1. BAB V
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Lokasi penelitian
1. Lokasi Site Penelitian.
Gambar 5.1 Site Penelitian Olahan penulis 2019
Sumber: Google Map November 2019
Gambar 5.2 Profil Pete Kelurahan Olahan penulis 2019
Sumber: Profil Kelurahan Cepokomulyo Kepanjen Malan
2. Kelurahan Cepokomulyo memiliki 33 Rukun Tetanga dan 3 Rukun Warga
dengan penamaan identitas jalan lingkungan mengunakan alamat nama bunga
bungaan, Khususnya RW. 01 Jalan Teratai pada RT. 06 dan RT. 07 dipersempit
sebagai batasan lokasi penelitian Desain Model Gang Ramah Anak dan Ramah
Lingkungan. Dengan lokasi area kurang dari1000 m2 seluruhnya panjang jalan :
350m’ dengan lebar jalan utama 3 sampai 0.8 m’ sub gang. kondisi tersebut sudah
berbagi dengan saluran drainase. Jalan Teratai adalah jalan alternatif menuju
pemukiman kampung kota wilayah s ebelah barat Teratai Barat, disebut Teratai
Indah, jalan poros Wijayakusuma, jalan Kecubung yang akses tersebut dapat secara
alternatif potong kompas bisa melewati Jalan Teratai walaupun kondisi luas jalan
yang cukup sempit hanya bisa dilewati kendaraan roda dua dan kendaraan roda tiga
adakalanya cukup di paksakan mobil yang melalui adalah milik warga sendiri.
Adapun jumlah warga RT 06 yang berseberangan gang dengan RT 07 sama
sebagai pemilik akses utama wilayah teritori tersebut, terbangun kurang lebih 78
rumah dan dihuni 102 kepala keluarga dengan mayoritas bekerja di sektor informal
seperti pedagang keliling, sopir, buruh pabrik, pertukangan dan jenis pekerjaan di
sektor Informa lainnya. Pendidikan warga mayoritas adalah SLTA. Jalan Sumedang
adalah jalan Raya di wilayah pusat kota yang cukup padat sehingga gang Terate
sudah lama terbentuk secara natural sejak dahulu kala, walaupun sebenarnya akses
jalan utama yang cukup memenuhi syarat adalah jalan Melati.
2. Akses Keluar Masuk Pemukiman
Akses masuk jalan gang Terate dari jalan raya Sumedang yang mana jalan menuju
pusat kota Kepanjen atau pertokoan pasar besar sedangkan akses menuju
pemukiman seharusnya Jalan Melati namun Gang Melati adalah jalan alternatif dari
Jalan Wijaya Kusuma, pada lampiran peta situasi tergambarkan pintu akses masuk
ke lokasi penelitian.RT.06. RT.07. RW01. Kelurahan Cepokomulyo
3. Gambar 5.2.1 Aksas keluar masuk ke pemukiman Olahan penulis 2019
Sumber: Google Map November 2019
4. 3. Karakter Fisik Ruang Gang
Gambar 5.2.2 Aksas keluar masuk ke pemukiman
Olahan penulis 2019
5. Bentuk Fisik: Dimensi, Orentasi bangunan, Vegetasi dan Pengerasan jalan.
Gambar 5.2.3 Bentuk Dimensi dan Pengerasan jalan
Olahan penulis 2019
8. 4. GANG RUANG PUBLIK MULTIFUNGSI
1. Gang: Ruang Jalan Sarana Sirkulasi Jalan lingkungan
Gang utama yang dapat digunakan sebagai akses masuk dan keluar
permukiman memiliki lebar antara 2m’ – 3m’. Jalur masuk dari jalan Teratai di RT.06
dan RT.07 memiliki lebar sekitar 2,75m’ sehingga bisa masuk mobil namun bersifat
emergency, seperti pic up material dan kendaraan pribad. Tetapi jalur ini di tengah
kampung menyempit menjadi sekitar 2,5m’. Jalur masuk dari arah jalan
Wijayakusuma memiliki lebar sekitar 2,5m’ dari gang utama posisi pengalan jalan sub
gang menyempit di tengah sehingga hanya bisa dilalui motor dan becak. dari
sepanjang jalur gang utama ini terdapat gang-gang yang lebih kecil menuju ke rumah-
rumah penduduk dengan lebar bervariasi antara 0,8m’ sampi 2m’. Gang-gang di
sepanjang gang utama ini cenderung buntu (cul de sac). Seperti penjelasan pada
gambar 5.4 sehingga cabang pengalan jalan gang kecil ini hanya digunakan oleh
warga yang memang akan menuju rumah-rumah yang berada di lokasi tersebut.
Gambar 5.4.1 Ruang Jalan Sarana Sirkulasi Jalan lingkungan
Dokumen pribadi 2019.
2. Gang: Tempat Aktivitas Ekonomi Warga.
Setiap aktivitas yang terjadi pada ruang-ruang terbuka publik akan memperkuat
keberadaan ruang terbuka tersebut. Namun faktor-faktor bentuk, karakter dan lokasi
9. yang spesifik dari tiap-tiap ruang terbuka akan menentukan fungsi, kegunaan serta
aktivitas yang spesifik pula Adhitama Satya (2013). Ruang sebagai bentuk fisik
lingkunan binaan memiliki peranan dalam menentukan ragam aktivitas yang
dilakukan di dalamnya. Demikian pula halnya dengan bentukan ruang jalan yang
bernama gang juga disebut jalan lingkungan permukiman masyarakat kampung kota,
sangatlah berperan juga dalam memunculkan ragam aktivitas perkembangan
masyarakat kekinian dalam kultur budaya bermukimnya. Seperti jasa servis
pedagang sayur dengan gerobak sayurnya, penjual kuliner bakso dan sejenisnya
yang dijajakan dengan kendaraan bermotor dan rombong miniport tabel bawaanya.
Di kampung ini juga terdapat warnet yang lumayan ramai penggunanya dan
komunitas pelanganya tidak terbatas pada warga kampung. Namun keramaian di
lokasi ini sering kali mengganggu warga yang akan keluar masuk ke arah jalan
Teratai.
Gambar 5.4.2 Tempat Aktivitas Ekonomi Warga
Dokumen pribadi 2019
3. Gang : Tempat Bermain Anak-anak
Rumah warga masyarakat digang Teratai RT.06 dan RT.07 sebagian besar
tidak memiliki halaman, karena pintu masuk rumah-rumah warga langsung
berbatasan dengan gang, baik itu rumah-rumah yang berada di gang utama maupun
rumah-rumah yang terletak di cabang-cabang gang utama. Akibat keadaan ini maka
10. sarana bermain out door yang ada dan menjadi satu-satunya alternatif adalah jalur
gang itu sendiri. Gang utama yang memiliki lebar sekitar 2,75m’ dengan perkerasan
yang relatif baik cukup memadai untuk mengakomodasi kegiatan bermain anak-anak
di udara terbuka selepas pulang sekolah. Berbagai permainan dapat dilakukan di
gang utama ini, mulai dari permainan yang tidak memerlukan gerak yang terlalu aktif
seperti bermain masak masakan atau permainan yang memerlukan pergerakan aktif
seperti sepak bola yang terbagi terdiri dari kelompok usia dan gender.
Gambar 5.4.3 Tempat Bermain Anak-anak
Dokumen pribadi 2019
Gambar 5.4.4 Tempat Bermain Anak-anak
Dokumen pribadi 2019
11. 4. Gang: Tempat Sosialisasi antar Tetangga
Ruang jalan di gang utama dan sub gang memiliki lebar antara 0,8m’ – 2.75m’.
Jarak ini termasuk ke dalam social distance sehingga memungkinkan digunakan
sebagai ruang publik untuk sarana bersosialisasi warga kampung. Dengan kondisi
ruang gang yang cukup terbuka maka kegiatan sosialisasi antar tetangga sehari-hari
dapat dilakukan dengan nyaman sambil melakukan pekerjaan sehari-hari seperti
mengasuh anak, menjemur pakaian, ngobrol tenteng hobi peliharaan ungas seperti
burung dan ayam yang dilakukan di depan rumah yang berbatasan langsung dengan
gang utama.
Gambar 5.4.5 Tempat Sosialisasi dan Diskusi lingkungan antar Tetangga
Dokumen pribadi 2019
Gambar 5.4.6 Tempat Sosialisasi informasi antar Tetangga
Dokumen pribadi 2019
12. 5. Gang: Tempat pesta dan perayaan
Sudah menjadi kultur budaya masyarakat dengan rasa toleransi dan merasa
kan persaudaran yang paling dekat adalah tetanga pemanfaatan gang kampung kota
tidak jarang ditutup untuk umum jika ada warga yang mengadakan pesta, baik itu
pesta khitanan atau pernikahan yang memerlukan ruang luas untuk menampung
tamu undangan dari sanak dan kerabat mempelai. Pada saat saat seperti ini fungsi
ruang gang sebagai jalur sirkulasi yang menghubungkan lingkungan luar dengan
rumah-rumah penduduk sangat terganggu, namun karena keeratan hubungan
ketetanggan yang baik maka hal ini dimaklumi oleh tetangga sekitarnya, dengan
alasan: toh tidak tiap hari diadakan pesta perayaan tersebut. Gang kampung kota
juga digunakan sebagai ajang perayaan pesta kemerdekaan 17 Agustus-an tiap
tahun. Di ruang gang inilah segala lomba dipentaskan, mulai dari lomba balap karung
sampai lomba makan kerupuk turut meramaikan ruang gang dari pagi hingga petang.
Gambar 5.4.7 Tempat pesta dan perayaan
Dokumen pribadi 2019
13. 6. Gang: tempat mengekpresikan ketrampilan dan hobi
Dalam acara acara tertentu sudah menjadi tradisi bagi warga kampung tempat
domisili dilingkunganya, dimana jalan jalan gang selalu berlomba untuk dihias dan
memunjukkan identitas tema karakter wilayah masing masing. Sebagai modal
potensi masyarakat dalam menyikapi lingkungan secara arif dan bijak, dengan
harapan lingkungan yang nyaman dan aman di lakukan secara partisipasi gotong
royong
Gambar 5.4.8 Tempat mengekpresikan ketrampilan dan hobi
Dokumen pribadi 2019
1. Analisa karakteristik Ruang Gang Berdasarkan Kebutuhan Masyarakat
Warga
Ruang Publik bukan cuma untuk kaum dewasa saja. Justru sedari kecil anak-
anak sudah selayaknya mendapat kesempatan bermain di Ruang Publik. Anak-anak
butuh ruang gerak yang memadai, mereka juga ingin aktivitas bermainnya tidak
terganggu saat ada kendaraan melintas. Anak-anak bukanlah orang dewasa yang
mengetahui segala hal, baik dan buruk. Jika sudah bermain yang dipikirkan oleh
seorang anak hanyalah perasaan senang saja. Tanpa peduli apakah mereka bermain
14. di tempat aman atau tidak. Tentu saja ruang publik buat anak-anak berbeda dengan
ruang publik orang dewasa. Karena anak-anak tidak bisa mempertahankan dirinya
sendiri maka segala sesuatu yang menyangkut keamanan harus diberikan.
Dalam bukunya “Habermas; Rescuing the Public Sphere, mengartikulasikan
kepentingan ruang publik untuk kebutuhan masyarakat dengan berkumpul bersama-
sama. Di New York sana, pada tahun 1984 Project for Public Spaces mengatakan
ruang publik yang dimaksud secara umum pada sebuah kota adalah bentuk ruang
yang digunakan manusia secara bersama-sama berupa jalan tak terkecuali jalan
lingkungan gang utama dan sub gang, pedestrian, Taman, fasilitas transportasi
umum seperti halte dan sebagainya.
Ruang Terbuka Secara umum public space dapat didefinisikan dengan cara
membedakan arti katanya secara harfiah terlebih dahulu. Public merupakan
sekumpulan orang- orang tak terbatas siapa saja, dan space atau ruang merupakan
suatu bentukan tiga dimensi yang terjadi akibat adanya unsur unsur yang
membatasinya Ching (1992). Dalam pengertian yang paling umum, ruang publik
dapat berupa Taman, tempat bermain, jalan, atau ruang terbuka.
2. Tujuan Ruang Terbuka Secara umum,
Tujuan ruang terbuka publik Carr et al., (1992) dalam Haryati (2008) adalah:
1. Kesejahteraan Masyarakat 2. Peningkatan Visual (Visual Enhancement) 3.
Peningkatan Lingkungan (Environmental Enhancement) 4. Pengembangan Ekonomi
(Economic Development) 5. Peningkatan Kesan (Image Enhancement). Peran
Ruang Terbuka Secara umum, peran ruang terbuka oleh Setyowati, (2012), dibagi
menjadi dua bagian: Meningkatkan Kualitas Kawasan Kualitas suatu kawasan
merupakan gambaran dari kualitas suatu lingkungan tertentu. Upaya untuk selalu
memenuhi. kebutuhan penggunanya dalam menciptakan ruang publik ditegaskan
15. Carr et al. dalam Anita et al.,(2012), ruang publik dalam suatu permukiman akan
berperan secara baik jika mengandung unsur antara lain :
A. Comfort, Merupakan salah satu syarat mutlak keberhasilan ruang publik. Lama
tinggal seseorang berada di ruang publik dapat dijadikan tolak ukur comfortable
tidaknya suatu ruang publik.
B. Relaxation, Merupakan aktifitas yang erat hubungannya dengan psychological
comfort. Suasana rileks mudah dicapai jika badan dan pikiran dalam kondisi sehat
dan senang.
C. Passive engagement, Aktifitas ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya.
Kegiatan pasif dapat dilakukan dengan cara duduk-duduk atau berdiri sambil melihat
aktifitas yang terjadi di sekelilingnya atau melihat pemandangan yang berupa Taman,
air mancur, patung atau karya seni lainnya.
D. Active engagement, Suatu ruang publik dikatakan berhasil jika dapat mewadahi
aktifitas kontak/interaksi antar anggota masyarakat (teman, famili atau orang asing)
dengan baik.
E. Discovery, Merupakan suatu proses mengelola ruang publik agar di dalamnya
terjadi suatu aktifitas yang tidak monoton.
3. Memberikan Pengaruh Terhadap Peningkatan Prilaku terhadap lingkungan
Kearifan terhadap keramahan lingkungan, menjadi awal dari adanya konsep
bahwa di dalam pendekatan lingkungan binaan terhadap perilaku menekankan
bahwa manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir serta mempunyai
persepsi dan keputusan dalam interaksinya dengan lingkungan,
4. Fungsi Ruang Terbuka
16. Egam (2009) Secara fisik ruang terbuka memiliki beberapa fungsi yaitu :
sebagai daerah hijau (green area), untuk filter dan sirkulasi udara, sebagai cadangan
cadangan air, paru – paru kota dan berbagai fungsi lainnya, Adapun klasifikasi ruang
terbuka dalam komplek permukiman terdiri dari : a. lapangan, b. jalan, c. gang, dan
d. halaman rumah. Pemanfaatan ruang terbuka dalam disain masyarakat tertentu
senantiasa berjalan sesuai aktivitas, kebiasaan dan adat yang berlaku dalam struktur
masyarakat setempat. Nilai dan pemanfaatan ruang tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut : 1. Nilai Sosial (Interaksi komunal), 2. Nilai ekonomi, 3. Nilai Budaya dan
Religi, dan 4. Nilai Estetika
Jenis Ruang Terbuka Haryati (2008) menjelaskan, ruang terbuka publik
dapat berupa landscape (ruang terbuka hijau) maupun (ruang terbuka terbangun),
pengkategoriannya adalah: 1. Terbuka publik skala lingkungan dengan luas dan
lingkup pelayanan kecil, seperti ruang sekitar tempat tinggal (home oriented space),
ruang terbuka lingkungan (neighbourhood space) Rapuano, (1964). 2. Ruang
terbuka publik skala bagian kota yang melayani beberapa unit lingkungan, seperti
Taman umum (public park),ruang terbuka untuk masyarakat luas (community space).
3. Ruang terbuka publik dengan fungsi tertentu, seperti ruang sirkulasi kendaraan
(jalan raya/freeway, jalan arteri, dll), ruang terbuka publik di pusat komersial (area
parkir, plaza, dan mall), ruang terbuka publik kawasan industri, dan ruang terbuka
publik peringatan (memorial) Carr, (1992). 4. Pasar terbuka publik (markets), yaitu
ruang terbuka publik atau jalan yang digunakan untuk PKL, bersifat temporer pada
ruang yang ada seperti Taman, daerah pinggir jalan, atau area parkir Carr, (1992).
5. Ruang terbuka menurut sifatnya.
Anita, et al.(2012) mengutip Stephen Carr et al.(1992:19) terdapat 3 (tiga)
kualitas utama sebuah ruang publik, yaitu: 1. Responsive, berarti bahwa ruang
tersebut dirancang dan dikelola dengan mempertimbangkan kepentingan para
17. penggunanya. 2. Democratic,berarti bahwa hak para pengguna ruang publik tersebut
terlindungi, pengguna ruang publik bebas berekspresi dalam ruang tersebut, namun
tetap memiliki batasan tertentu karena dalam penggunaan ruang bersama perlu ada
toleransi diantara para pengguna ruang. 3. Meaningful, berarti mencakup adanya
ikatan emosional antara ruang tersebut dengan kehidupan para penggunanya.
6. Fungsi Ruang Terbuka.
Menurut Philipus dan Aini (2004) dalam Santoso (2009),interaksi sosial
adalah hubungan sosial dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan
individu, antara individu dan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok sosial
yang lain. Interaksi sosial terjadi ketika dua orang individu bertemu dan saling
menyapa, berjabat tangan, bercandaria atau mungkin juga berkelahi. Interaksi sosial
terjadi dalam suatu proses komunikasi, melibatkan dua orang atau lebih yang terlibat
dalam tindakan sosial timbal balik, dan tindakan sosial itu sendiri adalah tindakan di
mana individu bertindak dengan orang lain dalam pikiran. Berkaitan dengan interaksi
sosial yang terjadi pada ruang publik, Gahl, J. (1996) dikutip oleh Ilyas (2016),
membagi kegiatan luar ruang pada ruang publik (Public Space) menjadi tiga kategori
yaitu; 1. Kegiatan berdasarkan atas kebutuhan/keperluan sehari-hari (necessary
activities) seperti kegiatan belanja, pergi bekerja, ke sekolah dan sebagainya. 2.
Kegiatan pilihan (optional activities) merupakan kegiatan yang lebih bersifat leisure
atau memanfaatkan waktu luang seperti berjalan-jalan, menikmati pemandangan dan
sebagainya. 3. Kegiatan yang teakhir adalah kegiatan sosial (social activities) yang
merupakan kegiatan yang bersifat interaktif yaitu berhubungan dengan orang lain.
7. Variabel Identifikasi Ruang Publik
Variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik ruang publik
ramah anak dan ramah lingkungan ialah:
18. 1. Kelengkapan Fasilitas, Terdiri dari fasilitas bermain, fasilitas olahraga,
fasilitas bersantai, dan berbagai fasilitas penunjang. Fasilitas bermain yaitu
berbagai jenis peralatan bermain untuk anak-anak diantaranya adalah
perosotan, jungkat jungkit, alat panjat mini, dan ayunan. Semua peralatan
memiliki pegangan yang bertekstur halus. Perosotan dan jungkat jungkit
terbuat dari material plastik, sedangkan ayunan merupakan metal yang juga
memiliki permukaan yang halus. Material lantai dasar di sekitar peralatan
bermain adalah pasir tanah. Ketebalannya pun cukup dalam sehingga dapat
membantu meredam anak jika terjatuh saat bermain.
2. Vegetasi, Pengelompokan Tanaman berdasarkan Aspek Arsitektural dan
Artistik Visual Berdasarkan fungsinya dalam lansekap secara umum, Hakim
(1991) mengemukakan bahwa tanaman dapat berfungsi sebagai:
a. Pengontrol pemandangan (Visual control)
b. Penghalang secara fisik (Physical Bariers)
c. Pengontrol iklim (Climate Control)
d. Pelindung dari erosi (Erotion Control)
e. Memberikan nilai estetika (Aesthetics Values)
Tak hanya membuat indah, ternyata beberapa tanaman bisa berfungsi
sebagai penyaring udara agar lebih segar Nur Romdlon, (2016). Peace Lily.
Lidah Mertua, Lidah Buaya, Beringin (Ficus Benjamina), Palem Areca, Pakis,
Boston (Boston Fern), Karet Hias (Ficus Robusta),Sirih Belanda (Scindapsus)
3. Keberagaman, Penempatan permainan dan zona bermain kebiasaan
bermain pada anak-anak berbeda beda, ada yang suka bermain sendiri,
bermain dalam kelompok kecil, atau kelompok besar oleh karena itu bermain
dipisah menjadi empat bagian yaitu: aktif play, quiet play, creative play,
natural Play.
19. 4. Aktivitas Aksesibilitas, Mudah di jangkau secara tujuan dan terpantau dalam
kegiatan serta aktifitas berlangsung. Sehingga semua fasilitas permainan
dapat dengan mudah digunakan, dimengerti, dan dijangkau oleh semuaanak.
8. Faktor penting dalam perancangan ruang bermain anak yang aman dan nyaman
serta ramah anak dan ramah lingkungan adalah:
1. Komponen aspek keamanan, yaitu: a. Lokasi, terlindungi dengan pagar. b.
Tata letak, mudah dalam pengawasan; pemisahan zonasi aktivitas; kelompok
umur dan jenis permainan. c. Peralatan permainan, material permukaan yang
aman. d.Konstruksi, sambungan peralatan bermain dipasang dengan aman.
e. Material/ bahan, bahan yang bersentuhan langsung dengan kulit anak
bertekstur halus. Faktor keamanan sangatlah penting sehingga orangtua
memilih berada di dekat sekitar rumah agar mudah terpantau serambi
mengerjakan kegiatan yang lain sedangkan idealnya nya di lingkungan
setempat dipasanglah CCTV.
2. Aspek kenyamanan, bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi anak-
anak untuk melakukan aktivitas bermain (Alamo, 2002). Komponen aspek
kenyamanan, yaitu: a. Lokasi, mempunyai iklim mikro yang nyaman dengan
memanfaatkan area ternaungi oleh vegetasi/struktur bangunan. b. Tata letak,
anak bebas memilih jenis permainan; bebas bergerak; pembagian permainan
yang ternaungi dan terbuka; tersedianya fasilitas rest area. c. Peralatan
permainan, mampu digunakan dengan nyaman oleh semua anak termasuk
dengan keterbatasan fisik. d. Konstruksi, tercipta kesatuan estetika dengan
fasilitas bermain lainnya. e. Material/ bahan, mempunyai daya tahan tinggi;
higienis dan mudah secara pemeliharaan. Kenyamanan, Selain adanya atap
pelindung, pergola tanaman rambat efek peneduh penganti tanaman pelindug
(pohon) karena minimnya lokasi, Matahari memberikan radiasi yang
berpengaruh terhadap bangunan. Efek lingkungan termal matahari juga dapat
20. menimbulkan gangguan dari panas dan silau cahayanya Wijaya, (1988).
Aspek kenyamanan bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi anak-
anak untuk melakukan aktivitas bermain, antara lain pemandangan dan
penggunaan bahan yang sesuai
1. Tata letak memungkinkan anak-anak bebas bergerak dari satu area
permainan ke area permainan lainnya dan memilih permainan yang berbeda.
2. Terdapat pembagian lokasi permainan yang ternaungi dan yang terbuka
sehingga terkena sinar matahari secara langsung.
3. Tersedianya fasilitas rest area yang dapat digunakan untuk beristirahat
setelah bermain maupun area tunggu bagi orang tua dan pendamping
lainnya.
4. Tersedianya fasilitas berlindung saat terjadi kondisi hujan dan gangguan alam
lainnya.
9. Kriteria Perancangan ruang Bermain Anak,
Sesuai dengan model pemrogramanperancangan, perancangan ruang bermain
anak harus berdasarkan isu, tujuan dan kriteria. Pemrograman ini diklasifikasikan ke
dalam 3 aspek: keamanan, kenyamanan, dan kemudahan. Aspek keamanan
bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi anak yang bermain dengan mudahnya
orang tua atau pendamping yang mengawasi. Aspek kenyamanan bertujuan untuk
memberikan kenyamanan dalam penggunaan bahan yang sesuai dan pengaruh
lingkungan sekitar termasuk keteduhan bagi anak-anak untuk melakukan aktivitas
bermain. Aspek kemudahan bertujuan untuk memberikan kemudahan bergerak dan
beraktivitas bagi semua anak-anak, maupun anak dengan keterbatasan fisik
Baskara, (2011).
10. Anak dan Kegiatan Bermain
21. Kegiatan bermain menurut Hurlock (1978) dapat dibagi menjadi dua
golongan utama, yaitu bermain aktif dan bermain pasif atau dikenal sebagai hiburan.
Bermain aktif adalah kegiatan bermain yang melibatkan gerak dan aktivitas fisik anak,
seperti berlari, naik turun tangga, bermain pasir, dan lainnya. Sebaliknya, bermain
pasif sifatnya menghibur dan tidak melibatkan gerak tubuh anak, seperti mengamati
anak lain bermain, menonton tv, dan bermain video games. Tahap bermain
berdasarkan usia anak dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Exploratory stage, yaitu tahap
anak di bawah usia 2 tahun belajar mengenal benda dan belum dapat bermain
dengan baik karena anak belum dapat mengontrol tubuhnya secara keseluruhan. 2.
Mastery stage, yaitu tahap anak usia 2-6 tahun mulai dapat mengontrol tubuhnya dan
mainan memiliki peran penting dalam bermain, sehingga dapat membuat anak
kreatif, terhibur, dan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak. 3.
Achivement stage, yaitu tahap anak usia 7 tahun ke atas mengarah pada kegiatan
bermain olahraga yang dilakukan bersama-sama,memiliki aturan, dan ada hasil akhir
menang atau kalah.
11. Perencanaan Ruang Luar
Ruang luar (aktif) merupakan ruang umum yang berada di luar bangunan
sebagai wadah yang menampung kegiatan tertentu warga lingkungannya, bermain,
berolahraga, berjalan-jalan menikmati pemandangan, duduk santai (Hakim, 2003).
Fungsi ruang terbuka umum dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Tempat bermain;
2. Tempat bersantai; 3. Tempat komunikasi sosial; 4. Tempat peralihan, menunggu;
5. Sebagai ruang terbuka untuk mendapatkan udara segar dengan lingkungan; 6.
Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain; 7. Sebagai
pembatas atau jarak diantara massa bangunan.
12. Penempatan Permainan dan Zona Bermain
22. Kebiasaan bermain pada anak-anak berbeda-beda, ada yang suka bermain
sendiri, bermain dalam kelompok kecil, ataupun kelompok besar. Oleh karena itu,
area bermain dipisah menjadi empat bagian yaitu active play area, quiet play area,
creative play area dan natural area.
1. Active play area (playground, kolam renang anak) Berguna untuk
mengembangkan kekuatan fisik, keseimbangan, koordinasi, dan rasa
percaya diri anak.
2. Quiet play area (Taman ruang bacaan anak, tamiya dan video game)Berguna
untuk membantu anak mengembangkan fantasi dan imajinasi anak. Selain itu
jenis permainan ini juga menuntut ketekunan anak.
3. Creative play area (seni lukis dan kerajinan tangan) Berguna untuk
mengembangkan kreativitas anak di bidang seni lukis dan kerajinan tangan,
sehingga dari situ akan meningkatkan jiwa mereka menjadi aktif.
4. Natural area (kolam pasir) Berguna untuk membantu anak mengeksplorasi
lingkungan sekitarnya dengan adanya unsur alam yang membuat area
bermain menjadi lebih teduh dan nyaman.
13. Pemisahan Permainan Berdasarkan Usia
Tempat ruang bermain digunakan oleh anak dengan berbagai usia. Oleh
sebab itu, penting untuk mengadakan pembedaan jenis permainan bagi anak usia 2-
6 tahun dan 7-14 tahun. Pengawasan Anak sering mengalami cedera saat bermain.
Oleh sebab itu, anak yang bermain membutuhkan pengawasan dari orang dewasa.
Desain taman bermain dapat memfasilitasi kebutuhan ini, misalnya dengan cara
mendekatkan area istirahat dengan area bermain. Pengawasan pada tempat
bermain terbagi menjadi dua titik yang letaknya di arena playground dan kolam
renang anak. Material Permukaan yang Aman Selain desain tempat bermain,
masalah keselamatan anak juga perlu diperhatikan. Masalah keselamatan ini meliputi
23. pemilihan material/ bahan permukaan. Kemudahan Dalam Bermain Aspek
kemudahan bertujuan untuk memberikan kemudahan bergerak dan beraktivitas bagi
semua anak-anak, maupun anak dengan keterbatasan fisik. Sehingga semua
fasilitas permainan dapat dengan mudah digunakan, dimengerti, dan dijangkau oleh
semua anak.
Gambar 5.5 Zona blok pembeda jenis permainan di gang
Sumber Observasi 2019
Quiet play area (taman bacaan anak) Berguna untuk membantu anak
mengembangkan fantasi dan imajinasi anak. Selain itu jenis permainan ini juga
menuntut ketekunan anak.
Active play area (playground) Berguna untuk mengembangkan kekuatan fisik,
keseimbangan, koordinasi, dan rasa percaya diri anak.
Creative play area (seni lukis dan kerajinan tangan) Berguna untuk mengembangkan
kreativitas anak di bidang seni lukis dan kerajinan tangan, sehingga dari situ akan
meningkatkan jiwa mereka menjadi aktif.
Natural area (kolam pasir) Berguna untuk membantu anak mengeksplorasi
lingkungan sekitarnya dengan adanya unsur alam yang membuat area bermain
menjadi lebih teduh dan nyaman.
25. 14. Titik Rutin Kegiatan Sosial
Gambar 5.7 Titik rutinitas kegiatan sosial berada di gang
Sumber Observasi 2019
26. 15. Pola Aktivitas Berdasarkan Waktu
Tabel Gambar 5.8. Titik rutinitas kegiatan sosial berada di gang
Sumber Observasi 2019
27. Gambar 5.9. Pengaruh Elemen Fisik non Teteap
Sumber Observasi 2019
Gambar 5.10. Pengaruh Elemen Fisik Teteap
Sumber Observasi 2019
Gambar 5.11. Ruang Informal
Sumber Observasi 2019
28. Gambar 5.12. Ruang Informal
Sumber Observasi 2019
Memanfaatkan koridor jalan sebagai ruang untuk beraktivitas dan interaksi.
Hal ini disebabkan keterbatasan lahan, sehingga warga menggunakan area-area
publik untuk melakukan kegiatan aktivitas, Karena pertimbangan aspek norma,
budaya, Keragaman budaya ini telah menimbulkan rasa toleransi bagi
masyarakatnya. Walaupun ada aktivitas yang dilakukan berdasarkan kelompok yang
sama, tetapi di dalam ruang mereka dapat menyatu dan tidak terlihat adanya konflik
yang cukup berarti.
Gambar 5.13. Memanfaatkan koridor jalan sebagai ruang untuk beraktivitas dan
interaksi Sumber Observasi 2019