SlideShare a Scribd company logo
Oleh: Muhammad Idrus Ramli
| www.ebookislami.net |
2013
KRITIK TERHADAP PEMIKIRAN
ULIL ABSHAR ABDALLAH
Halaman 2
Usaha Membaca dan memahami pikiran ulil dan teman-temannya
termasuk dalam kategori “pekerjaan” berat. Hal ini disebabkan karena
lontaran pikirannya seringkali tidak didasarkan pada dasar metodologi
yang absah dan ilmiyah, sehingga buah pikiran yang dilontarkannya
tidak lebih dari hanya sekedar “pikiran nakal” yang tidak terlalu penting
untuk ditanggapi.
Sebuah produk pemikiran dari siapapun, apabila akan dijadikan sebagai
bagian dari pemikiran Islam, maka harus ada dasar yang melandasinya,
baik dari alqur’an, hadits, ijma’, qiyas atau dalil-dalil yang lain. Sulit
menerima dan menganggap sebuah produk pemikiran merupakan bagian
dari Islam ketika produk pemikiran tersebut tidak didasarkan pada dalil-
dalil yang sah.Pandangan semacam ini sebenarnya didasarkan pada
sebuah ayat al-qur’an yang berbunyi
َ‫ﯾ‬َ‫ﺷ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﺘ‬ْ‫ﻋ‬َ‫ز‬‫َﺎ‬‫ﻨ‬َ‫ﺗ‬ ْ‫ِن‬‫ﺈ‬َ‫ﻓ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ ِ‫ﺮ‬ْ‫ﻣ‬َ ْ‫اﻷ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻟ‬‫ُو‬‫أ‬َ‫و‬ َ‫ُﻮل‬‫ﺳ‬‫ﱠ‬‫ﺮ‬‫اﻟ‬ ‫ُﻮا‬‫ﻌ‬‫ﯿ‬ِ‫َط‬‫أ‬َ‫و‬ َ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ‫ُﻮا‬‫ﻌ‬‫ﯿ‬ِ‫ط‬َ‫أ‬ ‫ُﻮا‬‫ﻨ‬َ‫ﻣ‬‫آ‬ َ‫ِﯾﻦ‬‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ا‬ ‫َﺎ‬‫ﮭ‬‫ﱡ‬‫ﯾ‬َ‫أ‬ ‫ﺎ‬ُ‫ه‬‫ﱡو‬‫د‬ُ‫ﺮ‬َ‫ﻓ‬ ٍ‫ء‬ْ‫ﻲ‬
ً‫ﯾﻼ‬
Abdul Wahab Khalaf menjelaskan ayat di atas dengan :
‫ﻣﻦ‬ ‫اﻻﻣﺮ‬ ‫اوﻟﻰ‬ ‫ﺑﺎطﺎﻋﺔ‬ ‫واﻻﻣﺮ‬ ‫واﻟﺴﻨﺔ‬ ‫اﻟﻘﺮأن‬ ‫ﺑﺎﺗﺒﺎع‬ ‫اﻣﺮ‬ ‫رﺳﻮﻟﮫ‬ ‫واطﺎﻋﺔ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺑﺎطﺎﻋﺔ‬ ‫ﻓﺎﻻﻣﺮ‬
‫ﻣﻦ‬ ‫اﻻﻣﺮاﻟﺘﺸﺮﯾﻌﻲ‬ ‫اوﻟﻮ‬ ‫ﻻﻧﮭﻢ‬ ‫اﻻﺣﻜﺎم‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫اﻟﻤﺠﺘﮭﺪﯾﻦ‬ ‫ﻛﻠﻤﺔ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫اﺗﻔﻘﺖ‬ ‫ﻣﺎ‬ ‫ﺑﺎﺗﺒﺎع‬ ‫اﻣﺮ‬ ‫اﻟﻤﺴﻠﻤﯿﻦ‬
‫ا‬ ‫ﺑﺮد‬ ‫واﻻﻣﺮ‬ ‫اﻟﻤﺴﻠﻤﯿﻦ‬‫وﻻ‬ ‫ﻧﺺ‬ ‫ﻻ‬ ‫ﺣﯿﺚ‬ ‫اﻟﻘﯿﺎس‬ ‫ﺑﺎﺗﺒﺎع‬ ‫اﻣﺮ‬ ‫واﻟﺮﺳﻮل‬ ‫ﷲ‬ ‫اﻟﻰ‬ ‫ﻓﯿﮭﺎ‬ ‫اﻟﻤﺘﻨﺎزع‬ ‫ﻟﻮﻗﺎﺋﻊ‬
‫اﺟﻤﺎع‬
Dan diperkuat oleh hadits tentang Muadz bin Jabal yang berbunyi :
ْ‫َﺧ‬‫أ‬ ، ٍ‫ﺮ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺟ‬ ُ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ُ‫ﺪ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻋ‬ ‫َﺎ‬‫ﻧ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺒ‬ْ‫َﺧ‬‫أ‬ ، ٍ‫ك‬َ‫ُﻮر‬‫ﻓ‬ ِ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬ ِ‫ﻦ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ُ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ ُ‫ﺪ‬‫ﱠ‬‫ﻤ‬َ‫ُﺤ‬‫ﻣ‬ ٍ‫ﺮ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﺑ‬ ‫ُﻮ‬‫ﺑ‬َ‫أ‬ ‫َﺎ‬‫ﻧ‬َ‫َﺮ‬‫ﺒ‬ْ‫َﺧ‬‫أ‬، ٍ‫ﺐ‬‫ِﯿ‬‫ﺒ‬َ‫ﺣ‬ ُ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ ُ‫ُﺲ‬‫ﻧ‬‫ُﻮ‬‫ﯾ‬ ‫َﺎ‬‫ﻧ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺒ‬
َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ، ‫ِﻲﱡ‬‫ﻔ‬َ‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﺜ‬‫اﻟ‬ ٍ‫ن‬ْ‫َﻮ‬‫ﻋ‬ ‫ُﻮ‬‫ﺑ‬َ‫أ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻧ‬َ‫َﺮ‬‫ﺒ‬ْ‫َﺧ‬‫أ‬ ، ُ‫ﺔ‬َ‫ﺒ‬ْ‫ﻌ‬ُ‫ﺷ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻧ‬َ‫َﺮ‬‫ﺒ‬ْ‫َﺧ‬‫أ‬ ، ُ‫ﺔ‬َ‫ﺒ‬ْ‫ﻌ‬ُ‫ﺷ‬ ‫َﺎ‬‫ﻧ‬َ‫َﺮ‬‫ﺒ‬ْ‫َﺧ‬‫أ‬ ، َ‫د‬ُ‫و‬‫َا‬‫د‬ ‫ُﻮ‬‫ﺑ‬َ‫أ‬ ‫َﺎ‬‫ﻧ‬َ‫َﺮ‬‫ﺒ‬ْ‫َﺧ‬‫أ‬:ُ‫ﺖ‬ْ‫ﻌ‬ِ‫ﻤ‬َ‫ﺳ‬
َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ َ‫ْﺺ‬‫ﻤ‬ِ‫ﺣ‬ ِ‫ﻞ‬ْ‫ھ‬َ‫أ‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ ٍ‫ذ‬‫َﺎ‬‫ﻌ‬ُ‫ﻣ‬ ِ‫ب‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬ْ‫َﺻ‬‫أ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ، ُ‫ﱢث‬‫ﺪ‬َ‫ُﺤ‬‫ﯾ‬ ، ‫ٍو‬‫ﺮ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬ َ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ َ‫ِث‬‫ر‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬:‫َﺎ‬‫ﻗ‬َ‫و‬ّ‫َن‬‫أ‬ ٍ‫ذ‬‫َﺎ‬‫ﻌ‬ُ‫ﻣ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ً‫ة‬‫ﱠ‬‫ﺮ‬َ‫ﻣ‬ َ‫ل‬
ُ‫ﮫ‬َ‫ﻟ‬ َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ، ِ‫ﻦ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ‫َﻰ‬‫ﻟ‬ِ‫إ‬ ‫ًا‬‫ذ‬‫َﺎ‬‫ﻌ‬ُ‫ﻣ‬ َ‫َﺚ‬‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬ ‫ﱠﺎ‬‫ﻤ‬َ‫ﻟ‬ ، ‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ َ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ : َ‫ﻚ‬َ‫ﻟ‬ َ‫َض‬‫ﺮ‬َ‫ﻋ‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻀ‬ْ‫ﻘ‬َ‫ﺗ‬ َ‫ْﻒ‬‫ﯿ‬َ‫ﻛ‬
َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ، ‫؟‬ ٌ‫ء‬‫ﺎ‬َ‫ﻀ‬َ‫ﻗ‬:َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ، ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ِ‫ب‬‫َﺎ‬‫ﺘ‬ِ‫ﻜ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻀ‬ْ‫ﻗ‬َ‫أ‬:َ‫َﺎل‬‫ﻗ‬ ، ‫؟‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ِ‫ب‬‫َﺎ‬‫ﺘ‬ِ‫ﻛ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ْ‫ﺪ‬ِ‫ﺠ‬َ‫ﺗ‬ ْ‫ﻢ‬َ‫ﻟ‬ ْ‫ِن‬‫ﺈ‬َ‫ﻓ‬ : ِ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ ِ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬ُ‫ﺴ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻀ‬ْ‫ﻗ‬َ‫أ‬
َ‫َﺎل‬‫ﻗ‬ ، ‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬:َ‫َﺎل‬‫ﻗ‬ ، ‫؟‬ ‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ِ‫ُﻮل‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ ِ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬ُ‫ﺳ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ْ‫ﺪ‬ِ‫ﺠ‬َ‫ﺗ‬ ْ‫ﻢ‬َ‫ﻟ‬ ْ‫ِن‬‫ﺈ‬َ‫ﻓ‬ :
َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ، ‫ُﻮ‬‫ﻟ‬‫آ‬ ‫ﻻ‬َ‫و‬ ‫ِﻲ‬‫ﯾ‬ْ‫أ‬َ‫ر‬ ُ‫ﺪ‬ِ‫ﮭ‬َ‫ﺘ‬ْ‫َﺟ‬‫أ‬:َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ، ‫ِي‬‫ر‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬ ِ‫ه‬ِ‫ﺪ‬َ‫ﯿ‬ِ‫ﺑ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ُ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ َ‫ب‬َ‫ﺮ‬َ‫ﻀ‬َ‫ﻓ‬:َ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ َ‫ﻖ‬‫ﱠ‬‫ﻓ‬َ‫و‬ ‫ِي‬‫ﺬ‬
‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ َ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ ‫ﻲ‬ِ‫ﺿ‬ْ‫ُﺮ‬‫ﯾ‬ ‫َﺎ‬‫ﻤ‬ِ‫ﻟ‬ ، ‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ِ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬
Halaman 3
Bahkan, lebih spesifik lagi bagi kalangan nahdliyin – termasuk di
dalamnya Ulil dan teman-temannya dari kalangan Islam Liberal- dalam
berpikir dan mengembangkan pemikirannya harus juga didasarkan pada
“rambu-rambu” yang telah disepakati oleh para ulama sebagai manhaj
pemikiran Nahdlatul Ulama. Secara substansial, pembuktian bahwa
seseorang dianggap sebagai warga atau kader Nahdlatul Ulama
sebenarnya bukan hanya terletak pada apakah yang bersangkutan
memiliki kartu anggota Nahdatul Ulama (KARTANU) atau tidak, akan
tetapi lebih jauh dan lebih penting dari itu adalah yang bersangkutan
harus bertindak, bersikap dan berperilaku serta berpikir sesuai dengan
manhaj yang telah digariskan oleh Nahdlatul Ulama.
Dalam Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama Bab IV (Tujuan dan Usaha)
pasal 5 ditegaskan tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran
Islam yang menganut faham Ahlusunnah wal jamaah menurut salah satu
madzhab empat untuk terwujudnya masyarakat yang demokratis dan
berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahtreraan umat.
Secara lebih operasional, Nahdlatul Ulama juga telah merumuskan
tentang sistem pengambilan keputusan hukum dalam bahtsul masail di
lingkungan Nahdlatul Ulama yang meliputi bagaimana prosedur
penjawaban masalah, hirarki dan sifat keputusan bahtsul masail,
kerangka analisis masalah, prosedur pemilihan qaul /wajah, prosedur
ilhaq dan prosedur istinbat. Semua ini terangkum dalam keputusan
Munas Alim Ulama di Bandar lampung pada tanggal 16-20 rajab 1412
H/ 21-25 Januari 1992 M.
Mengkritisi Pemikiran Mas Ulil
Mengkritisi pemikiran ulil tidak boleh lepas dari dua sudut pandang ;
sudut pandang bahwa Ulil merupakan seorang muslim dan sudut
pandang bahwa Ulil merupakan cendekiawan muda Nahdlatul Ulama.
Sebagai seorang muslim yang baik Ulil tidak boleh keluar dari koridor
sumber hukum Islam (al-Qur’an dan al-Hadits), sedangkan sebagai
tokoh intelektual Nahdlatul Ulama, Ulil harus menjunjung tinggi dan
Halaman 4
menghormati keputusan-keputusan yang telah disepakati oleh para
ulama, baik di tingkat Munas, maupun muktamar. Karena demikian,
maka alat analisis yang digunakan untuk mengkritisi pemikiran Ulil
adalah al-qur’an, al-hadits dan al-kutub al-mu’tabarah yang telah
disepakati dikalangan Nahdlatul Ulama.
Yang menonjol dari seorang Ulil dan teman-teman kalangan Islam
liberal yang lain sebenarnya pada predikat seorang pejuang “hak asasi
manusia”, tidak lebih dari itu. Hal ini sangat terlihat dengan jelas dari
pemikiran-pemikiran yang dilontarkannya yang terakadang “nabrak” al-
qur’an, hadits dan pandangan mayoritas ulama, ketika mereka
beranggapan ada kepentingan yang “lebih tinggi” yang diabaikan, yaitu
Hak Asasi Manusi (HAM).
Pandangan Ulil tentang : pembenaran terhadap agama-agama yang lain
selain Islam ; tidak mengakui bahwa Islam adalah agama yang berfungsi
sebagai agama pembatal (nasikh) terhadap agama-agama sebelumnya ;
tidak sepakat terminology “kafir” disandangkan kepada kelompok non
muslim; tidak mengakui adanya wacana “dar al-islam dan dar al-harbi”;
Ahmadiyah masih dianggap sebagai “komunitas muslim” jarang sekali
didasarkan pada argumentasi yang diakui oleh kaum muslimin, atau
kalangan nahdliyin. Kalaupun menampilkan ayat al-qur’an sebagai
argumentasi, biasanya hanya dipotong untuk mendukung pandangan
pribadinya. Berikut ini beberapa pandangan kontroversial Ulil yang
banyak ditolak karena tidak didasarkan pada dalil dan argumentasi yang
kuat.
Pemikiran Ulil tentang masalah ini masih belum dijelaskan secara utuh,
sehingga yang bisa dilakukan selanjutnya adalah mencoba menebak
kira-kira yang dimaksud “bebas” dalam konteks di atas, apakah bebas –
sebebas-bebasnya (tanpa resiko), ataukah bebas beresiko. Nampaknya
yang dimaksud oleh Ulil sehingga menjadi kontroversial adalah bebas-
sebebas-bebasnya (tanpa resiko). Hal ini sangat tampak dari
pemikirannya tentang bahwa Agama Islam tidaklah memiliki fungsi
Halaman 5
membatalkan (nasikh) untuk agama-agama sebelumnya. Semua agama
dalam pandangan Ulil adalah benar.
Ada dua potongan ayat al-qur’an yang dijadikan sebagai dasar oleh Ulil
dalam mengemukakan pandangannya, yaitu surat al-baqarah :256. dan
al-Kahfi : 29 yang berbunyi :
ِ‫ﻦ‬‫ﱢﯾ‬‫ﺪ‬‫اﻟ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ َ‫ه‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﻛ‬ِ‫إ‬ َ‫ﻻ‬
ْ‫ُﺮ‬‫ﻔ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺷ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻣ‬َ‫و‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ْ‫ُﺆ‬‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺷ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻤ‬َ‫ﻓ‬
Dua potongan ayat di atas, apabila dipahami lepas dari konteks dan
konsiderannya, seakan-akan memberikan kebebasan yang mutlak dan
tanpa batas kepada siapapun untuk beragama, atau tidak beragama;
untuk beragama islam atau bukan Islam. Pemahaman yang lepas dari
konteks dan konsiderannya semacam inilah nampaknya yang dipilih
oleh Ulil, dan hal ini oleh Ulil dianggap bagian dari ajaran agama yang
paling qath’iy setelah ajaran tentang monoteisme.
Untuk mengklarifikasi, apakah potongan ayat di atas harus dipahami
demikian, marilah kita baca ayat di atas secara lengkap. Bunyi lengkap
surat al-baqarah : 256 adalah :
” Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya
Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu
barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada
Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang
amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha Mengetahui.”
Secara sederhana ayat di atas ditafsirkan oleh tafsir al-jalalain dengan :
{ ‫اﻟﺪﯾﻦ‬ ‫ِﻰ‬‫ﻓ‬ َ‫ه‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﻛ‬ِ‫إ‬ ‫ﻵ‬{‫ﻓﯿﮫ‬ ‫اﻟﺪﺧﻮل‬ ‫ﻋﻠﻰ‬}‫اﻟﻐﻲ‬ َ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ ‫اﻟﺮﺷﺪ‬ َ‫ﱠﻦ‬‫ﯿ‬َ‫ﺒ‬‫ﱠ‬‫ﺗ‬ ‫َﺪ‬‫ﻗ‬{‫أن‬ ‫اﻟﺒﯿﻨﺎت‬ ‫ﺑﺎﻵﯾﺎت‬ ‫ظﮭﺮ‬ ‫أي‬
Halaman 6
‫رﺷ‬ ‫اﻹﯾﻤﺎن‬ّ‫ﻲ‬‫ﻏ‬ ‫واﻟﻜﻔﺮ‬ ‫ﺪ‬
Sementara Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas dengan :
‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬ ‫ﯾﻘﻮل‬:}‫ﱢﯾﻦ‬‫ﺪ‬‫اﻟ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ َ‫ه‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﻛ‬ِ‫إ‬ ‫ﻻ‬{‫أي‬:‫ﺑﯿﻦ‬ ‫ﻓﺈﻧﮫ‬ ‫اﻹﺳﻼم‬ ‫دﯾﻦ‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫اﻟﺪﺧﻮل‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ ‫ًا‬‫ﺪ‬‫أﺣ‬ ‫ﺗﻜﺮھﻮا‬ ‫ﻻ‬
‫ﷲ‬ ‫ھﺪاه‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫ﺑﻞ‬ ،‫ﻓﯿﮫ‬ ‫اﻟﺪﺧﻮل‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ ‫أﺣﺪ‬ ‫ﯾﻜﺮه‬ ‫أن‬ ‫إﻟﻰ‬ ‫ﯾﺤﺘﺎج‬ ‫ﻻ‬ ‫وﺑﺮاھﯿﻨﮫ‬ ‫دﻻﺋﻠﮫ‬ ‫ﺟﻠﻲ‬ ‫واﺿﺢ‬
‫ﻟﻺﺳﻼم‬‫ﺳﻤﻌﮫ‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ ‫وﺧﺘﻢ‬ ‫ﻗﻠﺒﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫أﻋﻤﻰ‬ ‫وﻣﻦ‬ ،‫ﺑﯿﻨﺔ‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ ‫ﻓﯿﮫ‬ ‫دﺧﻞ‬ ‫ﺑﺼﯿﺮﺗﮫ‬ ‫وﻧﻮر‬ ‫ﺻﺪره‬ ‫وﺷﺮح‬
‫ًا‬‫ر‬‫ﻣﻘﺴﻮ‬ ‫ﻣﻜﺮھﺎ‬ ‫اﻟﺪﯾﻦ‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫اﻟﺪﺧﻮل‬ ‫ﯾﻔﯿﺪه‬ ‫ﻻ‬ ‫ﻓﺈﻧﮫ‬ ‫.وﺑﺼﺮه‬
Dari penafsiran dua kitab tafsir yang biasa dijadikan sebagai rujukan
oleh kalangan nahdliyin di atas dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
 Seseorang dilarang untuk dipaksa untuk masuk agama Islam.
 Mempercayai Islam adalah sebuah kebenaran, sedangkan ingkar
terhadap Islam merupakan sebuah kesesatan
 Orang yang masuk Islam termasuk dalam kategori orang yang
mendapatkan petunjuk ari Allah, sedangkan orang yang menolak
Islam termasuk orang yang buta hatinya.
Sedangkan bunyi lengkap surat al-Kahfi : 29 adalah :
َ‫أ‬ ‫ًا‬‫ر‬‫َﺎ‬‫ﻧ‬ َ‫ِﯿﻦ‬‫ﻤ‬ِ‫ﻟ‬‫ﱠﺎ‬‫ﻈ‬‫ِﻠ‬‫ﻟ‬ ‫َﺎ‬‫ﻧ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻋ‬َ‫أ‬ ‫ﱠﺎ‬‫ﻧ‬ِ‫إ‬ ْ‫ُﺮ‬‫ﻔ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺷ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻣ‬َ‫و‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ْ‫ُﺆ‬‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺷ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻤ‬َ‫ﻓ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﱢ‬‫ﺑ‬َ‫ر‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﱡ‬‫ﻖ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ِ‫ﻞ‬ُ‫ﻗ‬َ‫و‬َ‫ط‬‫ﺎ‬َ‫ﺣ‬‫َﺎ‬‫ﮭ‬ُ‫ﻗ‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ُ‫ﺳ‬ ْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬ِ‫ﺑ‬
‫ًﺎ‬‫ﻘ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﺗ‬ْ‫ُﺮ‬‫ﻣ‬ ْ‫َت‬‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺳ‬َ‫و‬ ُ‫اب‬َ‫ﺮ‬‫ﱠ‬‫ﺸ‬‫اﻟ‬ َ‫ْﺲ‬‫ﺌ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫ه‬‫ُﻮ‬‫ﺟ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ‫ِي‬‫ﻮ‬ْ‫ﺸ‬َ‫ﯾ‬ ِ‫ﻞ‬ْ‫ﮭ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫َﺎ‬‫ﻛ‬ ٍ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ُﻮا‬‫ﺛ‬‫َﺎ‬‫ﻐ‬ُ‫ﯾ‬ ‫ُﻮا‬‫ﺜ‬‫ﯿ‬ِ‫َﻐ‬‫ﺘ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﯾ‬ ْ‫ِن‬‫إ‬َ‫و‬
” Dan Katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka
barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan
barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”. Sesungguhnya kami
Telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka
akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat
istirahat yang paling jelek.”
Imam al-Thabari memberikan penafsiran ayat di atas dengan :
‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ‫ﻣﺤﻤﺪ‬ ‫ﻟﻨﺒﯿﮫ‬ ‫ذﻛﺮه‬ ‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬ ‫ﯾﻘﻮل‬:‫ﻋﻦ‬ ‫ﻗﻠﻮﺑﮭﻢ‬ ‫أﻏﻔﻠﻨﺎ‬ ‫اﻟﺬﯾﻦ‬ ‫ﻟﮭﺆﻻء‬ ‫ﻣﺤﻤﺪ‬ ‫ﯾﺎ‬ ‫وﻗﻞ‬
‫اﻟﮭﺪى‬ ‫وﺑﯿﺪه‬ ،‫واﻟﺤﺬﻻن‬ ‫اﻟﺘﻮﻓﯿﻖ‬ ‫وإﻟﯿﮫ‬ ،‫ﻋﻨﺪرﺑﻜﻢ‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫اﻟﻨﺎس‬ ‫أﯾﮭﺎ‬ ّ‫ﻖ‬‫اﻟﺤ‬ ،‫أھﻮاءھﻢ‬ ‫واﺗﺒﻌﻮا‬ ،‫ذﻛﺮﻧﺎ‬
‫إﻟﻲ‬ ‫ﻟﯿﺲ‬ ،‫ﻓﯿﻜﻔﺮ‬ ‫اﻟﮭﺪى‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﯾﺸﺎء‬ ‫ﻣﻦ‬ ّ‫ﻞ‬‫وﯾﻀ‬ ،‫ﻓﯿﺆﻣﻦ‬ ،‫ﻟﻠﺮﺷﺎد‬ ‫ﻣﻨﻜﻢ‬ ‫ﯾﺸﺎء‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫ﯾﮭﺪي‬ ‫واﻟﻀﻼل‬‫ﻣﻦ‬
Halaman 7
‫ﺑﻜﻢ‬ ‫أﺣﺎط‬ ‫ﻧﺎر‬ ‫ﺑﮫ‬ ‫ﻛﻔﺮﻛﻢ‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ ‫رﺑﻜﻢ‬ ‫ﻟﻜﻢ‬ ‫أﻋﺪ‬ ‫ﻓﻘﺪ‬ ‫ﻛﻔﺮﺗﻢ‬ ‫إن‬ ‫ﻓﺈﻧﻜﻢ‬ ،‫ﻓﺎﻛﻔﺮوا‬ ‫ﺷﺌﺘﻢ‬ ‫وإن‬ ،‫ﻓﺂﻣﻨﻮا‬
‫طﺎﻋﺘﮫ‬ ‫ﻷھﻞ‬ ‫ﷲ‬ ‫وﺻﻒ‬ ‫ﻣﺎ‬ ‫ﻟﻜﻢ‬ ‫ﻓﺈن‬ ،‫ﺑﻄﺎﻋﺘﮫ‬ ‫وﻋﻤﻠﺘﻢ‬ ‫ﺑﮫ‬ ‫آﻣﻨﺘﻢ‬ ‫وإن‬ ،‫.ﺳﺮادﻗﮭﺎ‬
Sementara wahbah Zuhaili di dalam tafsir Munirnya menafsirkan ayat di
atas dengan :
‫وﻷﺻﺤﺎﺑﮫ‬ ‫ﻟﻠﻨﺒﻲ‬ ‫ﺧﻄﺎب‬ ِ‫ﻞ‬ُ‫ﻗ‬َ‫و‬.‫اﻟﻘﺮآن‬ ‫وﻣﻨﮫ‬ ‫اﻟﺤﻖ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﱢ‬‫ﺑ‬َ‫ر‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﱡ‬‫ﻖ‬َ‫ْﺤ‬‫ﻟ‬‫ا‬ : ‫ﻻ‬ ،‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬ ّ‫ﷲ‬ ‫ﺟﮭﺔ‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫ﯾﻜﻮن‬ ‫ﻣﺎ‬
‫اﻟﮭﻮى‬ ‫ﯾﻘﺘﻀﯿﮫ‬ ‫ﻣﺎ‬.‫ووﻋﯿﺪ‬ ‫ﻟﮭﻢ‬ ‫ﺗﮭﺪﯾﺪ‬ ْ‫ُﺮ‬‫ﻔ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫ﺷﺎ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻣ‬َ‫و‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ْ‫ُﺆ‬‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫ﺷﺎ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻤ‬َ‫ﻓ‬
Sedangkan Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas dengan :
‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ‫ﻣﺤﻤﺪ‬ ‫ﻟﺮﺳﻮﻟﮫ‬ ‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬ ‫ﯾﻘﻮل‬:‫ﻟﻠﻨﺎس‬ ‫ﻣﺤﻤﺪ‬ ‫ﯾﺎ‬ ‫وﻗﻞ‬:‫ﻣﻦ‬ ‫ﺑﮫ‬ ‫ﺟﺌﺘﻜﻢ‬ ‫اﻟﺬي‬ ‫ھﺬا‬
‫ﺷﻚ‬ ‫وﻻ‬ ‫ﻓﯿﮫ‬ ‫ﻣﺮﯾﺔ‬ ‫ﻻ‬ ‫اﻟﺬي‬ ‫اﻟﺤﻖ‬ ‫ھﻮ‬ ‫رﺑﻜﻢ‬}ْ‫ُﺮ‬‫ﻔ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺷ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻣ‬َ‫و‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ْ‫ُﺆ‬‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺷ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻤ‬َ‫ﻓ‬{‫ﺑﺎب‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫ھﺬا‬
‫واﻟﻮﻋﯿ‬ ‫اﻟﺘﮭﺪﯾﺪ‬‫اﻟﺸﺪﯾﺪ؛‬ ‫ﺪ‬
Dari penafsiran tiga kitab tafsir yang cukup mu’tabar di atas dapat
disimpulkan bahwa tidak tepat menjadikan ayat di atas sebagai
argumentasi untuk sebuah “kebebasan beragama” dalam arti sebebas-
bebasnya, karena ayat di atas disebutkan dalam konteks ancaman atau
al-tahdid wa al-wa’id al-syadid.
Dari uraian di atas jelas sekali bahwa yang dimaksud dengan kebebasan
beragama adalah bebas beresiko, bukan bebas dalam arti sebebas-
bebasnya. Hal ini menjadi lebih jelas lagi dengan adanya dukungan dari
ayat dalam surat Ali Imran : 19 yang berbunyi :
ِ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ُ‫ﻢ‬ُ‫ھ‬َ‫ء‬‫ﺎ‬َ‫ﺟ‬ ‫َﺎ‬‫ﻣ‬ ِ‫ﺪ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﱠ‬‫ِﻻ‬‫إ‬ َ‫َﺎب‬‫ﺘ‬ِ‫ﻜ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ‫ُﻮا‬‫ﺗ‬‫ُو‬‫أ‬ َ‫ِﯾﻦ‬‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ا‬ َ‫َﻒ‬‫ﻠ‬َ‫ﺘ‬ْ‫اﺧ‬ ‫َﺎ‬‫ﻣ‬َ‫و‬ ُ‫م‬ َ‫ْﻼ‬‫ﺳ‬ِ ْ‫اﻹ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ َ‫ﺪ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻋ‬ َ‫ﱢﯾﻦ‬‫ﺪ‬‫اﻟ‬ ‫ِنﱠ‬‫إ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﺑ‬ ‫ًﺎ‬‫ﯿ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﺑ‬ ُ‫ﻢ‬ْ‫ﻠ‬
‫ا‬ ُ‫ﻊ‬‫ِﯾ‬‫ﺮ‬َ‫ﺳ‬ َ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ‫ِنﱠ‬‫ﺈ‬َ‫ﻓ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ِ‫ت‬‫َﺎ‬‫ﯾ‬‫ِﺂ‬‫ﺑ‬ ْ‫ُﺮ‬‫ﻔ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﯾ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻣ‬َ‫و‬ِ‫ب‬‫َﺎ‬‫ﺴ‬ِ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬
” Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.
tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di
antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka
Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”
Dan ayat yang lain dalam surat Ali Imran : 85 yang berbunyi :
َ‫ِﯾﻦ‬‫ﺮ‬ِ‫ﺳ‬‫ﺎ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ َ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ ِ‫ة‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﺧ‬ ْ‫اﻵ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ َ‫ﻮ‬ُ‫ھ‬َ‫و‬ ُ‫ﮫ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ َ‫ﻞ‬َ‫ﺒ‬ْ‫ﻘ‬ُ‫ﯾ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ ‫ًﺎ‬‫ﻨ‬‫ِﯾ‬‫د‬ ِ‫م‬ َ‫ْﻼ‬‫ﺳ‬ِ ْ‫اﻹ‬ َ‫ﺮ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﻏ‬ ِ‫ﻎ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﯾ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻣ‬َ‫و‬
Halaman 8
” Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi.”
Dua ayat di atas sebenarnya juga disitir oleh Ulil di beberapa tulisannya,
akan tetapi Ulil tidak sepakat terhadap pengertian dhahir nash karena hal
ini akan mengarah pada absolutisme yang pada gilirannya akan
mengancam adanya dialog antar agama . Harus ditafsiri bagaimana dua
ayat di atas ? sayang sekali Ulil tidak memberikan komentar dan
penjelasan sama sekali.
Bagi Ulil, seseorang bebas apakah akan masuk Islam, atau tidak. Pun
juga demikian, setelah masuk Islam seseorang bebas menentukan pilihan
paham keislamannya; apakah akan berpaham wahabi, syi’ah,
ahlussunnah, atau yang lain. Yang menarik disini adalah Ulil tidak
berani menentukan sikap mana yang benar diantara paham-paham
tersebut, bahkan nampaknya mengarah pada sebuah pemahaman bahwa
aliran-aliran yang ada di dalam Islam semuanya benar. Dan hal ini
bertentangan dengan hadits nabi yang berbunyi :
‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬ِ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬ ِ‫ﺲ‬َ‫ﻧ‬َ‫أ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ُ‫ة‬َ‫د‬‫َﺎ‬‫ﺘ‬َ‫ﻗ‬ ‫َﺎ‬‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬ ‫ٍو‬‫ﺮ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬ ‫ُﻮ‬‫ﺑ‬َ‫أ‬ ‫َﺎ‬‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬ ٍ‫ِﻢ‬‫ﻠ‬ْ‫ﺴ‬ُ‫ﻣ‬ ُ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ ُ‫ﺪ‬‫ِﯿ‬‫ﻟ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ‫َﺎ‬‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬ ٍ‫ر‬‫ﱠﺎ‬‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬ ُ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ ُ‫م‬‫َﺎ‬‫ﺸ‬ِ‫ھ‬ ‫َﺎ‬‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ٍ‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬‫َﺎ‬‫ﻣ‬
ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ُ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬-‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬-»ً‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬ْ‫ِﺮ‬‫ﻓ‬ َ‫ﯿﻦ‬ِ‫ْﻌ‬‫ﺒ‬َ‫ﺳ‬َ‫و‬ ‫َى‬‫ﺪ‬ْ‫ِﺣ‬‫إ‬ ‫َﻰ‬‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ ْ‫َﺖ‬‫ﻗ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻓ‬‫ا‬ َ‫ِﯿﻞ‬‫ﺋ‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺳ‬ِ‫إ‬ ‫ِﻰ‬‫ﻨ‬َ‫ﺑ‬ ‫ِنﱠ‬‫إ‬‫ِنﱠ‬‫إ‬َ‫و‬
ُ‫ﺔ‬َ‫ﻋ‬‫َﺎ‬‫ﻤ‬َ‫ﺠ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ َ‫ﻰ‬ِ‫ھ‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ﺪ‬ِ‫ﺣ‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ﱠ‬‫ﻻ‬ِ‫إ‬ ِ‫ر‬‫ﱠﺎ‬‫ﻨ‬‫اﻟ‬ ‫ِﻰ‬‫ﻓ‬ ‫َﺎ‬‫ﮭ‬‫ﱡ‬‫ﻠ‬ُ‫ﻛ‬ ً‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬ْ‫ِﺮ‬‫ﻓ‬ َ‫ﯿﻦ‬ِ‫ْﻌ‬‫ﺒ‬َ‫ﺳ‬َ‫و‬ ِ‫ﻦ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﺛ‬ ‫َﻰ‬‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ ُ‫ق‬ِ‫ﺮ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﺳ‬ ‫ِﻰ‬‫ﺘ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫أ‬«)‫ﻣﺎﺟﮫ‬ ‫اﺑﻦ‬ ‫رواه‬
)
Sisi Lain dalam Kebebasan Beragama
Ada dua hal yang perlu direnungkan dalam kaitannya dengan kebebasan
beragama; yang pertama adalah : semua agama, keyakinan, kepercayaan,
madzhab dan firqah yang ada di dunia ini pasti memiliki konsep
dakwah. Dengan konsep ini semua agama, keyakinan, kepercayaan,
madzhab dan firqah yang ada di dunia ini pasti memiliki keinginan
untuk menyebarluaskan keyakinan dan ajarannya. Kristenisasi,
wahabisasi, syi’aisasi dan seterusnya bukanlah merupakan sekedar
wacana yang tidak konkrit dan hanya ada di dalam tataran ide, akan
tetapi secara real memang ada wujud nyatanya. Karena demikian,
meskipun penting untuk selalu mengembangkan dan menjunjung tinggi
Halaman 9
ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah, akan tetapi penting juga
untuk selalu memperhatikan peringatan Allah yang terdapat di dalam
surat al-Baqarah : 120 yang berbunyi :
‫ﻰ‬َ‫ﺿ‬ْ‫َﺮ‬‫ﺗ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻟ‬َ‫و‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﺘ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬ِ‫ﻣ‬ َ‫ﻊ‬ِ‫ﺒ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬َ‫ﺗ‬ ‫ﱠﻰ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬ ‫ى‬َ‫ر‬‫ﺎ‬َ‫ﺼ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫اﻟ‬ َ‫َﻻ‬‫و‬ ُ‫د‬‫ُﻮ‬‫ﮭ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ َ‫ﻚ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻋ‬
” Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu
hingga kamu mengikuti agama mereka.”
Dan juga ayat al-qur’an dalam surat al-Baqrah : 217 yang berbunyi :
َ‫ُﻮن‬‫ﻟ‬‫ا‬َ‫ﺰ‬َ‫ﯾ‬ َ‫َﻻ‬‫و‬‫ُﻮا‬‫ﻋ‬‫َﺎ‬‫ﻄ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺳ‬‫ا‬ ِ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ِ‫ﻨ‬‫ِﯾ‬‫د‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻛ‬‫ﱡو‬‫د‬ُ‫ﺮ‬َ‫ﯾ‬ ‫ﱠﻰ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﻧ‬‫ُﻮ‬‫ﻠ‬ِ‫ﺗ‬‫َﺎ‬‫ﻘ‬ُ‫ﯾ‬
“mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya
mereka sanggup.”
Untuk memberikan kepastian kepada umat, khususnya warga nahdliyin
–agar mereka memiliki pegangan yang kuat dan pada akhirnya dapat
menolak dakwah dan ajakan kelompok lain- kita harus berani secara
tegas mengatakan bahwa agama yang benar hanyalah Islam, sedangkan
yang lain salah, atau bahkan kita harus berani mengatakan bahwa faham
keislaman yang paling benar adalah faham ahlu sunnah wa al-jama’ah.
Yang perlu dijadikan sebagai catatan adalah pandangan bahwa agama
yang benar hanyalah Islam, dan faham keagamaan yang paling benar
hanyalah ahlussunnah wa al-jama’ah tidak lantas justru menjadikan kita
beringas, anarkis, ekstrim dan lain sebagainya. Watak tasamuh terhadap
kelompok laion yang berbeda yang menjadi ciri khas Nahdlatul Ulama
sudah terbukti dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Nahdlatul Ulama
tidak sama sekali melarang warganya untuk berinteraksi dengan
kelompok lain, karena kita yakin secara pasti bahwa pluralitas agama
dan faham keagamaan merupakan realitas yang harus diterima. Sikap
lakum dinukum wa liya dini, serta sikap lana a’maluna wa lakum
a’malukum adalah sikap yang biasa dilakukan oleh kalangan Nahdlatul
Ulama dalam menghadapi realitas ini.
Dan yang kedua adalah konsep al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu ‘an al-
munkar. Jika kebebasan beragama dan berfaham keagamaan dalam arti
Halaman 10
sebebas-bebasnya hanya dimaksudkan untuk sebuah toleransi, maka
sebenarnya NU tidak perlu diajari tentang masalah ini. Karena sejak
awal NU telah membuktikan sikap toleran terhadap realitas
keberagaman (pluralitas) yang ada. Jadi permasalahan utamanya bukan
terletak pada toleransi atau intoleransi, akan tetapi terletak pada realitas
dimana faham ahlu al-sunnah wa al-jama’ah sedang dirongrong dan
digerogoti oleh berbagai pihak. Dalam konteks semacam ini, maka NU
harus melakukan al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu an al-munkar demi
tetap tegakkan ajaran ahlu al-sunnah wa al-jamaah di bumi pertiwi ini.
Hal ini sesuai dengan tujuan NU didirikan, sebagaimana yang terdapat di
dalam anggaran dasar Nahdlatul Ulama.
== Selesai ==

More Related Content

What's hot

Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkanKaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Uzairi Azali
 
Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6
Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6
Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6
Ra Hardianto
 
Tasawuf
TasawufTasawuf
Tasawuf
atiyu
 

What's hot (20)

Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
Buku Studi Islam 3 (Dr. Ahmad Alim, LC. MA.)
 
"Hadith-Hadith Dhaif Bersangkut Haji Yang Dilemahkan Oleh : Al-`Ulwan , Al-Th...
"Hadith-Hadith Dhaif Bersangkut Haji Yang Dilemahkan Oleh : Al-`Ulwan , Al-Th..."Hadith-Hadith Dhaif Bersangkut Haji Yang Dilemahkan Oleh : Al-`Ulwan , Al-Th...
"Hadith-Hadith Dhaif Bersangkut Haji Yang Dilemahkan Oleh : Al-`Ulwan , Al-Th...
 
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkanKaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
Kaedah kedua dalam al qawaid al-fiqhiyyah(keyakinan tidak boleh dihilangkan
 
01 pentingnya niat yang benar nasihat ustadz
01 pentingnya niat yang benar   nasihat ustadz01 pentingnya niat yang benar   nasihat ustadz
01 pentingnya niat yang benar nasihat ustadz
 
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
Syariah dan khilafah mewujudkan rahmatan lil alamin (Edisi 1)
 
Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6
Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6
Pokok pokok-manhaj-salaf-1-6
 
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidihaKaidah cabang al umuru bi maqasidiha
Kaidah cabang al umuru bi maqasidiha
 
TASAWUF PERBANDINGAN (HAL DAN MAQAM)
TASAWUF PERBANDINGAN (HAL DAN MAQAM)TASAWUF PERBANDINGAN (HAL DAN MAQAM)
TASAWUF PERBANDINGAN (HAL DAN MAQAM)
 
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syakMakalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
 
Metode ijtihad mui
Metode ijtihad muiMetode ijtihad mui
Metode ijtihad mui
 
Syahadat Sempurna - Langkah Kecil Kokohkan Iman
Syahadat Sempurna - Langkah Kecil Kokohkan ImanSyahadat Sempurna - Langkah Kecil Kokohkan Iman
Syahadat Sempurna - Langkah Kecil Kokohkan Iman
 
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNAAqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
Aqidah akhlak - Aliran Ilmu Kalam "Aliran Syiah" MAN MODEL BNA
 
Ulama–ulama pembela da’wah salafiyah dahulu hingga sekarang
Ulama–ulama pembela da’wah salafiyah dahulu hingga sekarangUlama–ulama pembela da’wah salafiyah dahulu hingga sekarang
Ulama–ulama pembela da’wah salafiyah dahulu hingga sekarang
 
Al- Ghaibah & Al-Hudhur
Al- Ghaibah & Al-HudhurAl- Ghaibah & Al-Hudhur
Al- Ghaibah & Al-Hudhur
 
Aqidah
AqidahAqidah
Aqidah
 
Tasawuf
TasawufTasawuf
Tasawuf
 
Pemantapan Aswaja
Pemantapan AswajaPemantapan Aswaja
Pemantapan Aswaja
 
Al tazkiyat al-nafs
Al tazkiyat al-nafsAl tazkiyat al-nafs
Al tazkiyat al-nafs
 
Adab dan akhlak dlm kesempurnaan islam
Adab dan akhlak dlm kesempurnaan islamAdab dan akhlak dlm kesempurnaan islam
Adab dan akhlak dlm kesempurnaan islam
 
Memahami makna khusyu'
Memahami makna khusyu'Memahami makna khusyu'
Memahami makna khusyu'
 

Similar to Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah

BUKLET Kewajiban Syariah Islam PDF
BUKLET Kewajiban Syariah Islam PDFBUKLET Kewajiban Syariah Islam PDF
BUKLET Kewajiban Syariah Islam PDF
Anas Wibowo
 
Aqidah islamiyah
Aqidah islamiyahAqidah islamiyah
Aqidah islamiyah
nyongkoh
 
BUKU MAFAHIM BKLDK _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( LENGKAP )
BUKU MAFAHIM BKLDK _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( LENGKAP ) BUKU MAFAHIM BKLDK _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( LENGKAP )
BUKU MAFAHIM BKLDK _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( LENGKAP )
downloadbukumafahim
 
Inti Ajaran Islam
Inti Ajaran IslamInti Ajaran Islam
Inti Ajaran Islam
infomiftah
 

Similar to Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah (20)

Pemikiran taqiyuddin an nabhaniy terhadap akidah dan akhlak
Pemikiran taqiyuddin an nabhaniy terhadap akidah dan akhlakPemikiran taqiyuddin an nabhaniy terhadap akidah dan akhlak
Pemikiran taqiyuddin an nabhaniy terhadap akidah dan akhlak
 
6 Pilar Akidah Dan manhaj
6 Pilar Akidah Dan manhaj6 Pilar Akidah Dan manhaj
6 Pilar Akidah Dan manhaj
 
Rukun al fahmu pt 8
Rukun al fahmu pt 8Rukun al fahmu pt 8
Rukun al fahmu pt 8
 
Rukun al fahmu pt 7
Rukun al fahmu pt 7Rukun al fahmu pt 7
Rukun al fahmu pt 7
 
BUKLET Kewajiban Syariah Islam PDF
BUKLET Kewajiban Syariah Islam PDFBUKLET Kewajiban Syariah Islam PDF
BUKLET Kewajiban Syariah Islam PDF
 
Aqidah islamiyah
Aqidah islamiyahAqidah islamiyah
Aqidah islamiyah
 
Bahaya taqlid buta
Bahaya taqlid butaBahaya taqlid buta
Bahaya taqlid buta
 
Bidang akidah
Bidang akidahBidang akidah
Bidang akidah
 
BUKU MAFAHIM BKLDK _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( LENGKAP )
BUKU MAFAHIM BKLDK _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( LENGKAP ) BUKU MAFAHIM BKLDK _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( LENGKAP )
BUKU MAFAHIM BKLDK _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( LENGKAP )
 
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyah
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyahTarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyah
Tarbiyah bermarhalah bid'ah kah? Jawaban pembelaan wahdah islamiyah
 
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptxTUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
TUGAS PERBAIKAN NILAI IDRUS.pptx
 
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq TasawufKonsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
 
Modern
ModernModern
Modern
 
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1
Pertemuan 7 sumber hukum islam part.1
 
Adab terhadap Al-Qur'an
Adab terhadap Al-Qur'anAdab terhadap Al-Qur'an
Adab terhadap Al-Qur'an
 
Sti 1 akidah akhlak
Sti 1 akidah akhlakSti 1 akidah akhlak
Sti 1 akidah akhlak
 
Inti Ajaran Islam
Inti Ajaran IslamInti Ajaran Islam
Inti Ajaran Islam
 
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptxAKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptx
 
Inti Agama Islam
Inti Agama IslamInti Agama Islam
Inti Agama Islam
 
Jundullah said hawwa
Jundullah  said hawwaJundullah  said hawwa
Jundullah said hawwa
 

More from Mohammad Luqman Firmansyah

Meniti kesempurnaan iman - Habib Munzir Al-Musawa
Meniti kesempurnaan iman - Habib Munzir Al-MusawaMeniti kesempurnaan iman - Habib Munzir Al-Musawa
Meniti kesempurnaan iman - Habib Munzir Al-Musawa
Mohammad Luqman Firmansyah
 
Kitab Fiqih Muhammadiyah Jilid III
Kitab Fiqih Muhammadiyah Jilid IIIKitab Fiqih Muhammadiyah Jilid III
Kitab Fiqih Muhammadiyah Jilid III
Mohammad Luqman Firmansyah
 

More from Mohammad Luqman Firmansyah (9)

Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21Tata cara pemotongan pph pasal 21
Tata cara pemotongan pph pasal 21
 
Kenalilah aqidahmu 2 habib munzir almusawa
Kenalilah aqidahmu 2   habib munzir almusawaKenalilah aqidahmu 2   habib munzir almusawa
Kenalilah aqidahmu 2 habib munzir almusawa
 
Meniti kesempurnaan iman - Habib Munzir Al-Musawa
Meniti kesempurnaan iman - Habib Munzir Al-MusawaMeniti kesempurnaan iman - Habib Munzir Al-Musawa
Meniti kesempurnaan iman - Habib Munzir Al-Musawa
 
Pentakfiran dan Penyesatan Wahabi Terhadap Ummat
Pentakfiran dan Penyesatan Wahabi Terhadap UmmatPentakfiran dan Penyesatan Wahabi Terhadap Ummat
Pentakfiran dan Penyesatan Wahabi Terhadap Ummat
 
Syiah Imamiyah, Ideologi dan Ajarannya
Syiah Imamiyah, Ideologi dan AjarannyaSyiah Imamiyah, Ideologi dan Ajarannya
Syiah Imamiyah, Ideologi dan Ajarannya
 
Kitab Fiqih Muhammadiyah Jilid III
Kitab Fiqih Muhammadiyah Jilid IIIKitab Fiqih Muhammadiyah Jilid III
Kitab Fiqih Muhammadiyah Jilid III
 
Risalah Pengantar Memahami Aswaja
Risalah Pengantar Memahami AswajaRisalah Pengantar Memahami Aswaja
Risalah Pengantar Memahami Aswaja
 
Do'a-Do'a Istikharah
Do'a-Do'a IstikharahDo'a-Do'a Istikharah
Do'a-Do'a Istikharah
 
Kumpulan Shalawat Pilihan
Kumpulan Shalawat PilihanKumpulan Shalawat Pilihan
Kumpulan Shalawat Pilihan
 

Recently uploaded

PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 

Recently uploaded (20)

Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNaufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Naufal Khawariz_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docxDokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
Dokumen Tindak Lanjut Pengelolaan Kinerja Guru.docx
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptxSejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
Sejarah dan Perkembangan Agama Hindu.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 

Kritik Terhadap Pemikiran Ulil Abshar Abdallah

  • 1. Oleh: Muhammad Idrus Ramli | www.ebookislami.net | 2013 KRITIK TERHADAP PEMIKIRAN ULIL ABSHAR ABDALLAH
  • 2. Halaman 2 Usaha Membaca dan memahami pikiran ulil dan teman-temannya termasuk dalam kategori “pekerjaan” berat. Hal ini disebabkan karena lontaran pikirannya seringkali tidak didasarkan pada dasar metodologi yang absah dan ilmiyah, sehingga buah pikiran yang dilontarkannya tidak lebih dari hanya sekedar “pikiran nakal” yang tidak terlalu penting untuk ditanggapi. Sebuah produk pemikiran dari siapapun, apabila akan dijadikan sebagai bagian dari pemikiran Islam, maka harus ada dasar yang melandasinya, baik dari alqur’an, hadits, ijma’, qiyas atau dalil-dalil yang lain. Sulit menerima dan menganggap sebuah produk pemikiran merupakan bagian dari Islam ketika produk pemikiran tersebut tidak didasarkan pada dalil- dalil yang sah.Pandangan semacam ini sebenarnya didasarkan pada sebuah ayat al-qur’an yang berbunyi َ‫ﯾ‬َ‫ﺷ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﺘ‬ْ‫ﻋ‬َ‫ز‬‫َﺎ‬‫ﻨ‬َ‫ﺗ‬ ْ‫ِن‬‫ﺈ‬َ‫ﻓ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ ِ‫ﺮ‬ْ‫ﻣ‬َ ْ‫اﻷ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻟ‬‫ُو‬‫أ‬َ‫و‬ َ‫ُﻮل‬‫ﺳ‬‫ﱠ‬‫ﺮ‬‫اﻟ‬ ‫ُﻮا‬‫ﻌ‬‫ﯿ‬ِ‫َط‬‫أ‬َ‫و‬ َ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ‫ُﻮا‬‫ﻌ‬‫ﯿ‬ِ‫ط‬َ‫أ‬ ‫ُﻮا‬‫ﻨ‬َ‫ﻣ‬‫آ‬ َ‫ِﯾﻦ‬‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ا‬ ‫َﺎ‬‫ﮭ‬‫ﱡ‬‫ﯾ‬َ‫أ‬ ‫ﺎ‬ُ‫ه‬‫ﱡو‬‫د‬ُ‫ﺮ‬َ‫ﻓ‬ ٍ‫ء‬ْ‫ﻲ‬ ً‫ﯾﻼ‬ Abdul Wahab Khalaf menjelaskan ayat di atas dengan : ‫ﻣﻦ‬ ‫اﻻﻣﺮ‬ ‫اوﻟﻰ‬ ‫ﺑﺎطﺎﻋﺔ‬ ‫واﻻﻣﺮ‬ ‫واﻟﺴﻨﺔ‬ ‫اﻟﻘﺮأن‬ ‫ﺑﺎﺗﺒﺎع‬ ‫اﻣﺮ‬ ‫رﺳﻮﻟﮫ‬ ‫واطﺎﻋﺔ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺑﺎطﺎﻋﺔ‬ ‫ﻓﺎﻻﻣﺮ‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫اﻻﻣﺮاﻟﺘﺸﺮﯾﻌﻲ‬ ‫اوﻟﻮ‬ ‫ﻻﻧﮭﻢ‬ ‫اﻻﺣﻜﺎم‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫اﻟﻤﺠﺘﮭﺪﯾﻦ‬ ‫ﻛﻠﻤﺔ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫اﺗﻔﻘﺖ‬ ‫ﻣﺎ‬ ‫ﺑﺎﺗﺒﺎع‬ ‫اﻣﺮ‬ ‫اﻟﻤﺴﻠﻤﯿﻦ‬ ‫ا‬ ‫ﺑﺮد‬ ‫واﻻﻣﺮ‬ ‫اﻟﻤﺴﻠﻤﯿﻦ‬‫وﻻ‬ ‫ﻧﺺ‬ ‫ﻻ‬ ‫ﺣﯿﺚ‬ ‫اﻟﻘﯿﺎس‬ ‫ﺑﺎﺗﺒﺎع‬ ‫اﻣﺮ‬ ‫واﻟﺮﺳﻮل‬ ‫ﷲ‬ ‫اﻟﻰ‬ ‫ﻓﯿﮭﺎ‬ ‫اﻟﻤﺘﻨﺎزع‬ ‫ﻟﻮﻗﺎﺋﻊ‬ ‫اﺟﻤﺎع‬ Dan diperkuat oleh hadits tentang Muadz bin Jabal yang berbunyi : ْ‫َﺧ‬‫أ‬ ، ٍ‫ﺮ‬َ‫ﻔ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺟ‬ ُ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ُ‫ﺪ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﻋ‬ ‫َﺎ‬‫ﻧ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺒ‬ْ‫َﺧ‬‫أ‬ ، ٍ‫ك‬َ‫ُﻮر‬‫ﻓ‬ ِ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬ ِ‫ﻦ‬َ‫ﺴ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ُ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ ُ‫ﺪ‬‫ﱠ‬‫ﻤ‬َ‫ُﺤ‬‫ﻣ‬ ٍ‫ﺮ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﺑ‬ ‫ُﻮ‬‫ﺑ‬َ‫أ‬ ‫َﺎ‬‫ﻧ‬َ‫َﺮ‬‫ﺒ‬ْ‫َﺧ‬‫أ‬، ٍ‫ﺐ‬‫ِﯿ‬‫ﺒ‬َ‫ﺣ‬ ُ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ ُ‫ُﺲ‬‫ﻧ‬‫ُﻮ‬‫ﯾ‬ ‫َﺎ‬‫ﻧ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺒ‬ َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ، ‫ِﻲﱡ‬‫ﻔ‬َ‫ﻘ‬‫ﱠ‬‫ﺜ‬‫اﻟ‬ ٍ‫ن‬ْ‫َﻮ‬‫ﻋ‬ ‫ُﻮ‬‫ﺑ‬َ‫أ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻧ‬َ‫َﺮ‬‫ﺒ‬ْ‫َﺧ‬‫أ‬ ، ُ‫ﺔ‬َ‫ﺒ‬ْ‫ﻌ‬ُ‫ﺷ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻧ‬َ‫َﺮ‬‫ﺒ‬ْ‫َﺧ‬‫أ‬ ، ُ‫ﺔ‬َ‫ﺒ‬ْ‫ﻌ‬ُ‫ﺷ‬ ‫َﺎ‬‫ﻧ‬َ‫َﺮ‬‫ﺒ‬ْ‫َﺧ‬‫أ‬ ، َ‫د‬ُ‫و‬‫َا‬‫د‬ ‫ُﻮ‬‫ﺑ‬َ‫أ‬ ‫َﺎ‬‫ﻧ‬َ‫َﺮ‬‫ﺒ‬ْ‫َﺧ‬‫أ‬:ُ‫ﺖ‬ْ‫ﻌ‬ِ‫ﻤ‬َ‫ﺳ‬ َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ َ‫ْﺺ‬‫ﻤ‬ِ‫ﺣ‬ ِ‫ﻞ‬ْ‫ھ‬َ‫أ‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ ٍ‫ذ‬‫َﺎ‬‫ﻌ‬ُ‫ﻣ‬ ِ‫ب‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬ْ‫َﺻ‬‫أ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ، ُ‫ﱢث‬‫ﺪ‬َ‫ُﺤ‬‫ﯾ‬ ، ‫ٍو‬‫ﺮ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬ َ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ َ‫ِث‬‫ر‬‫ﺎ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬:‫َﺎ‬‫ﻗ‬َ‫و‬ّ‫َن‬‫أ‬ ٍ‫ذ‬‫َﺎ‬‫ﻌ‬ُ‫ﻣ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ً‫ة‬‫ﱠ‬‫ﺮ‬َ‫ﻣ‬ َ‫ل‬ ُ‫ﮫ‬َ‫ﻟ‬ َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ، ِ‫ﻦ‬َ‫ﻤ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ‫َﻰ‬‫ﻟ‬ِ‫إ‬ ‫ًا‬‫ذ‬‫َﺎ‬‫ﻌ‬ُ‫ﻣ‬ َ‫َﺚ‬‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬ ‫ﱠﺎ‬‫ﻤ‬َ‫ﻟ‬ ، ‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ َ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ : َ‫ﻚ‬َ‫ﻟ‬ َ‫َض‬‫ﺮ‬َ‫ﻋ‬ ‫َا‬‫ذ‬ِ‫إ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻀ‬ْ‫ﻘ‬َ‫ﺗ‬ َ‫ْﻒ‬‫ﯿ‬َ‫ﻛ‬ َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ، ‫؟‬ ٌ‫ء‬‫ﺎ‬َ‫ﻀ‬َ‫ﻗ‬:َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ، ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ِ‫ب‬‫َﺎ‬‫ﺘ‬ِ‫ﻜ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻀ‬ْ‫ﻗ‬َ‫أ‬:َ‫َﺎل‬‫ﻗ‬ ، ‫؟‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ِ‫ب‬‫َﺎ‬‫ﺘ‬ِ‫ﻛ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ْ‫ﺪ‬ِ‫ﺠ‬َ‫ﺗ‬ ْ‫ﻢ‬َ‫ﻟ‬ ْ‫ِن‬‫ﺈ‬َ‫ﻓ‬ : ِ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ ِ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬ُ‫ﺴ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻀ‬ْ‫ﻗ‬َ‫أ‬ َ‫َﺎل‬‫ﻗ‬ ، ‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬:َ‫َﺎل‬‫ﻗ‬ ، ‫؟‬ ‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ِ‫ُﻮل‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ ِ‫ﺔ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬ُ‫ﺳ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ ْ‫ﺪ‬ِ‫ﺠ‬َ‫ﺗ‬ ْ‫ﻢ‬َ‫ﻟ‬ ْ‫ِن‬‫ﺈ‬َ‫ﻓ‬ : َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ، ‫ُﻮ‬‫ﻟ‬‫آ‬ ‫ﻻ‬َ‫و‬ ‫ِﻲ‬‫ﯾ‬ْ‫أ‬َ‫ر‬ ُ‫ﺪ‬ِ‫ﮭ‬َ‫ﺘ‬ْ‫َﺟ‬‫أ‬:َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ، ‫ِي‬‫ر‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﺻ‬ ِ‫ه‬ِ‫ﺪ‬َ‫ﯿ‬ِ‫ﺑ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ُ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ َ‫ب‬َ‫ﺮ‬َ‫ﻀ‬َ‫ﻓ‬:َ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ َ‫ﻖ‬‫ﱠ‬‫ﻓ‬َ‫و‬ ‫ِي‬‫ﺬ‬ ‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ َ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ ‫ﻲ‬ِ‫ﺿ‬ْ‫ُﺮ‬‫ﯾ‬ ‫َﺎ‬‫ﻤ‬ِ‫ﻟ‬ ، ‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ِ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬
  • 3. Halaman 3 Bahkan, lebih spesifik lagi bagi kalangan nahdliyin – termasuk di dalamnya Ulil dan teman-temannya dari kalangan Islam Liberal- dalam berpikir dan mengembangkan pemikirannya harus juga didasarkan pada “rambu-rambu” yang telah disepakati oleh para ulama sebagai manhaj pemikiran Nahdlatul Ulama. Secara substansial, pembuktian bahwa seseorang dianggap sebagai warga atau kader Nahdlatul Ulama sebenarnya bukan hanya terletak pada apakah yang bersangkutan memiliki kartu anggota Nahdatul Ulama (KARTANU) atau tidak, akan tetapi lebih jauh dan lebih penting dari itu adalah yang bersangkutan harus bertindak, bersikap dan berperilaku serta berpikir sesuai dengan manhaj yang telah digariskan oleh Nahdlatul Ulama. Dalam Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama Bab IV (Tujuan dan Usaha) pasal 5 ditegaskan tujuan Nahdlatul Ulama adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlusunnah wal jamaah menurut salah satu madzhab empat untuk terwujudnya masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahtreraan umat. Secara lebih operasional, Nahdlatul Ulama juga telah merumuskan tentang sistem pengambilan keputusan hukum dalam bahtsul masail di lingkungan Nahdlatul Ulama yang meliputi bagaimana prosedur penjawaban masalah, hirarki dan sifat keputusan bahtsul masail, kerangka analisis masalah, prosedur pemilihan qaul /wajah, prosedur ilhaq dan prosedur istinbat. Semua ini terangkum dalam keputusan Munas Alim Ulama di Bandar lampung pada tanggal 16-20 rajab 1412 H/ 21-25 Januari 1992 M. Mengkritisi Pemikiran Mas Ulil Mengkritisi pemikiran ulil tidak boleh lepas dari dua sudut pandang ; sudut pandang bahwa Ulil merupakan seorang muslim dan sudut pandang bahwa Ulil merupakan cendekiawan muda Nahdlatul Ulama. Sebagai seorang muslim yang baik Ulil tidak boleh keluar dari koridor sumber hukum Islam (al-Qur’an dan al-Hadits), sedangkan sebagai tokoh intelektual Nahdlatul Ulama, Ulil harus menjunjung tinggi dan
  • 4. Halaman 4 menghormati keputusan-keputusan yang telah disepakati oleh para ulama, baik di tingkat Munas, maupun muktamar. Karena demikian, maka alat analisis yang digunakan untuk mengkritisi pemikiran Ulil adalah al-qur’an, al-hadits dan al-kutub al-mu’tabarah yang telah disepakati dikalangan Nahdlatul Ulama. Yang menonjol dari seorang Ulil dan teman-teman kalangan Islam liberal yang lain sebenarnya pada predikat seorang pejuang “hak asasi manusia”, tidak lebih dari itu. Hal ini sangat terlihat dengan jelas dari pemikiran-pemikiran yang dilontarkannya yang terakadang “nabrak” al- qur’an, hadits dan pandangan mayoritas ulama, ketika mereka beranggapan ada kepentingan yang “lebih tinggi” yang diabaikan, yaitu Hak Asasi Manusi (HAM). Pandangan Ulil tentang : pembenaran terhadap agama-agama yang lain selain Islam ; tidak mengakui bahwa Islam adalah agama yang berfungsi sebagai agama pembatal (nasikh) terhadap agama-agama sebelumnya ; tidak sepakat terminology “kafir” disandangkan kepada kelompok non muslim; tidak mengakui adanya wacana “dar al-islam dan dar al-harbi”; Ahmadiyah masih dianggap sebagai “komunitas muslim” jarang sekali didasarkan pada argumentasi yang diakui oleh kaum muslimin, atau kalangan nahdliyin. Kalaupun menampilkan ayat al-qur’an sebagai argumentasi, biasanya hanya dipotong untuk mendukung pandangan pribadinya. Berikut ini beberapa pandangan kontroversial Ulil yang banyak ditolak karena tidak didasarkan pada dalil dan argumentasi yang kuat. Pemikiran Ulil tentang masalah ini masih belum dijelaskan secara utuh, sehingga yang bisa dilakukan selanjutnya adalah mencoba menebak kira-kira yang dimaksud “bebas” dalam konteks di atas, apakah bebas – sebebas-bebasnya (tanpa resiko), ataukah bebas beresiko. Nampaknya yang dimaksud oleh Ulil sehingga menjadi kontroversial adalah bebas- sebebas-bebasnya (tanpa resiko). Hal ini sangat tampak dari pemikirannya tentang bahwa Agama Islam tidaklah memiliki fungsi
  • 5. Halaman 5 membatalkan (nasikh) untuk agama-agama sebelumnya. Semua agama dalam pandangan Ulil adalah benar. Ada dua potongan ayat al-qur’an yang dijadikan sebagai dasar oleh Ulil dalam mengemukakan pandangannya, yaitu surat al-baqarah :256. dan al-Kahfi : 29 yang berbunyi : ِ‫ﻦ‬‫ﱢﯾ‬‫ﺪ‬‫اﻟ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ َ‫ه‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﻛ‬ِ‫إ‬ َ‫ﻻ‬ ْ‫ُﺮ‬‫ﻔ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺷ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻣ‬َ‫و‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ْ‫ُﺆ‬‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺷ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻤ‬َ‫ﻓ‬ Dua potongan ayat di atas, apabila dipahami lepas dari konteks dan konsiderannya, seakan-akan memberikan kebebasan yang mutlak dan tanpa batas kepada siapapun untuk beragama, atau tidak beragama; untuk beragama islam atau bukan Islam. Pemahaman yang lepas dari konteks dan konsiderannya semacam inilah nampaknya yang dipilih oleh Ulil, dan hal ini oleh Ulil dianggap bagian dari ajaran agama yang paling qath’iy setelah ajaran tentang monoteisme. Untuk mengklarifikasi, apakah potongan ayat di atas harus dipahami demikian, marilah kita baca ayat di atas secara lengkap. Bunyi lengkap surat al-baqarah : 256 adalah : ” Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” Secara sederhana ayat di atas ditafsirkan oleh tafsir al-jalalain dengan : { ‫اﻟﺪﯾﻦ‬ ‫ِﻰ‬‫ﻓ‬ َ‫ه‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﻛ‬ِ‫إ‬ ‫ﻵ‬{‫ﻓﯿﮫ‬ ‫اﻟﺪﺧﻮل‬ ‫ﻋﻠﻰ‬}‫اﻟﻐﻲ‬ َ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ ‫اﻟﺮﺷﺪ‬ َ‫ﱠﻦ‬‫ﯿ‬َ‫ﺒ‬‫ﱠ‬‫ﺗ‬ ‫َﺪ‬‫ﻗ‬{‫أن‬ ‫اﻟﺒﯿﻨﺎت‬ ‫ﺑﺎﻵﯾﺎت‬ ‫ظﮭﺮ‬ ‫أي‬
  • 6. Halaman 6 ‫رﺷ‬ ‫اﻹﯾﻤﺎن‬ّ‫ﻲ‬‫ﻏ‬ ‫واﻟﻜﻔﺮ‬ ‫ﺪ‬ Sementara Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas dengan : ‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬ ‫ﯾﻘﻮل‬:}‫ﱢﯾﻦ‬‫ﺪ‬‫اﻟ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ َ‫ه‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﻛ‬ِ‫إ‬ ‫ﻻ‬{‫أي‬:‫ﺑﯿﻦ‬ ‫ﻓﺈﻧﮫ‬ ‫اﻹﺳﻼم‬ ‫دﯾﻦ‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫اﻟﺪﺧﻮل‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ ‫ًا‬‫ﺪ‬‫أﺣ‬ ‫ﺗﻜﺮھﻮا‬ ‫ﻻ‬ ‫ﷲ‬ ‫ھﺪاه‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫ﺑﻞ‬ ،‫ﻓﯿﮫ‬ ‫اﻟﺪﺧﻮل‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ ‫أﺣﺪ‬ ‫ﯾﻜﺮه‬ ‫أن‬ ‫إﻟﻰ‬ ‫ﯾﺤﺘﺎج‬ ‫ﻻ‬ ‫وﺑﺮاھﯿﻨﮫ‬ ‫دﻻﺋﻠﮫ‬ ‫ﺟﻠﻲ‬ ‫واﺿﺢ‬ ‫ﻟﻺﺳﻼم‬‫ﺳﻤﻌﮫ‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ ‫وﺧﺘﻢ‬ ‫ﻗﻠﺒﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫أﻋﻤﻰ‬ ‫وﻣﻦ‬ ،‫ﺑﯿﻨﺔ‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ ‫ﻓﯿﮫ‬ ‫دﺧﻞ‬ ‫ﺑﺼﯿﺮﺗﮫ‬ ‫وﻧﻮر‬ ‫ﺻﺪره‬ ‫وﺷﺮح‬ ‫ًا‬‫ر‬‫ﻣﻘﺴﻮ‬ ‫ﻣﻜﺮھﺎ‬ ‫اﻟﺪﯾﻦ‬ ‫ﻓﻲ‬ ‫اﻟﺪﺧﻮل‬ ‫ﯾﻔﯿﺪه‬ ‫ﻻ‬ ‫ﻓﺈﻧﮫ‬ ‫.وﺑﺼﺮه‬ Dari penafsiran dua kitab tafsir yang biasa dijadikan sebagai rujukan oleh kalangan nahdliyin di atas dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :  Seseorang dilarang untuk dipaksa untuk masuk agama Islam.  Mempercayai Islam adalah sebuah kebenaran, sedangkan ingkar terhadap Islam merupakan sebuah kesesatan  Orang yang masuk Islam termasuk dalam kategori orang yang mendapatkan petunjuk ari Allah, sedangkan orang yang menolak Islam termasuk orang yang buta hatinya. Sedangkan bunyi lengkap surat al-Kahfi : 29 adalah : َ‫أ‬ ‫ًا‬‫ر‬‫َﺎ‬‫ﻧ‬ َ‫ِﯿﻦ‬‫ﻤ‬ِ‫ﻟ‬‫ﱠﺎ‬‫ﻈ‬‫ِﻠ‬‫ﻟ‬ ‫َﺎ‬‫ﻧ‬ْ‫ﺪ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻋ‬َ‫أ‬ ‫ﱠﺎ‬‫ﻧ‬ِ‫إ‬ ْ‫ُﺮ‬‫ﻔ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺷ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻣ‬َ‫و‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ْ‫ُﺆ‬‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺷ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻤ‬َ‫ﻓ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﱢ‬‫ﺑ‬َ‫ر‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﱡ‬‫ﻖ‬َ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ِ‫ﻞ‬ُ‫ﻗ‬َ‫و‬َ‫ط‬‫ﺎ‬َ‫ﺣ‬‫َﺎ‬‫ﮭ‬ُ‫ﻗ‬ِ‫د‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ُ‫ﺳ‬ ْ‫ﻢ‬ِ‫ﮭ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ًﺎ‬‫ﻘ‬َ‫ﻔ‬َ‫ﺗ‬ْ‫ُﺮ‬‫ﻣ‬ ْ‫َت‬‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺳ‬َ‫و‬ ُ‫اب‬َ‫ﺮ‬‫ﱠ‬‫ﺸ‬‫اﻟ‬ َ‫ْﺲ‬‫ﺌ‬ِ‫ﺑ‬ َ‫ه‬‫ُﻮ‬‫ﺟ‬ُ‫ﻮ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ‫ِي‬‫ﻮ‬ْ‫ﺸ‬َ‫ﯾ‬ ِ‫ﻞ‬ْ‫ﮭ‬ُ‫ﻤ‬ْ‫ﻟ‬‫َﺎ‬‫ﻛ‬ ٍ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﻤ‬ِ‫ﺑ‬ ‫ُﻮا‬‫ﺛ‬‫َﺎ‬‫ﻐ‬ُ‫ﯾ‬ ‫ُﻮا‬‫ﺜ‬‫ﯿ‬ِ‫َﻐ‬‫ﺘ‬ْ‫ﺴ‬َ‫ﯾ‬ ْ‫ِن‬‫إ‬َ‫و‬ ” Dan Katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”. Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.” Imam al-Thabari memberikan penafsiran ayat di atas dengan : ‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ‫ﻣﺤﻤﺪ‬ ‫ﻟﻨﺒﯿﮫ‬ ‫ذﻛﺮه‬ ‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬ ‫ﯾﻘﻮل‬:‫ﻋﻦ‬ ‫ﻗﻠﻮﺑﮭﻢ‬ ‫أﻏﻔﻠﻨﺎ‬ ‫اﻟﺬﯾﻦ‬ ‫ﻟﮭﺆﻻء‬ ‫ﻣﺤﻤﺪ‬ ‫ﯾﺎ‬ ‫وﻗﻞ‬ ‫اﻟﮭﺪى‬ ‫وﺑﯿﺪه‬ ،‫واﻟﺤﺬﻻن‬ ‫اﻟﺘﻮﻓﯿﻖ‬ ‫وإﻟﯿﮫ‬ ،‫ﻋﻨﺪرﺑﻜﻢ‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫اﻟﻨﺎس‬ ‫أﯾﮭﺎ‬ ّ‫ﻖ‬‫اﻟﺤ‬ ،‫أھﻮاءھﻢ‬ ‫واﺗﺒﻌﻮا‬ ،‫ذﻛﺮﻧﺎ‬ ‫إﻟﻲ‬ ‫ﻟﯿﺲ‬ ،‫ﻓﯿﻜﻔﺮ‬ ‫اﻟﮭﺪى‬ ‫ﻋﻦ‬ ‫ﯾﺸﺎء‬ ‫ﻣﻦ‬ ّ‫ﻞ‬‫وﯾﻀ‬ ،‫ﻓﯿﺆﻣﻦ‬ ،‫ﻟﻠﺮﺷﺎد‬ ‫ﻣﻨﻜﻢ‬ ‫ﯾﺸﺎء‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫ﯾﮭﺪي‬ ‫واﻟﻀﻼل‬‫ﻣﻦ‬
  • 7. Halaman 7 ‫ﺑﻜﻢ‬ ‫أﺣﺎط‬ ‫ﻧﺎر‬ ‫ﺑﮫ‬ ‫ﻛﻔﺮﻛﻢ‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ ‫رﺑﻜﻢ‬ ‫ﻟﻜﻢ‬ ‫أﻋﺪ‬ ‫ﻓﻘﺪ‬ ‫ﻛﻔﺮﺗﻢ‬ ‫إن‬ ‫ﻓﺈﻧﻜﻢ‬ ،‫ﻓﺎﻛﻔﺮوا‬ ‫ﺷﺌﺘﻢ‬ ‫وإن‬ ،‫ﻓﺂﻣﻨﻮا‬ ‫طﺎﻋﺘﮫ‬ ‫ﻷھﻞ‬ ‫ﷲ‬ ‫وﺻﻒ‬ ‫ﻣﺎ‬ ‫ﻟﻜﻢ‬ ‫ﻓﺈن‬ ،‫ﺑﻄﺎﻋﺘﮫ‬ ‫وﻋﻤﻠﺘﻢ‬ ‫ﺑﮫ‬ ‫آﻣﻨﺘﻢ‬ ‫وإن‬ ،‫.ﺳﺮادﻗﮭﺎ‬ Sementara wahbah Zuhaili di dalam tafsir Munirnya menafsirkan ayat di atas dengan : ‫وﻷﺻﺤﺎﺑﮫ‬ ‫ﻟﻠﻨﺒﻲ‬ ‫ﺧﻄﺎب‬ ِ‫ﻞ‬ُ‫ﻗ‬َ‫و‬.‫اﻟﻘﺮآن‬ ‫وﻣﻨﮫ‬ ‫اﻟﺤﻖ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬‫ﱢ‬‫ﺑ‬َ‫ر‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﱡ‬‫ﻖ‬َ‫ْﺤ‬‫ﻟ‬‫ا‬ : ‫ﻻ‬ ،‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬ ّ‫ﷲ‬ ‫ﺟﮭﺔ‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫ﯾﻜﻮن‬ ‫ﻣﺎ‬ ‫اﻟﮭﻮى‬ ‫ﯾﻘﺘﻀﯿﮫ‬ ‫ﻣﺎ‬.‫ووﻋﯿﺪ‬ ‫ﻟﮭﻢ‬ ‫ﺗﮭﺪﯾﺪ‬ ْ‫ُﺮ‬‫ﻔ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫ﺷﺎ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻣ‬َ‫و‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ْ‫ُﺆ‬‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫ﺷﺎ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻤ‬َ‫ﻓ‬ Sedangkan Ibnu Katsir menafsirkan ayat di atas dengan : ‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬ ‫ﻣﺤﻤﺪ‬ ‫ﻟﺮﺳﻮﻟﮫ‬ ‫ﺗﻌﺎﻟﻰ‬ ‫ﯾﻘﻮل‬:‫ﻟﻠﻨﺎس‬ ‫ﻣﺤﻤﺪ‬ ‫ﯾﺎ‬ ‫وﻗﻞ‬:‫ﻣﻦ‬ ‫ﺑﮫ‬ ‫ﺟﺌﺘﻜﻢ‬ ‫اﻟﺬي‬ ‫ھﺬا‬ ‫ﺷﻚ‬ ‫وﻻ‬ ‫ﻓﯿﮫ‬ ‫ﻣﺮﯾﺔ‬ ‫ﻻ‬ ‫اﻟﺬي‬ ‫اﻟﺤﻖ‬ ‫ھﻮ‬ ‫رﺑﻜﻢ‬}ْ‫ُﺮ‬‫ﻔ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺷ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻣ‬َ‫و‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ْ‫ُﺆ‬‫ﯿ‬ْ‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ َ‫ء‬‫َﺎ‬‫ﺷ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻤ‬َ‫ﻓ‬{‫ﺑﺎب‬ ‫ﻣﻦ‬ ‫ھﺬا‬ ‫واﻟﻮﻋﯿ‬ ‫اﻟﺘﮭﺪﯾﺪ‬‫اﻟﺸﺪﯾﺪ؛‬ ‫ﺪ‬ Dari penafsiran tiga kitab tafsir yang cukup mu’tabar di atas dapat disimpulkan bahwa tidak tepat menjadikan ayat di atas sebagai argumentasi untuk sebuah “kebebasan beragama” dalam arti sebebas- bebasnya, karena ayat di atas disebutkan dalam konteks ancaman atau al-tahdid wa al-wa’id al-syadid. Dari uraian di atas jelas sekali bahwa yang dimaksud dengan kebebasan beragama adalah bebas beresiko, bukan bebas dalam arti sebebas- bebasnya. Hal ini menjadi lebih jelas lagi dengan adanya dukungan dari ayat dalam surat Ali Imran : 19 yang berbunyi : ِ‫ﻌ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ُ‫ﻢ‬ُ‫ھ‬َ‫ء‬‫ﺎ‬َ‫ﺟ‬ ‫َﺎ‬‫ﻣ‬ ِ‫ﺪ‬ْ‫ﻌ‬َ‫ﺑ‬ ْ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﱠ‬‫ِﻻ‬‫إ‬ َ‫َﺎب‬‫ﺘ‬ِ‫ﻜ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ‫ُﻮا‬‫ﺗ‬‫ُو‬‫أ‬ َ‫ِﯾﻦ‬‫ﺬ‬‫ﱠ‬‫ﻟ‬‫ا‬ َ‫َﻒ‬‫ﻠ‬َ‫ﺘ‬ْ‫اﺧ‬ ‫َﺎ‬‫ﻣ‬َ‫و‬ ُ‫م‬ َ‫ْﻼ‬‫ﺳ‬ِ ْ‫اﻹ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ َ‫ﺪ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻋ‬ َ‫ﱢﯾﻦ‬‫ﺪ‬‫اﻟ‬ ‫ِنﱠ‬‫إ‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﻨ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﺑ‬ ‫ًﺎ‬‫ﯿ‬ْ‫ﻐ‬َ‫ﺑ‬ ُ‫ﻢ‬ْ‫ﻠ‬ ‫ا‬ ُ‫ﻊ‬‫ِﯾ‬‫ﺮ‬َ‫ﺳ‬ َ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ‫ِنﱠ‬‫ﺈ‬َ‫ﻓ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ِ‫ت‬‫َﺎ‬‫ﯾ‬‫ِﺂ‬‫ﺑ‬ ْ‫ُﺮ‬‫ﻔ‬ْ‫ﻜ‬َ‫ﯾ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻣ‬َ‫و‬ِ‫ب‬‫َﺎ‬‫ﺴ‬ِ‫ﺤ‬ْ‫ﻟ‬ ” Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” Dan ayat yang lain dalam surat Ali Imran : 85 yang berbunyi : َ‫ِﯾﻦ‬‫ﺮ‬ِ‫ﺳ‬‫ﺎ‬َ‫ﺨ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ َ‫ِﻦ‬‫ﻣ‬ ِ‫ة‬َ‫ﺮ‬ِ‫ﺧ‬ ْ‫اﻵ‬ ‫ِﻲ‬‫ﻓ‬ َ‫ﻮ‬ُ‫ھ‬َ‫و‬ ُ‫ﮫ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﻣ‬ َ‫ﻞ‬َ‫ﺒ‬ْ‫ﻘ‬ُ‫ﯾ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻠ‬َ‫ﻓ‬ ‫ًﺎ‬‫ﻨ‬‫ِﯾ‬‫د‬ ِ‫م‬ َ‫ْﻼ‬‫ﺳ‬ِ ْ‫اﻹ‬ َ‫ﺮ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﻏ‬ ِ‫ﻎ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺒ‬َ‫ﯾ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻣ‬َ‫و‬
  • 8. Halaman 8 ” Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” Dua ayat di atas sebenarnya juga disitir oleh Ulil di beberapa tulisannya, akan tetapi Ulil tidak sepakat terhadap pengertian dhahir nash karena hal ini akan mengarah pada absolutisme yang pada gilirannya akan mengancam adanya dialog antar agama . Harus ditafsiri bagaimana dua ayat di atas ? sayang sekali Ulil tidak memberikan komentar dan penjelasan sama sekali. Bagi Ulil, seseorang bebas apakah akan masuk Islam, atau tidak. Pun juga demikian, setelah masuk Islam seseorang bebas menentukan pilihan paham keislamannya; apakah akan berpaham wahabi, syi’ah, ahlussunnah, atau yang lain. Yang menarik disini adalah Ulil tidak berani menentukan sikap mana yang benar diantara paham-paham tersebut, bahkan nampaknya mengarah pada sebuah pemahaman bahwa aliran-aliran yang ada di dalam Islam semuanya benar. Dan hal ini bertentangan dengan hadits nabi yang berbunyi : ‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬ِ‫ﻦ‬ْ‫ﺑ‬ ِ‫ﺲ‬َ‫ﻧ‬َ‫أ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ُ‫ة‬َ‫د‬‫َﺎ‬‫ﺘ‬َ‫ﻗ‬ ‫َﺎ‬‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬ ‫ٍو‬‫ﺮ‬ْ‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬ ‫ُﻮ‬‫ﺑ‬َ‫أ‬ ‫َﺎ‬‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬ ٍ‫ِﻢ‬‫ﻠ‬ْ‫ﺴ‬ُ‫ﻣ‬ ُ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ ُ‫ﺪ‬‫ِﯿ‬‫ﻟ‬َ‫ﻮ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ ‫َﺎ‬‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬‫ﱠ‬‫ﺪ‬َ‫ﺣ‬ ٍ‫ر‬‫ﱠﺎ‬‫ﻤ‬َ‫ﻋ‬ ُ‫ْﻦ‬‫ﺑ‬ ُ‫م‬‫َﺎ‬‫ﺸ‬ِ‫ھ‬ ‫َﺎ‬‫ﻨ‬َ‫ﺛ‬َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬ ٍ‫ﻚ‬ِ‫ﻟ‬‫َﺎ‬‫ﻣ‬ ِ ‫ﱠ‬‫ﷲ‬ ُ‫ل‬‫ُﻮ‬‫ﺳ‬َ‫ر‬ َ‫ل‬‫َﺎ‬‫ﻗ‬-‫وﺳﻠﻢ‬ ‫ﻋﻠﯿﮫ‬ ‫ﷲ‬ ‫ﺻﻠﻰ‬-»ً‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬ْ‫ِﺮ‬‫ﻓ‬ َ‫ﯿﻦ‬ِ‫ْﻌ‬‫ﺒ‬َ‫ﺳ‬َ‫و‬ ‫َى‬‫ﺪ‬ْ‫ِﺣ‬‫إ‬ ‫َﻰ‬‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ ْ‫َﺖ‬‫ﻗ‬َ‫ﺮ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻓ‬‫ا‬ َ‫ِﯿﻞ‬‫ﺋ‬‫ا‬َ‫ﺮ‬ْ‫ﺳ‬ِ‫إ‬ ‫ِﻰ‬‫ﻨ‬َ‫ﺑ‬ ‫ِنﱠ‬‫إ‬‫ِنﱠ‬‫إ‬َ‫و‬ ُ‫ﺔ‬َ‫ﻋ‬‫َﺎ‬‫ﻤ‬َ‫ﺠ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ َ‫ﻰ‬ِ‫ھ‬َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫ﺪ‬ِ‫ﺣ‬‫ا‬َ‫و‬ ‫ﱠ‬‫ﻻ‬ِ‫إ‬ ِ‫ر‬‫ﱠﺎ‬‫ﻨ‬‫اﻟ‬ ‫ِﻰ‬‫ﻓ‬ ‫َﺎ‬‫ﮭ‬‫ﱡ‬‫ﻠ‬ُ‫ﻛ‬ ً‫ﺔ‬َ‫ﻗ‬ْ‫ِﺮ‬‫ﻓ‬ َ‫ﯿﻦ‬ِ‫ْﻌ‬‫ﺒ‬َ‫ﺳ‬َ‫و‬ ِ‫ﻦ‬ْ‫ﯿ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻨ‬ِ‫ﺛ‬ ‫َﻰ‬‫ﻠ‬َ‫ﻋ‬ ُ‫ق‬ِ‫ﺮ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﻔ‬َ‫ﺘ‬َ‫ﺳ‬ ‫ِﻰ‬‫ﺘ‬‫ﱠ‬‫ﻣ‬ُ‫أ‬«)‫ﻣﺎﺟﮫ‬ ‫اﺑﻦ‬ ‫رواه‬ ) Sisi Lain dalam Kebebasan Beragama Ada dua hal yang perlu direnungkan dalam kaitannya dengan kebebasan beragama; yang pertama adalah : semua agama, keyakinan, kepercayaan, madzhab dan firqah yang ada di dunia ini pasti memiliki konsep dakwah. Dengan konsep ini semua agama, keyakinan, kepercayaan, madzhab dan firqah yang ada di dunia ini pasti memiliki keinginan untuk menyebarluaskan keyakinan dan ajarannya. Kristenisasi, wahabisasi, syi’aisasi dan seterusnya bukanlah merupakan sekedar wacana yang tidak konkrit dan hanya ada di dalam tataran ide, akan tetapi secara real memang ada wujud nyatanya. Karena demikian, meskipun penting untuk selalu mengembangkan dan menjunjung tinggi
  • 9. Halaman 9 ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah, akan tetapi penting juga untuk selalu memperhatikan peringatan Allah yang terdapat di dalam surat al-Baqarah : 120 yang berbunyi : ‫ﻰ‬َ‫ﺿ‬ْ‫َﺮ‬‫ﺗ‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻟ‬َ‫و‬ْ‫ﻢ‬ُ‫ﮭ‬َ‫ﺘ‬‫ﱠ‬‫ﻠ‬ِ‫ﻣ‬ َ‫ﻊ‬ِ‫ﺒ‬‫ﱠ‬‫ﺘ‬َ‫ﺗ‬ ‫ﱠﻰ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬ ‫ى‬َ‫ر‬‫ﺎ‬َ‫ﺼ‬‫ﱠ‬‫ﻨ‬‫اﻟ‬ َ‫َﻻ‬‫و‬ ُ‫د‬‫ُﻮ‬‫ﮭ‬َ‫ﯿ‬ْ‫ﻟ‬‫ا‬ َ‫ﻚ‬ْ‫ﻨ‬َ‫ﻋ‬ ” Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” Dan juga ayat al-qur’an dalam surat al-Baqrah : 217 yang berbunyi : َ‫ُﻮن‬‫ﻟ‬‫ا‬َ‫ﺰ‬َ‫ﯾ‬ َ‫َﻻ‬‫و‬‫ُﻮا‬‫ﻋ‬‫َﺎ‬‫ﻄ‬َ‫ﺘ‬ْ‫ﺳ‬‫ا‬ ِ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬ِ‫ﻨ‬‫ِﯾ‬‫د‬ ْ‫َﻦ‬‫ﻋ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻛ‬‫ﱡو‬‫د‬ُ‫ﺮ‬َ‫ﯾ‬ ‫ﱠﻰ‬‫ﺘ‬َ‫ﺣ‬ ْ‫ﻢ‬ُ‫ﻜ‬َ‫ﻧ‬‫ُﻮ‬‫ﻠ‬ِ‫ﺗ‬‫َﺎ‬‫ﻘ‬ُ‫ﯾ‬ “mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.” Untuk memberikan kepastian kepada umat, khususnya warga nahdliyin –agar mereka memiliki pegangan yang kuat dan pada akhirnya dapat menolak dakwah dan ajakan kelompok lain- kita harus berani secara tegas mengatakan bahwa agama yang benar hanyalah Islam, sedangkan yang lain salah, atau bahkan kita harus berani mengatakan bahwa faham keislaman yang paling benar adalah faham ahlu sunnah wa al-jama’ah. Yang perlu dijadikan sebagai catatan adalah pandangan bahwa agama yang benar hanyalah Islam, dan faham keagamaan yang paling benar hanyalah ahlussunnah wa al-jama’ah tidak lantas justru menjadikan kita beringas, anarkis, ekstrim dan lain sebagainya. Watak tasamuh terhadap kelompok laion yang berbeda yang menjadi ciri khas Nahdlatul Ulama sudah terbukti dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Nahdlatul Ulama tidak sama sekali melarang warganya untuk berinteraksi dengan kelompok lain, karena kita yakin secara pasti bahwa pluralitas agama dan faham keagamaan merupakan realitas yang harus diterima. Sikap lakum dinukum wa liya dini, serta sikap lana a’maluna wa lakum a’malukum adalah sikap yang biasa dilakukan oleh kalangan Nahdlatul Ulama dalam menghadapi realitas ini. Dan yang kedua adalah konsep al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu ‘an al- munkar. Jika kebebasan beragama dan berfaham keagamaan dalam arti
  • 10. Halaman 10 sebebas-bebasnya hanya dimaksudkan untuk sebuah toleransi, maka sebenarnya NU tidak perlu diajari tentang masalah ini. Karena sejak awal NU telah membuktikan sikap toleran terhadap realitas keberagaman (pluralitas) yang ada. Jadi permasalahan utamanya bukan terletak pada toleransi atau intoleransi, akan tetapi terletak pada realitas dimana faham ahlu al-sunnah wa al-jama’ah sedang dirongrong dan digerogoti oleh berbagai pihak. Dalam konteks semacam ini, maka NU harus melakukan al-amru bi al-ma’ruf wa al-nahyu an al-munkar demi tetap tegakkan ajaran ahlu al-sunnah wa al-jamaah di bumi pertiwi ini. Hal ini sesuai dengan tujuan NU didirikan, sebagaimana yang terdapat di dalam anggaran dasar Nahdlatul Ulama. == Selesai ==