Merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Kebijakan Sosial yang diampu oleh Bayu Mitra A Kusuma, S.AP, M.AP, M.Pol.Sc. Materi yang disampaikan masih dalam tahap pembelajaran, bila ada kesalahan bisa dikoreksi.
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Kota Yogyakarta Menuju Kota Ramah Lansia : Program Asistensi Lanjut Usia
1. LISA NUR KURNIASIH 17102050007
MURIZA NADIA W 17102050030
SYAFRIE REZHA U 17102050063
SYAHRIEL F 17102050081
KOTA YOGYAKARTA MENUJU
KOTA RAMAH LANSIA:
PROGRAM ASISTENSI LANJUT
USIA
MATA KULIAH : KEBIJAKAN SOSIAL
PENGAMPU :
BAYU MITRA A KUSUMA, S.AP, M.AP, M.Pol.Sc
2. LANSIA
Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1998
Lansia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.
Menurut WHO (World Health Organisation)
Lansia merupakan seseorang yang telah memasuki usia 60 (enam
puluh) tahun keatas. Yang mana akan mengalami sebuah proses
penuaan.
3. Lansia Potensial
Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun
1998
Lanjut usia yang mampu melakukan pekerjaan dan/ mampu
untuk menghasilkan barang dan/ jasa
Lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.
Lansia Tidak
PotensialMenurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1998
4. LANSIA TERLANTAR
Lansia Terlantar merupakan seseorang yang memasuki usia 60 (enam
puluh) tahun atau lebih dan karena faktor-faktor tertentu tidak mampu
memenuhi kebutuhan dasarnya.
• Fisik
• Psikologis
• Sosial
Hal ini menjadi sebuah permasalahan sosial karena lanjut usia
terlantar tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
fisiologis mereka, yang mampu membuat lansia tersebut disfungsi
sosial.
5. 9,27
%
12, 37%
13%
4202
jiwa
Secara Nasional jumlah lansia pada
tahun 2018 mencapai 24,49 juta jiwa.
Jumlah lansia di Provinsi Yogyakarta
mencapai 470.060 jiwa
Jumlah lansia di Kota Yogyakarta
mencapai 55.510 jiwa
Jumlah lansia terlantar di Kota
Yogyakarta (terverifikasi).
BPS, 2018 www.harnas.co/2019/03/23/4202-lansi-
Yogyakarta-dapat-jaminan-hidup
6. KEBIJAKAN MENGENAI LANSIA
• Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998,
mengenai kesejahteraan lansia.
• Permensos Nomor 12 Tahun 2013, mengenai
Program Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar.
7. KEBIJAKAN LANSIA POTENSIAL DAN TIDAK POTENSIAL
1. Pelayanan keagamaan dan mental
spiritual
2. Pelayanan kesehatan
3. Pelayanan untuk mendapatkan
kemudahan dalam penggunaan
fasilitas, sarana, dan prasarana umum.
4. Pemberian kemudahan dalam layanan
dan bantuan hukum
5. Perlindungan sosial dan Bantuan sosial
6. Pelayanan kesempatan kerja
7. Pelayanan pendidikan dan pelatihan
1. Pelayanan keagamaan dan mental
spiritual
2. Pelayanan kesehatan
3. Pelayanan untuk mendapatkan
kemudahan dalam penggunaan
fasilitas, sarana, dan prasarana umum.
4. Pemberian kemudahan dalam layanan
dan bantuan hukum
5. Perlindungan sosial dan bantuan sosial
8. • Perwali Kota Yogyakarta No. 11 Tahun 2018, mengenai Pedoman
Pemberian Asistensi Sosial.
• Perwali Kota Yogyakarta No. 9 Tahun 2019, mengenai Pedoman Pemberian
Asistensi Sosial bagi Lanjut Usia Miskin Pemegang KMS (kartu menuju
sejahtera kota jogja.
• Perwali No. 38 Tahun 2019 tentang penyelenggaraan kesejahteraan lanjut
usia
KEBIJAKAN MENGENAI LANSIA DI KOTA YOGYAKARTA
• Studi asesmen kota ramah lanjut usia pada 2013 dilakukan oleh
surveymeter.org di 14 kota di Indonesia.
• Populasi lansia Kota Jogja yang cukup tinggi dan juga dipengaruhi oleh
semakin meningkatnya usia harapan hidup di kota jogja yang sudah mencapai
73,4 tahun. Padahal usia harapan hidup nasional hanya 70,7 tahun
9. INDIKATOR MENUJU JOGJA KOTA RAMAH
LANSIA
1. Memiliki seperangkat peraturan yang mengatur tentang lansia
2. Memiliki pemerintah daerah yang berkomitmen
3. Memiliki metode dokumen yang ramah lansia seperti yang ada
dalam ketentuan WHO
4. Fasilitas yang ramah terhadap lansia
10. PROGRAM ASLUT
ASISTENSI LANJUT USIA
Serangkaian kegiatan memberikan jaminan sosial guna
membantu lanjut usia terlantar dalam bentuk pemberian
uang tunai melalui pendampingan sosial guna memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya.
Pendamping berfungsi untuk memastikan dana aslut
tepat sasaran dan juga melaksanakan fungsi psikososial,
pelayanan, dan advokasi sosial.
11. ASLUT
(PERWALI Kota
Yogyakarta)
Tujuan diberikannya asistensi sosial lanjut usia terlantar adalah
untuk kebutuhan dasar hidupnya.
Dana bantuan ASLUT dari Pemkot Yogyakarta awalnya sebesar
Rp. 300.000/bulan (perwal no. 11 2018), namun direvisi menjadi
Rp. 110.000/bulan (perwal no. 9 2019). Di sisi lain, kuantitas
jumlah lansia yang menerima bantuan juga semakin bertambah.
12. ASLUT
Kebutuhan fisiologis dalam hirarki kebutuhan yang dijelaskan
oleh Abraham Maslow, merupakan kebutuhan-kebutuhan yang
bersifat primer.
Kebutuhan fisiologis secara umum mungkin dijabarkan dalam 3
aspek mendasar yang paling menonjol yaitu sandang, pangan,
papan (sifatnya materiil).
Namun bukan terbatas itu saja kebutuhan non materiil yang
sifatnya mendasar juga bagi manusia (mental, sosial dan
spiritual).
13. POIN PENTING ASLUT
Kebutuhan dasar yang menjadi orientasi dari kebijakan Asistensi
Lanjut Usia tentunya bisa dikembangkan lebih jauh lagi, terutama
dalam pemenuhan kebutuhan lansia itu sendiri.
Pendampingan sosial yang ada dalam kebijakan perlulah
diperjelas lagi mengenai fungsi, sebagai pendamping lansia
terlantar. Semua demi tercapai cita-cita KotaYogyakarta sebagai
Kota Ramah Lansia 2030.