Dokumen tersebut membahas tentang beberapa jenis cacing parasit pada manusia seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Onchocerca volvulus, dan Loa loa. Dokumen juga menjelaskan morfologi, siklus hidup, penyebaran geografis, dan penyakit yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis cacing tersebut.
Materinya tentang media penanaman kuman dan kuman coccus negatif dan positif, maaf belum ada pembahasannya, lain kali aku kasih deh sama pembahasanya, siapa tahu membantu....soalnya lagi sibuk UAS juga.....*itu juga sebenarnya soal UAS ku hehehhehe
Materinya tentang media penanaman kuman dan kuman coccus negatif dan positif, maaf belum ada pembahasannya, lain kali aku kasih deh sama pembahasanya, siapa tahu membantu....soalnya lagi sibuk UAS juga.....*itu juga sebenarnya soal UAS ku hehehhehe
LIKE THS PRESENTATION ! YOUR LIKE IS MEANS A LOTTT TO MEHH!!
PLEASE DO NOT COPY PASTE 100% OF MY ALL PRESENTATIONS. IF YOU NEED THIS FOR YOUR PRESENTATION IN SCHOOL YOU MAY PERMIT ME VIA EMAIL : tyvaniars06@gmail.com
NEMATODA BIOLOGI KELAS X
Created by :
1. Anissa Shafira Fuady (04)
2. Aulia Wulandari (05)
3. Tika Widya Sari (29)
4. Tyvania R.S. (30)
Tugas Biology Kelas X MIA 2 = BAB NEMATODA (2015)
6.
Parasit ini tersebar di daerah tropis dan
subtropis, ke Utara sampai ke Spanyol,ke
Selatan sampai ke Australia, Afrika,Asia,
Jepang, Taiwan, Philiphina, Indonesia dan
Kepulauan Pasifik Selatan.
Habitat: Bentuk dewasa ditemukan di saluran
dan kelenjar limfe manusia.
Vektor: Nyamuk (Culex, Aedes, Anopheles)
7.
Cacing dewasa berbentuk memanjang seperti
rambut, warna transparans, bentuk filariform dengan
ujung meruncing sedikit demi sedikit. Jantan berukuran
25-40 X 0,1 mm, bagian posterior melengkung ke ventral
dan mempunyai spiculae. Betina ukuran 80-100 X 0,25
mm. Bertahan hidup kurang lebih 5-10 tahun. Setelah
dilahirkan oleh induknya dalam saluran limfe, mereka akan
menemukan jalannya menuju saluran limfe utama dan
akhirnya berada dalam aliran darah tepi. Morfologi
mikrofilaria dapat diamati dengan baik dengan mengambil
darah penderita, dan dibuat sediaan tetes tebal yang
diwarnai dengan Wright/Giemsa. Pada sediaan yang baik
akan terlihat mikrofilaria sebagai suatu bentukan silinder
memanjang.
8.
Ukuran kurang lebih 290 X 6 mikron
Terbungkus oleh suatu selaput hialin.
Curva tubuhnya halus dan tak mempunyai
lekukan tubuh sekunder negaif. Tubuhhya terisi
oleh inti sel somatik yang tersebar
merata, nampak seolah-olah teratur.
Pada ujung anterior terdapat bagian yang bebas
dari inti sel somatik, disebut cephalic space yang
ukuran panjangnya kurang lebih sama dengan
lebarnya
Ujung posterior tidak mengandung inti sel
somatik
9.
10. Bentuk dewasa atau larva yang sedang tumbuh dapat
menyebabkan kelainan berupa reaksi inflamasi dan system
lympatic. Sedangkan bentuk microfilarianya yang hidup
didalam darah belum diketahui apakah menghasilkan
produk-produk yang bersifat patogen, kecuali pada accult
filariasis. Hasil metabolisme dari larva Wuchereria yang
sedang tumbuh menjadi dewasa pada individu yang
sensitif dapat menyebabkan reaksi allergi seperti:
urticaria, "fugitive swelling". (pembengkakan, nyeri,
pembengkakan pada kulit extremitas) dan pembengkakan
kelenjar lymphe. Gejala ini dapat timbul awal dalam waktu
beberapa bulan (kurang lebih 3 1/2 bulan) setelah
penularan. Pemeriksaan darah tepi untuk mencari
mikrofilaria pada stadium ini biasanya negatif (gagal
ditemukan), tetapi pada biopsi kelenjar lymphe setempat
mungkin dapat ditemukan cacing Wuchereria bancrofti
muda atau dewasa.
11. Pencegahan Wuchereriasis di daerah endemis
meliputi pemberantasan nyamuk dan
mengobati penderita yang merupakan
sumber infeksi. Perlindungan manusia
dengan menutup ruangan dengan kawat
kasa, memakai kelambu atau repelent.
14.
Asia Tenggara: Malaysia, Indonesia, Thailand,
Filiphina
Asia Selatan: India, Ceylon
Asia Timur: China, Indo-China, Jepang, Korea
Habitat: Cacing dewasa ditemukan di sistim
limfatik.
15. Bentuk cacing dewasa Brugia malayi hampir tidak
dapatdibedakan dengan Wuchereria bancrofti
- ukuran cacing jantan : 14-24 milimeter X 0,08
milimeter
- ukuran cacing betina : 44-55 milimeter X 0,15
milimeter
Ciri-ciri: - bentuk seperti mikrofilaria bancrofti
- ukuran : 230 mikron X 6 mikron
- kurve tubuh biasanya mempunyai lekukan sekunder
- nukleus tubuh padat, seolah-olah bertumpuk
- cephalic space ratio 2 : 1
- terminal nukleus ada 2 buah
16.
17. Distribusi sepanjang pantai yang datar,
sesuai dengan tempat hospes serangga yang
utama yaitu Mansonia. Nyamuk Mansonia
banyak terdapat di daerah rendah dengan
banyak kolam yang berisi tanaman Pistia
(tumbuhan air) yang merupakan tempat
perindukan dari Mansonia. Diluar kota vektor
penyakitnya Mansonia. Untuk daerah
perkotaan vektor penyakitnya Anopheles.
18.
Menyebabkan limfangitis, limfadenitis dan
elefantiasis terutama di extremitas bawah.
Jarang terjadi elefantiasis scroti dan tak
pernah menimbulkan chyluria.
Diagnosa: Dengan menemukan mikrofilaria
dalam darah
Terapi: Sama seperti pada Wuchereria
bancrofti
22.
B. malayi hanya terdapat di asia,dari india
sampai ke jepang,termasuk Indonesia.
B. timori hanya terdapat di Indonesia timur di
pulau timor,flores,rote,alor dan beberapa
pulau kecil di nusa tenggara timur.
23.
Cacing dewasa jantan dan betina hidup di
saluran dan pembuluh limfe benteknya halus
seperti benag dan berwana putih susu yang
betina berukuran 55 mm x 0,16 mm ( B.
malayi ) 21-39 mm ( B. timori ) dan yang
jantan 22-23mm x 0,09 mm
(B. malay ), 13- 23 mm x 0,08 mm ( B.timori )
Cacing betina mengeluarkan microfilaria
bersarung. Ukuran microfilaria
B. malayi adalah 200-260 mikron x 8 mikron
dan B. timori 280-310 mikron x7 mikron.
24. B.malayi dan B. timori hanya terdapat di
pedwsaan,karena vektornya tidak dapat
berkembang biak diperkotaan.B.malayi yang
hanya dapat hidup di daerah persawahan,sesuai
dengnan tempat perindukan
vektornya,An.barbirostir.B. malayi yang terdapat
pada manusia dan hewan,biasanya terdapat di
pinggir pantai atau aliran sungai dengan rawa –
rawa.penyebarab B.malayi bersifat local,dari
Sumatra sampai kepulauan Maluku . B.timori
hannya terdapat pada di Indonesia bagian timur
yaitu N.T.T.
25.
serangan demam dan gejala peradangan saluran
dan kalenjar limfe,yang hilang timbul berulang
kali. Limfadenitis biasanya mengenai kalenjar
limfe inguinal di satu sisi dan peradang ini sering
timbul setelah penderita bekerja berat di ladang
atau sawah.limfadenitis biasanya berlangsung 2
– 5 hari dan dapat sembuh dengan
sendirinya,tanpa pengobatan. kadang – kadang
peradangan pada kalenjar limfe ini menjalar ke
bawah,mengenal saluran limfe dan menimbulkan
limfangitis retrograde,yang bersifat khas untuk
filiariasis.
26.
Diagnosis dibuat berdasarkan gejala klinis
dan dapat dibuktikan dengan menemukan
mikrofilia di dalam darah tepi.
Ø Diagnosis parasitologi : sama dengan pada
filiariasis bankrofti ,kecuali sampel berasal
dari darah saja.
Ø Radiodiagnosis umumnya tidak dilakukan
pada filiariasis malayi
Ø Diagnosis imunulogi belum dapat
dilakukan pada filariasis malayi.
28.
Cacing dewasa mirip benang halus,berwarna
putih susu,memiliki kutikulum yang menebal.
Cacing jantan berukuran 4 cm,sedangkan
betina berukuran 50 cm. Pada berbentuk
mikrofilaria (berukuran 360µ) inti tidak
mencapai ujung ekor dan tidak memiliki
selubung.
29.
Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria di
dalam jaringan sub kutan,bila lalat Simulium
menusuk kulit dan menghisap darah mikro filaria
akan terhisap oleh lalat. Mikrofilaria menembus
lambung lalat masuk ke dalam otot toraks.
Setlah 6-8 minggu berganti kulit menjadi larva
infekif yang masuk ke dalam probosis lalat dan
dikeluarkan bila lalat menghisap darah manusia.
Larva infektif yang masuk ke dalam kulit tumbuh
dewasa di jaringan ikat. Cacing dewasa
mengeluarkan mikrofilaria lagi siklus kembali
berulang.
30.
Penyakit yang ditimbulkan adalah onkocerciasis
yaitu infeksi menahun di bawah jaringan sub
kutan. Cacing betina yang mengeluarkan
mikrofilaria akan menyebabkan benjolan
berukuran 5-25 cm atau lebih besar lagi.
Benjolan umumnya banyak terdapat di daerah
persendian,sehingga menyebabkan kesulitan
koordinasi gerak. Komplikasi dapat hanging
groin yaitu kulit menggantung ddalam lipatan di
bawah lingunial. Selain itu dapat pula
menyebabkan elefantiasis genital. Infeksi berat di
mata juga dapat terjadi tergantung lama dan
lokasi infeksi. Infeksi di mata biasanya diahiri
dengan kebutaan.
31.
Pemberantasan lalat simulium dapat
memutus mata rantai penyebaran mikrofilaria
cacing Oncherca vulvulus. Menjauhi habitat
vektor juga dapat mencegah penularan.
Memakai pakaian tebal ketika ada di tepi
sungai(habitat vektor) juga dapat mengurangi
risiko tertular onchosersiasis.
32.
Pengobatan infeksi berat dapat dilakukan
pembedahan melalui enukleasi nodul.
Pengobatan lain yaitu dengan pemberian
dietilkarbamasin,bertujuan untuk mencegah
reaksi hebat dari kematian mikrofilaria.
Penggunaan obat lain yaitu suramin.
Dietilkarbamasin hanya membunuh cacing
dalam bentuk mikrofilaria,sedangkan suramin
dapat membunuh cacing dewasa.
Penggunaan suramin sangat hati-hati karena
efek toksisitasnya sangat tinggi.
34.
Distribusi Geografik
Cacing ini sangat berkembang di Afrika,
Amerika (Selatan dan Tengah).
Morfologi
Cacing dewasa memiliki tubuh silindris
panjang berwarna putih kekuningan dengan
kutikulum halus. Pada fase mikrofilaria
memiliki panjang 200µ dan tidak memiliki
selubung.
35.
Siklus Hidup
Hospes definitif adalah manusia,sedangkan
hospes perantaranya adalah Culicoides pada
fase hidup mikrofilaria mempunyai periode
nokturnal.
Patogenesis
Penyakit yang ditimbulkan yaitu
akantokeilonemiasis. Cacing yang mampu
beradaptasi dengan baik pada hospes
definitifnya jarang menimbulkan kelainan
serta tanda yang jelas.
36.
Setelah pemeriksaan darah tepi dilakukan dan
ditemukan mikrofilaria atau dengan
pemeriksaan serologi. Orang yang terkena
akantokeilonemiasis. Dapat diberikan
Dietilkarbamasin yang dapat membunuh
cacing dewasa.
Pencegahan dapat dengan memberantas
vektor yaitu culicoides. Dapat juga dengan
menghindari gigitan vektor.
38.
Cacing ini tersebar di Amerika Tengah dan
Amerika Selatan serta beberapa pulau di
Hindia Barat.
39.
Morfologi
Cacing dewasa memiliki tubuh silindris
panjang berwarna putih kekuningan dengan
kutikulum halus. Pada fase mikrofilaria
memiliki panjang 200µ dan tidak memiliki
selubung.
Siklus Hidup
Hospes definitif adalah manusia,sedangkan
hospes perantaranya adalah Culicoides pada
fase hidup mikrofilaria mempunyai periode
nokturnal.
40.
Penyakit yang ditimbulkan yaitu
akantokeilonemiasis. Cacing yang mampu
beradaptasi dengan baik pada hospes
definitifnya jarang menimbulkan kelainan
serta tanda yang jelas.
41.
Setelah pemeriksaan darah tepi dilakukan dan
ditemukan mikrofilaria atau dengan
pemeriksaan serologi. Orang yang terkena
akantokeilonemiasis. Dapat diberikan
Dietilkarbamasin yang dapat membunuh
cacing dewasa.
Pencegahan dapat dengan memberantas
vektor yaitu culicoides. Dapat juga dengan
menghindari gigitan vektor.
43.
Distribusi Geografi
Cacing ini tersebar di Amerika Tengah dan
Amerika Selatan serta beberapa pulau di
Hindia Barat.
Morfologi
Cacing dewasa memiliki kutikulum yang
halus. Cacing jantan berukuran 38
mm, cacing betina berukuran 81 mm. Pada
fase mikrofilaria panjang 240µ ,tidak memiliki
selubung,dan inti sel tubuh tidak mencapai
ekor.
44.
Hospes definitif pada manusia. Hospes perantara
adalah lalat(Culicoides furens). Pertama lalat
menggigit manusia yang terkena ozzardi. Larva
baru menjadi larva infektif (dalam tubuh lalat)
pada hari ke 6. Pada hari ke 8, larva bermigrasi
ke probosis lalat. Manusia sehat tergigit lalu larva
menuju ke darah tepi, lalu bermigrasi ke rongga
tubuh(cavum peritonium). Setelah itu menjadi
dewasa di mesentrium dan jaringan lemak. Lalu
manusia hospes definitif digigit lalat,sikluspun
berulang.
45.
Cacing ini jarang menimbulkan gejala yang
berarti. Karena hidup di mesentrium dan
jaringan lemak,sehingga jarang diperhatikan.
Apabila jumlah cacing dan mikrofilaria terlalu
banyak dapat menimbulkan hidrokel dan
peradangan pada kelenjar limfa.
46.
Setelah diagnosis pemeriksaan darah tepi
ditemukan mikrofilaria dan positif mengidap
filaria ozzardi. Cacing ini belum ada obatnya
karena sebagian besar hidup di jaringan
lemak. Salah satu pencegahan yang dapat
dilakukan adalah menghindari gigitan vektor.
48.
Cacing ini tersebar dari Afrika Barat sampai
utara dan tengah. Asia barat daya juga
merupakan tempat hidup yang cocok.
Tiongkok dan Amerika Selatan dapat pula
menjadi daerah penyebaran cacing ini. India
Barat menjadi tempat paling banyak
kasusnya.
49.
Cacing dewasa berbentuk seperti tali,
silindris. Cacing betina berukuran 500-1200
×0,9-17 mm. Usia sampai 12-18 bulan.
Cacing jantan berukuran 12-29 × 0,4 mm,
ujung anterior membulat, posterior runcing
dan melengkung ke ventral. Dalam bentuk
larva filariform berukuran 750 µ
50.
Manusia meminum air yang mengandung
larva cacing. Larva filariform masuk ke usus
dan menembus jaringan usus menuju sub
kutan kulit. Setelah dewasa cacing
berkopulasi dan mengeluarkan larva
filariform menuju ke air (apabila hospes
berada di air) larva yang keluar lewat jaringan
sub kutan berenang di air dan menunggu
hospes selanjutnya. Apabila ada manusia lain
yang meminum air yang mengandung larva
cacing,sikluspun berulang.
51.
Bila cacing tidak sampai di kulit. Maka
jaringan sub kutan akan mengalami
pengapuran.dapat pula terjadi ulkus di kulit.
Mual, muntah, diare ,dan dispepsi berat
dapat terjadi. Komplikasi dapat berupa abses
kronik.
52.
Pengobatan
Setelah cacing ditemukan cacing dewasa pada
ulkus atau cairan ulkus. Dapat dilakukan
pengobatan dengan Dietilkarbamasin atau
dengan Antihistamin( untuk meringankan rasa
alergi)
Pencegahan
Penyebaran cacing ini adalah melalui media air,
maka memasak air dengan baik dapat
mengurangi risiko penularan cacing ini.
Melakukan disinfektisifikasi air. Melindungi air
dari pencemaran.