SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Fenomena pekerja anak merupakan gambaran betapa kompleks dan rumitnya
permasalahan anak. Terlepas dari semua hal tersebut, penghargaan, penghormatan, serta
perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) digaung- gaungkan di penjuru dunia. Sejak
awal pendeklarasian HAM, berbagi bentuk peraturan yang bersifat universal telah
dikeluarkan dalam rangka mendukung upaya perlindungan HAM di dunia. Upaya
perlindungan juga diikuti dengan penegakan hukum demi terselenggaranya HAM yang
konsisten. Jika kita berbicara fenomena pekerja anak, maka bidang HAM yang langsung
bersinggungan adalah hak anak. Baik di dunia internasional maupun di Indonesia,
masalah seputar kehidupan anak menjadi perhatian utama bagi masyarakat maupun
pemerintah. Sangat banyak keadaan-keadaan ideal yang sebenarnya dapat menuntaskan
permasalahan sosial ini. Namun, faktor-faktor lain seperti kegagalan dalam pranata sosial
turut menunjukkan ketidak mampuan pemerintah.
Dalam konteksnya, sebenarnya anak mempunyai hak yang bersifat asasi
sebagaimana yang dimiliki orang dewasa. Namun, perlindungan terhadapnya tidak
sebombastis ketika masalah HAM yang menyangkut orang dewasa atau isu gender
diumbar ke khalayak umum. Perlindungan terhadap hak anak tidak terlalu banyak
dipikirkan pada umumnya. Begitu pula dengan langkah konkritnya, bahkan upaya
perlindungan itu sendiri dilanggar oleh negara dan berbagai tempat di negeri ini, orang
dewasa, bahkan orang tuanya sendiri. Banyak anak-anak yang berada di bawah umur
menjadi objek dalam pelanggaran terhadap hak-hak anak akibat pembangunan ekonomi
yang dilakukan . Di negara kita, pekerja anak dapat dilihat dengan mudah di pertigaan
atau di perempatan jalan. Pandangan kita jelas tertujuh pada sekelompok anak yang
mengamen, mengemis, atau mengais rezeki di jalanan bila dikaitkan dengan substansi
Peraturan Perundang-Undangan tentang Perlindungan dan Kesejahteraan Anak dalam
Pasal 37. pasal 39 ayat 4, Pasal 43 ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Perbedaan yang sangat menonjol pembangunan
secara fisik tidak diimbangi dengan pembangunan moral bangsa akan berakibat rusaknya
fundamen tatanan kehidupan didalam masyarakat itu sendiri. Pendidikan di lintas sektoral
perlu ditingkatkan guna mengangkat citra bangsa didunia Internasional bahwa
kebangkitan suatu bangsa ditandai dengan pedulinya masyarakat terhadap kehidupan
anak. Itu hanya sedikit dari betapa mirisnya kondisi anak-anak Indonesia. Masih banyak
yang tidak terlihat jelas, upaya-upaya pengeksploitasian anak-anak di negeri ini bahkan
dapat disejajarkan dengan tindakan kriminal. Mereka di eksploitasi sebagai pekerja kasar
konstruksi dan tambang tradisional, penyelam mutiara, penculikan dan perdagangan
anak, kekerasan aanak, penyiksaan anak dan bahkan pelacur komersial.
Anak, sayangnya adalah gambaran dan cerminan masa depan, aset keluarga,
agama, bangsa, negara dan merupakan generasi penerus di masa yang akan datang.
Mereka berhak mendapatkan kebebasan, menikmati dunianya, dilindungi hak-hak mereka
tanpa adanya pengabaian yang dilakukan oleh pihak tertentu yang ingin memanfaatkan
kesempatan untuk mencari keuntungan pribadi.
Sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA)
sejak tahun 1990, negara Indonesia mempunyai kewajiban melaksanakan kesepakatan-
kesepakatan tindak lanjut dan memenuhi hak hak anak sesuai butir-butir konvensi.
Dengan telah diratifikasinya KHA, negara mempunyai tanggung jawab untuk
mengimplementasikan KHA kedalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun,
terjadinya krisis multidimensi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997,
telah menyebabkan kondisi sebagian anak Indonesia secara kualitas mengalami
penurunan, sehingga situasi anak Indonesiapun menjadi buram dan semakin
memprihatinkan, karena korban terbesar akibat krisis adalah anak anak. Akibat dari krisis
tersebut banyak hak anak yang semakin terabaikan, bahkan persoalan anakpun menjadi
semakin komplek, dari anak jalanan, anak terlantar, pekerja anak, anak anak korban
konflik bersenjata, anak korban trafficking sampai anak anak yang dilacurkan.
Masalah Perlindungan Anak baru menjadi perhatian masyarakat Indonesia pada
kurun waktu tahun 90-an, setelah secara intensif berbagai bentuk kejahatan dan
eksploitasi terhadap pekerja anak (child labour) di Indonesia di angkat ke permukaan
oleh berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Fenomena inipun muncul pula di
berbagai kawasan Asia lainnya, seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina, sehingga dengan
cepat isu ini menjadi isu regional bahkan global yang memberikan inspirasi kepada
masyarakat dunia tentang urgensi permasalahan ini.
Lahirnya perhatian secara khusus tehadap praktek HAM di Indoensia,
khususnya terhadap Perlindungan Anak, tidak dapat terlepas dari peran LSM dan
masyarakat internasional dalam menciptakan gerakan-gerakan sosial baru (new social
movement) sebagai sebuah perlawanan (opposition power) terhadap otoritas negara yang
otoritatif yang lebih mengejar pertumbuhan ekonomi. Advokasi LSM dalam usaha untuk
mewujudkan suatu masyarakat madani (civil society) telah memberikan momentum
terhadap pemberdayaan dan perlindungan kaum tersingkir, lemah, dan tertindas
(disadvantaged people) untuk memperoleh hak-hak dasarnya sebagai warga dari sebuah
masyarakat negara.
Perlindungan terhadap anak, yang merupakan objek sangat rentan (fragile)
dalam suatu negara (baik pada kondisi damai maupun perang) terhadap berbagi bentuk
penindasan dan eksploitasi secara politis, ekonomi, sosial, maupun budaya masyarakat
yang cenderung bersifat patriarchi, merupakan kewajiban dan tanggung jawab dari suatu
negara, masyarakat, dan khususnya keluarga. Hal inipun menjadi salah satu pusat
perhatian masyarakat dunia pada konverensi HAM di Wina, 25 Juni 1993 yang
menghasilkan Deklarasi Vienna dan Program Aksinya yang dipakai sebagai acuan dasar
penegakan dan pemberdayaan HAM di dunia, yang salah satu bagiannya secara khusus
menegaskan tentang hak-hak anak.
Disahkannya UU No: 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak merupakan
suatu lompatan yang sangat besar sekaligus merupakan suatu kemajuan dan perhatian
yang luar biasa terhadap anak, terutama dalam upaya pemenuhan hak anak dan
perlindungan anak. Dalam rangka pemenuhan dan perlindungan hak anak serta guna
menangani permasalahan anak yang semakin berkembang tersebut, perlu dibentuk
KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI). Dibentuknya KPAI juga
merupakan amanat UU No: 23 tahun 2002 pasal 74 yang menyebutkan “Dalam rangka
meningkatkan efektifitas penyelenggaraan perlindungan anak Indonesia yang bersifat
independen”.
Dari berbagai gejala sosial yang saat ini tengah muncul ke permukaaan, masalah
pekerja anak kian menjadi perbincangan hangat dalam upaya perealisasian yang
sebenarnya. Dalam persepektif UU perlindungan anak, pasal 1 ayat 1No.23 tahun 2002
bahwa anak yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam perlindungan.
Dalam hal ini mereka tidak boleh menjadi tulang punggung ekonomikeluarga. Anak-anak
hanya boleh berada ditiga tempat yakni rumah, sekolah dan tempat mereka bermain saja.
Apapun alasannya memperkerjakan anak dibawah umur merupakan perbuatan yang
melanggar undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.
2.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut ;
1. Apa yang dimaksud dengan anak dihubungkan dengan hak dan kewajiban anak?
2. Apa yang dimaksud dengan pekerja anak?
3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pekerja anak?
4. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya perkerja anak?
2.3 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian anak dan hak dan kewajibannya
2. Untuk mengetahui pengetian pekerja anak
3. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap pekerja anak
4. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya pekerja anak
BAB II
KAJIAN TEORI
2.2 Pengertian anak
a. Penyajian secara histories
Yakni anggapan bangsa Yunani bahwa “ anak- anak dianggap sebagai manusia
dewasa dengan ukuran kecil”. Disini dianggap seluruh sikap dan perilaku yang diberikan
kepada anak-anak serta harapan dan tuntutan yang ditujukan kepada anak-anak
disamakan dengan sikap dan perilaku serta harapan dan tuntutan yang ditujukan kepada
orang dewasa.
Pandangan lain mengenai definisi anak yakni pada masa awal tersebarnya
agama nasrani di Eropa menunjukkan ciri-ciri antara lain :
1. Anak-anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan
ketertiban.
2. Anak–anak lebih mudah belajar denga contoh daripada belajar dengan aturan.
3. Anak-anak tidak sama dengan orang dewasa.
b. Menurut makna Yuridis
Yakni berdasarkan Undang-Undang perlindungan anak (UUPA) No. 23 tahun
2002 yang dimaksud denga anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun (
termasuk anak dalam kandungan).
Dari beberapa penyajian definisi anak dapat disimpulkan bahwa anak-anak
merupakan masa sosialisasi yang belangsung secara efektif seseorang yang berumur
diantara 5-18 tahun ( dibawah 5 tahun termasuk kategori anak karena masih disebut
balita). Kecenderungan untuk menyimpang yang dipaparkan sebelumnya merupakan
bentuk sosialisasi dari anak-anak dari. Dari segi fisik dan psikis jelas berbeda dengan
orang dewasa, sehingga dalam hal ini tidak bisa disama artikan. Namun, sisi lain
menggungkapkan bahwa pada masa ini anak–anak sudah mengalami korelasi yang positif
serta sifat tunduk pada peraturan yang kemudian menjadi sangat realistis dengan berbagai
kecenderungan-kecenderungan, seperti gemar membentuk kelompok dengan aturan-
aturan sendiri dan lain-lain.
Anak merupakan generasi muda dan tumpuan harapan bangsa” kata-kata ini
cukup sangat memberikan kita pemahaman bahwa penerus cita-cita bangsa ini teletak
pada mereka yang merupakan sumber daya manusaia (SDM) yang harus dikembangkan,
dilindungi dan diberi hak-haknya. Oleh karena itu dalam rangka menciptakan sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas baik secara fisik, mental, moral dibutuhkan
pembinaan dan pembimbingan secara mendalam dan terus-menerus tanpa mengabaikan
hak-hak mereka sebagai anak. Didalam Undang-Undang Republik Indonesia No.13
Tahun 2003 Tentang Tenaga Kerja disebutkan pngertian anak yaitu :”Anak adalah setiap
orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas) tahun.”
Berangkat dari dua pengertian tentang anak diatas menunjukkan bahwa yang
dimaksud dengan anak adalah seseorang yang umurnya belum mencapai 18 tahun. Dalam
konvensi hak anak atau yang lebih dikenal dengan KHA juga dijelaskan bahwa“Untuk
tujuan-tujuan Konvensi ini, seorang anak berarti setiap manusia di bawah umur delapan
belas tahun kecuali menurut undang-undang yang berlaku pada anak, kedewasaan dicapai
lebih awal”. Sehingga dalam kondisi apapun dan dengan alasan apapun anak yang diawah
umur 18 (delapan belas) tahun, harus mendapatkan hak-hak mereka sepenuhnya.
Dalam konstitusi kita (UUD 1945) juga dijelaskan bahwa “setiap anak berhak
atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.” Maka dapat dipastikan bahwa anak mempunyai hak
konstitusional dan negara wajib menjamin serta melindungi pemenuhan hak anak yang
merupakan hak asasi manusia (HAM). Berbicara masalah diskriminasi hal ini cukup
rentan terjadi dilakalangan anak-anak, hal ini terbukti banyaknya kasus mengenai
ekploitasi anak.
2.2 Hak dan kewajiban anak
Hak anak sebenarnya tercantum secara tegas dalam Undang-undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Instrumen hukum yang mengatur perlindungan
hak anak diatur dalam Konvensi PBB tentang hak-hak anak (Convention on The Right of
The Child ) Tahun 1989, telah diratifikasi oleh lebih 191 negara. Indonesia sebagai
anggota PBB telah meratifikasi keputusan Presiden Nomor 36 tahun 1990. Dengan
demikian konvensi PBB tentang hak anak tersebut telah menjadi hukum Indonesia dan
mengikat seluruh warga Indonesia. Konvensi anak-anak merupakan instrument yang
berisi perumusan prinsip-prinsip universal dan ketentuan norma hukum mengenai anak.
Konvensi hak anak merupakan sebuah perjanjian internasional mengenai hak asasi
manusia yang memasukkan hak-hak sipil dan politik, hak ekonomi, sosial dan budaya.
Secara garis besar Konvensi hak anak dapat dikategorikan sebagai berikut, pertama
penegasan hak-hak anak, kedua perlindungan oleh Negara, ketiga peran serta berbagai
pihak ( pemerintahan, masyarakat dan swasta) dalam menjamin penghormatan terhadap
hak-hak anak. Ketentuan hukum mengenai hak-hak anak dalm konvensi hak anak dapat
dikelompokkan menjadi :
a. Hak terhadap kelangsungan hidup(survival right)
Hak kelangsungan hidup berupa hak-hak untuk melestarikan ,mempertahankan
hidup, hak untuk memperoleh standar kesehatan tertinggi,dan perawatan sebaik-baiknya.
Konsekuensinya menurut konvensi hak anak, Negara harus menjamin kelangsungan hak
hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan anak (Pasal 6). Disamping itu, Negara
berkewajiban untuk menjamin hak atas taraf kesehatan tertinggi yang bisa dijangkau, dan
melakukan pelayanan kesehatan dan pengobatan, khususnya perawatan kesehatan primer
(paasal 24). Implementasinya pada pasal 24, Negara berkewajiban untuk melaksanakn
program-program :
1) melaksanakan upaya penurunan angka kematian bayi dan anak,
2) menyediakan pelayaanan kesehatan yang diperlukan,
3) memberantas penyakit dan kekurangan gizi,
4) menyediakan pelayanan kesehatan sebelum dan sesudah melahirkan bagi ibu,
5) memperoleh informasi dan akses pada pendidikan dan mendapat dukungan pada
pengetahuan dasar tentang kesehatan dan gizi,
6) mengembangkan perawatan kesehatan pencegahan, bimbingan bagi orang tua, serta
penyuluhan keluarga berencana, dan
7) mengambil tindakan untuk menghilangkan praktik tradisional yang berprasangka buruk
terhadap pelayanan kesehatan.
Terkait dengan itu, hak anak akan kelangsungan hidup dapat berupa :
1) hak anak untuk mendapatkan nama dan kewarganegaraan semenjak lahir (pasal 7)
2) hak anak untuk memperoleh perlindungan dan memulihkan kembali aspek dasar jati diri
anak (nama, kewarganegarran, dan ikatan keluarga) (pasal 8)
3) hak anak untuk hidup bersama ( pasal 9) , dan hak untuk memperoleh perlindungan dari
segala bentuk salah perlakuan (abuse) yang dilakukan orang tua atau orang lain yang
bertanggung jawab atas pengasuhan (pasal 19),
4) hak untuk memperoleh perlindungan khusus bagi anak-anak yang kehilangan lingkungan
keluarga dan menjamin pengusahaan keluarga atau penempatan institusional yang sesuai
dengan mempertimbangkan latar belakang budaya anak (pasal 20),
5) adopsi anak hanya dibolehkan dan dilakukan demi kepentingan terbaik anak , dengan
segala perlindungan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang (pasal 21)
6) hak-hak anak penyandang cacat untuk memperoleh pengasuhan, perlindungan,
pendidikan, dan pelatihan khusus yang dirancang untuk membantu mereka demi
mencapai tingkat kepercayaan diri yang tinggi
b. Hak terhadap perlindungan (protection right)
Yaitu perlindungan anak dari diskriminasi, tindak kekerasan dan ketelantaran
bagi anak yang tidak mempunyai keluarga, dan bagi anak pengungsi. Hak perlindungan
ini antara lain :
1) perlindungan anak penyandang cacat untuk memperoleh pendididikan, perawatan,dan
latihan khusus,
2) hak anak dari kelompok masyarakat minoritas dan penduduk asli dalm kehidupan
masyarakat negara. Perlindungan dari eksploitasi meliputi perlindungan dari gangguan
kehidupan pribadi,dari keterlibatan dalam pekerjaan yang dapat mengancam kesehatan
dan lain- lain.
3) Perlindungan dari penyalahgunaan obat bius dan narkoba, perlindungan dari upaya
penganiayaan seksual, prostitusi , dan pornografi,
4) Perlindungan upaya penjualan, penyelundupan, dan penculikan anak.
5) Perlindungan dari proses hukum bagi anak yang didakwa atau diputus telah melakukan
pelanggaran hukum.
c. Hak untuk tumbuh kembang (development right)
Yaitu meliputi segala bentuk pendidikan formal maupun nonformal dan hak
untuk mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental, spiritual,
moral, dan sosial anak. Hak anak atas pendidikan diatur dalam pasal 28 konvensi hak
anak menyebutkan :
1) Negara menjamin kewajiban pendidikan dasar dan menyediakan secara cuma-cuma
2) Mendorong pengembangan macam-macam bentuk pendidikan dan mudah dijangkau
setiap anak
3) Membuat informasi dan bimbingan pendidikan dan keterampilan bagi anak , dan
4) Mengambil langkah-langkah untuk mendorong kehadirannya secara teratur di sekolah
dan pengurangan angka putus sekolah.
Hak untuk berpartisipasi yaitu hak untuk menyatakan pendapat dalm segala hal
seperti hak untuk mengetahui informasi serta mengeksprisikannya, hak untuk berserikat
menjalin hubungan untuk bergabung, dan lain-lain.
2.3 Perlindungan terhadap hak anak anak
Permasalahan yang cukup mendasar di negara kita adalah kurangnya
pembangunan manusia, oleh karena itu isu pembangunan manusia menjadi sangat urgent
dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas seharusnya menjadi salah
satu strategi utama pemerintah dalam mewujudkan cita-cita luhur sebuah bangsa. Jika
kita telusuri salah satu solusi yang mendasr dan fundamental adalah meningkatkan
kualitas anak sebagai tumpuan harapan bangsa karena anak merupakan tunas, bangsa dan
ditangan mereka letak maju-mundurnya bangsa ini sebagai geneasi yang memiliki peran
yang sangat strategis dalam mengemban dan mewujudkan cita-cita bangsa. Sehingga
perlindungan terhadap hak-hak anak menjadi skala prioritas dalam mewujudkan generasi
yang cerdas,sehat, memiliki akhlak mulia. Dalam UU no 23 tahun 2002 dijelaskan
bahwa:
Pasal 1
Ayat (1) Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta
mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
Ayat (12) Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin,
dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara.
Pasal 2
Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip
dasar Konvensi Hak-Hak Anak meliputi :
a. non diskriminasi;
b. kepentingan yang terbaik bagi anak;
c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan
d. penghargaan terhadap pendapat anak.
Pasal 3
Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,
demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.
Dari pengertian diatas tersirat bahwa anak terlindungi dari segala bentuk
kekerasan, perlakuan salah, penelantaran, dan eksploitasi. Sehingga dengan adanya UU
ini dapat memberikan perlindungan terhadap anak. Anak yang dilahirkan memiliki
kedudukan yang sama dengan orang dewasa sebagai manusia sutuhnya. Seorang anak
juga memiliki hak mendapat pengakuan dari lingkungan mereka, rasa hormat atas
kemampuan yang mereka miliki, dan perlindungan, serta harga diri dan partisipasi tanpa
harus mencapai usia kedewasaan terlebih dahulu. Hak dan kewajiban anak diatur dalam
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002. Dalam undang-undang tersebut, hak anak antara
lain beribadah menurut agamanya, mendapatkan pelayanan kesehatan, memperoleh
pendidikan dan pengajaran, mengutarakan pendapatnya sesuai tingkat kecerdasan dan
usianya, memanfaatkan waktu luang untuk bergaul dengan anak sebayanya, bermain,
berekreasi sesuai minat, bakat dan tingkat kecerdasannya dalam rangka pengembangan
diri. Pada titik inilah sebenarnya penekanan bahwa anak-anak harus merdeka dalam
usianya, sehingga kata-kata “masih kecil belum bahagia” tidak terlontarkan untuk mereka
dan terhindar dari diskriminasi,tindak kekerasan dan keterlantaran bagi anak yang tidak
mempunyai keluarga, dan bagi anak pengungsi sekalipun. Hak perlindungan dari
diskriminasi, termasuk (1) perlindungan anak penyandang cacat untuk memperoleh
pendidikan, perwatan dan latihan khusus, dan (2) hak anak dari kelompok masyarakat
minoritas dan penduduk asli dalam kehidupan masyarakat negara. Perlindungan dari
ekploitasi, meliputi (1) perlindungan dari gangguan kehidupan pribadi, (2) perlindungan
dari keterlibatan dalam pekerjaan yang mengancam kesehatan, pendidikan dan
perkembangan anak, (3) perlindungan dari penyalahgunaan obat bius dan narkoba,
perlindungan dari upaya penganiayaan seksual, prostitusi, dan pornografi, (4)
perlindungan upaya penjualan, penyelundupan dan penculikan anak, dan (5)
perlindungan dari proses hukum bagi anak yang didakwa atau diputus telah melakukan
pelanggaran hukum.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian pekerja anak
Pekerja anak menurut Undang- Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003
adalah anak-anak baik laki-laki maupun perempuan yang terlibat dalam kegiatan
ekonomi yang mengganggu dan menghambat proses tumbuh kembang dan
membahayakan bagi kesehatan fisik dan mental anak. Definisi lain menyebutkan bahwa
pekerja anak adalah sebuah istilah untuk mempekerjakan anak kecil dengan gaji kecil dan
dapat memiliki konotasi pengeksploitasian anak kecil atas tenaga mereka.
Dalam hal ini batasan yang ditentukan berhubungan dengan pekerja anak adalah
usia dibawah 18 tahun dengan penentuan beberapa karakteristik umum anak misalnya,
jenis kelamin, umur dan pendidikan. Karakteristik ketenaga kerjaan seperti jenis
pekerjaan, status pekerjaan, jam kerja, dan imbalan kerja. Sedangkan karakteristik umum
sosial yakni tempat tinggal dan kondisi keluarga.
Tindakan eksploitasi pekerja anak dilakukan karena dianggap produktif. Anak
secara psikologis menerima otoritas orang tua dan guru sebgai suatu hal yang wajar.
Dilihat dari tugas perkembangannnya pun anak-anak dibebani pada tugas-tugas
perkembangan yang didasari tiga hal, yaitu kematangan fisik, rangsangan atau tuntutan
dari masyarakat dan norma pribadi mengenai aspirasinya. Anak yang secara fisik
dianggap sudah matang misalnya anak yang memilki postur tubuh yang besar dianggap
sudah bias menerima tuntutan dari lingkungan baik orang tua maupun masyarakat.
Anak bisa dieksploitasi dengan bekerja tanpa menimbulkan masalah, menerima
sedikit gaji tanpa protes, mudah diatur dan penurut. Fenomenanya adalah ketika tugas
perkembangan anak dipaksa oleh realisme ekonomi keluarga. Anak dijadikan faktor
ekonomi yang menunjang keberlangsungan keluarga agar mereka dapat hidup dengan
mencukupi kebututhan dasarnya. Padahal, jika kita telaah tugas perkembangan anak
secara umum menurut Havighurst ( dalam Hurlock,1980) meliputi :
a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum.
b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sbagai makhluk yang sedang tumbuh.
c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman- teman seusianya.
d. Mulai mengembangkan peranan social pria atau wanita yang tepat.
e. Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung.
f. Mengembangkan pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari- hari.
g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata tingkah laku nilai.
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga.
i. Mencapai kebebasan pribadi.
3.2 Perlindungan hukum terhadap pekerja anak

More Related Content

What's hot

Tinjauan pustaka tentang pekerja anak
Tinjauan pustaka tentang pekerja anakTinjauan pustaka tentang pekerja anak
Tinjauan pustaka tentang pekerja anakandisgrasi
 
Materi perlindungan anak
Materi perlindungan anakMateri perlindungan anak
Materi perlindungan anakAzka Sudrajat
 
Menentang Pornografi dan Eksploitasi Seksual Terhadap Anak
Menentang Pornografi dan Eksploitasi Seksual Terhadap AnakMenentang Pornografi dan Eksploitasi Seksual Terhadap Anak
Menentang Pornografi dan Eksploitasi Seksual Terhadap AnakECPAT Indonesia
 
Tanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak
Tanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial AnakTanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak
Tanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial AnakECPAT Indonesia
 
Modul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual Anak
Modul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual AnakModul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual Anak
Modul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual AnakECPAT Indonesia
 
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Afrizal Bob
 
Buku panduan desa bebas pronografi anak
Buku panduan desa bebas pronografi anakBuku panduan desa bebas pronografi anak
Buku panduan desa bebas pronografi anakECPAT Indonesia
 
Konsepsia agust 2016
Konsepsia agust 2016Konsepsia agust 2016
Konsepsia agust 2016Be Susantyo
 
Pemenuhan hak pendidikan anak
Pemenuhan hak pendidikan anakPemenuhan hak pendidikan anak
Pemenuhan hak pendidikan anakZamzam Muzaki Sm
 
Konvensi Hak Anak & KLA
Konvensi Hak Anak & KLAKonvensi Hak Anak & KLA
Konvensi Hak Anak & KLAZainal Asikin
 
Perlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anak
Perlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anakPerlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anak
Perlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anakTrini Handayani
 
Eksploitasi Seksual Komersial Anak dalam RKUHP
Eksploitasi Seksual Komersial Anak dalam RKUHPEksploitasi Seksual Komersial Anak dalam RKUHP
Eksploitasi Seksual Komersial Anak dalam RKUHPECPAT Indonesia
 
Memerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWAB
Memerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWABMemerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWAB
Memerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWABECPAT Indonesia
 
Perlindungan hak asasi manusia
Perlindungan hak asasi manusiaPerlindungan hak asasi manusia
Perlindungan hak asasi manusiaboscobahy1
 
Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2Afrizal Bob
 

What's hot (20)

Hak Anak di Indonesia
Hak Anak di IndonesiaHak Anak di Indonesia
Hak Anak di Indonesia
 
Tinjauan pustaka tentang pekerja anak
Tinjauan pustaka tentang pekerja anakTinjauan pustaka tentang pekerja anak
Tinjauan pustaka tentang pekerja anak
 
Materi perlindungan anak
Materi perlindungan anakMateri perlindungan anak
Materi perlindungan anak
 
UU Perlindungan Anak
UU Perlindungan AnakUU Perlindungan Anak
UU Perlindungan Anak
 
Menentang Pornografi dan Eksploitasi Seksual Terhadap Anak
Menentang Pornografi dan Eksploitasi Seksual Terhadap AnakMenentang Pornografi dan Eksploitasi Seksual Terhadap Anak
Menentang Pornografi dan Eksploitasi Seksual Terhadap Anak
 
Hak Anak
Hak AnakHak Anak
Hak Anak
 
Tanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak
Tanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial AnakTanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak
Tanya & Jawab tentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak
 
Modul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual Anak
Modul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual AnakModul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual Anak
Modul 3 - Aturan Hukum Ekspoitasi Seksual Anak
 
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
 
Buku panduan desa bebas pronografi anak
Buku panduan desa bebas pronografi anakBuku panduan desa bebas pronografi anak
Buku panduan desa bebas pronografi anak
 
Konsepsia agust 2016
Konsepsia agust 2016Konsepsia agust 2016
Konsepsia agust 2016
 
Pemenuhan hak pendidikan anak
Pemenuhan hak pendidikan anakPemenuhan hak pendidikan anak
Pemenuhan hak pendidikan anak
 
Konvensi Hak Anak & KLA
Konvensi Hak Anak & KLAKonvensi Hak Anak & KLA
Konvensi Hak Anak & KLA
 
Perlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anak
Perlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anakPerlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anak
Perlindungan dan penegakan hukum terhadap kasus kekerasan seksual pada anak
 
Eksploitasi Seksual Komersial Anak dalam RKUHP
Eksploitasi Seksual Komersial Anak dalam RKUHPEksploitasi Seksual Komersial Anak dalam RKUHP
Eksploitasi Seksual Komersial Anak dalam RKUHP
 
Memerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWAB
Memerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWABMemerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWAB
Memerangi Pariwisata Sex Anak: TANYA & JAWAB
 
Perlindungan hak asasi manusia
Perlindungan hak asasi manusiaPerlindungan hak asasi manusia
Perlindungan hak asasi manusia
 
Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2Perlindungan perempuan 2
Perlindungan perempuan 2
 
Konvensi hak anak edit
Konvensi hak anak editKonvensi hak anak edit
Konvensi hak anak edit
 
Childtrafficking
ChildtraffickingChildtrafficking
Childtrafficking
 

Similar to Makala

Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademikasmadibeny
 
01. bagian hak anak
01. bagian hak anak01. bagian hak anak
01. bagian hak anakwirantayudha
 
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docxjurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docxRiskyAmnur
 
Pertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdf
Pertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdfPertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdf
Pertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdfYogiYasaWedha
 
Hukum_Perlindungan_Anak.pdf
Hukum_Perlindungan_Anak.pdfHukum_Perlindungan_Anak.pdf
Hukum_Perlindungan_Anak.pdfitarahmawati20
 
Presentasi anak jalanan
Presentasi anak jalananPresentasi anak jalanan
Presentasi anak jalananAstana Maulana
 
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532STISIPWIDURI
 
MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docx
MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docxMAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docx
MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docxNaomiSitoppul
 
Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Susyapriyani
 
14. PPT-HAK-ANAK (1).pptx
14. PPT-HAK-ANAK (1).pptx14. PPT-HAK-ANAK (1).pptx
14. PPT-HAK-ANAK (1).pptxIkasariDewi2
 
Skripsi hukum
Skripsi hukumSkripsi hukum
Skripsi hukummoncos123
 
Bab i adi berti
Bab i adi bertiBab i adi berti
Bab i adi bertiakubaim1
 
Pembekalan hukum pengangkatan anak a slideshare
Pembekalan hukum pengangkatan anak   a slidesharePembekalan hukum pengangkatan anak   a slideshare
Pembekalan hukum pengangkatan anak a slideshareJONI & TANAMAS LAW OFFICE
 
PPT-HAK-ANAK.pptx
PPT-HAK-ANAK.pptxPPT-HAK-ANAK.pptx
PPT-HAK-ANAK.pptxJOHAN250290
 
Menentang Pornografi dan Eksploitasi Terhadap Anak
Menentang Pornografi dan Eksploitasi Terhadap AnakMenentang Pornografi dan Eksploitasi Terhadap Anak
Menentang Pornografi dan Eksploitasi Terhadap AnakECPAT Indonesia
 

Similar to Makala (20)

Naskah akademik
Naskah akademikNaskah akademik
Naskah akademik
 
konsep anak.pdf
konsep anak.pdfkonsep anak.pdf
konsep anak.pdf
 
Analisis uu
Analisis uu Analisis uu
Analisis uu
 
01. bagian hak anak
01. bagian hak anak01. bagian hak anak
01. bagian hak anak
 
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docxjurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
 
Pertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdf
Pertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdfPertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdf
Pertemuan 1 sampai 3 PHAP.pdf
 
Hukum_Perlindungan_Anak.pdf
Hukum_Perlindungan_Anak.pdfHukum_Perlindungan_Anak.pdf
Hukum_Perlindungan_Anak.pdf
 
Presentasi anak jalanan
Presentasi anak jalananPresentasi anak jalanan
Presentasi anak jalanan
 
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
 
MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docx
MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docxMAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docx
MAKALAH PERLINDUNGAN ANAK.docx
 
Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)
 
14. PPT-HAK-ANAK (1).pptx
14. PPT-HAK-ANAK (1).pptx14. PPT-HAK-ANAK (1).pptx
14. PPT-HAK-ANAK (1).pptx
 
PPT-HAK-ANAK pramuka.pptx
PPT-HAK-ANAK pramuka.pptxPPT-HAK-ANAK pramuka.pptx
PPT-HAK-ANAK pramuka.pptx
 
Skripsi hukum
Skripsi hukumSkripsi hukum
Skripsi hukum
 
Bab i adi berti
Bab i adi bertiBab i adi berti
Bab i adi berti
 
Uu 23 2002
Uu 23 2002Uu 23 2002
Uu 23 2002
 
Pembekalan hukum pengangkatan anak a slideshare
Pembekalan hukum pengangkatan anak   a slidesharePembekalan hukum pengangkatan anak   a slideshare
Pembekalan hukum pengangkatan anak a slideshare
 
PPT-HAK-ANAK.pptx
PPT-HAK-ANAK.pptxPPT-HAK-ANAK.pptx
PPT-HAK-ANAK.pptx
 
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANAPERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
PERLIDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR PELAKU TINDAK PIDANA
 
Menentang Pornografi dan Eksploitasi Terhadap Anak
Menentang Pornografi dan Eksploitasi Terhadap AnakMenentang Pornografi dan Eksploitasi Terhadap Anak
Menentang Pornografi dan Eksploitasi Terhadap Anak
 

Recently uploaded

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfSEMUELSAMBOKARAENG
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufalKhawariz
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxAgungRomadhon3
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxSriayuAnisaToip
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..widyakusuma99
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfHernowo Subiantoro
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdferlita3
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxnawasenamerta
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxlastri261
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGEviRohimah3
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024SABDA
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfyuniarmadyawati361
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusiSusanti94678
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxEkoPutuKromo
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfgloriosaesy
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptDedi Dwitagama
 

Recently uploaded (20)

Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 

Makala

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fenomena pekerja anak merupakan gambaran betapa kompleks dan rumitnya permasalahan anak. Terlepas dari semua hal tersebut, penghargaan, penghormatan, serta perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM) digaung- gaungkan di penjuru dunia. Sejak awal pendeklarasian HAM, berbagi bentuk peraturan yang bersifat universal telah dikeluarkan dalam rangka mendukung upaya perlindungan HAM di dunia. Upaya perlindungan juga diikuti dengan penegakan hukum demi terselenggaranya HAM yang konsisten. Jika kita berbicara fenomena pekerja anak, maka bidang HAM yang langsung bersinggungan adalah hak anak. Baik di dunia internasional maupun di Indonesia, masalah seputar kehidupan anak menjadi perhatian utama bagi masyarakat maupun pemerintah. Sangat banyak keadaan-keadaan ideal yang sebenarnya dapat menuntaskan permasalahan sosial ini. Namun, faktor-faktor lain seperti kegagalan dalam pranata sosial turut menunjukkan ketidak mampuan pemerintah. Dalam konteksnya, sebenarnya anak mempunyai hak yang bersifat asasi sebagaimana yang dimiliki orang dewasa. Namun, perlindungan terhadapnya tidak sebombastis ketika masalah HAM yang menyangkut orang dewasa atau isu gender diumbar ke khalayak umum. Perlindungan terhadap hak anak tidak terlalu banyak dipikirkan pada umumnya. Begitu pula dengan langkah konkritnya, bahkan upaya perlindungan itu sendiri dilanggar oleh negara dan berbagai tempat di negeri ini, orang dewasa, bahkan orang tuanya sendiri. Banyak anak-anak yang berada di bawah umur
  • 2. menjadi objek dalam pelanggaran terhadap hak-hak anak akibat pembangunan ekonomi yang dilakukan . Di negara kita, pekerja anak dapat dilihat dengan mudah di pertigaan atau di perempatan jalan. Pandangan kita jelas tertujuh pada sekelompok anak yang mengamen, mengemis, atau mengais rezeki di jalanan bila dikaitkan dengan substansi Peraturan Perundang-Undangan tentang Perlindungan dan Kesejahteraan Anak dalam Pasal 37. pasal 39 ayat 4, Pasal 43 ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Perbedaan yang sangat menonjol pembangunan secara fisik tidak diimbangi dengan pembangunan moral bangsa akan berakibat rusaknya fundamen tatanan kehidupan didalam masyarakat itu sendiri. Pendidikan di lintas sektoral perlu ditingkatkan guna mengangkat citra bangsa didunia Internasional bahwa kebangkitan suatu bangsa ditandai dengan pedulinya masyarakat terhadap kehidupan anak. Itu hanya sedikit dari betapa mirisnya kondisi anak-anak Indonesia. Masih banyak yang tidak terlihat jelas, upaya-upaya pengeksploitasian anak-anak di negeri ini bahkan dapat disejajarkan dengan tindakan kriminal. Mereka di eksploitasi sebagai pekerja kasar konstruksi dan tambang tradisional, penyelam mutiara, penculikan dan perdagangan anak, kekerasan aanak, penyiksaan anak dan bahkan pelacur komersial. Anak, sayangnya adalah gambaran dan cerminan masa depan, aset keluarga, agama, bangsa, negara dan merupakan generasi penerus di masa yang akan datang. Mereka berhak mendapatkan kebebasan, menikmati dunianya, dilindungi hak-hak mereka tanpa adanya pengabaian yang dilakukan oleh pihak tertentu yang ingin memanfaatkan kesempatan untuk mencari keuntungan pribadi. Sebagai salah satu negara yang telah meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) sejak tahun 1990, negara Indonesia mempunyai kewajiban melaksanakan kesepakatan-
  • 3. kesepakatan tindak lanjut dan memenuhi hak hak anak sesuai butir-butir konvensi. Dengan telah diratifikasinya KHA, negara mempunyai tanggung jawab untuk mengimplementasikan KHA kedalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, terjadinya krisis multidimensi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, telah menyebabkan kondisi sebagian anak Indonesia secara kualitas mengalami penurunan, sehingga situasi anak Indonesiapun menjadi buram dan semakin memprihatinkan, karena korban terbesar akibat krisis adalah anak anak. Akibat dari krisis tersebut banyak hak anak yang semakin terabaikan, bahkan persoalan anakpun menjadi semakin komplek, dari anak jalanan, anak terlantar, pekerja anak, anak anak korban konflik bersenjata, anak korban trafficking sampai anak anak yang dilacurkan. Masalah Perlindungan Anak baru menjadi perhatian masyarakat Indonesia pada kurun waktu tahun 90-an, setelah secara intensif berbagai bentuk kejahatan dan eksploitasi terhadap pekerja anak (child labour) di Indonesia di angkat ke permukaan oleh berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Fenomena inipun muncul pula di berbagai kawasan Asia lainnya, seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina, sehingga dengan cepat isu ini menjadi isu regional bahkan global yang memberikan inspirasi kepada masyarakat dunia tentang urgensi permasalahan ini. Lahirnya perhatian secara khusus tehadap praktek HAM di Indoensia, khususnya terhadap Perlindungan Anak, tidak dapat terlepas dari peran LSM dan masyarakat internasional dalam menciptakan gerakan-gerakan sosial baru (new social movement) sebagai sebuah perlawanan (opposition power) terhadap otoritas negara yang otoritatif yang lebih mengejar pertumbuhan ekonomi. Advokasi LSM dalam usaha untuk mewujudkan suatu masyarakat madani (civil society) telah memberikan momentum
  • 4. terhadap pemberdayaan dan perlindungan kaum tersingkir, lemah, dan tertindas (disadvantaged people) untuk memperoleh hak-hak dasarnya sebagai warga dari sebuah masyarakat negara. Perlindungan terhadap anak, yang merupakan objek sangat rentan (fragile) dalam suatu negara (baik pada kondisi damai maupun perang) terhadap berbagi bentuk penindasan dan eksploitasi secara politis, ekonomi, sosial, maupun budaya masyarakat yang cenderung bersifat patriarchi, merupakan kewajiban dan tanggung jawab dari suatu negara, masyarakat, dan khususnya keluarga. Hal inipun menjadi salah satu pusat perhatian masyarakat dunia pada konverensi HAM di Wina, 25 Juni 1993 yang menghasilkan Deklarasi Vienna dan Program Aksinya yang dipakai sebagai acuan dasar penegakan dan pemberdayaan HAM di dunia, yang salah satu bagiannya secara khusus menegaskan tentang hak-hak anak. Disahkannya UU No: 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak merupakan suatu lompatan yang sangat besar sekaligus merupakan suatu kemajuan dan perhatian yang luar biasa terhadap anak, terutama dalam upaya pemenuhan hak anak dan perlindungan anak. Dalam rangka pemenuhan dan perlindungan hak anak serta guna menangani permasalahan anak yang semakin berkembang tersebut, perlu dibentuk KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KPAI). Dibentuknya KPAI juga merupakan amanat UU No: 23 tahun 2002 pasal 74 yang menyebutkan “Dalam rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan perlindungan anak Indonesia yang bersifat independen”. Dari berbagai gejala sosial yang saat ini tengah muncul ke permukaaan, masalah pekerja anak kian menjadi perbincangan hangat dalam upaya perealisasian yang
  • 5. sebenarnya. Dalam persepektif UU perlindungan anak, pasal 1 ayat 1No.23 tahun 2002 bahwa anak yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam perlindungan. Dalam hal ini mereka tidak boleh menjadi tulang punggung ekonomikeluarga. Anak-anak hanya boleh berada ditiga tempat yakni rumah, sekolah dan tempat mereka bermain saja. Apapun alasannya memperkerjakan anak dibawah umur merupakan perbuatan yang melanggar undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. 2.2 Rumusan masalah Adapun rumusan masalah dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut ; 1. Apa yang dimaksud dengan anak dihubungkan dengan hak dan kewajiban anak? 2. Apa yang dimaksud dengan pekerja anak? 3. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pekerja anak? 4. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya perkerja anak? 2.3 Tujuan Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengertian anak dan hak dan kewajibannya 2. Untuk mengetahui pengetian pekerja anak 3. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap pekerja anak 4. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya pekerja anak
  • 6. BAB II KAJIAN TEORI 2.2 Pengertian anak a. Penyajian secara histories Yakni anggapan bangsa Yunani bahwa “ anak- anak dianggap sebagai manusia dewasa dengan ukuran kecil”. Disini dianggap seluruh sikap dan perilaku yang diberikan kepada anak-anak serta harapan dan tuntutan yang ditujukan kepada anak-anak disamakan dengan sikap dan perilaku serta harapan dan tuntutan yang ditujukan kepada orang dewasa. Pandangan lain mengenai definisi anak yakni pada masa awal tersebarnya agama nasrani di Eropa menunjukkan ciri-ciri antara lain : 1. Anak-anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban. 2. Anak–anak lebih mudah belajar denga contoh daripada belajar dengan aturan. 3. Anak-anak tidak sama dengan orang dewasa. b. Menurut makna Yuridis Yakni berdasarkan Undang-Undang perlindungan anak (UUPA) No. 23 tahun 2002 yang dimaksud denga anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun ( termasuk anak dalam kandungan). Dari beberapa penyajian definisi anak dapat disimpulkan bahwa anak-anak merupakan masa sosialisasi yang belangsung secara efektif seseorang yang berumur diantara 5-18 tahun ( dibawah 5 tahun termasuk kategori anak karena masih disebut balita). Kecenderungan untuk menyimpang yang dipaparkan sebelumnya merupakan
  • 7. bentuk sosialisasi dari anak-anak dari. Dari segi fisik dan psikis jelas berbeda dengan orang dewasa, sehingga dalam hal ini tidak bisa disama artikan. Namun, sisi lain menggungkapkan bahwa pada masa ini anak–anak sudah mengalami korelasi yang positif serta sifat tunduk pada peraturan yang kemudian menjadi sangat realistis dengan berbagai kecenderungan-kecenderungan, seperti gemar membentuk kelompok dengan aturan- aturan sendiri dan lain-lain. Anak merupakan generasi muda dan tumpuan harapan bangsa” kata-kata ini cukup sangat memberikan kita pemahaman bahwa penerus cita-cita bangsa ini teletak pada mereka yang merupakan sumber daya manusaia (SDM) yang harus dikembangkan, dilindungi dan diberi hak-haknya. Oleh karena itu dalam rangka menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas baik secara fisik, mental, moral dibutuhkan pembinaan dan pembimbingan secara mendalam dan terus-menerus tanpa mengabaikan hak-hak mereka sebagai anak. Didalam Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2003 Tentang Tenaga Kerja disebutkan pngertian anak yaitu :”Anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 (delapan belas) tahun.” Berangkat dari dua pengertian tentang anak diatas menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang umurnya belum mencapai 18 tahun. Dalam konvensi hak anak atau yang lebih dikenal dengan KHA juga dijelaskan bahwa“Untuk tujuan-tujuan Konvensi ini, seorang anak berarti setiap manusia di bawah umur delapan belas tahun kecuali menurut undang-undang yang berlaku pada anak, kedewasaan dicapai lebih awal”. Sehingga dalam kondisi apapun dan dengan alasan apapun anak yang diawah umur 18 (delapan belas) tahun, harus mendapatkan hak-hak mereka sepenuhnya.
  • 8. Dalam konstitusi kita (UUD 1945) juga dijelaskan bahwa “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.” Maka dapat dipastikan bahwa anak mempunyai hak konstitusional dan negara wajib menjamin serta melindungi pemenuhan hak anak yang merupakan hak asasi manusia (HAM). Berbicara masalah diskriminasi hal ini cukup rentan terjadi dilakalangan anak-anak, hal ini terbukti banyaknya kasus mengenai ekploitasi anak. 2.2 Hak dan kewajiban anak Hak anak sebenarnya tercantum secara tegas dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. Instrumen hukum yang mengatur perlindungan hak anak diatur dalam Konvensi PBB tentang hak-hak anak (Convention on The Right of The Child ) Tahun 1989, telah diratifikasi oleh lebih 191 negara. Indonesia sebagai anggota PBB telah meratifikasi keputusan Presiden Nomor 36 tahun 1990. Dengan demikian konvensi PBB tentang hak anak tersebut telah menjadi hukum Indonesia dan mengikat seluruh warga Indonesia. Konvensi anak-anak merupakan instrument yang berisi perumusan prinsip-prinsip universal dan ketentuan norma hukum mengenai anak. Konvensi hak anak merupakan sebuah perjanjian internasional mengenai hak asasi manusia yang memasukkan hak-hak sipil dan politik, hak ekonomi, sosial dan budaya. Secara garis besar Konvensi hak anak dapat dikategorikan sebagai berikut, pertama penegasan hak-hak anak, kedua perlindungan oleh Negara, ketiga peran serta berbagai pihak ( pemerintahan, masyarakat dan swasta) dalam menjamin penghormatan terhadap hak-hak anak. Ketentuan hukum mengenai hak-hak anak dalm konvensi hak anak dapat dikelompokkan menjadi :
  • 9. a. Hak terhadap kelangsungan hidup(survival right) Hak kelangsungan hidup berupa hak-hak untuk melestarikan ,mempertahankan hidup, hak untuk memperoleh standar kesehatan tertinggi,dan perawatan sebaik-baiknya. Konsekuensinya menurut konvensi hak anak, Negara harus menjamin kelangsungan hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan anak (Pasal 6). Disamping itu, Negara berkewajiban untuk menjamin hak atas taraf kesehatan tertinggi yang bisa dijangkau, dan melakukan pelayanan kesehatan dan pengobatan, khususnya perawatan kesehatan primer (paasal 24). Implementasinya pada pasal 24, Negara berkewajiban untuk melaksanakn program-program : 1) melaksanakan upaya penurunan angka kematian bayi dan anak, 2) menyediakan pelayaanan kesehatan yang diperlukan, 3) memberantas penyakit dan kekurangan gizi, 4) menyediakan pelayanan kesehatan sebelum dan sesudah melahirkan bagi ibu, 5) memperoleh informasi dan akses pada pendidikan dan mendapat dukungan pada pengetahuan dasar tentang kesehatan dan gizi, 6) mengembangkan perawatan kesehatan pencegahan, bimbingan bagi orang tua, serta penyuluhan keluarga berencana, dan 7) mengambil tindakan untuk menghilangkan praktik tradisional yang berprasangka buruk terhadap pelayanan kesehatan. Terkait dengan itu, hak anak akan kelangsungan hidup dapat berupa : 1) hak anak untuk mendapatkan nama dan kewarganegaraan semenjak lahir (pasal 7)
  • 10. 2) hak anak untuk memperoleh perlindungan dan memulihkan kembali aspek dasar jati diri anak (nama, kewarganegarran, dan ikatan keluarga) (pasal 8) 3) hak anak untuk hidup bersama ( pasal 9) , dan hak untuk memperoleh perlindungan dari segala bentuk salah perlakuan (abuse) yang dilakukan orang tua atau orang lain yang bertanggung jawab atas pengasuhan (pasal 19), 4) hak untuk memperoleh perlindungan khusus bagi anak-anak yang kehilangan lingkungan keluarga dan menjamin pengusahaan keluarga atau penempatan institusional yang sesuai dengan mempertimbangkan latar belakang budaya anak (pasal 20), 5) adopsi anak hanya dibolehkan dan dilakukan demi kepentingan terbaik anak , dengan segala perlindungan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang (pasal 21) 6) hak-hak anak penyandang cacat untuk memperoleh pengasuhan, perlindungan, pendidikan, dan pelatihan khusus yang dirancang untuk membantu mereka demi mencapai tingkat kepercayaan diri yang tinggi b. Hak terhadap perlindungan (protection right) Yaitu perlindungan anak dari diskriminasi, tindak kekerasan dan ketelantaran bagi anak yang tidak mempunyai keluarga, dan bagi anak pengungsi. Hak perlindungan ini antara lain : 1) perlindungan anak penyandang cacat untuk memperoleh pendididikan, perawatan,dan latihan khusus, 2) hak anak dari kelompok masyarakat minoritas dan penduduk asli dalm kehidupan masyarakat negara. Perlindungan dari eksploitasi meliputi perlindungan dari gangguan kehidupan pribadi,dari keterlibatan dalam pekerjaan yang dapat mengancam kesehatan dan lain- lain.
  • 11. 3) Perlindungan dari penyalahgunaan obat bius dan narkoba, perlindungan dari upaya penganiayaan seksual, prostitusi , dan pornografi, 4) Perlindungan upaya penjualan, penyelundupan, dan penculikan anak. 5) Perlindungan dari proses hukum bagi anak yang didakwa atau diputus telah melakukan pelanggaran hukum. c. Hak untuk tumbuh kembang (development right) Yaitu meliputi segala bentuk pendidikan formal maupun nonformal dan hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental, spiritual, moral, dan sosial anak. Hak anak atas pendidikan diatur dalam pasal 28 konvensi hak anak menyebutkan : 1) Negara menjamin kewajiban pendidikan dasar dan menyediakan secara cuma-cuma 2) Mendorong pengembangan macam-macam bentuk pendidikan dan mudah dijangkau setiap anak 3) Membuat informasi dan bimbingan pendidikan dan keterampilan bagi anak , dan 4) Mengambil langkah-langkah untuk mendorong kehadirannya secara teratur di sekolah dan pengurangan angka putus sekolah. Hak untuk berpartisipasi yaitu hak untuk menyatakan pendapat dalm segala hal seperti hak untuk mengetahui informasi serta mengeksprisikannya, hak untuk berserikat menjalin hubungan untuk bergabung, dan lain-lain. 2.3 Perlindungan terhadap hak anak anak Permasalahan yang cukup mendasar di negara kita adalah kurangnya pembangunan manusia, oleh karena itu isu pembangunan manusia menjadi sangat urgent dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas seharusnya menjadi salah satu strategi utama pemerintah dalam mewujudkan cita-cita luhur sebuah bangsa. Jika
  • 12. kita telusuri salah satu solusi yang mendasr dan fundamental adalah meningkatkan kualitas anak sebagai tumpuan harapan bangsa karena anak merupakan tunas, bangsa dan ditangan mereka letak maju-mundurnya bangsa ini sebagai geneasi yang memiliki peran yang sangat strategis dalam mengemban dan mewujudkan cita-cita bangsa. Sehingga perlindungan terhadap hak-hak anak menjadi skala prioritas dalam mewujudkan generasi yang cerdas,sehat, memiliki akhlak mulia. Dalam UU no 23 tahun 2002 dijelaskan bahwa: Pasal 1 Ayat (1) Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi Ayat (12) Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara. Pasal 2 Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak meliputi : a. non diskriminasi; b. kepentingan yang terbaik bagi anak; c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan d. penghargaan terhadap pendapat anak.
  • 13. Pasal 3 Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera. Dari pengertian diatas tersirat bahwa anak terlindungi dari segala bentuk kekerasan, perlakuan salah, penelantaran, dan eksploitasi. Sehingga dengan adanya UU ini dapat memberikan perlindungan terhadap anak. Anak yang dilahirkan memiliki kedudukan yang sama dengan orang dewasa sebagai manusia sutuhnya. Seorang anak juga memiliki hak mendapat pengakuan dari lingkungan mereka, rasa hormat atas kemampuan yang mereka miliki, dan perlindungan, serta harga diri dan partisipasi tanpa harus mencapai usia kedewasaan terlebih dahulu. Hak dan kewajiban anak diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002. Dalam undang-undang tersebut, hak anak antara lain beribadah menurut agamanya, mendapatkan pelayanan kesehatan, memperoleh pendidikan dan pengajaran, mengutarakan pendapatnya sesuai tingkat kecerdasan dan usianya, memanfaatkan waktu luang untuk bergaul dengan anak sebayanya, bermain, berekreasi sesuai minat, bakat dan tingkat kecerdasannya dalam rangka pengembangan diri. Pada titik inilah sebenarnya penekanan bahwa anak-anak harus merdeka dalam usianya, sehingga kata-kata “masih kecil belum bahagia” tidak terlontarkan untuk mereka dan terhindar dari diskriminasi,tindak kekerasan dan keterlantaran bagi anak yang tidak mempunyai keluarga, dan bagi anak pengungsi sekalipun. Hak perlindungan dari diskriminasi, termasuk (1) perlindungan anak penyandang cacat untuk memperoleh pendidikan, perwatan dan latihan khusus, dan (2) hak anak dari kelompok masyarakat
  • 14. minoritas dan penduduk asli dalam kehidupan masyarakat negara. Perlindungan dari ekploitasi, meliputi (1) perlindungan dari gangguan kehidupan pribadi, (2) perlindungan dari keterlibatan dalam pekerjaan yang mengancam kesehatan, pendidikan dan perkembangan anak, (3) perlindungan dari penyalahgunaan obat bius dan narkoba, perlindungan dari upaya penganiayaan seksual, prostitusi, dan pornografi, (4) perlindungan upaya penjualan, penyelundupan dan penculikan anak, dan (5) perlindungan dari proses hukum bagi anak yang didakwa atau diputus telah melakukan pelanggaran hukum.
  • 15. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian pekerja anak Pekerja anak menurut Undang- Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 adalah anak-anak baik laki-laki maupun perempuan yang terlibat dalam kegiatan ekonomi yang mengganggu dan menghambat proses tumbuh kembang dan membahayakan bagi kesehatan fisik dan mental anak. Definisi lain menyebutkan bahwa pekerja anak adalah sebuah istilah untuk mempekerjakan anak kecil dengan gaji kecil dan dapat memiliki konotasi pengeksploitasian anak kecil atas tenaga mereka. Dalam hal ini batasan yang ditentukan berhubungan dengan pekerja anak adalah usia dibawah 18 tahun dengan penentuan beberapa karakteristik umum anak misalnya, jenis kelamin, umur dan pendidikan. Karakteristik ketenaga kerjaan seperti jenis pekerjaan, status pekerjaan, jam kerja, dan imbalan kerja. Sedangkan karakteristik umum sosial yakni tempat tinggal dan kondisi keluarga. Tindakan eksploitasi pekerja anak dilakukan karena dianggap produktif. Anak secara psikologis menerima otoritas orang tua dan guru sebgai suatu hal yang wajar. Dilihat dari tugas perkembangannnya pun anak-anak dibebani pada tugas-tugas perkembangan yang didasari tiga hal, yaitu kematangan fisik, rangsangan atau tuntutan dari masyarakat dan norma pribadi mengenai aspirasinya. Anak yang secara fisik dianggap sudah matang misalnya anak yang memilki postur tubuh yang besar dianggap sudah bias menerima tuntutan dari lingkungan baik orang tua maupun masyarakat. Anak bisa dieksploitasi dengan bekerja tanpa menimbulkan masalah, menerima sedikit gaji tanpa protes, mudah diatur dan penurut. Fenomenanya adalah ketika tugas
  • 16. perkembangan anak dipaksa oleh realisme ekonomi keluarga. Anak dijadikan faktor ekonomi yang menunjang keberlangsungan keluarga agar mereka dapat hidup dengan mencukupi kebututhan dasarnya. Padahal, jika kita telaah tugas perkembangan anak secara umum menurut Havighurst ( dalam Hurlock,1980) meliputi : a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum. b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sbagai makhluk yang sedang tumbuh. c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman- teman seusianya. d. Mulai mengembangkan peranan social pria atau wanita yang tepat. e. Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung. f. Mengembangkan pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari- hari. g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata tingkah laku nilai. h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga. i. Mencapai kebebasan pribadi. 3.2 Perlindungan hukum terhadap pekerja anak