Sajian dalam pelatihan dan pendidikan profesi guru (PLPG) disiapkan untuk mahasiswa calon guru agar kinerja profesinya lebih bermutu, dengan mengembangkan wawasan dasar kependidikan melalui filsafat ilmu, filsafat didik, psikologi perkembangan peserta didik, dan ilmu-ilmu pendukung lainnya.

1. 11
111
11

2. an
MENGEMBANGKAN WAWASAN DASAR KEPENDIDIKAN:
PARATE KENNIS PENGETAHUAN DIDIK-MENDIDIK,
PARADIGMA DIDIK DAN PARADIGMA AJAR
APLIKASI FILSAFAT ILMU, FILSAFAT DIDIK,
DAN ILMU-ILMU LAIN YANG MENDUKUNG PROFESI
KEPENDIDIKAN, SEPERTI PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS
PESERTA DIDIK, TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN,
LINGKUNGAN DIDIK, DAN KINERJA PROFESI GURU
PENDIDIKAN KHUSUSNYA PENDIDIKAN BAHASA
22

3. SAJIAN DALAM PELATIHAN DAN PENDIDIKAN PROFESI GURU
(PLPG)
33

4. SAJIAN INI DISIAPKAN UNTUK MAHASISWA LPTK CALON
GURU SEMESTER AWAL SAMPAI AKHIR, AGAR KELAK
KINERJA PROFESINYA LEBIH BERMUTU.
KINERJA DAN TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN
SEHARUSNYA DILAKUKAN OLEH MEREKA YANG
KOMPETEN DALAM BIDANG PENDIDIKAN, YANG
MEMILIKI LISENSI DAN SERTIFIKAT KUALIFIKASI YANG
RELEVAN SEBAGAI PERSYARATAN DIWENANGKANNYA
MEREKA MELAKUKAN PEMBELAJARAN
DAN PENDIDIKAN
Bersambung
44

5. 55

6. MASALAH POKOK KEPENDIDIKAN
ADALAH PROSES AJAR DI KELAS, PROSES DIDIK DI SEKOLAH
DAN KETELADANAN DI MASYARAKAT.
PENDIDIKAN BUKAN SEKADAR
PEMBELAJARAN DAN PELATIHAN.
PROSES DIDIK DI LPTK SELAYAKNYA
MENGIMBAS PADA PROSES DIDIK DI TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
APAKAH LPTK MENGECEK KINERJA ALUMNINYA ITU
DI TEMPAT KERJANYA?
66

7. HASIL PENELITIAN MENUNJUKKAN BAHWA
WAWASAN DASAR KEPENDIDIKAN DIABAIKAN AKIBATNYA
GURU RENDAH MUTU DAN MISKIN MODEL.
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MASIH MENGANUT
“MODEL TRADISIONAL”, TIDAK INOVATIF.
SEGALA BAHAN AJAR DIKELOLA DENGAN
“MODEL” YANG TIDAK JELAS DAN MO–NO-TON.
INOVASI YANG KREATIF SULIT DITEMUKAN DI SEKOLAH.
AKIBATNYA ADALAH MUTU PENDIDIKAN
“MAKIN MEMBUAT KITA MENGELUS DADA”.
77

8. 888
88
SIKAP ILMIAH, KEJUJURAN, KEADILAN, KEULETAN,
KETELITIAN, KEBIJAKAN, KETEKUNAN, KOLABORATIF,
DAN GANDRUNG KEUNGGULAN
MEMBAHAS, MENGKRITISI, DAN MEREFLEKSI
PENGALAMAN PEMBELAJARAN
DAN MENGERJAKAN TUGAS,

9. 99

10. 10
AKAR PERMASALAHAN DAN
KETERPURUKANSUATU BANGSA TIADA LAIN
KARENA SUMBER DAYA MANUSIANYA YANG LEMAH DALAM
PENGUASAAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, DAN IMAN.
PENDIDIKAN MORAL DAN ETIKA DISEPELEKAN, BANYAK PEMUJA
HARTA YANG BANGGA AKAN DOSA-DOSA. BERBAGAI
MALAPETAKA MENDERA, INDIKASI KEGAGALAN PENDIDIKAN
APAKAH BANGSA KITA BERMASALAH?
YA - IYA LAAH, … TERTINGGAL.....TERPURUK TOH?
SYUKURIN, ... ALHAMDULILLAH?
1010
PERHATIKAN PERINGATAN PEOF THOMAS LICKONA?
1010

11. 1111
1111

12. PENDIDIKAN ITU PEMBIASAAN
Misalnya biasakan dan ingatkan selalu agar peserta didik
mempelajari pokok bahasan yang akan dibahas, agar proses
pembelajaran dapat dilakukan dengan tanya jawab,
simulasi dan diskusi kelompok lalu pelaporan. Biasakan
menulis refleksi agar terjadi pengendapan informasi baru.
Isi refleksi:
(a), informasi yang dianggap penting, baru, menge-sankan,
bahkan diduga akan dijadikan bahan ujian,
(b) menuliskan manfaat menguasai informasi yang telah
dibahas itu, (c) menulis komentar baik tentang bahan ajar
maupun tentang proses pembelajaran saat itu, dan (d)
kegiatan tindak lanjut untuk lebih menguasai dan
memperluas pokok bahasan hari ini.
1212

13. 1313

14. 1414
HASIL AMATAN TERHADAP GURU MENGAJAR,
Menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun guru gagal
menunaikan tugasnya sebagai pendidik. Mereka sekadar
mengajar secara amatiran.
Upaya mendidik tidak terlaksana di sekolah. Pantas,
menghasilkan alumni bermasalah.
Mengajar dan mendidik bukan sekadar menguasai bahan
ajar. Guru perlu mengenal paradigma pembelajaran dan
paradigma pendidikan, selanjutnya dapat merumuskan
tujuan dan melakukan pembelajaran secara kreatif
inovatif.
Melakukan pembukaan, interaksi aktivitas, dan penutup
pembelajaran perlu direnovasi
1414

15. 1515

16. GEMBANGKANMBANGKAN
PROBLEMATIK PROFESI GURU:
• BAGAIMANA PENDAPAT ANDA TENTANG CARA
GURU MENGAJAR KETIKA ANDA SEKOLAH TEMPO HARI?
• BAGAIMANA AGAR SISWA DAPAT MENGEMBANGKAN
SENDIRI KOMPETENSINYA?
• BAGAIMANA STRATEGI DAN MODEL
PEMBELAJARAN YANG INOVATIF ITU?
• APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM STRATEGI
PORTOFOLIO? KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN SETELAH
PERKULIAHAN DILAKUKAN 16 KALI TATAP MUKA,
ANDA PERLU DAPAT MENGKRITISI
KINERJA GURU.
1616

17. 1717

18. 1818

19. Metodologi lebih penting daripada materi: kurikulum dan buku.
Guru lebih penting daripada metode, tapi guru yang bagaimana?
Semangat pengabdian gurulah yang terpenting di antara semua itu.
Artinya, mutu guru yang amanah dan ihlas mengemban tugas mendidik
dan mempunyai komitmen kuat sebagai pendidik serta menyayangi
peserta didiknya demi masa depan generasi penerus.
1919

20. DIUSULKAN RENSTRADIUSULKAN RENSTRA
PEMBANGUNAN JANGKA PANJANGPEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
DEPDIKBUD UNTUK TAHUN 2015 –DEPDIKBUD UNTUK TAHUN 2015 –
20452045
MENETAPKANMENETAPKAN
VISIVISI
MASYARAKAT INDONESIA YANGMASYARAKAT INDONESIA YANG
SAKINAH MAWADDAH WAROKHMAHSAKINAH MAWADDAH WAROKHMAH
SEBAGAI CONTOH PERADABAN DUNIASEBAGAI CONTOH PERADABAN DUNIA
2020

21. RENSTRARENSTRA
DEPDIKBUD UNTUK TAHUN 2015 – 2040DEPDIKBUD UNTUK TAHUN 2015 – 2040
MENETAPKAN MISIMENETAPKAN MISI
MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MAMPUMEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG MAMPU
MEMBANGUN INSAN INDONESIAMEMBANGUN INSAN INDONESIA YANGYANG
CERDAS KOMPREHENSIFCERDAS KOMPREHENSIF
KOMPETITIF DAN PRODUKTIFKOMPETITIF DAN PRODUKTIF
DALAM IKATAN MASYARAKAT MADANIDALAM IKATAN MASYARAKAT MADANI
YANG MENJADI TELADAN MASYARAKAT DUNIAYANG MENJADI TELADAN MASYARAKAT DUNIA
HARAPAN PERANCANG INI
2121

22. Makna Insan Indonesia Cerdas Komprehensif Insan Kompetitif
Cerdas
spiritual
Beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan mem-perkuat
keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian
unggul.
Kom-
petitif
Dan
Pro-
duktif
Berkepribadian unggul
dan Gan-drung akan
ke-unggulan yang
paripurna
Bersemangat juang
tinggi Mandiri
Pantang menyerah
Pembangun dan
pembina jejaring
Bersahabat dengan
Perubahan inovatif
dan menjadi agen
Perubahan yang
produktif. Sadar
mutu
Berorientasi global
demi kepentingan
nasional. Pembel-jar
sepanjang
Hayat
Cerdas
emosi-
onal sosial
dan
Kontrol
Beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiasivitas
akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta kom-petensi untuk
mengekspresikannya.
Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang:
membina dan memupuk hubungan timbal balik;demokratis;, empatik, sim-patik;
menjunjung tinggi hak asasi manusia; ceria dan percaya diri; meng argai
kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara; berwawasan kebangsaan dengan
kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara;
memiliki kecerdasan kontrol sikap dan emosi
Cerdas
intelek-
tual
•Beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan
•kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
•Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif, imajinatif ,rendah hati.
Cerdas
kines-tetis
Beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar,
berdaya-tahan, sigap, terampil, rengginas, dan kontrol perilaku. Aktualisasi insan
adiraga. 2222

23. I
TERCAPAINYA KOMPETENSI
CERDAS KOMPREHENSIF DAN KOMPETITIF, BERARTI:
TERCAPAINYA:
KECERDASAN INTELEKTUAL
KECERDASAN KINESTETIK
KECERDASAN PSIKOSOSIAL
KECERDASAN EMOSIONAL
KECERDASAN IMANI
DENGAN VISI KEUNGGULAN DAN
ORIENTASI PRODUKTIF
TINGKATAN TERTINGGI SETIAP RANAH
ADALAH KECERDASAN KONTROL
(DANDAN, 2009)
2323

24. 2424

25. BERMULA
Integrasi Kompetensi dalam Pendidikan
Aspek Kognitif, Afektif, Psikomotor, Konrol, dan Iman bukan
dimensi yang saling terpisah, namun saling melengkapi
Psikomotor
Afektif Kognitif
TIDAK CUKUP?
Masih diperlukan
kecerdasan
Kontrol dan Iman
BAGAIMANA?
2525

26. TAKSONOMI YANG “DISADAP” DARI BARAT ITU TERNYATA TIDAK CUKUP
SEBAGAI PEDOMAN MENINGKATKAN MUTU SDM, TIDAK SESUAI DENGAN
DIMENSI KEMAHUSIAAN YANG UTUH
KECERDASAN: INTELEKTUAL KOGNITIF, KETERAMPILAN KONATIF,
PSIKOSOSIAL AFEKTIF, KECERDASAN KONTROL
DAN KETEGUHAN SPITUAL IMANI,
P
2626

27. CERDAS KOGNITIF
CERDAS KONATIF
CERDAS AFEKTIF
CERDAS KONTROL
IMANI/SPIRITUAL
INTELEKTUAL
FISIKAL
EMOSIONAL
SADAR PERILAKU
SADAR ILAHIAH
VISUAL –SPATIAL
BODILY –KINESTHETIC
MUSICAL – RITHMIC
INTERPERSONAL
INTRAPERSONAL
LOGICAL MATHEMATIC
VERBAL LINGUISTIC
GARDNER
(TAMBAHAN)
INOVASI DANDAN
Manusia
seutuhn
ya
TIDAK
CUKUP
Menahan diri
(P4)
MENJADI PEMBEDA
2727
SELAMA INI

28. 1. Reflektif, mengakui, menyadari bahwa perilaku
Yang telah dilakukannya itu salah, atau keliru.
2. Sadar karena teringat apa yang akan dilaku-
kannya pada saat itu biasanya keliru atau salah.
3. Waspada dan selalu menyadari apa yang akan
dilakukannya itu dapat mengakibatkan kesalahan dan
kerugian bahkan musibah bagi dirinya dan orang lain
4.Bijaksana, selalu berusaha agar perilakunya tidak
merugikan orang lain bahkan berusaha
menguntungkan/menyenangkan banyak orang
MISALNYA
2828

29. sa
1. Insyaf, baru mengakui dan menyadari kekeliruan,
kesalahan, dan dosanya lalu berusaha mematuhi
larangan Allah. (bukan menghindari larangan)
2. Iman, (Ihsan) meyakini kebesaran Allah dan
terbiasa melaksanakan perintah Allah.
3. Ihlas, melakukan apa saja yang menguntungkan
orang lain secara dengan niat Ibadah, sesuai
perintah agama tanpa pamrih selain karena Allah.
4. Pasrah, sabar, tawakkal dalam melaksanakan
perintah Allah setelah berusaha sekuat tenaga:Noeng
2929

30. KOMPETENSI KOMPREHENSIF
3030

31. 3131

32. KONSEP-KONSEP DASAR KEPENDIDIKAN SEPERTI FILSAFAT PENDIDIKAN,
FILSAFAT ILMU, FILSAFAT MANUSIA, PENDEKATAN SISTEM, DALIL-DALIL DAN
PRINSIP-RINSIP KEPENDIDIKAN , SERTA METODOLOGI PENGEMBANGANNYA
YANG MELAHIRKAN ILMU-ILMU TURUNANNYA SEPERTI DALIL-DALIL, PRINSIP-
PRINSIP, DAN TEORI-TEORI BARU DALAM PENDIDIKAN
MANAJEMEN KEPENDIDIKAN, STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN
DIBANGUN DI ATAS KONSEP DASAR (PARADIGMA DIDIK) TERSEBUT, DAN
DIFASILITASI UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN TENTANG KEPENDIDIKAN.
PENDIDIKAN TERJADI JIKA DILAKUKAN SECARA KOMPAK, KONSISTEN,
BERTAHAP, DAN TERUS-MENERUS
3232

33. STRATEGI PEMBELAJARAN LEBIH BERFUNGSI UMUM, DAPAT DITERAPKAN DALAM
BERBAGAI MATA PELAJARAN, MODEL PEMBELAJARAN BERFUNGSI KHUSUS DAN
BERLAKU UNTUK MATA PELAJARAN ATAU POKOK BAHASAN TERTENTU
PENDEKATAN YANG AKSIOMATIS, METODE YANG PROSEDURAL, DAN TEKNIK
YANG KONDISIOSITUASIONAL MERUPAKAN PARATE KENNIS BAGI SETIAP
GURU/DOSEN.
STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN DIDASARI SUATU PENDEKATAN.
PARATE KENNIS PEMBELAJARAN:
FILSAFAT DIDIK, PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, STRATEGI, DAN MODEL
PEMBELAJARAN SEWAJIBNYA DIKUASAI BENAR OLEH SIAPAPUN YANG TELAH
MENDAPAT PENDIDIKAN DI LPTK
3333

34. Pendekatan pembelajaran merupakan pendirian, sikap, pikiran dasar,
dan kesepakatan yang filosofis dalam upaya mencapai tujuan
instruksional. Pendekatan berada pada tataran aksiomatis, seperti
pendekatan humanistik, behavioristik, komunikatif, kontekstual,
sistem, dan konstruktivistik
Metode dalam pembelajaran merupakan prosedur yang ditempuh dari
tahap ke tahap yang berprerekuisit untuk mencapai tujuan tertentu,
seperti metode penelitian, karyawisata, dan demonstrasi, jelas urutan
langkah-langkahnya dirancang dengan seksama.
Teknik dalam pembelajaran merupakan keperluan melakukan sesuatu
yang tidak dirancang, bergantung pada situasi dan kondisi, seperti
penjelasan, bertanya, demonstrasi, peragaan dalam rangka
pembelajaran model tertentu.
Bersambung
3434

35. Kiat mengajar biasa diartikan seni
mengajar .
Kiat merupakan kemampuan khusus dan ciri
khas seseorang dalam mengatasi sesuatu,
termasuk dalam pembelajaram. Kiat mengajar
merupakan inovasi khusus dalam
memanfaatkan modal internal dan peluang
eksternal secara kreatif. Misalnya
memanfaatkan suaranya yang khas,
kemampuan merespon, perhatian, empati ,
kemampuan mengatur bicara dan emosinya,
Kiat
Mengajar
3535

36. MULAI 1990, SEJAK PELATIHAN
PEKERTI DAN PENDEKATAN TERAPAN DILAKUKAN
SECARA NASIONAL
TIDAK PATUT LAGI DIKATAKAN
METODE PEMBELAJARAN
MELAINKAN
STRATEGI ATAU MODEL PEMBELAJARAN
KARENA METODE ARTINYA PROSEDUR, ATAU LANGKAH-LANGKAH
(SINTAKMATIK DALAM SUATU MODEL)
3636

37. STRATEGI PEMBELAJARAN:
(Atwi Suparman, 2001)
MERUPAKAN DESAIN UMUM PERPADUAN DARI URUTAN KEGIATAN, CARA
PENGORGANISASIAN MATERI PELAJARAN DAN (MAHA)SISWA, PERALATAN DAN BAHAN,
SERTA WAKTU YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES INSTRUKSIONAL UNTUK MENCAPAI
KUALIFIKASI TERTENTU YANG DILANDASI PENDEKATAN DAN PRINSIP-PRINSIP
PEMBELAJARAN YANG TERPILIH.
STRATEGI YANG DIDESAIN SECARA KHUSUS DAN DISESUAIKAN DENGAN KARAKTERISTIK
PROSES DAN BAHAN AJAR DISEBUT
MODEL PEMBELAJARAN
3737

38. Strategi tataran konseptual sedangkan model
tataran operasional,
Karakteristik strategi menjadi landasan model:
prosedur, konstektual, interaksi, alat/media, dan
nurture efek.
Tidak semua karakteristik model dimiliki strategi.
Strategi mencakupi dan diwujudkan oleh berbagai
model.
Model bergantung pada pola interaksi dan bahan
ajar terbatas, misalnya terlihat pada model
PERBANDINGAN UMUM STRATEGI DAN MODEL
3838

39. MAKNA STRATEGI DAN MODEL
KAYA DENGAN WAWASAN, PEMAHAMAN, DAN KETERAMPILAN YANG DIPEROLEH
MELALUI PENDIDIKAN, SEBERAPA PUN BANYAKNYA, MEMANG BAIK, NAMUN TIDAK
CUKUP MENJAMIN APAKAH IA DAPAT MENGATASI BERBAGAI MASALAH YANG
SANGAT BERVARIASI, RUMIT DAN BERKEMBANG.
“TRANSFER OF LEARNING”, “METHOD OF INQUIRY”, ‘COGNITIVE STRATEGY”, DAN
“NURTURE EFFECT” MELALUI STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN YANG TEPAT
ITULAH YANG LEBIH BERHARGA.
NASKAH INI MENCOBA MENAWARKAN
STRATEGI PORTOFOLIO (“PORT FOLIO STRATEGY”),
STRATEGI “PORTOFOLIO INI DISEBUT MODEL UMUM, KARENA DAPAT DITERAPKAN
DALAM BERBAGAI BIDANG STUDI, SITUASI, DAN KEGIATAN, 3939

40. 4040

41. KOMPETENSI KESARJANAAN BOEDIONO,
(dalam Menyambut Kurikulum 2013: 7-8)
Kemampuan:
1. berkomunikasi,
2. berpikir jernih dan kritis,
3. mempertimbangkan segi moral suatu masalah
4. menjadi warganegara yang efektif, produktif
5. bertolernsi terhadap pandangan yang berbeda
6. hidup dalam masyarakat yang mengglobal
7. mewujudkan minat luas mengenai hidup
8. mewujudkan kesiapan untuk bekerja
9. mempersiapkan diri untuk berpulang.Jelaskan artinya dan beri contoh kenyataannya
4141

42. 4242

43. MODAL GURU YANG PROFESIONAL
PEKA TERHADAP PERLUNYA MEMILIKI KEMAHIRAN
MENERAPKAN STRATEGI DAN MODEL YANG TEPAT,
SELALU MENGEMBANGKAN MODEL
PEMBELAJARAN YANG LEBIH EFEKTIF,
BERUSAHA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN DIRI,
BELAJAR TERUS, MELAKUKAN KAJIAN DAN
PENELITIAN DENGAN KOMITMEN IBADAH
KEPENDIDIKAN YANG KUAT.
4343

44. KOMPETENSI
HASIL DIDIK SETIAP JENJANG YAITU CERDAS
KOMPREHENSIF, KOMPETITIF, PRODUKTIF, DAN
BERIMAN
TUGAS SETIAP LEMBAGA PENDIDIKAN DARI MULAI
TINGKAT TAMAN KANAK-KANAK SAMPAI UNIVERSITAS
ADALAH MENGEMBANGKAN SUMBER DAYA MANUSIA
SEUTUHNYA
JARGON DIDIK: TUGAS PENDIDIKAN ADALAH
MEMANUSIAKAN MANUSIALIHAT GARDNER
4444

45. MODEL PENCAPAIAN KONSEP, MODEL PROYEK, MODEL SIMULASI, MODEL
PENELITIAN, MODEL SINEKTIKS, MODEL KONTROL DIRI, MODEL
PERTEMUAN KELAS, MODEL KERJA KELOMPOK, MODEL JIGSAW, MODEL
STAD, MODEL KUIS, MODEL PERMAINAN, MODEL DEMONSTRASI, DSB
STRATEGI PORTOFOLIO DI SMU (DASIM), QUANTUM TEACHING
(DEPORTER), PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES (SEMIAWAN),
PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL, PEMBELAJARAN KOLABORATIF,
STRATEGI TERPADU, STRATEGI TERKAIT, STRATEGI TEMATIK,
PENDEKATAN SETS (BINADJA), DAN STRATEGI KOMPREHENSIF.
4545

46. Winataputra (2001): Model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Akan tetapi, dari contoh-contoh yang disampaikannya, ternyata
model itu bukan kerangka konseptual, melainkan
tataran/kerangka operasional tertentu,bukan pedoman bagi para
perancang, melainkan contoh atau pedoman bagi para pelaksana
proses pembelajaran.Yang menjadi pedoman dan dasar untuk
dapat merancang model adalah strategi.
Model-model bukan jadi pedoman tetapi jadi contoh.
Prinsip-prinsipnya yang jadi pedoman
4646

47. Strategi pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang
sistemik paradigmatik atau perpaduan sistematis dari urutan
kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan mahasiswa,
peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses
instruksional berdasarkan pendekatan tertentu untuk mencapai
tujuan instruksional yang telah ditentukan.
(Edit Dandan dari Atwi Suparman, 2001:167)
Model adalah kerangka operasional yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Model pembelajaran
adalah kerangka loperasiona yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai contoh bagi
para pelaksana pembelajaran dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran. (Edit Dandan dari Winatapura, 2001: 3)
STRATEGI
MODEL PEMBELAJARAN
4747

48. KONTEKSTUAL, DSB ADALAH PENDEKATAN. KARENA SECARA MENDASAR TIDAK
ADA SUATU FENOMENA DI DUNIA INI YANG BERDIRI SENDIRI, TIDAK ADA YANG
DAPAT MENYANGGAH HAL ITU. MAKA PENERAPANNYA DISEBUT:
BERDASARKAN /BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL.
DEMIKIAN JUGA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF / KOLABORATIF, PAKEM
(PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN), CBSA (CARA
BELAJAR SISWA AKTIF), WORK BASED LEARNING, TASK BASED LEARNING,
LEARNING BY DOING, SIFATNYA AKSIOMATIS, PILIHAN BEBAS.
AKAN TETAPI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, PENGAJARAN PROYEK,
PEMBELAJARAN NYATA (OUTENTIK), ADALAH MODEL, KARENA PILIHANNYA
BERGANTUNG PADA KOMPETENSI DASAR, DAN JENIS KEGIATAN .
STAD, JIGSAW, DAN GI, MEMANG BERADA DALAM PENDEKATAN KOOPERATIF/
KOLABORATIF, DAN PILIHANNYA BERGANTUNG PADA KARAKTER SISWA DALAM
SUATU KELOMPOK, KEMAMPUAN BERBAHASA DAN PENALARAN, MAKA STAD,
JIGSAW, DAN GI ITU ADALAH MODEL.
PENDEKATAN AKSIOMATIS, STRATEGI DAN MODEL SISTEMATIS 4848

49. BERDASARKAN PEMAHAMAN TENTANG FILSAFAT INNETISME, HUMANISME,
BEHAVIORISME, DAN KONSTRUKTIVISME, SERTA SUMBER PELATIHAN PEKERTI
DAN PENDEKATAN TERAPAN, TERUTAMA MENGENAI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
DAN PEMBELAJARAN, DESAIN INSTRUKSIONAL, STRATEGI DAN MODEL
PEMBELAJARAN, DSB, SERTA DIDORONG OLEH KEBUTUHAN AKAN INOVASI
PERKULIAHAN DI PERGURUAN TINGGI,
LAHIRLAH INSPIRASI MERANCANG
STRATEGI PORTOFOLIO
YANG DIWUJUDKAN DENGAN BERBAGAI MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF.
4949

50. DOKUMEN SEGALA BUKTI PROSES DAN HASIL BELAJAR.
DISEBUT:
PORTOFOLIO
PROSES BELAJAR YANG BERORIENTASI
MENGHASILKAN BUNDEL PORTOFOLIO DISEBUT:
STRATEGI PORTOFOLIO
5050

51. 5151

52. KARAKTERISTIK STRATEGI PORTOFOLIO PEMBELAJARAN
• Menerapkan pola pikir deskripsi argumentatif,
reflektif dan divergen,
• Diperlukan sikapmmotivasi prestasi, sikap
proaktif, dan kolaboratif,
• Dapat diwujudkan dengan berbagai
model pembelajaran,
• Serba bukti tertulis, refleksi, dan serba evaluasi diri,
• Dapat diaplikasikan pada berbagai kesatuan kegiatan,
• Mencerminkan mental dan tingkat mutu kinerja,
• Portofolio dapat digunakan dalam ujian semester. 5252

53. 5353

54. LANGKAH UMUM STRATEGI PORTOFOLIO:
1. MENDISKUSIKAN RANCANGAN DAN KEGIATAN DIDIK DI KELAS, DI LUAR KELAS, DLL
2. MELAKSANAKAN PROSES BELAJAR: DI DALAM/ DI LUAR KELAS DARI BERBAGAI SUMBER,
KEMUDIAN MELAPORKAN BUKTI-BUKTI KEGIATAN BELAJAR ITU KEPADA PENGAMPU.
• SISWA MELAPORKAN BUKTI TUGAS TERSTRUKTUR, PERBAIKAN CATATAN/CTATAN
• PEMBELAJARAN DILAKUKAN DENGAN MODEL INOVATIF YANG TELAH DIRANCANG.
• KEGIATAN BELAJAR TERSTRUKTUR DI LUAR KELAS SESUAI DENGAN RANCANGAN.
• DIANJURKAN SISWA MELAKUKAN EVALUASI ATAS TIAP KEGIATAN DAN KARYA LA-
PORANNYA UNTUK TERUS DITINDAKLANJUTI, DIPERBAIKI, ATAU DIPERTANYAKAN,
• SETIAP AKHIR KULIAH SISWA MENULIS REFLEKSI DAN DILAPORKAN KEPADA ASISTEN.
• FASILITATOR MEMERIKSA, DAN “MERESPONS”: BALIK POSITIF ATAS LAPORAN BUKTI
BELAJAR (KARYA LAPORANNYA DIPARAF ATAU DICAP TANDA TANGAN).
3. PORTOFOLIO ITU MILIK MAHASISWA DAN DIEVALUASI DOSEN SETELAH UJIAN SEMESTER.
4. SAAT UJIAN, MAHASISWA DIPERKENANKAN MENGGUNAKAN PORTOFOLIO. 5454

55. 5555

56. MENDOKUMENTASIKAN KARYA TULIS
• Setiap bukti laporan itu diketahui/diparaf fasilitator.
• Refleksi ditandatangani di bawah akhir pekerjaan, tetapi
tugas, perbaikan dan kegiatan mandiri di atas.
• Sedapat mungkin fasilitator memberikan umpan balik
/respons positif. Setelah itu diserahkan kembali untuk
dievaluasi diri dan didokumentasikan menjadi portofolio, dan
ditindaklanjuti atau dikembangkan kemudian.
• Pada waktu ujian mahasiswa diperkenankan
menggunakan portofolio agar jawaban pertanyaan ujian
dilengkapi data, keterangan, atau teori
berdasarkan sumber yang jelas. 5656

57. 5757

58. SYARAT PENERAPAN PEMBELAJARAN TERPADU
1)PERSIAPAN UNTUK MAHASISWA REALISTIS
2)MOTIVASI BERPIKIR MAHASISWA TINGGI
3)KEMAHIRAN GURU BERTANYA MENGGALI
4)PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN TIM
5)ETALASE WAWASAN YANG LUAS HASIL BANYAK BACA
MANFAATNYA:
1)PENGEMBANGAN BERPIKIR DIVERGEN DAN HOLISTIK
2)INTENSITAS PROAKTIF PEMBELAJARAN TINGGI
3)CAPAIAN KOMPETENSI PENDIDIKAN LEBIH BERMAKNA
4)PENGEMBANGAN SKS KURIKULUM LEBIH HEMAT
5)BEBAN BELAJAR MENJADI LEBIH SEDERHANA
5858

59. ADALAH KERANGKA OPERASIONAL YANG MENUNTUT PROSEDUR YANG JELAS
DALAM MENGORGANISASIKAN PENGALAMAN BELAJAR YANG SECARA
KEILMUAN DAPAT DITERIMA DAN SECARA OPERASIONAL DAPAT DILAKUKAN
UNTUK MENCAPAI TUJUAN.
“MODEL” PEMBELAJARAN BERFUNGSI SEBAGAI PEDOMAN BAGI PARA
PENGAJAR DALAM MELAKSANAKAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN
(JOYCE & WEIL, DALAM WINATAPURA, 2001, ADAPTASI DANDAN 2002)
YANG PENTING, BAGAIMANA KOMENTAR ANDA ?
5959

60. No. JENIS MODEL ORIENTASI POKOK
1. Model Pengolahan
Informasi
 Proses Kognitif
 Pemahaman Dunia
 Pemecahan Masalah
 Berpikir Induktif
2. Model
Personal
 Kesadaran Individu
 Uniqueness
 Kemandirian
 Pembinaan Kepribadian
3. Model Sosial
 Semangat Kelompok (Synergy)
 Kebersamaan
 Interaksi Sosial
 Individu sebagai Aktor Sosial
4.
Model Sistem
Perilaku
(JOICE & WEIL 1986)
 Social Learning
 Koreksi Diri
 Terapi Perilaku
 Respon terhadap Tugas
6060

61. A TAHAP KEGIATAN
B SITUASI-NORMATIF
C INTERAKSI
D ALAT-MEDIA
E NILAI-NILAI SERTAAN
IDENTITAS
ASUMSI DAN TUJUAN
SINTAKMATIK
SISTEM SOSIAL
PRINSIP REAKSI
PENDUKUNG
NURTURE EFECT
6161

62. A. IDENTITAS:
Nama mata pelajaran, kompetensi, deskripsi bahan ajar, waktu, dan sistem evaluasi
B. TUJUAN DAN ASUMSI
Karakteristik model ketepatan penggunaan model itu yang disesuaikan dengan bahan ajar dan
peserta didik
C. SINTAKMATIK (LANGKAH- LANGKAH / METODE)
Bagaimana urutan kegiatannya, mulai dari pendahuluan sampai penutup, Demikian juga langkah-
langkah pendahuluan itu sendiri diperinci lagi. Langkahnya bisa beragam, namun hakikatnya
“menciptakan kesiapan mental peserta didik untuk berkonsentrasi pada proses pembelajaran
D. SITUASI NORMATIF’/ SISTEM SOSIAL
Memfungsikan lingkungan, sarana prasarana, ketentuan, aturan, benda-benda, orang, lembaga,
dsbyang yang relevan dan dapat dimanfaatkan bagi alat dan media pembelajaran. Bagaimana semua
itu dikelola secara sinerjik dan fungsional.
E. SISTEM INTERAKSI
Merancang interaksi antar berbagai unsur lingkungan, antara guru dan siswa, antara siswa dan
siswa, antara siswa dengan lainnya untuk memperdalam dan memperkuat informasi dalam
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas, bahkan dalam lingkungan masyarakat bebas.
F. ALAT-MEDIA-SUMBER
G. DAMPAK PENGIRING
6262

63. IDENTITAS
Sebelum suatu model ditetapkan perlu dikemuka-
kan dahulu identitas model perkuliahannya/pem-
belajarannya. Oleh karena model pembelajaran itu
merupakan desain khusus maka model itu
bergantung pada SK/KD atau beberapa KD yang
sejenis, karakteristik peserta didik, dan lima ciri
khusus suatu model: sistem sosialnya, sintakmatik-
nya, interaksinya. pendukungnya, dan dampak
pengiringnya sesuai dengan yang dikehendaki dan
bergantung kreativitas perancangnya. 6363

64. TUJUAN DAN ASUMSI MODEL
Yang dimaksud tujuan model bukan tujuan
pembelajaran melainkan orientasi model. Model
yang akan dirancangnya itu berorientasi untuk
apa, misalnya untuk pengolahan informasi,
pengembangan hubungan sosial, pengembangan
personal kepribadian, pengembangan kehidupan
sosial, dan pengembangan perilaku keterampilan
dan sikap. Perancang model tersebut
mengasumsikan bahwa model yang
dirancangnya mencapai salah satu orientasi itu.
6464

65. SISTEM SOSIAL
(PEMANFAATAN LINGKUNGAN DAN KONTEKS)
Dosen berfungsi sebagai salah satu fasilitator yang merancang
program, menjelaskan konsep baru, memandu mahasiswa tanya
jawab dan diskusi, memfasilitasi sumber lain, memberi umpan balik
atas karya laporan mahasiswa, melakukan penilaian proses dan hasil
belajar.
Mahasiswa dianjurkan agar memperoleh informasi dari berbagai
sumber yang relevan dengan perkuliahan dan dibekali berbagai
surat pengantar untuk dapat melakukan kegiatan kooperatif
dengan berbagai sumber itu, seperti petugas perpustakaan, pejabat
daerah, dosen lain atau anggota masyarakat yang relevan dengan
tuntutan rancangan
6565

66. SINTAKMATIK
Artinya langkah-langkah kegiatan siswa belajar dan guru mengajar,
proses, atau prosedur. Diketahui ada langkah yang hirarkhikal
berprerekuisit dan yang prosedural (Suparman, 2001). Syarat urutan
pembahasan atau urutan kegiatan perlu dipatuhi karena
berkonsekuensi logis dan akademik.
Setiap model yang berbeda, berbeda pula prosesnya. Setiap model
memiliki tahapan pokok: pembukaan, inti, dan penutup yang karakter
dan hakikat misinya jelas. Pembukaan menyiapkan konsentrasi/fokus
perhatian, tahap inti pengolahan/transaksi informasi atau
pengubahan perilaku lainnya, dan tahap penutup berfungsi
pengendapan hasil belajar. Dalam setiap tahap itu terdiri dari tahapan
6666

67. SISTEM INTERAKSI
(PENGELOLAAN KELAS/ INTERAKSI PEMBELAJARAN)
Kegiatan mahasiswa belajar selalu berpedoman pada rancangan yang
juga dimilikinya untuk mempersiapkan diri sebelum kuliah,
Pada setiap pertemuan belajar pertama-tama selalu ditanyakan apa
yang akan dikerjakan dan mengingatkan pokok bahasan apa yang
telah dipelajari kembali serta apa yang telah dipersiapkan untuk
mengikuti pertemuan berikutnya.
Pada saat masuk kelas mahasiswa memperlihatkan bukti belajar,
Berupa perbaikan refleksi, perbaikan catatan, atau bukti belajar
mandiri. Ketentuan perbaikan tersebut beserta kriteria
keberhasilannya diketahui mahasiswa.Bersambung
6767

68. PENDUKUNG / ALMEDINS (ALAT DAN MEDIA):
• RANCANGAN YANG DISIAPKAN DAN DIDISKUSIKAN DENGAN
MAHASISWA PADA PERTEMUAN PERTAMA PERKULIAHAN
• HAND OUT, YANG DIBUAT DOSEN/ASISTEN ATAU DIBUAT SISWA.
• OHP/OHT UNTUK DIGUNAKAN SISWA YANG MELAPORKAN BUKTI
• BERBAGAI SURAT PENGANTAR UNTUK MELAKUKAN KOOPERASI
DENGAN BERBAGAI PIHAK YANG RELEVAN DENGAN KEGIATAN.
• BERBAGAI BORANG EVALUASI DIRI DAN EVALUASI EKSTERNAL.
• BERBAGAI SARANA LAINNYA YANG DISIAPKAN UNIVERSITAS, FAKULTAS
DAN JURUSAN YANG RELEVAN, SEPERTI PERPUSTAKAAN,
LABORATORIUM, DLL.
6868

69. DAMPAK PENGIRING
Setelah proses selesai tentu diperoleh efek dan kesan. Ada
akibat yang sengaja dirancang yang disebut tujuan atau
pencapaian kompetensi, dan ada kesan lain yang disebut
dampak pengiring. Dampak pengiring yang positif
berupa nilai yang justru lebih penting, namun
biasanya diabaikan. Melalui model diskusi kelompok,
misalnya, bukan laporan hasil diskusinya yang penting,
melainkan apa yang terjadi dalam diskusi itu yang perlu
diperhatikan dan ditumbuhkan, yaitu toleran dan
menghargai pendapat orang lain, sabar jika mendapat
kritik, dan tidak memonopoli berbicara. 6969

70. DAMPAK PENGIRING
DALAM MODEL “JELAJAH ALAM”, PELAJARAN MENULIS DESKRIPTIF DI
LUAR KELAS DIPEROLEH “RASA CINTA LINGKUNGAN ALAM”, ALIAS CINTA
TANAH AIR, SADAR SOSIAL, TOLERANSI, PEKA TERHADAP MASALAH,
ORIENTASI BERNALAR, MANDIRI, OTONOM, PRODUKTIF, TERBUKA,
HANGAT, KOMITMEN, IBADAH, EMPATHY,
ADAPTAF, “JEMBAR HATI”, TERBIASA MELAKUKAN EVALUASI DIRI,
KONTROL EMOSI, SIKAP KRITIK, WAWASAN LUAS, BERTANGGUNG
JAWAB, BIJAKSANA, DAN SADAR ILAHI ADALAH NILAI DIDIK SEBAGAI
EFEK PENGIRING SUATU PEMBELAJARAN
7070

71. TENTU SAJA DOSEN LPTK PERLU KAYA DENGAN WAWASAN KEPENDIDIKAN, MUMPUNI DALAM
PROSES PEMBELAJARAN, MEMILIKI KEMAHIRAN MENERAPKAN BERBAGAI STRATEGI DAN
MODEL PERKULIAHAN YANG PADA GILIRANNYA BERIMBAS PADA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
MENENGAH.
REKAYASA MODEL
BOLEH JUGA MENGADAPTASI STRATEGI DAN MODEL
BERBAGAI STRATEGI DAN MODEL PEMBELAJARAN MEMANG PERLU DICARI, ATAU DICIPTAKAN.
DIKETAHUI BAHWA JIPLAKAN STRATEGI DAN MODEL YANG DIBUAT ORANG LAIN BELUM TENTU
COCOK UNTUK DITERAPKAN DALAM SITUASI DAN KONDISI PSIKOSOSEKPOLTEK KITA. PALING
TIDAK MODEL YANG TELAH DICIPTAKAN ORANG ITU DIADAPTASI, DISESUAIKAN, DAN
DIEKSPERIMENKAN DAHULU. MAKA PENELITIAN-PENELITIAN TENTANG MODEL
PEMBELAJARAN MENJADI SANGAT DIPERLUKAN.
7171

72. 1.Model Pengorganisasian Pertemuan
Sidang umum, sidang pleno, kerja kelompok,
kelompok minat khusus, forum penyajian situasi,
penyajian konflik, penyajian skill, dll
2. Model Diskusi Kelompok
Brainstorming, buzz group,
case study, crosser over group, dll
7272

73. PENGEMBANGAN DAN EKSPERIMEN MODEL
Pengembangan itu semacam rekonstruksi. Sambil melaksanakan
suatu model dilakukan catatan beberapa perlakukan dalam
setiap proses model untuk kemudian dilakukan perbaikan yang
kemudian dilaksanakan.
Eksperimen itu mengubah kondisi dan kebiasaan dengan
perlakuan, dan itu perlakuan perlu diterapkan beberapa kali
sampai dapat diduga perubahan itu benar-benar hasil
Perlakuan yang dieksperimenkan. Ekaperimen biasanya
upaya membandingkan hasil-hasil perlakuan yang
berbeda pada kondisi lain yang sama.
Oleh karena itu diperlukan kontrol variabel lain agar tidak
terjadi bias. Bias artinya beda bukan karena perlakuan
eksperimen, nelainkan karena ada kontaminasi perlakuan antar
kelompok eksperiman, atau karena yang lain 7373

74. SYARAT UNTUK DAPAT MENERAPKAN STRATEGI PORTOFOLIO
DAN MODEL-MODEL PERKULIAHAN YANG TEPAT
1. MEMELIKI KOMITMEN, ADA KEMAUAN, KESETIAAN, USAHA YANG GIGIH,
TIDAK CEPAT PUAS DIRI, DALAM USAHA PENINGKATAN MUTU
PEMBELAJARAN, DAN RASA EMPATI PADA PESERTA DIDIK
2.MENGUASAI KOMPETENSI DAN BAHAN AJAR BERDASARKAN SILABUS UNTUK
DAPAT MELAKUKAN PEMBELAJARAN YANG KREATIF DAN EFEKTIF
3. MEMILIKI PENGETAHUAN KEPENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, MULAI
PARADIGMA DIDIK TEORI-TEORI SAMPAI TEKNIK-TEKNIK PEMBELAJARAN
4. “RESEARCH MINDED” , TERBIASA MENELAAH STRATEGI/MODEL
PEMBELAJARAN YANG TELAH DIKEMBANGKAN ORANG LAIN SEBAGAI
SUMBER INSPIRASI PENELITIAN BARU.
5. AKTIF DALAM “MGMP FORUM GURU MODEL” YANG GIAT MEMBAHAS DAN
MELAKUKAN EKSPERIMRN PENGEMBANGAN MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN INOVATIF. 7474

75. 6. SYARAT UNTUK DAPAT MERANCANG MODEL BARU DIBUTUHKAN
PENGUASAAN KURIKULUM. PENGETAHUAN HAKIKAT PEMBELAJARAN
DAN KEPENDIDIKAN, WAWASAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK, DAN
WAWASAN METODOLOGI PENELITIAN EKSPERIMEN
7. SYARAT UNTUK DAPAT MELAKUKAN EKSPERIMEN DIPERLUKAN
PENGALAMAN MENGAJAR DAN KEMAMPUAN DALAM STATISTIKA, MAHIR
MERANCANG INSTRUMEN UNTUK MENGUKUR BERBAGAI KARAKTERISTIK
PESERTA DIDIK
SANGAT BOLEH JADI JIKA
DOSEN ATAU GURU BELUM DIBEKALI PENGUASAAN BIDANG
STUDI, BIDANG KEPENDIDIKAN, DAN MAGANG, NISCAYA
MEREKA AKAN MELAKUKAN TUGASNYA SAMBIL BELAJAR
DARI AWAL, DENGAN KOHERENSI ILMUNYA YANG BELUM
TERUJI.
7575

76. EKSPEKTASI TENTANG KEMAMPUAN SISWA,
KEMAMPUAN GURU/DOSEN MENGELOLA KELAS,
KESEMPATAN SISWA MELAKUKAN TUGAS,
KEMAMPUAN PENGAJAR MENGAMBIL KEPUTUSAN,
MENGGUNAKAN VARIASI MODEL DAN TEKNIK.
7676

77. INTENSITAS KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARANINTENSITAS KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN
Tidak langsung (Tidak langsung (Indirect InstructionIndirect Instruction atauatau
Direct InstructionDirect Instruction) Langsung) Langsung
HASIL PEMBELAJARAN :
KOGNITIF, AFEKTIF DAN
KONATIF
CUKUPKAH?
RENDAH TINGGI
YANG BAGAIMANA
7777

78. KELOMPOK MODEL PENGOLAHAN INFORMASI
IDENTITAS MATA KULIAH, KOMPETENSI 74
KUALIFIKASI, POKOK BAHASAN 74
TUJUAN DAN ASUMSINYA 75
SINTAKMATIKNYA 76
SISTEM SOSIALNYA /LINGKUNGAN/KONTEKS 77
MODEL INTERAKSI 78-79
PENDUKUNGNYA 80
EFEK PENGIRINGNYA 80
MODEL DISKO-BIES
STRATEGI PORTOFOLIO
7878

79. M K: RETORIKA II (PENGEMBANGAN MAHIR BICARA)
MERUPAKAN M K LANJUT RETORIKA I (DASAR-DASAR KEMAHIRAN
BICARA) ASUMSINYA MAHASISWA TELAH DAPAT MENERAPKAN
PENGETAHUAN DAN PRINSIP-PRINSIP BICARA, DAN META BAHASA.
MK INI MENERAPKAN MODEL SIMULASI DAN EVALUASI SEBAYA,
MERERAPKAN PRINSIP-PRINSIP BICARA RETORIK, PELATIHAN
DILAKUKAN SECARA BERKELOMPOK DAN MELAKUKAN ANALISIS
DENGAN KRITERIA KOMUNIKASI YANG TELAH DITETAPKAN
KOMPETENSI: PEMBICARA YANG POPULER (ORATOR)
KUALIFIKASI: MAHIR MENGANALISIS KINESTETIKA & EKSPRESI
PKK BAHASAN: LAPORAN HASIL PENGAMATAN MEDIA TELEVISI
MENGAMATI BAGAIMANA PENYIAR, PRESENTER, USTAD. ATAU
MENGAMATI LANGSUNG BAGAIMANA PENGAJAR, PEJABAT,
PERCERAMAH DALAM SEMINAR, ATAU KHOTIB BERBICARA,
IDENTITA
S
7979

80. TUJUAN MODEL:
BICARA RETORIK NERUPAKAN PROSES MENGOLAH INFORMASI,
PEMBICARA DITUNTUT DAPAT MENJELASKAN, MEMPENGARUHI, ATAU
MENGUBAH INFORMASI YANG DIMILIKI LAWAN TUTUR DAN FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN ORANG BICARA YANG
MENARIK, SIMPATIK, EMPATIK MEMUKAU, EMPATIK, DAN
MENGESANKAN
ASUMSI PENGGUNAAN MODEL:
MAHASISWA MENGUASAI RAMBU-RAMBU TEORETIS KEMAHIRAN
BERBAHASA YANG EFEKTIF. BERDASARKAN PERKULIAHAN DASAR-
DASAR KETERAMPILAN BICARA. MAHASISWA ANTUSIAS UNTUK DA-
PAT MENIRU PEMBICARAAN ORANG YANG BERHASIL, DI ANTARA-NYA
KARENA KEMAKIRAN BICARA DAPAT MERAIH NILAI EKONOMI,
MENINGKATKAN HARGA DIRI DAN BERMUATAN NILAI SPIRITUAL. 8080

81. LANGKAH-LANGKAH (SINTAGMATIK, METODE):
1. MENDISKUSIKAN TUGAS, PENGELOMPOKKAN, SASARAN, TARGET, KRITERIA PENILAIAN, CARA DAN BATAS MELAPORKAN
2. MELAKSANAKAN TUGAS DAN MELAPORKAN BUKTI PENGAMATAN, BUKTI DISKUSI, DAN EVALUASI DIRI ATAS LAPORAN,
SERTA PENGEMBAGGANNYA
A. MELAPORKAN BUKTI PENGELOMPOKAN (OLEH KETUA KELAS), BUKTI PENGAMATAN BERSERTA EVALUASI DIRI
B. MELAKUKAN PENGAMATAN KEDUA DAN EVALUASI DIRI, DST.
C. MELAKUKAN LAPORAN KELAS DAN DISKUSI KENDALA, HAMBATAN, DAN KESULITAN.
D. MELAKUKAN DISKUSI KELOMPOK DI LUAR KELAS DI KALANGAN YANG LEBIH LUAS, MINIMAL ADA NARA SUMBER
EKSTERNAL (MAHASISWA LAIN)
E. MELAPORKAN KEGIATAN MELAKSANAKAN TUGAS SECARA KESELURUHAN
F. DOSEN/ASISTEN MEMERIKSA LAPORAN DAN REFEKSI, DAN MEMBERI UMPAN BALIK ATAS BUKTI LAPORAN AKHIR
3. EVALUASI POROFOLIO TENGAH DAN AKHIR SEMESTER
8181

82. LINGKUNGAN/KONTEKS:
DOSEN BERFUNGSI SEBAGAI SALAH SATU FASILITATOR YANG MERANCANG TUGAS, MEN-
JELASKAN TEKNIK PENGAMATAN, MEMANDU SISWA TANYA JAWAB DAN DISKUSI,
MEMFASILITASI NARA SUMBER, MEMBERI UMPAN BALIK ATAS LAPORAN SISWA, MELAKUKAN
PENILAIAN PROSES
SISWA DIANJURKAN DAPAT MELAKUKAN PENGAMATAN SELAMA DUA MINGGU, DILAPOR-KAN
DALAM DUA KALI TATAP MUKA DI KELAS. SISWA DIBEKALI SURAT PENGANTAR UNTUK
DAPAT BERTANYA KEPADA NARA SUMBER YANG BIASA BERCERAMAH, PETUGAS
PERPUSTAKAAN, PEJABAT (DAERAH) SETEMPAT, DOSEN LAIN, DAN ANGGOTA MASYARAKAT
YANG RELEVAN DENGAN TUNTUTAN KEGIATAN
8282

83. INTERAKSI:
1. DOSEN SELALU MEMINTA BUKTI BELAJAR DI LUAR KELAS DALAM RANGKA PENDALAMAN
PENGUASAAN MATERI DAN ATAU BELAJAR MANDIRI MEMERSIAPKAN KULIAH.( Jika tatap muka yang
kesekian)
2. MAHASISWA MELAPORKAN BUKTI BELAJAR TERSTRUKTUR ATAU MANDIRI SEBELUM PROSES KULIAH
INI BERLANGSUNG
3. MENGINGATKAN KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN YAITU MENULIS LAPORAN KULIAH RETORIKA I,
LAPORAN (LISAN), MEMBAHAS RAMBU-RAMBU KEMAHIRAN BICARA RETORIK YANG EFEKTIF.
4. MAHASISWA MELAKUKAN KEGIATAN DALAM KELOMPOK, MERANCANG KEGIATAN DAN MEMBAGI
TUGAS, WAKU DAN SASARAN
5. MENDISKUSIKAN TUGAS PENGAMATAN DAN BORANG EVALUASI BICARA, SERTA SURAT PENGANTAR
UNTUK NARA SUMBER, BILA DIPERLUKAN.
6. MELAKSANAKAN KEGIATAN SELAMA 2 MINGGU DAN MENULIS LAPORKAN KEGIATAN ITU DI KELAS
DALAM 2 KALI TATAP MUKA
(BERSAMBUNG) ( XXXX = KEGIATAN RUTIN)
8383

84. INTERAKSI (SAMBUNGAN)
7. MENDISKUSIKAN SECARA PLENO HASIL KEGIATAN DAN PENGAMATAN DAN MANFAATNYA YANG DAPAT
DIPEROLEH DARI KEGIATAN ITU
8. SISWA DIANJURKAN MELAKUKAN EVALUASI DIRI ATAS SETIAP KEGIATAN BERDASARKAN FORMAT EVALUASI
DIRI YANG DISIAPKAN. DALAM PROSES PERKULIAHAN MAHASISWA SELALU DIMINTA MEMBERIKAN LAPORAN
KEGIATAN SECARA TERTULIS DAN/ATAU LISAN.
9. EVALUASI TERDIRI DARI AKTIVITAS DALAM KULIAH, AKTIVITAS MENYUSUN PORTOFOLIO, DAN ANALISIS HASIL
UJIAN DALAM BENTUK SIMULASI.
10. DOSEN SELALU MENGINGATKAN SISWA UNTUK BELAJAR DARI PENGALAMAN (SENDIRI, ORANG LAIN, ATAU
KASET PEMBICARAAN, ANTARA LAIN MENYIMAK TELEVISI).
11. MAHASISWA DIANJURKAN UNTUK MEMBIASAKAN DIRI MELAKUKAN KRITIK MEMBANGUN TERHADAP CARA,
GAYA, PILIHAN KATA, DAN EKSPRESI TEMANNYA YANG BERBICARA BERDASARKAN ILMUNYA.
12. SISWA MENULIS REFLEKSI
8484

85. PENDUKUNG
1. RANCANGAN KEGIATAN KULIAH SATU SEMESTER YANG SELALU MENJADI
PEDOMAN KULIAH SETIAP MAHASISWA
2. BORANG BERBAGAI EVALUASI DIRI BERBAGAI KEGIATAN YANG DIRANCANG
3. SURAT-SURAT PENGANTAR UNTUK SISWA YANG AKAN MELAKUKAN KEGIATAN
DENGAN NARA SUMBER LUAR PRODI
4. TAPE RECORDER, MP3, YANG DISIAPKAN SISWA SENDIRI BILA DIPERLUKAN
EFEK PENGIRING
MELALUI MODEL PERKULIAHAN KOMPAK INI SISWA MENYERAP KEUNTUNGAN:
• BERKEMBANGNYA SIKAP DEMOKRATIS
• TERPELIHARANYA SALING MEMBANTU, KOLABORASI
• TUMBUHNYA RASA PERCAYA DIRI
8585

86. SAP 2 MK : RETORIKA 2 (PENGEMBANGAN KEMAHIRAN BERBICARA)
PK BAHASAN : PENGAMATAN PEMBICARAAN
KOMPETENSI : MENJADI PEMBICARA YANG EFEKTIF (CALON ORATOR)
KUALIFIKASI : KEMAMPUAN MENGANALISIS BICARA BERBAGAI SUMBER
TUJUAN : SISWA DAPAT MENJELASKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEBERHASILAN ORANG BERBICARA YANGMENARIK, SIMPATIK, MEMUKAU,
EMPATIK, DAN MENGESANKAN
LAKUKAN SECARA BERKELOMPOK PENGAMATAN TERHADAP PEMBICARA YANG DIANGGAP
BERHASIL, SEPERTI PENYIAR, PRESENTER, KHOTIB, PENCERAMAH, USTAD DAN PEMBA-WA
ACARA SINETRON. DISKUSIKAN KELEBIHAN DAN KELEMAHANNYA BERDASARKAN KRITERIA
KEMAHIRAN RETORIK YANG DISIAPKAN LAPORKAN SECARA BERKALA MINIMAL DALAM DIA
KALI TATAP MUKA SECARA LISAN DENGAN BENTUK LAPORAN YANG SINGKAT LENGKAP
LAKUKAN TUGAS SELAMA 14 HARI DAN SIMULASIKAN LAPORAN ANDA MASING-MASING
DALAM KESEMPATAN 2 KALI TATAP MUKA DI KELAS.
TUGAS
8686

87. KRITERIA EVALUASI PENAMPILAN BICARA NARA SUMBER
N0 INDIKATOR
KRITERIA PENILAIAN KEMAHIRAN BICARA
BAIK SEKALI BAIK CUKUP BELUM BAIK
11 KEMENARIKANKEMENARIKAN TOPIKTOPIK
22 KEKEPERCAYA DIRIPERCAYA DIRI
33 KEKEANTUSIASANTUSIASANAN
44 INTONASI / EKSPRESIINTONASI / EKSPRESI
55 KESADARANKESADARAN KONTROLKONTROL
66 KESANTUNAN VERBALKESANTUNAN VERBAL
77 KEWAJARAN KINESIKKEWAJARAN KINESIK
RANCANG DESKRIPTORNYA
CONTOH
8787

88. LAMPIRAN 3 SURAT PENGANTAR
KEPADA YTH.
BAPAK/IBU/ SDR. …………….
DENGAN INI KAMI MEBUTUHKAN BANTUAN BAPAK/IBU/ SDR. MENJADI NARA SUMBER
EKSTERNAL,, MEMBANTU MAHASISWA INI DALAM RANGKA PELAKSANAAAN TUGAS
PERKULIAHAN MATA KULIAH RETORIKA
MAHASISWA DITUGASI MENGAMATI BAPAK/ IBU/SDR BERBICARA DALAM FORUM
TERTENTU YANG BIASA BAPAK/IBU/SDR. LAKUKAN
SETELAH ITU MAHASISWA MENGAJUKAN BEBERAPA PERTANYAAN UNTUK MEMPER-
DALAM WAWASANNYA TENTANG KEMAHIRAN BAPAK/IBU/SDR. BERBICARA.
ATAS BANTUAN BAPAK/IBU/SDR. ITU DIUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH.
SEMARANG, …………………. DOSEN MK. RETORIKA : DANDAN
CONTOH
8888

89. PERTANYAAN YANG DAPAT DIAJUKAN MAHASISWA KEPADA NARA SUMBER
1. Kemahiran Bpk/Ibu/Sdr. bicara apakah karena bakat, penga-
laman, banyak latihan, atau karena faktor lain?
2. Selain penguasaan bahan pembicaraan, pengalaman, latihan,
apalagi yang membuat Bpk/Ibu, Sdr. mahir berbicara?
3. Apakah yang Bpk/Ibu/Sdr. persiapkan sebelum tampil dalam
acara suatu temu wicara untuk memberi ceramah?
4. Apakah sampai saat ini Bpk/Ibu/Sdr. sudah tidak merasa ada
kendala dalam berbicara?
5. Apakah nasihat Bpk/Ibu/Sdr. untuk saya yang ingin mahir ber-
bicara, jika kesampaian menjasi orator atau penceramah
8989

90. 2. MODEL SIMULASI PAKAR
MATA KULIAH, DAN KOMPETENSI 86
KUALIFIKASI, DAN POKOK BAHASAN 86
TUJUAN DAN ASUMSINYA 87
SINTAKMATIKNYA 88
SISTEM SOSIALNYA 89
MODEL INTERAKSINYA 90
PENDUKUNGNYA 91
EFEK PENGIRINGNYA 91
PERKULIAHAN
PERDASARKAN STRATEGI PORTOFOLIO
9090

91. MK KULIAH: PENGAJARAN TUNTAS TERBATAS SEBAYA (PEER TEACHING) MERUPAKAN
MATA KULIAH LANJUT PENERAPAN PERKULIAHAN: INTERAKSI PEMBELAJARAN, MODEL-
MODEL PEMBELAJARAN, KURIKULUM, GBPP/SAP, DAN LANDASAN KEPENDIDIKAN
KUALIFIKASI: DAPAT MEMPERSIAPKAN PERANGKAT MENERAPKAN KETERAM-PILAN
DASAR MENGAJAR DALAM PROSES PELATIHAN SIMULASI MENGAJAR
KOMPETENSI: SIAP MERANCANG DAN MELAKSANAKAN TUGAS MENGAJAR
POKOK BAHASAN : KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR: MEMBUKA, MENUTUP,
BERTANYA, MENJELASKAN, MEMBERI UMPAN BALIK, DAN MEMBAHAS TUGAS
PEMBELAJARAN, MELAKUKAN PENGAMATAN DOSEN/GURU) MENGAJAR
9191

92. TUJUAN DAN ASUMSINYA:
TUJUAN: SISWA DAPAT MELAKUKAN SIMULASI PEMBELAJARAN
MENERAPKAN KETERAMPILAN DASAR ENGAJAR: MEMBUKA, MENUTUP,
MENJELASKAN, BERTANYA, DAN MEMBERI UMPAN BALIK.
ASUMSI: SISWA TELAH MEMBAHAS PRINSIP-PRINSIP
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR, PENDEKATAN, MODEL-
MODEL PEMBELAJARAN, DAN LANDASAN ILMIAH PROSES PEMBELAJARAN
MELALUI MATA KULIAH SEBELUMNYA. SISWA
WAJIB MEMILIKI KUALIFIKASI KETERAMPLAN DASAR MENGAJAR SEBELUM
MELAKUKAN KULIAH PRAKTEK LAPANGAN.
9292

93. SINTAKMATIK/LANGKAH:
1. MENDISKUSIKAN PEMBAGIAN TUGAS, PENGATURAN WAKTU, CARA GILIRAN, DAN TUJUAN PELATIHAN
SIMULASI, KRITERIA PENILAIAN KEBERHASILAN SIMULASI,
2. MELAKSANAKAN KEGIATAN SIMULASI BEBERAPA MAHASISWA, MAHASISWA MEMBERI KOMENTAR, DAN
MENCATAT TEMUAN PENGALAMAN DALAM PRAKTEK.
3. A MELAKSANAKAN SIMULASI SUATU KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR,
B. MELAKUKAN DISKUSI HASIL PENGAMATAN
C. MELAKUKAN SIMULASI KETERAMPILA DASAR LAINNYA.
D. DST. SAMPAI KETARAMPILAN DASAR LAINYA DAPAT DIPRAKTEKKAN.
E. MEMBAHAS PENGALAMAN PRAKTEK DENGAN MEMBANDINGKAN PROSES PERKULIAHAN INI
F. MENULIS REFLEKSI
3. SISWA DIANJURKAN BERTANYA KEPADA DOSEN TENTANG MODEL PERKULAIAHN YANG DILAKSANAKAN
DOSEN TERSEBUT
4. SISWA DIANJURKAN MELAKUKAN KUNJUNGAN KE SEKOLAH ASALNYA (JIKA MUNGKIN)
5. MENDOKUMENTASIKAN SEGALA BUKTI TERTULIS PROSES KEGIATAN.
9393

94. SISTEM SOSIAL/SITUASI NORMATIF:
• GURU BERFUNGSI SEBAGAI SALAH SATU FASILITATOR YANG MERANCANG
TUGAS, MENJELASKAN PROSES SIMULASI, TEKNIK PENGAMATAN, MEMANDU
MAHASISWA MELAKUKAN SIMULASI JAWAB DAN DISKUSI, MEMFASILITASI NARA
SUMBER, MEMBERI UMPAN BALIK ATAS LAPORAN MAHASISWA, MELAKUKAN
PENILAIAN PROSES
• SISWA DIANJURKAN DAPAT MELAKUKAN PENGAMATAN SELAMA DUA PEKAN,
DILAPORKAN DALAM DUA KALI TATAP MUKA DI KELAS. MAHASISWA DIBEKALI
SURAT PENGANTAR UNTUK DAPAT MELAKUKAN PENGAMATAN DAN BERTANYA
KEPADA NARA SUMBER (GURU) DI SEKOLAH ASAL (?) DAN UNIT SBM DAN
BENDAN NGISOR.
9494

95. SISTEM INTERAKSI:
1.GURU SELALU MEMINTA BUKTI BELAJAR PENDALAMAN PENGUASAAN
KOMPETENSI DAN BELAJAR UNTUK MEMERSIAPKAN KULIAH.
2.SISWA MELAPORKAN BUKTI BELAJAR TERSTRUKTUR ATAU MANDIRI
MISALNYA MENGAMATI DOSEN LAIN MENGAJAR
3.MENGINGATKAN INFORMASI YANG SEHARUSNYA DIKUASAI UNTUK
MEMBAHAS KEGIATANN SIMULASI MENGAJAR.
4.MENJELASKAN TUJUAN, PROSES, RAMBU-RAMBU, DAN KRITERIA
KEBERHASILAN SIMULASI, SERTA MEMBAGI TUGAS
5.SISWA MELAKUKAN KEGIATAN SIMULASI, MEMBAHAS, DAN MELAKUKAN
TUGAS LANJUTAN.
6.SISWA MELAPORAN SECARA TERTULIS SEMUA KEGIATAN SIMULASI,
PEMBAHASAN, DAN PENGAMATAN LANGSUNG.
(1-2 = KEGIATAN RUTIN)
9595

96. PENDUKUNG
1. RANCANGAN PERKULIAHAN SATU SEMESTER YANG SELALU MENJADI
PEDOMAN KULIAH SETIAP MAHASISWA
2. BORANG BERBAGAI EVALUASI DIRI BERBAGAI KEGIATAN
3. SURAT-SURAT PENGANTAR UNTUK MAHASISWA YANG AKAN MELAKUKAN
KEGIATAN DENGAN NARA SUMBER LUAR PRODI
4. INSTRUMEN AMATAN MENGAJAR DAN DAFTAR TANYAAN WAWANCARA.
EFEK /DAMPAK PENGIRING
MELALUI MODEL INI MEHASISWA MEMPEROLEH KEUNTUNGAN:
1. BERKEMBANGNYA WAWASAN PEMBELAJARAN
2. TERPELIHARANYA SALING MEMBANTU, KOOPERASI DAN KOLABORASI
3. MENEMUKAN INSPIRASI UNTUK MELAKUKAN PENELITIAN
9696

97. BERBAGAI MODEL PEMBELAJARAN
• Model pembelajaran dengan gambar
• Model pembelajaran dengan peta
• Model pembelajaran dengan Permainan
Drama dan Simulasi
• Model pembelajaran dengan melatih
bertanya
• Model pembelajaran dengan tugas
menulis
• Model pembelajaran dengan studi
dokumen
• Model demonstrasi interaktif & Evaluasi
Sebaya
Kasmadi, 2001:31-151
• Model pembelajaran dengan buku teks
• Model pembelajaran langsung
• Model Pembelajaran diskusi kelas
• Model Pembelajaran praktek-teori
• Model pembelajaran Inkuiri
• Model pembelajaran pemahaman konsep
• Model pembelajaran pengembangan konsep
• Model pembelajaran sineksik
• Model Simulasi Terbimbing
• Model Simulasi Teruji Sebaya
Dandan,
(2008)
9797

98. KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR (Turney, dalam Wardani, 2005)
1)Kemahiran merangsang/memancing rasa ingin tahu
2)Kemahiran bertanya dasar, lanjut, dan menggali
3)Kemahiran memberi penguatan verbal/nonvarbal
4)Kemahiran melakukan variasi gaya interaksi (teknik-kiat)
5)Kemahiran menjelaskan atas suatu pertanyaan
6)Kemahiran membuka dan menutup pembelajaran
7)Kemahiran membimbing diskusi kelompok kecil
8)Kemahiran mengelola kelas bermasalah
9)Kemahiran mengajar kelompok kecil dan individual
9898

99. PEMBELAJARAN TERPADU (Siti Aisyah, dkk, 2006)
Latar belakang, konsep dasar, hakikat, keterampilan dasar, peranan guru,
model pembelajaran terpadu:
model jaring laba-laba
model keterkaitan
model keterpaduan
MODEL PEMBELAJARAN TERPADU: TEORI DAN PRAKTEK(Trianto, 2007)
Model pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa disiplin ilmu, seperti
bahasa Indonesia, matematika, biologi dalam suatu tema pembahasan yang
terpadu
MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD (Mustakim, tesis, PPS UNNES. 2007)
Membedakan efektivitas penerapan model pembelajaran di SMP
CONTOH SUMBER
9999

100. DOKUMEN-DOKUMEN YANG DIBUNDEL DALAM PORTOFOLIO, YANG
DILAKSANAKAN DENGAN BERBAGAI MODEL PEMBELAJARAN
1. RANCANGAN: GBPP & SAP
2. HAND OUT
3. PERBAIKAN CATATAN
4. REFLEKSI
5. PERBAIKAN TUGAS
6. BUKTI KEGIATAN BELAJAR MANDIRI
7. BUKTI KEGIATAN LAIN YANG MENUNJANG SAP
8. EVALUASI DIRI BERBAGAI KEGIATAN
9. KOMENTAR EKSTERNAL
10. LAMPIRAN YANG DIKOMENTARI
100100

101. PERTANYAAN UJIAN
MK: LANDASAN DAN KONTEKS PENDIDIKAN
SEMESTER /SKS: 2/2
TUGAS: KOMENTARI SETIAP HALAMAN POWER POINT,
BAHAN AAR MATA KULIAH INI SEBANYAK-BANYAKNYA
KRITERIA PENILAIANNYA:
a)KUANTITAS YANG DIKOMENTARI
b)KETEPATAN KOMENTAR /RELEVAN DENGAN MAKSUD DAN ISI
YANG DIKOMENTARI (TIDAK MEMPERHATIKA SESUAI ATAU
TIDAK DENGAN ISINYA (BOLEH MENGKKRITIK DENGAN
MENGAJUKAN YANG LAIN/USUL. BERTANGGUNGJAWAB)
c)PRINT OUT BAHAN AJAR
d)TULISAN TERBACA
CATATAN:
KOMENTAR MENULIS SEMACAM RESENSI BUKU DI KORAN
101101