Modul ini membahas percobaan grinding yang bertujuan untuk mempelajari mekanisme penggerusan dan pengaruh waktu grinding terhadap kehalusan hasil grinding. Langkah percobaan meliputi pengisi silinder gerus dengan bola baja, memasukkan umpan, pemutaran selama beberapa menit, pengayakan hasil grinding, dan penimbangan fraksi hasil ayakan. Data menunjukkan semakin lama waktu grinding, fraksi halus semakin besar.
Agregat adalah material yang dominan dalam konstruksi kongkrit. Hampir 70% - 80 % lebih berat konstruksi kongkrit adalah agregat. Agregat terdiri atas agregat kasar (kerikil/batu baur) dan agregat halus (pasir), dan jika diperlukan menggunakan bahan pengisi atau filler.
beton ringan salah satu trobosan dalam teknologi konstruksi di dunia struktur. untuk meringankan kinerja, dan memperjepat dalam pekerjaan. salah 1 dari berbagi keungulan beton ringan adalah pekerjaan yang tidak memerlukan tenaga yang bayak dikarenakan massa yang ringan.
Agregat adalah material yang dominan dalam konstruksi kongkrit. Hampir 70% - 80 % lebih berat konstruksi kongkrit adalah agregat. Agregat terdiri atas agregat kasar (kerikil/batu baur) dan agregat halus (pasir), dan jika diperlukan menggunakan bahan pengisi atau filler.
beton ringan salah satu trobosan dalam teknologi konstruksi di dunia struktur. untuk meringankan kinerja, dan memperjepat dalam pekerjaan. salah 1 dari berbagi keungulan beton ringan adalah pekerjaan yang tidak memerlukan tenaga yang bayak dikarenakan massa yang ringan.
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan PemekatanJoy Irman
Pelatihan Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem (SPAL-S atau on-site) terdiri dari beberpa modaul, yaitu Modul (A) Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL-S atau on-site), (B) Cubluk Kembar, (C) Tangki Septik dengan Bidang Resapan), (D) Mandi-Cuci-Kakus atau MCK, (E) Biofilter, (F) Upflow Aerobic Filter, (G) Rotating Biological Contactactor atau RBC, (H) Anaerobic Bafle Reactor, (I) Sarana Pengangkut Tinja, dan (J) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Masing-masing Modul tersebut terdiri lagi dari beberapa sub-modul yang menjelaskan mengenai aspek-aspek (1) Perencanaan Teknis, (2) Pelaksanaan Konstruksi, (3) Operasional, Pemeliharaan dan Rehabilitasi, (4) Kelembagaan, Administrasi dan Keuangan, (5) Pemantauan dan Evaluasi. Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT DENGAN PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT BULLDOZER DAN LOADER DIBANDINGKAN DENGAN BACKHOE LOADER PADA PEMBANGUNAN AREA PARKIR FAKULTAS TEKNIK UNS SURAKARTA
ANALISIS BIAYA PENGGUNAAN ALAT BERAT DENGAN PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT BULLDOZER DAN LOADER DIBANDINGKAN DENGAN BACKHOE LOADER PADA PEMBANGUNAN AREA PARKIR FAKULTAS TEKNIK UNS
1. MODUL 2 PRAKTIKUM PBG
Grinding
Pada percobaan ini praktikan melakukan percobaan tentang proses penggerusan pada material. Percobaan
kali ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme penggerusan secara umum dan mekanisme kerja alat yang
digunakan. Langkah-langkah percobaan yang dilakukan dalam proses penggerusan ini adalah mengisi
silinder gerus dengan media grinding berupa bola-bola baja dengan diameter tertentu, kemudian
memasukkan umpan ke dalam silinder gerus. Setelah itu silinder diputar dengan kurun waktu tertentu.
Setelah selesai pemutaraannya, isinya dikeluarkan untuk diayak dengan berbagai ukuran ayakan.. Dari
pengayakan tersebut maka akan didapatkan pengaruh waktu grinding terhadap kehalusan mineral hasil
grinding.
A. Tinjauan Pustaka
Kominusi adalah proses pengecilan ukuran bijih dengan cara peremukan (crushing) dan penggerusan
(grinding). Kominusi ini bertujuan untuk mendapatkan ukuran bijih yang sesuai untuk proses
konsentrasi dan untuk membebaskan mineral berharga dari gangue mineral. Selain itu proses ini juga
menghasilkan luas permukaan bijih yang lebih besar sehingga mempermudah reaksi pada proses
selanjutnya.
Alat grinding berupa silinder dengan ukuran tertentu dan berputar pada horizontal axis. Alat grinding
ini biasa disebut grinder atau tumbling mill. Proses grinding sebenarnya dapat dilakukan dalam kondisi
basah ataupun kering, tapi dalam percobaan kali ini dilakukan dalam proses kering.
Alat-alat grinding diantaranya :
1. Berdasarkan grinding medianya
• Ball mill (menggunakan bola-bola baja).
• Rod mill (menggunakan batangan silinder baja).
• Pebble mill (menggunakan batuan keras).
• Autogenous mill (tanpa media grinding, bijihnya sendiri yang menggantikan fungsi grinding
media).
• SAG atau Semi Autogenous mill (menggunakan bola-bola baja dan bijihnya sendiri).
• Tube mill (hampir sama dengan ball mill).
2. Berdasarkan bentuk
• Silinder
• Conical Cylinder
3. Berdasarkan ukuran
• Ball mill ( Panjang = Diameter )
• Rod mill ( Panjang = 2 x Diameter)
• Tube mill ( Panjang > Diameter)
2. • SAG & Autogenous mill ( Panjang < Diameter)
4. Berdasarkan discharge
• Overflow discharge
• Grate discharge
B. Skema Kerja
% berat = berat pada satu fraksi x 100%
berat pada seluruh fraksi
Silinder gerus diisi dengan bola
gerus
Penggerus diputar selama 5 menit
Hasil penggerusan dikeluarkan dan
ditempatkan ke dalam satu wadah
Hasil penggerusan diayak
menggunakan ayakan 65,100,150,
dan 200 mesh selama 10 menit
Hasil pengayakan ditimbang, lalu
catat fraksi-fraksi yang terbentuk
Ulangi tahap penggerusan dan
pengayakan dengan waktu putar 15
menit dan 20 menit
Umpan dimasukkan sebanyak 1000
gram
3. C. Data Percobaan
Feed 1000 gram
Fraksi ukuran (mesh) Berat (gram)
Mesh 10' 15' 20'
+65 730.1 594.2 530.5
-65 +100 111.4 185.5 214.4
-100 +150 114.1 128.9 149.2
-150 +200 15.2 21.7 40.2
-200 28.4 73.1 61.6
Total 999.2 1003.4 995.9
D. Pengolahan Data
1. Lengkapilah tabel di bawah ini
menit 10
fraksi ukuran
Berat
%berat
tertampung
%Berat
kumulatif
tertampung
mesh mm
+65 0.21 730.1
-65 +100 0.149 111.4
-100 +150 0.105 114.1
-150 +200 0.074 15.2
-200 0 28.4
total 999.2
Menit 15
fraksi ukuran
Berat
%berat
tertampung
%Berat
kumulatif
tertampung
mesh mm
+65 0.21 594.2
-65 +100 0.149 185.5
4. -100 +150 0.105 128.9
-150 +200 0.074 21.7
-200 0 73.1
Total 1003.4
Menit 20
fraksi ukuran
Berat
%berat
tertampung
%Berat
kumulatif
tertampung
mesh mm
+65 0.21 530.5
-65 +100 0.149 214.4
-100 +150 0.105 149.2
-150 +200 0.074 40.2
-200 0 61.6
Total 995.9
2. Buat grafik dan persamaan linearnya
• Untuk menit 10, sumbu x berupa fraksi, sumbu y berupa %berat kumulatif tertampung
• Untuk menit 15, sumbu x berupa fraksi, sumbu y berupa %berat kumulatif tertampung
• Untuk menit 20, sumbu x berupa fraksi, sumbu y berupa %berat kumulatif tertampung
• Sumbu x berupa waktu, sumbu y nya %berat tertampung
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
G. Daftar Pustaka