1. Deddyhendrawan07′s Weblog
• Entri (RSS)
• Komentar (RSS)
• Beranda
• RPP SILABUS PROSEM PROTA
RPP SILABUS PROSEM PROTA
Belajar Website
MAKALAH KANKER SERVIKS
Posted by: deddyhendrawan07 on: September 5, 2008
• In: rpp
• Comment!
ASKEB ANC, SADARI, BREAST CARE,
DAN IVA/PAP SMEAR
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : SARMIATI (JK)
NIM : 0708175
2. DOSEN PENGUJI : SITI AISYAH, AM.KEB
AKBID HELVETIA
MEDAN
2008
BAB I
MATERI
A. KANKER SERVIKS
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher
rahim. Kanker serviks merupakan kanker yang sering dijumpai di Indonesia baik di antara kanker
pada perempuan dan pada semua jenis kanker.
Kejadiannya hampir 27% di antara penyakit kanker di Indonesia. Namun demikian lebih
dari 70% penderita datang memeriksakan diri dalam stadium lanjut, sehingga banyak menyebabkan
kematian karena terlambat ditemukan dan diobati.
Di mana Letak Leher Rahim? Leher rahim adalah bagian bawah rahim yang menonjol ke
dalam kelamin wanita. Di tempat ini sering terjadi kanker yang disebut kanker serviks. Bagaimana
Gejalanya? Kanker serviks pada stadium dini sering tidak menunjukkan gejala atau tanda-tandanya
yang khas, bahkan tidak ada gejala sama sekali.
Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut antara lain adalah:
• Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim.
• Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita.
• Pendarahan sesudah mati haid (menopause).
• Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, nyeri
panggul atau tidak dapat buang air kecil.
3. Apakah penyebabnya? Lebih dari 95 % kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi HPV
(Human Papiloma Virus) yang dapat ditularkan melalui aktivitas seksual. Saat ini sudah terdapat
vaksin untuk mencegah infeksi HPV khususnya tipe 16 dan tipe 18 yang diperkirakan menjadi
penyebab 70% kasus kanker serviks di Asia.
Apa saja yang menjadi faktor resikonya? Beberapa faktor risiko terkena kanker serviks
antara lain:
• Mulai melakukan hubungan seksual pada usia muda.
• Sering berganti-ganti pasangan seksual.
• Sering menderita infeksi di daerah kelamin.
• Melahirkan banyak anak.
• Kebiasaan merokok (risiko dua kali lebih besar).
• Defisiensi vitamin A, C, E.
B. PAP SMEAR / IVA
Kanker serviks dapat dikenali pada tahap pra kanker, yaitu dengan cara melakukan antara
lain pemeriksaan SKRINING, artinya melakukan pemeriksaan tanpa menunggu keluhan. Beberapa
medote skrining telah dikenal, yaitu antara lain: PAP SMEAR dan IVA. PAP SMEAR Kanker
serviks dimulai dari tahap pra kanker. Jika kanker dapat ditemukan pada tahap awal ini, akan dapat
disembuhkan dengan sempurna.
Pemeriksaan PAP SMEAR Adalah cara untuk mendeteksi dini kanker serviks. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan cepat, tidak sakit dengan biaya yang relatif terjangkau dan hasilnya akurat. Kapan
melakukannya? Pemeriksaan PAP SMEAR dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid atau
sesudah petunjuk dokter. Bagi perempuan yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan
seksual, lakukanlah pemeriksaan PAP SMEAR setahun sekali. Segera mungkin melakukan
pemeriksaan PAP SMEAR dan jangan menunggu sampai timbul gejala.
Bagaimana pemeriksaan dilakukan? Pemeriksaan PAP SMEAR dilakukan di atas kursi
periksa kandungan oleh dokter atau bidan yang sudah dilatih, dengan menggunakan alat untuk
4. membantu membuka kelamin wanita. Ujung leher diusap dengan spatula untuk mengambil cairan
yang mengandung sel-sel dinding leher rahim. Usapan ini kemudian diperiksa jenis sel-selnya di
bawah mikrosop. Apabila hasil pemeriksaan posirif (terdapat sel-sel yang tidak normal), harus
segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan oleh dokter ahli kandungan.
C. SADARI
Payudara
Payudara terdiri dari 3 unsur yaitu kelenjar pembuatan air susu. Saluran kelenjar dan
jaringan penunjang payudara yang mengikat kelenjar-kelejar menjadi satu kesatuan. Keseluruhan
payudara dibungkus oleh kulit payudara. Saluran kelenjar akan bermuara pada putting susu yang
berada ditengah daerah kulit yang berwarna lebih gelap (areola). Kanker payudara adalah
keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak
termasuk kulit payudara.
Kanker payudara dapat menimbulkan gejala seperti tersebut dibawah ini
1. Adanya benjolan di payudara.
2. keluar cairan yang tidak normal dari putting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer
atau keluar air susu pada ibu yang tidak hamil atau tidak sedang menyusui.
3. Perubahan bentuk dan besarnya payudara.
4. Kulit, putting susu dan areola melekuk kedalam atau berkerut.
Faktor Resiko
Penyebab yang pasti dari kanker payudara belum diketahui, tapi ada beberapa faktor resiko
untuk terjadinya kanker payudara yaitu:
1. Mendapat haid pertama pada umur kurang dari 10 th.
2. Mengalami mati haid setelah umur 50 th.
3. Tidak menikah.
5. 4. Tidak pernah melahirkan anak.
5. Mehirkan anak sesudah umur 35 tahun.
6. Tidak pernah menyusui.
7. Pernah mengalami operasi payudara yang disebabkan oleh kelainan jinak atau tumor ganas
payudara.
8. Diantara anggota keluarga ada yang menderita kanker.
Deteksi Dini Kanker Payudara
Kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun, namun bersamaan
dengan berkembangnya penyakit akan timbul gejala yang menyebabkan perubahan pada payudara.
Untuk itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala.
Pemeriksaan dapat berupa:
1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan SADARI secara teratur sebulan sekali setelah
selesai haid, dan bagi yang telah mati haid (menopause) hendaknya dilakukan pada tanggal
tertentu yang mudah diingat dari setiap bulannya.
2. Pemeriksaan Payudara oleh Tenaga Medis (dokter atau bidan)
Dengan pemeriksaan yang saksama sering dapat diduga suatu benjolan di payudara
merupakan tumor jinak atau ganas.
3. Mammogram
Merupakan pemeriksaan radiology menggunakan sinar X untuk pemeriksaan payudara.
Gambaran diambil dari arah samping dan atas untuk masing-masing payudara. Adanya
gambaran mikro klasifikasi mungkin merupakan tanda dini.
D. BREAST CARE
6. Upaya keberhasilan memberi ASI seyogyanya sudah dimulai sejak masa kehamilan, yg terus
dilanjutkan sampai masa menyusui itu sendiri. Pada masa kehamilan, sebaiknya payudara sudah
menjadi perhatian anda. Hal ini untuk melihat apakah bentuk puting susu anda kurang
menguntungkan untuk kegiatan menyusui. Misalnya, apakah puting susu berbentuk datar atau
masuk kedalam. Puting susu demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi kita untuk menyusui
dengan baik. Dengan mengetahuinya sejak awal, kita mempunyai waktu untuk mengusahakannya
agar puting bisa menonjol keluar, sehingga bayi dapat menghisap puting susu lebih mudah sewaktu
menyusui.
Caranya :
Gunakan krem lembut, dorong puting susu secara perlahan ke arah luar dengan
menggunakan kedua ibu jari tangan anda. Setelah itu masih dengan ibu jari, tariklah bagian dasar
puting susu ke arah samping kiri dan kanan , serta arah atas dan bawah
Kalaupun tidak ada masalah dengan puting anda, puting susu tetap garus disiapkan. Salah satu
caranya adalah dengan menggosok puting susu secara perlahan dengan menggunakan handuk
lembut setiap kali selesai mandi. Anda tidak perlu mencucinya dengan sabun apalagi
menggosoknya keras-keras, sebab kelenjar yg ada di sekitar puting susu dengan sendirinya akan
mengeluarkan cairan untuk menjaga kebersihannya. Selain itu perlakuan yg kasar akan membuat
puting susu lecet bahkan luka.
Cara mempersiapkan puting :
7. Dengan menggunakan krem yg lembut, pijatlah payudara serta puting susu secara teratur.
Letakkan ibu jari serta telunjuk pada dasar puting susu, kemudian dengan hati-hati putarlah ke arah
kiri serta kanan
Gerakan memijat lainnya adalah dengan meletakkan jari-jari serta ibu jari di dada, kemudian
lakukan gerakan memutar ke seluruh payudara, dimulai dari arah atas dan berakhir
Pada dasarnya pemijatan ini berguna untuk menghindari timbulnya pembengkakan dan peradangan
payudara saat menyusui. Selain itu pemijatan juga bermanfaat untuk merangsang kelenjar-kelenjar
susu agar kelak lebih lancar mengalirkan air susu.
BAB II
ANC (ANTE NATAL CARE)
Defenisi
ANC adalah pemeriksaan/ pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan,
nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Tujuan ANC
1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.