Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis organ tumbuhan seperti umbi, cormus, lignum, caulis, dan tuber yang digunakan dalam farmakognosi. Organ-organ tersebut dijelaskan karakteristik, contoh tanaman, dan kandungan kimia serta manfaatnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang farmakognosi, termasuk definisi, sejarah perkembangan, aspek yang dibahas, dan bagian-bagian tanaman obat yang mengandung zat berkhasiat.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu galenika yang mempelajari pembuatan sediaan obat sederhana dari bahan alam, termasuk cara penarikan zat bermanfaat dari bahan tumbuhan dan hewan menggunakan cairan pelarut seperti air dan etanol."
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu farmakologi, mulai dari penggunaan tanaman obat pada zaman kuno, penemuan bahan aktif alami, pengembangan ilmu kedokteran dan farmasi pada abad ke-17 hingga modern, serta perjalanan pendidikan farmasi.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis organ tumbuhan seperti umbi, cormus, lignum, caulis, dan tuber yang digunakan dalam farmakognosi. Organ-organ tersebut dijelaskan karakteristik, contoh tanaman, dan kandungan kimia serta manfaatnya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang farmakognosi, termasuk definisi, sejarah perkembangan, aspek yang dibahas, dan bagian-bagian tanaman obat yang mengandung zat berkhasiat.
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu galenika yang mempelajari pembuatan sediaan obat sederhana dari bahan alam, termasuk cara penarikan zat bermanfaat dari bahan tumbuhan dan hewan menggunakan cairan pelarut seperti air dan etanol."
Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan ilmu farmakologi, mulai dari penggunaan tanaman obat pada zaman kuno, penemuan bahan aktif alami, pengembangan ilmu kedokteran dan farmasi pada abad ke-17 hingga modern, serta perjalanan pendidikan farmasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penggolongan, dan contoh obat-obat yang digunakan untuk mengobati diare. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi kemoterapi, obstipansia, spasmolitik, dan adsorben. Contoh obat yang dibahas meliputi loperamid, atropin, tanin, karbon aktif, dan pectin beserta cara kerja masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kefarmasian di apotek, termasuk pengertian resep, bagian-bagian resep, copy resep, satuan obat cair dan padat, serta cara mencegah kesalahan dalam memberikan obat kepada pasien."
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi dalam bidang farmasetika dasar yang mencakup penggolongan obat, resep, dosis, penyiapan sediaan farmasi, serta pustaka yang relevan. Pokok bahasannya meliputi peraturan penggolongan obat, buku acuan farmasi, serta pedoman kefarmasian Departemen Kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang persentase dalam bidang farmasi, termasuk definisi persentase, jenis-jenis hitungan persentase berdasarkan berat/berat, berat/volume, dan volume/volume, serta contoh soal perhitungan persentase.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut secara merata dalam pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor seperti polaritas, temperatur, dan keberadaan garam lain. Bentuk sediaan larutan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi dan cara pemisahan obat melalui beberapa metode seperti organoleptis, reaksi kimia, dan kromatografi. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengidentifikasi vitamin, obat batuk, karbohidrat, dan asam salisilat. Dokumen ini juga menjelaskan alat, bahan, prosedur kerja, dan hasil pengamatan dari berbagai uji yang dilakukan untuk mengidentifikasi beberapa jenis
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Dokumen ini membahas tentang pengantar ilmu kimia farmasi. Menguraikan bahwa ilmu kimia mempelajari komposisi, struktur, sifat, dan reaksi materi, khususnya sistem atom dan molekul. Kimia berperan penting dalam farmasi, mulai dari penemuan, pemurnian, pengembangan, penyimpanan, hingga distribusi obat di dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan konsep dasar kimia seperti unsur, seny
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penggolongan, dan contoh obat-obat yang digunakan untuk mengobati diare. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi kemoterapi, obstipansia, spasmolitik, dan adsorben. Contoh obat yang dibahas meliputi loperamid, atropin, tanin, karbon aktif, dan pectin beserta cara kerja masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang pelayanan kefarmasian di apotek, termasuk pengertian resep, bagian-bagian resep, copy resep, satuan obat cair dan padat, serta cara mencegah kesalahan dalam memberikan obat kepada pasien."
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi dalam bidang farmasetika dasar yang mencakup penggolongan obat, resep, dosis, penyiapan sediaan farmasi, serta pustaka yang relevan. Pokok bahasannya meliputi peraturan penggolongan obat, buku acuan farmasi, serta pedoman kefarmasian Departemen Kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang persentase dalam bidang farmasi, termasuk definisi persentase, jenis-jenis hitungan persentase berdasarkan berat/berat, berat/volume, dan volume/volume, serta contoh soal perhitungan persentase.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut secara merata dalam pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor seperti polaritas, temperatur, dan keberadaan garam lain. Bentuk sediaan larutan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi dan cara pemisahan obat melalui beberapa metode seperti organoleptis, reaksi kimia, dan kromatografi. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengidentifikasi vitamin, obat batuk, karbohidrat, dan asam salisilat. Dokumen ini juga menjelaskan alat, bahan, prosedur kerja, dan hasil pengamatan dari berbagai uji yang dilakukan untuk mengidentifikasi beberapa jenis
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
Dokumen ini membahas tentang pengantar ilmu kimia farmasi. Menguraikan bahwa ilmu kimia mempelajari komposisi, struktur, sifat, dan reaksi materi, khususnya sistem atom dan molekul. Kimia berperan penting dalam farmasi, mulai dari penemuan, pemurnian, pengembangan, penyimpanan, hingga distribusi obat di dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan konsep dasar kimia seperti unsur, seny
Dokumen tersebut membahas tentang sulfonamid yang merupakan kemoterapeutik pertama yang digunakan secara sistemik untuk pengobatan penyakit infeksi pada manusia. Sulfonamid bekerja dengan menghambat sintesis asam folat bakteri melalui antagonisme saingan terhadap PABA. Kombinasi sulfonamid dan trimetoprim menghambat sintesis asam folat bakteri secara ganda dan menunjukkan efek sinergis.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang reaksi redoks dan elektrokimia, mulai dari pengertian reaksi oksidasi dan reduksi, oksidator dan reduktor, bilangan oksidasi, penyetaraan persamaan redoks, dan jenis-jenis sel elektrokimia seperti sel galvanik dan sel elektrolisis.
Laporan ini membahas formulasi dan evaluasi tablet vitamin C yang dibuat oleh kelompok mahasiswa farmasi. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dan dievaluasi ukuran partikel, bobot, dan waktu hancur tabletnya."
Kimia Farmasi I - Antibiotik - DIII Farmasi - Universitas PekalonganAnna Lisstya
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar tentang antibiotik, meliputi definisi, penggolongan, dan metode identifikasi antibiotik secara umum dan khusus. Diuraikan pula ciri khas beberapa golongan antibiotik melalui sifat fisik dan reaksi kimia."
Antibiotik adalah senyawa alami atau sintetik yang menghambat proses infeksi bakteri dengan mengganggu metabolisme, dinding sel, membran, atau sintesis protein bakteri. Ada beberapa golongan utama antibiotik seperti beta-laktam, kuionolon, dan tetrasiklin yang bekerja melalui mekanisme yang berbeda-beda.
Sulfonamides were the first effective antimicrobial agents against bacterial infections. They work by interfering with bacterial synthesis of folate and are classified based on duration of action and therapeutic use. Cotrimoxazole is a combination of sulfamethoxazole and trimethoprim that is bactericidal due to synergistic inhibition of dihydrofolate reductase. It has improved spectrum and resistance compared to the individual components. Common adverse effects include nausea, vomiting, and headache.
Sulfonamides were the first effective antibacterial agents discovered in the 1930s and were widely used before the development of penicillin. While now largely replaced by other antibiotics, they continue to have therapeutic uses. Key points include: sulfonamides work by inhibiting folic acid biosynthesis; they are excreted renally so dosage should be adjusted for renal impairment; and trimethoprim-sulfamethoxazole is a commonly used combination that is synergistic and has expanded antimicrobial activity. Adverse effects can include allergic reactions and hematological effects like anemia.
The document discusses Chinese prostitution in 19th century America, noting that many Chinese women and girls were sold into prostitution by impoverished families in China, often under false pretenses. This helped relieve financial burdens on families while also generating income. In California, Chinese prostitution filled the demand from the large male mining and immigrant populations. It served economic functions for capitalists by providing cheap labor and generating profits. Chinese prostitution had aspects of slavery and took predominantly pre-capitalist forms of organization until the 20th century. It was integral to patterns of Chinese migrant labor and sojourning abroad.
This document discusses productive skills in language teaching, which are speaking and writing. It covers structuring discourse, following sociocultural rules and turn-taking conventions, adapting to different styles and genres, interacting with an audience, and dealing with difficulties through improvising, discarding ideas, rephrasing, and foreignizing language. Productive skills are developed through reception and production activities where texts serve as models and stimuli. Challenges in language production can be addressed by matching tasks to students' levels, ensuring purpose, and not expecting instant fluency and creativity. Teachers can supply key language and plan activities in advance to help students achieve success. Varying topics, genres, and activating background knowledge can also help students engage with
3. Pengertian Kimia Farmasi (KF)?
Ilmu pengetahuan yg mempelajari penemuan,
pengembangan, identifikasi dan interpretasi
cara kerja senyawa biologis aktif (obat) pada
tingkat molekul. KF melibatkan studi
identifikasi, sintesis produk, metabolisme obat
dan senyawa yg berhubungan (IUPAC* 1974)
International Union of Pure and Applied Chemistry
4. Sejarah Kimia Farmasi: Aspirin (1/4)Sejarah Kimia Farmasi: Aspirin (1/4)
MASA PRE-HISTORIK
Mesir (2000 SM)
MASA HISTORIK
Hippocrates (400 SM)
MASA MODERN
Abad ke-19 hingga 21
Pohon willow (Salix)
Salisin
Mengunyah willow menurunkan
demam & redakan radang
5. Sejarah Kimia Farmasi: Aspirin (2/4)Sejarah Kimia Farmasi: Aspirin (2/4)
Johann Buchner
Univ Munich-1828
Raffaele Piria
Univ Sorbonne-1838
Charles F. Gerhardt
Perancis-1853
Felix Hoffmann
Bayer-1899
Salisin
Asam salisilat
As. asetil salisilat
Perkembangan Abad 19
Aspirin !
6. Sejarah Kimia Farmasi: Aspirin (3/4)Sejarah Kimia Farmasi: Aspirin (3/4)
Gambaran 3 dimensi enzim siklooksigenase (COX) 1 dan 2 serta aspirin (abu-abu)
7. Sejarah Kimia Farmasi: Aspirin (3/4)Sejarah Kimia Farmasi: Aspirin (3/4)
Gambaran sederhana enzim siklooksigenase (COX) 1 dan 2
Situs aktif aspirin
16. Gugus Fungsi Aktivitas Biologis Contoh obat
Sama Sama Gol. Sulfonamida
Antibakteri: S.diazin,
S.metazin, S.guanidin
Bervariasi Sama Analgesik antipiretik
metampiron,
asetosal,
asam mefenamat
Sama Bervariasi Sulfonamida
Diuretik: asetazolamid &
Antidiabetes: klorpropamid
Antimalaria: sulfadoksin
Hubugan Struktur dan Aktivitas Obat
22. Referesi Pendukung
MK Kimia Farmasi
• Powerpoint, lecture note dan video youtube dengan kata
kunci kimia medisinal, kimia farmasi,
• Kata kunci berbahasa Inggris: Medicinal chemistry,
pharmaceutical chemistry, pharmaco chemistry,
therapeutical chemistry
Aspirin is used to reduce fever and relieve mild to moderate pain from conditions such as muscle aches, toothaches, common cold , and headaches . It may also be used to reduce pain and swelling in conditions such as arthritis .
1828, Johann Buchner , professor of pharmacy at the University of Munich, isolated a tiny amount of bitter tasting yellow, needle-like crystals, which he called salicin Raffaele Piria [an Italian chemist] then working at the Sorbonne in Paris, split salicin into a sugar and an aromatic component (salicylaldehyde) and converted the latter, by hydrolysis and oxidation, to an acid of crystallised colourless needles, which he named salicylic acid. In 1853, chemist Charles Frédéric Gerhardt treated acetyl chloride with sodium salicylate to produce acetylsalicylic acid for the first time; in the second half of the nineteenth century, other academic chemists established the compound's chemical structure and devised more efficient methods of synthesis Hoffman also had personal reasons for wanting a more acceptable salicylic acid derivative; his father had been taking salicylic acid for many years to treat his arthritis and had recently discovered that he could no longer take the drug without vomiting Gerhard: he mixed acetyl chloride with a sodium salt of salicylic acid (sodium salicylate).
prostaglandin (PGs) researchers. Piper and Vane [7] used isolated lungs perfused with Krebs’ solution from sensitised guinea pigs.
1828, Johann Buchner , professor of pharmacy at the University of Munich, isolated a tiny amount of bitter tasting yellow, needle-like crystals, which he called salicin Raffaele Piria [an Italian chemist] then working at the Sorbonne in Paris, split salicin into a sugar and an aromatic component (salicylaldehyde) and converted the latter, by hydrolysis and oxidation, to an acid of crystallised colourless needles, which he named salicylic acid. Gerhard: he mixed acetyl chloride with a sodium salt of salicylic acid (sodium salicylate).
The purpose was to detect substances released during the anaphylactic reaction, including histamine and SRS-A, both of which had been known for many years as possible mediators of anaphylaxis (alergi berat). They found the release during anaphylaxis of histamine and SRS-A, but they also found some previously unreported substances: PGs, (mainly PGE2 but some PGF2a) dan senyawa sementara RCS (rabbit aorta contracting substance) t1/2=2 menit alergi berat RCS 2 menit half life aspirin blokir RCS kontraksi otot & morphine (an opiate analgesic), hydrocortisone (a steroidal anti-inflammatory) and mepyramine (an antihistamine), had little or no effect.