Kisah para sahabat yang sholeh selalu bisa dijadikan pelajaran dalam kehidupan kita. Dalam Power Point diceritakan tentang Abu Bakar Assyiddiq keturunannya,kelebihannya dan bagaimana beliau jadi kahlifah
Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlaq, membangun dhohir dan batin, untuk memperoleh kebahagiaan abadi.
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha mempelajari sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis ini diharapkan dapat mengetahui sikap dan tindakan umat Islam yang sebenarnya. Khususnya para ulama ahli hadits terhadap hadits serta usaha pembinaan dan pemeliharaan mereka pada tiap-tiap periodenya sampai akhirnya terwujud kitab-kitab hasil tadwin secara sempurna. Bahkan, menguatnya kajian hadis dalam dunia islam tidak lepas dari upaya umat islam yang melakukan counter balik terhadap sangkaan-sangkaan negatif kalangan orientalis terhadap keaslian hadis. Goldziger misalnya, ia meragukan sebagian besar keaslian (orisinalitas) hadits, oleh yang diriwayatkan oleh Bukhari sekalipun. Salah satu alasannya adalah semenjak wafatnya Nabi Muhammad SAW dengan masa upaya pentadwinan hadis sangat jauh, menurutnya, sangat sulit untuk menjaga tingkat orisinalitas hadis tersebut. Sebab studi tentang keberadaan hadis selalu makin menarik untuk di kaji seiring dengan perkembangan manusia yang semakin kritis. Oleh karena itu mengkaji sejarah ini berarti melakukan upaya mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya sehingga sulit untuk ditolak keberadaannya. Perjalanan hadis pada tiap-tiap periodenya mengalami berbagai persoalan dan hambatan yang dihadapinya, yang antara satu periode dengan periode lainnya tidak sama, maka pengungkapan sejarah persoalannya perlu diajukan ciri-ciri khusus dan persoalan-persoalan tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian sejarah hadits?
b. Hadits pada masa Nabi Muhammad SAW?
c. Sejarah hadits pada masa sahabat dan Tabi’in
d. Hadits pada abad ke-II, III, dan IV H
e. Sejarah pada abad ke-V sampai sekarang perkembangan hadits
Bab 2
PEMBAHASAN
a. Pengertian Sejarah Hadits
Sejarah hadits terdiri dua kata yaitu kata “sejarah” dan kata “hadits”. Kata sejarah sendiri yang digunakan pada masa sekarang ini bersumber dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti pohon. Dari sisi lain, istilah history merupakan terjemahan dari bahasa Yunani yakni histories yang memberikan arti suatu pengkajian. Dalam sebuah tulisan yang berjudul definisi sejarah (2007) mengutip pandangan Bapak Sejarah Herodotus yang menurutnya sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan satu perputaran jatuh bangunnya seorang tokoh masyarakat dan peradaban.
Sedangkan menurut Aristoteles sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekam-rekam atau bukti-bukti yang kukuh.
Hadits secara Lughowi (Harfiyah) adalah ism masdar yang fi’il madhi dan mudhori’nya hadatsa-yahdutsu yang berarti baru. Hadits secara istilah ialah segala perkataan (aqwal), perbuatan (af’al) dan persetujuan (taqrir) dan sifat Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejarah hadits ialah suatu kajian peristiwa-peristiwa masa lalu dari segala perkataan (aqwal), perbuatan (af’al) dan persetujuan (taqrir) dan sifat Nabi Muhammad SAW.
b. Hadits Pada masa Nabi Muhammad SAW
Membicarakan hadis pada masa Rasul SAW berarti membicarak
Kisah para sahabat yang sholeh selalu bisa dijadikan pelajaran dalam kehidupan kita. Dalam Power Point diceritakan tentang Abu Bakar Assyiddiq keturunannya,kelebihannya dan bagaimana beliau jadi kahlifah
Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihkan akhlaq, membangun dhohir dan batin, untuk memperoleh kebahagiaan abadi.
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha mempelajari sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis ini diharapkan dapat mengetahui sikap dan tindakan umat Islam yang sebenarnya. Khususnya para ulama ahli hadits terhadap hadits serta usaha pembinaan dan pemeliharaan mereka pada tiap-tiap periodenya sampai akhirnya terwujud kitab-kitab hasil tadwin secara sempurna. Bahkan, menguatnya kajian hadis dalam dunia islam tidak lepas dari upaya umat islam yang melakukan counter balik terhadap sangkaan-sangkaan negatif kalangan orientalis terhadap keaslian hadis. Goldziger misalnya, ia meragukan sebagian besar keaslian (orisinalitas) hadits, oleh yang diriwayatkan oleh Bukhari sekalipun. Salah satu alasannya adalah semenjak wafatnya Nabi Muhammad SAW dengan masa upaya pentadwinan hadis sangat jauh, menurutnya, sangat sulit untuk menjaga tingkat orisinalitas hadis tersebut. Sebab studi tentang keberadaan hadis selalu makin menarik untuk di kaji seiring dengan perkembangan manusia yang semakin kritis. Oleh karena itu mengkaji sejarah ini berarti melakukan upaya mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya sehingga sulit untuk ditolak keberadaannya. Perjalanan hadis pada tiap-tiap periodenya mengalami berbagai persoalan dan hambatan yang dihadapinya, yang antara satu periode dengan periode lainnya tidak sama, maka pengungkapan sejarah persoalannya perlu diajukan ciri-ciri khusus dan persoalan-persoalan tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian sejarah hadits?
b. Hadits pada masa Nabi Muhammad SAW?
c. Sejarah hadits pada masa sahabat dan Tabi’in
d. Hadits pada abad ke-II, III, dan IV H
e. Sejarah pada abad ke-V sampai sekarang perkembangan hadits
Bab 2
PEMBAHASAN
a. Pengertian Sejarah Hadits
Sejarah hadits terdiri dua kata yaitu kata “sejarah” dan kata “hadits”. Kata sejarah sendiri yang digunakan pada masa sekarang ini bersumber dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti pohon. Dari sisi lain, istilah history merupakan terjemahan dari bahasa Yunani yakni histories yang memberikan arti suatu pengkajian. Dalam sebuah tulisan yang berjudul definisi sejarah (2007) mengutip pandangan Bapak Sejarah Herodotus yang menurutnya sejarah ialah satu kajian untuk menceritakan satu perputaran jatuh bangunnya seorang tokoh masyarakat dan peradaban.
Sedangkan menurut Aristoteles sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang mempunyai catatan, rekam-rekam atau bukti-bukti yang kukuh.
Hadits secara Lughowi (Harfiyah) adalah ism masdar yang fi’il madhi dan mudhori’nya hadatsa-yahdutsu yang berarti baru. Hadits secara istilah ialah segala perkataan (aqwal), perbuatan (af’al) dan persetujuan (taqrir) dan sifat Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sejarah hadits ialah suatu kajian peristiwa-peristiwa masa lalu dari segala perkataan (aqwal), perbuatan (af’al) dan persetujuan (taqrir) dan sifat Nabi Muhammad SAW.
b. Hadits Pada masa Nabi Muhammad SAW
Membicarakan hadis pada masa Rasul SAW berarti membicarak
Download font untuk hasil lebih menarik! *alaalaiklan
-chalkpaint
-Amandes Salées
-kindergaten
-Ether Cute Poison
-alphabetized cassette tapes
-DK Lemon Yellow Sun
-Notepaper Airplanes
Sebahagian dari Usul 20 Imam Al Banna yang menjadi petunjuk bagi daie dlam mengharungi medan dakwah. Islam mudah di fahami dan mengelakkan perpecahan yang menjadi lumrah ummah zaman ini.
1. R
A
S
U
L
U
L
L
A
H
Hadits : Segala Sesuatu yang bersumber
dari Rasul setelah RisalahPERKATAAN
)القولي)
PERBUATAN
(الفعلي)
KETETAPAN
(يالتقرير)
SIFAT
(الوصفي)
Sunnah : Segala sesuatu yang bersumber
dari Rasul baik sebelum dan sesudah
Risalah (menerima misi kerasulan)
Khabar :
1. Segala sesuatu yang bersumber dari Rasul
2. Segala sesuatu yang bersumber dari Rasul
dan sahabat
Atsar :
1. Segala sesuatu yang bersumber dari Rasul
2. Segala sesuatu yang bersumber dari
dan lainnya (sahabat dan tabi’in)
2. DEFINISI
SUNNAH
AHLI HADITS:
Segala sesuatu yang bersumber dari Rosulullah SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, ketetapan, sifat baik sebelum atau sesudah
risalah
AHLI FIQIH:
Segala sesuatu yang diajarkan di dalam agama tetapi bukan dalam
kategori wajib/fardu, yang mengerjakannya mendapat pahala dan yang
meninggalkannya tidak mendapat dosa
AHLI USHUL FIQH:
Segala sesuatu yang bersumber dari Rosulullah SAW selain al-Qur’an
yang bisa dijadikan sumber (sandaran) hukum syari’at
PENGERTIAN SUNNAH MENURUT PARA AHLI (ULAMA)
3. MATAN
(املتن)
PERAWI
(ياورال)
SEGALA SESUATU YANG BERASAL
DARI RASUL (PERKATAAN, PERBUATAN,
KETATAPAN ATAU SIFAT) YANG
MENJADI UJUNG PENGHABISAN DARI
SANAD
RENTETAN / MATA RANTAI PARA
PERAWI HADITS YANG DAPAT
MENYAMPAIKAN KITA KEPADA MATAN
(JALAN HADITS)
SANAD
(السند)
ORANG YANG MENYAMPAIKAN HADITS
KEPADA KITA (ORANG ISLAM) MELALUI
KITABNYA
قالاملثنى ابن محمد حدثنا:قال الثقفي الوهاب عبد حدثنا:أ عن قالبة أبى عنأيوب حدثناعن نس
النبىص.قال:
مماإليهأحبسولهروهللا نيكوأن اإليمان حالوة وجدفيه كن منثالث
أن يكرهكماالكفرفى يعود أن يكرهوأن هللإال يحبهال أرامليحب وأنسواهما
النارفى يقذف
(يالبخاراهور)
5. DHABITH : Kuatnya daya ingat rowi sejak ia menerima hadits dari
gurunya sampai meriwayatkannya kepada muridnya
SYARAT 2
ROWI
ISLAM : Beragama Islam, tidak kafir, murtad, fasik dan sebagainya yang
bisa mengakibatkan ketidaksempurnaan ke-Islam-annya
BALIGH + BERAKAL : Batasan usia di mana seorang muslim/mukallaf
telah mendapatkan khitab (perintah) dari Allah
dalam keadaan sadar, tidak gila, dst
Adanya pernyataan tentang keadilan
rowi tersebut dari ulama jarh wa al-
ta’dil (والتعديلالجرح علماء)
Kepopuleran/kemasyhuran dia (rowi)
di kalangan ulama bahwa ia adalah
orang yang adil
ADIL : Sifat yang harus dimiliki oleh seorang rowi yang terpatri di dalam jiwanya
yang dengan sifat itu ia bisa selalu dalam keadaan bertaqwa dan menjaga
tata krama (norma-norma) kemasyarakatan
SHADRAN (HAFALAN) KITABAN (TULISAN)
SYARAT-SYARAT RAWI HADITS