Qus bin Saa'idah adalah seorang orator Arab Jahiliyah yang terkenal dengan kemampuan berkhotbahnya. Ia menganut tauhid dan menyeru masyarakatnya untuk meninggalkan penyembahan berhala. Ia dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan ungkapan "amma ba'du" dalam khotbah dan menulis silsilah seseorang "dari fulan ke fulan". Khotbahnya yang diucapkan di pasar Ukaz sangat dip
1. TUGAS INDIVIDU TARIKH ADAB (ke III)
MUMUT MUTI’AH (2715080139)
Qus bin Saa’idah
Meninggal + 600 M ( + 23 SH).
Nama Lengkapnya Qus bin Saa’idah bin Khudzafah bin Zuhair Ibn Iyad bin Nizar
al-Iyadi1. Ia Meninggal sekitar 600 M (sekitar 23 SH). 2 Ia berasal dari qabilah Iyad yaitu
salah satu qabilah Arab yang menetap di tanah Irak, yang setia kepada Kaisar.3
Ia adalah salah seorang uskup dari Najran, ada yang mengatakan dia adalah
peramal dan dukun yang terkenal dari orang Arab sebelum Islam masuk. Ahmad Amin
berpendapat bahwa Ibnu Saa’idah beragama Nashrani, dalam sebuah buku antara malal
dan nahl "dia percaya pada Tauhid dan percaya pada hari hisab," al-Tabari
meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad berkata: "Allah memberkahi Qus! aku tidak
mengharapkan hari kiamat dengan mengirimkan umat seorang diri”. Datang kepada
Kaisar, kemudian Ia memuliakannya akan tetapi Ia berpaling dan sekedar beribadah
kepada Allah kemudian Qus mengatakan bahwa agama ayahnya adalah Ismail bin
Ibrahim"4
Sebelum diutus Nabi Muhammad Saw menjadi pernah mendengar Qus berorasi di
pasar Ukaz di atas unta yang berwarna kelabu. Beliau Saw begitu mengagumi keindahan
kata-katanya dan mengagumi kelurusannya serta memujinya. Qus berusia panjang dan
meninggal menjelang Nabi Muhammad Saw diutus menjadi Rasul.
Dalam sebuah cerita dinyatakan, bahwa beliau pernah kagum kepada khutbah
yang pernah disampaikan oleh Qus bin Saa’idah al-Iyâdi. Kekaguman ini beliau
sampaikan pada saat menerima utusan dari Bani Iyâd. Al-Jahiz mencatat, bahwa
kesaksian itu bermula ketika nabi melihat dan mendengarkan khutbah Qus bin Saa’idah
di pasar Ukaz. Adapun isi khutbahnya sebagai berikut:
" أيها الناس, أسمعوا وعوا, من عاش مات, ومن مات فات, وكل ما
,هو آت آت, ليل داج, ونهار ساج, وسماء ذات أبراجو ونجوم تزهر
وبحار تزحر, وجبال مرساة, وأرض مدحاة, وأنهار مجراة, إن فى
السماء لخبرا, وإن فى الرض لعبرا, ما بال الناس يذهبون ول
يرجعون؟ أرضوا فأقاموا؟ أم تركوا فناموا؟ يا معشر إياد، أين اباء
:والجداد، وأين الفراعنة الشداد؟ يقسم قس بالله قسما ل إثم فيه
إن لله دينا هو أرضى لكم وأفضل من دينكم الذى أنتم عليه. إنكم
."لتأتون من منكرا
1
www.wikipedia.org
2
Ahmad Hasan Az-Ziyaat, Tarikh Al-Adab Al-Araby. (Qahirah: Daar Nahdah Mishr Li-Thabi’ Wan Nasyr), 20
3
www.wikipedia.org
4
Ahmad Hasan Az-Ziyaat, Tarikh Al-Adab Al-Araby. (Qahirah: Daar Nahdah Mishr Li-Thabi’ Wan Nasyr), 20
2. “Wahai segenap manusia dengarlah dan sadarlah. Sesungguhnya orang yang
hidup itu akan mati. Orang yang mati itu telah berlalu. Segala yang akan datang itu
pasti datang. Malam yang gelap gulita, siang yang terang benderang, langit yang berhias
bintang-bintang. Bintang gemintang yang berkerlap-kerlip, lautan yang bergelombang,
gunung-gunung yang tinggi menjulang, bumi yang menghampar, dan sungai-sungai
yang mengalir. Sesungguhnya di langit itu ada kabar berita, dan di bumi itu penuh
dengan pengajaran. Bagaimanakah gerangan berita tentang orang-orang yang telah
pergi dan tak kembali? Adakah gerangan karena mereka suka dan mereka menetap di
sana? Qus bersumpah demi Allah, suatu sumpah yang tidak mengandung dosa:
Sesungguhnya Allah memiliki agama yang lebih disukai-Nya buat kalian, dan lebih
utama daripada agama yang kalian jalani. Sesungguhnya kalian benar-benar
mendatangkan urusan yang mungkar (yang tidak disukai)".5
Qus bin Saa’idah al-Iyyadi merupakan seorang orator ulung Arab Jahiliyyah dan
menjadi idola dalam ke-balaghah-an orasinya, kata-katanya banyak mengandung
hikmat dan nasihat-nasihat yang baik. Ia menganut kepercayaan tauhid dan beriman
kepada hari kebangkitan. Ia menyeru masyarakatnya untuk menghentikan
penyembahan terhadap berhala, dan berusaha membimbing mereka untuk menyembah
kepada Yang Maha Pencipta (al-Khaliq). Dia berkhutbah tentang hal itu pada pertemuan-
pertemuan umum dan dialah orang yang pertama yang berkhutbah di depan para
bangsawan dan beliau yang mula-mula memulai khutbahnya dengan amma’ ba’du ( أما
)بعدdan bersandar pada pedang dan tongkat pada waktu berkhutbah. 6
Kata-kata yang digunakan dalam berorasi begitu selektif, sehingga kesan yang
ditimbulkan sangat kuat, jauh dari kesalahan, dan senda gurau. Saja' (prosa bersajak),
pharase-pharase pendek-pendek, selalu muncul secara spontan dalam setiap orasinya.
Diriwayatkan bahwa setelah berorasi itu, Qus mendendangkan Syi'rnya:
فى الذاهبـين الوليـ ¤ ـن من القرون لنا بصائر
لما رأيـت مـواردا ¤ للموت ليس لها مصادر
ورأيت قومى نحوهـا ¤ تمض: الكابر والصاغر
ل يرجع المـاضى إلى ¤ ول من الباقين غـابر
أيقنت أنى ل محــا ¤ لة حيث صار القوم صائر
"Pada orang-orang terdahulu yang telah berlalu pergi berabad-abad silam, kita
mendapatkan berbagai pelajaran"
"Ketika kulihat meeka beramai-ramai menuju telaga kematian yang tidak dapa
dihindari"
"Da kulihat kaumku pun menuju ke arah sana dengan tidak perduli, mereka yang
tua renta maupun mereka yang muda belia"
"Yang telah berlalu tak akan kembali lagi kepadaku, dan sementara mereka yang
masih tersisa tak akan pernah tetap berada"
5
Salamah Musa, As Salamah Musa, Asyhurul Khatab wa Masyahiril Khutaba’, (Mathbughah Al-
Haitadal,1924),6
6
Wildana Wargadinata&Laily Fitriani, Sastra Arab dan Lintas Budaya.(Malang: UIN-Malang Press, 2008), 168
3. "Aku pun yakin, bahwa tak ayal lagi aku pun pasti berlalu pergi, menuju tempat
ke mana kaumku pergi"
Selain sebagai orang pertama mengatakan " ”أما بعدia adalah orang yang
pertama dari yang menulis "dari fulan ke fulan" dan dia pula orang yang pertama
mengatakan "pembuktian bagi siapa yang menuduh dan bagi yang tertuduh berhak
untuk menolak". kemudian Qus bin saa’idah mengatakan: "Allah itu satu, tidak
dilahirkan dan tidak pula melahirkan, Ia abadi" Dan ia berkata: "Sebenarnya Allah itu
adalah tuhan yang satu, bukan yang melahirkan bukan pula yang dilahirkan." Ini adalah
gambaran dalam surat Al-Ikhlas, bukan merupakan sebuah perkataan maupun
balaghah.
SUMBER BUKU
Ahmad Hasan Az-Ziyaat, Tarikh Al-Adab Al-Araby. (Qahirah: Daar Nahdah Mishr Li-
Thabi’ Wan Nasyr)
Salamah Musa.1924. Asyhurul Khatab wa Masyahiril Khutaba’. (Mathbughah Al-Haitadal)
Wildana Wargadinata & Laily Fitriani.2008. Sastra Arab dan Lintas Budaya. (Malang:
UIN-Malang Press)
www.Wikipedia.org