SlideShare a Scribd company logo
PANDUAN TEKNIS DESA/
KELURAHAN BEBAS (DARI)
PORNOGRAFI ANAK
Program Kerjasama:
Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak
ECPAT Indonesia
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK2
TIM PENYUSUN
Pengarah
Lies Rosdianty
Penanggung Jawab
Valentina Gintings
Penulis
Deden Ramadani
Editor
Deden Ramadani
Andi Ardian
Santi Herlina Zaenab
Sekretariat
Totok Suharto Nendiyana Apriani
Kun Maryati Beny Manga
Rizqya Juwita
Ivana Ulimantita L
Kontributor
Kementerian Komunikasi & Informasi
Kementerian Desa
Kementerian Kesehatan
Bareskrim Mabes Polri
Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Lembaga Perlindungan Anak (LPA)
P2TP2A Kota Jakarta
Dinas PPPA Kota Berau
Indo ACT
LBH Apik
Nawala
Relawan TIK
Kompak Jakarta
ISBN 978-602-6571-28-1
KPMK
YKAI
Yayasan Pulih
ICJR
PKBI
Rumah Faye
Peduli Sahabat
Koalisi Perempuan Indonesia
Down to Zero
Proklamasi Anak Indonesia
Bandung Wangi
Sapa Indonesia
KISA Muda
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK3
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan ini, saya sampaikan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa, akhirnya proses Penyusunan Panduan Teknis Desa/ Kelurahan Bebas (Dari)
Pornografi Anak ini dapat terwujud.
Saat ini paparan pornografi kepada anak melalui media daring meningkat tajam.
Untuk itu peran pemerintah desa menjadi penting dalam pelaksanaan pencegahan
pornografi anak di tingkat desa/ kelurahan melalui pencanangan Desa/ Kelurahan
Bebas (dari) Pornografi.
Panduan Teknis Desa/ Kelurahan Bebas (Dari) Pornografi Anak ini merupakan
panduan bagi pemerintah, desa/ kelurahan, masyarakat, serta pihak yang
berkepentingan, untuk bersama-sama melaksanakan program konkrit dan
berkelanjutan dalam mencegah dan menanggulangi pornografi anak.
Panduan ini disusun atas kerjasama antara Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) dengan ECPAT Indonesia, mengacu
pada analisis situasi terkini anak di Indonesia yang dikomparasikan dengan
berbagai kebijakan dan program terkait penanggulangan kejahatan seksual
anak online. Oleh karena itu, kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya
panduan ini, diucapkan terima kasih. Semoga upaya yang kita lakukan untuk
perlindungan anak bebas dari pornografi dapat segera terwujud.
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK4
DAFTAR ISI
Bagian Pertama								6
Pendahuluan								6
1.	 Latar Belakang							 6
Bagian Kedua								13
Penyusunan Desa/Kelurahan Bebas Pornografi Anak			 13
2.1	 Pengertian								 13
2.2	 Dasar Hukum							 14
2.3	 Tujuan								 15
2.4	 Sasaran								 15
2.5	 Prinsip Pelaksanaan						 15
2.6	 Kriteria								 16
2.7	 Tahapan								 16
2.8	 Strategi								 17
2.9	 Indikator								 17
2.10	 Jangka Waktu Yang Diperlukan					 28
2.11	 Pemberian Penghargaan						 29
Bagian Ketiga								31
Penutup									31
3.1. Kesimpulan								 31
3.2. Rekomendasi/Aksi Berikutnya					 32
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK5
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK6
BAGIAN PERTAMA
PENDAHULUAN
1.	 LATAR BELAKANG
Sulit dipungkiri bahwa di masa depan tidak ada bangsa yang dapat
bersembunyi dari arus tanpa batas di era globalisasi. Era dimana pergaulan
dunia semakin terbuka lebar yang bukan saja membawa keuntungan,
namun juga diikuti dengan dampak yang sulit dikendalikan. Masa depan
menjadi semakin sulit ditebak dan terkadang terjadi diluar dugaan sehingga
memberikan kejutan-kejutan yang mengancam kehidupan masyarakat
baik dari dimensi politik, ekonomi, sosial maupun budaya. Arus lintas batas
di era globalisasi pun masuk dalam ranah-ranah yang sulit dikendalikan,
termasuk pornografi yang tidak hanya melibatkan orang dewasa tetapi
juga anak-anak. Bahkan, pornografi anak menjadi ladang bisnis yang
menjanjikan keuntungan yang besar sehingga anak-anak kerap dijadikan
target baik sebagai objek maupun sebagai konsumen. Maraknya pornografi
yang melibatkan anak-anak ini tidak terlepas dari pengaruh internet dan
pengaruh media sosial yang menggandrungi kehidupan anak-anak.
Meskipun belum tersedia data secara global, namun beberapa lembaga
yang melakukan pendataan menemukan pornografi yang melibatkan
anak-anak meningkat secara tajam. The NCMEC (National Center for
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK7
Missing and Exploited Children)1
Cybertipline, lembaga yang berada di
Amerika Serikat dan menangani laporan eksploitasi seksual anak di ranah
siber memaparkan, telah lebih dari 7,5 juta laporan eksploitasi seksual anak
di ranah siber tercatat sejak tahun 1998. Menariknya, laporan meningkat
tajam sejak tahun 2015 dengan jumlah laporan mencapai sekitar 4,4 juta
atau lebih dari separuhnya.2
Pada tahun 2016, INHOPE, asosiasi pengaduan
konten melalui internet, menemukan bahwa terdapat 8,4 juta URL/situs
yang mengandung konten pornografi anak dan tersebar di seluruh dunia.3
Terdapat juga indikasi bahwa konten pornografi anak diedarkan oleh pelaku
melalui platform yang lebih tersembunyi, seperti jaringan berbagi file online
(termasuk peer-to-peer) atau melalui ‘Dark Net’ atau teknik perangkat lunak
yang di enkripsi.4
Dalam konteks Indonesia, anak-anak Indonesia mengalami dua hal yaitu
menjadi target kejahatan pornografi dan terpapar pornografi. Ditemukan
sejumlah fakta bahwa anak-anak di Indonesia dijadikan objek pornografi
baik oleh pelaku kejahatan yang tidak terorganisir maupun oleh pelaku
kejahatan yang terorganisir untuk dikomersialisasikan. Sebut saja kasus
Tjandra di Surabaya yang berhasil mengumpulkan lebih dari 10.000 gambar
yang mengandung konten pornografi anak yang dia dapat melalui media
sosialyangkemudiandiketahuibahwabeliaumenyebarkandanmemperjual
belikan gambar-gambar tersebut ke jaringan pedofil internasional.5
Kasus
1
NCMEC atau The National Center for Missing & Exploited Children adalah sebuah organisasi non pemerintah yang didirikan
oleh Kongres Amerika Serikat tahun 1984 yang bertujuna untuk menemukan anak-anak yang hilang, mengurangi eksploitasi
seksual anak dan mencegah terjadinya viktimisasi. (http://www.missingkids.com/footer/aboutus)	
2
http://www.ecpat.org/wp-content/uploads/2018/02/Regional-Overview_Southeast-Asia.pdf, diakses pada 2 Mei 2018
3
http://www.inhope.org/tns/resources/statistics-and-infographics/statistics-and-infographics-2016.aspx, diakses pada 2- Mei
2018
4
Idem
5
https://nasional.kompas.com/read/2014/04/16/1952450/Tjandra.Adi.Gunawan.Diduga.Bagian.Jaringan.Paedofilia.Internasion-
al
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK8
pornografi anak lain yang terjadi di Bandung, dimana seorang anak laki-
laki dijadikan pemeran bintang film porno dalam pengambilan gambar di
sebuah hotel di Bandung. Film porno ini juga akan dijual ke jaringan pedofil
internasional.6
Tren lain yang juga mulai merambah anak-anak sebagai
korban ponografi adalah dengan menggunakan perangkat live streaming
yang ada di media sosial. Baru-baru ini terungkap seorang Ayah melakukan
adegan seksual dengan anaknya, dan adegan tersebut disambungkan
dengan aplikasi live streaming untuk disiarkan secara langsung dan
disaksikan oleh kaum pedofil di penjuru dunia, sebagai imbalan perbuatan
ini, dia juga mendapatkan kiriman video sejenis atau mirip dari banyak
negara.7
Penelitian terkini yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi
dan UNICEF tahun 2014 menunjukkan sebagian besar anak dan remaja,
baik di perdesaan dan perkotaan telah terpapar dengan konten pornografi,
terutama ketika muncul secara tidak sengaja atau dalam bentuk iklan
yang bernuansa vulgar.8
Penggunaan internet untuk mengakses situs-situs
porno memang sangat sulit untuk dihindari, mengingat bahwa situs-situs
semacam itu tersedia sangat banyak dalam dunia maya. Hal itu terlihat dari
masuknya situs-situs porno di search engine sebagai “Top 10 Website” yang
paling banyak dikunjungi. Dengan melihat jumlah pengakses situs-situs
porno di internet yang cenderung meningkat dari hari ke hari, maka perlu
diwaspadai dampak penggunaan teknologi tersebut terhadap kesehatan
mental dan hubungan interpersonal si “pengguna”, termasuk dampaknya
6
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42588949
7
https://www.jpnn.com/news/live-streaming-seks-ayah-dan-anak-terbongkar-usai-15-tahun?page=2
8
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3834/Siaran+Pers+No.+17-PIH-KOMINFO-2-2014+tentang+Riset+Komin-
fo+dan+UNICEF+Mengenai+Perilaku+Anak+dan+Remaja+Dalam+Menggunakan+Internet+/0/siaran_pers, diakses pada 21 April
2018
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK9
pada anak-anak sebagai pengguna maupun sebagai objek pornografi.
Pornografi memberikan dampak yang buruk bagi anak-anak. salah satu
dampak yang signifikan adalah perilaku kekerasan seksual anak terhadap
anak. Penelitian yang dilakukan oleh ECPAT Indonesia dan Kementerian
Sosial pada tahun 2017 tentang faktor-faktor yang mendorong anak
melakukan kekerasan seksual terhadap anak menemukan, sekitar 40
persen anak yang melakukan kekerasan seksual ke anak terjadi karena
dilatarbelakangi oleh faktor paparan pornografi, baik melalui ponsel sendiri
maupun melalui ponsel teman sebaya. Kondisi ini tentu saja berbahaya dan
memiliki dampak jangka panjang jika tidak ada penanganan yang serius
oleh pemerintah.
	 Selain maraknya pornografi yang melibatkan anak-anak, upaya
negara dalam memproteksi anak-anak dari bahaya pornografi anak
masih sangat minim. Meskipun Indonesia telah memiliki Undang-Undang
Anti Pornografi, Undang-Undang Perlindungan Anak yang sudah direvisi
sebanyak dua kali dan Ratifikasi Protokol Tambahan tentang Penjualan
Anak, Pelacuran Anak dan Pornografi Anak, namun kasus-kasus pornografi
anak masih terjadi khususnya pada tingkat-tingkat yang sulit dipantau oleh
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Propinsi/Kabupaten. Saat ini pun
belum tersedia kebijakan yang melibatkan pemangku kepentingan di tingkat
desa dan kelurahan, dalam menanggulangi pornografi anak. Padahal,
sebagai garda terdepan, pemerintahan di tingkat desa dan kelurahan dapat
menjadi ujung tombak dalam penanggulangan permasalahan pornografi
anak di Indonesia. Terlebih, paparan pornografi anak terjadi tidak hanya di
kota-kota besar, melainkan juga terjadi di wilayah pedesaan seiring dengan
semakin pesatnya kemajuan teknologi.
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK10
Menyadari hal tersebut di atas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak bekerja sama dengan ECPAT Indonesia melakukan
assessment di 3 wilayah di Indonesia (Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan,
dan Nusa Tenggara Timur) untuk mengidentifikasi situasi pornografi anak di
desa/kelurahan serta upaya-upaya yang telah dilakukan untuk melakukan
pencegahan dan penanganan oleh perangkat desa/kelurahan dan juga
masyarakat. Dari hasil assessment tersebut diperoleh informasi perlunya
respon pemerintah untuk memberikan perlindungan anak dari bahaya
pornografi anak. Hal ini dikarenakan masih tingginya kasus-kasus pornografi
anak dalam lingkup desa/kelurahan, baik anak yang terpapar oleh konten
pornografi atau anak yang menjadi objek pornografi. Hasil assessment
menemukan tingginya kasus-kasus tersebut disebabkan oleh rendahnya
pemahamanmasyarakattentangpornografianak,tidakadanyakebijakandi
lingkupdesa/kelurahanuntukpencegahanmaupunpenanganananakyang
menjadi korban, serta belum tersedianya program-program yang spesifik di
tingkat desa/kelurahan untuk meningkatkan kapasitas perangkat desa dan
masyarakat dalam melindungi anak-anak dari ancaman pornografi anak.
Terkait dengan hal tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
PerlindunganAnakkmenginisiasilahirnyaDesa/KelurahanBebasPornografi
anak. Desa/Kelurahan Bebas Pornografi anak adalah suatu kawasan desa/
kelurahan yang pemerintah, penduduk, dan pihak yang berkepentingan
memilikikomitmendanprogramkonkretdanberkelanjutandalammencegah
dan menanggulangi pornografi anak. Secara ringkas, Desa/Kelurahan
Bebas Pornografi Anak disusun dengan sistematika sebagai berikut:
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK11
SISTEMATIKA PENYUSUNAN INDIKATOR DESA/
KELURAHAN BEBAS PORNOGRAFI ANAK
PENGERTIAN
PRINSIPINDIKATOR
TUJUANKEGIATAN
TAHAPAN KRITERIA
Melalui Desa/Kelurahan Bebas Pornografi Anak diharapkan perangkat
desa dan masyarakat dapat bersama-sama menciptakan wilayah di desa/
kelurahannya yang melindungi anak-anak dari bahaya pornografi anak.
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK12
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK13
BAGIAN KEDUA
PENYUSUNAN DESA/ KELURAHAN
BEBAS PORNOGRAFI ANAK
2.1.	PENGERTIAN
Dalam mendefinisikan desa/kelurahan bebas pornografi maka tidak bisa
dilepaskan dari istilah desa, kelurahan dan pornografi anak.
Menurut Undang-Undang Desa No. 6 Tahun 2014 yang dikatakan desa
adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenaga untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
sistem pemerintahan negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan
Keluruhan diatur dalam PP No. 73 Tahun 2005 yaitu pemerintahan yang
dibentuk di kecamatan sebagai bagian dari perangkat daerah kabupaten/
kota. Sedangkan Pornografi Anak jika mengacu pada PP No. 4o Tahun
2011 tentang Pembinaan, Pendampingan, dan Pemulihan terhadap Anak
yang Menjadi Korban atau Pelaku Pornografi, didalamnya terdiri dari anak
sebagai korban pornografi anak anak sebagai pelaku pornografi. Namun
definisi lengkap tentang pornografi anak dapat mengacu pada UU No. 44
Tahun 2008 tentang Pornografi dan UU No. 10 Tahun 2012 tentang Ratifikasi
ProtokolTambahantentangPenjualanAnak,PelacuranAnakdanPornografi
Anak. Pada intinya dari ketiga peraturan tersebut yang dikatakan pornografi
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK14
anak meliputi gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar
bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh atau bentuk pesan
lainnya yang menampilkan anak untuk tujuan seksual.
Dari batasan di atas maka:
Desa/Kelurahan Bebas Pornografi Anak adalah suatu kawasan
desa/kelurahan yang pemerintah, penduduk, dan pihak yang
berkepentingan memiliki komitmen dan program konkrit dan
berkelanjutandalammencegahdanmenanggulangipornografianak.
2.2.	 DASAR HUKUM
Dasar Hukum yang digunakan untuk pembentukan desa pornografi anak
adalah :
1.	 Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 juncto Undang-Undang No. 35
Tahun 2014 dan Juncto Undang-Undang No. 17 Tahun 2016
2.	 Undang-Undang 44 Tahun 2008 tentang Pornografi
3.	 Undang-UndangNo.12Tahun2012tentangRatifikasiProtokolTambahan
Penjualan Anak, Pelacuran Anak dan Pornografi Anak
4.	 Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2011 tentang Pendampingan, dan
Pemulihan terhadap Anak yang Menjadi Korban atau Pelaku Pornografi
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK15
2.3.	TUJUAN
Tujuandaridibentuknyadesabebaspornografianakadalahsebagaiberikut:
1.	 Melindungi anak-anak dari situasi pornografi
2.	 Meningkatnya inisiatif pemerintah desa/kelurahan dalam merumuskan
dan melaksanakan kebijakan perlindungan anak dari bahaya pornografi
3.	 Meningkatkanpengetahuandankesadaranmasyarakatdanstakeholder
tentang pentingnya melindungi anak
4.	 Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya anak dan keluarga.
2.4.	SASARAN
Sasaran kegiatan Desa/ Kelurahan bebas Pornografi Anak adalah anak,
orang tua, keluarga, perangkat desa, dan masyarakat yang terdapat di
wilayah Desa/Kelurahan.
2.5.	 PRINSIP PELAKSANAAN
Prinsip-prinsip dalam Desa/Kelurahan Bebas Pornografi Anak yaitu:
1.	 Pemerintah Desa/Kelurahan menjadi insiator aktif mendorong
terciptanya desa/kelurahan bebas dari pornografi anak
2.	 Mengedepankan perlindungan anak dari situasi yang membahayakan
masa depan mereka
3.	 Masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan harus aktif dalam
melindungi anak-anak dari pornografi.
4.	 Partisipasianak/remajadidorongagarmerekaikutmembangunsuasana
yang kondusif dalam menciptakan desa/kelurahan bebas pornografi
anak
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK16
2.6.	KRITERIA
Kriteria untuk membentuk desa/ kelurahan menjadi desa/ kelurahan yang
bebas pornografi anak adalah sebagai berikut:
a.	 Desa/Kelurahan telah terhubung akses internet;
b.	 Keinginan pemerintah Desa/Kelurahan dan masyarakat untuk
menjadikan desa/kelurahannya bebas dari pornografi anak;
c.	 Adanya fakta/informasi tentang pornografi anak.
2.7.	TAHAPAN
Dalam mencanangkan suatu desa/ kelurahan menjadi desa/ kelurahan
bebas pornografi anak, diperlukan tahapan sebagai berikut:
Tahap 1
Melakukan Assesment
Tahap 2
Penyusunan Rencana Aks
Tahap 3
Pelaksanaan Kegiatan
Tahap 4
Monitoring dan Evaluasi
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK17
2.8.	STRATEGI
Berdasarkan hasil assessment, sebagian besar masukan untuk model
mendorong tidak hanya intervensi di aspek struktural/kebijakan, namun
juga pada aspek kultural (keagamaan, kebudayaan) dan proses (ruang-
ruang partisipasi warga). Oleh karena itu, hal yang perlu dipertimbangkan
dalam model intervensi ini tidak hanya aspek struktural/kebijakan, namun
juga aspek kultural (meliputi nilai-nilai dan norma budaya) serta prosesual
(upaya dialog, musyawarah, dan partisipasi warga). Model penanggulangan
pornografi anak berbasis desa/kelurahan akan mengintervensi tiga elemen
kehidupan sosial, yaitu elemen struktural, kultural dan juga proses. Hal ini
tergambar pada model berikut:
INTERVENSI
DI ASPEK KULTURAL
(KEBUDAYAAN)
DESA/ KELURAHAN
DESA/ KELURAHAN
BEBAS PORNOGRAFI ANAK
INTERVENSI
DI ASPEK STRUKTURAL
(KEBIJAKAN)
INTERVENSI
DI ASPEK PROSES
(PARTISIPASI)
2.9.	INDIKATOR
Berdasarkan strategi di atas, indikator untuk mewujudkan desa/kelurahan
bebas pornografi anak dapat dijabarkan sebagai berikut:
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK18
STRATEGI PERUBAHAN STRUKTURAL (KEBIJAKAN)
Indikator pertama dari terwujudnya desa/kelurahan bebas pornografi
anak adalah tersedianya peraturan di tingkat desa/ kelurahan yang dapat
mencegah dan merespon kasus-kasus pornografi anak yang terjadi di desa.
Oleh karena itu, pemerintah desa/kelurahan harus segera menyusun dan
menjalankan:
Peraturan di tingkat desa ini mengatur secara jelas rencana aksi Desa/
Kelurahan untuk mencegah dan menangani anak terpapar pornografi atau
anak yang menjadi obyek dari pornografi. Oleh karena itu, idealnya, seluruh
tugas dan fungsi dari setiap pemangku kepentingan yang ada di desa dalam
melakukan pencegahan dan penanganan pornografi anak di tingkat desa
tercantum di dalam peraturan ini. Peraturan ini idealnya berbentuk Perdes
atau peraturan setingkat lainnya di kelurahan, sehingga dapat dijalankan
oleh seluruh pemangku kepentingan di tingkat desa.
MEMPERKUAT PERATURAN DI TINGKAT DESA/ KELURAHAN UNTUK
MEWUJUDKAN BEBAS PORNOGRAFI ANAK
Pemerintah Desa/Kelurahan perlu mengadakan program pelatihan atau
peningkatan kapasitas bagi perangkat desa, orang tua, tokoh agama dan
anak-anak tentang upaya pencegahan dan penanganan pornografi anak.
Hal ini penting untuk dilakukan mengingat berdasarkan hasil assessment,
MEMBUAT PROGRAM PENCEGAHAN/ PENANGGULANGAN PORNOGRAFI ANAK
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK19
pemahaman para pemangku kepentingan dan anak terhadap pornografi
anakrelatifrendah.Pelatihaniniuntukmemastikananaktidakmendapatkan
penanganan yang salah dan malah mendorong anak untuk melakukan
perbuatan yang sama di kemudian hari.
Untuk memastikan seluruh program pencegahan dan penanganan dapat
berjalan dengan baik, pemerintah desa/kelurahan perlu juga memikirkan
strategi untuk mencari sumber-sumber pendanaan untuk pelaksanaan.
Sumber-sumber pendanaan bisa dari alokasi dana desa, pemerintah
kabupaten/kota/provinsi, pemerintah pusat, swadaya masyarakat hingga
melalui program CSR.
MENYEDIAKAN ANGGARAN SERTA STRATEGI PENYEDIAAN ANGGARAN UNTUK
PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PORNOGRAFI ANAK
Desa/Kelurahan hendaknya menyusun SOP ketika menemukan kasus anak
yang terpapar pornografi atau menjadi objek pornografi. SOP ini harus
menjelaskan proses sejak anak pertama kali ditangani oleh pemerintah
desa/kelurahan hingga diproses lebih lanjut ke pemangku kepentingan
lainnya. SOP juga harus menjamin hak-hak anak sebagai korban terlindungi.
MEMBUAT SOP DALAM MENANGANI ANAK YANG TERPAPAR ATAU MENJADI
OBJEK PORNOGRAFI
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK20
Salah satu penyebab tingginya akses pornografi oleh anak-anak adalah
karena tidak adanya fasilitas-fasilitas publik yang ramah anak, sehingga
anak tidak memiliki ruang fisik yang dapat dimanfaatkan untuk berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, diperlukan fasilitas-fasilitas
publik ramah anak untuk memfasilitasi anak-anak dalam mengisi waktu
luangnya ke arah yang lebih positif. Contoh fasilitas-fasilitas ramah anak
misalnya RPTRA, Perpusatakaan ramah anak, dan lain sebagainya.
ADANYA FASILITAS RAMAH ANAK YANG INKLUSIF
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK21
STRATEGI KEBIJAKAN
INDIKATOR
KEBERHASILANSTRATEGI
PERUBAHAN
STRUKTURAL
(KEBIJAKAN)
Perubahan struktural
(kebijakan)
Adanya Fasilitas ramah
Anak yang inklusif
Terselenggaranya
program pencegahan/
penanggulangan
pornografianak
Tersedianya SOP dalam
menangani anak yang
terpapar atau menjadi objek
pornografi
Menyediakan anggaran serta
strategi penyediaan anggaran
untuk pelaksanaan program
pencegahandanpenanganan
pornografi anak
PELAKSANA
Kepala Desa dan perangkat
desa terkait
Kepala Desa didukung
perangkat desa, pihak
swasta dan pihak terkait
Kepala Desa didukung
perangkat desa terkait
Kepala Desa didukung
perangkat desa terkait
Kepala Desa didukung
perangkat desa terkait
SASARAN
Seluruh warga desa/
kelurahan yang dilayani
Seluruh warga
-KetuaPKKtingkatdesa
-Bhabinkamtibmastingkat
desa
-PerwakilanRT
-PerwakilanRW
-Stafditingkatdesa
-TokohMasyarakat/Agama
tingkatdesa
-LembagaAnakditingkat
desa
Anak yang menjadi
korban, warga desa
- Pemerintah Pusat dan
Daerah
- CSR
CONTOH
REALISASI
Pembentukan RPTRA,
perpustakaan ramah anak,
dan ruang bermain lainnya.
Kegiatanworkshopuntuk
anakdanorangtuayang
mengundangahli
SOP tertulis &
disebarluaskan di
desa tentang prosedur
penanganan anak yang
menjadi korban pornografi
Dokumen MoU antara
pemerintah desa dengan
korporasi untuk fasilitasi
pendanaan.
Dokumenkebijakan
PerlindunganAnakdi
organisasi
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK22
STRATEGI PERUBAHAN KULTURAL (KEBUDAYAAN,
NORMA SOSIAL, NILAI-NILAI HIDUP)
Indikator kedua dari terwujudnya desa/kelurahan bebas pornografi anak
adalah terjadinya perubahan terhadap nilai, norma, dan sikap masyarakat
di tingkat desa/kelurahan yang secara terinternalisasi dapat mencegah dan
merespon kasus-kasus pornografi anak yang terjadi di desa. Oleh karena itu,
pemerintah desa/kelurahan harus segera menyusun dan menjalankan:
Pemerintah Desa/Kelurahan hendaknya melakukan pertemuan rutin
dengan tokoh masyarakat/adat untuk mendiskusikan upaya mencegah
anak terlibat dalam aktivitas kebudayaan yang berpotensi membuat anak
terpapar atau menjadi objek pornografi. Misalnya saja dalam alokasi jam
pertunjukkan yang diperbolehkan, serta aturan lainnya.
MELAKUKAN DIALOG RUTIN DENGAN TOKOH MASYARAKAT/ ADAT/ AGAMA
Pemerintah Desa/ Kelurahan hendaknya mengadakan kegiatan-kegiatan
promosi internet sehat/ aman di wilayahnya. Promosi ini dilakukan dengan
pendekatan budaya populer dengan beragam bentuk seperti pemutaran
film, diskusi dan agenda kegiatan kebudayaan lainnya.
MENGADAKAN PROMOSI INTERNET SEHAT/ AMAN
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK23
PemerintahDesa/Kelurahanhendaknyajugamelibatkantokohagamauntuk
turut andil dalam menyuarakan bahaya pornografi anak melalui pendekatan
keagamaan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pertemuan dengan
tokoh agama untuk berdiskusi atau melakukan peningkatan pemahaman
terhadap bahaya pornografi anak.
MENYEBARLUASKAN PEMAHAMAN TENTANG PORNOGRAFI ANAK MELALUI
MIMBAR KEAGAMAAN
Pemerintah Desa/ Kelurahan hendaknya juga berinovasi dalam membuat
media publikasi tentang pencegahan dan penanganan pornografi anak.
Media publikasi hendaknya sedekat mungkin dengan sasaran, oleh karena,
penggunaan bahasa dan ornamen lokal menjadi penting.
MEMBUAT PUBLIKASI TENTANG TENTANG PENCEGAHAN & PENANGANAN
PORNOGRAFI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA LOKAL & ORNAMEN LOKAL
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK24
STRATEGI KULTURAL/ KEBUDAYAAN
STRATEGI PELAKSANA SASARAN
INDIKATOR
KEBERHASILAN
CONTOH
REALISASI
PERUBAHAN
KULTURAL
(KEBUDAYAAN,
NILAI-NILAI HIDUP)
Terlaksananya dialog rutin
dengan tokoh masyarakat/
adat tentang bahaya
pornografi anak
Kepala Desa dan perangkat
desa terkait
Tokoh masyarakat/ agama
tingkat desa
Adanyarembugwargayang
melibatkanseluruhtokoh
masyarakat/adat/
keagamaan
Mengadakan Promosi
Internet sehat/ aman
Membuat publikasi tentang
tentang pencegahan dan
penanganan pornografi
anak dengan menggunakan
bahasa lokal dan ornamen
lokal
Kepala Desa dan perangkat
desa terkait
Kepala Desa didukung
perangkat desa dan
kelompok anak/orang muda
terkait
Masyarakat Desa
Masyarakat Desa
- Pemutaran Film
- Pentas Seni
-Acara Kesenian dan budaya
populer lainnya
Publikasi Baliho, Spanduk,
Poster, sticker dengan
menggunakan bahasa lokal
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK25
STRATEGI PERUBAHAN PROSES
(PARTISIPASI)
Indikator ketiga dari terwujudnya desa/kelurahan bebas pornografi anak
adalah meningkatnya partisipasi warga masyarakat di tingkat desa untuk
berkontribusi serta mengevaluasi kebijakan pemerintah desa terkait
pencegahan dan penanganan pornografi anak. Indikator ketiga hanya
dapat terwujud apabila masyarakat mendapatkan ruang dan kesempatan
yang besar untuk berdialog, berkegiatan dan mendiskusikan permasalahan
yang ada dengan pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah desa/kelurahan
harus segera menyusun dan menjalankan:
Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam mencegah dan
menanggulangi pornografi anak di tingkat desa/kelurahan, pemerintah
desa/kelurahan harus mendorong masyarakat atau stakeholder
lainnya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk pencegahan dan
penanggulangan pornografi anak. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan
beragam bentuk, seperti pagelaran seni jalanan bahkan aksi teatrikal yang
bersifat kontrol sosial.
MEMPERBANYAK KEGIATAN YANG DISELENGGARAKAN ATAS INISIATIF
MASYARAKAT ATAU STAKEHOLDER DENGAN FASILITASI OLEH DESA/KELURAHAN
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK26
Pemerintah Desa/Kelurahan hendaknya juga mendorong dan memfasilitasi
anak melalui forum anak atau aktivis anak dalam memberikan masukan
melaluikegiatanMusrembang.Partisipasianakdalamkegiatanmusrembang
akan mendorong anak berpartisipasi aktif dan merasa memiliki andil dalam
pembangunan di desa/kelurahannya. Selain itu, anak juga dapat ikut
memantau dan memanfaatkan hasil pembangunan yang telah diusulkan
dengan baik.
TERLIBATNYA ANAK DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN
(MUSREMBANG)
Pemerintah Desa/ Kelurahan hendaknya juga mendorong dan memfasilitasi
aktivisperlindungananak/forumanakuntukmemberikanmasukanterhadap
proses pencegahan dan penanggulangan pornografi anak di tingkat desa.
Desa/Kelurahan juga harus mendorong aktivis dan forum anak berperan
aktif dalam mencegah dan merespon kasus-kasus pornografi anak yang
terjadi di sekitarnya.
MENDORONG PARTISIPASI AKTIVIS PERLINDUNGAN ANAK/FORUM ANAK
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK27
STRATEGI PARTISIPATIF
STRATEGI PELAKSANA SASARAN
INDIKATOR
KEBERHASILAN
CONTOH
REALISASI
STRATEGI
PERUBAHAN
PROSES
(PARTISIPASI)
Adanya kegiatan yang
diselenggarakan atas
inisiatif masyarakat atau
stakeholder dengan
fasilitasi oleh Desa/
Kelurahan
Kepala Desa dan perangkat
desa terkait
Masyarakat Desa/
Kelurahan
Kegiatandiskusi,forum-forum
kecil,jambelajaranaktingkat
RT,dst.
Terlibatnya Anak dalam
penyusunan Musrembang
Kepala desa didukung
perangkat desa terkait
Anak Anak memilki kesempatan
untuk memberikan
pendapatnya melalui
kegiatan musrembang
Adanya Partisipasi Aktivis
Perlindungan Anak/Forum
Anak
Kepala Desa didukung
perangkat desa terkait
Masyarakat Desa/ Kelurahan Memfasilitasi warga
untuk berdialog dan
mengevaluasi masukan
untuk penyempurnaan
program pencegahan dan
penanggulangan desa
bebas pornografi anak
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK28
2.10.	 JANGKA WAKTU YANG DIPERLUKAN
Panduan Teknis Desa/Kelurahan Bebas Pornografi Anak yang tercantum
di dalam laporan ini diharapkan dapat membawa perubahan bagi Desa/
Kelurahan menjadi Desa/Kelurahan yang terbebas dari Pornografi Anak
minimal dalam tiga tahun pelaksanaan. Target ini dapat tercapai dengan
strategi sebagai berikut:
No. AGENDA
TAHUN
I II III
1. Perencanaan Awal dan Pencanangan Desa Bebas
Pornografi Anak
x
2. Pelaksanaan Strategi Perubahan Struktural x
3. Evaluasi Tahun I x
4 Pelaksanaan Hasil Evaluasi Strategi Perubahan
Struktural
x
5 Pelaksanaan Strategi Perubahan Kultural x
6. Evaluasi Tahun II x
7. Pelaksanaan Hasil Evaluasi Strategi Perubahan
Struktural & Kultural
x
8. Pelaksanaan Strategi Perubahan Proses x
9. Evaluasi Tahun III x
10 Diresmikannya Desa Bebas Pornografi Anak x
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK29
2.11.	 PEMBERIAN PENGHARGAAN
Setiap desa/kelurahan yang berhasil menerapkan strategi-strategi untuk
mewujudkan desa bebas pornografi, maka berhak untuk mendapatkan
penghargaan berupa pemberian plakat dari Presiden Republik Indonesia
yang diserahkan langsung kepada perwakilan Desa/Kelurahan setempat.
Selain itu, terdapat juga insentif dana desa untuk memperkuat program-
program yang telah ada dan perlu dikembangkan.
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK30
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK31
BAGIAN KETIGA
PENUTUP
3.1.	KESIMPULAN
Maraknya kasus pornografi anak di tingkat desa/kelurahan memerlukan
respon sesegera mungkin dari para pemangku kepentingan di tingkat
desa/kelurahan. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah tidak dapat
menggunakan pola lama dengan hanya mengandalkan strategi satu arah.
Pelibatan publik dan masyarakat menjadi kunci dalam perubahan ke arah
yang lebih baik.
Panduan teknis Desa/Kelurahan Bebas Pornografi Anak mengedepankan
prinsip keterlibatan masyarakat sebesar-besarnya. Oleh karena itu, teori
perencanaan sosial yang dipilih adalah teori-teori yang mengedepankan
potensi dan partisipasi berbagai pihak dengan pendekatan berbasis
pada komunitas (community based development). Panduan teknis ini
mengintervensi tiga elemen dasar kehidupan sosial, yaitu elemen struktural,
elemen kultural dan elemen prosesual.
Melalui intervensi pada tiga elemen tersebut, diharapkan dalam jangka
waktu tiga tahun, dapat terwujud anak-anak Indonesia yang terbebas dari
bahaya pornografi anak, dimulai dari lingkup terkecil tempat tinggalnya.
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK32
3.1.	 REKOMENDASI/ AKSI BERIKUTNYA
Untukmemastikankeberlanjutandesabebaspornogafianakdapatberjalan
dalam jangka panjang, diperlukan relasi kemitraan pemangku kepentingan
wilayah untuk mengoptimalkan peran dan tugasnya dalam mewujudkan
desa bebas pornografi anak. Sehingga, di masa mendatang, program-
program Desa Bebas Pornografi tidak hanya bergantung pada pemerintah,
namun merupakan program hasil relasi kemitraan dari berbagai pemangku
kepentingan. Dalam pendekatan kontemporer, relasi kemitraan pentahelix
A-B-C-G-M (Academic, Business, Community, Government, Media) menjadi
kunci dalam mewujudkan desa bebas pornografi anak.
Pengembangan Desa Bebas Pornografi
MEDIA
PEMERINTAHKOMUNITAS
BISNIS AKADEMISI
DESA BEBAS
PORNOGRAFI
ANAK
PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK33
Peran-peran dari setiap relasi kemitraan tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
Aktor Peran dan fungsi
Akademisi •	 Menyediakan dan mensosialisasikan kajian-kajian
akademik tentang bahaya pornografi anak
•	 Menyediakan sumber literatur untuk mengkaji bahaya
pornografi anak serta strategi pencegahan dan
penanganan.
Bisnis •	 Memfasilitasi kebutuhan infrastruktur ruang publik di desa
melalui program CSR
•	 Memberikan edukasi tentang internet sehat
•	 Memfasilitasi pemanfaatan teknologi yang aman bagi
anak di desa
•	 Mencegah anak mengakses tempat-tempat hiburan yang
diperuntukkan untuk dewasa.
Komunitas •	 Mengadakan sosialisasi ke lingkungan sekitar tentang
bahaya pornografi anak
•	 Mencegah diaksesnya budaya-budaya yang
membahayakan anak terpapar pornografi atau menjadi
objek pornografi
Pemerintah
(termasuk
penegak hukum)
•	 Memperkuat kembali mekanisme perlindungan anak dari
bahaya pornografi yang telah tersedia
Media •	 Menyebarluaskan informasi tentang bahaya pornografi
anak
•	 Menyebarluaskan informasi tentang desa bebas
pornografi anak
•	 Mempromosikan lokasi-lokasi tempat hiburan yang aman
bagi anak
DISUSUN ATAS KERJA SAMA:
Deputi Bidang Perlindungan Anak
Jl. Medan Merdeka Barat No.15 Jakarta 10110
(021) 3842638, 3805563
ECPAT Indonesia
Komplek Kalibata Indah, Lobi-lobi U23
Jl. Rawajati Timur, Pancoran
Jakarta Selatan, 12750
(021) 27531020

More Related Content

What's hot

Materi perlindungan anak
Materi perlindungan anakMateri perlindungan anak
Materi perlindungan anak
Azka Sudrajat
 
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
Rita Pranawati
 
Pendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinanPendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinan
Rita Pranawati
 
MATERI PENCEGAHAN PERKAWINAN USIA ANAK.pptx
MATERI PENCEGAHAN PERKAWINAN USIA ANAK.pptxMATERI PENCEGAHAN PERKAWINAN USIA ANAK.pptx
MATERI PENCEGAHAN PERKAWINAN USIA ANAK.pptx
MardiaHanis
 
Modul eksploitasi seksual anak online ecpat (anak)
Modul eksploitasi seksual anak online ecpat (anak)Modul eksploitasi seksual anak online ecpat (anak)
Modul eksploitasi seksual anak online ecpat (anak)
ECPAT Indonesia
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
verdalena
 
Pengasuhan anak di era digital
Pengasuhan anak di era digitalPengasuhan anak di era digital
Pengasuhan anak di era digital
Rita Pranawati
 
Materi 1 - Desa Bebas Pornografi
Materi 1 - Desa Bebas PornografiMateri 1 - Desa Bebas Pornografi
Materi 1 - Desa Bebas Pornografi
ECPAT Indonesia
 
Eksploitasi Seksual Pada Anak Online
Eksploitasi Seksual Pada Anak OnlineEksploitasi Seksual Pada Anak Online
Eksploitasi Seksual Pada Anak Online
ECPAT Indonesia
 
Literasi Digital - Menjadi Netizen Cerdas
Literasi Digital - Menjadi Netizen CerdasLiterasi Digital - Menjadi Netizen Cerdas
Literasi Digital - Menjadi Netizen Cerdas
Indriyatno Banyumurti
 
Mendidik anak di era digital
Mendidik anak di era digitalMendidik anak di era digital
Mendidik anak di era digital
Hesal Sutika
 
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
Falanni Firyal Fawwaz
 
Literasi Digital.pptx
Literasi Digital.pptxLiterasi Digital.pptx
Literasi Digital.pptx
PreddySilitonga
 
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA DI ERA DIGITAL.pptx
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA DI ERA DIGITAL.pptxPOLA ASUH ANAK DAN REMAJA DI ERA DIGITAL.pptx
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA DI ERA DIGITAL.pptx
Fatheeyah1
 
MATERI COPI_PATBM (1).pptx
MATERI COPI_PATBM (1).pptxMATERI COPI_PATBM (1).pptx
MATERI COPI_PATBM (1).pptx
SRIKURNIATI6
 
pola asuh anak dan remaja penuh cinta kasih dan sayang
pola asuh anak dan remaja penuh cinta kasih dan sayangpola asuh anak dan remaja penuh cinta kasih dan sayang
pola asuh anak dan remaja penuh cinta kasih dan sayang
budi8057
 
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptxPPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
ekosugeng
 
PUSKESMAS RAMAH ANAK (1).pptx
PUSKESMAS RAMAH ANAK (1).pptxPUSKESMAS RAMAH ANAK (1).pptx
PUSKESMAS RAMAH ANAK (1).pptx
CynthiaRani1
 
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptxKebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
Pemkot prabumulih
 

What's hot (20)

Materi perlindungan anak
Materi perlindungan anakMateri perlindungan anak
Materi perlindungan anak
 
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2Kekerasan pada anak dan aspek kuratif  2
Kekerasan pada anak dan aspek kuratif 2
 
Pendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinanPendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinan
 
MATERI PENCEGAHAN PERKAWINAN USIA ANAK.pptx
MATERI PENCEGAHAN PERKAWINAN USIA ANAK.pptxMATERI PENCEGAHAN PERKAWINAN USIA ANAK.pptx
MATERI PENCEGAHAN PERKAWINAN USIA ANAK.pptx
 
Modul eksploitasi seksual anak online ecpat (anak)
Modul eksploitasi seksual anak online ecpat (anak)Modul eksploitasi seksual anak online ecpat (anak)
Modul eksploitasi seksual anak online ecpat (anak)
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
 
Pengasuhan anak di era digital
Pengasuhan anak di era digitalPengasuhan anak di era digital
Pengasuhan anak di era digital
 
Materi 1 - Desa Bebas Pornografi
Materi 1 - Desa Bebas PornografiMateri 1 - Desa Bebas Pornografi
Materi 1 - Desa Bebas Pornografi
 
Eksploitasi Seksual Pada Anak Online
Eksploitasi Seksual Pada Anak OnlineEksploitasi Seksual Pada Anak Online
Eksploitasi Seksual Pada Anak Online
 
Literasi Digital - Menjadi Netizen Cerdas
Literasi Digital - Menjadi Netizen CerdasLiterasi Digital - Menjadi Netizen Cerdas
Literasi Digital - Menjadi Netizen Cerdas
 
Pernikahan dini pp
Pernikahan dini ppPernikahan dini pp
Pernikahan dini pp
 
Mendidik anak di era digital
Mendidik anak di era digitalMendidik anak di era digital
Mendidik anak di era digital
 
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada  anak
Kekerasan & pelecehan, penyimpagan seksual pada anak
 
Literasi Digital.pptx
Literasi Digital.pptxLiterasi Digital.pptx
Literasi Digital.pptx
 
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA DI ERA DIGITAL.pptx
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA DI ERA DIGITAL.pptxPOLA ASUH ANAK DAN REMAJA DI ERA DIGITAL.pptx
POLA ASUH ANAK DAN REMAJA DI ERA DIGITAL.pptx
 
MATERI COPI_PATBM (1).pptx
MATERI COPI_PATBM (1).pptxMATERI COPI_PATBM (1).pptx
MATERI COPI_PATBM (1).pptx
 
pola asuh anak dan remaja penuh cinta kasih dan sayang
pola asuh anak dan remaja penuh cinta kasih dan sayangpola asuh anak dan remaja penuh cinta kasih dan sayang
pola asuh anak dan remaja penuh cinta kasih dan sayang
 
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptxPPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
 
PUSKESMAS RAMAH ANAK (1).pptx
PUSKESMAS RAMAH ANAK (1).pptxPUSKESMAS RAMAH ANAK (1).pptx
PUSKESMAS RAMAH ANAK (1).pptx
 
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptxKebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
Kebijakan Pemerintah Desa Ramah Perempuan dan Anak.pptx
 

Similar to Buku panduan desa bebas pronografi anak

Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet (Sebuah Pengantar)
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet  (Sebuah Pengantar)Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet  (Sebuah Pengantar)
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet (Sebuah Pengantar)
ICT Watch
 
PENCEGAHAN EKS;POITASI ANAK D I INTERNENET 2022.pdf
PENCEGAHAN EKS;POITASI ANAK D I INTERNENET 2022.pdfPENCEGAHAN EKS;POITASI ANAK D I INTERNENET 2022.pdf
PENCEGAHAN EKS;POITASI ANAK D I INTERNENET 2022.pdf
AbdiRahman552824
 
Modul Internet Aman untuk Anak 2018.pdf
Modul Internet Aman untuk Anak 2018.pdfModul Internet Aman untuk Anak 2018.pdf
Modul Internet Aman untuk Anak 2018.pdf
ECPAT Indonesia
 
Buku panduan keibubapaan_siber_bm
Buku panduan keibubapaan_siber_bmBuku panduan keibubapaan_siber_bm
Buku panduan keibubapaan_siber_bm
yaserabkader
 
ID IGF 2016 - Sosial Budaya 3 - Literasi Digital Keniscayaan Perlindungan Anak
ID IGF 2016 - Sosial Budaya 3 - Literasi Digital Keniscayaan Perlindungan AnakID IGF 2016 - Sosial Budaya 3 - Literasi Digital Keniscayaan Perlindungan Anak
ID IGF 2016 - Sosial Budaya 3 - Literasi Digital Keniscayaan Perlindungan Anak
IGF Indonesia
 
Hasil Riset Disrupting Harm Indonesia.pdf
Hasil Riset Disrupting Harm Indonesia.pdfHasil Riset Disrupting Harm Indonesia.pdf
Hasil Riset Disrupting Harm Indonesia.pdf
ECPAT Indonesia
 
Ebook internetsehat
Ebook internetsehatEbook internetsehat
Ebook internetsehat
pemda ksb
 
Keuntungan dan kerugian dalam penggunaan teknologi 2
Keuntungan dan kerugian dalam penggunaan teknologi 2Keuntungan dan kerugian dalam penggunaan teknologi 2
Keuntungan dan kerugian dalam penggunaan teknologi 2Muslimin Saliman
 
Kebijakan Keselamatan Anak ID COP (KKA)
Kebijakan Keselamatan Anak ID COP (KKA)Kebijakan Keselamatan Anak ID COP (KKA)
Kebijakan Keselamatan Anak ID COP (KKA)
ECPAT Indonesia
 
Jurnal weny r
Jurnal weny rJurnal weny r
Jurnal weny r
fadli adnin
 
Materi 3 - Bahaya Pornografi
Materi 3  - Bahaya PornografiMateri 3  - Bahaya Pornografi
Materi 3 - Bahaya Pornografi
ECPAT Indonesia
 
Seribukuliterasidigital kajiandampakmediasosialbagianakdanremaja-puskakomui-1...
Seribukuliterasidigital kajiandampakmediasosialbagianakdanremaja-puskakomui-1...Seribukuliterasidigital kajiandampakmediasosialbagianakdanremaja-puskakomui-1...
Seribukuliterasidigital kajiandampakmediasosialbagianakdanremaja-puskakomui-1...
okta larasati
 
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...
literasi digital
 
Paparan incakap MELALUI AGEN PERUBAHAN INFORMATIKA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI...
Paparan incakap MELALUI AGEN PERUBAHAN INFORMATIKA  DALAM MEWUJUDKAN GENERASI...Paparan incakap MELALUI AGEN PERUBAHAN INFORMATIKA  DALAM MEWUJUDKAN GENERASI...
Paparan incakap MELALUI AGEN PERUBAHAN INFORMATIKA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI...
relawantikaceh
 
Advokasi dari Riset Disrupting Harm.pdf
Advokasi dari Riset Disrupting Harm.pdfAdvokasi dari Riset Disrupting Harm.pdf
Advokasi dari Riset Disrupting Harm.pdf
ECPAT Indonesia
 
ID-IGF 2018 Dialog Nasional Ringkasan dan Laporan
ID-IGF 2018 Dialog Nasional Ringkasan dan LaporanID-IGF 2018 Dialog Nasional Ringkasan dan Laporan
ID-IGF 2018 Dialog Nasional Ringkasan dan Laporan
IGF Indonesia
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
ICT Watch - Indonesia
 
Internet sehat di Sekolah
Internet sehat di SekolahInternet sehat di Sekolah
Internet sehat di Sekolah
Ros Dina
 
Internet sehat untuk bangsa
Internet sehat untuk bangsaInternet sehat untuk bangsa
Internet sehat untuk bangsaIpan Saputra
 
televisi,inte
televisi,intetelevisi,inte
televisi,inteelriq
 

Similar to Buku panduan desa bebas pronografi anak (20)

Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet (Sebuah Pengantar)
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet  (Sebuah Pengantar)Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet  (Sebuah Pengantar)
Peta Jalan Perlindungan Anak Indonesia di Internet (Sebuah Pengantar)
 
PENCEGAHAN EKS;POITASI ANAK D I INTERNENET 2022.pdf
PENCEGAHAN EKS;POITASI ANAK D I INTERNENET 2022.pdfPENCEGAHAN EKS;POITASI ANAK D I INTERNENET 2022.pdf
PENCEGAHAN EKS;POITASI ANAK D I INTERNENET 2022.pdf
 
Modul Internet Aman untuk Anak 2018.pdf
Modul Internet Aman untuk Anak 2018.pdfModul Internet Aman untuk Anak 2018.pdf
Modul Internet Aman untuk Anak 2018.pdf
 
Buku panduan keibubapaan_siber_bm
Buku panduan keibubapaan_siber_bmBuku panduan keibubapaan_siber_bm
Buku panduan keibubapaan_siber_bm
 
ID IGF 2016 - Sosial Budaya 3 - Literasi Digital Keniscayaan Perlindungan Anak
ID IGF 2016 - Sosial Budaya 3 - Literasi Digital Keniscayaan Perlindungan AnakID IGF 2016 - Sosial Budaya 3 - Literasi Digital Keniscayaan Perlindungan Anak
ID IGF 2016 - Sosial Budaya 3 - Literasi Digital Keniscayaan Perlindungan Anak
 
Hasil Riset Disrupting Harm Indonesia.pdf
Hasil Riset Disrupting Harm Indonesia.pdfHasil Riset Disrupting Harm Indonesia.pdf
Hasil Riset Disrupting Harm Indonesia.pdf
 
Ebook internetsehat
Ebook internetsehatEbook internetsehat
Ebook internetsehat
 
Keuntungan dan kerugian dalam penggunaan teknologi 2
Keuntungan dan kerugian dalam penggunaan teknologi 2Keuntungan dan kerugian dalam penggunaan teknologi 2
Keuntungan dan kerugian dalam penggunaan teknologi 2
 
Kebijakan Keselamatan Anak ID COP (KKA)
Kebijakan Keselamatan Anak ID COP (KKA)Kebijakan Keselamatan Anak ID COP (KKA)
Kebijakan Keselamatan Anak ID COP (KKA)
 
Jurnal weny r
Jurnal weny rJurnal weny r
Jurnal weny r
 
Materi 3 - Bahaya Pornografi
Materi 3  - Bahaya PornografiMateri 3  - Bahaya Pornografi
Materi 3 - Bahaya Pornografi
 
Seribukuliterasidigital kajiandampakmediasosialbagianakdanremaja-puskakomui-1...
Seribukuliterasidigital kajiandampakmediasosialbagianakdanremaja-puskakomui-1...Seribukuliterasidigital kajiandampakmediasosialbagianakdanremaja-puskakomui-1...
Seribukuliterasidigital kajiandampakmediasosialbagianakdanremaja-puskakomui-1...
 
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...
Seri buku literasi digital - kajian dampak media sosial bagi anak dan remaja ...
 
Paparan incakap MELALUI AGEN PERUBAHAN INFORMATIKA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI...
Paparan incakap MELALUI AGEN PERUBAHAN INFORMATIKA  DALAM MEWUJUDKAN GENERASI...Paparan incakap MELALUI AGEN PERUBAHAN INFORMATIKA  DALAM MEWUJUDKAN GENERASI...
Paparan incakap MELALUI AGEN PERUBAHAN INFORMATIKA DALAM MEWUJUDKAN GENERASI...
 
Advokasi dari Riset Disrupting Harm.pdf
Advokasi dari Riset Disrupting Harm.pdfAdvokasi dari Riset Disrupting Harm.pdf
Advokasi dari Riset Disrupting Harm.pdf
 
ID-IGF 2018 Dialog Nasional Ringkasan dan Laporan
ID-IGF 2018 Dialog Nasional Ringkasan dan LaporanID-IGF 2018 Dialog Nasional Ringkasan dan Laporan
ID-IGF 2018 Dialog Nasional Ringkasan dan Laporan
 
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
Ringkasan Dialog Nasional ID-IGF 2018 - Bahasa Indonesia (tata kelola interne...
 
Internet sehat di Sekolah
Internet sehat di SekolahInternet sehat di Sekolah
Internet sehat di Sekolah
 
Internet sehat untuk bangsa
Internet sehat untuk bangsaInternet sehat untuk bangsa
Internet sehat untuk bangsa
 
televisi,inte
televisi,intetelevisi,inte
televisi,inte
 

More from ECPAT Indonesia

Fact Sheet - ESA dalam PJK
Fact Sheet - ESA dalam PJKFact Sheet - ESA dalam PJK
Fact Sheet - ESA dalam PJK
ECPAT Indonesia
 
Laporan Hasil Pemantauan di Jabodebek 2021-2022.pdf
Laporan Hasil Pemantauan di Jabodebek 2021-2022.pdfLaporan Hasil Pemantauan di Jabodebek 2021-2022.pdf
Laporan Hasil Pemantauan di Jabodebek 2021-2022.pdf
ECPAT Indonesia
 
Laporan IWF Mengenai AI dan Kekerasan Seksual Anak
Laporan IWF Mengenai AI dan Kekerasan Seksual AnakLaporan IWF Mengenai AI dan Kekerasan Seksual Anak
Laporan IWF Mengenai AI dan Kekerasan Seksual Anak
ECPAT Indonesia
 
CATATAN TAHUNAN 2022.pdf
CATATAN TAHUNAN 2022.pdfCATATAN TAHUNAN 2022.pdf
CATATAN TAHUNAN 2022.pdf
ECPAT Indonesia
 
Foto-foto Cianjur.pptx
Foto-foto Cianjur.pptxFoto-foto Cianjur.pptx
Foto-foto Cianjur.pptx
ECPAT Indonesia
 
Foto-foto Cianjur.pptx
Foto-foto Cianjur.pptxFoto-foto Cianjur.pptx
Foto-foto Cianjur.pptx
ECPAT Indonesia
 
SESI V PENYUSUNAN PROGRAM AKSI.pdf
SESI V PENYUSUNAN PROGRAM AKSI.pdfSESI V PENYUSUNAN PROGRAM AKSI.pdf
SESI V PENYUSUNAN PROGRAM AKSI.pdf
ECPAT Indonesia
 
SESI IV PENGASUHAN ANAK DI ERA DIGITAL.pdf
SESI IV PENGASUHAN ANAK DI ERA DIGITAL.pdfSESI IV PENGASUHAN ANAK DI ERA DIGITAL.pdf
SESI IV PENGASUHAN ANAK DI ERA DIGITAL.pdf
ECPAT Indonesia
 
SESI III Internet Aman untuk Anak.pdf
SESI III Internet Aman untuk Anak.pdfSESI III Internet Aman untuk Anak.pdf
SESI III Internet Aman untuk Anak.pdf
ECPAT Indonesia
 
SESI II ATURAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL TTG ESA ONLINE.pdf
SESI II ATURAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL TTG ESA ONLINE.pdfSESI II ATURAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL TTG ESA ONLINE.pdf
SESI II ATURAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL TTG ESA ONLINE.pdf
ECPAT Indonesia
 
SESI I BENTUK EKSPLOITASI SEKSUAL ANAK DI INTERNET.pdf
SESI I BENTUK EKSPLOITASI SEKSUAL ANAK DI INTERNET.pdfSESI I BENTUK EKSPLOITASI SEKSUAL ANAK DI INTERNET.pdf
SESI I BENTUK EKSPLOITASI SEKSUAL ANAK DI INTERNET.pdf
ECPAT Indonesia
 
Prosiding Paper ECPAT Indonesia.pdf
Prosiding Paper ECPAT Indonesia.pdfProsiding Paper ECPAT Indonesia.pdf
Prosiding Paper ECPAT Indonesia.pdf
ECPAT Indonesia
 
Tips JAGO Agar Privasi Anak Tetap Aman di Media Sosial
Tips JAGO Agar Privasi Anak Tetap Aman di Media Sosial Tips JAGO Agar Privasi Anak Tetap Aman di Media Sosial
Tips JAGO Agar Privasi Anak Tetap Aman di Media Sosial
ECPAT Indonesia
 
Waspada Media Sosial Menjadi Sarana Eksploitasi Seksual Anak
Waspada Media Sosial Menjadi Sarana Eksploitasi Seksual AnakWaspada Media Sosial Menjadi Sarana Eksploitasi Seksual Anak
Waspada Media Sosial Menjadi Sarana Eksploitasi Seksual Anak
ECPAT Indonesia
 
Dunia Makin Maju, Apa Peranku?
Dunia Makin Maju, Apa Peranku?Dunia Makin Maju, Apa Peranku?
Dunia Makin Maju, Apa Peranku?
ECPAT Indonesia
 
Temuan Awal ECPAT Indonesia - Internet Anak Era Pandemi.pdf
Temuan Awal ECPAT Indonesia - Internet Anak Era Pandemi.pdfTemuan Awal ECPAT Indonesia - Internet Anak Era Pandemi.pdf
Temuan Awal ECPAT Indonesia - Internet Anak Era Pandemi.pdf
ECPAT Indonesia
 
C20 - CHILD PROTECTION ONLINE
C20 - CHILD PROTECTION ONLINEC20 - CHILD PROTECTION ONLINE
C20 - CHILD PROTECTION ONLINE
ECPAT Indonesia
 
The Code to Protect Children in Travel and Tourism
The Code to Protect Children in Travel and TourismThe Code to Protect Children in Travel and Tourism
The Code to Protect Children in Travel and Tourism
ECPAT Indonesia
 
The Code Implementation Plan For Archipelago
The Code Implementation Plan For ArchipelagoThe Code Implementation Plan For Archipelago
The Code Implementation Plan For Archipelago
ECPAT Indonesia
 
Mekanisme Perlindungan Anak di Sektor Pariwisata dan Perjalanan
Mekanisme Perlindungan Anak di Sektor Pariwisata dan PerjalananMekanisme Perlindungan Anak di Sektor Pariwisata dan Perjalanan
Mekanisme Perlindungan Anak di Sektor Pariwisata dan Perjalanan
ECPAT Indonesia
 

More from ECPAT Indonesia (20)

Fact Sheet - ESA dalam PJK
Fact Sheet - ESA dalam PJKFact Sheet - ESA dalam PJK
Fact Sheet - ESA dalam PJK
 
Laporan Hasil Pemantauan di Jabodebek 2021-2022.pdf
Laporan Hasil Pemantauan di Jabodebek 2021-2022.pdfLaporan Hasil Pemantauan di Jabodebek 2021-2022.pdf
Laporan Hasil Pemantauan di Jabodebek 2021-2022.pdf
 
Laporan IWF Mengenai AI dan Kekerasan Seksual Anak
Laporan IWF Mengenai AI dan Kekerasan Seksual AnakLaporan IWF Mengenai AI dan Kekerasan Seksual Anak
Laporan IWF Mengenai AI dan Kekerasan Seksual Anak
 
CATATAN TAHUNAN 2022.pdf
CATATAN TAHUNAN 2022.pdfCATATAN TAHUNAN 2022.pdf
CATATAN TAHUNAN 2022.pdf
 
Foto-foto Cianjur.pptx
Foto-foto Cianjur.pptxFoto-foto Cianjur.pptx
Foto-foto Cianjur.pptx
 
Foto-foto Cianjur.pptx
Foto-foto Cianjur.pptxFoto-foto Cianjur.pptx
Foto-foto Cianjur.pptx
 
SESI V PENYUSUNAN PROGRAM AKSI.pdf
SESI V PENYUSUNAN PROGRAM AKSI.pdfSESI V PENYUSUNAN PROGRAM AKSI.pdf
SESI V PENYUSUNAN PROGRAM AKSI.pdf
 
SESI IV PENGASUHAN ANAK DI ERA DIGITAL.pdf
SESI IV PENGASUHAN ANAK DI ERA DIGITAL.pdfSESI IV PENGASUHAN ANAK DI ERA DIGITAL.pdf
SESI IV PENGASUHAN ANAK DI ERA DIGITAL.pdf
 
SESI III Internet Aman untuk Anak.pdf
SESI III Internet Aman untuk Anak.pdfSESI III Internet Aman untuk Anak.pdf
SESI III Internet Aman untuk Anak.pdf
 
SESI II ATURAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL TTG ESA ONLINE.pdf
SESI II ATURAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL TTG ESA ONLINE.pdfSESI II ATURAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL TTG ESA ONLINE.pdf
SESI II ATURAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL TTG ESA ONLINE.pdf
 
SESI I BENTUK EKSPLOITASI SEKSUAL ANAK DI INTERNET.pdf
SESI I BENTUK EKSPLOITASI SEKSUAL ANAK DI INTERNET.pdfSESI I BENTUK EKSPLOITASI SEKSUAL ANAK DI INTERNET.pdf
SESI I BENTUK EKSPLOITASI SEKSUAL ANAK DI INTERNET.pdf
 
Prosiding Paper ECPAT Indonesia.pdf
Prosiding Paper ECPAT Indonesia.pdfProsiding Paper ECPAT Indonesia.pdf
Prosiding Paper ECPAT Indonesia.pdf
 
Tips JAGO Agar Privasi Anak Tetap Aman di Media Sosial
Tips JAGO Agar Privasi Anak Tetap Aman di Media Sosial Tips JAGO Agar Privasi Anak Tetap Aman di Media Sosial
Tips JAGO Agar Privasi Anak Tetap Aman di Media Sosial
 
Waspada Media Sosial Menjadi Sarana Eksploitasi Seksual Anak
Waspada Media Sosial Menjadi Sarana Eksploitasi Seksual AnakWaspada Media Sosial Menjadi Sarana Eksploitasi Seksual Anak
Waspada Media Sosial Menjadi Sarana Eksploitasi Seksual Anak
 
Dunia Makin Maju, Apa Peranku?
Dunia Makin Maju, Apa Peranku?Dunia Makin Maju, Apa Peranku?
Dunia Makin Maju, Apa Peranku?
 
Temuan Awal ECPAT Indonesia - Internet Anak Era Pandemi.pdf
Temuan Awal ECPAT Indonesia - Internet Anak Era Pandemi.pdfTemuan Awal ECPAT Indonesia - Internet Anak Era Pandemi.pdf
Temuan Awal ECPAT Indonesia - Internet Anak Era Pandemi.pdf
 
C20 - CHILD PROTECTION ONLINE
C20 - CHILD PROTECTION ONLINEC20 - CHILD PROTECTION ONLINE
C20 - CHILD PROTECTION ONLINE
 
The Code to Protect Children in Travel and Tourism
The Code to Protect Children in Travel and TourismThe Code to Protect Children in Travel and Tourism
The Code to Protect Children in Travel and Tourism
 
The Code Implementation Plan For Archipelago
The Code Implementation Plan For ArchipelagoThe Code Implementation Plan For Archipelago
The Code Implementation Plan For Archipelago
 
Mekanisme Perlindungan Anak di Sektor Pariwisata dan Perjalanan
Mekanisme Perlindungan Anak di Sektor Pariwisata dan PerjalananMekanisme Perlindungan Anak di Sektor Pariwisata dan Perjalanan
Mekanisme Perlindungan Anak di Sektor Pariwisata dan Perjalanan
 

Recently uploaded

Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
teraspky798
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
PemerintahanNagariKu1
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Mirza Sohirin
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
MuhamadIkbalThola1
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 

Recently uploaded (17)

Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 

Buku panduan desa bebas pronografi anak

  • 1. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK Program Kerjasama: Kementerian Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak ECPAT Indonesia
  • 2. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK2 TIM PENYUSUN Pengarah Lies Rosdianty Penanggung Jawab Valentina Gintings Penulis Deden Ramadani Editor Deden Ramadani Andi Ardian Santi Herlina Zaenab Sekretariat Totok Suharto Nendiyana Apriani Kun Maryati Beny Manga Rizqya Juwita Ivana Ulimantita L Kontributor Kementerian Komunikasi & Informasi Kementerian Desa Kementerian Kesehatan Bareskrim Mabes Polri Komisi Perlindungan Anak Indonesia Lembaga Perlindungan Anak (LPA) P2TP2A Kota Jakarta Dinas PPPA Kota Berau Indo ACT LBH Apik Nawala Relawan TIK Kompak Jakarta ISBN 978-602-6571-28-1 KPMK YKAI Yayasan Pulih ICJR PKBI Rumah Faye Peduli Sahabat Koalisi Perempuan Indonesia Down to Zero Proklamasi Anak Indonesia Bandung Wangi Sapa Indonesia KISA Muda
  • 3. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK3 KATA PENGANTAR Pada kesempatan ini, saya sampaikan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya proses Penyusunan Panduan Teknis Desa/ Kelurahan Bebas (Dari) Pornografi Anak ini dapat terwujud. Saat ini paparan pornografi kepada anak melalui media daring meningkat tajam. Untuk itu peran pemerintah desa menjadi penting dalam pelaksanaan pencegahan pornografi anak di tingkat desa/ kelurahan melalui pencanangan Desa/ Kelurahan Bebas (dari) Pornografi. Panduan Teknis Desa/ Kelurahan Bebas (Dari) Pornografi Anak ini merupakan panduan bagi pemerintah, desa/ kelurahan, masyarakat, serta pihak yang berkepentingan, untuk bersama-sama melaksanakan program konkrit dan berkelanjutan dalam mencegah dan menanggulangi pornografi anak. Panduan ini disusun atas kerjasama antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) dengan ECPAT Indonesia, mengacu pada analisis situasi terkini anak di Indonesia yang dikomparasikan dengan berbagai kebijakan dan program terkait penanggulangan kejahatan seksual anak online. Oleh karena itu, kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya panduan ini, diucapkan terima kasih. Semoga upaya yang kita lakukan untuk perlindungan anak bebas dari pornografi dapat segera terwujud.
  • 4. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK4 DAFTAR ISI Bagian Pertama 6 Pendahuluan 6 1. Latar Belakang 6 Bagian Kedua 13 Penyusunan Desa/Kelurahan Bebas Pornografi Anak 13 2.1 Pengertian 13 2.2 Dasar Hukum 14 2.3 Tujuan 15 2.4 Sasaran 15 2.5 Prinsip Pelaksanaan 15 2.6 Kriteria 16 2.7 Tahapan 16 2.8 Strategi 17 2.9 Indikator 17 2.10 Jangka Waktu Yang Diperlukan 28 2.11 Pemberian Penghargaan 29 Bagian Ketiga 31 Penutup 31 3.1. Kesimpulan 31 3.2. Rekomendasi/Aksi Berikutnya 32
  • 5. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK5
  • 6. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK6 BAGIAN PERTAMA PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Sulit dipungkiri bahwa di masa depan tidak ada bangsa yang dapat bersembunyi dari arus tanpa batas di era globalisasi. Era dimana pergaulan dunia semakin terbuka lebar yang bukan saja membawa keuntungan, namun juga diikuti dengan dampak yang sulit dikendalikan. Masa depan menjadi semakin sulit ditebak dan terkadang terjadi diluar dugaan sehingga memberikan kejutan-kejutan yang mengancam kehidupan masyarakat baik dari dimensi politik, ekonomi, sosial maupun budaya. Arus lintas batas di era globalisasi pun masuk dalam ranah-ranah yang sulit dikendalikan, termasuk pornografi yang tidak hanya melibatkan orang dewasa tetapi juga anak-anak. Bahkan, pornografi anak menjadi ladang bisnis yang menjanjikan keuntungan yang besar sehingga anak-anak kerap dijadikan target baik sebagai objek maupun sebagai konsumen. Maraknya pornografi yang melibatkan anak-anak ini tidak terlepas dari pengaruh internet dan pengaruh media sosial yang menggandrungi kehidupan anak-anak. Meskipun belum tersedia data secara global, namun beberapa lembaga yang melakukan pendataan menemukan pornografi yang melibatkan anak-anak meningkat secara tajam. The NCMEC (National Center for
  • 7. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK7 Missing and Exploited Children)1 Cybertipline, lembaga yang berada di Amerika Serikat dan menangani laporan eksploitasi seksual anak di ranah siber memaparkan, telah lebih dari 7,5 juta laporan eksploitasi seksual anak di ranah siber tercatat sejak tahun 1998. Menariknya, laporan meningkat tajam sejak tahun 2015 dengan jumlah laporan mencapai sekitar 4,4 juta atau lebih dari separuhnya.2 Pada tahun 2016, INHOPE, asosiasi pengaduan konten melalui internet, menemukan bahwa terdapat 8,4 juta URL/situs yang mengandung konten pornografi anak dan tersebar di seluruh dunia.3 Terdapat juga indikasi bahwa konten pornografi anak diedarkan oleh pelaku melalui platform yang lebih tersembunyi, seperti jaringan berbagi file online (termasuk peer-to-peer) atau melalui ‘Dark Net’ atau teknik perangkat lunak yang di enkripsi.4 Dalam konteks Indonesia, anak-anak Indonesia mengalami dua hal yaitu menjadi target kejahatan pornografi dan terpapar pornografi. Ditemukan sejumlah fakta bahwa anak-anak di Indonesia dijadikan objek pornografi baik oleh pelaku kejahatan yang tidak terorganisir maupun oleh pelaku kejahatan yang terorganisir untuk dikomersialisasikan. Sebut saja kasus Tjandra di Surabaya yang berhasil mengumpulkan lebih dari 10.000 gambar yang mengandung konten pornografi anak yang dia dapat melalui media sosialyangkemudiandiketahuibahwabeliaumenyebarkandanmemperjual belikan gambar-gambar tersebut ke jaringan pedofil internasional.5 Kasus 1 NCMEC atau The National Center for Missing & Exploited Children adalah sebuah organisasi non pemerintah yang didirikan oleh Kongres Amerika Serikat tahun 1984 yang bertujuna untuk menemukan anak-anak yang hilang, mengurangi eksploitasi seksual anak dan mencegah terjadinya viktimisasi. (http://www.missingkids.com/footer/aboutus) 2 http://www.ecpat.org/wp-content/uploads/2018/02/Regional-Overview_Southeast-Asia.pdf, diakses pada 2 Mei 2018 3 http://www.inhope.org/tns/resources/statistics-and-infographics/statistics-and-infographics-2016.aspx, diakses pada 2- Mei 2018 4 Idem 5 https://nasional.kompas.com/read/2014/04/16/1952450/Tjandra.Adi.Gunawan.Diduga.Bagian.Jaringan.Paedofilia.Internasion- al
  • 8. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK8 pornografi anak lain yang terjadi di Bandung, dimana seorang anak laki- laki dijadikan pemeran bintang film porno dalam pengambilan gambar di sebuah hotel di Bandung. Film porno ini juga akan dijual ke jaringan pedofil internasional.6 Tren lain yang juga mulai merambah anak-anak sebagai korban ponografi adalah dengan menggunakan perangkat live streaming yang ada di media sosial. Baru-baru ini terungkap seorang Ayah melakukan adegan seksual dengan anaknya, dan adegan tersebut disambungkan dengan aplikasi live streaming untuk disiarkan secara langsung dan disaksikan oleh kaum pedofil di penjuru dunia, sebagai imbalan perbuatan ini, dia juga mendapatkan kiriman video sejenis atau mirip dari banyak negara.7 Penelitian terkini yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi dan UNICEF tahun 2014 menunjukkan sebagian besar anak dan remaja, baik di perdesaan dan perkotaan telah terpapar dengan konten pornografi, terutama ketika muncul secara tidak sengaja atau dalam bentuk iklan yang bernuansa vulgar.8 Penggunaan internet untuk mengakses situs-situs porno memang sangat sulit untuk dihindari, mengingat bahwa situs-situs semacam itu tersedia sangat banyak dalam dunia maya. Hal itu terlihat dari masuknya situs-situs porno di search engine sebagai “Top 10 Website” yang paling banyak dikunjungi. Dengan melihat jumlah pengakses situs-situs porno di internet yang cenderung meningkat dari hari ke hari, maka perlu diwaspadai dampak penggunaan teknologi tersebut terhadap kesehatan mental dan hubungan interpersonal si “pengguna”, termasuk dampaknya 6 http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42588949 7 https://www.jpnn.com/news/live-streaming-seks-ayah-dan-anak-terbongkar-usai-15-tahun?page=2 8 https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3834/Siaran+Pers+No.+17-PIH-KOMINFO-2-2014+tentang+Riset+Komin- fo+dan+UNICEF+Mengenai+Perilaku+Anak+dan+Remaja+Dalam+Menggunakan+Internet+/0/siaran_pers, diakses pada 21 April 2018
  • 9. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK9 pada anak-anak sebagai pengguna maupun sebagai objek pornografi. Pornografi memberikan dampak yang buruk bagi anak-anak. salah satu dampak yang signifikan adalah perilaku kekerasan seksual anak terhadap anak. Penelitian yang dilakukan oleh ECPAT Indonesia dan Kementerian Sosial pada tahun 2017 tentang faktor-faktor yang mendorong anak melakukan kekerasan seksual terhadap anak menemukan, sekitar 40 persen anak yang melakukan kekerasan seksual ke anak terjadi karena dilatarbelakangi oleh faktor paparan pornografi, baik melalui ponsel sendiri maupun melalui ponsel teman sebaya. Kondisi ini tentu saja berbahaya dan memiliki dampak jangka panjang jika tidak ada penanganan yang serius oleh pemerintah. Selain maraknya pornografi yang melibatkan anak-anak, upaya negara dalam memproteksi anak-anak dari bahaya pornografi anak masih sangat minim. Meskipun Indonesia telah memiliki Undang-Undang Anti Pornografi, Undang-Undang Perlindungan Anak yang sudah direvisi sebanyak dua kali dan Ratifikasi Protokol Tambahan tentang Penjualan Anak, Pelacuran Anak dan Pornografi Anak, namun kasus-kasus pornografi anak masih terjadi khususnya pada tingkat-tingkat yang sulit dipantau oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Propinsi/Kabupaten. Saat ini pun belum tersedia kebijakan yang melibatkan pemangku kepentingan di tingkat desa dan kelurahan, dalam menanggulangi pornografi anak. Padahal, sebagai garda terdepan, pemerintahan di tingkat desa dan kelurahan dapat menjadi ujung tombak dalam penanggulangan permasalahan pornografi anak di Indonesia. Terlebih, paparan pornografi anak terjadi tidak hanya di kota-kota besar, melainkan juga terjadi di wilayah pedesaan seiring dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi.
  • 10. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK10 Menyadari hal tersebut di atas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bekerja sama dengan ECPAT Indonesia melakukan assessment di 3 wilayah di Indonesia (Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur) untuk mengidentifikasi situasi pornografi anak di desa/kelurahan serta upaya-upaya yang telah dilakukan untuk melakukan pencegahan dan penanganan oleh perangkat desa/kelurahan dan juga masyarakat. Dari hasil assessment tersebut diperoleh informasi perlunya respon pemerintah untuk memberikan perlindungan anak dari bahaya pornografi anak. Hal ini dikarenakan masih tingginya kasus-kasus pornografi anak dalam lingkup desa/kelurahan, baik anak yang terpapar oleh konten pornografi atau anak yang menjadi objek pornografi. Hasil assessment menemukan tingginya kasus-kasus tersebut disebabkan oleh rendahnya pemahamanmasyarakattentangpornografianak,tidakadanyakebijakandi lingkupdesa/kelurahanuntukpencegahanmaupunpenanganananakyang menjadi korban, serta belum tersedianya program-program yang spesifik di tingkat desa/kelurahan untuk meningkatkan kapasitas perangkat desa dan masyarakat dalam melindungi anak-anak dari ancaman pornografi anak. Terkait dengan hal tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan PerlindunganAnakkmenginisiasilahirnyaDesa/KelurahanBebasPornografi anak. Desa/Kelurahan Bebas Pornografi anak adalah suatu kawasan desa/ kelurahan yang pemerintah, penduduk, dan pihak yang berkepentingan memilikikomitmendanprogramkonkretdanberkelanjutandalammencegah dan menanggulangi pornografi anak. Secara ringkas, Desa/Kelurahan Bebas Pornografi Anak disusun dengan sistematika sebagai berikut:
  • 11. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK11 SISTEMATIKA PENYUSUNAN INDIKATOR DESA/ KELURAHAN BEBAS PORNOGRAFI ANAK PENGERTIAN PRINSIPINDIKATOR TUJUANKEGIATAN TAHAPAN KRITERIA Melalui Desa/Kelurahan Bebas Pornografi Anak diharapkan perangkat desa dan masyarakat dapat bersama-sama menciptakan wilayah di desa/ kelurahannya yang melindungi anak-anak dari bahaya pornografi anak.
  • 12. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK12
  • 13. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK13 BAGIAN KEDUA PENYUSUNAN DESA/ KELURAHAN BEBAS PORNOGRAFI ANAK 2.1. PENGERTIAN Dalam mendefinisikan desa/kelurahan bebas pornografi maka tidak bisa dilepaskan dari istilah desa, kelurahan dan pornografi anak. Menurut Undang-Undang Desa No. 6 Tahun 2014 yang dikatakan desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenaga untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan Keluruhan diatur dalam PP No. 73 Tahun 2005 yaitu pemerintahan yang dibentuk di kecamatan sebagai bagian dari perangkat daerah kabupaten/ kota. Sedangkan Pornografi Anak jika mengacu pada PP No. 4o Tahun 2011 tentang Pembinaan, Pendampingan, dan Pemulihan terhadap Anak yang Menjadi Korban atau Pelaku Pornografi, didalamnya terdiri dari anak sebagai korban pornografi anak anak sebagai pelaku pornografi. Namun definisi lengkap tentang pornografi anak dapat mengacu pada UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dan UU No. 10 Tahun 2012 tentang Ratifikasi ProtokolTambahantentangPenjualanAnak,PelacuranAnakdanPornografi Anak. Pada intinya dari ketiga peraturan tersebut yang dikatakan pornografi
  • 14. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK14 anak meliputi gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh atau bentuk pesan lainnya yang menampilkan anak untuk tujuan seksual. Dari batasan di atas maka: Desa/Kelurahan Bebas Pornografi Anak adalah suatu kawasan desa/kelurahan yang pemerintah, penduduk, dan pihak yang berkepentingan memiliki komitmen dan program konkrit dan berkelanjutandalammencegahdanmenanggulangipornografianak. 2.2. DASAR HUKUM Dasar Hukum yang digunakan untuk pembentukan desa pornografi anak adalah : 1. Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 juncto Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 dan Juncto Undang-Undang No. 17 Tahun 2016 2. Undang-Undang 44 Tahun 2008 tentang Pornografi 3. Undang-UndangNo.12Tahun2012tentangRatifikasiProtokolTambahan Penjualan Anak, Pelacuran Anak dan Pornografi Anak 4. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2011 tentang Pendampingan, dan Pemulihan terhadap Anak yang Menjadi Korban atau Pelaku Pornografi
  • 15. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK15 2.3. TUJUAN Tujuandaridibentuknyadesabebaspornografianakadalahsebagaiberikut: 1. Melindungi anak-anak dari situasi pornografi 2. Meningkatnya inisiatif pemerintah desa/kelurahan dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan perlindungan anak dari bahaya pornografi 3. Meningkatkanpengetahuandankesadaranmasyarakatdanstakeholder tentang pentingnya melindungi anak 4. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya anak dan keluarga. 2.4. SASARAN Sasaran kegiatan Desa/ Kelurahan bebas Pornografi Anak adalah anak, orang tua, keluarga, perangkat desa, dan masyarakat yang terdapat di wilayah Desa/Kelurahan. 2.5. PRINSIP PELAKSANAAN Prinsip-prinsip dalam Desa/Kelurahan Bebas Pornografi Anak yaitu: 1. Pemerintah Desa/Kelurahan menjadi insiator aktif mendorong terciptanya desa/kelurahan bebas dari pornografi anak 2. Mengedepankan perlindungan anak dari situasi yang membahayakan masa depan mereka 3. Masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan harus aktif dalam melindungi anak-anak dari pornografi. 4. Partisipasianak/remajadidorongagarmerekaikutmembangunsuasana yang kondusif dalam menciptakan desa/kelurahan bebas pornografi anak
  • 16. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK16 2.6. KRITERIA Kriteria untuk membentuk desa/ kelurahan menjadi desa/ kelurahan yang bebas pornografi anak adalah sebagai berikut: a. Desa/Kelurahan telah terhubung akses internet; b. Keinginan pemerintah Desa/Kelurahan dan masyarakat untuk menjadikan desa/kelurahannya bebas dari pornografi anak; c. Adanya fakta/informasi tentang pornografi anak. 2.7. TAHAPAN Dalam mencanangkan suatu desa/ kelurahan menjadi desa/ kelurahan bebas pornografi anak, diperlukan tahapan sebagai berikut: Tahap 1 Melakukan Assesment Tahap 2 Penyusunan Rencana Aks Tahap 3 Pelaksanaan Kegiatan Tahap 4 Monitoring dan Evaluasi
  • 17. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK17 2.8. STRATEGI Berdasarkan hasil assessment, sebagian besar masukan untuk model mendorong tidak hanya intervensi di aspek struktural/kebijakan, namun juga pada aspek kultural (keagamaan, kebudayaan) dan proses (ruang- ruang partisipasi warga). Oleh karena itu, hal yang perlu dipertimbangkan dalam model intervensi ini tidak hanya aspek struktural/kebijakan, namun juga aspek kultural (meliputi nilai-nilai dan norma budaya) serta prosesual (upaya dialog, musyawarah, dan partisipasi warga). Model penanggulangan pornografi anak berbasis desa/kelurahan akan mengintervensi tiga elemen kehidupan sosial, yaitu elemen struktural, kultural dan juga proses. Hal ini tergambar pada model berikut: INTERVENSI DI ASPEK KULTURAL (KEBUDAYAAN) DESA/ KELURAHAN DESA/ KELURAHAN BEBAS PORNOGRAFI ANAK INTERVENSI DI ASPEK STRUKTURAL (KEBIJAKAN) INTERVENSI DI ASPEK PROSES (PARTISIPASI) 2.9. INDIKATOR Berdasarkan strategi di atas, indikator untuk mewujudkan desa/kelurahan bebas pornografi anak dapat dijabarkan sebagai berikut:
  • 18. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK18 STRATEGI PERUBAHAN STRUKTURAL (KEBIJAKAN) Indikator pertama dari terwujudnya desa/kelurahan bebas pornografi anak adalah tersedianya peraturan di tingkat desa/ kelurahan yang dapat mencegah dan merespon kasus-kasus pornografi anak yang terjadi di desa. Oleh karena itu, pemerintah desa/kelurahan harus segera menyusun dan menjalankan: Peraturan di tingkat desa ini mengatur secara jelas rencana aksi Desa/ Kelurahan untuk mencegah dan menangani anak terpapar pornografi atau anak yang menjadi obyek dari pornografi. Oleh karena itu, idealnya, seluruh tugas dan fungsi dari setiap pemangku kepentingan yang ada di desa dalam melakukan pencegahan dan penanganan pornografi anak di tingkat desa tercantum di dalam peraturan ini. Peraturan ini idealnya berbentuk Perdes atau peraturan setingkat lainnya di kelurahan, sehingga dapat dijalankan oleh seluruh pemangku kepentingan di tingkat desa. MEMPERKUAT PERATURAN DI TINGKAT DESA/ KELURAHAN UNTUK MEWUJUDKAN BEBAS PORNOGRAFI ANAK Pemerintah Desa/Kelurahan perlu mengadakan program pelatihan atau peningkatan kapasitas bagi perangkat desa, orang tua, tokoh agama dan anak-anak tentang upaya pencegahan dan penanganan pornografi anak. Hal ini penting untuk dilakukan mengingat berdasarkan hasil assessment, MEMBUAT PROGRAM PENCEGAHAN/ PENANGGULANGAN PORNOGRAFI ANAK
  • 19. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK19 pemahaman para pemangku kepentingan dan anak terhadap pornografi anakrelatifrendah.Pelatihaniniuntukmemastikananaktidakmendapatkan penanganan yang salah dan malah mendorong anak untuk melakukan perbuatan yang sama di kemudian hari. Untuk memastikan seluruh program pencegahan dan penanganan dapat berjalan dengan baik, pemerintah desa/kelurahan perlu juga memikirkan strategi untuk mencari sumber-sumber pendanaan untuk pelaksanaan. Sumber-sumber pendanaan bisa dari alokasi dana desa, pemerintah kabupaten/kota/provinsi, pemerintah pusat, swadaya masyarakat hingga melalui program CSR. MENYEDIAKAN ANGGARAN SERTA STRATEGI PENYEDIAAN ANGGARAN UNTUK PELAKSANAAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PORNOGRAFI ANAK Desa/Kelurahan hendaknya menyusun SOP ketika menemukan kasus anak yang terpapar pornografi atau menjadi objek pornografi. SOP ini harus menjelaskan proses sejak anak pertama kali ditangani oleh pemerintah desa/kelurahan hingga diproses lebih lanjut ke pemangku kepentingan lainnya. SOP juga harus menjamin hak-hak anak sebagai korban terlindungi. MEMBUAT SOP DALAM MENANGANI ANAK YANG TERPAPAR ATAU MENJADI OBJEK PORNOGRAFI
  • 20. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK20 Salah satu penyebab tingginya akses pornografi oleh anak-anak adalah karena tidak adanya fasilitas-fasilitas publik yang ramah anak, sehingga anak tidak memiliki ruang fisik yang dapat dimanfaatkan untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, diperlukan fasilitas-fasilitas publik ramah anak untuk memfasilitasi anak-anak dalam mengisi waktu luangnya ke arah yang lebih positif. Contoh fasilitas-fasilitas ramah anak misalnya RPTRA, Perpusatakaan ramah anak, dan lain sebagainya. ADANYA FASILITAS RAMAH ANAK YANG INKLUSIF
  • 21. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK21 STRATEGI KEBIJAKAN INDIKATOR KEBERHASILANSTRATEGI PERUBAHAN STRUKTURAL (KEBIJAKAN) Perubahan struktural (kebijakan) Adanya Fasilitas ramah Anak yang inklusif Terselenggaranya program pencegahan/ penanggulangan pornografianak Tersedianya SOP dalam menangani anak yang terpapar atau menjadi objek pornografi Menyediakan anggaran serta strategi penyediaan anggaran untuk pelaksanaan program pencegahandanpenanganan pornografi anak PELAKSANA Kepala Desa dan perangkat desa terkait Kepala Desa didukung perangkat desa, pihak swasta dan pihak terkait Kepala Desa didukung perangkat desa terkait Kepala Desa didukung perangkat desa terkait Kepala Desa didukung perangkat desa terkait SASARAN Seluruh warga desa/ kelurahan yang dilayani Seluruh warga -KetuaPKKtingkatdesa -Bhabinkamtibmastingkat desa -PerwakilanRT -PerwakilanRW -Stafditingkatdesa -TokohMasyarakat/Agama tingkatdesa -LembagaAnakditingkat desa Anak yang menjadi korban, warga desa - Pemerintah Pusat dan Daerah - CSR CONTOH REALISASI Pembentukan RPTRA, perpustakaan ramah anak, dan ruang bermain lainnya. Kegiatanworkshopuntuk anakdanorangtuayang mengundangahli SOP tertulis & disebarluaskan di desa tentang prosedur penanganan anak yang menjadi korban pornografi Dokumen MoU antara pemerintah desa dengan korporasi untuk fasilitasi pendanaan. Dokumenkebijakan PerlindunganAnakdi organisasi
  • 22. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK22 STRATEGI PERUBAHAN KULTURAL (KEBUDAYAAN, NORMA SOSIAL, NILAI-NILAI HIDUP) Indikator kedua dari terwujudnya desa/kelurahan bebas pornografi anak adalah terjadinya perubahan terhadap nilai, norma, dan sikap masyarakat di tingkat desa/kelurahan yang secara terinternalisasi dapat mencegah dan merespon kasus-kasus pornografi anak yang terjadi di desa. Oleh karena itu, pemerintah desa/kelurahan harus segera menyusun dan menjalankan: Pemerintah Desa/Kelurahan hendaknya melakukan pertemuan rutin dengan tokoh masyarakat/adat untuk mendiskusikan upaya mencegah anak terlibat dalam aktivitas kebudayaan yang berpotensi membuat anak terpapar atau menjadi objek pornografi. Misalnya saja dalam alokasi jam pertunjukkan yang diperbolehkan, serta aturan lainnya. MELAKUKAN DIALOG RUTIN DENGAN TOKOH MASYARAKAT/ ADAT/ AGAMA Pemerintah Desa/ Kelurahan hendaknya mengadakan kegiatan-kegiatan promosi internet sehat/ aman di wilayahnya. Promosi ini dilakukan dengan pendekatan budaya populer dengan beragam bentuk seperti pemutaran film, diskusi dan agenda kegiatan kebudayaan lainnya. MENGADAKAN PROMOSI INTERNET SEHAT/ AMAN
  • 23. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK23 PemerintahDesa/Kelurahanhendaknyajugamelibatkantokohagamauntuk turut andil dalam menyuarakan bahaya pornografi anak melalui pendekatan keagamaan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pertemuan dengan tokoh agama untuk berdiskusi atau melakukan peningkatan pemahaman terhadap bahaya pornografi anak. MENYEBARLUASKAN PEMAHAMAN TENTANG PORNOGRAFI ANAK MELALUI MIMBAR KEAGAMAAN Pemerintah Desa/ Kelurahan hendaknya juga berinovasi dalam membuat media publikasi tentang pencegahan dan penanganan pornografi anak. Media publikasi hendaknya sedekat mungkin dengan sasaran, oleh karena, penggunaan bahasa dan ornamen lokal menjadi penting. MEMBUAT PUBLIKASI TENTANG TENTANG PENCEGAHAN & PENANGANAN PORNOGRAFI ANAK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA LOKAL & ORNAMEN LOKAL
  • 24. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK24 STRATEGI KULTURAL/ KEBUDAYAAN STRATEGI PELAKSANA SASARAN INDIKATOR KEBERHASILAN CONTOH REALISASI PERUBAHAN KULTURAL (KEBUDAYAAN, NILAI-NILAI HIDUP) Terlaksananya dialog rutin dengan tokoh masyarakat/ adat tentang bahaya pornografi anak Kepala Desa dan perangkat desa terkait Tokoh masyarakat/ agama tingkat desa Adanyarembugwargayang melibatkanseluruhtokoh masyarakat/adat/ keagamaan Mengadakan Promosi Internet sehat/ aman Membuat publikasi tentang tentang pencegahan dan penanganan pornografi anak dengan menggunakan bahasa lokal dan ornamen lokal Kepala Desa dan perangkat desa terkait Kepala Desa didukung perangkat desa dan kelompok anak/orang muda terkait Masyarakat Desa Masyarakat Desa - Pemutaran Film - Pentas Seni -Acara Kesenian dan budaya populer lainnya Publikasi Baliho, Spanduk, Poster, sticker dengan menggunakan bahasa lokal
  • 25. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK25 STRATEGI PERUBAHAN PROSES (PARTISIPASI) Indikator ketiga dari terwujudnya desa/kelurahan bebas pornografi anak adalah meningkatnya partisipasi warga masyarakat di tingkat desa untuk berkontribusi serta mengevaluasi kebijakan pemerintah desa terkait pencegahan dan penanganan pornografi anak. Indikator ketiga hanya dapat terwujud apabila masyarakat mendapatkan ruang dan kesempatan yang besar untuk berdialog, berkegiatan dan mendiskusikan permasalahan yang ada dengan pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah desa/kelurahan harus segera menyusun dan menjalankan: Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi pornografi anak di tingkat desa/kelurahan, pemerintah desa/kelurahan harus mendorong masyarakat atau stakeholder lainnya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk pencegahan dan penanggulangan pornografi anak. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan beragam bentuk, seperti pagelaran seni jalanan bahkan aksi teatrikal yang bersifat kontrol sosial. MEMPERBANYAK KEGIATAN YANG DISELENGGARAKAN ATAS INISIATIF MASYARAKAT ATAU STAKEHOLDER DENGAN FASILITASI OLEH DESA/KELURAHAN
  • 26. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK26 Pemerintah Desa/Kelurahan hendaknya juga mendorong dan memfasilitasi anak melalui forum anak atau aktivis anak dalam memberikan masukan melaluikegiatanMusrembang.Partisipasianakdalamkegiatanmusrembang akan mendorong anak berpartisipasi aktif dan merasa memiliki andil dalam pembangunan di desa/kelurahannya. Selain itu, anak juga dapat ikut memantau dan memanfaatkan hasil pembangunan yang telah diusulkan dengan baik. TERLIBATNYA ANAK DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSREMBANG) Pemerintah Desa/ Kelurahan hendaknya juga mendorong dan memfasilitasi aktivisperlindungananak/forumanakuntukmemberikanmasukanterhadap proses pencegahan dan penanggulangan pornografi anak di tingkat desa. Desa/Kelurahan juga harus mendorong aktivis dan forum anak berperan aktif dalam mencegah dan merespon kasus-kasus pornografi anak yang terjadi di sekitarnya. MENDORONG PARTISIPASI AKTIVIS PERLINDUNGAN ANAK/FORUM ANAK
  • 27. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK27 STRATEGI PARTISIPATIF STRATEGI PELAKSANA SASARAN INDIKATOR KEBERHASILAN CONTOH REALISASI STRATEGI PERUBAHAN PROSES (PARTISIPASI) Adanya kegiatan yang diselenggarakan atas inisiatif masyarakat atau stakeholder dengan fasilitasi oleh Desa/ Kelurahan Kepala Desa dan perangkat desa terkait Masyarakat Desa/ Kelurahan Kegiatandiskusi,forum-forum kecil,jambelajaranaktingkat RT,dst. Terlibatnya Anak dalam penyusunan Musrembang Kepala desa didukung perangkat desa terkait Anak Anak memilki kesempatan untuk memberikan pendapatnya melalui kegiatan musrembang Adanya Partisipasi Aktivis Perlindungan Anak/Forum Anak Kepala Desa didukung perangkat desa terkait Masyarakat Desa/ Kelurahan Memfasilitasi warga untuk berdialog dan mengevaluasi masukan untuk penyempurnaan program pencegahan dan penanggulangan desa bebas pornografi anak
  • 28. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK28 2.10. JANGKA WAKTU YANG DIPERLUKAN Panduan Teknis Desa/Kelurahan Bebas Pornografi Anak yang tercantum di dalam laporan ini diharapkan dapat membawa perubahan bagi Desa/ Kelurahan menjadi Desa/Kelurahan yang terbebas dari Pornografi Anak minimal dalam tiga tahun pelaksanaan. Target ini dapat tercapai dengan strategi sebagai berikut: No. AGENDA TAHUN I II III 1. Perencanaan Awal dan Pencanangan Desa Bebas Pornografi Anak x 2. Pelaksanaan Strategi Perubahan Struktural x 3. Evaluasi Tahun I x 4 Pelaksanaan Hasil Evaluasi Strategi Perubahan Struktural x 5 Pelaksanaan Strategi Perubahan Kultural x 6. Evaluasi Tahun II x 7. Pelaksanaan Hasil Evaluasi Strategi Perubahan Struktural & Kultural x 8. Pelaksanaan Strategi Perubahan Proses x 9. Evaluasi Tahun III x 10 Diresmikannya Desa Bebas Pornografi Anak x
  • 29. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK29 2.11. PEMBERIAN PENGHARGAAN Setiap desa/kelurahan yang berhasil menerapkan strategi-strategi untuk mewujudkan desa bebas pornografi, maka berhak untuk mendapatkan penghargaan berupa pemberian plakat dari Presiden Republik Indonesia yang diserahkan langsung kepada perwakilan Desa/Kelurahan setempat. Selain itu, terdapat juga insentif dana desa untuk memperkuat program- program yang telah ada dan perlu dikembangkan.
  • 30. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK30
  • 31. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK31 BAGIAN KETIGA PENUTUP 3.1. KESIMPULAN Maraknya kasus pornografi anak di tingkat desa/kelurahan memerlukan respon sesegera mungkin dari para pemangku kepentingan di tingkat desa/kelurahan. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah tidak dapat menggunakan pola lama dengan hanya mengandalkan strategi satu arah. Pelibatan publik dan masyarakat menjadi kunci dalam perubahan ke arah yang lebih baik. Panduan teknis Desa/Kelurahan Bebas Pornografi Anak mengedepankan prinsip keterlibatan masyarakat sebesar-besarnya. Oleh karena itu, teori perencanaan sosial yang dipilih adalah teori-teori yang mengedepankan potensi dan partisipasi berbagai pihak dengan pendekatan berbasis pada komunitas (community based development). Panduan teknis ini mengintervensi tiga elemen dasar kehidupan sosial, yaitu elemen struktural, elemen kultural dan elemen prosesual. Melalui intervensi pada tiga elemen tersebut, diharapkan dalam jangka waktu tiga tahun, dapat terwujud anak-anak Indonesia yang terbebas dari bahaya pornografi anak, dimulai dari lingkup terkecil tempat tinggalnya.
  • 32. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK32 3.1. REKOMENDASI/ AKSI BERIKUTNYA Untukmemastikankeberlanjutandesabebaspornogafianakdapatberjalan dalam jangka panjang, diperlukan relasi kemitraan pemangku kepentingan wilayah untuk mengoptimalkan peran dan tugasnya dalam mewujudkan desa bebas pornografi anak. Sehingga, di masa mendatang, program- program Desa Bebas Pornografi tidak hanya bergantung pada pemerintah, namun merupakan program hasil relasi kemitraan dari berbagai pemangku kepentingan. Dalam pendekatan kontemporer, relasi kemitraan pentahelix A-B-C-G-M (Academic, Business, Community, Government, Media) menjadi kunci dalam mewujudkan desa bebas pornografi anak. Pengembangan Desa Bebas Pornografi MEDIA PEMERINTAHKOMUNITAS BISNIS AKADEMISI DESA BEBAS PORNOGRAFI ANAK
  • 33. PANDUAN TEKNIS DESA/ KELURAHAN BEBAS (DARI) PORNOGRAFI ANAK33 Peran-peran dari setiap relasi kemitraan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Aktor Peran dan fungsi Akademisi • Menyediakan dan mensosialisasikan kajian-kajian akademik tentang bahaya pornografi anak • Menyediakan sumber literatur untuk mengkaji bahaya pornografi anak serta strategi pencegahan dan penanganan. Bisnis • Memfasilitasi kebutuhan infrastruktur ruang publik di desa melalui program CSR • Memberikan edukasi tentang internet sehat • Memfasilitasi pemanfaatan teknologi yang aman bagi anak di desa • Mencegah anak mengakses tempat-tempat hiburan yang diperuntukkan untuk dewasa. Komunitas • Mengadakan sosialisasi ke lingkungan sekitar tentang bahaya pornografi anak • Mencegah diaksesnya budaya-budaya yang membahayakan anak terpapar pornografi atau menjadi objek pornografi Pemerintah (termasuk penegak hukum) • Memperkuat kembali mekanisme perlindungan anak dari bahaya pornografi yang telah tersedia Media • Menyebarluaskan informasi tentang bahaya pornografi anak • Menyebarluaskan informasi tentang desa bebas pornografi anak • Mempromosikan lokasi-lokasi tempat hiburan yang aman bagi anak
  • 34. DISUSUN ATAS KERJA SAMA: Deputi Bidang Perlindungan Anak Jl. Medan Merdeka Barat No.15 Jakarta 10110 (021) 3842638, 3805563 ECPAT Indonesia Komplek Kalibata Indah, Lobi-lobi U23 Jl. Rawajati Timur, Pancoran Jakarta Selatan, 12750 (021) 27531020