Tabel 11 menunjukkan kelas kekuatan dan keawetan enam jenis kayu yang diperdagangkan di Medan. Jenis kayu terkuat adalah jati kelas I untuk kekuatan dan kelas II untuk keawetan, sedangkan kayu terlemah adalah durian kelas IV untuk keawetan. Kelas kekuatan dan keawetan menentukan penggunaan kayu, seperti untuk bangunan, furnitur, lantai dan keperluan lain.
Sejalan dengan pembangunan prasarana fisik yang terus
menerus dilaksanakan, pengkajian dan penelitian masalah bahan
bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena itu masih selalu dicari dan
diusahakan pemakaian jenis bahan bangunan dan model struktur
yang ekonomis, mudah diperoleh, mudah pengerjaannya,
mencukupi kebutuhan/kekuatan struktur dengan biaya yang relatif murah.
Materi untuk siswa/i kelas X SMK BANGUNAN untuk mata pelajaran KONSTRUKSI BANGUNAN
Mengenai Karakteristik Kayu maupun sifat sifat kayu secara umum .
Melalui materi ini siswa/i diharapkan memiliki kemampuan :
- Memahami karakteristik kayu sebagai bahan pembentuk konstruksi bangunan
-Memahami sifat-sifat kayu
-Mengolongkan kayu berdasar -kan sifat-sifatnya
Sejalan dengan pembangunan prasarana fisik yang terus
menerus dilaksanakan, pengkajian dan penelitian masalah bahan
bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena itu masih selalu dicari dan
diusahakan pemakaian jenis bahan bangunan dan model struktur
yang ekonomis, mudah diperoleh, mudah pengerjaannya,
mencukupi kebutuhan/kekuatan struktur dengan biaya yang relatif murah.
Materi untuk siswa/i kelas X SMK BANGUNAN untuk mata pelajaran KONSTRUKSI BANGUNAN
Mengenai Karakteristik Kayu maupun sifat sifat kayu secara umum .
Melalui materi ini siswa/i diharapkan memiliki kemampuan :
- Memahami karakteristik kayu sebagai bahan pembentuk konstruksi bangunan
-Memahami sifat-sifat kayu
-Mengolongkan kayu berdasar -kan sifat-sifatnya
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
1. PENENTUAN KELAS KEKUATAN DAN KEAWETAN KAYU YANG
DIPERDAGANGKAN,
Di jalan Karya, Medan.
Penentuan Kelas Kekuatan Dan Keawetan Kayu Yang Diperdagangkan
Sifat-sifat kayu yang penting sehubungan dengan penggunaannya meliputi sifat fisik,
sifat mekanik, sifat kimia dan keawetan alami. Sifat kayu yang erat kaitannya dengan kekuatan
kayu adalah sifat mekanik kayu. Kekuatan dan ketahanan terhadap perubahan bentuk suatu
bahan disebut sebagai sifat-sifat mekaniknya (Haygreen dan Bowyer, 1993).
Ketahanan terhadap perubahan bentuk menentukan banyaknya bahan yang dimanfaatkan,
terpuntir atau terlengkungkan oleh sesuatu beban yang mengenainya. Perubahan-perubahan
bentuk yang terjadi segera sesudah beban dikenakan dan dapat dipulihkan jika beban dihilangkan
disebut peubahan bentuk elastis. Sebaliknya jika perubahan bentuk berkembang perlahan-lahan
sesudah dikenakan, disebut reologis atau tergantung waktu.
Istilah kekuatan sering digunakan dalam arti umum untuk menyatakan semua sifat
mekanik. Hal ini dapat menyebabkan kekacauan karena banyak terdapat tipe-tipe kekuatan dan
sifat elastik yang berbeda-beda. Kayu yang relatif kuat sehubungan dengan satu kekuatan
mungkin tingkatnya lebih rendah pada sifat yang lain apabilam dibandingkan dengan spesies
yang lain.
Menurut Damanik (2005), kayu sebagai bahan bangunan mempunyai kekuatan tertentu,
terutama mengenai sifat fisik/mekanik. Dengan diketahui kekuatan untuk jenis kayu tertentu,
maka konsumen akan memilih jenis kayu yang tepat sesuai penggunaan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kekuatan kayu diantaranya adalah faktor biologis (mikroorganisme yang
menyerang kayu), kadar air, dan berat jenis. Menurut Vademecum Kehutanan Indonesia, kelas
kekuatan kayu didasarkan pada berat jenis, keteguhan lengkung mutlak (klm) dan keteguhan
tekan mutlak (ktm) (Tabel 2).
2. Sebagai bahan struktur kayu mempunyai berbagai kekuatan, khususnya dalam :
1. Menahan Tarikan. Kekuatan terbesar yang dapat ditahan oleh kayu adalah sejajar arah serat,
sedangkan kekuatan tarikan tegak lurus arah serat lebih kecil dari pada sejajar serat.
2. Menahan Tekanan (Desak). Kayu juga dapat menahan beban desak, baik tekanan sejajar serat
maupun tegak lurus serat, misalnya sebagai bantalan kereta api. Daya tahan desak tegak lurus
serat lebih kecil bila dibandingkan dengan sejajar serat.
3. Menahan Lenturan. Besarnya daya tahan kayu terhadap lenturan tergantung pada jenis kayu,
besarnya peampang kayu, berat badan, lebar bentangan, sehingga dengan dapatnya kayu menaan
lenturan maka dapat menahan beban tetap meupun beban kejut/pukulan.
Kelas keawetan kayu adalah tingkat keawetan suatu jenis kayu terhadap organisme
perusak seperti jamur serangga dan penggerek di laut. Keawetan kayu dipengaruhi oleh dua
faktor utama yaitu karakteristik kayu dan lingkungan. Faktor karakteristik kayu yaitu: kandungan
zat ekstraktif, umur pohon, bagian kayu dalam batang (gubal dan teras), dan kecepatan tumbuh.
Faktor lingkungan yaitu: tempat di mana kayu dipakai, jenis organisme penyerang, keadaan
suhu, kelembaban udara dan lain-lainnya. Suatu jenis kayu yang awet terhadap serangan jamur
belum tentu akan tahan terhadap rayap atau penggerek kayu di laut, demikian pula sebaliknya
(Muslich,2011).
Keawetan kayu menjadi faktor utama penentu penggunaan kayu dalam konstruksi.
Bagaimanapun kuatnya suatu jenis kayu, penggunaannya tidak akan berarti bila keawetannya
rendah. Suatu jenis kayu yang memiliki bentuk dan Universitas Sumatera Utarakekuatan yang
baik untuk konstruksi bangunan tidak akan bisa dipakai bila kontruksi terebut akan berumur
beberapa bulan saja, kecuali bila kayu tersebut diawetkan terlebih dahulu dengan baik. Karena
itulah dikenal apa yang disebut dengan kelas pakai, yaitu komposisi antara kelas awet dan kelas
kuat, dengan kelas awet dipakai sebagai penentu kelas pakai. Jadi, meskipun suatu jenis kayu
memiliki kelas kuat yang tinggi, kelas pakainya akan tetap rendah jika kelas awetnya rendah
(Tim Elsppat, 1997).
3. Suranto (2002), memaparkan bahwa tiap-tiap kelas keawetan itu memberi gambaran
tentang umur kayu dalam pemakaian. Secara utuh klasifikasi keawetan kayu dapat dilihat pada
Tabel 1. dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap umur pakai kayu pada setiap kelas keawetan
kayu dapat dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan SK-SNI 03-3233-1998, tentang Tata Cara Pengawetan Kayu Untuk
Bangunan Rumah dan Gedung sebagai berikut :
Pengawetan adalah suatu proses memasukkan bahan pengawet ke dalam kayu dengan
tujuan untuk memperpanjang masa pakai kayu. Kayu yang harus diawetkan untuk bangunan
rumah dan gedung adalah kayu yang mempunyai keawetan alami rendah (kelas awet III, IV, V
dan kayu gubal kelas I dan II), dan semua kayu yang tidak jelas jenisnya. Bahan kayu yang akan
diawetkan harus melalui proses vakum tekan, proses rendaman, permukaan kayu harus bersih
dan siap pakai.
Peralatan yang digunakan dalam pengawetan dengan proses vakum tekan adalah tangki
pengawet, tangki pengukus, tangki persediaan, tangki pencampur, pompa vacum, pompa tekan
hidrolik,bejana vakum, pompa pemindah larutan, kompresor, manometer, termometer,
hidrometer, gelas ukur 100 mL dan timbangan. Untuk proses, rendaman diperlukan peralatan
yaitu bak pencampur, tangki persediaan, bak pengawet, pompa pemindah larutan, geas ukur,
4. hidrometer termometer, timbangan, dan manometer. Sedangkan untuk rendaman panas dingin
digunakan peralatan yang sama seperti rendaman dingin tanpa timbangan dan ditambah tungku
panas. Cara pengawetan sebagai berikut : Pembuatan bahan larutan, dan persiapan kayu yang
akan diawetkan. Pelaksanaan pengawetan dengan cara vacum tekan, rendaman dingin atau
rendaman panas-dingin. Setelah kayu diawetkan maka kayu disusun secara teratur dengan
menggunakan ganjal yang seragam (1,5 - 2,0) x (2,5 - 3,0) cm, dan lindungi kayu dari pengaruh
hujan dan matahari secara langsung sampai kering udara
Judul : Penentuan Kelas Kekuatan Dan Keawetan Kayu Yang
Diperdagangkan
Kelompok :
Kelas : HUT 6D
mso-bidi-theme-font: minor-latin;"> Hasil yang diperoleh dari praktikum yang berjudul
“Penggolongan Kelas Kekuatan dan Keawetan Kayu” ini adalah sebagi berikut.
Tabel 11. Kelas Kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan di kota Medan
No Jenis Kayu Nama Ilmiah Kel
as
Aw
et
BJ Kelas
Kuat
Nilai MOE dan
MOR
Penggunaan
1 Jati Tectona
grandis
II 0,70 I MOE=53253,32
kg/cm2
MOR= 558,30
kg/cm2
Bangunan
(Konstruksi), Veneer
mewah, Perkakas
(mebel), Lantai
(parket),
2 Damar Laut Agathissp IV 0,49 III MOE = 7592,3
kg/cm2
MOR=336,2
kg/cm2
Bangunan, kayu lapis,
mebel, rangka pintu
dan jendela, bahan
pembungkus, alat
olahraga dan music,
korek api, pulp.
3 Meranti Shorea sp III,I
V
0,55 II,IV MOE= 11200-
13900 N/mm2
MOR=74-92
N/mm2
KTS= 38,80-52,90
N/mm2
KPT= 2,97-5,03
N/mm2
KS=8-11,40 N/mm2
Bangunan, kayu lapis,
mebel, lantai, papan
dinding, bahan
pembungkus, pulp
4 Durian D. zhibentinus IV,
V
0,64 II,III MOE= 9500-15800
N/mm2
MOR=65-95
N/mm2
KTR= 1,3-2,4
Bangunan, Kayu lapis,
bahan pembungkus
5. kg/m3
KTP=1,6-4 kg/m3
5 Mahoni S, mahagoni III 0,64 II,III MOE= 968 kg/cm2
MOR= 77496
kg/cm2
KR=125,85 kg/cm2
Bangunan, kayu lapis,
mebel, lantai, papan
dinding, rangka pintu
dan dinding,
perkapalan
6 Mangga Mangifera
indica
IV 0,67 II, III MOE=561.80
cm/kg2
MOR=854.01
kg/cm2
KTS= 357.84
kg/cm2
KTT= 293.19
kg/cm2
Keterangan
KTS = Keteguhan tekan sejajar
KPT = Keteguhan pukul tangensial
KS = Kekuatan serat
KPR = Keteguhan pukul radial
KGS = Keteguhan geser sejajar
KTT = Keteguhan tekan tegak lurus serat
KG = Kekuatan geser
KR = Keteguhan rekat