Dokumen tersebut membahas tentang kimia unsur, meliputi peta konsep, tabel periodik, sifat-sifat unsur, kelimpahan unsur di alam, cara mendapatkan unsur, sifat logam alkali dan alkali tanah, serta sifat-sifat unsur periode ketiga.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat kimia dan fisika dari beberapa unsur periode ketiga dalam tabel periodik seperti natrium, magnesium, aluminium, silikon, dan fosfor. Unsur-unsur tersebut dijelaskan kelimpahan, struktur kristal, titik leleh dan didih, serta kegunaannya.
Dokumen tersebut membahas tentang kimia unsur, meliputi peta konsep, tabel periodik, sifat-sifat unsur, kelimpahan unsur di alam, cara mendapatkan unsur, sifat logam alkali dan alkali tanah, serta sifat-sifat unsur periode ketiga.
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat kimia dan fisika dari beberapa unsur periode ketiga dalam tabel periodik seperti natrium, magnesium, aluminium, silikon, dan fosfor. Unsur-unsur tersebut dijelaskan kelimpahan, struktur kristal, titik leleh dan didih, serta kegunaannya.
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat fisika dan kimia dari unsur-unsur golongan utama dan transisi. Ia menjelaskan perbedaan antara sifat fisika dan kimia, serta memberikan contohnya. Selanjutnya dokumen tersebut menyajikan tabel yang menunjukkan sifat-sifat logam alkali, alkali tanah, dan beberapa unsur periode ketiga dan keempat beserta reaksinya.
Alkalinitas total merupakan konsep penting dalam sistem karbonat air laut. Ia didefinisikan sebagai kelebihan penerima proton atas pelepas proton dan menentukan keseimbangan kimia air laut. Alkalinitas total bersifat konservatif terhadap perubahan tekanan dan suhu namun dapat berubah akibat proses biogeokimia seperti presipitasi dan disolusi kalium karbonat.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengolahan air secara khusus, termasuk proses pelunakan air untuk menghilangkan ion-ion yang menyebabkan kekerasan air seperti kalsium dan magnesium. Metode yang dibahas antara lain pertukaran ion, pengendapan, dan regenerasi resin untuk mengembalikan kemampuannya.
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur kimia periode ketiga dalam tabel periodik, yaitu natrium (Na), magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosfor (P), klorin (Cl), dan sulfur (S). Dokumen menjelaskan sifat fisik, kelimpahan, sifat kimia, proses pembuatan, dan kegunaan masing-masing unsur tersebut.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai sifat-sifat fisik dan proses produksi delapan unsur kimia yaitu natrium, magnesium, aluminium, silikon, fosfor, belerang, klorin dan argon.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang air sadah, jenis-jenisnya (sementara dan tetap), cara menghilangkan kesadahan air melalui pemanasan atau penambahan larutan karbonat, serta efek air sadah bagi kehidupan sehari-hari dan industri.
Tiga bahan kimia yang reaktif terhadap asam dijelaskan dalam dokumen tersebut, yaitu kalium klorat (KClO3), kalium permanganat (KMnO4), dan kromium oksida (Cr2O3). Ketiga bahan ini akan bereaksi dengan asam dan dapat menghasilkan panas serta dapat meledak. Oleh karena itu, ketiga bahan tersebut perlu disimpan dengan hati-hati jauh dari sumber api atau asam dan dilindung
Dokumen tersebut membahas tentang bilangan oksidasi (Biloks), reaksi redoks, dan elektrolisis. Biloks merupakan nilai muatan bersih suatu unsur dalam senyawa kimia. Reaksi redoks terdiri atas reaksi reduksi dan oksidasi yang melibatkan perubahan biloks. Elektrolisis adalah proses pengubahan energi kimia menjadi listrik atau sebaliknya menggunakan sel elektrokimia.
Dokumen tersebut membahas sifat-sifat fisika dan kimia dari unsur-unsur golongan utama dan transisi. Ia menjelaskan perbedaan antara sifat fisika dan kimia, serta memberikan contohnya. Selanjutnya dokumen tersebut menyajikan tabel yang menunjukkan sifat-sifat logam alkali, alkali tanah, dan beberapa unsur periode ketiga dan keempat beserta reaksinya.
Alkalinitas total merupakan konsep penting dalam sistem karbonat air laut. Ia didefinisikan sebagai kelebihan penerima proton atas pelepas proton dan menentukan keseimbangan kimia air laut. Alkalinitas total bersifat konservatif terhadap perubahan tekanan dan suhu namun dapat berubah akibat proses biogeokimia seperti presipitasi dan disolusi kalium karbonat.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengolahan air secara khusus, termasuk proses pelunakan air untuk menghilangkan ion-ion yang menyebabkan kekerasan air seperti kalsium dan magnesium. Metode yang dibahas antara lain pertukaran ion, pengendapan, dan regenerasi resin untuk mengembalikan kemampuannya.
Dokumen tersebut membahas tentang unsur-unsur kimia periode ketiga dalam tabel periodik, yaitu natrium (Na), magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosfor (P), klorin (Cl), dan sulfur (S). Dokumen menjelaskan sifat fisik, kelimpahan, sifat kimia, proses pembuatan, dan kegunaan masing-masing unsur tersebut.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai sifat-sifat fisik dan proses produksi delapan unsur kimia yaitu natrium, magnesium, aluminium, silikon, fosfor, belerang, klorin dan argon.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang air sadah, jenis-jenisnya (sementara dan tetap), cara menghilangkan kesadahan air melalui pemanasan atau penambahan larutan karbonat, serta efek air sadah bagi kehidupan sehari-hari dan industri.
Tiga bahan kimia yang reaktif terhadap asam dijelaskan dalam dokumen tersebut, yaitu kalium klorat (KClO3), kalium permanganat (KMnO4), dan kromium oksida (Cr2O3). Ketiga bahan ini akan bereaksi dengan asam dan dapat menghasilkan panas serta dapat meledak. Oleh karena itu, ketiga bahan tersebut perlu disimpan dengan hati-hati jauh dari sumber api atau asam dan dilindung
Dokumen tersebut membahas tentang bilangan oksidasi (Biloks), reaksi redoks, dan elektrolisis. Biloks merupakan nilai muatan bersih suatu unsur dalam senyawa kimia. Reaksi redoks terdiri atas reaksi reduksi dan oksidasi yang melibatkan perubahan biloks. Elektrolisis adalah proses pengubahan energi kimia menjadi listrik atau sebaliknya menggunakan sel elektrokimia.
1. GEOKIMIA PANAS BUMI
Niniek Rina Herdianita
KK Geologi Terapan
Program Studi Sarjana dan Magister Teknik Geologi
Program Studi Magister Teknik Panas Bumi
Institut Teknologi Bandung
2. Geokimia Panas Bumi
1. Pendahuluan
2. Geokimia Air Panas Bumi
3. Geokimia Gas Panas Bumi
4. Estimasi Karakteristik Fluida Reservoir
3. Pendahuluan
Geokimia Panas Bumi/Geotermal mempelajari komposisi
fluida panas bumi (air dan uap) dan proses-proses yang
mempengaruhinya untuk mengetahui kondisi dan
karakteristik fluida reservoir.
4.
5. Asumsi
Sistem geotermal adalah sistem hidrotermal terbuka
dan air yang didominasi oleh air meteorik merupakan
media pembawa panas.
6.
7. Karakteristik Air (H2O)
Systematic name water
Alternative names
aqua, dihydrogen monoxide,
hydrogen hydroxide
Molecular formula H2O
Molar mass 18.0153 g/mol
Density and phase
1.000 g/cm3, liquid
0.917 g/cm3, solid
Melting point 0°C (273.15 K) (32ºF)
Boiling point 100°C (373.15 K) (212ºF)
Specific heat capacity (liquid) 4184 J/(kg.K)
17. Boiling = Mendidih
Terjadi di bagian atas, yaitu pada kedalaman < 2 km
Terjadi pemisahan 2 fasa fluida, yaitu air dan uap
Unsur non-volatil (Cl, SiO2) tinggal di air
Unsur volatil/gas (CO2, H2) berada pada fasa uap
Pemisahan 2 fasa fluida mengakibatkan terbentuknya:
Entalpi liquid (Hliq)
Entalpi uap (Hvap)
Manifestasi panas bumi di permukaan memberikan
gambaran tentang kondisi/proses bawah permukaan
21. Boiling Point Depth (BPD)
Tekanan vs titik didih (boiling point) air
Tekanan air (P) sebagai fungsi dari kedalaman (h):
PHidrostatik = 0,1897 h0,8719
PHidrodinamik = 0,2087 h0,8719 = 1.1 PHidrostatik
29. Geokimia Panas Bumi
1. Pendahuluan
2. Geokimia Air Panas Bumi
3. Geokimia Gas anas Bumi
4. Estimasi Karakteristik Fluida Reservoir
30. Unsur-unsur Kimia Fluida
Terdiri dari unsur-unsur terlarut berupa:
Anion: Cl-, HCO3
-, SO4
-2, NH4
-, F-, I-, Br-
Kation: Na+, K+, Ca+2, Mg+2, Rb+, Cs+, Li+, Mn+2, Fe+2, Al+3, ion-
ion As
Spesies netral: SiO2, B, CO2, H2S, NH3
SiO2 hadir sebagai silika total dan ekuivalen dengan konsentrasi
H4SiO4
CO2 terlarut adalah ekuivalen terhadap konsentrasi H2CO3
Karbonat total adalah jumlah dari semua spesies karbonat
(CO2 = H2CO3 + HCO3
- + CO3
-2)
B adalah boron total (B = H3BO3 + H2BO3
- + HBO3
-2 + B+)
As adalah arsenik total yang hadir dalam berbagai muatan ion
Amonia adalah sebagai amonia (NH3) atau amonium (NH4
-)
31. Unsur-unsur Kimia Fluida
Berasal dari interaksi antara batuan dan fluida (+ proses
magmatik), terdiri dari:
Unsur-unsur pembentuk batuan
Solubilitasnya dipengaruhi oleh kesetimbangan antara
mineral dan air
mis. kation Na, K, Ca, Mg, Rb, Cs, Mn, Fe dan Al
Unsur-unsur terlarut
Lebih banyak berada di larutan dibanding dalam mineral
Tidak mudah bereaksi = unsur konservatif
mis. Cl, B, Li dan Br
32. Unsur-unsur Kimia Fluida
Dipengaruhi oleh:
Asal air
Penambahan unsur volatil magmatik
Cl sebagai HCl, C sebagai CO2, S sebagai SO2
Kenampakan isotop Helium (3He/4He)
Kesetimbangan fluida-mineral
Mineral (jenis batuan)
Suhu
Dominasi batuan
Proses
Boiling
Mixing (dilution)
35. Air Klorida (Cl)
Menunjukkan air reservoir
Mengandung 0,1 hingga 1,0 wt.% Cl
Perbandingan Cl/SO4 umumnya tinggi
Mengandung kation utama : Na, K, Ca dan Mg
Berasosiasi dengan gas CO2 dan H2S
pH sekitar netral, dapat sedikit asam dan basa tergantung CO2
terlarut
Sangat jernih, warna biru pada mataair natural
Kaya SiO2 dan sering terdapat HCO3
-
Terbentuk endapan permukaan sinter silika (SiO2)
36. Air Sulfat (SO4)
Terbentuk di bagian paling dangkal sistem geotermal
Akibat kondensasi uap air ke dalam air permukaan (steam heated
water)
SO4 tinggi (mencapai 1000 ppm) akibat oksidasi H2S di zona
oksidasi dan menghasilkan H2SO4 (H2S + O2 = H2SO4)
Mengandung beberapa ppm Cl
Bersifat asam
Ditunjukkan dengan kenampakan kolam lumpur dan pelarutan
batuan sekitar
Tidak dapat digunakan sebagai geotermometer
Di lingkungan gunung api : air asam SO4-Cl terbentuk akibat
kondensasi unsur volatil magmatik menjadi fasa cair
38. Air Cl dan SO4
Ta: Taal
Ku: Kusatsu Shirane
Kb: Kaba
Tin, Tam: Kelimutu
Ij: Ijen
Po: Poas
Ma: Maly Semiachik
Pu: Kawah Putih
Dem: Dempo
Sv: Soufrière St.Vincent
Qu: Quilotoa
Kel: Kelud
Sa: Segara Anak
Ny, Mo: Nyos, Monoun
The discharge of magmatic gases (SO2 , H2S, HCl and HF) into a crater lake frequently lead to highly acidic
sulfate-chloride waters. The lakes are too acidic to convert and store CO2 gas as bicarbonate ions (HCO3
-).
39. Air Bikarbonat (HCO3)
Terbentuk pada daerah pinggir dan dangkal sistem geotermal
Akibat adsorbsi gas CO2 dan kondensasi uap air ke dalam air tanah
(steam heated water)
Anion utama HCO3 dan kation utama adalah Na
Rendah Cl dan SO4 bervariasi
Di bawah muka air tanah bersifat asam lemah, tetapi dapat
bersifat basa oleh hilangnya CO2 terlarut di permukaan
Di permukaan dapat membentuk endapan sinter travertin (CaCO3)
40. Air Meteorik
Air tanah mengandung Ca, Mg, Na, K, SO4, HCO3 dan Cl, dan dapat
mengandung Fe, SiO2 dan Al
Air tanah dapat mengandung gas terlarut O2 dan N2
Air sungai mempunyai anion utama HCO3 dan kation utama adalah
Ca
Air hujan mempunyai anion utama Cl dan kation utama Na
Kandungan kimia air tanah sangat dipengaruhi oleh batuan
dasarnya.
Komposisi isotop stabil mengikuti Meteoric Water Line (MWL)
41. Air Asin
Terbentuk dengan berbagai cara (mis. pelarutan sekuen endapan
evaporit, terperangkap pada cekungan sedimentasi/air formasi, dll)
Merupakan larutan yang berkonsentrasi tinggi
pH menunjukkan asam lemah
Unsur utama adalah Cl (10.000 hingga lebih dari 100.000 ppm)
Konsentrasi Na (kation utama), K dan Ca tinggi
Densitas tinggi, sehingga tidak muncul di permukaan
57. Geokimia Panas Bumi
1. Pendahuluan
2. Geokimia Air Panas Bumi
3. Geokimia Gas Panas Bumi
4. Estimasi Karakteristik Fluida Reservoir
58. Gas-gas Panas Bumi
Gas dalam sistem panas bumi hadir sebagai:
Uap (H2O)
Non condensible gases (gas-gas yang tidak mudah
terkondensasi) atau gas reaktif: CO2, H2S, NH3, H2, N2, CH4)
kondisi bawah permukaan
Gas-gas inert atau konservatif: gas-gas mulia, hidrokarbon selain
metana) sumber gas
Konsentrasi gas bersama rasio gas/uap dan uap/air
dapat memberikan informasi mengenai kondisi bawah
permukaan dan perilaku reservoir.
59. Keluaran Gas
Fumarol
Kaipohan
Solfatara :
Fumarol dengan SO2 dan/atau H2S
Daerah steam discharge yang mengandung steaming ground
dan fumarol
Steaming ground
Hot pools
63. Warm ground with (organic) gas discharge @ Cipanas, Palimanan - Cirebon
64. CO2
Gas terbanyak pada sistem panasbumi (~ 95 wt.% atau
vol.%)
Hadir 0.2 - 4% vol/vol dalam udara tanah
Terbentuk dari :
Magmatik
Larut dalam air meteorik
Alterasi termal batuan/mineral karbonat
Degradasi material organik pada batuan sedimen
Mengontrol kimia air, densitas, pH, BPD, alterasi batuan,
dan pengendapan mineral sekunder dan skaling.
65. H2S
2 hingga 3 kali lebih mudah terlarut dibanding CO2
Merupakan gas reaktif dan akan hilang oleh interaksi
dengan batuan sekitar membentuk sulfida besi.
Terbentuk dari :
Magmatik
Alterasi termal batuan reservoir
Rasio CO2/H2S dapat menunjukkan pola aliran fluida dan
proses boiling.
66. NH3
Gas panas bumi yang paling mudah larut.
Terbentuk dari alterasi material organik pada batuan
sedimen.
Gas reaktif dan akan hilang oleh interaksi dengan batuan
sekitar, terserap dalam mineral lempung, atau larut
dalam kondensasi uap.
67. Volatil Logam dan Non Logam
Arsen (As)
Kandungannya tinggi pada sistem entalpi sangat tinggi.
Mudah hilang oleh proses kondensasi uap dan mixing dengan air
tanah.
Boron (B)
Terkonsentrasi pada fasa liquid, tetapi dapat ditranspor sebagai
uap.
Mudah larut dalam uap kondensat atau air steam heated.
Merkuri (Hg)
Kandungan Hg pada steam discharge dipengaruhi oleh
kandungan Hgvapour dan gas HgS.
Hgvapour akan berkurang dengan meningkatnya konsentrasi H2S.
Asosiasi: sulfida, oksida, material organik dan unsur logam
Tritium (3H)
Kandungannya berkurang dengan peningkatan residence times.
68. Komposisi Gas atau Uap
Temparatur dan tekanan reservoir
Kandungan gas pada fluida reservoir
Solubilitas gas pada fasa liquid
Koefisien distribusi massa gas dalam fasa uap
dan liquid (Bgas=cvapour/cliquid)
Reaksi yang terjadi saat naik ke permukaan:
Boiling
Kondensasi
Oksidasi
Interaksi batuan/mineral)
70. Kimia Keluaran Gas Geotermal
Field/feature Separation
pressure
Enthalpy Steam
fraction
Total gas
in steam
CO2 H2S CH2 H2 N2 NH3
(bg) (kJ/kg) (y) (mmol/mol steam) millimoles/mole total gas
Wells: liquid dominated systems
Wairakei, NZ
Average 1 1135 0.3 0.2 917 44 9 8 15 6
Tauhara, NZ
Well 1 8.8 1120 0.2 1.2 936 64 - - - -
Ohaaki, NZ
Well 22 10 1169 0.19 10.04 956 18.4 11.8 1.01 8.89 4.65
Ngawha, NZ
Well 4 1.87 966 0.19 24.5 945 11.7 28.1 3.0 2.1 10.2
Cerro Prieto, Mexico
Well 19A 6.6 1182 0.289 5.88 822 79.1 39.8 28.6 5.1 23.1
Tongonan, Philippines
Well 103 7.6 1615 0.414 2.95 932 55 4.1 3.6 1.2 4.3
Reykjanes, Iceland
Well 9 19.0 1154 0.135 0.248 962 29 1 2 6 -
Wells: vapour dominated systems
The Geyser, USA
Average - 2793 1.0 5.9 550 48 95 150 30 125
Larderello, Italy
Average - 2804 1.0 20.0 941 16 12 23 8 8
Fumarola
Wairakei, NZ
Karapiti - (115°C) 1.0 1.7 946 23 7.4 10 11 2.6
Larderello, Italy
Average - (100°C) 1.0 30.0 923 20.6 14 26 10.7 -
71. Geokimia Panas Bumi
1. Pendahuluan
2. Geokimia Air Panas Bumi
3. Geokimia Gas Panas Bumi
4. Estimasi Karakteristik Fluida Reservoir
72. Estimasi karakteristik reservoir
Temperatur, yaitu dengan menggunakan geotermometer.
pH fluida, yaitu dengan menggunakan dasar
kesetimbangan reaksi tertentu.
Komposisi fluida, yaitu dengan mempertimbangkan
terbentuknya fraksi uap (y) dan fraksi air (x) saat boiling
terjadi.
Temperatur, yaitu dengan menggunakan geotermometer.
73. Geotermometer
Berdasarkan variasi kandungan beberapa unsur dalam
fluida panasbumi yang hadir sebagai fungsi dari
temperatur
Unsur : terlarut, gas, isotop
Data : mata air panas, data pemboran/sumur
Kesalahan : 5 hingga 10oC
Kelebihan entalpi dapat memberikan estimasi suhu
reservoir yang lebih tinggi
Mengkombinasi beberapa perhitungan geotermometer
74. Geotermometer Unsur Terlarut
Berdasarkan reaksi kesetimbangan kimia antara fluida
dan mineral
Fluida panas bumi muncul ke permukaan dengan cepat
(> 2 kg/sec)
Tidak ada mixing dengan fluida lain. Bila terjadi, mixing
harus dapat dihitung
Tidak ada steam atau gas yang hilang
Re-ekuilibrium fluida-mineral pada kondisi dingin (di
permukaan) berlangsung lambat, sehingga dapat
diabaikan
Air Cl ber-pH netral
76. Geotermometer Silika
Fournier (1981, 1985)
Reaksi dasar : SiO2 (s) + 2 H2O ↔ H2SiO4
Berdasarkan solubilitas berbagai jenis silika yang
berbeda di air sebagai fungsi dari temperatur
77.
78. Geotermometer Kuarsa
Treservoir = 0 – 250°C
Geotermometer kuarsa
Adiabatik (max steam loss) : baik untuk data sumur dan
mataair dengan kondisi boiling dan kecepatan aliran tinggi
(> 2 kg/sec), disertai endapan sinter silika
Konduktif (no steam loss) : baik untuk data mataair dengan
kondisi sub-boiling
79. Geotermometer Kuarsa
1. Kuarsa – no steam loss
1309
toC = -------------------- – 273
5.19 – log SiO2
t = 0 – 250oC
2. Kuarsa – max steam loss
1522
toC = -------------------- – 273
5.75 – log SiO2
t = 0 – 250oC
80. Geotermometer K-Na
Fournier (1979), Giggenbach (1988)
K+ + Na-feldspar ↔ K-feldspar + Na+
(albit) (adularia)
Rasio Na/K berkurang dengan meningkatnya temperatur
fluida
tres > 180oC hingga 350oC
tres < 100oC, rasio Na/K tidak lagi mengontrol
kesetimbangan feldspar
Tidak dipengaruhi oleh pelarutan (dilution) dan
hilangnya uap air
81. Geotermometer K-Mg
Giggenbach (1988)
0.8K-mika + 0.2klorit + 0.4silika + 2K+
2.8K-feldspar + 1.6H2O + Mg2+
Dapat digunakan bila Na dan Ca terlarut dalam fluida
dan dalam batuan tidak setimbang
tres = 50 - 300oC
82. Geotermometer K-Na-Mg
Giggenbach (1988)
K-Mg lebih cepat bereaksi, sehingga dapat digunakan
untuk menafsirkan suhu reservoar yang lebih rendah
K-Mg lebih sensitif terhadap mixing air asam
Baik digunakan untuk sampel yang tidak baik
86. “The choice and interpretation of geothermometer data
are the art of the geochemist.”
87. Latihan 1
Tabel di bawah menunjukkan hasil analisa kimia air panas mata air panas A
pada tahun 1964 dan 1978. Kajilah, adakah perubahan yang ditunjukkan mata
air panas ini (tipe air, temperatur, dsb) yang dapat mengindikasikan perubahan
yang terjadi di bawah permukaan?
Lokasi toC pH Na K Ca Mg Cl SO4 HCO3 SiO2
mg/kg
Mataair A (1964) 95 8,0 820 59 23,7 0,32 1342 62 18 200
Mataair A (1978) 97 2,5 30 2 15,7 3,59 < 7 865 - 350