SlideShare a Scribd company logo
PENGERTIAN
 Hewan atau Animalia merupakan
organisme eukariotik (memiliki membran
inti sel), multiseluler (bersel banyak), tidak
memiliki dinding sel, tidak berklorofil
sehingga heterotrof dan dapat
menggerakkan tubuhnya untuk mencari
makanan dan mempertahankan diri dari
musuh.
PARAZOA EUMETAZOA
 Hewan yang tidak memiliki jaringan sejati, yaitu
hewan-hewan anggota filum Porifera (hewan
spons)
 Hewan yang memiliki jaringan sejati, yaitu hewan
anggota filum selain porifera.
 Hewan eumetazoa dibedakan berdasarkan simetri
tubuhnya :
› Radiata
memiliki bentuk tubuh simetri radial. Contohnya Hydra
› Bilateria
memiliki bentuk tubuh simetri seluruhnya. Contohnya
udang, belalang
 Ektoderm, merupakan lapisan terluar yang menutupi
permukaan embiro. Dan kemudian akan menjadi
penutup luar tubuh hewan dan pada hewan anggota
tertentu akan menjadi sistem saraf pusat.
 Endoderm, merupakan lapisan terdalam dan
kemudian akan berkembang menjadi saluran
pencernaan, hatim dan paru-paru pada vertebrata.
 Mesoderm, merupakan lapisan yang berada diantara
lapisan ektoderm dan endoderm yang kemudian
akan berkembang menjadi otot dan organ.
Simetri radial
Memiliki bagian tubuh
dorsal dan ventral, tidak
memiliki bagian tubuh
anterior dan posterior.
Potongan khayal ke
arah manapun akan
membagi tubuh hewan
menjadi dua atau lebih
bagian yang sama.
contoh: Hydra
Simetri bilateral
Memiliki bagian tubuh
dorsal dan ventral,
anterior dan posterior.
Potongan khayal
membagi tubuh
hewan menjadi dua
bagian sama besar
pada satu bidang
datar. contoh: Udang
Dorsal
Bidang simetri
Ventral
Anterior
Ventral
Dorsal
Bidang simetri
Posterior
Asimetri
Tidak memiliki
simetri tubuh
Contoh: Spons
 Porifera = hewan invertebrata yang
tidak memiliki jaringan sejati (parazoa),
tanpa organ dan jaringan yang
terspesialisasi, & tubuhnya memiliki
banyak pori.
 Sebagian besar hidup di laut, sebagian
kecil hidup di air tawar. Pada umumnya
hidup di perairan yang dangkal dan
jernih, tetapi ada pula yang hidup di
perairan berpasir atau berlumpur
 Porifera hidup sesil atau melekat di suatu
substrat. Hidup secara heterotrof
dengan memakan bakteri dan plankton
 Ukuran tubuh nya bervariasi, dari 1cm – 90cm
dengan diameter 1m.
 Tubuhnya ada yang berwarna pucat atau
cerah.
 tubuhnya berpori (ostium)
 multiseluler
 tidak berpindah tempat (sesil)
 Sebagian besar berbentuk asimetri, tetapi
ada juga yang berukuran simetri radial
(menyerupai vas bunga, tabung, bercabang
cabang).
 Memiliki 3 tipe saluran air yaitu askonoid,
sikonoid, leukonoid
 Pencernaan secara intraseluler di dalam
koanosit dan amoebosit
Pada permukaan tubuh porifera terdapat
pori-pori (ostium) yang berfungsi sebagai
lubang masuknya air, lalu air mengalir ke
ronnga tubuh (spongosol) dan keluar
melalu lubang pengeluaran (oskulum).
 Askenoid
Paling sederhana (menyerupai vas
bunga). Saluran airnya berbentuk
tabung dan memanjang.
Tidak ada yang berukuran besar, karena
getaran flagela tidak mampu
mendorong air keluar. Contoh :
Leucosolenia.
 Sikonoid
Memiliki dinding tubuh yang melipat secara
horizontal. Bentuknya simetri radikal.
Lipatan dalam nya membentuk saluran
berflagela (flagellated canal) / kantong
yang dilapisi kaonosit. Lipatan luar sebagai
saluran air masuk. Contoh : Sycon ciliatu
 Leukonoid
Paling kompleks. Saluran berflagela berlipat
membentuk rongga kecil berflagela
(flagellated chamber). Spogosol
menghilang digantikan oleh saluan-saluran
kecil menuju oskulum. Contoh : Leuconia
 Pinakosit / pinakoderm
Merupakan sel lapisan terluar. Berbentuk piph & rapat. Fungsi =
melindungi tubuh bagian dalam.
 Mesohil / mesoglea
Merupakan lapisan tengah. Berupa protein bergelatin yang
mengandung bahan tulang dan sel-sel ameboid (amebosit).
Fungsi = mengdarkan sari makanan & oksigen, membuang sisa
metabolisme, membuat serat spons, dan membentuk sel
reproduktif
 Koanosit
Merupakan sel lapisan terdalam. Berbentuk agak lonjong,
ujungnya melekat pada mesohil & spongosol, berflagela. Fungsi
= mencerna makanan secara intraseluler.
 Proses fisiolgi porifera :
› Air masuk melalui ostium membawa partikel
makanan & oksigen.
› Flagela bergetar pada koanosit menyapu air ke
arah oskulum.
› Partikel makanan akan terjerat dalam mukus,
kemudian ditelan secara fagositis & dicerna
secara intraseluler di dalam koanosit.
› Hasil pencernaan masuk ke dalam amebosit
(disebelah koanosit).
› Diedarkan ke sel-sel lain.
 Terjadi secara aseksual & seksual.
 Secara aseksual dengan cara pembentukan
tunas dan gemula.
 Tunas = salah satu jenis sel amebosit yang
mudah dilepas.
 Gemula = sekumpulan arkeosid yang
mengandung cadangan makanan.
 Secara seksual dengan cara mengeluarkan
sperma bersama dengan air melalui oskulum &
masuk ke individu lain melalui ostium.
Fertilisasinya terjadi di mesohil dan
menghasilkan embrio. Embrio akan tumbuh
menjadi larva berflagela.
 Terdapat sekitar 10.000 spesies porifera yang diklasifikasikan
menjadi 4 kelas (berdasarkan penyusun kerangka
tubuhnya):
› Calcerea / calcispongiae
› Kerangkanya tersusun atas zat kapur. Berwarna pucat, memiliki
tinggi kurang dari 15cm, dan tidak berbulu. Tipe saluran air =
askonoid, sikonoid, &leukonoid.
› Hexactinellida / hyalospongiae
› Kerangkanya tersusun atas silika (kaca). Berbentuk silindris, datar /
bertangkai. Tingginya mencapai 90cm, hidup di laut. Tipe saluran
air = sikonoid.
› Demospongiae
› Kerangkanya tersusun atas serabut spongin. Tinggi nya ada yang
mencapai 1m, berwarna cerah untuk melindungi tubuh dari sinar
matahari. Tipe saluran air = leukonoid.
› Sclerospongiae
› Kerangkanya tersusun atas kalsium karbonat. Tingginya
mencapai 1m dan banyak ditemukan di daerah terumbu karang.
Tipe saluran air = leukonoid
 Porifera berwarna cerah digunakan
sebagai hiasan di akuarium.
Kerangkanya digunakan untuk spons
mandi. Dan beberapa hewan spons
yang keras dapat mengebor batu
karang dan membantu pelapukan.
Filum Cnidaria dan Ctenophora
termasuk kelompok hewan Coelenterata
(Yunani, coelenteron= rongga), yaitu
hewan invertebrata yang memiliki
rongga tubuh sebagai alat pencernaan
makanan (gastrovaskuler) Cnidaria
(Yunani, cnide= sengat) karena memiliki
alat sengat untuk pertahanan diri dan
menangkap mangsanya.
Cnidaria sebagian besar hidup bebas di air
laut dan hanya beberapa spesies yang
hidup di air tawar. Mereka hidup di
perairan dangkal, secara berkoloni atau
soliter. Cnidaria yang berbentuk polip hidup
sesil (melekat) di suatu substrat, sedangkan
yang berbentuk medusa bergerak
melayang atau berenang bebas di dalam
air. Cnidarian hidup heterotrof sebagai
karnivor dengan memakan udang
(Crustacea) dan ikan kecil.
 Ukuran dan bentuk tubuh Cnidaria
Ukuran tubuh Cnidaria bervariasi. Ada yang
berukuran hanya beberapa milimeter, contohnya
Hydra, ada pula yang berukuran besar hingga
berdiameter 2 m, misalnya Cyanea capillata. Tubuh
Cnidaria berbentuk simetri radial. Bentuk tubuh
Cnidaria dapat dibedakan menjadi polip dan
medusa. Polip berbentuk silindris yang memiliki dua
ujung, yaitu ujung yang satu sebagai oral (mulut)
yang dikelilingi tentakel, sedangkan ujung lainnya
sebagai aboral yang menempel pada substrat.
Medusa berbentuk seperti lonceng, payung, atau
mangkok terbalik, dimana bagian cembung
mengarah ke atas, sedangkan bagian cekung yang
memiliki mulut dan tentakel mengarah ke bawah.
 Struktur dan fungsi tubuh Cnidaria
Cnidaria termasuk eumetazoa karena tubuhnya sudah tersusun
oleh jaringan sejati. Cnidaria merupakan hewan diploblastik atau
memiliki dua lapisan embrionik, yaitu ektoderm dan endoderm.
Tubuh Cnidaria terdiri atas tiga lapisan, yaitu sebagai berikut.
 Epidermis, merupakan lapisan tubuh yang paling luar. Epidermis
tersusun dari 5 macam sel, yaitu sel epitel otot, sel interstisial, sel
knidosit atau kniidoblas, sel kelenjar lendir, dan sel saraf indra. Di
dalam knidosit atau knidoplas terdapat kapsul penyengat
nematosista. Nematosista paling banyak terdapat di tentakel
dan ujung oral (mulut), racun yang dikeluarkan dari nematosista
pada umumnya tidak membahayakan manusia, misalnya pada
Hydra. Namun ada pula yang menyebabkan rasa sakit, panas,
bahkan dapat menyebabkan kematian, misalnya pada ubur-
ubur Chironex. Nematosista hanya dapat digunakan sekali saja,
sehingga perlu dibentuk knidosit baru. Sel- sel interstisial berfungsi
dalam regenerasi dan menghasilkan tipe sel lainnya, antara lain
knidosit, sel sperma, dan sel telur. Sel indra berhubungan dengan
sel saraf yang tersusun seperti jala pada epidermis yang
berdekatan dengan mesoglea.
 Mesoglea, merupakan rongga yang berisi
bahan seperti gelatin dan tidak
mengandung sel- sel. Mesoglea terletak di
antara epidermis. Dan gastrodermis.
 Gastrodermis, terdiri atas beberapa
macam sel, yaitu sel otot pencerna
berflagela, sel kelenjar enzim, dan sel
kelenjar lendir. Sebagian besar Cnidaria
memiliki nematosista pada
gastrodermisnya, tetapi Hydra tidak.
Gastrodermis pada beberapa Hydra
terdapat zoochlorella yang hidup
bersimbiosis, sehingga warna Hydra menjadi
hijau cerah.
 Pergerakan
Pergerakan terjadi karena kontraksi otot. Kontraksi otot berpengaruh
terhadap cairan di dalam rongga gastrovaskuler yang berfungsi
sebagai rangka hidrostatik. Polip hanya dapat bergerak meliuk- liuk,
sedangkan medusa dapat berenang bebas dengan cara berdenyut
akibat kontraksi otot melingkar. Gerakan yang dihasilkan searah vertikal,
sedangkan gerakan horisontal pada arus laut.
 Cara mencerna makanan
Makanan masuk ke dalam mulut dengan bantuan tentakel, kemudian
masuk ke rongga gastrovaskuler. Di dalam rongga gastrovaskuler
terdapat enzim semacam tripsin untuk mencerna protein. Makanan
akan hancur dan kemudian diaduk hingga merata oleh gerakan
flagela. Sel otot pencerna memiliki pseudopodia untuk menangkap dan
menelan partikel makanan. Pencernaan dilanjutkan secara intraseluler.
Sel makanan hasil pencernaan diedarkan ke seluruh tubuh secara difusi,
sebagian disimpan sebagai cadangan makanan berupa lemak dan
glikogen. Sisa pencernaan makanan dibuang melalui mulut. Cnidaria
tidak memiliki anus.
 Pernapasan dan ekskresi
Cnidaria tidak memiliki alat pernapasan
dan ekskresi. Pertukaran gas dilakukan
oleh seluruh permukaan tubuhnya
secara difusi. Sisa- sisa metabolisme
berupa amonia juga dibuang secara
difusi.
Cnidaria bereproduksi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi secara aseksual dengan cara pembentukan
tunas. Tunas dibentuk oleh Cnidaria yang berbentuk polip,
dan tumbuh di sekat kaki polip. Cnidaria memiliki daya
regenerasi yang tinggi. Bila seekor Hydra dipotong
menjadi dua, maka masing- masing akan melengkapi
bagian tubuhnya yang hilang, sehingga akan didapatkan
dua individu baru.
Reproduksi secara seksual pada umumnya dilakukan oleh
Cnidaria berbentuk medusa dengan cara membentuk sel
gamet jantan atau betina. Hydra merupakan polip yang
dapat bereproduksi secara seksual dengan cara
membentuk sel- sel gamet pada kondisi lingkungan yang
buruk. Zigot yang dihasilkan tetap resisten dan dorman
sampai kondisi lingkungan membaik.
Cnidaria ada yang diesis dan ada pula yang
hermafrodit. Reproduksi secara aseksual pada
stadium polip dan reproduksi secara seksual pada
tahap medusa dapat terjadi secara bergantian,
disebut metagenesis. Baik polip maupun medusa
semuanya memiliki kromosom yang diploid (2n),
fetilisasi dapat terjadi secara eksternal di air atau
secara internal di manubrium atau gonad.
Reproduksi Cnidaria pada siklus hidup Hydrozoa
Obelia adalah sebagai berikut.
 Polip berkromosom (2n) bereproduksi secara aseksual
dengan membentuk tunas- tunas, sehingga terjadilah
koloni polip. Terdapat polip yang bertentakel untk
mencari makanan dan polip yang tidak memiliki
tentakel untuk bereproduksi.
 Polip yang tidak memiliki tentakel membentuk tunas
medusa secara aseksual. Tunas medusa (2n)
dilepaskan dan berenang bebas.
 Medusa dewasa (2n) jantan dan betina
bereproduksi secara seksual, masing-
masing mengalami pembelahan secara
meiosis sehingga menghasilkan sel gamet
(sperma atau sel telur) yang berkromosom
haploid n.
 Bila terjadi fertilisasi sel telur oleh
spermatozoid, maka akan dihasilkan zigot
(2n),
 Zigot akan berkembang menjadi larva
padat bersilia yang disebut planula (2n),
 Planula akhirnya menetap di suatu substrat,
dan tumbuh menjadi polip baru (2n) polip.
Reproduksi Cnidaria pada siklus hidup Hydrozoa Aurelia adalah
sebagai berikut.
 Medusa dewasa jantan dan betina diploid (2n) menghasilkan sel
gamet (sperma atau sel telur),
 Sel telur n dibuahi oleh sperma n, akan menghasilkan zigot (2n),
fertilisasi terjadi secara eksternal di dalam air.
 Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh
menjadi blastula, gastrula, kemudian menjadi larva bersilia
planula yang berenang bebas beberapa waktu.
 Planula kemudian menempel pada suatu substrat dan tumbuh
menjadi larva polip berukuran kecil yang bertentakel, disebut
skifistoma. Polip skifistoma dapat membentuk tunas- tunas.
 Pada bulan- bulan tertentu, skifistoma melakukan strobilasi, yaitu
melakukan pembelahan secara melintang pada ujung oral
untuk menghasilkan setumpuk bakal medusa atau efira.
 Efira akan terlepas asatu persatu. Setelah efira terlepas semua,
skifistoma akan hidup sebagai polip kembali. Skifistoma dapat
hidup satu hingga beberapa tahun. Efira akan tumbuh menjadi
ubur- ubur dewasa.
Terdapat sekitar 10.000 spesies Cnidaria yang telah diidentifikasi.
Cnidaria dibagi menjadi beberapa kelas, antara lain Hydrozoa,
Scyphozoa, Cubozoa, dan Anthozoa.
 Hydrozoa
Hydrozoa (Yunani, hydro = air, zoon= hewan) sebagian besar hidup
di laut. Hydrozoa hidup sebagai polip, medusa atau keduanya.
Gastrodermis Hydrozoa tidak mengandung nematosista.
Pada saat polip soliter Hydra membentuk tunas, tunas yang telah
memiliki mulut dan tentakelo akan lepas dari induknya. Namun
pada polip koloni seperti Obelia, tunas- tunas tetap menempel
pada induknya dan saling berhubungan, disebut koloni hidroid.
Koloni hidroid menetap di suatu tempat dengan hidroriza, yaitu
percabangan horosontal (mirip akar) yang tertanam di dalam
substrat.
Hydrozoa memiliki dua macam alat indra, yaitu oseli sebagai
pengindra cahaya dan statosista sebagai alat keseimbangan.
Beberapa medusa menunjukkan gerakan fototaksis negatif
(menjauhi sinar), namun ada pula yang fototaksis positif (mendekati
sinar), Contohnya Hydrozoa, antara lain Physalia, Obelia, dan Hydra.
 Scyphozoa
Scyphozoa (Yunani, skyphos= mangkuk, zoon= hewan)
hidup di laut dan merupakan ubur- ubur sejati, karena
medusa merupakan bentuk dominan dalam siklus
hidupnya. Pada umumnya medusa berenang bebas,
berbentuk seperti payung dengan diameter 2- 40 cm,
bahkan ada yang mencapai 2 m, medusa berwarna
menarik, seperti jingga, kesumba, atau kecoklatan. Ordo
Stauromedusae (Lucernariida) memiliki medusa yang
bertangkai pada bagian aboral dan sesil atau menempel
pada ganggang dan benda lainnya. Ada Scyphozoa
yang tidak memiliki bentuk polip, misalnya Pelagia dan
Atolla. Namun ada pula yang memilki bentuk polip, tetapi
berukuran kecil berupa skifistoma, contohnya Aurelia.
Scyphozoa pada umumnya diesis dan gonad terdapat di
gastrodermis. Sel telur atau sperma masuk ke dalam
rongga gastrovaskuler dan dikeluarkan melalui mulut.
Fertilisasi dapat terjadi secara eksternal di air atau di koral.
Contoh Scyphozoa, antara lain Periphylla, Chrysaora,
Aurelia, Cyanea, dan Rhizostoma.
 Anthozoa
Anthozoa (Yunani, anthos= bunga, zoon= hewan) merupakan
hewan laut yang memilki bentuk mirip bunga. Anthozoa hidup
sebagai polip soliter atau berkoloni dan tidak memiliki bentuk
medusa. Ada Anthozoa yang membentuk rangka dalam atau
rangka luar dari zat kapur, namun ada pula yang tidak
membentuk rangka. Rongga gastrovaskuler pada Anthozoa
bersekat- sekat dan mengandung nematosista. Gonad terdapat
di gastrodermis. Terdapat sekitar 6.100 spesies Anthozoa antara
lain sebagai berikut.
 Metridium dan Edwardsia, dapat merayap dengan pedal
semacam kaki.
 Acropora, Fungia, Astrangia, memiliki rangka luar dari zat kapur
yang disebut karang batu.
 Antipathes, koral hitam, rangka tersusun dari zat tanduk, dan
berbentuk seperti ranting tumbuhan yang bercabang- cabang
berwarna hitam.
 Cerianthus, polip berbentuk seperti anemon panjang,
bertentakel banyak, dan terbungkus selubung dari lendir dan
pasir yang mengeras.
 Corallium (red coral), digunakan untuk perhiasan.
 Cnidaria dari kelas Anthozoa merupakan pembentuk
ekosistem terumbu karang yang menjadi habitat ikan dan
hewan laut lainnya. Ekosistem terumbu karang yang
dapat dijadikan objek wisata maritim dan berfungsi
mencegah terjadinya erosi pantai.
 Beberapa jenis ubur- ubur (jellyfish) yang tidak beracun
dapat dikonsumsi dan diperdagangkan sebagai ubur-
ubur asin sehingga mendapatkan keuntungan. Ubur- ubur
asin di jepang disebut “kurage” yang dimakan sebagai
teman minum teh. Ubur- ubur asin juga dapat dimakan
sebagai campuran asinan, salad, mie, acar, dan gulai.
 Kerangka luar beberapa jenis Cnidaria dapat digunakan
sebagai hiasan akuarium, misalnya Corallium rubrum
(koral merah), Fungia actiniformis (karang piring), Euphyllia
fimbriata (karang kuku), dan sebagainya.
 Ctenophora dikenal sebagai ubur-ubur sisir
(comb jelly). Ctenophora adalah salah satu filum
hewan invetebrata. Anggota filum ini
menyerupai hewan ubur-ubur walaupun secara
klasifikasi berbeda filum.
 Awalnya, Ctenophora dikelompokkan dengan
Cnindria dalam filum Coelenterata. Akan tetapi
setelah disadari adanya perbedaan
menyebabkan spesies
Ctenophora ditempatkan pada filum yang
terpisah. Saat ini terdapat kurang lebih 150
spesies.
 Berbentuk simetri radial
 Berdiameter sekitar 1-10cm
 Sebagian besar berbentuk bulata atau oval
namun ada yang berbentuk panjang seperti
pita hingga 1 meter
 Tidak memiliki alat sengat
 Ctenophora adalah hewan diplobastik yaitu
hanya mempunyai dua lapisan badan yang
terdiri dari dua lapisan sel transparan yang
hanya menyusun kulit terluarnya (ektoderm)
dan kulit bagian dalam (gastroderm). Dinding
tubuh Ctenophora dapat dibedakan menjadi
mesoderma dan endoderma.
 Hampir semua spesies Ctenophora adalah
hermafrodit atau memiliki alat kelamin ganda.
Reproduksi Ctenophora dilakukan secara
seksual. Meskipun ada beberapa spesies yang
melakukan reproduksi secara aseksual dengan
cara fragmentasi.
 Alat reproduksi Ctenophora terletak di bawah
cilia. Sel ovum dan sperma dilepaskan melalui
pori – pori yang ada di epidermis. Sebagian
besar spesies Cnetophoa melakukan
pembuahan secara eksternal atau diluar
tubuh Cnetophora, meskipun ada beberapa
spesies yang melakukannya secara internal.
 Ctenophora mempunyai peranan diantaranya adalah ikut
menjaga keseimbangan ekosistem di laut. Hal karena
Ctenophora suka memakan fitoplankton (plankton
tumbuhan).
 Selain itu juga Ctenophora juga sebagi sumber makanan
bagi hewan laut seperti: Salmon, penyu, dan ubur ubur.
Namun Ctenophora juga memiliki kerugian bagi
peternakan tiram karena hewan-hewan ini memakan
larva-larva tiram sehingga merugikan petani tiram. Selain
itu, bila terjadi ledakan populasi, maka dapat membuat
ekosistem tidak seimbang. Hal ini pernah terjadi di tahun
1989 di Laut Hitam saat Ctenophora memkan larva ikan
Pelgis. Dan tahun 1999 di Laut Kaspia. Hasilnya adalah
bahwa 75% dari zooplankton sudah habis, sehingga
mempengaruhi seluruh rantai makanandanau
 Platyhelminthes (Yunani, platy = pipih,
helminthes = cacing) adalah cacing
berbentuk pipih, Triploblastik (Memiliki 3
lapisan embrionik Ektoderm, Mesoderm dan
Endoderm) dan Aselomata (Tidak
berongga tubuh)
 Platyhelminthes adalah filum ketiga dari
kingdom animalia setelah porifera dan
coelenterata. Cacing ini bisa hidup bebas
dan bisa hidup parasit. Yang merugikan
adalah platyhelminthes yang hidup
dengan cara parasit.
 Platyhelminthes ada yang hidup bebas
maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup
bebas memakan hewan-hewan dan
tumbuhan kecil atau zat organik lainnya
seperti sisa organisme. Platyhelminthes parasit
hidup pada jaringan atau cairan tubuh
inangnya.
 Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas
adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat
yang lembap. Platyhelminthes yang parasit
hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit)
pada siput air, sapi, babi, atau manusia.
 Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen.
Umumnya, golongan cacing pipih hidup di
sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di
dalam tubuh organisme lain. Cacing golongan
ini sangat sensitif terhadap cahaya.
 Beberapa contoh Platyhelminthes
adalah Planaria yang sering ditemukan di balik
batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup
di balik lumut lembap (panjang mencapai 60
cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan
cacing pita.
 Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem
gastrovaskuler = peredaran makanan tidak melalui
darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing
pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke
kerongkongan. Di belakang kerongkongan ini
terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh
tubuh. Dengan demikian, selain mencerna
makanan, usus juga mengedarkan makanan ke
seluruh tubuh.
 Selain itu, cacing pipih juga melakukan
pembuangan sisa makanan melalui mulut karena
tidak memiliki anus. Sementara itu, gas O2 dan
CO2dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi.
 Sistem syaraf tangga tali merupakan sistem syaraf
yang paling sederhana. Pada sistem tersebut, pusat
susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak
terdapat di bagian kepala dan berjumlah sepasang.
Dari kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi
yang memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh
yang dihubungkan dengan serabut saraf melintang.
 Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya,
sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron)
yang dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel
pembawa sinyal dari indera ke otak), sel saraf motor
(sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel asosiasi
(perantara).
 Beberapa jenis cacing pipih memiliki sistem
penginderaan berupa oseli = bintik mata
yang mengandung pigmen peka terhadap
cahaya. Bintik mata tersebut biasanya
berjumlah sepasang dan terdapat di
bagian anterior (kepala). Seluruh cacing
pipih memiliki indra meraba dan sel
kemoresptor di seluruh tubuhnya. Beberapa
spesies juga memiliki indra tambahan
berupa aurikula (telinga), statosista
(pegatur keseimbangan), dan reoreseptor
(organ untuk mengetahui arah aliran
sungai).
 Reproduksi Platyhelminthes dilakukan
secara seksual dan aseksual. Pada
reproduksi seksual akan menghasilkan
gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi
di dalam tubuh (internal). Fertilisasi dapat
dilakukan sendiri ataupun dengan
pasangan lain. Reproduksi aseksual tidak
dilakukan oleh semua Platyhelminthes.
Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat
melakukan reproduksi aseksual dengan
cara membelah diri (fragmentasi)
,kemudian regenerasi potongan tubuh
tersebut menjadi individu baru.
 Turbellaria (Cacing Bulu Getar)
 Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih
yang menggunakan bulu getar sebagai
alat geraknya, contohnya adalah Planaria.
 Planaria sp. adalah salah satu contoh spesies
yang termasuk dalam kelas Turbellaria. Cacing
ini bersifat karnivor dan hidup bebas di
perairan seperti di sungai, kolam, atau danau.
Planaria memiliki panjang tubuh antara 5-25
mm. Hewan ini bergerak dengan silia yang
terdapat pada bagian epidermis tubuhnya
 Planaria dapat bereproduksi secara seksual
maupun aseksual. Perkembangbiakan secara
seksual terjadi saat sel sperma membuahi sel
telur betina. Planaria bersifat hemafrodit,
sehingga tak akan pernah tejadi pembuahan
sendiri... Dan aseksualnya secara Fragmentasi.
 Trematoda (Cacing Isap)
 Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang
dilengkapi dengan kait untuk melekatkan
diri pada inangnya karena golongan ini
hidup sebagai parasit pada manusia dan
hewan. Beberapa contoh Trematoda
adalah Fasciola (cacing hati), Clonorchis,
dan Schistosoma. Dan ini adalah gambar
Fasciola Hepatica...
 Semua anggota kelas ini bersifat parasit yang hidup
di dalam tubuh hewan maupun manusia. Cacing ini
mempunyai alat hisap (sucker) yang terdapat pada
bagian mulut atau ventral tubuhnya yang dilengkapi
dengan gigi kitin. Permukaan tubuh trematoda tidak
dilengkapi dengan silia namun mempunyai kutikula
untuk mempertahankan diri.
 Selain cacing hati, ada juga anggota kelas
trematoda lain yang hidup sebagai parasit di
organisme lain yaitu Clonorchis
sinensis dan Opisthorchis sinensis yang hidup sebagai
parasit di dalam tubuh manusia. Kedua cacing ini
masuk ke dalam tubuh manusia melalui inang
perantara (sebagai tempat hidup larva) ikan air
tawar dan keong yang dimakan manusia
 Cestoda (Cacing Pita)
 Kelas Cestoda memiliki
kulit yang dilapisi kitin
sehingga tidak tercemar
oleh enzim di usus inang.
Cacing ini merupakan
parasit pada hewan,
contohnya adalah Taenia
solium dan T.
Saginata.Spesies ini
menggunakan skoleks
untuk menempel pada
usus inang.
 Taenia bereproduksi
dengan menggunakan
telur yang telah dibuahi
dan di dalamnya
terkandung larva yang
disebut onkosfer.
 Contoh cacing pita antara lain adalah Taenia
solium dan Taenia saginata. Cacing ini adalah
parasit pada tubuh manusia dengan inang
perantara hewan babi dan sapi. Cacing ini
masuk kedalam tubuh sapi atau babi melalui
larva Taenia .sp yang termakan kedua hewan
tersebut. Larva yang tertelan kemudian akan
berada di usus halus dan tumbuh menjadi
heksakan. Larva ini kemudian akan menembus
usus halus lalu terbawa oleh aliran darah dan
masuk ke dalam daging. Jika daging babi atau
sapi ini dimakan oleh manusia, maka cacing ini
akan masuk dan berkembang menjadi cacing
dewasa di dalam tubuh manusia.
 Cacing pita dewasa dapat mencapai ukuran
panjang tubuh hingga 20 cm. Dan berikut
adalah gambar ilustrasi daur hidup Taenia .sp
 Sumber penularan cacing pita Taenia pada
manusia yaitu :
 Penderita taeniasis sendiri dimana tinjanya
mengandung telur atau segmen tubuh
(proglotoid) cacing pita
 Hewan, terutama babi dan sapi yang
mengandung larva cacing pita (sistisekus).
 Makanan, minuman dan lingkungan yang
tercemar oleh telur cacing pita
 Monogenea
 Hewan monogenea umumnya adalah
parasit yang hidup pada tubuh ikan.
Hewan ini tidak memiliki rongga tubuh dan
mempunyai sistem pencernaan yang
sangat sederhana berupa mulut, usus, dan
lubang anus. Monogenea adalah hewan
hemafrodit, hewan ini tidak mengalami
fase aseksual. Telur Monogenea yang
menetas akan mengalami fase larva yang
disebut dengan onkomirasidium. Contoh
spesies yang termasuk ke dalam kelas
monogenea adalah Schistosoma mansoni.
 Hewan dari kelas Monogenea
umumnya parasit. Hewan ini juga
tidak memiliki rongga tubuh. Cacing
ini memiliki alat penempel pada
bagian anterior yang disebut
prohaptor dan opistaptor .
 Apa perbedaan antara hewan parazoa
dengan eumetazoa?
 Sebutkan tiga macamlapisan embrionik!
Jelaskan
 Sebutkan pembagian hewan
triploblastik! Jelaskan
 Sebutkan filum hewan yang termasuk
invertebrata!
 sebutkan 3 bentuk tubuh porifera
berdasarkan tipe saluran airnya?
 tersusun dari apakah porifera
Sclerospongiae?
 apa fungsi spikula dan serat organik bagi
porifera?
 sebutkan 3 peranan porifera bagi
kehidupan manusia?
 apa fungsi dari ostium?
 Sebutkan ciri- ciri hewan dari filum
Cnidaria!
 Jelaskan cara Cnidaria bergerak,
mencerna makanan, bernapas, ddan
ekskresi!
 Sebutkan pembagian kelas hewan dari
filum Cnidaria!
 Jelaskan peranan hewan Cnidaria
Corallium rubrum dalam kehidupan
manusia
 http://www.slideshare.net/ekamuria/dun
ia-hewan-animalia

More Related Content

What's hot

Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
yusri humaira
 
PPT STRUKTUR JARINGAN HEWAN - JARINGAN EPHITEL
PPT STRUKTUR JARINGAN HEWAN - JARINGAN EPHITEL PPT STRUKTUR JARINGAN HEWAN - JARINGAN EPHITEL
PPT STRUKTUR JARINGAN HEWAN - JARINGAN EPHITEL
Rini Ayu Agustin
 
Sistem Gerak
Sistem Gerak Sistem Gerak
Sistem Gerak
Potensi Hebatku
 
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMAMATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
Zona Bebas
 
Sistem Pernapasan Pada Hewan
Sistem Pernapasan Pada HewanSistem Pernapasan Pada Hewan
Sistem Pernapasan Pada Hewan
Lydia Nurkumalawati
 
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
Rahmita Rmdhnty
 
Biologi Sel kelas XI
Biologi Sel kelas XIBiologi Sel kelas XI
Biologi Sel kelas XI
Hanifah Nisrina C
 
Anatomi Tumbuhan - Reproduksi Sel
Anatomi Tumbuhan - Reproduksi SelAnatomi Tumbuhan - Reproduksi Sel
Anatomi Tumbuhan - Reproduksi Sel
Rafika Nur Handayani
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
Endang Sri Wati Matarru
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
debora sumarti
 
Sistem skeleton hewan vertebrata
Sistem skeleton hewan vertebrataSistem skeleton hewan vertebrata
Sistem skeleton hewan vertebrataDwy D'fg-cweety
 
Buku Vertebrata
Buku VertebrataBuku Vertebrata
Buku Vertebrata
Nila Zuqistya
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
Sofyan Dwi Nugroho
 
Bab 3 Sistem Gerak
Bab 3  Sistem  GerakBab 3  Sistem  Gerak
Bab 3 Sistem Gerak
Dhita Ayu Distarasiswa
 
Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003
Katarina Yuliana
 
Pertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar SelPertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar Sel
yuliartiramli
 
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewanPertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewananggapriktew
 
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhanStruktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Siti Farida
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Hariyatunnisa Ahmad
 

What's hot (20)

Praktikum amfibi
Praktikum amfibiPraktikum amfibi
Praktikum amfibi
 
PPT STRUKTUR JARINGAN HEWAN - JARINGAN EPHITEL
PPT STRUKTUR JARINGAN HEWAN - JARINGAN EPHITEL PPT STRUKTUR JARINGAN HEWAN - JARINGAN EPHITEL
PPT STRUKTUR JARINGAN HEWAN - JARINGAN EPHITEL
 
Sistem Gerak
Sistem Gerak Sistem Gerak
Sistem Gerak
 
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMAMATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
MATERI Jaringan hewan KELAS XI SMA
 
Sistem Pernapasan Pada Hewan
Sistem Pernapasan Pada HewanSistem Pernapasan Pada Hewan
Sistem Pernapasan Pada Hewan
 
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
 
Biologi Sel kelas XI
Biologi Sel kelas XIBiologi Sel kelas XI
Biologi Sel kelas XI
 
Anatomi Tumbuhan - Reproduksi Sel
Anatomi Tumbuhan - Reproduksi SelAnatomi Tumbuhan - Reproduksi Sel
Anatomi Tumbuhan - Reproduksi Sel
 
PPT ANIMALIA
PPT ANIMALIAPPT ANIMALIA
PPT ANIMALIA
 
Sistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen VertebrataSistem Integumen Vertebrata
Sistem Integumen Vertebrata
 
sistem saraf
sistem sarafsistem saraf
sistem saraf
 
Sistem skeleton hewan vertebrata
Sistem skeleton hewan vertebrataSistem skeleton hewan vertebrata
Sistem skeleton hewan vertebrata
 
Buku Vertebrata
Buku VertebrataBuku Vertebrata
Buku Vertebrata
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
 
Bab 3 Sistem Gerak
Bab 3  Sistem  GerakBab 3  Sistem  Gerak
Bab 3 Sistem Gerak
 
Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003Tabel organel sel 2003
Tabel organel sel 2003
 
Pertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar SelPertanyaan seputar Sel
Pertanyaan seputar Sel
 
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewanPertumbuhan dan perkembangan pada hewan
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan
 
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhanStruktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
 
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan TumbuhanPraktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
Praktikum Sel Jaringan Hewan dan Tumbuhan
 

Viewers also liked

Dunia hewan (animalia)
Dunia hewan (animalia)Dunia hewan (animalia)
Dunia hewan (animalia)ekamuria
 
Kelompok 3 hewan
Kelompok 3 hewanKelompok 3 hewan
Kelompok 3 hewan
Rahma Shofiyyah
 
Unit 3 notes pdf. Porifera, Cnidara, and Ctenophora
Unit 3 notes pdf. Porifera, Cnidara, and CtenophoraUnit 3 notes pdf. Porifera, Cnidara, and Ctenophora
Unit 3 notes pdf. Porifera, Cnidara, and Ctenophora
kaylynnmartin
 
Filum platyhelminthes X SMA by. Gabrielle T Linkherz
Filum platyhelminthes X SMA by. Gabrielle T LinkherzFilum platyhelminthes X SMA by. Gabrielle T Linkherz
Filum platyhelminthes X SMA by. Gabrielle T Linkherz
linkherz
 
PIK risna ariyanti
PIK risna ariyantiPIK risna ariyanti
PIK risna ariyanti
risnaariyanti
 
Coelenterata
CoelenterataCoelenterata
Coelenterata
Galuh Dhatuningtyas
 
Rpp pengantar administrasi perkantoran kd 4 pertemuan 13
Rpp pengantar administrasi perkantoran kd 4 pertemuan 13Rpp pengantar administrasi perkantoran kd 4 pertemuan 13
Rpp pengantar administrasi perkantoran kd 4 pertemuan 13
Arjuna Ahmadi
 
Mollusca
MolluscaMollusca
Mollusca
Trio Fani
 
Platyhelminthes / Cacing Pipih
Platyhelminthes / Cacing PipihPlatyhelminthes / Cacing Pipih
Platyhelminthes / Cacing Pipih
Dian Arief Prawira Ramadhan
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
Anggi Putri Intani
 
Rotifera
RotiferaRotifera
Rotifera
alharis akbar
 
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemMateri kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Fatikah Rahma Dewi
 
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Biologi Animalia SMA Kelas 10 PiscesBiologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Fauzan Ardana
 
Platyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematodaPlatyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematoda
Bondan Kartika Pradipta
 
Jaringan embrional
Jaringan embrionalJaringan embrional
Jaringan embrional
Ningrum Handayani
 

Viewers also liked (20)

Dunia hewan (animalia)
Dunia hewan (animalia)Dunia hewan (animalia)
Dunia hewan (animalia)
 
MATERI ANIMALIA
MATERI ANIMALIAMATERI ANIMALIA
MATERI ANIMALIA
 
Kelompok 3 hewan
Kelompok 3 hewanKelompok 3 hewan
Kelompok 3 hewan
 
Unit 3 notes pdf. Porifera, Cnidara, and Ctenophora
Unit 3 notes pdf. Porifera, Cnidara, and CtenophoraUnit 3 notes pdf. Porifera, Cnidara, and Ctenophora
Unit 3 notes pdf. Porifera, Cnidara, and Ctenophora
 
Filum platyhelminthes X SMA by. Gabrielle T Linkherz
Filum platyhelminthes X SMA by. Gabrielle T LinkherzFilum platyhelminthes X SMA by. Gabrielle T Linkherz
Filum platyhelminthes X SMA by. Gabrielle T Linkherz
 
PIK risna ariyanti
PIK risna ariyantiPIK risna ariyanti
PIK risna ariyanti
 
cnidera
cnideracnidera
cnidera
 
Coelenterata
CoelenterataCoelenterata
Coelenterata
 
Rpp pengantar administrasi perkantoran kd 4 pertemuan 13
Rpp pengantar administrasi perkantoran kd 4 pertemuan 13Rpp pengantar administrasi perkantoran kd 4 pertemuan 13
Rpp pengantar administrasi perkantoran kd 4 pertemuan 13
 
Mollusca
MolluscaMollusca
Mollusca
 
Platyhelminthes / Cacing Pipih
Platyhelminthes / Cacing PipihPlatyhelminthes / Cacing Pipih
Platyhelminthes / Cacing Pipih
 
Turbellaria
TurbellariaTurbellaria
Turbellaria
 
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Kingdom plantae
 
CACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SPCACING PLANARIA SP
CACING PLANARIA SP
 
Rotifera
RotiferaRotifera
Rotifera
 
Ctenophora
CtenophoraCtenophora
Ctenophora
 
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran EkosistemMateri kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
Materi kelas x Modul Pembelajaran Ekosistem
 
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Biologi Animalia SMA Kelas 10 PiscesBiologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
Biologi Animalia SMA Kelas 10 Pisces
 
Platyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematodaPlatyhelminthes & nematoda
Platyhelminthes & nematoda
 
Jaringan embrional
Jaringan embrionalJaringan embrional
Jaringan embrional
 

Similar to Dunia hewan (animalia)

Makalah coelentherata
Makalah coelentherataMakalah coelentherata
Makalah coelentherata
Wanrid Siembachkouplack
 
Biologi: Coelentrata, Cnidaria, Ctenophora
Biologi: Coelentrata, Cnidaria, CtenophoraBiologi: Coelentrata, Cnidaria, Ctenophora
Biologi: Coelentrata, Cnidaria, Ctenophora
FitraAnnissa07
 
coelenterata(paling baru)
coelenterata(paling baru)coelenterata(paling baru)
coelenterata(paling baru)
Surya Ardi
 
PPT Coelenterata Kel. 5_2.pptx
PPT Coelenterata Kel. 5_2.pptxPPT Coelenterata Kel. 5_2.pptx
PPT Coelenterata Kel. 5_2.pptx
nirmalarahmawati2
 
Kingdom Animalia (Avertebrata)
Kingdom Animalia (Avertebrata)Kingdom Animalia (Avertebrata)
Kingdom Animalia (Avertebrata)
Dewi Ayu Pratiwi
 
Bab 8 animalia 1
Bab 8 animalia 1Bab 8 animalia 1
Bab 8 animalia 1Rudy LP
 
Echinodermata
EchinodermataEchinodermata
Echinodermata
unisparklezz
 
Dunia avertebrata
Dunia avertebrataDunia avertebrata
Dunia avertebrata
Hasyim Asyari
 
2.coelenterata.ppt
2.coelenterata.ppt2.coelenterata.ppt
2.coelenterata.ppt
HUHYAMETE
 
Porifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthesPorifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthes
Brillian Pramudyawardana
 
DUNIA HEWAN (ANIMALIA).ppt
DUNIA HEWAN (ANIMALIA).pptDUNIA HEWAN (ANIMALIA).ppt
DUNIA HEWAN (ANIMALIA).ppt
BennyRyouta1
 
Filum coelenterata
Filum coelenterataFilum coelenterata
Filum coelenterata
Cantik Oke
 
Cnidaria
CnidariaCnidaria
Cnidaria
IniniSlide .
 
Ppt coelenterata
Ppt coelenterataPpt coelenterata
Ppt coelenterata
Jeerni Ravhika Oktaviani
 
Ppt molusca
Ppt molusca Ppt molusca
Ppt molusca
Doris Agusnita
 
Coelenterata biologi
Coelenterata biologiCoelenterata biologi
Coelenterata biologi
Surya Ardi
 

Similar to Dunia hewan (animalia) (20)

Makalah coelentherata
Makalah coelentherataMakalah coelentherata
Makalah coelentherata
 
Biologi: Coelentrata, Cnidaria, Ctenophora
Biologi: Coelentrata, Cnidaria, CtenophoraBiologi: Coelentrata, Cnidaria, Ctenophora
Biologi: Coelentrata, Cnidaria, Ctenophora
 
1.bahan ajar
1.bahan ajar1.bahan ajar
1.bahan ajar
 
coelenterata(paling baru)
coelenterata(paling baru)coelenterata(paling baru)
coelenterata(paling baru)
 
PPT Coelenterata Kel. 5_2.pptx
PPT Coelenterata Kel. 5_2.pptxPPT Coelenterata Kel. 5_2.pptx
PPT Coelenterata Kel. 5_2.pptx
 
Kingdom Animalia (Avertebrata)
Kingdom Animalia (Avertebrata)Kingdom Animalia (Avertebrata)
Kingdom Animalia (Avertebrata)
 
Bab 8 animalia 1
Bab 8 animalia 1Bab 8 animalia 1
Bab 8 animalia 1
 
Echinodermata
EchinodermataEchinodermata
Echinodermata
 
Dunia avertebrata
Dunia avertebrataDunia avertebrata
Dunia avertebrata
 
2.coelenterata.ppt
2.coelenterata.ppt2.coelenterata.ppt
2.coelenterata.ppt
 
Porifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthesPorifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthes
 
Porifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthesPorifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthes
 
Porifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthesPorifera platyhelminthes
Porifera platyhelminthes
 
DUNIA HEWAN (ANIMALIA).ppt
DUNIA HEWAN (ANIMALIA).pptDUNIA HEWAN (ANIMALIA).ppt
DUNIA HEWAN (ANIMALIA).ppt
 
Filum coelenterata
Filum coelenterataFilum coelenterata
Filum coelenterata
 
1.bahan ajar
1.bahan ajar1.bahan ajar
1.bahan ajar
 
Cnidaria
CnidariaCnidaria
Cnidaria
 
Ppt coelenterata
Ppt coelenterataPpt coelenterata
Ppt coelenterata
 
Ppt molusca
Ppt molusca Ppt molusca
Ppt molusca
 
Coelenterata biologi
Coelenterata biologiCoelenterata biologi
Coelenterata biologi
 

Dunia hewan (animalia)

  • 1.
  • 3.  Hewan atau Animalia merupakan organisme eukariotik (memiliki membran inti sel), multiseluler (bersel banyak), tidak memiliki dinding sel, tidak berklorofil sehingga heterotrof dan dapat menggerakkan tubuhnya untuk mencari makanan dan mempertahankan diri dari musuh.
  • 5.  Hewan yang tidak memiliki jaringan sejati, yaitu hewan-hewan anggota filum Porifera (hewan spons)
  • 6.  Hewan yang memiliki jaringan sejati, yaitu hewan anggota filum selain porifera.  Hewan eumetazoa dibedakan berdasarkan simetri tubuhnya : › Radiata memiliki bentuk tubuh simetri radial. Contohnya Hydra › Bilateria memiliki bentuk tubuh simetri seluruhnya. Contohnya udang, belalang
  • 7.  Ektoderm, merupakan lapisan terluar yang menutupi permukaan embiro. Dan kemudian akan menjadi penutup luar tubuh hewan dan pada hewan anggota tertentu akan menjadi sistem saraf pusat.  Endoderm, merupakan lapisan terdalam dan kemudian akan berkembang menjadi saluran pencernaan, hatim dan paru-paru pada vertebrata.  Mesoderm, merupakan lapisan yang berada diantara lapisan ektoderm dan endoderm yang kemudian akan berkembang menjadi otot dan organ.
  • 8. Simetri radial Memiliki bagian tubuh dorsal dan ventral, tidak memiliki bagian tubuh anterior dan posterior. Potongan khayal ke arah manapun akan membagi tubuh hewan menjadi dua atau lebih bagian yang sama. contoh: Hydra Simetri bilateral Memiliki bagian tubuh dorsal dan ventral, anterior dan posterior. Potongan khayal membagi tubuh hewan menjadi dua bagian sama besar pada satu bidang datar. contoh: Udang Dorsal Bidang simetri Ventral Anterior Ventral Dorsal Bidang simetri Posterior Asimetri Tidak memiliki simetri tubuh Contoh: Spons
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.  Porifera = hewan invertebrata yang tidak memiliki jaringan sejati (parazoa), tanpa organ dan jaringan yang terspesialisasi, & tubuhnya memiliki banyak pori.
  • 14.  Sebagian besar hidup di laut, sebagian kecil hidup di air tawar. Pada umumnya hidup di perairan yang dangkal dan jernih, tetapi ada pula yang hidup di perairan berpasir atau berlumpur
  • 15.  Porifera hidup sesil atau melekat di suatu substrat. Hidup secara heterotrof dengan memakan bakteri dan plankton
  • 16.  Ukuran tubuh nya bervariasi, dari 1cm – 90cm dengan diameter 1m.  Tubuhnya ada yang berwarna pucat atau cerah.  tubuhnya berpori (ostium)  multiseluler  tidak berpindah tempat (sesil)  Sebagian besar berbentuk asimetri, tetapi ada juga yang berukuran simetri radial (menyerupai vas bunga, tabung, bercabang cabang).
  • 17.  Memiliki 3 tipe saluran air yaitu askonoid, sikonoid, leukonoid  Pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit Pada permukaan tubuh porifera terdapat pori-pori (ostium) yang berfungsi sebagai lubang masuknya air, lalu air mengalir ke ronnga tubuh (spongosol) dan keluar melalu lubang pengeluaran (oskulum).
  • 18.  Askenoid Paling sederhana (menyerupai vas bunga). Saluran airnya berbentuk tabung dan memanjang. Tidak ada yang berukuran besar, karena getaran flagela tidak mampu mendorong air keluar. Contoh : Leucosolenia.
  • 19.  Sikonoid Memiliki dinding tubuh yang melipat secara horizontal. Bentuknya simetri radikal. Lipatan dalam nya membentuk saluran berflagela (flagellated canal) / kantong yang dilapisi kaonosit. Lipatan luar sebagai saluran air masuk. Contoh : Sycon ciliatu  Leukonoid Paling kompleks. Saluran berflagela berlipat membentuk rongga kecil berflagela (flagellated chamber). Spogosol menghilang digantikan oleh saluan-saluran kecil menuju oskulum. Contoh : Leuconia
  • 20.
  • 21.  Pinakosit / pinakoderm Merupakan sel lapisan terluar. Berbentuk piph & rapat. Fungsi = melindungi tubuh bagian dalam.  Mesohil / mesoglea Merupakan lapisan tengah. Berupa protein bergelatin yang mengandung bahan tulang dan sel-sel ameboid (amebosit). Fungsi = mengdarkan sari makanan & oksigen, membuang sisa metabolisme, membuat serat spons, dan membentuk sel reproduktif  Koanosit Merupakan sel lapisan terdalam. Berbentuk agak lonjong, ujungnya melekat pada mesohil & spongosol, berflagela. Fungsi = mencerna makanan secara intraseluler.
  • 22.  Proses fisiolgi porifera : › Air masuk melalui ostium membawa partikel makanan & oksigen. › Flagela bergetar pada koanosit menyapu air ke arah oskulum. › Partikel makanan akan terjerat dalam mukus, kemudian ditelan secara fagositis & dicerna secara intraseluler di dalam koanosit. › Hasil pencernaan masuk ke dalam amebosit (disebelah koanosit). › Diedarkan ke sel-sel lain.
  • 23.
  • 24.  Terjadi secara aseksual & seksual.  Secara aseksual dengan cara pembentukan tunas dan gemula.  Tunas = salah satu jenis sel amebosit yang mudah dilepas.  Gemula = sekumpulan arkeosid yang mengandung cadangan makanan.  Secara seksual dengan cara mengeluarkan sperma bersama dengan air melalui oskulum & masuk ke individu lain melalui ostium. Fertilisasinya terjadi di mesohil dan menghasilkan embrio. Embrio akan tumbuh menjadi larva berflagela.
  • 25.  Terdapat sekitar 10.000 spesies porifera yang diklasifikasikan menjadi 4 kelas (berdasarkan penyusun kerangka tubuhnya): › Calcerea / calcispongiae › Kerangkanya tersusun atas zat kapur. Berwarna pucat, memiliki tinggi kurang dari 15cm, dan tidak berbulu. Tipe saluran air = askonoid, sikonoid, &leukonoid. › Hexactinellida / hyalospongiae › Kerangkanya tersusun atas silika (kaca). Berbentuk silindris, datar / bertangkai. Tingginya mencapai 90cm, hidup di laut. Tipe saluran air = sikonoid. › Demospongiae › Kerangkanya tersusun atas serabut spongin. Tinggi nya ada yang mencapai 1m, berwarna cerah untuk melindungi tubuh dari sinar matahari. Tipe saluran air = leukonoid. › Sclerospongiae › Kerangkanya tersusun atas kalsium karbonat. Tingginya mencapai 1m dan banyak ditemukan di daerah terumbu karang. Tipe saluran air = leukonoid
  • 26.  Porifera berwarna cerah digunakan sebagai hiasan di akuarium. Kerangkanya digunakan untuk spons mandi. Dan beberapa hewan spons yang keras dapat mengebor batu karang dan membantu pelapukan.
  • 27.
  • 28.
  • 29. Filum Cnidaria dan Ctenophora termasuk kelompok hewan Coelenterata (Yunani, coelenteron= rongga), yaitu hewan invertebrata yang memiliki rongga tubuh sebagai alat pencernaan makanan (gastrovaskuler) Cnidaria (Yunani, cnide= sengat) karena memiliki alat sengat untuk pertahanan diri dan menangkap mangsanya.
  • 30. Cnidaria sebagian besar hidup bebas di air laut dan hanya beberapa spesies yang hidup di air tawar. Mereka hidup di perairan dangkal, secara berkoloni atau soliter. Cnidaria yang berbentuk polip hidup sesil (melekat) di suatu substrat, sedangkan yang berbentuk medusa bergerak melayang atau berenang bebas di dalam air. Cnidarian hidup heterotrof sebagai karnivor dengan memakan udang (Crustacea) dan ikan kecil.
  • 31.  Ukuran dan bentuk tubuh Cnidaria Ukuran tubuh Cnidaria bervariasi. Ada yang berukuran hanya beberapa milimeter, contohnya Hydra, ada pula yang berukuran besar hingga berdiameter 2 m, misalnya Cyanea capillata. Tubuh Cnidaria berbentuk simetri radial. Bentuk tubuh Cnidaria dapat dibedakan menjadi polip dan medusa. Polip berbentuk silindris yang memiliki dua ujung, yaitu ujung yang satu sebagai oral (mulut) yang dikelilingi tentakel, sedangkan ujung lainnya sebagai aboral yang menempel pada substrat. Medusa berbentuk seperti lonceng, payung, atau mangkok terbalik, dimana bagian cembung mengarah ke atas, sedangkan bagian cekung yang memiliki mulut dan tentakel mengarah ke bawah.
  • 32.  Struktur dan fungsi tubuh Cnidaria Cnidaria termasuk eumetazoa karena tubuhnya sudah tersusun oleh jaringan sejati. Cnidaria merupakan hewan diploblastik atau memiliki dua lapisan embrionik, yaitu ektoderm dan endoderm. Tubuh Cnidaria terdiri atas tiga lapisan, yaitu sebagai berikut.  Epidermis, merupakan lapisan tubuh yang paling luar. Epidermis tersusun dari 5 macam sel, yaitu sel epitel otot, sel interstisial, sel knidosit atau kniidoblas, sel kelenjar lendir, dan sel saraf indra. Di dalam knidosit atau knidoplas terdapat kapsul penyengat nematosista. Nematosista paling banyak terdapat di tentakel dan ujung oral (mulut), racun yang dikeluarkan dari nematosista pada umumnya tidak membahayakan manusia, misalnya pada Hydra. Namun ada pula yang menyebabkan rasa sakit, panas, bahkan dapat menyebabkan kematian, misalnya pada ubur- ubur Chironex. Nematosista hanya dapat digunakan sekali saja, sehingga perlu dibentuk knidosit baru. Sel- sel interstisial berfungsi dalam regenerasi dan menghasilkan tipe sel lainnya, antara lain knidosit, sel sperma, dan sel telur. Sel indra berhubungan dengan sel saraf yang tersusun seperti jala pada epidermis yang berdekatan dengan mesoglea.
  • 33.  Mesoglea, merupakan rongga yang berisi bahan seperti gelatin dan tidak mengandung sel- sel. Mesoglea terletak di antara epidermis. Dan gastrodermis.  Gastrodermis, terdiri atas beberapa macam sel, yaitu sel otot pencerna berflagela, sel kelenjar enzim, dan sel kelenjar lendir. Sebagian besar Cnidaria memiliki nematosista pada gastrodermisnya, tetapi Hydra tidak. Gastrodermis pada beberapa Hydra terdapat zoochlorella yang hidup bersimbiosis, sehingga warna Hydra menjadi hijau cerah.
  • 34.
  • 35.
  • 36.  Pergerakan Pergerakan terjadi karena kontraksi otot. Kontraksi otot berpengaruh terhadap cairan di dalam rongga gastrovaskuler yang berfungsi sebagai rangka hidrostatik. Polip hanya dapat bergerak meliuk- liuk, sedangkan medusa dapat berenang bebas dengan cara berdenyut akibat kontraksi otot melingkar. Gerakan yang dihasilkan searah vertikal, sedangkan gerakan horisontal pada arus laut.  Cara mencerna makanan Makanan masuk ke dalam mulut dengan bantuan tentakel, kemudian masuk ke rongga gastrovaskuler. Di dalam rongga gastrovaskuler terdapat enzim semacam tripsin untuk mencerna protein. Makanan akan hancur dan kemudian diaduk hingga merata oleh gerakan flagela. Sel otot pencerna memiliki pseudopodia untuk menangkap dan menelan partikel makanan. Pencernaan dilanjutkan secara intraseluler. Sel makanan hasil pencernaan diedarkan ke seluruh tubuh secara difusi, sebagian disimpan sebagai cadangan makanan berupa lemak dan glikogen. Sisa pencernaan makanan dibuang melalui mulut. Cnidaria tidak memiliki anus.
  • 37.  Pernapasan dan ekskresi Cnidaria tidak memiliki alat pernapasan dan ekskresi. Pertukaran gas dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya secara difusi. Sisa- sisa metabolisme berupa amonia juga dibuang secara difusi.
  • 38. Cnidaria bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual dengan cara pembentukan tunas. Tunas dibentuk oleh Cnidaria yang berbentuk polip, dan tumbuh di sekat kaki polip. Cnidaria memiliki daya regenerasi yang tinggi. Bila seekor Hydra dipotong menjadi dua, maka masing- masing akan melengkapi bagian tubuhnya yang hilang, sehingga akan didapatkan dua individu baru. Reproduksi secara seksual pada umumnya dilakukan oleh Cnidaria berbentuk medusa dengan cara membentuk sel gamet jantan atau betina. Hydra merupakan polip yang dapat bereproduksi secara seksual dengan cara membentuk sel- sel gamet pada kondisi lingkungan yang buruk. Zigot yang dihasilkan tetap resisten dan dorman sampai kondisi lingkungan membaik.
  • 39. Cnidaria ada yang diesis dan ada pula yang hermafrodit. Reproduksi secara aseksual pada stadium polip dan reproduksi secara seksual pada tahap medusa dapat terjadi secara bergantian, disebut metagenesis. Baik polip maupun medusa semuanya memiliki kromosom yang diploid (2n), fetilisasi dapat terjadi secara eksternal di air atau secara internal di manubrium atau gonad. Reproduksi Cnidaria pada siklus hidup Hydrozoa Obelia adalah sebagai berikut.  Polip berkromosom (2n) bereproduksi secara aseksual dengan membentuk tunas- tunas, sehingga terjadilah koloni polip. Terdapat polip yang bertentakel untk mencari makanan dan polip yang tidak memiliki tentakel untuk bereproduksi.  Polip yang tidak memiliki tentakel membentuk tunas medusa secara aseksual. Tunas medusa (2n) dilepaskan dan berenang bebas.
  • 40.  Medusa dewasa (2n) jantan dan betina bereproduksi secara seksual, masing- masing mengalami pembelahan secara meiosis sehingga menghasilkan sel gamet (sperma atau sel telur) yang berkromosom haploid n.  Bila terjadi fertilisasi sel telur oleh spermatozoid, maka akan dihasilkan zigot (2n),  Zigot akan berkembang menjadi larva padat bersilia yang disebut planula (2n),  Planula akhirnya menetap di suatu substrat, dan tumbuh menjadi polip baru (2n) polip.
  • 41.
  • 42. Reproduksi Cnidaria pada siklus hidup Hydrozoa Aurelia adalah sebagai berikut.  Medusa dewasa jantan dan betina diploid (2n) menghasilkan sel gamet (sperma atau sel telur),  Sel telur n dibuahi oleh sperma n, akan menghasilkan zigot (2n), fertilisasi terjadi secara eksternal di dalam air.  Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi blastula, gastrula, kemudian menjadi larva bersilia planula yang berenang bebas beberapa waktu.  Planula kemudian menempel pada suatu substrat dan tumbuh menjadi larva polip berukuran kecil yang bertentakel, disebut skifistoma. Polip skifistoma dapat membentuk tunas- tunas.  Pada bulan- bulan tertentu, skifistoma melakukan strobilasi, yaitu melakukan pembelahan secara melintang pada ujung oral untuk menghasilkan setumpuk bakal medusa atau efira.  Efira akan terlepas asatu persatu. Setelah efira terlepas semua, skifistoma akan hidup sebagai polip kembali. Skifistoma dapat hidup satu hingga beberapa tahun. Efira akan tumbuh menjadi ubur- ubur dewasa.
  • 43.
  • 44. Terdapat sekitar 10.000 spesies Cnidaria yang telah diidentifikasi. Cnidaria dibagi menjadi beberapa kelas, antara lain Hydrozoa, Scyphozoa, Cubozoa, dan Anthozoa.  Hydrozoa Hydrozoa (Yunani, hydro = air, zoon= hewan) sebagian besar hidup di laut. Hydrozoa hidup sebagai polip, medusa atau keduanya. Gastrodermis Hydrozoa tidak mengandung nematosista. Pada saat polip soliter Hydra membentuk tunas, tunas yang telah memiliki mulut dan tentakelo akan lepas dari induknya. Namun pada polip koloni seperti Obelia, tunas- tunas tetap menempel pada induknya dan saling berhubungan, disebut koloni hidroid. Koloni hidroid menetap di suatu tempat dengan hidroriza, yaitu percabangan horosontal (mirip akar) yang tertanam di dalam substrat. Hydrozoa memiliki dua macam alat indra, yaitu oseli sebagai pengindra cahaya dan statosista sebagai alat keseimbangan. Beberapa medusa menunjukkan gerakan fototaksis negatif (menjauhi sinar), namun ada pula yang fototaksis positif (mendekati sinar), Contohnya Hydrozoa, antara lain Physalia, Obelia, dan Hydra.
  • 45.  Scyphozoa Scyphozoa (Yunani, skyphos= mangkuk, zoon= hewan) hidup di laut dan merupakan ubur- ubur sejati, karena medusa merupakan bentuk dominan dalam siklus hidupnya. Pada umumnya medusa berenang bebas, berbentuk seperti payung dengan diameter 2- 40 cm, bahkan ada yang mencapai 2 m, medusa berwarna menarik, seperti jingga, kesumba, atau kecoklatan. Ordo Stauromedusae (Lucernariida) memiliki medusa yang bertangkai pada bagian aboral dan sesil atau menempel pada ganggang dan benda lainnya. Ada Scyphozoa yang tidak memiliki bentuk polip, misalnya Pelagia dan Atolla. Namun ada pula yang memilki bentuk polip, tetapi berukuran kecil berupa skifistoma, contohnya Aurelia. Scyphozoa pada umumnya diesis dan gonad terdapat di gastrodermis. Sel telur atau sperma masuk ke dalam rongga gastrovaskuler dan dikeluarkan melalui mulut. Fertilisasi dapat terjadi secara eksternal di air atau di koral. Contoh Scyphozoa, antara lain Periphylla, Chrysaora, Aurelia, Cyanea, dan Rhizostoma.
  • 46.  Anthozoa Anthozoa (Yunani, anthos= bunga, zoon= hewan) merupakan hewan laut yang memilki bentuk mirip bunga. Anthozoa hidup sebagai polip soliter atau berkoloni dan tidak memiliki bentuk medusa. Ada Anthozoa yang membentuk rangka dalam atau rangka luar dari zat kapur, namun ada pula yang tidak membentuk rangka. Rongga gastrovaskuler pada Anthozoa bersekat- sekat dan mengandung nematosista. Gonad terdapat di gastrodermis. Terdapat sekitar 6.100 spesies Anthozoa antara lain sebagai berikut.  Metridium dan Edwardsia, dapat merayap dengan pedal semacam kaki.  Acropora, Fungia, Astrangia, memiliki rangka luar dari zat kapur yang disebut karang batu.  Antipathes, koral hitam, rangka tersusun dari zat tanduk, dan berbentuk seperti ranting tumbuhan yang bercabang- cabang berwarna hitam.  Cerianthus, polip berbentuk seperti anemon panjang, bertentakel banyak, dan terbungkus selubung dari lendir dan pasir yang mengeras.  Corallium (red coral), digunakan untuk perhiasan.
  • 47.
  • 48.  Cnidaria dari kelas Anthozoa merupakan pembentuk ekosistem terumbu karang yang menjadi habitat ikan dan hewan laut lainnya. Ekosistem terumbu karang yang dapat dijadikan objek wisata maritim dan berfungsi mencegah terjadinya erosi pantai.  Beberapa jenis ubur- ubur (jellyfish) yang tidak beracun dapat dikonsumsi dan diperdagangkan sebagai ubur- ubur asin sehingga mendapatkan keuntungan. Ubur- ubur asin di jepang disebut “kurage” yang dimakan sebagai teman minum teh. Ubur- ubur asin juga dapat dimakan sebagai campuran asinan, salad, mie, acar, dan gulai.  Kerangka luar beberapa jenis Cnidaria dapat digunakan sebagai hiasan akuarium, misalnya Corallium rubrum (koral merah), Fungia actiniformis (karang piring), Euphyllia fimbriata (karang kuku), dan sebagainya.
  • 49.
  • 50.  Ctenophora dikenal sebagai ubur-ubur sisir (comb jelly). Ctenophora adalah salah satu filum hewan invetebrata. Anggota filum ini menyerupai hewan ubur-ubur walaupun secara klasifikasi berbeda filum.  Awalnya, Ctenophora dikelompokkan dengan Cnindria dalam filum Coelenterata. Akan tetapi setelah disadari adanya perbedaan menyebabkan spesies Ctenophora ditempatkan pada filum yang terpisah. Saat ini terdapat kurang lebih 150 spesies.
  • 51.  Berbentuk simetri radial  Berdiameter sekitar 1-10cm  Sebagian besar berbentuk bulata atau oval namun ada yang berbentuk panjang seperti pita hingga 1 meter  Tidak memiliki alat sengat  Ctenophora adalah hewan diplobastik yaitu hanya mempunyai dua lapisan badan yang terdiri dari dua lapisan sel transparan yang hanya menyusun kulit terluarnya (ektoderm) dan kulit bagian dalam (gastroderm). Dinding tubuh Ctenophora dapat dibedakan menjadi mesoderma dan endoderma.
  • 52.  Hampir semua spesies Ctenophora adalah hermafrodit atau memiliki alat kelamin ganda. Reproduksi Ctenophora dilakukan secara seksual. Meskipun ada beberapa spesies yang melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi.  Alat reproduksi Ctenophora terletak di bawah cilia. Sel ovum dan sperma dilepaskan melalui pori – pori yang ada di epidermis. Sebagian besar spesies Cnetophoa melakukan pembuahan secara eksternal atau diluar tubuh Cnetophora, meskipun ada beberapa spesies yang melakukannya secara internal.
  • 53.  Ctenophora mempunyai peranan diantaranya adalah ikut menjaga keseimbangan ekosistem di laut. Hal karena Ctenophora suka memakan fitoplankton (plankton tumbuhan).  Selain itu juga Ctenophora juga sebagi sumber makanan bagi hewan laut seperti: Salmon, penyu, dan ubur ubur. Namun Ctenophora juga memiliki kerugian bagi peternakan tiram karena hewan-hewan ini memakan larva-larva tiram sehingga merugikan petani tiram. Selain itu, bila terjadi ledakan populasi, maka dapat membuat ekosistem tidak seimbang. Hal ini pernah terjadi di tahun 1989 di Laut Hitam saat Ctenophora memkan larva ikan Pelgis. Dan tahun 1999 di Laut Kaspia. Hasilnya adalah bahwa 75% dari zooplankton sudah habis, sehingga mempengaruhi seluruh rantai makanandanau
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57.  Platyhelminthes (Yunani, platy = pipih, helminthes = cacing) adalah cacing berbentuk pipih, Triploblastik (Memiliki 3 lapisan embrionik Ektoderm, Mesoderm dan Endoderm) dan Aselomata (Tidak berongga tubuh)  Platyhelminthes adalah filum ketiga dari kingdom animalia setelah porifera dan coelenterata. Cacing ini bisa hidup bebas dan bisa hidup parasit. Yang merugikan adalah platyhelminthes yang hidup dengan cara parasit.
  • 58.  Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme. Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya.  Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat yang lembap. Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada siput air, sapi, babi, atau manusia.
  • 59.  Tubuh pipih dosoventral dan tidak bersegmen. Umumnya, golongan cacing pipih hidup di sungai, danau, laut, atau sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain. Cacing golongan ini sangat sensitif terhadap cahaya.  Beberapa contoh Platyhelminthes adalah Planaria yang sering ditemukan di balik batuan (panjang 2-3 cm), Bipalium yang hidup di balik lumut lembap (panjang mencapai 60 cm), Clonorchis sinensis, cacing hati, dan cacing pita.
  • 60.  Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler = peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari mulut, faring, dan dilanjutkan ke kerongkongan. Di belakang kerongkongan ini terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh. Dengan demikian, selain mencerna makanan, usus juga mengedarkan makanan ke seluruh tubuh.  Selain itu, cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut karena tidak memiliki anus. Sementara itu, gas O2 dan CO2dikeluarkan dari tubuhnya melalui proses difusi.
  • 61.  Sistem syaraf tangga tali merupakan sistem syaraf yang paling sederhana. Pada sistem tersebut, pusat susunan saraf yang disebut sebagai ganglion otak terdapat di bagian kepala dan berjumlah sepasang. Dari kedua ganglion otak tersebut keluar tali saraf sisi yang memanjang di bagian kiri dan kanan tubuh yang dihubungkan dengan serabut saraf melintang.  Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron) yang dibedakan menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal dari indera ke otak), sel saraf motor (sel pembawa dari otak ke efektor), dan sel asosiasi (perantara).
  • 62.  Beberapa jenis cacing pipih memiliki sistem penginderaan berupa oseli = bintik mata yang mengandung pigmen peka terhadap cahaya. Bintik mata tersebut biasanya berjumlah sepasang dan terdapat di bagian anterior (kepala). Seluruh cacing pipih memiliki indra meraba dan sel kemoresptor di seluruh tubuhnya. Beberapa spesies juga memiliki indra tambahan berupa aurikula (telinga), statosista (pegatur keseimbangan), dan reoreseptor (organ untuk mengetahui arah aliran sungai).
  • 63.  Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh (internal). Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain. Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes. Kelompok Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi) ,kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.
  • 64.  Turbellaria (Cacing Bulu Getar)  Kelas Turbellaria merupakan cacing pipih yang menggunakan bulu getar sebagai alat geraknya, contohnya adalah Planaria.
  • 65.  Planaria sp. adalah salah satu contoh spesies yang termasuk dalam kelas Turbellaria. Cacing ini bersifat karnivor dan hidup bebas di perairan seperti di sungai, kolam, atau danau. Planaria memiliki panjang tubuh antara 5-25 mm. Hewan ini bergerak dengan silia yang terdapat pada bagian epidermis tubuhnya  Planaria dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual. Perkembangbiakan secara seksual terjadi saat sel sperma membuahi sel telur betina. Planaria bersifat hemafrodit, sehingga tak akan pernah tejadi pembuahan sendiri... Dan aseksualnya secara Fragmentasi.
  • 66.  Trematoda (Cacing Isap)  Kelas Trematoda memiliki alat hisap yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan. Beberapa contoh Trematoda adalah Fasciola (cacing hati), Clonorchis, dan Schistosoma. Dan ini adalah gambar Fasciola Hepatica...
  • 67.  Semua anggota kelas ini bersifat parasit yang hidup di dalam tubuh hewan maupun manusia. Cacing ini mempunyai alat hisap (sucker) yang terdapat pada bagian mulut atau ventral tubuhnya yang dilengkapi dengan gigi kitin. Permukaan tubuh trematoda tidak dilengkapi dengan silia namun mempunyai kutikula untuk mempertahankan diri.  Selain cacing hati, ada juga anggota kelas trematoda lain yang hidup sebagai parasit di organisme lain yaitu Clonorchis sinensis dan Opisthorchis sinensis yang hidup sebagai parasit di dalam tubuh manusia. Kedua cacing ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui inang perantara (sebagai tempat hidup larva) ikan air tawar dan keong yang dimakan manusia
  • 68.
  • 69.  Cestoda (Cacing Pita)  Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar oleh enzim di usus inang. Cacing ini merupakan parasit pada hewan, contohnya adalah Taenia solium dan T. Saginata.Spesies ini menggunakan skoleks untuk menempel pada usus inang.  Taenia bereproduksi dengan menggunakan telur yang telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva yang disebut onkosfer.
  • 70.  Contoh cacing pita antara lain adalah Taenia solium dan Taenia saginata. Cacing ini adalah parasit pada tubuh manusia dengan inang perantara hewan babi dan sapi. Cacing ini masuk kedalam tubuh sapi atau babi melalui larva Taenia .sp yang termakan kedua hewan tersebut. Larva yang tertelan kemudian akan berada di usus halus dan tumbuh menjadi heksakan. Larva ini kemudian akan menembus usus halus lalu terbawa oleh aliran darah dan masuk ke dalam daging. Jika daging babi atau sapi ini dimakan oleh manusia, maka cacing ini akan masuk dan berkembang menjadi cacing dewasa di dalam tubuh manusia.  Cacing pita dewasa dapat mencapai ukuran panjang tubuh hingga 20 cm. Dan berikut adalah gambar ilustrasi daur hidup Taenia .sp
  • 71.  Sumber penularan cacing pita Taenia pada manusia yaitu :  Penderita taeniasis sendiri dimana tinjanya mengandung telur atau segmen tubuh (proglotoid) cacing pita  Hewan, terutama babi dan sapi yang mengandung larva cacing pita (sistisekus).  Makanan, minuman dan lingkungan yang tercemar oleh telur cacing pita
  • 72.  Monogenea  Hewan monogenea umumnya adalah parasit yang hidup pada tubuh ikan. Hewan ini tidak memiliki rongga tubuh dan mempunyai sistem pencernaan yang sangat sederhana berupa mulut, usus, dan lubang anus. Monogenea adalah hewan hemafrodit, hewan ini tidak mengalami fase aseksual. Telur Monogenea yang menetas akan mengalami fase larva yang disebut dengan onkomirasidium. Contoh spesies yang termasuk ke dalam kelas monogenea adalah Schistosoma mansoni.
  • 73.  Hewan dari kelas Monogenea umumnya parasit. Hewan ini juga tidak memiliki rongga tubuh. Cacing ini memiliki alat penempel pada bagian anterior yang disebut prohaptor dan opistaptor .
  • 74.  Apa perbedaan antara hewan parazoa dengan eumetazoa?  Sebutkan tiga macamlapisan embrionik! Jelaskan  Sebutkan pembagian hewan triploblastik! Jelaskan  Sebutkan filum hewan yang termasuk invertebrata!
  • 75.  sebutkan 3 bentuk tubuh porifera berdasarkan tipe saluran airnya?  tersusun dari apakah porifera Sclerospongiae?  apa fungsi spikula dan serat organik bagi porifera?  sebutkan 3 peranan porifera bagi kehidupan manusia?  apa fungsi dari ostium?
  • 76.  Sebutkan ciri- ciri hewan dari filum Cnidaria!  Jelaskan cara Cnidaria bergerak, mencerna makanan, bernapas, ddan ekskresi!  Sebutkan pembagian kelas hewan dari filum Cnidaria!  Jelaskan peranan hewan Cnidaria Corallium rubrum dalam kehidupan manusia
  • 77.