SlideShare a Scribd company logo
TUGAS
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
(HSKB 527)
DOSEN PEMBIMBING:
IR. YUSLAN IRIANE, MT
ELIATUN, MT
OLEH :
EKAWATI LAILY RAMADHANI
H1A110106
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah Metode Konstruksi Sistem Top Down dan Bottom Up
sebagai tugas Mata Kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.
Yuslan Irianie, MT dan Ibu Eliatun, MT sebagai dosen pembimbing pada mata
kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi, juga kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Penulis juga menyadari akan adanya keterbatasan pengetahuan yang
penulis miliki, namun penulis juga berusaha menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata dengan segala kekurangan dan kerendahan hati penulis
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Banjarbaru, November 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER...................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah............................................................................... 3
1.4 Tujuan Penulisan............................................................................... 3
1.5 Metode Penulisan.............................................................................. 4
BAB II ISI.................................................................................................... 5
2.1 Pengantar .......................................................................................... 5
2.2 Metode Pelaksanaan Konstruksi Sistem Bottom Up
(Konvensional).................................................................................. 6
2.3 Metode Pelaksanaan Konstruksi Sistem Top Down........................ 8
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pelaksanaan Konstruksi
Sistem Bottom Up dan Sistem Top Down....................................... 13
BAB III PENUTUP....................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 15
3.2 Saran................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek
konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan
waktu. Aspek teknologi, sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi.
Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-metode
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis,
cepat, dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada
suatu proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu
sebagaimana ditetapkan akan dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga
diperlukan suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di
lapangan. Khususnya pada saat menghadapi kendala-kendala yang
diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan
sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang
sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian
proyek konstruksi bersangkutan.
Penerapan metode pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan
kondisi lapangan di mana suatu proyek konstruksi dikerjakan, juga
tergantung pada jenis proyek yang dikerjakan. Metode pelaksanaan
pekerjaan untuk bangunan gedung berbeda dengan metode pekerjaan
bangunan irigasi, bangunan pembangkit listrik, konstruksi dermaga
maupun konstruksi jalan dan jembatan.
Semua tahapan pekerjaan gedung mempunyai metode pelaksanaan
yang disesuaikan dengan disain dari konsultan perencana. Perencanaan
metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design, situasi dan
kondisi proyek serta site yang ada dalam data-data proyek. Data-data
tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan
merencanakan metode pelaksanaan gedung.
Metode site works atau struktur bawah merupakan metode yang
memiliki pengaruh yang cukup besar dalam metode pekerjaan struktur
secara keseluruhan. Metode struktur bawah akan menentukan ketepatan
schedule pelaksanaan struktur. Hal tersebut disebabkan oleh tingkat
kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaannya.
Seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi dimana
kebutuhan akan pembangunan semakin meningkat, namun lahan yang
dimiliki terbatas sehingga mendukung para engineer untuk memanfaatkan
lahan yang terbatas semaksimal mungkin menjadi bangunan bertingkat.
Bangunan bertingkat tidak hanya berarti berada diatas permukaan tanah,
melainkan juga dapat dibuat di bawah permukaan tanah yang dikenal
dengan basement.
Basement adalah sebuah tingkat atau beberapa tingkat dari bangunan
yang keseluruhan atau sebagian terletak di bawah tanah. Jadi dapat
dikatakan bahwa basement adalah ruang bawah tanah yang merupakan
bagian dari bangunan gedung. Struktur basement gedung bertingkat (tidak
termasuk fondasi tiang), secara garis besar, terdiri dari diantaranya raft
foundation, kolom, dinding basement, balok dan pelat lantai. Struktur-
struktur tersebut, yang dikerjakan adalah struktur beton bertulang dengan
sistem dicor ditempat (cast in place).
Adanya basement tentunya akan ada penggalian tanah. Bagian ini
yang biasa terjadi dan merupakan langkah awal berdirinya sebuah gedung
tinggi. Kendala yang dihadapi pada pekerjaan galian basement adalah faktor
runtuhnya dinding tanah vertikal dan munculnya air tanah ke permukaan
pada galian. Sehingga dalam pelaksanaan konstruksi basement, ada tiga hal
penting yang perlu diperhatikan, yakni metode konstruksi, retaining
wall dan dewatering.
1.2 Rumusan masalah
Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sistem bottom up dan sistem top down?
2. Bagaimana metode pelaksanaan konstruksi sistem bottom up
(konvensional)?
3. Bagaimana metode pelaksanaan konstruksi sistem top down?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode pelaksanaan
konstruksi sistem bottom up dan sistem top down?
1.3 Batasan masalah
Dari sekian permasalahan yang ada tidak mungkin dapat dibahasnya
secara keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang dimiliki sangat
terbatas. Maka perlu diberikan batasan-batasan masalah untuk makalah ini.
Oleh karena itu, kami memberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Gambaran umum sistem bottom up dan sistem top down pada
pelaksanaan konstruksi.
2. Tahapan pelaksanaan metode konstruksi sistem bottom up
(konvensional) pada pembuatan basement bangunan gedung.
3. Tahapan pelaksanaan metode konstruksi sistem top down pada
pembuatan basement bangunan gedung.
4. Kelebihan dan kekurangan secara umum metode pelaksanaan
konstruksi sistem bottom up dan sistem top down.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
a. Mengetahui yang dimaksud dengan sistem bottom up dan sistem top
down pada pelaksanaan konstruksi.
b. Menjelaskan tahapan pelaksanaan metode konstruksi sistem bottom
up (konvensional) dan top down pada pembuatan basement
bangunan gedung.
c. Mengetahui kelebihan dan kekurangan secara umum metode
pelaksanaan konstruksi sistem bottom up dan sistem top down.
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam membuat makalah ini
bersifat kepustakaan. Penulis mengambil referensi dari literatur dan
beberapa sumber internet yang membahas mengenai metode pelaksanaan
konstruksi sistem bottom up (konvensional) dan sistem top down pada
pembuatan basement bangunan gedung.
BAB II
ISI
2.1 Pengantar
Pelaksanaan struktur basement saat ini ada dua cara, yaitu:
a) Sistem Bottom Up
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan galian selesai mencapai galian elevasi rencana (sistem
konvensional). Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu
sehingga menjadi Raft foundation dengan metode papan catur,
kemudian basement diselesaikan dari bawah keatas, dengan
menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab dicor ditempat (cast
in place). Pada sistem ini galian tanah dapat berupa open cut, sering
tidak menggunakan dewatering cut off, tetapi menggunakan
dewatering sistem predrainage dan struktur dinding penahan tanahnya
menggunakan steel sheet pile yang bisa sementara maupun permanen
dengan perkuatan strutting, ground anchor atau free cantilever. Dalam
hal ini pekerjaan dewatering akan diberhentikan, harus dihitung lebih
dahulu apakah struktur basement yang telah selesai dibangun mampu
menahan tekanan ke atas dari air tanah yang ada, agar terjadi
deformasi dari bangunan yang dapat menyebabkan keretakan struktur.
b) Sistem Top Down
Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan bersamaan
dengan pekerjaan galian basement, urutan penyelesaian balok dan
pelat lantainya dimulai dimulai dari atas kebawah, dan selama proses
pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut didukung oleh tiang baja
yang disebut King Post (yang dipasang bersamaan dengan bored pile).
Sedangkan dinding basement dicor lebih dulu dengan sistem
diaphragm wall, dan sekaligus diaphragm wall berfungsi sebagai cut
off dewatering.
2.2 Metode Pelaksanaan Konstruksi Sistem Bottom Up (Konvensional)
Secara garis besar kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada
pelaksanaan konstruksi basement dengan metode bottom up ialah sebagai
berikut:
1. Mobilisasi peralatan.
2. Pelaksaanaan pondasi tiang.
3. Pelaksanaan dinding penahan tanah (sheet pile).
4. Penggalian dan pembuangan tanah.
5. Dewatering.
6. Poer pondasi.
7. Waterproofing.
8. Tie beam dan pondasi rakit.
9. Dinding basement dan struktur bertahap keatas.
10. Lantai basement bertahap keatas.
Secara umum, kegiatan-kegiatan pekerjaan tersebut diatas adalah
item pekerjaan utama yang hampir dapat selalu ditemukan dalam suatu
pelaksanaan pekerjaan basement dengan metode bottom up. Berikut adalah
gambaran pelaksanaan pekerjaan berdasarkan urutan pekerjaan yang mana
harus dimulai dari lantai dasar basement.
Gambar 2.1 Pelaksanaan Basement dengan Metode Bottom Up
Kemungkinan lain dapat saja terjadi, tetapi pada umumnya tata cara
pelaksanaan metode basement bottom up akan mengikuti pola demikian.
Beberapa hal yang dapat disebut merupakan ciri-ciri pelaksanaan basement
dengan metode bottom up yang lazim dilakasanakan dari jabaran di atas
adalah:
1. Metode bottom up tidak memerlukan tata cara manajemen proyek
secara khusus, karena umumnya sudah menjadi hal yang biasa
dilaksanakan.
2. Diperlukan pengendalian muka air tanah sekeliling secara intensif.
3. Dinding penahan tanah dapat tetap atau sementara, tetapi yang pasti
untuk pelakasanaannya tidak dapat dilakukan simultan dengan
pekerjaan lain, dinding penahan tanah adalah awal dari pekerjaan
basement yang mutlak dilakukan sebelum pekerjaan lainnya dimulai
kecuali tiang pondasi.
4. Setiap usaha mempercepat waktu pelaksanaan, pada umumnya
menyebabkan penambahan sumber daya baik manusia maupun
peralatan yang tidak sebanding dengan produksinya.
5. Semakin dalam (semakin banyak jumlah basement) metode
pelaksanaan ini akan semakin sulit.
6. Diperlukan luas lahan yang cukup untuk mengendalikan transportasi
galian tanah vertikal.
7. Akibat proses penggalian dan kebutuhan akan konstruksi samentara
yang banyak, maka kondisi lingkungan proyek akan padat dan kotor.
8. Kemungkinan melakukan kombinasi pelaksanaan secara simultan
dengan kegiatan lainnya amat minim karena metode konstruksi
memberikan urutan kegiatan demikian.
9. Biaya pelaksanaan sampai dengan kedalaman tertentu relatif lebih
murah.
2.3 Metode Pelaksanaan Konstruksi Sistem Top Down
Pada metode konstruksi Top Down, stuktur basement dilaksanakan
bersamaan dengan pekerjaan galian basement, urutan penyelesaian balok
dan plat lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses
pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut didukung oleh tiang baja
yang disebut King Post (yang dipasang bersamaan dengan bored pile).
Sedang dinding basement dicor lebih dulu dengan sistem diaphragm wall,
dan sekaligus diaphragm wall tersebut.
Biasanya untuk penggalian basement digunakan alat khusus, seperti
excavator ukuran kecil. Bila jumlah lantai basement banyak, misal lima
lantai, maka untuk kelancaran pekerjaan, galian dilakukan langsung untuk
dua lantai sekaligus, sehingga space cukup tinggi untuk kebebasan proses
penggalian. Lantai yang dilalui, nantinya dilaksanakan dengan cara biasa,
menggunakan scaffolding (seperti pada sistem bottom up biasa).
Bila struktur basement telah selesai, maka tiang king post dicor beton
dan bila diperlukan dapat ditambah penulangannya. Lubang lubang lantai
basement yang dipergunakan untuk pegankutan tanah galian, ditutup
kembali. Pengecoran struktur atas, dilaksanakan seperti biasa, yaitu dari
bawah ke atas (lantai satu, dua, dan seterusnya).
Untuk pelaksanaan lantai yang dilalui agar space galian cukup
longgar. Maka lantai yang bersangkutan dicor dengan sistem scaffolding
biasa. Bila struktur king post cukup kuat. Maka pada saat menyelesaikan
basement, dapat dibarengi dengan struktur atas (sering disebut dengan
sistem up and down).
Pada prinsipnya metode Top down dapat disebut sebagai cara
membangun terbalik, yaitu membangun dari atas ke bawah . secara teknis,
metode ini sudah bukan menjadi masalah lagi di Indonesia, tetapi
mengingat bahwa metode baru pada akhir-akhir ini dicoba, maka
permasalahan yang timbul adalah kapan digunakan metode ini serta
bagaimana teknik manajemennya agar tercapai tujuan utama proyek tsb.
Berikut ini tahapan dalam pelaksanaan metode konstruksi top down:
1. Pengecoran bored pile dan pemasangan king post
2. Pengecoran diaphragm wall.
3. Lantai basement 1, dicor di atas tanah dengan lantai kerja
4. Galian basement 1, dilaksanakan setelah lantai basement 1 cukup
strenghtmya menggunakan excavator kecil). Disediakan lubang
lantai dan ramp sementara untuk pembuangan tanah galian.
5. Lantai basement 2, dicor diatas tanah dengan lantai kerja.
6. Galian basement 2, dilaksanakan seperti galian basement 1, begitu
seterusnya.
7. Terakhir mengecor raft foundation.
8. King post dicor, sebagai kolom struktur.
9. Bila diperlukan, pelaksanaan basement, dapat dimulai struktur atas,
sesuai dengan kemampuan dari king post yang ada (sistem up &
down)
Gambar 2.2 Pemasangan bore pile dan king post
Gambar 2.3 Pengecoran lantai basement 1 dan 2
Gambar 2.4 Pengecoran lantai basement 1, 2 dan 3
Gambar 2.5 Galian Raft Foundation
Biasanya untuk penggalian basement digunakan alat khusus, seperti
excavator ukuran kecil. Bila jumlah lantai basement banyak, misal lima
lantai, maka untuk kelancaran pekerjaan, galian dilakukan langsung untuk
dua lantai sekaligus, sehingga space cukup tinggi untuk kebebasan proses
penggalian. Lantai yang dilalui, nantinya dilaksanakan dengan cara biasa,
menggunakan scaffolding (seperti pada sistem bottom up biasa).
Bila struktur basement telah selesai, maka tiang king post dicor beton
dan bila diperlukan dapat ditambah penulangannya. Lubang-lubang lantai
basement yang dipergunakan untuk pengangkutan tanah galian, ditutup
kembali. Pengecoran struktur atas, dilaksanakan seperti biasa, yaitu dari
bawah ke atas (lantai satu, dua, dan seterusnya) .
Untuk pelaksanaan yang dilalui agar space galian cukup longgar,
maka lantai yang bersangkutan dicor dengan sistem scaffolding biasa. Bila
struktur king post cukup kuat. Maka pada saat menyelesaikan basement,
dapat dibarengi dengan struktur atas (sering disebut dengan up and down).
Gambar 2.6 Struktur Basement Top Down
Salah satu detail king post, dapat dijelaskan sebagai berukut:
a. Lantai pertama dan sebagian kolom dicor, dengan memasang starter
bar untuk kolom.
Gambar 2.7 Penulangan lantai basement
b. Lantai berikutnya juga dicor dengan cara yang sama. Kemudian
starter bar kolom bawah dan atasnya disambung. Kemudian kolom
yang bersangkutan. dicor.
Gambar 2.8 Penulangan tiang king post
2.4 Kekurangan dan Kelebihan Metode Pelaksanaan Konstruksi Sistem
Bottom Up dan Sistem Top Down
A. Metode Konstruksi Bottom Up
Kekurangan metode konstruksi Bottom Up ini diantaranya ialah:
a) Transportasi vertikal membutuhkan lahan yang luasnya
sebanding dengan kedalamannya.
b) Pelaksanaan dewatering perlu lebih intensif.
c) Penggunaan konstruksi sementara sangat banyak.
d) Hampir dapat dipastikan diperlukan ground anchor.
e) Waste material tiang pancang pada saat penggalian.
f) Tidak memungkinkan pelaksanaan dengan superstruktural
secara efisien.
Sedangkan kelebihan metode konstruksi Bottom Up ini diantaranya
ialah sebagai berikut:
a) Biaya peralatan lebih murah.
b) Sumber daya manusia yang terlatih sudah banyak memadai.
c) Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang umum
digunakan misalnya: Backhoe, Shovel Loader dan lainnya,
tidak diperlukan peralatan khusus.
d) Tidak memerlukan teknologi yang tinggi.
e) Biaya dinding penahan tanah yang digunakan relatif lebih
murah dibanding dengan diapraghm wall yang umum
digunakan untuk metode Top down.
f) Teknik pengendalian pelaksanaan konstruksi sudah dikuasai
karena sudah banyak proyek bangunan basement yang sudah
dikerjakan sehingga pengalaman dan contoh cukup
mendukung (project documentation).
B. Metode Konstruksi Top Down
Kekurangan metode konstruksi Top Down ini diantaranya ialah:
a) Diperlukan peralatan berat yang khusus.
b) Diperlukan ketelitian dan ketepatan lebih.
c) Sumber daya manusia terbatas.
d) Diperlukan pengetahuan spesifik untuk mengendalikan proyek.
e) Biaya dinding penahan tanah yang digunakan lebih mahal
dibanding dengan sheet pile yang umum digunakan untuk
metode Bottom Up.
Sedangkan kelebihan metode konstruksi Top Down ini diantaranya
ialah sebagai berikut:
a) Relatif tidak mengganggu lingkungan.
b) Jadwal pelaksanaan dapat dipercepat.
c) Memungkinkan pekerjaan simultan.
d) Area lahan proyek lebih luas.
e) Resiko teknis lebih kecil.
f) Mutu dinding penahan tanah dapat lebih dikontrol.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan pada bab II, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem Bottom Up merupakan metode pelakasaan konstruksi
pembuatan struktur basement yang dilaksanakan setelah seluruh
pekerjaan galian selesai mencapai galian elevasi rencana (sistem
konvensional). Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu
sehingga menjadi Raft foundation dengan metode papan catur,
kemudian basement diselesaikan dari bawah keatas, dengan
menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab dicor ditempat
(cast in place).
2. Sistem Top Down merupakan metode pelakasaan konstruksi
pembuatan struktur basement yang dilaksanakan bersamaan dengan
pekerjaan galian basement, urutan penyelesaian balok dan pelat
lantainya dimulai dimulai dari atas kebawah, dan selama proses
pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut didukung oleh tiang
baja yang disebut King Post (yang dipasang bersamaan dengan
bored pile). Sedangkan dinding basement dicor lebih dulu dengan
sistem diaphragm wall, dan sekaligus diaphragm wall berfungsi
sebagai cut off dewatering.
3.2 Saran
Dari kedua metode pelaksanaan konstruksi untuk pembuatan struktur
basement yaitu metode bottom up dan top down, masing-masing metode
memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Khusus untuk metode
top down yang dapat dikatakan sebagai metode baru, memang masih perlu
banyak dilakukan penelitian lebih mendalam lagi tentang
pengaplikasiannya di lapangan. Sehingga dalam memilih kedua metode ini
diperlukan banyak pertimbangan dan analisis-analisis pendahuluan yang
cukup mendetail dari keadaan nyata dilapangan agar penggunaannya nanti
dapat seefisien dan seekonomis mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Asiyanto.2008. Metode Konstruksi Gedung Bertingkat. Jakarta: UI Press.
Suloko. 2008. Tesis: Pemilihan dan Optimasi Metode Konstruksi Bottom-Up
Pada Pembangunan Basement Bangunan Bertingkat di Jakarta Berbasis
Expert Knowledge. Depok : Fakultas Teknik UI.
http://agunghartoyo.wordpress.com/2010/02/05/metode-konstruksi-gedung/.
Diakses pada tanggal : 15 November 2013 Pukul 15.35 WITA.

More Related Content

What's hot

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
MOSES HADUN
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Harry Calbara
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
Aristo Amir
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
Nurul Angreliany
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
Gunawan Sulistyo
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
Mira Pemayun
 
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT fileMetode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
trisna gallaran
 
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore PilePondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
ariffikri12
 
Rigid Pavement
Rigid PavementRigid Pavement
Rigid Pavement
RizkiSahfutraArmi
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
Mira Pemayun
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
فهرودين سفي
 
Buku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-iBuku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-i
Komunitas Teknik Sipil & Arsitek
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of work
Zinet Yeha
 
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMakalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
MOSES HADUN
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
terbott
 
Kajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai g
Kajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai gKajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai g
Kajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai gYuli Fransisca Santana
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
rakesword
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Angga Nugraha
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Harsanty Seran
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
gaffarudin
 

What's hot (20)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
 
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton iiContoh penyelesaian soal uas beton ii
Contoh penyelesaian soal uas beton ii
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
 
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
SNI beton 7833-2012 Tata cara perancangan beton pracetak dan beton prategang ...
 
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT fileMetode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi PPT file
 
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore PilePondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
 
Rigid Pavement
Rigid PavementRigid Pavement
Rigid Pavement
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
Kuliah minggu ke 9 struktur jembatan,06 nopb2012
 
Buku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-iBuku ajar-analisa-struktur-i
Buku ajar-analisa-struktur-i
 
Metode teknis dan flow chart of work
Metode teknis dan  flow chart of workMetode teknis dan  flow chart of work
Metode teknis dan flow chart of work
 
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedungMakalah tentang metode pelaksanaan gedung
Makalah tentang metode pelaksanaan gedung
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
Kajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai g
Kajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai gKajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai g
Kajian ulang stabilitas geser dan guling parafet di sungai g
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss PileCara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
Cara Menghitung Kebutuhan Besi pada Pekerjaan Bore Pile dan Strauss Pile
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
21173129 power-point-bangunan-jembatan-teknik-sipil
 

Similar to Makalah metode pelaksanaan_konstruksi

Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan gMetode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
MOSES HADUN
 
01 pendahuluan-rekpond1
01 pendahuluan-rekpond101 pendahuluan-rekpond1
01 pendahuluan-rekpond1
Surya Budi
 
Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7
Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7
Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7
ssuser13ac8a
 
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptxCONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
borneoyovinianus
 
ppt struktur.pptx
ppt struktur.pptxppt struktur.pptx
ppt struktur.pptx
DinasKb
 
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3 LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
sukrohejo
 
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxCONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
borneoyovinianus
 
PPT-SIPIL-PENGAWAS GEDUNG-JENJANG 6-HERU PANCA SAPUTRA.ppt
PPT-SIPIL-PENGAWAS GEDUNG-JENJANG 6-HERU PANCA SAPUTRA.pptPPT-SIPIL-PENGAWAS GEDUNG-JENJANG 6-HERU PANCA SAPUTRA.ppt
PPT-SIPIL-PENGAWAS GEDUNG-JENJANG 6-HERU PANCA SAPUTRA.ppt
UbanDelaPenar
 
pptstruktur-230920020204-964828cb.pptxdhbjw
pptstruktur-230920020204-964828cb.pptxdhbjwpptstruktur-230920020204-964828cb.pptxdhbjw
pptstruktur-230920020204-964828cb.pptxdhbjw
MuhammadRezaSachroud1
 
Kerja Praktek - BAB VI
Kerja Praktek - BAB VIKerja Praktek - BAB VI
Kerja Praktek - BAB VIFahmi Hidayat
 
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapanganCacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Rani Hendrikus
 
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapanganCacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Rani Hendrikus
 
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapanganCacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Rani Hendrikus
 
PPT AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG a.pptx
PPT AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG a.pptxPPT AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG a.pptx
PPT AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG a.pptx
firmanmuhnur
 
pptahlimudateknikbangunangedunga-230915233258-d4b12d20 (1).pdf
pptahlimudateknikbangunangedunga-230915233258-d4b12d20 (1).pdfpptahlimudateknikbangunangedunga-230915233258-d4b12d20 (1).pdf
pptahlimudateknikbangunangedunga-230915233258-d4b12d20 (1).pdf
waskitaiknkemenko4
 
pondasi
pondasipondasi
jenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptx
jenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptxjenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptx
jenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptx
MarkazSneakers
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
lismansinauru
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
Igoen Gunawan
 

Similar to Makalah metode pelaksanaan_konstruksi (20)

Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan gMetode pelaksanaan konstruksi bangunan g
Metode pelaksanaan konstruksi bangunan g
 
01 pendahuluan-rekpond1
01 pendahuluan-rekpond101 pendahuluan-rekpond1
01 pendahuluan-rekpond1
 
Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7
Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7
Presentasi SKK Teknik Ahli Bangunan Gedung Level 7
 
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptxCONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
CONTOH PRESENTASI AHLI MADYA DIANSYAH BARU.pptx
 
ppt struktur.pptx
ppt struktur.pptxppt struktur.pptx
ppt struktur.pptx
 
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3 LAPORAN PKL  PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
LAPORAN PKL PEKERJAAN KOLOM LANTAI 1 DAN K3
 
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptxCONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
CONTOH PRESENTASI DIANSYAH TEKNIK BANGUNAN GEDUNG.pptx
 
PPT-SIPIL-PENGAWAS GEDUNG-JENJANG 6-HERU PANCA SAPUTRA.ppt
PPT-SIPIL-PENGAWAS GEDUNG-JENJANG 6-HERU PANCA SAPUTRA.pptPPT-SIPIL-PENGAWAS GEDUNG-JENJANG 6-HERU PANCA SAPUTRA.ppt
PPT-SIPIL-PENGAWAS GEDUNG-JENJANG 6-HERU PANCA SAPUTRA.ppt
 
pptstruktur-230920020204-964828cb.pptxdhbjw
pptstruktur-230920020204-964828cb.pptxdhbjwpptstruktur-230920020204-964828cb.pptxdhbjw
pptstruktur-230920020204-964828cb.pptxdhbjw
 
Jurnal%20 ta
Jurnal%20 taJurnal%20 ta
Jurnal%20 ta
 
Kerja Praktek - BAB VI
Kerja Praktek - BAB VIKerja Praktek - BAB VI
Kerja Praktek - BAB VI
 
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapanganCacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
 
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapanganCacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
 
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapanganCacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
Cacat perencanaan yang berdampak pada mutu konstruksi lapangan
 
PPT AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG a.pptx
PPT AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG a.pptxPPT AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG a.pptx
PPT AHLI MUDA TEKNIK BANGUNAN GEDUNG a.pptx
 
pptahlimudateknikbangunangedunga-230915233258-d4b12d20 (1).pdf
pptahlimudateknikbangunangedunga-230915233258-d4b12d20 (1).pdfpptahlimudateknikbangunangedunga-230915233258-d4b12d20 (1).pdf
pptahlimudateknikbangunangedunga-230915233258-d4b12d20 (1).pdf
 
pondasi
pondasipondasi
pondasi
 
jenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptx
jenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptxjenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptx
jenjang 7 ahli muda jembatan asesmen .pptx
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
 

More from MOSES HADUN

SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARSAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
MOSES HADUN
 
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
MOSES HADUN
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
MOSES HADUN
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
MOSES HADUN
 
Business plan
Business planBusiness plan
Business plan
MOSES HADUN
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
MOSES HADUN
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
MOSES HADUN
 
Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1
MOSES HADUN
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
MOSES HADUN
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekan
MOSES HADUN
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
MOSES HADUN
 
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanPenentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
MOSES HADUN
 
Bentuk batu alam
Bentuk batu alamBentuk batu alam
Bentuk batu alam
MOSES HADUN
 
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANJENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
MOSES HADUN
 
Bahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganBahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkungan
MOSES HADUN
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYU
MOSES HADUN
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
MOSES HADUN
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
MOSES HADUN
 
Statika per portal
Statika per portal Statika per portal
Statika per portal
MOSES HADUN
 
Statika per gerber, STATIKA DAN MEKANIKA TEKNIK
Statika per gerber, STATIKA DAN MEKANIKA TEKNIKStatika per gerber, STATIKA DAN MEKANIKA TEKNIK
Statika per gerber, STATIKA DAN MEKANIKA TEKNIK
MOSES HADUN
 

More from MOSES HADUN (20)

SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARSAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
 
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
 
Business plan
Business planBusiness plan
Business plan
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
 
Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekan
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
 
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanPenentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
 
Bentuk batu alam
Bentuk batu alamBentuk batu alam
Bentuk batu alam
 
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANJENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
 
Bahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganBahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkungan
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYU
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Statika per portal
Statika per portal Statika per portal
Statika per portal
 
Statika per gerber, STATIKA DAN MEKANIKA TEKNIK
Statika per gerber, STATIKA DAN MEKANIKA TEKNIKStatika per gerber, STATIKA DAN MEKANIKA TEKNIK
Statika per gerber, STATIKA DAN MEKANIKA TEKNIK
 

Recently uploaded

Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Tsabitpattipeilohy
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
AnandhaAdkhaM1
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
AzrilAld
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
muhammadiswahyudi12
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
muhhaekalsn
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
HADIANNAS
 

Recently uploaded (10)

Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdfDaftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
Daftar Lembaga Penyedia Jasa Linkungan.pdf
 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
 
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASASURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA SURVEY REKAYASA
 
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.pptMatematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
Matematika diskrit: metode pohon/trees.ppt
 
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptxRANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
RANGKAIAN LISTRIK MATERI 7 ANALISIS MESH.pptx
 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
 
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptxPembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Surya PLTS.pptx
 
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
Power Point TEMA 7 SUB TEMA 3 Pembelajaran 2
 

Makalah metode pelaksanaan_konstruksi

  • 1. TUGAS METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI (HSKB 527) DOSEN PEMBIMBING: IR. YUSLAN IRIANE, MT ELIATUN, MT OLEH : EKAWATI LAILY RAMADHANI H1A110106 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL BANJARBARU 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Metode Konstruksi Sistem Top Down dan Bottom Up sebagai tugas Mata Kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Yuslan Irianie, MT dan Ibu Eliatun, MT sebagai dosen pembimbing pada mata kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi, juga kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Penulis juga menyadari akan adanya keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, namun penulis juga berusaha menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata dengan segala kekurangan dan kerendahan hati penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Banjarbaru, November 2013 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN COVER...................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 3 1.3 Batasan Masalah............................................................................... 3 1.4 Tujuan Penulisan............................................................................... 3 1.5 Metode Penulisan.............................................................................. 4 BAB II ISI.................................................................................................... 5 2.1 Pengantar .......................................................................................... 5 2.2 Metode Pelaksanaan Konstruksi Sistem Bottom Up (Konvensional).................................................................................. 6 2.3 Metode Pelaksanaan Konstruksi Sistem Top Down........................ 8 2.4 Kelebihan dan Kekurangan Metode Pelaksanaan Konstruksi Sistem Bottom Up dan Sistem Top Down....................................... 13 BAB III PENUTUP....................................................................................... 15 3.1 Kesimpulan....................................................................................... 15 3.2 Saran................................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 17
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan waktu. Aspek teknologi, sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam metode-metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat, dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan akan dapat tercapai. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan. Khususnya pada saat menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan. Penerapan metode pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan kondisi lapangan di mana suatu proyek konstruksi dikerjakan, juga tergantung pada jenis proyek yang dikerjakan. Metode pelaksanaan pekerjaan untuk bangunan gedung berbeda dengan metode pekerjaan bangunan irigasi, bangunan pembangkit listrik, konstruksi dermaga maupun konstruksi jalan dan jembatan. Semua tahapan pekerjaan gedung mempunyai metode pelaksanaan yang disesuaikan dengan disain dari konsultan perencana. Perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan struktur didasarkan atas design, situasi dan kondisi proyek serta site yang ada dalam data-data proyek. Data-data tersebut merupakan data yang mempengaruhi dalam menentukan dan merencanakan metode pelaksanaan gedung.
  • 5. Metode site works atau struktur bawah merupakan metode yang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam metode pekerjaan struktur secara keseluruhan. Metode struktur bawah akan menentukan ketepatan schedule pelaksanaan struktur. Hal tersebut disebabkan oleh tingkat kesulitan yang tinggi dalam pelaksanaannya. Seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi dimana kebutuhan akan pembangunan semakin meningkat, namun lahan yang dimiliki terbatas sehingga mendukung para engineer untuk memanfaatkan lahan yang terbatas semaksimal mungkin menjadi bangunan bertingkat. Bangunan bertingkat tidak hanya berarti berada diatas permukaan tanah, melainkan juga dapat dibuat di bawah permukaan tanah yang dikenal dengan basement. Basement adalah sebuah tingkat atau beberapa tingkat dari bangunan yang keseluruhan atau sebagian terletak di bawah tanah. Jadi dapat dikatakan bahwa basement adalah ruang bawah tanah yang merupakan bagian dari bangunan gedung. Struktur basement gedung bertingkat (tidak termasuk fondasi tiang), secara garis besar, terdiri dari diantaranya raft foundation, kolom, dinding basement, balok dan pelat lantai. Struktur- struktur tersebut, yang dikerjakan adalah struktur beton bertulang dengan sistem dicor ditempat (cast in place). Adanya basement tentunya akan ada penggalian tanah. Bagian ini yang biasa terjadi dan merupakan langkah awal berdirinya sebuah gedung tinggi. Kendala yang dihadapi pada pekerjaan galian basement adalah faktor runtuhnya dinding tanah vertikal dan munculnya air tanah ke permukaan pada galian. Sehingga dalam pelaksanaan konstruksi basement, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan, yakni metode konstruksi, retaining wall dan dewatering.
  • 6. 1.2 Rumusan masalah Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan sistem bottom up dan sistem top down? 2. Bagaimana metode pelaksanaan konstruksi sistem bottom up (konvensional)? 3. Bagaimana metode pelaksanaan konstruksi sistem top down? 4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode pelaksanaan konstruksi sistem bottom up dan sistem top down? 1.3 Batasan masalah Dari sekian permasalahan yang ada tidak mungkin dapat dibahasnya secara keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang dimiliki sangat terbatas. Maka perlu diberikan batasan-batasan masalah untuk makalah ini. Oleh karena itu, kami memberikan batasan masalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sistem bottom up dan sistem top down pada pelaksanaan konstruksi. 2. Tahapan pelaksanaan metode konstruksi sistem bottom up (konvensional) pada pembuatan basement bangunan gedung. 3. Tahapan pelaksanaan metode konstruksi sistem top down pada pembuatan basement bangunan gedung. 4. Kelebihan dan kekurangan secara umum metode pelaksanaan konstruksi sistem bottom up dan sistem top down. 1.4 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: a. Mengetahui yang dimaksud dengan sistem bottom up dan sistem top down pada pelaksanaan konstruksi. b. Menjelaskan tahapan pelaksanaan metode konstruksi sistem bottom up (konvensional) dan top down pada pembuatan basement bangunan gedung.
  • 7. c. Mengetahui kelebihan dan kekurangan secara umum metode pelaksanaan konstruksi sistem bottom up dan sistem top down. 1.5 Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam membuat makalah ini bersifat kepustakaan. Penulis mengambil referensi dari literatur dan beberapa sumber internet yang membahas mengenai metode pelaksanaan konstruksi sistem bottom up (konvensional) dan sistem top down pada pembuatan basement bangunan gedung.
  • 8. BAB II ISI 2.1 Pengantar Pelaksanaan struktur basement saat ini ada dua cara, yaitu: a) Sistem Bottom Up Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian selesai mencapai galian elevasi rencana (sistem konvensional). Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu sehingga menjadi Raft foundation dengan metode papan catur, kemudian basement diselesaikan dari bawah keatas, dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab dicor ditempat (cast in place). Pada sistem ini galian tanah dapat berupa open cut, sering tidak menggunakan dewatering cut off, tetapi menggunakan dewatering sistem predrainage dan struktur dinding penahan tanahnya menggunakan steel sheet pile yang bisa sementara maupun permanen dengan perkuatan strutting, ground anchor atau free cantilever. Dalam hal ini pekerjaan dewatering akan diberhentikan, harus dihitung lebih dahulu apakah struktur basement yang telah selesai dibangun mampu menahan tekanan ke atas dari air tanah yang ada, agar terjadi deformasi dari bangunan yang dapat menyebabkan keretakan struktur. b) Sistem Top Down Pada sistem ini, struktur basement dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement, urutan penyelesaian balok dan pelat lantainya dimulai dimulai dari atas kebawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut didukung oleh tiang baja yang disebut King Post (yang dipasang bersamaan dengan bored pile). Sedangkan dinding basement dicor lebih dulu dengan sistem diaphragm wall, dan sekaligus diaphragm wall berfungsi sebagai cut off dewatering.
  • 9. 2.2 Metode Pelaksanaan Konstruksi Sistem Bottom Up (Konvensional) Secara garis besar kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan konstruksi basement dengan metode bottom up ialah sebagai berikut: 1. Mobilisasi peralatan. 2. Pelaksaanaan pondasi tiang. 3. Pelaksanaan dinding penahan tanah (sheet pile). 4. Penggalian dan pembuangan tanah. 5. Dewatering. 6. Poer pondasi. 7. Waterproofing. 8. Tie beam dan pondasi rakit. 9. Dinding basement dan struktur bertahap keatas. 10. Lantai basement bertahap keatas. Secara umum, kegiatan-kegiatan pekerjaan tersebut diatas adalah item pekerjaan utama yang hampir dapat selalu ditemukan dalam suatu pelaksanaan pekerjaan basement dengan metode bottom up. Berikut adalah gambaran pelaksanaan pekerjaan berdasarkan urutan pekerjaan yang mana harus dimulai dari lantai dasar basement. Gambar 2.1 Pelaksanaan Basement dengan Metode Bottom Up
  • 10. Kemungkinan lain dapat saja terjadi, tetapi pada umumnya tata cara pelaksanaan metode basement bottom up akan mengikuti pola demikian. Beberapa hal yang dapat disebut merupakan ciri-ciri pelaksanaan basement dengan metode bottom up yang lazim dilakasanakan dari jabaran di atas adalah: 1. Metode bottom up tidak memerlukan tata cara manajemen proyek secara khusus, karena umumnya sudah menjadi hal yang biasa dilaksanakan. 2. Diperlukan pengendalian muka air tanah sekeliling secara intensif. 3. Dinding penahan tanah dapat tetap atau sementara, tetapi yang pasti untuk pelakasanaannya tidak dapat dilakukan simultan dengan pekerjaan lain, dinding penahan tanah adalah awal dari pekerjaan basement yang mutlak dilakukan sebelum pekerjaan lainnya dimulai kecuali tiang pondasi. 4. Setiap usaha mempercepat waktu pelaksanaan, pada umumnya menyebabkan penambahan sumber daya baik manusia maupun peralatan yang tidak sebanding dengan produksinya. 5. Semakin dalam (semakin banyak jumlah basement) metode pelaksanaan ini akan semakin sulit. 6. Diperlukan luas lahan yang cukup untuk mengendalikan transportasi galian tanah vertikal. 7. Akibat proses penggalian dan kebutuhan akan konstruksi samentara yang banyak, maka kondisi lingkungan proyek akan padat dan kotor. 8. Kemungkinan melakukan kombinasi pelaksanaan secara simultan dengan kegiatan lainnya amat minim karena metode konstruksi memberikan urutan kegiatan demikian. 9. Biaya pelaksanaan sampai dengan kedalaman tertentu relatif lebih murah.
  • 11. 2.3 Metode Pelaksanaan Konstruksi Sistem Top Down Pada metode konstruksi Top Down, stuktur basement dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement, urutan penyelesaian balok dan plat lantainya dimulai dari atas ke bawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut didukung oleh tiang baja yang disebut King Post (yang dipasang bersamaan dengan bored pile). Sedang dinding basement dicor lebih dulu dengan sistem diaphragm wall, dan sekaligus diaphragm wall tersebut. Biasanya untuk penggalian basement digunakan alat khusus, seperti excavator ukuran kecil. Bila jumlah lantai basement banyak, misal lima lantai, maka untuk kelancaran pekerjaan, galian dilakukan langsung untuk dua lantai sekaligus, sehingga space cukup tinggi untuk kebebasan proses penggalian. Lantai yang dilalui, nantinya dilaksanakan dengan cara biasa, menggunakan scaffolding (seperti pada sistem bottom up biasa). Bila struktur basement telah selesai, maka tiang king post dicor beton dan bila diperlukan dapat ditambah penulangannya. Lubang lubang lantai basement yang dipergunakan untuk pegankutan tanah galian, ditutup kembali. Pengecoran struktur atas, dilaksanakan seperti biasa, yaitu dari bawah ke atas (lantai satu, dua, dan seterusnya). Untuk pelaksanaan lantai yang dilalui agar space galian cukup longgar. Maka lantai yang bersangkutan dicor dengan sistem scaffolding biasa. Bila struktur king post cukup kuat. Maka pada saat menyelesaikan basement, dapat dibarengi dengan struktur atas (sering disebut dengan sistem up and down). Pada prinsipnya metode Top down dapat disebut sebagai cara membangun terbalik, yaitu membangun dari atas ke bawah . secara teknis, metode ini sudah bukan menjadi masalah lagi di Indonesia, tetapi mengingat bahwa metode baru pada akhir-akhir ini dicoba, maka permasalahan yang timbul adalah kapan digunakan metode ini serta bagaimana teknik manajemennya agar tercapai tujuan utama proyek tsb.
  • 12. Berikut ini tahapan dalam pelaksanaan metode konstruksi top down: 1. Pengecoran bored pile dan pemasangan king post 2. Pengecoran diaphragm wall. 3. Lantai basement 1, dicor di atas tanah dengan lantai kerja 4. Galian basement 1, dilaksanakan setelah lantai basement 1 cukup strenghtmya menggunakan excavator kecil). Disediakan lubang lantai dan ramp sementara untuk pembuangan tanah galian. 5. Lantai basement 2, dicor diatas tanah dengan lantai kerja. 6. Galian basement 2, dilaksanakan seperti galian basement 1, begitu seterusnya. 7. Terakhir mengecor raft foundation. 8. King post dicor, sebagai kolom struktur. 9. Bila diperlukan, pelaksanaan basement, dapat dimulai struktur atas, sesuai dengan kemampuan dari king post yang ada (sistem up & down) Gambar 2.2 Pemasangan bore pile dan king post
  • 13. Gambar 2.3 Pengecoran lantai basement 1 dan 2 Gambar 2.4 Pengecoran lantai basement 1, 2 dan 3 Gambar 2.5 Galian Raft Foundation
  • 14. Biasanya untuk penggalian basement digunakan alat khusus, seperti excavator ukuran kecil. Bila jumlah lantai basement banyak, misal lima lantai, maka untuk kelancaran pekerjaan, galian dilakukan langsung untuk dua lantai sekaligus, sehingga space cukup tinggi untuk kebebasan proses penggalian. Lantai yang dilalui, nantinya dilaksanakan dengan cara biasa, menggunakan scaffolding (seperti pada sistem bottom up biasa). Bila struktur basement telah selesai, maka tiang king post dicor beton dan bila diperlukan dapat ditambah penulangannya. Lubang-lubang lantai basement yang dipergunakan untuk pengangkutan tanah galian, ditutup kembali. Pengecoran struktur atas, dilaksanakan seperti biasa, yaitu dari bawah ke atas (lantai satu, dua, dan seterusnya) . Untuk pelaksanaan yang dilalui agar space galian cukup longgar, maka lantai yang bersangkutan dicor dengan sistem scaffolding biasa. Bila struktur king post cukup kuat. Maka pada saat menyelesaikan basement, dapat dibarengi dengan struktur atas (sering disebut dengan up and down). Gambar 2.6 Struktur Basement Top Down Salah satu detail king post, dapat dijelaskan sebagai berukut: a. Lantai pertama dan sebagian kolom dicor, dengan memasang starter bar untuk kolom.
  • 15. Gambar 2.7 Penulangan lantai basement b. Lantai berikutnya juga dicor dengan cara yang sama. Kemudian starter bar kolom bawah dan atasnya disambung. Kemudian kolom yang bersangkutan. dicor. Gambar 2.8 Penulangan tiang king post
  • 16. 2.4 Kekurangan dan Kelebihan Metode Pelaksanaan Konstruksi Sistem Bottom Up dan Sistem Top Down A. Metode Konstruksi Bottom Up Kekurangan metode konstruksi Bottom Up ini diantaranya ialah: a) Transportasi vertikal membutuhkan lahan yang luasnya sebanding dengan kedalamannya. b) Pelaksanaan dewatering perlu lebih intensif. c) Penggunaan konstruksi sementara sangat banyak. d) Hampir dapat dipastikan diperlukan ground anchor. e) Waste material tiang pancang pada saat penggalian. f) Tidak memungkinkan pelaksanaan dengan superstruktural secara efisien. Sedangkan kelebihan metode konstruksi Bottom Up ini diantaranya ialah sebagai berikut: a) Biaya peralatan lebih murah. b) Sumber daya manusia yang terlatih sudah banyak memadai. c) Peralatan yang digunakan adalah peralatan yang umum digunakan misalnya: Backhoe, Shovel Loader dan lainnya, tidak diperlukan peralatan khusus. d) Tidak memerlukan teknologi yang tinggi. e) Biaya dinding penahan tanah yang digunakan relatif lebih murah dibanding dengan diapraghm wall yang umum digunakan untuk metode Top down. f) Teknik pengendalian pelaksanaan konstruksi sudah dikuasai karena sudah banyak proyek bangunan basement yang sudah dikerjakan sehingga pengalaman dan contoh cukup mendukung (project documentation).
  • 17. B. Metode Konstruksi Top Down Kekurangan metode konstruksi Top Down ini diantaranya ialah: a) Diperlukan peralatan berat yang khusus. b) Diperlukan ketelitian dan ketepatan lebih. c) Sumber daya manusia terbatas. d) Diperlukan pengetahuan spesifik untuk mengendalikan proyek. e) Biaya dinding penahan tanah yang digunakan lebih mahal dibanding dengan sheet pile yang umum digunakan untuk metode Bottom Up. Sedangkan kelebihan metode konstruksi Top Down ini diantaranya ialah sebagai berikut: a) Relatif tidak mengganggu lingkungan. b) Jadwal pelaksanaan dapat dipercepat. c) Memungkinkan pekerjaan simultan. d) Area lahan proyek lebih luas. e) Resiko teknis lebih kecil. f) Mutu dinding penahan tanah dapat lebih dikontrol.
  • 18. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dijelaskan pada bab II, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem Bottom Up merupakan metode pelakasaan konstruksi pembuatan struktur basement yang dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan galian selesai mencapai galian elevasi rencana (sistem konvensional). Pelat basement paling bawah dicor terlebih dahulu sehingga menjadi Raft foundation dengan metode papan catur, kemudian basement diselesaikan dari bawah keatas, dengan menggunakan scaffolding. Kolom, balok dan slab dicor ditempat (cast in place). 2. Sistem Top Down merupakan metode pelakasaan konstruksi pembuatan struktur basement yang dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan galian basement, urutan penyelesaian balok dan pelat lantainya dimulai dimulai dari atas kebawah, dan selama proses pelaksanaan, struktur plat dan balok tersebut didukung oleh tiang baja yang disebut King Post (yang dipasang bersamaan dengan bored pile). Sedangkan dinding basement dicor lebih dulu dengan sistem diaphragm wall, dan sekaligus diaphragm wall berfungsi sebagai cut off dewatering. 3.2 Saran Dari kedua metode pelaksanaan konstruksi untuk pembuatan struktur basement yaitu metode bottom up dan top down, masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Khusus untuk metode top down yang dapat dikatakan sebagai metode baru, memang masih perlu banyak dilakukan penelitian lebih mendalam lagi tentang pengaplikasiannya di lapangan. Sehingga dalam memilih kedua metode ini
  • 19. diperlukan banyak pertimbangan dan analisis-analisis pendahuluan yang cukup mendetail dari keadaan nyata dilapangan agar penggunaannya nanti dapat seefisien dan seekonomis mungkin.
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Asiyanto.2008. Metode Konstruksi Gedung Bertingkat. Jakarta: UI Press. Suloko. 2008. Tesis: Pemilihan dan Optimasi Metode Konstruksi Bottom-Up Pada Pembangunan Basement Bangunan Bertingkat di Jakarta Berbasis Expert Knowledge. Depok : Fakultas Teknik UI. http://agunghartoyo.wordpress.com/2010/02/05/metode-konstruksi-gedung/. Diakses pada tanggal : 15 November 2013 Pukul 15.35 WITA.