Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai karakteristik dan klasifikasi hewan dalam filum Animalia. Animalia memiliki ciri-ciri sebagai multiseluler, tanpa dinding sel, tanpa klorofil, heterotrof, dan berpindah tempat. Mereka diklasifikasikan menjadi invertebrata tanpa tulang belakang dan vertebrata dengan tulang belakang. Dokumen ini juga menjelaskan tentang delapan filum invertebrata dan lima kelas vertebrata bes
Kingdom Animalia atau biasa disebut hewan merupakan organisme eukariotik (organisme dengan sel kompleks) yang multiseluler. Berbeda dengan tumbuhan, hewan tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri. Oleh karena itu, hewan harus mencari makanannya sendiri untuk mendapatkan energi kemudian makanan tersebut dicerna di dalam tubuhnya. Proses ini membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida sebagai zat sisa.
Materi dalam powerpoint ini menjelaskan mengenai karakteristik dari Kingdom Animalia secara umum dan penjelasan masing-masing Filum meliputi Porifera, Cnidaria, Vermes (cacing), Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Penjelasan masing-masing filum terdiri dari struktur dan fungsi tubuh, klasifikasi, dan peranan baik yang menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan manusia.
Kingdom Animalia
A. Ciri Umum Animalia (Dunia Hewan)
Bila kita identifikasi, umumnya hewan memiliki karakter atau menunjukkan ciri sebagai berikut :
1. Hewan merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. Berbeda dengan nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah jadi, ke dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme lain, atau memakan bahan organik yang terurai.
2. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat, seperti pada tumbuhan atau jamur. Komponen terbesar sel-sel hewan terdiri atas protein struktural kolagen.
3. Keunikan hewan yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggung jawab atas penghantaran impuls dan pergerakan yaitu jaringan saraf dan jaringan otot sehingga dapat bergerak secara aktif.
4. Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual, dengan tahapan diploid yang mendominasi siklus hidupnya.
B. Tahap Perkembangan Animalia
Tubuh hewan mengalami perkembangan dalam bentuk embrio, beberapa mengalami metamorfosis di tahap kehidupan selanjutya.
1. Fase Embrionik
Fase embrionik ditandai oleh beberapa fase, yaitu :
a. Fase morula, yaitu fase yang dimulai dari terbentuknya zigot, kemudian membalah menjadi sel anakan secara mitosis.
b. Fase blastula, yaitu fase pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub. Fase ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi cairan dan disebut blastosol.
c. Fase gastrula, yaitu fase saat embrio mengalami diferensiasi berupa pembentukan endodermis dalam sel blastodermis.
d. Fase morfogenesis, yaitu fase terjadinya perkembangan organ atau jaringan.
e. Fase diferensiasi, yaitu fase terjadinya diferensiasi struktur dan fungsi sel.
f. Fase imbasembrionik, yaitu fase terjadinya difarensiasi pada endoderm hingga terbentuknya sel saraf.
g. Fase organogenesis, yaitu fase pembentukan organ menjadi lebih kompleks.
2. Fase Pascaembrionik
Setelah tubuh hewan mengalami perkembangan dalam fase embrionik, selanjutnya beberapa tubuh hewan mengalami perkembangan dalam fase pascaembrionik, yaitu :
a. Metamorfosis, yaitu perubahan bentuk dari stadium tertentu ke stadium berikutnya menuju dewasa. Metamorfosis dibagi menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna yang dicirikan dengan adanya bentuk tubuh yang berbeda di setiap fase metamorfosis dengan tahap yang dilalui adalah telur – larva – pupa – dewasa dan metamorfosis tidak sempurna ditandai dengan adanya bentuk tubuh yang sama, tetapi ukurannya berbeda pada salah satu fase metamorfosis dengan tahap yang dilalui adalah telur – nimfa – dewasa. Nimfa memiliki bentuk tubuh yang sama dengan serangga dewasa, tetapi memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil.
b. Regenerasi, yaitu proses perbaikan tubuh yang luka atau rusak. Pada organisme yang berkembangbiak secara aseksual regenerasi berarti juga proses reproduksi.
C. Keanekaragaman Animalia
1. Penggolongan Animalia
Kingdom Animalia atau biasa disebut hewan merupakan organisme eukariotik (organisme dengan sel kompleks) yang multiseluler. Berbeda dengan tumbuhan, hewan tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya sendiri. Oleh karena itu, hewan harus mencari makanannya sendiri untuk mendapatkan energi kemudian makanan tersebut dicerna di dalam tubuhnya. Proses ini membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida sebagai zat sisa.
Materi dalam powerpoint ini menjelaskan mengenai karakteristik dari Kingdom Animalia secara umum dan penjelasan masing-masing Filum meliputi Porifera, Cnidaria, Vermes (cacing), Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Penjelasan masing-masing filum terdiri dari struktur dan fungsi tubuh, klasifikasi, dan peranan baik yang menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan manusia.
Kingdom Animalia
A. Ciri Umum Animalia (Dunia Hewan)
Bila kita identifikasi, umumnya hewan memiliki karakter atau menunjukkan ciri sebagai berikut :
1. Hewan merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. Berbeda dengan nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah jadi, ke dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme lain, atau memakan bahan organik yang terurai.
2. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat, seperti pada tumbuhan atau jamur. Komponen terbesar sel-sel hewan terdiri atas protein struktural kolagen.
3. Keunikan hewan yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggung jawab atas penghantaran impuls dan pergerakan yaitu jaringan saraf dan jaringan otot sehingga dapat bergerak secara aktif.
4. Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual, dengan tahapan diploid yang mendominasi siklus hidupnya.
B. Tahap Perkembangan Animalia
Tubuh hewan mengalami perkembangan dalam bentuk embrio, beberapa mengalami metamorfosis di tahap kehidupan selanjutya.
1. Fase Embrionik
Fase embrionik ditandai oleh beberapa fase, yaitu :
a. Fase morula, yaitu fase yang dimulai dari terbentuknya zigot, kemudian membalah menjadi sel anakan secara mitosis.
b. Fase blastula, yaitu fase pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub. Fase ini ditandai dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi cairan dan disebut blastosol.
c. Fase gastrula, yaitu fase saat embrio mengalami diferensiasi berupa pembentukan endodermis dalam sel blastodermis.
d. Fase morfogenesis, yaitu fase terjadinya perkembangan organ atau jaringan.
e. Fase diferensiasi, yaitu fase terjadinya diferensiasi struktur dan fungsi sel.
f. Fase imbasembrionik, yaitu fase terjadinya difarensiasi pada endoderm hingga terbentuknya sel saraf.
g. Fase organogenesis, yaitu fase pembentukan organ menjadi lebih kompleks.
2. Fase Pascaembrionik
Setelah tubuh hewan mengalami perkembangan dalam fase embrionik, selanjutnya beberapa tubuh hewan mengalami perkembangan dalam fase pascaembrionik, yaitu :
a. Metamorfosis, yaitu perubahan bentuk dari stadium tertentu ke stadium berikutnya menuju dewasa. Metamorfosis dibagi menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna yang dicirikan dengan adanya bentuk tubuh yang berbeda di setiap fase metamorfosis dengan tahap yang dilalui adalah telur – larva – pupa – dewasa dan metamorfosis tidak sempurna ditandai dengan adanya bentuk tubuh yang sama, tetapi ukurannya berbeda pada salah satu fase metamorfosis dengan tahap yang dilalui adalah telur – nimfa – dewasa. Nimfa memiliki bentuk tubuh yang sama dengan serangga dewasa, tetapi memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil.
b. Regenerasi, yaitu proses perbaikan tubuh yang luka atau rusak. Pada organisme yang berkembangbiak secara aseksual regenerasi berarti juga proses reproduksi.
C. Keanekaragaman Animalia
1. Penggolongan Animalia
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
15. Ciri – ciri Coelenterata
Memiliki rongga tubuh Gastrovaskuler
Mulut dikelilingi oleh Tentakel
Struktur dan sistem tubuh masih
sederhana
Reproduksi secara aseksual dan
seksula
Bentuk hidup Polip dan Medusa
20. Peranan Coelenterata
Ubur – Ubur (Aurelia aurita)
dimanfaatkan untuk bahan baku dalam
pembuatan kosmetik
Habitat ikan-ikan di laut
Membentuk Karang untuk melindungi
pantai dari abrasi
21.
22. CIRI – CIRI PLATYHELMINTHES
Tubuh pipih simetri bilateral
Sudah memiliki sistem tubuh, meskipun
sederhana (ex: sistem pencernaan,
sistem sirkulasi, sistem saraf, sistem
reproduksi)
Hermaprodit
Habitat di perairan
29. CIRI – CIRI NEMATHELMINTHES
Tubuh simetri bilateral
Tidak bersegmen
Ukuran tubuh mikroskopis sampai yang
paling panjang 1 m
Tubuh betina lebih panjang dibanding
jantan
Organ kelamin terpisah (Gonokoris)
Sistem pencernaan lengkap
Tanpa pembuluh darah
36. CIRI – CIRI ANNELIDA
Tubuh simetri bilateral
Bersegmen – segmen (bercincin)
Sistem pencernaan lengkap
Sudah memiliki peredaran darah
Habitat Di perairan, di tanah, tempat
lembab
Hermafrodit dan gonokoris
Reproduksi seksual dan aseksual
42. Ciri – ciri Mollusca
Merupakan hewan multiseluler yang tak
bertulang belakang
Bertubuh lunak
Habitatnya di air atau di darat
Struktur tubuhnya simetri bilateral
Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral,
dan mantel.
Hidup secara heterotrof
Reproduksi secara seksual
46. Bagian tubuh Mollusca
1. Kaki
Berfungsi sebagai alat gerak. Pada beberapa jenis sudah
termodifikasi sebagai penangkap mangsa
2. Massa viseral
adalah bagian tubuh yang lunak dari mollusca. Didalam
massa viseral terdapat organ-organ seperti pencernaan,
ekskresi, dan reproduksi. Massa viseral dilindungi oleh
mantel.
3. Mantel
adalah jaringan tebal yang melindungi massa viseral.
Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga
mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan. Yaitu
cairan tempat lubang insang, lubang ekskresi, dan anus.
47. Klasifikasi Mollusca
Gastropoda : memiliki perut yang juga
berfungsi sebagai kaki. Contoh: bekicot,
siput
Pelecypoda: memiliki kaki berbentuk kapak.
Contoh: remis (buccinus sp.) dan tiram
(mytilus sp,. Osterea sp.)
Cephalopoda: memiliki kaki yang terdapat di
kepala yang berfungsi sebagai alat gerak
atau alat memangsa.
contoh: cumi-cumi(loligo palii)
,gurita(octopus), dan sotong(sepia officinalis)
51. Peranan Mollusca
Sumber protein hewani yang sangat
tinggi
Cangkang digunakan sebagai bahan
industri dan hiasan.
Mutiara sebagai komoditas non migas
yang sangat menguntungkan
Lymnea javanica, sebagai inang
perantara berbagai cacing fasciola
hepatica
52.
53. Ciri – ciri Arthropoda
1. Badan yang beruas, lebih dari 21 ruas
2. Setiap ruasnya mempunyai sepasang anggota badan
3. Tidak mempunyai struktur ruang didalam tubuhnya
4. Mempunyai struktur dinding badan keras disebut eksoskeleton
5. Sistem saraf tangga tali
6. Gonokoris, perkembangbiakan dilakukan secara seksual
7. Sakuran pencernaan lengkap
8. Bernafas menggunakan insang, trakea atau paru-paru buku
9. Sistem peredaran darah terbuka dan darah berwarna biru
10. Hidup di tanah dan air, serta sebagai parasit pada hewan dan
tumbuhan
54. Klasifikasi Arthropoda
Kelas Crustacea (Udang-udangan)
Eksoskeleton yang keras
Struktur tubuh :
Sefalotoraks – Abdomen
55. Kelas Myriapoda
Berkaki banyak (ex : kaki seribu)
Toraks dan Abdomen sulit di bedakan
Contoh:
Chilopoda (kelabang) Diplopoda (kaki seribu)
56. Kelas Insecta
Populasi paling banyak
Tubuh: Kepala – Toraks – Abdomen
Alat indera berkembang baik
58. Peranan Arthropoda
(+) Positif
udang dan kepiting : sebagai bahan makanan
sedangkan kulitnya dijadikan obat
lebah : penghasil madu dan obat
ulat sutera : sebagai bahan dasar
benang
serangga & kupu-kupu : membantu
penyerbukan tanaman
59. (-) Negatif
Θ Kutu : Parasit
Θ Rayap : menghancurkan bahan
bangunan dari kayu
Θ Wereng : menyerang tanaman budi daya
Θ Nyamuk anopheles : vektor penyakit
malaria
Θ nyamuk aedes : vektor penyakit
demam berdarah
60.
61. Ciri-ciri Echinodermata
Berkulit duri
Cara hidup Sesil / menetap
Habitat di perairan laut
Memiliki kaki ambulakral
Tidak memiliki kepala