Materi kuliah kimdas tentang ikatan kimia cari lebih bayak lagi materi kuliah semester 1 di:
http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.html
Peran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang
sebagai tugas makalah wawasan dan kajian mipa 12 Mei 2015.disusun oleh :
1. Hanif Irham F. (14306141026)
2. Rofiki (14306141032)
3. Azzam Zukhrofani I. (14306141034)
4. Eka Maulana B. L. P (14306141035)
5. Khoerul Muna (14306141036)
Materi kuliah kimdas tentang ikatan kimia cari lebih bayak lagi materi kuliah semester 1 di:
http://muhammadhabibielecture.blogspot.com/2014/12/kuliah-semester-1-thp-ftp-ub.html
Peran Teknologi Laser dalam Berbagai Bidang
sebagai tugas makalah wawasan dan kajian mipa 12 Mei 2015.disusun oleh :
1. Hanif Irham F. (14306141026)
2. Rofiki (14306141032)
3. Azzam Zukhrofani I. (14306141034)
4. Eka Maulana B. L. P (14306141035)
5. Khoerul Muna (14306141036)
Materi ini merupakan materi yang diangkat dalam perkuliahan kimia dasar. Di dalamnya memuat konsep-konsep terkait larutan, seperti konsentrasi, air sadah, persamaan molekul, dan persamaan ion, elektrolit dan non elektrolit.
Modul Kimia Kelas X: Larutan Elektrolit dan Non-elektrolitdasi anto
File ini berisi modul tentang larutan elektrolit dan non elektrolit, materi kimia kelas X SMA/MA. Silahkan dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan, demi kemajuan pendidikan di Indonesia
Materi ini merupakan materi yang diangkat dalam perkuliahan kimia dasar. Di dalamnya memuat konsep-konsep terkait larutan, seperti konsentrasi, air sadah, persamaan molekul, dan persamaan ion, elektrolit dan non elektrolit.
Modul Kimia Kelas X: Larutan Elektrolit dan Non-elektrolitdasi anto
File ini berisi modul tentang larutan elektrolit dan non elektrolit, materi kimia kelas X SMA/MA. Silahkan dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan, demi kemajuan pendidikan di Indonesia
this was my project lab presentation. this presentation is about solid oxide fuel cell. i fabricated a single cell using LSGM as electrolyte, LSF as cathode and SMMM as Anode. this research consclusion was a single cell with 0.4 V potential cell was developed.
NACE stands for National Association of Corrosion Engineers. Will be explained here ANSI/NACE TM 0177/96: Standard Laboratory Testing of Metals for Resistance in Sulfide Stress Cracking
he definition of temperature or temperature is a measure of the heat or cold of an object, temperature is included in a physical quantity that states the degree of heat of a particular object or substance. Objects have atomic molecules that move in displacement or vibration. The higher the energy of the atoms eaten, the higher the temperature of the object. The tool used to measure temperature is a thermometer.
Praktikum sel volta ini dilakukan dengan tujuan mengetahui nila Esel yang terjadi pada beberapa konduktor. Dengan demikian, diharapkan kia dapat memahami materi elektrokiia dengan lebih baik.
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
Laporan Praktikum Korosi
1. Laporan Praktikum Korosi
OTP ELECTRICAL TOTAL EP INDONESIE
Nama Anggota :
1. Armand Patulungi Aspar
2. Bayu Kuncoro
3. Ichsan Salam
4. Linda Kurniawati
5. Utomo Hadi Saputra
Eksperimen Pertama
Pengukuran Potensial pada Logam
Tujuan : Mengetahui energi potensial pada logam
Alat dan Bahan :
1. Logam (Besi, anoda Zn, pipa Galvanis, Kuningan dan Alumunium)
2. Wadah
3. PH meter
4. Alat pengukur Potensial
5. Cuka
6. Sabun
7. Air Tawar
8. Tanah
Langkah Kerja :
1. Siapkan elektrolit pada wadah yang tersedia
2. Ukur PH dari larutan elektrolit menggunakan PH meter
3. Rendam logam untuk beberapa saat
4. Ukur potensial logam
5. Lanjutkan langkah diatas pada larutan elektrolit yang berbeda
2. Laporan Praktikum Korosi
Hasil :
Elektrolit (air tawar) PH = 6,9
Elektrolit (air sabun) PH > 8
Elektrolit (tanah) PH = 7
No Material Nilai Tegangan (Volt)
1 Besi 0,37
2 Anoda Zn 0,93
3 Kuningan 0,25
4 Pipa Galvanis 1,06
5 Alumunium 0,16
No Material Nilai Tegangan (Volt)
1 Besi 0,07
2 Anoda Zn 0,22
3 Kuningan 0,06
4 Pipa Galvanis 0,84
5 Alumunium 0,14
No Material Nilai Tegangan (Volt)
1 Besi 0,28
2 Anoda Zn 0,84
3 Kuningan 0,28
4 Pipa Galvanis 0,84
5 Alumunium 0,20
3. Laporan Praktikum Korosi
Elektrolit (asam) PH = 6,8
Pembahasan:
Korosi adalah peristiwa degrasi suatu bahan umumnya pada logam akibat pengaruh
lingkungan. Kerusakan akibat korosi biasanya berjalan sangat lambat dan berkelanjutan
(progressive). Serangan korosi pada logam dapat terjadi baik dalam media cair, uap maupun gas.
Adanya korosi umumnya dapat dideteksi misalnya dari pengurangan berat, perubahan permukaan
dan adanya penurunan sifat mekanik logam-logam yang bersangkutan.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap
perubahan nilai potensial sel pada logam dan juga untuk mengetahui pengaruh terhadap laju
korosinya. Potensial sel sendiri merupakan indikasi sebuah logam untuk menghasilkan energi.
Semakin tinggi energi yang dihasilkan, semakin pula logam tersebut bersifat anodis, mudah
melepaskan elektron atau yang sering kita sebut mengalami korosi. Sebaliknya, semakin rendah
energi yang dihasilkan semakin pula logam tersebut bersifat katodis, mudah menerima elektron.
Berikut daftar deret elektrokimia yang biasa digunakan untuk melihat sifat sebuah logam secara
mudah.
No Material Nilai Tegangan (Volt)
1 Besi 0,20
2 Anoda Zn 0,93
3 Kuningan 0,13
4 Pipa Galvanis 0,99
5 Alumunium 0,16
4. Ada beberapa penyebab yang mempengaruhi laju korosi sebuah material, yakni :
1. Nilai keasaman dan basa elektrolit (pH)
2. Temperatur
3. Faktor Padatan Terlarut
4. Lokasi
5. Mechanical
6. Media Korosif
Praktikum ini menggunakan empat jenis elektrolit yakni, tanah, air sabun (larutan basa), air
cuka (larutan asam) dan air tawar. Sedang jenis logamnya adalah Besi, anoda Zn, pipa Galvanis,
Kuningan dan Alumunium.
Hasil dari praktikum ini menunjukkan bahwa pipa Galvanis memiliki energi potensial
tertinggi pada semua jenis larutan elektrolit. Sedang untuk logam yang berenergi terendah dimiliki
oleh beberapa jenis logam, diantaranya adalah Besi (pada larutan elektrolit air tawar), Alumunium
(pada elektrolit air sabun dan tanah), dan Kuningan (pada elektrolit asam).
Kesimpulan :
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap proses degradasi umumnya pada logam, dalam
hal ini adalah korosi. Laju korosi setiap material juga berbeda-beda sesuai dengan kondisi lingkungan
sekitarnya.
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pH sangat mempengaruhi laju korosi sebuah
material. Semakin tinggi nilai keasaman atau kebasaan sebuah larutan, semakin laju pula korosi
tersebut sulit untuk dihindari.
5. Laporan Praktikum Korosi
Eksperimen Kedua
Pengukuran Ketebalan Pipa
Tujuan : Untuk mengetahui ketebalan pipa 270⁰ 0⁰
Alat dan bahan : A
1. Pipa yang akan diteliti
2. Ultrasonik Wall Tickness C B
3. Oli
90⁰
Langkah kerja : 180⁰
1. Oloskan oli pada pipa yang sudutnya sudah ditentukan untuk diukur
2. Ukur pipa menggunakan Ultrasonik Wall Tickness
3. Lakukan berulang kali sesuai sudut yang diperlukan
Hasil :
Bagian Pertama
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
A 0⁰ 6,5 Reject
90⁰ 6,9 Reject
180⁰ 6,3 Reject
270⁰ 6,5 Reject
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
B 0⁰ 6,5 Reject
90⁰ 6,9 Reject
180⁰ 6,3 Reject
270⁰ 6,5 Reject
6. Laporan Praktikum Korosi
Bagian Kedua
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
C 0⁰ 6,5 Reject
90⁰ 6.6 Reject
180⁰ 6,6 Reject
270⁰ 6,5 Reject
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
A 0⁰ 6,0 Reject
90⁰ 5,8 Reject
180⁰ 5,3 Reject
270⁰ 6,3 Reject
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
C 0⁰ 5,9 Reject
90⁰ 5,9 Reject
180⁰ 6,4 Reject
270⁰ 5,9 Reject
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
B 0⁰ 5,8 Reject
90⁰ 5,9 Reject
180⁰ 6,7 Reject
270⁰ 5,9 Reject
7. Laporan Praktikum Korosi
Bagian Ketiga
Bagian Keempat
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
A 0⁰ 5,9 Reject
90⁰ 5,7 Reject
180⁰ 6 Reject
270⁰ 5,9 Reject
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
B 0⁰ 7,2 OK
90⁰ 7,3 OK
180⁰ 7,1 OK
270⁰ 7,3 OK
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
C 0⁰ 6,9 Reject
90⁰ 7,2 Reject
180⁰ 6,9 Reject
270⁰ 7,0 Reject
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
A 0⁰ 5,9 Reject
90⁰ 5,7 Reject
180⁰ 6 Reject
270⁰ 5,9 Reject
8. Laporan Praktikum Korosi
Bagian Lima
Bagian Enam
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
B 0⁰ 5,9 Reject
90⁰ 6,0 Reject
180⁰ 5,3 Reject
270⁰ 6,4 Reject
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
C 0⁰ 5,9 Reject
90⁰ 6,1 Reject
180⁰ 5,5 Reject
270⁰ 5,2 Reject
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
A 0⁰ 5,7 Reject
90⁰ 6,3 Reject
180⁰ 5,5 Reject
270⁰ 5,2 Reject
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
A 0⁰ 5,9 Reject
90⁰ 5,8 Reject
180⁰ 5,8 Reject
270⁰ 5,3 Reject
9. Laporan Praktikum Korosi
Pembahasan :
Korosi adalah peristiwa degrasi suatu bahan, umumnya terjadi pada logam dan
akibat dari pengaruh lingkungan. Kerusakan akibat korosi biasanya berjalan sangat lambat dan
berkelanjutan (progressive). Serangan korosi pada logam dapat terjadi baik dalam media cair, uap
maupun gas. Adanya korosi umumnya dapat dideteksi misalnya dari pengurangan berat, perubahan
permukaan dan adanya penurunan sifat mekanik logam-logam yang bersangkutan.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui laju korosi pada suatu material,
dalam hal ini adalah pipa. Dengan mengatehui perubahan ketebalan pada pipa, laju korosi tersebut
dapat dihitung.
Sebenarnya ada dua metode penghitungan laju korosi sebuah material, yaitu :
1. Metode kehilangan berat
2. Metode kehilangan/pengurangan ketebalan material
Metode perhitungan laju korosi yang sering digunakan adalah metode kehilangan
berat dibandingkan dengan metode kehilangan/pengurangan ketebalan material. Hal ini karena
diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengetahui perubahan ketebalan material tersebut.
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
B 0⁰ 6,0 Reject
90⁰ 5,8 Reject
180⁰ 5,9 Reject
270⁰ 5,8 Reject
Point Sudut Pengukuran Hasil (mm) Keterangan
C 0⁰ 5,9 Reject
90⁰ 5,5 Reject
180⁰ 6,5 Reject
270⁰ 6,3 Reject
10. Berdasarkan stardar pipa (A53/NPS 4”/7,14), beberapa pipa ada yang memenuhi
standar dan ada pula yang tidak. Ketebalan pipa yang semula berkisar 7,14 mm, pada umunya
mengalami degrasi dan juga penebalan . Peristiwa degradasi inilah yang sering disebut sebagai
korosi, sedang pipa yang mengalami penebalan sebenarnya bisa dilihat di standar API5L. Untuk
kondisi praktikum sekarang (karena waktu tidak cukup) penambahan itu dianggap sebagai scale atau
kotoran, jadi data yang lebih dari tebal standar bisa diabaikan, dan dimasukkan sebagai katogori OK.
Sebaliknya data pipa yang mengalami penurunan ketebalan dari tebal standar dimasukkan dalam
kategori “rejact”.
Kesimpulan :
Metode untuk menentukan laju korosi pada material ada bermacam-macam, salah
satunya adalah dengan mengetahui penurunan ketebelan material tersebut. Tentunya, sebab dari
perubahan ketebalan pada material adalah akibat dari pengaruh lingkungan. Karena yang seperti
kita ketahui bahwa ada bebererapa faktor lingkungan yang mempengaruhi laju korosi.