kemiringan aliran.
g. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hidrograf
h. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk hidrograf aliran.
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya aliranpermukaan.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian limpasan, aliranmurni, aliranlangsung
b. Mahasiswa dapat menjelaskan sumber-sumber air yang dapat memberikan masukan kepada aliran sungai
c. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi limpasan
d. Mahasiswa dapat menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tempat pengukuran tinggi muka air
e. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja alat pengukur presipitasi serta kelebihan dan kekurangan dari setiap alat.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur kecepatan aliran, luas penampang basah, perimeter basah, dan kemiringan aliran.
g. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hidrograf
h. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk hidrograf aliran.
->Siphon adalah bangunan pembawa yang melewati bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Siphon bersifat saluran bertekanan atau tertutup.
->Bangunan terjun atau got miring diperlukan jika kemiringan permukaan tanah lebih curam daripada kemiringan maksimum saluran yang diizinkan. Bangunan terjunan dapat berupa terjunan tegak atau terjunan miring.
-> Gorong-gorong dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya atau bawah jalan, serta jalan kereta api. Gorong-gorong mempunyai potongan melintang yang lebih kecil daripada luas basah saluran hulu maupun hilir.
Dalam pekerjaan perencanaan suatu bangunan-bangunan irigasi diperlukan bidang-bidang ilmu pengetahuan yang saling mendukung demi kesempurnaan hasil perencanaan. Bidang ilmu pengetahuan itu antara lain geologi, hidrologi, hidrolika dan mekanika tanah (Soedibyo, 1993).
Setiap daerah aliran sungai mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda, hal ini memerlukan kecermatan dalam menerapkan suatu teori yang cocok pada daerah pengaliran. Oleh karena itu, sebelum memulai perencanaan konstruksi bangunan-bangunan irigasi, perlu adanya kajian pustaka untuk menentukan spesifikasi-spesifikasi yang akan menjadi acuan dalam perencanaan pekerjaan konstruksi tersebut.
Dalam melakukan analisis hidrologi sering dihadapkan pada kejadian ekstrim seperti banjir dan kekeringan. Banjir mempengaruhi bangunan-bangunan air seperti bendung, tanggul, jembatan, dsb. Bangunan-bangunan tersebut harus direncanakan untuk dapat melewatkan debit banjir maksimum yang mungkin terjadi (Triadmodjo, 2009). Untuk mengetahui hubungan antara besaran kejadian ekstrem dan frekuensi kemungkinan terjadinya kejadian tersebut, maka diperlukan suatu analisis frekuensi. Dalam makalah ini juga dipaparkan mengenai analisa frekuensi.
Analisis frekuensi merupakan prakiraan (forecasting), dalam arti probabilitas untuk terjadinya suatu peristiwa hidrologi dalam bentuk hujan rencana yang berfungsi sebagai dasar perhitungan perencanaan hidrologi untuk antisipasi setiap kemungkinan yang akan terjadi. Analisis frekuensi ini dilakukan dengan menggunakan sebaran kemungkinan teori probability distribution. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data yang tersedia untuk memperoleh probabilitas besaran debit banjir di masa yang akan datang.
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Video tidak dapat ditampilkan karena file terlalu besar, silahkan email ke : noussevarenna@gmail.com atau dm ke instagram : noussevarenna
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
Rega
SALES
WA/TLP 085211828148
E. infoindosurta@yahoo.co.id
PT. Alat Ukur Indosurta bergerak di bidang penjualan, penyewaan dan service kalibrasi alat-alat survey. Kami hadir lebih luas dan lebih dekat untuk melayani kebutuhan pengukuran anda di bidang konstruksi, telekomunikasi, kehutanan, pertambangan, kelautan, dll.
Kantor Pusat :
Tangerang Selatan
Nusaloka Sektor XIV,5
Jln. Bangka Blok N2 No 03
BSD City – Serpong
Kantor Cabang :
-Surabaya
-Makassar
-Balikpapan
- Batam
-Palembang
-Cikarang
-Semarang
-Manado
-Jakarta
-Tangerang Selatan
“BAGI ANDA YANG BERADA DI DEKAT KANTOR PUSAT MAUPUN CABANG KAMI, KAMI MELAYANI SYSTEM ANTAR JEMPUT, DAN JANGAN KHAWATIR BAGI ANDA YANG BERADA DILUAR KOTA, KAMI SIAP MELAYANI VIA EXPEDISI SESUAI DENGAN YANG ANDA INGINKAN”
Penjelasan komposisi tanah meliputi: Hubungan Antara Berat volume (Unit Weight), Angka Pori (Void Ratio), Kadar Air (Water Content), dan Berat Jenis (Specific Gravity)
Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah ini disusun secara ringkas dari beberapa referensi. Mencakup bahasan tentang pengertian survei, peta, pengukuran jarak, sudut, azimut, bearing, penggunaan pita ukur, theodolite, dan waterpas, perhitungan poligon, beda tinggi, luas dan volume. Disamping itu disertai pula contoh hitungan sederhana untuk memudahkan pemahaman dari setiap materi. Modul ini dapat dijadikan pegangan praktis dalam mempelajari survei dan pemetaan tingkat dasar.
Dalam pekerjaan perencanaan suatu bangunan-bangunan irigasi diperlukan bidang-bidang ilmu pengetahuan yang saling mendukung demi kesempurnaan hasil perencanaan. Bidang ilmu pengetahuan itu antara lain geologi, hidrologi, hidrolika dan mekanika tanah (Soedibyo, 1993).
Setiap daerah aliran sungai mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda, hal ini memerlukan kecermatan dalam menerapkan suatu teori yang cocok pada daerah pengaliran. Oleh karena itu, sebelum memulai perencanaan konstruksi bangunan-bangunan irigasi, perlu adanya kajian pustaka untuk menentukan spesifikasi-spesifikasi yang akan menjadi acuan dalam perencanaan pekerjaan konstruksi tersebut.
Dalam melakukan analisis hidrologi sering dihadapkan pada kejadian ekstrim seperti banjir dan kekeringan. Banjir mempengaruhi bangunan-bangunan air seperti bendung, tanggul, jembatan, dsb. Bangunan-bangunan tersebut harus direncanakan untuk dapat melewatkan debit banjir maksimum yang mungkin terjadi (Triadmodjo, 2009). Untuk mengetahui hubungan antara besaran kejadian ekstrem dan frekuensi kemungkinan terjadinya kejadian tersebut, maka diperlukan suatu analisis frekuensi. Dalam makalah ini juga dipaparkan mengenai analisa frekuensi.
Analisis frekuensi merupakan prakiraan (forecasting), dalam arti probabilitas untuk terjadinya suatu peristiwa hidrologi dalam bentuk hujan rencana yang berfungsi sebagai dasar perhitungan perencanaan hidrologi untuk antisipasi setiap kemungkinan yang akan terjadi. Analisis frekuensi ini dilakukan dengan menggunakan sebaran kemungkinan teori probability distribution. Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data yang tersedia untuk memperoleh probabilitas besaran debit banjir di masa yang akan datang.
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Video tidak dapat ditampilkan karena file terlalu besar, silahkan email ke : noussevarenna@gmail.com atau dm ke instagram : noussevarenna
Pengenalan Bagian-Bagian Total Station TOPCON ES dan GMRega Surveyor
Rega
SALES
WA/TLP 085211828148
E. infoindosurta@yahoo.co.id
PT. Alat Ukur Indosurta bergerak di bidang penjualan, penyewaan dan service kalibrasi alat-alat survey. Kami hadir lebih luas dan lebih dekat untuk melayani kebutuhan pengukuran anda di bidang konstruksi, telekomunikasi, kehutanan, pertambangan, kelautan, dll.
Kantor Pusat :
Tangerang Selatan
Nusaloka Sektor XIV,5
Jln. Bangka Blok N2 No 03
BSD City – Serpong
Kantor Cabang :
-Surabaya
-Makassar
-Balikpapan
- Batam
-Palembang
-Cikarang
-Semarang
-Manado
-Jakarta
-Tangerang Selatan
“BAGI ANDA YANG BERADA DI DEKAT KANTOR PUSAT MAUPUN CABANG KAMI, KAMI MELAYANI SYSTEM ANTAR JEMPUT, DAN JANGAN KHAWATIR BAGI ANDA YANG BERADA DILUAR KOTA, KAMI SIAP MELAYANI VIA EXPEDISI SESUAI DENGAN YANG ANDA INGINKAN”
Penjelasan komposisi tanah meliputi: Hubungan Antara Berat volume (Unit Weight), Angka Pori (Void Ratio), Kadar Air (Water Content), dan Berat Jenis (Specific Gravity)
Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah ini disusun secara ringkas dari beberapa referensi. Mencakup bahasan tentang pengertian survei, peta, pengukuran jarak, sudut, azimut, bearing, penggunaan pita ukur, theodolite, dan waterpas, perhitungan poligon, beda tinggi, luas dan volume. Disamping itu disertai pula contoh hitungan sederhana untuk memudahkan pemahaman dari setiap materi. Modul ini dapat dijadikan pegangan praktis dalam mempelajari survei dan pemetaan tingkat dasar.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1, TEKNIK SIPIL
1.
2. BAHASA INDONESIAKEDUDUKAN
BAHASA
FUNGSI
BAHASA
• Kedudukan bahasa adalah status relatif bahasa sebagai sistem lambang nilai
budaya yang dirumuskan atas dasar nilai sosial yang dihubungkan dengan bahasa
yang bersangkutan
• Fungsi bahasa adalah nilai pemakaian bahasa yang dirumuskan sebagai tugas
pemakaian bahasa itu di dalam kedudukan yang diberikan kepadanya
Bahasa Nasional
Bahasa Negara
• Lambang kebanggaan nasional
• Lambang identitas nasional
• Alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa
dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya
masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia
• Alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya
•Bahasa resmi kenegaraan
•Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan
•Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional
serta kepentingan pemerintah
1
3. CIRI-CIRI BAHASA INDONESIA ILMIAH
• Cendekia: mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat, seksama,
dan abstrak.
• Lugas dan jelas: ungkapan langsung dengan makna lugas.
• Tidak berbentuk kalimat fragmentaris: kalimat yang belum selesai.
(Keinginan mengungkapkan beberapa gagasan tanpa memperhatikan
kesatuan gagasan).
• Bertolak dari gagasan: penonjolan gagasan, bukan pada penulis (kalimat
pasif lebih tepat)
• Formal dan objektif: kosa kata, bentukan kata, dan struktur kalimat.
• Ringkas dan padat: kehematan penggunaan bahasa.
• Konsisten: ketaatasasan dalam menggunakan istilah, unsur bahasa, tanda
baca, dan tanda-tanda lain
2
5. DRAMATISME DIKEMBANGKAN OLEH KENNETH BURKE
CARA YANG MUDAH UNTUK MENGGENERALISASI
IDE ATAU MENGEMBANGKAN IDE
LIMA KUNCI BATASAN DRAMATISME:
ACT : APA YANG TERJADI?
AGENT : SIAPA YANG MENGERJAKAN?
AGENCY : METODE APA YANG DIGUNAKAN?
PURPOSE : APAKAH TUJUAN, MAKSUD, DAN KEHENDAK YANG INGIN DICAPAI?
SCENE : DIMANA DAN KAPAN TERJADI?
Kombinasikan dengan
RASIO
Menghubungkan antara batasan yang satu dengan yang lain dengan tujuan untuk
Mengembangkan subpertanyaan.
6. Contoh:
Purpose
Act/Purpose
Agent/Purpose
Agency/Purpose
Scene/Purpose
Apa tujuan …?
Bagaimana topik … dihubungkan
dengan tujuan?
Siapa yang menentukan bahwa topik itu
penting?
Apakah makna dari penyelesaian tujuan
ini?
Mengapa tujuan ini dipertimbangkan
sebagai sebagai sesuatu yang penting
dalam topik …?
ACT AGENT AGENC
Y
PURPOS
E
SCEN
E
ACT X
AGENT X
AGENCY X
PURPOSE
SCENE X
7. TAGMEMIK DIKEMBANGKAN: RICHARD YOUNG, ALTON BECKER, DAN KENNETH PIKE
Menggunakan 6 topik utama untuk merinci subjek ke dalam bagian-
bagian yang dapat diuji secara individual atau dikombinasikan dengan
pendekatan dan pandangan baru
CONTENT : Bagaimana sebuah masalah serupa atau berbeda dengan masalah
yang
lain?
VARIATION : Seberapa banyak dan dengan cara apa topik atau masalah dapat
berubah
tanpa kehilangan ciri-ciri yang esensial?
DISTRIBUTION : Sesering apakah dan pada tempat-tempat yang mana subjek dapat
diobservasi?
PARTICLE : Bagaimanakah Identifikasi perbedaan dan definisi ciri-ciri masalah?
WAVE : Bagaimanakah masalah itu telah berubah di masa lalu?
FIELD : Bagian-bagian yang berbeda dari masalah dan bagaimanakah
masalah itu
berinteraksi sebagai bagian dari keseluruhan?
8. Menulis tidak hanya menguasai berbagai teknik mengembangkan ide.
HAL PENTING YANG MENDUKUNG KEBERHASILAN MENULIS ADALAH:
Kekuatan internal : observasi dan imajinasi; investigasi dan
penelitian
Kepandaian menguasasi dan menyimpan informasi
Kepandaian mengekspresikan ide-ide
Belajar dari penulis lain yang lebih pengalaman dan ahli
9. PRINSIP-PRINSIP UMUM PEMAKAIAN EJAAN
• Tanda tanya (?), titik (.), titik koma (;), titik dua (:), tanda seru (!) ditulis rapat dengan
huruf akhir dari kata yang mendahuluinya.
• Setelah tanda tanya (?), titik (.), titik koma (;), titik dua (:), tanda seru (!) harus diberi
jarak satu spasi dengan kata berikutnya.
• Tanda petik ganda (“…”), petik tunggal (‘…’), kurung (…) ditulis rapat dengan kata,
frasa, dan kalimat yang diapit.
• Tanda hubung (-), tanda pisah ( ), garis miring (/), ditulis rapat dengan huruf yang
mendahului dan mengikutinya.
• Tanda perhitungan: sma dengan (=), tambah (+), kurang (-), kali (x), bagi (:), lebih
kecil (<), lebih besar (>), ditulis dengan jarak satu spasi dengan huruf yang
mendahului dan yang mengikutinya.
• Penulisan jarak antarkata berspasi tunggal.
• Tepi kanan teks tidak harus rata. Oleh karena itu, kata pada akhir baris tidak harus
dipenggal. Jika terpaksa harus dipenggal, tanda hubungnya ditulis setelah huruf
akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan di bawahnya.
• Tidak diperbolehkan menambahkan spasi antarkata dalam satu baris yang bertujuan
meratakan tepi kanan teks.
3
10. PENULISAN HURUF
1. Huruf Besar atau Huruf Kapital
Huruf pertama nama badan resmi, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi
Huruf pertama semua kata utama dalam buku, majalah, surat kabar,
dan judul karangan.
Singkatan nama gelar dan sapaan, huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti.
2. Huruf Miring
Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar, yang dikutip dalam
karangan.
Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok
kata.
Menuliskan istilah ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya.
4
11. PENULISAN KATA
1. Kata Dasar
Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
2. Kata Turunan/Jadian
Imbuhan (awalan, sisipan, dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Awalan atau akhiran ditulis dengan kata yang langsung mendahului
atau mengikutinya kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata.
Kalau bentuk dasar berupa kata gabung dan sekaligus mendapat
awalan dan akhiran, maka kata itu ditulis serangkai.
Catatan:
Kalau salah satu unsur kata hanya dipakai dalam kombinasi,
maka gabungan kata itu ditulis serangkai.
3. Kata Ulang
Bentuk kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda
hubung.
5
12. 4. Gabungan Kata
Kata majemuk, termasuk istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di
antara unsur yang bersangkutan.
Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata ditulis serangkai.
5. Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam kata yang sudah dianggap sebagai satu kesatuan.
6. Partikel
Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pada
kelompok kata yang sudah dianggap padu
6
13. 7. Angka dan Lambang Bilangan
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Lazim
digunakan angka Arab (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9) dan angka Romawi (I, II,
III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000)).
Angka digunakan untuk menyatakan (1) ukuran panjang, berat, dan isi,
(2) satuan waktu, dan (3) nilai uang.
Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan seperti berikut.
Contoh: 11 sebelas, 2/3 dua pertiga, 112 seratus dua belas, 1/10
sepersepuluh
Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Contoh: bab III = bab ke-3 = bab ketiga; abad XX = abad ke-20 = abad
kedua puluh
Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan
cara berikut . Contoh: tahun 60-an = tahun enam puluhan
Di dalam dokumen resmi, seperti akta atau kuitansi, bilangan perlu
ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks.
7
14. PENGGUNAAN KATA DAN ASAS PENGGUNAAN
KATA
1. Penggunaan Kata
a. Kata Asli dan Kata Serapan
a) Adopsi: penyerapan yang dilakukan secara utuh tanpa melakukan
perubahan atau penyesuaian.
b) Adaptasi: penyerapan yang disesuaikan dengan kaidah yang
berlaku, baik kaidah bunyi maupun kaidah penulisan.
b. Kata Baku dan Tidak Baku
a) Kata baku: kata yang diterima oleh masyarakat bahasa sebagai
acuan atau model sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.
b) Kata tidak baku: kata yang tidak mengikuti kaidah yang telah
ditentukan.
8
15. 2. Asas Penggunaan Kata
a. Asas Kecermatan
Cermat memiliki ciri-ciri antara lain (1) tidak mubazir, (2) tidak rancu,
dan (3)bersifat idiomatis.
b. Asas Ketepatan
Penggunaan kata secara tepat banyak berkaitan dengan makna
dan/atau perilaku sintaksisnya.
c. Asas Keserasian
Asas keserasian (kecocokan) berkaitan dengan faktor-faktor
pragmatik (dengan siapa, kapan, dan dimana)
9
16. KALIMAT EFEKTIF
a. Gramatikal: penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang bersangkutan.
Pengguna bahasa memiliki kepekaan intuitif struktur sintaksis, bentuk
kata, dan ketepatan diksi.
b. Bernalar atau logis: proposisi atau informasi kalimat dapat diterima oleh
akal atau nalar. Syaratnya: gagasan yang disampaikan masuk akal,
hubungan antargagasan dalam kalimat masuk akal, hubungan gagasan
pokok dan gagasan penjelas masuk akal.
c. Efisien: kalimat yang padat isi bukan padat kata. Kalimat itu hanya
menggunakan kata sesedikit mungkin tetapi dapat menyampaikan
informasi secara tepat dan jelas.
d. Jelas: kalimat yang proposisinya mudah dipahami oleh pembaca.Jika
kalimat itu masih menimbulkan banyak tafsir maka dinamakan kalimat
ambigius.
10
17. PENGEMBANGAN PARAGRAF
a. Kesatuan: hubungan ide pokok dan ide penjelas merupakan satu
kesatuan atau keutuhan. Dalam satu paragraf hanya ada satu ide
pokok dan beberapa ide penjelas yang mendukung ide pokok.
Berdasarkan letak ide pokok, paragraf dapat dipilah menjadi paragraf
induktif dan paragraf deduktif.
b. Kelengkapan: sejumlah ide penjelas yang pendukung ide pokok secara
lengkap dan ditata secara sistematis.Berdasarkan Pengurutan ide
penjelas, paragraf dapat dikembangkan dengan cara alamiah dan logis.
• Cara alamiah: waktu (kronologis) dan ruang (sudut pandang)
• Cara logis: klimaks-antiklimaks, sebab-akibat, umum-khusus,
dikenal-takdikenal, mudah-sulit, pokok-rincian.
Ide penjelas dapat berupa contoh, ilustrasi, rincian kongkrit, bandingan,
uraian, definisi, fakta,analog, alasan, dsb.
11
18. c. Kekohesifan dan Kekoherensian: Kalimat-kalimat dalam paragraf saling
terkait. Kekohesifan berhubungan dengan ide-ide bawahan yang mendukung
ide pokok. Kekoherensian berhubungan dengan penataan atau penyusunan
ide bawahan untuk mendukung ide pokok.
Jalinan antaride dan antarkalimat dapat dilakukan dengan menggunakan
penanda hubung, baik yang eksplisit (tersurat) maupun implisit (tersirat).
Penanda hubung: penanda hubungan gramatikal, logis, dan leksikal.
Penanda hubung gramatikal: pengacuan, penggantian, dan penghilangan.
Penanda hubung logis: hubungan penambahan, penjelasan, penyimpulan,
kausalitas, pengontrasan, penegasan, dll.
Penanda hubung leksikal: pengulangan atau pernyataan kembali sesuatu
yang telah disebutkan.
12
19. PERENCANAAN PENULISAN MAKALAH ILMIAH
1. Pemilihan Topik
1.1 Sumber Topik: buku referensi, majalah, jurnal, surat kabar, pengalaman, pendapat,
sikap-perilaku, kebiasaan, atau kejadian sehari-hari di masyarakat dll.
1.2 Kriteria Pemilihan Topik:
1.2.1 Topik ada manfaatnya, baik praktis maupun teoretis dan layak dibahas.
1.2.2 Topik menarik sesuai dengan minat penulis.
1.2.3 Topik dipahami dan dikuasai penulis.
1.2.4 Bahan referensi masih dalam jangkauan untuk diperoleh.
1.3 Strategi Penemuan Topik:
1.3.1 Ramu pendapat (brainstorming).
1.3.2 Perenungan atau meditasi
1.3.3 Pengembangan Formula Jurnalistik
1.3.4 Pertanyaan Klasik.
1.3.5 Pemecahan Masalah
13
20. Saran-Saran:
a) Penulis hendaknya selalu berupaya untuk menambah pengetahun dan
pengalaman.
b) Penulis harus rajin mengamati sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
c) Penulis rajin mengembangkan daya imajinasinya dan kreativitasnya.
d) Penulis harus berlatih untuk mengemukakan pendapat dan
mempertahankannya dan memperluas cakrawala.
1.4 Teknik Membatasi Topik
Tidak ada batasan khusus yang menjadi acuan, tetapi penulis harus dapat
memperkirakan sendiri cakupan topik yang akan dibahas dalam sebuah makalah.
1.5.Teknik Merinci Topik
Perincian topik akan lebih mudah jika disusun terlebih dahulu dalam bentuk kerangka
karangan
1.5.1 Jenis-Jenis Kerangka Makalah
1.5.1.1 Pola Urutan Alamiah
1.5.1.2 Pola Urutan Logis
14
21. PENGUMPULAN BAHAN PENULISAN
A. Cara Memanfaatkan Bahan dari Sumber Pustaka
a. Menentukan Bahan
Melalui penentuan topik dan subtopik
b. Memanfaatkan Kartu Katalog
1. Katalog Pengarang
2. Katalog Judul
3. Katalog Subjek
c. Menelaah Bahan Pustaka secara Langsung
1. Teknik Daftar Isi
2. Teknik Indeks
15
22. B. Cara Memanfatkan Bahan dari Sumber Nonpustaka
a. Wawancara
b. Observasi
c. Angket
C. Cara Mendokumentasikan Bahan
a. Model Buku Harian
b. Model Kartu
c. Model Komputer
CARA PENULISAN ISI ATAU BAHAN:
a. Bentuk Kutipan
b. Bentuk Parafrase
c. Bentuk Rangkuman atau Ringkasan
d. Bentuk Ulasan atau Evaluasi
16
23. CARA MERUJUK DAN MENULIS DAFTAR RUJUKAN
A. Cara Merujuk
1. Perujukan dilakukan dngan menggunakan nama akhir dan tahun di antara
tanda kurung.
2. Jika ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama
akhir kedua penulis tersebut.
3. Jika penulisnya lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan
cara menulis nama penulis pertama dari para penulis tersebut diikuti
dengan dkk.
4. Jika nama penulis tidak disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan
adalah nama lembaga yang menerbitkan, nama dokumen yang diterbitkan,
atau nama koran.
5. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan dengan cara menyebutkan
nama penulis aslinya.
6. Rujukan dari dua sumber atau lebih yang ditulis oleh penulis yang berbeda
dicantumkan dalam satu tanda kurung dengan titik koma sebagai tanda
pemisahnya. 17
24. CARA MERUJUK KUTIPAN LANGSUNG
A. Kutipan Kurang dari 40 Kata
1. Ditulis di antara tanda kutip (“…”) sebagai bagian yang terpadu dalam teks
utama dan diikuti nama penulis, tahun, dan nomor halaman.
Contoh:
Kesimpulan penelitian tersebut adalah “ada hubungan yang erat antara
faktor sosial
ekonomi dengan kemajuan belajar” (Soebroto, 1990:123).
2. Nama penulis dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu
dengan tahun dan nomor halaman di dalam kurung.
Contoh:
Soebroto (1990:123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor
sosial ekonomi dengan kemajuan belajar”.
18
25. Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘…’)
Contoh:
Kesimpulan penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak
‘campur tangan’ pimpinan perusahaan, semakin rendah tingkat partisipasi
di daerah perkotaan” (Soewignyo, 1991:101).
Kutipan 40 Kata atau Lebih
1. Ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang mendahuluinya.
2. Ditulis 1,2 cm sdari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan diketik dengan spasi
tunggal. Nomor halaman juga harus ditulis.
Contoh:
Smith (1990:176) menarik kesimpulan sebagai berikut.
The ‘placebo effect’, which had been verified in previous studies, disappeared
when behaviors were studied in this manner. Futhermore, the behaviors were
never exhibited again, even when real drugs were administered. Earlier studies
were clearly premature in attributing the results to a placebo effect.
Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulai 1,2
cm dari tepi kiri garis teks kutipan.
19