SlideShare a Scribd company logo
Penafsiran Hasil Ujian


                                                             DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 1

BAB I          Pendahuluan......................................................................................................... 2

BAB II A. Pengertian penafsiran hasil ujian.......................................................... 3

               B. Macam-macam Pendekatan Hasil Ujian............................................. 3

                   1). Penilaian Acuan Patokan (PAP)....................................................... 3

                   2). Penilaian Acuan Norma (PAN)......................................................... 6

BAB III A. Sesi Tanya Jawab.......................................................................................... 13

               B. Kesimpulan...................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 16




                                                                                                                                           1
Penafsiran Hasil Ujian


                                        BAB I

                                  PENDAHULUAN

     Untuk membantu para pendidik dalam memilih pendekatan penilaian yang cocok
untuk mata pelajarannya sehingga pengambilan keputusan seorang peserta didik
dinyatakan lulus atau tidak lulus benar-benar sesuai dengan prestasi yang dicapainya.
Maka setiap pendidik perlu mengetahui dasar-dasar standar penentapan nilai tersebut.
Pengambilan keputusan yang tepat oleh seorang pendidik di dalam menentukan tingkat
keberhasilan mahasiswa dalam mata kuliah tertentu akan menentukan indeks prestasi
mahasiswa tersebut dan ini akan berdampak terhadap peningkatan indeks           prestasi
mahasiswa secara umum.
      Dalam makalah ini akan dijelaskan secara singkat tentang jenis pendekatan, tujuan,
keuntungan dan kerugian dari dua metode pendekatan standar penilaian yang banyak
dianut.




                                                                                      2
Penafsiran Hasil Ujian


                                        BAB II
                             PENAFSIRAN HASIL UJIAN

A. Pengertian penafsiran hasil ujian
     Penafsiran hasil ujian atau pemberian nilai adalah usaha pemberian arti kepada skor
resik dan taraf penguasaan kompetensi yang didapat dari suatu ujian. Sebagaimana telah
disinggung dalam bab 1 bahwa skor-skor dari hasil suatu ujian yang dilambangkan dengan
angka-angka belum memberikan arti apa-apa sebelum ditafsirkan atau diberi arti atau
dinilai. Pemberian arti dapat dilakukan dengan cara membandingkan skor yang diperoleh
sebagai hasil ujian itu dengan suatu bahan pembanding tertentu. Dalam hal ini ada dua
pendekatan yang ditempuh yaitu Penilaian Acuan Patokan(PAP) dan Penilaian Acuan
Norma(PAN).


B. Macam-macam Pendekatan Hasil Ujian
1). Penilaian Acuan Patokan(PAP)
       PAP (Criterion Referenced Evaluation) mencoba menafsirkan hasil tes yang
diperoleh siswa dengan membandingkannya dengan pembanding yang berupa patokan
atau norma tertentu. Apabila dalam suatu ujian atau tes belajar akan diselenggarakan,
maka sebagian guru ada yang berpikir “untuk dinyatakan lulus atau berhasil, sampai
seberapa jauhkah sebaiknya seorang siswa itu harus, mencapai taraf penguasaan
kompetensi, setelah ia selesai mengikuti ujian nanti”. Dengan demikian, para guru harus
mengambil keputusan mengenai taraf penguasaan kompetensi yang akan dijadikan
patokan lulus atau tidak lulus. Setelah patokan ditetapkan, maka patokan tersebut menjadi
norma yang absolut artinya tidak boleh diubah. Karena patokan tersebut biasanya
dilambangkan dengan angka, maka akan timbul suatu masalah. Yaitu apakah angka-angka
yang terletak lebih dekat dengan angka yang menjadi patokan itu. Dengan timbulnya
masalah tersebut maka guru perlu membuat keputusan mangenai pedoman penilaian.
Proses pemikiran seperti dilukiskan di atas menggambarkan suatu pendekatan yang
menggunakan pendekatan semacam ini disebut Penilaian Acuan Patokan.



                                                                                        3
Penafsiran Hasil Ujian


       Dengan PAP ini, pada dasarnya penilaian dilakukan dengan membandingkan hasil
belajar siswa dengan suatu patokan yang telah ditetapakan terlebih dahulu sebelum ujian,
patokan ini bioasanya disebut “batas lulus” yang merupakan taraf penguasaan minimum.
Dalam PAP tidak diperlukan skala nilai tetapi yang diperlukan adalah persentasi
kompetensi yang dikuasai.
       Hubungan antara derajat atau taraf kompetensi dengan nilai yang diberikan dapat
dilihat pada pedoman penilaian yang telah ditetapkan, misalnya seperti yang terlihat pada
tabel : 5 dihalaman berikut.
Contoh yang terdapat pada Bab V, seorang Mahasiswa yang bernama Amir mencapai
standar penguasaan kompetensi sebesar 49 %, maka dalam raportnya amir akan mendapat
nilai yang berbobot 49 dalam skala 1-10, atau Amir akan mendapat nilai 49 dalam skala 1-
100, dan jika digunakan abjad maka Amir akan mendapatkan nilai E. Dengan demikian
berarti Amir gagal atau tidak lulus. Namun apabila tingkat penguasaan kompetensinya
89%, maka Amir akan mendapat nilai yang berbobot 8,9 dalam skala 1-10, atau Amir
mendapat nilai 89 dalam skala 1-100 atau A dalam huruf. Berarti Amir lulus dengan sangat
memuaskan. Dan apabila tingkat penguasaan kompetensinya 52%, maka Amir akan
mendapat nilai yang berbobot 5,2 dalam skala 1-10 atau Amir akan mendapat nilai 52
dalam skala 100 atau dalam huruf, Ini artinya bahwa Amir lulus dengan syarat. Syarat
yang dimaksudkan ialah bahwa nilai mata pelajaran yang lain harus mengimbangi, artinya
harus mencapai nilai yang lebih tinggi dari C, agar nantinya ia akan tetap mencapai IP
komulatif yang berada dalam kedudukan “tidak gawat” dalam suatu program belajar yang
menggunakan SKS atau Sistem Kredit Semester. IP (Indeks Prestasi ) yang berarti nilai
rata-rata itu merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan suatu penyelesaian suatu
program belajar. Jadi dengan sendirinya ada IP semester (untuk suatu program satu
semester) dan IP komulatif/lengkap untuk stu program studi lengkap. IP ini dihitung dari
jumlah perkalian bobot nilai harga SKS dibagi jumlah harga SKS. Jika dirumuskan sebagai
berikut :
    IP = (Bn x K)              Keterangan
           K                   IP = Indeks Prestasi
                               Bn = Bobot Nilai
                               K = Harga Sks
                                                                                       4
Penafsiran Hasil Ujian


Pemakaian pedoman ini sangat mudah, karena tidak perlu menggunakan perhitungan
statistik.
                                               Tabel : 5
                                     Pedoman Pemberian Nilai
  Taraf penguasaan                       Nilai                               Arti
  kompetensi
                           Skala         Skala        Huruf
                           0-10           0-4
  85 – 100 %             8,5 - 10          4               A   Lulus dengan Baik sekali
  70 – 84 %              7,0 – 8,4         3               B   Lulus dengan baik
  55 - 69 %              5,5 – 6,9         2               C   Cukup
  5,0 - 54 %             5,0 - 5,4         1               D   Tidak Lulus/ Lulus dengan
                                                               Syarat
  00 - 49 %              0,0 - 4,9         0               E   Tidak Lulus


    Penggunaan PAP
      PAP pada umumnya digunakan untuk menguji tingkat penguasaan bahan
pelajaran.Pengujian tingkat penguasaan bahan biasanya dilaksanakan pada pengajaran
yang berorientasi pada tujuan dan strategi belajar tuntas. Oleh karena itu nilai seorang
siswa yang ditafsirkan dengan standar mutlak, sekaligus menunjukkan tingkat penguasaan
riilnya
      terhadap bahan pelajaran dan juga merupakan standar pencapaian indicator sesuai
dengan standar ketuntasan belajar.
      Agar nilai yang diperoleh siswa dapat berfungsi seperti yang diharapkan, yaitu
mencerminkan tingkat penguasaan siswa, maka alat tes yang dipergunakan harus dapat
diper-tanggungjawabkan, baik dari segi kelayakan, kesahihan, maupun keterpercayaannya.
Butir-butir tes yang disusun harus sesuai dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran
yang diberikan.
    Kelebihan PAP, yaitu :




                                                                                           5
Penafsiran Hasil Ujian


1) Hasil PAP merupakan umpan balik yang dapat diguna-kan guru sebagai introspeksi
  tentang program pembelajaran yang telah dilaksanakan.
2) Hasil PAP dapat membantu guru dalam pengambilan keputusan tentang perlu atau
  tidaknya penyajian ulang topik/materi tertentu.
3) Hasil PAP dapat pula membantu guru merancang pelaksanaan program remidial.


2). Penilaian Acuan Norma (PAN)
     Penilaian   Acuan   Norma    (PAN)   pada      dasarnya   penilaian   yang   berusaha
membandingkan angka hasil belajar (biji) dengan suatu pembanding yang membandingkan
angka hasil belajar muncul dalam kelompok peserta ujian/testi pada saat penilaian itu
berlangsung. Berbeda dengan PAP yang mengambil dengan pembanding dari patokan atau
kriteria (sebelum ujian/pelajaran dimulai) di luar kelompok testi. Yang dimaksud di luar
kelompok adalah bahwa patokan itu berada pada derajat/tingkat/taraf tertentu dari
penguasaan kompetensi sebagaimana dikehendaki oleh tujuan-tujuan pengajaran. Sudah
cukup bagi kita bahwa kompetensi-kompetensi yang dikehendaki dikuasai oleh siswa itu
terjabar dalam tujuan pengajaran, terutama dalam Tujuan Khusus Pengajaran (TKP).
     Pendekatan dalam PAN dikatakan sebagai pendekatan “apa adanya”. Karena patokan
pembanding yang dianggap sebagai “batas lulus” itu, diambil dari apa yang ada atau dari
kenyataan yang ada dalam kelompok siswa itu sendiri pada saat penilaian berlangsung.
“Apa adanya” di situ nampaknya mengandung pengertian bahwa siswa dibiarkan belajar
apa adanya juga, tanpa ada pengarahan untuk menuju pencapaian tingkat penguasaan
kompetensi dengan pendekatan PAN siswa belajar apa adanya, dan dengan pendekatan
PAP siswa belajar terarah menuju tingkat penguasaan kompetensi tertentu.
     Pada dasarnya “batas lulus” itu dikaitkan dengan data statistik yang diperoleh dari
penyebarab angka dengan data statistik yang diperolah dari penyebaran skor atau biji,
yaitu skor rata-rata atau mean yang diberi lambang x dan angka simpangan baku atau
Deviasi standar (Ds). Nilai akan diberikan berdasarkan penyimpangan skor terhadap mean.
Mean merupakan patokan yang mantap untuk menentukan kedudukan biji yang
kedudukannya di sekitar mean, ia dianggap memiliki penguasaan kompetensi yang
diujikan dengan mutu rata-rata dalam kelompoknya. Angka/biji yang persis sama dengan
mean, disebut mempunyai penyimpangan 0 (nol), dan yang lebih besar disebut
                                                                                         6
Penafsiran Hasil Ujian


penyimpangan positif, dan yantg lebih kecil disebut penyimpangan negatif. Dari berbagai
penyimpangan yang ada pada sekolompok biji itulah nantinya akan dicari penyimpangan
rata-ratanya yang disebut “penyimpangan/simbangan baku”. Di samping mean, simbangan
baku ini merupakan patokan yang paling bagus untuk menetukan kedudukan sutau biji
dalam kelompok tertentu. Demikianlah, mean dan simpangan baku, keduanya merupakan
patokan yang dipakai untuk menafsirkan/menilai hasil pengukuran dari sekelompok siswa
yang mengguanakan PAN. Nilai akhir diberikan berdasarkan penyimpangan skor terhadap
mean.
      Dari uraian di atas tampak adanya langkah pokok dalam kegiatan pemberian nilai,
yaitu :
1.   Langkah persiapan
2.   Menentukan mean
3.   Menetukan simpangan baku
4.   Penilaian
Berikut ini adalah uraian langkah-langkah pokok kegiatan pemberian nilai di atas :
 1. Langkah persiapan
      Sebagai langkah persiapan perlu dilakukan penyusunan skor-skor hasil ujian dengan
urutan dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Misalnya dari hasil ujian bahasa
Arab sekelompok siswa yang terdiri dari 50 anak sebagai berikut :
      AA = 25        CC = 34       EB = 33       GA = 35       IB = 46
      AB = 33        CD = 29       EC = 42       GB = 27       IC = 54
      AC = 35        CE = 44       ED = 35       GC = 27       ID = 21
      AD = 37        CF = 36       EE = 36       GD = 33       IE = 26
      AE = 56        CG = 22       EF = 41       GE = 46       IF = 36
      BB = 27        DA = 51       FA = 20       HA = 11       KB = 35
      BC = 40        DB = 29       FB = 25       HB = 35       KC = 24
      BD = 33        DF = 21       FC = 38       HC = 34       KD = 21
      BE = 39        DG = 28       FD = 47       HD = 36       KE = 27
      BF = 28        DH = 29       FE = 32       HE = 16       KF = 35
Dari daftar skor-skor tersebut diatas maka dapat kita susun rankingnya sebagai berikut :


                                                                                           7
Penafsiran Hasil Ujian


                                         Tabel 6 :
                           Rangking hasil tes bahasa (50) testi
      1. 56       11. 93            21. 35           31. 29         41. 25
      2. 54       12. 38            22. 35           32. 29         42. 25
      3. 51       13. 37            23. 35           33. 29         43. 24
      4. 47       14. 36            24. 35           34. 28         44. 22
      5. 46       15. 36            25. 34           35. 28         45. 21
      6. 46       16. 36            26. 34           36. 27         46. 21
      7. 44       17. 36            27. 33           37. 27         47. 21
      8. 42       18. 35            28. 33           38. 27         48. 20
      9. 41       19. 35            29. 33           39. 27         49. 16
     10. 40       20. 35            30. 32           40. 26         50. 11


     Skor-skor    tersebut     setelah      dirangking    kemudian      disusun   didistribusikan
frekuensinya. Ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu :
   1. Apabila variabel yang dipakai tidak terlalu besar cukup dengan distribusi tunggal.
       Misalnya hasil ujian 25 siswa didistribusikan seperti terlihat pada tabel berikut :
                                        Tabel 7 :
                           Distribusi Frekuensi Tunggal
       Biji/angka hasil ujian (x)   Turus/tally      Frek (f)   fx
                   7                IIII             5          35
                   6                IIII IIII        10         60
                   5                IIII II          7          35
                   4                II               2          8
                   3                I                1          3
                                                     0 = 25     Fx = 141


     Kedua, apabila variable yang dihadapi terlalu besar, maka dapat ditempuh dengan
cara menyusun tabel distribusi frekuensi berkelas. Tidak seperti dalam distribusi frekuensi
tunggal, dalam cara ini kita dapat memperhatikan beberapa hal, yaitu:

                                                                                               8
Penafsiran Hasil Ujian


        (a) Besarnya interval kelas,
        (b) Banyaknya interval kelas,
        (c) Titik permulaan kelas,
        (d) Titik tengah interval kelas.
       Besarnya interval kelas sebaiknya, seperti yang dianjurkan oleh Guidford adalah 1, 2,
3, 4, 5, 10, dan 20. Sedang banyaknya interval kelas, Guidford menganjurkan 10-15. Untuk
menentukan titik permulaan, kebanyakan oreang lebih suka menggunakan skor terendah.
Titik tengah sebenarnya dapat diletakkan secara sembarang, tetapi biasanya diletakkan
pada interval yang mempunyai frekuensi tertinggi. Untuk menyusun distribusi frekuensi
dari data-data biji yang dicantum dalam daftar rangking pada tabel 6, kita buatkan kolom-
kolomnya yang terdiri : (a)Nomor, (b) Interval kelas skor, (c)Turus/tally, dan (d)Frekuensi.
Di sebelah kanan kolom frekuensi (f) sebaiknya disisakan untuk tiga kolom lagi yang akan
digunakan bagi perhitungan selanjutnya. Apabila pembuatan kolom-kolom ini selesai,
setelah intervalnya, kita mulai menulis interval kelas itu dari bawah dengan titik
permulaan skor terendah samapi dengan skor tertinggi. Setelah itu baru kita hitumng
frekuensi masing-masing kelas. Setelah jadi. Kita dapat melihat seperti tabel : 8 berikut ini
                                            Tabel : 8
                                      Distribusi Frekuensi
  No. Interval Kelas      Turus/Tally          Frekuensi
  1.     56-60            I                    1
  2.     51-55            II                   2
  3.     46-50            III                  3
  4.     41-45            IIII                 3
  5.     36-40            IIII III             8
  6.     31-35            IIII IIII III        13
  7.     26-30            IIII IIII            10
  8.     21-25            IIII II              7
  9.     16-20            II                   2
  10.    11-15            I                    1




                                                                                                9
Penafsiran Hasil Ujian


        Bagian sebelah kolom (f) yang disisakan, kita bagi menjadi tiga kolom, masing-masing
berurutan untuk simpangan atau deviasi dugaan (d), hasil perkalian f dan d (fd), dan skor
akhir untuk hasil perkalian f dan d2 (fd 2). Setelah pengisian kolom-kolom itu terselesaikan
semua (lihat tabel berikut) data-data dalam tabel itu sudah siap digunakan untuk mencari
mean dan simpangan bakunya.
                                            Tabel : 9
                         Distribusi dan perhitungan d, fd, dan fd2


  No. Interval Kelas       Turus/Tally           Frekuensi   Deviasi   Hasil f x d   Hasil f x d2 (fd2)
                                                             (d)
   1.         56 - 60                I                  1          5        5               25
   2.         51 - 55               II                  2          4        8               32
   3.         46 - 50              III                  3          3        9               27
   4.         41 - 45              IIII                 3          2        6               12
   5.         36 - 40            IIII III               8          1        8                8
   6.         31 - 35          IIII IIII III            13         0        0                0
   7.         26 - 30           IIII IIII               10         1      -10               10
   8.         21 - 25             IIII II               7          2      -14               28
   9.         16 - 20               II                  2          3       -6               18
  10.         11 - 15                I                  1          4       -4               16


 2. Menentukan Mean atau Rata-rata
        Mencari mean dari data-data yang disusun dalam distribusi tunggal menggunakan
rumus sebagai berikut :
  X = fX        Keterangan :
       n        n = jumlah populasi yang besarnya sama dengan besar jumlah frekuensi
misalnya kita akan mencari mean dari data-data yang termuat dalam tabel 7, maka dapat
dihitung sebagai berikut :
 X = fX = 141 = 5,64
      n    25


                                                                                                    10
Penafsiran Hasil Ujian


Apabila mean itu dicari dari data-data yang berdistribusi berkelas, maka digunakan rumus
sebagai berikut :
     X = Xo + i ( fd )
                  n

Keterangan :
X = mean
d = simpangan dugaan
Xo = mean dugaan yang biasanya terletak pada titik dengan interval yang f-nya terbesar
I    = besar interval
n = jumlah populasi
dengan menggunakan rumus di atas maka mean dapat ditemukan sebagai berikut :
    X = Xo + i ( fd )
                 n

      = 33 + 5 (20)
             50
     = 33 + 0,20
     = 33,20
    3. Menentukan simpangan Baku/ Deviasi Standard
        Deviasi standard dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

       Ds = i √∑ fd2 (fd)2   Atau dengan rumus berikut:    SD = i√∑ fx 1    2   (∑ f x 1 )2
                n     n                                            n               n

        Apabila kita hendak mencari simpangan baku dari data-data pada tabel 9 maka
dengan menggunakan rumus-rumus tersebut di atas maka akan diperoleh angka sebagai
berikut :
       Ds = i √∑ fd2 (fd)2          Atau               SD = i√∑ fx   2   (∑ f x )2
                n     n                                        n              n




          = 5 x 1,88                                      = 5 x 1,88
          = 9,38                                          = 9,38

                                                                                              11
Penafsiran Hasil Ujian


 4. Penilaian
     Penilaian atau pemberian nilai diartikan juga sebagai penafsiran atau pemberian
makna/arti. Sejauh proses yang sudah kita tempuh, kita masih belum memperoleh nilai,
tetapi masih terbatas pada skor atau sekelompok skor. Angka 56 yang diperoleh AE belum
memberikan arti apa-apa sebelum diberi makna/arti. Kegiatan pemberian arti terhadap
angka 56 ini tidak lain adalah merupakan usaha membandingkan angka 56 itu dengan
angka pembanding tertentu.
     Nilai diberikan berdasarkan angka penyimpangan skor terhadap mean, misalnya
dengan menggunakan pedoman sebagai berikut :
Pedoman 1 :
                                Tabel : 10
  Batas daerah dalam kurva                         Nilai    %
  Lebih dari                       X + 1, 50 s     A       6,68
  Antara       X + 0,50 s dan      X + 1,50 S      B       24,17
  Antara       X - 0,50 s dan      X + 1,50 s      C       38,30
  Antara       X - 0,50 s dan      X - 0,50 s      D       24,17
  Kurang dari                      X    - 0,50 s   E       6,68
Keterangan :
X = angka rata-rata
S = simpangan baku
  penghitungan                                                     Skala 0 - 10
  X + 2,25 s                                                           10
  X + 1,75 s                                                            9
  X + 1,25 s                                                            8
  X + 0,75 s                                                            7
  X + 0,25 s                                                            6
  X – 0,25 s                                                            5
  X – 0,75 s                                                            4
  X – 1,25 s                                                            3
  X – 1,75 s                                                            2


                                                                                   12
Penafsiran Hasil Ujian


  X – 2,25               1
                         0




                             13
Penafsiran Hasil Ujian


                         Hasil Diskusi




                                         14
Penafsiran Hasil Ujian


                                      BAB III
                                  KESIMPULAN


        Pengukuran tingkat pencapaian belajar mahasiswa dan penentuan standar nilai

(grading) dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan Penilaian Acuan Norma

(PAN) atau norm-referenced methods dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau criterion-

referenced methods, dimana keduanya memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.

Untuk itu pendidik diharapkan mampu memilih standar penilaian apa yang akan

digunakan disesuaikan dengan tujuan dari ujian tersebut. Pemilihan pendekatan yang

kurang tepat bisa berdampak kurang baik bagi peserta didik, pendidik dan institusi

pendidikan.




                                                                                 15
Penafsiran Hasil Ujian


                                DAFTAR PUSTAKA


Djalal, Fachruddin dkk,. 1991/1992. “Penilaian dalam pengajaran Bahasa Arab”.

Nurgiyastoro, Burhan,. 1998. “Evaluasi Pendidikan dan penerapannya dalam

pengajaran Bahasa Indonesia”.




                                                                                16

More Related Content

What's hot

Perpindahan kalor rpp
Perpindahan kalor rppPerpindahan kalor rpp
Perpindahan kalor rpp
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4
radar radius
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Muhammad Ali Subkhan Candra
 
10. sma kelas x rpp kd 3.7;4.1;4.7 fluida statis (karlina 1308233) final
10. sma kelas x rpp kd 3.7;4.1;4.7 fluida statis (karlina 1308233) final10. sma kelas x rpp kd 3.7;4.1;4.7 fluida statis (karlina 1308233) final
10. sma kelas x rpp kd 3.7;4.1;4.7 fluida statis (karlina 1308233) final
eli priyatna laidan
 
Laporan refleksi
Laporan refleksiLaporan refleksi
Laporan refleksi
Operator Warnet Vast Raha
 
3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)
3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)
3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)
eli priyatna laidan
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
nur cendana sari
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
windyramadhani52
 
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxRUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
CiciPRahmawati
 
Struktur kristal [compatibility_mode]
Struktur kristal [compatibility_mode]Struktur kristal [compatibility_mode]
Struktur kristal [compatibility_mode]
keynahkhun
 
Lembar Observasi PTK
Lembar Observasi PTKLembar Observasi PTK
Lembar Observasi PTK
Peteka Smajos
 
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumPerbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumSmile Fiz
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
Universitas Negeri Makassar
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Achmad Anang Aswanto
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Rima Trianingsih
 
Rpp alat optik
Rpp alat optikRpp alat optik
Rpp alat optik
Nurul Fatimah
 
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planck
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planckLaporan Resmi Percobaan Konstanta planck
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planckLatifatul Hidayah
 
Fisika Zat Padat
Fisika Zat PadatFisika Zat Padat
Fisika Zat Padat
Biqom Helda Zia
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitas
Maya Umami
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Devia Titania
 

What's hot (20)

Perpindahan kalor rpp
Perpindahan kalor rppPerpindahan kalor rpp
Perpindahan kalor rpp
 
Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
10. sma kelas x rpp kd 3.7;4.1;4.7 fluida statis (karlina 1308233) final
10. sma kelas x rpp kd 3.7;4.1;4.7 fluida statis (karlina 1308233) final10. sma kelas x rpp kd 3.7;4.1;4.7 fluida statis (karlina 1308233) final
10. sma kelas x rpp kd 3.7;4.1;4.7 fluida statis (karlina 1308233) final
 
Laporan refleksi
Laporan refleksiLaporan refleksi
Laporan refleksi
 
3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)
3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)
3. sma kelas xii rpp kd 3.2;4.2 rangkaian arus searah (karlina 1308233)
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptxRUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
RUANG KOLABORASI-TOPIK 3, kelompok 5.pptx
 
Struktur kristal [compatibility_mode]
Struktur kristal [compatibility_mode]Struktur kristal [compatibility_mode]
Struktur kristal [compatibility_mode]
 
Lembar Observasi PTK
Lembar Observasi PTKLembar Observasi PTK
Lembar Observasi PTK
 
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumPerbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
 
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikapTeknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
Teknik dan bentuk_instrumen_penilaian_sikap
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Rpp alat optik
Rpp alat optikRpp alat optik
Rpp alat optik
 
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planck
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planckLaporan Resmi Percobaan Konstanta planck
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planck
 
Fisika Zat Padat
Fisika Zat PadatFisika Zat Padat
Fisika Zat Padat
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitas
 
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembanganPeta konsep pertumbuhan dan perkembangan
Peta konsep pertumbuhan dan perkembangan
 

Similar to Makalah penafsiran hasil ujian

Norm Reference Test and Criterion Referenced Test
Norm Reference Test and Criterion Referenced TestNorm Reference Test and Criterion Referenced Test
Norm Reference Test and Criterion Referenced Test
Dina Azmi Imada
 
Makalah PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
Makalah PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARANMakalah PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
Makalah PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
StellaPattiasina
 
K6 Evaluasi Pembelajaran.pptx
K6 Evaluasi Pembelajaran.pptxK6 Evaluasi Pembelajaran.pptx
K6 Evaluasi Pembelajaran.pptx
JayMay7
 
Presentation 6 (1).pptx
Presentation  6 (1).pptxPresentation  6 (1).pptx
Presentation 6 (1).pptx
RizaAyuda
 
Teknik evaluasi pembelajaran
Teknik evaluasi pembelajaranTeknik evaluasi pembelajaran
Teknik evaluasi pembelajaran
Tia Septiani
 
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianModul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Naita Novia Sari
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
universitas negeri padang
 
2022_ANALISIS PENILAIAN HASIL BELAJAR.pptx
2022_ANALISIS PENILAIAN HASIL BELAJAR.pptx2022_ANALISIS PENILAIAN HASIL BELAJAR.pptx
2022_ANALISIS PENILAIAN HASIL BELAJAR.pptx
MaskurRivai1
 
3. PMM KKTP (perbaikan)_compressed.pdf
3. PMM KKTP (perbaikan)_compressed.pdf3. PMM KKTP (perbaikan)_compressed.pdf
3. PMM KKTP (perbaikan)_compressed.pdf
widiawati76
 
Nota Padat EDUP3063 - Pentaksiran Dalam Pendidikan
Nota Padat EDUP3063 - Pentaksiran Dalam PendidikanNota Padat EDUP3063 - Pentaksiran Dalam Pendidikan
Nota Padat EDUP3063 - Pentaksiran Dalam Pendidikan
Ahmad Fahmi
 
Evaluasi acuan patokan (Kawasan Penilaian Teknologi Pendidikan)
Evaluasi acuan patokan (Kawasan Penilaian Teknologi Pendidikan)Evaluasi acuan patokan (Kawasan Penilaian Teknologi Pendidikan)
Evaluasi acuan patokan (Kawasan Penilaian Teknologi Pendidikan)
Della Gita Van Gobel
 
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptxKRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
Joko Lelurrr
 
teknik menentukan KKTP.pdf
teknik menentukan KKTP.pdfteknik menentukan KKTP.pdf
teknik menentukan KKTP.pdf
MuhammadIdris276103
 
Ppt assessmen kinerja
Ppt assessmen kinerjaPpt assessmen kinerja
Ppt assessmen kinerja
Iranova Pelawi
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdfKelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
badzlan752
 
7. KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
7. KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx7. KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
7. KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
Letsstudy26
 
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP) (1).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP) (1).pptxKRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP) (1).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP) (1).pptx
HelmiHelmi33
 
Penyusunan Kisi-Kisi Soal.pptx
Penyusunan Kisi-Kisi Soal.pptxPenyusunan Kisi-Kisi Soal.pptx
Penyusunan Kisi-Kisi Soal.pptx
DinarDorotea
 

Similar to Makalah penafsiran hasil ujian (20)

Norm Reference Test and Criterion Referenced Test
Norm Reference Test and Criterion Referenced TestNorm Reference Test and Criterion Referenced Test
Norm Reference Test and Criterion Referenced Test
 
1
11
1
 
Makalah PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
Makalah PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARANMakalah PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
Makalah PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN
 
K6 Evaluasi Pembelajaran.pptx
K6 Evaluasi Pembelajaran.pptxK6 Evaluasi Pembelajaran.pptx
K6 Evaluasi Pembelajaran.pptx
 
Presentation 6 (1).pptx
Presentation  6 (1).pptxPresentation  6 (1).pptx
Presentation 6 (1).pptx
 
Teknik evaluasi pembelajaran
Teknik evaluasi pembelajaranTeknik evaluasi pembelajaran
Teknik evaluasi pembelajaran
 
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianModul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
 
2022_ANALISIS PENILAIAN HASIL BELAJAR.pptx
2022_ANALISIS PENILAIAN HASIL BELAJAR.pptx2022_ANALISIS PENILAIAN HASIL BELAJAR.pptx
2022_ANALISIS PENILAIAN HASIL BELAJAR.pptx
 
3. PMM KKTP (perbaikan)_compressed.pdf
3. PMM KKTP (perbaikan)_compressed.pdf3. PMM KKTP (perbaikan)_compressed.pdf
3. PMM KKTP (perbaikan)_compressed.pdf
 
Nota Padat EDUP3063 - Pentaksiran Dalam Pendidikan
Nota Padat EDUP3063 - Pentaksiran Dalam PendidikanNota Padat EDUP3063 - Pentaksiran Dalam Pendidikan
Nota Padat EDUP3063 - Pentaksiran Dalam Pendidikan
 
Evaluasi acuan patokan (Kawasan Penilaian Teknologi Pendidikan)
Evaluasi acuan patokan (Kawasan Penilaian Teknologi Pendidikan)Evaluasi acuan patokan (Kawasan Penilaian Teknologi Pendidikan)
Evaluasi acuan patokan (Kawasan Penilaian Teknologi Pendidikan)
 
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptxKRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
 
teknik menentukan KKTP.pdf
teknik menentukan KKTP.pdfteknik menentukan KKTP.pdf
teknik menentukan KKTP.pdf
 
Ppt assessmen kinerja
Ppt assessmen kinerjaPpt assessmen kinerja
Ppt assessmen kinerja
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdfKelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
 
7. KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
7. KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx7. KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
7. KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx
 
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP) (1).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP) (1).pptxKRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP) (1).pptx
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP) (1).pptx
 
Penyusunan Kisi-Kisi Soal.pptx
Penyusunan Kisi-Kisi Soal.pptxPenyusunan Kisi-Kisi Soal.pptx
Penyusunan Kisi-Kisi Soal.pptx
 

More from Mut Mu3tiah

Kondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalahKondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalah
Mut Mu3tiah
 
Makalah obsevasi IAD
Makalah obsevasi IADMakalah obsevasi IAD
Makalah obsevasi IAD
Mut Mu3tiah
 
sosiologi sastra
sosiologi sastrasosiologi sastra
sosiologi sastra
Mut Mu3tiah
 
qus bin sa'adah
qus bin sa'adahqus bin sa'adah
qus bin sa'adah
Mut Mu3tiah
 
Cover observasi ppl
Cover observasi pplCover observasi ppl
Cover observasi ppl
Mut Mu3tiah
 
Cover laporan ppl
Cover laporan pplCover laporan ppl
Cover laporan pplMut Mu3tiah
 
Format penulisan skripsi
Format penulisan skripsiFormat penulisan skripsi
Format penulisan skripsi
Mut Mu3tiah
 
Laporan ppl
Laporan pplLaporan ppl
Laporan ppl
Mut Mu3tiah
 
Administrasi keuangan
Administrasi keuanganAdministrasi keuangan
Administrasi keuangan
Mut Mu3tiah
 
Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kode
Mut Mu3tiah
 
Filosofi pendidikan
Filosofi pendidikanFilosofi pendidikan
Filosofi pendidikan
Mut Mu3tiah
 
Komponen pendidikan
Komponen pendidikanKomponen pendidikan
Komponen pendidikan
Mut Mu3tiah
 
Pengolahan dan penafsiran skor
Pengolahan dan penafsiran skorPengolahan dan penafsiran skor
Pengolahan dan penafsiran skor
Mut Mu3tiah
 
Pertemuan 11 action research
Pertemuan 11   action researchPertemuan 11   action research
Pertemuan 11 action research
Mut Mu3tiah
 
Pertemuan h8 teknik analisis data
Pertemuan h8   teknik analisis dataPertemuan h8   teknik analisis data
Pertemuan h8 teknik analisis data
Mut Mu3tiah
 
Laporan observasi ppl
Laporan observasi pplLaporan observasi ppl
Laporan observasi ppl
Mut Mu3tiah
 
معلّاقة السبعة
معلّاقة السبعةمعلّاقة السبعة
معلّاقة السبعة
Mut Mu3tiah
 
معلاقة العشر
معلاقة العشرمعلاقة العشر
معلاقة العشر
Mut Mu3tiah
 
Sunnatullah
SunnatullahSunnatullah
Sunnatullah
Mut Mu3tiah
 
Seni arsitektur bangunan masjid
Seni arsitektur bangunan masjidSeni arsitektur bangunan masjid
Seni arsitektur bangunan masjid
Mut Mu3tiah
 

More from Mut Mu3tiah (20)

Kondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalahKondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalah
 
Makalah obsevasi IAD
Makalah obsevasi IADMakalah obsevasi IAD
Makalah obsevasi IAD
 
sosiologi sastra
sosiologi sastrasosiologi sastra
sosiologi sastra
 
qus bin sa'adah
qus bin sa'adahqus bin sa'adah
qus bin sa'adah
 
Cover observasi ppl
Cover observasi pplCover observasi ppl
Cover observasi ppl
 
Cover laporan ppl
Cover laporan pplCover laporan ppl
Cover laporan ppl
 
Format penulisan skripsi
Format penulisan skripsiFormat penulisan skripsi
Format penulisan skripsi
 
Laporan ppl
Laporan pplLaporan ppl
Laporan ppl
 
Administrasi keuangan
Administrasi keuanganAdministrasi keuangan
Administrasi keuangan
 
Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kode
 
Filosofi pendidikan
Filosofi pendidikanFilosofi pendidikan
Filosofi pendidikan
 
Komponen pendidikan
Komponen pendidikanKomponen pendidikan
Komponen pendidikan
 
Pengolahan dan penafsiran skor
Pengolahan dan penafsiran skorPengolahan dan penafsiran skor
Pengolahan dan penafsiran skor
 
Pertemuan 11 action research
Pertemuan 11   action researchPertemuan 11   action research
Pertemuan 11 action research
 
Pertemuan h8 teknik analisis data
Pertemuan h8   teknik analisis dataPertemuan h8   teknik analisis data
Pertemuan h8 teknik analisis data
 
Laporan observasi ppl
Laporan observasi pplLaporan observasi ppl
Laporan observasi ppl
 
معلّاقة السبعة
معلّاقة السبعةمعلّاقة السبعة
معلّاقة السبعة
 
معلاقة العشر
معلاقة العشرمعلاقة العشر
معلاقة العشر
 
Sunnatullah
SunnatullahSunnatullah
Sunnatullah
 
Seni arsitektur bangunan masjid
Seni arsitektur bangunan masjidSeni arsitektur bangunan masjid
Seni arsitektur bangunan masjid
 

Makalah penafsiran hasil ujian

  • 1. Penafsiran Hasil Ujian DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................................................................................................ 1 BAB I Pendahuluan......................................................................................................... 2 BAB II A. Pengertian penafsiran hasil ujian.......................................................... 3 B. Macam-macam Pendekatan Hasil Ujian............................................. 3 1). Penilaian Acuan Patokan (PAP)....................................................... 3 2). Penilaian Acuan Norma (PAN)......................................................... 6 BAB III A. Sesi Tanya Jawab.......................................................................................... 13 B. Kesimpulan...................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 16 1
  • 2. Penafsiran Hasil Ujian BAB I PENDAHULUAN Untuk membantu para pendidik dalam memilih pendekatan penilaian yang cocok untuk mata pelajarannya sehingga pengambilan keputusan seorang peserta didik dinyatakan lulus atau tidak lulus benar-benar sesuai dengan prestasi yang dicapainya. Maka setiap pendidik perlu mengetahui dasar-dasar standar penentapan nilai tersebut. Pengambilan keputusan yang tepat oleh seorang pendidik di dalam menentukan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam mata kuliah tertentu akan menentukan indeks prestasi mahasiswa tersebut dan ini akan berdampak terhadap peningkatan indeks prestasi mahasiswa secara umum. Dalam makalah ini akan dijelaskan secara singkat tentang jenis pendekatan, tujuan, keuntungan dan kerugian dari dua metode pendekatan standar penilaian yang banyak dianut. 2
  • 3. Penafsiran Hasil Ujian BAB II PENAFSIRAN HASIL UJIAN A. Pengertian penafsiran hasil ujian Penafsiran hasil ujian atau pemberian nilai adalah usaha pemberian arti kepada skor resik dan taraf penguasaan kompetensi yang didapat dari suatu ujian. Sebagaimana telah disinggung dalam bab 1 bahwa skor-skor dari hasil suatu ujian yang dilambangkan dengan angka-angka belum memberikan arti apa-apa sebelum ditafsirkan atau diberi arti atau dinilai. Pemberian arti dapat dilakukan dengan cara membandingkan skor yang diperoleh sebagai hasil ujian itu dengan suatu bahan pembanding tertentu. Dalam hal ini ada dua pendekatan yang ditempuh yaitu Penilaian Acuan Patokan(PAP) dan Penilaian Acuan Norma(PAN). B. Macam-macam Pendekatan Hasil Ujian 1). Penilaian Acuan Patokan(PAP) PAP (Criterion Referenced Evaluation) mencoba menafsirkan hasil tes yang diperoleh siswa dengan membandingkannya dengan pembanding yang berupa patokan atau norma tertentu. Apabila dalam suatu ujian atau tes belajar akan diselenggarakan, maka sebagian guru ada yang berpikir “untuk dinyatakan lulus atau berhasil, sampai seberapa jauhkah sebaiknya seorang siswa itu harus, mencapai taraf penguasaan kompetensi, setelah ia selesai mengikuti ujian nanti”. Dengan demikian, para guru harus mengambil keputusan mengenai taraf penguasaan kompetensi yang akan dijadikan patokan lulus atau tidak lulus. Setelah patokan ditetapkan, maka patokan tersebut menjadi norma yang absolut artinya tidak boleh diubah. Karena patokan tersebut biasanya dilambangkan dengan angka, maka akan timbul suatu masalah. Yaitu apakah angka-angka yang terletak lebih dekat dengan angka yang menjadi patokan itu. Dengan timbulnya masalah tersebut maka guru perlu membuat keputusan mangenai pedoman penilaian. Proses pemikiran seperti dilukiskan di atas menggambarkan suatu pendekatan yang menggunakan pendekatan semacam ini disebut Penilaian Acuan Patokan. 3
  • 4. Penafsiran Hasil Ujian Dengan PAP ini, pada dasarnya penilaian dilakukan dengan membandingkan hasil belajar siswa dengan suatu patokan yang telah ditetapakan terlebih dahulu sebelum ujian, patokan ini bioasanya disebut “batas lulus” yang merupakan taraf penguasaan minimum. Dalam PAP tidak diperlukan skala nilai tetapi yang diperlukan adalah persentasi kompetensi yang dikuasai. Hubungan antara derajat atau taraf kompetensi dengan nilai yang diberikan dapat dilihat pada pedoman penilaian yang telah ditetapkan, misalnya seperti yang terlihat pada tabel : 5 dihalaman berikut. Contoh yang terdapat pada Bab V, seorang Mahasiswa yang bernama Amir mencapai standar penguasaan kompetensi sebesar 49 %, maka dalam raportnya amir akan mendapat nilai yang berbobot 49 dalam skala 1-10, atau Amir akan mendapat nilai 49 dalam skala 1- 100, dan jika digunakan abjad maka Amir akan mendapatkan nilai E. Dengan demikian berarti Amir gagal atau tidak lulus. Namun apabila tingkat penguasaan kompetensinya 89%, maka Amir akan mendapat nilai yang berbobot 8,9 dalam skala 1-10, atau Amir mendapat nilai 89 dalam skala 1-100 atau A dalam huruf. Berarti Amir lulus dengan sangat memuaskan. Dan apabila tingkat penguasaan kompetensinya 52%, maka Amir akan mendapat nilai yang berbobot 5,2 dalam skala 1-10 atau Amir akan mendapat nilai 52 dalam skala 100 atau dalam huruf, Ini artinya bahwa Amir lulus dengan syarat. Syarat yang dimaksudkan ialah bahwa nilai mata pelajaran yang lain harus mengimbangi, artinya harus mencapai nilai yang lebih tinggi dari C, agar nantinya ia akan tetap mencapai IP komulatif yang berada dalam kedudukan “tidak gawat” dalam suatu program belajar yang menggunakan SKS atau Sistem Kredit Semester. IP (Indeks Prestasi ) yang berarti nilai rata-rata itu merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan suatu penyelesaian suatu program belajar. Jadi dengan sendirinya ada IP semester (untuk suatu program satu semester) dan IP komulatif/lengkap untuk stu program studi lengkap. IP ini dihitung dari jumlah perkalian bobot nilai harga SKS dibagi jumlah harga SKS. Jika dirumuskan sebagai berikut : IP = (Bn x K) Keterangan K IP = Indeks Prestasi Bn = Bobot Nilai K = Harga Sks 4
  • 5. Penafsiran Hasil Ujian Pemakaian pedoman ini sangat mudah, karena tidak perlu menggunakan perhitungan statistik. Tabel : 5 Pedoman Pemberian Nilai Taraf penguasaan Nilai Arti kompetensi Skala Skala Huruf 0-10 0-4 85 – 100 % 8,5 - 10 4 A Lulus dengan Baik sekali 70 – 84 % 7,0 – 8,4 3 B Lulus dengan baik 55 - 69 % 5,5 – 6,9 2 C Cukup 5,0 - 54 % 5,0 - 5,4 1 D Tidak Lulus/ Lulus dengan Syarat 00 - 49 % 0,0 - 4,9 0 E Tidak Lulus  Penggunaan PAP PAP pada umumnya digunakan untuk menguji tingkat penguasaan bahan pelajaran.Pengujian tingkat penguasaan bahan biasanya dilaksanakan pada pengajaran yang berorientasi pada tujuan dan strategi belajar tuntas. Oleh karena itu nilai seorang siswa yang ditafsirkan dengan standar mutlak, sekaligus menunjukkan tingkat penguasaan riilnya terhadap bahan pelajaran dan juga merupakan standar pencapaian indicator sesuai dengan standar ketuntasan belajar. Agar nilai yang diperoleh siswa dapat berfungsi seperti yang diharapkan, yaitu mencerminkan tingkat penguasaan siswa, maka alat tes yang dipergunakan harus dapat diper-tanggungjawabkan, baik dari segi kelayakan, kesahihan, maupun keterpercayaannya. Butir-butir tes yang disusun harus sesuai dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran yang diberikan.  Kelebihan PAP, yaitu : 5
  • 6. Penafsiran Hasil Ujian 1) Hasil PAP merupakan umpan balik yang dapat diguna-kan guru sebagai introspeksi tentang program pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2) Hasil PAP dapat membantu guru dalam pengambilan keputusan tentang perlu atau tidaknya penyajian ulang topik/materi tertentu. 3) Hasil PAP dapat pula membantu guru merancang pelaksanaan program remidial. 2). Penilaian Acuan Norma (PAN) Penilaian Acuan Norma (PAN) pada dasarnya penilaian yang berusaha membandingkan angka hasil belajar (biji) dengan suatu pembanding yang membandingkan angka hasil belajar muncul dalam kelompok peserta ujian/testi pada saat penilaian itu berlangsung. Berbeda dengan PAP yang mengambil dengan pembanding dari patokan atau kriteria (sebelum ujian/pelajaran dimulai) di luar kelompok testi. Yang dimaksud di luar kelompok adalah bahwa patokan itu berada pada derajat/tingkat/taraf tertentu dari penguasaan kompetensi sebagaimana dikehendaki oleh tujuan-tujuan pengajaran. Sudah cukup bagi kita bahwa kompetensi-kompetensi yang dikehendaki dikuasai oleh siswa itu terjabar dalam tujuan pengajaran, terutama dalam Tujuan Khusus Pengajaran (TKP). Pendekatan dalam PAN dikatakan sebagai pendekatan “apa adanya”. Karena patokan pembanding yang dianggap sebagai “batas lulus” itu, diambil dari apa yang ada atau dari kenyataan yang ada dalam kelompok siswa itu sendiri pada saat penilaian berlangsung. “Apa adanya” di situ nampaknya mengandung pengertian bahwa siswa dibiarkan belajar apa adanya juga, tanpa ada pengarahan untuk menuju pencapaian tingkat penguasaan kompetensi dengan pendekatan PAN siswa belajar apa adanya, dan dengan pendekatan PAP siswa belajar terarah menuju tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Pada dasarnya “batas lulus” itu dikaitkan dengan data statistik yang diperoleh dari penyebarab angka dengan data statistik yang diperolah dari penyebaran skor atau biji, yaitu skor rata-rata atau mean yang diberi lambang x dan angka simpangan baku atau Deviasi standar (Ds). Nilai akan diberikan berdasarkan penyimpangan skor terhadap mean. Mean merupakan patokan yang mantap untuk menentukan kedudukan biji yang kedudukannya di sekitar mean, ia dianggap memiliki penguasaan kompetensi yang diujikan dengan mutu rata-rata dalam kelompoknya. Angka/biji yang persis sama dengan mean, disebut mempunyai penyimpangan 0 (nol), dan yang lebih besar disebut 6
  • 7. Penafsiran Hasil Ujian penyimpangan positif, dan yantg lebih kecil disebut penyimpangan negatif. Dari berbagai penyimpangan yang ada pada sekolompok biji itulah nantinya akan dicari penyimpangan rata-ratanya yang disebut “penyimpangan/simbangan baku”. Di samping mean, simbangan baku ini merupakan patokan yang paling bagus untuk menetukan kedudukan sutau biji dalam kelompok tertentu. Demikianlah, mean dan simpangan baku, keduanya merupakan patokan yang dipakai untuk menafsirkan/menilai hasil pengukuran dari sekelompok siswa yang mengguanakan PAN. Nilai akhir diberikan berdasarkan penyimpangan skor terhadap mean. Dari uraian di atas tampak adanya langkah pokok dalam kegiatan pemberian nilai, yaitu : 1. Langkah persiapan 2. Menentukan mean 3. Menetukan simpangan baku 4. Penilaian Berikut ini adalah uraian langkah-langkah pokok kegiatan pemberian nilai di atas : 1. Langkah persiapan Sebagai langkah persiapan perlu dilakukan penyusunan skor-skor hasil ujian dengan urutan dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Misalnya dari hasil ujian bahasa Arab sekelompok siswa yang terdiri dari 50 anak sebagai berikut : AA = 25 CC = 34 EB = 33 GA = 35 IB = 46 AB = 33 CD = 29 EC = 42 GB = 27 IC = 54 AC = 35 CE = 44 ED = 35 GC = 27 ID = 21 AD = 37 CF = 36 EE = 36 GD = 33 IE = 26 AE = 56 CG = 22 EF = 41 GE = 46 IF = 36 BB = 27 DA = 51 FA = 20 HA = 11 KB = 35 BC = 40 DB = 29 FB = 25 HB = 35 KC = 24 BD = 33 DF = 21 FC = 38 HC = 34 KD = 21 BE = 39 DG = 28 FD = 47 HD = 36 KE = 27 BF = 28 DH = 29 FE = 32 HE = 16 KF = 35 Dari daftar skor-skor tersebut diatas maka dapat kita susun rankingnya sebagai berikut : 7
  • 8. Penafsiran Hasil Ujian Tabel 6 : Rangking hasil tes bahasa (50) testi 1. 56 11. 93 21. 35 31. 29 41. 25 2. 54 12. 38 22. 35 32. 29 42. 25 3. 51 13. 37 23. 35 33. 29 43. 24 4. 47 14. 36 24. 35 34. 28 44. 22 5. 46 15. 36 25. 34 35. 28 45. 21 6. 46 16. 36 26. 34 36. 27 46. 21 7. 44 17. 36 27. 33 37. 27 47. 21 8. 42 18. 35 28. 33 38. 27 48. 20 9. 41 19. 35 29. 33 39. 27 49. 16 10. 40 20. 35 30. 32 40. 26 50. 11 Skor-skor tersebut setelah dirangking kemudian disusun didistribusikan frekuensinya. Ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu : 1. Apabila variabel yang dipakai tidak terlalu besar cukup dengan distribusi tunggal. Misalnya hasil ujian 25 siswa didistribusikan seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 7 : Distribusi Frekuensi Tunggal Biji/angka hasil ujian (x) Turus/tally Frek (f) fx 7 IIII 5 35 6 IIII IIII 10 60 5 IIII II 7 35 4 II 2 8 3 I 1 3 0 = 25 Fx = 141 Kedua, apabila variable yang dihadapi terlalu besar, maka dapat ditempuh dengan cara menyusun tabel distribusi frekuensi berkelas. Tidak seperti dalam distribusi frekuensi tunggal, dalam cara ini kita dapat memperhatikan beberapa hal, yaitu: 8
  • 9. Penafsiran Hasil Ujian (a) Besarnya interval kelas, (b) Banyaknya interval kelas, (c) Titik permulaan kelas, (d) Titik tengah interval kelas. Besarnya interval kelas sebaiknya, seperti yang dianjurkan oleh Guidford adalah 1, 2, 3, 4, 5, 10, dan 20. Sedang banyaknya interval kelas, Guidford menganjurkan 10-15. Untuk menentukan titik permulaan, kebanyakan oreang lebih suka menggunakan skor terendah. Titik tengah sebenarnya dapat diletakkan secara sembarang, tetapi biasanya diletakkan pada interval yang mempunyai frekuensi tertinggi. Untuk menyusun distribusi frekuensi dari data-data biji yang dicantum dalam daftar rangking pada tabel 6, kita buatkan kolom- kolomnya yang terdiri : (a)Nomor, (b) Interval kelas skor, (c)Turus/tally, dan (d)Frekuensi. Di sebelah kanan kolom frekuensi (f) sebaiknya disisakan untuk tiga kolom lagi yang akan digunakan bagi perhitungan selanjutnya. Apabila pembuatan kolom-kolom ini selesai, setelah intervalnya, kita mulai menulis interval kelas itu dari bawah dengan titik permulaan skor terendah samapi dengan skor tertinggi. Setelah itu baru kita hitumng frekuensi masing-masing kelas. Setelah jadi. Kita dapat melihat seperti tabel : 8 berikut ini Tabel : 8 Distribusi Frekuensi No. Interval Kelas Turus/Tally Frekuensi 1. 56-60 I 1 2. 51-55 II 2 3. 46-50 III 3 4. 41-45 IIII 3 5. 36-40 IIII III 8 6. 31-35 IIII IIII III 13 7. 26-30 IIII IIII 10 8. 21-25 IIII II 7 9. 16-20 II 2 10. 11-15 I 1 9
  • 10. Penafsiran Hasil Ujian Bagian sebelah kolom (f) yang disisakan, kita bagi menjadi tiga kolom, masing-masing berurutan untuk simpangan atau deviasi dugaan (d), hasil perkalian f dan d (fd), dan skor akhir untuk hasil perkalian f dan d2 (fd 2). Setelah pengisian kolom-kolom itu terselesaikan semua (lihat tabel berikut) data-data dalam tabel itu sudah siap digunakan untuk mencari mean dan simpangan bakunya. Tabel : 9 Distribusi dan perhitungan d, fd, dan fd2 No. Interval Kelas Turus/Tally Frekuensi Deviasi Hasil f x d Hasil f x d2 (fd2) (d) 1. 56 - 60 I 1 5 5 25 2. 51 - 55 II 2 4 8 32 3. 46 - 50 III 3 3 9 27 4. 41 - 45 IIII 3 2 6 12 5. 36 - 40 IIII III 8 1 8 8 6. 31 - 35 IIII IIII III 13 0 0 0 7. 26 - 30 IIII IIII 10 1 -10 10 8. 21 - 25 IIII II 7 2 -14 28 9. 16 - 20 II 2 3 -6 18 10. 11 - 15 I 1 4 -4 16 2. Menentukan Mean atau Rata-rata Mencari mean dari data-data yang disusun dalam distribusi tunggal menggunakan rumus sebagai berikut : X = fX Keterangan : n n = jumlah populasi yang besarnya sama dengan besar jumlah frekuensi misalnya kita akan mencari mean dari data-data yang termuat dalam tabel 7, maka dapat dihitung sebagai berikut : X = fX = 141 = 5,64 n 25 10
  • 11. Penafsiran Hasil Ujian Apabila mean itu dicari dari data-data yang berdistribusi berkelas, maka digunakan rumus sebagai berikut : X = Xo + i ( fd ) n Keterangan : X = mean d = simpangan dugaan Xo = mean dugaan yang biasanya terletak pada titik dengan interval yang f-nya terbesar I = besar interval n = jumlah populasi dengan menggunakan rumus di atas maka mean dapat ditemukan sebagai berikut : X = Xo + i ( fd ) n = 33 + 5 (20) 50 = 33 + 0,20 = 33,20 3. Menentukan simpangan Baku/ Deviasi Standard Deviasi standard dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Ds = i √∑ fd2 (fd)2 Atau dengan rumus berikut: SD = i√∑ fx 1 2 (∑ f x 1 )2 n n n n Apabila kita hendak mencari simpangan baku dari data-data pada tabel 9 maka dengan menggunakan rumus-rumus tersebut di atas maka akan diperoleh angka sebagai berikut : Ds = i √∑ fd2 (fd)2 Atau SD = i√∑ fx 2 (∑ f x )2 n n n n = 5 x 1,88 = 5 x 1,88 = 9,38 = 9,38 11
  • 12. Penafsiran Hasil Ujian 4. Penilaian Penilaian atau pemberian nilai diartikan juga sebagai penafsiran atau pemberian makna/arti. Sejauh proses yang sudah kita tempuh, kita masih belum memperoleh nilai, tetapi masih terbatas pada skor atau sekelompok skor. Angka 56 yang diperoleh AE belum memberikan arti apa-apa sebelum diberi makna/arti. Kegiatan pemberian arti terhadap angka 56 ini tidak lain adalah merupakan usaha membandingkan angka 56 itu dengan angka pembanding tertentu. Nilai diberikan berdasarkan angka penyimpangan skor terhadap mean, misalnya dengan menggunakan pedoman sebagai berikut : Pedoman 1 : Tabel : 10 Batas daerah dalam kurva Nilai % Lebih dari X + 1, 50 s A 6,68 Antara X + 0,50 s dan X + 1,50 S B 24,17 Antara X - 0,50 s dan X + 1,50 s C 38,30 Antara X - 0,50 s dan X - 0,50 s D 24,17 Kurang dari X - 0,50 s E 6,68 Keterangan : X = angka rata-rata S = simpangan baku penghitungan Skala 0 - 10 X + 2,25 s 10 X + 1,75 s 9 X + 1,25 s 8 X + 0,75 s 7 X + 0,25 s 6 X – 0,25 s 5 X – 0,75 s 4 X – 1,25 s 3 X – 1,75 s 2 12
  • 13. Penafsiran Hasil Ujian X – 2,25 1 0 13
  • 14. Penafsiran Hasil Ujian Hasil Diskusi 14
  • 15. Penafsiran Hasil Ujian BAB III KESIMPULAN Pengukuran tingkat pencapaian belajar mahasiswa dan penentuan standar nilai (grading) dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN) atau norm-referenced methods dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau criterion- referenced methods, dimana keduanya memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Untuk itu pendidik diharapkan mampu memilih standar penilaian apa yang akan digunakan disesuaikan dengan tujuan dari ujian tersebut. Pemilihan pendekatan yang kurang tepat bisa berdampak kurang baik bagi peserta didik, pendidik dan institusi pendidikan. 15
  • 16. Penafsiran Hasil Ujian DAFTAR PUSTAKA Djalal, Fachruddin dkk,. 1991/1992. “Penilaian dalam pengajaran Bahasa Arab”. Nurgiyastoro, Burhan,. 1998. “Evaluasi Pendidikan dan penerapannya dalam pengajaran Bahasa Indonesia”. 16