Kode Etik merupakan salah satu ciri profesi.... perawat Indonesia wajib tahu apa itu KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA (KEKI) (Assoc. Prof. Dr. Arwani, SKM, BN.Hons. MN)
Dokumen tersebut membahas tentang Kode Etik Keperawatan Indonesia. Kode etik ini berfungsi sebagai pedoman bagi perawat dalam berperilaku secara etis dan menjalin hubungan profesional. Dokumen tersebut juga menjelaskan unsur-unsur kode etik seperti respek, otonomi, beneficence, dan kerahasiaan informasi pasien. Perawat dituntut untuk memahami dan menerapkan kode etik ini dalam praktik keperawatan sehari-hari
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi keperawatan di Indonesia, termasuk legislasi, kredensial, lisensi, registrasi, sertifikasi, akreditasi, dan tujuan penerapan sistem regulasi keperawatan. Sistem ini ditujukan untuk melindungi masyarakat, meningkatkan standar pelayanan dan akuntabilitas profesi, serta mengatur pengakuan kualifikasi perawat.
Dokumen tersebut membahas hak dan kewajiban pasien di Puskesmas. Hak pasien meliputi mendapatkan informasi tentang layanan kesehatan, privasi data medis, memberikan persetujuan atas pengobatan, dan mengajukan saran. Kewajiban pasien adalah mematuhi peraturan Puskesmas, memberikan informasi penyakit secara jujur, dan membayar biaya layanan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian profesi dan keperawatan sebagai suatu profesi. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa profesi memiliki ciri-ciri seperti didukung oleh ilmu pengetahuan, memiliki kode etik, dan memerlukan pendidikan tinggi. Dokumen juga menyatakan bahwa keperawatan memenuhi kriteria sebagai profesi karena berlandaskan ilmu, memiliki organisasi dan kode etik,
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratElon Yunus
Dokumen tersebut membahas tentang aspek etik dan hukum dalam pelayanan keperawatan darurat. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi etik dan hukum dalam konteks pelayanan kesehatan, alasan pentingnya aspek hukum, berbagai kebijakan yang memberikan jaminan hukum terhadap pelayanan darurat seperti UU No. 29/2004 dan UU No. 36/2009, serta peraturan terkait kompetensi dan pelimp
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip etika dalam keperawatan yang meliputi otonomi, berbuat baik, keadilan, tidak merugikan, kejujuran, menepati janji, kerahasiaan, dan akuntabilitas. Prinsip-prinsip ini penting diterapkan oleh perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sesuai dengan hukum dan peraturan.
Dokumen tersebut membahas tentang Kode Etik Keperawatan Indonesia. Kode etik ini berfungsi sebagai pedoman bagi perawat dalam berperilaku secara etis dan menjalin hubungan profesional. Dokumen tersebut juga menjelaskan unsur-unsur kode etik seperti respek, otonomi, beneficence, dan kerahasiaan informasi pasien. Perawat dituntut untuk memahami dan menerapkan kode etik ini dalam praktik keperawatan sehari-hari
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi keperawatan di Indonesia, termasuk legislasi, kredensial, lisensi, registrasi, sertifikasi, akreditasi, dan tujuan penerapan sistem regulasi keperawatan. Sistem ini ditujukan untuk melindungi masyarakat, meningkatkan standar pelayanan dan akuntabilitas profesi, serta mengatur pengakuan kualifikasi perawat.
Dokumen tersebut membahas hak dan kewajiban pasien di Puskesmas. Hak pasien meliputi mendapatkan informasi tentang layanan kesehatan, privasi data medis, memberikan persetujuan atas pengobatan, dan mengajukan saran. Kewajiban pasien adalah mematuhi peraturan Puskesmas, memberikan informasi penyakit secara jujur, dan membayar biaya layanan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian profesi dan keperawatan sebagai suatu profesi. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa profesi memiliki ciri-ciri seperti didukung oleh ilmu pengetahuan, memiliki kode etik, dan memerlukan pendidikan tinggi. Dokumen juga menyatakan bahwa keperawatan memenuhi kriteria sebagai profesi karena berlandaskan ilmu, memiliki organisasi dan kode etik,
Aspek Etik dan legal dalam Keperawatan Gawat DaruratElon Yunus
Dokumen tersebut membahas tentang aspek etik dan hukum dalam pelayanan keperawatan darurat. Beberapa poin penting yang dijelaskan adalah definisi etik dan hukum dalam konteks pelayanan kesehatan, alasan pentingnya aspek hukum, berbagai kebijakan yang memberikan jaminan hukum terhadap pelayanan darurat seperti UU No. 29/2004 dan UU No. 36/2009, serta peraturan terkait kompetensi dan pelimp
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip etika dalam keperawatan yang meliputi otonomi, berbuat baik, keadilan, tidak merugikan, kejujuran, menepati janji, kerahasiaan, dan akuntabilitas. Prinsip-prinsip ini penting diterapkan oleh perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan sesuai dengan hukum dan peraturan.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan keperawatan yang terbagi menjadi 5 zaman yaitu zaman purba, zaman permulaan masehi, zaman pertengahan, zaman baru, dan zaman modern. Zaman purba telah mengenal praktik keperawatan sederhana di Mesir, Babilonia, Tiongkok, Yunani, dan Roma kuno. Pada zaman permulaan masehi, pusat pembelajaran keilmuan pindah ke Timur Tengah Islam. Zaman pertengahan
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)Ade Rahman
Tantangan utama dalam profesi keperawatan terkait dengan pendidikan keperawatan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) tenaga keperawatan sejalan dengan pengakuan keperawatan sebagai profesi. Hal ini memerlukan komitmen dari organisasi profesi, lembaga pendidikan keperawatan, dan pemerintah dalam menentukan standarisasi kompetensi, melahirkan perawat berkualitas, dan mendukung perubahan sistem
Dokumen tersebut membahas tentang tren dan isu dalam keperawatan di abad ke-21. Tren yang dihadapi perawat antara lain adalah masyarakat yang semakin maju dengan peningkatan pendidikan dan pendapatan yang menuntut perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan secara profesional dan berwawasan luas. Isu yang dihadapi meliputi permasalahan pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan, serta isu kesehatan umum seperti abors
Dokumen tersebut membahas tentang model konsep dan teori keperawatan menurut beberapa ahli keperawatan seperti Florence Nightingale, Martha Rogers, Myra Levine, Virginia Henderson, Imogene King, Dorothea Orem, Jean Watson, dan Calista Roy. Dokumen tersebut juga menjelaskan tujuan penggunaan model dan teori keperawatan serta karakteristik dari teori dan konsep model keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang peran dan fungsi perawat, di mana peran perawat meliputi pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti. Sedangkan fungsi perawat terdiri dari fungsi independen, dependen dan interdependen.
Caring dalam keperawatan adalah tindakan kepedulian yang mencerminkan perhatian, empati, dan kasih sayang kepada pasien dengan memberikan tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Caring merupakan inti dari praktik keperawatan dan berbeda dengan curing yang lebih fokus pada pengobatan medis. Perilaku caring dalam keperawatan antara lain kehadiran, sentuhan, mendengarkan, dan memahami pasien.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar etika keperawatan yang mencakup pengertian etika, nilai, moral, etika keperawatan, tujuan pendidikan etika keperawatan, isu-isu etika keperawatan seperti standar profesi, implikasi komitmen keperawatan, advokasi, kesejawatan, serta azas-azas dasar etika keperawatan seperti menghormati otonomi pasien, manfaat, tidak merugikan, kejujuran dan kerahasiaan
Dokumen tersebut membahas tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab bidan dan pasien dalam pelayanan kebidanan. Terdapat penjelasan mengenai pengertian ketiga konsep tersebut beserta contoh-contohnya dalam hubungannya antara bidan dan pasien seperti hak pasien untuk mendapat perawatan yang memadai, kewajiban bidan untuk memberikan pelayanan sesuai standar, serta tanggung jawab bidan dalam melindungi hak pasien.
Makalah ini membahas tentang home care, termasuk definisi, tujuan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, manfaat, dan perkembangannya. Home care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah pasien untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri dan meningkatkan kemandirian keluarga. Faktor-faktor seperti tenaga kesehatan dan kebutuhan pasien mempengaruhi home care. Home care bermanfaat bagi pasien, kelu
Dokumen tersebut membahas tentang etika keperawatan yang mencakup definisi, tujuan, dasar-dasar, dan prinsip-prinsip moral seperti menghargai otonomi pasien, tidak menyebabkan kerugian, berbuat kebaikan, dan keadilan. Etika keperawatan diperlukan untuk menuntun praktik keperawatan agar profesional dan memperhatikan hak-hak pasien.
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan keperawatan yang terbagi menjadi 5 zaman yaitu zaman purba, zaman permulaan masehi, zaman pertengahan, zaman baru, dan zaman modern. Zaman purba telah mengenal praktik keperawatan sederhana di Mesir, Babilonia, Tiongkok, Yunani, dan Roma kuno. Pada zaman permulaan masehi, pusat pembelajaran keilmuan pindah ke Timur Tengah Islam. Zaman pertengahan
tantangan dalam profesi keperawatan (4th meeting)Ade Rahman
Tantangan utama dalam profesi keperawatan terkait dengan pendidikan keperawatan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) tenaga keperawatan sejalan dengan pengakuan keperawatan sebagai profesi. Hal ini memerlukan komitmen dari organisasi profesi, lembaga pendidikan keperawatan, dan pemerintah dalam menentukan standarisasi kompetensi, melahirkan perawat berkualitas, dan mendukung perubahan sistem
Dokumen tersebut membahas tentang tren dan isu dalam keperawatan di abad ke-21. Tren yang dihadapi perawat antara lain adalah masyarakat yang semakin maju dengan peningkatan pendidikan dan pendapatan yang menuntut perawat untuk meningkatkan mutu pelayanan secara profesional dan berwawasan luas. Isu yang dihadapi meliputi permasalahan pendidikan keperawatan, pelayanan keperawatan, serta isu kesehatan umum seperti abors
Dokumen tersebut membahas tentang model konsep dan teori keperawatan menurut beberapa ahli keperawatan seperti Florence Nightingale, Martha Rogers, Myra Levine, Virginia Henderson, Imogene King, Dorothea Orem, Jean Watson, dan Calista Roy. Dokumen tersebut juga menjelaskan tujuan penggunaan model dan teori keperawatan serta karakteristik dari teori dan konsep model keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang peran dan fungsi perawat, di mana peran perawat meliputi pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti. Sedangkan fungsi perawat terdiri dari fungsi independen, dependen dan interdependen.
Caring dalam keperawatan adalah tindakan kepedulian yang mencerminkan perhatian, empati, dan kasih sayang kepada pasien dengan memberikan tindakan nyata untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Caring merupakan inti dari praktik keperawatan dan berbeda dengan curing yang lebih fokus pada pengobatan medis. Perilaku caring dalam keperawatan antara lain kehadiran, sentuhan, mendengarkan, dan memahami pasien.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar etika keperawatan yang mencakup pengertian etika, nilai, moral, etika keperawatan, tujuan pendidikan etika keperawatan, isu-isu etika keperawatan seperti standar profesi, implikasi komitmen keperawatan, advokasi, kesejawatan, serta azas-azas dasar etika keperawatan seperti menghormati otonomi pasien, manfaat, tidak merugikan, kejujuran dan kerahasiaan
Dokumen tersebut membahas tentang hak, kewajiban, dan tanggung jawab bidan dan pasien dalam pelayanan kebidanan. Terdapat penjelasan mengenai pengertian ketiga konsep tersebut beserta contoh-contohnya dalam hubungannya antara bidan dan pasien seperti hak pasien untuk mendapat perawatan yang memadai, kewajiban bidan untuk memberikan pelayanan sesuai standar, serta tanggung jawab bidan dalam melindungi hak pasien.
Makalah ini membahas tentang home care, termasuk definisi, tujuan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, manfaat, dan perkembangannya. Home care adalah pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah pasien untuk memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri dan meningkatkan kemandirian keluarga. Faktor-faktor seperti tenaga kesehatan dan kebutuhan pasien mempengaruhi home care. Home care bermanfaat bagi pasien, kelu
Dokumen tersebut membahas tentang etika keperawatan yang mencakup definisi, tujuan, dasar-dasar, dan prinsip-prinsip moral seperti menghargai otonomi pasien, tidak menyebabkan kerugian, berbuat kebaikan, dan keadilan. Etika keperawatan diperlukan untuk menuntun praktik keperawatan agar profesional dan memperhatikan hak-hak pasien.
Kode etik adalah persetujuan bersama, yang timbul dari diri anggota itu sendiri untuk mengarahkan perkembangan mereka sesuai dengan Nilai-nilai ideal yang diharapkan.
Kode etik profesi adalah seperangkat aturan yang digunakan oleh suatu organisasi untuk para pekerjanya dan manajemen untuk membantu mereka menyelenggarakan aksi-aksi yang berhubungan dengan nilai-nilai utama dan standard etika organisasi tersebut.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional.
Dokumen tersebut membahas tentang etika profesi keperawatan. Profesi keperawatan memiliki tiga dimensi yaitu disiplin ilmu, etika, dan hukum. Kode etik profesi keperawatan digunakan sebagai pedoman bagi perawat dalam melaksanakan praktiknya dan menjaga integritas profesi.
Dokumen tersebut membahas tentang etika profesi dalam asuhan kebidanan yang mencakup beberapa poin penting seperti syarat suatu profesi harus memiliki kode etik, norma dan etika yang dipegang oleh profesi kesehatan termasuk bidan, serta perbedaan antara etika, disiplin, dan hukum dalam konteks profesi kesehatan.
Makalah ini membahas tentang standar etika praktik dalam keperawatan. Terdapat beberapa poin pembahasan utama yaitu definisi standar praktik keperawatan, tujuan kode etik, standar etika untuk perawat menurut organisasi keperawatan, kode etik keperawatan Indonesia, dan dasar-dasar nilai keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang etika profesi bidan yang mencakup definisi profesi dan profesional, perilaku yang diharapkan dari profesional, pendekatan pengambilan keputusan berdasarkan prinsip dan asuhan, serta prinsip pelaksanaan etika dalam pelayanan kebidanan.
Dokumen tersebut membahas konsep etika profesi dalam praktik keperawatan. Secara garis besar, dibahas mengenai pengertian etika, moral, dan etiket. Kemudian dibahas mengenai kode etik keperawatan yang mencakup tanggung jawab perawat terhadap pasien, tugas, rekan kerja, profesi, dan negara. Terakhir dibahas mengenai pendekatan bioetik yaitu teleologi, deontologi, dan intuisionisme dalam pra
berkomunikasi dengan pasie dibutuhkan cara dan strategi yang tepat.... komunikasi terapetik sangat membantu untuk itu.... semoga manfaat (Assoc. Prof. Dr. Arwani, SKM, BN.Hons. MN)
The document discusses four dimensions - dominant, influence, steady, and compliant - that describe interpersonal behaviors and communication styles. The dominant dimension involves goal achievement, decisiveness, and directness. The influencing dimension involves optimism, communication, and positive thinking. The steady dimension involves cooperation, fitting in, and helping others. The compliant dimension involves concern for doing things right, planning ahead, and thinking clearly. The overall message encourages being a positive thinker.
Pelatihan ini membahas tentang penulisan artikel ilmiah menggunakan metode studi kasus. Terdapat penjelasan mengenai konsep dasar studi kasus, tahapan penulisan artikel ilmiah meliputi pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran. Pelatihan ini juga mendemonstrasikan teknik pengumpulan data studi kasus melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi."
1 sosialisasi hasil pelatihan media presentasi bbpk ciloto tahap imuhamadarwani2
This document summarizes the results of a training on presentation media by ARWANI KURNIA PL. It had the following goals:
- Socialize the results of the training
- Help participants understand and practice what was learned
- Cover topics like inserting shapes, removing backgrounds, merging shapes, inserting videos, and adding animations using custom paths
It provided instructions on tasks like adding a video to a PowerPoint slide and demonstrated how to create an animation using a custom path. The document promised that phase II of the training would be even more interesting.
2 sosialisasi hasil pelatihan media presentasi bbpk ciloto tahap iimuhamadarwani2
Yuk kita buat presentasi kita menjadi WOWWW... dengan mengatur media presentasi kita sebaik mungkin (Assoc. Prof. Dr. Arwani, SKM, BN.Hons. MN.) versi II
Faktor yang mempengaruhi komunikasi untuk RMIK Polkesmarmuhamadarwani2
Komunikasi dapat berjalan dengan baik jika memperhatikan beberapa faktor berikut dalam slide - semoga bermanfaat (Assoc. Prof. Dr. Arwani, SKM, BN.Hons. MN.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
2. ▪Profesi → moral community : Cita-cita dan nilai Bersama
▪Anggota profesi → disatukan oleh latar belakang
pendidikan yg sama
▪Profesi → memiliki keahlian yg tidak dimiliki oleh orang
lain
▪Profesi mempunyai tujuan khusus
▪Profesi → memiliki monopoli untuk keahlian tertentu: risiko
pelanggaran/kesalahan
Pengantar
3. ▪ Pengguna jasa keperawatan perlu terlindungi → KODE ETIK adalah jaminan
bahwa kepentingan konsumen akan terjamin
▪ Kode etik → pedoman tertulis yg mengatur tentang norma-norma berperilaku
▪ Kode etik→ produk etika terapan; penerapan dari pemikiran etis atas suatu
wilayah tertentu yaitu PROFESI
▪ Agar berfungsi secara sempurna, kode etik harus dibuat oleh profesi itu
sendiri, sehingga benar-benar dijiwai oleh cita2 dan nilai yg hidup dalam
kalangan profesi tersebut
▪ Membuat kode etik oleh profesi menetapkan niatnya mewujudkan nilai2
moral yg dianggapnya hakiki
Pengantar
4. KODE ETIK PERAWAT
• Persetujuan bersama, yg timbul dari diri anggota itu sendiri untuk mengarahkan
perkembangan mereka sesuai dg Nilai2 ideal yg diharapkan
• Hasil murni yg sesuai dg aspirasi profesi demi kepetningan bersama dan kerukunan
• Hasil kaidah-kaidah atau peraturan2 yg ditetapkan bersama dan diterima oleh seluruh
anggota suatu profesi
• Suatu hukum etik → sikap mental yg wajib dipatuhi oleh para anggotanya dalam
menjalankan tugas
• Merupakan aturan2 susila, atau sikap akhlak yg ditetapkan bersama dan diaati bersama
oleh para anggota, yg tergabung dalam suatu organisasi
• Rumusan pedoman yg menunjukkan hal-hal yg mana yg harus dilakukan dan yg mana yg
tidak boleh dilakukan
• Tujuan Kode etik :Tanpa sanksi hukum, kode etik tidak akan dilanggar oleh para
anggotanya
• Sebagai jaminan kpd msy bahwa anggota profesi akan memberikan yg terbaik baginya
5. • Perawat akan menggunakan pengethnya dan keahlian demi
kepentingan msy
• Sebagai kewajiban bagi perawat dalam memberikan pelayanan
dilandasi pertimbangan moral
• Menghasilkan pelayanan yang bermutu tinggi
• Majelis Kode Etik KeperawatanKode etik memerlukan pengawasan
secara terus menerus
KODE ETIK PERAWAT
6. KODE ETIK PERAWAT
• Pada umumnya kode etik akan
mengandung sanksi2 yg dikenakan
pada pelanggar
• Kasus pelanggaran akan dinilai dan
ditindak oleh suatu “Dewan
kehormatan” atau komisi yang
dibentuk khusus untuk itu
• Tujuan → mencegah perilaku yg tidak
etisMajelis Kode Etik Keperawatan
(ps.26 dan 27 AD PPNI)
7. KODE ETIK PERAWAT
• Sebagaimana halnya dg dokter, perawat merupakan tenaga
kesehatan profesional yg menghadapi banyak masalah
moral/etikPPNI → 26 Januari 2002 → Membentuk Majelis Kode
Etik Keperawatan tingkat Pusat, akan bertanggung jawab
menangani masalah-masalah etik
• Komite Keperawatan Rumah Sakit → mempunyai tugas pokok
menyelesaikan masalah-masalah etik yang terjadi bagi tenaga
keperawatan (anggota profesi) → melakukan pembinaan etika
profesi
8. KODE ETIK PERAWAT
▪ Kode Etik PPNI (Munas IV PPNI No.09/MUNAS VI/PPNI/2000) tentang Kode
Etik Keperawatan Indonesia - KEKI
▪ Diangkat dengan mempertimbangkan Kode Etik “International Council of
Nursing”, bertanggung jawab :
1. Perawat dan klien
2. Perawat dan praktik
3. Perawat dan masyarakat
4. Perawat dan teman sejawat
5. Perawat dan profesi
9. PERAWAT DAN KLIEN
1. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan
klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,
aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan
social
2. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari klien
3. Tanggungjawab utama perawat adalah kepada mereka
yang membutuhkan asuhan keperawatan
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan
kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
10. PERAWAT DAN PRAKTIK
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi
dibidang keperawatan melalui belajar terus-menerus
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
professional dalam menerapkan pengetahuan serta
keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
klien
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada
informasi yang adekuat dan mempertimbangkan
kemampuan serta kualifikasi seseorang bila
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasai kepada orang lain
4. Perawatan senantiasa menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan
perilaku profesional
11. PERAWAT DAN MASYARAKAT
▪ Perawat mengemban tanggung jawab bersama
masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung
berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat
12. PERAWAT DAN TEMAN SEJAWAT
1. Perawat senantiasa memelihara
hubungan baik dengan perawat maupun
dengan tenaga kesehaan lainnya, dan
dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh
2. Perawat bertindak malindungi klien dan
tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak
kompeten, tidak etis dan illegal
13. PERAWAT DAN PROFESI
1. Perawat mempunyai peran utama dalam
menentukan standar dan pelayanan
keperawatan serta menerapkan dalam
kegiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai
pengembangan profesi keperawatan
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya
profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi
terwujudnya asuhan keperawatan yang
bermutu tinggi