Semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas tentang makna. Dilihat dari definisi tersebut, maka yang menjadi objek kajian dalam ilmu semantik adalah makna itu sendiri. Makna yang dipelajari dalam ilmu semantik terdiri dari kata, frasa, klausa dan kalimat.
Powerpoint ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah ilmu dilalah (semantik)
n this era of globalization The international relationship in every sector is significant. Accordingly, the
translation works in various subject fields are strongly needed . In order to fulfill such needs, the linguists and
translators play important roles to produce good translation works as fast as possible.The question is that how fast
a translation work could be done, and how could translation work be categorized as a good one. This writing aims
to discuss some of specific problems facing the translators in the case of texts from various European languages into
English and some examples into Indonesian. These problems are of both a linguistic and non-lingistic character.The
writing is descriptive in nature and based on the library research.
Filosofi penerjemahan (Philosophical theories of translation) terkait dengan penjabaran dari beberapa ahli yaitu: 1) Hermeneutics (the theory of interpretation of meaning), linked to the German Romantics. 2) Steiner’s hermeneutic motion, the four moves of translation. 3) Pound: the energy of language, using archaism to overturn the literary poetics of the time, an early foreignization. 3) Benjamin: the ‘pure’language of interlinear translation. 4) Derrida: deconstruction and the undermining of basic premises of linguistic translation theory.
Semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas tentang makna. Dilihat dari definisi tersebut, maka yang menjadi objek kajian dalam ilmu semantik adalah makna itu sendiri. Makna yang dipelajari dalam ilmu semantik terdiri dari kata, frasa, klausa dan kalimat.
Powerpoint ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah ilmu dilalah (semantik)
n this era of globalization The international relationship in every sector is significant. Accordingly, the
translation works in various subject fields are strongly needed . In order to fulfill such needs, the linguists and
translators play important roles to produce good translation works as fast as possible.The question is that how fast
a translation work could be done, and how could translation work be categorized as a good one. This writing aims
to discuss some of specific problems facing the translators in the case of texts from various European languages into
English and some examples into Indonesian. These problems are of both a linguistic and non-lingistic character.The
writing is descriptive in nature and based on the library research.
Filosofi penerjemahan (Philosophical theories of translation) terkait dengan penjabaran dari beberapa ahli yaitu: 1) Hermeneutics (the theory of interpretation of meaning), linked to the German Romantics. 2) Steiner’s hermeneutic motion, the four moves of translation. 3) Pound: the energy of language, using archaism to overturn the literary poetics of the time, an early foreignization. 3) Benjamin: the ‘pure’language of interlinear translation. 4) Derrida: deconstruction and the undermining of basic premises of linguistic translation theory.
Penyelidikan dalam Pengajian TerjemahanKOSPATI UKM
Kolokium Siswazah dan Prasiswazah Pengajian Arab dan Tamadun Islam (e-KOSPATI 3.0) 2021
7-9 Julai 2021; SlideShare.net & Channel YouTube
Pembentang Utama: Dr. Maheram Ahmad (UKM)
Anjuran:
1. Program Pengajian Arab dan Tamadun Islam (PPATI), FPI, UKM
2. Pusat Kajian Bahasa Arab dan Tamadun Islam (ArabIC), FPI, UKM
3. Duta Pembelajaran Aktif @PPATI-ArabIC, FPI, UKM
4. Kluster Peradaban dan Kepelbagaian Budaya, FPI, UKM
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Lk 3.1 mengidentifikasi makna dan syarat penerjemahan
1. Kegiatan 3.1. Mengidentifikasi Makna Dan SyaratPenerjemahan/Penyaduran (Diskusi
Berpasangan)
Langkah-langkah pembelajaran:
1. Saudara diminta mengikuti penjelasan awal pengajar diklat secara seksama, mencermati
dengan teliti uraian materi topik terjemahan/saduran dengan sikap menghargai pengajar
diklat.
2. Silahkan berdiskusi dengan pasangan saudara sambil mengerjakanLK 3.1.
LK 3.1. Makna dan syarat penerjemahan/penyaduran
1. Identifikasi keterampilan seorang yang akan menterjemah/menyadur
Penerjemahan merupakan proses pengalihan bahasa dalam
suatu teks dari Bahasa sumber ke bahasa sasaran yang
dilakukan melalui tulisan.
Kompetensi Penerjemahan
Kompetensi Bilingual
Kompetensi bilingual adalah pengetahuan yang diperlukan
untuk berkomunikasi dalam dua bahasa. Karena terjemahan
melibatkan dua bahasa yang berbeda dengan tipologi dan
sistem yang berbeda, pengetahuan penerjemah tentang kedua
bahasa memainkan peran penting dalam mengatasi masalah
linguistik selama proses penerjemahan. Kompetensi ini
berkaitan dengan penguasaan baik bahasa sumber maupun
bahasa target.
Kompetensi extralinguistik.
Kompetensi ini terutama berkaitan dengan pemahaman
penerjemah tentang budaya kedua bahasa, pengetahuan
domain tertentu dan pengetahuan ensiklopedik mereka.
Memahami aspek budaya dari bahasa adalah penting bagi
seorang penerjemah, karena teks diproduksi dalam konteks
2. sosio-kultural tertentu. Kompetensi extralinguistik
memungkinkan penerjemah untuk membuat interpretasi yang
jelas tentang unsur-unsur atau konten tertentu dari teks
bahasa sumber, sehingga penerjemah dapat menemukan
kesetaraan istilah yang sesuai dalam dalam bahasa sasaran.
Kompetensi Instrumental
Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan dalam
menggunakan berbagai alat bantu penerjemahan (translation
resources), seperti kamus atau sumber informasi lainnya,
serta kemampuan untuk memanfaatkan teknologi informasi
untuk membantu proses penerjemahan. Perkembangan
teknologi informasi juga memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap praktek terjemahan. Contoh instrumen teknologi
yang dapat digunakan oleh penerjemah adalah pemanfaatan
sumber-sumber daring dan korpora elektronik. Kompetensi
dalam menggunakan alat bantu penerjemahan akan
membantu penerjemah bekerja lebih akurat.
Kompetensi Stratejik
Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan pemecahan
masalah penerjemah selama proses penerjemahan.
Kompetensi ini berfungsi untuk mengontrol proses
penerjemahan. Dengan memiliki kompetensi ini, penerjemah
akan mampu merencanakan proses dan melaksanakan praktik
penerjemahan dengan tepat. Kompetensi stratejik juga
membantu penerjemah dalam mengevaluasi proses dan hasil
penerjemahan. Kompetensi ini juga berpengaruh dalam
mengkoordinasikan Kompetensi lainnya agar penerjemah
mampu menerjemahkan dengan kualitas yang lebih optimal.
Kompetensi Psiko-fisiologis
3. PACTE (Process of Acquisition of Translation Competence
and Evaluation) (2011) juga mengidentifikasi sejumlah
karakteristik individu penerjemah dalam model kompetensi
penerjemahan mereka. Komponen ini terutama berhubungan
dengan kondisi psiko-fisiologis penerjemah, seperti persepsi,
perhatian, emosi, rasa ingin tahu intelektual, berpikir kritis,
kreativitas dan penalaran logis, analisis dan sintesis. Kondisi
psiko-fisiologis sangat berpengaruh dalam praktek
penerjemahan, karena terjemahan adalah kegiatan yang
kompleks yang sangat bergantung pada proses kognitif.
Pengetahuan tentang terjemahan (translation notion)
Kompetensi ini terutama berkaitan dengan pengetahuan
tentang teori dan praktek terjemahan. Untuk mengetahui
tentang bagaimana fungsi terjemahan, penerjemah perlu
memiliki pengetahuan yang cukup tentang teori terjemahan.
Kurangnya pengetahuan tentang teori terjemahan akan
mempengaruhi penerjemah selama proses penerjemahan
dengan membatasi pemikiran tentang bagaimana melakukan
penerjemahan yang baik.
Penerjemahan merupakan kegiatan yang kompleks yang tidak
hanya berkaitan dengan aspek bahasa (linguistik) saja, namun
juga terkait dengan faktor budaya dan faktor-faktor lainnya
(ekstralinguistik). Oleh sebab itu, untuk dapat
menerjemahkan dengan baik, seorang penerjemah perlu
memiliki kompetensi penerjemahan (translation competence)
yang terdiri dari beberapa sub-kompetensi yang saling terkait
satu dengan lainnya. Kompetensi penerjemahan merupakan
keahlian dasar yang perlu dimiliki oleh seorang penerjemah,
yang meliputi kompetensi linguistik, ekstralinguistik,
instrumental, stratejik, psiko-fisiologis serta pemahaman
mengenai penerjemahan (translation notion)
2. Jelaskan persyaratan penerjemahan/penyaduran
4. 1. Syarat penerjemahan/penyaduran :
a. Pemertahanan makna
b. Mencari kesepadanan makna
c. menerjemahkan budaya;
d. penggunaan gaya bahasa.
2. Hasil penerjemahan/penyaduran dipengaruhi 3
kemampuan =
a. kemampuan tata bahasa (grammatical skill)
b. keterampilan membaca (reading skill)
c. analisa wacana(discourseanalysis)yang dimiliki
penerjemah.