Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi kecernaan rumput rawa khususnya rumput kumpai tembaga secara in vitro menggunakan cairan rumen sapi dan metode dua tahap untuk mengukur nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji kecernaan secara in vitro.
Dokumen tersebut membahas strategi penerapan praktik budidaya udang yang baik (BMP) di tambak untuk meningkatkan produksi. BMP mewajibkan tambak memiliki air pasok yang bebas hama dan logam berat, mampu menampung air dan mengeluarkan limbah dengan kadar sedimen dan bahan organik terlarut rendah, serta dapat menjaga keseimbangan proses mikrobiologis. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor penting lainnya sepert
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...Mustain Adinugroho
Musta’in Adinugroho. K2A005049. Beban Kerja Osmotik, Perubahan Osmoefektor dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) yang Dikulltivasi pada Media Isoosmotik, Hipoosmotik dan Hiperosmotik Intermolt (Pembimbing : Sutrisno Anggoro dan Mustofa Niti Suparjo)
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies yang komersial untuk budidaya sejak usaha budidaya udang di Indonesia lesu akibat serangan virus WSS. Udang ini adalah udang introduksi yang berasal dari perairan Meksiko dan Amerika Latin. Kehidupan udang ini bergantung pada kelancaran proses molting dan beban kerja osmotik dimana salinitas sangat berperan sebagai masking faktor. Selain itu perubahan osmoefektor juga akan mempengaruhi proses metabolisme udang sehingga daya pemanfaatan pakan tidak optimal.
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah mengkaji beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan udang Litopenaeus vannamei yang dikultivasi pada media dengan isoosmotik yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Januari 2010 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai, Universitas Diponegoro, Jepara. Materi yang digunakan adalah udang vannamei dengan metode eksperimental laboratoris dengan menggunakan rancangan acak sistematis dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Lama pemeliharaan adalah 60 hari. Perlakuan yang diterapkan adalah menggunakan media isoosmotik yang berbeda. Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah beban kerja osmotik, kandungan ion-ion (osmoefektor) dan daya pemanfaatan pakan. Hasil data diolah dengan menggunakan analisis ragam dan perbedaan pengaruh antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji Duncan dengan bantuan progam SPSS 15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat salinitas media (larutan osmotik) yang berbeda (hipoosmotik, isoosmotik dan hiperosmotik) memberikan pengaruh yang nyata terhadap beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan (p<0.05). Salinitas yang terbaik diantara beberapa perlakuan yang dicobakan untuk beban kerja osmotik adalah 20+1 ppt dengan beban kerja osmotik 43.65 mOsm/l H2O. Nisbah ion (osmoefektor) terendah terdapat pada salinitas 20+1 ppt. Sedangkan daya pemanfaatan pakan terbaik adalah pada salinitas 26+1 ppt dengan nilai FCR 1,34 dan PER 1,79. Rentang salinitas isoosmotik molt pada salinitas 26+1 ppt memberikan lingkungan media yang ideal bagi kultivasi udang vannamei.
Kata kunci: salinitas, beban kerja osmotik, osmoefektor, daya pemanfaatan pakan, Litopenaeus vannamei
Limbah cair industri tahu mengandung bahan organik tinggi yang dapat mencemari lingkungan bila langsung dibuang. Pengolahan limbah cair tahu secara anaerobik menggunakan reaktor UASB diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan biogas sebagai sumber energi alternatif, serta menurunkan kadar COD limbah keluaran.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya udang di tambak. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan meliputi topografi, elevasi, pasang surut, dan kualitas tanah setempat.
2. Jenis tanah liat berpasir merupakan kondisi tanah yang paling baik untuk pembangunan tanggul tambak. Selain itu, lokasi yang datar dan tidak terlalu tinggi dari pasang surut akan memudah
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2Ibnu Sahidhir
1. Dokumen tersebut membahas tentang nutritional genomics pada ikan, yang merupakan relasi timbal balik antara nutrisi dan genetik. Nutrisi berpengaruh pada ekspresi gen dan kesehatan ikan, sementara genetik mempengaruhi cara ikan merespons nutrisi.
2. Dokumen ini menjelaskan berbagai contoh aplikasi nutritional genomics seperti pemrograman nutrisi, pakan mikrobial yang mengandung probiotik, dan pakan herbal yang
1. Dokumen menjelaskan tentang tambak tradisional, termasuk gambaran umum, syarat lokasi, persiapan, dan pemeliharaan tambak.
2. Persiapan tambak meliputi pengeringan, pengapuran, dan pemupukan tanah dasar sebelum penebaran benih.
3. Pemeliharaan melibatkan pengawasan dan pemberian pakan alami seperti kelekap untuk pertumbuhan udang.
Brosur ini membahas budidaya udang vannamei dengan pola tradisional plus. Teknologi ini memungkinkan petambak kecil menanam udang vannamei dengan biaya rendah tetapi hasil panen yang besar. Brosur ini menjelaskan langkah-langkah mulai dari persiapan tambak, penebaran benih, pemeliharaan, panen, hingga analisis ekonominya. Pola budidaya ini dapat menghasilkan 835-1050 kg udang per hektar set
Dokumen tersebut membahas strategi penerapan praktik budidaya udang yang baik (BMP) di tambak untuk meningkatkan produksi. BMP mewajibkan tambak memiliki air pasok yang bebas hama dan logam berat, mampu menampung air dan mengeluarkan limbah dengan kadar sedimen dan bahan organik terlarut rendah, serta dapat menjaga keseimbangan proses mikrobiologis. Dokumen juga menjelaskan faktor-faktor penting lainnya sepert
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...Mustain Adinugroho
Musta’in Adinugroho. K2A005049. Beban Kerja Osmotik, Perubahan Osmoefektor dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) yang Dikulltivasi pada Media Isoosmotik, Hipoosmotik dan Hiperosmotik Intermolt (Pembimbing : Sutrisno Anggoro dan Mustofa Niti Suparjo)
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies yang komersial untuk budidaya sejak usaha budidaya udang di Indonesia lesu akibat serangan virus WSS. Udang ini adalah udang introduksi yang berasal dari perairan Meksiko dan Amerika Latin. Kehidupan udang ini bergantung pada kelancaran proses molting dan beban kerja osmotik dimana salinitas sangat berperan sebagai masking faktor. Selain itu perubahan osmoefektor juga akan mempengaruhi proses metabolisme udang sehingga daya pemanfaatan pakan tidak optimal.
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah mengkaji beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan udang Litopenaeus vannamei yang dikultivasi pada media dengan isoosmotik yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Januari 2010 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai, Universitas Diponegoro, Jepara. Materi yang digunakan adalah udang vannamei dengan metode eksperimental laboratoris dengan menggunakan rancangan acak sistematis dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Lama pemeliharaan adalah 60 hari. Perlakuan yang diterapkan adalah menggunakan media isoosmotik yang berbeda. Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah beban kerja osmotik, kandungan ion-ion (osmoefektor) dan daya pemanfaatan pakan. Hasil data diolah dengan menggunakan analisis ragam dan perbedaan pengaruh antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji Duncan dengan bantuan progam SPSS 15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat salinitas media (larutan osmotik) yang berbeda (hipoosmotik, isoosmotik dan hiperosmotik) memberikan pengaruh yang nyata terhadap beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan (p<0.05). Salinitas yang terbaik diantara beberapa perlakuan yang dicobakan untuk beban kerja osmotik adalah 20+1 ppt dengan beban kerja osmotik 43.65 mOsm/l H2O. Nisbah ion (osmoefektor) terendah terdapat pada salinitas 20+1 ppt. Sedangkan daya pemanfaatan pakan terbaik adalah pada salinitas 26+1 ppt dengan nilai FCR 1,34 dan PER 1,79. Rentang salinitas isoosmotik molt pada salinitas 26+1 ppt memberikan lingkungan media yang ideal bagi kultivasi udang vannamei.
Kata kunci: salinitas, beban kerja osmotik, osmoefektor, daya pemanfaatan pakan, Litopenaeus vannamei
Limbah cair industri tahu mengandung bahan organik tinggi yang dapat mencemari lingkungan bila langsung dibuang. Pengolahan limbah cair tahu secara anaerobik menggunakan reaktor UASB diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan biogas sebagai sumber energi alternatif, serta menurunkan kadar COD limbah keluaran.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya udang di tambak. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan meliputi topografi, elevasi, pasang surut, dan kualitas tanah setempat.
2. Jenis tanah liat berpasir merupakan kondisi tanah yang paling baik untuk pembangunan tanggul tambak. Selain itu, lokasi yang datar dan tidak terlalu tinggi dari pasang surut akan memudah
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2Ibnu Sahidhir
1. Dokumen tersebut membahas tentang nutritional genomics pada ikan, yang merupakan relasi timbal balik antara nutrisi dan genetik. Nutrisi berpengaruh pada ekspresi gen dan kesehatan ikan, sementara genetik mempengaruhi cara ikan merespons nutrisi.
2. Dokumen ini menjelaskan berbagai contoh aplikasi nutritional genomics seperti pemrograman nutrisi, pakan mikrobial yang mengandung probiotik, dan pakan herbal yang
1. Dokumen menjelaskan tentang tambak tradisional, termasuk gambaran umum, syarat lokasi, persiapan, dan pemeliharaan tambak.
2. Persiapan tambak meliputi pengeringan, pengapuran, dan pemupukan tanah dasar sebelum penebaran benih.
3. Pemeliharaan melibatkan pengawasan dan pemberian pakan alami seperti kelekap untuk pertumbuhan udang.
Brosur ini membahas budidaya udang vannamei dengan pola tradisional plus. Teknologi ini memungkinkan petambak kecil menanam udang vannamei dengan biaya rendah tetapi hasil panen yang besar. Brosur ini menjelaskan langkah-langkah mulai dari persiapan tambak, penebaran benih, pemeliharaan, panen, hingga analisis ekonominya. Pola budidaya ini dapat menghasilkan 835-1050 kg udang per hektar set
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarBBAP takalar
Laporan ini menyajikan hasil pengawasan budidaya udang vanname secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat di dua lokasi di Kota Makassar. Budidaya udang vanname secara tradisional memberikan hasil yang menjanjikan dan lebih menguntungkan dibandingkan sistem budidaya intensif. Kualitas air dan tanah masih memenuhi syarat untuk pertumbuhan udang walaupun terdapat bakteri yang tinggi akibat bahan organik.
Dokumen ini meneliti performansi dua jenis rumput laut merah, Kappaphycus striatum dan K. alvarezii, yang dibudidayakan dalam sistem budidaya tangki dengan berbagai perlakuan. Hasilnya menunjukkan bahwa K. striatum memiliki laju pertumbuhan harian tertinggi pada perlakuan dengan kepadatan terendah dan penambahan pupuk ekstrak tumbuhan laut. Temuan ini memberikan data dasar untuk membantu pengembangan budidaya rumput laut ber
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...Repository Ipb
Penelitian ini menguji empat kepadatan penokolan udang vanamei (500, 1000, 1500, dan 2000 ekor/m2) selama 28 hari. Hasilnya menunjukkan bahwa kepadatan 500 ekor/m2 memberikan pertumbuhan udang terbaik dengan panjang akhir 42,7 mm. Kepadatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan hidup atau keragaman panjang udang.
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...Mustain Adinugroho
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh salinitas terhadap osmoregulasi, regulasi ion, dan efisiensi pemanfaatan pakan pada udang vannamei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi salinitas yang optimal bagi pertumbuhan udang vannamei dengan mempelajari beban kerja osmotik, perubahan kandungan elektrolit, dan daya dukung lingkungan terhadap pemanfaatan pakan.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan standar prosedur operasional (SOP) untuk budidaya udang vannamei yang meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan, manajemen kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan panen.
Isolasi Bakteri Asam Laktat Pendegradasi Sianida dari Cairan Rumen ternak. Penelitian ini mengisolasi bakteri asam laktat dari cairan rumen sapi yang mampu mendegradasi sianida. Sembilan isolat bakteri asam laktat ditemukan dan mampu bertahan hidup dalam medium yang mengandung sianida. Isolat yang paling efisien menurunkan sianida sebesar 83,3%.
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Mujiyanto -
Gastropoda adalah salah satu kelas moluska yang sangat mudah ditemukan di ekosistem mangrove. Di ekosistem ini, gastropoda berperan dalam membantu proses dekomposisi serasah. Informasi tentang struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di Kawasan Desa Parang belum ada, sehingga perlu adanya kajian tentang struktur komunitas gastropoda di kawasan tersebut sebagai acuan untuk pengelolaan. Pada bulan Juni-Desember 2012 telah dilakukan penelitian tentang struktur komunitas gastropoda di Kawasan Desa Parang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang ditemukan 29 jenis dari 16 famili gastropoda. Kelimpahan rata-rata gastropoda berkisar antara 2,10–18,85 ind/m 2 . Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,35–1,45 yang termasuk dalam kategori rendah sampai sedang. Nilai Indeks Keseragaman masuk dalam kategori rendah sampai tinggi dengan nilai berkisar antara 0,12–0,62 dan kisaran Indeks Dominasi antara 0,50–0,84 masuk dalam kategori terdapat spesies yang mendominasi. Littoraria scabra adalah jenis gastropoda yang mendominasi di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang.
Pengaruh kadar garam dan lama penyimpanan terhadap kandungan protein bakasang...Calvin Talakua
Dokumen tersebut membahas tentang laor (Nyale worm) yang merupakan sumber protein berkualitas tinggi di Maluku. Dokumen juga membahas tentang bakasang laor yang dibuat melalui proses fermentasi dengan penambahan garam. Kadar garam dan lama fermentasi dapat mempengaruhi kandungan protein bakasang laor."
Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang dan lain-lain. Penyebutan “tambak” ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang. Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir.
Udang vannamei (Litopenaeus vannameii) berasal dari daerah subtropis pantai barat Amerika, mulai dari Teluk California di Mexico bagian utara sampai ke pantai barat Guatemala, El Salvador, Nicaragua, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika Selatan. Udang vannamei termasuk genus Penaeus dan subgenus Litopenaeus. Vannamei berbeda dari genus Penaeus lainnya karena bentuk telikum (organ kelamin betina) terbuka, tapi tidak terdapat tempat untuk penyimpanan sperma.
1. Penelitian ini menguji penggunaan sistem resirkulasi air dan membran biofilter untuk menyisihkan amoniak dan mengurangi kekeruhan dalam budidaya kepiting.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biofilter mampu menurunkan kadar amoniak dari 4,41 mg/L menjadi 1,48 mg/L selama 7 hari, sedangkan membran ultrafiltrasi dapat mengurangi kekeruhan.
3. Kadar amoniak yang tinggi di atas
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarBBAP takalar
Laporan ini menyajikan hasil pengawasan budidaya udang vanname secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat di dua lokasi di Kota Makassar. Budidaya udang vanname secara tradisional memberikan hasil yang menjanjikan dan lebih menguntungkan dibandingkan sistem budidaya intensif. Kualitas air dan tanah masih memenuhi syarat untuk pertumbuhan udang walaupun terdapat bakteri yang tinggi akibat bahan organik.
Dokumen ini meneliti performansi dua jenis rumput laut merah, Kappaphycus striatum dan K. alvarezii, yang dibudidayakan dalam sistem budidaya tangki dengan berbagai perlakuan. Hasilnya menunjukkan bahwa K. striatum memiliki laju pertumbuhan harian tertinggi pada perlakuan dengan kepadatan terendah dan penambahan pupuk ekstrak tumbuhan laut. Temuan ini memberikan data dasar untuk membantu pengembangan budidaya rumput laut ber
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...Repository Ipb
Penelitian ini menguji empat kepadatan penokolan udang vanamei (500, 1000, 1500, dan 2000 ekor/m2) selama 28 hari. Hasilnya menunjukkan bahwa kepadatan 500 ekor/m2 memberikan pertumbuhan udang terbaik dengan panjang akhir 42,7 mm. Kepadatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan hidup atau keragaman panjang udang.
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...Mustain Adinugroho
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh salinitas terhadap osmoregulasi, regulasi ion, dan efisiensi pemanfaatan pakan pada udang vannamei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi salinitas yang optimal bagi pertumbuhan udang vannamei dengan mempelajari beban kerja osmotik, perubahan kandungan elektrolit, dan daya dukung lingkungan terhadap pemanfaatan pakan.
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan standar prosedur operasional (SOP) untuk budidaya udang vannamei yang meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan, manajemen kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan panen.
Isolasi Bakteri Asam Laktat Pendegradasi Sianida dari Cairan Rumen ternak. Penelitian ini mengisolasi bakteri asam laktat dari cairan rumen sapi yang mampu mendegradasi sianida. Sembilan isolat bakteri asam laktat ditemukan dan mampu bertahan hidup dalam medium yang mengandung sianida. Isolat yang paling efisien menurunkan sianida sebesar 83,3%.
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Mujiyanto -
Gastropoda adalah salah satu kelas moluska yang sangat mudah ditemukan di ekosistem mangrove. Di ekosistem ini, gastropoda berperan dalam membantu proses dekomposisi serasah. Informasi tentang struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di Kawasan Desa Parang belum ada, sehingga perlu adanya kajian tentang struktur komunitas gastropoda di kawasan tersebut sebagai acuan untuk pengelolaan. Pada bulan Juni-Desember 2012 telah dilakukan penelitian tentang struktur komunitas gastropoda di Kawasan Desa Parang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang ditemukan 29 jenis dari 16 famili gastropoda. Kelimpahan rata-rata gastropoda berkisar antara 2,10–18,85 ind/m 2 . Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,35–1,45 yang termasuk dalam kategori rendah sampai sedang. Nilai Indeks Keseragaman masuk dalam kategori rendah sampai tinggi dengan nilai berkisar antara 0,12–0,62 dan kisaran Indeks Dominasi antara 0,50–0,84 masuk dalam kategori terdapat spesies yang mendominasi. Littoraria scabra adalah jenis gastropoda yang mendominasi di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang.
Pengaruh kadar garam dan lama penyimpanan terhadap kandungan protein bakasang...Calvin Talakua
Dokumen tersebut membahas tentang laor (Nyale worm) yang merupakan sumber protein berkualitas tinggi di Maluku. Dokumen juga membahas tentang bakasang laor yang dibuat melalui proses fermentasi dengan penambahan garam. Kadar garam dan lama fermentasi dapat mempengaruhi kandungan protein bakasang laor."
Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang dan lain-lain. Penyebutan “tambak” ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang. Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir.
Udang vannamei (Litopenaeus vannameii) berasal dari daerah subtropis pantai barat Amerika, mulai dari Teluk California di Mexico bagian utara sampai ke pantai barat Guatemala, El Salvador, Nicaragua, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika Selatan. Udang vannamei termasuk genus Penaeus dan subgenus Litopenaeus. Vannamei berbeda dari genus Penaeus lainnya karena bentuk telikum (organ kelamin betina) terbuka, tapi tidak terdapat tempat untuk penyimpanan sperma.
1. Penelitian ini menguji penggunaan sistem resirkulasi air dan membran biofilter untuk menyisihkan amoniak dan mengurangi kekeruhan dalam budidaya kepiting.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biofilter mampu menurunkan kadar amoniak dari 4,41 mg/L menjadi 1,48 mg/L selama 7 hari, sedangkan membran ultrafiltrasi dapat mengurangi kekeruhan.
3. Kadar amoniak yang tinggi di atas
fermentabilitas & kecernaan in vitro ransum yang diberi kursin bungkil biji j...Aom_Bracho
MERI AFRIYANTI. 2008. Fermentabilitas dan Kecernaan in vitro Ransum yang Diberi Kursin Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada Ternak Sapi dan Kerbau. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini bertujuan mengetahui toleransi mikroba cairan rumen ternak ruminansia (sapi dan kerbau) terhadap kursin pada bungkil biji jarak pagar berdasarkan fermentabilitas dan kecern
Analisis proksimat merupakan metode kimia untuk mengidentifikasi kandungan zat makanan dalam suatu bahan pakan/pangan dengan menentukan fraksi seperti air, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas bahan pakan dan membuat rumusan ransum. Prosedur sampling dan penyiapan sampel harus
Dokumen tersebut merupakan profil Laboratorium Teknik Kimia Politeknik Negeri Lokseumawe. Ringkasannya adalah: Laboratorium ini memiliki 10 laboratorium dengan berbagai bidang keilmuan seperti kimia dasar, satuan proses, pangan, dan lingkungan. Kegiatan praktikum diatur dengan aturan keselamatan ketat untuk mencegah kecelakaan. Mahasiswa harus mematuhi aturan tersebut selama menggunakan fasilitas laboratorium.
Laporan Praktikum Pengenalan Alat di LaboratoriumErnalia Rosita
Laporan mingguan praktikum kimia dasar ini memberikan pengenalan terhadap 35 alat-alat laboratorium kimia beserta fungsi masing-masing alat. Tujuan pengenalan alat ini adalah agar mahasiswa dapat mengenali dan menggunakan alat dengan benar pada praktikum selanjutnya."
ANALISIS PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI YAKULT DAN AIR BERASnursyifatiara
Indonesia dikenal sebagai negara agraris terbesar di dunia, dikarenakan banyaknya masyarakat yang bekerja di bidang pertanian. Seiringnya perkembangan zaman, Indonesia mengalami kemunduran terkait kesuburan dan kerusakan tanah yang diakibatkan ketidakseimbangan unsur di dalam tanah seperti pencemaran tanah dan air yang dipengaruhi aktivitas alam dan manusia. Untuk dapat mendukung kembali sektor pertanian, perlu adanya nutrisi untuk tanah yaitu pupuk agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Metode yang digunakan dalam dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian, menunjukkan kandungan di dalam minuman Yakult (Lactobacillus casei shirota strain) yang dikombinasi dengan larutan air cucian beras menghasilkan pupuk cair organic yang baik dan bagus untuk menutrisi tanah maupun tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan kompos, termasuk pengertian kompos, tujuan pembuatan kompos, manfaat kompos, dan prinsip-prinsip pengomposan seperti kebutuhan nutrisi mikroorganisme, kondisi lingkungan ideal, dan ukuran partikel bahan baku."
Dokumen tersebut membahas tentang probiotik, pengomposan, dan manfaat praktikum tentang pembuatan probiotik dan pengomposan. Probiotik dijelaskan sebagai mikroorganisma hidup yang memberikan manfaat kesehatan, dan pengomposan didefinisikan sebagai proses penguraian bahan organik menjadi humus oleh mikroorganisme. Tujuan praktikum adalah mempelajari pembuatan probiotik, proses pengomposan, dan parameternya seperti su
Perladangan organik : Kaedah menghasilkan stok mikroorganisma berfaedah, menghasilkan IMO1-5, media organik, bebola mikrob, FAA, FPJ, FFJ, dan kaedah kawalan perosak menggunakan biorepellent.
Bb batu mengolah limbah tanaman pakan ternak 2014 agustus 14BBPP_Batu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengolahan limbah tanaman pangan untuk pakan ternak, khususnya potensi hasil ikutan tanaman padi seperti jerami, dedak, dan sekam sebagai sumber pakan.
2. Jerami padi dan dedak padi memiliki potensi sebagai sumber serat dan energi pakan ternak, meskipun jerami padi memiliki kandungan serat yang terikat erat sehingga sul
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menguji pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila pada sistem akuaponik dengan tanaman kangkung, sawi, dan selada.
2. Hasil selama 30 hari menunjukkan perlakuan menggunakan tanaman kangkung memberikan peningkatan berat 7,16 g dan panjang 4,53 cm, laju pertumbuhan 2,36%/hari, serta kelangsungan hidup 95%.
3. Uji ANOVA men
Studi ini bertujuan mengetahui keanekaragaman mesofauna tanah di Hutan Wisata Alam Sibolangit dengan melihat dua bentuk penutupan lahan, hutan dan berumput. Mesofauna tanah berperan penting dalam siklus hara tanah melalui dekomposisi bahan organik."
Dokumen tersebut membahas tentang lahan gambut dan upaya-upaya yang telah dilakukan untuk melestarikannya. Lahan gambut memegang peranan penting dalam mitigasi perubahan iklim karena menyimpan karbon dua kali lebih banyak dari hutan. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain pendirian badan restorasi gambut, proyek-proyek penelitian, dan praktik pertanian ramah lingkungan. Indonesia memiliki luas lahan gamb
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatcherylisa ruliaty 631971
Dokumen ini membahas upaya memproduksi udang putih (Litopenaeus vannamei) sebagai udang konsumsi (udang sayur) di bak-bak bekas pembenihan udang (backyard hatchery) untuk memberdayakan bak-bak tersebut. Udang dipelihara dari umur PL8-PL10 selama 2-2,5 bulan dengan kepadatan awal berbeda antara 5.000-30.000 ekor/bak. Hasilnya, kepadatan awal 5.000 dan 10.000 ekor/bak menghas
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Lap teknik laboratorium
1. BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia. Berbagai
upaya peningkatan produksi ternak dalam rangka memenuhi kebutuhan sumber
protein hewani akan sangat sulit dicapai apabila ketersediaan hijauan tidak
sebanding dengan kebutuhan dan populasi ternak yang ada. Hijauan pakan
merupakan salah satu factor terpenting dalam berhasilnya suatu usaha
pengembangan peternakan (Reksohadiprodjo et al, 2005).
Kepadatan penduduk yang semakin lama semakin meningkat,
menyebabakan sebagian lahan praktis beralih fungsi dan sebagian lagi digunakan
untuk produksi tanaman pangan seperti padi, jagung dan palawija, sehingga tanah
yang digunakan sebagai pakan hijauan semakain terdesak . Hal ini akan
membatasi penyediaaan hijauan pakan dan secaralansung akan berpengaruh
terhadap produksi ternak itu sendiri.
Pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan yang semula dipandang
cukup menjanjikan sebagai pengganti hijauan unggul ternyata sulit diaplikasikan
di lapangan karena rendahnya kandungan gizi dan tingginya faktor pembatas
seperti lignin dan yang mengakibatkan rendahnya kecernaan dan akhirnya
menurunkan produksi ternak.
Rawa terdiri atas dua jenis, yaitu rawa pasang surut dan rawa lebak. Rawa
pasang surut yangdipengaruhi naik turunnya debit air sungai dan laut luasnya
mencapai 900 ribu hektar, sedangkan rawa lebak yang bersifat tadah hujan sekitar
600 ribu hektar. Pemanfaatan rumput rawa sebagai pengganti rumput unggul
merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan diatas. Hal ini
mengingat lahan rawa di propinsi Sumatra Selatan cukup luas yaitu 14,6 % dari
keseluruhan lahan pertanian atau 1.027.447 ha dari total luas lahan pertanian
7.267.138 ha (BPS Sumsel, 2006).
Kegiatan usaha tani pada lahan rawa hanya dapat dilakukan pada musim
kemarau yaitu ketika air surut. Pemanfaatan lahan rawa sebagai penunjang
produksi hijauan pakan telah dilakukan secara sangat terbatas oleh peternak
2. tradisional baik sebagai padang penggembalaan musiman bagi kerbau rawa dan
sapi maupun sebagai sumber hijauan Cut and Carry.
Kesulitan yang dihadapi selama ini adalah kurangnya informasi tentang
jenis-jenis rumput apa yang mampu beradaptasi dilahan rawa dengan tingkat
produksi yang tinggi, bagaimana teknologi pengembangan serta nilai nutrisinya
untuk ternak ruminansia.
Rumput rawa beragam jenisnya, sebagian dari yang telah teridentifikasi
ternyata dapat dikonsumsi ternak dan cukup disukai oleh ternak ruminansia.
Contoh hijauan yang telah teridentifikasi adalah rumput kumpai minyak
(Hymenachne amplexicaulis (Rudge, Nees), rumput kumpai tembaga
(Hymenachne acutigluma), rumput bento rayap (Leersia hexandra Sw.), rumput
padi-padian (Oryza rufipogon), rumput aleman (Echinochloa polystachya), dan
rumput kolonjono (Brachiaria muticum).
Tipe evaluasi pakan pada prisipnya ada 3 yaitu metode In vitro, Insacco, In
vivo. Tipe evaluasi pakan In vivo merupakan metode penentuan kecernaan pakan
menggunakan hewan percobaan dengan analisis pakan dan feses. Pencernaan
ruminansia terjadi secara mekanis, fermentative, dan hidrolisis (Mc Donald et al.
2002).
Tipe evaluasi pakan secara in vitro merupakan metode kecernaan pakan
yang semua kegiatannya di lakukan di laboratorium dengan cara meniru semua
kegiatan yang terjadi pada mahluk hidup baik itu kegiatan fisik, kimia dan
biologis persis dengan kegiatan aslinya atau dengan kata lain meniru aktivitas
kegiatan di luar dari andividu aslinya. Sehingga untuk mengetahui nilai kecernaan
rumput rawa terutama rumput kumpai tembaga dilakukan analisa secara invitro
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu: Menambah pengetahuan mahasiswa
mengenai tekhnik analisa in vitro, mengetahui kecernaan bahan kering dan bahan
organik serta cara menghitungnya.
3. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hijauan adalah bahan pakan yang mengandung serat kasar 18 % atau lebih
(dihitung dari bahan kering). Karena di dalam praktek sering didapatkan hal-hal
yang berada diluar batasan ini. Kualitas hijauan sangat bervariasi ang disebabkan
oleh beberapa perbedaan dalam spesies, umur, kesuburan tanah, sumber-sumber
air dan lain sebagainya. Di Indonesia dan di daerah tropis lainnya belum diperoleh
keterangan secara pasti tentang adanya suatu hijauan yang menonjol kualitasnya
(Mulyawati, 2009)..
Rumput kumpai tembaga merupakan kekayaan sumber daya alami lahan
rawa yang memiliki nilai biologis yang tinggi, juga merupakan salah satu jenis
rumput rawa yang mempunyai potensi sebagai hijauan pakan. Rumput kumpai
sudah dimanfaatkan oleh peternak sebagai pakan ternak ruminansia besar yang
digembalakan pada lahan-lahan yang banyak ditumbuhi rumput kumpai terutama
di lahan rawa. Faktor pembatas rumput kumpai sebagai pakan ternak ruminansia
adalah nilai nutrisinya yang rendah akibat relative tingginya serat kasar terutama
lignin (Aryogi, 2002).
Di dalam rumen terdapat populasi mikroba yang cukup banyak jumlahnya.
Mikroba rumen dapat dibagi dalam tiga grup utama yaitu bakteri, protozoa dan
fungi (Agus, 2008).
Kehadiran fungi di dalam rumen diakui sangat bermanfaat bagi
pencernaan pakan serat, karena dia membentuk koloni pada jaringan selulosa
pakan. Rizoid fungi tumbuh jauh menembus dinding sel tanaman sehingga pakan
lebih terbuka untuk dicerna oleh enzim bakteri rumen. Protozoa diklasifikasikan
berdasarkan morfologinya sebab mudah dilihat berdasarkan penyebaran silianya.
Protozoa rumen diklasifikasikan menurut morfologinya yaitu: Holotrichs yang
mempunyai silia hampir diseluruh tubuhnya dan mencerna karbohidrat yang
fermentabel, sedangkan Oligotrichs yang mempunyai silia sekitar mulut
umumnya merombak karbohidrat yang lebih sulit dicerna (Arora, 2000).
Kecernaan adalah bagian dari nutrien yang tidak diekskresikan dalam feses
melainkan diasumsikan sebagai nutrien yang diserap tubuh ternak. Bahan pakan
4. yang baik adalah bahan pakan yang memiliki kecernaan tinggi sehingga dapat
meningkatkan konsumsi pakan, dan kebutuhan nutrien ternak dapat terpenuhi,
sehingga produksi ternak dapat mencapai optimal. Kecernaan pakan biasanya
dinyatakan berdasarkan BK dan sebagai suatu koefisien atau presentase.
(McDonald et al., 2002).
Kecernaan in vitro adalah teknik pengukuran degradabilitas dan kecernaan
evaluasi ransum secara biologis dapat dilakukan secara laboratorium dengan
meniru seperti kondisi sebenarnya. Faktor – faktor yang mempengaruhi in vitro
adalah pencampuran pakan, cairan rumen, pengontrolan temperatur, variasi
waktu, dan metode analisis (Mulyawati, 2009).
Kecernaan suatu bahan pakan untuk ternak ruminansia dapat dihitung
secara akurat pada skala laboratorium dengan percobaan menggunakan cairan
rumen dan pepsin. Tahapan pertama biasa disebut “two-stage In Vitro” sebuah
metode yang menginkubasikan sampel selam 48 jam dengan cairan rumen dalam
kondisi anaerobik. Tahapan kedua, mikrobia dibunuh dengan menggunakan HgCl
sampai pH 2 dan terjadi pencernaan protein kemudian diinkubasikan dengan
pepsin. Residu yang tidak larut dikeringkan dan diestimasi kecernaan bahan
kering (Mc.Donald et al., 2002). Metode dua tahap yang memiliki pengukuran
nilai kecernaan bahan makanan secara in vitro menggunakan cairan rumen, saliva
buatan. Keasaman dipertahankan pada pH 6,7-6,9 dan ditambahkan gas CO2
untuk menghasilkan kondisi anaerob.
(Mulyawati, 2009) menyatakan bahwa, apabila ukuran sampel bertambah
maka akan menurunkan kecernaan in vitro, oleh karena itu penting diperhatikan
agar ukuran sampel harus sama, selanjutnya dinyatakan rumen dan buffer adalah
1 : 4 dan setiap proporsi cairan rumen akan meningkatkan kecernaan.
Fermentasi bahan berserat dengan menggunakan cairan rumen akan
menghasilkan gas, diantaranya adalah gas methan. Emisi gas methan hasil
fermentasi pada ternak ruminansia selain menyebabkan polusi lingkungan juga
menyebabkan hilangnya sebagian energy pakan.
5. BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Waktu Dan Tempat
Pratikum ini dilakukan pada hari senin, tanggal 20 Oktober 2014 di
Laboratorium Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya
Indralaya.
B. Alat Dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Timbangan Analitik , Tabung fermentor, Water Bath/ Incubator , Crusible/
Cawan, Oven, Tanur, Desicator/ Exicator , Tang/ Klem, Thermos Air Panas,
Beker Glass, Glass Ukur, centrifuge, pompa pakum, tutup berventilasi
Bahan- bahan yang digunkan pada pratikum adalah sampel rumput kumpai
tembaga, asam borat, KCL, NaCl, NaHCO3, Aquadest, CaCl2, Na2Co3 , larutan
Mc dougall ( saliva buatan), larutan pepsin dan lain-lain.
C. Cara Kerja
1. Prosedur Pengambilan cairan rumen
Ambil
cairan
rumen dari
sapi pistula
(jika tidak
ada ambil di
RPH)
Peras dan saring
cairan rumen
dengan
menggunakan
kain saring
Siapkan termos
yg telah diisi
air panas
hingga
mencapai suhu
39° C
Masukkan
ke dlm
termos
hangat
6. 2. Fermentasi tahap I
Tambah 8 ml dan 12
ml larutan
McDougalcairan
rumen ke tabung
fermentor yang sudah
berisi 1 gr smpel
Masukkan tabung ke
dalam sheker bath dg
suhu 39°C dialiri
CO2, cek pH tutup dg
karet berfentilasi.
fermentasi selama 24
3. Pengukuran KCBK dan KCBO
jam
Setelah 24 jam buka
tutup karet teteskan
2-3 tetes HgCl2 untuk
membunuh mikroba
Masukkan tabung ke
centrifuge dg kec 4000
rpm slm 10 min.
Endapan akan berada
dibawah dan substrat
bening di atas
Ambil super natan
untuk analisis
berikutnya. Substrat
yg tersisa digunakan
untuk analisa KCBK
dan KCBO
Hasil residu
ditambahkan 20 ml
larutan pepsin HCl
0,2 %. Campuran
diinkubasikan
selama 24 jam
Sisa pengenceran
disaring dengan
pompa fakum,
masukkan cawan
porselen dan
dioven
Ditanur. Dan sbg
blanko dipakai
residu asal
fermentasi tanpa
sampel bahan
pakan
7. BAB IV
Hasil Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan pada saat praktikum
terhadap kecernaan Bahan Kering (KcBK) dan Kecernaan Bahan Organik (KcBO)
terhadap beberapa kelompok, maka diperoleh data kecernaan bahan kering
(KcBK) dan kecernaan bahan organik (KcBO) adalah sebagai berikut :
Kelompok KCBK KCBO N-NH3
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Kecernaan BK yang tinggi pada ternak ruminansia menunjukkan tingginya
zat nutrisi yang dicerna oleh mikroba rumen (Anitasari, 2010). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecernaan in vitro diantaranya adalah pencampuran pakan, cairan
rumen, pengontrolan temperatur, variasi waktu, dan metode analisis (Mulyawati,
2009).
Menurut Mulyawati (2009), KcBK dan KcBO rumput rawa secara in vitro
dengan cairan rumen sapi sebesar 43,31% dan 45,76%. Hasil in vitro rumput rawa
dengan jenis kumpai tembaga dalam praktikum dibawa angka tersebut. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor ukuran partikel bahan pakan,
frekuensi penggojokan, kondisi anaerob pada saat preparasi Rendahnya berbagai
bahan pakan didalamnya.
Menurut Jayanegara (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi Kecernaan
bahan kering adalah suhu, laju perjalanan melalui alat pencernaan, bentuk fisik
dari pakan, dan pengaruh dari perbandingan dengan zat lainnya dari bahan pakan
tersebut. Ditambahkan oleh Tilman et al., (2005) yang menyatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi kecernaan suatu bahan pakan adalah komposisi kimia
8. bahan, penyiapan pakan (pemotongan, penggilingan, pemasakan, dan lain-lain),
umur ternak, dan jumlah ransum.
Penggunaan saliva buatan atau larutan Mc.Dougall pada proses evaluasi in
vitro bertujuan untuk mempertahankan pH selama proses fermentasi berlangsung.
Penggunaan gas CO2 bertujuan untuk mempertahankan pH selama proses
fermentasi. Penambahan gas CO2 dilakukan secara cepat agar tidak terjadi
perubahan pH. Penggunaan water bath dan sachker water bath ditujukan untuk
menirukan gerakan didalam rumen. Suhu fermentasi diusahakan sama dengan
suhu dalam rumen, yaitu 39 sampai 40oC. Kondisi anaerob diusahakan dengan
mengalirkan gas CO2 ke dalam larutan buffer sebelum larutan itu digunakan dan
ke dalam larutan fermentasi sebelum tabung fermentasi ditutup (Hartadi et
al.,2005).
9. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa nilai kecernaan
bahan kering sudah sesuai dengan nilai standar, sedangkan untuk nilai kecernaan
bahan organik lebih tinggi dibandingkan standar. Kecernaan suatu bahan pakan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain komposisi kimia bahan pakan,
komposisi ransum, bentuk fisik ransum, tingkat pemberian pakan dan faktor yang
berasal dari ternak itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecernaan in
vitro diantaranya adalah pencampuran pakan, cairan rumen, pengontrolan
temperatur, variasi waktu, dan metode analisis
B. Saran
Analisis disarankan untuk memperbanyak replikasi untuk meningkat
keakuratan data, selain itu bahan pakan yang digunakan disarankan agar lebih
variasi yaitu terdapat bahan pakan hijauan baik rumput rawa maupun legum
maupun konsentrat sehingga tidak hanya bahan pakan hijauan.
10. DAFTAR PUSTAKA
Agus, A. 2008. Membuat Pakan Ternak Secara Mandiri. PT Citra Adi Parama.
Yogyakarta.
.
Anitasari, A. 2010. Pemanfaatan Senyawa Bioaktif Kembang Sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) untuk Menekan Produksi Gas Metan pada Ternak
Ruminansia. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Aryogi, dan U. Umiyasih. 2002. Nilai kecernaan bahan kering dan protein kasar
pakan penyusun ransum pola crop livestock system padi-sapi di kabupaten
Lumajang dan Magetan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner:143-145.
Arora. Achmanto.2000. Pemanfaatan Daun gliriddia maculate Dalam Ransum
Sapi Perah Laktasi. Proc. Pertemuan Ilmiah Ruminansia. Puslitbangnak.
Bogor.
Biro Pusat Statistik Sumatera Selatan. 2006. Luas Lahan Menurut Penggunaan di
Propinsi Sumatera Selatan. Palembang. Sumatera Selatan.
Devandra, D.C. 2002. Nutritional Potential Of Fooder Trees And Shcrubs As
Protein Sources In Ruminant Nutrition. in legume trees and other fooder
trees as protein sources for live stock. Ed. A. S. Peedy and L.P. Pugliese.
fao Animal Production and healt paper.
Fariani, A. 2008. Evaluasi Nilai Nutrisi Rumput Rawa sebagai Pakan Ruminansia.
Prosiding Seminar Nasional, Fakultas Peternakan Universitas Andalas.10-
11 Oktober 2008.
Hartadi. H.S., Reksohadiprojo dan A. D. Tillman. D.A. 2005. Tabel Komposisi
Pakan untuk Indonesia. Cetakan ke IV. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Jayanegara, A., A. S. Tjakradidjaja, & T. Sutardi. 2006. Fermentabilitas dan
kecernaan in vitro ransum limbah agroindustri yang disuplementasi
kromium organik dan anorganik. Media Peternakan. 29(2): 54-62
Mulyawati, Y. 2009. Fermentabilitas dan Kecernaan In Vitro Biomineral
Dienkapsulasi. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
McDonald, P., R. A. Edwards, J. F. D. Greenhalgh, and C. A. Morgan. 2002.
Animal Nutrition. Prentice Hall. London