Dokumen tersebut membahas tentang sosiologi sastra. Ringkasannya adalah:
Sosiologi sastra adalah pendekatan yang melihat karya sastra dalam hubungannya dengan masyarakat. Karya sastra dipandang sebagai cerminan kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Sosiologi sastra berusaha memahami karya sastra dalam konteks sosial historisnya.
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
slide ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi agama islam dan diperuntukkan kepada para pelajar yang sedang mencari dan memperbanyak pengetahuan tentang agama islam. semoga bermanfaat untuk kita.
by mahasiswa yang masih dalam proses belajar, mahasiswa semester awal perguruan tinggi negri yang berada di kota surakarta.
Paradigma adalah suatu pandangan yg mendasar tentang apa yg menjadi pokok persoalan (subject matter) dari suatu cabang ilmu.
Normal Science adalah suatu periode akumulasi ilmu pengetahuan, dimana para ilmuan bekerja dan mengembangkan paradigma yang sedang berpengaruh.
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
slide ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi agama islam dan diperuntukkan kepada para pelajar yang sedang mencari dan memperbanyak pengetahuan tentang agama islam. semoga bermanfaat untuk kita.
by mahasiswa yang masih dalam proses belajar, mahasiswa semester awal perguruan tinggi negri yang berada di kota surakarta.
Paradigma adalah suatu pandangan yg mendasar tentang apa yg menjadi pokok persoalan (subject matter) dari suatu cabang ilmu.
Normal Science adalah suatu periode akumulasi ilmu pengetahuan, dimana para ilmuan bekerja dan mengembangkan paradigma yang sedang berpengaruh.
Paradigma kerakyatan Sinrilik I Manakkuk di Tanah LakbakkangNursabilah Sehun
Analisis karya sasra Makassar Sinrilik "I Manakkuk di Tanah Lakbakkang" kisahnyata yang dituangkan kedalam krya sastra yang menggambarkan keadaan masyarakat Makassar pada masanya. Berlatar abad ke-17.
1. PENGKAJIAN DAN PENERAPAN
SOSIOLOGI SASTRA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : YUSNITA HALOMOAN
NPM : 08070156
M.KULIAH : Sosiologi Sastra
JURUSAN : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
SEMESTER :VIII C
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) “TAPANULI SELATAN)
PADANGSIDIMPUAN
2. 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sastra merupakan pencerminan masarakat. Melalui karya sastra,seorang
pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut
berada di dalamnya. Soiologi adalah telaah tentang lembaga dan proses sosial
manusia yang objektip dan ilmiah dalam masarakat.
Soisologi karya sastra yang memasalahkan karya sastra itu sendiri yang
menjadi pokok penelaahannya atau apa yang tersirat dalam karya sastra dan apa
yang menjadi tujuannya. Pendekatan yang umum dilakukan sosiologi ini
mempelajari sastra sebagai dokumen sosial sebagai potret kenyataan sosial.
Paradigma sosilogi sastra berakar dari latar belakang historis dua gejala,
yaitu masarakat dan sastra : karya sastra ada dalam masarakat, dengan kata lain,
tidak ada karya sastra tampa masarakat. Sosiologi sastra, meskipun belum
menemukan pola analisis yang dianggap memuaskan, mulai memperhatikan karya
seni sebagai bagian yang integral dari masarakat.
B. Tujuan
Untuk memberikan kualitas yang proposional bagi kedua gejala: sastra
dan masarakat. Demikian lah, pendekatan sosiologi sastra menaruh perhatian pada
aspek dokumentar sastra,dengan landasan suatu bahwa sastra merupakan
gambaran atau potret fenomena sosial. Pada hakikatnya, fenimena sosial itu
2
3. bersipat konkret,terjadi di dekeliling kita sehari-hari,bisa diobservasi,di poto,dan
di dokumentasikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sosiologi Sastra
Sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal
dan kata Sos Yunani yang berarti bersama, bersatu, kawan, teman. dan logi (logos
berarti sabda, perkataan, perumpamaan. Sastra dan akar kata sas (Sansekerta)
berarti mengarahkan mengajarkan, memberi petunjuk dan instruksi. Akhiran tra
berarti alat, sarana. Merujuk dan definisi tersebut keduanya memiliki objek yang
sama yaitu manusia dan masyarakat Meskipun demikian. hakikat sosiologi dan
sastra sangat berbeda bahkan bertentangan secara diametral.
Sosiologi adalah ilmu objektif kategoris, membatasi diri pada apa yang
terjadi dewasa ini (das sain) bukan apa yang seharusnya terjadi (das solen).
Sebaliknya karya sastra bersifat evaluatif subjektif dan imajinatif. Menurut Ratna
(2003: 2) ada sejumlah definisi mengenai sosiologi sastra yang perlu
dipertimbangkan dalam rangka menemukan objektivitas hubungan antara karya
sastra dengan masyarakat, antara lain.
1. Pemahaman terhadap karya sastra dengan pertimbangan aspek
kemasyarakatannya
2. Pemahaman terhadap totalitas karya yang disertai dengan aspek
kemasyarakatan yang terkandung didalamnya.
3. Pemahaman terhadap karya.sastra sekaligus hubungannya dengan masyarakat
yang melatarbelakangi
3
4. 4. Sosiologi sastra adalah hubungan dua arah (dialektik) antara sastra dengan
masyarakat.
5. Sosiologi sastra berusaha menemukan kualitas interdependensi antara sastra
dengan masyarakat. Dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sosiologi
sastra tidak terlepas dan manusia dan masyarakat yang bertumpu pada karya
sastra sebagai objek yang dibicarakan.
B. Sosiologi Sastra Sebagai Pendekatan Menganalisis Karya Sastra
Sosiologi sastra merupakan pendekatan yang bertolak dari orientasi
kepada semesta, namun bisa juga bertolak dari orientasi kepada pengarang dan
pembaca. Menurut pendekatan sosiologi sastra, karya sastra dilihat hubungannya
dengan kenyataan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan.
Jika hendak dikaitkan dengan sastra, kajian sosiologi ke dalam sastra
dilandasi asumsi bahwa “karya sastra tidaklah lahir dari kekosongan sosial”
(Hardjana, 1994: 71) dan “sastra merupakan pencerminan kehidupan
masyarakat” (Semi, 1993: 73). Lewat karya sastralah seorang penulis
mengungkapkan apa yang terjadi di dalam masyarakat. Penulis sebagai bagian
dari masyarakat tentunya bakal berpengaruh kepada apa yang ditulis olehnya.
Jika demikian adanya, maka tidaklah bisa dipungkiri bahwa masyarakat
mempunyai kaitan erat terhadap penulis dan apa yang ditulisnya.
Perkembangan sosiologi sastra merupakan perkembangan dari
pendekatan mimetik yang memahami karya sastra dalam hubungannya dengan
realitas dan aspek sosial kemasyarakatan. Sebagai salah satu pendekatan dalam
kritik sastra, sosiologi sastra dapat mengacu pada cara memahami dan menilai
sastra yang memprtimbangkan segi-segi kemasyarakatan (sosial).
Pengkajian sastra dapat memahami dan menelaah karya sastra dari
sosiologi pengarang, sosiologi karya, dan sosiologi pembaca. Melalui sosiologi
pengarang misalnya akan dikaji novel Pramoedya Ananta Toer Bumi Manusia
dengan hubungan dengan latar sosial pengarang yang berasal dari Blora sebuah
kota di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
4
5. Ia anak sulung dari sembilan bersaudara. Ayahnya adalah nasionalis tulen yang
sebelum perang ikut dalam
berbagai kegiatan, tetapi secara politik tidak tergolong sayap kiri. Gelar
bangsawan “Mas” ia coret dari namanya, hingga Pram kecil bertahun-tahun
kemudian masih melihat coretan di awal papan nama di rumah orang tuanya.
Contoh penerapan sosiologi karya sastra dalam hubungannya dengan
masalah sosial adalah pengkajian novel Bumi Manusia dengan mengaitkannya
dengan realitas kehidupan yang terjadi dalam masyarakat. Novel tersebut
dipahami dalam hubungannya dengan masalah latar cerita hukum Belanda dan
hubungan antara pribumi dan orang Belanda yang memiliki hubungan bersekat
antara tuan kelas atas dan kaum rendahan. Sejarah mencatat kaum pribumi
berada pada bawah. bahkan dibawah Cina secara hubungan hirarki dalam sejarah
kekuasaan Belanda. Novel ini membuat pembaca mengerti hubungan Nyai yang
bukanlah seorang Meufrow atau nyonya. Hukum belanda yang tak berpihak
kaum pribumi. Sampai posisi kaum terdidik yang tetap tak sama dengan kamu
terdidik dari keturunan Belanda. Cerita ini menggambarkan keadaan struktur
sosial, ekonomi dan budaya pada jamannya. setiap manusia menempati
posisinnya masing-masing. Sebagai bukti struktur sosial berlaku sampai
sekarang.
Selanjutnya, penerapan sosiologi pembaca Bumi Manusia sebagai karya
sastra yang tergolong banyak dibaca dan ditanggapi masyarakat. Walaupun
motivasi para pembaca dalam membaca novel tersebut mungkin bermacam-
macam, misalnya ada yang menganggapnya sebagai huburan belaka. Ada yang
tertarik karena ceritanya tentang kehidupan seorang nyai yang kuat, prinsif, dan
objektif.
Penerapan sosiologi ke dalam studi sastra sendiri dapatlah dikatakan
mulai mendapat perhatian serius berkat pengaruh Marx dan pengikutnya yang
5
6. sejak semula sudah mengaitkan analisis karya sastra dari sudut pandang
pertentangan kelas (Lowenthal dalam Thorpe, 1967: 90) yang menyatakan
bahwa kesadaran selalu mengikuti keberadaan (Wellek dan Warren, 1970: 107).
Namun kesadaran akan adanya kaitan antara karya sastra dengan
masyarakat lebih awal dibahas oleh Madame de Staël lewat De la littérature
considérée dans ses rapports avec les institutions sociales (kesusateraan ditinjau
hubungannya dengan lembaga-lembaga sosial) pada tahun 1800. Di dalam
tulisannya tersebut, ia mengatakan “an artist must be of his own time” dan
selanjutnya ia mengatakan: “saya bermaksud meneliti apa pengaruh agama, adat-
istiadat dan hukum atas kesusastraan, dan apa pengaruh kesusasteraan atas
agama, adat-istiadat, dan hukum”. Dilihat dari arah pembicaraan di dalam
tulisannya, Madame de Staël bermaksud menggugah perbincangan tentang
keanekaragaman kesusastraan dalam berbagai masa dan tempat yang disebabkan
oleh der zeitgeist atau semangat zaman; kekhasan masyarakat pada kurun waktu
tertentu (dalam Escarpit, 2005: 6; dalam Liukkonen, 2008).
Perkembangan yang lebih serius di dalam studi sosiologi ke bidang sastra
dicetuskan oleh Hippolyte Taine. Ia mengeluarkan doktrinnya yang terkenal
mengenai keterkaitan sastra dan masyarakat. Taine meyakini bahwa suatu karya
sastra muncul hanya di dalam konteks sosial tertentu, sebagai bagian dari
kebudayaan, di dalam kondisi tertentu. Taine merumuskan tiga hal yang menjadi
faktor penentu kekhasan sebuah karya: race (ras), milieu (kondisi sekitar),
dan moment (momen) (dalam Escarpit, 2005: 6; Wellek dan Warren, 1970: 105).
Baginya, sastra bukan hanya permainan imajinasi seorang pengarang, namun
merupakan rekaman ciri khas suatu jaman. Masih menurut Taine, setiap jaman
memiliki gagasan-gagasan yang dominan dan juga pola intelektual yang khas
yang membedakannya dengan jaman yang lainnya dus tampak pada karya-karya
sastra (Damono, 1978: 19 – 22).
6
7. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Soiologi sastra sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari dimana
sosiologi sastra mengarahkan mengajarkan,memberi petunjuk dan intruksi
terhadap hasil karya itu sendiri,sehingga .sosiologi sastra ini menyangkut
masyarakat sebagai peran penting dalam pembelajaran atau pembahasannya.
B. Saran
Dalam pembahasan ini di harapkan kepada pembaca agar mencermati
serta memahami makna dari sosiolgi sastra,pengkajiannya,penerapannya secara
mendalam untuk menambah wawasan dalam mempelajari hasil-hasil karya pada
kehidupan masarakat.
7
8. DAFTAR PUSTAKA
Damono, Sapardi D. 1978. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas, Jakarta:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Escarpit, Robert. 2005. Sosiologi Sastra Terjemahan Ida Sundari, Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
8
9. ABSTRAK
Sosiologi sastra berasal dari sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari kata
sos(yunani) yang berarti bersama,bersatu,kawan,teman,dan logi(logos) berarti
sabda,perkatan perumpamaan. Sastra dari akar kata sas(sanksekerta) berarti
mengarahkan.
Mengajarkan,memberi petunjuk dan intruksi. Akhiran tra berarti
alat,sarana.Merujuk dari defenisi tersebut,keduanya memiliki objek yang sama yaitu
manusia dan masarakat. Meskipun demikian hakikat sosiologi dan satra sangat
berbeda bahkan bertentangan secara dianetral. Sosiologi adalah ilmu objektip
kategoris ,membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini(das sain) bukan apa yang
seharusnya terjadi (das solen). Sebaliknya karya sastra bersifat evaluatif,subjektif,dan
imajinatif.
Menurut Ratna (2003:2) ada sejumlah defenisi mengenai sosiologi sastra yang
perlu dipertimbangkan dalam rangka menemukan abjektivitas hubungan antara karya
sastra dengan masyarakat
9
i
10. DAFTAR ISI
ABSTRAK.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A.Latar Belakang............................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Sosiologi Sastra.........................................................................................2
B. Sosiologi sastra sebagai pendekatan menganalisis karya sastra................3
BAB III.PENUTUP
A.Kesimpulan..................................................................................................6
B.Saran.............................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
10
ii