Standar Operating Procedure (SOP) PROSEDUR PIJAT REFLEKSI_bagi Mahasiswa Kepe...yohanes meor
Pijat dengan melakukan penekanan pada titik-titik syaraf. Titik-titik syaraf tersebut berada pada kaki, kebanyakan titik-titik syaraf tersebut berada di telapak kaki, selain kaki pada tangan juga memiliki titik-titik syaraf tertentu.
Standar Operating Procedure (SOP) PROSEDUR PIJAT REFLEKSI_bagi Mahasiswa Kepe...yohanes meor
Pijat dengan melakukan penekanan pada titik-titik syaraf. Titik-titik syaraf tersebut berada pada kaki, kebanyakan titik-titik syaraf tersebut berada di telapak kaki, selain kaki pada tangan juga memiliki titik-titik syaraf tertentu.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
2. Defenisi
Komunikasi terapeutik
merupakan hubungan
interpersonal antara perawat
dan klien (Stuart G.W, 1998).
Komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang yang
direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk
kesembuhan pasien
(Indrawati, 2003)
eDhAkHu
3. Tujuan
1. Penerimaan diri dan peningkatan
terhadap penghormatan diri
2. Kemampuan membina hubungan
interpersonal yang baik dan saling
bergantung dengan orang lain
3. Peningkatan fungsi dan kemampuan
untuk memuaskan kebutuhan serta
mencapai tujuan yang realistis
4. Rasa interpersonal yang jelas dan
meningkatkan integritas diri
eDhAkHu
4. Jenis komunikasi
terapeutik
1. Komunikasi Verbal
jenis komunikasi yang paling lazim digunakan
dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit
adalah pertukaran informasi secara verbal
terutama pembicaraan dan tatap muka
Komunikasi verbal yang efektif harus:
a). Jelas dan ringkas. Contohnya, “katakan
pada saya diamana rasa nyeri anda”.
eDhAkHu
5. b). Perbendaharaan kata :
gunakan kata yang dapat di
mengerti pasien. Contohnya
“duduklah, saya akan
mendengarkan paru-paru anda”.
c). Arti denotatif dan konotatif :
Perawat harus hati-hati dalam
memilih kata-kata sehingga tidak
disalah tafsirkan, terutama saat
menjelaskan tujuan terapi dan
kondisi pasien.
eDhAkHu
6. d). Selaan dan kesempatan bicara : Selaan
perlu dilakukan untuk menekankan pada hal
tertentu serta memberi waktu kepada
pendengar untuk mendengarkan dan
memahami arti kata.
e). Waktu dan relevansi : Komunikasi
bermakna jika pesan yang disampaikan
berkaitan dengan kebutuhan pasien dan
sesuai waktu kebutuhan pasien.
eDhAkHu
7. f). Humor : dapat digunakan untuk menutupi
rasa takut dan tidak enak atau menutupi
ketidakmampuannya untuk
berkomunikasi dengan pasien.
2. Komunikasi Non Verbal : penyampaian
informasi tidak menggunakan kata-kata
tetapi menggunakan bahasa isyarat.
eDhAkHu
8. Tujuan dari kode atau isyarat nonverbal
antara lain :
Menyakinkan apa yang diucapkan
(repetition)
Menunjukkan perasaan dan emosi yang
tidak bisa diutarakan dengan kata-kata
(substitution)
Menunjukkan jati diri sehingga orang lain
bisa mengenalnya (identity)
Menambah atau melengkapi ucapan-
ucapan yang dirasakan belum sempurna
eDhAkHu
10. Tahapan dalam Komunikasi Keperawatan
Fase prainteraksi
persiapan diri parawat sebelum kontak/memulai
komunikasi dengan pasien, mengumpulkan data
tentang pasien dan membuat rencana pertemuan
dengan pasien.
Fase orientasi
memvalidasi keakuratan data serta mengevaluasi
hasil tindakan yang telah lalu. Membina rasa saling
percaya, membuat kontrak waktu, mengidentifikasi
perasaan dan masalah klien umumnya dengan
pertanyaan terbuka dan menyampaikan tujuan dari
interaksi yang dilakukan.
eDhAkHu
11. Fase kerja
fase ini perawat dan klien bekerja bersama-sama
untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Pada
tahap kerja ini dituntut kemampuan perawat dalam
mendorong klien mengungkap perasaan dan
pikirannya. Perawat juga dituntut untuk mempunyai
kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi terhadap
adanya perubahan dalam respons verbal maupun
nonverbal klien. Perawat juga diharapkan mampu
menyimpulkan untuk membantu klien menggali
hal-hal dan tema emosional yang penting
Fase terminasi
mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang
telah dilaksanakan, menyepakati rencana tindak
lanjut serta kontrak waktu pertemuan berikutnya.
eDhAkHu
12. Prinsip Komunikasi
Terapeutik
menjadikan pasien sebagai fokus
yang utama dalam interaksi
mengkaji intelektual untuk
menentukan pemahaman
menggunakan sikap membuka diri
hanya dengan tujuan terapeutik
Menerapkan perilaku profesional
dalam mengatur hubungan
terapeutik
Menghindari hubungan sosial
dengan pasien
eDhAkHu
13. Sikap atau cara untuk menghadirkan diri
secara fisik yang dapat memfasilitasi
komunikasi yang terapeutik :
1. Berhadapan. Artinya dari posisi ini
adalah “Saya siap untuk anda”.
2. Mempertahankan kontak mata. Kontak
mata berarti menghargai klien dan
menyatakan keinginan untuk tetap
berkomunikasi.
eDhAkHu
14. Membungkuk ke arah klien. Posisi ini
menunjukkan keinginan untuk
mengatakan atau mendengar sesuatu.
Mempertahankan sikap terbuka, tidak
melipat kaki atau tangan menunjukkan
keterbukaan untuk berkomunikasi.
Tetap rileks. Tetap dapat mengontrol
keseimbangan antara ketegangan dan
relaksasi dalam memberi respon kepada
klien.
eDhAkHu