1. Dokumen tersebut membahas program sanitasi sekolah di Kabupaten Tangerang, termasuk pembangunan sarana sanitasi, perilaku hidup bersih siswa dan manajemen kebersihan di sekolah-sekolah. 2. Terdapat dua tipe bangunan sanitasi yang dibangun yaitu tipe A dan B, dengan pembangunan secara swakelola oleh sekolah dan komite sekolah. 3. Hasil survei menunjukkan perubahan perilaku hidup bersih sis
Sanitasi Sekolah Sehat Menuju Generasi GemilangReza Hendrawan
Sanitasi Sekolah Sehat Menuju Generasi Gemilang. Pembelajaran Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten Tangerang. Pembangunan Sanitasi Sekolah, atau yang
biasa disingkat Sanisek di kabupaten Tangerang merupakan bagian dari pembangunan sanitasi secara keseluruhan. Sanisek menjadi salah satu program prioritas dan strategis bidang sanitasi dikarenakan kualitas proses pendidikan di sekolah baru akan optimal jika didukung oleh sarana sanisek dan perilaku sanitasi (hidup bersih dan sehat) yang baik.
Sanitasi Sekolah adalah salah satu elemen penting menumbuhkembangkan perilaku hidup bersih sehat pada peserta didik dan masyarakat, yang secara langsung meningkatkan kualitas pendidikan. Berbagai penelitian menemukan fakta bahwa meningkatnya akses sanitasi di sekolah berdampak signifikan terhadap peningkatan kesehatan dan kenyamanan siswa di disekolah, sehingga secara tidak langsung berkontribusi pada meningkatnya angka partisipasi sekolah.
Panduan penyusunan strategi saniitasi sekolah rev logoReza Hendrawan
Panduan ini disusun dengan memuat tiga hal penting yang diadopsi di PPSP, yakni disusun oleh kabupaten/kota, mencakup seluruh sekolah dasar, menggunakan data aktual, dan komprehensif (komponen fisik dan PHBS). Kami berharap Panduan ini dapat membantu kabupaten/kota meningkatkan kualitas sanitasi di sekolah-sekolah dasar di daerah dan pada gilirannya memberi kontribusi besar pada peningkatan kualitas
belajar-mengajar dan sumberdaya manusia (siswa).
Booklet Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF IndonesiaReza Hendrawan
Generasi Berkualitas Dimulai Dari Sekolah. Booklet ini berisi infografis tentang apa yang perlu dilakukan oleh sekolah untuk pemenuhan Sanitasi Sekolah
Advokasi Sanitasi Sekolah - Kupang February 2020Reza Hendrawan
Presentation slides on Water, Sanitation, and Hygiene (WASH) in Schools Advocacy, delivered in Kupang, East Nusa Tenggara Province, Indonesia in February 2020.
Sanitasi Sekolah Sehat Menuju Generasi GemilangReza Hendrawan
Sanitasi Sekolah Sehat Menuju Generasi Gemilang. Pembelajaran Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten Tangerang. Pembangunan Sanitasi Sekolah, atau yang
biasa disingkat Sanisek di kabupaten Tangerang merupakan bagian dari pembangunan sanitasi secara keseluruhan. Sanisek menjadi salah satu program prioritas dan strategis bidang sanitasi dikarenakan kualitas proses pendidikan di sekolah baru akan optimal jika didukung oleh sarana sanisek dan perilaku sanitasi (hidup bersih dan sehat) yang baik.
Sanitasi Sekolah adalah salah satu elemen penting menumbuhkembangkan perilaku hidup bersih sehat pada peserta didik dan masyarakat, yang secara langsung meningkatkan kualitas pendidikan. Berbagai penelitian menemukan fakta bahwa meningkatnya akses sanitasi di sekolah berdampak signifikan terhadap peningkatan kesehatan dan kenyamanan siswa di disekolah, sehingga secara tidak langsung berkontribusi pada meningkatnya angka partisipasi sekolah.
Panduan penyusunan strategi saniitasi sekolah rev logoReza Hendrawan
Panduan ini disusun dengan memuat tiga hal penting yang diadopsi di PPSP, yakni disusun oleh kabupaten/kota, mencakup seluruh sekolah dasar, menggunakan data aktual, dan komprehensif (komponen fisik dan PHBS). Kami berharap Panduan ini dapat membantu kabupaten/kota meningkatkan kualitas sanitasi di sekolah-sekolah dasar di daerah dan pada gilirannya memberi kontribusi besar pada peningkatan kualitas
belajar-mengajar dan sumberdaya manusia (siswa).
Booklet Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF IndonesiaReza Hendrawan
Generasi Berkualitas Dimulai Dari Sekolah. Booklet ini berisi infografis tentang apa yang perlu dilakukan oleh sekolah untuk pemenuhan Sanitasi Sekolah
Advokasi Sanitasi Sekolah - Kupang February 2020Reza Hendrawan
Presentation slides on Water, Sanitation, and Hygiene (WASH) in Schools Advocacy, delivered in Kupang, East Nusa Tenggara Province, Indonesia in February 2020.
Buku ini merupakan acuan bagi tim pelaksana UKS di sekolah dan Puskesmas bagaimana melaksanakan trias UKS/M yang terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar. Buku Saku ini berisi penjelasan langkah-langkah menerapkan kegiatan pendidikan kesehatan (gerakan literasi, sarapan bersama, PHBS) ; pelayanan kesehatan (penjaringan kesehatan, imunisasi); dan pembinaan lingkungan sehat (kantin sehat, kebersihan, pemanfaatan pekarangan, pembinaan kader kesehatan sekolah) dalam keseharian yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar.
Policy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - Bappenas dan UNICEFReza Hendrawan
Perbaikan kondisi Sanitasi Sekolah memerlukan penanganan yang lengkap dan terpadu, namun juga harus realistis dan terukur sehingga dapat dilaksanakan. Perbaikan Sanitasi Sekolah tidak dapat diselesaikan secara parsial. Selain sektor kesehatan dan pendidikan, Kementerian Dalam Negeri memiliki peran besar dalam mengkoordinir berbagai upaya penanganan sanitasi di sekolah.
Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) ke - 6 Tahun 2013Sekretariat STBM
Panduan penyelenggaraan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) Tahun 2013 disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang peduli terhadap masalah sanitasi, khususnya perilaku higienis. Panduan ini memuat latar
belakang, tema, tujuan, strategi, rangkaian kegiatan, dan peran pemerintah, pemerintah daerah, maupun mitra dalam peringatan HCTPS tahun 2013.
Policy Brief Sinergi Sanitasi Sekolah - STBMReza Hendrawan
Pemerintah Indonesia secara jelas telah menunjukkan komitmen untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi, terbukti dengan berbagai kebijakan, strategi, dan kemajuan yang ada. Namun demikian, sekolah perlu lebih dilibatkan termasuk dalam perencanaan, pemantauan, dan pendanaan strategi dan program untuk mencapai tujuan SDGs. Anak-anak di Indonesia dapat menjadi lebih baik dengan lingkungan belajar yang bersih dan aman, dan menjadi lebih siap untuk mempertahankan norma sosial dan perilaku positif hidup bersih dan sehat yang diperlukan untuk mancapai Indonesia sehat.
Buku ini merupakan acuan bagi tim pelaksana UKS di sekolah dan Puskesmas bagaimana melaksanakan trias UKS/M yang terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar. Buku Saku ini berisi penjelasan langkah-langkah menerapkan kegiatan pendidikan kesehatan (gerakan literasi, sarapan bersama, PHBS) ; pelayanan kesehatan (penjaringan kesehatan, imunisasi); dan pembinaan lingkungan sehat (kantin sehat, kebersihan, pemanfaatan pekarangan, pembinaan kader kesehatan sekolah) dalam keseharian yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar.
Policy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - Bappenas dan UNICEFReza Hendrawan
Perbaikan kondisi Sanitasi Sekolah memerlukan penanganan yang lengkap dan terpadu, namun juga harus realistis dan terukur sehingga dapat dilaksanakan. Perbaikan Sanitasi Sekolah tidak dapat diselesaikan secara parsial. Selain sektor kesehatan dan pendidikan, Kementerian Dalam Negeri memiliki peran besar dalam mengkoordinir berbagai upaya penanganan sanitasi di sekolah.
Buku Panduan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) ke - 6 Tahun 2013Sekretariat STBM
Panduan penyelenggaraan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) Tahun 2013 disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang peduli terhadap masalah sanitasi, khususnya perilaku higienis. Panduan ini memuat latar
belakang, tema, tujuan, strategi, rangkaian kegiatan, dan peran pemerintah, pemerintah daerah, maupun mitra dalam peringatan HCTPS tahun 2013.
Policy Brief Sinergi Sanitasi Sekolah - STBMReza Hendrawan
Pemerintah Indonesia secara jelas telah menunjukkan komitmen untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi, terbukti dengan berbagai kebijakan, strategi, dan kemajuan yang ada. Namun demikian, sekolah perlu lebih dilibatkan termasuk dalam perencanaan, pemantauan, dan pendanaan strategi dan program untuk mencapai tujuan SDGs. Anak-anak di Indonesia dapat menjadi lebih baik dengan lingkungan belajar yang bersih dan aman, dan menjadi lebih siap untuk mempertahankan norma sosial dan perilaku positif hidup bersih dan sehat yang diperlukan untuk mancapai Indonesia sehat.
Lembar Fakta 1: Implementasi Pemerintah Daerah Kunci Keberhasilan Sanitasi Se...Reza Hendrawan
Sanitasi Sekolah Sehat Menuju Generasi Gemilang. Pembelajaran Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten Tangerang. Pembangunan Sanitasi Sekolah, atau yang
biasa disingkat Sanisek di kabupaten Tangerang merupakan bagian dari pembangunan sanitasi secara keseluruhan. Sanisek menjadi salah satu program prioritas dan strategis bidang sanitasi dikarenakan kualitas proses pendidikan di sekolah baru akan optimal jika didukung oleh sarana sanisek dan perilaku sanitasi (hidup bersih dan sehat) yang baik.
Policy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF IndonesiaReza Hendrawan
Perbaikan kondisi Sanitasi Sekolah memerlukan penanganan yang lengkap dan terpadu, namun juga harus realistis dan terukur sehingga dapat dilaksanakan. Perbaikan Sanitasi Sekolah tidak dapat diselesaikan secara parsial. Selain sektor kesehatan dan pendidikan, Kementerian Dalam Negeri memiliki peran besar dalam mengkoordinir berbagai upaya penanganan sanitasi di sekolah.
Berdasarkan studi mengenai haid yang dilakukan Unicef yang dilaksanakan pada 1402 peserta di 16 sekolah di 4 provinsi di Indonesia, menyebutkan bahwa remaja putri sangat memerlukan informasi mengenai penanganan haid secara higienis, pembuangan pembalut bekas, mengapa haid terjadi serta apa saja yang perlu diperhatikan dan risiko kesehatan apa saja yang berhubungan dengan haid. Sedangkan sumber informasi yang dipilih adalah dari ibu dan gurunya.
Pelaksanaan Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) yang sesuai standar kesehatan merupakan fondasi peningkatan derajat kesehatan remaja perempuan. Entitas sekolah dan madrasah adalah lingkungan yang tepat untuk sosialisasi, penerapan, dan pengawasan implementasi MKM. Terdapat
bukti yang kuat bahwa intervensi pendidikan dapat meningkatkan praktik MKM bagi perempuan. Oleh karena itu, koordinasi antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian Agama(Kemenag), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) sebagai Tim Pembina Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) Nasional harus diperkuat untuk meningkatkan pendidikan menstruasi melalui intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...Reza Hendrawan
Berbekal pengalaman dan hasil yang telah diperoleh dari pelaksanaan STBM di kondisi normal, semua pemangku kepentingan STBM bersepakat untuk mengembangkan atau memodifikasi STBM untuk keadaan daraurat bencana. Untuk itu, Direktorat Kesehatan Lingkungan bersama mitranya, melalui pertemuan berseri bersepakat bahwa untuk kondisi darurat bencana diperlukan penyederhanaan
Jejaring AMPL memiliki perhatian besar kepada Manajemen Kesehatan dan Kebersihan Menstruasi (MKM) yang secara internasional dikenal dengan Menstrual Health and Hygiene (MHH). Meskipun secara formal program MKM baru dilaksanakan secara kolaboratif oleh Jejaring AMPL pada tahun 2017, beberapa anggota Jejaring AMPL telah melaksanakan beberapa kegiatan yang MKM sejak tahun 2015 secara individual, antara lain penelitian, advokasi kepada pengambil keputusan, pendampingan teknis bagi pemerintah daerah, hingga edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat dan anak sekolah.
Buku “Mendobrak Tabu Menstruasi” ini merupakan potret upaya yang dilakukan oleh Jejaring AMPL dan para mitranya untuk meningkatkan kesadaran atas pentingnya kesehatan dan kebersihan menstruasi di tengah-tengah masyarakat. Penerbitan buku ini juga merupakan salah satu upaya untuk menyosialisasikan pentingnya MKM, dan bisa menjadi jendela untuk melihat perkembangan program MKM di Indonesia.
Strategi Komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah dan MadrasahReza Hendrawan
Proses penyusunan buku Strategi Komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) dilaksanakan sepanjang tahun 2017 melalui serangkaian lokakarya yang diikuti oleh TP-UKS Pusat dan mitra melalui identifikasi masalah komunikasi UKS/M, pemetaan stakeholder kunci UKS/M, identifikasi pesan kunci dan strategi komunikasi UKS/M serta menentukan monitoring strategi komunikasi UKS/M. Buku ini dapat digunakan sebagai panduan praktis untuk melaksanakan strategi komunikasi UKS/M baik melalui kegiatan advokasi, mobilisasi sosial dan kampanye publik yang bisa dilakukan oleh kementerian dan mitra baik di tingkat nasional maupun daerah. Buku ini juga memberikan gambaran besar tentang konsep komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah dan Madrasah serta memberikan contoh media yang pernah diproduksi selama tahun 2017
Strategi Komunikasi Manajemen Kebersihan MenstruasiReza Hendrawan
Manejemen kebersihan menstruasi (MKM) merupakan bagian dari pendidikan kesehatan reproduksi dan sanitasi yang diperlukan bagi anak usia sekolah dan remaja. Buku ini dapat digunakan sebagai panduan praktis bagi petugas di lembaga pemerintah atau pihak lainnya untuk melaksanakan strategi komunikasi manajemen kebersihan menstruasi melalui kegiatan advokasi, mobilisasi sosial, dan kampanye publik di sekolah dan luar sekolah.
Profil Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Provinsi Nusa Tenggara Timur - 2012Reza Hendrawan
Profil atau data Base Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Menuju Pencapaian Target MDGs Provinsi Nusa Tenggara Timur disusun sebagai salah satu langkah operasional dan strategi dalam melaksanakan percepatan pencapaian target Tujuan Milinium Development Goals (MDGs) tujuan 7; Memastikan kelestarian Lingkungan Hidup target 7C;
Menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses airminum layak dan sanitasi layak pada tahun 2015,
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
1. Profil Sekolah Penerima Sanisek
Profil Sekolah Penerima Sanisek
Profil Sekolah Penerima Sanisek
5
SMPN 3 Tigaraksa
“Sekolah yang berinisiatif untuk menjamin keberlanjutan
Program Sanisek, kami mempekerjakan 2 petugas
kebersihan yang dianggarkan dari dana BOS. “
Dulhadi
Kepala Sekolah SMPN 3 Tigaraksa
SD Negeri Kaduagung 2, Kecamatan Tigaraksa
Kontak Program
Bappeda Kabupaten Tangerang,
Bidang Perencanaan Sosial dan Budaya
Jln. H. Somawinata, Blok D, No. 1, Kompleks Puspem Tigaraksa,
Tangerang. Indonesia
Telp:+6221 599 4209
POKJA AMPL Kabupaten Tangerang
POKJA AMPL Kabupaten Tangerang
POKJA AMPL Kabupaten Tangerang
TOILET SEKOLAH
AMAN DAN NYAMAN
(Survey Pemanfaatan Sanisek,April 2017)
SD
90,6% SMP
81,9%
SMA
88,5%
Liya Mulyawati
Guru SDN Kadu Agung 2
“Pembiasaan warga sekolah seperti kepala sekolah sampai guru,
untuk memberikan teladan bagi para siswa bagaimana cara
menggunakan sarana sanisek yang baik dan benar.”
Sumber: Disdik Profile Pendidikan Kab. Tangerang, 2017
76 Negeri
SMP:
765 Negeri
SD:
29 Negeri
SMA:
12 Negeri
SMK:
1 Negeri
TK:
SD
Situasi dan Jumlah Sekolah Negeri di Kabupaten Tangerang
Situasi dan Jumlah Sekolah Negeri di Kabupaten Tangerang
Situasi dan Jumlah Sekolah Negeri di Kabupaten Tangerang
Total Sekolah yang telah terlayani Sanisek
SMA
SMK
80%
TK SMP
KOMPONEN SANISEK
SANITASI SEKOLAH
SANITASI SEKOLAH
SANITASI SEKOLAH
Toilet Nyaman, Tak Perlu Antre
Toilet Nyaman, Tak Perlu Antre
Toilet Nyaman, Tak Perlu Antre
“Nyaman sekali dengan toilet yang bersih dan sehat, kami para siswi
perempuan senang menggunakannya dan merasa aman,”
ungkap siswi SMAN 6 Kab. Tangerang.
Keberadaan sarana sanitasi di sekolah merupakan salah satu indikator
kondisi sekolah yang sehat. Kurangnya sarana sanitasi di sekolah
berdampak pada proses kegiatan belajar siswa di sekolah, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Melalui Program Sanisek, semakin banyak sekolah yang memiliki
sarana sanitasi yang baik dan layak secara fisik. Kondisi ini terungkap
dari survei tingkat kepuasan yang dilakukan di beberapa sekolah di
Kabupaten Tangerang. Di sekolah yang sukses menerapkan Program
Sanisek, 86,7% siswa mengatakan kondisi toilet di sekolah mereka
cukup baik.
Ketersediaan Sarana
SD Negeri Kaduagung 2 mendapatkan bantuan
pembangunan 1 unit bangunan sanitasi sekolah pada
tahun anggaran 2014. Bangunan baru terdiri atas 3
pintu kamar kecil untuk perempuan dan 2 pintu
kamar kecil ditambah urinoir di bagian laki-laki.
Kedua bagian
dilengkapi dengan sarana cuci tangan pakai sabun.
Selain bangunan baru, pihak sekolah juga masih
memanfaatkan sarana yang lama. Sebelumnya, 2
toilet yang lama dipisahkan penggunaannya untuk
guru dan siswa. Tetapi dengan Program Sanisek,
kedua toilet lama digunakan untuk perempuan dan
laki-laki. Penggabungan toilet untuk guru dan murid
membuat para guru selalu dapat memantau
kebersihan sarana sanisek.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Meski tidak ada petugas khusus untuk
membersihkan toilet sekolah, tetapi kondisi toilet
sekolah sangat terawat, selalu bersih dan wangi. Itu
semua karena warga sekolah, mulai kepala sekolah,
guru, hingga siswa, tidak segan turun tangan
membersihkan toilet sekolah. Mereka menggunakan
sandal khusus untuk ke toilet sehingga lantainya
selalu bersih. Anak-anak juga rajin mencuci tangan
karena sarananya tersedia. Kebiasaan baik ini pun
dilakukan di rumah, seperti diungkapkan beberapa
orang wali murid yang
ditemui di sekolah. Mereka juga ingin kamar mandi
di rumahnya bersih dan rapi seperti di sekolah.
SD Negeri Kaduagung 2 telah memberlakukan konsep
sekolah tanpa sampah, di mana semua warga sekolah
dilarang membawa sampah ke sekolah. Anak-anak dan
guru membawa bekal makanan dan minuman dari
rumah dalam wadah pakai ulang, tidak jajan di
lingkungan sekolah. Tempat sampah pun ditidadakan.
Pembiasaan ini diperkenalkan lewat program Kurassaki
(kurangi sampah sekolah kita), yang diterapkan di
sekolah-sekolah yang dinilai berhasil menerapkan
Program Sanisek.
Manajemen Sanitasi di Sekolah
Manajemen sanitasi di sekolah sudah dimulai sejak
proses pembangunan. Anggaran sebesar Rp 167 juta
yang diperoleh digunakan untuk membangun sarana
dengan mekanisme swakelola. Sekolah membentuk
panitia pembangunan yang beranggotakan kepala
sekolah, guru, dan komite sekolah. Kontraktor
pelaksana pembangunan adalah salah satu orang tua
siswa, sehingga dapat memberikan hasil maksimal
dengan jumlah anggaran terbatas.
Tidak ada tambahan biaya yang dikeluarkan oleh
sekolah maupun komite sekolah untuk
pembangunannya. Baru setelah bangunan selesai dan
mulai digunakan, sekolah mengeluarkan anggaran
pemanfaatan dan perawatan yang digunakan untuk
membeli bahan-bahan kebersihan seperti sabun,
pembersih lantai, pembersih toilet, pewangi, dan
peralatan kebersihan. Anggaran Rp 2 juta/tahun
tersebut didanai dari dana BOS.
Ketersediaan Sarana
Sebelum mendapatkan bantuan Program Sanisek,
satu toilet di SMP Negeri 3 Tigaraksa harus dapat
digunakan oleh sekitar 200 siswa. Tetapi sejak
mendapatkan bantuan pembangunan sarana sanisek
pada tahun anggaran 2014, perbandingan jumlah
kamar kecil dengan siswa sudah mendekati ideal.
Sekarang ada 10 unit kamar kecil untuk siswa laki-
laki, dan 10 unit untuk siswa perempuan. Sedangkan
khusus untuk guru tersedia toilet terpisah.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Di depan deretan kelas terdapat sarana cuci tangan
yang digunakan oleh siswa dan semua warga
sekolah. Para siswa juga terbiasa membawa bekal
makanan sehat dan minuman dari rumah, tidak jajan
di sekitar sekolah. Kebiasaan ini juga sejalan dengan
penerapan program Kurassaki, program sekolah
tanpa sampah.
Pengelolaan Berbasis Sekolah
Toilet laki-laki dan perempuan dipisahkan lokasinya.
Toilet untuk perempuan menggunakan kamar kecil
lama yang terletak di bagian belakang. Sedangkan
laki-laki menggunakan sarana baru bantuan Program
Sanisek yang berlokasi di bagian depan sekolah. Tak
sekadar dipisahkan antara laki-laki dan perempuan,
toilet di sekolah itu juga dipisahkan per kelas. Satu
unit toilet digunakan hanya oleh siswa dari kelas-
kelas tertentu. Dengan cara ini pihak sekolah dengan
mudah melacak bila terjadi pelanggaran di toilet,
seperti tidak menggunakan toilet dengan benar,
mengotori, maupun mencoret-coret. Hal ini terbukti
efektif untuk menjaga kebersihan dan kerapian toilet
sekolah.
Untuk menjaga kebersihan dan kerapian, pihak
sekolah menggaji dua orang petugas khusus
kebersihan toilet. Gaji diambil dari dana BOS, di
samping untuk pembelian peralatan kebersihan dan
bahan-bahan pembersih.
Dengan dukungan UNICEF
Dokumentasi pembelajaran disusun oleh:
2. Taufik Emil
Kepal Dinas Cipta Karya
Tahun 2013-awal 2017
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PERILAKU SISWA UNTUK MELAKUKAN
CTPS DI SEKOLAH
71,7%
98,3%
75,9%
SD SMP SMA
4
3
Hasil survey yang dilakukan pada bulan April 2017 kepada 12 sekolah ditingkat SD, SMP, dan SMA
TOILET SEKOLAH
AMAN DAN NYAMAN
PENGGUNAAN SARANA SANITASI
DI SEKOLAH OLEH SISWA
62,1%
43,9% 94,9%
81,1%
Manajemen Sanitasi di Sekolah
Manajemen Sanitasi di Sekolah
Manajemen Sanitasi di Sekolah
TOILET SEKOLAH BERSIH DAN TERAWAT
SD
83,1%
SMP
78,3%
SMA
90,6%
1. Sarana Prasarana
Sarana sanitasi dibangun di bagian depan sekolah, sehingga selalu terjaga kebersihan dan
kerapiannya, dan memudahkan pengaliran air limbah ke saluran air lingkungan.
Tersedia desain standar bangunan sarana dan teknologi tepat guna untuk pengolahan air
limbah.
Pembangunan secara swakelola oleh pihak sekolah bekerja sama dengan komite sekolah
menghasilkan kualitas sarana yang lebih baik dan menumbuhkan rasa memiliki.
Penggabungan toilet antara siswa dan guru membuat guru dapat selalu melakukan pengawasan.
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Program Sanisek terbukti memicu perubahan positif pada perilaku hidup bersih warga sekolah.
Perilaku hidup bersih juga dibawa ke rumah.
Menumbuhkan perilaku lebih efektif dengan keteladanan dari kepala sekolah dan guru.
Kerja sama yang baik dengan puskesmas setempat untuk pembinaan sanitasi dan PHBS.
3. Manajemen Berbasis Sekolah
Komitmen kepala sekolah yang kuat, sejak pembangunan hingga pemeliharaan.
Anggaran pemeliharaan dengan dana BOS/BOSDA.
Penerapan aturan diperlukan untuk penggunaan dan pemeliharaan sarana yang sudah dibangun.
SISWA TERLIBAT UNTUK
MEMBERSIHKAN TOILET DI SEKOLAH
SD
83,9%
Kunci Keberhasilan
1
Ketersediaan
Sarana
3
Manajemen
Sanitasi
Di Sekolah
2
Perilaku
Hidup Bersih
dan Sehat
Komponen Program Sanitasi Sekolah
Komponen Program Sanitasi Sekolah
Komponen Program Sanitasi Sekolah
2
A
B
Bangunan Sanisek Tipe A dan Tipe B
Secara umum ada dua (2) tipe bangunan sanisek yaitu tipe A dan tipe B.
Rp. 180.000.000,00
+
-
Harga Paket
Bangunan Sanisek
Tipe A dan B
2, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
3, Manajemen Sanitasi Di Sekolah
Biaya operasional dan perawatan sarana sanitasi dan kegiatan
Promosi Hidup Bersih dan Sehat tercantum dalam RAKS, adanya
tenaga kebersihan khusus dan/atau pelibatan siswa-siswi untuk
piket kebersihan Toilet.
Adanya kampanye, promosi, dan media PHBS untuk
membiasakan siswa cuci tangan pakai sabun secara rutin, buang
air besar di toilet, buang sampah pada tempatnya dan minum air
yang layak konsumsi.
1, Ketersediaan Sarana
Sekolah memiliki sarana sanitasi yang lengkap, termasuk toilet
terpisah antara laki-laki dan perempuan dengan air bersih yang
tersedia sepanjang waktu, fasilitas cuci tangan dengan air
mengalir dan tersedia sabun, tempat sampah dan pengolahan air
limbah.
SISWA DI SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH
DI SEKOLAH
SMP
92,5%
SMA
80,9%
SD
95,8%
Tipe A: 6m x 7m, 2WC
dan 2 Urinoir untuk laki-
laki dan 3 WC untuk
perempuan.
Tipe B: 3m x 8m, dengan 2 bangunan terpisah. 2 WC dan
2 urinoir untuk laki-laki dan 3 WC untuk perempuan.
“ Pengolahan limbah domestik dari toilet
sanisek menggunakan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) fabrikasi. Pembangunan secara
swakelola dapat meningkatkan rasa
kepemilikan yang tinggi sehingga memicu rasa
tanggung jawab terhadap sarana sanitasi yang
telah dibangun dengan baik.”
Implementasi kegiatan Program Sanisek di tingkat sekolah bergerak pada 3 komponen utama, yaitu (1)
Ketersediaan Sarana, (2) Perilaku Hidup bersih dan Sehat, dan (3) Manajemen Sanitasi di Sekolah. Ketiga
komponen tersebut harus dilaksanakan sebagai satu kesatuan. Adapun gambaran komponen Program
Sanisek yang telah dilaksanakan di Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut:
Program Sanisek dimaksudkan untuk mendorong pola hidup bersih dan sehat di
lingkungan sekolah melalui bantuan stimulan pembangunan toilet yang terlebih dahulu
dimulai dengan kegiatan pemberdayaan sanitasi oleh Tim Fasilitator Sanitasi Sekolah.
Kondisi sekolah-sekolah di Kabupaten Tangerang tidak sama dan sangat beragam. Luas
lahan yang dimiliki dan bentuk bangunan berbeda-beda. Untuk itu, model dan tipe
bangunan sanisek yang dibangun juga berbeda-beda. Semuanya bergantung pada luas
lahan yang dimiliki masing-masing sekolah.
Sarana Infrastruktur
Sarana Infrastruktur
Sarana Infrastruktur
Upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
yang dilakukan oleh sekolah-sekolah di Kabupaten
Tangerang turut memberdayakan siswa, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah. Mereka diharapkan tahu,
mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif
dalam mewujudkan sekolah sehat. Dengan dimikian mereka
secara mandiri mampu mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatannya.
Untuk kegiatan PHBS yang terkait langsung dengan sanitasi
adalah:
1. Menggunakan toilet yang bersih dan sehat
Guru, siswa dan warga sekolah lainnya
menggunakan toilet yang dilengkapi dengan instalasi
pengolah limbah sebagai pembuangan akhir.
Menjaga kebersihan toilet membuat lingkungan
sekolah menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau.
2. Menggunakan air bersih
Guru, siswa dan masyarakat sekolah lainnya
menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari
di lingkungan sekolah. Sekolah-sekolah di Kabupaten
Tangerang telah menyediakan sumber air bersih
yang tersedia dalam jumlah yang memenuhi
kebutuhan dan tersedia setiap saat.
3. Mencuci tangan dengan air mengalir dan
memakai sabun
Edukasi dan praktik mencuci tangan dengan sabun di
air mengalir sebelum makan, sesudah buang air
besar/ buang air kecil, sesudah beraktivitas,
dan/atau setiap kali tangan kotor, terus-menerus
dilakukan dengan harapan tangan menjadi bersih
dan bebas dari kuman serta dapat mencegah
terjadinya penularan penyakit diare, disentri,
kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA), dan flu burung.
4. Membuang sampah ke tempat sampah
yang terpilah
Guru, siswa dan masyarakat sekolah lainnya
membuang sampah ke tempat sampah yang
tersedia. Di beberapa sekolah telah tersedia
tempat sampah yang terpilah antara sampah
organik dan non-organik. Bahkan banyak
sekolah sudah menerapkan program sekolah
tanpa sampah, di mana seluruh warga sekolah
membawa makanan dan minuman dalam wadah
sendiri dari rumah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang juga telah mengeluarkan materi promosi dalam bentuk poster dengan
topik-topik sebagai berikut :
1. Bagi pengguna toilet: Cara menggunkan toilet dengan benar.
2. Bagi pengelola/ operator toilet: Pengoperasian dan perawatan toilet.
Pihak sekolah bertanggung jawab penuh dalam
operasional dan perawatan sarana sanitasi. Setiap
tahun sekolah menyusun Rencana Kerja Tahunan
(RKT) dan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah
(RKAS). Dana BOS APBN dan dana BOS Daerah
merupakan sumber pembiayaan program sekolah.
Tidak hanya anggaran belanja fisik, sekolah juga
mengalokasikan belanja pegawai untuk petugas
kebersihan khusus.
Langkah-langkah pengelolaan dan perawatan
sarana sanisek beserta pembagian peran warga
sekolah dituangkan dalam sebuah kesepakan atau
aturan yang mengikat semua warga sekolah.
Banyak sekolah yang membuat aturan khusus
penggunaan dan perawatan sanisek dalam aturan
sekolah. Mulai dari aturan tertulis, adanya S.O.P
(Standar Operasi Prosedur) perawatan sarana, piket
kebersihan sarana oleh siswa selain oleh tenaga
kebersihan khusus. Langkah-langkah ini sebagai upaya
untuk menjaga keberlanjutan sarana sanisek itu sendiri,
dan juga bagian dari pengembangan hidup bersih dan
sehat yang menjadi tujuan utamanya.