Dokumen tersebut membahas rencana penataan koridor jalan Kepanjen sebagai ibu kota Kabupaten Malang yang meliputi 5 titik, yaitu: Pertigaan Jalibar, Perempatan Kepanjen, Jembatan Jl. Panji, Kantor Bupati, dan Stadion Kanjuruhan. Diberikan pula gagasan konsep desain untuk masing-masing titik yang meliputi penataan jalur pejalan kaki, transportasi, dan fasilitas pendukung lainnya.
1. TITIK 1
Pertigaan Jalibar
TITIK 2
Perempatan Kepanjen (CBD)
TITIK 3
Jembatan Jl. Panji
TITIK 4
Kantor Bupati Malang
TITIK 5
Stadion Kanjuruhan
U
LOKASI objek desain
ƒ
Gambar 2. Citra satelit area Kepanjen dan koridor jalan sayembara
JEJAK KEPANJIAN DI KEPANJEN
Ka-panji-an, Yang Lambat Laun Dilafalkan Menjadi Ke-panji-an, Dan
Lantas Mengalami Persamdhian A+i=e Menjadi Kepanjen.
Bendera Atau Pataka.
Kepanjen saat ini merupakan pusat pemerintahan di Kabupaten Malang.
Nama Kepanjen Sangat Mungkin Merupakan Oralisasi Dari Istilah
Tekstual
Dengan Demikian, Kata Dasar (lingga)nya Adalah Panji. Kata Panji
Adalah Istilah Dalam Bahasa Jawa Kuna/tengahan, Yang Dalam Bahasa
Jawa Baru Dan Indonesia Secara Harafiah Berati:
Dari Panji Menjadi Kepanjen
https://id.wikipedia.org/wiki/Panji-panji
Panji-Panji
adalah sejenis bendera identitas angkatan bersenjata yang
digunakan dalam peperangan untuk memberitahu titik berkumpul
kepada pasukan dan menandai lokasi panglima perang. Penggunaan
panji-panji diperkirakan sudah ada sejak zaman Mesir Kuno sekitar
5.000 tahun yang lalu. Kekaisaran Romawi juga membuat panji-panji
tempur untuk menandai pembagian pasukannya yang besar. Di Eropa,
penggunaan panji diformalisasi oleh angkatan darat pada era abad
Pertengahan Tinggi dimana panji-panji perang saat itu dihiasi dengan
lambang dari panglima mereka masing-masing.Di Indonesia, panji-panji
dibawa oleh suatu pasukan kehormatan (color guard) yang bernama
"Pataka", (banner) singkatan dari "Pasukan Tanda Kehormatan".
058_01
SAYEMBARA ARSITEKTUR
PENATAAN KORIDOR JALAN KEPANJEN
IBU KOTA KABUPATEN MALANG
Sejarah pun berulang pada penghujung Masa
Hindu-Buddha (paroh kedua abad XV - awal
abad XVI). Eks sentra perlawanan para Panji
kerajaan Jenggala di Kepanjen Selatan
dijadikan pusat pemerintahan (kadatwan)
Demikianlah latar historis tentang mengapa
sub-area selatan Malang dinamai Kepanjen.
Sebagai basis perlawanan para Panji
kerajaan Jenggala (medio abad XII - awal
abad XIII) dan sekaligus kadatwan kerajaan
Sengguruh (paroh kedua abad XV - paroh
pertama abad XVI), cukup alasan untuk
menyatakan bahwa daerah Kepanjen adalah
eks pusat pemerintahan Masa Hindu-Buddha.
Dengan demikian, ada alasan historis yang
tidak mengada-ada jika kini pusat
pemerintahan Kabupaten Malang ditempatkan
di Kepanjen.
geo-strategis Kepanjen dan sekitarnya,
khususnya bagian selatan Kepanjen, yang
bergunung kapur (Pegunungan Kendeng
Tengah) serta terlindung oleh aliran sungai
Brantas di sisi timur dan selatan maupun
Metro di sisi barat, konon dijadikan pusat
pertahanan dan basis para Panji.
Shuahloka
Puncak Candi
Bhuahloka
Badan Candii
Bhurloka
Khaki Candi
Batur/Teras
Candii
SCALA
pola
tersusun
TARIK UP
TEKAN
Bhurloka
Khaki Candi
Bhurloka
Khaki Candi
Bhurloka
menggambarkan alam bawah,SEBAGAI KHAKI CANDI
(KEMANDIRIAN) BERDIKARI
sebutan Triloka,
yaitu:
Bhurloka = khaki candi,
Bhuahloka = badan candi,
Shuahloka = puncak candi
https://www.kliktimes.com/sastra-budaya/pr-7294810851/sejarah-kepanjen?page=3
Panjang koridor jalan :7,2 km
Titik 1
Pertigaan Jalibar
Titik 2
Perempatan Kepanjen
Titik 3
Jembatan Jl. Panji
Titik 4
Kantor Bupati
Titik 5
StadionKanjuruhan
Penggalian konsep dan relasi dengan konteks tapak
Sketsa ide gagasan
visual suasana kawasan
Sketsa ide gagasan dasar
visual suasana kawasan
Masterplan koridor jalan yang
memperlihatkan kesatuan identitas visual kawasan Kepanjen
Gagasan dan konsep makro penataan koridor jalan
2. DASAR Analogi TITIK 1 058_02
SAYEMBARA ARSITEKTUR
PENATAAN KORIDOR JALAN KEPANJEN
IBU KOTA KABUPATEN MALANG
Bhurloka
menggambarkan alam bawah,
SEBAGAI KHAKI CANDI
(KEMANDIRIAN) BERDIKARI
sebutan Triloka,
yaitu:
Bhurloka = khaki candi,
Bhuahloka = badan candi,
Shuahloka = puncak candi
Shuahloka
Puncak Candi
Bhuahloka
Badan Candii
Bhurloka
Khaki Candi
Batur/Teras
Candii
IDENTITAS VISUAL
STREET FURNITURE
penerangan jalan (PJU)
KORIDOR JALAN JALUR trasportasi
PEJALAN KHAKI & ramah disabilitas (difabel)
jalur vegetasi ramah lingkungan (pohon peneduh)
petunjuk arah (rambu rambu)
Tempat sampah (olah limbah)
Safety ( keamanan )
jalur pedestrian memiliki fungsi utama yaitu
menampung segala aktivitas pejalan khaki
person walking in the street,
- Kontrol Pandangan ( Visual Control )
- Pembatas fisik ( Physical barriers )
- Pengendali iklim ( Climate control )
- Pencegah erosi ( Erosion control )
- Habitat satwa ( Wildlife habitats )
- Nilai estetis ( Aesthetic values )
perencanaan elemen-elemen jalur pedestrian
komposisi, warna, bentuk, ukuran serta tekstur.
jalur vegetasi
Bhuahloka
Badan Candii
SCALA
PERBANDINGAN
TARIK UP
TEKAN
Ÿ Di area ini juga direncanakan pembangunan restarea dan
terminal untuk bus dan angkot.
Titik 1
Ÿ Terletak di pertigaan Jalan Lingkar Barat (Jalibar)Kepanjen
yang merupakan pintu masuk menuju Kepanjen
Ÿ Khusus di area ini tidak boleh ada kantong parkir (onstreet
parking)
Ÿ Area perencanaan Titik 1 berada di radius 100 meter dari pusat
pertigaan Jalibar
Ÿ Merupakan jalur lalu lintas kendaraan dengan kecepatan
tinggi
Ÿ Perencanaan jalur pejalan kaki dilengkapi dengan pelindung
Ÿ identitas visual sebagai penanda masuk Kepanjen
Gagasan dan konsep desain Titik 1
Sketsa gagasan visual suasana Titik 1
Panjang koridor jalan :7,2 km
Titik 1
Pertigaan Jalibar
Titik 2
Perempatan Kepanjen
Titik 3
Jembatan Jl. Panji
Titik 4
Kantor Bupati
Titik 5
StadionKanjuruhan
tampak potogan melintang
3. Gagasan dan konsep desain Titik 2
Sketsa gagasan visual suasana Titik 2
Panjang koridor jalan :7,2 km
Titik 1
Pertigaan Jalibar
Titik 2
Perempatan Kepanjen
Titik 3
Jembatan Jl. Panji
Titik 4
Kantor Bupati
Titik 5
StadionKanjuruhan
058_03
SAYEMBARA ARSITEKTUR
PENATAAN KORIDOR JALAN KEPANJEN
IBU KOTA KABUPATEN MALANG
Titik 2 penggunaan lahan yang memiliki potensi PENEMPATAN JALUR PEDESTRIAN
Penggunaan lahan tersebut antara lain perumahan, sekolah, pusat
perdagangan, daerah industri, terminal bus dan sebagainya.
Isu
jalan dan trotoar sempit
tidak ada fasilitas untuk difabel
pesepeda, angkot, dan becak
on-street parking tidak tertata rapih
tidak ada jalur yang aman untuk
belum tersedia street furniture
(bangku, bollard, lampu, street
light, tempat sampah)
pkl parkir sembarangan
SOLUSI
angkot,
street furniture
IDENTITAS VISUAL
penerangan jalan (PJU)
KORIDOR JALAN JALUR trasportasi
PEJALAN KHAKI & ramah disabilitas (difabel)
jalur vegetasi ramah lingkungan (pohon
peneduh)
petunjuk arah (rambu rambu)
Tempat sampah (olah limbah)
Safety ( keamanan )
Pembagian jalur sepeda, becak,
Penataan jalur hijau beserta
Penataan on-street parking
BELUM ADA PENDEKATAN Desain perilaku
adalah sub-kategori desain, yang berkaitan
dengan bagaimana desain dapat membentuk,
atau digunakan untuk mempengaruhi perilaku
manusia. Semua pendekatan desain untuk
perubahan perilaku mengakui bahwa artefak
memiliki pengaruh penting pada perilaku
manusia dan/atau keputusan perilaku.
Historical Board
I N F O R M A T I O N B o a r d
Detail arsitektural yang menjadi kekuatan konsep desain di Titik 2
DASAR Analogi TITIK 2
tampak atas
4. Gagasan dan konsep desain Titik 3
058_04
SAYEMBARA ARSITEKTUR
PENATAAN KORIDOR JALAN KEPANJEN
IBU KOTA KABUPATEN MALANG
ARSITEKTUR
BERKELANJUTAN
Ÿ (bangku, bollard, tempat sampah)
Ÿ Tidak muncul identitas masuk ke kawasan Pemerintahan
Ÿ Tidak ada jalur yang aman untuk
Ÿ sungai molek sangat potensial di exploitasi view nya
Ÿ pesepeda, angkot, dan becak
Ÿ Pertokoan memakan jalur trotoar
Ÿ tidak ada fasilitas untuk difabel
Ÿ belum tersedia street furniture
Ÿ jalan dan trotoar sempit
Ÿ Penambahan TANDA penanda Kawasan Pemerintahan
Ÿ Pembagian jalur sepeda, becak,
Ÿ angkot, dan difabel
Ÿ Penyesuaian GSS yang difungsikan sebagai rth dan public space
Ÿ pemanfaatan sungai molek ramah lingkungan
Ÿ Penambahan Street Furniture
Isu
SOLUSI
geo-strategis Kepanjen dan sekitarnya, khususnya bagian selatan
Kepanjen, yang bergunung kapur (Pegunungan Kendeng Tengah) serta
terlindung oleh aliran sungai Brantas di sisi timur dan selatan maupun
Metro di sisi barat, konon dijadikan pusat pertahanan dan basis para
Panji. Analisis
Identitas Visual Kabupaten Malang berada di kepanjen
Jenggala dalam menghadapi kerajaan Kadiri
yang berpusat di middle sungai Brantas.
Daerah ini konon menjadi basis
pemerintahan dan militer para
oposan
Detail arsitektural yang menjadi kekuatan konsep desain di Titik 3
Panjang koridor jalan :7,2 km
Titik 1
Pertigaan Jalibar
Titik 2
Perempatan Kepanjen
Titik 3
Jembatan Jl. Panji
Titik 4
Kantor Bupati
Titik 5
StadionKanjuruhan
tampak potongan
5. Gagasan dan konsep desain Titik 4
Bhurloka
Khaki Candi
058_05
SAYEMBARA ARSITEKTUR
PENATAAN KORIDOR JALAN KEPANJEN
IBU KOTA KABUPATEN MALANG
Bhurloka
menggambarkan alam
bawah,SEBAGAI KHAKI CANDI
(KEMANDIRIAN) BERDIKARI
Panjang koridor jalan :7,2 km
Titik 1
Pertigaan Jalibar
Titik 2
Perempatan Kepanjen
Titik 3
Jembatan Jl. Panji
Titik 4
Kantor Bupati
Titik 5
StadionKanjuruhan
Ÿ tidak ada fasilitas untuk difabel
Ÿ (bangku, bollard, tempat sampah)
Ÿ jalan dan trotoar sempit
Ÿ belum tersedia street furniture
Ÿ JALUR MASIH SEMPIT UNTUK DIBUAT DUA ARAH
Ÿ Tidak muncul identitas masuk ke kawasan Pemerintahan
Ÿ PERLU KONSEP PENYATUAN RUANG PUBLIK ANTARA PUSAT PEMERINTAHAN
DENGAN RENCANA rth ALUN ALUN
Isu
Ÿ PELEBARAN JALAN MENJADI 4 LAJUR MENJADI KESATUAN UNIT
Ÿ PENGADAAN ELEMEN PENDUKUNG BERUPA TROTOAR
Ÿ PENGADAAN FASILITAS LINGKUNGAN YANG RAMAH DAN AMAN
Ÿ PERLUNYA PERENCANAAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN DAN BERKARAKTER
SESUAI DENGAN KAWASAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN
SOLUSI
tersedia street furnitur
pergola hubungan ruang
pembentuk sky line
6. Panjang koridor jalan :7,2 km
Titik 1
Pertigaan Jalibar
Titik 2
Perempatan Kepanjen
Titik 3
Jembatan Jl. Panji
Titik 4
Kantor Bupati
Titik 5
StadionKanjuruhan
058_06
SAYEMBARA ARSITEKTUR
PENATAAN KORIDOR JALAN KEPANJEN
IBU KOTA KABUPATEN MALANG
tampak potongan
Ÿ PERLU KONSEP PENYATUAN RUANG PUBLIK ANTARA PUSAT PEMERINTAHAN
DENGAN RENCANA rth ALUN ALUN
Ÿ jalan dan trotoar sempit
Ÿ tanda pengarah jalur menuju atau melepas dari stadion belum jelas
Ÿ Tidak muncul identitas gerbang masuk ke kawasan dari arah timur
kanjuruhan
Ÿ JALUR MASIH SEMPIT UNTUK DIBUAT DUA ARAH
Ÿ (bangku, bollard, tempat sampah) terinlasi pedagang khaki lima
Ÿ belum tersedia street furniture
Isu
Ÿ PELEBARAN JALAN MENJADI 4 LAJUR MENJADI KESATUAN UNIT (selamat datang)
Ÿ PERLUNYA PERENCANAAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN DAN BERKARAKTER
Ÿ kawasan penerima kedatangan dari arah timur (perlu ikon maskot)
Ÿ PENGADAAN FASILITAS LINGKUNGAN YANG RAMAH DAN AMAN
Ÿ PENGADAAN ELEMEN PENDUKUNG BERUPA TROTOAR
SOLUSI
pergola hubungan ruang
pembentuk sky line
Gagasan dan konsep desain Titik 5