Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar antara bidan dan pasien untuk mencapai kesembuhan pasien, dengan tujuan membantu pasien mengurangi stres dan gangguan psikologis serta belajar berhubungan dengan orang lain. Komunikasi terapeutik melibatkan proses mendengarkan, menerima, dan memberikan umpan balik kepada pasien untuk membantu mengatasi masalahnya.
hand out ini merupakan bahan ajar untuk menyampaikan materi pengorganisasian praktek asuhan kebidanan dalam mata kuliah konsep kebidanan yang diterima oleh mahasiswa kebidanan semester I
hand out ini merupakan bahan ajar untuk menyampaikan materi pengorganisasian praktek asuhan kebidanan dalam mata kuliah konsep kebidanan yang diterima oleh mahasiswa kebidanan semester I
Komunikasi efektif KOMUNIKASI TERAPEUTIK YG EFEKTIF Komunikasi Interpersonalaulia rahmah
definisi
Komunikasi yg direncanakan secara sadar, bertujuan & kegiatan dipusatkan pd kesembuhan pasien.
Komunikasi Interpersonal
Interaksi yg terjd antara sedikitnya 2 orang atau dlm kelompok kecil, terutama dlm btk tatap muka & paling sering digunakan dalam pelayanan keperawatan / kebidanan.
↓
Berfokus pd komunikasi interpersonal yg terapeutik.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. PENGERTIAN
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi
yang direncanakan secara sadar, bertujuan
dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan pasien (Indrawati, 2003 48).
Northouse (1998: 12), komunikasi terapeutik
adalah kemampuan atau keterampilan bidan
untuk membantu pasien beradaptasi
terhadap stres, mengatasi gangguan
psikologis, dan belajar bagaimana
berhubungan dengan orang lain.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
3. Stuart G.W. (1998), komunikasi terapeutik
merupakan hubungan interpesonal antara bidan
dengan pasien, dalam hubungan ini bidan dan
pasien memperoleh pengalaman belajar
bersama dalam rangka memperbaiki
pengalaman emosional pasien
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang
mendorong proses penyembuhan klien (Depkes
RI, 1997).
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
4. TUJUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Membantu pasien memperjelas dan
mengurangi beban perasaan serta
pikiran.
2. Membantu mengambil tindakan yang
efektif untuk pasien.
3. Membantu mempengaruhi orang lain,
lingkungan fisik dan diri sendiri.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
5. CIRI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi terapeutik mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1) Terjadi antara bidan dengan pasien.
2) Mempunyai hubungan akrab dan
mempunyai tujuan.
3) Berfokus pada pasien yang membutuhkan
bantuan.
4) Bidan dengan aktif, mendengarkan dan
memberikan respon pada pasien.
Despita Pramesti,
S.Kep.Ns.,M.kes
6. MANFAAT KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
1) Mendorong dan menganjurkan kerjasama
antara bidan-pasien.
2) Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan
mengkaji masalah serta mengevaluasi
tindakan yang dilakukan bidan.
3) Memberikan pengertian tingkah laku pasien
dan membantu pasien mengatasi masalah
yang dihadapi.
4) Mencegah tindakan yang negatif terhadap
pertahanan diri pasien.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
7. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
a) Pengirim : Yang menjadi asal dari pesan.
b) Pesan : Suatu unit informasi yang dipindahkan
dari pengirim kepada penerima.
c) Penerima : Yang mempersepsikan pesan, yang
perilakunya dipengaruhi oleh pesan
d) Umpan balik : Respon dari penerima pesan kepada
pengirim pesan.
e) Konteks : Tatanan di mana komunikasi terjadi.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
8. Prinsip Komunikasi Terapeutik
(Menurut Carl Rogers)
1) Bidan sebagai tenaga kesehatan harus
mengenal dirinya sendiri,
2) Komunikasi ditandai dengan sikap menerima,
percaya dan menghargai,
3) Bidan sebagai tenaga kesehatan harus
paham, menghayati nilai yang dianut pasien,
4) Bidan sebagai tenaga kesehatan harus
menguasai perasaannya sendiri,
5) Mampu menentukan batas waktu yang sesuai
dan konsisten,
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
9. 6) Bidan harus paham akan arti empati,
7) Bidan harus jujur dan berkomunikasi secara
terbuka,
8) Bidan harus dapat berperan sebagai role
model,
9) Bidan sebagai tenaga kesehatan harus
sadar pentingnya kebutuhan pasien,
10)Bidan sebagai tenaga kesehatan harus
menciptakan suasana agar pasien
berkembang tanpa rasa takut,
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
10. 11)Bidan sebagai tenaga kesehatan
menciptakan suasana agar pasien punya
motivasi mengubah diri,
12)Mampu mengekspresikan perasaan,
13)Altruisme (panggilan jiwa) untuk
mendapatkan kepuasan dengan menolong
orang lain,
14)Berpegang pada etika,
15)Tanggung jawab
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
11. Teknik Menjalin Hubungan
dengan Pasien
Syarat dasar komunikasi menjadi efektif
(Stuart, 1998) adalah :
Komunikasi ditujukan untuk menjaga harga
diri pemberi dan penerima pesan.
Komunikasi dilakukan dengan saling
pengertian sebelum memberi saran,
informasi dan masukan.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
12. Sikap dan Teknik untuk
berkomunikasi secara Terapeutik
1. Berhadapan
Arti dari posisi ini adalah “Saya siap Untuk
Anda”
2. Mempertahankan kontak mata
Menghargai klien dan menyatakan keinginan
utk tetap berkomunikasi
3. Membungkuk kearah klien
Menunjukan keinginan utk mengatakan /
mendengar sesuatu
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
13. 4. Mempertahankan sikap terbuka
Dalam arti tidak melipatkan kaki atau
tangan. Menunjukkan keterbukaan utk
berkomunikasi
5. Tetap Rileks
Sikap rileks dpt mengontrol
keseimbangan antara ketegangan ndan
relaksasidlm memberikan respon pd klien
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
14. Jenis Komunikasi Terapeutik
a) Mendengar dengan penuh perhatian
• Usaha bidan mengerti pasien dengan cara
mendengarkan masalah yang disampaikan pasien.
Sikap bidan : pandangan ke pasien, tidak menyilangkan
kaki dan tangan, menghindari gerakan yang tidak perlu,
tubuh condong ke arah pasien.
• b) Menunjukkan penerimaan
Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah
laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai.
Sikap bidan : mendengarkan tanpa memutuskan
pembicaraan, memberikan umpan balik verbal.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
15. c) Menanyakan pertanyaan yg berkaitan
• Tujuan : mendapatkan informasi yang spesifik
mengenai masalah yang disampaikan pasien.
d) Mengulang ucapan pasien dengan kata-kata
• Pemberian feedback dilakukan setelah bidan
melakukan pengulangan kembali kata kata pasien.
e) Mengklarifikasi
• Tujuan : untuk menyamakan pengertian.
f) Memfokuskan
• Untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga
percakapan lebih spesifik dan dimengerti.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
16. g) Menyatakan hasil observasi
• Bidan memberikan umpan balik pada pasien dengan
menyatakan hasil pengamatannya sehingga pasien
dapat menguraikan apakah pesannya diterima atau
tidak.
h) Menawarkan informasi
• Memberi tambahan informasi merupakan tindakan
penyuluhan kesehatan untuk pasien.
i) Diam
• Memberikan kesempatan pada bidan untuk
mengorganisasikan pikiran dan memproses
informasi.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
17. j) Meringkas
• Pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara
singkat. Manfaat : membantu, mengingat topik yang telah
dibahas sebelum melanjutkan pembicaraan.
k) Memberikan penghargaan
• Teknik ini tidak digunakan untuk menyatakan hal yang baik
dan buruk.
l) Menawarkan diri
• Menyediakan diri Anda tanpa respon bersyarat atau respon
yang diharapkan; Memberi kesempatan kepada pasien
untuk memulai pembicaraan; Memberi kesempatan kepada
pasien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
18. m) Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Hal ini mempunyai tujuan:
• Memberi kesempatan pasien untuk mengarahkan
seluruh pembicaraan, menafsirkan diskusi, bidan
mengikuti apa yg sedang dibicarakan selanjutnya.
• Menempatkan kejadian dan waktu secara berurutan.
• Menguraikan kejadian secara teratur akan
membantu bidan dan pasien untuk melihat dalam
suatu perspektif.
• Menemukan pola kesukaran interpersonal klien.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
19. n) Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsi
• Bidan harus dapat melihat segala sesuatu dari
perpektif pasien.
o) Perenungan
• Memberikan kesempatan untuk mengemukakan dan
menerima ide serta perasaannya sebagai bagian
dari dirinya sendiri.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
20. Tahap Interaksi dengan Pasien
1) Pre interaksi
• Tahap Pre interaksi adalah masa persiapan sebelum
mengevaluasi dan berkomunikasi dengan pasien. Pada
masa ini bidan perlu membuat rencana interaksi dengan
pasien yaitu : melakukan evaluasi diri, menetapkan tahapan
hubungan/ interaksi, merencanakan interaksi
2) Perkenalan
• Tahap Perkenalan adalah kegiatan yang dilakukan saat
pertama kali bertemu. Hal yang perlu dilakukan bidan
adalah : memberi salam; memperkenalkan diri;
menanyakan nama pasien; menyepakati pertemuan
(kontrak); melengkapi kontrak; menyepakati masalah
pasien; mengakhiri perkenalan.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
21. 3) Orientasi
• Fase ini dilakukan pada awal setiap pertemuan
kedua dst. Tujuan : memvalidasi keakuratan data,
rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien
dan mengevaluasi hasil tindakan yg lalu. Hal yang
harus diperhatikan : memberi salam; memvalidasi
keadaan psien; mengingatkan kontrak.
4) Fase kerja
• Merupakan inti hubungan bidan-klien yang terkait
erat dengan pelaksanaan rencana tindakan
kebidanan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
22. 5) Fase terminasi
Merupakan akhir dari setiap pertemuan bidan dengan
pasien. Klasifikasi terminasi :
• Terminasi sementara : akhir dari tiap pertemuan
bidan dengan pasien; terdiri dari tahap evaluasi
hasil, tahap tindak lanjut dan tahap untuk kontrak
yang akan datang.
• Terminasi akhir : terjadi jika pasien akan pulang dari
rumah sakit atau bidan selesai praktik. Isi
percakapan antara bidan dengan pasien meliputi
tahap evaluasi hasil, isi percakapan tindak lanjut dan
tahap eksplorasi perasaan.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
23. Faktor Penghambat Komunikasi
Terapeutik
Komunikasi terapeutik dapat mengalami
hambatan diantaranya :
1. Pemahaman berbeda.
2. Penafsiran berbeda.
3. Komunikasi yang terjadi satu arah.
4. Kepentingan berbeda.
5. Pemberian jaminan yang tidak mungkin.
6. Bicara hal-hal yang pribadi.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes
24. 7. Menuntut bukti, penjelasan dan tantangan.
8. Mengalihkan topik pembicaran.
9. Memberikan kritik mengenai perasaan
pasien.
10.Terlalu banyak bicara.
11.Memperlihatkan sifat jemu dan pesimis.
Despita Pramesti, S.Kep.Ns.,M.kes