SlideShare a Scribd company logo
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
2013
Badan Diklat DIY
http://diklat.jogjaprov.go.id
INTEGRITAS
Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id
2
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT
1) Nama Diklat : Diklat Kepemimpinan TK.IV
2) Mata Diklat : Integritas
3) Alokasi Waktu : 18 Jp
4) Deskripsi Singkat : Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan
integritas
dalam mengelola pelaksanaan kegiatan instansi melalui pembelajaran akuntabilitas,
etika, dan aktualisasi akuntabilitas dan etika. Mata Diklat disajikan secara interaktif
melalui metode ceramah interaktif, diskusi, studi kasus, simulasi, menonton film
pendek, studi lapangan, dan demonstrasi. Keberhasilan peserta dinilai dari
kemampuannya mengaktualisasikan akuntabilitas dan etika dalam mengelola
pelaksanaan kegiatan instansinya.
5) Tujuan Pembelajaran
a. Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu
mengaktualisasikan
integritas pribadinya dalam mengelola pelaksanaan kegiatan instansi
b. Indikator Hasil Belajar : Peserta diharapkan mampu
1) Menginternalisasi akuntabilitas;
2) Menginternalisasi etika;
3) Mengaktualisasikan akuntabilitas dan etika dalam mengelola pelaksanaan
kegiatan instansi.
Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id
3
NO
.
INDIKATOR
HASIL BELAJAR
MATERI POKOK METODE ALAT
BANTU
DAN
MEDIA
ESTIMASI WAKTU REFERENSI/
KET
MATERI
POKOK
SUB MATERI T L La
p
Total
1)
Menginternalisa
si akuntabilitas
Akuntabilitas 1)Penjelasan
mengenai
pentingnya
integritas bagi
aparatur
pemerintah
2)Penjelasan
mengenai
pentingnya
akuntabilitas
dalam
mewujudkan
integritas
 Penya-jian
 Pemutaran
Film
Pendek
 Tanya
Jawab
Bahan
Bacaan
Bahan
Tayang
Film
Pendek
3 jp 3 jp .......................
...
Bahan Tayang
Film Pendek
2)
Menginternalisa
si etika;
Etika 3)Menjelaskan
pentingnya etika
dalam
mewujudkan
integritas
4)Mendiskusikan
penerapan dan
penguatan etika di
instansi peserta
 Ceramah
Diskusi
Kasus
 3p 3jp 6 jp Kasus:
Akutabilitas,
etika atau
integritas.
3) Mengaktualisasi-
kan
akuntabilitas dan
etika dalam
mengelola
pelaksanaan
kegiatan instansi.
Aktualisasi
Etika dan
Integritas
dalam
pelaksanaan
kegiatan
instansi
5)Merumuskan
aktualisasi etika
dan integritas
dalam
pelaksanaan
kegiatan instansi
Kerja,
Diskusi dan
Presentasi
Kelompok
In focus
Flipchart
Alat tulis
Laptop
dll
3 jp 6jp 9 jp
JUMLAH 12 jp - 6
jp
18 jp
Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id
4
RENCANA PEMBELAJARAN
1) Nama Diklat : Diklat Kepemimpinan TK.IV
2) Mata Diklat : Integritas
3) Alokasi Waktu : 18 Jp
4) Deskripsi Singkat :
Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan integritas dalam mengelola pelaksanaan
kegiatan instansi melalui pembelajaran akuntabilitas, etika, dan aktualisasi akuntabilitas dan etika. Mata Diklat disajikan
secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, diskusi, studi kasus, simulasi, menonton film pendek, studi
lapangan, dan demonstrasi. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya mengaktualisasikan akuntabilitas dan
etika dalam mengelola pelaksanaan kegiatan instansinya.
5) Tujuan Pembelajaran
c. Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu
mengaktualisasikan
integritas pribadinya dalam mengelola pelaksanaan kegiatan instansi
d. Indikator Hasil Belajar : Peserta diharapkan mampu
1) Menginternalisasi akuntabilitas;
2) Menginternalisasi etika;
3) Mengaktualisasikan akuntabilitas dan etika dalam mengelola pelaksanaan
kegiatan instansi.
6) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
a. Materi Pokok
1) Internalisasi Akuntabilitas
2) Internalisasi Etika
3) Aktualisasi etika dan ingeritas dalam pelaksanaan kegiatan diinstansinya.
b. Sub Materi Pokok
1) Penjelasan mengenai pentingnya integritas bagi aparatur pemerintah
2) Penjelasan mengenai pentingnya akuntabilitas dalam mewujudkan integritas
Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id
5
3) Menjelaskan pentingnya etika dalam mewujudkan integritas
4) Mendiskusikan penerapan dan penguatan etika di instansi peserta
5) Merumuskan aktualisasi etika dan integritas dalam pelaksanaan kegiatan instansi
7) KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR :
NO. TAHAP
KEGIATAN
MATERI POKOK METODE MEDIA
DAN ALAT
BANTU
ALOKA
SI
WAKTUFASILITATOR PESERTA
1. Pendahuluan 1) Menjelaskan deskripsi
singkat dan tujuan
pembelajaran.
Mendengarkan
penjelasan
Ceramah Infocus
flipchart
1Jp
2) Penjelasan mengenai
pentingnya integritas bagi
aparatur pemerintah
- Menonton film
pendek
- Berdiskusi
Nonton film
Tanya
jawab
Infocus
Film
Pendek
Flip chart
Alat tulis
2 Jp
2. Penyajian 3) Menfasilitasi diskusi
mengenai pentingnya
akuntabilitas dalam
mewujudkan integritas
mendiskusikan
Kasus
Diskusi Flip chart
Infocus
dll
3 jp
4)Menfasilitasi diskusi
mengenai penerapan dan
penguatan etika di instansi
peserta
Mendiskusikan
penerapan dan
penguatan etika
Diskusi Flip chart
Infocus
dll
6 jp
5)Memandu peserta untuk
merumuskan aktualisasi
etika dan integritas dalam
pelaksanaan kegiatan
instansi, dilakukan per
kelompok
Mendiskusikan,
merumuskan dan
menpresentasika
n gagasan
tentang
aktualisasi etika
dan integritas
dalam
pelaksanaan
kegiatan di
Diskusi
Presentasi
Infocus
Flip chart
Alat Tulis
dll
5 jp
Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id
6
isntansinya
3. Penutup Menyampaikan
komitmen terkait
dengan
aktualisasi
integritas
Pembacar
an
Komitmen
Peserta
Pemaparan
1 jp
9. EVALUASI PEMBELAJARAN
NO. MATERI & SUB MATERI POKOK BENTUK EVALUASI
1. Akuntabilitas Evaluasi dilakukan secara kualitatif,
dengan cara peserta menulis laporan
diksusi kasus, merumuskan aktualisasi
dan membangun komitmen.
2. Etika
3. Aktualisasi Etika dan Integritas dalam pelaksaan
kegiatan di instansinya
Catatan: dimungkinkan sebagaui pengganti kasus diganti dengan role play.
10. REFERENSI
a) Bahan Bacaan
- Bahan-bahan terlampir.
-
b) Bahan Tayangan
- Slide
c) Film Pendek
d)
Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id
7
Jakarta, ..............................
Disetujui Oleh Tim Validasi
(.........................................) (.........................................) (.......................................)
 Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu
atau kelompok mengenai apa yang benar dan salah
berdasarkan standar moral.
 Standar moral ialah standar yang berkaitan dengan
persoalan yang dianggap mempunyai konsekuensi
serius, didasarkan pada penalaran yang baik bukan
otoritas kekuasaan, melebihi kepentingan sendiri,
tidak memihak dan pelanggarannya diasosiasikan
dengan perasaan bersalah, malu, menyesal, dll.
http://diklat.jogjaprov.go.id
1. Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju
suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai dan
sejahtera.
2. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam
mengambil keputusan secara otonom
EtikaEtika
NormaNorma
Norma
Khusus
Norma
Umum
Norma
Sopan Santun
Norma Hukum
Norma Moral
http://diklat.jogjaprov.go.id
 Norma diartikan sebagai kaidah atau pedoman
untuk melakukan sesuatu.
 Secara umum, norma dibagi menjadi 2 yaitu
norma khusus dan norma umum
1. Norma khusus adalah aturan yang berlaku
dalam bidang kegiatan tertentu atau khusus,
ex: aturan olahraga, aturan kuliah,dll
2. Norma umum adalah aturan yang bersifat
umum dan universal. Norma umum dibagi
menjadi 3 yaitu norma sopan santun, norma
hukum dan norma moral.
http://diklat.jogjaprov.go.id
 Norma sopan santun atau norma etiket adalah
norma yang mengatur pola perilaku dan sikap
lahiriah manusia. Misal: mengatur perilaku
pergaulan, bertamu, minum,makan, berpakaian, dll.
 Norma hukum merupakan norma biasanya
dikodifikasikan dalam bentuk aturan tertulis sebagai
pegangan bagi masyarakat untuk berperilaku yang
baik maupun sebagai pedoman untuk menjatuhkan
hukuman bagi pelanggarnya. Misal: UUD 1945, PP,
Ttap MPR, Keppres, KUHP, dll
http://diklat.jogjaprov.go.id
 Norma moral adalah norma yang bersumber dari
hati nurani (conscience), menjadi tolak ukur yang
dipakai oleh masyarakt dalam menentukan baik
buruknya tindakan manusia sebagai anggota
masyarat atau sebagai orang dengan jabatan atau
profesi tertentu.
http://diklat.jogjaprov.go.id
1. Norma moral berkaitan dengan hal-hal yang
mempunyai kensekuensi serius bagi
kesajahteraan, kebaikan dan kehidupan manusia.
2. Norma moral tidak ditetapkan dan diubah oleh
keputusan penguasa tertentu.
3. Norma moral selalu menyangkut sebuah perasaan
moral (moral sense) tertentu, seperti malu,
menyesal, bersalah, dll.
http://diklat.jogjaprov.go.id
AnomiAnomi
HeteronomiHeteronomi
SosionomiSosionomi
OtonomiOtonomi
http://diklat.jogjaprov.go.id
1. Etika Deontologi, berasal dari kata Yunani deon yang berarti
kewajiban. Etika deontologi menekankan kewajiban manusia
untuk bertindak secara baik. Menurut teori ini tindakan
dikatakan baik bukan karena tindakan itu mendatangkan
akibat baik, melainkan berdasarkan tindakan sendiri sebagai
baik pada dirinya sendiri.
Contoh: manusia beribadah kepada Tuhan karena sudah
merupakan kewajiban manusia untuk menyembah Tuhannya,
bukan karena perbuatan tersebut akan mendapatkan pahala.
http://diklat.jogjaprov.go.id
2. Etika Teleologi, berasal dari kata Yunani telos yang berarti
tujuan, sasaran, akibat dan hasil. Menurut teori ini, suatu
tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa
akibat yang baik dan berguna.
 Dari sudup pandang “apa tujuannya”, etika teleologi
dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Teleologi Hedonisme (hedone= kenikmatan) yaitu
tindakan yant bertujuan untukmencari kenikmatan
dan kesenangan.
b. Teleologi Eudamonisme (eudamonia=kebahagiaan)
yaitu tindakan yang bertujuan mencari kebahagiaan
hakiki.
http://diklat.jogjaprov.go.id
 Dari sudut pandang “untuk siapa tujuannya”,
etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Egoisme Etis, yaitu tindakan yang pada
dasarnya bertujuan untuk mengejar
kepentingan pribadi dan memajukan dirinnya
sendiri.
b. Utilitarianisme, yaitu tindakan yang berguna
dan membawa manfaat bagi semua pihak.
http://diklat.jogjaprov.go.id
Etika Bisnis
Etika
Etika
Umum
Etika
Khusus
Etika
Individual
Etika Sosial
Etika Lingkungan
Hidup
Etika terhadap
sesama
Etika Keluarga
Etika Politik
Etika Profesi
Etika
Hukum
Etika
Biomedis
Etika
Pendidikann
Etika
Media
http://diklat.jogjaprov.go.id
1. Keraf, A. Sonny. 1998. Etika Bisnis Tuntutan dan
Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius
2. Muslich. 1998. Etika Bisnis, Pendekatan Substantif dan
Fungsional. Yogyakarta: Ekonisia
3. Velasquez, M.G. 2002. Business Ethics: Concepts and Cases
(5th ed). Upper Saddle River NY: Prentice-Hall
http://diklat.jogjaprov.go.id
Etika Administrasi Publik
Ali Rokhman
http://diklat.jogjaprov.go.id
• Definisi etika
• Definisi etika administrasi publik
http://diklat.jogjaprov.go.id
Beberapa Definisi
• Etika, dari bahasa Yunani ethos, artinya:
kebiasaan atau watak
• Moral, dari bahasa Latin mos (jamak:
mores), artinya: cara hidup atau
kebiasaan.
• Norma, dalam bahasa Latin, norma
berarti penyiku atau pengukur, dalam
bahasa Inggris, norm, berarti aturan atau
kaidah.
• Nilai, dalam bhs Inggris value, berarti
konsep tentang baik dan buruk baik yang
berkenaan dengan proses (instrumental)
atau hasil (terminal)http://diklat.jogjaprov.go.id
Definisi Etika Administrasi Publik
• Ethics is the rules or standards governing, the
moral conduct of the members of an
organization or management profession
(Chandler & Plano, The Public Administration
Dictionary, 1982)
• Aturan atau standar pengelolaan, arahan moral
bagi anggota organisasi atau pekerjaan
manajemen
• Aturan atau standar pengelolaan yang
merupakan arahan moral bagi administrator
publik dalam melaksanakan tugasnya melayani
masyarakat
http://diklat.jogjaprov.go.id
Posisi Etika dalam Studi Administrasi Publik
• Teori administrasi publik klasik (Wilson,
Weber, Gulick, Urwick) kurang memberi
tempat pada pilihan-pilihan moral (etika).
• Kebutuhan moral administrator hanyalah
keharusan untuk menjalankan tugas
sehari-hari secara efisien.
• Dengan diskresi yang dimiliki,
administrator publik tidak hanya harus
efisien, tapi juga harus dapat
mendefinisikan kepentingan publik,
barang publik dan menentukan pilihan-
pilihan kebijakan atau tindakan secara
bertanggungjawab.
5http://diklat.jogjaprov.go.id
Old and New Public Administration (Denhradt)
• Dapat dipetakan posisi etika dimana
• Tabel perbedaan here!!
http://diklat.jogjaprov.go.id
4 aliran pemikiran etika
• Teori Empiris: etika diambil dari
pengalaman dan dirumuskan sebagai
kesepakatan
• Teori Rasional: manusia menentukan
apa yang baik dan buruk berdasar
penalaran atau logika.
• Teori Intuitif: Manusia secara
naluriah atau otomatis mampu
membedakan hal yang baik dan
buruk.
• Teori Wahyu: Ketentuan baik dan
buruk datang dari Yang Maha Kuasa.
7http://diklat.jogjaprov.go.id
Konteks Etika
8
Etika
Filsafat
Hukum Politik
Agama
Tradisi
Administrasi
SosialEkonomi
Sumber Etika
PenerapanEtika
Profesi Seni
http://diklat.jogjaprov.go.id
Hukum dan Etika
• Keduanya mengatur perilaku individu
• Terdapat perbedaan: ilegalitas tidak
selalu berarti tidak etis
• Hukum bersifat eksternal dan dapat
ditegakkan tanpa melibatkan perasaan,
atau kepercayaan orang (sasaran
hukum), sementara etika bersifat internal,
subyektif, digerakkan oleh keyakinan dan
kesadaran individu.
9http://diklat.jogjaprov.go.id
• Hukum dalam konteks administrasi
adalah soal pemberian otoritas atau
instrumen kekuasaan
• Basis dari hukum adalah etika, dan
ketika hukum diterapkan harus
dikembalikan pada prinsip-prinsip etika
• Banyak kasus, secara hukum
dibenarkan tapi secara etika
dipermasalahkan [trend anak politisi
yang jadi calon anggota legislatif]
10http://diklat.jogjaprov.go.id
Debat Herman Finer Vs. Carl Friedrich
• Finer (1936): Untuk menjamin birokrasi
yang bertanggungjawab yang diperlukan
adalah penegakan sistem kontrol melalui
undang-undang dan peraturan yang
dapat mendisiplinkan para pelanggar
hukum.
• Friedrich (1940): Birokrasi yang
bertanggungjawab hanya bisa ditegakkan
dengan dengan menseleksi orang yang
benar dengan kriteria profesionalisme
yang jelas, dan mensosialisasikannya ke
dalam nilai-nilai pelayanan publik.
11http://diklat.jogjaprov.go.id
Perilaku tidak etis di birokrasi pemerintah
• Bohong kepada publik
• Korupsi, kolusi, nepotisme
• Melanggar nilai-nilai publik: responsibilitas,
akuntabilitas, transparansi, keadilan, dan
lain-lain
• Melanggar sumpah jabatan
• Mengorbankan, mengabaikan, atau
merugikan kepentingan publik
12http://diklat.jogjaprov.go.id
Empat Hirarki Etika
13
Moralitas pribadi
Etika profesi
Etika organisasi
Etika Sosial
Mikro
Makro
http://diklat.jogjaprov.go.id
Moralitas Pribadi
• Konsep baik-buruk, benar-salah yang telah
terinternalisasi dalam diri individu
• Produk dari sosialisasi nilai masa lalu
• Moralitas pribadi adalah superego atau hati
nurani yang hidup dalam jiwa dan menuntun
perilaku individu
• Konsistensi pada nilai mencerminkan kualitas
kepribadian individu
• Moralitas pribadi menjadi basis penting dalam
kehidupan sosial dan organisasi
14http://diklat.jogjaprov.go.id
Etika profesi
• Nilai benar-salah dan baik-buruk yang
terkait dengan pekerjaan profesional
• Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip-
prinsip profesionalisme (kapabilitas
teknis, kualitas kerja, komitmen pada
profesi)
• Dapat dirumuskan ke dalam kode etik
profesional yang berlaku secara
universal
• Penegakan etika profesi melalui sanksi
profesi (pencabutan lisensi)
15http://diklat.jogjaprov.go.id
Etika Organisasi
• Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait
dengan kehidupan organisasi
• Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip
pengelolaan organisasi modern (efisiensi,
efektivitas, keadilan, transparansi, akuntabilitas,
demokrasi)
• Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi
yang berlaku secara universal
• Dalam praktek penegakan kode etik organisasi
dipengaruhi oleh kepentingan sempit organisasi,
kepentingan birokrat, atau kepentingan politik dari
politisi yang membawahi birokrat
• Penegakan etika organisasi melalui sanksi
organisasi
16http://diklat.jogjaprov.go.id
Etika Sosial
• Konsep benar-salah dan baik-buruk yang
terkait dengan hubungan-hubungan sosial
• Nilai bersumber dari agama, tradisi, dan
dinamika sosial
• Pada umumnya etika sosial tidak tertulis,
tetapi hidup dalam memori publik, dan
terinternalisasi melalui sosialisasi nilai di
masyarakat
• Etika sosial menjadi basis tertib sosial
[Jepang, tidak boleh mengganggu dan
merepotkan orang lain]
• Masyarakat memiliki mekanisme penegakan
etika sosial, yaitu melalui penerapan sanksi-
sanksi sosial [diberitakan sebagai tersangka]
17http://diklat.jogjaprov.go.id
Kenapa diperlukan peraturan etika?
• Untuk meredam kecenderungan
kepentingan pribadi.
• Etika bersifat kompleks, dalam banyak
kasus bersifat dilematis, karena itu
diperlukan yang bisa memberikan
kepastian tentang mana yang benar dan
salah, baik dan buruk.
• Penerapan peraturan etika dapat
membuat perilaku etis menimbulkan efek
reputasi.
• Organisasi publik sekarang banyak
dicemooh karena kinerjanaya dinilai
buruk, karena itu perlu etika. 18http://diklat.jogjaprov.go.id
Kenapa perilaku tidak etis terjadi?
• Kecenderungan mengedepankan etika
personal ketimbang etika yang lebih
besar (sosial).
• Kecenderungan mengedepankan
kepentingan diri sendiri
• Tekanan dari luar untuk berbuat tidak
etis.
19http://diklat.jogjaprov.go.id

More Related Content

What's hot

19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
temanna #LABEDDU
 
Bab 5 Administrasi Pembangunan Dosen Pengampu Dr. Bambang Kusbandrijo,M.Si
Bab 5 Administrasi Pembangunan Dosen Pengampu Dr. Bambang Kusbandrijo,M.SiBab 5 Administrasi Pembangunan Dosen Pengampu Dr. Bambang Kusbandrijo,M.Si
Bab 5 Administrasi Pembangunan Dosen Pengampu Dr. Bambang Kusbandrijo,M.Si
Ubaidillah Armok
 
Sosialisasi per lan pka pkp
Sosialisasi per lan pka pkpSosialisasi per lan pka pkp
Sosialisasi per lan pka pkp
temanna #LABEDDU
 
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
Budaya Kerja Organisasi PemerintahBudaya Kerja Organisasi Pemerintah
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
setiadi_th
 
Budaya kerja organisasi_pemerintah
Budaya kerja organisasi_pemerintahBudaya kerja organisasi_pemerintah
Budaya kerja organisasi_pemerintah
Martin Darmasetiawan
 
Etika profesional audit
Etika profesional   auditEtika profesional   audit
Etika profesional audit
erlangga wisnumurti
 
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpimKajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Administrasi Pembangunan di Indonesia Tinjauan Perencanaan, Penganggaran, Pe...
Administrasi Pembangunan  di Indonesia Tinjauan Perencanaan, Penganggaran, Pe...Administrasi Pembangunan  di Indonesia Tinjauan Perencanaan, Penganggaran, Pe...
Administrasi Pembangunan di Indonesia Tinjauan Perencanaan, Penganggaran, Pe...
Dadang Solihin
 
Pentingnya disiplin bagi pns
Pentingnya disiplin bagi pnsPentingnya disiplin bagi pns
Pentingnya disiplin bagi pnsJerry Makawimbang
 
1lihma i pka-rbpmp digital organisasi1
1lihma i pka-rbpmp digital organisasi11lihma i pka-rbpmp digital organisasi1
1lihma i pka-rbpmp digital organisasi1
temanna #LABEDDU
 
Merancang Aksi Perubahan (RAP) bagian 2 - PKP
Merancang Aksi Perubahan (RAP) bagian 2 - PKPMerancang Aksi Perubahan (RAP) bagian 2 - PKP
Merancang Aksi Perubahan (RAP) bagian 2 - PKP
UninNibiSaputra
 
31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)
31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)
31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)
temanna #LABEDDU
 
Panduan pkm-2012 revisi11
Panduan pkm-2012 revisi11Panduan pkm-2012 revisi11
Panduan pkm-2012 revisi11
SoniaKeren
 
Kompetensi Kepemimpinan dan Kepemimpinan yang Berkarakter
Kompetensi Kepemimpinan dan Kepemimpinan yang BerkarakterKompetensi Kepemimpinan dan Kepemimpinan yang Berkarakter
Kompetensi Kepemimpinan dan Kepemimpinan yang Berkarakter
Tri Widodo W. UTOMO
 
Perumusan SWOT dan BSC: Building Learning Organization
Perumusan SWOT dan BSC: Building Learning OrganizationPerumusan SWOT dan BSC: Building Learning Organization
Perumusan SWOT dan BSC: Building Learning Organization
Dadang Solihin
 
Kebijakan pengembangan program pkp pka i ntegrasi
Kebijakan pengembangan program pkp pka  i ntegrasiKebijakan pengembangan program pkp pka  i ntegrasi
Kebijakan pengembangan program pkp pka i ntegrasi
temanna #LABEDDU
 
Panduan PKM 2012
Panduan PKM 2012Panduan PKM 2012
Panduan PKM 2012
Indra Yulian Kusmayana
 
Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018
hadiarnowo
 
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah studi kasus ...
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah  studi kasus ...Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah  studi kasus ...
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah studi kasus ...
Researcher Syndicate68
 
SANKRI
SANKRISANKRI

What's hot (20)

19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
 
Bab 5 Administrasi Pembangunan Dosen Pengampu Dr. Bambang Kusbandrijo,M.Si
Bab 5 Administrasi Pembangunan Dosen Pengampu Dr. Bambang Kusbandrijo,M.SiBab 5 Administrasi Pembangunan Dosen Pengampu Dr. Bambang Kusbandrijo,M.Si
Bab 5 Administrasi Pembangunan Dosen Pengampu Dr. Bambang Kusbandrijo,M.Si
 
Sosialisasi per lan pka pkp
Sosialisasi per lan pka pkpSosialisasi per lan pka pkp
Sosialisasi per lan pka pkp
 
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
Budaya Kerja Organisasi PemerintahBudaya Kerja Organisasi Pemerintah
Budaya Kerja Organisasi Pemerintah
 
Budaya kerja organisasi_pemerintah
Budaya kerja organisasi_pemerintahBudaya kerja organisasi_pemerintah
Budaya kerja organisasi_pemerintah
 
Etika profesional audit
Etika profesional   auditEtika profesional   audit
Etika profesional audit
 
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpimKajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
 
Administrasi Pembangunan di Indonesia Tinjauan Perencanaan, Penganggaran, Pe...
Administrasi Pembangunan  di Indonesia Tinjauan Perencanaan, Penganggaran, Pe...Administrasi Pembangunan  di Indonesia Tinjauan Perencanaan, Penganggaran, Pe...
Administrasi Pembangunan di Indonesia Tinjauan Perencanaan, Penganggaran, Pe...
 
Pentingnya disiplin bagi pns
Pentingnya disiplin bagi pnsPentingnya disiplin bagi pns
Pentingnya disiplin bagi pns
 
1lihma i pka-rbpmp digital organisasi1
1lihma i pka-rbpmp digital organisasi11lihma i pka-rbpmp digital organisasi1
1lihma i pka-rbpmp digital organisasi1
 
Merancang Aksi Perubahan (RAP) bagian 2 - PKP
Merancang Aksi Perubahan (RAP) bagian 2 - PKPMerancang Aksi Perubahan (RAP) bagian 2 - PKP
Merancang Aksi Perubahan (RAP) bagian 2 - PKP
 
31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)
31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)
31. rbpmp dan rp manajemen kinerja pka (1)
 
Panduan pkm-2012 revisi11
Panduan pkm-2012 revisi11Panduan pkm-2012 revisi11
Panduan pkm-2012 revisi11
 
Kompetensi Kepemimpinan dan Kepemimpinan yang Berkarakter
Kompetensi Kepemimpinan dan Kepemimpinan yang BerkarakterKompetensi Kepemimpinan dan Kepemimpinan yang Berkarakter
Kompetensi Kepemimpinan dan Kepemimpinan yang Berkarakter
 
Perumusan SWOT dan BSC: Building Learning Organization
Perumusan SWOT dan BSC: Building Learning OrganizationPerumusan SWOT dan BSC: Building Learning Organization
Perumusan SWOT dan BSC: Building Learning Organization
 
Kebijakan pengembangan program pkp pka i ntegrasi
Kebijakan pengembangan program pkp pka  i ntegrasiKebijakan pengembangan program pkp pka  i ntegrasi
Kebijakan pengembangan program pkp pka i ntegrasi
 
Panduan PKM 2012
Panduan PKM 2012Panduan PKM 2012
Panduan PKM 2012
 
Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-penjelasan aktualisasi-gol iii-2018
 
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah studi kasus ...
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah  studi kasus ...Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah  studi kasus ...
Samiaji pengukuran dan evaluasi kinerja manajemen pns di daerah studi kasus ...
 
SANKRI
SANKRISANKRI
SANKRI
 

Similar to Mata diklat pim 4 integritas

Integritas Pim4.pdf
Integritas Pim4.pdfIntegritas Pim4.pdf
Integritas Pim4.pdf
budimancs
 
Bahan ajar etika publik
Bahan ajar  etika publikBahan ajar  etika publik
Bahan ajar etika publik
gunawan panjidwiputra
 
RANCANG_BANGUN_PEMBELAJARAN_MATA_DIKLAT_GBPP.pdf
RANCANG_BANGUN_PEMBELAJARAN_MATA_DIKLAT_GBPP.pdfRANCANG_BANGUN_PEMBELAJARAN_MATA_DIKLAT_GBPP.pdf
RANCANG_BANGUN_PEMBELAJARAN_MATA_DIKLAT_GBPP.pdf
Sobirin15
 
BIDANG GARAPAN TEP
BIDANG GARAPAN TEPBIDANG GARAPAN TEP
7. ________________Modul Kolaboratif.pdf
7. ________________Modul Kolaboratif.pdf7. ________________Modul Kolaboratif.pdf
7. ________________Modul Kolaboratif.pdf
nurhadiyati37
 
Tugas H7 - Matriks.doc
Tugas H7 - Matriks.docTugas H7 - Matriks.doc
Tugas H7 - Matriks.doc
eky purwanti
 
makalah etika profesi tentang hacker
makalah etika profesi tentang hackermakalah etika profesi tentang hacker
makalah etika profesi tentang hacker
Hendra Kurniawan
 
Pembahasan Etika dan Kode Etik
Pembahasan Etika dan Kode EtikPembahasan Etika dan Kode Etik
Pembahasan Etika dan Kode Etik
zahroannisa4
 
I-Polink : Indonesian Police Link Model Knowledge Management Investigasi Fo...
I-Polink : Indonesian Police Link  Model Knowledge Management  Investigasi Fo...I-Polink : Indonesian Police Link  Model Knowledge Management  Investigasi Fo...
I-Polink : Indonesian Police Link Model Knowledge Management Investigasi Fo...
Igun
 
Makalah etika profesi hacker
Makalah etika profesi hackerMakalah etika profesi hacker
Makalah etika profesi hackerEgi Mustakim
 
Dinamika kelompok
Dinamika kelompokDinamika kelompok
Dinamika kelompok
Eko Supriyadi
 
Praktik strategi
Praktik strategiPraktik strategi
Praktik strategi
gunawan panjidwiputra
 
Integritas (materi bimbingan teknis)
Integritas  (materi bimbingan teknis)Integritas  (materi bimbingan teknis)
Integritas (materi bimbingan teknis)
Calvyn Mamoto
 
Penilaian1 (lanjutan)
Penilaian1 (lanjutan)Penilaian1 (lanjutan)
Penilaian1 (lanjutan)
smp negeri 1 balai riam
 
Profesi evaluasi
Profesi evaluasiProfesi evaluasi
Profesi evaluasi27021972
 
M2 kb4 evaluasi kegiatan pengelolaan arsip
M2 kb4 evaluasi kegiatan pengelolaan arsipM2 kb4 evaluasi kegiatan pengelolaan arsip
M2 kb4 evaluasi kegiatan pengelolaan arsip
Yayan Yanuar Rahman
 
Etika bisnis di pt aqua
Etika bisnis di pt aquaEtika bisnis di pt aqua
Etika bisnis di pt aqua
MuhammadSuryaAlam
 
Manajemen Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Mutu Berbasis SekolahManajemen Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Mutu Berbasis Sekolah
IkeFitriani
 
1. MODUL SMART ASN.pdf
1. MODUL SMART ASN.pdf1. MODUL SMART ASN.pdf
1. MODUL SMART ASN.pdf
UcupGazeRock
 
1. smart asn
1. smart asn1. smart asn
1. smart asn
NouRahSuzumieZea
 

Similar to Mata diklat pim 4 integritas (20)

Integritas Pim4.pdf
Integritas Pim4.pdfIntegritas Pim4.pdf
Integritas Pim4.pdf
 
Bahan ajar etika publik
Bahan ajar  etika publikBahan ajar  etika publik
Bahan ajar etika publik
 
RANCANG_BANGUN_PEMBELAJARAN_MATA_DIKLAT_GBPP.pdf
RANCANG_BANGUN_PEMBELAJARAN_MATA_DIKLAT_GBPP.pdfRANCANG_BANGUN_PEMBELAJARAN_MATA_DIKLAT_GBPP.pdf
RANCANG_BANGUN_PEMBELAJARAN_MATA_DIKLAT_GBPP.pdf
 
BIDANG GARAPAN TEP
BIDANG GARAPAN TEPBIDANG GARAPAN TEP
BIDANG GARAPAN TEP
 
7. ________________Modul Kolaboratif.pdf
7. ________________Modul Kolaboratif.pdf7. ________________Modul Kolaboratif.pdf
7. ________________Modul Kolaboratif.pdf
 
Tugas H7 - Matriks.doc
Tugas H7 - Matriks.docTugas H7 - Matriks.doc
Tugas H7 - Matriks.doc
 
makalah etika profesi tentang hacker
makalah etika profesi tentang hackermakalah etika profesi tentang hacker
makalah etika profesi tentang hacker
 
Pembahasan Etika dan Kode Etik
Pembahasan Etika dan Kode EtikPembahasan Etika dan Kode Etik
Pembahasan Etika dan Kode Etik
 
I-Polink : Indonesian Police Link Model Knowledge Management Investigasi Fo...
I-Polink : Indonesian Police Link  Model Knowledge Management  Investigasi Fo...I-Polink : Indonesian Police Link  Model Knowledge Management  Investigasi Fo...
I-Polink : Indonesian Police Link Model Knowledge Management Investigasi Fo...
 
Makalah etika profesi hacker
Makalah etika profesi hackerMakalah etika profesi hacker
Makalah etika profesi hacker
 
Dinamika kelompok
Dinamika kelompokDinamika kelompok
Dinamika kelompok
 
Praktik strategi
Praktik strategiPraktik strategi
Praktik strategi
 
Integritas (materi bimbingan teknis)
Integritas  (materi bimbingan teknis)Integritas  (materi bimbingan teknis)
Integritas (materi bimbingan teknis)
 
Penilaian1 (lanjutan)
Penilaian1 (lanjutan)Penilaian1 (lanjutan)
Penilaian1 (lanjutan)
 
Profesi evaluasi
Profesi evaluasiProfesi evaluasi
Profesi evaluasi
 
M2 kb4 evaluasi kegiatan pengelolaan arsip
M2 kb4 evaluasi kegiatan pengelolaan arsipM2 kb4 evaluasi kegiatan pengelolaan arsip
M2 kb4 evaluasi kegiatan pengelolaan arsip
 
Etika bisnis di pt aqua
Etika bisnis di pt aquaEtika bisnis di pt aqua
Etika bisnis di pt aqua
 
Manajemen Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Mutu Berbasis SekolahManajemen Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Mutu Berbasis Sekolah
 
1. MODUL SMART ASN.pdf
1. MODUL SMART ASN.pdf1. MODUL SMART ASN.pdf
1. MODUL SMART ASN.pdf
 
1. smart asn
1. smart asn1. smart asn
1. smart asn
 

Recently uploaded

Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 

Recently uploaded (20)

Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 

Mata diklat pim 4 integritas

  • 1. DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2013 Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id INTEGRITAS
  • 2. Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id 2 RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT 1) Nama Diklat : Diklat Kepemimpinan TK.IV 2) Mata Diklat : Integritas 3) Alokasi Waktu : 18 Jp 4) Deskripsi Singkat : Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan integritas dalam mengelola pelaksanaan kegiatan instansi melalui pembelajaran akuntabilitas, etika, dan aktualisasi akuntabilitas dan etika. Mata Diklat disajikan secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, diskusi, studi kasus, simulasi, menonton film pendek, studi lapangan, dan demonstrasi. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya mengaktualisasikan akuntabilitas dan etika dalam mengelola pelaksanaan kegiatan instansinya. 5) Tujuan Pembelajaran a. Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan integritas pribadinya dalam mengelola pelaksanaan kegiatan instansi b. Indikator Hasil Belajar : Peserta diharapkan mampu 1) Menginternalisasi akuntabilitas; 2) Menginternalisasi etika; 3) Mengaktualisasikan akuntabilitas dan etika dalam mengelola pelaksanaan kegiatan instansi.
  • 3. Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id 3 NO . INDIKATOR HASIL BELAJAR MATERI POKOK METODE ALAT BANTU DAN MEDIA ESTIMASI WAKTU REFERENSI/ KET MATERI POKOK SUB MATERI T L La p Total 1) Menginternalisa si akuntabilitas Akuntabilitas 1)Penjelasan mengenai pentingnya integritas bagi aparatur pemerintah 2)Penjelasan mengenai pentingnya akuntabilitas dalam mewujudkan integritas  Penya-jian  Pemutaran Film Pendek  Tanya Jawab Bahan Bacaan Bahan Tayang Film Pendek 3 jp 3 jp ....................... ... Bahan Tayang Film Pendek 2) Menginternalisa si etika; Etika 3)Menjelaskan pentingnya etika dalam mewujudkan integritas 4)Mendiskusikan penerapan dan penguatan etika di instansi peserta  Ceramah Diskusi Kasus  3p 3jp 6 jp Kasus: Akutabilitas, etika atau integritas. 3) Mengaktualisasi- kan akuntabilitas dan etika dalam mengelola pelaksanaan kegiatan instansi. Aktualisasi Etika dan Integritas dalam pelaksanaan kegiatan instansi 5)Merumuskan aktualisasi etika dan integritas dalam pelaksanaan kegiatan instansi Kerja, Diskusi dan Presentasi Kelompok In focus Flipchart Alat tulis Laptop dll 3 jp 6jp 9 jp JUMLAH 12 jp - 6 jp 18 jp
  • 4. Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id 4 RENCANA PEMBELAJARAN 1) Nama Diklat : Diklat Kepemimpinan TK.IV 2) Mata Diklat : Integritas 3) Alokasi Waktu : 18 Jp 4) Deskripsi Singkat : Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan mengaktualisasikan integritas dalam mengelola pelaksanaan kegiatan instansi melalui pembelajaran akuntabilitas, etika, dan aktualisasi akuntabilitas dan etika. Mata Diklat disajikan secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, diskusi, studi kasus, simulasi, menonton film pendek, studi lapangan, dan demonstrasi. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya mengaktualisasikan akuntabilitas dan etika dalam mengelola pelaksanaan kegiatan instansinya. 5) Tujuan Pembelajaran c. Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan integritas pribadinya dalam mengelola pelaksanaan kegiatan instansi d. Indikator Hasil Belajar : Peserta diharapkan mampu 1) Menginternalisasi akuntabilitas; 2) Menginternalisasi etika; 3) Mengaktualisasikan akuntabilitas dan etika dalam mengelola pelaksanaan kegiatan instansi. 6) Materi Pokok dan Sub Materi Pokok a. Materi Pokok 1) Internalisasi Akuntabilitas 2) Internalisasi Etika 3) Aktualisasi etika dan ingeritas dalam pelaksanaan kegiatan diinstansinya. b. Sub Materi Pokok 1) Penjelasan mengenai pentingnya integritas bagi aparatur pemerintah 2) Penjelasan mengenai pentingnya akuntabilitas dalam mewujudkan integritas
  • 5. Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id 5 3) Menjelaskan pentingnya etika dalam mewujudkan integritas 4) Mendiskusikan penerapan dan penguatan etika di instansi peserta 5) Merumuskan aktualisasi etika dan integritas dalam pelaksanaan kegiatan instansi 7) KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR : NO. TAHAP KEGIATAN MATERI POKOK METODE MEDIA DAN ALAT BANTU ALOKA SI WAKTUFASILITATOR PESERTA 1. Pendahuluan 1) Menjelaskan deskripsi singkat dan tujuan pembelajaran. Mendengarkan penjelasan Ceramah Infocus flipchart 1Jp 2) Penjelasan mengenai pentingnya integritas bagi aparatur pemerintah - Menonton film pendek - Berdiskusi Nonton film Tanya jawab Infocus Film Pendek Flip chart Alat tulis 2 Jp 2. Penyajian 3) Menfasilitasi diskusi mengenai pentingnya akuntabilitas dalam mewujudkan integritas mendiskusikan Kasus Diskusi Flip chart Infocus dll 3 jp 4)Menfasilitasi diskusi mengenai penerapan dan penguatan etika di instansi peserta Mendiskusikan penerapan dan penguatan etika Diskusi Flip chart Infocus dll 6 jp 5)Memandu peserta untuk merumuskan aktualisasi etika dan integritas dalam pelaksanaan kegiatan instansi, dilakukan per kelompok Mendiskusikan, merumuskan dan menpresentasika n gagasan tentang aktualisasi etika dan integritas dalam pelaksanaan kegiatan di Diskusi Presentasi Infocus Flip chart Alat Tulis dll 5 jp
  • 6. Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id 6 isntansinya 3. Penutup Menyampaikan komitmen terkait dengan aktualisasi integritas Pembacar an Komitmen Peserta Pemaparan 1 jp 9. EVALUASI PEMBELAJARAN NO. MATERI & SUB MATERI POKOK BENTUK EVALUASI 1. Akuntabilitas Evaluasi dilakukan secara kualitatif, dengan cara peserta menulis laporan diksusi kasus, merumuskan aktualisasi dan membangun komitmen. 2. Etika 3. Aktualisasi Etika dan Integritas dalam pelaksaan kegiatan di instansinya Catatan: dimungkinkan sebagaui pengganti kasus diganti dengan role play. 10. REFERENSI a) Bahan Bacaan - Bahan-bahan terlampir. - b) Bahan Tayangan - Slide c) Film Pendek d)
  • 7. Badan Diklat DIY http://diklat.jogjaprov.go.id 7 Jakarta, .............................. Disetujui Oleh Tim Validasi (.........................................) (.........................................) (.......................................)
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.  Moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok mengenai apa yang benar dan salah berdasarkan standar moral.  Standar moral ialah standar yang berkaitan dengan persoalan yang dianggap mempunyai konsekuensi serius, didasarkan pada penalaran yang baik bukan otoritas kekuasaan, melebihi kepentingan sendiri, tidak memihak dan pelanggarannya diasosiasikan dengan perasaan bersalah, malu, menyesal, dll. http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 12. 1. Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai dan sejahtera. 2. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom EtikaEtika NormaNorma Norma Khusus Norma Umum Norma Sopan Santun Norma Hukum Norma Moral http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 13.  Norma diartikan sebagai kaidah atau pedoman untuk melakukan sesuatu.  Secara umum, norma dibagi menjadi 2 yaitu norma khusus dan norma umum 1. Norma khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan tertentu atau khusus, ex: aturan olahraga, aturan kuliah,dll 2. Norma umum adalah aturan yang bersifat umum dan universal. Norma umum dibagi menjadi 3 yaitu norma sopan santun, norma hukum dan norma moral. http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 14.  Norma sopan santun atau norma etiket adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia. Misal: mengatur perilaku pergaulan, bertamu, minum,makan, berpakaian, dll.  Norma hukum merupakan norma biasanya dikodifikasikan dalam bentuk aturan tertulis sebagai pegangan bagi masyarakat untuk berperilaku yang baik maupun sebagai pedoman untuk menjatuhkan hukuman bagi pelanggarnya. Misal: UUD 1945, PP, Ttap MPR, Keppres, KUHP, dll http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 15.  Norma moral adalah norma yang bersumber dari hati nurani (conscience), menjadi tolak ukur yang dipakai oleh masyarakt dalam menentukan baik buruknya tindakan manusia sebagai anggota masyarat atau sebagai orang dengan jabatan atau profesi tertentu. http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 16. 1. Norma moral berkaitan dengan hal-hal yang mempunyai kensekuensi serius bagi kesajahteraan, kebaikan dan kehidupan manusia. 2. Norma moral tidak ditetapkan dan diubah oleh keputusan penguasa tertentu. 3. Norma moral selalu menyangkut sebuah perasaan moral (moral sense) tertentu, seperti malu, menyesal, bersalah, dll. http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 18.
  • 19. 1. Etika Deontologi, berasal dari kata Yunani deon yang berarti kewajiban. Etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Menurut teori ini tindakan dikatakan baik bukan karena tindakan itu mendatangkan akibat baik, melainkan berdasarkan tindakan sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri. Contoh: manusia beribadah kepada Tuhan karena sudah merupakan kewajiban manusia untuk menyembah Tuhannya, bukan karena perbuatan tersebut akan mendapatkan pahala. http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 20. 2. Etika Teleologi, berasal dari kata Yunani telos yang berarti tujuan, sasaran, akibat dan hasil. Menurut teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika tujuannya baik dan membawa akibat yang baik dan berguna.  Dari sudup pandang “apa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu: a. Teleologi Hedonisme (hedone= kenikmatan) yaitu tindakan yant bertujuan untukmencari kenikmatan dan kesenangan. b. Teleologi Eudamonisme (eudamonia=kebahagiaan) yaitu tindakan yang bertujuan mencari kebahagiaan hakiki. http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 21.  Dari sudut pandang “untuk siapa tujuannya”, etika teleologi dibedakan menjadi dua yaitu: a. Egoisme Etis, yaitu tindakan yang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinnya sendiri. b. Utilitarianisme, yaitu tindakan yang berguna dan membawa manfaat bagi semua pihak. http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 22. Etika Bisnis Etika Etika Umum Etika Khusus Etika Individual Etika Sosial Etika Lingkungan Hidup Etika terhadap sesama Etika Keluarga Etika Politik Etika Profesi Etika Hukum Etika Biomedis Etika Pendidikann Etika Media http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 23. 1. Keraf, A. Sonny. 1998. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius 2. Muslich. 1998. Etika Bisnis, Pendekatan Substantif dan Fungsional. Yogyakarta: Ekonisia 3. Velasquez, M.G. 2002. Business Ethics: Concepts and Cases (5th ed). Upper Saddle River NY: Prentice-Hall http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 24. Etika Administrasi Publik Ali Rokhman http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 25. • Definisi etika • Definisi etika administrasi publik http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 26. Beberapa Definisi • Etika, dari bahasa Yunani ethos, artinya: kebiasaan atau watak • Moral, dari bahasa Latin mos (jamak: mores), artinya: cara hidup atau kebiasaan. • Norma, dalam bahasa Latin, norma berarti penyiku atau pengukur, dalam bahasa Inggris, norm, berarti aturan atau kaidah. • Nilai, dalam bhs Inggris value, berarti konsep tentang baik dan buruk baik yang berkenaan dengan proses (instrumental) atau hasil (terminal)http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 27. Definisi Etika Administrasi Publik • Ethics is the rules or standards governing, the moral conduct of the members of an organization or management profession (Chandler & Plano, The Public Administration Dictionary, 1982) • Aturan atau standar pengelolaan, arahan moral bagi anggota organisasi atau pekerjaan manajemen • Aturan atau standar pengelolaan yang merupakan arahan moral bagi administrator publik dalam melaksanakan tugasnya melayani masyarakat http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 28. Posisi Etika dalam Studi Administrasi Publik • Teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, Urwick) kurang memberi tempat pada pilihan-pilihan moral (etika). • Kebutuhan moral administrator hanyalah keharusan untuk menjalankan tugas sehari-hari secara efisien. • Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik tidak hanya harus efisien, tapi juga harus dapat mendefinisikan kepentingan publik, barang publik dan menentukan pilihan- pilihan kebijakan atau tindakan secara bertanggungjawab. 5http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 29. Old and New Public Administration (Denhradt) • Dapat dipetakan posisi etika dimana • Tabel perbedaan here!! http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 30. 4 aliran pemikiran etika • Teori Empiris: etika diambil dari pengalaman dan dirumuskan sebagai kesepakatan • Teori Rasional: manusia menentukan apa yang baik dan buruk berdasar penalaran atau logika. • Teori Intuitif: Manusia secara naluriah atau otomatis mampu membedakan hal yang baik dan buruk. • Teori Wahyu: Ketentuan baik dan buruk datang dari Yang Maha Kuasa. 7http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 31. Konteks Etika 8 Etika Filsafat Hukum Politik Agama Tradisi Administrasi SosialEkonomi Sumber Etika PenerapanEtika Profesi Seni http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 32. Hukum dan Etika • Keduanya mengatur perilaku individu • Terdapat perbedaan: ilegalitas tidak selalu berarti tidak etis • Hukum bersifat eksternal dan dapat ditegakkan tanpa melibatkan perasaan, atau kepercayaan orang (sasaran hukum), sementara etika bersifat internal, subyektif, digerakkan oleh keyakinan dan kesadaran individu. 9http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 33. • Hukum dalam konteks administrasi adalah soal pemberian otoritas atau instrumen kekuasaan • Basis dari hukum adalah etika, dan ketika hukum diterapkan harus dikembalikan pada prinsip-prinsip etika • Banyak kasus, secara hukum dibenarkan tapi secara etika dipermasalahkan [trend anak politisi yang jadi calon anggota legislatif] 10http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 34. Debat Herman Finer Vs. Carl Friedrich • Finer (1936): Untuk menjamin birokrasi yang bertanggungjawab yang diperlukan adalah penegakan sistem kontrol melalui undang-undang dan peraturan yang dapat mendisiplinkan para pelanggar hukum. • Friedrich (1940): Birokrasi yang bertanggungjawab hanya bisa ditegakkan dengan dengan menseleksi orang yang benar dengan kriteria profesionalisme yang jelas, dan mensosialisasikannya ke dalam nilai-nilai pelayanan publik. 11http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 35. Perilaku tidak etis di birokrasi pemerintah • Bohong kepada publik • Korupsi, kolusi, nepotisme • Melanggar nilai-nilai publik: responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, keadilan, dan lain-lain • Melanggar sumpah jabatan • Mengorbankan, mengabaikan, atau merugikan kepentingan publik 12http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 36. Empat Hirarki Etika 13 Moralitas pribadi Etika profesi Etika organisasi Etika Sosial Mikro Makro http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 37. Moralitas Pribadi • Konsep baik-buruk, benar-salah yang telah terinternalisasi dalam diri individu • Produk dari sosialisasi nilai masa lalu • Moralitas pribadi adalah superego atau hati nurani yang hidup dalam jiwa dan menuntun perilaku individu • Konsistensi pada nilai mencerminkan kualitas kepribadian individu • Moralitas pribadi menjadi basis penting dalam kehidupan sosial dan organisasi 14http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 38. Etika profesi • Nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan pekerjaan profesional • Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip- prinsip profesionalisme (kapabilitas teknis, kualitas kerja, komitmen pada profesi) • Dapat dirumuskan ke dalam kode etik profesional yang berlaku secara universal • Penegakan etika profesi melalui sanksi profesi (pencabutan lisensi) 15http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 39. Etika Organisasi • Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait dengan kehidupan organisasi • Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi modern (efisiensi, efektivitas, keadilan, transparansi, akuntabilitas, demokrasi) • Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi yang berlaku secara universal • Dalam praktek penegakan kode etik organisasi dipengaruhi oleh kepentingan sempit organisasi, kepentingan birokrat, atau kepentingan politik dari politisi yang membawahi birokrat • Penegakan etika organisasi melalui sanksi organisasi 16http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 40. Etika Sosial • Konsep benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan hubungan-hubungan sosial • Nilai bersumber dari agama, tradisi, dan dinamika sosial • Pada umumnya etika sosial tidak tertulis, tetapi hidup dalam memori publik, dan terinternalisasi melalui sosialisasi nilai di masyarakat • Etika sosial menjadi basis tertib sosial [Jepang, tidak boleh mengganggu dan merepotkan orang lain] • Masyarakat memiliki mekanisme penegakan etika sosial, yaitu melalui penerapan sanksi- sanksi sosial [diberitakan sebagai tersangka] 17http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 41. Kenapa diperlukan peraturan etika? • Untuk meredam kecenderungan kepentingan pribadi. • Etika bersifat kompleks, dalam banyak kasus bersifat dilematis, karena itu diperlukan yang bisa memberikan kepastian tentang mana yang benar dan salah, baik dan buruk. • Penerapan peraturan etika dapat membuat perilaku etis menimbulkan efek reputasi. • Organisasi publik sekarang banyak dicemooh karena kinerjanaya dinilai buruk, karena itu perlu etika. 18http://diklat.jogjaprov.go.id
  • 42. Kenapa perilaku tidak etis terjadi? • Kecenderungan mengedepankan etika personal ketimbang etika yang lebih besar (sosial). • Kecenderungan mengedepankan kepentingan diri sendiri • Tekanan dari luar untuk berbuat tidak etis. 19http://diklat.jogjaprov.go.id