Afinitas, tradisi dan pengaruh dalam sastra banding.pptx
1. AFINITAS, TRADISI DAN
PENGARUH DALAM
SASTRA BANDING
DINA PUTRI ANGREANI 1801045108
NUR AZIIZAH ARHAMUDDIN 1801045072
RIZKA SETIAWATI 1801045068
2. LATAR BELAKANG
• Karya sastra adalah sebuah hasil pengungkapan rasa yang paling dalam dari kehidupan manusia.
Karya sastra bukan hanya hasil pengungkapan rasa, tetapi karya sastra juga merupakan hasil
kesenian yang memberikan gagasan akan pengalaman bangsa, sejarah dan masyarakatnya.
• Pengkajian sastra), pada dasarnya pengkajian dimulai dengan pandangan bahwa setiap karya sastra
bandingan adalah studi karya sastra secara jernih, profesional, dan mendalam. Kalau berpijak pada
gagasan Corstius (1968adalah bagian dan himpunan dari komunitas teks sastra. Setiap gerakan
sastra pada dasarnya merupakan fenomena internasional dengan karakter sendiri, subjek, tentu saja,
untuk memodifikasi bentuk tertentu dalam sastra nasional.
3. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan sastra banding?
2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan influence studies dalam sastra banding?
3. Apa yang dimaksud dengan teori intertekstualitas?
4. Bagaimana konsep afinitas, tradisi, dan pengaruh dalam sastra bandingan?
4. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian sastra banding.
2. Untuk mengetahui pengertian pendekatan influence studies dalam sastra banding.
3. Untuk mengetahui pengertian teori intertekstualitas.
4. Untuk mengetahui konsep afinitas, tradisi, dan pengaruh dalam sastra bandingan.
5. PENGERTIAN SASTRA BANDING
• Menurut KBBI Edisi V sastra bandingan adalah telaah dan analisis terhadap kemiripan dan pertalian di
antara karya sastra berbagai bahasa dan bangsa. Teori sastra bandingan menekankan perbandingan dua
karya atau lebih dari sedikitnya dua negara yang berbeda.
• Menurut Endraswara (2011: 1-2) hakikat sastra bandingan adalah membandingkan dua karya sastra atau
lebih. Membandingkan karya sastra perlu memiliki ketelitian dan pemahaman lebih mengenai sastra
bandingan, karena yang dibandingkan adalah keseluruhan unsur-unsurnya (Saputri et al., 2015)
• Ruang lingkup kajian sastra bandingan menurut Kasim (1996, 17) adalah (1) karya-karya yang dapat
dibandingkan adalah karya sastra yang berasal dari sastra nasional yang berbeda, (2) hubungan antara
karya-karya sastra dengan ilmu pengetahuan, agama, dan kepercayaan ataupun karya seni.
6. PENDEKATAN INFLUENCE STUDIES DALAM SASTRA
BANDING
• Salah satu kajian sastra bandingan adalah intertekstualitas yang terfokus pada studi kesamaan (affinity study) dan studi
pengaruh (influence study). Riset intertekstual sebenarnya merupakan usaha memahami bahwa suatu teks baru
mengandung teks sebelumnya (Andayani, 2011).
• Damono (2005) mengemukakan sembilan wilayah kajian sastra bandingan, salah satunya adalah kajian pengaruh atau
karya sastra yang terpengaruh. Kasim (1996:36—38) membagi wilayah kajian sastra bandingan menjadi 4 kelompok:
(1) Kajian bersifat komparatif yang terdiri atas kajian pengaruh (influence study), kajian kesamaan (afinity study),
kajian tema (thematic study), dan kajian genre (generic study); (2) Kajian bersifat historis (bukan membandingkan,
tetapi melihat nilai-nilai historis yang melatarbelakangi kaitan antara satu sastra dan sastra lainnya; (3) Kajian bersifat
teoretis (kajian bersifat teoretis menggambarkan tentang kriteria, konsep, dan batasan, misalnya tentang genre/ bentuk,
aliran, tema, kritik sastra tidak terbatas pada sastra nasional mana pun); (4) Kajian bersifat antardisipliner (kajian utama
tetap pada karya sastra, sedangkan pengetahuan-pengetahuan ilmu lain digunakan untuk memahami karya sastra)
(Sungkowati, 2014).
• Dapat diartikan bahwa kajian pengaruh (influence study) dalam sastra bandingan membahas tentang bagaimana unsur
sebuah karya sastra atau buah pikiran diserap pengarang yang memiliki latar belakang berbeda dan penyimpangan-
penyimpangan yang terdapat dalam karya sastra.
7. TEORI INTERTEKSTUALITAS
Menurut Kristeva dalam (Endraswara, 2014, hal. 201), teori intertekstualitas mempunyai kaidah dan prinsip tertentu.
Kaidah dan prinsip itu sebagai berikut.
1) Pada hakikatnya sebuah teks itu mengandung berbagai teks.
2) Studi intertekstualitas berarti menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik teks.
3) Studi intertekstualitas memberi keseimbangan antara unsur intrinsik dan ekstrinsik teks yang disesuaikan dengan
fungsi teks di masyarakat.
4) Dalam kaitan proses kreatif pengarang, kehadiran sebuah teks merupakan hasil yang diperoleh dari teks-teks lain.
5) Dalam kaitan studi intertekstualitas, pengertian teks (sastra) jangan ditafsir hanya atas bahan sastra, tetapi harus
mencakup seluruh unsur teks, termasuk juga unsur bahasa.
8. KONSEP AFINITAS, TRADISI, DAN PENGARUH DALAM
SASTRA BANDINGAN
• Kata afinitas itu berasal dari bahasa Latin ad (artinya, dekat) dan finis (artinya, batas). Dalam ilmu
antropologi kata afinitas diberi makna 'hubungan kekerabatan yang terwujud karena adanya
perkawinan'; dalam ilmu bahasa diartikan 'unsur-unsur sama pada dua atau beberapa bahasa karena
bahasa-bahasa itu diturunkan dari suatu bahasa leluhur yang sama’.
• Unsur tradisi, yaitu unsur yang berkaitan dengan kesejarahan penciptaan karya sastra. Tradisi
cenderung terpengaruh satu sama lain, tradisi kadang-kadang beruntun, dari jaman ke jaman tidak
berubah.
• Istilah pengaruh, tidak sama dengan istilah menjiplak atau plagiat. Istilah-istilah ini kadang
digunakan untuk menjatuhkan nama seseorang sehingga istilah ini bernilai negatif. Di samping
istilah-istilah yang bernilai negatif itu, masih ada istilah lain yang perlu diketahui, yakni istilah
adaptasi, saduran, terjemahan dan transformasi. Istilah-istilah ini bernilai positif (Suwardi, 2010)
9. HASIL ANALISIS JURNAL ARTIKEL (AFINITAS)
Dalam jurnal berjudul AFINITAS TEMBANG MACAPAT ASMARADANA KARYA
MANGKUNEGARA IV PADA PUISI ASMARADANA KARYA GOENAWAN MOHAMMAD dari
analisis jurnal tersebut menghasilkan bahwa tembang macapat asmaradana dalam puisi asmaradana
bentuk puisi pada tahun 1811- 1881 dalam bahasa Jawa dalam tembang macapat menceritakan tentang
kehidupan manusia dari awal lahir sampai dengan mati, sedangkan tembang asmaradana yang
menceritakan tentang kehidupan asmara dalam kehidupan manusia. Dalam puisi asmaradana dalam
kajian afinitas melibatkan dua unsur atau lebih karya sastra seperti tema, alur, penokohan dan
sebagainya. Misalkan dalam teks tembang macapat dan puisi asmaradana memiliki dua tema sama
dalam tembang macapat memiliki tema perpisahan percintaan sedang dalam puisi asmaradana juga
memiliki tema perpisahan. Berbeda dengan penokohan dalam tembang macapat memiliki tiga
penokohan dan puisi asmaradana memiliki dua tokoh.
10. HASIL ANALISIS JURNAL ARTIKEL (TRADISI)
Dalam jurnal berjudul BUDAYA PADA NOVEL MEMANG JODOH DAN SITI NURBAYA KARYA MARAH RUSLI
SERTA TRADISI PERNIKAHAN MINANGKABAU: PERSPEKTIF KAJIAN SASTRA BANDINGAN. Dari hasil
penelitian jurnal tersebut memiliki tradisi tentang perkawinan Minangkabau yang sama dengan kisah Siti Nurbaya
seperti pada novel memang jodoh dimana tradisi dalam perkawinan Minangkabau dalam novel memang jodoh
pernikahan masyarakat Minangkabau menempatkan kerabat sebagai salah satu keluarga yang berkuasa dan mempunyai
wewenang dalam acara pernikahan Minangkabau dan masih menganut sistem nenek moyang didalamnya dimana
mencarikan jodoh, sampai dengan menikahkannya agar bisa menjaga harta pusakanya sehingga tradisi tersebut
dilakukan dalam adat Minangkabau, sama dengan cerita Siti Nurbaya yang dijodohkan terpaksa dan menikah tanpa
dasar cinta, namun berbeda pada tradisi pernikahan adat Minangkabau masa kini dimana pada masa lalu tradisi
Minangkabau pernikahan pada masa lalu semua kebutuhan dan tanggung jawab akan ditanggung oleh keluarga dari
pihak laki-laki bukan dari pribadi laki-lakinya, sedangkan dalam pernikahan masa kini dalam pernikahan Minangkabau
yang sudah berubah dimana kebutuhan dan tanggung jawab akan ditanggung oleh pribadi laki-laki sendiri tanpa ada
campur tangan keluarga.
11. HASIL ANALISIS JURNAL ARTIKEL (PENGARUH)
Dalam Jurnal berjudul PENGARUH POLA CERITA NOVEL TERJEMAHAN HARRY POTTER
TERHADAP NOVEL NIBIRU DAN KESATRIA ATLANTIS: KAJIAN SASTRA BANDINGAN. Dari
hasil penelitian jurnal tersebut pada tahap pertama menunjukkan kesamaan alur yang ada pada struktur
kedua novel tersebut. Alur maju digunakan untuk menceritakan pengalaman karakter utama dan peristiwa
yang dialaminya. Karakter-karakter yang mendukung karakter utama dari kedua novel mempunyai peran
yang sama terhadap karakter utama, namun memiliki karakteristik yang berbeda. Latar yang dipergunakan
keduanya sangat mempengaruhi perbedaan sifat para tokohnya. Hal tersebut merupakan faktor penting untuk
membangun kondisi sebuah peristiwa. Tahap kedua penelitian ini memperlihatkan perbandingan antara pola
cerita kedua novel yaitu alur, karakter, dan latar untuk melihat sejauh mana persamaan yang tercipta dan ciri
khas yang diberikan novel Nibiru dan Kesatria Atlantis, serta pemaknaan yang terdapat pada keduanya yang
menunjukkan keabadian seorang ibu, ramalan yang dapat memicu sebuah konflik, sebuah kenyataan yang
terkadang tidak sesuai dengan apa yang seseorang inginkan, serta ditemukannya makna pengabdian yang
terbentuk dari sebuah kecintaan seseorang terhadap sesuatu sehingga melakukan tindakan apapun untuk
melindungi hal tersebut.
12. KESIMPULAN
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sejak manusia
dilahirkan, hal ini berarti bahwa manusia tidak bisa lepas dari interaksi
dengan manusia lainnya. Manusia perlu adanya interaksi berupa komunikasi
untuk menghadapi berbagai persoalan dalam hidup ini kita bisa
mengungkapkan melalui media bahasa diantaranya adalah sastra. Karya
sastra yang adalah hasil karya yang diciptakan manusia selain memberikan
hiburan yang dilengkapi oleh estetika, baik nilai keindahan maupun nilai-
nilai ajaran hidup juga didalamnya terdapat makna yang merupakan
penyampaian pesan terhadap pembaca yang menyimaknya