Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan Level 5EZRAERTANTO
Substansi yang harus disampaikan antara lain:
Menerapkan SMK3-L dan Komunikasi di tempat kerja
Melaksanakan pekerjaan drainase
Melaksanakan pekerjaan tanah
Melaksanakan pekerjaan perkerasan berbutir
Melaksanakan pekerjaan perkerasan aspal
Melaksanakan pekerjaan perkerasan beton semen
Melaksanakan pekerjaan pelengkap jalan
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalAngga Nugraha
ditulis oleh Angga Nugraha, ST
alumni Teknik Sipil dan Lingkungan
Tulisan ini mengenai tata cara pengetesan core drill pada pekerjaan jalan beraspal untuk mengukur ketebalan lapisan aspal tersebut.
Pengetesan prime coat dan tack coat beserta contoh perhitungannyaAngga Nugraha
dibuat oleh Angga Nugraha
lulusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB.
Materi ini mengenai cara-cara dan contoh perhitungan detail pada pekerjaan Tack Coat dan Prime Coat dalam konstruksi jalan.
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan Level 5EZRAERTANTO
Substansi yang harus disampaikan antara lain:
Menerapkan SMK3-L dan Komunikasi di tempat kerja
Melaksanakan pekerjaan drainase
Melaksanakan pekerjaan tanah
Melaksanakan pekerjaan perkerasan berbutir
Melaksanakan pekerjaan perkerasan aspal
Melaksanakan pekerjaan perkerasan beton semen
Melaksanakan pekerjaan pelengkap jalan
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalAngga Nugraha
ditulis oleh Angga Nugraha, ST
alumni Teknik Sipil dan Lingkungan
Tulisan ini mengenai tata cara pengetesan core drill pada pekerjaan jalan beraspal untuk mengukur ketebalan lapisan aspal tersebut.
Pengetesan prime coat dan tack coat beserta contoh perhitungannyaAngga Nugraha
dibuat oleh Angga Nugraha
lulusan Teknik Sipil dan Lingkungan IPB.
Materi ini mengenai cara-cara dan contoh perhitungan detail pada pekerjaan Tack Coat dan Prime Coat dalam konstruksi jalan.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Tahap Konstruksi Unit PengolahanJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
1. 1
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Malino (Lanjutan)
Kabupaten Morowali Utara, merupakan gambaran pelaksanaan kerja kami selaku
penyedia jasa, dengan waktu dan kualitas kerja sesuai perencanaan dan spesifikasi
teknik yang telah ditentukan dalam dokumen lelang. Kami sebagai penyedia
jasa akan berusaha secara maksimal, optimal dan profesional dalam
melaksanakan pekerjaan ini.
Tahapan pekerjaan, sebaga
berikut :
I. PENDAHULUAN
A. Umum
a. Maksud dan Tujuan
Metode pelaksanaan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan Dokumen Lelang
pekerjaan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Malino (Lanjutan) Kabupaten
Morowali Utara
b. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Malino (Lanjutan) Kabupaten
Morowali Utara ini berada diwilayah Propinsi Sulawesi Tengah Kabupaten Morowali
Utara, Kecamatan Soyo Jaya Desa Panca Makmur.
c. Sosialisasi dan Koordinasi
Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Malino (Lanjutan)
Kabupaten Morowali Utara, dalam pelaksanaan di lapangan akan dilakukan
koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk
melancarkan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Untuk pelaksanaan koordinasi
dengan pihak ketiga tersebut juga akan dikomunikasikan kepada pihak Direksi
Pekerjaan.
2. 2
II. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI 1:4
Pasangan Batu kali 1:4 mengikuti beberapa tahap, yaitu yang pertama adalah tahap
persiapan. Dimana pada proses persiapan ini, pelaksana melakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasangan batu kali.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : batu kali, semen PC, pasir pasang, air, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, benang,
selang air, dll.
Setelah tahap persiapan selesai, maka tahap berikutnya yang dilaksanakan
dilapangan adalah tahap pekerjaan pengukuran dengan mengikuti proses sebagai
berikut:
Sebelum pekerjaan pemasangan pasangan batu kali dimulai, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolith untuk mendapatkan level
pasangan batu kali.
Tandai hasil pengukuran dengan menggunakan patok kayu yang diberi warna cat.
Apabilan proses persiapan dan pengukuran telah dilaksanakan, maka tahap
selanjutnya adalah Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali, dengan mengikuti
langkah pekerjaan sebagai berikut :
Gali tanah untuk lubang pasangan batu kali.
Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman
sudah sesuai rencana.
Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali dengan takaran 1 semen
berbanding 4 pasir + air secukupnya dengan media alat takar yang sama
ukurannya.
Hamparkan pasir urug dan ratakan.
Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
Pasang batu kali dengan menggunakan adukan yang merata mengisi rongga-
rongga antar batu kali.
3. 3
Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
Pekerjaan akhir adalah finish pasangan batu kali dengan plesteran siar.
III. GALIAN TANAH BIASA TENAGA ALAT
Tahap – tahap pelaksanaan metode pekerjaan galian Trimming pada saluran irigasi
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi bahaya dan resiko yang bisa timbul di lokasi kerja dan
menempatkan ahli K3 di lapangan.
2. Membuat rambu-rambu tanda bahaya dan jalur arah evakuasi bila terjadi hal
– hal yang tidak di inginkan di lokasi kerja.
3. Menyiapkan gambar kerja yang telah disetujui oleh Direksi dan peralatan
kerja ( alat Waterpas Rambu ) serta peralatan berat yaitu alat Excavator.
4. Melaksanakan pemasangan patok elevasi di saluran irigasi dan sumbu ke
sumbu, selanjutnya dilakukan pekerjaan pembersihan lokasi kerja yang dapat
mengganggu pekerjaan galian tanah.
5. Selanjutnya dilakukan pengukuran dengan alat waterpass serta pemasangan
patok atau setting out per 50 meter atau sesuai dengan gambar kerja.
6. Pekerjaan galian dengan alat excavator dalam membentuk saluran dengan
kemiringan dan dimensi sesuai dengan gambar kerja.
7. Dilakukan pengukuran ulang dengan alat Waterpass, atau pengecekan kembali
elevasi saluran yangtelah dikerjakan menggunakan alat excavator.
8. Hasil dari pekerjaan galian ( Trimming ) kemudian dimuat dengan
menggunakan dump truck kelokasi pembuangan yang telah ditentukan.
Gambar ilustrasi galian tanah menggunakan Alat berat
4. 4
IV . BETON PRECAST K-175
PROSES PRODUKSI BETON PRACETAK
Proses produksi beton pracetak dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahap
desain, tahap produksi, dan tahap pascaproduksi.
Tahap Desain
Proses perencanaan suatu produk secara umum merupakan kombinasi dari
ketajaman melihat peluang, kemampuan teknis, kemampuan pemasaran.
Dalam tahap desain, desainer menetapkan standar dan batas toleransi serta
dimensi beton pracetak sedemikian rupa sehingga pada proses perakitan,
struktur memenuhi syarat kekuatan, kekakuan dan kestabilan untuk masa
layannya
Tahap Produksi
Dalam tahap produksi, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan antara lain
kelengkapan gambar produk, mutu dari bahan baku dan cetakan, kekuatan
betonyang akan diproduksi, prosesproduksibetonyang meliputi penempatan
dan pemadatan, ukuran produk yang harus sesuai dengan spesifikasi gambar,
posisi pemasangan produk, perawatan beton, pemindahan, seta penyimpanan,
dan transportasi produk ke lokasi. Beberapa hal yang telah disebutkan ini
merupakan salah satu pengendalian mutu dalam proses produksi.
Sedangkan, proses produksi beton precast itu sendiri terdiri dari pembuatan
rangkatulangan, pabrikasi tulangan dancetakan, ready mix beton, pengecoran,
pemadatan, finishing/repairing, dan curing beton.
Cetakan berfungsi untuk menghasilkan beton dengan spesifikasi yang sesuai
dengan desain. Bahan baku cetakan berupa papan kayu yang dibentuk kotak
dengan diberi penahan. Setelah cetakan dibuat, dilakukan pembuatan adukan
beton dilakukan dengan membentuk campuran beton sesuai spesifikasi ready
mix. Pada proses pembuatan adukan beton, biasanya juga ditambahkan zat
aditif ke dalam adukan. Adukan yang telah dibuat dituang ke cetakan. Hal yang
5. 5
perlu diperhatikan dalam penuangan adalah adukan tersebar secara merata
dan memenuhi setiap bagian cetakan. Penuangan adukan yang salah akan
menyebabkan mutu beton menurun. Bahkan kekuatan beton pun dapat
berkurang drastis apabila penampangnya tidak tercetak sempurna. Adukan
beton sebaiknya dituangkan setengahnya dahulu, kemudian dilakukan
pemasangan tulangan baja di tengah cetakan, dan diteruskan lagi dengan
penuangan adukan sampai penuh.
Langkah berikutnya adalah pemasangan tulangan baja. Kebanyakan beton
pracetak dipakai untuk menahan beban dari bangunan. Oleh karena itu, beton
harus mampu menahan gaya beban dan gaya tarik dengan baik. Solusinya
adalah dengan memasang beberapa tulangan baja ke dalam adukan beton di
dalam cetakan tadi sehingga nantinya akan terbentuk beton bertulang.
Pemasangan tulangan dilakukan ketika kondisi adukan masih basah.
Adukan beton sebaiknya dikeringkan secara alami dengan cara mengangin-
anginkannya. Penjemuran adukan beton di bawah terik sinar matahari
langsung justru dapat mengakibatkan beton mengalami keretakan sehingga
tak layak pakai. Selama proses pengeringan berlangsung, beton juga perlu
disiram dengan air secara berkala untuk menghindari beton mengering secara
mendadak. Perawatan terhadap beton dilakukan sampai berumur 7 hari,
sedangkan beton akan mengering sempurna dan boleh digunakan setelah
usianya mencapai 30 hari. Padaelemen-elemen beton yang besarsteam curing
diberikan kedalam beton dengan cara diselubungi dengan selubung bersuhu
60-700C selama 2-3 jam.
Tahap Pascaproduksi
Terdiri dari tahap penanganan (handling), penyimpanan (storage),
penumpukan (stacking), pengiriman (transport) dan tahap pemasangan di
lapangan(site erection). Handling dilakukan saat umurbeton telah memenuhi,
beton pracetak dipindahkan ke gudang dan disusun secara vertical dan diberi
bantalan atar unit.
Transportasi dalam tahap pascaproduksi merupakan proses pengangkutan
beton pracetak dari pabrik ke lokasi pemasangan. Sistem transportasi harus
6. 6
diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan efisiensi waktu, konstruksi,
dan biaya transportasi. Pengangkutan elemen pracetak yang akan dipasang
minimal harus mempertimbangkan beberapa hal, antara lain:
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi.
Jadwal pemasangan elemen pracetak sesuai jadwal rencana.
Alternatif jalan lain yang dilewati seandainya ada satu jalan terjadi
hambatan.
Daya tampung lokasi proyek dalam menerima pengiriman elemen
pracetak.
Kemampuan crane dalam mengangkat elemen pracetak.
PEMASANGAN BETON PRACETAK DI LAPANGAN
Pelaksanaan konstruksi (site construction) merupakan proses pemasangan
beton pracetak pada struktur dan pemasangan joint/sambungan. Metode dan
jenis pelaksanaan konstruksi precast antara lain:
Perakitan per elemen
Lift-slab system yaitu pengikatan elemen lantai ke kolom
Slip-form system yaitu beton diituangkan diatas cetakan baja yang dapat
bergerak memanjat ke atas mengikuti penambahan ketinggian dinding
yang bersangkutan
Push – Up / Jack – Block System yaitu lantai teratas atap di cor terlebih dalu
kemudian diangkat ke atasdenganhidranlic – jack yang dipasangdi bawah
elemen pendukung vertical
Box System yaitu konstruksi menggunakan dimensional berupa modul-
modul kubus beton.
Dalam pemasangan elemen pracetak ke lokasi posisi terakhirnya,
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain site plan,
peralatan, siklus pemasangan, dan tenaga kerja.
Pemasangan beton pracetak di lapangan dapat menggunakan ikatan antar
komponen antara lain sambungan, ikatan, dan simpul.
7. 7
Sambungan
Sambungan dapat dikelompokkan menjadi:
Sambungan yang pada pemasangan harus langsung menerima beban
(biasanya beban vertical) akibat beban sendiri dari komponen
Sambungan yang pada keadaan akhir akan harus menerima beban-beban
yang selama pemasangan diterima oleh pendukung pembantu
Sambungan pada mana tidak ada persyaratan ilmu gaya tapi harus
memenuhi persyaratan lain seperti : kekedapan air, kekedapan suara
Sambungan-sambungan tanpa persyaratan konstruktif dan semata-mata
menyerdiakan ruang gerak untuk pemasangan
Ikatan
Prinsip pengikatan komponen:
Ikatan Cor (In Situ Concrete Joint) : penyaluran gaya dilakukan lewat
beton yang dicorkan
Ikatan Terapan yaitu pengikatan komponen satu dengan yang lain secara
lego (permainan balok susun anak)
Ikatan Baja yaitu pengikatan dengan cara di las atau dengan cara di
baut/mur/ulir.
Ikatan Tegangan merupakan perkembangan dari ikatan baja dengan
mamasukkan unsure post tensioning dalam sistem sambungan
Simpul
Merupakan kunci dalam struktur yang memakai komponen pra – cetak
dan merupakan tempat pertemuan antara 2 atau lebih komponen struktur
yang dapat dikelompokkan menjadi simpul primer, simpul pertemuan kolom,
simpul penyalur sekunder-primer (pelat balok), simpul pendukung sesame
plat/ dengan balok dan kolom, dan simpul yang mampu menahan momen.
8. 8
V . TIMBUNAN SIRTU
Sirtu merupakan singkatan dari pasir diambil sir dan batu
diambiltu sehingga singkatannya menjadi sirtu. Istilah sirtu telah dikenal oleh
orang teknik terutama yang berkecimpung dan bidang fisik jalan maupun
pembangunan gedung. Sirtu biasanya diambil dari endapan sungai atau yang
terdapat digunung tetapi materialnya sudah berkomposisi seperti sirtu dari
sungai.
Sifat Fisik
1. Agregat pasir memenuhi persyaratan di bawah ini :
- Agregat pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras dengan
indikasi kekerasan £ 2,2. Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal
- Agregat pasir tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat yang reaktif alkali
2. Agregat lempung memenuhi persyaratan di bawah ini :
- Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu
banyak
- Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan
terhadap berat kering)
3. Agregat batuan memenuhi persyaratan di bawah ini :
- Ukuran maksimum, ft2 : 75 (ASTM C615-80)
- Densitas lbs/ ft2 : (ASTM C-97)
- Rendah : 150
- Minimal diinginkan : 160
- Tinggi : 190
- Penyerapan air % berat :(ASTM C-121) (ASTM C-97)
- Rendah : 0,02
- Minimal diinginkan : 0,40
- Kuat tekan, ksi : (ASTM C-170)
- Minimal diinginkan : 90
- Tinggi : 52
- Kuat tarik, ksi : (ASTM C-99)
- Minimal diinginkan : 1,5
9. 9
- Tinggi : 5,5
- Modulus elastisitas, ksi :
- Rendah : 2
- Tinggi : 10
- Ketahanan Abrasi : tidak diinginkan (ASTM C-241)
VI . LANDSCAPE DAN PENGHIJAUAN
1. PekerjaanPersiapan
Pekerjaan persiapan yaitu pengukuran dan Untuk pemasangan bowplank,
pembersihan lokasi, pembuatan papan nama proyek, kantor, gudang dan barak
kerja, penyediaan sarana air kerja, sarana listrik kerja, mobilisasi dan
demobilisasi.
Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan persiapan :
a) Dalam pelaksanaan pekerjaan, dipersiapkan jalur jalan kelokasi kegiatan
untuk mempermudah pemasukan bahan penggunaan ke lokasi kegiatan.
b) Sebelum dimulai kegiatan fisik, terlebih dahulu areal lokasi seluas yang
ditentukan oleh pengawas dibersihkan dari semak dan pohon-pohon
yang akan mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
c) Mobilisasi alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dilaksanakan dengan baik.
d) Dalam pelaksanan pekerjaan terlebih dahulu merundingkannya dengan
pengawas mengenai halaman kerja untuk tempat mendirikan kantor,
gudang dan los kerja, tempat penimbunan bahan-bahan dan lain-lainnya.
e) Pengukuran dan penentuan peil lantai harus dilakukan terlebih dahulu,
pengukuran sebaiknya menggunakan theodolit dan waterpast yang
telah disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
10. 10
f) Pemasangan papan bouwplank pada jarak 1,50 meter dari as
bangunan, pemasangan papan bouwplank harus sekuat mungkin sehingga
tidak mudah berubah dan menggunakan waterpass.
g) Ketinggian permukaan papan bouwplank dibuat sesuai dengan tinggi patok
BM yang ada.
2. Pek. Galian Untuk Penanaman dan Pembongkaran
Sebelum pekerjaan galian dilaksanakan pekerjaan pembongkaran
dilakukan terlebih dahulu, pekerjaanpembongkaranyangakandilaksanakan
adalah membongkar beton lama yang sudah rusak, dalam pelaksanaan
pembongkaran harus rapi dan bersih semua hasil pembongkaran dibuang
kelokasi yang telah ditentukan oleh direksi lapangan.
Pekerjaan galian dilaksanakan untuk tanaman seperti : palem ekor
tupai, palem botoltinggi, bambo kuning, pohoncemara,pohonadamhaadan
bunga asoka. Pekerjaan galian ini dilaksanakan harus sesuai dengan ukurn
kedalaman yang telah ditentukan oleh direksi lapangan atau yang sudah
ditentukn dalam gambar rencana kerja, lokasi galian untuk tanaman yang
akan digali harus bebas dari humus atau kotoran sehinga tanaman yang
akanditanam akan berkembangatautumbuhdenganbaik Setelah pekerjaan
galian dilaksanakan pekerjaanpenimbunan tanah hitam dilaksanakan, jenis
tanah hitam yang akan dipergunakan harus disesuaikan dengan jenis yang
ada pada spesifikasi yang telah ditentukan.
3. PekerjaanTanah Hitam
Sebelum pekerjaan dimulai tanah hitam harus dibersihkan terlebih
dahulu dari sisa- sisa bahan bangunan atau sampah lainnya dan tanaman-
tanaman yang tidak bermanfaat. Setelah tanah hitam dibersihkan dari sisa
bekas bangunan, pengaturan ketinggian muka tanah finished grading)
diukur dengan cermat (menggunakan alat ukur) sehingga dapat
dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk- petunjuk yang
diberikan Konsultan Pengawas.
Untuk mencegah terjadinya genangan-genangan air dibuat kemiringan 2
% dengan arah air akan ditunjukan di lapangan oleh Ahli/Konsultan
Pengawas (sesuai dengan yang tertera pada gambar kerja).
11. 11
4. Pekerjaan Tanaman
a. pekerjaan persiapan untuk penanaman rumput dan tanaman, yaitu
mengenai : ketinggian tanah, kemiringan tanah, pengolahan tanah,
perataan tanah, pemberian/penambahan tanah subur (top soil) dan
pupuk kandang Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan penanaman
seluruh tanaman dan rumput dengan baik serta perawatannyaselama 3
bulan (masa garansi) Penanaman harus sesuai dengan persyaratan dan
standar letak penanaman seperti yang tertera.
b. Penanaman harus benar-benar sesuai dengan pola desain/gambar detail
baik untuk ukuran lubang maupun jarak tanamnya. Pembungkus
perakaran tanaman harus dibuang sebelum penanaman. Tanamkan
pohon dua minggu setelah penggalian lubang. Untuk tanaman semak
dan penutup tanah, sekam padi yang terdapat pada perakaran/polybag,
dikurangi/dibuangsebanyak 30 % sebelum tanaman ditanam. Pada saat
penanamandiberikan Furadan3 G dengan dosis kira-kira5 gr/tanaman.
Lubang tanaman yang sudah ditanam diurug dengan tanah dan pupuk
yang sudah dicampur dengan perbandingan sebagai berikut tanah
lokal : tanah top soil : pupuk kandang = 1 : 1 : 1. Masukan tanah
secukupnya dan tidak dipadatkan agaruruganbebasdari kantong udara
dan air dapat mengalir ke dalam tanah. Perakaran harus tertanam penuh
sebatas leher akar yang tertimbun dalam tanah gembur yang telah
dicampur pupuk. Pada tahap pekerjaan penanaman tanaman
dilaksanakan, penyiraman harus selalu dilakukan 2 kali setiap hari, bila
terik matahari dan dapat dikurangi pada saat hujan. Konsultan
Pengawas berhak untuk memeriksa dan menolak pekerjaan
pemborong termasuk penggantian dan perbaikan bila dalam
pelaksanaan pekerjaan terjadi penyimpangan-penyimpangan dari
persyaratan yang diminta. Setelah penanaman pohon selesai maka
dilakukan pemberian penopang (steiger) dengan tujuan agar pohon
tidak miring/tumbang ketika ditiup angin. Steiger ditanam sedalam 0,50
m dan yang muncul dipermukaan tanah1,5m. Pemasangan steger
12. 12
tersebut tegak mengapit batang dan diikat dengan tali. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar Standar Detail Penanaman.
Alat Yang Digunakan :
- Mobil Tangki
- Mobil
- Disel Cadangan
- Mesin Rumput Gendong
- Mesin Rumput Dorong Cangkul
- Skop Garpu
- Gunting stek
- Gunting Rumput
- Gunting cabang Selang
- Selang
- Sabit tani kecil
- Kapek Springkler
Tenaga Kerja yang Digunakan :
- Mandor
- Kepala Tukang
- Tukang Batu
- Pekerja
Program K3
- Pemakaian Helm
- Pemakaian Sepatu Boot
- Kotak P3K (komplit)
- Sarung Tangan
13. 13
VI . PERBAIKAN FREE INTAKE
1. Pembersihan Lapangan.
Pekerjaan pembersihan pada lokasi/ lapangan pekerjaan, maupun
lokasi untuk jalan masuk ke lokasi proyek, agar pelaksanaan pekerjaan
nantinya dapat berjalan lancar. Semua daerah yang ditempati bangunan atau
yang dilewati jalur bangunan dibersihkan. Pembersihan meliputi
pembersihan pohon-pohon, sampah dan bahan lain yang mengganggu
pelaksanaan pekerjaan. Hasil pembersihan itu akan ditempatkan diluar
tempat kerja atau dibuang, kecuali ada ketentuan lain sesuai petunjuk
direksi.
2. Dewatering
Pekerjaan dewatering atau pekerjaan pengeringan merupakan
pekerjaan persiapan saat melakukan pengecoran pekerjaan yang
mempunyai elevasi dibawah permukaan air dan dilakukan secara terus
menerus hingga konstruksi pasangan maupun beton bertulang sudah
mengering dengan sempurna. Tidak dibenarkan melakukan pasangan
batu maupun beton dalam keadaan tergenang air.
3. Bongkaran Pasangan Lama
Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus membongkar
pasangan batu yang tidak sesuai lagi dengan gambar yang baru,hasil
bongkaran dibuang dari luar lokasi pekerjaan jangan sampai terganggu
pekerjaan yang akan dikerjakan. Sebelum memulai bongkaran pasangan
lama kontraktor harus konsultasi dengan konsultan pengawas dan direksi
teknis dari dinas pengairan.
14. 14
4. Galian Tanah Biasa
Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian tanah areal
Pas. Batu yang akan direhab. diperkirakan Kedalaman galian 0,6 s/d
1,2 m dibawah permukaan tanah. Galian dilakukan dengan step-step yang
sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi kerusakan ekologi tanah setempat,
dan perlu diperhatikan dari segi Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta
dijaga terhadap lingkungan (Enviromental Aspect) pada saat pelaksanaan
galian dan transportasi pembuangan tanah ke disposal area.
5. Pasir Urug
Sebelum dilakukan pekerjaan Pasangan batu kali, terlebih dahulu
untuk melakukan pengurugan pasir ddibawah pasangan batu. Tebal pasir
urug sekurang-kurangnya 5 cm.
6. Pasangan Batu Kali
Pekerjaan Pasangan batu digunakan pada pekerjaan ini adalah batu
kali. Sebelum dipasang batu dibasahi sampai jenuh air agar tidak menyerap
air pada spesi pada saat pemasangan. Batu disusun dengan rapi dan rapat,
ruang yang ada diantara batu diisi dengan spesi sehingga masuk kedalam
celah-celah dengan sempurna. Untuk mengaduk spesi digunakan Concrete
Mixer sedang untuk pasangan batu dilakukan secara manual. Pasangan batu
ini dilakukan dengan menggunakan campuran yang telah ditentukan oleh
perencana, pekerjaan akan dilaksanakan setalah pekerjaan galian tanah dan
pasir urug selesai dilaksanakan.
7. Pekerjaan Plesteran dan siaran
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plesteran
dan acian.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir pasang dan air.
15. 15
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, unting-
unting, jidar, raskam, benang, kertas gosok, dll.
Pelaksanaan pekerjaan plesteran dan siar
- Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 5Psr dan plesteran transram
menggunakan aduka 1PC : 3Psr.
- Pekerjaan plesteran, siar dinding harus tepat pada sudut sikunya serta
tegak lurus terhadap lantai yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak
bergelombang.
- Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan
elektrikal.
- Sebelum diplester, siar lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu
pada permukaan dinding bata untuk menghindarkan keretakan.
- Buat adukan untuk plesteran dengan menggunakan Concrete Mixer
- Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan
alat bantu unting-unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
- Lekatkan adukan plesteran , siar pada permukaan yang akan dikerjakan ,
kemudian ratakan dengan raskam dan jidar serta membentuk lingkaran
sesuai dengan diameter batu.
- Perataan plesteran, siar dengan acuan yang telah dibuat.
VII. Timbunan Tanah Didatangkan
Pekerjaanini disyaratkansebelum melakukan penggalian dilokasi
pengambilan tanah timbunan, mula-mula permukaan tanah dikupas
sedalam 25 cm guna mendapatkan kwalitas tanah timbunan yang
diharapkan.
Untuk daerah timbunan yang tanah timbunan nya tidak terpenuhi dari
tanah hasil galian, maka akan didatangkan dari tempat lain. Daerah yang
ditimbun adalah tempat – tempat yang elevasinya belum memenuhi sesuai
16. 16
dengan gambar rencana atau petunjuk Direksi. Tanah Timbun yang
digunakan dipilih yang memiliki kualitas yang baik untuk timbunan.
Penimbunan dilaksanakan lapis demi lapis, lapis pertama ditimbun tanah
setebal 25 – 30 cm lalu dipadatkan, kemudian ditimbun tanah setebal seperti
lapis pertama dan dipadatkan lagi. Pekerjaan ini berulang sampai
mendapatkan elevasi yang ditentukan.
VIII. BETON K. 175
Tahap pelaksanaan
1. Bahan-bahan untuk campuran beton (semen, pasir, aggregat kasar dan
air)
2. Material (pasir, semen, aggregat kasar) pencampuran dilakukan
menggunakan concerete pan mixer.
3. Bersihkan lantai kerja, selanjutnya pasang pmbesian dan bekisting.
Pembesian, bekisting dan benda-benda lain (pipa) yang dimasukkan
kedalam beton harus diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat
pengecoran.
4. Adukan beton menggunakan concerete mixer dan dituang ke dalam
cetakan.
5. Padatkan adukan beton secara merata menggunakan Concerete Vibrator.
6. Permukaan beton dibentuk dan diratakan perlahan-lahan menggunakan
Towel dan dilanjutkan menggunakan mistar lurus sampai permukaan
menjadi rata dan halus.
7. Perawatan dilakukan dengan menutupi permukaan beton menggunakan
karung basah.
8. Setelah minimal 12 jam pada saat pengecoran bekisting dibongkar.
Tenaga:
Pekerja Biasa
Tukang
Mandor
Bahan:
Semen
17. 17
Pasir Beton
Agregat Kasar
Bekisting
Paku
Peralatan:
Batching Plant
Truck Mixer
Conc. Vibrator
Water Tanker
Alat Bantu
Catatan : Untuk Komposisi tergantung sampel material yang akan digunakan
dilapangan nantinya.
Demikian Metode Pelaksanaan ini kami buat, sebagaimana yang telah
disyaratkan dalam dokumen lelang.