SlideShare a Scribd company logo
Laporan Modul 1, MG3017
Kominusi (Grinding)
Fathur Rozaq (12113059) / Kelompok 7 / Selasa, 1 Maret 2016
Asisten: Armand Kalvin T Situmeang (12511023)
Abstrak – Percobaan Modul 1: Kominusi (Grinding) –
Praktikum Kominusi (Grinding) ini bertujuan untuk
mengetahui mekanisme penggerusan, mengetahui cara
kerja alat penggerusan, serta mengetahui faktor yang
berpengaruh terhadap proses penggerusan. Secara umum,
praktikum dilakukan dengan menggerus 3 sampel dengan
berat yang sama namun dengan waktu yang berbeda-
beda. Produk penggerusan kemudian akan diklasifikasikan
berdasarkan lolos tidaknya terhadap tahap pengayakan.
A. Tinjauan Pustaka
Pengecilan ukuran pada penggerusan, grinding
tergantung pada seberapa besar peluang dari partikel
bijih untuk dapat digerus. Penggerusan terjadi oleh
adanya beberapa gaya yangbekerja pada partikel bijih
tersebut. Gaya-gaya yang bekerja pada operasi
penggerusan adalah impact,kompresi,shear/chipping
dan abrasion. Gaya-gaya ini akan mengubah bentuk
partikel bijih sampai melampaui batas kekuatan yang
dimilikinya dan kemudian menyebabkan partikel bijih
menjadi remuk.
Pada pengolahan bijih, mineral atau bahan galian
umumnya dilakukan secarabasah.Muatan mill terdiri
dari grinding media atau media gerus, bijih dan air.
Media gerus akan dapat mengecilkan partikel bijih
dengan satu atau beberapa gaya. Sebagian besar
energi kinetic dari muatan mill akan terbuang sebagai
panas, suara dan kehilangan lainnya. Hanya sebagian
kecil saja yang termanfaatkan sebagai energi untuk
pengecilan ukuran.
Saat beroperasi, mill akan berputar dari grinding
media beserta bijih akan ikut terbawa naik oleh
dindingmill kea rah yang lebih tinggi sampai titik atau
posisi kesetimbangan dinamiknya tercapai ketika gaya
berat sama dengan gaya sentrifugal. Setelah titik
kesetimbangan terlampaui, maka muatan akan
bergerak ke bawah sesuai dengan kecepatan putar
millnya.
Mekanisme penggerusan dalam ball mill dapat dibagi
menadi
1. Mekanisme Cascading
Pada putaran mill yang relatif rendah. Muatan
akan bergerak naik tidak begitu tinggi dan setelah
mencapai titik kesetimbangan muatan segera
kembali menggelincir atau menggelinding di atas
muatan lain yang sedang bergerak ke atas. Pada
mekanisme ini pengecilan ukuran terjadi akibat
gaya abrasi/attrition dan shear. Produk yang
dihasilkan dengan mekanisme ini sangat halus.
2. Mekanisme Cataracting
Ketika mill berputar cukup tinggi, muatan ikut
berputar dan bergerak naik relativetinggi dengan
titik kesetimbangan yang tinggi pula. Setelah
kesetimbangannya tercapai, muatan akan jatuh
bebas ke dasar mill. Pada mekanisme ini
pengecilan ukuran terjadi akibat pengaruh gaya
impact dan compressi. Produk yang dihasilkan
relatif kasar.
Secara skematika, perilaku muatan saat mill berputar
dapat dilihat pada gambar berikut
B. Data Percobaan
Berikut data jumlah gram produk tiap fraksi ukuran
yang dihasilkan dari proses penggerusan dengan
variasi lama waktu penggerusan.
Mesh Gram
- + 10 menit 15 menit 20 menit
80 123.8 165.5 166
80 100 95.2 115.7 79.5
100 140 14.3 8.6 28.5
140 200 5.5 1.4 24.9
200 1.3 2.4 11.6
Total 240.1 293.6 310.5
C. Pengolahan Data Percobaan
Apabila dirangkum dalam tabel, berikut adalah
perbandingan jumlah material yang lolos ayakan
(minus mesh) untuk masing-masing waktu
penggerusan.
Gram
Mesh 10 menit 15 menit 20 menit
80 116.3 128.1 144.5
100 21.1 12.4 65
140 6.8 3.8 36.5
200 1.3 2.4 11.6
Apabila dibuathubungan antara jumlah material yang
lolos ayakan (minus mesh) dengan waktu lamanya
penggerusan, akan diperoleh grafik sebagai berikut,
D. Analisa Hasil Percobaan
Berdasarkan data percobaan, dapat diketahui bahwa
pada percobaan kali ini terdapatbanyak material yang
hilang (losses). Untuk tiap-tiap percobaan, digunakan
feed yang sama, yaitu 680 gram. Namun untuk tiap-
tiap percobaan tersebut diperoleh produk yang jauh
lebih sedikit daripada umpan. Pada percobaan
pertama dimana digunakan waktu penggerusan 10
menit, diperoleh 240,1 gram produk. Saat dilakukan
penggerusan selama 15 menit, diperoleh 293,6 gram.
Adapun saatdilakukan penggerusan selama 20 menit,
diperoleh 310,5 gram. Hilangnya material tersebut
terjadi karena banyaknya material halus yang
menempel pada bola-bola penggerus dan dinding jar
mill. Selain itu, sejumlah kecil material yang sangat
halus hilang terbang bersama udara saat dilakukan
pengayakan secara manual.
Dari grafik perbandingan jumlah material yang lolos
ayakan, dapat diketahui bahwa ketika digunakan
waktu penggerusan selama 20 menit, diperoleh
material yang lolos ayakan paling banyak
dibandingkan ketika digunakan waktu penggerusan 10
menit atau 15 menit saja.Hal ini menunjukkan bahwa
semakin lama waktu yang digunakan untuk
penggerusan, maka material halus yang dihasilkan
akan semakin banyak.
Namun, terdapat kejanggalan pada grafik hubungan
jumlah material lolos ayakan terhadap waktu, untuk
material -100#dan -140#.Pada grafik tersebut,produk
yang diperoleh saat digunakan waktu penggerusan
selama 10 menitlebih banyak daripadasaatdigunakan
waktu penggerusan 15 menit. Kejanggalan ini terjadi
diantaranya karena pada proses pengayakan yang
belum sempurna.Saatmelakukan pengayakan dengan
ayakan 100# terlalu cepat sehingga material yang
tertinggal (+100#) terlalu banyak dan material yang
lolos ayakan (-100) menjadi sedikit.
100
110
120
130
140
150
0 5 10 15 20 25
gram
waktu gerus
-80 #
10 menit 15 menit 20 menit
0
10
20
30
40
50
60
70
0 5 10 15 20 25
gram
waktu gerus
-100 #
10 menit 15 menit 20 menit
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 5 10 15 20 25
gram
waktu gerus
-140 #
10 menit 15 menit 20 menit
0
2
4
6
8
10
12
14
0 5 10 15 20 25
gram
waktu gerus
-200 #
10 menit 15 menit 20 menit
E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas
1. Mekanisme pengecilan ukuran dalam ball mill
yaitu feed dimasukkan kedalammiller.Kemudian
silinder diputar oleh suatu mekanisme rotor
sehingga bola-bola baja saling bertumbukkan
dengan partikel umpan dan terjadi beberapa
gaya, yaitu attrition, compression, dan impact
selanjutnya mengakibatkan ukuran dari partikel
umpan menjadi kecil.
Pada jarr mill gerakan silinder hanya bergerak
secara horizontal dan vertical selebihnya
mekanisme sama dengan mekanisme pada ball
mill.
2. Penggunaan bijih pada pengolahan bahan galian
umumnya dilakukan dengan cara basah yaitu
karena dalam keadaan basah, proses
penggerusan memerlukan energi yang relative
lebih sedikit jika dibandingkan dengan
menggunakan bijih kering. Selain itu, tidak
dihasilkan debu sehingga lingkunga tetap bersih
dan tidak diperlukan penghisap debu.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keausan
pelapis (liner) padaball mill adalah kekerasan bijih
yang digerus,durasi penggerusan yangdilakukan,
kecepatan penggerusan, jenis liner yang
digunakan serta benturan liner dengan bola.
4. Kecepatan kritis adalah kecepatan yang
menyebabkan mill berputar dimana muatan
mulai menempel pada dinding mill dan ikut
berputar bersama mill. Kecepatan kritis
dinotasikan dengan Nc dan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut:
𝑚 𝑉2
𝑅
= 𝑚 𝑔 cos 𝛼
Karena
𝑉 =
2 𝜋 𝑅 𝑁
60
cos 𝛼 =
4 𝜋2
𝑁2
𝑅
602 𝑔
cos 𝛼 = 0,0011 𝑁2
𝑅
R, radius jalur terluar adalah (D-d)/2 dimana D
adalah diameter mill sedangkan d adalah
diameter bola baja. Sehingga,
cos 𝛼 =
0.0011 𝑁2
(𝐷 − 𝑑)
2
Kecepatan kritis terjadi saat α=0
𝑁𝑐 =
42,3
√𝐷 − 𝑑
𝑟𝑒𝑣 𝑚𝑖𝑛−1
Besarnya nilai kecepatan kritis dalam praktek
berkisar antara 50-90 persen dari Nc, tergantung
pada ukuran produk yang akan dihasilkan dan
perhitungan ekonomisnya.
5. Jelaskan hubungan antara putaran mill dengan
aksi penggerusan
a. Abrasi,terjadi apabilaputaran realtif
rendah, sehingga energi belum cukup untuk
menghasilkan penggerusan dengan cara
kompresi dan impact.
b. Kompresi, semakin cepat putaran akan
semakin banyak terjadi impactasalkan tidak
melebihi kecepatan kritis.Hal ini disebabkan
energi penggerusan telah tercapai.
c. Impact, semakin cepat putaran akan semakin
banyak terjadi impact asalkan tidak melebihi
kecepatan kritis.
F. Kesimpulan
1. Mekanisme penggerusan terdiri atas mekanisme
cascading dan cataracting.
2. Cara kerja jarr mill yaitu menggerus umpan
dengan bantuan bola-bola baja yang ketika jarr
mill diputar secara menerus akan terjadi
tumbukkan antara bola-bola baja dengan
umpan, dan umpan dengan umpan.
3. Proses penggerusan salah satunya dipengaruhi
oleh lama waktu penggerusan dimana semakin
lama waktu penggerusan, produk yangdiperoleh
semakin banyak
G. Daftar Pustaka
B.A. Wills, Bsc, Ph.D., C.Eng., MIMM, Mineral
Processing Technology, Pergamon Press, 7th
edition.
Kelly, E., G. 1982. Introduction to Mineral Processing.
New York: John Wiley & Son
www.ardra.biz/sain-teknologi/mine
Slide Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian
H. Lampiran
SAG Mill dengan diameter 12 m yang dioperasikan di
Cadia Hill Gold Mine
Ball Mill dengan diameter 7,2 m yang dioperasikan di
Cadia Hill Gold Mine

More Related Content

What's hot

PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAPASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
Bonita Susimah
 
Alat Berat Tambang dan fungsinya
Alat Berat Tambang dan fungsinyaAlat Berat Tambang dan fungsinya
Alat Berat Tambang dan fungsinya
Mario Yuven
 
Humprey spiral
Humprey spiralHumprey spiral
Humprey spiral
Sylvester Saragih
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1
Sylvester Saragih
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
Teguh Efrianes
 
Isi laporan rod mill
Isi laporan rod millIsi laporan rod mill
Isi laporan rod millIrwin Maulana
 
Makalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separationMakalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separation
Actur Saktianto
 
Point load
Point loadPoint load
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Mario Yuven
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
Bayu Laoli
 
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaSylvester Saragih
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grinding
Actur Saktianto
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
Mega Ayu
 
Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
fridolin bin stefanus
 
Bab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran PeledakanBab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran Peledakan
Muhammad Nafis
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
Jupiter Samosir
 
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekanPaper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekanheny novi
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambang
nyongker29
 
Endapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabarEndapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabar
agus sabar sabdono
 

What's hot (20)

Pengolahan Bahan Galian
Pengolahan Bahan GalianPengolahan Bahan Galian
Pengolahan Bahan Galian
 
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAPASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
PASIR KUARSA - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Alat Berat Tambang dan fungsinya
Alat Berat Tambang dan fungsinyaAlat Berat Tambang dan fungsinya
Alat Berat Tambang dan fungsinya
 
Humprey spiral
Humprey spiralHumprey spiral
Humprey spiral
 
Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1Peralatan tambang bawah tanah 1
Peralatan tambang bawah tanah 1
 
Klasifikasi RQD
Klasifikasi RQDKlasifikasi RQD
Klasifikasi RQD
 
Isi laporan rod mill
Isi laporan rod millIsi laporan rod mill
Isi laporan rod mill
 
Makalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separationMakalah pengolahan mineral gravity separation
Makalah pengolahan mineral gravity separation
 
Point load
Point loadPoint load
Point load
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
 
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbukaTugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
Tugas tambang terbuka hubungan rumus bser dan sr tambang terbuka
 
Makalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grindingMakalah pengolahan mineral grinding
Makalah pengolahan mineral grinding
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
 
Sistem Penambangan
Sistem PenambanganSistem Penambangan
Sistem Penambangan
 
Bab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran PeledakanBab II Pemboran Peledakan
Bab II Pemboran Peledakan
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
 
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekanPaper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
Paper kemampugaruan batuan terhadap uji kuat tekan
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambang
 
Endapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabarEndapan epithermal agus sabar
Endapan epithermal agus sabar
 

Similar to laporan modul 1- kominusi - grinding

Modul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbgModul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbg
CandraNishfa
 
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 Laporan Pratikum Beton dan Mix Design Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Afif Yulfriza
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizingIffa M.Nisa
 
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
nail40
 
Soal Jawaban UAS Pengmin.ghhjikjjhhfghhpdf
Soal Jawaban UAS Pengmin.ghhjikjjhhfghhpdfSoal Jawaban UAS Pengmin.ghhjikjjhhfghhpdf
Soal Jawaban UAS Pengmin.ghhjikjjhhfghhpdf
hilmanfauzi13
 
Proses penuangan & pembekuan logam
Proses penuangan & pembekuan logamProses penuangan & pembekuan logam
Proses penuangan & pembekuan logam
Eko Barka
 
Machinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishingMachinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishing
Rajanson Siregar
 
teknologi bahan bangunan
teknologi bahan bangunanteknologi bahan bangunan
teknologi bahan bangunan
RifiindraNurjaman
 
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan RayaLaporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan RayaSahno Hilhami
 
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
tanalialayubi
 
Modul 2 mohamad a.sulthon
Modul 2 mohamad a.sulthonModul 2 mohamad a.sulthon
Modul 2 mohamad a.sulthon
Sulthon Subrata
 
Terjemahans
TerjemahansTerjemahans
Terjemahans
Zona Infoo
 
BAHANASPAL2.pptx
BAHANASPAL2.pptxBAHANASPAL2.pptx
BAHANASPAL2.pptx
Dwi Ist
 
Analisa prinsif kerja mesin crusher
Analisa prinsif kerja mesin crusherAnalisa prinsif kerja mesin crusher
Analisa prinsif kerja mesin crusher
Imaz Bili Kali
 
Shreenshot isi laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Shreenshot isi laporan Pratikum Perkerasan Jalan RayaShreenshot isi laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Shreenshot isi laporan Pratikum Perkerasan Jalan RayaSahno Hilhami
 
03 daftar kuantitas dan harga dll
03 daftar kuantitas dan harga dll03 daftar kuantitas dan harga dll
03 daftar kuantitas dan harga dll
samiyati
 
metode konstruksi tugas 1 Powershovel
metode konstruksi tugas 1 Powershovelmetode konstruksi tugas 1 Powershovel
metode konstruksi tugas 1 PowershovelABDILLAH13
 

Similar to laporan modul 1- kominusi - grinding (20)

Modul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbgModul 2 praktikum pbg
Modul 2 praktikum pbg
 
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 Laporan Pratikum Beton dan Mix Design Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
Laporan Pratikum Beton dan Mix Design
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
 
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).pptPERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
PERSENTASE_(alat dan kapasitas produksi alat).ppt
 
Soal Jawaban UAS Pengmin.ghhjikjjhhfghhpdf
Soal Jawaban UAS Pengmin.ghhjikjjhhfghhpdfSoal Jawaban UAS Pengmin.ghhjikjjhhfghhpdf
Soal Jawaban UAS Pengmin.ghhjikjjhhfghhpdf
 
Proses penuangan & pembekuan logam
Proses penuangan & pembekuan logamProses penuangan & pembekuan logam
Proses penuangan & pembekuan logam
 
Machinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishingMachinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishing
 
teknologi bahan bangunan
teknologi bahan bangunanteknologi bahan bangunan
teknologi bahan bangunan
 
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan RayaLaporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
 
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
 
Full paperfdfdfdfd
Full paperfdfdfdfdFull paperfdfdfdfd
Full paperfdfdfdfd
 
Modul 2 mohamad a.sulthon
Modul 2 mohamad a.sulthonModul 2 mohamad a.sulthon
Modul 2 mohamad a.sulthon
 
Terjemahans
TerjemahansTerjemahans
Terjemahans
 
BAHANASPAL2.pptx
BAHANASPAL2.pptxBAHANASPAL2.pptx
BAHANASPAL2.pptx
 
contoh-proposal-penelitian-ilmiah
contoh-proposal-penelitian-ilmiahcontoh-proposal-penelitian-ilmiah
contoh-proposal-penelitian-ilmiah
 
Analisa prinsif kerja mesin crusher
Analisa prinsif kerja mesin crusherAnalisa prinsif kerja mesin crusher
Analisa prinsif kerja mesin crusher
 
Shreenshot isi laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Shreenshot isi laporan Pratikum Perkerasan Jalan RayaShreenshot isi laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
Shreenshot isi laporan Pratikum Perkerasan Jalan Raya
 
03 daftar kuantitas dan harga dll
03 daftar kuantitas dan harga dll03 daftar kuantitas dan harga dll
03 daftar kuantitas dan harga dll
 
Per tenunan
Per tenunanPer tenunan
Per tenunan
 
metode konstruksi tugas 1 Powershovel
metode konstruksi tugas 1 Powershovelmetode konstruksi tugas 1 Powershovel
metode konstruksi tugas 1 Powershovel
 

Recently uploaded

Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 

Recently uploaded (20)

Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 

laporan modul 1- kominusi - grinding

  • 1. Laporan Modul 1, MG3017 Kominusi (Grinding) Fathur Rozaq (12113059) / Kelompok 7 / Selasa, 1 Maret 2016 Asisten: Armand Kalvin T Situmeang (12511023) Abstrak – Percobaan Modul 1: Kominusi (Grinding) – Praktikum Kominusi (Grinding) ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme penggerusan, mengetahui cara kerja alat penggerusan, serta mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap proses penggerusan. Secara umum, praktikum dilakukan dengan menggerus 3 sampel dengan berat yang sama namun dengan waktu yang berbeda- beda. Produk penggerusan kemudian akan diklasifikasikan berdasarkan lolos tidaknya terhadap tahap pengayakan. A. Tinjauan Pustaka Pengecilan ukuran pada penggerusan, grinding tergantung pada seberapa besar peluang dari partikel bijih untuk dapat digerus. Penggerusan terjadi oleh adanya beberapa gaya yangbekerja pada partikel bijih tersebut. Gaya-gaya yang bekerja pada operasi penggerusan adalah impact,kompresi,shear/chipping dan abrasion. Gaya-gaya ini akan mengubah bentuk partikel bijih sampai melampaui batas kekuatan yang dimilikinya dan kemudian menyebabkan partikel bijih menjadi remuk. Pada pengolahan bijih, mineral atau bahan galian umumnya dilakukan secarabasah.Muatan mill terdiri dari grinding media atau media gerus, bijih dan air. Media gerus akan dapat mengecilkan partikel bijih dengan satu atau beberapa gaya. Sebagian besar energi kinetic dari muatan mill akan terbuang sebagai panas, suara dan kehilangan lainnya. Hanya sebagian kecil saja yang termanfaatkan sebagai energi untuk pengecilan ukuran. Saat beroperasi, mill akan berputar dari grinding media beserta bijih akan ikut terbawa naik oleh dindingmill kea rah yang lebih tinggi sampai titik atau posisi kesetimbangan dinamiknya tercapai ketika gaya berat sama dengan gaya sentrifugal. Setelah titik kesetimbangan terlampaui, maka muatan akan bergerak ke bawah sesuai dengan kecepatan putar millnya. Mekanisme penggerusan dalam ball mill dapat dibagi menadi 1. Mekanisme Cascading Pada putaran mill yang relatif rendah. Muatan akan bergerak naik tidak begitu tinggi dan setelah mencapai titik kesetimbangan muatan segera kembali menggelincir atau menggelinding di atas muatan lain yang sedang bergerak ke atas. Pada mekanisme ini pengecilan ukuran terjadi akibat gaya abrasi/attrition dan shear. Produk yang dihasilkan dengan mekanisme ini sangat halus. 2. Mekanisme Cataracting Ketika mill berputar cukup tinggi, muatan ikut berputar dan bergerak naik relativetinggi dengan titik kesetimbangan yang tinggi pula. Setelah kesetimbangannya tercapai, muatan akan jatuh bebas ke dasar mill. Pada mekanisme ini pengecilan ukuran terjadi akibat pengaruh gaya impact dan compressi. Produk yang dihasilkan relatif kasar. Secara skematika, perilaku muatan saat mill berputar dapat dilihat pada gambar berikut B. Data Percobaan Berikut data jumlah gram produk tiap fraksi ukuran yang dihasilkan dari proses penggerusan dengan variasi lama waktu penggerusan. Mesh Gram - + 10 menit 15 menit 20 menit 80 123.8 165.5 166 80 100 95.2 115.7 79.5 100 140 14.3 8.6 28.5 140 200 5.5 1.4 24.9 200 1.3 2.4 11.6 Total 240.1 293.6 310.5 C. Pengolahan Data Percobaan Apabila dirangkum dalam tabel, berikut adalah perbandingan jumlah material yang lolos ayakan (minus mesh) untuk masing-masing waktu penggerusan. Gram Mesh 10 menit 15 menit 20 menit 80 116.3 128.1 144.5 100 21.1 12.4 65 140 6.8 3.8 36.5 200 1.3 2.4 11.6
  • 2. Apabila dibuathubungan antara jumlah material yang lolos ayakan (minus mesh) dengan waktu lamanya penggerusan, akan diperoleh grafik sebagai berikut, D. Analisa Hasil Percobaan Berdasarkan data percobaan, dapat diketahui bahwa pada percobaan kali ini terdapatbanyak material yang hilang (losses). Untuk tiap-tiap percobaan, digunakan feed yang sama, yaitu 680 gram. Namun untuk tiap- tiap percobaan tersebut diperoleh produk yang jauh lebih sedikit daripada umpan. Pada percobaan pertama dimana digunakan waktu penggerusan 10 menit, diperoleh 240,1 gram produk. Saat dilakukan penggerusan selama 15 menit, diperoleh 293,6 gram. Adapun saatdilakukan penggerusan selama 20 menit, diperoleh 310,5 gram. Hilangnya material tersebut terjadi karena banyaknya material halus yang menempel pada bola-bola penggerus dan dinding jar mill. Selain itu, sejumlah kecil material yang sangat halus hilang terbang bersama udara saat dilakukan pengayakan secara manual. Dari grafik perbandingan jumlah material yang lolos ayakan, dapat diketahui bahwa ketika digunakan waktu penggerusan selama 20 menit, diperoleh material yang lolos ayakan paling banyak dibandingkan ketika digunakan waktu penggerusan 10 menit atau 15 menit saja.Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu yang digunakan untuk penggerusan, maka material halus yang dihasilkan akan semakin banyak. Namun, terdapat kejanggalan pada grafik hubungan jumlah material lolos ayakan terhadap waktu, untuk material -100#dan -140#.Pada grafik tersebut,produk yang diperoleh saat digunakan waktu penggerusan selama 10 menitlebih banyak daripadasaatdigunakan waktu penggerusan 15 menit. Kejanggalan ini terjadi diantaranya karena pada proses pengayakan yang belum sempurna.Saatmelakukan pengayakan dengan ayakan 100# terlalu cepat sehingga material yang tertinggal (+100#) terlalu banyak dan material yang lolos ayakan (-100) menjadi sedikit. 100 110 120 130 140 150 0 5 10 15 20 25 gram waktu gerus -80 # 10 menit 15 menit 20 menit 0 10 20 30 40 50 60 70 0 5 10 15 20 25 gram waktu gerus -100 # 10 menit 15 menit 20 menit 0 5 10 15 20 25 30 35 40 0 5 10 15 20 25 gram waktu gerus -140 # 10 menit 15 menit 20 menit 0 2 4 6 8 10 12 14 0 5 10 15 20 25 gram waktu gerus -200 # 10 menit 15 menit 20 menit
  • 3. E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas 1. Mekanisme pengecilan ukuran dalam ball mill yaitu feed dimasukkan kedalammiller.Kemudian silinder diputar oleh suatu mekanisme rotor sehingga bola-bola baja saling bertumbukkan dengan partikel umpan dan terjadi beberapa gaya, yaitu attrition, compression, dan impact selanjutnya mengakibatkan ukuran dari partikel umpan menjadi kecil. Pada jarr mill gerakan silinder hanya bergerak secara horizontal dan vertical selebihnya mekanisme sama dengan mekanisme pada ball mill. 2. Penggunaan bijih pada pengolahan bahan galian umumnya dilakukan dengan cara basah yaitu karena dalam keadaan basah, proses penggerusan memerlukan energi yang relative lebih sedikit jika dibandingkan dengan menggunakan bijih kering. Selain itu, tidak dihasilkan debu sehingga lingkunga tetap bersih dan tidak diperlukan penghisap debu. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keausan pelapis (liner) padaball mill adalah kekerasan bijih yang digerus,durasi penggerusan yangdilakukan, kecepatan penggerusan, jenis liner yang digunakan serta benturan liner dengan bola. 4. Kecepatan kritis adalah kecepatan yang menyebabkan mill berputar dimana muatan mulai menempel pada dinding mill dan ikut berputar bersama mill. Kecepatan kritis dinotasikan dengan Nc dan dapat ditentukan dengan persamaan berikut: 𝑚 𝑉2 𝑅 = 𝑚 𝑔 cos 𝛼 Karena 𝑉 = 2 𝜋 𝑅 𝑁 60 cos 𝛼 = 4 𝜋2 𝑁2 𝑅 602 𝑔 cos 𝛼 = 0,0011 𝑁2 𝑅 R, radius jalur terluar adalah (D-d)/2 dimana D adalah diameter mill sedangkan d adalah diameter bola baja. Sehingga, cos 𝛼 = 0.0011 𝑁2 (𝐷 − 𝑑) 2 Kecepatan kritis terjadi saat α=0 𝑁𝑐 = 42,3 √𝐷 − 𝑑 𝑟𝑒𝑣 𝑚𝑖𝑛−1 Besarnya nilai kecepatan kritis dalam praktek berkisar antara 50-90 persen dari Nc, tergantung pada ukuran produk yang akan dihasilkan dan perhitungan ekonomisnya. 5. Jelaskan hubungan antara putaran mill dengan aksi penggerusan a. Abrasi,terjadi apabilaputaran realtif rendah, sehingga energi belum cukup untuk menghasilkan penggerusan dengan cara kompresi dan impact. b. Kompresi, semakin cepat putaran akan semakin banyak terjadi impactasalkan tidak melebihi kecepatan kritis.Hal ini disebabkan energi penggerusan telah tercapai. c. Impact, semakin cepat putaran akan semakin banyak terjadi impact asalkan tidak melebihi kecepatan kritis. F. Kesimpulan 1. Mekanisme penggerusan terdiri atas mekanisme cascading dan cataracting. 2. Cara kerja jarr mill yaitu menggerus umpan dengan bantuan bola-bola baja yang ketika jarr mill diputar secara menerus akan terjadi tumbukkan antara bola-bola baja dengan umpan, dan umpan dengan umpan. 3. Proses penggerusan salah satunya dipengaruhi oleh lama waktu penggerusan dimana semakin lama waktu penggerusan, produk yangdiperoleh semakin banyak G. Daftar Pustaka B.A. Wills, Bsc, Ph.D., C.Eng., MIMM, Mineral Processing Technology, Pergamon Press, 7th edition. Kelly, E., G. 1982. Introduction to Mineral Processing. New York: John Wiley & Son www.ardra.biz/sain-teknologi/mine Slide Mata Kuliah Pengolahan Bahan Galian H. Lampiran SAG Mill dengan diameter 12 m yang dioperasikan di Cadia Hill Gold Mine
  • 4. Ball Mill dengan diameter 7,2 m yang dioperasikan di Cadia Hill Gold Mine