Filum Cnidaria dan Ctenophora termasuk kelompok hewan Coelenterata yang memiliki rongga tubuh sebagai alat pencernaan. Cnidaria sebagian besar hidup di laut dan air tawar, berbentuk polip atau medusa, dan hidup secara karnivor dengan menggunakan alat sengat. Cnidaria memiliki dua lapisan sel, yaitu ektoderm dan endoderm, serta reproduksi secara aseksual melalui tunas dan secara seksual.
DOWNLOAD MATERI BIOLOGI SISTEM PERNAPASAN KELAS X IPA GRATIS
JANGAN LUPA LIKE SHARE DAN KOMENTAR YA
DAPATKAN JUGA MATERI SBMPTN LAINNYA DENGAN JOIN KE BLOG KAMI ZONA-SBMPTN.BLOGSPOT.COM UNTUK UPDATE MATERI LAINNYA
SELAMAT BELAJAR DAN SEMANGAT !!!!
DOWNLOAD MATERI BIOLOGI SISTEM PERNAPASAN KELAS X IPA GRATIS
JANGAN LUPA LIKE SHARE DAN KOMENTAR YA
DAPATKAN JUGA MATERI SBMPTN LAINNYA DENGAN JOIN KE BLOG KAMI ZONA-SBMPTN.BLOGSPOT.COM UNTUK UPDATE MATERI LAINNYA
SELAMAT BELAJAR DAN SEMANGAT !!!!
salah satu empat jaringan dasar (lainnya: Jaringan Ikat, jaringan otot, jaringan saraf). Dahulu istilah epitel digunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada di atas permukaan tonjolan anyaman penyambung di merah bibir (Epitel: Epi di atas; Thele bibir). Istilah ini kini digunakan untuk semua jaringan yang melapisi sesuatu struktur dan saluran.
Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain:
Sebagai pelindung
Sebagai alat sekresi
Sebagai alat penerima impuls
Sebagai alat penyaring atau filtrasi
Sebagai alat absorpsi
Sebagai alat respirasi
Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain:
Sebagai pelindung
Sebagai alat sekresi
Sebagai alat penerima impuls
Sebagai alat penyaring atau filtrasi
Sebagai alat absorpsi
Sebagai alat respirasi
Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain:
Sebagai pelindung
Sebagai alat sekresi
Sebagai alat penerima impuls
Sebagai alat penyaring atau filtrasi
Sebagai alat absorpsi
Sebagai alat respirasi
Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain:
Sebagai pelindung
Sebagai alat sekresi
Sebagai alat penerima impuls
Sebagai alat penyaring atau filtrasi
Sebagai alat absorpsi
Sebagai alat respirasi
DOWNLOAD MATERI BIOLOGI KELAS X IPA GRATIS
JANGAN LUPA LIKE SHARE DAN KOMENTAR YA
DAPATKAN JUGA MATERI SBMPTN LAINNYA DENGAN JOIN KE BLOG KAMI ZONA-SBMPTN.BLOGSPOT.COM UNTUK UPDATE MATERI LAINNYA
SELAMAT BELAJAR DAN SEMANGAT !!!!
BAB II BIOLOGI KELAS XI
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
OLEH XI-2
KELOMPOK 1
CHORI D A DUTA H P
FEBBY A P
FIRDHA A A
NANDA RIZKA
SITI FARIDA
Pengangkutan Ekstravaskuler
Pengangkutan Vaskuler
STRUKTUR JARINGAN AKAR
DIKOTIL
1. Epidermis atau eksodermis akar tumbuhan dikotil letak epidermis akar ini di bagian terluar akar. Fungsi Epidermis atau eksodermis akar tumbuhan dikotil = Jalan masuk air dan garam mineral. 2. Korteks akar tumbuhan dikotil letak korteks akar akar ini didaerah di sebelah dalam epidermis. Fungsi korteks akar tumbuhan dikotil = tempat menyimpan cadangan makanan.
MONOKOTIL
Epidermis, korteks, dan perisikel memiliki struktur, lokasi, dan fungsi seperti pada akar tanaman Dikotil.
Fungsi xilem dan floem sama seperti pada tanaman Dikotil, letak keduanya saling berdekatan karena tidak memiliki kambium.
Empulur, terletak di bagian tengah serta dikelilingi xilem dan floem yang berselang-seling.
STRUKTUR JARINGAN BATANG MONOKOTIL
DIKOTIL
PERBEDAAN TANAMAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL
salah satu empat jaringan dasar (lainnya: Jaringan Ikat, jaringan otot, jaringan saraf). Dahulu istilah epitel digunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada di atas permukaan tonjolan anyaman penyambung di merah bibir (Epitel: Epi di atas; Thele bibir). Istilah ini kini digunakan untuk semua jaringan yang melapisi sesuatu struktur dan saluran.
Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain:
Sebagai pelindung
Sebagai alat sekresi
Sebagai alat penerima impuls
Sebagai alat penyaring atau filtrasi
Sebagai alat absorpsi
Sebagai alat respirasi
Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain:
Sebagai pelindung
Sebagai alat sekresi
Sebagai alat penerima impuls
Sebagai alat penyaring atau filtrasi
Sebagai alat absorpsi
Sebagai alat respirasi
Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain:
Sebagai pelindung
Sebagai alat sekresi
Sebagai alat penerima impuls
Sebagai alat penyaring atau filtrasi
Sebagai alat absorpsi
Sebagai alat respirasi
Epitel memiliki berbagai fungsi tergantung dari posisi jaringan. Fungsinya antara lain:
Sebagai pelindung
Sebagai alat sekresi
Sebagai alat penerima impuls
Sebagai alat penyaring atau filtrasi
Sebagai alat absorpsi
Sebagai alat respirasi
DOWNLOAD MATERI BIOLOGI KELAS X IPA GRATIS
JANGAN LUPA LIKE SHARE DAN KOMENTAR YA
DAPATKAN JUGA MATERI SBMPTN LAINNYA DENGAN JOIN KE BLOG KAMI ZONA-SBMPTN.BLOGSPOT.COM UNTUK UPDATE MATERI LAINNYA
SELAMAT BELAJAR DAN SEMANGAT !!!!
BAB II BIOLOGI KELAS XI
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN
OLEH XI-2
KELOMPOK 1
CHORI D A DUTA H P
FEBBY A P
FIRDHA A A
NANDA RIZKA
SITI FARIDA
Pengangkutan Ekstravaskuler
Pengangkutan Vaskuler
STRUKTUR JARINGAN AKAR
DIKOTIL
1. Epidermis atau eksodermis akar tumbuhan dikotil letak epidermis akar ini di bagian terluar akar. Fungsi Epidermis atau eksodermis akar tumbuhan dikotil = Jalan masuk air dan garam mineral. 2. Korteks akar tumbuhan dikotil letak korteks akar akar ini didaerah di sebelah dalam epidermis. Fungsi korteks akar tumbuhan dikotil = tempat menyimpan cadangan makanan.
MONOKOTIL
Epidermis, korteks, dan perisikel memiliki struktur, lokasi, dan fungsi seperti pada akar tanaman Dikotil.
Fungsi xilem dan floem sama seperti pada tanaman Dikotil, letak keduanya saling berdekatan karena tidak memiliki kambium.
Empulur, terletak di bagian tengah serta dikelilingi xilem dan floem yang berselang-seling.
STRUKTUR JARINGAN BATANG MONOKOTIL
DIKOTIL
PERBEDAAN TANAMAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL
Coelenterata artinya rongga yang berfungsi sebagai usus. Coelenterata meliputi dua filum : Ctenophora (ubur-ubur sisir) dan Cnidaria (karang hewan, anemon laut, pena laut, dan lain-lain).
Here you are.. Lets know more about Platyhelminthes or Cacing Pipih in Indonesia. May this presentation bring benefit for all of you.
And if I made a mistake.. Let me know :)
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA
Materi dalam powerpoint ini menjelaskan mengenai karakteristik dari Kingdom Animalia secara umum dan penjelasan masing-masing Filum meliputi Porifera, Cnidaria, Vermes (cacing), Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Penjelasan masing-masing filum terdiri dari struktur dan fungsi tubuh, klasifikasi, dan peranan baik yang menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan manusia.
Termasuk kelompok hewan coelenterata (yunani, coelenteron = rongga)
Hewan invertebrata yang memiliki rongga tubuh sebagai alat pencernaan makanan ( gastrovaskuler)
Cnidarian ( yunani, cnide= sengat) karena memiliki alat sengat untuk pertahanan diri dan menangkap mangsanya
semoga bermanfaat
wassalamualaikum
3. Hewan atau Animalia merupakan
organisme eukariotik (memiliki membran
inti sel), multiseluler (bersel banyak), tidak
memiliki dinding sel, tidak berklorofil
sehingga heterotrof dan dapat
menggerakkan tubuhnya untuk mencari
makanan dan mempertahankan diri dari
musuh.
5. Hewan yang tidak memiliki jaringan sejati, yaitu
hewan-hewan anggota filum Porifera (hewan
spons)
6. Hewan yang memiliki jaringan sejati, yaitu hewan
anggota filum selain porifera.
Hewan eumetazoa dibedakan berdasarkan simetri
tubuhnya :
› Radiata
memiliki bentuk tubuh simetri radial. Contohnya Hydra
› Bilateria
memiliki bentuk tubuh simetri seluruhnya. Contohnya
udang, belalang
7. Ektoderm, merupakan lapisan terluar yang menutupi
permukaan embiro. Dan kemudian akan menjadi
penutup luar tubuh hewan dan pada hewan anggota
tertentu akan menjadi sistem saraf pusat.
Endoderm, merupakan lapisan terdalam dan
kemudian akan berkembang menjadi saluran
pencernaan, hatim dan paru-paru pada vertebrata.
Mesoderm, merupakan lapisan yang berada diantara
lapisan ektoderm dan endoderm yang kemudian
akan berkembang menjadi otot dan organ.
8. Simetri radial
Memiliki bagian tubuh
dorsal dan ventral, tidak
memiliki bagian tubuh
anterior dan posterior.
Potongan khayal ke
arah manapun akan
membagi tubuh hewan
menjadi dua atau lebih
bagian yang sama.
contoh: Hydra
Simetri bilateral
Memiliki bagian tubuh
dorsal dan ventral,
anterior dan posterior.
Potongan khayal
membagi tubuh
hewan menjadi dua
bagian sama besar
pada satu bidang
datar. contoh: Udang
Dorsal
Bidang simetri
Ventral
Anterior
Ventral
Dorsal
Bidang simetri
Posterior
Asimetri
Tidak memiliki
simetri tubuh
Contoh: Spons
9.
10.
11.
12.
13. Porifera = hewan invertebrata yang
tidak memiliki jaringan sejati (parazoa),
tanpa organ dan jaringan yang
terspesialisasi, & tubuhnya memiliki
banyak pori.
14. Sebagian besar hidup di laut, sebagian
kecil hidup di air tawar. Pada umumnya
hidup di perairan yang dangkal dan
jernih, tetapi ada pula yang hidup di
perairan berpasir atau berlumpur
15. Porifera hidup sesil atau melekat di suatu
substrat. Hidup secara heterotrof
dengan memakan bakteri dan plankton
16. Ukuran tubuh nya bervariasi, dari 1cm – 90cm
dengan diameter 1m.
Tubuhnya ada yang berwarna pucat atau
cerah.
tubuhnya berpori (ostium)
multiseluler
tidak berpindah tempat (sesil)
Sebagian besar berbentuk asimetri, tetapi
ada juga yang berukuran simetri radial
(menyerupai vas bunga, tabung, bercabang
cabang).
17. Memiliki 3 tipe saluran air yaitu askonoid,
sikonoid, leukonoid
Pencernaan secara intraseluler di dalam
koanosit dan amoebosit
Pada permukaan tubuh porifera terdapat
pori-pori (ostium) yang berfungsi sebagai
lubang masuknya air, lalu air mengalir ke
ronnga tubuh (spongosol) dan keluar
melalu lubang pengeluaran (oskulum).
18. Askenoid
Paling sederhana (menyerupai vas
bunga). Saluran airnya berbentuk
tabung dan memanjang.
Tidak ada yang berukuran besar, karena
getaran flagela tidak mampu
mendorong air keluar. Contoh :
Leucosolenia.
19. Sikonoid
Memiliki dinding tubuh yang melipat secara
horizontal. Bentuknya simetri radikal.
Lipatan dalam nya membentuk saluran
berflagela (flagellated canal) / kantong
yang dilapisi kaonosit. Lipatan luar sebagai
saluran air masuk. Contoh : Sycon ciliatu
Leukonoid
Paling kompleks. Saluran berflagela berlipat
membentuk rongga kecil berflagela
(flagellated chamber). Spogosol
menghilang digantikan oleh saluan-saluran
kecil menuju oskulum. Contoh : Leuconia
20.
21. Pinakosit / pinakoderm
Merupakan sel lapisan terluar. Berbentuk piph & rapat. Fungsi =
melindungi tubuh bagian dalam.
Mesohil / mesoglea
Merupakan lapisan tengah. Berupa protein bergelatin yang
mengandung bahan tulang dan sel-sel ameboid (amebosit).
Fungsi = mengdarkan sari makanan & oksigen, membuang sisa
metabolisme, membuat serat spons, dan membentuk sel
reproduktif
Koanosit
Merupakan sel lapisan terdalam. Berbentuk agak lonjong,
ujungnya melekat pada mesohil & spongosol, berflagela. Fungsi
= mencerna makanan secara intraseluler.
22. Proses fisiolgi porifera :
› Air masuk melalui ostium membawa partikel
makanan & oksigen.
› Flagela bergetar pada koanosit menyapu air ke
arah oskulum.
› Partikel makanan akan terjerat dalam mukus,
kemudian ditelan secara fagositis & dicerna
secara intraseluler di dalam koanosit.
› Hasil pencernaan masuk ke dalam amebosit
(disebelah koanosit).
› Diedarkan ke sel-sel lain.
23.
24. Terjadi secara aseksual & seksual.
Secara aseksual dengan cara pembentukan
tunas dan gemula.
Tunas = salah satu jenis sel amebosit yang
mudah dilepas.
Gemula = sekumpulan arkeosid yang
mengandung cadangan makanan.
Secara seksual dengan cara mengeluarkan
sperma bersama dengan air melalui oskulum &
masuk ke individu lain melalui ostium.
Fertilisasinya terjadi di mesohil dan
menghasilkan embrio. Embrio akan tumbuh
menjadi larva berflagela.
25. Terdapat sekitar 10.000 spesies porifera yang diklasifikasikan
menjadi 4 kelas (berdasarkan penyusun kerangka
tubuhnya):
› Calcerea / calcispongiae
› Kerangkanya tersusun atas zat kapur. Berwarna pucat, memiliki
tinggi kurang dari 15cm, dan tidak berbulu. Tipe saluran air =
askonoid, sikonoid, &leukonoid.
› Hexactinellida / hyalospongiae
› Kerangkanya tersusun atas silika (kaca). Berbentuk silindris, datar /
bertangkai. Tingginya mencapai 90cm, hidup di laut. Tipe saluran
air = sikonoid.
› Demospongiae
› Kerangkanya tersusun atas serabut spongin. Tinggi nya ada yang
mencapai 1m, berwarna cerah untuk melindungi tubuh dari sinar
matahari. Tipe saluran air = leukonoid.
› Sclerospongiae
› Kerangkanya tersusun atas kalsium karbonat. Tingginya
mencapai 1m dan banyak ditemukan di daerah terumbu karang.
Tipe saluran air = leukonoid
26. Porifera berwarna cerah digunakan
sebagai hiasan di akuarium.
Kerangkanya digunakan untuk spons
mandi. Dan beberapa hewan spons
yang keras dapat mengebor batu
karang dan membantu pelapukan.
27.
28.
29. Filum Cnidaria dan Ctenophora
termasuk kelompok hewan Coelenterata
(Yunani, coelenteron= rongga), yaitu
hewan invertebrata yang memiliki
rongga tubuh sebagai alat pencernaan
makanan (gastrovaskuler) Cnidaria
(Yunani, cnide= sengat) karena memiliki
alat sengat untuk pertahanan diri dan
menangkap mangsanya.
30. Cnidaria sebagian besar hidup bebas di air
laut dan hanya beberapa spesies yang
hidup di air tawar. Mereka hidup di
perairan dangkal, secara berkoloni atau
soliter. Cnidaria yang berbentuk polip hidup
sesil (melekat) di suatu substrat, sedangkan
yang berbentuk medusa bergerak
melayang atau berenang bebas di dalam
air. Cnidarian hidup heterotrof sebagai
karnivor dengan memakan udang
(Crustacea) dan ikan kecil.
31. Ukuran dan bentuk tubuh Cnidaria
Ukuran tubuh Cnidaria bervariasi. Ada yang
berukuran hanya beberapa milimeter, contohnya
Hydra, ada pula yang berukuran besar hingga
berdiameter 2 m, misalnya Cyanea capillata. Tubuh
Cnidaria berbentuk simetri radial. Bentuk tubuh
Cnidaria dapat dibedakan menjadi polip dan
medusa. Polip berbentuk silindris yang memiliki dua
ujung, yaitu ujung yang satu sebagai oral (mulut)
yang dikelilingi tentakel, sedangkan ujung lainnya
sebagai aboral yang menempel pada substrat.
Medusa berbentuk seperti lonceng, payung, atau
mangkok terbalik, dimana bagian cembung
mengarah ke atas, sedangkan bagian cekung yang
memiliki mulut dan tentakel mengarah ke bawah.
32. Struktur dan fungsi tubuh Cnidaria
Cnidaria termasuk eumetazoa karena tubuhnya sudah tersusun
oleh jaringan sejati. Cnidaria merupakan hewan diploblastik atau
memiliki dua lapisan embrionik, yaitu ektoderm dan endoderm.
Tubuh Cnidaria terdiri atas tiga lapisan, yaitu sebagai berikut.
Epidermis, merupakan lapisan tubuh yang paling luar. Epidermis
tersusun dari 5 macam sel, yaitu sel epitel otot, sel interstisial, sel
knidosit atau kniidoblas, sel kelenjar lendir, dan sel saraf indra. Di
dalam knidosit atau knidoplas terdapat kapsul penyengat
nematosista. Nematosista paling banyak terdapat di tentakel
dan ujung oral (mulut), racun yang dikeluarkan dari nematosista
pada umumnya tidak membahayakan manusia, misalnya pada
Hydra. Namun ada pula yang menyebabkan rasa sakit, panas,
bahkan dapat menyebabkan kematian, misalnya pada ubur-
ubur Chironex. Nematosista hanya dapat digunakan sekali saja,
sehingga perlu dibentuk knidosit baru. Sel- sel interstisial berfungsi
dalam regenerasi dan menghasilkan tipe sel lainnya, antara lain
knidosit, sel sperma, dan sel telur. Sel indra berhubungan dengan
sel saraf yang tersusun seperti jala pada epidermis yang
berdekatan dengan mesoglea.
33. Mesoglea, merupakan rongga yang berisi
bahan seperti gelatin dan tidak
mengandung sel- sel. Mesoglea terletak di
antara epidermis. Dan gastrodermis.
Gastrodermis, terdiri atas beberapa
macam sel, yaitu sel otot pencerna
berflagela, sel kelenjar enzim, dan sel
kelenjar lendir. Sebagian besar Cnidaria
memiliki nematosista pada
gastrodermisnya, tetapi Hydra tidak.
Gastrodermis pada beberapa Hydra
terdapat zoochlorella yang hidup
bersimbiosis, sehingga warna Hydra menjadi
hijau cerah.
34.
35.
36. Pergerakan
Pergerakan terjadi karena kontraksi otot. Kontraksi otot berpengaruh
terhadap cairan di dalam rongga gastrovaskuler yang berfungsi
sebagai rangka hidrostatik. Polip hanya dapat bergerak meliuk- liuk,
sedangkan medusa dapat berenang bebas dengan cara berdenyut
akibat kontraksi otot melingkar. Gerakan yang dihasilkan searah vertikal,
sedangkan gerakan horisontal pada arus laut.
Cara mencerna makanan
Makanan masuk ke dalam mulut dengan bantuan tentakel, kemudian
masuk ke rongga gastrovaskuler. Di dalam rongga gastrovaskuler
terdapat enzim semacam tripsin untuk mencerna protein. Makanan
akan hancur dan kemudian diaduk hingga merata oleh gerakan
flagela. Sel otot pencerna memiliki pseudopodia untuk menangkap dan
menelan partikel makanan. Pencernaan dilanjutkan secara intraseluler.
Sel makanan hasil pencernaan diedarkan ke seluruh tubuh secara difusi,
sebagian disimpan sebagai cadangan makanan berupa lemak dan
glikogen. Sisa pencernaan makanan dibuang melalui mulut. Cnidaria
tidak memiliki anus.
37. Pernapasan dan ekskresi
Cnidaria tidak memiliki alat pernapasan
dan ekskresi. Pertukaran gas dilakukan
oleh seluruh permukaan tubuhnya
secara difusi. Sisa- sisa metabolisme
berupa amonia juga dibuang secara
difusi.
38. Cnidaria bereproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi secara aseksual dengan cara pembentukan
tunas. Tunas dibentuk oleh Cnidaria yang berbentuk polip,
dan tumbuh di sekat kaki polip. Cnidaria memiliki daya
regenerasi yang tinggi. Bila seekor Hydra dipotong
menjadi dua, maka masing- masing akan melengkapi
bagian tubuhnya yang hilang, sehingga akan didapatkan
dua individu baru.
Reproduksi secara seksual pada umumnya dilakukan oleh
Cnidaria berbentuk medusa dengan cara membentuk sel
gamet jantan atau betina. Hydra merupakan polip yang
dapat bereproduksi secara seksual dengan cara
membentuk sel- sel gamet pada kondisi lingkungan yang
buruk. Zigot yang dihasilkan tetap resisten dan dorman
sampai kondisi lingkungan membaik.
39. Cnidaria ada yang diesis dan ada pula yang
hermafrodit. Reproduksi secara aseksual pada
stadium polip dan reproduksi secara seksual pada
tahap medusa dapat terjadi secara bergantian,
disebut metagenesis. Baik polip maupun medusa
semuanya memiliki kromosom yang diploid (2n),
fetilisasi dapat terjadi secara eksternal di air atau
secara internal di manubrium atau gonad.
Reproduksi Cnidaria pada siklus hidup Hydrozoa
Obelia adalah sebagai berikut.
Polip berkromosom (2n) bereproduksi secara aseksual
dengan membentuk tunas- tunas, sehingga terjadilah
koloni polip. Terdapat polip yang bertentakel untk
mencari makanan dan polip yang tidak memiliki
tentakel untuk bereproduksi.
Polip yang tidak memiliki tentakel membentuk tunas
medusa secara aseksual. Tunas medusa (2n)
dilepaskan dan berenang bebas.
40. Medusa dewasa (2n) jantan dan betina
bereproduksi secara seksual, masing-
masing mengalami pembelahan secara
meiosis sehingga menghasilkan sel gamet
(sperma atau sel telur) yang berkromosom
haploid n.
Bila terjadi fertilisasi sel telur oleh
spermatozoid, maka akan dihasilkan zigot
(2n),
Zigot akan berkembang menjadi larva
padat bersilia yang disebut planula (2n),
Planula akhirnya menetap di suatu substrat,
dan tumbuh menjadi polip baru (2n) polip.
41.
42. Reproduksi Cnidaria pada siklus hidup Hydrozoa Aurelia adalah
sebagai berikut.
Medusa dewasa jantan dan betina diploid (2n) menghasilkan sel
gamet (sperma atau sel telur),
Sel telur n dibuahi oleh sperma n, akan menghasilkan zigot (2n),
fertilisasi terjadi secara eksternal di dalam air.
Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh
menjadi blastula, gastrula, kemudian menjadi larva bersilia
planula yang berenang bebas beberapa waktu.
Planula kemudian menempel pada suatu substrat dan tumbuh
menjadi larva polip berukuran kecil yang bertentakel, disebut
skifistoma. Polip skifistoma dapat membentuk tunas- tunas.
Pada bulan- bulan tertentu, skifistoma melakukan strobilasi, yaitu
melakukan pembelahan secara melintang pada ujung oral
untuk menghasilkan setumpuk bakal medusa atau efira.
Efira akan terlepas asatu persatu. Setelah efira terlepas semua,
skifistoma akan hidup sebagai polip kembali. Skifistoma dapat
hidup satu hingga beberapa tahun. Efira akan tumbuh menjadi
ubur- ubur dewasa.
43.
44. Terdapat sekitar 10.000 spesies Cnidaria yang telah diidentifikasi.
Cnidaria dibagi menjadi beberapa kelas, antara lain Hydrozoa,
Scyphozoa, Cubozoa, dan Anthozoa.
Hydrozoa
Hydrozoa (Yunani, hydro = air, zoon= hewan) sebagian besar hidup
di laut. Hydrozoa hidup sebagai polip, medusa atau keduanya.
Gastrodermis Hydrozoa tidak mengandung nematosista.
Pada saat polip soliter Hydra membentuk tunas, tunas yang telah
memiliki mulut dan tentakelo akan lepas dari induknya. Namun
pada polip koloni seperti Obelia, tunas- tunas tetap menempel
pada induknya dan saling berhubungan, disebut koloni hidroid.
Koloni hidroid menetap di suatu tempat dengan hidroriza, yaitu
percabangan horosontal (mirip akar) yang tertanam di dalam
substrat.
Hydrozoa memiliki dua macam alat indra, yaitu oseli sebagai
pengindra cahaya dan statosista sebagai alat keseimbangan.
Beberapa medusa menunjukkan gerakan fototaksis negatif
(menjauhi sinar), namun ada pula yang fototaksis positif (mendekati
sinar), Contohnya Hydrozoa, antara lain Physalia, Obelia, dan Hydra.
45. Scyphozoa
Scyphozoa (Yunani, skyphos= mangkuk, zoon= hewan)
hidup di laut dan merupakan ubur- ubur sejati, karena
medusa merupakan bentuk dominan dalam siklus
hidupnya. Pada umumnya medusa berenang bebas,
berbentuk seperti payung dengan diameter 2- 40 cm,
bahkan ada yang mencapai 2 m, medusa berwarna
menarik, seperti jingga, kesumba, atau kecoklatan. Ordo
Stauromedusae (Lucernariida) memiliki medusa yang
bertangkai pada bagian aboral dan sesil atau menempel
pada ganggang dan benda lainnya. Ada Scyphozoa
yang tidak memiliki bentuk polip, misalnya Pelagia dan
Atolla. Namun ada pula yang memilki bentuk polip, tetapi
berukuran kecil berupa skifistoma, contohnya Aurelia.
Scyphozoa pada umumnya diesis dan gonad terdapat di
gastrodermis. Sel telur atau sperma masuk ke dalam
rongga gastrovaskuler dan dikeluarkan melalui mulut.
Fertilisasi dapat terjadi secara eksternal di air atau di koral.
Contoh Scyphozoa, antara lain Periphylla, Chrysaora,
Aurelia, Cyanea, dan Rhizostoma.
46. Anthozoa
Anthozoa (Yunani, anthos= bunga, zoon= hewan) merupakan
hewan laut yang memilki bentuk mirip bunga. Anthozoa hidup
sebagai polip soliter atau berkoloni dan tidak memiliki bentuk
medusa. Ada Anthozoa yang membentuk rangka dalam atau
rangka luar dari zat kapur, namun ada pula yang tidak
membentuk rangka. Rongga gastrovaskuler pada Anthozoa
bersekat- sekat dan mengandung nematosista. Gonad terdapat
di gastrodermis. Terdapat sekitar 6.100 spesies Anthozoa antara
lain sebagai berikut.
Metridium dan Edwardsia, dapat merayap dengan pedal
semacam kaki.
Acropora, Fungia, Astrangia, memiliki rangka luar dari zat kapur
yang disebut karang batu.
Antipathes, koral hitam, rangka tersusun dari zat tanduk, dan
berbentuk seperti ranting tumbuhan yang bercabang- cabang
berwarna hitam.
Cerianthus, polip berbentuk seperti anemon panjang,
bertentakel banyak, dan terbungkus selubung dari lendir dan
pasir yang mengeras.
Corallium (red coral), digunakan untuk perhiasan.
47.
48. Cnidaria dari kelas Anthozoa merupakan pembentuk
ekosistem terumbu karang yang menjadi habitat ikan dan
hewan laut lainnya. Ekosistem terumbu karang yang
dapat dijadikan objek wisata maritim dan berfungsi
mencegah terjadinya erosi pantai.
Beberapa jenis ubur- ubur (jellyfish) yang tidak beracun
dapat dikonsumsi dan diperdagangkan sebagai ubur-
ubur asin sehingga mendapatkan keuntungan. Ubur- ubur
asin di jepang disebut “kurage” yang dimakan sebagai
teman minum teh. Ubur- ubur asin juga dapat dimakan
sebagai campuran asinan, salad, mie, acar, dan gulai.
Kerangka luar beberapa jenis Cnidaria dapat digunakan
sebagai hiasan akuarium, misalnya Corallium rubrum
(koral merah), Fungia actiniformis (karang piring), Euphyllia
fimbriata (karang kuku), dan sebagainya.
49.
50. Ctenophora dikenal sebagai ubur-ubur sisir
(comb jelly). Ctenophora adalah salah satu filum
hewan invetebrata. Anggota filum ini
menyerupai hewan ubur-ubur walaupun secara
klasifikasi berbeda filum.
Awalnya, Ctenophora dikelompokkan dengan
Cnindria dalam filum Coelenterata. Akan tetapi
setelah disadari adanya perbedaan
menyebabkan spesies
Ctenophora ditempatkan pada filum yang
terpisah. Saat ini terdapat kurang lebih 150
spesies.
51. Berbentuk simetri radial
Berdiameter sekitar 1-10cm
Sebagian besar berbentuk bulata atau oval
namun ada yang berbentuk panjang seperti
pita hingga 1 meter
Tidak memiliki alat sengat
Ctenophora adalah hewan diplobastik yaitu
hanya mempunyai dua lapisan badan yang
terdiri dari dua lapisan sel transparan yang
hanya menyusun kulit terluarnya (ektoderm)
dan kulit bagian dalam (gastroderm). Dinding
tubuh Ctenophora dapat dibedakan menjadi
mesoderma dan endoderma.
52. Hampir semua spesies Ctenophora adalah
hermafrodit atau memiliki alat kelamin ganda.
Reproduksi Ctenophora dilakukan secara
seksual. Meskipun ada beberapa spesies yang
melakukan reproduksi secara aseksual dengan
cara fragmentasi.
Alat reproduksi Ctenophora terletak di bawah
cilia. Sel ovum dan sperma dilepaskan melalui
pori – pori yang ada di epidermis. Sebagian
besar spesies Cnetophoa melakukan
pembuahan secara eksternal atau diluar
tubuh Cnetophora, meskipun ada beberapa
spesies yang melakukannya secara internal.
53. Ctenophora mempunyai peranan diantaranya adalah ikut
menjaga keseimbangan ekosistem di laut. Hal karena
Ctenophora suka memakan fitoplankton (plankton
tumbuhan).
Selain itu juga Ctenophora juga sebagi sumber makanan
bagi hewan laut seperti: Salmon, penyu, dan ubur ubur.
Namun Ctenophora juga memiliki kerugian bagi
peternakan tiram karena hewan-hewan ini memakan
larva-larva tiram sehingga merugikan petani tiram. Selain
itu, bila terjadi ledakan populasi, maka dapat membuat
ekosistem tidak seimbang. Hal ini pernah terjadi di tahun
1989 di Laut Hitam saat Ctenophora memkan larva ikan
Pelgis. Dan tahun 1999 di Laut Kaspia. Hasilnya adalah
bahwa 75% dari zooplankton sudah habis, sehingga
mempengaruhi seluruh rantai makanandanau
54.
55.
56.
57. Platyhelminthes (Yunani, platy = pipih,
helminthes = cacing) adalah cacing
berbentuk pipih, Triploblastik (Memiliki 3
lapisan embrionik Ektoderm, Mesoderm dan
Endoderm) dan Aselomata (Tidak
berongga tubuh)
Platyhelminthes adalah filum ketiga dari
kingdom animalia setelah porifera dan
coelenterata. Cacing ini bisa hidup bebas
dan bisa hidup parasit. Yang merugikan
adalah platyhelminthes yang hidup
dengan cara parasit.
58. Platyhelminthes ada yang hidup bebas
maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup
bebas memakan hewan-hewan dan
tumbuhan kecil atau zat organik lainnya
seperti sisa organisme. Platyhelminthes parasit
hidup pada jaringan atau cairan tubuh
inangnya.
Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas
adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat
yang lembap. Platyhelminthes yang parasit
hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit)
pada siput air, sapi, babi, atau manusia.
59. Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen.
Umumnya, golongan cacing pipih hidup di
sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di
dalam tubuh organisme lain. Cacing golongan
ini sangat sensitif terhadap cahaya.
Beberapa contoh Platyhelminthes
adalah Planaria yang sering ditemukan di balik
batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup
di balik lumut lembap (panjang mencapai 60
cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan
cacing pita.
60. Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem
gastrovaskuler = peredaran makanan tidak melalui
darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing
pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke
kerongkongan. Di belakang kerongkongan ini
terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh
tubuh. Dengan demikian, selain mencerna
makanan, usus juga mengedarkan makanan ke
seluruh tubuh.
Selain itu, cacing pipih juga melakukan
pembuangan sisa makanan melalui mulut karena
tidak memiliki anus. Sementara itu, gas O2 dan
CO2dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi.
61. Sistem syaraf tangga tali merupakan sistem syaraf
yang paling sederhana. Pada sistem tersebut, pusat
susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak
terdapat di bagian kepala dan berjumlah sepasang.
Dari kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi
yang memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh
yang dihubungkan dengan serabut saraf melintang.
Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya,
sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron)
yang dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel
pembawa sinyal dari indera ke otak), sel saraf motor
(sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel asosiasi
(perantara).
62. Beberapa jenis cacing pipih memiliki sistem
penginderaan berupa oseli = bintik mata
yang mengandung pigmen peka terhadap
cahaya. Bintik mata tersebut biasanya
berjumlah sepasang dan terdapat di
bagian anterior (kepala). Seluruh cacing
pipih memiliki indra meraba dan sel
kemoresptor di seluruh tubuhnya. Beberapa
spesies juga memiliki indra tambahan
berupa aurikula (telinga), statosista
(pegatur keseimbangan), dan reoreseptor
(organ untuk mengetahui arah aliran
sungai).
63. Reproduksi Platyhelminthes dilakukan
secara seksual dan aseksual. Pada
reproduksi seksual akan menghasilkan
gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi
di dalam tubuh (internal). Fertilisasi dapat
dilakukan sendiri ataupun dengan
pasangan lain. Reproduksi aseksual tidak
dilakukan oleh semua Platyhelminthes.
Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat
melakukan reproduksi aseksual dengan
cara membelah diri (fragmentasi)
,kemudian regenerasi potongan tubuh
tersebut menjadi individu baru.
64. Turbellaria (Cacing Bulu Getar)
Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih
yang menggunakan bulu getar sebagai
alat geraknya, contohnya adalah Planaria.
65. Planaria sp. adalah salah satu contoh spesies
yang termasuk dalam kelas Turbellaria. Cacing
ini bersifat karnivor dan hidup bebas di
perairan seperti di sungai, kolam, atau danau.
Planaria memiliki panjang tubuh antara 5-25
mm. Hewan ini bergerak dengan silia yang
terdapat pada bagian epidermis tubuhnya
Planaria dapat bereproduksi secara seksual
maupun aseksual. Perkembangbiakan secara
seksual terjadi saat sel sperma membuahi sel
telur betina. Planaria bersifat hemafrodit,
sehingga tak akan pernah tejadi pembuahan
sendiri... Dan aseksualnya secara Fragmentasi.
66. Trematoda (Cacing Isap)
Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang
dilengkapi dengan kait untuk melekatkan
diri pada inangnya karena golongan ini
hidup sebagai parasit pada manusia dan
hewan. Beberapa contoh Trematoda
adalah Fasciola (cacing hati), Clonorchis,
dan Schistosoma. Dan ini adalah gambar
Fasciola Hepatica...
67. Semua anggota kelas ini bersifat parasit yang hidup
di dalam tubuh hewan maupun manusia. Cacing ini
mempunyai alat hisap (sucker) yang terdapat pada
bagian mulut atau ventral tubuhnya yang dilengkapi
dengan gigi kitin. Permukaan tubuh trematoda tidak
dilengkapi dengan silia namun mempunyai kutikula
untuk mempertahankan diri.
Selain cacing hati, ada juga anggota kelas
trematoda lain yang hidup sebagai parasit di
organisme lain yaitu Clonorchis
sinensis dan Opisthorchis sinensis yang hidup sebagai
parasit di dalam tubuh manusia. Kedua cacing ini
masuk ke dalam tubuh manusia melalui inang
perantara (sebagai tempat hidup larva) ikan air
tawar dan keong yang dimakan manusia
68.
69. Cestoda (Cacing Pita)
Kelas Cestoda memiliki
kulit yang dilapisi kitin
sehingga tidak tercemar
oleh enzim di usus inang.
Cacing ini merupakan
parasit pada hewan,
contohnya adalah Taenia
solium dan T.
Saginata.Spesies ini
menggunakan skoleks
untuk menempel pada
usus inang.
Taenia bereproduksi
dengan menggunakan
telur yang telah dibuahi
dan di dalamnya
terkandung larva yang
disebut onkosfer.
70. Contoh cacing pita antara lain adalah Taenia
solium dan Taenia saginata. Cacing ini adalah
parasit pada tubuh manusia dengan inang
perantara hewan babi dan sapi. Cacing ini
masuk kedalam tubuh sapi atau babi melalui
larva Taenia .sp yang termakan kedua hewan
tersebut. Larva yang tertelan kemudian akan
berada di usus halus dan tumbuh menjadi
heksakan. Larva ini kemudian akan menembus
usus halus lalu terbawa oleh aliran darah dan
masuk ke dalam daging. Jika daging babi atau
sapi ini dimakan oleh manusia, maka cacing ini
akan masuk dan berkembang menjadi cacing
dewasa di dalam tubuh manusia.
Cacing pita dewasa dapat mencapai ukuran
panjang tubuh hingga 20 cm. Dan berikut
adalah gambar ilustrasi daur hidup Taenia .sp
71. Sumber penularan cacing pita Taenia pada
manusia yaitu :
Penderita taeniasis sendiri dimana tinjanya
mengandung telur atau segmen tubuh
(proglotoid) cacing pita
Hewan, terutama babi dan sapi yang
mengandung larva cacing pita (sistisekus).
Makanan, minuman dan lingkungan yang
tercemar oleh telur cacing pita
72. Monogenea
Hewan monogenea umumnya adalah
parasit yang hidup pada tubuh ikan.
Hewan ini tidak memiliki rongga tubuh dan
mempunyai sistem pencernaan yang
sangat sederhana berupa mulut, usus, dan
lubang anus. Monogenea adalah hewan
hemafrodit, hewan ini tidak mengalami
fase aseksual. Telur Monogenea yang
menetas akan mengalami fase larva yang
disebut dengan onkomirasidium. Contoh
spesies yang termasuk ke dalam kelas
monogenea adalah Schistosoma mansoni.
73. Hewan dari kelas Monogenea
umumnya parasit. Hewan ini juga
tidak memiliki rongga tubuh. Cacing
ini memiliki alat penempel pada
bagian anterior yang disebut
prohaptor dan opistaptor .
74. Apa perbedaan antara hewan parazoa
dengan eumetazoa?
Sebutkan tiga macamlapisan embrionik!
Jelaskan
Sebutkan pembagian hewan
triploblastik! Jelaskan
Sebutkan filum hewan yang termasuk
invertebrata!
75. sebutkan 3 bentuk tubuh porifera
berdasarkan tipe saluran airnya?
tersusun dari apakah porifera
Sclerospongiae?
apa fungsi spikula dan serat organik bagi
porifera?
sebutkan 3 peranan porifera bagi
kehidupan manusia?
apa fungsi dari ostium?
76. Sebutkan ciri- ciri hewan dari filum
Cnidaria!
Jelaskan cara Cnidaria bergerak,
mencerna makanan, bernapas, ddan
ekskresi!
Sebutkan pembagian kelas hewan dari
filum Cnidaria!
Jelaskan peranan hewan Cnidaria
Corallium rubrum dalam kehidupan
manusia