KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb..
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP POLITIK”.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Raha, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
1. Pengetian Globalisasi.............................................................................. 3
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia................... 4
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi
Dampak Globalisasi.................................................................................. 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
A. Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb..
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP POLITIK”.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Raha, Desember 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 3
1. Pengetian Globalisasi.............................................................................. 3
2. Dampak Globalisasi Terhadap Bidang Politik Di Indonesia................... 4
3. Langkah Langkah Yang Perlu Diambil Indonesia Dalam Menghadapi
Dampak Globalisasi.................................................................................. 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... 10
A. Kesimpulan.......................................................................................... 10
B. Saran.............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 11
2. 1. Pengertian Aqidah Aswaja, Ruang Lingkup,dan Tujuan
Pengertian Aqidah Aswaja
Aqidah ( ُ
ةَدْيِقَعْلَا
) menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata al-‘aqdu ( ُ
دْقَعْال
) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu( ُ
ْقيِث ْوَّتال
)
yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu ( ُ
امَكْحِإلْا
) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu
biquw-wah ( ُ
ة َّوقِبُْطبَّالر
) yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah (terminologi): ‘aqidah adalah iman yang teguh
dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya.
Aqidah menurut ulama Ahlus Sunnah adalah:
1. Al-Iman ‘Aqidah disebut juga dengan al-Iman sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur-an dan hadits-hadits Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena ‘aqidah membahas rukun iman yang enam dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Sebagaimana penyebutan al-Iman dalam sebuah hadits yang masyhur disebut dengan hadits Jibril Alaihissallam. Dan para
ulama Ahlus Sunnah sering menyebut istilah ‘aqidah dengan al-Iman dalam kitab-kitab mereka.
2. Aqidah (I’tiqaad dan ‘Aqaa-id) Para ulama Ahlus Sunnah sering menyebut ilmu ‘aqidah dengan istilah ‘Aqidah Salaf: ‘Aqidah
Ahlul Atsar dan al-I’tiqaad di dalam kitab-kitab mereka.
3. Tauhid ‘Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar Tauhid atau pengesaan kepada Allah di
dalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ wa Shifat. Jadi, Tauhid merupakan kajian ilmu ‘aqidah yang paling mulia dan
merupakan tujuan utamanya. Oleh karena itulah ilmu ini disebut dengan ilmu Tauhid secara umum menurut ulama Salaf
4. As-Sunnah As-Sunnah artinya jalan. ‘Aqidah Salaf disebut As-Sunnah karena para penganutnya mengikuti jalan yang ditempuh
oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum di dalam masalah ‘aqidah. Dan istilah ini
merupakan istilah masyhur (populer) pada tiga generasi pertama.
5. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah Ushul artinya rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan masalah-masalah yang qath’i serta
hal-hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama.
6. Al-Fiqhul Akbar Ini adalah nama lain Ushuluddin dan kebalikan dari al-Fiqhul Ashghar, yaitu kumpulan hukum-hukum ijtihadi.
7. Asy-Syari’ah Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya berupa jalan-
jalan petunjuk, terutama dan yang paling pokok adalah Ushuluddin (masalah-masalah ‘aqidah).
3. Ruang lingkup Aqidah Aswaja
1. Lingkup akidah
Dalam bidang akidah, yang memenuhi kriteria Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah golongan yang dikenal dengan nama Asy’ariyah (pengikut Imam Abu Hasan al-Asy’ari) dan
Maturidiyah (pengikut Imam Abu Manshur al-Maturidi).
2. Ibadah
Imam tersebut sama-sama mempergunakan akal sebatas untuk memahami naql, tidak sampai mensejajarkannya apalagi memujanya.
3. Akhlak
Paham Ahlussunnah Waljamaah mengikuti wacana akhlak (tasawuf) yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti al-Ghazali, al-Junaid, dan tokoh-tokoh lain yang sepaham
termasuk Abu Yazid al-Bustami. Pemikiran akhlak mereka ini memang tidak melembaga menjadi sebuah mazhab tersendiri sebagaimana dalam lingkup akidah (kalam) dan
fikih. Namun wacana mereka itu sejalan dengan substansi paham Ahlussunnah Waljamaah serta banyak diterima dan diakui oleh mayoritas umat Islam.
Tujuan Aqidah Aswaja
1. Untuk mengikhlaskan niat dan ibadah kepada Allah swt satu-satunya. Karena Dia adalah Pencipta yang tidaka da sekutu bagiNya maka tujuan dari ibadah haruslah
diperuntukkan kepadaNya satu-satunya.
2. Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari akidah. Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya
dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat diindera saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.
3. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikjiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela
bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur, Hakimm yang Membuat tasyri’. Oleh karena itu hatinya menerima takdir, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari
pengganti yang lain.
Sumber dari
4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar akidah ini adalah
mengimani para rasul yang mengandung mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan.
5. Bersngguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan beramal baik kecuali digunakannya dengan mengharap pahala serta tidak melihat
tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena diantara dasar akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan.
Sumber dari:
6. Menciptakan ummat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang murah untukm enegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa
perduli apa yang akan terjadi utnuk menempuh jalan itu.
7. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu maupun kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan.
4. 2. Klasifikasi perbuatan manusia yang terkait dengan aqidah
-Mukmin
Mukmin adalah orang yang memercayai keesaan Allah, meyakini kebenaran ajaran-Nya, dan
menjamin adanya rasa aman sekaligus memiliki amanah dalam hidupnya sehingga ia menjadi
orang yang tepercaya dan memiliki integritas tinggi.
-Kafir
kafir adalah orang yang tidak mahu memperhatikan serta menolak terhadap segala hukum
Allah atau hukum Islam disampaikan melalui para Rasul (Muhammad SAW) atau para
penyampai dakwah/risalah. Perbuatan yang semacam ini disebut dengan kufur.
-Munafik
Munafik adalah orang yang termasuk golongan orang yang tidak mendapat hidayah atau
petunjuk dari Allah, sehingga jalan hidupnya yang ditempuhi tidaklah mengandungi nilai-nilai
ibadah dan segala amal yang dikerjakan tidak mencari keredhaan Allah.
5. -Musyrik
Musyrik adalah orang yang mempersekutukan Allah, mengaku akan adanya Tuhan
selain Allah atau menyamakan sesuatu atau ciptaan Allah dengan Allah.
Perbuatan Bila dilakukan secara jama'ah disebut musyrikin dan Perbuatan
menyekutukan Allah itu disebut syirik.
-Takhayul
Takhayul artinya (1) (sesuatu yang) hanya ada dalam khayal belaka: (2) kepercayaan
kepada sesuatu yang dianggap ada atau sakti, tetapi sebenarnya tidak ada atau tidak
sakti (KBBI).
-Khurafat
Khurafat diartikan sebagai cerita-cerita yang mempesonakan yang dicampuradukkan
dengan perkara dusta, atau semua cerita rekaan atau khayalan, ajaran-ajaran,
pantangan, adat-istiadat, ramalan-ramalan, pemujaan atau kepercayaan yang
menyimpang dari ajaran Islam. Khurafat adalah bid’ah dalam bidang akidah, yakni
kepercayaan atau keyakinan kepada sesuatu perkara yang menyalahi ajaran Islam.
-Bid’ah
bid'ah artinya penciptaan atau inovasi yang sebelumnya belum pernah ada. Maka
semua penciptaan dan inovasi dalam ritual agama (ibadah mahdhah), yang tidak
pernah ada pada zaman Rasulullah,
6. 3. Iman menurut ahlu sunnah wal jamaah
Iman dalam bahasa memiliki makna "membenarkan". Sedangkan menurut istilah, Iman artinya keyakinan yang berada di dalam hati, dibenarkan dalam lisan, dan
dibuktikan dengan pengamalan yang dilakukan oleh anggota badan.
Bertambah dan berkurangnya iman
Iman menurut Ahlussunnah wal jama’ah adalah ikrar dalam hati, terucap dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan. Jadi mencakup tiga hal :
• Ikrar dalam hati
• mengucapkan dengn lisan
• mengamalkan dengan perbuatan
Oleh karena itu keimanan akan bertambah dan berkurang, karena ikrar dalam hati berbeda-beda. Tidaklah sama antara ikrar ketika mendengat suatu
berita dengan orang yang langsung menyaksikannya, begitu juga berita yang dibawa satu orang berbeda dengan yang dibawa dua orang dan begitulah
seterusnya. Oleh karena itu Nabi Ibrohim ‘alihissalama bertanya : “ Tuhanku tunjukkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati ?? Allah
Berfirman : “ Apakah engkau tidak beriman ( wahai Ibrohim ) ? “. Beliau menjawab : “ Saya beriman, akan tetapi untuk menentramkan hatiku “ Al-Baqarah :
260. Keimanan bisa bertambah manakala hati mendapatkan ketenangan, ketentraman. Kita bisa merasakan manakala kita menghadiri pengajian, dimana ada
nasehat-nasehat, disebutkan surga dan neraka. Maka keimanan akan berambah seakan-akan kita melihat dengan mata kepada surga dan neraka tersebut.
Akan tetapi ketika kita lengah dan meninggalkan pengajian, kita bisa merasakan keyakinan dalam hati berkurang.
Begitu juga keimanan dalam lisan akan bertambah. Orang yang dzikir kepada Allah beberapa kali berbeda dengan yang melantunkan seratus kali,
karena yang kedua akan lebih banyak bertambah daripada yang pertama. Begitu juga orang yang melaksanakan ibadah secara sempurna lebih bertambah
keimanannya dibanding orang yang mengerjakannya dengan kurang sempurna.
7. Begitu juga dengan amal perbuatan, seseorang yang beramal lebih banyak akan betambah
keimanannya dibandingkan dengan yang sedikit. Al-Qur’an dan Sunnah telah menegaskan bertambah
dan berkurangnya keimanan. Allah berfirman :
ُاَداَد ْزَي َُوَابَتِكْواُالوتُأَِينذَُّالَنِقْيَتْسَيِلُوارَفَكَُِينذَّلِلًُةَنْتِفُالِإُْمهَتَّدِعَُانْلَعَجُاَم َو
َُِينذَّل
اًناَميِإُوانَمآ ( المدثر
/
31
. )
Dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-
orang kafir, supya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman
bertambah imannya " Al-Mudatsir : 31
ُوقالُتعالى
:
ُ
نَمُآَِينذَّاُالَّمَأَفُاًناَميِإُِهِذَهُهْتَدا َُزْمُّكيَأُولقَيُْنَمُْمهْنِمَفٌُة َورُس ْتَل ِ
نزاُأَمُاَذِإ َو
ُ
هْتَدا َزَفُوا
ُ
ِبوليُقِفَُِينذَّاُالَّمَأ َُوَونرِشْبَتْسَيُْمه َاُوًناَميِإُْم
ُ ٌض َرَمُْمِه
َُونرِفاَكُْمه َواُواتَم َُوْمِهِسْج ِ
ىُرَلِإُاًسْج ِ
ُرْمهْتَدا َزَف ( التوبة
/
124
-
125
.
“ Dan apabila diturunka suatu ayat, maka diantara mereka ( orang-orang munafik ) ada yang berkata : "
Siapakah diantara kamu yang bertambah imannya dengan turunnya surat ini ? ". Adapun orang-orang
yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. Dan adapun orang-
orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka.
Disamping kekafiran ( yang telah ada ) dan mereka mati dalam keadaan kafir ". At-Taubah : 124 – 125.
Dalam hadits yang shoheh, Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam bersabda : “ Saya tidak melihat
orang yang kurang akal dan agama. Yang bisa lebih menghilangkan di hati orang yang bertekad bulad
diantara kamu semua “. Jadi Iman itu bisa bertambah dan berkurang
8. Hal yang membatalkan iman
-Pertama ialah Syirik atau menyekutukan Allah. Orang yang melakukan kegiatan syirik disebut dengan musyrik.
Syirik merupakan suatu perbuatan yang akan menimbulkan dosa besar bahkan pelakunya tidak akan
mendapatkan ampunan dari Allah. Sesuai dengan firman Allah SWT, “Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa ketika disekutukan dan Allah sanggup mengampuni dosa apa saja selain syirik”. Syirik masuk
dalam urutan pertama atas kategori dosa-dosa terbesar dan syirik juga akan membuat kita terancam dineraka.
-Kedua yang dapat membatalkan iman kita ialah Kufur. Kufur merupakan salah satu perbuatan tidak beriman
terhadap Allah dan Rasul-Nya baik dengan mendustakannya ataupun tidak mendustakannya. Orang yang
melakukan kegiatan kufur disebut dengan kafir. Kufur terbagi menjadi dua , yaitu kufur besar dan kufur kecil.
-Ketiga nifaq yang berarti menampakkan keislaman dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan
kejahatan. Munafik merupakan sebutan bagi orang-orang yang melakukan Nifaq. Allah SWT akan menjadikan
orang-orang munafiq lebih buruk dari orang-orang kafir.
Dengan diadakannya bintal pada kali ini, diharapkan pegawai muslim Bea Cukai Kudus senantiasa taat pada
perintah-Nya dan menghindari segala hal-hal yang dapat mengurangi keimanan kita kepada-Nya.
9. 4. Iman kepada Allah Swt. (sifat ma'nawiyah,sifat nafsiyah, sifat salbiyah dan
sifat ma’ani) Allah
Sifat
Sifat Ma`nawiyah adalah sifat Allah yang dilazimkan atau tidak bisa dipisahkan dengan Sifat Ma’ani. Sifat Ma’nawiyah adalah
sifat yang Mulazimah atau menjadi akibat dari sifat ma’ani. Sifat ini terdiri dari tujuh sifat, yakni: Kaunuhu Qadiran
(Keberadaan Allah Maha Kuasa), Kaunuhu Muridan (Keberadaan Allah Maha Menentukan), Kaunuhu Aliman (Maha
Mengetahui), Kaunuhu Hayyan (Maha Hidup), Kaunuhu Sami’an (Maha Mendengar), Kaunuhu Bashiran (Maha Melihat),
Kaunuhu Mutakalliman (Maha Berkata-kata).
Sifat Nafsiyah
Sifat Nafsiah adalah sifat yang berhubungan dengan zat Allah dengan kata lain sifat kepribadian. Maksudnya sesuatu yang
tidak bisa diterima oleh akal jika Allah tidak disifatkan dengan sifat ini, yaitu sifat Wujud (Ada). Keberadaan Allah itu tidak
didahului oleh sesuatu sebab.
Sifat Salbiyah
Sifat Salbiyah adalah sifat yang menolak apa yang tidak layak bagi Allah. Sifat ini ada lima yitu: Pertama Qidam
(Sedia/Terdahulu) tanpa didahului oleh suatu permulaan. Kedua Baqa` (Kekal) tak akan mengalami kebinasaan walaupun
saat bumi dan langit dihancurkan (Kiamat). Ketiga Mukhalafah Lilhawaditsi (Tidak Sama dengan Makhuk) contohnya Allah
tidak diawali dengan suatu sebab dan tak akan pernah binasa sebaiknya Makhluk diawali dengan suatu sebab (proses) dan
akhirnya akan binasa.
Sifat Ma’ani
Sifat Ma`ani sifat yang pasti ada pada Dzat Allah. Sifat ini ada tujuh yaitu: Qudrat (Berkuasa) apapun bisa dilakukannya.
Iradah (menentukan) semua terjadi dengan ketentuan Allah. Ilmu (Mengetahui), Allah itu Maha Mengetahui segala
sesuatunya termasuk apa yang ada di hati Manusia. Hayah (Hidup). Sama’ )Mendengar). Bashar (Melihat) dan Kalam
(berkata-kata).
10. 5. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Pengertian Iman Kepada Kitab-kitab Allah
Iman kepada kitab-kitab Allah adalah mempercayai dan meyakini sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-
kitab-Nya kepada para nabi atau rasul yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia.
Fungsi Iman Kepada Kitab-kitab Allah
• Untuk meningkatkan kualitas kehidupan pribadi
• Untuk membangun kehidupan bermasyarakat
• Untuk menjalin kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara
Isi kitab-kitab Allah swt.
1. Kitab Taurat
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Musa as sebagai pedoman dan petunjuk bagi Bani Israel. Sesuai firman Allah swt yang
artinya: “Dan Kami berikan kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan
firman): “Janganlah kamu mengambil penolong selain Aku” )QS. Al-Isra’ [17]: 2)
2. Kitab Zabur
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Daud as sebagai pedoman dan petunjuk bagi umatnya. Kitab Zabur (Mazmur) berisi
kumpulan nyanyian dan pujian kepada Allah atas segala nikmat yang telah dikaruniakan-Nya. Selain itu berisi zikir, doa,
nasihat, dan kata-kata hikmah. Menurut orang-orang Yahudi dan Nasrani, kitab Zabur sekarang ada pada Perjanjian Lama
yang terdiri atas 150 pasal.
3. Kitab Injil
Kitab ini diturunkan kepada Nabi Isa as sebagai petunjuk dan tuntunan bagi Bani Israel.
4. Kitab al-Qur’an
Kitab suci al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk dijadikan petunjuk dan pedoman bagi seluruh umat
manusia, bukan hanya untuk bangsa Arab
11. Beriman kepada Kitab-Kitab Allah terdapat 2 (dua) cara :
• Beriman kepada Kitab-kitab sebelum Al Qur'an, caranya sebagai berikut :
1. Meyakini jika kitab-kitab tersebut benar-benar wahyu Allah, bukan karangan dari para
rasul.
2. Meyakini akan kebenaran isinya.
• Beriman kepada Al Qur'an, caranya sebagai berikut :
1. Meyakini jika Al Qur'an itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan dari Nabi
Muhammad SAW.
2. Meyakini jika isi Al Qur'an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikitpun.
3. Mempelajari, memahami, dan mencoba menghayati isi dari Kandungan Al Qur'an.
4. Mengamalkan ajaran Al Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.
12. 6. Iman kepada nabi dan rasul Allah Swt.
Iman kepada Nabi dan Rasul.
Iman kepada nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat. Iman dalam bahasa Arab artinya percaya. Para
ulama juga berpendapat bahwa yang dimaksud iman adalah membenarkan dengan hati, kemudian diucapkan dengan
lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
• Iman kepada nabi dan rasul tidak cukup hanya dengan mengetahui nama-nama mereka, tetapi juga patut mengikuti
keteladanannya dalam kehidupan sehari-hari.
• Semua yang diperintahkan Allah SWT kepada makhluk-Nya tidak lain adalah untuk kebaikan mereka sendiri.
Malaikat Jibril menyampaikan pada Nabi dan Rasul keempat kitab suci, yaitu Taurat, Zabur, Injil dan Al Quran.
Kitab Taurat diturunkan pada Nabi Musa, kita Zabur kepada Nabi Daud, kitab Injil kepada Nabi Isa, dan terakhir kitab
suci Alquran diturunkan kepada nabi sekaligus Rasul terakhir, yakni Muhammad SAW. Umat Islam mengimani bahwa
ada 25 Nabi yang diyakini. Selain itu, nabi terakhir yang diyakini adalah Nabi Muhmmad SAW.