SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PKL MANDIRI
CLASSIS MYRIAPODA DAN ARACHNIDA
SISTEMATIKA HEWAN INVERTEBRATA

Disusun oleh :
Nama

: Anna Argiyanti

NIM

: A420120039

LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata ini telah disetujui dan disahkan
sebagai salah satu syarat kelulusan mengikuti praktikum Sistematika Hewan Invertebrata di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hari

:

Tanggal

:

Dosen Pengampu

Asisten

Dwi Setyo Astuti, M.Pd

Artista Khoirina Dewi

Mengetahui,
Kepala Laboratorium
FKIP Biologi UMS

Triastuti Rahayu, M.Si
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. karena atas karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan Sistematika Hewan Invertebrta setelah melaksanakan kegiatan Praktikum
Kerja Lapangan Mandiri dengan Phylum Arthropoda pada Classis Arachnida dan Myriapoda.
Laporan ini dibuat berdasarkan data dan informasi serta pengetahuan yang diperoleh selama
kami melakukan kegian Praktikum Kerja Lapangan pada tempat yang diperkirakan terdapat
hewan dengan phyllum dan classis tersebut, baik secara pengetahuan teori dan praktek.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut membantu dalam
penulisn laporan ini, antara lain kepada :
1. Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan laporan Sistematika Hewan Invertebrata.
2. Kedua Orang Tua yang telah mendukung baik secara moril maupun materil.
3. Ibu Dwi Setyo Astuti, M.Pd dan Ibu Fatma, S.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
PraktikumSistematika Hewan Invertebata.
4. Mbak Artista Khoirina Dewi, Asisten Labolatorium dan Asisten PKL Mandiri yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Teman-teman kelompok 10 yang saya tidak bisa menyebutkan satu persatu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan Sistematika
Hewan Invertebrata, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini.Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini.

Surakarta, 12 Desember 2013

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................
Lembar Pengesahan....................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................
1.4 Manfaat....................................................................................................
Bab II Tinjauan Pustaka.............................................................................................
Bab III Pembahasan.....................................................................................................
3.1 Gambar.....................................................................................................
3.2 Sistematika..............................................................................................
3.3 Deskripsi...................................................................................................
Bab IV Dendogram ................................................................................................
Bab V Kesimpulan dan Saran ..............................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zoologi (berasal dari bahasa Yunani, Zoo = hewan dan Logos = ilmu) merupakan
salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh
aspek biologi hewan. Sejak zaman Aristoteles pengelompokan hewan mengalami
perubahan. Pada awalnya kita mengenal tujuh phylum pada hewan invertebrata, meliputi : 1.
Protozoa 2. Porifera 3. Coelenterata 4. Vermes 5. Mollusca 6. Echinodermata 7. Arthropoda.
Seiring perkembangannya yang dilakukan melalui observasi melakukan penelitian. Para ahli
menetapkan bahwa terdapat Sembilan phylum invertebrata, meliputi : 1. Protozoa, 2.
Porifera, 3. Coelenterata, 4. Platyhelminthes, 5. Nemathelminthes, 6. Annelida, 7. Mollusca
8. Echinodermata, dan 9. Arthropoda.
Pada praktikum kali ini kita memfokuskan pada phylum Arthropoda. Arthropoda
sendiri berasal dari bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) yang beraarti
hewan ini memiliki ciri kaki yang beruas, berbuku, atau bersegmen.Tubuh Arthropoda
merupakan simetri bilateral dan tergolong tropoblastik selomata. Pada phylum Arthropoda
memiliki classis, yaitu : Classis Crustacea, Classis Myriapoda, Classis Arachnida, dan
Classis Insecta. Tetapi disini kita akan mempelajari classis Myriapoda dan classis
Arachnida. Sehingga melalui praktikum kerja lapangan diharapkan dapat menemukan
species secara langsung di lapangan.
Classis Myriapoda dan dan classis Arachnida memiliki ordo. Ordo dari classis
Myriapoda meliputi : Diplopoda dan Chilopoda sedangkan pada classis Arachnida meliputi
: Scorpionida, Aranea/arachnida, dan Acarina. Dengan menemukan species tersebut secara
langsung kita dapat membedakan bentuk fisiologis masing-masing species, sehingga kita
dapat memepelajari karakteristik masing-masing species, dan dapat memahami dalam
pembuatan dendogram maupun klasifikasi setiap species yang ditemukan. Dengan adanya
praktikum kerja lapangan akan memudahkan kita dalam mempelajari phylum Arthropoda
pada classis Myriapoda dan classis Arachnida.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum sistematika hewan invertebrate latihan kelima
phylum arthropoda pada classis arachnida dan myriapoda adalah :
1. Apa saja yang termasuk kedalam species dari phylum arthropoda ?
2. Bagaimana cirri-ciri yang dimiliki oleh phylum arthropoda khususnya classis arachnida
dan myriapoda ?
3. Hewan apa saja yang termasuk kedalam classis arachnida dan myriapoda dan bagaimana
ciri-ciri spesifik yang dimilikinya ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum latihan kelima tentang phylum arthropoda dari classis
arachnida dan myriapoda, adalah :
1. Mempelajari species dari phylum arthropoda khususnya classis arachnida dan myriapoda
yang terdapat di alam.
2. Mempelajari kunci determinasi untuk mengetahui nama species yang telah ditemukan.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari praktikum latihan tentang phylum arthropoda dari
classis arachnida dan myriapoda, adalah :
1. Mengetahui phylum arthropoda yang termasuk kedalam classis arachnida dan classis
myriapoda.
2. Mengetahui nama serta klasifikasi species yang ditemukan.
3. Mengetahui kunci determinasi species dari phylum artrophoda yang ditemukan.
4. Mengetahui cirri spesifik yang dimiliki dari species yang ditemukan yang termasuk
kedalam phylum arthropoda.
5. Mengetahui habitat dan bentuk morfologi yang dimiliki oleh masing-masing species yang
ditemukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Arthropoda berasal dari bahasa yunani yaitu arthros, sendi dan podos, kaki. Oleh karena
ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas.
Jumlah spesies anggota filum ini terbanyak bila dibansingkan dengan filum lainnya yaitu lebih
dari 800.000 spesies. Habitat hewan anggota filum ini pada umumnya adalah di air dan di darat.
Sifat hidup arthropoda bervariasi, ada yang hidup bebas, tetapi ada juga yang bersifat parasit
apad organisme lain. Ancestor arthropoda kemungkinan seperti annelid yang memiliki dinding
tubuh berotot dan tubuh tidak terbagi menjadi daerah tertentu. Ukuran dan jumlah segmen setiap
pembagian tubuh tersebut berbeda di dalam kelompok dan berhubungan erat dengan lingkungan
dan aktivitas setiap spesies (Aswari, 2001).
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau
simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat,
semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas. Ada
yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.
Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada juga yang
secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru
tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi
jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu
yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur.
Klasifikasi
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki.
Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnida,
Myriapoda, Crustacea, dan Insecta.
1. Arachnida
Arachnida (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok labalaba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas
Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada
yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan
terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit. Arachnoidea yang hidup bebas
bersifat karnivora. Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida,
dan Acarina. Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir,
contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).
Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya
(alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba
kemlandingan (Nephila maculata). Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya
adalah caplak atau tungau (Acarina sp.).
2. Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan
berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di
lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah
daun, batu, atau tumpukan kayu. Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan
abdomen. Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu
pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang
berbentuk oseli (mata tunggal). Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota
badan pada tiap segmennya. Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel
yang menuju ke trakea.Ekskresinya dengan tubula malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan
melakukan repsroduksi seksual secara internal. Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu
Chilopoda dan Diplopoda.
3. Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.Udang,
lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan
hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas
berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca.
4. Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita
jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik,
belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu
pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar,
laut dan darat.Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat
terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ yang
berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata
tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki syap
pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada
abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea
merupakan alat pernapasan pada Insecta.Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu
alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka.
Organ kelaminnya dioseus. (Rosariyanto,2005)
Accepting a rooting of trilobite-like arthropods close to fuxianhuiidsand canadaspidids,
we can begin to figure out what a shared arthropodancestor of the two groups would have looked
like. The body should have been segmented and fairly long, surrounded laterally by a pleural
fold. Thedorsum was sclerotised and separated into segmental tergites. There may nothave been
any tergite covering more than one segment, such as a head shield.The anterior end consisted of
a pre-segmental acron carrying a pair of compound eyes. The first segment carried a pair of
uniramous antennae. Allsuccessive segments carried clumsy paired legs with many short
andidentical podomeres (leg segments). The proximal part of the leg had asimple exopod blade.
It is uncertain if segmentation was well controlled, sothat there was only one pair of legs per
body segment. The mouth waslocated behind the antennae, without mouthparts, and without
hypostome protection. Older ancestors should be yet simpler (Xian, 2003)
Arachnida diambil dari kata Yunani. Yaitu Arachne = laba-laba. Beberapa jenis yang
termasuk Arachnida ialah : kalajengking, laba-laba, caplak, dan sebagainaya. Tubuhnya terdiri
dari 2 bagian yaitu : cephalothorax dan perut, terdapat 6 pasang embelan pada cephalothorax,
antenna tidak ada. Pasangan embelan yang pertama ialah : kelisere (chelicerae) yang berfungsi
untuk merobek dan melumpuhkan mangsanya. Kelenjar racunnya terletak pada cephalothorax.
Pasangan embelan yang kedua ialah pedipalpus yang digunakan untuk memegang
makanan. Pasangan embelan selanjutnya adalah merupakan 4 pasang kaki jalan. Pada bagian
perut tidak terdapat embelan. Mempunyai mata sederhana biasanya 8 buah yang terletak di
bagian kepala. (Rusyana, 2011).
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.Pada tiap segmen
tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh,
yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain dari Arthropoda adalah
adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari
kitin yang di sekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan
tubuh yang kuat. Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh
ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan
tubuh.Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan
eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut
dengan molting atau ekdisis.Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang,
dan laba-laba. Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang
berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada
pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia.Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan
pengendalian berbagai kegiatan. Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulutnya
dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada
belalang. Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa metabolisme
berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar
ekskresi, atau keduanya. Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari
jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau
hemosol. Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa. (Johnson,1996).
The common name β€œvinegaroon” comes from the vinegar-smelling acetic acid these
animals secrete from glands when they are disturbed. One species lives in the southern United
States, and happens to be quite large (up to 85 mm!), truly living up to its name, Mastigoproctus
giganteus. General features of uropygids include: (1) One pair of eyes at the anterior of the
cephalothorax, and three on each side. (2) A long whip-like flagellum on the pygidium, a small
plate made up of the last three segments. The function of this structure is unclear, but it is
possible that it may be used to detect air movement, and/or may have a chemosensory function.
(3) Only six of the eight legs are used for walking, as the first legs are elongated and held out
horizontally as the animal walks. These first legs function as sensory organs (this similarity is
shared by Schizomida, Amblypygi, and Solifugae). (4) Most species have robust pedipalps,
which are raptorial and move on a horizontal (lateral) plane.
Over 100 species, both tropical and subtropical, occur in two separate American regions
(southern North America and northeastern South America), as well as West Africa and eastern
Asia. Males secrete a sperm sac, which is transferred to the female. The gravid female burrows,
ceases eating, and lays multiple eggs within a mucous membrane. In the initial stages after
hatching, the young attach themselves to the mother’s back. In Mastigoproctus, the young
disperse after their first molt, and the mother dies soon after. (Horrocks, 1996).
Amblypygids are quite unusual looking arachnids, with their first pair of legs very thin
and elongated to several times the length of their body, resembling whips, hence their colloquial
name β€œwhip spiders”. These long appendages are used like feelers and somewhat resemble
antennae seen in other arthropods. Amblypygids often walk sideways with one whip-like leg
held out in front of the body for sensing ahead of the animal, and the other held out to the side,
sensing the adjacent surroundings. Whip spiders are nocturnal and found in tropical and
subtropical regions, hence few people in the USA are familiar with these arachnids. They are
fairly large for a chelicerate, ranging from ~10 - 25 cm in size. Their body is flattened dorsoventrally, which allows them to hide in small spaces such as under tree bark, in rock crevices, or
in leaf litter. (Weygoldt, 2000)
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Kelas Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan
berkaki banyak. Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan
tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Bagian tubuh Myriapoda sulit
dibedakan antara thorax dan abdomen. Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada caput
terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maxilla
(rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal). Tubunya bersegmen dengan satu
hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya. Setiap segmen terdapat lubang
respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea. Ekskresinya dengan tubula malpighi.
Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal.
Kelas Arachnida
Tubuh bersegmen terdiri atas cephalothorax (kepala-dada), serta abdomen (perut) yang
tidak beruas. Tubuh disediakan dengan polisakarida disebut kitin tahan air. Hal ini meliputi
awalnya memiliki fungsi pelindung, dan juga dukungan lokomotory dalam fungsinya.
Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks
(dada). Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma.
Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut
dan dapat berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang
pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus
mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik.Protein elastik tersebut akan
mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa.
Pada praktikum kerja lapangan mandiri ini, kami mendapatkan classis tentang
Arachnida dan Myriapoda. Adapun hasil yang kami peroleh dalam praktikum kali ini, yaitu:
3.2 Gambar Klasifikasi dan Deskripsi
A. Nama Latin
Nama Lokal

: Scolopendra obscura
: Kelabang Api

Kunci Determinasi : 1’, 3 (1’). . . ordo scolopendromorpha
Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia

Phyllum

: Arthropoda

Classis

: Cilophoda

Sub Classis

: Epimorpha

Ordo

: Scolopendromorpha

Family

:-

Genus

: Scolopendra

Species

: Scolopendra obscura.

Deskripsi
Spesies Scolopendra obscura termasuk ke dalam calssis Chilopoda dan memiliki
ciri-ciri tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala (caput) dan badan (abdomen) yang beruasruas (15 – 173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di
belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat
satu pasang taring bisa (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada
kepala terdapat 5 pasang antena panjang dan setiap pasang antena yang terdiri atas 12
segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil
berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat
eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang
bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas. Habitat (tempat
hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Kelas ini sering
disebut Sentipede.
B. Nama Latin
Nama Lokal

: Narceus sp.
: Luwing atau Kaki Seribu

Kunci determinasi : 1’ , 2’ , 3’ , 5’ , 7’ , 8’ . . . ordo spirobolida
Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia

Phyllum

: Arthropoda

Classis

: Diplopoda

Ordo

: Spirobolida

Family

:-

Genus

: Narceus

Species

: Narceus sp.

Deskripsi
Spesies Narceus sp. termasuk ke dalam calssis Diplopoda dan memiliki ciri-ciri
tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala (caput)
dan badan (abdomen). Setiap segmen (ruas) mempunyai satu pasang kaki, dan tidak
mempunyai β€œtaring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki
mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi. Pada caput terdapat sepasang antena yang
pendek, dua kelompok mata tunggal. Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak
mengandung tumbuhan yang telah membusuk. Respirasi dengan trakea yang tidak
bercabang. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Dalam keadaan bahaya
tubuhnya menggulung. Luwing berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
C. Nama Latin
Nama Lokal

: Trochosa sp.
: Laba-laba taman

Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae
1’ , 7’ , 15(7’) , 16’ , 19’ , 20(19’) , 21’ , 26’ , 39’ , 40’ , 41’ , 42’ ,
48(42’) , 49’ , 50(49’) . . . family lycosidae
Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia

Phyllum

: Arthropoda

Classis

: Arachnida

Ordo

: Araneae

Family

: Lycosidae

Genus

: Trochoca

Species

: Trochoca sp.

Deskripsi
Spesies Trochoca sp. termasuk ke dalam ordo Aranae dan memiliki ciri-ciri tubuh
terdiri dari cephalotoraks atau prosoma yang sebenarnya merupakan gabungan dari
kepala dan dada. Sedangkan helaian serat protein yang tipis namun kuat dan keluar dari
spinneret. Trochoca sp. hewan pemangsa (karnivora) bahkan kadang-kadang kanibal
mangsa utamnya adalah serangga.segmen bagian belakang disebut abdomen atau
opisthosoma tidak bersegmen yang dihubungkan bagian sempit yang disebut pedicel.
Pada sefalotoraks melekat 4 pasang kaki. Mata sederhana terletak dekat ujung caput,
umumnya terdiri atas 8 ocelli. Diatas bagian mulut terdapat celicera (umbai-umbai
berbentuk cakar yang digunakan untuk menangkap mangsa). Terdapat pula alat bantu
mulut serupa tangan yang di sebut pedipalpus. Trochoca sp. bernafas dengan paru-paru
buku dan juga bernafas dengan trakea. Mempunyai 6 pasang spinneret, yang berfungsi
memintal benang sutra yang merupakan
D. Nama Latin
Nama Lokal

: Paruroctonus silvestrii
: Kalajengking Bercambuk

Kunci determinasi : 1’ , 3(1’) , 4 (3). . . ordo scorpiones
Klasifikasi:
Kingdom

: Animalia

Phyllum

: Arthropoda

Classis

: Arachnida

Ordo

: Scorpiones

Family

: Vaejavidae

Genus

: Paruroctonus

Species

: Paruroctonus silvestrii

Deskripsi
Spesies Paruroctonus silvestrii termasuk ke dalam ordo Scorpiones dan
memiliki ciri-ciri tubuh terdiri dari cepalotoraks dan abdomen (bersegmen-segmen),
preabdomen, dan post abdomen. Cepalotoraks tertutup karapas. Memiliki umbai-umbai
berbentuk cakar yang berfungsi untuk menangkap mangsa (celicera) dan cakar berbentuk
penjepit (Pedipalpus). Mempunyai 4 pasang kaki tanpa antena terletak pada cepalotoraks,
2-12 mata oceli. Abdomen bersegmen 12, yang 7 segmen disebut mesosoma besar, dan 5
segmen terminal disebut metasoma. Pemanjangan pada ujung abdomen berbentuk ekor
sebagai alat sengat (Telson) mengandung kelenjar toksin. Panjang tubuhnya bervariasi
sampai kira-kira 125 mm. Opistosoma secara melebar dihubungkan dengan prosoma dan
dibagi menjadi dua prosoma, mengandung mata dekat garis tengah pedipalpus panjang
dan merenggut. Pada sisi ventral opistosoma yang keduanya terdapat sepasang struktur
yang berbentuk sisir dari pektin.
E. Nama Latin
Nama Lokal

: Mastigoproctus giganteus
: Kalajengking capit besar

Kunci determinasi : 1’ , 3(1’), 5’ , 6(5’) . . . ordo uropygi
Klasifikasi:
Kingdom

: Animalia

Phyllum

: Arthropoda

Classis

: Arachnida

Ordo

: Uropygi

Family

: Thelyphonidae

Genus

: Mastigoproctus

Species

: Mastigoproctus giganteus

Deskripsi
Spesies Mastigoproctus

giganteus termasuk ke dalam ordo Uropygi dan

memiliki ciri-ciri tubuh yang terbagi menjadi dua bagian. Bagian anterior disebut
prosoma atau cephalothorax. Pada bagian tersebut terdapat 6 pasang anggota badan.
Pasangan pertama disebut klisera yang memiliki segmen 2. Pasangan kedua disebut
pedipalp yang berfungsi untuk mencengkeram. 4 pasangan terakhir sebagai kaki jalan dan
pasangan pertama kaki jalan berfungsi peraba. Bagian anterior disebut opistosoma, yang
terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada spesies Mastigoproctus

giganteus

mempunyai tergit opistosoma jelas, ada flagel terminal yang panjang. Hewan ini
memiliki sepasang capit disekitar kepala namun tidak memiliki ekor seperti kalajengking
yang digunakan untuk menyengat. Panjang badanya 10-15cm. Bagian abdomen disebut
pygidium dilengkapi dengan organ berbentuk cambuk. Di bagian anterior opistosoma di
jumpai lubang kelamin. Pada sisi ventral opistosoma yang keduanya terdapat sepasang
struktur yang berbentuk sisir dari pektin. Memiliki alat respirasi berupa paru-paru buku.
F. Nama Latin
Nama Lokal

: Araneus miniatus
: Laba-laba segi lima

Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae
Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia

Phyllum

: Arthropoda

Classis

: Arachnida

Ordo

: Araneae

Sub Ordo

: Araneomorpha

Family

: Entelegynus

Genus

: Araneus

Species

: Araneus miniatus

Deskripsi
Spesies Araneus miniatus termasuk ke dalam ordo Araneae dan memiliki ciri-ciri
tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala-dada prosoma dan abdomen
atau ophisthosoma. Kelisera yang berbentuk catut atau gunting, terletak di sebelah depan
biasanya digunakan untuk melumpuhkan mangsanya. Di bagian belakang kepala terdapat
sepasang pedipalpus, bentuknya seperti kaki berfungsi untuk memegang mangsanya karena
pedipalpus berakhir dengan cakar. Ophisthosoma mempunyai empat pasang kaki dan
beberapa buah mata tunggal. Hewan ini bernapas dengan paru-paru buku, trakea atau
keduanya. Peredaran darah bersifat terbuka. Sistem syaraf berupa ganglion-ganglion
ventral yang bersatu dengan ganglion dorsal kemudian membentuk sebuah massa syaraf
dan ditembus oleh oesophagus dengan mengeluarkan banyak cabang. Bagian
ophisthosomanya tidak memiliki segmen yang menghasilkan jaring. Ekskresinya dengan
menggunakan badan malphigi. Alat kelaminnya terpisah, hewan karnivora yang
merupakan pemburu insekta kecil lainnya, beberapa diantaranya ada yang dapat
membunuh manusia.

G. Nama Latin
Nama Lokal

: Cybaeus sp.
: Laba-laba lonjong

Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae
Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia

Phyllum

: Arthropoda

Classis

: Arachnida

Ordo

: Araneae

Sub Ordo

: Araneomorpha

Family

: Entelegynus

Genus

: Cybaeidae

Species

: Cybaeus sp.
Deskripsi

Spesies Cybaeus sp. merupakan kelompok laba-laba modern. Tergolong ke dalam
ordo Araneae dan memiliki ciri-ciri tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu kepala-dada prosoma dan abdomen atau ophisthosoma. Kelisera yang berbentuk
catut atau gunting, terletak di sebelah depan biasanya digunakan untuk melumpuhkan
mangsanya. Di bagian belakang kepala terdapat sepasang pedipalpus, yang digunakan
untuk membantu perkawinan. Ophisthosoma mempunyai empat pasang kaki dan
beberapa buah mata tunggal. Taring dalam kelompok dari kelompok ini mengarah agak
miring ke depan dan digerakkan berlawanan arah seperti capit dalam mengigit
mangsanya. Hewan ini bernapas dengan paru-paru buku, trakea atau keduanya. Peredaran
darah bersifat terbuka.

H. Nama Latin

: Argiope auranti

Nama Lokal

: Laba-laba gelap

Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae
1’ , 7’ , 15 , 16’ , 19’ , 20 , 21’ , 26’ , 39’ , 40’ , 41’ , 42 , 43 , 44 ,
45’. . . family araneidae
Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia

Phyllum

: Arthropoda

Classis

: Arachnida

Ordo

: Araneae

Sub Ordo

: Araneomorpha
Family

: Araineida

Genus

: Argiope

Species

: Argiope auranti

Deskripsi
Spesies Argiope auranti memiliki warna dominan yaitu hitam dan kuning
kehitaman yang mencolok sampai beberapa inchi. Termasuk ke dalam ordo Araneae dan
memiliki ciri-ciri tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepaladada prosoma dan abdomen atau ophisthosoma. Abdomen besar hitam dengan tanda
kuning atau orange. Sefalotoraks biasanya berwarna putih. Mempunyai kelisera yang
berbentuk catut atau gunting, terletak di sebelah depan biasanya digunakan untuk
melumpuhkan mangsanya. Di bagian belakang kepala terdapat sepasang pedipalpus,
bentuknya seperti kaki berfungsi untuk memegang mangsanya karena pedipalpus
berakhir dengan cakar. Ophisthosoma mempunyai empat pasang kaki dan beberapa buah
mata tunggal. Hewan ini bernapas dengan paru-paru buku, trakea atau keduanya.

I. Nama Latin
Nama Lokal

: Enoplognatha ovata
: Laba-laba taman kuning

Kunci determinasi 1 , 2 . . . ordo araneae
1’ , 7’ , 15 , 16’ , 19’ , 20 , 21’ , 26’ , 39’ , 40’. . . family theridiidae
Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia

Phyllum

: Arthropoda

Classis

: Arachnida

Ordo

: Araneae
Sub Ordo

: Araneomorpha

Family

: Theridiidae

Genus

: Enoplognatha

Species

: Enoplognatha ovata

Deskripsi
Spesies Enoplognatha ovata memiliki warna khas yang mencolok pada bagian
abdomen atau opisthosomal, yang terdiri dari 3 bentuk yaitu polos kuning (lineata),
kuning dengan dua garis dan kuning dengan perisai solid pada opisthosomal dorsal
(ovata). Termasuk ke dalam ordo Araneae dan memiliki ciri-ciri tubuh hewan ini dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu prosoma dan ophisthosoma. Mempunyai kelisera yang
berbentuk catut atau gunting, terletak di sebelah depan biasanya digunakan untuk
melumpuhkan mangsanya. Di bagian belakang kepala terdapat sepasang pedipalpus,
bentuknya seperti kaki berfungsi untuk memegang mangsanya karena pedipalpus
berakhir dengan cakar. Ophisthosoma mempunyai empat pasang kaki dan beberapa buah
mata tunggal.

J. Nama Latin
Nama Lokal

: Phidippus audax
: Laba-laba Pelompat

Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae
1’ , 7’ , 15 , 16’ , 19’ , 20 , 21’ , 26 , 27’ , 28 , 29’ , 30’ , 32’ , 33’ ,
35’ , 36. . .family salticidae
Klasifikasi :
Kingdom

: Animalia

Phyllum

: Arthropoda

Classis

: Arachnida

Ordo

: Araneae

Sub Ordo

: Araneomorpha

Family

: Salticidae

Sub Family

: Dendryphantinae

Genus

: Phidippus

Species

: Phidippus audax

Deskripsi
Spesies Phidippus audax merupakan laba-laba pelompat yang ukurannya kira-kira
13-20 mm, umumnya berwarna coklat kehitaman dengan pola bintik-bintik dan bergaris.
Dikenal dapat melompat 10-50 kali panjang mereka dan memiliki visi stereoskopik yang
membantu dalam mengintai mangsanya. Termasuk ke dalam ordo Araneae dan memiliki
ciri-ciri tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu prosoma dan
ophisthosoma. Mempunyai kelisera yang berbentuk catut atau gunting, terletak di sebelah
depan biasanya digunakan untuk melumpuhkan mangsanya. Di bagian belakang kepala
terdapat sepasang pedipalpus, bentuknya seperti kaki berfungsi untuk memegang
mangsanya karena pedipalpus berakhir dengan cakar.
BAB IV
DENDOGRAM

A. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan kekerabatan antarspesies dari Phyllum Arthropoda.
B. Langkah-Langkah Pembuatan Dendogram
1. Membuat tabel karakter spesies yang akan dibandingkan (minimal 3 spesies yang akan
dibandingkan).
2. Menetukan karakter berdasarkan morfologi dari spesies yang dibandingkan (minimal 15
karakter).
3. Menghitung Indeks Kesamaan Sorensen dengan rumus:
Untuk menghitung Indeks Kesamaan:
Sο€½

2C
x100% Keterangan:
A B
S = Indeks Kesamaan

A = Jumlah karakter spesies A
B = jumlah karakter spesies B
C = Jumlah karakter yang sama-sama dimiliki oleh spesies A dan spesies B
4. Membuat tabel Indeks Kesamaan.
5. Membuat tabel urutan Indeks Terbesar berdasarkan data Indeks Kesamaannya.
6. Membuat dendogran hubungan kekerabatan 3 spesies yang dibandingkan.
TABEL PENGAMATAN KARAKTER SPESIES

1. Tabel Karakterristik

N
O

Karakter

Spesies 1

Spesies 2

Spesies 3

Spesies 4

Spesies 5

Spesies 6

Trochosa sp.

Araneus sp.

Cybaeus sp.

Enoplognatha sp.

Argiope sp.

Phidippus sp.

1

1

0

1

1

1

0

0

1

0

0

0

1

0

0

1

1

1

0

1

0

0

0

0

0

0

1

0

0

0

3

0

0

0

0

0

0

4

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

1

0

0

1

0

0

0

1

1

1

0

0

0

1

1

1

1

1

1

0

1

0

0

0

0

1

0

1

1

1

1

0

1

1

1

1

1

1

0

0

0

0

0

yang
Diamati
Warna

1

tubuh cerah

2

Warna
tubuh gelap

3

Abdomen
meruncing

4

Abdomen
bentuk segi
lima

5

Abdomen
oval

6

Jumlah
kaki
pasang

7

Jumlah
kaki
pasang

8

Klisera
panjang

9

Klisera
pendek

10

Jumlah
mata

≀ 2

buah
11

Kaki
memiliki
rambut

12

Bentuk
kepala
bulat

13

Bentuk
kepala
runcing

14

Habitat

di

pohon
15

Habitat
terowongan
16

Motif
abdomen

0

0

1

0

1

1

0

1

0

1

0

0

1

0

0

0

0

0

1

0

0

0

0

1

0

1

1

1

1

0

1

0

0

0

0

1

0

1

1

1

1

0

1

0

0

0

0

1

0

1

1

1

1

0

1

0

0

0

1

0

0

1

1

1

0

1

1

0

0

0

0

0

0

1

1

1

1

1

1

bintik-

1

1

1

1

0

1

1

1

1

1

0

bintik
17

Motif
abdomen
garis

18

Abdomen
tidak
bermotif

19

Abdomen
memiliki
rambut

20

Abdomen
tidak
memiliki
rambut

21

Jumlah ruas
kaki 4 buah

22

Jumlah ruas
kaki 3 buah

23

Seluruh
tubuh
diselimuti
rambut

24

Sebagian
tubuh
diselimuti
rambut

25

Warna
thorax
gelap

26

Warna
thorax
cerah

27

Pasangan
kaki

ke-3

panjang
28

Pasangan
kaki

ke-3

pendek
29

Klisera
mengarah
ke bawah

30

Letak
klisera

di
ujung
anterior
sefalotoraks
31

Spirakel
dekat

1

1

1

1

1

1

0

1

1

1

1

0

1

0

0

0

0

1

18

dengan

18

18

17

17

15

anus
32

Ujung kaki
runcing

33

Ujung kaki
tumpul

JUMLAH

NB:
1

Menentukan karakter morfologi minimal 30 karakter .
Karakter merupakan ciri-ciri spesifik yang dimiliki 1 spesies tertentu dalam takson.

2

Mengisi data dilakukan dengan:
a. Jika dalam spesies memiliki karakter yang kita tentukan maka tulis angka 1
b. Jika dalam spesies tidak memiliki karakter yang kita tentukan maka tulis 0

2. Tabel Indeks Kesamaan

Spesies

Karakter Sama

Jumlah Karakter

Indeks Kesamaan

(1 vs 2)

8

36

44,44%

(1 vs 3)

7

36

38,88%

(1 vs 4)

9

35

51 ,42%

(1 vs 5)

10

35

57,14%

(1 vs 6)

11

33

66,66%

Karakter Sama

Jumlah Karakter

Indeks Kesamaan

(2 vs 3)

13

36

72,22%

(2 vs 4)

15

35

85,71%

(2 vs 5)

13

35

74,28%

(2 vs 6)

8

33

48,48%

Spesies
Spesies

Karakter Sama

Jumlah Karakter

Indeks Kesamaan

(3 vs 4)

13

35

74,28%

(3 vs 5)

13

35

74,28%

(3 vs 6)

8

33

48,48%

Jumlah Karakter

Indeks Kesamaan

Spesies

Karakter Sama

(4 vs 5)

15

34

88,23%

(4 vs 6)

10

32

62,50%

Spesies

Karakter Sama

Jumlah Karakter

Indeks Kesamaan

10

32

62,50%

(5 vs 6)

3. Tabel Urutan Indeks Kesamaan dari yang Terbesar

1
1

2

*

3

4

5

6

Max

44,44%

51,42%

57,14%

66,66%

66,66%

*

72,22%

85,71%

74,28%

48,48%

85,71%

*

74,28%

74,28%

48,48%

74,28%

*

88,23%

62,50%

88,23%

*

2

38,88%

62,50%

62,5%

3
4
5
6

*
Max yang dipakai

4,5
4,5
1
2

*

1

88,23%

2

3

6

Max

54,28%

79,99%

74,28%

62,50%

79,99%

*

44,44%

38,88%

66,66%

66,66%

*

72,22%

48,48%

72,22%

*

48,48%

48,48%

*

*

3
6
Max yang dipakai

79,99%
4,5,2
4,5,2

1

*

3

6

Max

51,00%

57,82%

73,59%

*

38,88%

66,66%

66,66%

*

48,48%

48,48%

*

1

73,59%

*

3
6
Max yang dipakai

4,5,2,3
4,5,2,3

*

73,59%

1

6

Max

47,97%

55,49%

*

66,66%

66,66%

*

1

55,49%

*

6
Max yang dipakai

4,5,2,3
4,5,2,3

*

66,66%

1,6

Max
51,73%

*

1,6

51,73%

*

Max yang dipakai

51,73%

Urutan indeks kesamaan dari yang terbesar hingga yang terkecil :
(4,5)

=

88,23 %

(4,5,2)

=

79,99 %

(4,5,2,3)

=

73,59 %

(1,6)

=

66,66 %

(4,5,2,3,1,6)

=

51,73 %
4
88,23%

79,99%

73,59%
66,66%
51,73%

5

2

3

1

6
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Arthropoda memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Mempunyai anggota
yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh
dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar
2. Myriapoda merupakan hewan berkaki banyak, tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian

yaitu kepala dan abdomen (perut). Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua
pasang anggota badan pada tiap segmennya.
3. Arachnida memiliki tubuh bersegmen terdiri atas cephalothorax (kepala-dada) yaitu

penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada) serta
abdomen (perut) yang tidak beruas.
4. Contoh dari classis myriapoda yang ditemukan yaitu Scolopendra obscura, Narceus
sp.
5. Contoh dari classis arachnida yang ditemukan yaitu Trochoca sp., Paruroctonus
silvestrii, Mastigoproctus giganteus, Araneus miniatus, Cybaeus sp., Argiope
auranti, Enoplognatha ovata, dan Phidippus audax
B. SARAN
1. Ketika pada proses pembiusan dan pengawetan seharusnya kadar Alkohol yang
digunakan jangan terlalu tinggi, karena akan menyebabkan organ pada hewan
mengalami kerusakan.
2. Pada proses penyimpanan sementara sebelum disimpan dalam insectarium seharusnya
hewan yang sudah diawetkan harus dijemur (tidak terkena sinar matahari secara
langsung) agar tidak mengalami penjamuran atau pembusukan.
3. Hewan didapat lebih baik ukurannya lebih besar, karena mempermudah proses
pengawetan dan pembuatan insectarium.
4. Semakin lama spesies yang dicari semakin sulit sehingga ukuran yang didapat
semakin kecil, selain itu kedua classis diatas semakin sulit dicari.
5. Dalam proses pengawetan mengalami kesulitan karena classis myriapoda dan
arachnida hanya dapat diawetkan melalui anus atau mulut karena pada bagian dada
agak keras sehingga sulit disuntik dan bila di suntik preparat akan rusak.
DAFTAR PUSTAKA

Aswari, P. 2001. Keanekaragaman Serangga Air di Taman Nasional Gunung Halimun. Biologi:
LIPI.
Dunlop, J. and C. A. Horrocks. 1996. A new upper Carboniferous whip scorpion (Arachnida:
Uropygi:

Thelyphonida)

with

a

revision

of

the

British

Carboniferous

Uropygi. Zoologischer Anzeiger 234:293-306.
H. van Mastrigt dan E. Rosariyanto. 2005. Buku Panduan Lapangan Kupu-kupu untuk Wilayah
Mamberamo sampai Pegunungan Cyclops.
Hou Xian, RamskΓΆld L., BergstrΓΆm J. (2003): Arthropod origins.Bulletin of Geosciences, Vol.
78, No. 4, 32 –334.
Johnson, Jinny. 1996. "Binatang Merayap". Jakarta : PT Elex Media Komputindo, hal. 7.
Rusyana, A. 2011 . Zoologi Invertebrata. Alfabeta. Bandung.
Weygoldt, P. 2000. Whip Spiders (Chelicerata: Amblypygi): Their Biology, Morphology and
Systematics. Apollo Books, Stenstrup, Denmark.

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum avertebrata phylum annelida
Laporan praktikum avertebrata phylum annelidaLaporan praktikum avertebrata phylum annelida
Laporan praktikum avertebrata phylum annelidaNor Hidayati
Β 
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanSoal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Rizal EnsyaMada
Β 
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatLaporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Iswi Haniffah
Β 
Evolusi Vertebrata 2
Evolusi Vertebrata 2Evolusi Vertebrata 2
Evolusi Vertebrata 2
NURSAPTIA PURWA ASMARA
Β 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Google
Β 
Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
Jessy Damayanti
Β 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
Tidar University
Β 
Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
yusri humaira
Β 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes
Nana Citra
Β 
Laporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalLaporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awal
imat lisnawati
Β 
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
f' yagami
Β 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
Jun Mahardika
Β 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
Β 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Maedy Ripani
Β 
Sumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti TaksonomiSumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti Taksonomi
Agustin Dian Kartikasari
Β 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Awe Wardani
Β 
Makalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasiMakalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasiSriatin Rahayu
Β 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
shafirasalsa11
Β 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
Lana Karyatna
Β 

What's hot (20)

Laporan praktikum avertebrata phylum annelida
Laporan praktikum avertebrata phylum annelidaLaporan praktikum avertebrata phylum annelida
Laporan praktikum avertebrata phylum annelida
Β 
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi HewanSoal dan jawaban Fisiologi Hewan
Soal dan jawaban Fisiologi Hewan
Β 
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum LalatLaporan Pengamatan Praktikum Lalat
Laporan Pengamatan Praktikum Lalat
Β 
Evolusi Vertebrata 2
Evolusi Vertebrata 2Evolusi Vertebrata 2
Evolusi Vertebrata 2
Β 
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewanLaporan praktikum estimasi populasi hewan
Laporan praktikum estimasi populasi hewan
Β 
laporan praktikum anatomi hewan
laporan praktikum anatomi hewanlaporan praktikum anatomi hewan
laporan praktikum anatomi hewan
Β 
Komunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhanKomunitas tumbuhan
Komunitas tumbuhan
Β 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
Β 
Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
Β 
Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes Bab 7. Osteichthyes
Bab 7. Osteichthyes
Β 
Laporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awalLaporan genetika bab awal
Laporan genetika bab awal
Β 
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Β 
Penyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umumPenyebaran populasi ekologi umum
Penyebaran populasi ekologi umum
Β 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Β 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Β 
Sumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti TaksonomiSumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti Taksonomi
Β 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Β 
Makalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasiMakalah osmoregulasi
Makalah osmoregulasi
Β 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Β 
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
PPT PTERIDOPHYTA (TUMBUHAN PAKU) PAKU PURBA, PAKU KAWAT, PAKU EKOR KUDA DAN P...
Β 

Viewers also liked

VERTEBRATA DAN AVERTEBRATA
VERTEBRATA DAN AVERTEBRATAVERTEBRATA DAN AVERTEBRATA
VERTEBRATA DAN AVERTEBRATA
Yunita Mayasari
Β 
Sistematika dan taksonomi
Sistematika dan taksonomiSistematika dan taksonomi
Sistematika dan taksonomiIma Nurani
Β 
Ppt farmasetika simplisia buah pepaya
Ppt farmasetika simplisia buah pepayaPpt farmasetika simplisia buah pepaya
Ppt farmasetika simplisia buah pepaya
Tia Widianti
Β 
Makalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataMakalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermata
Septian Muna Barakati
Β 
laporan praktikum lapangan taksonomi hewan
laporan praktikum lapangan taksonomi hewanlaporan praktikum lapangan taksonomi hewan
laporan praktikum lapangan taksonomi hewanElmisa Subama
Β 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
Google
Β 
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Nor Hidayati
Β 
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Galuh Musa
Β 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Google
Β 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
Awe Wardani
Β 
contoh Proposal praktikum
contoh Proposal praktikumcontoh Proposal praktikum
contoh Proposal praktikum
Badi'atur Rohmah
Β 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Agustin Dian Kartikasari
Β 
PPT INVERTEBRATA
PPT INVERTEBRATAPPT INVERTEBRATA
PPT INVERTEBRATADiah Tirtapuri
Β 
Invertebrata
InvertebrataInvertebrata
Invertebrata
Aulliya silfiana
Β 
Zimbabwe in Crisis
Zimbabwe in CrisisZimbabwe in Crisis
Zimbabwe in Crisis
Daniel Hrstich
Β 
Shift Happens
Shift HappensShift Happens
Shift Happens
Jeff Brenman
Β 
Feels Bad On The Back
Feels Bad On The BackFeels Bad On The Back
Feels Bad On The Back
Mohamad Farid Aguslemi
Β 
Sheltering Wings
Sheltering WingsSheltering Wings
Sheltering Wings
Sarah Cullem
Β 
THIRST
THIRSTTHIRST
THIRST
Jeff Brenman
Β 
Foot Notes
Foot NotesFoot Notes
Foot Notes
Melanie Kahl
Β 

Viewers also liked (20)

VERTEBRATA DAN AVERTEBRATA
VERTEBRATA DAN AVERTEBRATAVERTEBRATA DAN AVERTEBRATA
VERTEBRATA DAN AVERTEBRATA
Β 
Sistematika dan taksonomi
Sistematika dan taksonomiSistematika dan taksonomi
Sistematika dan taksonomi
Β 
Ppt farmasetika simplisia buah pepaya
Ppt farmasetika simplisia buah pepayaPpt farmasetika simplisia buah pepaya
Ppt farmasetika simplisia buah pepaya
Β 
Makalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermataMakalah arthropoda dan echinodermata
Makalah arthropoda dan echinodermata
Β 
laporan praktikum lapangan taksonomi hewan
laporan praktikum lapangan taksonomi hewanlaporan praktikum lapangan taksonomi hewan
laporan praktikum lapangan taksonomi hewan
Β 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
Β 
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Β 
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Filum platyhelminthes, nemathelminthes, anellida.
Β 
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaLaporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan serangga
Β 
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
Β 
contoh Proposal praktikum
contoh Proposal praktikumcontoh Proposal praktikum
contoh Proposal praktikum
Β 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Β 
PPT INVERTEBRATA
PPT INVERTEBRATAPPT INVERTEBRATA
PPT INVERTEBRATA
Β 
Invertebrata
InvertebrataInvertebrata
Invertebrata
Β 
Zimbabwe in Crisis
Zimbabwe in CrisisZimbabwe in Crisis
Zimbabwe in Crisis
Β 
Shift Happens
Shift HappensShift Happens
Shift Happens
Β 
Feels Bad On The Back
Feels Bad On The BackFeels Bad On The Back
Feels Bad On The Back
Β 
Sheltering Wings
Sheltering WingsSheltering Wings
Sheltering Wings
Β 
THIRST
THIRSTTHIRST
THIRST
Β 
Foot Notes
Foot NotesFoot Notes
Foot Notes
Β 

Similar to Laporan Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata "Classis Arachnida dan Myriapoda"

Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Rosdi Ramli
Β 
Subsistem hulu hilir komoditi lele
Subsistem hulu   hilir komoditi leleSubsistem hulu   hilir komoditi lele
Subsistem hulu hilir komoditi lele
Anggi Ahmad
Β 
Budidaya ikan lele
Budidaya ikan leleBudidaya ikan lele
Budidaya ikan lele
Anggi Ahmad
Β 
Jenis-Jenis_Kelelawar-Jenis-Jenis_Kelelawar.pdf
Jenis-Jenis_Kelelawar-Jenis-Jenis_Kelelawar.pdfJenis-Jenis_Kelelawar-Jenis-Jenis_Kelelawar.pdf
Jenis-Jenis_Kelelawar-Jenis-Jenis_Kelelawar.pdf
AgathaHaselvin
Β 
Jurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT DipteraJurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT Diptera
Surya Agus
Β 
Laporan sistematika invertebrata
Laporan sistematika invertebrataLaporan sistematika invertebrata
Laporan sistematika invertebrata
Yunita Sari
Β 
Buku Flora Mangrove
Buku Flora MangroveBuku Flora Mangrove
Buku Flora Mangrove
Warsein Roy M Sitohang
Β 
Makalah sisver mono & chiro
Makalah sisver mono & chiroMakalah sisver mono & chiro
Makalah sisver mono & chiro
Aka Tedi Nurwalidin
Β 
Tugas tik makalah ayang bella
Tugas tik makalah ayang bellaTugas tik makalah ayang bella
Tugas tik makalah ayang bella
ayangbela11
Β 
Kajian Biologi
Kajian BiologiKajian Biologi
Kajian Biologi
ayangbela11
Β 
3.9 animalia 1 porifera & coelenterata pramu man 1 mojokerto
3.9 animalia 1 porifera & coelenterata pramu man 1 mojokerto3.9 animalia 1 porifera & coelenterata pramu man 1 mojokerto
3.9 animalia 1 porifera & coelenterata pramu man 1 mojokerto
radar radius
Β 
Makalah Kajian Biologi
Makalah Kajian BiologiMakalah Kajian Biologi
Makalah Kajian Biologi
ayangbela11
Β 
Makalah Kajian Biologi
Makalah Kajian BiologiMakalah Kajian Biologi
Makalah Kajian Biologi
ayangbela11
Β 
Makalah celicerata
Makalah celicerataMakalah celicerata
Makalah celicerataR Januari
Β 
PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...
PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...
PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...
UNESA
Β 
Fenomena anggang anggang
Fenomena anggang anggangFenomena anggang anggang
Fenomena anggang anggang
UnengNafiah
Β 
Makalah crustacea
Makalah crustaceaMakalah crustacea
Makalah crustacea
maestro cipta
Β 
Kelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordataKelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordata
f' yagami
Β 
Pertemuan ke VI.pptx
Pertemuan ke VI.pptxPertemuan ke VI.pptx
Pertemuan ke VI.pptx
yoin3
Β 

Similar to Laporan Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata "Classis Arachnida dan Myriapoda" (20)

Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)
Β 
Subsistem hulu hilir komoditi lele
Subsistem hulu   hilir komoditi leleSubsistem hulu   hilir komoditi lele
Subsistem hulu hilir komoditi lele
Β 
Budidaya ikan lele
Budidaya ikan leleBudidaya ikan lele
Budidaya ikan lele
Β 
Jenis-Jenis_Kelelawar-Jenis-Jenis_Kelelawar.pdf
Jenis-Jenis_Kelelawar-Jenis-Jenis_Kelelawar.pdfJenis-Jenis_Kelelawar-Jenis-Jenis_Kelelawar.pdf
Jenis-Jenis_Kelelawar-Jenis-Jenis_Kelelawar.pdf
Β 
Jurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT DipteraJurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT Diptera
Β 
Laporan sistematika invertebrata
Laporan sistematika invertebrataLaporan sistematika invertebrata
Laporan sistematika invertebrata
Β 
Buku Flora Mangrove
Buku Flora MangroveBuku Flora Mangrove
Buku Flora Mangrove
Β 
Makalah sisver mono & chiro
Makalah sisver mono & chiroMakalah sisver mono & chiro
Makalah sisver mono & chiro
Β 
Tugas tik makalah ayang bella
Tugas tik makalah ayang bellaTugas tik makalah ayang bella
Tugas tik makalah ayang bella
Β 
Kajian Biologi
Kajian BiologiKajian Biologi
Kajian Biologi
Β 
3.9 animalia 1 porifera & coelenterata pramu man 1 mojokerto
3.9 animalia 1 porifera & coelenterata pramu man 1 mojokerto3.9 animalia 1 porifera & coelenterata pramu man 1 mojokerto
3.9 animalia 1 porifera & coelenterata pramu man 1 mojokerto
Β 
Makalah Kajian Biologi
Makalah Kajian BiologiMakalah Kajian Biologi
Makalah Kajian Biologi
Β 
Makalah Kajian Biologi
Makalah Kajian BiologiMakalah Kajian Biologi
Makalah Kajian Biologi
Β 
Makalah celicerata
Makalah celicerataMakalah celicerata
Makalah celicerata
Β 
Laporan bodogol
Laporan bodogolLaporan bodogol
Laporan bodogol
Β 
PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...
PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...
PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...
Β 
Fenomena anggang anggang
Fenomena anggang anggangFenomena anggang anggang
Fenomena anggang anggang
Β 
Makalah crustacea
Makalah crustaceaMakalah crustacea
Makalah crustacea
Β 
Kelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordataKelompok 1 phylum chordata
Kelompok 1 phylum chordata
Β 
Pertemuan ke VI.pptx
Pertemuan ke VI.pptxPertemuan ke VI.pptx
Pertemuan ke VI.pptx
Β 

Recently uploaded

PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Kanaidi ken
Β 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
Β 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
SABDA
Β 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
Β 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
Β 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
Β 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
Β 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
ayyurah2004
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
Β 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Thahir9
Β 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
Β 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
Β 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
anikdwihariyanti
Β 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
Β 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
nurfaridah271
Β 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
Β 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
Β 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
Β 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
Β 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
PutraDwitara
Β 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
PELAKSANAAN (13-14 Juni'24) + Link2 Materi BimTek _"PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (P...
Β 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
Β 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Bagaimana memakai AI?
Β 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Β 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
Β 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
Β 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
Β 
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayespeluang kejadian total dan kaidah nbayes
peluang kejadian total dan kaidah nbayes
Β 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Β 
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdfTugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Tugas CGP Mulai dari diri - Modul 2.1.pdf
Β 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Β 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
Β 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdfProjek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Β 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Β 
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdfTugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Tugas_Rasianto-Refleksi - Pembelajaran Diferensiasi dalam PJOK.pdf
Β 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Β 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
Β 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Β 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Β 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Β 

Laporan Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata "Classis Arachnida dan Myriapoda"

  • 1. LAPORAN PKL MANDIRI CLASSIS MYRIAPODA DAN ARACHNIDA SISTEMATIKA HEWAN INVERTEBRATA Disusun oleh : Nama : Anna Argiyanti NIM : A420120039 LABORATORIUM BIOLOGI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN Laporan Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata ini telah disetujui dan disahkan sebagai salah satu syarat kelulusan mengikuti praktikum Sistematika Hewan Invertebrata di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hari : Tanggal : Dosen Pengampu Asisten Dwi Setyo Astuti, M.Pd Artista Khoirina Dewi Mengetahui, Kepala Laboratorium FKIP Biologi UMS Triastuti Rahayu, M.Si
  • 3. KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. karena atas karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Sistematika Hewan Invertebrta setelah melaksanakan kegiatan Praktikum Kerja Lapangan Mandiri dengan Phylum Arthropoda pada Classis Arachnida dan Myriapoda. Laporan ini dibuat berdasarkan data dan informasi serta pengetahuan yang diperoleh selama kami melakukan kegian Praktikum Kerja Lapangan pada tempat yang diperkirakan terdapat hewan dengan phyllum dan classis tersebut, baik secara pengetahuan teori dan praktek. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut membantu dalam penulisn laporan ini, antara lain kepada : 1. Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Sistematika Hewan Invertebrata. 2. Kedua Orang Tua yang telah mendukung baik secara moril maupun materil. 3. Ibu Dwi Setyo Astuti, M.Pd dan Ibu Fatma, S.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah PraktikumSistematika Hewan Invertebata. 4. Mbak Artista Khoirina Dewi, Asisten Labolatorium dan Asisten PKL Mandiri yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini. 5. Teman-teman kelompok 10 yang saya tidak bisa menyebutkan satu persatu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan Sistematika Hewan Invertebrata, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini. Surakarta, 12 Desember 2013 Penulis
  • 4. DAFTAR ISI Halaman Judul............................................................................................................ Lembar Pengesahan.................................................................................................... Kata Pengantar............................................................................................................ Daftar Isi..................................................................................................................... Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1.3 Tujuan...................................................................................................... 1.4 Manfaat.................................................................................................... Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................................. Bab III Pembahasan..................................................................................................... 3.1 Gambar..................................................................................................... 3.2 Sistematika.............................................................................................. 3.3 Deskripsi................................................................................................... Bab IV Dendogram ................................................................................................ Bab V Kesimpulan dan Saran .............................. Daftar Pustaka
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zoologi (berasal dari bahasa Yunani, Zoo = hewan dan Logos = ilmu) merupakan salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi hewan. Sejak zaman Aristoteles pengelompokan hewan mengalami perubahan. Pada awalnya kita mengenal tujuh phylum pada hewan invertebrata, meliputi : 1. Protozoa 2. Porifera 3. Coelenterata 4. Vermes 5. Mollusca 6. Echinodermata 7. Arthropoda. Seiring perkembangannya yang dilakukan melalui observasi melakukan penelitian. Para ahli menetapkan bahwa terdapat Sembilan phylum invertebrata, meliputi : 1. Protozoa, 2. Porifera, 3. Coelenterata, 4. Platyhelminthes, 5. Nemathelminthes, 6. Annelida, 7. Mollusca 8. Echinodermata, dan 9. Arthropoda. Pada praktikum kali ini kita memfokuskan pada phylum Arthropoda. Arthropoda sendiri berasal dari bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) yang beraarti hewan ini memiliki ciri kaki yang beruas, berbuku, atau bersegmen.Tubuh Arthropoda merupakan simetri bilateral dan tergolong tropoblastik selomata. Pada phylum Arthropoda memiliki classis, yaitu : Classis Crustacea, Classis Myriapoda, Classis Arachnida, dan Classis Insecta. Tetapi disini kita akan mempelajari classis Myriapoda dan classis Arachnida. Sehingga melalui praktikum kerja lapangan diharapkan dapat menemukan species secara langsung di lapangan. Classis Myriapoda dan dan classis Arachnida memiliki ordo. Ordo dari classis Myriapoda meliputi : Diplopoda dan Chilopoda sedangkan pada classis Arachnida meliputi : Scorpionida, Aranea/arachnida, dan Acarina. Dengan menemukan species tersebut secara langsung kita dapat membedakan bentuk fisiologis masing-masing species, sehingga kita dapat memepelajari karakteristik masing-masing species, dan dapat memahami dalam pembuatan dendogram maupun klasifikasi setiap species yang ditemukan. Dengan adanya praktikum kerja lapangan akan memudahkan kita dalam mempelajari phylum Arthropoda pada classis Myriapoda dan classis Arachnida.
  • 6. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum sistematika hewan invertebrate latihan kelima phylum arthropoda pada classis arachnida dan myriapoda adalah : 1. Apa saja yang termasuk kedalam species dari phylum arthropoda ? 2. Bagaimana cirri-ciri yang dimiliki oleh phylum arthropoda khususnya classis arachnida dan myriapoda ? 3. Hewan apa saja yang termasuk kedalam classis arachnida dan myriapoda dan bagaimana ciri-ciri spesifik yang dimilikinya ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan pada praktikum latihan kelima tentang phylum arthropoda dari classis arachnida dan myriapoda, adalah : 1. Mempelajari species dari phylum arthropoda khususnya classis arachnida dan myriapoda yang terdapat di alam. 2. Mempelajari kunci determinasi untuk mengetahui nama species yang telah ditemukan. 1.4 Manfaat Manfaat yang dapat diambil dari praktikum latihan tentang phylum arthropoda dari classis arachnida dan myriapoda, adalah : 1. Mengetahui phylum arthropoda yang termasuk kedalam classis arachnida dan classis myriapoda. 2. Mengetahui nama serta klasifikasi species yang ditemukan. 3. Mengetahui kunci determinasi species dari phylum artrophoda yang ditemukan. 4. Mengetahui cirri spesifik yang dimiliki dari species yang ditemukan yang termasuk kedalam phylum arthropoda. 5. Mengetahui habitat dan bentuk morfologi yang dimiliki oleh masing-masing species yang ditemukan.
  • 7. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Arthropoda berasal dari bahasa yunani yaitu arthros, sendi dan podos, kaki. Oleh karena ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah spesies anggota filum ini terbanyak bila dibansingkan dengan filum lainnya yaitu lebih dari 800.000 spesies. Habitat hewan anggota filum ini pada umumnya adalah di air dan di darat. Sifat hidup arthropoda bervariasi, ada yang hidup bebas, tetapi ada juga yang bersifat parasit apad organisme lain. Ancestor arthropoda kemungkinan seperti annelid yang memiliki dinding tubuh berotot dan tubuh tidak terbagi menjadi daerah tertentu. Ukuran dan jumlah segmen setiap pembagian tubuh tersebut berbeda di dalam kelompok dan berhubungan erat dengan lingkungan dan aktivitas setiap spesies (Aswari, 2001). Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas. Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput. Reproduksi Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur. Klasifikasi Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki. Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnida, Myriapoda, Crustacea, dan Insecta. 1. Arachnida Arachnida (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok labalaba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan
  • 8. terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit. Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora. Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina. Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after). Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata). Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.). 2. Myriapoda Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu. Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen. Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal). Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya. Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea.Ekskresinya dengan tubula malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal. Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda. 3. Crustacea Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca.
  • 9. 4. Insecta Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik, belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat.Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki syap pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta.Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus. (Rosariyanto,2005) Accepting a rooting of trilobite-like arthropods close to fuxianhuiidsand canadaspidids, we can begin to figure out what a shared arthropodancestor of the two groups would have looked like. The body should have been segmented and fairly long, surrounded laterally by a pleural fold. Thedorsum was sclerotised and separated into segmental tergites. There may nothave been any tergite covering more than one segment, such as a head shield.The anterior end consisted of a pre-segmental acron carrying a pair of compound eyes. The first segment carried a pair of uniramous antennae. Allsuccessive segments carried clumsy paired legs with many short andidentical podomeres (leg segments). The proximal part of the leg had asimple exopod blade. It is uncertain if segmentation was well controlled, sothat there was only one pair of legs per body segment. The mouth waslocated behind the antennae, without mouthparts, and without hypostome protection. Older ancestors should be yet simpler (Xian, 2003) Arachnida diambil dari kata Yunani. Yaitu Arachne = laba-laba. Beberapa jenis yang termasuk Arachnida ialah : kalajengking, laba-laba, caplak, dan sebagainaya. Tubuhnya terdiri dari 2 bagian yaitu : cephalothorax dan perut, terdapat 6 pasang embelan pada cephalothorax,
  • 10. antenna tidak ada. Pasangan embelan yang pertama ialah : kelisere (chelicerae) yang berfungsi untuk merobek dan melumpuhkan mangsanya. Kelenjar racunnya terletak pada cephalothorax. Pasangan embelan yang kedua ialah pedipalpus yang digunakan untuk memegang makanan. Pasangan embelan selanjutnya adalah merupakan 4 pasang kaki jalan. Pada bagian perut tidak terdapat embelan. Mempunyai mata sederhana biasanya 8 buah yang terletak di bagian kepala. (Rusyana, 2011). Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang kuat. Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan tubuh.Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis.Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba. Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia.Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian berbagai kegiatan. Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak. Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada belalang. Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya. Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol. Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa. (Johnson,1996). The common name β€œvinegaroon” comes from the vinegar-smelling acetic acid these animals secrete from glands when they are disturbed. One species lives in the southern United States, and happens to be quite large (up to 85 mm!), truly living up to its name, Mastigoproctus giganteus. General features of uropygids include: (1) One pair of eyes at the anterior of the
  • 11. cephalothorax, and three on each side. (2) A long whip-like flagellum on the pygidium, a small plate made up of the last three segments. The function of this structure is unclear, but it is possible that it may be used to detect air movement, and/or may have a chemosensory function. (3) Only six of the eight legs are used for walking, as the first legs are elongated and held out horizontally as the animal walks. These first legs function as sensory organs (this similarity is shared by Schizomida, Amblypygi, and Solifugae). (4) Most species have robust pedipalps, which are raptorial and move on a horizontal (lateral) plane. Over 100 species, both tropical and subtropical, occur in two separate American regions (southern North America and northeastern South America), as well as West Africa and eastern Asia. Males secrete a sperm sac, which is transferred to the female. The gravid female burrows, ceases eating, and lays multiple eggs within a mucous membrane. In the initial stages after hatching, the young attach themselves to the mother’s back. In Mastigoproctus, the young disperse after their first molt, and the mother dies soon after. (Horrocks, 1996). Amblypygids are quite unusual looking arachnids, with their first pair of legs very thin and elongated to several times the length of their body, resembling whips, hence their colloquial name β€œwhip spiders”. These long appendages are used like feelers and somewhat resemble antennae seen in other arthropods. Amblypygids often walk sideways with one whip-like leg held out in front of the body for sensing ahead of the animal, and the other held out to the side, sensing the adjacent surroundings. Whip spiders are nocturnal and found in tropical and subtropical regions, hence few people in the USA are familiar with these arachnids. They are fairly large for a chelicerate, ranging from ~10 - 25 cm in size. Their body is flattened dorsoventrally, which allows them to hide in small spaces such as under tree bark, in rock crevices, or in leaf litter. (Weygoldt, 2000)
  • 12. BAB II PEMBAHASAN 3.1 Pembahasan Kelas Myriapoda Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak. Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara thorax dan abdomen. Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada caput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maxilla (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal). Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya. Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea. Ekskresinya dengan tubula malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal. Kelas Arachnida Tubuh bersegmen terdiri atas cephalothorax (kepala-dada), serta abdomen (perut) yang tidak beruas. Tubuh disediakan dengan polisakarida disebut kitin tahan air. Hal ini meliputi awalnya memiliki fungsi pelindung, dan juga dukungan lokomotory dalam fungsinya. Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada). Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik.Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa. Pada praktikum kerja lapangan mandiri ini, kami mendapatkan classis tentang Arachnida dan Myriapoda. Adapun hasil yang kami peroleh dalam praktikum kali ini, yaitu:
  • 13. 3.2 Gambar Klasifikasi dan Deskripsi A. Nama Latin Nama Lokal : Scolopendra obscura : Kelabang Api Kunci Determinasi : 1’, 3 (1’). . . ordo scolopendromorpha Klasifikasi : Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda Classis : Cilophoda Sub Classis : Epimorpha Ordo : Scolopendromorpha Family :- Genus : Scolopendra Species : Scolopendra obscura. Deskripsi Spesies Scolopendra obscura termasuk ke dalam calssis Chilopoda dan memiliki ciri-ciri tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala (caput) dan badan (abdomen) yang beruasruas (15 – 173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang taring bisa (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat 5 pasang antena panjang dan setiap pasang antena yang terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora. Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat
  • 14. eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas. Habitat (tempat hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Kelas ini sering disebut Sentipede. B. Nama Latin Nama Lokal : Narceus sp. : Luwing atau Kaki Seribu Kunci determinasi : 1’ , 2’ , 3’ , 5’ , 7’ , 8’ . . . ordo spirobolida Klasifikasi : Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda Classis : Diplopoda Ordo : Spirobolida Family :- Genus : Narceus Species : Narceus sp. Deskripsi Spesies Narceus sp. termasuk ke dalam calssis Diplopoda dan memiliki ciri-ciri tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 – 100 segmen) terdiri atas kepala (caput) dan badan (abdomen). Setiap segmen (ruas) mempunyai satu pasang kaki, dan tidak mempunyai β€œtaring bisa” (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi. Pada caput terdapat sepasang antena yang pendek, dua kelompok mata tunggal. Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak mengandung tumbuhan yang telah membusuk. Respirasi dengan trakea yang tidak
  • 15. bercabang. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Dalam keadaan bahaya tubuhnya menggulung. Luwing berkembang biak dengan bertelur (ovipar). C. Nama Latin Nama Lokal : Trochosa sp. : Laba-laba taman Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae 1’ , 7’ , 15(7’) , 16’ , 19’ , 20(19’) , 21’ , 26’ , 39’ , 40’ , 41’ , 42’ , 48(42’) , 49’ , 50(49’) . . . family lycosidae Klasifikasi : Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda Classis : Arachnida Ordo : Araneae Family : Lycosidae Genus : Trochoca Species : Trochoca sp. Deskripsi Spesies Trochoca sp. termasuk ke dalam ordo Aranae dan memiliki ciri-ciri tubuh terdiri dari cephalotoraks atau prosoma yang sebenarnya merupakan gabungan dari kepala dan dada. Sedangkan helaian serat protein yang tipis namun kuat dan keluar dari spinneret. Trochoca sp. hewan pemangsa (karnivora) bahkan kadang-kadang kanibal mangsa utamnya adalah serangga.segmen bagian belakang disebut abdomen atau opisthosoma tidak bersegmen yang dihubungkan bagian sempit yang disebut pedicel. Pada sefalotoraks melekat 4 pasang kaki. Mata sederhana terletak dekat ujung caput, umumnya terdiri atas 8 ocelli. Diatas bagian mulut terdapat celicera (umbai-umbai
  • 16. berbentuk cakar yang digunakan untuk menangkap mangsa). Terdapat pula alat bantu mulut serupa tangan yang di sebut pedipalpus. Trochoca sp. bernafas dengan paru-paru buku dan juga bernafas dengan trakea. Mempunyai 6 pasang spinneret, yang berfungsi memintal benang sutra yang merupakan D. Nama Latin Nama Lokal : Paruroctonus silvestrii : Kalajengking Bercambuk Kunci determinasi : 1’ , 3(1’) , 4 (3). . . ordo scorpiones Klasifikasi: Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda Classis : Arachnida Ordo : Scorpiones Family : Vaejavidae Genus : Paruroctonus Species : Paruroctonus silvestrii Deskripsi Spesies Paruroctonus silvestrii termasuk ke dalam ordo Scorpiones dan memiliki ciri-ciri tubuh terdiri dari cepalotoraks dan abdomen (bersegmen-segmen), preabdomen, dan post abdomen. Cepalotoraks tertutup karapas. Memiliki umbai-umbai berbentuk cakar yang berfungsi untuk menangkap mangsa (celicera) dan cakar berbentuk penjepit (Pedipalpus). Mempunyai 4 pasang kaki tanpa antena terletak pada cepalotoraks, 2-12 mata oceli. Abdomen bersegmen 12, yang 7 segmen disebut mesosoma besar, dan 5 segmen terminal disebut metasoma. Pemanjangan pada ujung abdomen berbentuk ekor
  • 17. sebagai alat sengat (Telson) mengandung kelenjar toksin. Panjang tubuhnya bervariasi sampai kira-kira 125 mm. Opistosoma secara melebar dihubungkan dengan prosoma dan dibagi menjadi dua prosoma, mengandung mata dekat garis tengah pedipalpus panjang dan merenggut. Pada sisi ventral opistosoma yang keduanya terdapat sepasang struktur yang berbentuk sisir dari pektin. E. Nama Latin Nama Lokal : Mastigoproctus giganteus : Kalajengking capit besar Kunci determinasi : 1’ , 3(1’), 5’ , 6(5’) . . . ordo uropygi Klasifikasi: Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda Classis : Arachnida Ordo : Uropygi Family : Thelyphonidae Genus : Mastigoproctus Species : Mastigoproctus giganteus Deskripsi Spesies Mastigoproctus giganteus termasuk ke dalam ordo Uropygi dan memiliki ciri-ciri tubuh yang terbagi menjadi dua bagian. Bagian anterior disebut prosoma atau cephalothorax. Pada bagian tersebut terdapat 6 pasang anggota badan. Pasangan pertama disebut klisera yang memiliki segmen 2. Pasangan kedua disebut pedipalp yang berfungsi untuk mencengkeram. 4 pasangan terakhir sebagai kaki jalan dan pasangan pertama kaki jalan berfungsi peraba. Bagian anterior disebut opistosoma, yang
  • 18. terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada spesies Mastigoproctus giganteus mempunyai tergit opistosoma jelas, ada flagel terminal yang panjang. Hewan ini memiliki sepasang capit disekitar kepala namun tidak memiliki ekor seperti kalajengking yang digunakan untuk menyengat. Panjang badanya 10-15cm. Bagian abdomen disebut pygidium dilengkapi dengan organ berbentuk cambuk. Di bagian anterior opistosoma di jumpai lubang kelamin. Pada sisi ventral opistosoma yang keduanya terdapat sepasang struktur yang berbentuk sisir dari pektin. Memiliki alat respirasi berupa paru-paru buku. F. Nama Latin Nama Lokal : Araneus miniatus : Laba-laba segi lima Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae Klasifikasi : Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda Classis : Arachnida Ordo : Araneae Sub Ordo : Araneomorpha Family : Entelegynus Genus : Araneus Species : Araneus miniatus Deskripsi Spesies Araneus miniatus termasuk ke dalam ordo Araneae dan memiliki ciri-ciri tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala-dada prosoma dan abdomen atau ophisthosoma. Kelisera yang berbentuk catut atau gunting, terletak di sebelah depan biasanya digunakan untuk melumpuhkan mangsanya. Di bagian belakang kepala terdapat
  • 19. sepasang pedipalpus, bentuknya seperti kaki berfungsi untuk memegang mangsanya karena pedipalpus berakhir dengan cakar. Ophisthosoma mempunyai empat pasang kaki dan beberapa buah mata tunggal. Hewan ini bernapas dengan paru-paru buku, trakea atau keduanya. Peredaran darah bersifat terbuka. Sistem syaraf berupa ganglion-ganglion ventral yang bersatu dengan ganglion dorsal kemudian membentuk sebuah massa syaraf dan ditembus oleh oesophagus dengan mengeluarkan banyak cabang. Bagian ophisthosomanya tidak memiliki segmen yang menghasilkan jaring. Ekskresinya dengan menggunakan badan malphigi. Alat kelaminnya terpisah, hewan karnivora yang merupakan pemburu insekta kecil lainnya, beberapa diantaranya ada yang dapat membunuh manusia. G. Nama Latin Nama Lokal : Cybaeus sp. : Laba-laba lonjong Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae Klasifikasi : Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda Classis : Arachnida Ordo : Araneae Sub Ordo : Araneomorpha Family : Entelegynus Genus : Cybaeidae Species : Cybaeus sp.
  • 20. Deskripsi Spesies Cybaeus sp. merupakan kelompok laba-laba modern. Tergolong ke dalam ordo Araneae dan memiliki ciri-ciri tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala-dada prosoma dan abdomen atau ophisthosoma. Kelisera yang berbentuk catut atau gunting, terletak di sebelah depan biasanya digunakan untuk melumpuhkan mangsanya. Di bagian belakang kepala terdapat sepasang pedipalpus, yang digunakan untuk membantu perkawinan. Ophisthosoma mempunyai empat pasang kaki dan beberapa buah mata tunggal. Taring dalam kelompok dari kelompok ini mengarah agak miring ke depan dan digerakkan berlawanan arah seperti capit dalam mengigit mangsanya. Hewan ini bernapas dengan paru-paru buku, trakea atau keduanya. Peredaran darah bersifat terbuka. H. Nama Latin : Argiope auranti Nama Lokal : Laba-laba gelap Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae 1’ , 7’ , 15 , 16’ , 19’ , 20 , 21’ , 26’ , 39’ , 40’ , 41’ , 42 , 43 , 44 , 45’. . . family araneidae Klasifikasi : Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda Classis : Arachnida Ordo : Araneae Sub Ordo : Araneomorpha
  • 21. Family : Araineida Genus : Argiope Species : Argiope auranti Deskripsi Spesies Argiope auranti memiliki warna dominan yaitu hitam dan kuning kehitaman yang mencolok sampai beberapa inchi. Termasuk ke dalam ordo Araneae dan memiliki ciri-ciri tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepaladada prosoma dan abdomen atau ophisthosoma. Abdomen besar hitam dengan tanda kuning atau orange. Sefalotoraks biasanya berwarna putih. Mempunyai kelisera yang berbentuk catut atau gunting, terletak di sebelah depan biasanya digunakan untuk melumpuhkan mangsanya. Di bagian belakang kepala terdapat sepasang pedipalpus, bentuknya seperti kaki berfungsi untuk memegang mangsanya karena pedipalpus berakhir dengan cakar. Ophisthosoma mempunyai empat pasang kaki dan beberapa buah mata tunggal. Hewan ini bernapas dengan paru-paru buku, trakea atau keduanya. I. Nama Latin Nama Lokal : Enoplognatha ovata : Laba-laba taman kuning Kunci determinasi 1 , 2 . . . ordo araneae 1’ , 7’ , 15 , 16’ , 19’ , 20 , 21’ , 26’ , 39’ , 40’. . . family theridiidae Klasifikasi : Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda Classis : Arachnida Ordo : Araneae
  • 22. Sub Ordo : Araneomorpha Family : Theridiidae Genus : Enoplognatha Species : Enoplognatha ovata Deskripsi Spesies Enoplognatha ovata memiliki warna khas yang mencolok pada bagian abdomen atau opisthosomal, yang terdiri dari 3 bentuk yaitu polos kuning (lineata), kuning dengan dua garis dan kuning dengan perisai solid pada opisthosomal dorsal (ovata). Termasuk ke dalam ordo Araneae dan memiliki ciri-ciri tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu prosoma dan ophisthosoma. Mempunyai kelisera yang berbentuk catut atau gunting, terletak di sebelah depan biasanya digunakan untuk melumpuhkan mangsanya. Di bagian belakang kepala terdapat sepasang pedipalpus, bentuknya seperti kaki berfungsi untuk memegang mangsanya karena pedipalpus berakhir dengan cakar. Ophisthosoma mempunyai empat pasang kaki dan beberapa buah mata tunggal. J. Nama Latin Nama Lokal : Phidippus audax : Laba-laba Pelompat Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae 1’ , 7’ , 15 , 16’ , 19’ , 20 , 21’ , 26 , 27’ , 28 , 29’ , 30’ , 32’ , 33’ , 35’ , 36. . .family salticidae
  • 23. Klasifikasi : Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda Classis : Arachnida Ordo : Araneae Sub Ordo : Araneomorpha Family : Salticidae Sub Family : Dendryphantinae Genus : Phidippus Species : Phidippus audax Deskripsi Spesies Phidippus audax merupakan laba-laba pelompat yang ukurannya kira-kira 13-20 mm, umumnya berwarna coklat kehitaman dengan pola bintik-bintik dan bergaris. Dikenal dapat melompat 10-50 kali panjang mereka dan memiliki visi stereoskopik yang membantu dalam mengintai mangsanya. Termasuk ke dalam ordo Araneae dan memiliki ciri-ciri tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu prosoma dan ophisthosoma. Mempunyai kelisera yang berbentuk catut atau gunting, terletak di sebelah depan biasanya digunakan untuk melumpuhkan mangsanya. Di bagian belakang kepala terdapat sepasang pedipalpus, bentuknya seperti kaki berfungsi untuk memegang mangsanya karena pedipalpus berakhir dengan cakar.
  • 24. BAB IV DENDOGRAM A. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan kekerabatan antarspesies dari Phyllum Arthropoda. B. Langkah-Langkah Pembuatan Dendogram 1. Membuat tabel karakter spesies yang akan dibandingkan (minimal 3 spesies yang akan dibandingkan). 2. Menetukan karakter berdasarkan morfologi dari spesies yang dibandingkan (minimal 15 karakter). 3. Menghitung Indeks Kesamaan Sorensen dengan rumus: Untuk menghitung Indeks Kesamaan: Sο€½ 2C x100% Keterangan: A B S = Indeks Kesamaan A = Jumlah karakter spesies A B = jumlah karakter spesies B C = Jumlah karakter yang sama-sama dimiliki oleh spesies A dan spesies B 4. Membuat tabel Indeks Kesamaan. 5. Membuat tabel urutan Indeks Terbesar berdasarkan data Indeks Kesamaannya. 6. Membuat dendogran hubungan kekerabatan 3 spesies yang dibandingkan.
  • 25. TABEL PENGAMATAN KARAKTER SPESIES 1. Tabel Karakterristik N O Karakter Spesies 1 Spesies 2 Spesies 3 Spesies 4 Spesies 5 Spesies 6 Trochosa sp. Araneus sp. Cybaeus sp. Enoplognatha sp. Argiope sp. Phidippus sp. 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 yang Diamati Warna 1 tubuh cerah 2 Warna tubuh gelap 3 Abdomen meruncing 4 Abdomen bentuk segi lima 5 Abdomen oval 6 Jumlah kaki pasang 7 Jumlah kaki pasang 8 Klisera panjang 9 Klisera pendek 10 Jumlah mata ≀ 2 buah 11 Kaki memiliki rambut 12 Bentuk kepala bulat 13 Bentuk kepala runcing 14 Habitat di pohon 15 Habitat terowongan
  • 26. 16 Motif abdomen 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 bintik- 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 bintik 17 Motif abdomen garis 18 Abdomen tidak bermotif 19 Abdomen memiliki rambut 20 Abdomen tidak memiliki rambut 21 Jumlah ruas kaki 4 buah 22 Jumlah ruas kaki 3 buah 23 Seluruh tubuh diselimuti rambut 24 Sebagian tubuh diselimuti rambut 25 Warna thorax gelap 26 Warna thorax cerah 27 Pasangan kaki ke-3 panjang 28 Pasangan kaki ke-3 pendek 29 Klisera mengarah ke bawah 30 Letak klisera di
  • 27. ujung anterior sefalotoraks 31 Spirakel dekat 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 18 dengan 18 18 17 17 15 anus 32 Ujung kaki runcing 33 Ujung kaki tumpul JUMLAH NB: 1 Menentukan karakter morfologi minimal 30 karakter . Karakter merupakan ciri-ciri spesifik yang dimiliki 1 spesies tertentu dalam takson. 2 Mengisi data dilakukan dengan: a. Jika dalam spesies memiliki karakter yang kita tentukan maka tulis angka 1 b. Jika dalam spesies tidak memiliki karakter yang kita tentukan maka tulis 0 2. Tabel Indeks Kesamaan Spesies Karakter Sama Jumlah Karakter Indeks Kesamaan (1 vs 2) 8 36 44,44% (1 vs 3) 7 36 38,88% (1 vs 4) 9 35 51 ,42% (1 vs 5) 10 35 57,14% (1 vs 6) 11 33 66,66% Karakter Sama Jumlah Karakter Indeks Kesamaan (2 vs 3) 13 36 72,22% (2 vs 4) 15 35 85,71% (2 vs 5) 13 35 74,28% (2 vs 6) 8 33 48,48% Spesies
  • 28. Spesies Karakter Sama Jumlah Karakter Indeks Kesamaan (3 vs 4) 13 35 74,28% (3 vs 5) 13 35 74,28% (3 vs 6) 8 33 48,48% Jumlah Karakter Indeks Kesamaan Spesies Karakter Sama (4 vs 5) 15 34 88,23% (4 vs 6) 10 32 62,50% Spesies Karakter Sama Jumlah Karakter Indeks Kesamaan 10 32 62,50% (5 vs 6) 3. Tabel Urutan Indeks Kesamaan dari yang Terbesar 1 1 2 * 3 4 5 6 Max 44,44% 51,42% 57,14% 66,66% 66,66% * 72,22% 85,71% 74,28% 48,48% 85,71% * 74,28% 74,28% 48,48% 74,28% * 88,23% 62,50% 88,23% * 2 38,88% 62,50% 62,5% 3 4 5 6 * Max yang dipakai 4,5 4,5 1 2 * 1 88,23% 2 3 6 Max 54,28% 79,99% 74,28% 62,50% 79,99% * 44,44% 38,88% 66,66% 66,66% * 72,22% 48,48% 72,22% * 48,48% 48,48% * * 3 6 Max yang dipakai 79,99%
  • 29. 4,5,2 4,5,2 1 * 3 6 Max 51,00% 57,82% 73,59% * 38,88% 66,66% 66,66% * 48,48% 48,48% * 1 73,59% * 3 6 Max yang dipakai 4,5,2,3 4,5,2,3 * 73,59% 1 6 Max 47,97% 55,49% * 66,66% 66,66% * 1 55,49% * 6 Max yang dipakai 4,5,2,3 4,5,2,3 * 66,66% 1,6 Max 51,73% * 1,6 51,73% * Max yang dipakai 51,73% Urutan indeks kesamaan dari yang terbesar hingga yang terkecil : (4,5) = 88,23 % (4,5,2) = 79,99 % (4,5,2,3) = 73,59 % (1,6) = 66,66 % (4,5,2,3,1,6) = 51,73 %
  • 31. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Arthropoda memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Mempunyai anggota yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar 2. Myriapoda merupakan hewan berkaki banyak, tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya. 3. Arachnida memiliki tubuh bersegmen terdiri atas cephalothorax (kepala-dada) yaitu penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada) serta abdomen (perut) yang tidak beruas. 4. Contoh dari classis myriapoda yang ditemukan yaitu Scolopendra obscura, Narceus sp. 5. Contoh dari classis arachnida yang ditemukan yaitu Trochoca sp., Paruroctonus silvestrii, Mastigoproctus giganteus, Araneus miniatus, Cybaeus sp., Argiope auranti, Enoplognatha ovata, dan Phidippus audax B. SARAN 1. Ketika pada proses pembiusan dan pengawetan seharusnya kadar Alkohol yang digunakan jangan terlalu tinggi, karena akan menyebabkan organ pada hewan mengalami kerusakan. 2. Pada proses penyimpanan sementara sebelum disimpan dalam insectarium seharusnya hewan yang sudah diawetkan harus dijemur (tidak terkena sinar matahari secara langsung) agar tidak mengalami penjamuran atau pembusukan. 3. Hewan didapat lebih baik ukurannya lebih besar, karena mempermudah proses pengawetan dan pembuatan insectarium. 4. Semakin lama spesies yang dicari semakin sulit sehingga ukuran yang didapat semakin kecil, selain itu kedua classis diatas semakin sulit dicari. 5. Dalam proses pengawetan mengalami kesulitan karena classis myriapoda dan arachnida hanya dapat diawetkan melalui anus atau mulut karena pada bagian dada agak keras sehingga sulit disuntik dan bila di suntik preparat akan rusak.
  • 32. DAFTAR PUSTAKA Aswari, P. 2001. Keanekaragaman Serangga Air di Taman Nasional Gunung Halimun. Biologi: LIPI. Dunlop, J. and C. A. Horrocks. 1996. A new upper Carboniferous whip scorpion (Arachnida: Uropygi: Thelyphonida) with a revision of the British Carboniferous Uropygi. Zoologischer Anzeiger 234:293-306. H. van Mastrigt dan E. Rosariyanto. 2005. Buku Panduan Lapangan Kupu-kupu untuk Wilayah Mamberamo sampai Pegunungan Cyclops. Hou Xian, RamskΓΆld L., BergstrΓΆm J. (2003): Arthropod origins.Bulletin of Geosciences, Vol. 78, No. 4, 32 –334. Johnson, Jinny. 1996. "Binatang Merayap". Jakarta : PT Elex Media Komputindo, hal. 7. Rusyana, A. 2011 . Zoologi Invertebrata. Alfabeta. Bandung. Weygoldt, P. 2000. Whip Spiders (Chelicerata: Amblypygi): Their Biology, Morphology and Systematics. Apollo Books, Stenstrup, Denmark.