SlideShare a Scribd company logo
170
J Peny Dalam, Volume 8 Nomor 2 Mei 2007
Tinjauanpustaka
LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK PADA KEHAMILAN
AnakAgungNgurahJayaKusuma
DivisiFetoM aternal
Bagian/SM FObstetridanGinekologiFK unud/RSUPSanglah,Denpasar
SUM M ARY
LUPUSERYTHEM ATOSUSIN PREGNANCY
Systemiclupuserythematosus(SLE)isanautoimmunediseasewhichischaraterizedbytheproductionofantibodies
towardsthenucleusofthecell.Themechanism isnotwell defined,butthereseem tobesomeexacerbatingfactorslikephysical
and metal stress,infection,ultravioletradiation and drugs.Thevariouscell ofourbody arerecognized asantigen therefore
leadingtotheformationofimmunecomplexeswhichwill bedepositedinorgansandeventuallycauseinflammation.Theprocess
whichaffectstheplacentaisknownasdeciduasvasculitis.TheeffectsofpregnancytowardsSLE inunclear,buttherisksof
exacerbationincreasesaspregnancyadvances.Complicationssuchasdeathofthefetus,premaurityandrestrictedgrowthmay
occur.ComplicationofpregnancywithSLE which affectsthefetuscharacterizedbycongenital heartblock,cutaneuslesion,
cytopenia,liverdisordersandothersystemicmanifestation.Thepathogenesisoffetal heartblockisnotwell understood,butthe
mechanism seemstobetransfersofantibodythroughtheplacentaonthesecondtrimesterwhichthenwill leadtoimmunological
traumaoftheheartanditsconductionsystem whichwill manifestupondelivery.Therearetwomajorpointstobeconsideredin
themanagementofSLE inpregnancy;pregnancycanaffectthecourseofSLE andthefetusmaybecomethetargetofauto
antibodywhichwill leadtofailureofthepregnancyitself.Corticosteroidshaveasignificanteffectandisnormallytolerableby
maybeconsidered.ContraceptionbecomesanimportantkeyinSLEasestrogensconcentrationof20-30 urg/daymayexacerbate
SLE andwill increasetheriskofthromboemboli,thereforeprogesteronecontainingcontraceptivesarehighlyrecommended.
Keywords:systemiclupuserythematosus,pregnancy,management.
PENDAHULUAN
Lupuseritematosussistemik(LES)merupakan
penyakitotoimunyangditandaiolehproduksiantibodi
terhadap komponen komponen inti sel yang
berhubungandenganmanifestasiklinisyangluas.LES
terutamaterjadipadausiareproduksiantara15-40 tahun
denganrasiowanitadanlakilaki5:1,dengandemikian
terdapatpeningkatankejadiankehamilandenganLES
ini.Dariberbagailaporan kejadian LES initertinggi
didapatkandinegaraCinadanAsiaTenggara,sedangkan
diIndonesia,RSDrSoetomoSurabayamelaporkan166
penderitadalam 1 tahun(M ei2003-April 2004).Dari
2000 kehamilandilaporkansebanyak1-2kasusLES.
1-5
PATOGENESIS
Sampaisaatinibelum jelas mekanisme
terjadinyaLES ini,interaksiantarafaktorlingkungan,
genetik dan hormonal yang saling terkaitakan
171
menimbulkan abnormalitas respon imun pada tubuh
penderita LES. Beberapa faktor pencetus yang
dilaporkan menyebabkan kambuhnya LES adalah, stress
fisik maupun mental, infeksi, paparan ultraviolet dan
obat-obatan. Obat-obatan yang diduga mencetuskan LES
adalah, procainamine, hidralasin, quidine dan
sulfazalasine. Pada LES ini sel tubuh sendiri dikenali
sebagai antigen. Target antibodi pada LES ini adalah
sel beserta komponennya yaitu inti sel, dinding sel,
sitoplasma dan partikel nukleoprotein. Karena didalam
tubuh terdapat berbagai macam sel yang dikenali sebagai
antigen maka akan muncul berbagai macam otoantibodi
pada penderita LES. Peran antibodi antibodi ini dalam
menimbulkan gejala klinis belum jelas diketahui,
beberapa ahli melaporkan kerusakan organ/sistem bisa
disebabkan oleh efek langsung antibodi atau melalui
pembentukan komplek imun. Kompleks imun akan
mengaktifasi sistem komplemen untuk melepaskan C
3
a
dan C
5
a yang merangsang sel basofil untuk
membebaskan vasoaktif amin seperti histamin yang
menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskuler yang
akan memudahkan mengendapnya kompleks imun.
Pembentukan kompleks imun ini akan terdeposit pada
organ/sistem sehingga menimbulkan reaksi peradangan
pada organ/sistem tersebut Sistem komplemen juga akan
menyebabkan lisis selaput sel sehingga akan
memperberat kerusakan jaringan yang terjadi. Kondisi
inilah yang menimbulkan manifestasi klinis LES tergan-
tung dari organ/sistem mana yang terkena. Pada plasenta
proses tersebut akan menyebabkan terjadinya vaskulitis
desidua.
2-6
MANIFESTASI KLINIS
Penderita LES umumnya mengeluh lemah,
demam, malaise, anoreksia dan berat badan menurun.
Pada penyakit yang sudah lanjut dan berbulan bulan
sampai tahunan barulah menunjukkan manifestasi klinis
yang lebih spesifik dan lengkapserta cenderung
melibatkan multiorgan. Manifestasinya bisa ringan
sampai berat yang dapat mengancam jiwa.
Table 1. Prosentase spektrum klinis LES tampak pada
tabel dibawah ini
6
Sistim Organ Manifestor klinis Persen
Proses (% )
Sistemik Lemah, demam, anoreksia, penurunan berat badan 95
Musculoskeletal Arthralgia, mialgia, poliarthritis, miopati 95
Hematologik Anemia, hemolisis, leukopenia, thrombocitopenia, 85
antikoasalan lupus
Kulit Ras kupu-kupu, ruam kulit, fotosensitiviti, ulkus mulut, 80
hopesia, ras kulit
Neurologik Disfungsi kongitif, ganguan berpikir, sakit kepala, kejang 60
Cardiopulmonar Pleuritis, pericarditis, miocarditis, endocarditis Libman- 60
Sacks
Ginjal Proteinuria, sindroma neprotik, gagal ginjal 60
Gastrointestinal Anoreksia, mual, nyeri , diare 45
Thrombosit Venus (10%), arteri (5%) 15
Mata Infeksi konjungtif 15
Kehamilan Abortus berulang, preeklampsia, kematian janin dalam 30
rahim
DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis LES hendaknya
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta
penunjang diagnosis yang cermat sebab manifestasi LES
sangat luas, dan seringkali mirip dengan penyakit
lainnya. Diagnosis LES dapat ditegakkan berdasarkan
gambaran klinik dan laboratorium. American College
of Rheumatology (ACR) pada tahun 1982, mengajukan
11 kriteria untuk klasifikasi LES, dimana bila didapatkan
4 kriteria saja maka diagnosis LES sudah dapat di
tegakkan. Kriteria tersebut adalah
2
1. Ruam malar
2. Ruam Diskoid
3. Fotosensitifitas
4. Ulserasi di mulut atau nasofaring
5. Artritis
6. Serositis, yaitu pleuritis atau perikarditis
7. Kelainan ginjal, proteinuria persisten > 0,5 gram/
hari
Lupus Eritematosus Sistemik pada Kehamilan
I Gede Pande Sastrawan, Ketut Suwitra
172
J Peny Dalam, Volume 8 Nomor 2 Mei 2007
8. Kelainan nerologik, yaitu kejang kejang atau
psikosis
9. Kelainan hematologik, yaitu anemia hemolitik, atau
lekopenia atau limfopenia atau trombositopenia
10. Kelainan imunologik, yaitu sel LE positif atau anti
DNA positif atau anti Sm positif atau tes serologik
untuk sifilis yang positip palsu
11. Antibodi antinuklear (ANA, anti nuclear antibody)
positif.
PENGARUH KEHAMILAN TERHADAP LES
Masih belum dapat dipastikan apakah
kehamilan dapat mencetuskan LES, eksaserbasi LES
pada kehamilan tergantung dari lamanya masa remisi
LES keterlibatan organ organ vital seperti ginjal.
Penderita LES yangt telah mengalami remisi lebih dari
6 bulan sebelum hamil mempunyai risiko 25%
eksaserbasi pada saat hamil dan 90% luaran
kehamilannya baik. Tetapi sebaliknya bila masa remisi
LES sebelum hamil kurang dari 6 bulan maka risiko
eksaserbasi LES pada saat hamil menjadi 50% dengan
luaran kehamilan yang buruk. Apabila kehamilan terjadi
pada saat LES sedang aktif maka risiko kematian janin
50-75% dengan angka kematian ibu menjadi 10%.
Dengan meningkatnya umur kehamilan maka risiko
eksaserbasi juga meningkat, yaitu 13% pada trimeseter
I, 14% pada trimester II, 53% pada trimester III serta
23% pada masa nifas.
6,7
PENGARUH LES TERHADAP KEHAMILAN
Nasib kehamilan penderita LES sangat
ditentukan dari aktifitas penyakitnya, konsepsi yang
terjadi pada saat remisi mempunyai luaran kehamilan
yang baik. Beberapa komplikasi kehamilan yang bisa
terjadi pada kehamilan yaitu, kematian janin meningkat
2-3 kali dibandingkan wanita hamil normal, bila
didapatkan hipertensi dan kelainan ginjal maka
mortalitas janin menjadi 50%. Kelahiran prematur juga
bisa terjadi sekitar 30-50% kehamilan dengan LES yang
sebagian besar akibat preeklamsia atau gawat janin.
Infark plasenta yang terjadi pada penderita LES dapat
menigkatkan risiko terjadinya Pertumbuhan janin
Terhambat sekitar 25% demikian juga risiko terjkadinya
preeklamsia –eklamsia meningkat sekitar 25-30% pada
penderita LES yang disertai lupus nepritis kejadian
preeklamsia menjadi 2 kali lipat.
Membedakan preeklamsia dengan lupus nepritis sulit
karena keduanya mengalami hipertensi, protenuria,
edema dan perburukan fungsi ginjal. Kriteria dibawah
ini dapat dipakai untuk membedakan kedua keadaan
diatas
(8)
:
Tabel 2. Perbedaan preeklamsia dengan eksaserbasi lu-
pus renal
7
Pre-eklampsia Renal flare
Kadar C3/C4 Membaik Menurun
Kadar Anti-dsDNA Tidak ada perubahan Meningkat
Sidimen urin Ringan Aktif
Respon terhadap steroid Memburuk Membaik
SINDROMA LUPUS ERTEMATOSUS NEONATAL
(LEN)
LEN, merupakan komplikasi kehamilan dengan
LES yang mengenai janin dimana sindroma tersebut
terdiri dari, blok jantung kongenital, lesi kutaneus sesaat,
sitopenia, kelainan hepar dan berbagai manifestasi
sistemik lainnya pada neonatus yang lahir dari seorang
ibu yang menderita LES pada saat hamil. Untuk
menegakkan diagnosa LEN, The ResearchRegistry for
Neonatal Lupus memberikan dua kriteria sebagai berikut :
1. Adanya antibodi 52 kD SSA/Ro, 60 kD SSA/Ro atau
48 kD SSB/La pada serum ibu.
2. Adanya blok jantung atau ras pada kulit neonatus.
173
Kelainan konduksi jantung/blok jantung konge-
nital ditemukan 1 diantara 20 000 kelahiran hidup
(0,005%), tergantung dari adanya anti SSA/Ro atau anti
SSB/La. Apabila antibodi tersebut ditemukan pada
penderita LES maka risiko bayi mengalami blok jan-
tung kongenital berkisar antara 1,5% sampai 20%
dibandingkan bila antibodi tersebut tidak ada yaitu
sekitar 0,6% dengan distribusi yang sama antara bayi
laki dan wanita. Patogenesis blok jantung kongenital
neonatus pada penderita LES dengan anti SSA/Ro dan
Anti SSB/La positip belum jelas diketahui. Mekanisme
yang dipercaya saat ini adalah adanya transfer antibodi
melalui plasenta yang terjadi pada trimester ke dua yang
menyebabkan trauma imunologik pada jantung dan
sistem konduksi jantung janin. Sekali terjadi tranfer
antibodi ini maka kelainan yang terjadi bersifat menetap
dan akan manifes pada saat bayi lahir. Usaha untuk
menghentikan transfer antibodi ini ke janin seperti
pemberian kortiokosteroid, gammaglobulin intravenus
atau plasmaparesis telah gagal mencegah kejadian blok
jantung kongenital neonatal. Oleh karena itu
pemeriksaan antibodi ini sangat penting untuk seorang
ibu yang menderita LES dan ingin hamil.
7
PENATALAKSANAAN
Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada
penatalaksanaan LES dengan kehamilan yaitu:
1. Kehamilan dapat mempengaruhi perjalanan penyakit
LES
2. Plasenta dan fetus dapat menjadi target dari
otoantibodi maternal sehingga dapat berakhir den-
gan kegagalan kehamilan dan terjadinya lupus
eritemtousus neonatal.
Oleh karena itu diperlukan kerjasama yang baik
antara obsterikus dan ahli penyakit dalam dalam merawat
penderita LES yang hamil.
Pada umumnya penderita LES mengalami
fotosensitifitas, sehingga disarankan untuk tidak terlalu
banyak terpapar sinar matahari. Mereka disarankan
untuk menggunakan krem pelindung sinar matahari, baju
lengan panjang, topi atau payung bila akan berjalan
dibawah sinar matahari. Karena infeksi mudah terjadi
maka penderita juga dinasehatkan agar memeriksakan
diri bila mengalami demam. Pada penderita yang akan
menjalani prosedur infasif diberikan antibiotika
profilaksis. Modalitas utama pengobatan LES adalah
pemberian kortikosteroid, anti inflamasi non steroid,
aspirin, anti malaria dan imunosupresan.
Pemberian kostikosteroid memiliki peran yang
sangat penting pada kehamilan dengan LES karena tanpa
kortikosteroid sebagian besar penderita LES yang hamil
akan mengalami eksaserbasi. Pemakaian kortikosteroid
jangka panjang seperti prednison, prednisolon,
hidrokortison pada kehamilan umumnya aman, oleh
karena glukokortikoid itu segera akan mengalami
inaktifasi oleh ensim 11-beta-hidroksidehidrogenase
menjadi metabolik 11-keto yang inaktif, sehingga hanya
10% dari dosis yang dipakai dapat memasuki janin. Pada
manifestasi klinis LES yang ringan umumnya diberikan
prednison oral dalam dosis rendah 0,5 mg/kgBB/hari
sedangkan pada manifestasi klinis yang berat diberikan
prednison dosis 1 mg- 1,5 mg/kgBB/hari. Pemberian
bolus metilprednisolon intravena 1 gram atau 15 mg/
kgBB selama 3-5 hari dapat dipertimbangkan untuk
mengganti glukokortikoid oral dosis tinggi atau pada
penderita yang tidak memberikan respon pada terapi
oral. Setelah pemberian glukokortikoid selama 6
minggu, maka harus mulai dilakukan penurunan dosis
obat secara bertahap, 5-10% setiap minggu bila tidak
timbul eksaserbasi akut. Bila timbul eksaserbasi akut
dosis harus dikembalikan seperti dosis sebelumnya.
Pemakaian glukokortikoid yang berkepanjangan pada
waktu hamil dalam dosis tinggi dapat menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat, ketuban pecah dini, dia-
betes gestasional, hipertensi,dan osteoporosis.
2,4,7
Pemberian imunosupresan diberikan pada
penderita yang tidak respon terhadap terapi
Lupus Eritematosus Sistemik pada Kehamilan
I Gede Pande Sastrawan, Ketut Suwitra
174
J Peny Dalam, Volume 8 Nomor 2 Mei 2007
glukokortikoid selama 4 minggu. Siklofosfamid
diberikan bolus intravena 0,5 gr/m
2
dalam 150 cc NaCL
0,9% selama 60 menit diikuti dengan pemberian cairan
2-3 liter/24 jam. Indikasi pemberian siklofosfamid
adalah :
1. Penderita LES yang membutuhkan steroid dosis
tinggi
2. Penderita LES yang dikontraindikasikan terhadap
steroid dosis tinggi
3. Penderita LES yang kambuh setelah terapi steroid
jangka panjang/berulang
4. Glomerulonefritis difus awal
5. LES dengan trombositopenia yang resisten terhadap
steroid
6. Penurunan laju filtrasi glomerulus atau peningkatan
kreatinin tanpa disertai dengan faktor ekstra renal
lainnya
7. LES dengan manifestasi susunan saraf pusat.
Pemberian siklofosfamid pada wanita hamil
tersebut tidak dianjurkan secara rutin kecuali benar benar
atas indikasi yang kuat dan dalam keadaan diamana
keselamatan ibu merupakan hal yang utama. Dilaporkan
bahwa pemakaian siklofosfamid dalam waktu yang lama
dapat menyebabkan kegagalan ovarium prematur dan
kelainan bawaan pada janin. Obat imunosupresan
lainnya yang cukup aman diberikan pada wanita hamil
adalah azatioprin dan siklosporin.
Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
eksaserbasi pada saat persalinan atau pembedahan maka
sebaiknya penderita dipayungi dengan metil prednisolon
dosis tinggi sampai 48 jam pasca persalinan, setelah itu
dosis obat diturunkan. Hampir semua obat untuk
penderita LES diekskresikan bersama air susu dalam
jumlah yang bervariasi antara 0,1%-2% dosis obat,
kecuali Imunosupresan yang dikontraindikasikan untuk
ibu menyusui. Pemberian aspirin dalam dosis besar (>
3 gr/hari) berhubungan dengan peningkatan kejadian
kehamilan posterm dan perdarahan selama persalinan.
Dosis tinggi salisilat juga dilaporkan telah menyebabkan
oligohidramnion, penutupan prematur dari duktus
arteriosus dan hipertensi pulmonal pada neonatus.
Pemakaian NSAID atau aspirin dihindari beberapa
minggu sebelum persalinan. Hidroksiklorokuin juga
sering dipakai dalam pengobatan LES dan sampai saat
ini pemakaian obat ini cukup aman untuk wanita hamil.
7
Kehamilan yang direncanakan merupakan pilihan
yang paling baik untuk penderita LES yang masih
menginginkan kehamilan. Kehamilan direkomendasikan
setelah 6 bulan remisi. Pada kunjungan pertama antenatal
dilakukan pemeriksaan lengkap tanpa memandang
kondisi klinis pasien yang meliputi, pemeriksaan darah
lengkap, panel elktrolit, fungsi liver, fungsi ginjal,
urinalisis, antibodi anti DNA, anti bodi anti kardiolipin,
antikoagulan Lupus, C
3
, C
4
dan Anti SSA/R0 dan Anti
SSB/La. Pemeriksaan laboratorium tersebut diulang tiap
trimester, apabila antti SSA/Ro dan Anti SSB/La positif
maka dilakukan pemeriksaan ekokardiograpi janin pada
usia kehamilan 24-26 minggu untuk mendeteksi adanya
blok janin kongenital. Apabila ditemukan adanya blok
jantung janin kongenital maka diberikan dexametason
4 mg per-oral/hari selama 6 minggu/sampai gejala
menghilang kemudian dosis diturunkan sampai lahir.
Pemilihan kontrasepsi yang efektif dan aman
merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan
penderita LES pasca persalinan. Kadar estrogen dalam
kontrasepsi oral yang melebihi 20-30 ugr/hari dapat
mencetuskan LES. Risiko tromboemboli pada penderita
LES yang memakai kontrasepsi oral juga meningkat
terutama apabila aPLnya positif. Kontrasepsi oral yang
hanya mengandung progestogen dan depot progestogen
merupakan alternatif yang lebih aman untuk penderita
LES pasca persalinan. Pemakaian alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) kurang baik karena dapat meningkatkan
risko infeksi terutama pada penderita yang memakai
imunosupresan yang lama.
7,9-11
175
DAFTAR RUJUKAN
1. Albar S. Lupus eritematosus sistemik. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, edisi Ke-3. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI; 1996.p.150-60.
2. Setyohadi B. Penatalaksanaan lupus eritematosus
sistemik. Temu lmiah Rematologi, 2003;154-8.
3. Lipsky PE, Diamond B. Systemic autoimune
disease. Harrison’s Principle of Internal Medicine.
15
th
ed. New York: Mc Graw Hill; 2001.p.1842-
3.
4. Sumaryono. Spektrum autoantibodi pada LES dan
hubungannya dengan gambaran klinik. Temu
Ilmiah Rematologi 2003;149-53.
5. Yuliasih. Spektrum Klinik sistemik lupus-
eritematosus. Temu Ilmiah Rematologi 2006;62-
8.
6. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gillstrapp
III LC, Hanth JC, W enstrom KD. Connective
tissue disorders. W illiam Obstetrics. 22
nd
ed. New
York: Mc Graw Hill; 2005.p.1211-4.
7. Mok CC, W ong RW S. Pregnancy in systemic lu-
pus erythematosus. Postgrad Med JR 2001.
8. Handa R, Kumar U, W ali JP. Systemic lupus
eristhematosus and pregnancy. JAPI
2006;54:235-8.
9. Buyon VP. Management of SLE during
pregnancy: a decision tree. Rematologi 2004;20
(4):197-201.
10. Gupta PCS. Systemic lupus erythematosus and
pregnancy mastage. Pregnancy at risk current
concepts. 4
th
ed. New Delhi: Jaypie Brothers,
Medical Publishes (P) Ltd; 2001.p.190-2.
11. Craigo SD. Systemic lupus erythematosus. Medi-
cal complication in pregnancy. New York: Mc
Craw Hill; 2005.p.585-93.
Lupus Eritematosus Sistemik pada Kehamilan
I Gede Pande Sastrawan, Ketut Suwitra

More Related Content

What's hot

SLE (Sistemics lupus erythematosus)
SLE (Sistemics lupus erythematosus)SLE (Sistemics lupus erythematosus)
SLE (Sistemics lupus erythematosus)
Khairunnisa '
 
Syndroma Lupus Eritematosus (SLE)
Syndroma Lupus Eritematosus (SLE)Syndroma Lupus Eritematosus (SLE)
Syndroma Lupus Eritematosus (SLE)
Ronald Siregar
 
Askep sle
Askep sleAskep sle
Askep sleYesi Tika
 
Askep lupus
Askep lupusAskep lupus
Askep lupus
Ros dyana
 
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Asep Mulyaang
 
Patofiologi SLE
Patofiologi SLE Patofiologi SLE
Patofiologi SLE Eka Puspitaa
 
Lp talasemia
Lp talasemiaLp talasemia
Lp talasemia
Yabniel Lit Jingga
 
Makalah Multiple sklerosis
Makalah Multiple sklerosisMakalah Multiple sklerosis
Makalah Multiple sklerosis
Lailia Hameeda
 
Askep leukemia
Askep leukemia Askep leukemia
Askep leukemia
Amnita Ginting
 
Nefritis lupus
Nefritis    lupusNefritis    lupus
Nefritis lupusfauzil
 
Systemic lupus erythematosus
Systemic lupus erythematosusSystemic lupus erythematosus
Systemic lupus erythematosus
Yunita Chatriena
 
KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
Victor Madritsta
 
Askep leukemia
Askep leukemiaAskep leukemia
Askep leukemiaYudi Sutriadi
 

What's hot (20)

SLE (Sistemics lupus erythematosus)
SLE (Sistemics lupus erythematosus)SLE (Sistemics lupus erythematosus)
SLE (Sistemics lupus erythematosus)
 
Syndroma Lupus Eritematosus (SLE)
Syndroma Lupus Eritematosus (SLE)Syndroma Lupus Eritematosus (SLE)
Syndroma Lupus Eritematosus (SLE)
 
Askep sle
Askep sleAskep sle
Askep sle
 
Lupus persentasi
Lupus persentasiLupus persentasi
Lupus persentasi
 
Askep lupus
Askep lupusAskep lupus
Askep lupus
 
SLE
SLESLE
SLE
 
Nefritis
NefritisNefritis
Nefritis
 
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
Askep anak acute nonlymphoid (myelogenous) leukemia (anll atau aml)
 
Patofiologi SLE
Patofiologi SLE Patofiologi SLE
Patofiologi SLE
 
Lp talasemia
Lp talasemiaLp talasemia
Lp talasemia
 
Penyakit lupus
Penyakit lupusPenyakit lupus
Penyakit lupus
 
Makalah Multiple sklerosis
Makalah Multiple sklerosisMakalah Multiple sklerosis
Makalah Multiple sklerosis
 
Askep leukemia
Askep leukemia Askep leukemia
Askep leukemia
 
Nefritis lupus
Nefritis    lupusNefritis    lupus
Nefritis lupus
 
Askep all
Askep allAskep all
Askep all
 
Askep thalasemia 1 AKPER PEMDA MUN
Askep thalasemia 1 AKPER PEMDA MUNAskep thalasemia 1 AKPER PEMDA MUN
Askep thalasemia 1 AKPER PEMDA MUN
 
Lupus mat
Lupus matLupus mat
Lupus mat
 
Systemic lupus erythematosus
Systemic lupus erythematosusSystemic lupus erythematosus
Systemic lupus erythematosus
 
KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
 
Askep leukemia
Askep leukemiaAskep leukemia
Askep leukemia
 

Viewers also liked

Sle dan stefen jhonson sindrome
Sle dan stefen jhonson sindromeSle dan stefen jhonson sindrome
Sle dan stefen jhonson sindromewhiely_joenior
 
6 THINGS THAT ONLY HAPPEN WHEN YOU ARE IN A RELATIONSHIP
6 THINGS THAT ONLY HAPPEN WHEN YOU ARE IN A RELATIONSHIP6 THINGS THAT ONLY HAPPEN WHEN YOU ARE IN A RELATIONSHIP
6 THINGS THAT ONLY HAPPEN WHEN YOU ARE IN A RELATIONSHIPElizabeth Welles
 
ovalgreen 24x36B MARCH 12
ovalgreen 24x36B MARCH 12ovalgreen 24x36B MARCH 12
ovalgreen 24x36B MARCH 12Donna Aris BSN, RN
 
Shriner Chain Collar Case
Shriner Chain Collar CaseShriner Chain Collar Case
Shriner Chain Collar Case
MASONIC REGALIA INTERNATIONAL
 
Sun-Certified-Programmer-Java-Platform-SE6
Sun-Certified-Programmer-Java-Platform-SE6Sun-Certified-Programmer-Java-Platform-SE6
Sun-Certified-Programmer-Java-Platform-SE6Nitin Mundhe
 
Certificate_1
Certificate_1Certificate_1
Certificate_1sonubscs
 
Amor
AmorAmor
Amorkjoen
 
AvrinaRirieLOR
AvrinaRirieLORAvrinaRirieLOR
AvrinaRirieLORLisa Kato
 
Reverse product placement, fictional brands and purchase intention:Fancy a co...
Reverse product placement, fictional brands and purchase intention:Fancy a co...Reverse product placement, fictional brands and purchase intention:Fancy a co...
Reverse product placement, fictional brands and purchase intention:Fancy a co...
Laurent Muzellec
 
SLE Aytekin Alcelik
SLE Aytekin AlcelikSLE Aytekin Alcelik
SLE Aytekin Alcelik
Aytekin Alcelik
 
Sistemik Lupus Eritematozus SLE
Sistemik Lupus Eritematozus SLESistemik Lupus Eritematozus SLE
Sistemik Lupus Eritematozus SLE
OÄŸuzhan Ay
 
Growing Up with Lupus by Dr. Beth Gottlieb
Growing Up with Lupus by Dr. Beth GottliebGrowing Up with Lupus by Dr. Beth Gottlieb
Growing Up with Lupus by Dr. Beth GottliebLupusNY
 
Sle
SleSle
Sle
materi-x2
 
Biz wri hotel booking - online
Biz wri   hotel booking - onlineBiz wri   hotel booking - online
Biz wri hotel booking - onlineInstructorThanh
 
Mohamad Afendi Othman
Mohamad Afendi Othman Mohamad Afendi Othman
Mohamad Afendi Othman afendi othman
 
Systemic Lupus: An Overview
Systemic Lupus: An OverviewSystemic Lupus: An Overview
Systemic Lupus: An Overview
apetkovic
 
Pathogenesis systemic lupus erythematosus by dr bashir ahmed dar associate pr...
Pathogenesis systemic lupus erythematosus by dr bashir ahmed dar associate pr...Pathogenesis systemic lupus erythematosus by dr bashir ahmed dar associate pr...
Pathogenesis systemic lupus erythematosus by dr bashir ahmed dar associate pr...
Prof Dr Bashir Ahmed Dar
 
Systemic lupus erythematosus
Systemic lupus erythematosusSystemic lupus erythematosus
Systemic lupus erythematosus
faculty of nursing Tanta University
 

Viewers also liked (20)

Sle dan stefen jhonson sindrome
Sle dan stefen jhonson sindromeSle dan stefen jhonson sindrome
Sle dan stefen jhonson sindrome
 
SLE
SLESLE
SLE
 
6 THINGS THAT ONLY HAPPEN WHEN YOU ARE IN A RELATIONSHIP
6 THINGS THAT ONLY HAPPEN WHEN YOU ARE IN A RELATIONSHIP6 THINGS THAT ONLY HAPPEN WHEN YOU ARE IN A RELATIONSHIP
6 THINGS THAT ONLY HAPPEN WHEN YOU ARE IN A RELATIONSHIP
 
ovalgreen 24x36B MARCH 12
ovalgreen 24x36B MARCH 12ovalgreen 24x36B MARCH 12
ovalgreen 24x36B MARCH 12
 
Shriner Chain Collar Case
Shriner Chain Collar CaseShriner Chain Collar Case
Shriner Chain Collar Case
 
Sun-Certified-Programmer-Java-Platform-SE6
Sun-Certified-Programmer-Java-Platform-SE6Sun-Certified-Programmer-Java-Platform-SE6
Sun-Certified-Programmer-Java-Platform-SE6
 
Certificate_1
Certificate_1Certificate_1
Certificate_1
 
Amor
AmorAmor
Amor
 
AvrinaRirieLOR
AvrinaRirieLORAvrinaRirieLOR
AvrinaRirieLOR
 
Reverse product placement, fictional brands and purchase intention:Fancy a co...
Reverse product placement, fictional brands and purchase intention:Fancy a co...Reverse product placement, fictional brands and purchase intention:Fancy a co...
Reverse product placement, fictional brands and purchase intention:Fancy a co...
 
SLE Aytekin Alcelik
SLE Aytekin AlcelikSLE Aytekin Alcelik
SLE Aytekin Alcelik
 
Sistemik Lupus Eritematozus SLE
Sistemik Lupus Eritematozus SLESistemik Lupus Eritematozus SLE
Sistemik Lupus Eritematozus SLE
 
Mechanism of SLE
Mechanism of SLEMechanism of SLE
Mechanism of SLE
 
Growing Up with Lupus by Dr. Beth Gottlieb
Growing Up with Lupus by Dr. Beth GottliebGrowing Up with Lupus by Dr. Beth Gottlieb
Growing Up with Lupus by Dr. Beth Gottlieb
 
Sle
SleSle
Sle
 
Biz wri hotel booking - online
Biz wri   hotel booking - onlineBiz wri   hotel booking - online
Biz wri hotel booking - online
 
Mohamad Afendi Othman
Mohamad Afendi Othman Mohamad Afendi Othman
Mohamad Afendi Othman
 
Systemic Lupus: An Overview
Systemic Lupus: An OverviewSystemic Lupus: An Overview
Systemic Lupus: An Overview
 
Pathogenesis systemic lupus erythematosus by dr bashir ahmed dar associate pr...
Pathogenesis systemic lupus erythematosus by dr bashir ahmed dar associate pr...Pathogenesis systemic lupus erythematosus by dr bashir ahmed dar associate pr...
Pathogenesis systemic lupus erythematosus by dr bashir ahmed dar associate pr...
 
Systemic lupus erythematosus
Systemic lupus erythematosusSystemic lupus erythematosus
Systemic lupus erythematosus
 

Similar to Lupus eritematosus

Penyakit autoimun
Penyakit autoimunPenyakit autoimun
Penyakit autoimun
Bumi Seadanya
 
fdokumen.com_ppt-hellp-sindrom-done.ppt
fdokumen.com_ppt-hellp-sindrom-done.pptfdokumen.com_ppt-hellp-sindrom-done.ppt
fdokumen.com_ppt-hellp-sindrom-done.ppt
MuhammadFadli539595
 
Leukemia.pptxe
Leukemia.pptxeLeukemia.pptxe
Leukemia.pptxe
JoniSiahaan
 
Autoimmune diseases clinical spectrum and diagnosis approach
Autoimmune diseases clinical spectrum and diagnosis approachAutoimmune diseases clinical spectrum and diagnosis approach
Autoimmune diseases clinical spectrum and diagnosis approach
Rachmat Gunadi Wachjudi
 
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptxPPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
Siti Jazirotul Jannah
 
Persentasi PTO SLE 2.pptx
Persentasi PTO SLE 2.pptxPersentasi PTO SLE 2.pptx
Persentasi PTO SLE 2.pptx
YulianaLudiaSeseray
 
PPT LEUKEMIA.pptx
PPT LEUKEMIA.pptxPPT LEUKEMIA.pptx
PPT LEUKEMIA.pptx
AnandashaflyRahman
 
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
DION RANGGA
 
Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012
Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012
Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012Muh Saleh
 
Multiple sclerosis
Multiple sclerosisMultiple sclerosis
Multiple sclerosis
Kiki_Iswahyudi91
 
sgd 6
sgd 6sgd 6
sgd 6
rellyzshe
 
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptxPPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
AhmadFahrozi7
 
LK1 ALL EPB.pdf
LK1 ALL EPB.pdfLK1 ALL EPB.pdf
LK1 ALL EPB.pdf
PutriNahrisaNst
 
Tugas kritis
Tugas kritisTugas kritis
Tugas kritis
Dewi Kulsum
 
REFERAT BAGIAN ANAK.pptx
REFERAT BAGIAN ANAK.pptxREFERAT BAGIAN ANAK.pptx
REFERAT BAGIAN ANAK.pptx
MuhammadAfief5
 
8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.ppt
8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.ppt8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.ppt
8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.ppt
marissaqurniati
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindromFionna Pohan
 

Similar to Lupus eritematosus (20)

Penyakit autoimun
Penyakit autoimunPenyakit autoimun
Penyakit autoimun
 
fdokumen.com_ppt-hellp-sindrom-done.ppt
fdokumen.com_ppt-hellp-sindrom-done.pptfdokumen.com_ppt-hellp-sindrom-done.ppt
fdokumen.com_ppt-hellp-sindrom-done.ppt
 
Leukemia.pptxe
Leukemia.pptxeLeukemia.pptxe
Leukemia.pptxe
 
Autoimmune diseases clinical spectrum and diagnosis approach
Autoimmune diseases clinical spectrum and diagnosis approachAutoimmune diseases clinical spectrum and diagnosis approach
Autoimmune diseases clinical spectrum and diagnosis approach
 
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptxPPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
PPT_Leukemia_Siti Jazirotul Jannah .pptx
 
Persentasi PTO SLE 2.pptx
Persentasi PTO SLE 2.pptxPersentasi PTO SLE 2.pptx
Persentasi PTO SLE 2.pptx
 
PPT LEUKEMIA.pptx
PPT LEUKEMIA.pptxPPT LEUKEMIA.pptx
PPT LEUKEMIA.pptx
 
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
 
Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012
Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012
Isue2 terkini masalah kesmas sulbar 2012
 
Multiple sclerosis
Multiple sclerosisMultiple sclerosis
Multiple sclerosis
 
sgd 6
sgd 6sgd 6
sgd 6
 
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptxPPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
 
LK1 ALL EPB.pdf
LK1 ALL EPB.pdfLK1 ALL EPB.pdf
LK1 ALL EPB.pdf
 
Tugas kritis
Tugas kritisTugas kritis
Tugas kritis
 
PJBL SLE
PJBL SLEPJBL SLE
PJBL SLE
 
REFERAT BAGIAN ANAK.pptx
REFERAT BAGIAN ANAK.pptxREFERAT BAGIAN ANAK.pptx
REFERAT BAGIAN ANAK.pptx
 
8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.ppt
8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.ppt8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.ppt
8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.ppt
 
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNASolusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
 
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 

Lupus eritematosus

  • 1. 170 J Peny Dalam, Volume 8 Nomor 2 Mei 2007 Tinjauanpustaka LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK PADA KEHAMILAN AnakAgungNgurahJayaKusuma DivisiFetoM aternal Bagian/SM FObstetridanGinekologiFK unud/RSUPSanglah,Denpasar SUM M ARY LUPUSERYTHEM ATOSUSIN PREGNANCY Systemiclupuserythematosus(SLE)isanautoimmunediseasewhichischaraterizedbytheproductionofantibodies towardsthenucleusofthecell.Themechanism isnotwell defined,butthereseem tobesomeexacerbatingfactorslikephysical and metal stress,infection,ultravioletradiation and drugs.Thevariouscell ofourbody arerecognized asantigen therefore leadingtotheformationofimmunecomplexeswhichwill bedepositedinorgansandeventuallycauseinflammation.Theprocess whichaffectstheplacentaisknownasdeciduasvasculitis.TheeffectsofpregnancytowardsSLE inunclear,buttherisksof exacerbationincreasesaspregnancyadvances.Complicationssuchasdeathofthefetus,premaurityandrestrictedgrowthmay occur.ComplicationofpregnancywithSLE which affectsthefetuscharacterizedbycongenital heartblock,cutaneuslesion, cytopenia,liverdisordersandothersystemicmanifestation.Thepathogenesisoffetal heartblockisnotwell understood,butthe mechanism seemstobetransfersofantibodythroughtheplacentaonthesecondtrimesterwhichthenwill leadtoimmunological traumaoftheheartanditsconductionsystem whichwill manifestupondelivery.Therearetwomajorpointstobeconsideredin themanagementofSLE inpregnancy;pregnancycanaffectthecourseofSLE andthefetusmaybecomethetargetofauto antibodywhichwill leadtofailureofthepregnancyitself.Corticosteroidshaveasignificanteffectandisnormallytolerableby maybeconsidered.ContraceptionbecomesanimportantkeyinSLEasestrogensconcentrationof20-30 urg/daymayexacerbate SLE andwill increasetheriskofthromboemboli,thereforeprogesteronecontainingcontraceptivesarehighlyrecommended. Keywords:systemiclupuserythematosus,pregnancy,management. PENDAHULUAN Lupuseritematosussistemik(LES)merupakan penyakitotoimunyangditandaiolehproduksiantibodi terhadap komponen komponen inti sel yang berhubungandenganmanifestasiklinisyangluas.LES terutamaterjadipadausiareproduksiantara15-40 tahun denganrasiowanitadanlakilaki5:1,dengandemikian terdapatpeningkatankejadiankehamilandenganLES ini.Dariberbagailaporan kejadian LES initertinggi didapatkandinegaraCinadanAsiaTenggara,sedangkan diIndonesia,RSDrSoetomoSurabayamelaporkan166 penderitadalam 1 tahun(M ei2003-April 2004).Dari 2000 kehamilandilaporkansebanyak1-2kasusLES. 1-5 PATOGENESIS Sampaisaatinibelum jelas mekanisme terjadinyaLES ini,interaksiantarafaktorlingkungan, genetik dan hormonal yang saling terkaitakan
  • 2. 171 menimbulkan abnormalitas respon imun pada tubuh penderita LES. Beberapa faktor pencetus yang dilaporkan menyebabkan kambuhnya LES adalah, stress fisik maupun mental, infeksi, paparan ultraviolet dan obat-obatan. Obat-obatan yang diduga mencetuskan LES adalah, procainamine, hidralasin, quidine dan sulfazalasine. Pada LES ini sel tubuh sendiri dikenali sebagai antigen. Target antibodi pada LES ini adalah sel beserta komponennya yaitu inti sel, dinding sel, sitoplasma dan partikel nukleoprotein. Karena didalam tubuh terdapat berbagai macam sel yang dikenali sebagai antigen maka akan muncul berbagai macam otoantibodi pada penderita LES. Peran antibodi antibodi ini dalam menimbulkan gejala klinis belum jelas diketahui, beberapa ahli melaporkan kerusakan organ/sistem bisa disebabkan oleh efek langsung antibodi atau melalui pembentukan komplek imun. Kompleks imun akan mengaktifasi sistem komplemen untuk melepaskan C 3 a dan C 5 a yang merangsang sel basofil untuk membebaskan vasoaktif amin seperti histamin yang menyebabkan peningkatan permeabilitas vaskuler yang akan memudahkan mengendapnya kompleks imun. Pembentukan kompleks imun ini akan terdeposit pada organ/sistem sehingga menimbulkan reaksi peradangan pada organ/sistem tersebut Sistem komplemen juga akan menyebabkan lisis selaput sel sehingga akan memperberat kerusakan jaringan yang terjadi. Kondisi inilah yang menimbulkan manifestasi klinis LES tergan- tung dari organ/sistem mana yang terkena. Pada plasenta proses tersebut akan menyebabkan terjadinya vaskulitis desidua. 2-6 MANIFESTASI KLINIS Penderita LES umumnya mengeluh lemah, demam, malaise, anoreksia dan berat badan menurun. Pada penyakit yang sudah lanjut dan berbulan bulan sampai tahunan barulah menunjukkan manifestasi klinis yang lebih spesifik dan lengkapserta cenderung melibatkan multiorgan. Manifestasinya bisa ringan sampai berat yang dapat mengancam jiwa. Table 1. Prosentase spektrum klinis LES tampak pada tabel dibawah ini 6 Sistim Organ Manifestor klinis Persen Proses (% ) Sistemik Lemah, demam, anoreksia, penurunan berat badan 95 Musculoskeletal Arthralgia, mialgia, poliarthritis, miopati 95 Hematologik Anemia, hemolisis, leukopenia, thrombocitopenia, 85 antikoasalan lupus Kulit Ras kupu-kupu, ruam kulit, fotosensitiviti, ulkus mulut, 80 hopesia, ras kulit Neurologik Disfungsi kongitif, ganguan berpikir, sakit kepala, kejang 60 Cardiopulmonar Pleuritis, pericarditis, miocarditis, endocarditis Libman- 60 Sacks Ginjal Proteinuria, sindroma neprotik, gagal ginjal 60 Gastrointestinal Anoreksia, mual, nyeri , diare 45 Thrombosit Venus (10%), arteri (5%) 15 Mata Infeksi konjungtif 15 Kehamilan Abortus berulang, preeklampsia, kematian janin dalam 30 rahim DIAGNOSIS Untuk menegakkan diagnosis LES hendaknya dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta penunjang diagnosis yang cermat sebab manifestasi LES sangat luas, dan seringkali mirip dengan penyakit lainnya. Diagnosis LES dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinik dan laboratorium. American College of Rheumatology (ACR) pada tahun 1982, mengajukan 11 kriteria untuk klasifikasi LES, dimana bila didapatkan 4 kriteria saja maka diagnosis LES sudah dapat di tegakkan. Kriteria tersebut adalah 2 1. Ruam malar 2. Ruam Diskoid 3. Fotosensitifitas 4. Ulserasi di mulut atau nasofaring 5. Artritis 6. Serositis, yaitu pleuritis atau perikarditis 7. Kelainan ginjal, proteinuria persisten > 0,5 gram/ hari Lupus Eritematosus Sistemik pada Kehamilan I Gede Pande Sastrawan, Ketut Suwitra
  • 3. 172 J Peny Dalam, Volume 8 Nomor 2 Mei 2007 8. Kelainan nerologik, yaitu kejang kejang atau psikosis 9. Kelainan hematologik, yaitu anemia hemolitik, atau lekopenia atau limfopenia atau trombositopenia 10. Kelainan imunologik, yaitu sel LE positif atau anti DNA positif atau anti Sm positif atau tes serologik untuk sifilis yang positip palsu 11. Antibodi antinuklear (ANA, anti nuclear antibody) positif. PENGARUH KEHAMILAN TERHADAP LES Masih belum dapat dipastikan apakah kehamilan dapat mencetuskan LES, eksaserbasi LES pada kehamilan tergantung dari lamanya masa remisi LES keterlibatan organ organ vital seperti ginjal. Penderita LES yangt telah mengalami remisi lebih dari 6 bulan sebelum hamil mempunyai risiko 25% eksaserbasi pada saat hamil dan 90% luaran kehamilannya baik. Tetapi sebaliknya bila masa remisi LES sebelum hamil kurang dari 6 bulan maka risiko eksaserbasi LES pada saat hamil menjadi 50% dengan luaran kehamilan yang buruk. Apabila kehamilan terjadi pada saat LES sedang aktif maka risiko kematian janin 50-75% dengan angka kematian ibu menjadi 10%. Dengan meningkatnya umur kehamilan maka risiko eksaserbasi juga meningkat, yaitu 13% pada trimeseter I, 14% pada trimester II, 53% pada trimester III serta 23% pada masa nifas. 6,7 PENGARUH LES TERHADAP KEHAMILAN Nasib kehamilan penderita LES sangat ditentukan dari aktifitas penyakitnya, konsepsi yang terjadi pada saat remisi mempunyai luaran kehamilan yang baik. Beberapa komplikasi kehamilan yang bisa terjadi pada kehamilan yaitu, kematian janin meningkat 2-3 kali dibandingkan wanita hamil normal, bila didapatkan hipertensi dan kelainan ginjal maka mortalitas janin menjadi 50%. Kelahiran prematur juga bisa terjadi sekitar 30-50% kehamilan dengan LES yang sebagian besar akibat preeklamsia atau gawat janin. Infark plasenta yang terjadi pada penderita LES dapat menigkatkan risiko terjadinya Pertumbuhan janin Terhambat sekitar 25% demikian juga risiko terjkadinya preeklamsia –eklamsia meningkat sekitar 25-30% pada penderita LES yang disertai lupus nepritis kejadian preeklamsia menjadi 2 kali lipat. Membedakan preeklamsia dengan lupus nepritis sulit karena keduanya mengalami hipertensi, protenuria, edema dan perburukan fungsi ginjal. Kriteria dibawah ini dapat dipakai untuk membedakan kedua keadaan diatas (8) : Tabel 2. Perbedaan preeklamsia dengan eksaserbasi lu- pus renal 7 Pre-eklampsia Renal flare Kadar C3/C4 Membaik Menurun Kadar Anti-dsDNA Tidak ada perubahan Meningkat Sidimen urin Ringan Aktif Respon terhadap steroid Memburuk Membaik SINDROMA LUPUS ERTEMATOSUS NEONATAL (LEN) LEN, merupakan komplikasi kehamilan dengan LES yang mengenai janin dimana sindroma tersebut terdiri dari, blok jantung kongenital, lesi kutaneus sesaat, sitopenia, kelainan hepar dan berbagai manifestasi sistemik lainnya pada neonatus yang lahir dari seorang ibu yang menderita LES pada saat hamil. Untuk menegakkan diagnosa LEN, The ResearchRegistry for Neonatal Lupus memberikan dua kriteria sebagai berikut : 1. Adanya antibodi 52 kD SSA/Ro, 60 kD SSA/Ro atau 48 kD SSB/La pada serum ibu. 2. Adanya blok jantung atau ras pada kulit neonatus.
  • 4. 173 Kelainan konduksi jantung/blok jantung konge- nital ditemukan 1 diantara 20 000 kelahiran hidup (0,005%), tergantung dari adanya anti SSA/Ro atau anti SSB/La. Apabila antibodi tersebut ditemukan pada penderita LES maka risiko bayi mengalami blok jan- tung kongenital berkisar antara 1,5% sampai 20% dibandingkan bila antibodi tersebut tidak ada yaitu sekitar 0,6% dengan distribusi yang sama antara bayi laki dan wanita. Patogenesis blok jantung kongenital neonatus pada penderita LES dengan anti SSA/Ro dan Anti SSB/La positip belum jelas diketahui. Mekanisme yang dipercaya saat ini adalah adanya transfer antibodi melalui plasenta yang terjadi pada trimester ke dua yang menyebabkan trauma imunologik pada jantung dan sistem konduksi jantung janin. Sekali terjadi tranfer antibodi ini maka kelainan yang terjadi bersifat menetap dan akan manifes pada saat bayi lahir. Usaha untuk menghentikan transfer antibodi ini ke janin seperti pemberian kortiokosteroid, gammaglobulin intravenus atau plasmaparesis telah gagal mencegah kejadian blok jantung kongenital neonatal. Oleh karena itu pemeriksaan antibodi ini sangat penting untuk seorang ibu yang menderita LES dan ingin hamil. 7 PENATALAKSANAAN Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada penatalaksanaan LES dengan kehamilan yaitu: 1. Kehamilan dapat mempengaruhi perjalanan penyakit LES 2. Plasenta dan fetus dapat menjadi target dari otoantibodi maternal sehingga dapat berakhir den- gan kegagalan kehamilan dan terjadinya lupus eritemtousus neonatal. Oleh karena itu diperlukan kerjasama yang baik antara obsterikus dan ahli penyakit dalam dalam merawat penderita LES yang hamil. Pada umumnya penderita LES mengalami fotosensitifitas, sehingga disarankan untuk tidak terlalu banyak terpapar sinar matahari. Mereka disarankan untuk menggunakan krem pelindung sinar matahari, baju lengan panjang, topi atau payung bila akan berjalan dibawah sinar matahari. Karena infeksi mudah terjadi maka penderita juga dinasehatkan agar memeriksakan diri bila mengalami demam. Pada penderita yang akan menjalani prosedur infasif diberikan antibiotika profilaksis. Modalitas utama pengobatan LES adalah pemberian kortikosteroid, anti inflamasi non steroid, aspirin, anti malaria dan imunosupresan. Pemberian kostikosteroid memiliki peran yang sangat penting pada kehamilan dengan LES karena tanpa kortikosteroid sebagian besar penderita LES yang hamil akan mengalami eksaserbasi. Pemakaian kortikosteroid jangka panjang seperti prednison, prednisolon, hidrokortison pada kehamilan umumnya aman, oleh karena glukokortikoid itu segera akan mengalami inaktifasi oleh ensim 11-beta-hidroksidehidrogenase menjadi metabolik 11-keto yang inaktif, sehingga hanya 10% dari dosis yang dipakai dapat memasuki janin. Pada manifestasi klinis LES yang ringan umumnya diberikan prednison oral dalam dosis rendah 0,5 mg/kgBB/hari sedangkan pada manifestasi klinis yang berat diberikan prednison dosis 1 mg- 1,5 mg/kgBB/hari. Pemberian bolus metilprednisolon intravena 1 gram atau 15 mg/ kgBB selama 3-5 hari dapat dipertimbangkan untuk mengganti glukokortikoid oral dosis tinggi atau pada penderita yang tidak memberikan respon pada terapi oral. Setelah pemberian glukokortikoid selama 6 minggu, maka harus mulai dilakukan penurunan dosis obat secara bertahap, 5-10% setiap minggu bila tidak timbul eksaserbasi akut. Bila timbul eksaserbasi akut dosis harus dikembalikan seperti dosis sebelumnya. Pemakaian glukokortikoid yang berkepanjangan pada waktu hamil dalam dosis tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, ketuban pecah dini, dia- betes gestasional, hipertensi,dan osteoporosis. 2,4,7 Pemberian imunosupresan diberikan pada penderita yang tidak respon terhadap terapi Lupus Eritematosus Sistemik pada Kehamilan I Gede Pande Sastrawan, Ketut Suwitra
  • 5. 174 J Peny Dalam, Volume 8 Nomor 2 Mei 2007 glukokortikoid selama 4 minggu. Siklofosfamid diberikan bolus intravena 0,5 gr/m 2 dalam 150 cc NaCL 0,9% selama 60 menit diikuti dengan pemberian cairan 2-3 liter/24 jam. Indikasi pemberian siklofosfamid adalah : 1. Penderita LES yang membutuhkan steroid dosis tinggi 2. Penderita LES yang dikontraindikasikan terhadap steroid dosis tinggi 3. Penderita LES yang kambuh setelah terapi steroid jangka panjang/berulang 4. Glomerulonefritis difus awal 5. LES dengan trombositopenia yang resisten terhadap steroid 6. Penurunan laju filtrasi glomerulus atau peningkatan kreatinin tanpa disertai dengan faktor ekstra renal lainnya 7. LES dengan manifestasi susunan saraf pusat. Pemberian siklofosfamid pada wanita hamil tersebut tidak dianjurkan secara rutin kecuali benar benar atas indikasi yang kuat dan dalam keadaan diamana keselamatan ibu merupakan hal yang utama. Dilaporkan bahwa pemakaian siklofosfamid dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kegagalan ovarium prematur dan kelainan bawaan pada janin. Obat imunosupresan lainnya yang cukup aman diberikan pada wanita hamil adalah azatioprin dan siklosporin. Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya eksaserbasi pada saat persalinan atau pembedahan maka sebaiknya penderita dipayungi dengan metil prednisolon dosis tinggi sampai 48 jam pasca persalinan, setelah itu dosis obat diturunkan. Hampir semua obat untuk penderita LES diekskresikan bersama air susu dalam jumlah yang bervariasi antara 0,1%-2% dosis obat, kecuali Imunosupresan yang dikontraindikasikan untuk ibu menyusui. Pemberian aspirin dalam dosis besar (> 3 gr/hari) berhubungan dengan peningkatan kejadian kehamilan posterm dan perdarahan selama persalinan. Dosis tinggi salisilat juga dilaporkan telah menyebabkan oligohidramnion, penutupan prematur dari duktus arteriosus dan hipertensi pulmonal pada neonatus. Pemakaian NSAID atau aspirin dihindari beberapa minggu sebelum persalinan. Hidroksiklorokuin juga sering dipakai dalam pengobatan LES dan sampai saat ini pemakaian obat ini cukup aman untuk wanita hamil. 7 Kehamilan yang direncanakan merupakan pilihan yang paling baik untuk penderita LES yang masih menginginkan kehamilan. Kehamilan direkomendasikan setelah 6 bulan remisi. Pada kunjungan pertama antenatal dilakukan pemeriksaan lengkap tanpa memandang kondisi klinis pasien yang meliputi, pemeriksaan darah lengkap, panel elktrolit, fungsi liver, fungsi ginjal, urinalisis, antibodi anti DNA, anti bodi anti kardiolipin, antikoagulan Lupus, C 3 , C 4 dan Anti SSA/R0 dan Anti SSB/La. Pemeriksaan laboratorium tersebut diulang tiap trimester, apabila antti SSA/Ro dan Anti SSB/La positif maka dilakukan pemeriksaan ekokardiograpi janin pada usia kehamilan 24-26 minggu untuk mendeteksi adanya blok janin kongenital. Apabila ditemukan adanya blok jantung janin kongenital maka diberikan dexametason 4 mg per-oral/hari selama 6 minggu/sampai gejala menghilang kemudian dosis diturunkan sampai lahir. Pemilihan kontrasepsi yang efektif dan aman merupakan hal yang sangat penting dalam penanganan penderita LES pasca persalinan. Kadar estrogen dalam kontrasepsi oral yang melebihi 20-30 ugr/hari dapat mencetuskan LES. Risiko tromboemboli pada penderita LES yang memakai kontrasepsi oral juga meningkat terutama apabila aPLnya positif. Kontrasepsi oral yang hanya mengandung progestogen dan depot progestogen merupakan alternatif yang lebih aman untuk penderita LES pasca persalinan. Pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) kurang baik karena dapat meningkatkan risko infeksi terutama pada penderita yang memakai imunosupresan yang lama. 7,9-11
  • 6. 175 DAFTAR RUJUKAN 1. Albar S. Lupus eritematosus sistemik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, edisi Ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 1996.p.150-60. 2. Setyohadi B. Penatalaksanaan lupus eritematosus sistemik. Temu lmiah Rematologi, 2003;154-8. 3. Lipsky PE, Diamond B. Systemic autoimune disease. Harrison’s Principle of Internal Medicine. 15 th ed. New York: Mc Graw Hill; 2001.p.1842- 3. 4. Sumaryono. Spektrum autoantibodi pada LES dan hubungannya dengan gambaran klinik. Temu Ilmiah Rematologi 2003;149-53. 5. Yuliasih. Spektrum Klinik sistemik lupus- eritematosus. Temu Ilmiah Rematologi 2006;62- 8. 6. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gillstrapp III LC, Hanth JC, W enstrom KD. Connective tissue disorders. W illiam Obstetrics. 22 nd ed. New York: Mc Graw Hill; 2005.p.1211-4. 7. Mok CC, W ong RW S. Pregnancy in systemic lu- pus erythematosus. Postgrad Med JR 2001. 8. Handa R, Kumar U, W ali JP. Systemic lupus eristhematosus and pregnancy. JAPI 2006;54:235-8. 9. Buyon VP. Management of SLE during pregnancy: a decision tree. Rematologi 2004;20 (4):197-201. 10. Gupta PCS. Systemic lupus erythematosus and pregnancy mastage. Pregnancy at risk current concepts. 4 th ed. New Delhi: Jaypie Brothers, Medical Publishes (P) Ltd; 2001.p.190-2. 11. Craigo SD. Systemic lupus erythematosus. Medi- cal complication in pregnancy. New York: Mc Craw Hill; 2005.p.585-93. Lupus Eritematosus Sistemik pada Kehamilan I Gede Pande Sastrawan, Ketut Suwitra