Laporan ini membahas tentang sistematika hewan invertebrata pada phylum Arthropoda khususnya classis Myriapoda dan Arachnida. Laporan ini berisi pendahuluan, tinjauan pustaka, pembahasan, dendogram dan kesimpulan hasil praktikum lapangan tentang classis Myriapoda dan Arachnida."
Bab 8. Morfologi, anatomi, sifat, karakteristik amfibiNana Citra
Β
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi, anatomi, karakteristik, klasifikasi, contoh spesies, siklus hidup, habitat, dan peranan amfibia. Secara khusus, dibahas tentang ciri-ciri tiga ordo amfibia yaitu Anura (katak), Caudata (salamander), dan Gymnophiona (caecilian) beserta contoh spesiesnya. Juga dibahas tentang peranan amfibia dalam rantai makanan dan sebagai sumber protein bagi
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum taksidermi ikan yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa biologi. Laporan tersebut menjelaskan proses-proses pembuatan taksidermi ikan mulai dari persiapan, pengulitan kulit ikan, pengawetan kulit, pengisian kulit dengan manikin, penataan sirip, pewarnaan, hingga penempatan hasil taksidermi. Laporan tersebut juga menjelaskan spesifik
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
Β
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Perkembangan sel fibroblas embrio ayam umur 6 hari yang diamati menggunakan mikroskop inverted mengalami pertumbuhan dan tampak bahwa jumlah sel bertambah. Jumlah sel embrio ayam pada cawan 1 sebanyak 1861, lebih banyak daripada jumlah sel embrio ayam pada cawan 2 yaitu sebanyak 329. Dengan viabilitas sel pada cawan 1 sebesar 70,23 %, dan viabilitas sel pada cawan 2 sebesar 25 %.
2. Faktor yang memepngaruhi pertumbuhan dan perkembangan kultur sel fibroblast embrio ayam yang berumur 6 hari adalah lingkungan kultur seperti kondisi psikokimia dan fisiologis dari medium penumbuh sel serta lingkungan di inkubator, jenis sel primer yang akan dikultur, usia sampel, teknik pengerjaan kultur dan faktor kontaminasi.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi reptil. Terdapat tiga kelas reptil utama yaitu kura-kura, kadal, dan buaya. Dokumen menjelaskan ciri-ciri morfologi masing-masing kelas tersebut seperti struktur tubuh, sistem skeleton, ekstremitas, mata, mulut, dan kloaka. Hal ini berguna untuk melatih kemampuan mengidentifikasi jenis reptil menggunakan kunci identifikasi.
Bab 8. Morfologi, anatomi, sifat, karakteristik amfibiNana Citra
Β
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi, anatomi, karakteristik, klasifikasi, contoh spesies, siklus hidup, habitat, dan peranan amfibia. Secara khusus, dibahas tentang ciri-ciri tiga ordo amfibia yaitu Anura (katak), Caudata (salamander), dan Gymnophiona (caecilian) beserta contoh spesiesnya. Juga dibahas tentang peranan amfibia dalam rantai makanan dan sebagai sumber protein bagi
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum taksidermi ikan yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa biologi. Laporan tersebut menjelaskan proses-proses pembuatan taksidermi ikan mulai dari persiapan, pengulitan kulit ikan, pengawetan kulit, pengisian kulit dengan manikin, penataan sirip, pewarnaan, hingga penempatan hasil taksidermi. Laporan tersebut juga menjelaskan spesifik
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
Β
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Perkembangan sel fibroblas embrio ayam umur 6 hari yang diamati menggunakan mikroskop inverted mengalami pertumbuhan dan tampak bahwa jumlah sel bertambah. Jumlah sel embrio ayam pada cawan 1 sebanyak 1861, lebih banyak daripada jumlah sel embrio ayam pada cawan 2 yaitu sebanyak 329. Dengan viabilitas sel pada cawan 1 sebesar 70,23 %, dan viabilitas sel pada cawan 2 sebesar 25 %.
2. Faktor yang memepngaruhi pertumbuhan dan perkembangan kultur sel fibroblast embrio ayam yang berumur 6 hari adalah lingkungan kultur seperti kondisi psikokimia dan fisiologis dari medium penumbuh sel serta lingkungan di inkubator, jenis sel primer yang akan dikultur, usia sampel, teknik pengerjaan kultur dan faktor kontaminasi.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi reptil. Terdapat tiga kelas reptil utama yaitu kura-kura, kadal, dan buaya. Dokumen menjelaskan ciri-ciri morfologi masing-masing kelas tersebut seperti struktur tubuh, sistem skeleton, ekstremitas, mata, mulut, dan kloaka. Hal ini berguna untuk melatih kemampuan mengidentifikasi jenis reptil menggunakan kunci identifikasi.
Sistem transportasi pada hewan meliputi jantung, pembuluh darah, dan cairan tubuh seperti darah dan limfe. Jantung berfungsi sebagai pompa untuk mendorong aliran cairan, sementara pembuluh darah dan limfe mengangkut cairan ke seluruh tubuh. Sistem ini memungkinkan pertukaran zat dan energi antar sel.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merupakan laporan pengamatan kromosom Drosophila melanogaster yang meliputi latar belakang, tujuan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, serta penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.
Laporan praktikum isolasi jamur Colletotrichum dan Cercospora mendeskripsikan proses isolasi kedua jamur penyebab penyakit pada tanaman cabai dan kacang tanah. Isolasi dilakukan dengan mengambil bagian yang terinfeksi, menanamkannya pada media PDA, dan mengamati pertumbuhannya selama seminggu. Hasilnya menunjukkan Colletotrichum tumbuh lebih cepat dari Cercospora."
Dokumen tersebut membahas tentang kelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati) yang meliputi ciri-ciri anatomi, sistem tubuh, klasifikasi, habitat, dan manfaatnya bagi manusia. Kelas ini mencakup ikan-ikan air tawar dan laut dengan rangka tulang seperti ikan mas, lele, dan belut. Osteichthyes merupakan kelas ikan yang paling banyak jumlah spesiesnya.
Berdasarkan hasil praktikum tentang keanekaragaman pada hewan dan tumbuhan, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis keanekaragaman yaitu gen dan spesies. Keanekaragaman gen mempengaruhi struktur morfologi sedangkan keanekaragaman jenis tidak mempengaruhi struktur. Hewan yang diamati umumnya masuk kategori jenis sedangkan tumbuhan masuk kategori gen kecuali padi.
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...f' yagami
Β
Laporan ini membahas hasil praktikum genetika yang meliputi empat acara yaitu persilangan monohibrid, dihibrid, pengaruh gen terhadap seks, dan linkage serta crossing over. Pada acara pertama dilakukan persilangan monohibrid dengan tujuan menguji hukum Mendel pertama dan menganalisis data menggunakan chi-square.
Dokumen tersebut membahas tentang penyebaran populasi hewan di suatu habitat. Secara umum dibahas tentang definisi populasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola penyebaran populasi seperti lingkungan, sifat organisme, dan interaksi antar individu. Dilakukan percobaan lapangan untuk menentukan pola penyebaran semut, belalang dan serangga kecil lainnya menggunakan metode plot acak dan beraturan, kemudian hasilnya dianalis
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Β
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk dengan tujuan mengenali berbagai bentuk dan tipe bunga majemuk serta bagian-bagiannya. Secara garis besar dokumen ini menjelaskan prosedur praktikum, teori dasar mengenai bunga dan bunga majemuk, hasil pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk, dan analisis data hasil pengamatan pada bunga merak sebagai contoh.
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Β
Praktikum ini melibatkan identifikasi dan klasifikasi enam jenis tumbuhan yang berbeda hingga tingkat spesies menggunakan kunci determinasi. Jenis-jenis tumbuhan tersebut diidentifikasi sebagai paku, lumut, bunga kertas, kelapa, lada, dan jambu air.
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
Laporan ini menjelaskan pengamatan morfologi dan anatomi hewan vertebrata dan avertebrata yang dilakukan oleh mahasiswa. Hewan yang diamati meliputi cacing tanah, bekicot, kerang hijau, cumi-cumi, jangkrik, laba-laba, udang, kepiting, dan katak. Hewan tersebut dikelompokkan menjadi avertebrata dan vertebrata berdasarkan keberadaan tulang belakang.
Sistem transportasi pada hewan meliputi jantung, pembuluh darah, dan cairan tubuh seperti darah dan limfe. Jantung berfungsi sebagai pompa untuk mendorong aliran cairan, sementara pembuluh darah dan limfe mengangkut cairan ke seluruh tubuh. Sistem ini memungkinkan pertukaran zat dan energi antar sel.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut merupakan laporan pengamatan kromosom Drosophila melanogaster yang meliputi latar belakang, tujuan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, serta penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.
Laporan praktikum isolasi jamur Colletotrichum dan Cercospora mendeskripsikan proses isolasi kedua jamur penyebab penyakit pada tanaman cabai dan kacang tanah. Isolasi dilakukan dengan mengambil bagian yang terinfeksi, menanamkannya pada media PDA, dan mengamati pertumbuhannya selama seminggu. Hasilnya menunjukkan Colletotrichum tumbuh lebih cepat dari Cercospora."
Dokumen tersebut membahas tentang kelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati) yang meliputi ciri-ciri anatomi, sistem tubuh, klasifikasi, habitat, dan manfaatnya bagi manusia. Kelas ini mencakup ikan-ikan air tawar dan laut dengan rangka tulang seperti ikan mas, lele, dan belut. Osteichthyes merupakan kelas ikan yang paling banyak jumlah spesiesnya.
Berdasarkan hasil praktikum tentang keanekaragaman pada hewan dan tumbuhan, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua jenis keanekaragaman yaitu gen dan spesies. Keanekaragaman gen mempengaruhi struktur morfologi sedangkan keanekaragaman jenis tidak mempengaruhi struktur. Hewan yang diamati umumnya masuk kategori jenis sedangkan tumbuhan masuk kategori gen kecuali padi.
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...f' yagami
Β
Laporan ini membahas hasil praktikum genetika yang meliputi empat acara yaitu persilangan monohibrid, dihibrid, pengaruh gen terhadap seks, dan linkage serta crossing over. Pada acara pertama dilakukan persilangan monohibrid dengan tujuan menguji hukum Mendel pertama dan menganalisis data menggunakan chi-square.
Dokumen tersebut membahas tentang penyebaran populasi hewan di suatu habitat. Secara umum dibahas tentang definisi populasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi pola penyebaran populasi seperti lingkungan, sifat organisme, dan interaksi antar individu. Dilakukan percobaan lapangan untuk menentukan pola penyebaran semut, belalang dan serangga kecil lainnya menggunakan metode plot acak dan beraturan, kemudian hasilnya dianalis
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Β
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk dengan tujuan mengenali berbagai bentuk dan tipe bunga majemuk serta bagian-bagiannya. Secara garis besar dokumen ini menjelaskan prosedur praktikum, teori dasar mengenai bunga dan bunga majemuk, hasil pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk, dan analisis data hasil pengamatan pada bunga merak sebagai contoh.
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Β
Praktikum ini melibatkan identifikasi dan klasifikasi enam jenis tumbuhan yang berbeda hingga tingkat spesies menggunakan kunci determinasi. Jenis-jenis tumbuhan tersebut diidentifikasi sebagai paku, lumut, bunga kertas, kelapa, lada, dan jambu air.
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
Laporan ini menjelaskan pengamatan morfologi dan anatomi hewan vertebrata dan avertebrata yang dilakukan oleh mahasiswa. Hewan yang diamati meliputi cacing tanah, bekicot, kerang hijau, cumi-cumi, jangkrik, laba-laba, udang, kepiting, dan katak. Hewan tersebut dikelompokkan menjadi avertebrata dan vertebrata berdasarkan keberadaan tulang belakang.
Dokumen tersebut merangkum proses pembuatan simplisia dari buah pepaya, mulai dari pengumpulan buah pepaya, pencucian, sortasi basah dan kering, perajangan, pengeringan, penggilingan menjadi serbuk, hingga pengemasan dalam wadah tertutup.
Laporan Praktikum Keanekaragaman hewan seranggaGoogle
Β
Praktikum ini menganalisis keanekaragaman serangga di lingkungan Kampus IAIN Raden Intan Lampung menggunakan beberapa metode penangkapan. Didapatkan beberapa jenis serangga termasuk lalat, kumbang, rayap, kupu-kupu, semut, belalang, dan laba-laba dengan jumlah keseluruhan 56 ekor. Kesimpulannya, penangkapan menggunakan jaring ayun memberikan hasil tertinggi dibandingkan metode lain
Laporan praktikum ini membahas pengamatan morfologi dan telur 6 spesies cacing parasit yaitu Ascaridia galli, Ascaris lumbricoides, Enterobius vermicularis, Taenia saginata, Raillietina tetragona, dan Fasciola hepatica. Hasilnya menunjukkan perbedaan warna, ukuran, bentuk bibir, ekor, tubuh, dan kelamin antara nematoda, cestoda, dan trematoda.
Sistem informasi fitness center dirancang untuk mendata anggota, pegawai, alat, dan paket yang tersedia. Sistem ini dapat menghasilkan laporan statistik tentang data yang dimasukkan seperti penambahan anggota, alat, dan paket.
Dokumen tersebut membahas tentang delapan filum invertebrata, yaitu Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Annelida, Nematoda, Mollusca, Echinodermata, dan Arthropoda. Setiap filum dijelaskan habitat dan contohnya serta manfaat bagi manusia, seperti sebagai makanan, obat-obatan, bahan baku industri, dan sumber daya alam lainnya. Kebanyakan invertebrata memiliki peran penting dalam ek
Zimbabwe is facing many political and economic problems under the leadership of President Robert Mugabe since 1980. Mugabe has used intimidation tactics to remain in power through flawed elections and seized white-owned farms in 2000, contributing to Zimbabwe becoming unable to feed itself despite being once known as the "breadbasket of Africa". The document examines Zimbabwe's crisis and attributes much of the blame to Mugabe's authoritarian leadership over the past several decades.
This is a stylization of a slideshow originally created by Karl Fisch, examining globalization and Americaβs future in the 21st century. It is designed to stand alone, without having to be presented in person. Enjoy!
1) The document discusses the importance of kidney health and taking care of one's kidneys.
2) It notes that kidneys are small organs that perform big roles like removing waste and controlling blood pressure.
3) The document warns that kidney disease can progress silently for years and that people with conditions like diabetes, high blood pressure, family history of kidney disease, or who are older or smokers are at higher risk and should get their kidneys checked.
Based on the document, Sheltering Wings Gifts offers a gift package for $199 that includes 1 month of shelter, food and care for an abused or neglected child. The gift package helps support the mission of Sheltering Wings, a nonprofit organization providing refuge for children escaping hard lives. Donating this package allows someone to give the gift of hope and safety to a child in need.
This is an educational presentation exploring humanity's water use and the emerging worldwide water shortage. It is designed to act as a stand-alone presentation. Enjoy!
This 3 line poem by Kahlil Gibran reminds the reader not to forget that nature enjoys small moments of intimacy, such as the earth feeling one's bare feet or the wind playing with one's hair.
Laporan pengelasan serangga (tugasan individu)Rosdi Ramli
Β
Dokumen ini memberikan informasi tentang sifat fizikal beberapa jenis serangga seperti pepatung jarum, lalat rumah, belalang, rama-rama, semut, dan mentadak melalui penjelasan pengelasan saintifik dan ciri-ciri utama masing-masing serangga.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi hewan yang meliputi:
1. Klasifikasi hewan berdasarkan tempat hidup, jenis makanan, penutup tubuh, cara gerak, cara berkembang biak, cara bernafas, dan keberadaan tulang belakang.
2. Mengelompokkan hewan menjadi vertebrata dan invertebrata, kemudian menjelaskan contoh-contoh hewan pada setiap kriteria klasifikasi.
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi hewan dengan menjelaskan beberapa cara klasifikasi hewan yaitu berdasarkan tempat hidup, jenis makanan, penutup tubuh, cara gerak, cara berkembang biak, cara bernafas, dan ada tidaknya tulang belakang. Klasifikasi hewan penting untuk mengelompokkan hewan berdasarkan ciri-ciri yang sama dan mengetahui hubungan antar spesies hewan.
3.9 animalia 1 porifera & coelenterata pramu man 1 mojokertoradar radius
Β
Dokumen tersebut merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran Biologi tentang materi Porifera dan Coelenterata untuk siswa kelas X semester 2. RPP tersebut mencakup tujuan pembelajaran, alokasi waktu, materi pembelajaran, peta konsep, kegiatan pembelajaran yang terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti berupa UKBM dan latihan soal, penutup berupa refleksi diri, serta tes formatif.
Makalah ini membahas tentang klasifikasi hewan yang meliputi tujuan dan manfaat klasifikasi serta cara-cara klasifikasi hewan berdasarkan tempat hidup, jenis makanan, penutup tubuh, cara gerak, cara berkembang biak, cara bernafas, dan keberadaan tulang belakang. Hewan dikelompokkan menjadi vertebrata dan invertebrata.
PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...UNESA
Β
Proposal ini membahas studi habitat dan fenetik taksonomi ikan Mudskipper di Pantai Kenjeran Surabaya. Tujuannya adalah mengidentifikasi jenis ikan Mudskipper berdasarkan karakter morfologi dan lingkungan hidupnya."
Fenomena anggang-anggang dibahas melalui ciri morfologi, kemampuan berjalan di atas air, peran sebagai predator dan bioindikator, serta strategi bertahan hidupnya seperti melindungi diri dari predator dan hujan. Serangga kecil ini memiliki adaptasi untuk menghindari basahnya air, seperti tubuh berlapis rambut halus yang hidrofobik.
Makalah ini membahas tentang klas Crustacea yang merupakan bagian dari filum Arthropoda. Crustacea terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Entomostraca dan Malacostraca. Makalah ini juga menjelaskan struktur tubuh, sistem organ, dan peran Crustacea secara singkat."
Dokumen tersebut membahas tentang Phylum Chordata. Phylum ini mencakup hewan-hewan yang memiliki ciri-ciri seperti notokord, tali saraf tunggal, ekor, dan celah faring. Phylum Chordata terdiri dari empat subfilum yaitu Hemichordata, Urochordata, Cephalochordata, dan Vertebrata. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa jenis dan struktur anatomi hewan-hewan yang termasuk dalam Phylum Chordata.
Taksonomi hewan invertebrata membahas delapan filum hewan tanpa tulang belakang yaitu Porifera, Coelentrata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Arthropoda, Mollusca, dan Echinodermata. Masing-masing filum memiliki ciri khas morfologi, anatomi, dan reproduksi. Tulisan ini menjelaskan ciri-ciri dan klasifikasi delapan filum invertebrata tersebut.
Similar to Laporan Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata "Classis Arachnida dan Myriapoda" (20)
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Β
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Β
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Β
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP βCSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)β akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel β BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info iniπ utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Β
Laporan Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata "Classis Arachnida dan Myriapoda"
1. LAPORAN PKL MANDIRI
CLASSIS MYRIAPODA DAN ARACHNIDA
SISTEMATIKA HEWAN INVERTEBRATA
Disusun oleh :
Nama
: Anna Argiyanti
NIM
: A420120039
LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
2. LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata ini telah disetujui dan disahkan
sebagai salah satu syarat kelulusan mengikuti praktikum Sistematika Hewan Invertebrata di
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hari
:
Tanggal
:
Dosen Pengampu
Asisten
Dwi Setyo Astuti, M.Pd
Artista Khoirina Dewi
Mengetahui,
Kepala Laboratorium
FKIP Biologi UMS
Triastuti Rahayu, M.Si
3. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. karena atas karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan Sistematika Hewan Invertebrta setelah melaksanakan kegiatan Praktikum
Kerja Lapangan Mandiri dengan Phylum Arthropoda pada Classis Arachnida dan Myriapoda.
Laporan ini dibuat berdasarkan data dan informasi serta pengetahuan yang diperoleh selama
kami melakukan kegian Praktikum Kerja Lapangan pada tempat yang diperkirakan terdapat
hewan dengan phyllum dan classis tersebut, baik secara pengetahuan teori dan praktek.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang turut membantu dalam
penulisn laporan ini, antara lain kepada :
1. Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan laporan Sistematika Hewan Invertebrata.
2. Kedua Orang Tua yang telah mendukung baik secara moril maupun materil.
3. Ibu Dwi Setyo Astuti, M.Pd dan Ibu Fatma, S.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
PraktikumSistematika Hewan Invertebata.
4. Mbak Artista Khoirina Dewi, Asisten Labolatorium dan Asisten PKL Mandiri yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Teman-teman kelompok 10 yang saya tidak bisa menyebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan Sistematika
Hewan Invertebrata, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini.Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini.
Surakarta, 12 Desember 2013
Penulis
4. DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................
Lembar Pengesahan....................................................................................................
Kata Pengantar............................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................
1.4 Manfaat....................................................................................................
Bab II Tinjauan Pustaka.............................................................................................
Bab III Pembahasan.....................................................................................................
3.1 Gambar.....................................................................................................
3.2 Sistematika..............................................................................................
3.3 Deskripsi...................................................................................................
Bab IV Dendogram ................................................................................................
Bab V Kesimpulan dan Saran ..............................
Daftar Pustaka
5. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zoologi (berasal dari bahasa Yunani, Zoo = hewan dan Logos = ilmu) merupakan
salah satu bidang kajian dalam biologi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh
aspek biologi hewan. Sejak zaman Aristoteles pengelompokan hewan mengalami
perubahan. Pada awalnya kita mengenal tujuh phylum pada hewan invertebrata, meliputi : 1.
Protozoa 2. Porifera 3. Coelenterata 4. Vermes 5. Mollusca 6. Echinodermata 7. Arthropoda.
Seiring perkembangannya yang dilakukan melalui observasi melakukan penelitian. Para ahli
menetapkan bahwa terdapat Sembilan phylum invertebrata, meliputi : 1. Protozoa, 2.
Porifera, 3. Coelenterata, 4. Platyhelminthes, 5. Nemathelminthes, 6. Annelida, 7. Mollusca
8. Echinodermata, dan 9. Arthropoda.
Pada praktikum kali ini kita memfokuskan pada phylum Arthropoda. Arthropoda
sendiri berasal dari bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) yang beraarti
hewan ini memiliki ciri kaki yang beruas, berbuku, atau bersegmen.Tubuh Arthropoda
merupakan simetri bilateral dan tergolong tropoblastik selomata. Pada phylum Arthropoda
memiliki classis, yaitu : Classis Crustacea, Classis Myriapoda, Classis Arachnida, dan
Classis Insecta. Tetapi disini kita akan mempelajari classis Myriapoda dan classis
Arachnida. Sehingga melalui praktikum kerja lapangan diharapkan dapat menemukan
species secara langsung di lapangan.
Classis Myriapoda dan dan classis Arachnida memiliki ordo. Ordo dari classis
Myriapoda meliputi : Diplopoda dan Chilopoda sedangkan pada classis Arachnida meliputi
: Scorpionida, Aranea/arachnida, dan Acarina. Dengan menemukan species tersebut secara
langsung kita dapat membedakan bentuk fisiologis masing-masing species, sehingga kita
dapat memepelajari karakteristik masing-masing species, dan dapat memahami dalam
pembuatan dendogram maupun klasifikasi setiap species yang ditemukan. Dengan adanya
praktikum kerja lapangan akan memudahkan kita dalam mempelajari phylum Arthropoda
pada classis Myriapoda dan classis Arachnida.
6. 1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum sistematika hewan invertebrate latihan kelima
phylum arthropoda pada classis arachnida dan myriapoda adalah :
1. Apa saja yang termasuk kedalam species dari phylum arthropoda ?
2. Bagaimana cirri-ciri yang dimiliki oleh phylum arthropoda khususnya classis arachnida
dan myriapoda ?
3. Hewan apa saja yang termasuk kedalam classis arachnida dan myriapoda dan bagaimana
ciri-ciri spesifik yang dimilikinya ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum latihan kelima tentang phylum arthropoda dari classis
arachnida dan myriapoda, adalah :
1. Mempelajari species dari phylum arthropoda khususnya classis arachnida dan myriapoda
yang terdapat di alam.
2. Mempelajari kunci determinasi untuk mengetahui nama species yang telah ditemukan.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari praktikum latihan tentang phylum arthropoda dari
classis arachnida dan myriapoda, adalah :
1. Mengetahui phylum arthropoda yang termasuk kedalam classis arachnida dan classis
myriapoda.
2. Mengetahui nama serta klasifikasi species yang ditemukan.
3. Mengetahui kunci determinasi species dari phylum artrophoda yang ditemukan.
4. Mengetahui cirri spesifik yang dimiliki dari species yang ditemukan yang termasuk
kedalam phylum arthropoda.
5. Mengetahui habitat dan bentuk morfologi yang dimiliki oleh masing-masing species yang
ditemukan.
7. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Arthropoda berasal dari bahasa yunani yaitu arthros, sendi dan podos, kaki. Oleh karena
ciri utama hewan yang termasuk dalam filum ini adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas.
Jumlah spesies anggota filum ini terbanyak bila dibansingkan dengan filum lainnya yaitu lebih
dari 800.000 spesies. Habitat hewan anggota filum ini pada umumnya adalah di air dan di darat.
Sifat hidup arthropoda bervariasi, ada yang hidup bebas, tetapi ada juga yang bersifat parasit
apad organisme lain. Ancestor arthropoda kemungkinan seperti annelid yang memiliki dinding
tubuh berotot dan tubuh tidak terbagi menjadi daerah tertentu. Ukuran dan jumlah segmen setiap
pembagian tubuh tersebut berbeda di dalam kelompok dan berhubungan erat dengan lingkungan
dan aktivitas setiap spesies (Aswari, 2001).
Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau
simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya nyamuk, lalat,
semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas. Ada
yang di laut, periran tawar, gurun pasir, dan padang rumput.
Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada juga yang
secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis. Partenogenesis adalah pembentukan individu baru
tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi
jantan dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu
yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).Hasil fertilisasi berupa telur.
Klasifikasi
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan kaki.
Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum, yaitu Kelas Arachnida,
Myriapoda, Crustacea, dan Insecta.
1. Arachnida
Arachnida (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga kelompok labalaba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking adalah salah satu contoh kelas
Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies. Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada
yang panjangnya lebih kecil dari 0,5 mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan
8. terestrial (darat) yang hidup secara bebas maupun parasit. Arachnoidea yang hidup bebas
bersifat karnivora. Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida,
dan Acarina. Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir,
contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng ( Buthus after).
Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya
(alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba
kemlandingan (Nephila maculata). Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya
adalah caplak atau tungau (Acarina sp.).
2. Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan
berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita lihat di
lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap, misalnya di bawah
daun, batu, atau tumpukan kayu. Bagian tubuh Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan
abdomen. Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu
pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang
berbentuk oseli (mata tunggal). Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota
badan pada tiap segmennya. Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel
yang menuju ke trakea.Ekskresinya dengan tubula malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan
melakukan repsroduksi seksual secara internal. Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu
Chilopoda dan Diplopoda.
3. Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang keras.Udang,
lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan Crustacea merupakan
hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat.Crustacea dibedakan menjadi dua subkelas
berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca dan Malacostraca.
9. 4. Insecta
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan ini sering kita
jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat, lebah, semut, capung, jangkrik,
belalang,dan lebah. Ciri khususnya adalah kakinya yang berjumlah enam buah. Karena itu
pula sering juga disebut hexapoda. Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar,
laut dan darat.Hewan ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat
terbang.Insecta ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit. Tubuh Insecta dibedakan
menjadi tiga bagian, yaitu kaput, toraks, dan abdomen. Kaput memiliki organ yang
berkembang baik, yaitu adanya sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata
tunggal (oseli). Insecta memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki syap
pada segmen kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada
abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung trakea. Trakea
merupakan alat pernapasan pada Insecta.Pada abdomen juga terdapat tubula malpighi, yaitu
alt ekskresi yang melekat pada posterior saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka.
Organ kelaminnya dioseus. (Rosariyanto,2005)
Accepting a rooting of trilobite-like arthropods close to fuxianhuiidsand canadaspidids,
we can begin to figure out what a shared arthropodancestor of the two groups would have looked
like. The body should have been segmented and fairly long, surrounded laterally by a pleural
fold. Thedorsum was sclerotised and separated into segmental tergites. There may nothave been
any tergite covering more than one segment, such as a head shield.The anterior end consisted of
a pre-segmental acron carrying a pair of compound eyes. The first segment carried a pair of
uniramous antennae. Allsuccessive segments carried clumsy paired legs with many short
andidentical podomeres (leg segments). The proximal part of the leg had asimple exopod blade.
It is uncertain if segmentation was well controlled, sothat there was only one pair of legs per
body segment. The mouth waslocated behind the antennae, without mouthparts, and without
hypostome protection. Older ancestors should be yet simpler (Xian, 2003)
Arachnida diambil dari kata Yunani. Yaitu Arachne = laba-laba. Beberapa jenis yang
termasuk Arachnida ialah : kalajengking, laba-laba, caplak, dan sebagainaya. Tubuhnya terdiri
dari 2 bagian yaitu : cephalothorax dan perut, terdapat 6 pasang embelan pada cephalothorax,
10. antenna tidak ada. Pasangan embelan yang pertama ialah : kelisere (chelicerae) yang berfungsi
untuk merobek dan melumpuhkan mangsanya. Kelenjar racunnya terletak pada cephalothorax.
Pasangan embelan yang kedua ialah pedipalpus yang digunakan untuk memegang
makanan. Pasangan embelan selanjutnya adalah merupakan 4 pasang kaki jalan. Pada bagian
perut tidak terdapat embelan. Mempunyai mata sederhana biasanya 8 buah yang terletak di
bagian kepala. (Rusyana, 2011).
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.Pada tiap segmen
tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh,
yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Ciri lain dari Arthropoda adalah
adanya kutikula keras yang membentuk rangka luar (eksoskeleton). Eksoskeleton tersusun dari
kitin yang di sekresikan oleh sel kulit. Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan
tubuh yang kuat. Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh
ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat membesar mengikuti pertumbuhan
tubuh.Oleh karena itu, tahap pertumbuhan Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan
eksoskeleton lama dan pembentukan eksoskeleton baru. Tahap pelepasan eksoskeleton disebut
dengan molting atau ekdisis.Hewan yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang,
dan laba-laba. Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang
berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya. Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada
pembesaran saraf tangga tali yang disebut ganglia.Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan
pengendalian berbagai kegiatan. Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.
Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Mulutnya
dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam, misalnya mandibula dan maksila pada
belalang. Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa metabolisme
berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar
ekskresi, atau keduanya. Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari
jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau
hemosol. Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa. (Johnson,1996).
The common name βvinegaroonβ comes from the vinegar-smelling acetic acid these
animals secrete from glands when they are disturbed. One species lives in the southern United
States, and happens to be quite large (up to 85 mm!), truly living up to its name, Mastigoproctus
giganteus. General features of uropygids include: (1) One pair of eyes at the anterior of the
11. cephalothorax, and three on each side. (2) A long whip-like flagellum on the pygidium, a small
plate made up of the last three segments. The function of this structure is unclear, but it is
possible that it may be used to detect air movement, and/or may have a chemosensory function.
(3) Only six of the eight legs are used for walking, as the first legs are elongated and held out
horizontally as the animal walks. These first legs function as sensory organs (this similarity is
shared by Schizomida, Amblypygi, and Solifugae). (4) Most species have robust pedipalps,
which are raptorial and move on a horizontal (lateral) plane.
Over 100 species, both tropical and subtropical, occur in two separate American regions
(southern North America and northeastern South America), as well as West Africa and eastern
Asia. Males secrete a sperm sac, which is transferred to the female. The gravid female burrows,
ceases eating, and lays multiple eggs within a mucous membrane. In the initial stages after
hatching, the young attach themselves to the motherβs back. In Mastigoproctus, the young
disperse after their first molt, and the mother dies soon after. (Horrocks, 1996).
Amblypygids are quite unusual looking arachnids, with their first pair of legs very thin
and elongated to several times the length of their body, resembling whips, hence their colloquial
name βwhip spidersβ. These long appendages are used like feelers and somewhat resemble
antennae seen in other arthropods. Amblypygids often walk sideways with one whip-like leg
held out in front of the body for sensing ahead of the animal, and the other held out to the side,
sensing the adjacent surroundings. Whip spiders are nocturnal and found in tropical and
subtropical regions, hence few people in the USA are familiar with these arachnids. They are
fairly large for a chelicerate, ranging from ~10 - 25 cm in size. Their body is flattened dorsoventrally, which allows them to hide in small spaces such as under tree bark, in rock crevices, or
in leaf litter. (Weygoldt, 2000)
12. BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Kelas Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan
berkaki banyak. Myriapoda adalah gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan
tubuh beruas-ruas dan setiap ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Bagian tubuh Myriapoda sulit
dibedakan antara thorax dan abdomen. Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada caput
terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua pasang maxilla
(rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal). Tubunya bersegmen dengan satu
hingga dua pasang anggota badan pada tiap segmennya. Setiap segmen terdapat lubang
respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea. Ekskresinya dengan tubula malpighi.
Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan repsroduksi seksual secara internal.
Kelas Arachnida
Tubuh bersegmen terdiri atas cephalothorax (kepala-dada), serta abdomen (perut) yang
tidak beruas. Tubuh disediakan dengan polisakarida disebut kitin tahan air. Hal ini meliputi
awalnya memiliki fungsi pelindung, dan juga dukungan lokomotory dalam fungsinya.
Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks
(dada). Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma.
Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk kerucut
dan dapat berputar bebas. Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang
pengeluaran kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen. Kelenjar benang halus
mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik.Protein elastik tersebut akan
mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan untuk menjebak mangsa.
Pada praktikum kerja lapangan mandiri ini, kami mendapatkan classis tentang
Arachnida dan Myriapoda. Adapun hasil yang kami peroleh dalam praktikum kali ini, yaitu:
13. 3.2 Gambar Klasifikasi dan Deskripsi
A. Nama Latin
Nama Lokal
: Scolopendra obscura
: Kelabang Api
Kunci Determinasi : 1β, 3 (1β). . . ordo scolopendromorpha
Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Classis
: Cilophoda
Sub Classis
: Epimorpha
Ordo
: Scolopendromorpha
Family
:-
Genus
: Scolopendra
Species
: Scolopendra obscura.
Deskripsi
Spesies Scolopendra obscura termasuk ke dalam calssis Chilopoda dan memiliki
ciri-ciri tubuh agak gepeng, terdiri atas kepala (caput) dan badan (abdomen) yang beruasruas (15 β 173 ruas). Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas (segmen) di
belakang kepala dan dua segmen terakhirnya. Pada segmen di belakang kepala terdapat
satu pasang taring bisa (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada
kepala terdapat 5 pasang antena panjang dan setiap pasang antena yang terdiri atas 12
segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut. Hewan ini memangsa hewan kecil
berupa insecta, mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus. Alat
14. eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang
bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas. Habitat (tempat
hidup) di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Kelas ini sering
disebut Sentipede.
B. Nama Latin
Nama Lokal
: Narceus sp.
: Luwing atau Kaki Seribu
Kunci determinasi : 1β , 2β , 3β , 5β , 7β , 8β . . . ordo spirobolida
Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Classis
: Diplopoda
Ordo
: Spirobolida
Family
:-
Genus
: Narceus
Species
: Narceus sp.
Deskripsi
Spesies Narceus sp. termasuk ke dalam calssis Diplopoda dan memiliki ciri-ciri
tubuh berbentuk silindris dan beruas-ruas (25 β 100 segmen) terdiri atas kepala (caput)
dan badan (abdomen). Setiap segmen (ruas) mempunyai satu pasang kaki, dan tidak
mempunyai βtaring bisaβ (maksiliped). Pada ruas ke tujuh, satu atau kedua kaki
mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi. Pada caput terdapat sepasang antena yang
pendek, dua kelompok mata tunggal. Hidup di tempat yang lembab dan gelap dan banyak
mengandung tumbuhan yang telah membusuk. Respirasi dengan trakea yang tidak
15. bercabang. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Dalam keadaan bahaya
tubuhnya menggulung. Luwing berkembang biak dengan bertelur (ovipar).
C. Nama Latin
Nama Lokal
: Trochosa sp.
: Laba-laba taman
Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae
1β , 7β , 15(7β) , 16β , 19β , 20(19β) , 21β , 26β , 39β , 40β , 41β , 42β ,
48(42β) , 49β , 50(49β) . . . family lycosidae
Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Classis
: Arachnida
Ordo
: Araneae
Family
: Lycosidae
Genus
: Trochoca
Species
: Trochoca sp.
Deskripsi
Spesies Trochoca sp. termasuk ke dalam ordo Aranae dan memiliki ciri-ciri tubuh
terdiri dari cephalotoraks atau prosoma yang sebenarnya merupakan gabungan dari
kepala dan dada. Sedangkan helaian serat protein yang tipis namun kuat dan keluar dari
spinneret. Trochoca sp. hewan pemangsa (karnivora) bahkan kadang-kadang kanibal
mangsa utamnya adalah serangga.segmen bagian belakang disebut abdomen atau
opisthosoma tidak bersegmen yang dihubungkan bagian sempit yang disebut pedicel.
Pada sefalotoraks melekat 4 pasang kaki. Mata sederhana terletak dekat ujung caput,
umumnya terdiri atas 8 ocelli. Diatas bagian mulut terdapat celicera (umbai-umbai
16. berbentuk cakar yang digunakan untuk menangkap mangsa). Terdapat pula alat bantu
mulut serupa tangan yang di sebut pedipalpus. Trochoca sp. bernafas dengan paru-paru
buku dan juga bernafas dengan trakea. Mempunyai 6 pasang spinneret, yang berfungsi
memintal benang sutra yang merupakan
D. Nama Latin
Nama Lokal
: Paruroctonus silvestrii
: Kalajengking Bercambuk
Kunci determinasi : 1β , 3(1β) , 4 (3). . . ordo scorpiones
Klasifikasi:
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Classis
: Arachnida
Ordo
: Scorpiones
Family
: Vaejavidae
Genus
: Paruroctonus
Species
: Paruroctonus silvestrii
Deskripsi
Spesies Paruroctonus silvestrii termasuk ke dalam ordo Scorpiones dan
memiliki ciri-ciri tubuh terdiri dari cepalotoraks dan abdomen (bersegmen-segmen),
preabdomen, dan post abdomen. Cepalotoraks tertutup karapas. Memiliki umbai-umbai
berbentuk cakar yang berfungsi untuk menangkap mangsa (celicera) dan cakar berbentuk
penjepit (Pedipalpus). Mempunyai 4 pasang kaki tanpa antena terletak pada cepalotoraks,
2-12 mata oceli. Abdomen bersegmen 12, yang 7 segmen disebut mesosoma besar, dan 5
segmen terminal disebut metasoma. Pemanjangan pada ujung abdomen berbentuk ekor
17. sebagai alat sengat (Telson) mengandung kelenjar toksin. Panjang tubuhnya bervariasi
sampai kira-kira 125 mm. Opistosoma secara melebar dihubungkan dengan prosoma dan
dibagi menjadi dua prosoma, mengandung mata dekat garis tengah pedipalpus panjang
dan merenggut. Pada sisi ventral opistosoma yang keduanya terdapat sepasang struktur
yang berbentuk sisir dari pektin.
E. Nama Latin
Nama Lokal
: Mastigoproctus giganteus
: Kalajengking capit besar
Kunci determinasi : 1β , 3(1β), 5β , 6(5β) . . . ordo uropygi
Klasifikasi:
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Classis
: Arachnida
Ordo
: Uropygi
Family
: Thelyphonidae
Genus
: Mastigoproctus
Species
: Mastigoproctus giganteus
Deskripsi
Spesies Mastigoproctus
giganteus termasuk ke dalam ordo Uropygi dan
memiliki ciri-ciri tubuh yang terbagi menjadi dua bagian. Bagian anterior disebut
prosoma atau cephalothorax. Pada bagian tersebut terdapat 6 pasang anggota badan.
Pasangan pertama disebut klisera yang memiliki segmen 2. Pasangan kedua disebut
pedipalp yang berfungsi untuk mencengkeram. 4 pasangan terakhir sebagai kaki jalan dan
pasangan pertama kaki jalan berfungsi peraba. Bagian anterior disebut opistosoma, yang
18. terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada spesies Mastigoproctus
giganteus
mempunyai tergit opistosoma jelas, ada flagel terminal yang panjang. Hewan ini
memiliki sepasang capit disekitar kepala namun tidak memiliki ekor seperti kalajengking
yang digunakan untuk menyengat. Panjang badanya 10-15cm. Bagian abdomen disebut
pygidium dilengkapi dengan organ berbentuk cambuk. Di bagian anterior opistosoma di
jumpai lubang kelamin. Pada sisi ventral opistosoma yang keduanya terdapat sepasang
struktur yang berbentuk sisir dari pektin. Memiliki alat respirasi berupa paru-paru buku.
F. Nama Latin
Nama Lokal
: Araneus miniatus
: Laba-laba segi lima
Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae
Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Classis
: Arachnida
Ordo
: Araneae
Sub Ordo
: Araneomorpha
Family
: Entelegynus
Genus
: Araneus
Species
: Araneus miniatus
Deskripsi
Spesies Araneus miniatus termasuk ke dalam ordo Araneae dan memiliki ciri-ciri
tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepala-dada prosoma dan abdomen
atau ophisthosoma. Kelisera yang berbentuk catut atau gunting, terletak di sebelah depan
biasanya digunakan untuk melumpuhkan mangsanya. Di bagian belakang kepala terdapat
19. sepasang pedipalpus, bentuknya seperti kaki berfungsi untuk memegang mangsanya karena
pedipalpus berakhir dengan cakar. Ophisthosoma mempunyai empat pasang kaki dan
beberapa buah mata tunggal. Hewan ini bernapas dengan paru-paru buku, trakea atau
keduanya. Peredaran darah bersifat terbuka. Sistem syaraf berupa ganglion-ganglion
ventral yang bersatu dengan ganglion dorsal kemudian membentuk sebuah massa syaraf
dan ditembus oleh oesophagus dengan mengeluarkan banyak cabang. Bagian
ophisthosomanya tidak memiliki segmen yang menghasilkan jaring. Ekskresinya dengan
menggunakan badan malphigi. Alat kelaminnya terpisah, hewan karnivora yang
merupakan pemburu insekta kecil lainnya, beberapa diantaranya ada yang dapat
membunuh manusia.
G. Nama Latin
Nama Lokal
: Cybaeus sp.
: Laba-laba lonjong
Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae
Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Classis
: Arachnida
Ordo
: Araneae
Sub Ordo
: Araneomorpha
Family
: Entelegynus
Genus
: Cybaeidae
Species
: Cybaeus sp.
20. Deskripsi
Spesies Cybaeus sp. merupakan kelompok laba-laba modern. Tergolong ke dalam
ordo Araneae dan memiliki ciri-ciri tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu kepala-dada prosoma dan abdomen atau ophisthosoma. Kelisera yang berbentuk
catut atau gunting, terletak di sebelah depan biasanya digunakan untuk melumpuhkan
mangsanya. Di bagian belakang kepala terdapat sepasang pedipalpus, yang digunakan
untuk membantu perkawinan. Ophisthosoma mempunyai empat pasang kaki dan
beberapa buah mata tunggal. Taring dalam kelompok dari kelompok ini mengarah agak
miring ke depan dan digerakkan berlawanan arah seperti capit dalam mengigit
mangsanya. Hewan ini bernapas dengan paru-paru buku, trakea atau keduanya. Peredaran
darah bersifat terbuka.
H. Nama Latin
: Argiope auranti
Nama Lokal
: Laba-laba gelap
Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae
1β , 7β , 15 , 16β , 19β , 20 , 21β , 26β , 39β , 40β , 41β , 42 , 43 , 44 ,
45β. . . family araneidae
Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Classis
: Arachnida
Ordo
: Araneae
Sub Ordo
: Araneomorpha
21. Family
: Araineida
Genus
: Argiope
Species
: Argiope auranti
Deskripsi
Spesies Argiope auranti memiliki warna dominan yaitu hitam dan kuning
kehitaman yang mencolok sampai beberapa inchi. Termasuk ke dalam ordo Araneae dan
memiliki ciri-ciri tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kepaladada prosoma dan abdomen atau ophisthosoma. Abdomen besar hitam dengan tanda
kuning atau orange. Sefalotoraks biasanya berwarna putih. Mempunyai kelisera yang
berbentuk catut atau gunting, terletak di sebelah depan biasanya digunakan untuk
melumpuhkan mangsanya. Di bagian belakang kepala terdapat sepasang pedipalpus,
bentuknya seperti kaki berfungsi untuk memegang mangsanya karena pedipalpus
berakhir dengan cakar. Ophisthosoma mempunyai empat pasang kaki dan beberapa buah
mata tunggal. Hewan ini bernapas dengan paru-paru buku, trakea atau keduanya.
I. Nama Latin
Nama Lokal
: Enoplognatha ovata
: Laba-laba taman kuning
Kunci determinasi 1 , 2 . . . ordo araneae
1β , 7β , 15 , 16β , 19β , 20 , 21β , 26β , 39β , 40β. . . family theridiidae
Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Classis
: Arachnida
Ordo
: Araneae
22. Sub Ordo
: Araneomorpha
Family
: Theridiidae
Genus
: Enoplognatha
Species
: Enoplognatha ovata
Deskripsi
Spesies Enoplognatha ovata memiliki warna khas yang mencolok pada bagian
abdomen atau opisthosomal, yang terdiri dari 3 bentuk yaitu polos kuning (lineata),
kuning dengan dua garis dan kuning dengan perisai solid pada opisthosomal dorsal
(ovata). Termasuk ke dalam ordo Araneae dan memiliki ciri-ciri tubuh hewan ini dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu prosoma dan ophisthosoma. Mempunyai kelisera yang
berbentuk catut atau gunting, terletak di sebelah depan biasanya digunakan untuk
melumpuhkan mangsanya. Di bagian belakang kepala terdapat sepasang pedipalpus,
bentuknya seperti kaki berfungsi untuk memegang mangsanya karena pedipalpus
berakhir dengan cakar. Ophisthosoma mempunyai empat pasang kaki dan beberapa buah
mata tunggal.
J. Nama Latin
Nama Lokal
: Phidippus audax
: Laba-laba Pelompat
Kunci determinasi : 1 , 2 . . . ordo araneae
1β , 7β , 15 , 16β , 19β , 20 , 21β , 26 , 27β , 28 , 29β , 30β , 32β , 33β ,
35β , 36. . .family salticidae
23. Klasifikasi :
Kingdom
: Animalia
Phyllum
: Arthropoda
Classis
: Arachnida
Ordo
: Araneae
Sub Ordo
: Araneomorpha
Family
: Salticidae
Sub Family
: Dendryphantinae
Genus
: Phidippus
Species
: Phidippus audax
Deskripsi
Spesies Phidippus audax merupakan laba-laba pelompat yang ukurannya kira-kira
13-20 mm, umumnya berwarna coklat kehitaman dengan pola bintik-bintik dan bergaris.
Dikenal dapat melompat 10-50 kali panjang mereka dan memiliki visi stereoskopik yang
membantu dalam mengintai mangsanya. Termasuk ke dalam ordo Araneae dan memiliki
ciri-ciri tubuh hewan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu prosoma dan
ophisthosoma. Mempunyai kelisera yang berbentuk catut atau gunting, terletak di sebelah
depan biasanya digunakan untuk melumpuhkan mangsanya. Di bagian belakang kepala
terdapat sepasang pedipalpus, bentuknya seperti kaki berfungsi untuk memegang
mangsanya karena pedipalpus berakhir dengan cakar.
24. BAB IV
DENDOGRAM
A. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan kekerabatan antarspesies dari Phyllum Arthropoda.
B. Langkah-Langkah Pembuatan Dendogram
1. Membuat tabel karakter spesies yang akan dibandingkan (minimal 3 spesies yang akan
dibandingkan).
2. Menetukan karakter berdasarkan morfologi dari spesies yang dibandingkan (minimal 15
karakter).
3. Menghitung Indeks Kesamaan Sorensen dengan rumus:
Untuk menghitung Indeks Kesamaan:
Sο½
2C
x100% Keterangan:
Aο« B
S = Indeks Kesamaan
A = Jumlah karakter spesies A
B = jumlah karakter spesies B
C = Jumlah karakter yang sama-sama dimiliki oleh spesies A dan spesies B
4. Membuat tabel Indeks Kesamaan.
5. Membuat tabel urutan Indeks Terbesar berdasarkan data Indeks Kesamaannya.
6. Membuat dendogran hubungan kekerabatan 3 spesies yang dibandingkan.
25. TABEL PENGAMATAN KARAKTER SPESIES
1. Tabel Karakterristik
N
O
Karakter
Spesies 1
Spesies 2
Spesies 3
Spesies 4
Spesies 5
Spesies 6
Trochosa sp.
Araneus sp.
Cybaeus sp.
Enoplognatha sp.
Argiope sp.
Phidippus sp.
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
4
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
yang
Diamati
Warna
1
tubuh cerah
2
Warna
tubuh gelap
3
Abdomen
meruncing
4
Abdomen
bentuk segi
lima
5
Abdomen
oval
6
Jumlah
kaki
pasang
7
Jumlah
kaki
pasang
8
Klisera
panjang
9
Klisera
pendek
10
Jumlah
mata
β€ 2
buah
11
Kaki
memiliki
rambut
12
Bentuk
kepala
bulat
13
Bentuk
kepala
runcing
14
Habitat
di
pohon
15
Habitat
terowongan
27. ujung
anterior
sefalotoraks
31
Spirakel
dekat
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
1
18
dengan
18
18
17
17
15
anus
32
Ujung kaki
runcing
33
Ujung kaki
tumpul
JUMLAH
NB:
1
Menentukan karakter morfologi minimal 30 karakter .
Karakter merupakan ciri-ciri spesifik yang dimiliki 1 spesies tertentu dalam takson.
2
Mengisi data dilakukan dengan:
a. Jika dalam spesies memiliki karakter yang kita tentukan maka tulis angka 1
b. Jika dalam spesies tidak memiliki karakter yang kita tentukan maka tulis 0
2. Tabel Indeks Kesamaan
Spesies
Karakter Sama
Jumlah Karakter
Indeks Kesamaan
(1 vs 2)
8
36
44,44%
(1 vs 3)
7
36
38,88%
(1 vs 4)
9
35
51 ,42%
(1 vs 5)
10
35
57,14%
(1 vs 6)
11
33
66,66%
Karakter Sama
Jumlah Karakter
Indeks Kesamaan
(2 vs 3)
13
36
72,22%
(2 vs 4)
15
35
85,71%
(2 vs 5)
13
35
74,28%
(2 vs 6)
8
33
48,48%
Spesies
28. Spesies
Karakter Sama
Jumlah Karakter
Indeks Kesamaan
(3 vs 4)
13
35
74,28%
(3 vs 5)
13
35
74,28%
(3 vs 6)
8
33
48,48%
Jumlah Karakter
Indeks Kesamaan
Spesies
Karakter Sama
(4 vs 5)
15
34
88,23%
(4 vs 6)
10
32
62,50%
Spesies
Karakter Sama
Jumlah Karakter
Indeks Kesamaan
10
32
62,50%
(5 vs 6)
3. Tabel Urutan Indeks Kesamaan dari yang Terbesar
1
1
2
*
3
4
5
6
Max
44,44%
51,42%
57,14%
66,66%
66,66%
*
72,22%
85,71%
74,28%
48,48%
85,71%
*
74,28%
74,28%
48,48%
74,28%
*
88,23%
62,50%
88,23%
*
2
38,88%
62,50%
62,5%
3
4
5
6
*
Max yang dipakai
4,5
4,5
1
2
*
1
88,23%
2
3
6
Max
54,28%
79,99%
74,28%
62,50%
79,99%
*
44,44%
38,88%
66,66%
66,66%
*
72,22%
48,48%
72,22%
*
48,48%
48,48%
*
*
3
6
Max yang dipakai
79,99%
31. BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Arthropoda memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen. Mempunyai anggota
yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh
dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar
2. Myriapoda merupakan hewan berkaki banyak, tubuh dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu kepala dan abdomen (perut). Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua
pasang anggota badan pada tiap segmennya.
3. Arachnida memiliki tubuh bersegmen terdiri atas cephalothorax (kepala-dada) yaitu
penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput (kepala) dan bagian toraks (dada) serta
abdomen (perut) yang tidak beruas.
4. Contoh dari classis myriapoda yang ditemukan yaitu Scolopendra obscura, Narceus
sp.
5. Contoh dari classis arachnida yang ditemukan yaitu Trochoca sp., Paruroctonus
silvestrii, Mastigoproctus giganteus, Araneus miniatus, Cybaeus sp., Argiope
auranti, Enoplognatha ovata, dan Phidippus audax
B. SARAN
1. Ketika pada proses pembiusan dan pengawetan seharusnya kadar Alkohol yang
digunakan jangan terlalu tinggi, karena akan menyebabkan organ pada hewan
mengalami kerusakan.
2. Pada proses penyimpanan sementara sebelum disimpan dalam insectarium seharusnya
hewan yang sudah diawetkan harus dijemur (tidak terkena sinar matahari secara
langsung) agar tidak mengalami penjamuran atau pembusukan.
3. Hewan didapat lebih baik ukurannya lebih besar, karena mempermudah proses
pengawetan dan pembuatan insectarium.
4. Semakin lama spesies yang dicari semakin sulit sehingga ukuran yang didapat
semakin kecil, selain itu kedua classis diatas semakin sulit dicari.
5. Dalam proses pengawetan mengalami kesulitan karena classis myriapoda dan
arachnida hanya dapat diawetkan melalui anus atau mulut karena pada bagian dada
agak keras sehingga sulit disuntik dan bila di suntik preparat akan rusak.
32. DAFTAR PUSTAKA
Aswari, P. 2001. Keanekaragaman Serangga Air di Taman Nasional Gunung Halimun. Biologi:
LIPI.
Dunlop, J. and C. A. Horrocks. 1996. A new upper Carboniferous whip scorpion (Arachnida:
Uropygi:
Thelyphonida)
with
a
revision
of
the
British
Carboniferous
Uropygi. Zoologischer Anzeiger 234:293-306.
H. van Mastrigt dan E. Rosariyanto. 2005. Buku Panduan Lapangan Kupu-kupu untuk Wilayah
Mamberamo sampai Pegunungan Cyclops.
Hou Xian, RamskΓΆld L., BergstrΓΆm J. (2003): Arthropod origins.Bulletin of Geosciences, Vol.
78, No. 4, 32 β334.
Johnson, Jinny. 1996. "Binatang Merayap". Jakarta : PT Elex Media Komputindo, hal. 7.
Rusyana, A. 2011 . Zoologi Invertebrata. Alfabeta. Bandung.
Weygoldt, P. 2000. Whip Spiders (Chelicerata: Amblypygi): Their Biology, Morphology and
Systematics. Apollo Books, Stenstrup, Denmark.