SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
ANATOMI JARINGAN HEWAN DAN HUBUNGANNYA
DENGAN PROSES FISIOLOGIS
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Biologi Umum
Dosen Pengampu : Iseu Laelasari, M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 3
Rizqina Faradila Putri (2310710085)
Nur Zakiyah Mabruroh (2310710087)
Rachma Aulia (2310710093)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan segala
rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Anatomi Jaringan Hewan dan Hubungannya dengan Proses Fisiologis”.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Biologi Umum dan merupakan sarana
pemberian informasi kepada pembaca mengenai Anatomi Jaringan Hewan dan Hubungannya
dengan Proses Fisiologis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Iseu Laelasari, M.Pd., selaku dosen mata
kuliah Biologi Umum yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan
dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kesalahan dan
kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca supaya makalah ini dapat lebih baik dan
bermanfaat.
Kudus, 28 September 2023
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur dari bagian tubuh
makhluk hidup yang saling berhubungan satu sama lain. Salah satunya yaitu mengkaji
tentang anatomi hewan. Anatomi hewan adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian-
bagian organ tubuh hewan beserta fungsinya. Hewan tersusun atas beberapa sistem
organ yang bekerja didalam tubuhnya. Sistem organ tersebut mengandung beberapa
jenis jaringan.
Jaringan hewan merupakan sekumpulan sel – sel hewan yang dimana memiliki
sebuah bentuk serta fungsi yang sama sehingga membentuk jaringan pada tubuh hewan.
Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan
fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan otot),
penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan sekresi (jaringan epitel),
bersifat cair (darah) dan lainnya. Antara fungsi dan struktur tubuh hewan memiliki
hubungan yang sangat erat. Keduanya merupakan satu kesatun yang tidak dapat
dipisahkan.
Berdasarkan latar belakang diatas, makalah ini disusun bertujuan untuk
mengetahui anatomi jaringan pada hewan dan hubungannya dengan proses fisiologis
agar pembaca dapat mengetahui dan memahami mataeri tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur anatomi jaringan pada hewan?
2. Bagaiman hubungan anatomi jaringan pada hewan dengan proses fisiologisnya?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui struktur anatomi jaringan pada hewan.
2. Untuk mengetahui hubungan anatomi jaringan pada hewan dengan proses
fisiologisnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Jaringan Hewan
Setiap jaringan penyusun tubuh memiliki struktur dan fungsi tertentu. Beberapa
jenis jaringan akan membentuk suatu organ untuk melangsungkan fungsi tertentu. Jadi,
setiap organ di dalam tubuh tersusun atas beberapa jenis jaringan. Jaringan hewan
digolongkan ke dalam empat kategori utama, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat,
jaringan otot, dan jaringan saraf.
A. Jaringan Epitel
Jaringan epitel tersusun atas sel-sel yang saling terikat oleh zat pengikat yang
kuat sehingga hampir tidak ada ruang antarsel. Jaringan epitel merupakan jaringan
penutup permukaan tubuh, baik permukaan tubuh sebelah luar maupun sebelah
dalam. Permukaan tubuh sebelah luar yang memiliki jaringan epitel, yaitu kulit.
Sementara itu, permukaan sebelah dalam tubuh yeng tersusun atas jaringan epitel
antara lain permukaan dalam usus dan pembuluh darah.
Adapun fungsi jaringan epitel sebagai berikut.
1. Jaringan epitel yang terletak di permukaan luar tubuh berfungsi sebagai
pelindung tubuh dari luka akibat gangguan mekanis, serangan
mikroorganisme patogen, dan kehilangan cairan.
2. Jaringan epitel yang terdapat di permukaan dalam organ tubuh berfungsi
dalam proses absorpsi dan proteksi.
3. Sebagai jaringan, epitel berfungsi sebagai kelenjar.
Jaringan epitel dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan
sel serta berdasarkan struktur dan fungsinya.
1) Jaringan Epitel Berdasarkan Bentuk dan Jumlah Lapisan Sel
Jaringan Epitel berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi bentuk pipih,
kubus, dan silindris. Adapun berdasarkan jumlah lapisan selnya, jaringan
epitel dibedakan menjadi jaringan epitel simpleks dan epitel kompleks.
a) Jaringan Epitel Simpleks
Jaringan epitel simpleks tersusun atas satu lapis sel. Jaringan epitel
simpleks dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu jaringan epitel pipih
selapis, epitel kubus selapis, epitel silindris selapis, epitel silindris selapis
bersilia, dan epitel silindris berlapis semu.
Tabel 1. Jenis Jaringan Epitel Simpleks
No Jaringan Ciri-Ciri Fungsi Letak
1. Epitel Pipih Selapis  Bentuk selnya pipih
 Sitoplasma jernih
 Inti sel bulat berada
di tengah
 Pelapis bagian
dalam rongga
dan saluran
 Tempat difusi
zat
 Tempat
infiltrasi zat
 Kopsula Bowman
 Lapisan dalam
pembuluh darah dan
limfa
 Alveolus paru-paru
 Ruang jantung
 Selaput bagian dalam
telinga
 Sel ekskresi kecil pada
sebagian besar kelenjar
2. Epitel Kubus Selapis  Bentuk sel seperti
kubus
 Sitoplasma jernih
atau berbutir-butir
 Inte sel bulat besar
berada di tengah
 Lapisan
pelindung
(proteksi)
 Tempat
peneyrapan zat
(absorpsi)
 Penghasil lendir
atau mucus
(sekresi)
 Kelenjar air liur
 Retina mata
 Dinding ovarium
 Saluran dalam nefron
ginjal
3. Epitel Silindris Selapis  Bentuk selnya
silindris
 Sitoplasma jernih
atau berbutir-butir
 Inti sel bulat berada
di dekat dasar
 Proteksi
 Sekresi
 Difusi
 Absorpsi zat
 Dinding dalam
lambung
 Usus
 Kamtong empedu
 Rahim
 Saluran pernapasan
bagian atas
 Saluran pencernaan
4. Epitel Silindris Selapis
Bersilia
 Bentuk selnya
silindris
 Memiliki silia
 Inti sel bulat berada
di dekat dasar
 Sitoplasma jernih
atau berbutir-butir
 Penghasil
mocus untuk
menangkap
benda asing
yang masuk
 Getaran silia
untuk
menghalau
benda asing
 Dinding dalam rongga
hidung
 Trakea
 Bronkus
 Dinding dalam oviduk

5. Epitel Silindris
Berlapis Semu
 Tersusun atas sel-sel
epitelium silindris
yang berdekatan satu
sama lain
 Proteksi
 Sekresi
 Gerakan gas
 Rongga hidung
 Trakea
b) Jaringan Epitel Kompleks
Jaringan epitel kompleks tersusun atas beberapa lapisan sel. Lapisan
sel terbawah yang selalu membelah diri untuk mengganti sel-sel
permukaan yang rusak disebut lapisan germinativa. Jaringan epitel
kompleks dibedakan menjadi jaringan epitel pipih berlapis, epitel kubus
berlapis, epitel silindris berlapis, dan epitel transisional.
Tabel 2. Jenis Jaringan Epitel Kompleks
No Jaringan Ciri-Ciri Fungsi Letak
1. Epitel Pipih Berlapis  Disusun lrbih dari
satu sel yang
berbentuk pipih
 Susunan selnya
rapat
 Sitoplasma jernih
 Inti sel bulat berada
di tengah
 Proteksi
 Penghasil
mucus
 Kulit
 Rongga mulut
 Esofagus
 Laring
 Vagina
 Anus
 Rongga hidung
2. Epitel Kubus Berlapis  Disusun lebih dari
satu lapis sel
 Sel berbentuk kubus
 Proteksi
 Penghasil
mucus
 Kelenjar keringat
 Kelenjar minyak
 Ovarium
 Buah zakar
3. Epitel Silindris
Berlapis
 Disusun lebih dari
satu lapis sel
 Sel berbentuk
silindris
 Lapisannya selalu
basah
 Proteksi
 Penghasil
mucus
 Lapisan konjungtiva
 Dinding dalam kelopak
mata
 Laring
 Faring
 Uretra
4. Epitel Transisional  Bentuknya tidak
teratus tergantung
aktivitas organnya
 Sel-selnya ada yang
berbentuk pipih,
kubus, dan silindris
 Menahan
regangan dan
tekanan
 Kandung kemih
 Ureter
 Pelvis ginjal
2) Jaringan Epitel Berdasarkan Struktur dan Fungsi
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan epitel dibagai menjadi dua,
yaitu jaringan epitel kelenjar dan epitel penutup.
a) Jaringan Epitel Kelenjar
Jaringan epitel kelenjar terdapat pada kelenjar-kelenjar dalam
pembuatan, penyimpanan, dan sekresi zat-zat kimia. Jaringan epitel
kelenjar dibagi menjadi dua, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar
endokrin.
1. Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran
untuk menyalurkan hasil sekresinya. Kelenjar ini berfungsi
membantu metabolisme dan komunikasi. Kelenjar eksokrin tersebut
menghasilkan sekret berupa enzim, keringat, dan feromon. Contoh
kelenjar eksokrin di antaranya kelenjar susu, kelenjar keringat,
kelenjar fundus pada dinding lambung, dan kelenjar submaksilaris
pada rahang bawah.
2. Kelanjar endokrin adalah kelenjar yang tidak memiliki saluran
pengeluaran. Zat yang dihasilkan oleh kelanjar ini, yaitu hormon.
Hasil sekresi kelenjar tersebut langsung memasuki sistem peredaran
darah untuk diangkut menuju bagian tubuh yang memerlukan.
Contoh kelenjar endokrin di antaranya kelenjar timus, kelenjar
adrenal, kelenjar paratiroid, dan kelenjar tiroid.
b) Jaringan Epitel Penutup
Jaringan epitel penutup berfungsi melapisi permukaan tubuh dan
jaringan lainnya. Jaringan epitel penutup terdapat di permukaan tubuh,
permukan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan di sebelah
dalam dari saluran yang ada pada tubuh, misalnya dinding sebelah dalam
saluran pencernaan dan pembuluh darah.
B. Jaringan Pengikat
Jaringan ikat (jaringan penyambung) merupakan jaringan yang berhubungan
dengan jaringan lainnya. Jaringan ini terbentuk dari perkembangan lapisan
mesoderma embrio. Ciri-ciri jaringan pengikat antara lain letak sel-sel
penyusunnya berpencar-pencar dan jika berhubungan hanya pada ujung-ujung
protoplasmanya. Adapun fungsi jaringan pengikat, yaitu meletakkan suatu jaringan
dengan jaringan lain, membungkus organ-organ, mengisi rongga diantara organ-
organ, dan menghasilkan imunitas.
1) Komponen Jaringan Pengikat
Pada dasarnya jaringan pengikat tersusun atas matriks dan sel-sel
penyusun jaringan pengikat.
a) Matriks
Matriks tersusun atas serabut-serabut dan bahan dasar. Serabut
dibedakan menjadi serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikuler
1. Serabut kolagen mempunyai ciri-ciri berwarna putih, bersifat sangat
liat dan ulet, serta paling banyak ditemukan dalam tubuh. Contohnya
pada tendon.
2. Serabut elastis mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, lebih halus dari
serabut kolagen, dan bersifat elastis. Contohnya pada bantalan lemak,
pembuluh darah, dan ligamen.
3. Serabut retikuler merupakan serabut paling halus dan bercabang-
cabang membentuk jala. Contohnya pada jaringan saraf.
Bahan dasar matriks terdiri atas asam mukopolisakarida. Komponen
utama asam mukopolisakarida, yaitu asam hialuronat dan sulfat
(kondroitin sulfat). Jika kandungan asam hialuronat dalam matriks makin
banyak, matriks akan makin lentur. Sementara itu, jika kandungan sulfat
dalam matriks makin meningkat, matriks menjadi makin kaku.
b) Sel-Sel Penyusun Jaringan Pengikat
Sel-sel penyusun jaringan pengikat yang tertanam dalam matriks
sebagai berikut.
1. Fibroblas, sel yang berfungsi menyintesis dan menyekresikan
protein ke dalam serabut.
2. Makrofrag, sel yang berperan dalam proses pinositosis dan
fagositosis. Bentuk selnya tidak teratur dan umumnya terletak dekat
pembuluh darah.
3. Sel mast (sel tiang), sel yang berfungsi memproduksi heparin dan
histamin. Heparin berfungsi mencegah pembekuan darah,
sedangkan histamin berfungsi meningkatkan permeabilitas darah.
4. Sel lemak, sel yang berfungsi menyimpan lemak. Jaringan pengikat
yang mengandung banyak lemak disebut jaringan adiposa.
5. Sel darah putih (leukosit), sel yang berfungsi membentuk antibodi
atau melawan patogen penyakit.
2) Jenis-Jenis Jaringan Pengikat
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jenis jaringan pengikat dpaat
dikelompokkan menjadi jaringan pengikat biasa dan jaringan pengikat dengan
sifat khusus.
a) Jaringan Pengikat Biasa
Jaringan pengikat biasa dibedakan menjadi jaringan pengikat
longgar dan jaringan pengikat padat.
1. Jaringan Pengikat Longgar
Jaringan Pengikat Longgar memiliki susunan serat-serat yang
longgar. Matriksnya berupa cairan lendir (mocus). Pada matriks
terdapat berkas serabut yang fleksibel, tetapi tidak elastis.
Struktur Jaringan Pengikat Longgar dapat diamati pada gambar
berikut.
Jaringan pengikat longgar terdapat di sekitar pembuluh darah,
saraf, dan organ dalam tubuh. Jaringan pengikat longgar berfungsi
sebagai medium penyokong, pengisi ruang di antara organ,
mengelilingi elemen-elemn jaringan lain, dan menyediakan nutrien
bagi elemen jaringan lain yang diselubunginya. Contohnya jaringan
lemak atau jaringan adiposa yang terdapat pada lapisan lemak di
bawah kulit.
2. Jaringan Pengikat Padat
Jaringan pengikat padat tersusun atas serat yang strukturnya
padat terutama serabut kolagen. Jaringan pengikat padat dibedakan
menjadi dua, yaitu jaringan pengikat padat teratus dan jaringan
pengikat padat tidak teratur. Jaringan pengikat padat teratur
memiliki berkas kolagen yang tersusun teratur ke satu arah (misal
pada tendon). Jaringan pengikat padat tidak teratur memiliki berkas
kolagen yang menyebar dan membentuk anyaman kasar (misal pada
lapisan bawah kulit). Jaringan pengikat dapat diamati pada gambar
berikut.
b) Jaringan Pengikat dengan Sifat Khusus
Jaringan ini mempunyai fungsi khusus, misalnya menunjang
jaringan lunak dan membentuk sel-sel darah. Jaringan pengikat dengan
sifat khusus terdiri atas jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang
keras (osteon), jaringan darah, dan jaringan limfa.
1. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
Jaringan kartilago merupakan spesialisasi dari jaringan
pengikat berserabut tebal dan matriks lentur, sehingga tulang rawan
bersifat kuat dan lentur. Tulang rawan berfungsi sebagai rangka
tubuh pada awal embrio, menunjang jaringan lunak dan organ
dalam, serta melincinkan permukaan tulang dan sendi. Matriks
jaringan tulang rawan terdiri atas kondrin. Jaringan tulang rawan
tersusun atas sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit. Sel
kondrosit terletak di dalam rongga kecil yang disebut lakuna.
Berdasarkan kandungan matriksnya, jaringan tulang rawan
dibagi menjadi kartilago hialin, kartilago fibrosa, dan kartilago
elastis.
2. Jaringan Tulang Keras (Osteon)
Jaringan ini merupakan jaringan pengikat yang mengandung
mineral. Jaringan tulang keras tersusun atas sel-sel tulang yang
disebut osteosit. Osteosit dibentuk dari sel induk tulang yang disebut
osteoblas. Antara osteosit satu dengan yang lain dihubungkan oleh
kanalikuli. Tulang keras bersifat lebih keras dibandingkan tulang
rawan karena matriks osteoblas tersusun atas kalsium fosfat.
Endapan garam mineral menyusun dan melingkari bagian pusat
tulang membentuk lamela. Pada lamela terdapat lakuna yang berisi
osteosit.
Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan tulang dibedakan
menjadi tulang keras (tulang kompak) dan tulang berongga (tulang
spons. Penampang tulang pipa.
 Tulang Keras (Tulang Kompak)
Tulang keras memiliki matriks yang susunanya rapat. Pada
tulang keras terdapat sistem Havers yang terdiri atas 4-20 lamela
yang tersusun konsentris mengelilingi saluran Havers.
 Tulang Berongga (Tulang Spons)
Tulang spons memiliki susunan matriks longgar atau
berongga. Pada tulang spons tidak terdapat sistem Havers.
3. Jaringan Darah
Jaringan darah terdiri atas substansi cair dan substansi padat.
Substansi cair disebut plasma darah, sedangkan substansi padat
berupa sel-sel darah. Tipe-tipe sel darah dibedakan menjadi sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping drah
(trombosit). Secara umum sel-sel darah dibentuk di dalam sumsum
tulang, kecuali sel darah putih (limfosit dan monosit) dibentuk di
dalam kelenjar nimfa.
4. Jaringan Limfa (Jaringan Getah Bening)
Limfa merupakan suatu cairan yang dikumpulkan dari
berbagai jaringan dan kembali ke aliran darah. Komponen seluler
dalam cairan limfa berupa limfosit dan granulosit (neutrofil,
esinofil, dan basofil). Cairan dalam limfa mengalir dalam saluran
yang disebut pembuluh limfa yang berada sejajar dengan pembuluh
vina darah. Limfa berfungsi mengangkut cairan jaringa, protein,
lemak, dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem peredaran darah.
C. Jaringan Otot
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Jaringan otot memiliki kemampuan
berkontraksi sehingga berfungsi melakukan pergerakan pada organ tubuh. Jaringan
otot dapat berkontraksi karena adanya serabut kantraktil yang tersusun atas filamen
aktin dan niosin. Jaringan otot dibagi menjadi 3 jenis yaitu otot polos, otot lurik
(otot rangka), dan otot jantung.
Tabel 3. Jenis Otot
No Nama Jaringan Ciri-Ciri Cara Kerja Letak
1. Jaringan Otot Polos
(smooth muscle)
 Bentuk sel seperti
gelondong dengan
bagian tengah besar
dan ujung runcing
 Memiliki inti sel
satu dan terletak
ditengah sel
 Kontraksi lambat
dan lama, serta tidak
mudah lelah.
 Tidak memiliki
diskus interkalaris
Secra involunter
(di luar kehendak)
Alat-alat tubuh bagian
dalam, misalnya
 Saluran pencernaan
 Saluran pernapasan
 Kandung kemih
 Pembuluh limfa.
2. Jaringan Otot Lurik
(sceletal muscel)
 Bentuk sel silindris
atau serabut panjang
 Memiliki inti sel
berjumlah banyak
dan terletak di tepi
sel
 Kontraksi cepat,
tidak teratur, dan
mudah lelah
 Tidak memiliki
diskus interkalaris
Secara volunter
(di bawah
kehendak)
Melekat pada rangka,
bibir, lidah, dan kelopak
mata
3. Jaringan Otot Jantung
(cardiac muscle)
 Bentuk sel silindris
atau serabut pendek
dan bercabang-
cabang
 Memiliki inti sel
satu atau dua dan
terletak di tengah sel
 Kontraksi otomatis
teratur, kuat,
berirama, dan tidak
pernah lelah
 Mempunyai diskus
interkalaris
Secara involunter
(di luar kehendak)
Terdapat pada dinding
organ jantung
D. Jaringan Saraf
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron berfungsi
merespons perubahan lingkungan, membawa impuls-impuls saraf ke pusat saraf
atau sebaliknya, dan bereaksi aktif terhadap rangsang. Neuron mendapat suplai
makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron terdiri atas badan
sel saraf, neurit, dan dendrit.
a. Badan sel saraf mengandung inti sel dan neuroplasma.
b. Neurit atau akson berfungsi membawa impuls meninggalkan badan sel
saraf.
c. Dendrit berfungsi membawa impuls ke badan sel saraf.
Akson dikelilingi oleh sel Schwann. Akson diselubungi oleh selaput
neurilema. Sebelah dalam neurilema terdapat selubung mielin yang mengandung
fosfolipid. Bagian akson yang tidak tertutup oleh selubung mielin disebut nodus
Ranvier. Titik pertemuan antara ujung akson yang satu dengan ujung akson yang
lain disebut sinapsis. Sinapsis berfungsi meneruskan rangsang ke sel saraf yang
lain dengan cara mengeluarkan neurotransmiter.
Berdasarkan fungsinya, neuron dibedakan menjadi tiga, yaitu neuron aferen,
interneuron, dan neuron eferen. Perbedaan ketiga neuron tersebut disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 4. Jenis dan Fungsi Neuron
No Nama Jaringan Ciri-Ciri
1. Neuron Aferen (Neuron Sensorik) Menyampaikan rangsang dari organ
penerima rangsang (reseptor) ke
sistem saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang).
2. Neuron Asosiasi (Interneuron) Menyampaikan impuls dari neuron
sensorik atau dari interneuron yang
lain ke neuron motorik.
3. Neuron Eferen (Neuron Motorik) Menyampaikan impuls dan sistem
saraf pusat ke efektor.
2.2 Hubungan Anatomi Jaringan Hewan dengan Proses Fisiologisnya
Setiap individu hewan memiliki dan membutuhkan suatu lingkungan tertentu
sebagai tempat hidupnya. Dalam rangka mempertahankan hidupnya, setiap individu
hewan dituntut untuk mampu menyelenggarakan berbagai fungsi kehidupan, antara lain
makan, bernapas, bergerak, dan berkembang biak. Kondisi lingkungan hewan dapat
berubah setiap saat. Perubahan kondisi lingkungan tempat hidup hewan dapat
menimbulkan perubahan dalam tubuh hewan, sehingga hewan perlu merespons dengan
cara yang tepat. Setiap jenis lingkungan memiliki berbagai faktor yang dapat menjadi
tantangan yang berbeda terhadap hewan dan setiap tantangan dari lingkungan hewan
akan ditanggapi oleh hewan dengan cara tertentu. Antara fungsi dan struktur tubuh
hewan memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan.
Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan
berbagai gejala yang ada pada sisrtem hidup, serta proses pengaturan terhadap semua
fungsi yang ada dalam sistem tersebut. Berbagai peristiwa dan aktivitas yang terjadi
pada sistem hidup, selanjutnya disebut fungsi kehidupan atau fungsi hidup. Jadi, fungsi
hidup ialah fungsi dari semua sistem yang ada dalam tubuh makhluk hidup. Sistem
hidup merupakan sesuatu yang kompleks dan bervariasi sehingga dalam bidang
fisiologi hewan, pengkajian fungsi hidup akan dibahas secara kompleks dan bervariasi.
Fisiologi hewan tidak hanya mengkaji fungsi setiap sistem yang ada dalam tubuh, tetapi
juga mengkaji alasan dan cara berfungsinya sistem itu.
Dalam fisiologi hewan dijelaskan tentang cara-cara yang dilakukan hewan untuk
dapat bertahan hidup di suatu lingkungan, antar lain sebagi berikut.
1. Cara yang dilakukan hewan untuk memperoleh air dalam jumlah cukup atau dalam
menghindari pemasukan air yang berlebihan ke dalam tubuh.
2. Cara hewan mempertahankan diri dari keadaan yang membahayakan, seperti suhu
yang sangat dingin atau snagat panas.
3. Cara hewan berpindah tempat untuk menemukan lingkungan yang sesuai, agar
dapat memperoleh maknan atau menemukan lingkungan yang sesuai untuk kawin.
4. Cara hewan memperoleh informasi tentang keadaan lingkungannya.
A. Berbagai Macam Renpons Hewan terhadap Lingkungannya
1) Respons Hewan terhadap Lingknngan Akuatik
Lingkungan akuatik adalah tempat hidup hewan yang berupa air, baik
air tawar, air laut, dan air payau. Sebagian besar permukaan bumi (lebih dari
70%) tertutup oleh air. Kehidupan dapat dijumpai di berbagai kedalaman air,
baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam, hingga kedalamannya
dapat mencapai 10.000 m atau lebih. Pada lingkungan akuatik yang sangat
dalam seperti Palung Challenger di Pasifik Utara kedalaman air mencapai
10.860m dan tekanan hidrostatik mencapai 1086 atm. Pada kedalaman tersebut
tidak ditemukan adanya kehidupan. Tekanan hidrostatik yang tinggi dapat
memngaruhi berbagai hal. Tekanan hidrostatik yang tinggi juga dapat
meningkatkan pembentukan ikatan hidrogen, tetapi menghambat interaksi
ionik dan hidrofobik. Hal tersebut mengakibatkan adanya penghambatan
proses pembentukan mikrotubulus. Akibat selanjutnya, berbagai proses lain
yang tergantung pada pembentukan mikrotubulus juga terhambat.
Faktor lingkungan akuatik yang memiliki nilai fisiologis terpenting
untuk mendukung kehidupan hewan ialah suhu yang relatif stabil. Dari waktu
ke waktu, suhu air tidak banyak mengalami perubahan. Perbedaan suhu air laut
antara siang dan malam hari sangat kecil jika dibandingkan dengan perbedaan
suhu atmosfer antara siang dan malam hari. Kestabilan suhu air sangat
menguntungkan bagi hewan yang hidup di dalamnya, yang sebagian besar
merupakan golongan hewan poikiloterm. Hewan poikiloterm yaitu hewan
yang suhu tubuhnya berubah-ubah akibat perubahan suhu lingkungan.
2) Respons Hewan terhadap Lingkungan Terestrial

More Related Content

Similar to Makalah Biologi.docx

Biologi M2KB3
Biologi M2KB3Biologi M2KB3
Biologi M2KB3
ppghybrid4
 
Makalah fisiologi aini.
Makalah fisiologi aini.Makalah fisiologi aini.
Makalah fisiologi aini.
nuraini_ajh
 
Jaringan hewan persentation
Jaringan hewan persentation Jaringan hewan persentation
Jaringan hewan persentation Okta Selviya
 
Jaringan epitel kelompok 1 ppg
Jaringan epitel kelompok 1 ppgJaringan epitel kelompok 1 ppg
Jaringan epitel kelompok 1 ppgWelly Andrei
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
339cYogaadityarakhma
 
Prak-JARINGAN_EPITEL-Prak-JARINGAN_EPITEL.pdf
Prak-JARINGAN_EPITEL-Prak-JARINGAN_EPITEL.pdfPrak-JARINGAN_EPITEL-Prak-JARINGAN_EPITEL.pdf
Prak-JARINGAN_EPITEL-Prak-JARINGAN_EPITEL.pdf
AgathaHaselvin
 
Jaringan hewan, Biologi
Jaringan hewan, BiologiJaringan hewan, Biologi
Jaringan hewan, Biologi
Andre Vano
 
Jaringan epitel dan Jaringan Ikat
Jaringan epitel dan Jaringan IkatJaringan epitel dan Jaringan Ikat
Jaringan epitel dan Jaringan Ikat
Mira Pribadi
 
Biologi bab 3 Kelas XI
Biologi bab 3 Kelas XI Biologi bab 3 Kelas XI
Biologi bab 3 Kelas XI
Salma Maulida
 
Materi biologi x ppt bab 3 fix
Materi biologi x ppt bab 3 fixMateri biologi x ppt bab 3 fix
Materi biologi x ppt bab 3 fix
eli priyatna laidan
 
Jaringan epitel
Jaringan epitelJaringan epitel
Jaringan epitel
Arifah Arifin
 
Jaringan Epitel
Jaringan EpitelJaringan Epitel
Jaringan Epitel
Sulistia Rini
 
buku tentang jaringan hewan
buku tentang jaringan hewanbuku tentang jaringan hewan
buku tentang jaringan hewan
nwatikah
 
strukturdanfungsijaringan-170622231138.pdf
strukturdanfungsijaringan-170622231138.pdfstrukturdanfungsijaringan-170622231138.pdf
strukturdanfungsijaringan-170622231138.pdf
IraUna3
 
Jaringan hewan 1
Jaringan hewan 1Jaringan hewan 1
Jaringan hewan 1
SMAN 2 Indramayu
 
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA HEWAN DAN MANUSIA
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA HEWAN DAN MANUSIASTRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA HEWAN DAN MANUSIA
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA HEWAN DAN MANUSIA
tyasad
 
Jaringan hewan
Jaringan hewanJaringan hewan
Jaringan hewan
afrah siregar
 
Struktur dan fungsi jaringan pada hewan
Struktur dan fungsi jaringan pada hewanStruktur dan fungsi jaringan pada hewan
Struktur dan fungsi jaringan pada hewanLia Restiana
 
PPT JARINGAN tumbuhan kehidupan tumbuh.pptx
PPT JARINGAN tumbuhan kehidupan tumbuh.pptxPPT JARINGAN tumbuhan kehidupan tumbuh.pptx
PPT JARINGAN tumbuhan kehidupan tumbuh.pptx
ester511891
 

Similar to Makalah Biologi.docx (20)

Biologi M2KB3
Biologi M2KB3Biologi M2KB3
Biologi M2KB3
 
Makalah fisiologi aini.
Makalah fisiologi aini.Makalah fisiologi aini.
Makalah fisiologi aini.
 
Jaringan hewan persentation
Jaringan hewan persentation Jaringan hewan persentation
Jaringan hewan persentation
 
Jaringan epitel kelompok 1 ppg
Jaringan epitel kelompok 1 ppgJaringan epitel kelompok 1 ppg
Jaringan epitel kelompok 1 ppg
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx
 
Prak-JARINGAN_EPITEL-Prak-JARINGAN_EPITEL.pdf
Prak-JARINGAN_EPITEL-Prak-JARINGAN_EPITEL.pdfPrak-JARINGAN_EPITEL-Prak-JARINGAN_EPITEL.pdf
Prak-JARINGAN_EPITEL-Prak-JARINGAN_EPITEL.pdf
 
Jaringan hewan, Biologi
Jaringan hewan, BiologiJaringan hewan, Biologi
Jaringan hewan, Biologi
 
Jaringan epitel dan Jaringan Ikat
Jaringan epitel dan Jaringan IkatJaringan epitel dan Jaringan Ikat
Jaringan epitel dan Jaringan Ikat
 
Biologi bab 3 Kelas XI
Biologi bab 3 Kelas XI Biologi bab 3 Kelas XI
Biologi bab 3 Kelas XI
 
Materi biologi x ppt bab 3 fix
Materi biologi x ppt bab 3 fixMateri biologi x ppt bab 3 fix
Materi biologi x ppt bab 3 fix
 
Jaringan epitel
Jaringan epitelJaringan epitel
Jaringan epitel
 
buku
bukubuku
buku
 
Jaringan Epitel
Jaringan EpitelJaringan Epitel
Jaringan Epitel
 
buku tentang jaringan hewan
buku tentang jaringan hewanbuku tentang jaringan hewan
buku tentang jaringan hewan
 
strukturdanfungsijaringan-170622231138.pdf
strukturdanfungsijaringan-170622231138.pdfstrukturdanfungsijaringan-170622231138.pdf
strukturdanfungsijaringan-170622231138.pdf
 
Jaringan hewan 1
Jaringan hewan 1Jaringan hewan 1
Jaringan hewan 1
 
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA HEWAN DAN MANUSIA
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA HEWAN DAN MANUSIASTRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA HEWAN DAN MANUSIA
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN PADA HEWAN DAN MANUSIA
 
Jaringan hewan
Jaringan hewanJaringan hewan
Jaringan hewan
 
Struktur dan fungsi jaringan pada hewan
Struktur dan fungsi jaringan pada hewanStruktur dan fungsi jaringan pada hewan
Struktur dan fungsi jaringan pada hewan
 
PPT JARINGAN tumbuhan kehidupan tumbuh.pptx
PPT JARINGAN tumbuhan kehidupan tumbuh.pptxPPT JARINGAN tumbuhan kehidupan tumbuh.pptx
PPT JARINGAN tumbuhan kehidupan tumbuh.pptx
 

More from RiyamaraAulia

ppt kelompok 6 teori piaget (1).pdf
ppt kelompok 6 teori piaget (1).pdfppt kelompok 6 teori piaget (1).pdf
ppt kelompok 6 teori piaget (1).pdf
RiyamaraAulia
 
Peralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdf
Peralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdfPeralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdf
Peralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdf
RiyamaraAulia
 
ppt kelompok 6 teori piaget.pdf
ppt kelompok 6 teori piaget.pdfppt kelompok 6 teori piaget.pdf
ppt kelompok 6 teori piaget.pdf
RiyamaraAulia
 
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docxMAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
RiyamaraAulia
 
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdfLEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
RiyamaraAulia
 
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
RiyamaraAulia
 
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
RiyamaraAulia
 
Fisiologi hewan 1 (1).pdf
Fisiologi hewan 1 (1).pdfFisiologi hewan 1 (1).pdf
Fisiologi hewan 1 (1).pdf
RiyamaraAulia
 
Fisiologi hewan 1.pdf
Fisiologi hewan 1.pdfFisiologi hewan 1.pdf
Fisiologi hewan 1.pdf
RiyamaraAulia
 

More from RiyamaraAulia (9)

ppt kelompok 6 teori piaget (1).pdf
ppt kelompok 6 teori piaget (1).pdfppt kelompok 6 teori piaget (1).pdf
ppt kelompok 6 teori piaget (1).pdf
 
Peralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdf
Peralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdfPeralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdf
Peralatan Laboratorium IPA (1) (1).pdf
 
ppt kelompok 6 teori piaget.pdf
ppt kelompok 6 teori piaget.pdfppt kelompok 6 teori piaget.pdf
ppt kelompok 6 teori piaget.pdf
 
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docxMAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
MAKALAH LAB IPA (11) (2).docx
 
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdfLEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
LEMBAR KERJA MAHASISWA _sejarah sains_copy (1).pdf
 
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
 
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
Natural Resources Conservation Major for College_ Natural Resources Managemen...
 
Fisiologi hewan 1 (1).pdf
Fisiologi hewan 1 (1).pdfFisiologi hewan 1 (1).pdf
Fisiologi hewan 1 (1).pdf
 
Fisiologi hewan 1.pdf
Fisiologi hewan 1.pdfFisiologi hewan 1.pdf
Fisiologi hewan 1.pdf
 

Makalah Biologi.docx

  • 1. MAKALAH ANATOMI JARINGAN HEWAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PROSES FISIOLOGIS Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : Biologi Umum Dosen Pengampu : Iseu Laelasari, M.Pd Disusun oleh : Kelompok 3 Rizqina Faradila Putri (2310710085) Nur Zakiyah Mabruroh (2310710087) Rachma Aulia (2310710093) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM TAHUN 2023
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan segala rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Anatomi Jaringan Hewan dan Hubungannya dengan Proses Fisiologis”. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Biologi Umum dan merupakan sarana pemberian informasi kepada pembaca mengenai Anatomi Jaringan Hewan dan Hubungannya dengan Proses Fisiologis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Iseu Laelasari, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Biologi Umum yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca supaya makalah ini dapat lebih baik dan bermanfaat. Kudus, 28 September 2023 Penulis
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anatomi merupakan ilmu yang mempelajari struktur dari bagian tubuh makhluk hidup yang saling berhubungan satu sama lain. Salah satunya yaitu mengkaji tentang anatomi hewan. Anatomi hewan adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian- bagian organ tubuh hewan beserta fungsinya. Hewan tersusun atas beberapa sistem organ yang bekerja didalam tubuhnya. Sistem organ tersebut mengandung beberapa jenis jaringan. Jaringan hewan merupakan sekumpulan sel – sel hewan yang dimana memiliki sebuah bentuk serta fungsi yang sama sehingga membentuk jaringan pada tubuh hewan. Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat), absorbsi dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah) dan lainnya. Antara fungsi dan struktur tubuh hewan memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya merupakan satu kesatun yang tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan latar belakang diatas, makalah ini disusun bertujuan untuk mengetahui anatomi jaringan pada hewan dan hubungannya dengan proses fisiologis agar pembaca dapat mengetahui dan memahami mataeri tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana struktur anatomi jaringan pada hewan? 2. Bagaiman hubungan anatomi jaringan pada hewan dengan proses fisiologisnya? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui struktur anatomi jaringan pada hewan. 2. Untuk mengetahui hubungan anatomi jaringan pada hewan dengan proses fisiologisnya.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Anatomi Jaringan Hewan Setiap jaringan penyusun tubuh memiliki struktur dan fungsi tertentu. Beberapa jenis jaringan akan membentuk suatu organ untuk melangsungkan fungsi tertentu. Jadi, setiap organ di dalam tubuh tersusun atas beberapa jenis jaringan. Jaringan hewan digolongkan ke dalam empat kategori utama, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. Jaringan Epitel Jaringan epitel tersusun atas sel-sel yang saling terikat oleh zat pengikat yang kuat sehingga hampir tidak ada ruang antarsel. Jaringan epitel merupakan jaringan penutup permukaan tubuh, baik permukaan tubuh sebelah luar maupun sebelah dalam. Permukaan tubuh sebelah luar yang memiliki jaringan epitel, yaitu kulit. Sementara itu, permukaan sebelah dalam tubuh yeng tersusun atas jaringan epitel antara lain permukaan dalam usus dan pembuluh darah. Adapun fungsi jaringan epitel sebagai berikut. 1. Jaringan epitel yang terletak di permukaan luar tubuh berfungsi sebagai pelindung tubuh dari luka akibat gangguan mekanis, serangan mikroorganisme patogen, dan kehilangan cairan. 2. Jaringan epitel yang terdapat di permukaan dalam organ tubuh berfungsi dalam proses absorpsi dan proteksi. 3. Sebagai jaringan, epitel berfungsi sebagai kelenjar. Jaringan epitel dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisan sel serta berdasarkan struktur dan fungsinya. 1) Jaringan Epitel Berdasarkan Bentuk dan Jumlah Lapisan Sel Jaringan Epitel berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi bentuk pipih, kubus, dan silindris. Adapun berdasarkan jumlah lapisan selnya, jaringan epitel dibedakan menjadi jaringan epitel simpleks dan epitel kompleks. a) Jaringan Epitel Simpleks Jaringan epitel simpleks tersusun atas satu lapis sel. Jaringan epitel simpleks dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu jaringan epitel pipih selapis, epitel kubus selapis, epitel silindris selapis, epitel silindris selapis bersilia, dan epitel silindris berlapis semu.
  • 5. Tabel 1. Jenis Jaringan Epitel Simpleks No Jaringan Ciri-Ciri Fungsi Letak 1. Epitel Pipih Selapis  Bentuk selnya pipih  Sitoplasma jernih  Inti sel bulat berada di tengah  Pelapis bagian dalam rongga dan saluran  Tempat difusi zat  Tempat infiltrasi zat  Kopsula Bowman  Lapisan dalam pembuluh darah dan limfa  Alveolus paru-paru  Ruang jantung  Selaput bagian dalam telinga  Sel ekskresi kecil pada sebagian besar kelenjar 2. Epitel Kubus Selapis  Bentuk sel seperti kubus  Sitoplasma jernih atau berbutir-butir  Inte sel bulat besar berada di tengah  Lapisan pelindung (proteksi)  Tempat peneyrapan zat (absorpsi)  Penghasil lendir atau mucus (sekresi)  Kelenjar air liur  Retina mata  Dinding ovarium  Saluran dalam nefron ginjal 3. Epitel Silindris Selapis  Bentuk selnya silindris  Sitoplasma jernih atau berbutir-butir  Inti sel bulat berada di dekat dasar  Proteksi  Sekresi  Difusi  Absorpsi zat  Dinding dalam lambung  Usus  Kamtong empedu  Rahim  Saluran pernapasan bagian atas  Saluran pencernaan 4. Epitel Silindris Selapis Bersilia  Bentuk selnya silindris  Memiliki silia  Inti sel bulat berada di dekat dasar  Sitoplasma jernih atau berbutir-butir  Penghasil mocus untuk menangkap benda asing yang masuk  Getaran silia untuk menghalau benda asing  Dinding dalam rongga hidung  Trakea  Bronkus  Dinding dalam oviduk  5. Epitel Silindris Berlapis Semu  Tersusun atas sel-sel epitelium silindris yang berdekatan satu sama lain  Proteksi  Sekresi  Gerakan gas  Rongga hidung  Trakea
  • 6. b) Jaringan Epitel Kompleks Jaringan epitel kompleks tersusun atas beberapa lapisan sel. Lapisan sel terbawah yang selalu membelah diri untuk mengganti sel-sel permukaan yang rusak disebut lapisan germinativa. Jaringan epitel kompleks dibedakan menjadi jaringan epitel pipih berlapis, epitel kubus berlapis, epitel silindris berlapis, dan epitel transisional. Tabel 2. Jenis Jaringan Epitel Kompleks No Jaringan Ciri-Ciri Fungsi Letak 1. Epitel Pipih Berlapis  Disusun lrbih dari satu sel yang berbentuk pipih  Susunan selnya rapat  Sitoplasma jernih  Inti sel bulat berada di tengah  Proteksi  Penghasil mucus  Kulit  Rongga mulut  Esofagus  Laring  Vagina  Anus  Rongga hidung 2. Epitel Kubus Berlapis  Disusun lebih dari satu lapis sel  Sel berbentuk kubus  Proteksi  Penghasil mucus  Kelenjar keringat  Kelenjar minyak  Ovarium  Buah zakar 3. Epitel Silindris Berlapis  Disusun lebih dari satu lapis sel  Sel berbentuk silindris  Lapisannya selalu basah  Proteksi  Penghasil mucus  Lapisan konjungtiva  Dinding dalam kelopak mata  Laring  Faring  Uretra 4. Epitel Transisional  Bentuknya tidak teratus tergantung aktivitas organnya  Sel-selnya ada yang berbentuk pipih, kubus, dan silindris  Menahan regangan dan tekanan  Kandung kemih  Ureter  Pelvis ginjal
  • 7. 2) Jaringan Epitel Berdasarkan Struktur dan Fungsi Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan epitel dibagai menjadi dua, yaitu jaringan epitel kelenjar dan epitel penutup. a) Jaringan Epitel Kelenjar Jaringan epitel kelenjar terdapat pada kelenjar-kelenjar dalam pembuatan, penyimpanan, dan sekresi zat-zat kimia. Jaringan epitel kelenjar dibagi menjadi dua, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin. 1. Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran untuk menyalurkan hasil sekresinya. Kelenjar ini berfungsi membantu metabolisme dan komunikasi. Kelenjar eksokrin tersebut menghasilkan sekret berupa enzim, keringat, dan feromon. Contoh kelenjar eksokrin di antaranya kelenjar susu, kelenjar keringat, kelenjar fundus pada dinding lambung, dan kelenjar submaksilaris pada rahang bawah. 2. Kelanjar endokrin adalah kelenjar yang tidak memiliki saluran pengeluaran. Zat yang dihasilkan oleh kelanjar ini, yaitu hormon. Hasil sekresi kelenjar tersebut langsung memasuki sistem peredaran darah untuk diangkut menuju bagian tubuh yang memerlukan. Contoh kelenjar endokrin di antaranya kelenjar timus, kelenjar adrenal, kelenjar paratiroid, dan kelenjar tiroid. b) Jaringan Epitel Penutup Jaringan epitel penutup berfungsi melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya. Jaringan epitel penutup terdapat di permukaan tubuh, permukan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan di sebelah dalam dari saluran yang ada pada tubuh, misalnya dinding sebelah dalam saluran pencernaan dan pembuluh darah. B. Jaringan Pengikat Jaringan ikat (jaringan penyambung) merupakan jaringan yang berhubungan dengan jaringan lainnya. Jaringan ini terbentuk dari perkembangan lapisan mesoderma embrio. Ciri-ciri jaringan pengikat antara lain letak sel-sel penyusunnya berpencar-pencar dan jika berhubungan hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Adapun fungsi jaringan pengikat, yaitu meletakkan suatu jaringan
  • 8. dengan jaringan lain, membungkus organ-organ, mengisi rongga diantara organ- organ, dan menghasilkan imunitas. 1) Komponen Jaringan Pengikat Pada dasarnya jaringan pengikat tersusun atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan pengikat. a) Matriks Matriks tersusun atas serabut-serabut dan bahan dasar. Serabut dibedakan menjadi serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut retikuler 1. Serabut kolagen mempunyai ciri-ciri berwarna putih, bersifat sangat liat dan ulet, serta paling banyak ditemukan dalam tubuh. Contohnya pada tendon. 2. Serabut elastis mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, lebih halus dari serabut kolagen, dan bersifat elastis. Contohnya pada bantalan lemak, pembuluh darah, dan ligamen. 3. Serabut retikuler merupakan serabut paling halus dan bercabang- cabang membentuk jala. Contohnya pada jaringan saraf. Bahan dasar matriks terdiri atas asam mukopolisakarida. Komponen utama asam mukopolisakarida, yaitu asam hialuronat dan sulfat (kondroitin sulfat). Jika kandungan asam hialuronat dalam matriks makin banyak, matriks akan makin lentur. Sementara itu, jika kandungan sulfat dalam matriks makin meningkat, matriks menjadi makin kaku. b) Sel-Sel Penyusun Jaringan Pengikat Sel-sel penyusun jaringan pengikat yang tertanam dalam matriks sebagai berikut. 1. Fibroblas, sel yang berfungsi menyintesis dan menyekresikan protein ke dalam serabut. 2. Makrofrag, sel yang berperan dalam proses pinositosis dan fagositosis. Bentuk selnya tidak teratur dan umumnya terletak dekat pembuluh darah. 3. Sel mast (sel tiang), sel yang berfungsi memproduksi heparin dan histamin. Heparin berfungsi mencegah pembekuan darah, sedangkan histamin berfungsi meningkatkan permeabilitas darah. 4. Sel lemak, sel yang berfungsi menyimpan lemak. Jaringan pengikat yang mengandung banyak lemak disebut jaringan adiposa.
  • 9. 5. Sel darah putih (leukosit), sel yang berfungsi membentuk antibodi atau melawan patogen penyakit. 2) Jenis-Jenis Jaringan Pengikat Berdasarkan struktur dan fungsinya, jenis jaringan pengikat dpaat dikelompokkan menjadi jaringan pengikat biasa dan jaringan pengikat dengan sifat khusus. a) Jaringan Pengikat Biasa Jaringan pengikat biasa dibedakan menjadi jaringan pengikat longgar dan jaringan pengikat padat. 1. Jaringan Pengikat Longgar Jaringan Pengikat Longgar memiliki susunan serat-serat yang longgar. Matriksnya berupa cairan lendir (mocus). Pada matriks terdapat berkas serabut yang fleksibel, tetapi tidak elastis. Struktur Jaringan Pengikat Longgar dapat diamati pada gambar berikut. Jaringan pengikat longgar terdapat di sekitar pembuluh darah, saraf, dan organ dalam tubuh. Jaringan pengikat longgar berfungsi sebagai medium penyokong, pengisi ruang di antara organ, mengelilingi elemen-elemn jaringan lain, dan menyediakan nutrien bagi elemen jaringan lain yang diselubunginya. Contohnya jaringan lemak atau jaringan adiposa yang terdapat pada lapisan lemak di bawah kulit. 2. Jaringan Pengikat Padat Jaringan pengikat padat tersusun atas serat yang strukturnya padat terutama serabut kolagen. Jaringan pengikat padat dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan pengikat padat teratus dan jaringan pengikat padat tidak teratur. Jaringan pengikat padat teratur memiliki berkas kolagen yang tersusun teratur ke satu arah (misal pada tendon). Jaringan pengikat padat tidak teratur memiliki berkas kolagen yang menyebar dan membentuk anyaman kasar (misal pada lapisan bawah kulit). Jaringan pengikat dapat diamati pada gambar berikut. b) Jaringan Pengikat dengan Sifat Khusus
  • 10. Jaringan ini mempunyai fungsi khusus, misalnya menunjang jaringan lunak dan membentuk sel-sel darah. Jaringan pengikat dengan sifat khusus terdiri atas jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang keras (osteon), jaringan darah, dan jaringan limfa. 1. Jaringan Tulang Rawan (Kartilago) Jaringan kartilago merupakan spesialisasi dari jaringan pengikat berserabut tebal dan matriks lentur, sehingga tulang rawan bersifat kuat dan lentur. Tulang rawan berfungsi sebagai rangka tubuh pada awal embrio, menunjang jaringan lunak dan organ dalam, serta melincinkan permukaan tulang dan sendi. Matriks jaringan tulang rawan terdiri atas kondrin. Jaringan tulang rawan tersusun atas sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit. Sel kondrosit terletak di dalam rongga kecil yang disebut lakuna. Berdasarkan kandungan matriksnya, jaringan tulang rawan dibagi menjadi kartilago hialin, kartilago fibrosa, dan kartilago elastis. 2. Jaringan Tulang Keras (Osteon) Jaringan ini merupakan jaringan pengikat yang mengandung mineral. Jaringan tulang keras tersusun atas sel-sel tulang yang disebut osteosit. Osteosit dibentuk dari sel induk tulang yang disebut osteoblas. Antara osteosit satu dengan yang lain dihubungkan oleh kanalikuli. Tulang keras bersifat lebih keras dibandingkan tulang rawan karena matriks osteoblas tersusun atas kalsium fosfat. Endapan garam mineral menyusun dan melingkari bagian pusat tulang membentuk lamela. Pada lamela terdapat lakuna yang berisi osteosit. Berdasarkan susunan matriksnya, jaringan tulang dibedakan menjadi tulang keras (tulang kompak) dan tulang berongga (tulang spons. Penampang tulang pipa.  Tulang Keras (Tulang Kompak) Tulang keras memiliki matriks yang susunanya rapat. Pada tulang keras terdapat sistem Havers yang terdiri atas 4-20 lamela yang tersusun konsentris mengelilingi saluran Havers.
  • 11.  Tulang Berongga (Tulang Spons) Tulang spons memiliki susunan matriks longgar atau berongga. Pada tulang spons tidak terdapat sistem Havers. 3. Jaringan Darah Jaringan darah terdiri atas substansi cair dan substansi padat. Substansi cair disebut plasma darah, sedangkan substansi padat berupa sel-sel darah. Tipe-tipe sel darah dibedakan menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping drah (trombosit). Secara umum sel-sel darah dibentuk di dalam sumsum tulang, kecuali sel darah putih (limfosit dan monosit) dibentuk di dalam kelenjar nimfa. 4. Jaringan Limfa (Jaringan Getah Bening) Limfa merupakan suatu cairan yang dikumpulkan dari berbagai jaringan dan kembali ke aliran darah. Komponen seluler dalam cairan limfa berupa limfosit dan granulosit (neutrofil, esinofil, dan basofil). Cairan dalam limfa mengalir dalam saluran yang disebut pembuluh limfa yang berada sejajar dengan pembuluh vina darah. Limfa berfungsi mengangkut cairan jaringa, protein, lemak, dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem peredaran darah. C. Jaringan Otot Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot. Jaringan otot memiliki kemampuan berkontraksi sehingga berfungsi melakukan pergerakan pada organ tubuh. Jaringan otot dapat berkontraksi karena adanya serabut kantraktil yang tersusun atas filamen aktin dan niosin. Jaringan otot dibagi menjadi 3 jenis yaitu otot polos, otot lurik (otot rangka), dan otot jantung.
  • 12. Tabel 3. Jenis Otot No Nama Jaringan Ciri-Ciri Cara Kerja Letak 1. Jaringan Otot Polos (smooth muscle)  Bentuk sel seperti gelondong dengan bagian tengah besar dan ujung runcing  Memiliki inti sel satu dan terletak ditengah sel  Kontraksi lambat dan lama, serta tidak mudah lelah.  Tidak memiliki diskus interkalaris Secra involunter (di luar kehendak) Alat-alat tubuh bagian dalam, misalnya  Saluran pencernaan  Saluran pernapasan  Kandung kemih  Pembuluh limfa. 2. Jaringan Otot Lurik (sceletal muscel)  Bentuk sel silindris atau serabut panjang  Memiliki inti sel berjumlah banyak dan terletak di tepi sel  Kontraksi cepat, tidak teratur, dan mudah lelah  Tidak memiliki diskus interkalaris Secara volunter (di bawah kehendak) Melekat pada rangka, bibir, lidah, dan kelopak mata 3. Jaringan Otot Jantung (cardiac muscle)  Bentuk sel silindris atau serabut pendek dan bercabang- cabang  Memiliki inti sel satu atau dua dan terletak di tengah sel  Kontraksi otomatis teratur, kuat, berirama, dan tidak pernah lelah  Mempunyai diskus interkalaris Secara involunter (di luar kehendak) Terdapat pada dinding organ jantung D. Jaringan Saraf Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron berfungsi merespons perubahan lingkungan, membawa impuls-impuls saraf ke pusat saraf atau sebaliknya, dan bereaksi aktif terhadap rangsang. Neuron mendapat suplai
  • 13. makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron terdiri atas badan sel saraf, neurit, dan dendrit. a. Badan sel saraf mengandung inti sel dan neuroplasma. b. Neurit atau akson berfungsi membawa impuls meninggalkan badan sel saraf. c. Dendrit berfungsi membawa impuls ke badan sel saraf. Akson dikelilingi oleh sel Schwann. Akson diselubungi oleh selaput neurilema. Sebelah dalam neurilema terdapat selubung mielin yang mengandung fosfolipid. Bagian akson yang tidak tertutup oleh selubung mielin disebut nodus Ranvier. Titik pertemuan antara ujung akson yang satu dengan ujung akson yang lain disebut sinapsis. Sinapsis berfungsi meneruskan rangsang ke sel saraf yang lain dengan cara mengeluarkan neurotransmiter. Berdasarkan fungsinya, neuron dibedakan menjadi tiga, yaitu neuron aferen, interneuron, dan neuron eferen. Perbedaan ketiga neuron tersebut disajikan dalam tabel berikut.
  • 14. Tabel 4. Jenis dan Fungsi Neuron No Nama Jaringan Ciri-Ciri 1. Neuron Aferen (Neuron Sensorik) Menyampaikan rangsang dari organ penerima rangsang (reseptor) ke sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). 2. Neuron Asosiasi (Interneuron) Menyampaikan impuls dari neuron sensorik atau dari interneuron yang lain ke neuron motorik. 3. Neuron Eferen (Neuron Motorik) Menyampaikan impuls dan sistem saraf pusat ke efektor. 2.2 Hubungan Anatomi Jaringan Hewan dengan Proses Fisiologisnya Setiap individu hewan memiliki dan membutuhkan suatu lingkungan tertentu sebagai tempat hidupnya. Dalam rangka mempertahankan hidupnya, setiap individu hewan dituntut untuk mampu menyelenggarakan berbagai fungsi kehidupan, antara lain makan, bernapas, bergerak, dan berkembang biak. Kondisi lingkungan hewan dapat berubah setiap saat. Perubahan kondisi lingkungan tempat hidup hewan dapat menimbulkan perubahan dalam tubuh hewan, sehingga hewan perlu merespons dengan
  • 15. cara yang tepat. Setiap jenis lingkungan memiliki berbagai faktor yang dapat menjadi tantangan yang berbeda terhadap hewan dan setiap tantangan dari lingkungan hewan akan ditanggapi oleh hewan dengan cara tertentu. Antara fungsi dan struktur tubuh hewan memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh dengan berbagai gejala yang ada pada sisrtem hidup, serta proses pengaturan terhadap semua fungsi yang ada dalam sistem tersebut. Berbagai peristiwa dan aktivitas yang terjadi pada sistem hidup, selanjutnya disebut fungsi kehidupan atau fungsi hidup. Jadi, fungsi hidup ialah fungsi dari semua sistem yang ada dalam tubuh makhluk hidup. Sistem hidup merupakan sesuatu yang kompleks dan bervariasi sehingga dalam bidang fisiologi hewan, pengkajian fungsi hidup akan dibahas secara kompleks dan bervariasi. Fisiologi hewan tidak hanya mengkaji fungsi setiap sistem yang ada dalam tubuh, tetapi juga mengkaji alasan dan cara berfungsinya sistem itu. Dalam fisiologi hewan dijelaskan tentang cara-cara yang dilakukan hewan untuk dapat bertahan hidup di suatu lingkungan, antar lain sebagi berikut. 1. Cara yang dilakukan hewan untuk memperoleh air dalam jumlah cukup atau dalam menghindari pemasukan air yang berlebihan ke dalam tubuh. 2. Cara hewan mempertahankan diri dari keadaan yang membahayakan, seperti suhu yang sangat dingin atau snagat panas. 3. Cara hewan berpindah tempat untuk menemukan lingkungan yang sesuai, agar dapat memperoleh maknan atau menemukan lingkungan yang sesuai untuk kawin. 4. Cara hewan memperoleh informasi tentang keadaan lingkungannya. A. Berbagai Macam Renpons Hewan terhadap Lingkungannya 1) Respons Hewan terhadap Lingknngan Akuatik Lingkungan akuatik adalah tempat hidup hewan yang berupa air, baik air tawar, air laut, dan air payau. Sebagian besar permukaan bumi (lebih dari 70%) tertutup oleh air. Kehidupan dapat dijumpai di berbagai kedalaman air, baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam, hingga kedalamannya dapat mencapai 10.000 m atau lebih. Pada lingkungan akuatik yang sangat dalam seperti Palung Challenger di Pasifik Utara kedalaman air mencapai 10.860m dan tekanan hidrostatik mencapai 1086 atm. Pada kedalaman tersebut
  • 16. tidak ditemukan adanya kehidupan. Tekanan hidrostatik yang tinggi dapat memngaruhi berbagai hal. Tekanan hidrostatik yang tinggi juga dapat meningkatkan pembentukan ikatan hidrogen, tetapi menghambat interaksi ionik dan hidrofobik. Hal tersebut mengakibatkan adanya penghambatan proses pembentukan mikrotubulus. Akibat selanjutnya, berbagai proses lain yang tergantung pada pembentukan mikrotubulus juga terhambat. Faktor lingkungan akuatik yang memiliki nilai fisiologis terpenting untuk mendukung kehidupan hewan ialah suhu yang relatif stabil. Dari waktu ke waktu, suhu air tidak banyak mengalami perubahan. Perbedaan suhu air laut antara siang dan malam hari sangat kecil jika dibandingkan dengan perbedaan suhu atmosfer antara siang dan malam hari. Kestabilan suhu air sangat menguntungkan bagi hewan yang hidup di dalamnya, yang sebagian besar merupakan golongan hewan poikiloterm. Hewan poikiloterm yaitu hewan yang suhu tubuhnya berubah-ubah akibat perubahan suhu lingkungan. 2) Respons Hewan terhadap Lingkungan Terestrial