Alinemen vertikal adalah bagian dari alinemen jalan yang menghubungkan dua garis kelandaian. Dokumen ini membahas konsep jarak pandangan, perhitungan panjang lengkung vertikal, analisis lengkung vertikal, dan perhitungan volume galian dan timbunan.
2. TOPIK
• Pengertian alinemen vertikal
• Jarak pandang dalam alinemen vertikal
(refreshing konsep dan perhitungan)
• Panjang lengkung vertikal
• Analisis lengkung vertikal
• Koordinasi lengkung vertikal dan lengkung
horizontal
• Analisis galian dan timbunan (mass haul diagram
analysis)
3. Alinemen vertikal
• Adalah potongan memanjang sumbu jalan
• Berupa poligon vertikal dimana kurva
parabola disisipkan diantara poligon-poligon
tersebut.
• Lengkung vertikal menghubungkan dua garis
kelandaian yang saling berpotongan.
8. JARAK PANDANG
Jarak pandang penting agar pengemudi dapat
• Berhenti untuk (mengantisipasi) objek di jalan
• Berhenti untuk (mengantisipasi) kendaraan berhenti di
depannya
• Melihat (kondisi) persimpangan jalan sebelum
melewatinya
• Melihat kendaraan dari depan pada saat sedang
menyalip
• Melihat dan bereaksi terhadap rambu LL di depannya
• Melihat kereta rel pada persimpangan jalan dan rel
• Melihat pejalan kaki yang akan menyeberang
9. JENIS JARAK PANDANG
• Jarak pandangan henti (JPH): jarak pandang yang harus tersedia di jalan agar
sebuah kendaraan yang bergerak pada atau mendekati kecepatan rencana dapat
berhenti sebelum mencapai (menabrak) obyek statis di depannya.
• Untuk lengkung cembung: jph diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata
pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan 15 cm, yang diukur dari
permukaan jalan.
• Untuk lengkung cekung tanpa lantai penghalang jembatan: jph ditentukan oleh
tinggi lampu kendaraan (h1) = 2 ft atau 60 cm, tinggi permukaan jalan (h2) = 0 cm
dan sudut sorot lampu (betha) = 1 derajat.
• Jarak pandangan menyiap (JPM): jarak pandang yang perlu tersedia di jalan agar
sebuah kendaraan dapat menyiap kendaraan searah di depannya sebelum
mencapai (menabrak) kendaraan berlawanan arah di depannya.
• JPH lebih kritis dari JPM. Setiap titik disepanjang jalan harus memenuhi
ketentuan JPH, termasuk alinemen vertikal. JPM umumnya disediakan pada
kelandaian nol (jalan rata) dan tersedia minimum 30% dari seluruh panjang
segmen.
10. Konsep Jarak Pandangan henti
Jarak pandang henti terdiri dari dua elemen yaitu :
a) jarak awal reaksi adalah jarak pergerakan
kendaraan sejak pengemudi melihat suatu
halangan yang menyebabkan ia harus berhenti
sampai saat pengemudi menginjak rem
b) jarak awal pengereman adalah jarak pergerakan
kendaraan sejak pengemudi menginjak rem
sampai dengan kendaraan tersebut berhenti
14. Perhitungan JPH
untuk jalan antar kota (ada kelandaian)
• Untuk jalan antar kota dan kondisi ada
kelandaian maka nilai f dikoreksi dengan
kelandaian (L, dalam persen).
• Jika kelandaian naik maka nilai f dikoreksi
dengan (+ L).
• Untuk kelandaian turun maka nilai f dikoreksi
dengan (-L).
16. Perhitungan JPH
untuk jalan dalam kota
Rumus tersebut sebenarnya sama dengan
rumus dasar dengan penjelasan sbb.
• Nilai 0,278 = (1/3,6)
• Nilai 0,039 = (1/3,6)^2)/2
• Nilai a = 3,4 = g * f = 9,8 * 0,35
17. Hubungan antara kecepatan dan f
• Jika diinginkan, nilai fp dapat ditentukan
sesuai Vn, seperti tersaji pada tabel berikut
ini.
21. Faktor reduksi
• Ada literatur yang menyebutkan bahwa
analisis JPH seharusnya memperhitungkan
jarak aman dari halangan (ds)
• Nilai ds dihitung sbb
•
30. Panjang lengkung vertikal cekung
berdasarkan JPH (umum)
• Untuk L > JPH
• Untuk L < JPH
• JPH = SSD = S
tan
200 1
2
S
h
S
A
L
A
SSD
h
SSD
L
tan
200
2 1
32. Rumus Dasar
• Pada siang hari atau malam hari dengan kondisi ruang
manfaat jalan dibawah jembatan di lengkapi lampu dengan
penerangan yang cukup maka h1 = mata pengemudi, h2 = 0
• Pada malam hari dengan kondisi ruang manfaat jalan
dibawah jembatan tidak di lengkapi lampu dengan
penerangan yang cukup maka h1 = 60 cm, h2 = 0
34. Panjang Lengkung Vertikal
berdasarkan K (dengan asumsi L > SSD)
• Nilai K untuk lengkung cembung adl
• Nilai K untuk lengkung cekung adalah
• Nilai K dibulatkan ke atas
• Panjang lengkung adalah L = K*A, dengan A
adalah selisih mutlak dua kelandaian
SSD
SSD
K
5
.
3
400
2
2158
2
SSD
K
35. Ketentuan lain untuk penentuan
panjang lengkung vertikal
• Keluwesan (flexibility) = 0,6 Vr
• Drainase = 40 A
• Kenyamanan (comfortable) = Vr * t, dengan 3
detik
• Goncangan =
Catatan: Vr dalam km/jam
36. Soal
• Tentukan panjang lengkung vertikal jalan luar
kota dengan kelandaian +8,5% dan -10% dan
kecepatan rencana 40 km/jam, sesuai
persyaratan –persyaratan yang ada.
37. Langkah-langkah Penyelesaian
• Menentukan jenis lengkungnya
• Menghitung A = selisih g1 dan g2
• Menghitung Lv berdasarkan keluwesan, drainase,
comfortable, goncangan
• Menghitung JPH (ingat ada kelandaian)
• Menghitung nilai K
• Menghitung Lv berdasarkan persyaratan JPH dan
K
• Pilih nilai maksimum dari ke 6 Lv diatas menjadi
Lv desain
40. • Titik tertinggi pada lengkung cembung
dihitung dari kelandaian yang lebih curam
• Titik terendah pada lengkung cekung dihitung
dari kelandaian yang lebih curam
• Nilai g1 dan g2 adalah positif
43. Penentuan elevasi permukaan jalan
pada Lv
• Tentukan jaraknya dari BVC atau PVC
• Tentukan elevasi tangent-nya dari BVC
• Hitung Y atau offset
• Hitung elevasi lengkung
= Elevasi tangent – Y (untuk lengkung cembung)
atau
= Elevasi tangent + Y (untuk lengkung cekung)
45. Contoh penentuan stasioning dan
elevasi
1. Lengkung vertikal terbentuk dari kelandaian +3%
dan -4%. Lv = 100 meter. Stasioning PVI =
3+450. Elevasi PVI = +65 m. Tentukan stasioning
dan elevasi BVC dan EVC, serta 25 meter setelah
BVC
2. Lengkung vertikal terbentuk dari kelandaian -3%
dan +3%. Lv = 300 meter. Stasioning PVI =
4+350. Elevasi PVI = +50 m. Tentukan stasioning
dan elevasi BVC dan EVC, serta 25 meter
sebelum EVC
47. Perhitungan luasan dan volume
“Cut” and “Fill”
• Perhitungan luasan adalah pendekatan
• Luasan biasanya dianggap sebagai trapesium
• Luasan dihitung di setiap stasioning.
• Volume “Cut” = (luas rerata dua stasioning) x
(Jarak antar stasioning)
• Volume Total “Fill” = [(luas rerata dua
stasioning) x (Jarak antar stasioning) + volume
pengembangan-nya]
48. Rumus untuk menghitung volume utk cut atau fill
satuan feet dan yard
• 1 yard = 0,9144 m dan 1 kaki = 0,3048 m.
• 1 yard = 3 kaki
• 1/54 = (1/3)*(1/3)*(1/3)*(1/2)
• Jika satuannya meter (m) dan m2, maka koefisennya
berubah dari (1/54) menjadi (1/2)
52. Perhitungan Ordinate Diagram
Pengangkutan Massa (Tanah)
• Diagram pengangkutan massa tanah (mass haul
diagram) adalah diagram yang menunjukkan
akumulasi bersih massa tanah yang di-cut atau di-fill
pada setiap stasioning
• Contoh perhitungan ordinat adl sbb (fill tandanya ‘-”,
sedangkan cut tandanya “+”