Dokumen tersebut membahas tentang manajemen penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana. Secara garis besar mencakup siklus manajemen bencana mulai dari mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, hingga pemulihan; serta unsur-unsur penanggulangan kesehatan yang meliputi pencegahan, penyiapan sumber daya, tanggap darurat, dan pemulihan.
5. PENGERTIAN
BENCANA
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yg
mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyrakat yg disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak
psikologis (UU No. 24/2007)
6. Emergencies and Disasters
• Emergency = The Risk that can be manage with
support from existing conditions in a given situation.
• Disaster = The Risk that can only be managed with
extra support outside the existing conditions to manage
in a given situation.
8. Jenis Bencana
• Geologi
– Gempabumi,
tsunami, longsor,
gerakan tanah
• Hidro-meteorologi
– Banjir, topan,
banjir
bandang,kekeringa
n
• Biologi
– Epidemi, penyakit
tanaman, hewan
• Teknologi
– Kecelakaan
transportasi,
industri
• Lingkungan
– Kebakaran,kebaka
ran hutan,
penggundulan
hutan.
• Sosial
– Konflik,
terrorisme
19. Keadaan Darurat
Situasi/kondisi kehidupan atau
kesejahteraan individu manusia atau
masyarakat akan terancam, apabila
tidak dilakukan tindakan yang tepat
dan segera, sekaligus menuntut
tanggapan dan cara penanganan
yang luar biasa (diluar prosedur
rutin/standar)
20. Manajemen Kedaruratan
(emergency management)
• Seluruh kegiatan yang meliputi aspek
perencanaan dan penanggulangan kedaruratan,
pada menjelang, saat dan segera setelah terjadi
keadaan darurat.
• Manajemen kedaruratan ini mencakup :
– siaga darurat
– tanggap darurat,
– pemulihan darurat,
21. Kegiatan Tanggap Darurat
• Manajemen dan Koordinasi
• Perlindungan, Penerimaan dan
Pendataan
• Pangan dan Nutrisi
• Logistik dan Transportasi
• Penampungan Sementara
• Air Bersih
• Sanitasi Lingkungan
• Pelayanan Kesehatan
• Pelayanan Masyarakat
• Pendidikan
22. Manajemen & Koordinasi
Manajemen Tanggap Darurat
diperlukan 3 C:
- Command (komando)
- Control (pengendalian)
- Coordination (kordinasi)
Bentuk kegiatan:
- Mendirikan POSKO
- Membuat Tim Reaksi Cepat
Kegiatan ini merupakan
tugas: BNPB, BPBD Prop dan
BPBD Kab/Kota
23. Perlindungan & Pendataan
Kegiatan ini meliputi :
Evakuasi korban yg masih
hidup dan meninggal
Memberikan pertolongan
dan perlindungan bagi
korban selamat
Menerima dan memberikan
tempat penampungan
sementara
Mendata dan mencatat agar
memudahkan dalam
pengurusan pelayanan
24. Pangan
Pada tahap awal yg diberikan
adalah makanan siap santap,
karena tidak dapat memasak.
Pendirian dapur umum
Pemberian jatah hidup per
keluarga, apabila sudah
didata dan mendapatkan
tempat penampungan
Jenis pangan disesuaikan
dengan makanan pokok
setempat
Standar Departemen Sosial
400 g dan Rp 3000,- (per
orang per hari)
25. Logistik & Transportasi
Pengumpulan, pengadaan,
penyimpanan dan penyaluran
bantuan logistik sangat
diperlukan pada tanggap
darurat.
Diperlukan gudang dan
sarana transportasi
Perbaikan prasarana jalan
dan jembatan, pelabuhan dan
bandara sangat vital.
Dukungan transportasi
sangat ditentukan oleh
ketersediaan bahan bakar
minyak (BBM).
Dikoordinasikan oleh
Departemen Perhubungan
26. Penampungan Sementara
Penampungan sementara
ditempatkan pada bangunan
gedung yg aman: sekolah,
kantor, stadion, gudang, dsb.
Jika tidak memungkinkan dapat
ditempatkan di lapangan atau
tempat terbuka, dengan
mendirikan tenda-tenda.
Pada pengungsian yg cukup
lama dibuat hunian semi
permanen (huntara) yang
berupa barak yang berisi
beberapa keluarga.
27. Air Bersih
Penyediaan air bersih
diarahkan pengguna-
annya untuk: mandi,
minum, cuci, memasak
Sumber air dapat
diperoleh dari: sungai,
danau, sumur, air tanah
dalam dan mata air.
Untuk itu diperlukan:
volume dan kualitas air
yg memenuhi, sistem
penampungan, pengo-
lahan, penyaluran dan
distribusinya.
28. Sanitasi
Penyediaan sarana MCK
disesuaikan dgn
kebiasaan pengungsi di
daerah asal.
Sarana MCK tsb harus
mudah dipakai dan dapat
dipelihara oleh warga.
Harus diperhitungkan
rasio jumlah MCK
terhadap jumlah
pengungsi.
Pengelolaan sampah
diatur pengumpulan dan
pembuangannya.
29. Kesehatan dan Nutrisi
Setiap korban bencana
mendapat perawatan
kesehatan secara gratis di
puskesmas dan RS
rujukan
Pemerintah menyediakan
tenaga medis, peralatan
kesehatan dan obat-
obatan.
Di samping itu dilakukan
pula imunisasi dan
vaksinasi guna mencegah
timbulnya penyakit.
Kegiatan ini dilakukan
oleh Dinas Kesehatan.
30. Pelayanan Masyarakat
Dalam penampungan
sementara perlu disediakan
tempat umum untuk
memberikan pelayanan, a.l:
-Media (radio, televisi)
-Komunikasi (telepon, SSB)
-Informasi (keluarga,
penyuluhan, sosialisasi,
pertemuan warga)
Peran LSM sangat
diperlukan untuk
pelayanan masyarakat.
31. Pendidikan
Pada tahap tanggap
darurat, proses belajar
mengajar bagi para siswa
harus tetap berjalan.
Lokal tempat belajar dapat
menggunakan bangunan
yg ada, sekolah terdekat
dan tenda-tenda darurat.
Keperluan untuk proses
belajar (buku pelajaran, alat
tulis dan keperluan lain)
harus disediakan.
Pelaksanaan kegiatan ini
adalah Dinas Pendidikan
setempat.
32. Perubahan Paradigma
• Dari respon darurat ke manajemen resiko:
perubahan dari PENANGANAN, menjadi
PENANGGULANGAN bencana, dari panik ke
pemecahan masalah.
• Dari Penanggulangan bencana sebagai
issue luarbiasa menjadi pekerjaan biasa
pemerintahan dan pembangunan.
33. Konteks Pembangunan Berkelanjutan
P
O
L
I
T
I
K
A
L
E
K
O
S
Y
S
T
E
M
L
I
N
G
K
U
N
G
A
N
SOSIOKULTURAL
EKONOMIK
FAKTOR-
FAKTOR
RISIKO
Kerentanan
Bahaya
ANALISIS
KERENTANAN &
KEMAMPUAN
ANALISIS &
PEMANTAUAN
ANCAMAN
IDENTIFIKASI RISIKO &
KAJIAN DAMPAK
PERINGATAN
DINI
KESIAPAN
PENANGGULANGAN
KEDARURATAN
Fokus Pengurangan Risiko Bencana
MENDORONG
KESADARAN
perubahan
perilaku
KOMITMEN
POLITIK
PENERAPAN
UPAYA-2
PENGURANGAN
RISIKO
PEMULIHAN
PENGEMBANGAN
PENGETAHUAN
FAKTOR-FAKTOR
RISIKO
Kerentanan
Sosial
Ekonomi
Fisik
Lingkungan
Bahaya
Geologis
Hidrometeorologis
Biologis
Teknologis
Lingkungan
Komitmen politik
Tingkat internasional,
regional, nasional, lokal
Kerangka Kelembagaan
(pemerintahan)
Pengembangan kebijakan
Aturan & Perundang-
undangan
Pengembangan organisasi
Aksi masyarakat
Penerapan upaya-2
Pengurangan Risiko
Manajemen lingkungan
Praktik-2 pembangunan
sosial ekonomi
(termasuk
pemberantasan
kemiskinan, mata
pencaharian, mekanisme
keuangan, kesehatan,
pertanian, dll)
Upaya-2 fisik dan teknis
(perencanaan tata guna
kota/lahan, perlindungan
sarana kritis
Jejaringan & kemitraan
Pengembangan
pengetahuan
Informasi
Pendidikan,
pelatihan
Penelitian
PERINGATAN DINI
Pengamatan
Analisis
Transmisi
Pengambilan
keputusan
Penyiaran
TIndakan
KESIAPAN
• Kajian berkala
• Sistem peringatan dini
• Manajemen informasi
• Mekanisme tanggap
darurat
• Manajemen koordinasi
• Pengerahan
sumberdaya
• Rencana kedaruratan
• Pelatihan dan gladi
• Jaringan nasional dan
internasional
PENANGGULANGAN
KEDARURATAN
• Rapid Assessment
• Pencarian dan
penyelamatan
• Evakuasi
• Penyediaan
kebutuhan pokok
• Pemulihan sarana dan
pelayanan kunci
PEMULIHAN
• Perbaikan
• Penguatan
• Pemulihan fungsi
• Rehabilitasi
• Pembangunan
kembali
PENGURANGAN RISIKO BENCANA
Memetakan semua bidang kerja PB
34. Tidak ada Bencana
1. perencanaan PB;
2. pengurangan risiko bencana;
3. pencegahan;
4. pemaduan dalam Renbang;
5. pensyaratan analisis risiko bencana;
6. penegakan rencana tata ruang;
7. pendidikan dan pelatihan; dan
8. persyaratan standar teknis PB
Kesiapsiagaan
-Mitigasi
-Kesiapan
-Peringatan Dini
Fungsi
Koordinasi
Fungsi
Komando
MODEL PENYELENGGARAAN PB
Pemulihan
•Rehabilitasi
•Rekonstruksi
Pada Saat Darurat
1. Rapid Assessment
2. Penetapan status Bencana
3. SAR
4. Pemenuhan kebutuhan dasar
5. Perlindungan klp rentan
6. Pemulihan sarana kunci
37. PENANGGULANGAN
KESEHATAN AKIBAT BENCANA
Serangkaian kegiatan bidang
kesehatan
Mencegah, mitigasi, menyiapsiagakan
sumber daya, menanggapi
kedaruratan kesehatan, memulihkan
dan membangun kembali
(rekonstruksi)
Secara lintas program dan lintas
sektor
38. KEGIATAN PENCEGAHAN
1. Pembuatan peta rawan bencana
– Jenis ancaman bahaya (hazard)
banjir, gempa bumi, tanah longsor, konflik dll
– Kerentanan masy. (vulnerability)
St. Kesehatan, Cakupan yankes (imunisasi, KIA
dll)
Keadaan sarana dan prasarana yang ada
(puskesmas, ketersediaan obat, alkes dll)
Pembiayaan kesehatan (ada tidaknya alokasi
biaya untuk penanggulangan bencana dll)
Nakes yg dimiliki (dokter,dokter ahli, perawat,
bidan dll)
Struktur kependudukan (pddk rentan)
39. 2. Pengembangan peraturan-peraturan
Standar yankes
Anjuran atau pembatasan tindakan yg boleh
dan tdk boleh dilakukan baik oleh petugas
maupun masy.
3. Penyebarluasan informasi
Masalah kesehatan yg dpt terjadi
Peraturan, anjuran utk petugas dan masy.
KEGIATAN PENCEGAHAN
40. 1. Struktural
– Pembangunan dan rehabilitasi fisik
(RS, Pusk, gudang obat, Posko dll)
– Pengadaan sarana kesehatan
(ambulans dan alat transportasi lain,
alkom, faskeslap dll)
– Pengadaan alkes, obat dan bhn habis
pakai
KEGIATAN MITIGASI
41. KEGIATAN
2. Non Struktural
– Penetapan lokasi pembangunan sarkes di
daerah aman
– Pengaturan konstruksi sarkes baru
– Pedoman cara penguatan dan disain ulang
bangunan sarkes yg sdh ada sesuai dng
kondisi wilayah
– Pemasangan tanda/rambu-rambu/
petunjuk (penyelamatan, bahaya, letak
alat/bahan dll)
– Pengaturan jalur evakuasi di setiap
sarkes
KEGIATAN MITIGASI
42. 2. Non Struktural
– Pengaturan mobilisasi dan penempatan
sumber daya kesehatan
– Penyusunan standar yankes dan sumber
daya
– Diklat (termasuk gladi)
– Jaminan asuransi
KEGIATANMITIGASI
43. Penyusunan rencana kontinjensi
Penyiapan sarana dan prasarana kesehatan
(alkes, obat dan bhn habis pakai serta
perbekalan penunjang dll)
Penyiapan dana operasional
Pembentukan tim reaksi cepat (BSB)
KEGIATAN KESIAPSIAGAAN
44. Pengembangan sistem peringatan dini
Penyebarluasan informasi
Masalah kes. Akibat bencana
Usaha-usaha penyelamatan yg hrs diambil
oleh individu, keluarga dan masy korban
Bagaimana menolong warga masyarakat lain
Rencana pemerintah dlm upaya membantu
masy
Bagaimana bertahan dng perlindungan atau
peralatan dan bahan yg ada sebelum bantuan
datang
KEGIATAN KESIAPSIAGAAN
45. KEGIATAN
Pelaksanaan rencana-rencana penanggulangan
bencana yang pernah disusun
Pencarian dan penyelamatan korban
Pemeriksaan status kesehatan korban (triage)
Memberikan pertolongan pertama
Mempersiapkan korban untuk tindakan rujukan
Penilaian cepat kesehatan (RHA)
Memfungsikan poskeslap, rumkitlap dan yankes
bergerak bila diperlukan
KEGIATANTANGGAP DARURAT
46. KEGIATAN
Pelayanan kesehatan rujukan
Pelayanan kesehatan darurat (pengobatan, gizi, air bersih,
kesling, P2M dll)
Mobilisasi bantuan kesehatan
Surveilans epidemiologi
Penanganan Post Traumatic Stress
KEGIATANTANGGAP DARURAT
47. Rehabilitasi sarana dan pra sarana kesehatan inti (bukan
penggantian total atau pembangunan kembali)
Perbaikan RS, GFK, Pusk, Pustu dan Polindes dll
Perbaikan alat transportasi : Pusling, Ambulans, dll
Perbaikan alat kesehatan
Perbaikan lain di fasilitas kesehatan : alat komunikasi,
aliran listrik, sarana air bersih dll
Pelayanan pemulihan kesehatan korban/pengungsi (rujukan,
gizi, air bersih, kesling, P2M, Post Traumatic Stress dll)
Surveilans epidemiologi
KEGIATAN PEMULIHAN/REHABILITASI
48. Pembangunan kembali sarana dan
prasarana kesehatan
Meningkatkan kemampuan institusi
kesehatan dlm pelayanan kesehatan
Meningkatkan dan memantapkan rencana
penanggulangan
KEGIATAN REKONSTRUKSI
49. HAL YANG MENDASAR
• Koordinator Kesehatan di lapangan
tetap berada pada Kepala Dinas
Kesehatan setempat.
• Bantuan dari manapun, dibawah
kendali operasional Kadinkes
setempat, kecuali dinyatakan
sebagai bencana nasional. (contoh
di NAD pada th 2004)
50. PENYELENGGARAAN UPAYA KESIAPSIAGAAN & PENANGGULANGAN
KESIAPSIAGAAN
BENCANA
MEDICAL
RESPONSE
PUBLIC HEALTH RESPONSE :
AIR BERSIH DAN SANITASI
SURVAILANS.
PEMBERANTASAN PENYAKIT & IMMUNISASI
PELAYANAN KESEHATA DASAR
GIZI, DLL
PASCA BENCANA
SURVEYLANCE EMERGENCY / RAPID NEED ASSMT.
CONTINGENCY
PLAN
RAPID HEALTH ASSESSMENT
PERENCANAAN
DARURAT
waktu
51. Design Kompetensi
Usual – Vertical or / and Horizontal New - Circular
Harus tahu Perlu tahu Sebaiknya tahu