SlideShare a Scribd company logo
(Kumpulan Materi Khuthbah Jum’at)

Oleh:

K.H. MUHYIDDIN FATTAH, MA

TÄ@
`tá}|w ]tÅ|Ë TÄ@Y|wt
Komplek Angkasa RW. 9 Halim Perdanakusumah
Jakarta Timur Kode Pos 13610
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

2
Daftar Isi
1. Prioritas utama pengamalan ajaran agama ....…..............

3

2. Menghadirkan niat ikhlas karena Allah ….......…............ 10
3. Menjaga aqidah dari kekufuran ...…......…......................

18

4. Kemuliaan masjid dan adab di dalamnya …......…........... 27
5. Muhasabah dalam kehidupan sehari-hari …......…........... 36
6. Khuthbah kedua .................................................................. 46

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

3
Prioritas Utama Pengamalan Ajaran Agama
ijk

ِ ِ ْ ْ ْ ُ ْ
ِ
ُ
‫ان اﻟْﺤ ْﻤﺪَ ِ ، َْﳓ َﻤﺪُ ُﻩ َوﻧَﺴـ َﺘ ِﻌ ْﻴ ُﻨﻪ ُوﻧَﺴـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ُﻩ َوﻧَﺴـﳤَ ْﺪﻳْﻪ، َوﻧ َ ُﻌ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ ﴍ ْو ِر َٔاﻧْ ُﻔﺴـﻨَﺎ َو ِﻣﻦ‬
ْ
َّ
ُُ ْ
َّ‫َِٕﺳ ِﻴّﺌ َﺎت َٔاﲻﺎ ِﻟﻨ َﺎ، َﻣﻦ ﳞَ ْﺪ ﷲ ﻓَﻼ ُﻣﻀﻞ َُهل، َو َﻣﻦ ﻳُﻀْ ِﻠﻞ ﻓَﻼ ﻫَﺎ ِدي َُهل. َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﻻ ا َٰهل اﻻ‬
َ ْ ْ َ َ ْ ْ
َْ ِ
َّ ِ َ ُ ِ ْ
ِٕ ِٕ ّ
َ َِ َ ْ ُ
‫ﷲ َوﺣﺪَ ُﻩ ﻻ ﴍﻳْﻚ َُهل، َو َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﺳـ ِ ّﻴﺪَ ان ُﻣﺤ َّﻤﺪً ا ﻋ ْﺒﺪُ ُﻩ َو َرﺳ ْﻮ ُُهل. َاﻟﻠَّﻬُﻢ ﻓَﺼﻞ َوﺳ ّ ِْﲅ ﻋَﲆ‬
َ َ َ َ َّ ْ
ُ
ٰ َ ِ َ َّ
ُْ ِ
‫ﻫﺬا اﻟﻨَّ ِﱯ اﻟﻜﺮ ْﱘ، َوﻋَﲆ ٰءا ِِهل َوﲱ ِﺒﻪ اﻟﻄ ِ ّﻴﺒِﲔ اﻟﻄﺎﻫﺮْﻳﻦ. َٔا َّﻣﺎ ﺑ َ ْﻌﺪُ ﻓَﻴ َﺎ ﻋ َﺒﺎد ﷲ، ُٔا ْوﺻ ْﻴﲂ‬
َ ِ
ِ ِ َّ َ ْ َّ ِ ْ َ
ِ َ ْ ِّ َ ٰ
ٰ
َ
ِ
ُ ُ ِ
‫َوﻧ َ ْﻔﴘ ِﺑ َﺘ ْﻘ َﻮى ﷲ، ﻓَ َﻘﺪْ ﻓَﺎز َﻣﻦ اﺗ َّـ ٰﻘﻰ، ﻳ َ ُﻘ ْﻮل ﷲ ﺗَ َﺒﺎركَ َوﺗَ َﻌﺎﱃ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ، َٔاﻋ ْﻮذ‬
ِ َ
ِْ
َ ُ ُ
ِ َّ ِ ٰ ْ َّ ِ ِ ْ ِ َّ ِ َ َّ َ
‫ِاب ِ ِﻣﻦ اﻟﺸـ ْﻴﻄﺎن اﻟﺮﺟ ِْﲓ ﺑِﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﲪﻦ اﻟﺮﺣ ِْﲓ ٰاي َٔاﳞُّ َﺎ اذل ْﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُﻮا اﺗ َّ ُﻘﻮا ﷲ ﺣﻖ‬
َّ َ َ
َ ِ َّ
‫ﺗُـ َﻘﺎ ِﺗﻪ َوﻻﺗَ ُﻤ ْﻮﺗُﻦ اﻻَّ َو َٔاﻧْـ ُﺘـﻢ ُﻣﺴ ِﻠ ُﻤ ْﻮن‬
َّ َ ِ
ْ ْ
ِٕ

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
Segala Puji kita panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala,
yang selalu melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada
kita semuanya hingga sampai saat ini kita masih bisa
melaksanakan faridlatul Jum’ah; kewajiban shalat Jum’ah
berjamaah.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda
Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam,
keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang
senantiasa mengikuti jejak langkahnya.
Kami selaku khathib mewasiatkan kepada diri kami dan
kepada para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita
meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah
subhanahu wa ta’ala, karena di akhirat nanti, di alam kubur
nanti, tidak ada sesuatupun yang bermanfaat bagi kita
kecuali iman, takwa dan amal shaleh yang kita lakukan
ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Belakangan ini muncul di kalangan sebagian besar umat
Islam kesadaran untuk kembali menghayati nilai-nilai agama,
untuk kembali mengamalkan ajaran-ajaran agama yang Allah
turunkan kepada kita semuanya yaitu agama Islam, satusatunya agama yang diridlai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

4
Namun muncul kebimbangan, muncul ketidaktahuan, dari
mana seseorang harus memulai mengamalkan agama. Sekian
banyak orang tidak mengetahui apa inti ajaran agama Islam
ini, sehingga sebagian orang mengira bahwa dengan berdzikir,
mengikuti
halaqah-halaqah
dzikir
maka
dia
sudah
melaksanakan ajaran Islam seluruhnya, sebagian lagi
menganggap bahwa Islam dari A sampai Z adalah ketika
seseorang memanjangkan janggutnya, memakai jubah,
memakai peci haji, memendekkan celananya dan lain
sebagainya.
Sebagian orang lagi mengira bahwa melaksanakan,
mengamalkan ajaran Islam adalah dengan senantiasa
mengadakan peringatan-peringatan seremonial Islam, harihari besar Islam seperti peringatan Maulid, Isra’ Mi’raj, Nishfu
Sya’ban dan lain sebagainya.
Padahal kalau kita tilik, kita tinjau hadits Rasulillah
shallallahu ‘alayhi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alayhi
wa sallam bersabda :

َ
َ َ
َ َ َّ
‫ان ﷲ ﻓَ َﺮض ﻓَ َﺮاﺋِﺾ ﻓَﻼ ﺗُﻀَ ِ ّﻴ ُﻌ ْﻮﻫﺎ َوﺣﺪ ﺣﺪُ ْودًا ﻓَﻼ ﺗَ ْﻌ َﺘﺪُ ْوﻫَﺎ‬
ُ َّ َ
ِٕ
(‫وﺣﺮم اﺷـﻴﺎء ﻓَﻼﺗ َﻨْـﳤَ ِ ﻜﻮﻫﺎ )رواﻩ اﻟﱰﻣﺬي‬
َ ْ ُ َ َ َ ْ َٔ َ َّ َ َ

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, beliau
menjelaskan tentang inti ajaran Islam :
Bahwa Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan beberapa
kewajiban, maka janganlah dilalaikan dan Allah subhanahu wa
ta’ala membuat batasan-batasan, membuat pagar-pagar janganlah
diterjang dan Allah subhanahu wa ta’ala mengharamkan beberapa
hal yang Allah haramkan jangan diterjang, jangan dilakukan.

Inilah sesungguhnya inti dari ajaran Islam, orang yang
mengetahui hadits ini, mempelajari ilmu agama akan tahu
bahwa inti dari ajaran Islam adalah :

ِ َ ُ ْ ِ ِ
‫َٔادَا ُء اﻟْ َﻮاﺟ َﺒﺎت َواﺟـ ِﺘـﻨَﺎب اﻟْ ُﻤﺤ َّﺮ َﻣﺎت‬

Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang Allah wajibkan
dan menjauhi semua hal-hal yang diharamkan oleh Allah
subhanahu wa ta’ala.

Ketika seseorang mau mengamalkan ajaran Islam, maka
sesuatu yang harus dia prioritaskan, dia kedepankan adalah
melaksanakan kewajiban-kewajiban yang Allah wajibkan dan
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

5
menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa
ta’ala.
Kalau kita tilik maka peringatan Maulid, peringatan Isra’
Mi’raj dan lain sebagainya hanyalah merupakan perkaraperkara sunnah dan bukan perkara wajib. Memanjangkan
janggut, memakai baju jubah, memendekkan celana itu
bukanlah suatu kewajiban tetapi hanya perkara sunnah,
karena itu tidak layak untuk dijadikan prioritas utama dalam
mengamalkan ajaran Islam.
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam ketika beliau
mendidik
para
sahabatnya,
beliau
terlebih
dahulu
mendahulukan mengajarkan kepada mereka hal-hal yang
berkait dengan kewajiban dan menjauhi hal-hal yang
diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Satu-satunya
jalan untuk mengetahui hal-hal yang diwajibkan oleh Allah,
untuk mengetahui hal-hal yang diharamkan oleh Allah adalah
dengan mempelajari ilmu agama, karena kewajiban itu
sangatlah banyak, kewajiban yang Allah wajibkan kepada kita
bukan hanya shalat lima waktu, hal-hal yang Allah haramkan
kepada kita bukan hanya berzina, berjudi dan semacamnya
tetapi banyak sekali hal-hal yang diharamkan oleh Allah
subhanahu wa ta’ala. Jalan satu-satunya untuk mengetahui
hal-hal yang wajib dan perkara-perkara yang haram adalah
mempelajari ilmu agama.
Karena itu kita lihat kondisi para sahabat Nabi, meskipun
banyak di kalangan mereka yang ummi, yang tidak bisa
membaca tulisan dan tidak mengenal membaca, tidak bisa
menulis dan tidak bisa membaca, namun demikian, itu tidak
mematahkan semangat mereka untuk mempelajari ilmu
agama, meskipun dengan cara menguping pelajaranpelajaran Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam. Meskipun para
sahabat itu sekian banyak yang ummi tapi karena mereka
tekun belajar kepada baginda Nabi besar Muhammad
shallallahu ‘alayhi wa sallam akhirnya mereka berhasil
terbentuk menjadi generasi terbaik umat ini, Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman dalam Surat al-Jum’ah, Allah ta’ala
mengatakan :
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

6
ِ ِ َ
ً ُ َ ُٔ
َ ْ ِ َّ َ
‫ﻫُﻮ اذلي ﺑ َ َﻌﺚ ِﰲ ْاﻻ ِ ّﻣـ ِﻴّـ ْﲔ َرﺳ ْﻮﻻ ِ ّﻣﻨْـﻬ ُْﻢ ﻳ َ ْﺘﻠُﻮا ﻋَﻠَ ْﻴـﻬ ِْﻢ ٰءااي ِﺗﻪ َوﻳُ َﺰﻛّـ ْﻴـﻬ ِْﻢ َوﻳ ُ َﻌ ِﻠ ّ ُﻤﻬُ ُﻢ اﻟﻜﺘَﺎب‬
َ ِْ
٢ ‫واﻟْﺤﻜـﻤﺔ وان ﰷﻧ ُﻮا ﻣﻦ ﻗَﺒﻞ ﻟَﻔـﻲ ﺿَ ﻼلٍ ﻣﺒِﲔ اﶺﻌﺔ‬
ٍ ْ ُّ َ ْ ِ ُ ْ ْ ِ ْ َ ْ َ َ َ ْ ِ َ
Allah-lah yang mengutus di kalangan paraِٕ orang yang ummi,
di kalangan masyarakat yang tidak mengerti baca tulis seorang
Rasul dari kalangan mereka,

ِ ََ
...‫...ﻳ َ ْﺘﻠُﻮا ﻋَﻠَﳱْ ِ ْﻢ ءااي ِﺗﻪ‬

Rasul tersebut membacakan ayat-ayat Allah, yang Allah
turunkan kepada mereka,

ِ
...‫... َوﻳ ُـ َﺰﻛّ ْﻴـﻬ ِْﻢ‬

Rasul tersebut menyucikan jiwa mereka

ِْ َ ِْ
...‫... َوﻳ ُ َﻌ ِﻠ ّ ُﻤﻬُ ُﻢ اﻟﻜﺘَﺎب َواﻟْﺤﳬَ َﺔ‬

Rasulullah mengajarkan kepada mereka al-Quran dan Sunnah,

َ
ُ
ٍ‫... َوان َﰷﻧُﻮا ِﻣﻦ ﻗَ ْﺒﻞ ﻟ َ ِﻔﻲ ﺿَ ﻼلٍ ُّﻣﺒِﲔ‬
ِٕ
Meskipun mereka sebelum itu dalam kesesatan yang nyata.
Tetapi karena berkat keteguhan mereka belajar agama
kepada baginda Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa
sallam, mereka pelajari apa yang Allah wajibkan kepada
mereka, mereka pelajari apa yang Allah haramkan kepada
mereka, kemudian mereka mengamalkan itu, melaksanakan
semua kewajiban dan menjauhi semua larangan, akhirnya
mereka menjadi generasi terbaik di kalangan umat
Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, tidak ada generasi
yang lebih mulia daripada generasi sahabat Nabi shallallahu
‘alayhi wa sallam, Rasulullah bersabda :
(‫)رواﻩ اﻟﱰﻣﺬي‬

‫ﺧَﲑ اﻟْ ُﻘ ُﺮ ْون ﻗَ ْﺮ ِﱐ ﺛُـﻢ اذل ْﻳﻦ ﻳَﻠُ ْﻮﻧ َـﻬ ُْﻢ ﺛُـﻢ اذل ْﻳﻦ ﻳَﻠُ ْﻮﻧ َـﻬ ُْﻢ‬
ُْ
َ ِ َّ َّ
َ ِ َّ َّ ْ ِ

Sebaik-baik generasi adalah generasi di mana aku hidup,
kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya.

Ini artinya bahwa kita sesibuk apapun janganlah sampai
mengosongkan dalam seminggu meskipun satu hari,
meskipun satu jam, untuk mempelajari ilmu agama Islam,
yang diajarkan di masjid-masjid, di majelis-majelis ta’lim, di
mushalla-mushalla, di rumah-rumah para Ulama dan lain
sebagainya. Janganlah sampai kita lewatkan, karena bekal
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

7
kita untuk ke akhirat nanti, tiada lain adalah belajar ilmu
agama kemudian mengamalkannya, melaksanakan kewajiban
dan menjauhi semua yang dilarang oleh Allah subhanahu wa
ta’ala. Allah ta’ala menyatakan dalam sebuah hadits qudsiy :

ِ َ ُ َ َّ ِ ُ
‫َو َﻣﺎ ﺗَ َﻘ َّﺮب ا ََّﱄ ﻋ ْﺒﺪي ﺑِﴚ ٍء َٔاﺣﺐ ا ََّﱄ ِﻣﻤﺎ اﻓْ ََﱰﺿْ ُﺘﻪ ﻋَﻠَ ْﻴﻪ، ﺛُـﻢ ﻻ ﻳَ َﺰال ﻋ ْﺒﺪي‬
َّ ِٕ َّ َ ْ َ ِ َ ِٕ َ
(‫ﻳَﺘﻘﺮب اﱄ ِابﻟﻨَّﻮا ِﻓﻞ ﺣﱴ اﺣﺒَّﻪ ... )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬
ُ ِ ُٔ َّ َ ِ َ َّ َ ُ َّ َ َ
ِٕ

Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaku dengan
sesuatu yang lebih aku cintai daripada perkara-perkara yang aku
wajibkan kepadanya dan setelah itu hambaku akan mendekatkan
diri kepadaku dengan mengamalkan perkara-perkara yang sunnah
yang dianjurkan oleh agama, karena itu...

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
Marilah kita prioritaskan, untuk mempelajari ilmu agama,
kemudian kita amalkan kewajiban-kewajiban, kita jauhi
larangan-larangan Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga kita
termasuk orang yang mengamalkan perintah Allah untuk
bertaqwa kepada-Nya karena hakekat taqwa adalah
melaksanakan semua kewajiban dan menjauhi semua
larangan Allah subhanahu wa ta’ala.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Di antara sekian banyak ilmu agama, di antara sekian
banyak kewajiban, kewajiban yang paling utama dan
kewajiban yang paling besar pahalanya adalah beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya, Rasulullah shallallahu ‘alayhi
wa sallam bersabda :
(‫)رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬

َ ْ َٔ ُ
‫َٔاﻓْﻀَ ﻞ ْاﻻﲻﺎلِ اﻳْ َﻤﺎن ِاب ِ َو َرﺳ ْﻮ ِِهل‬
ٌ
ُ
ِٕ
Amal yang paling utama, amal yang paling mendekatkan diri

kepada Allah, amal yang paling besar pahalanya adalah adalah
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

Karena itu kita harus mempelajari bagaimana cara beriman
kepada Allah. Beriman kepada Allah adalah harus meyakini
bahwa Allah subhanahu wa ta’ala ada tanpa keraguan
sedikitpun. Allah subhanahu wa ta’ala ada tanpa permulaan
karena Allah ta’ala adalah Pencipta, yang memiliki permulaan
adalah makhluk, sedangkan Allah Pencipta, sehingga Allah
subhanahu wa ta’ala ada tanpa permulaan. Kita juga harus
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

8
meyakini bahwa satu-satunya yang berhak disembah, satusatunya yang berhak menerima ibadah kita, menerima
puncak perendahan diri kita adalah Allah subhanahu wa
ta’ala, selain itu kita juga wajib meyakini bahwa Allah
subhanahu wa ta’ala tidak menyerupai sesuatupun dari
makhluk-Nya, Allah ta’ala berfirman dalam al-Quran :
١١ ‫اﻟﺸﻮرى‬

ِ
‫ﻟَﻴْﺲ ﳈﺜ ِْهل ﳽء َوﻫُﻮ اﻟﺴ ِﻤﻴ ُﻊ اﻟْ َﺒﺼ ُْﲑ‬
َّ َ ٌ ْ َ ِ ِ َ َ

“Bahwa Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyerupai sesuatupun
dari makhluk-Nya dan tidak ada sesuatupun dari makhluk
yang menyerupai-Nya”.

Kalau makhluk ini ada dua; ada benda dan sifat benda,
benda itu ada dua; ada benda yang bisa dipegang oleh tangan
seperti manusia, tumbuh-tumbuhan, pepohonan, bendabenda padat dan ada makhluk yang tidak bisa dipegang oleh
tangan seperti cahaya, kegelapan, roh, angin dan lain
sebagainya.
Berarti Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyerupai semua
itu, Allah bukan manusia, Allah bukan manusia raksasa yang
punya anggota badan yang besar, punya muka besar, tangan
besar, kaki besar, tidak.
Allah subhanahu wa ta’ala bukan menyerupai benda padat,
Allah ta’ala bukan cahaya, bukan roh, bukan angin, Allah
tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya dan Allah
subhanahu wa ta’ala tidak boleh disifati dengan sifat-sifat
makhluk, tidak boleh dikatakan Allah ta’ala melahirkan,
Allah ta’ala dilahirkan, tidak boleh dikatakan Allah ta’ala
mengantuk, Allah ta’ala tidur, tidak boleh dikatakan Allah
ta’ala berjalan, duduk, bersemayam, turun dari atas ke
bawah, naik dari bawah ke atas dan lain sebagainya,
semuanya itu adalah sifat-sifat makhluk yang tidak boleh
disandarkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Inilah caracara atau ketentuan-ketentuan bagaimana kita beriman
kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Beriman kepada Rasulullah artinya meyakini bahwa
Muhammad ibnu Abdillah yang berasal dari bangsa arab
suku Quraisy adalah hamba Allah dan utusan-Nya kepada
seluruh umat manusia dan jin, kita semuanya wajib
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

9
memercayai bahwa semua yang beliau sampaikan dari Allah
subhanahu wa ta’ala adalah perkara yang haq, perkara yang
benar, perkara yang pasti terjadi baik peristiwa-peristiwa
tentang masa lalu, tentang para Nabi terdahulu yang
Rasulullah beritakan, tentang umat-umat terdahulu yang
Rasulullah sampaikan beritanya tentang mereka kepada kita,
maupun tentang peristiwa-peristiwa yang Rasulullah
sampaikan akan terjadi di masa mendatang, baik itu di alam
kubur maupun di akhirat nanti. Demikian juga hal-hal yang
Rasulullah sampaikan berkait dengan perkara yang halal dan
haram, kita harus percayai bahwa semua yang Rasulullah
sampaikan adalah benar, yang Rasulullah katakan halal
adalah halal, yang Rasulullah katakan haram adalah haram.
Inilah cara beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang
siapa telah memenuhi prasyarat iman kepada Allah dan
Rasul-Nya ini, ini adalah jaminan pasti suatu ketika nanti dia
akan masuk surga meskipun amal perbuatannya buruknya
bukan main, meskipun dia banyak berbuat maksiyat kepada
Allah subhanahu wa ta’ala tetapi ketika dia mati dalam
keadaan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan benar
maka jaminan bahwa dia nanti terakhir pasti akan masuk
surganya Allah subhanahu wa ta’ala.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Inilah khuthbah singkat yang bisa kami sampaikan mudahmudahan bermanfaat.

ِ َ ِ ْ ِّ ِ َ ِ
ِ
ْ ُْ ْ ُ
،‫َاب َركَ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ، َوﻧ َ َﻔ َﻌ ِﲏ َوا َّاي ُْﰼ ِﺑ َﻤﺎ ِﻓ ْﻴﻪ ِﻣﻦ اﻻ ٓ َايت َواذلﻛﺮ اﻟْﺤﻜ ِْﲓ‬
ْ
ِ
َ
.‫َوﺗَ َﻘﺒَّﻞ ِﻣ ِ ّْﲏ َو ِﻣ ْﻨﲂ ِﺗﻼ َوﺗ َُﻪ اﻧ َُِّٕﻪ ﻫُﻮ اﻟﺴ ِﻤ ْﻴ ُﻊ اﻟْ َﺒﺼ ُْﲑ‬
َّ َ ِٕ َ ْ ُ

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

10
Urgensi Menghadirkan Niat Ikhlas Karena Allah
ijk

ِ ِ ْ ْ ْ ُ ْ
ِ
ُ
‫ان اﻟْﺤ ْﻤﺪَ ِ ، َْﳓ َﻤﺪُ ُﻩ َوﻧ َﺴـ َﺘ ِﻌ ْﻴ ُﻨﻪ ُوﻧ َﺴـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ْﻩ َوﻧ َﺴـﳤَ ْﺪﻳْﻪ، َوﻧ َ ُﻌ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ ﴍ ْو ِر َٔاﻧْ ُﻔﺴـﻨَﺎ َو ِﻣﻦ‬
ْ
َّ
ُُ ْ
َّ‫َِٕﺳ ِﻴ ّﺌ َﺎت َٔاﲻﺎ ِﻟﻨ َﺎ، َﻣﻦ ﳞَ ْﺪ ﷲ ﻓَﻼ ُﻣﻀﻞ َُهل، َو َﻣﻦ ﻳُﻀْ ِﻠﻞ ﻓَﻼ ﻫَﺎ ِدي َُهل. َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﻻ ا ََهل اﻻ‬
َ ْ ْ َ َ ْ ْ
َْ ِ
َّ ِ َ ُ ِ ْ
ِٕ ِٕ ّ
َ َِ َ ْ ُ
‫ﷲ َوﺣﺪَ ُﻩ ﻻ ﴍﻳْﻚ َُهل، َو َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﺳـ ِ ّﻴﺪَ ان ُﻣﺤﻤﺪً ا ﻋ ْﺒﺪُ ُﻩ َو َرﺳ ْﻮ ُُهل. َاﻟﻠَّﻬُﻢ ﻓَﺼﻞ َوﺳ ّ ِْﲅ‬
َ َّ َ َ َ َّ ْ
ُ
َ ِ َ َّ
ٍ َ َِ َ َ
،‫َو َاب ِركْ ﻋَﲆ ﺳـ ِ ّﻴﺪان ُﻣﺤ َّﻤﺪ، َوﻋَﲆ ا ٓ ِِهل َوﲱ ِﺒﻪ اﻟﻄ ِ ّﻴ ِﺒ ْﲔ اﻟﻄﺎﻫﺮْﻳﻦ، َٔا َّﻣﺎ ﺑ َ ْﻌﺪُ ﻓَﻴ َﺎ ﻋ َﺒﺎد ﷲ‬
َ ِ
ِ ِ َّ َ َّ ِ ْ َ
َ
َ
ِ
ِ
،‫ُٔا ْوﺻ ْﻴﲂ َوﻧ َ ْﻔﴘ ِﺑ َﺘ ْﻘ َﻮى ﷲ، ﻓَ َﻘﺪْ ﻓَﺎز اﻟْ ُﻤﺘَّ ُﻘ ْﻮن، ﻳ َ ُﻘ ْﻮل ﷲ ﺗَ َﺒﺎركَ َوﺗَ َﻌﺎﱃ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ‬
َ
ْ ِ ُْ ِ
َ ُ ُ َ
َّ‫َٔاﻋ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ اﻟﺸـ ْﻴﻄﺎن اﻟﺮﺟ ِْﲓ ٰاي َٔاﳞُّ َﺎ اذل ْﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُﻮا اﺗ َّـ ُﻘﻮا ﷲ ﺣﻖ ﺗُﻘ َﺎ ِﺗﻪ َوﻻ ﺗَ ُﻤ ْﻮﺗُﻦ اﻻ‬
ُ ُ
ِ َّ ِ َ َّ َ
َّ َ َ
َّ َ
َ ِ َّ
ِٕ
١٠٢ ‫واﻧ ْﱲ ﻣﺴﻠﻤﻮن ال ﲻﺮان‬
َ ْ ُ ِ ْ ُ ْ ُ َٔ َ
Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
Marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Allah
subhanahu wa ta’ala, atas nikmat iman dan islam, nikmat
sehat wal ‘afiat, sehingga dalam kesempatan siang hari yang
sangat berbahagia ini, kita masih bisa menjalankan
kewajiban kita bersama, melaksanakan shalat Jum’ah
berjama’ah. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
junjungan alam, Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi
wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang
yang senantiasa mengamalkan, tunduk dan patuh terhadap
ajaran-ajaran agamanya.
Kami selaku khathib berwasiat kepada diri kami dan kepada
para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita berupaya
untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada
Allah subhanahu wa ta’ala, karena kunci kebahagiaan yang
haqiqi di akhirat kelak, adalah ketika orang berhasil sukses,
menjalankan seluruh perintah-perintah Allah dan menjauhi
semua larangan-larangan Allah subhanahu wa ta’ala.
Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah
Kita semuanya sudah ma’lum, kita semuanya sudah mafhum,
bahwa setiap amal ibadah yang kita lakukan, setiap amal
shaleh yang kita lakukan, jika tidak disertai dengan niat yang
ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala, maka ibadah dan
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

11
amal shaleh itu tidak akan mungkin diterima oleh Allah
subhanahu wa ta’ala, amal ibadah itu tidak akan tercatat
sebagai amal shaleh kita. Sehingga kita di akhirat nanti tidak
akan menemukan balasan dari Allah subhanahu wa ta’ala
atas amal perbuatan yang kita lakukan tersebut.
Menghadirkan niat yang ikhlas di hati kita, ini bukanlah hal
yang mudah, bahkan para ulama Salaf seperti al-Imam
Sufyan ats-Tsauri pernah mengatakan :

‫َﻣﺎﻋـﺎﻟ َﺠﺖ ﺷ ْﻴـﺌًﺎ َٔاﺷﺪ ﻋَﲇ ِﻣﻦ ِﻧـﻴَّـ ِﱵ‬
ْ ْ َّ َ َّ َ َ ُ ْ َ

Aku tidak pernah mengalami kesulitan luar biasa, seperti yang
aku hadapi ketika aku berusaha meluruskan niat-niatku
di hatiku karena Allah.

Ulama yang lain al-Imam Abdullah ibnu al-Mubarak pernah
menyatakan :

‫َو ُرب ﲻﻞ ﻛ ِﺒ ٍْﲑ ﺗُﺼ ِﻐ ُﺮ ُﻩ اﻟ ِﻨّـﻴَّـ ُﺔ‬
ْ َ ٍ َ َ َّ

‫ُرب ﺻ ِﻐ ٍْﲑ ﺗُ ْﻌﻈ ُﻤﻪ اﻟ ِﻨّـﻴَّـ ُﺔ‬
ُ ِ
َ َّ

Betapa banyak amal yang sepele, amal yang terlihat kecil
tidak seberapa, tetapi karena niat yang baik, berubah menjadi
amal yang besar.
Sebaliknya berapa banyak amal yang sebetulnya adalah amal yang
bisa berpahala besar, akan tetapi karena tidak disertai dengan niat
yang baik, tidak disertai dengan niat ikhlas karena Allah subhanahu
wa ta’ala, maka amal itu berpahala, bernilai sangat kecil.

Demikian pentingnya niat ikhlas karena Allah subhanahu wa
ta’ala ini. Ketika Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan
ayatnya kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alayhi wa
sallam :

‫ٰاي َٔاﳞُّ َﺎ اذل ْﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُ ْﻮا اذا ﺟﺎ َٓء ُُﰼ اﻟْ ُﻤﺆ ِﻣﻨَﺎت ُﻣﻬَﺎﺟ َﺮات ﻓَﺎ ْﻣﺘَﺤ ُﻨ ْﻮﻫﻦ ﷲ َٔاﻋﲅ ِابﻳْ َﻤﺎﳖِ ِ ﻦ‬
َّ
ُ َ ْ ُ َّ ُ ِ ٍ ِ ُ ْ
َ ِ َّ
َ َ
ِٕ
ِٕ
١٠ ‫اﳌﻤﺘﺤﻨﺔ‬

Ketika turun ayat ini baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi
wa sallam diperintahkan oleh Allah, agar setiap ada
perempuan Mukminah, datang kepada Nabi untuk berhijrah
ke Madinah, Nabi diperintahkan oleh Allah untuk
memerintahkan masing-masing perempuan Mukminah ini,
bersumpah atas nama Allah, bahwa dia hijrah ke Madinah
bukan karena benci dan lari dari suami, mereka hendak
hijrah ke Madinah bukan karena benci terhadap tanah
Makkah cinta kepada tanah Madinah, mereka hijrah ke
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

12
Madinah bukan karena mencari dunia, tetapi murni karena
cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, murni karena
melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Demikian penting niat ikhlas karena Allah subhanahu wa
ta’ala, sampai-sampai baginda Rasulillah mengadakan acara
penyumpahan
terhadap
masing-masing
perempuan
Mukminah itu, sebelum mereka melaksanakan hijrah ke
Madinah, melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
Niat yang ikhlas, adalah ketika seseorang melaksanakan
suatu amal shaleh, dengan niat murni hanya karena mencari
ridla Allah, dengan niat karena amal ini diperintahkan oleh
Allah maka aku mengerjakannya, karena amal ini dicintai
oleh Allah maka aku melaksanakannya. Karena amal ini
diperintahkan oleh Allah, maka aku mengerjakannya karena
murni niat untuk melaksanakan perintah Allah subhanahu
wa ta’ala dan mencari ridla-Nya.
Barang siapa ketika melakukan amal shaleh berniat, bukan
karena Allah atau niat mencari pahala dari Allah pun mencari
pujian sesama hamba, maka orang itu tidak akan
memperoleh pahala sedikitpun dari amal perbuatannya,
bahkan, dia masuk atau terjatuh pada maksiyat riya’ yang
termasuk salah satu dosa besar.
Suatu ketika, dalam sebuah hadits riwayat al-Imam Abu
Dawud dan an-Nasai ada seseorang yang menghadap kepada
baginda Rasulillah, dia berkata kepada beliau :

ْ ِّ ْ َٔ ُ
َ ُ
ً ُ َ
‫ ” َاي َرﺳ ْﻮل ﷲ‬Wahai Rasulullah “‫” َٔا َر َٔاﻳْﺖ َرﺟﻼ ﻏَ َﺰا ﻳَﻠْ َﺘ ِﻤﺲ ْاﻻﺟ َﺮ َواذلﻛ َﺮ‬

“

Jika ada seorang laki-laki ikut berperang, berjihad di jalan Allah
tujuannya adalah mencari pahala dan supaya dikenang disebut-

‫ ” َﻣﺎ َُهل ؟‬apa yang dia peroleh dari
َُ َ ْ َ َ
Jihadnya itu?, Rasulullah bersabda “‫ ”ﻻ ﳾء هل‬tidak ada pahala
sebut sebagai pahlawan, “

sedikit-pun dari amal perbuatannya, sahabat itu bertanya kembali
sampai tiga kali, Rasulullah menjawab dengan jawaban yang sama
tiga kali pula “

‫ ”ﻻ ﳾء َُهل‬tidak ada sedikitpun nilai dari amal jihad
ََْ َ

yang dilakukan oleh seseorang itu, sambil Rasulullah mengatakan :
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

13
‫ان ﷲ ﻻ ﻳ َ ْﻘ َﺒﻞ ِﻣﻦ اﻟْ َﻌ َﻤﻞ اﻻَّ َﻣﺎ َﰷن ﺧَﺎ ِﻟﺼﺎ َُهل َو َﻣﺎ اﺑْ ُﺘ ِﻐﻲ ِﺑﻪ َوهجﻪ‬
ُُْ ِ َ
ِ َ ُ َ َ َّ
ً َ
ِٕ ta’ala tidak akan menerima
ِٕ
Sesungguhnya Allah subhanahu wa
amal perbuatan apapun, kecuali yang dilakukan murni
karena mencari ridla-Nya.

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
Ketika membahas tentang ikhlas ini, para ulama senantiasa
merujuk kepada hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidina
Umar Ibn al-Khaththab dan diriwayatkan oleh Imam alBukhari dalam Shahihnya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa
sallam bersabda :

ِ
ُ َ ْ َٔ
‫اﻧ َّﻤـَﺎ ْاﻻﲻﺎل ِابﻟ ِﻨّـ َّﻴﺎت َواﻧَّﲈَ ِﻟﲁ ا ْﻣﺮئٍ َﻣﺎ ﻧ ََﻮى ﻓَ َﻤﻦ َﰷﻧ َﺖ ِﳗ َﺮﺗ ُُﻪ ا َﱃ ﷲ َو َرﺳ ْﻮ ِِهل ﻓَﻬِﺠ َﺮﺗ ُُﻪ‬
ِ ِّ ُ
ْ
ُ ِ ِٕ ْ ْ ْ
ِ َ
ِ ِٕ
ْ ْ
‫ا َﱃ ﷲ َو َرﺳ ْﻮ ِِهل َو َﻣﻦ ِٕ َﰷﻧ َﺖ ِﳗ َْﺮﺗ ُُﻪ ُِّدلﻧْﻴ َﺎ ﻳُﺼ ْﻴﳢُ َﺎ َٔاوا ْﻣ َﺮ َٔا ٍة ﻳ َ ْﻨﻜﺤﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠ َﺮﺗ ُُﻪ ا َﱃ َﻣﺎ ﻫَﺎﺟ َﺮ اﻟَ ْﻴﻪ‬
ِ ِ
ْ ُِ
ُ
ِٕ
ِٕ
ِٕ

Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya sah atau tidaknya amal
perbuatan seseorang, itu tergantung kepada niatnya, sesungguhnya
dapat atau tidaknya pahala, seseorang ketika melakukan amal
shaleh itu tergantung kepada niatnya. Seseorang tidak akan
memperoleh dari amal shalehnya kacuali yang dia niatkan. Barang
siapa melaksanakan amal shaleh berupa hijrah ke Madinah,
hijrahnya niat dan tujuannya karena Allah dan Rasul-Nya maka
secara syara’ hijrah itu adalah hijrah karena Allah dan Rasul-Nya.
Barang siapa melakukan amal shaleh berupa hijrah ke Madinah,
tetapi bukan karena melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya,
tetapi karena mencari harta dunia atau karena mengejar perempuan
yang lebih dahulu berhijrah ke Madinah demi menikahinya, maka
orang ini tidak akan memperoleh pahala sedikitpun dari amal
perbuatannya, dia hanya akan memperoleh dunia yang dia kejar
dan dia cari tersebut.

Oleh karenanya niat ini begitu penting dalam meluruskan
seluruh amal ibadah kita, paling tidak niat itu berfungsi :
a. untuk membedakan antara amal yang menjadi ibadah dan
perbuatan yang tidak bernilai ibadah, kalau seseorang
mandi meratai seluruh tubuhnya dengan air, maka bisa
jadi amal ini berupa ibadah ketika diniati karena mandi
besar. Adapun ketika orang meratai seluruh badannya
dengan air hanya niat seger-seger, berdingin-dingin saja
karena cuaca begitu panas maka mandi meratai seluruh
badan dengan air ini, tidak bernilai ibadah sama sekali.
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

14
Niat juga membedakan antara satu ibadah dengan ibadah
yang lain, antara shalat Zhuhur dan shalat Ashar, tidak ada
yang membedakannya kecuali niat.
b. Fungsi niat yang kedua untuk menegaskan siapa yang
dituju oleh seseorang dalam beramal ibadah, kalau yang
dituju ketika orang beramal adalah Allah dan Rasul-Nya,
maka orang itu akan memperoleh pahala dari amal
perbuatannya, jika tidak maka dia tidak akan memperoleh
nilai amal ibadah sedikitpun
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Hadits ini hanya berlaku untuk amal-amal baik, sedangkan
amal buruk diniati atau tidak diniati maka orang akan
terjatuh pada maksiyat, orang yang berzina niat atau tidak
niat, berdosa, orang yang berjudi niat atau tidak niat,
berdosa, orang yang durhaka kepada kedua orang tua niat
atau tidak berniat, berdosa, hadits ini hanya berlaku untuk
amal-amal baik. Amal baik dalam hal ini ada dua model :
1. Yang pertama amal baik yang tidak akan sah dilakukan
tanpa niat, orang yang berwudlu, orang yang mandi besar,
orang yang Shalat, Puasa, Zakat, Haji, I’tikaf tanpa niat
maka amalnya tidak sah sama sekali.
2. Model amal yang kedua adalah amal yang jika dilakukan
tanpa niat terlaksana, akan tetapi jika tidak diniati ikhlas
karena Allah, meskipun amal itu terlaksana tetapi orang
tidak akan memperoleh pahala darinya.
Ketika orang menyumbangkan hartanya, menyedekahkan
hartanya kepada fakir miskin, anak yatim selama tidak
meniati ikhlas karena Allah amalnya tetap terlaksana akan
tetapi dia tidak memperoleh pahala sedikitpun dari Allah
subhanahu wa ta’ala.
Orang yang membaca al-Qur’an dengan mengingat hukumhukum yang harus dipenuhi ketika membaca al-Qur’an,
kalau dia tidak meniatkan ikhlas karena Allah, terlaksana
amalnya tetapi tidak memperoleh pahala dari Allah
subhanahu wa ta’ala.
Seorang kepala rumah tangga yang setiap hari memberikan
nafkah pada anak isterinya, dia telah melakukan kewajiban
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

15
tetapi ketika dia tidak meniatkannya ikhlas karena Allah dia
tidak memperoleh pahala sama sekali.
Seorang ibu rumah tangga yang mengurus rumah tangga,
mencuci piring, memasak nasi, membersihkan rumah, dapur,
merapikan halaman rumahnya, amal ini seandainya tidak
disertai dengan niat, terlaksana, akan tetapi tidak akan
memperoleh pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Seorang ibu yang memiliki anak kecil yang sering begadang
karena anak-nya, yang selalu di malam hari bangun untuk
mengganti popok anaknya, mengurus bayi dari kecil sampai
dia besar, amal ini jika tidak disertai dengan niat terlaksana,
akan tetapi ibu itu tidak memperoleh pahala sama sekali dari
Allah subhanahu wa ta’ala.
Orang yang menghadiri majelis ilmu tanpa niat yang ikhlas
karena Allah terlaksana amalnya, tetapi tidak memperoleh
pahala dari Allah.
Orang yang mengajarkan ilmu agama, menyampaikan
ceramah agama tanpa niat yang ikhlas amalnya terlaksana,
tetapi tidak memperoleh pahala dari Allah subhanahu wa
ta’ala.
Oleh karenanya, niat yang ikhlas ini begitu penting untuk
selalu kita hadirkan dalam setiap permulaan amal ibadah
kita, baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam pernah
mengingatkan dalam sebuah hadits :
(‫)رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬
ّ

ٌ َ
ِ ُ ِ ْ َ ُ ُ َّ َ َ
‫اذا َٔاﻧْ َﻔﻖ اﻟﺮﺟﻞ ﻋَﲆ َٔاﻫ ِهل َوﻫ َﻮ َْﳛﺘ َﺴـﳢُ َﺎ ﻓَﻬ َِـﻲ َُهل ﺻﺪَ ﻗَﺔ‬
ِٕ
Ketika seorang kepala rumah tangga, seorang bapak menafkahi
ِ َْ َ ُ َ
anak dan isterinya, “‫ ”وﻫﻮ ﳛﺘَﺴـﳢُ َﺎ‬karena ia meminta mencari pahala
dari Allah subhanahu wa ta’ala, maka sama saja itu bernilai
sedekah kepada orang fakir yang bukan keluarganya.

Dalam hadits lain baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa
sallam menjelaskan bahwa ketika seseorang pergi dari
rumahnya menuju masjid untuk melakukan shalat
berjama’ah, Jum’at dan lainnya hendaklah dia membaca doa:

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

16
َ َ
َ َ ًَ ُْ
‫اﻟ ٰﻠ ّﻬُﻢ ا ِّﱐ َٔاﺳﺎَٔ ُكل ِﲝﻖ اﻟﺴﺎﺋِ ِﻠ ْﲔ ﻋَﻠَ ْﻴﻚ َو ِﲝﻖ َﻣ ْﻤﺸَ ﺎي ﻫٰﺬا ﻓَﺎ ِّْﱐ ﻟ َ ْﻢ َٔاﺧْﺮج َٔاﴍا َوﻻ ﺑَﻄ ًﺮا‬
ِ ّ َ َ َ َّ ِ ّ َ َ ْ َّ
ِٕ
ِٕ َ‫وﻻرايء وﻻﲰﻌ ًﺔ، اﻧ َّﻤـﺎ ﺧَﺮﺟﺖ ا ِﺗـ َﻘﺎء ﲯَﻄﻚ واﺑ ِﺘﻐَﺎء ﻣﺮﺿ‬
‫َ َ ِ َ ً َ َ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ّ َ َ ِ َ َ ْ َ َ ْ ﺎ ِﺗﻚ، ﻓَﺎَٔﺳﺎَٔ ُكل َٔان ﺗُ ْﻨ ِﻘﺬ ِﱐ‬
ْ َ ْ َ ْ َ
ِٕ
َ َٔ َ ْ ُّ ُ ِ ْ َ ُ ْ ِ ْ ُ ْ ِ َ ِ ْ ْ ٔ َ ِ َ ِ
(‫ﻣﻦ اﻟﻨَّﺎر وان ﺗَﻐﻔﺮ ﱄ ذﻧ ُﻮﰊ اﻧَّﻪ ﻻ ﻳَﻐﻔﺮ اذلﻧ ُﻮب اﻻَّ اﻧ ْﺖ )رواﻩ أﲪﺪ واﻟﻄﱪاﱐ واﻟﺒﳱﻘﻲ‬
ِٕ
ِٕ

“Ya Allah, aku memohon kepadamu, dengan haq orang-orang yang
shaleh, dengan kemuliaan-Mu dan derajat orang-orang yang shaleh
yang memohon kepadamu dan dengan langkah-langah kakiku ini
sesungguhnya aku keluar rumah bukan karena ingin dipuji orang,
bukan karena ingin dijuluki orang rajin ke masjid, bukan karena
ingin dikatakan oleh orang-orang ini, Masya Allah shalatnya,
jama’ahnya tapi aku keluar rumah karena demi mencari ridla-Mu,
karena demi melaksanakan perintahmu, Ya Allah”.

Maka orang ini akan diridlai oleh Allah, dan dimintakan
ampun oleh tujuh puluh ribu para malaikat. Rasulullah
mengingatkan jangan sampai langkah kaki kita, sekedar
langkah kaki kita, yang kita lakukan dari rumah ke masjid,
jangan sampai itu tidak bernilai pahala, haruslah semuanya
diniati ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala.
Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
Demikian pentingnya niat ini, oleh karenanya mari kita
senantiasa berupaya setiap amal baik yang kita lakukan, kita
lakukan ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala, ketika kita
menafkahi anak isteri kita, cukup niat sekali seumur hidup
bahwa saya menafkahi anak isteri saya untuk mencari ridla
Allah subhanahu wa ta’ala, bukan supaya dipuji oleh para
tetangga, bukan supaya dipuji oleh orang, orang ini
menafkahi anak isterinya secara los tanpa disimpan-simpan,
bukan untuk pujian itu, tetapi betul-betul niat ikhlas karena
mencari pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala, jika niat ini
selama hidupnya lurus tidak terbatalkan oleh riya’ dan
semacamnya maka cukup niat sekali, adapun kalau niatnya
berubah maka perlu diadakan niat yang baru ikhlas karena
Allah subhanahu wa ta’ala.
Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
Inilah khuthbah kami, mudah-mudahan bermanfaat.

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

17
‫ِ َ ِ ِّ ْ ِ َ ِ‬
‫ِ‬
‫ُ ْ ُْ ْ‬
‫َاب َركَ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ، َوﻧ َ َﻔ َﻌ ِﲏ َوا َّاي ُْﰼ ِﺑ َﻤﺎ ِﻓ ْﻴﻪ ِﻣﻦ اﻻٓ َايت َواذلﻛﺮ اﻟْﺤﻜ ِْﲓ،‬
‫ْ‬
‫ُ ُ‬
‫َ‬
‫َوﺗَ َﻘﺒَّﻞ ِﻣ ِ ّْﲏ َو ِﻣﻨْﲂ ِﺗﻼ َوﺗ َُﻪ اﻧ َُّﻪ ﻫُﻮ اﻟﺴ ِﻤ ْﻴ ُﻊ اﻟْ َﻌ ِﻠ ُِْٕﲓ. َٔاﻋ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ اﻟﺸـ ْﻴﻄﺎن اﻟﺮﺟ ِْﲓ ﺑِﺴﻢ‬
‫ُ ْ َ ِٕ َ َّ‬
‫َ َّ َ ِ َّ ِ ْ ِ‬
‫ِ َّ ْ ٰ ِ َّ ِ‬
‫ﷲ اﻟﺮﲪﻦ اﻟﺮﺣ ِْﲓ ﻓَ َﻮﻳْﻞ ِﻟﻠْ ُﻤﺼ ِﻠ ّ ْﲔ. اذل ْﻳﻦ ﱒ ﻋﻦ ﺻﻼﲥِ ِ ْﻢ ﺳﺎﻫُﻮن. اذل ْﻳﻦ ﱒ ﻳُﺮآﺋ ُ ْﻮن.‬
‫ٌ َ َ َّ ِ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َّ ِ َ ُ ْ َ‬
‫َوﻳ َ ْﻤﻨَ ُﻌ ْﻮن اﻟْ َﻤﺎﻋ ْﻮن‬
‫َ ُ َ‬
‫َ َ َّ ِ‬
‫ُ ْ َ ْ ْ َ ْ ُْ ْ ْ‬
‫َٔاﻗُ ْﻮل ﻗَ ْﻮ ِﱄ ﻫﺬا َو َٔاﺳـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ ﻓَﺎﺳـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ْو ُﻩ، اﻧ َُّﻪ ﻫُﻮ اﻟْﻐ ُﻔ ْﻮ ُر اﻟﺮﺣ ُْﲓ.‬
‫ِٕ‬

‫81‬

‫‪doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa‬‬
Menjaga Aqidah dari Tiga Kekufuran
ijk

ِ ِ ْ ْ ْ ُ ْ
ِ
ُ
‫ان اﻟْﺤ ْﻤﺪَ ِ ، َْﳓ َﻤﺪُ ُﻩ َوﻧَﺴـ َﺘ ِﻌ ْﻴ ُﻨﻪ ُوﻧَﺴـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ُﻩ َوﻧَﺴـﳤَ ْﺪﻳْﻪ، َوﻧ َ ُﻌ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ ﴍ ْو ِر َٔاﻧْ ُﻔﺴـﻨَﺎ َو ِﻣﻦ‬
ْ
َّ
ُُ ْ
َّ‫َِٕﺳ ِﻴّﺌ َﺎت َٔاﲻﺎ ِﻟﻨ َﺎ، َﻣﻦ ﳞَ ْﺪ ﷲ ﻓَﻼ ُﻣﻀﻞ َُهل، َو َﻣﻦ ﻳُﻀْ ِﻠﻞ ﻓَﻼ ﻫَﺎ ِدي َُهل. َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﻻ ا ََهل اﻻ‬
َ ْ ْ َ َ ْ ْ
َْ ِ
َّ ِ َ ُ ِ ْ
ِٕ ِٕ ّ
َ َِ َ ْ ُ
‫ﷲ َوﺣﺪَ ُﻩ ﻻ ﴍﻳْﻚ َُهل، َو َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﺳـ ِ ّﻴﺪَ ان ُﻣﺤﻤﺪً ا ﻋ ْﺒﺪُ ُﻩ َو َرﺳ ْﻮ ُُهل. َاﻟﻠَّﻬُﻢ ﻓَﺼﻞ َوﺳ ّ ِْﲅ‬
َ َّ َ َ َ َّ ْ
ُ
َ ِ َ َّ
،‫َو َاب ِركْ ﻋَﲆ ﺳـ ِ ّﻴﺪان ُﻣﺤ َّﻤﺪْ ، َوﻋَﲆ ا ٓ ِِهل َوﲱ ِﺒﻪ اﻟﻄ ِ ّﻴﺒِﲔ اﻟﻄﺎﻫﺮْﻳﻦ، َٔا َّﻣﺎ ﺑ َ ْﻌﺪُ ﻓَﻴ َﺎ ﻋ َﺒﺎد ﷲ‬
َ ِ
ِ ِ َّ َ ْ َّ ِ ْ َ
َ َِ َ ٰ
ٰ
َ
ِ
ِ
،‫ُٔا ْوﺻ ْﻴﲂ َوﻧ َ ْﻔﴘ ِﺑ َﺘ ْﻘ َﻮى ﷲ، ﻓَ َﻘﺪْ ﻓَﺎز اﻟْ ُﻤﺘَّ ُﻘ ْﻮن، ﻳ َ ُﻘ ْﻮل ﷲ ﺗَ َﺒﺎركَ َوﺗَ َﻌﺎﱃ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ‬
َ
ْ ِ ُْ ِ
َ ُ ُ َ
َّ‫َٔاﻋ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ اﻟﺸـ ْﻴﻄﺎن اﻟﺮﺟ ِْﲓ ٰاي َٔاﳞُّ َﺎ اذلﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُﻮا اﺗ َّـ ُﻘﻮا ﷲ ﺣﻖ ﺗُ َﻘﺎ ِﺗﻪ َوﻻ ﺗَ ُﻤﻮﺗُﻦ اﻻ‬
ُ ُ
ِ َّ ِ َ َّ َ
َّ َ ِ َّ َ َ
َ ِ َّ
ِٕ
١٠٢ ‫واﻧﱲ ﻣﺴﻠﻤﻮن ال ﲻﺮان‬
َ ُ ِ ْ ُّ ُ َٔ َ
Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
Puji syukur mari senantiasa kita panjatkan kepada Allah
subhanahu wa ta’ala, shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada junjungan alam, Nabi besar Muhammad
shallallahu ‘alayhi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya,
serta orang-orang yang senantiasa tunduk dan patuh
menjalankan ajaran-ajaran agamanya.
Kami selaku khathib berwasiat kepada diri kami dan kepada
para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita berupaya
untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada
Allah subhanahu wa ta’ala, karena pada hakekatnya orang
yang akan berada dekat dengan Nabi di surga kelak, adalah
orang yang bertaqwa, orang yang senantiasa menjalankan
perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan
Allah dari bangsa manapun tinggal di manapun meskipun
jauh dari Makkah dan Madinah, baginda Rasulillah
shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ُ َ
‫ان َٔا ْو َﱃ اﻟﻨَّﺎس ِﺑـﻲ اﻟْ ُﻤﺘَّـ ُﻘ ْﻮن َﻣﻦ َﰷﻧ ُْﻮا ﺣ ْﻴﺚ َﰷﻧ ُْﻮا‬
ْ َ
َّ
َ ِ
ِٕ
“Sesungguhnya orang yang kelak akan berada di tempat yang

paling dekat denganku bersamaku adalah orang yang senantiasa
bertaqwa kepada Allah, dari suku bangsa manapun dan di
manapun mereka tinggal dan berada”.

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

19
Kita semuanya sudah ma’lum, bahwa lawan dari iman adalah
kekufuran, kekufuran adalah lawan dari iman, jika iman
ibarat cahaya maka kekufuran adalah kegelapan, jika iman
adalah kunci kebahagiaan dan kenikmatan yang kekal abadi,
maka kekufuran adalah kunci kesengsaraan, kebinasaan,
siksa yang kekal abadi kelak di Yaumil Qiyamah.
Kekufuran adalah dosa yang paling besar di antara semua
dosa-dosa yang ada, tidak ada maksiyat, dosa, kemungkaran
yang lebih besar dari pada kekufuran.
Kekufuran ada dua macam:
Kekufuran yang mengandung unsur syirik ٌ‫ ,ﻛـﻔـﺮ ﴍك‬yaitu
ِْ ٌُْ
seperti orang yang menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala
dengan salah satu Di antara makhluk-Nya.
ٍ ْ ِ ُ ٌْ ُ
Yang kedua, ‫ ﻛـﻔﺮ ﻏ َْﲑ ﴍك‬kekufuran yang mengeluarkan orang
dari Islam tetapi tidak mengandung unsur Syirik seperti
orang yang beriman kepada Allah dan hanya beribadah
kepada Allah tetapi dia mendustakan, tidak beriman kepada
Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam. Baik
kekufuran jenis pertama, yang mengandung unsur Syirik
maupun kekufuran jenis kedua yang tidak mengandung
unsur Syirik, kedua dosa ini adalah dosa yang paling besar,
dan barang siapa meninggal dalam keadaan kufur yang
mengandung unsur Syirik maupun kufur yang
tidak
mengandung unsur Syirik, jika dia meninggal dalam kondisi
seperti itu Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah
mengampuninya, Allah ta’ala berfirman :
١١٦ ‫اﻟﻨﺴﺎء‬

ِ َْ ْ
َ َ َّ
‫ان ﷲ ﻻ ﻳ َْﻐ ِﻔ ُﺮ َٔان ﻳ ُﴩكَ ِﺑﻪ َوﻳ َْﻐ ِﻔ ُﺮ َﻣﺎ دُون ٰذ ِكل ِﻟ َﻤﻦ ﻳَﺸَ ﺎ ُء‬
ْ َ َْ
ِٕ

“Sesungguhnhya Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan
mengampuni dosa Syirik dan akan mengampuni dosa selain Syirik,
bagi orang yang Allah kehendaki”

Dalam sebuah hadits baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi
wa sallam bersabda :

ِ
ْ َ َّ
‫ان ﷲ ﻟ َ َﻴﻐ ِﻔ ُﺮ ِﻟ َﻌ ْﺒﺪ ِﻩ َﻣﺎﻟ َ ْﻢ ﻳ َ َﻘﻊ ِ اﻟْﺤﺠﺎب‬
ُ َِ
ِٕ
“Sesungguhnya Allah ta’ala akan mengampuni hamba-Nya selama
tidak ada penghalang”, Para sahabat bertanya :

َ ُ ُ َِ
‫َو َﻣﺎ ﻳ َ َﻘ ُﻊ اﻟْﺤﺠﺎب ٰاي َرﺳ ْﻮل ﷲ ؟‬

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

20
“Apa penghalang itu wahai Rasulullah ?”, Rasulullah menjawab :

(‫)رواﻩ أﲪﺪ‬

ٌَِ ْ َ ُ َ ْ
‫َٔان ﺗَ ُﻤ ْﻮت اﻟﻨَّ ْﻔﺲ َو ِﱔ ُﻣﴩﻛﺔ‬

“Ketika jiwa meninggal dalam kondisi Syirik menyekutukan Allah
subhanahu wa ta’ala”.

Dalam ayat lain Allah ta’ala berfirman :

ُ ُْ
َ َ ِ َّ َّ
ِ ِ َ ْ َ ُّ َ
‫ان اذل ْﻳﻦ ﻛ َﻔ ُﺮ ْوا َوﺻﺪ ْوا ﻋﻦ ﺳ ِﺒ ْﻴﻞ ﷲ َُّﰒ َﻣﺎﺗ ُْﻮا َوﱒ ﻛـﻔَّﺎ ٌر ﻓَﻠَﻦ ﻳ َْﻐ ِﻔ َﺮ ﷲ ﻟَﻬ ُْﻢ‬
ُ
ْ
ِٕ

“Sesungguhnya orang-orang yang kufur, ingkar, tidak beriman
kepada Allah, kemudian mereka meninggal dalam keadaan kufur
maka Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah mengampuni
orang-orang kafir tersebut”.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Kekufuran adakalanya terjadi dengan keyakinan, adakalanya
terjadi dengan perbuatan, ada kalanya terjadi dengan
perkataan. Artinya ada keyakinan-keyakinan yang jika
diyakini oleh seseorang akan mengakibatkan orang itu keluar
dari Islam, ada perbuatan-perbuatan yang jika dilakukan oleh
seseorang maka akan mengakibatkan orang itu keluar dari
Islam, ada perkataan-perkataan yang jika dikatakan,
diucapkan oleh seseorang maka akan mengakibatkan orang
itu keluar dari Islam, sudah bukan muslim lagi, bukan hanya
berdosa, bukan hanya bermaksiyat, bukan hanya salah,
bukan hanya sesat tetapi benar-benar telah keluar dari Islam
dan sudah bukan Muslim lagi.
Pembagian kekufuran menjadi tiga ini, kufur keyakinan,
kufur perbuatan, kufur perkataan, pembagian ini disepakati
oleh para ulama Islam dari kalangan pengikut empat
madzhab maupun madzhab-madzhab lain di seluruh dunia
Islam, dalil-dalil dari al-Quran di antaranya Allah subhanahu
wa ta’ala berfirman :
١٥ ‫اﳊﺠﺮات‬

...‫اﻧ َّ َﻤﺎ اﻟْ ُﻤﺆ ِﻣﻨُ ْﻮن اذل ْﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُ ْﻮا ِاب ِ َو َرﺳ ْﻮ ِِهل ﺛُـﻢ ﻟ َ ْﻢ ﻳَ ْﺮاتَ ﺑ ُ ْﻮا‬
َ ِ َّ َ ْ
ُ
َّ
ِٕ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin tidak lain adalah mereka
yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian
mereka tidak ragu-ragu”.

Ini menunjukkan bahwa jika seseorang ragu tentang adanya
Allah, jika seseorang ragu apakah Muhammad itu Rasulullah
atau bukan, keraguan yang ada di hati ini meskipun tidak
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

21
terucap dalam lisan mengakibatkan orang tersebut keluar
dari Islam sebagaimana ditegaskan oleh ayat ini.
Demikian juga ketika orang meragukan prinsip-prinsip ajaran
Islam yang diketahui oleh seluruh lapisan umat Islam baik
yang terpelajar maupun awam dan disepakati oleh umat
Islam, seperti orang yang meragukan tentang al-Quran,
apakah al-Quran itu benar-benar wahyu yang Allah turunkan
kepada Nabi Muhammad atau tidak, orang yang meragukan
hal ini maka dia telah keluar dari Islam.
Orang yang meragukan adanya hari akhir, orang yang
meragukan adanya surga dan neraka kelak di Yaumil
Qiyamah, orang yang meragukan adanya pahala dan siksa
maka orang ini dengan keyakinannya itu, dengan keraguan
yang ada di hatinya itu telah keluar dari Islam. Dalam ayat
lain Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
٣٧ ‫ﻓﺼﻠﺖ‬

...‫...ﻻ ﺗَﺴﺠﺪُ ْوا ِﻟﻠﺸ ْﻤﺲ َوﻻ ِﻟﻠْ َﻘ َﻤﺮ‬
ِ َ ِ َّ
ُ ْ َ

“Janganlah kalian bersujud kepada matahari, janganlah kalian
bersujud kepada bulan...”.

Karena sujud kepada matahari, sujud kepada bulan adalah
salah satu bentuk kekufuran kepada Allah subhanahu wa
ta’ala. Sujud dilakukan oleh seseorang dengan anggota
badannya, dengan perbuatannya, ini artinya ada perbuatanperbuatan seperti sujud kepada berhala, bersujud kepada
matahari, bersujud kepada bulan, menginjak-injak al-Quran
dan semacamnya, jika orang melakukan perbuatanperbuatan ini maka orang ini telah keluar dari Islam. Dalam
ayat lain Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

ِ ُ ِ َ
ْ ُ
ُ ُ َّ
‫َوﻟ َ ِﱧ ﺳﺎَٔﻟْـﺘَـﻬ ُْﻢ ﻟ َ َﻴ ُﻘ ْﻮﻟُﻦ اﻧ َّ َﻤﺎ ﻛﻨَّﺎ َُﳔ ْﻮض َوﻧَﻠْ َﻌﺐ ﻗُﻞ َٔا ِاب ِ َو ٰءااي ِﺗﻪ َو َرﺳ ْﻮﻟـِﻪ‬
َ ْ
ِٕ
ُ َ ْ ُْ َْ َ ْ ُ ِ َ ْ َ
٦٦-٦٥ ‫ﻛﻨﱲ ﺗَﺴـﳤَ ْﺰءون ) ( ﻻ ﺗَﻌﺘﺬروا ﻗَﺪْ ﻛﻔﺮﰎ ﺑَﻌﺪَ اﻳ ْﻤﺎ ِﻧﲂ... اﻟﺘﻮﺑﺔ‬
َ ُِْ ْ ُُْْ
ِٕ
Suatu ketika ada sekelompok orang yang berolok-olok mencaci Nabi
Muhammad maka Allah subhanahu wa ta’ala turunkan ayat ini,
Allah katakan kepada Nabi kita Muhammad :

...‫َوﻟ َ ِﱧ ﺳﺎَٔﻟْﺘَـﻬ ُْﻢ‬
َ ْ

Jikalau engkau bertanya kepada mereka wahai Muhammad, mereka
pasti menjawab kami cuma bercanda, kami cuma berolok-olok,
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

22
katakan wahai Muhammad : ”Apakah kepada Allah, apakah kepada
Rasul Allah, apakah kepada ayat-ayat Allah, kalian melakukan
pelecehan –meskipun sedang bercanda– ?”

ِ َ
...‫ﻻ ﺗَ ْﻌ َﺘﺬ ُر ْوا‬
“Jangan cari-cari alasan...”

ُ
َ
...‫...ﻗَﺪْ ﻛ َﻔ ْﺮ ُْﰎ ﺑ َ ْﻌﺪَ اﻳْ َﻤﺎ ِﻧﲂ‬
ِٕ
“Kalian sudah kufur, kalian sudah keluar dari Islam, setelah
tadinya, sebelumnya kalian beriman”.

Ini artinya bahwa ada perkataan-perkataan yang jika
diucapkan oleh seseorang, yang mengandung unsur
pelecehan kepada Allah atau Rasul-Nya, atau syariat-Nya,
atau hukum-hukum agama-Nya, atau janji dan ancaman
Allah maka orang ini telah keluar dari Islam.
Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah
Bahayanya kekufuran ini juga, bahwa ketika seseorang sudah
terjatuh pada keyakinan kufur, ketika orang meyakini bahwa
Allah ta’ala adalah cahaya, ketika orang melakukan
perbuatan kufur bersujud kepada berhala misalnya, ketika
orang mencaci maki Allah atau melecahkan Rasulullah
misalnya, meskipun orang ini tidak berniat untuk keluar dari
Islam, mekipun orang ini tidak ada niat untuk berpindah
agama, meskipun orang ini masih tetap shalat, zakat dan
puasa, orang ini telah keluar dari Islam.
Al-Imam Muhammad Ibnu Ja’far Ibnu Jarir ath-Thabari
dalam kitab beliau “Tahdziibul Aatsaar” ketika mengomentari
sabda-sabda baginda Rasulillah tentang Khawarij, beliau
mengatakan :

‫َو ِﻓ ْﻴﻪ َٔان ِﻣﻦ اﻟْ ُﻤﺴ ِﻠ ِﻤ ْﲔ َﻣﻦ َْﳜ ُﺮج ِﻣﻦ ْاﻻﺳﻼم ِﻣﻦ ﻏَـ ِْﲑ َٔان ﻳ َ ْﻘﺼﺪَ اﻟْﺨُﺮ ْوج ِﻣ ْﻨﻪ‬
ُ َ ُ ِ ْ
ْ ِ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َّ ِ
ِٕ
‫َو ِﻣﻦ ﻏَ ِﲑ َٔان َْﳜﺘ َﺎ َر ِدﻳْﻨ ًﺎ ﻋَﲆ ِد ْﻳﻦ ْاﻻﺳﻼم‬
ْ
ْ
ِ َ ْ ِٕ ِ َ

Beliau mengatakan hadits-hadits Rasulullah tentang Khawarij ini,
menunjukkan bahwa ada di antara umat Islam yang bisa saja
keluar dari Islam tanpa ada keinginan, kehendak, niat darinya
untuk keluar dari Islam, tanpa mereka memilih agama untuk
dipeluknya selain agama Islam.

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

23
Oleh karenanya menjadi sangat berbahaya yang namanya
kekufuran ini dan oleh karenanya kita harus betul-betul
ekstra hati-hati menjaga hati kita, keyakinan-keyakinan kita,
menjaga perbuatan-perbuatan kita, perkataan-perkataan kita
dari hal-hal yang mengeluarkan orang dari Islam tersebut.
Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah
Di antara keyakinan-keyakinan yang mengeluarkan dari
Islam, meskipun tidak terucap dalam lisan adalah keyakinan
bahwa setelah Nabi Muhammad ada orang yang diangkat
menjadi Nabi, ketika orang meyakini, mengaku dirinya
sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad, atau memercayai
orang lain yang mengaku sebagai Nabi setelah Nabi
Muhammad, siapapun orang itu, berasal dari golongan
manapun orang itu, kalau ada orang meyakini dirinya sebagai
Nabi setelah Nabi Muhammad atau memercayai orang yang
mengaku sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad, maka orang
ini telah keluar dari Islam, karena keyakinan bahwa Nabi
Muhammad Nabi terakhir, tidak ada orang yang diangkat
menjadi Nabi setelah Nabi Muhammad adalah keyakinan
yang sifatnya Qoth’iy, pasti, disepakati oleh umat Islam. Tidak
terhitung ayat-ayat, hadits-hadits yang menunjukkan pada
keyakinan ini. Oleh karenanya siapapun orangnya yang
menyalahi keyakinan ini maka orang ini telah keluar dari
Islam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
ٔ
٤٠ ‫اﻻﺣﺰاب‬

ِ َ ُ ْ ِ ْ ُ َ ْ ٍ َ ٌ َّ َ َ َ
‫َّﻣﺎﰷن ُﻣﺤﻤﺪ َٔاﺑَﺎ ٓ َٔاﺣﺪ ِ ّﻣﻦ ّ ِرﺟﺎ ِﻟﲂ َو ٰﻟﻜﻦ َّرﺳ ْﻮل ﷲ َوﺧَﺎﺗَـ َﻢ اﻟﻨَّ ِﺒ ِﻴ ّ ْﲔ‬
َ

“Muhammad bukanlah ayah dari salah seorang di antara kalian,
tetapi Muhammad adalah Rasulullah utusan Allah
dan penutup para Nabi”.

Khatam di sini memang secara bahasa punya dua makna,
Khatam bisa berarti penutup, Khatam juga bisa berarti
perhiasan yaitu cincin, namun dalam ayat ini tidak ada
makna yang mungkin ditafsirkan dari “Khataman Nabiyyin”
kecuali penutup para Nabi, karena dalam qira’ah lain, dalam
versi lain dari bacaan ayat ini dalam qira’ah Warsy bunyi ayat
ini adalah :

...‫... َوﺧَﺎ ِﺗـ َﻢ اﻟﻨَّ ِﺒ ِﻴ ّ ْﲔ‬
َ
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

24
Yang tidak memiliki kemungkinan makna lain selain penutup
para Nabi, juga dalam hadits riwayat Imam Muslim baginda
Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

‫َوﺧ ِﺘـ َﻢ ِﰊ َاﻟﻨَّ ِﺒﻴُّ ْﻮن‬
ْ ُ

“Dan para Nabi telah ditutup, diakhiri dengan diutusnya
aku kepada seluruh umat manusia dan jin”.
Demikian diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Demikian juga sekian banyak hadits-hadits, di antaranya
baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda
dalam hadits riwayat al-Bukhari :

َٔ ُ ُ َ َ ْ
ْ
‫َﰷﻧ َﺖ ﺑ َ ُﻨ ْﻮا اﴎاﺋِ ْﻴﻞ ﺗَﺴ ْﻮﺳﻬُ ُﻢ ْاﻻﻧْ ِﺒ َﻴﺎ ُء‬
ِٕ oleh para Nabi”,
“Dulu Bani Israil itu dipimpin
‫َﳇَّ َﻤﺎ ﻫَكل ﻧ َِﱯ ﺧﻠَ َﻔﻪ ﻧ َِﱯ‬
ٌّ ُ َ ٌّ َ َ

“Setiap Nabi yang memimpin mereka meninggal diganti
dengan Nabi yang yang lain”

‫َوا ِّْﱐ ﺧَﺎﰎ اﻟﻨَّ ِﺒ ِﻴّـ ْﲔ ﻻ ﻧ َِﱯ ﺑ َ ْﻌﺪي‬
َُ
ْ ِ َّ َ َ
ِٕ
“Kemudian Nabi menegaskan bahwa aku adalah penutup para
Nabi tidak ada seorangpun diangkat menjadi Nabi setelahku”

Dalam hadits riwayat al-Bukhari yang lainnya Rasulullah
shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

ُ َ ِّ ْ
‫ذﻫ َﺒﺖ اﻟﻨُّ ُﺒـﻮ ُة َوﺑ َ ِﻘ َﻴﺖ َاﻟْ ُﻤﺒَﴩات‬
َّ ِ َ َ

“Sudah usai, sudah selesai keNabian dan yang tersisa adalah
Mubasy-syirat, kabar gembira, kabar gembira.
Para sahabat bertanya :

َ ُ ُ ِّ
‫َو َﻣﺎ ﻫـﻲ اﻟْـ ُﻤ َﺒـﺸـ َﺮات ٰاي َرﺳ ْﻮل ﷲ ؟‬
َ ِ

“Apa kabar-kabar gembira itu wahai Rasulullah ?

‫َاﻟﺮ ْؤاي اﻟﺼﺎ ِﻟﺤ ُﺔ‬
َ َّ َ ُّ

“Mimpi yang baik, mimpi yang dialami oleh orang-orang yang
shaleh yang dekat kepada Allah subhanahu wa ta’ala”.

Dalam hadits lain Nabi bersabda dalam Shahih al-Bukhari
bahwa beliau punya lima nama, salah satu di antara nama ini
adalah :

ٌَ
‫َو َٔاان اﻟْ َﻌﺎ ِﻗﺐ ا َِّذلي ﻟَﻴْﺲ ﺑ َ ْﻌﺪَ ُﻩ َٔاﺣﺪ‬
َ ْ ُ َ

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

25
“Dan aku adalah al-‘Aqib yang maknanya tidak ada seorangpun
yang menjadi Nabi, diangkat menjadi Nabi setelahku”.

Dalam hadits lain diriwayatkan al-Imam al-Tirmidzi baginda
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

َ ُ َ َ ٌّ ْ ِ َ
‫ﻟ َ ْﻮ َﰷن ﺑ َ ْﻌﺪي ﻧ َِﱯ ﻟَﲀن ﲻ َﺮ‬

“Seandainya setelahku masih ada Nabi, niscaya Umar itu layak
diangkat untuk menjadi Nabi”.

Seandainya itu artinya tidak terjadi, itu artinya penegasan
dari baginda Rasulillah bahwa seshaleh apapun orang yang
datang setelah beliau tidak akan pernah diangkat menjadi
Nabi. Dalam hadits lain riwayat al-Bukhari juga Rasulullah
bersabda kepada Ali bin Abi Thalib ketika beliau hendak pergi
ke perang Tabuk dan melarang Ali untuk ikut perang karena
mau ditugasi untuk memimpin umat yang beliau tinggalkan
di Madinah, Rasulullah bersabda kepadanya, kepada
sayyidina Ali :

‫َٔا َﻣﺎ ﺗَ ْﺮﴇ َٔان ﺗَﻜ ْﻮن ِﻣ ِ ّْﲏ ِﺑ َﻤ ِْﲋﻟ َـﺔ ﻫَﺎر ْون ِﻣﻦ ُﻣ ْﻮﳻ ﻏَـ َْﲑ َٔاﻧ َُّﻪ ﻻ ﻧ َِﱯ ﺑ َ ْﻌﺪي‬
ٰ ْ َ ُ ِ
ْ ِ َّ َ
َ ُ ْ ٰ

“Tidakkah engkau ridla, terhadap posisi yang aku berikan
kepadamu seperti posisi Nabi Harun yang menjaga umat Nabi
Musa ketika Nabi Musa menerima wahyu dari Allah di suatu
tempat, hanya saja setelahku tidak ada satu orang pun yang
diangkat menjadi Nabi”, kata baginda Rasulullah
shallallahu ‘alayhi wa sallam.

Ma’asyiral Muslimin, masih banyak lagi hadits-hadits yang
menjelaskan hal yang sama dan oleh karenanya seluruh umat
Islam meyakini bahwa tidak akan ada seorang pun yang
diangkat menjadi Nabi setelah Nabi besar Muhammad
shallallahu ‘alayhi wa sallam dan keyakinan ini tidak bisa
ditawar-tawar.
Oleh karenanya barangsiapa mengaku dirinya sebagai Nabi
atau memercayai orang lain yang mengaku sebagai Nabi,
maka dia telah keluar dari Islam, Kufur Keyakinan, meskipun
itu tidak terucap dari lisan.
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda
mengingatkan kepada kita agar betul-betul hati-hati,
waspada, jika kita sudah memahami kaidah-kaidah ini kita
akan tahu, bahwa betapa mudahnya orang keluar dari Islam,
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

26
hanya dengan satu keyakinan yang kufur orang keluar dari
Islam, hanya karena melakukan satu perbuatan Kufur orang
keluar dari Islam, hanya karena mengatakan satu kalimat
yang mengandung unsur Kekufuran orang keluar dari Islam.
Kita tidak perlu heran, kita semuanya tahu masuk Islam juga
sesuatu yang mudah, dengan hanya membaca dua kalimah
Syahadat dengan meyakini maknanya, orang yang tadinya
kafir sudah menjadi Muslim, demikian juga hanya karena
satu kalimat, satu keyakinan, satu perbuatan yang
menyebabkan orang keluar dari Islam maka orang itu sudah
tidak berstatus sebagai Muslim lagi. Rasulullah bersabda :
(‫)رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬

َ ُ ُ ِ ِ َ ْ َِ
‫َاﻟْﺠﻨَّ ُﺔ َٔا ْﻗ َﺮب ا َﱃ َٔاﺣﺪ ُْﰼ ِﻣﻦ ِﴍاك ﻧ َ ْﻌ ِهل َواﻟﻨَّﺎر ِﻣﺜْﻞ ٰذ ِكل‬
ُ
َ
ِٕantara kalian dari
“Surga sangat dekat kepada salah seorang di
pada tali sendalnya, neraka pun juga seperti itu”.

Oleh karena demikian sensitifnya, demikian rawannya titik
pemisah antara kekufuran dan keimanan, oleh karenanya
mari kita semuanya berupaya untuk mempelajari ajaranajaran
Islam
sebanyak-banyaknya,
untuk
menggali
pengetahuan-pengetahuan
agama
sebanyak-banyaknya,
supaya kita betul-betul bisa menerapkan pesan Allah
subhanahu wa ta’ala agar kita semuanya tidak meninggal
kecuali dalam keadaan Muslim.

ِ َ ِ ْ ِّ ِ َ ِ
ِ
ْ ُْ ْ ُ
،‫َاب َركَ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ، َوﻧ َ َﻔ َﻌ ِﲏ َوا َّاي ُْﰼ ِﺑ َﻤﺎ ِﻓ ْﻴﻪ ِﻣﻦ ْاﻻٓ َايت َواذلﻛﺮ اﻟْﺤﻜ ِْﲓ‬
ْ
ُْ ْ َ ْ ْ َ ْ ُ
َ
‫َوﺗَ َﻘﺒَّﻞ ِﻣ ِ ّْﲏ َو ِﻣﻨْﲂ ِﺗﻼ َوﺗ َُﻪ اﻧ َُّﻪ ﻫُﻮ اﻟﺴ ِﻤ ْﻴ ُﻊ اﻟْ َﻌ ِﻠ ُْﲓ ِٕ. َٔاﻗُ ْﻮل ﻗَ ْﻮ ِﱄ ﻫٰﺬا َو َٔاﺳـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ‬
َّ َ ِٕ َ ْ ُ
ِ َّ َ َ
ْ ْ
.‫ﻓَﺎﺳـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ْو ُﻩ، اﻧ َُّﻪ ﻫُﻮ اﻟْﻐ ُﻔ ْﻮ ُر اﻟﺮﺣ ُْﲓ‬
ِٕ

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

27
Kemuliaan Masjid dan Adab di Dalamnya
ijk

ِ ِ ْ ْ ْ ُ ْ
ِ
ُ
‫ان اﻟْﺤ ْﻤﺪَ ِ ، َْﳓ َﻤﺪُ ُﻩ َوﻧَﺴـ َﺘ ِﻌ ْﻴ ُﻨﻪ ُوﻧَﺴـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ُﻩ َوﻧَﺴـﳤَ ْﺪﻳْﻪ، َوﻧ َ ُﻌ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ ﴍ ْو ِر َٔاﻧْ ُﻔﺴـﻨَﺎ َو ِﻣﻦ‬
ْ
َّ
ُُ ْ
َّ‫َِٕﺳ ِﻴّﺌ َﺎت َٔاﲻﺎ ِﻟﻨ َﺎ، َﻣﻦ ﳞَ ْﺪ ﷲ ﻓَﻼ ُﻣﻀﻞ َُهل، َو َﻣﻦ ﻳُﻀْ ِﻠﻞ ﻓَﻼ ﻫَﺎ ِدي َُهل. َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﻻ ا َٰهل اﻻ‬
َ ْ ْ َ َ ْ ْ
َْ ِ
َّ ِ َ ُ ِ ْ
ِٕ ِٕ ّ
َ َِ َ ْ ُ
‫ﷲ َوﺣﺪَ ُﻩ ﻻ ﴍﻳْﻚ َُهل، َو َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﺳـ ِ ّﻴﺪَ ان ُﻣﺤﻤﺪً ا ﻋ ْﺒﺪُ ُﻩ َو َرﺳ ْﻮ ُُهل. َاﻟﻠَّﻬُﻢ ﻓَﺼﻞ َوﺳ ّ ِْﲅ‬
َ َّ َ َ َ َّ ْ
ُ
َ ِ َ َّ
ِ َ ِ
،‫َو َاب ِركْ ﻋَﲆ ﺳـ ِ ّﻴﺪان ُﻣﺤﻤﺪ، َوﻋَﲆ ا ٓ ِِهل َوﲱ ِﺒﻪ اﻟﻄ ِ ّﻴﺒِﲔ اﻟﻄﺎﻫﺮْﻳﻦ. َٔا َّﻣﺎ ﺑ َ ْﻌﺪُ ﻓَﻴ َﺎ ﻋ َﺒﺎد ﷲ‬
َ ِ ِ َّ َ ْ َّ ِ ْ َ
ٰ ٍ َّ َ َ ِ َ ٰ
َ
ِ
ِ
،‫ُٔا ْوﺻ ْﻴﲂ َوﻧ َ ْﻔﴘ ِﺑ َﺘ ْﻘ َﻮى ﷲ، ﻓَ َﻘﺪْ ﻓَﺎز اﻟْ ُﻤﺘَّ ُﻘ ْﻮن، ﻳ َ ُﻘ ْﻮل ﷲ ﺗَ َﺒﺎركَ َوﺗَ َﻌﺎﱃ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ‬
َ
ْ ِ ُْ ِ
َ ُ ُ َ
ِ َّ ِ ٰ ْ َّ ِ ِ ْ ِ َّ ِ َ َّ َ
ُ ُ
‫َٔاﻋ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ اﻟﺸـ ْﻴﻄﺎن اﻟﺮﺟ ِْﲓ ﺑِﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﲪﻦ اﻟﺮﺣ ِْﲓ ٰاي َٔاﳞُّ َﺎ اذل ْﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُﻮا اﺗ َّ ُﻘﻮا ﷲ‬
َ
َ ِ َّ
١١٩ ‫وﻛﻮﻧُﻮا ﻣﻊ اﻟﺼﺎد ِﻗﲔ اﻟﺘﻮﺑﺔ‬
َ ْ ِ َّ َ َ ْ ُ َ
Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah
subhanahu wa ta’ala, shalawat dan salam semoga tercurah
limpahkan kepada junjungan alam, Nabi besar Muhammad
shallallahu ‘alayhi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya,
serta orang-orang yang senantiasa tunduk dan patuh
menjalankan ajaran-ajaran agamanya.
Kami selaku khathib berwasiat kepada diri kami dan kepada
para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita berupaya
untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada
Allah subhanahu wa ta’ala, karena sungguh seluruh jenis,
seluruh macam kemuliaan telah sirna, yang tersisa adalah
kemuliaan taqwallah, bertaqwa kepada Allah subhanahu wa
ta’ala.

‫ذﻫ َﺒﺖ اﻟْ َﻤﲀ ِرم ُﳇُّﻬَﺎ اﻻَّ اﻟﺘَّ ْﻘ ٰﻮى‬
ُ َ ِ ََ
ِٕ telah sirna, yang tersisa hanyalah
“Seluruh kemuliaan telah hilang,
kemuliaan taqwallah, kemuliaan bertaqwa kepada Allah”

Melaksanakan kewajiban-kewajiban seluruhnya, men-jauhi
semua perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah
subhanahu wa ta’ala.
Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

28
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan sedikit
membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan masjid,
keutamaannya dan lain sebagainya. Sekian banyak ayat-ayat
suci al-Quran yang berbicara tentang masjid, salah satunya
adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala :

ٰ َّ َ ٰ َّ َ ِ ِ ِ
‫اﻧ َّ َﻤﺎ ﻳ َ ْﻌ ُﻤ ُﺮ َﻣﺴﺠِ ﺪَ ﷲ َﻣﻦ ٰءا َﻣﻦ ِاب ِ َواﻟْ َﻴ ْﻮم ْاﻻٓﺧﺮ َو َٔاﻗَﺎم اﻟﺼﻠﻮ َة َو ٰءاﰏ اﻟﺰﻛـﻮ َة‬
َ ْ ِ
ٰ
ِٕ
َ َْ ْ َ
١٨ ‫وﻟَﻢ ﳜﺶ اﻻَّ ﷲ ﻓَﻌﴗ اوﻟ ٰـﺌﻚ ان ﻳَّﻜﻮﻧ ُﻮا ﻣﻦ اﻟْﻤﻬﺘﺪﻳﻦ اﻟﺘﻮﺑﺔ‬
َ ْ ِ َ ْ ُ َ ِ ْ ْ ُ َٔ َ ِ ْ ُٔ ٰ َ َ
ِٕ

“Sesungguhnya orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah
subhanahu wa ta’ala tidak lain adalah mereka yang beriman
kepada Allah, beriman kepada hari Akhir, menegakkan shalat,
menunaikan zakat dan tidak memiliki rasa takut kecuali kepada
Allah subhanahu wa ta’ala, mudah-mudahan mereka ini termasuk
orang-orang yang diberikan petunjuk oleh Allah subhanahu wa ta’ala”

Disebut, dinamakan masjid ini diambil dari kata ‘as-sujud’,
kata masjid itu diambil dari kata ‘as-sujud’, kalau sujud
artinya bersujud ketika shalat, maka masjid adalah tempat di
mana orang bersujud di dalam shalat, artinya tempat
pelaksanaan shalat, kenapa misalnya tidak disebut marka’,
tempat orang ruku’ di dalam shalat, karena sujud itu adalah
gerakan atau bagian yang paling mulia dalam shalat, bahkan
kita dianjurkan untuk memperbanyak berdoa ketika sujud,
karena sujud adalah salah satu saat yang kemungkinan
besar jika orang berdoa kepada Allah akan diijabah,
dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Suatu ketika baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam
ditanya oleh salah seorang sahabat :

َ ُ
َ
‫ٰاي َرﺳ ْﻮل ﷲ َٔاي اﻟْ ِﺒ َﻘﺎعِ ﺧ ْﻴـ ٌﺮ، َو َٔاي اﻟْ ِﺒ َﻘﺎعِ ﴍ ؟‬
ُّ
ُّ
ٌّ َ

Rasulullah, tempat di belahan bumi ini, mana yang paling mulia..
dan mana tempat yang paling buruk di muka bumi ini ?.
Ditanya tentang itu baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam
َ ِْ ْ ِ ُ َ
menjawab : ‫( ﻻ َٔادْري‬saya tidak tahu) ‫( َٔاﺳﺎَٔل َٔايخ ﺟِ ﱪﻳْﻞ‬saya akan bertanya
ِْ َ
kepada saudaraku Jibril terlebih dahulu). Maka baginda Rasulillah
shallallahu ‘alayhi wa sallam bertanya kepada malaikat Jibril, Jibrilpun memberikan jawaban, kemudian baginda Rasulillah shallallahu
‘alayhi wa sallam menyampaikan kepada penanya dan kaum
muslimin kepada umumnya :
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

29
ِ
(‫)رواﻩ ﻣﺴﲅ واﺑﻦ ﺣﺒﺎن‬

‫ﺧَﲑ ِﺑ َﻘﺎعِ ْاﻻ ْرض اﳌَﺴﺎﺟﺪُ ، َوﴍ ِﺑ َﻘﺎعِ ْاﻻ ْرض ْاﻻﺳ َﻮاق‬
ُْ
ُ ْ َٔ ِ َٔ
ُّ َ ِ َ ِ َٔ

Bagian bumi yang paling mulia adalah masjid dan bagian bumi
yang paling buruk adalah pasar.

Jika memang bagian bumi yang paling mulia, paling baik
adalah masjid, bagian bumi yang paling dicintai oleh Allah
adalah masjid, karena masjid ini tempat yang digunakan
untuk beribadah kepada Allah, di masjidlah kaum muslimin
melaksanakan shalat lima waktu, di masjidlah kaum
muslimin melakukan kegiatan i’tikaf, di masjidlah kaum
muslimin memperbanyak bacaan al-Quran dan amal ibadah
lainnya karena Allah subhanahu wa ta’ala.
Jika memang masjid ini adalah bagian bumi yang paling
dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. apakah kita telah
mengisi hari-hari kita, dengan beri’tikaf di masjid, beribadah
di masjid, apakah hati kita sudah terpaut dengan masjid,
sehingga setiap kita keluar dari masjid hati ini selalu rindu
untuk kembali berada di masjid dan beribadah kepada Allah
subhanahu wa ta’ala, ataukah jangan-jangan kita tidak
pernah menginjakkan kaki di masjid ini.
Wahai saudara-saudaraku seiman
Mereka yang hatinya selalu rindu kepada masjid, untuk
beribadah di sana, nanti di yaumil qiyamah, di padang
mahsyar, ketika matahari mendekat ke kepala manusia
hingga jaraknya hanya sekitar satu kilo meter, sehingga
banyak orang bercucuran keringat, bahkan ada yang
tenggelam dalam keringatanya, di sanalah orang yang
senantiasa memakmurkan masjid, orang yang senantiasa
rindu dan kembali ke masjid untuk selalu beribadah kepada
Allah, di sana akan dilindungi, akan dinaungi oleh bayangan
‘Arsy di mana saat itu tidak ada bayangan lain kecuali
bayangan ‘Arsy. Sudahkah kita memakmurkan masjid, hati
kita terpaut dengan masjid, sehingga kita termasuk golongan
orang yang dilindungi oleh naungan ‘Arsy, ketika tidak ada
naungan selain naungan ‘Arsy. Seandainya kita semuanya
tahu seberapa banyak kebaikan, keberkahan masjid, niscaya
kita akan melihat saudara-saudara kita kaum muslimin
berlomba-lomba untuk senantiasa berada di masjid,
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

30
memakmurkan masjid dan seterusnya. Namun sangat
disesalkan, banyak di antara kaum muslimin yang datang ke
masjid bahkan hanya sekali dalam satu minggu untuk
melaksanakan shalat Jumat, bahkan ada sebagian kaum
muslimin yang dalam setahun hanya dua kali datang ke
masjid untuk melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha,
sungguh menyedihkan sekali, seandainya kaum muslimin
betul-betul memahami betapa banyak keutamaan-keutamaan
yang dijanjikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang
yang senantiasa memakmurkan masjid tentunya ini tidak
akan mungkin terjadi.
Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
Karena masjid adalah tempat yang paling mulia di muka
bumi ini, tentunya masjid ini termasuk salah satu syiar
agama Allah, jika orang melihat masjid, akan selalu muncul
kesan di hatinya, ini masjid adalah tempat beribadah kepada
Allah subhanahu wa ta’ala. Jika ada sebuah masjid dibangun
di suatu daerah, ini artinya penduduk sekitarnya adalah
kaum muslimin, oleh karenanya masjid ini termasuk syiar
agama Allah dan orang-orang yang mengagungkan syiar
agama Allah itu menunjukkan bahwa mereka adalah orangorang yang bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala,
Allah ta’ala berfirman :

ِ َ َ ِّ ْ َ
‫ٰذ ِكل َو َﻣﻦ ﻳ ُّـ َﻌﻈ ْﻢ ﺷ ٰﻌ ِﱤ ﷲ ﻓَﺎﻧ َّـﻬَﺎ ِﻣﻦ ﺗَ ْﻘ َﻮى اﻟ ُﻘﻠُ ْﻮب‬
ِ
ْ
ِٕ
“Sungguh orang-orang yang mengagungkan syiar-syiar agama Allah,
٣٢ ‫اﳊﺞ‬

maka itu sesungguhnya adalah menunjukkan taqwa yang ada di
hati orang-orang tersebut”.

Dalam salah satu haditsnya Nabi shallallahu ‘alayhi wa
sallam bersabda :

َ
َٰ ْ َْ ُ ْ
ِ َ ِ ٰ َّ
‫ان ﻫﺬ ِﻩ اﻟْ َﻤﺴﺎﺟﺪَ َﻻ ﺗَﺼﻠُﺢ ِﻟﴙ ٍء ِ ّﻣﻦ ﻫﺬا اﻟ َﺒ ْﻮلِ َو َﻻ اﻟ َﻘﺬ ِر‬
ِٕ
(‫اﻧَّﻤﺎ ﱔ ِذلﻛﺮ ﷲ ﻋﺰ وﺟﻞ و ِﻗﺮاءة اﻟﻘﺮءان )رواﻩ ﻣﺴﲅ‬
ِ َ ْ ُ ِ َ َ َ َّ َ َ َّ َ ِ ِ ْ ِ َ ِ َ
ِٕ

Baginda Rasulillah menegaskan : “Sesungguhnya masjid ini tidaklah
boleh dimasukkan kotoran-kotoran ke dalamnya, air kencing,
kotoran manusia dan lain sebagainya, ataupun kotoran-kotoran lain,
benda-benda najis yang lain, tidak boleh mengotori masjid dengan
benda-benda najis, masjid diperuntukkan untuk berdzikir menyebut
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

31
asma Allah subhanahu wa ta’ala dan membaca ayat-ayat suci alQur’an”. (H.R. Muslim dan lainnya)

Oleh karenanya, marilah kita muliakan masjid ini dengan
selalu menjaga kebersihan masjid, jangan sampai kita
mengotori masjid dengan benda-benda yang suci sekalipun,
diharamkan orang untuk mengotori masjid dengan bendabenda yang suci sekalipun, seperti air ludah, seperti ingus,
seperti dahak, seseorang tidak diperbolehkan berdahak
mengenai lantai masjid, mengeluarkan ingus atau meludah
mengenai lantai masjid dan semacamnya, apalagi mengotori
masjid dengan benda-benda yang najis, tentunya lebih haram
hukumnya.
Oleh karenanya kaum muslimin sejak masa khalifah Umar
ibn al-Khathab di setiap hari Jum’at mereka menjadikan
masjid ini, diberikan wewangian-wewangian, dibakarkan
gahru dan semacamnya untuk membuat nyaman orang yang
berada di masjid beribadah kepada Allah subhanahu wa
ta’ala. Bahkan suatu ketika di masa Nabi shallallahu ‘alayhi
wa sallam ada seorang perempuan muslimah yang berwajah
atau berkulit gelap, wanita ini biasanya membersihkan masjid
Nabawi, tiba-tiba suatu hari baginda Rasulillah shallallahu
‘alayhi wa sallam tidak melihat perempuan ini seperti
biasanya, beliau bertanya kepada para sahabat “Kemanakah
wanita yang biasanya membersihkan masjid ini, aku tidak
melihatnya lagi ?”, para sahabat menjawab bahwa wanita itu
sudah meninggal ya Rasulallah, maka Rasulullah bersabda
“Mengapa kalian tidak memberitahuku tentang kematian
perempuan tersebut, tunjukkanlah kepadaku di mana
kuburannya”, ditunjukkanlah oleh para sahabat kuburan
perempuan tersebut kepada baginda Rasulillah shallallahu
‘alayhi wa sallam, kemudian Rasulullah shalat di dekat
makam perempuan itu, sambil beliau bersabda :

ِ ٰ َّ
ُ َ
ْ َ
‫ان ﻫﺬ ِﻩ اﻟ ُﻘ ُﺒ ْﻮ َر َﻣ ْﻤﻠُ ْﻮء ٌة ﻇﻠْ َﻤ ًﺔ ﻋَﲆ َٔاﻫ ِﻠﻬَﺎ‬
ِٕ
“Sesungguhnya kuburan-kuburan ini dipenuhi kegelapan bagi
penduduknya, bagi orang-orang yang dikubur di situ”

َّ َ َ َ َّ
‫َوان ﷲ ﻋ َّﺰ َوﺟﻞ ﻳُﻨَ ِّﻮ ُرﻫَﺎ ﻟَﻬ ُْﻢ ﺑِﺼﻼ ِﰐ ﻋَﻠَ ْﻴـﻬ ِْﻢ‬
َْ َ
ِٕ

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

32
“Dan sungguh Allah menerangi kuburan-kuburan yang ada di areal
pemakaman itu karena shalat yang aku lakukan untuk mereka”.

Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah
Di antara adab memuliakan masjid, bahwa dimakruhkan
orang untuk melakukan transaksi jual beli dan semacamnya
di dalam masjid, karena masjid bukanlah pasar, masjid
adalah tempat beribadah kepada Allah, bukan tempat untuk
berjual beli, baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam
bersabda :

ِ ْ
َ ََ ُ َ َ
ُ
،‫اذا َر َٔاﻳْـﱲ َﻣﻦ ﻳ َّ ِﺒ ْﻴ ُﻊ َٔا ْو ﻳَـ ْﺒ َﺘﺎع ِﰲ اﻟْ َﻤﺴﺠِ ﺪ ﻓَ ُﻘ ْﻮﻟُ ْﻮا ﻻ َٔا ْرﺑَﺢ ﷲ ِﲡﺎرﺗَﻚ‬
ْ ُ َ ِٕ
َ ْ ُ َّ َ َ ْ ُ َ َّ ِ ْ ُ ْ َ ْ ُ َٔ َ َ َ
(‫واذا راﻳ ْـﱲ ﻣﻦ ﻳ َّـﻨْﺸﺪُ ِﻓﻴﻪ اﻟﻀَّ ﺎةل ﻓَﻘﻮﻟُﻮا ﻻرد ﷲ ﻋَﻠَﻴﻚ )رواﻩ اﻟﱰﻣﺬي‬
ِٕ
“Jika kalian melihat orang yang menjual barang atau membeli

barang di dalam masjid maka katakanlah : semoga Allah tidak
menjadikan perdaganganmu itu beruntung, dan jika engkau melihat
orang yang mencari barang yang hilang di masjid, maka katakanlah
kepadanya : semoga Allah tidak mengembalikan kepadamu barang
yang hilang itu”.

Ini adalah bagian dari memuliakan masjid, jika kita hendak
pergi ke masjid jangan lupa untuk berdoa, membaca doa yang
diajarkan oleh baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam :

َ َ
َ َ ًَ ُْ
‫اﻟ ٰﻠ ّﻬُﻢ ا ِّﱐ َٔاﺳﺎَٔ ُكل ِﲝﻖ اﻟﺴﺎ ِﺋ ِﻠ ْﲔ ﻋَﻠَ ْﻴﻚ َو ِﲝﻖ َﻣ ْﻤﺸَ ﺎي ﻫٰﺬا ﻓَﺎ ِّﱐ ﻟ َ ْﻢ َٔاﺧْﺮج َٔاﴍا َوﻻ ﺑَﻄ ًﺮا‬
ِ ّ َ َ َ َّ ِ ّ َ َ ْ
َِٕ‫وﻻ َّ رِٕايء وﻻ ﲰﻌ ًﺔ، ﺧَﺮﺟﺖ ا ِﺗـ َﻘﺎء ﲯَﻄﻚ واﺑ ِﺘﻐَﺎء ﻣﺮﺿَ ﺎ ِﺗﻚ‬
‫َ َ ِ َ ً َ َ ُ ْ َ َ ْ ُ ّ َ َ ِ َ َ ْ َ َ ْ ، ﻓَﺎَٔﺳﺎَٔ ُكل َٔان ﺗُ ْﻨ ِﻘﺬ ِﱐ ِﻣﻦ‬
َ َ ْ َ ْ
َ َٔ َ ْ ُّ ُ ِ ْ َ ُ ِ ْ ُ َ ِ َ ِ ْ ٔ َ ِ
(‫اﻟﻨ َّﺎر وان ﺗَﻐﻔﺮ ﱄ ذﻧ ُﻮﰊ اﻧَّﻪ ﻻ ﻳَﻐﻔﺮ اذلﻧ ُﻮب اﻻَّ اﻧ ْﺖ )رواﻩ أﲪﺪ واﻟﻄﱪاﱐ واﻟﺒﳱﻘﻲ‬
ِٕ
ِٕ

Doa ini dianjurkan untuk dibaca, ketika orang pergi dari
rumahnya berjalan menuju ke masjid, ketika sudah tiba di
depan masjid hendaklah membaca doa masuk masjid :

ْ َّ ٍ َ ّ ِ َ َّ ِ ِ ْ
َ َْ َ
‫ﺑِﺴﻢ ﷲ َاﻟ ٰﻠ ّﻬُﻢ ﺻﻞ ﻋَﲆ ﶊَّﺪ اﻟ ٰﻠ ّﻬُﻢ اﻏ ِﻔ ْﺮ ِﱄ َواﻓْﺘَـﺢ ِﱄ َٔاﺑْ َﻮاب َرﲪ ِﺘﻚ‬
ْ

Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah
Begitu kita masuk masjid, marilah kita laksanakan shalat
dua rokaat, tahiyyatul masjid sebelum duduk, setelah itu
mari kita perbanyak membaca ayat-ayat suci al-Quran,
berdzikir menyebut asma Allah subhanahu wa ta’ala,
meminta kebaikan-kebaikan untuk diri kita atau orang-orang
yang kita cintai, banyaklah berdoa setiap waktu antara adzan
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

33
dan iqamah, karena waktu antara adzan dan iqomah
termasuk salah satu waktu di mana doa akan diijabah,
dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Namun
demikian,
jangan
sampai
kita
kemudian
memunculkan adab-adab sendiri yang tidak diatur oleh
agama, sebagian orang melarang kaum muslimin untuk
berbicara tentang urusan dunia di dalam masjid, ini adalah
pernyataan yang tidak berdasar, bahkan sebagian orang
menyebutkan sebuah perkataan yang mereka katakan itu
adalah hadits Nabi padahal itu bukan hadits Nabi, kata
mereka :

ِ ََ ُُ ِ ْ
‫َاﻟْـالكم ِﰲ ادلُّ ﻧْ َﻴﺎ ِﰲ اﻟْ َﻤﺴﺠِ ﺪ ﻳَﺎْٔ ﰻ اﻟْﺤﺴـﻨَﺎت ََامك ﺗَﺎْٔ ﰻ اﻟﻨَّﺎر اﻟْﺤﻄﺐ‬
َُ َ
َ ََ ُ ُُ

Sebagian orang itu mengatakan Nabi bersabda : jika orang
berbicara dalam masjid tentang urusan dunia, maka kebaikannya
akan hilang, akan lenyap seperti api yang membakar kayu bakar

Ini adalah pernyataan yang tidak benar dan bukan hadits
Nabi, hadits ini adalah hadits palsu, karena tidak jarang para
sahabat radliyallahu ta’ala anhum setelah mereka selesai
shalat, kadang mereka duduk-duduk berbicara tentang
peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di masa jahiliyyah,
mereka ingat masa-masa lalu mereka, mereka tersenyum,
tertawa, baginda Rasulillah menyaksikan itu, beliau tidak
melarang, beliau bahkan tersenyum kepada para sahabatnya
tersebut, bahkan suatu ketika dalam hadits riwayat Imam alBukhari ada dua orang sahabat yang ribut di dalam masjid
karena masalah hutang, salah seorang sahabat yaitu Ka’ab
menagih hutangnya terhadap sahabat lain yang saat itu ada
di masjid, keributan terjadi kemudian mereka mengadu
kepada baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam maka
Rasulullah mengatakan kepada Ka’ab : ”Wahai Ka’ab, kurangi
hutang kamu itu setengah, bebaskan hutang kamu yang
setengah itu pada orang itu bebaskan, biarkan dia membayar
sisa hutangnya separuh saja, yang separuh gugurkan dari
kawanmu itu”.
Baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak
memarahi para sahabat tersebut, baginda Rasulillah
shallallahu ‘alayhi wa sallam bahkan justru mengatakan
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

34
kepada sahabatnya itu agar menggugurkan sebagian
hutangnya kepada sahabat yang lain.
Termasuk juga perkataan yang tidak berdasar, sebagian
orang melarang orang untuk tidur di masjid, selama orang
tidur di masjid itu tidak menggangu kesucian masjid, maka
ini tidak boleh dilarang, karena sahabat Abdullah Ibnu Umar
Ibnu Khaththab seringkali beliau tidur di Masjid Nabawiy,
baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam mengetahui
itu dan beliau tidak melarangnya, bahkan beliau memuji
sahahat Abdullah Ibnu Umar bahwa beliau adalah Rajulun
Shaleh, yang dilarang oleh Nabi adalah ketika seseorang,
ketika kaum Muslimin berada di masjid, kemudian saling
mengangkat suaranya sehingga mengganggu orang lain yang
sedang shalat atau sedang membaca al-Quran, ini yang
dilarang oleh baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa
sallam. Nabi bersabda :

ُ
ُ
‫َٔاﻻ اﻧَّﲂ ُﳇَّـﲂ ﻳُﻨَﺎيج َرﺑ َُّﻪ ﻓَﻼ ﻳ ُْﺆ ِذﻳَﻦ ﺑ َ ْﻌﻀُ ﲂ ﺑ َ ْﻌﻀً ﺎ َوﻻ ﻳَ ْﺮﻓَ َﻌﻦ ﺑ َ ْﻌﻀُ ﲂ‬
َّ َ
َّ َ
ْ ِ ُ ُ ِٕ َ
َ َّ
ٍ َ
‫ﻋَﲆ ﺑ َ ْﻌﺾ ِﰲ ْاﻟ ِﻘ َﺮاء ِة ِﰲ اﻟﺼﻼ ِة‬
َ

“Sesungguhnya masing-masing dari kalian sedang bermunajat
kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka jangan sampai
sebagian mengganggu sebagian yang lain, jangan sampai
sebagian mengangkat suaranya berlebihan sehingga
mengganggu kekhusyuan saudaranya yang lain yang sedang
beribadah di dalam masjid tersebut”.
Demikian juga dilarang seseorang untuk pergi ke masjid
dengan bau-bau yang tidak sedap, yang mengganggu saudara
Muslim yang lain, baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa
sallam bersabda :

َ‫َﻣﻦ َٔاﰻ اﻟ َﺒﺼﻞ َواﻟﺜ ُّ ْﻮم َواﻟْـﻜـ َّﺮاث ﻓَﻼ ﻳ َ ْﻘ َﺮﺑَﻦ َﻣﺴﺠِ ﺪَ ان‬
ْ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ
(‫ﻓَﺎن اﳌَﻼﺋِﻜﺔ ﺗ َـﺘﺎَٔذى ﻣﻤﺎ ﻳَﺘﺎَٔذى ﻣﻨْﻪ ﺑَﻨﻮ ءادم )رواﻩ ﻣﺴﲅ‬
َ َ َ ُ ُ ِ َّ َ َّ ِ َّ َ َ َ َ َّ
ِٕ
“Barangsiapa makan bawang merah atau bawang putih atau

bawang pre maka jangan mendekati masjidku, karena malaikat
tidak menyukai sesuatu yang menyebabkan kaum muslimin
terganggu”. (H.R. Muslim dan lainnya)

Oleh karenanya ketika pergi ke masjid marilah kita sebaik
mungkin mengurus badan kita, sehingga tidak menimbulkan
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

35
bau yang busuk yang mengganggu saudara kita, marilah kita
memakai pakaian yang paling dicintai oleh baginda Rasulillah
shallallahu ‘alayhi wa sallam, pakaian-pakaian yang
berwarna putih, meskipun ini tidak wajib tetapi ini sangat
dianjurkan oleh baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa
sallam.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Inilah khuthbah kami mudah-mudahan bermanfaat, mudahmudahan Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa memberikan
taufik, hidayah kepada kita semuanya untuk bisa
memakmurkan masjid, mengisi hari-hari kita dengan
sebanyak-banyaknya beribadah kepada Allah subhanahu wa
ta’ala ditempat yang paling dimuliakan oleh Allah yaitu
masjid-masjid yang dibangun untuk beribadah kepada Allah.

ِ َ ِ ْ ِّ ِ َ ِ
ِ
ْ ُْ ْ ُ
،‫َاب َركَ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ، َوﻧ َ َﻔ َﻌ ِﲏ َوا َّاي ُْﰼ ِﺑ َﻤﺎ ِﻓ ْﻴﻪ ِﻣﻦ اﻻ ٓ َايت َواذلﻛﺮ اﻟْﺤﻜ ِْﲓ‬
ْ
ُْ ْ َ ْ ْ َ ْ ُ
َ
‫َوﺗَ َﻘﺒَّﻞ ِﻣ ِ ّْﲏ َو ِﻣ ْﻨﲂ ِﺗﻼ َوﺗ َُﻪ اﻧ َُّﻪ ﻫُﻮ اﻟﺴ ِﻤ ْﻴ ُﻊ اﻟْ َﻌ ِﻠ ُْﲓ ِٕ. َٔاﻗُ ْﻮل ﻗَ ْﻮ ِﱄ ﻫٰﺬا َو َٔاﺳـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ‬
َّ َ ِٕ َ ْ ُ
ِ َّ َ َ
ْ ْ
.‫ﻓَﺎﺳـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ْو ُﻩ، اﻧ َُّﻪ ﻫُﻮ اﻟْﻐ ُﻔ ْﻮ ُر اﻟﺮﺣ ُْﲓ‬
ِٕ

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

36
Muhasabah Dalam Kehidupan Sehari-Hari
ijk

ِ ِ ْ ْ ْ ُ ْ
ِ
ُ
‫ان اﻟْﺤ ْﻤﺪَ ِ ، َْﳓ َﻤﺪُ ُﻩ َوﻧَﺴـ َﺘ ِﻌ ْﻴ ُﻨﻪ ُوﻧَﺴـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ُﻩ َوﻧَﺴـﳤَ ْﺪﻳْﻪ، َوﻧ َ ُﻌ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ ﴍ ْو ِر َٔاﻧْ ُﻔﺴـﻨَﺎ َو ِﻣﻦ‬
ْ
َّ
ُُ ْ
َّ‫َِٕﺳ ِﻴّﺌ َﺎت َٔاﲻﺎ ِﻟﻨ َﺎ، َﻣﻦ ﳞَ ْﺪ ﷲ ﻓَﻼ ُﻣﻀﻞ َُهل، َو َﻣﻦ ﻳُﻀْ ِﻠﻞ ﻓَﻼ ﻫَﺎ ِدي َُهل. َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﻻ ا ََهل اﻻ‬
َ ْ ْ َ َ ْ ْ
َْ ِ
َّ ِ َ ُ ِ ْ
ِٕ ِٕ ّ
َ َِ َ ْ ُ
‫ﷲ َوﺣﺪَ ُﻩ ﻻ ﴍﻳْﻚ َُهل، َو َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﺳـ ِ ّﻴﺪَ ان ُﻣﺤﻤﺪً ا ﻋ ْﺒﺪُ ُﻩ َو َرﺳ ْﻮ ُُهل. َاﻟﻠَّﻬُﻢ ﻓَﺼﻞ َوﺳ ّ ِْﲅ‬
َ َّ َ َ َ َّ ْ
ُ
َ ِ َ َّ
ِ َ ِ
،‫َو َاب ِركْ ﻋَﲆ ﺳـ ِ ّﻴﺪان ُﻣﺤﻤﺪْ ، َوﻋَﲆ ا ٓ ِِهل َوﲱ ِﺒﻪ اﻟﻄ ِ ّﻴﺒِﲔ اﻟﻄﺎﻫﺮْﻳﻦ. َٔا َّﻣﺎ ﺑ َ ْﻌﺪُ ﻓَﻴ َﺎ ﻋ َﺒﺎد ﷲ‬
ِ ِ َّ َ ْ َّ ِ ْ َ
َّ َ َ ِ َ ٰ
ٰ
َ
ِ
ِ
،‫ُٔا ْوﺻ ْﻴﲂ َوﻧ َ ْﻔﴘ ِﺑ َﺘ ْﻘ َﻮى ﷲ، ﻓَ َﻘﺪْ ﻓَﺎز اﻟْ ُﻤﺘَّ ُﻘ ْﻮن، ﻳ َ ُﻘ ْﻮل ﷲ ﺗَ َﺒﺎركَ َوﺗَ َﻌﺎﱃ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ‬
َ
ْ ِ ُْ ِ
َ ُ ُ َ
َّ‫َٔاﻋ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ اﻟﺸـ ْﻴﻄﺎن اﻟﺮﺟ ِْﲓ ٰاي َٔاﳞُّ َﺎ اذلﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُﻮا اﺗ َّـ ُﻘﻮا ﷲ ﺣﻖ ﺗُ َﻘﺎ ِﺗﻪ َوﻻ ﺗَ ُﻤﻮﺗُﻦ اﻻ‬
ُ ُ
ِ َّ ِ َ َّ َ
َّ َ ِ َّ َ َ
َ ِ َّ
ِٕ
١٠٢ ‫واﻧﱲ ﻣﺴﻠﻤﻮن ال ﲻﺮان‬
َ ُ ِ ْ ُّ ُ َٔ َ
Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah
subhanahu wa ta’ala, atas seluruh nikmat-nikmat yang Allah
berikan kepada kita semuanya, padahal nikmat-nikmat
tersebut tidak wajib bagi Allah ta’ala memberikannya kepada
kita. Mudah-mudahan niknat-nikmat yang Allah berikan
kepada kita semuanya tidak menyebabkan kita lalai, sibuk
oleh nikmat-nikmat tersebut, melalaikan Sang Pemberi
nikmat dan hak-haknya yaitu Allah subhanahu wa ta’ala.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan
alam, Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam,
keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang
senantiasa tunduk dan patuh menjalankan ajaran-ajaran
agamanya.
Kami selaku khathib berwasiat kepada diri kami, kepada para
jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita berupaya untuk
meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah
subhanahu wa ta’ala, karena sungguh semua kemuliaan,
semua keistimewaan, semuanya itu tidak akan menentukan
akhir keadaan kita kelak di akhirat, di Yaumil Qiyamah, yang
menentukan semuanya tidak lain tidak bukan adalah
taqwallah, bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

‫ذﻫ َﺒﺖ اﻟْ َﻤﲀ ِرم ُﳇُّﻬَﺎ اﻻَّ اﻟﺘَّ ْﻘ ٰﻮى‬
ُ َ ِ ََ
ِٕ

doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

37
“Semua kemuliaan-kemuliaan sirna, kecuali taqwallah, bertaqwa
kepada Allah subhanahu wa ta’ala”

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
Pada kesempatan kali ini marilah kita manfaatkan mimbar
dan waktu yang sangat mulia ini, untuk kita semuanya
melakukan muhasabah, berintrospeksi diri terhadap semua
tindakan-tindakan kita, tingkah laku, perbuatan, ucapanucapan dan segenap gerakan-gerakan kita di dunia ini.
Memang muhasabah, berintrospeksi diri itu tidak ditentukan
oleh waktu kapanpun, tidak dibatasi oleh waktu, tidak di
awal tahun, tidak di akhir tahun, tidak di pertengahan tahun,
bahkan muhasabah ini seharusnya dilakukan setiap saat,
setiap waktu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam
salah satu ayat al-Qur’anul al-Karim :

ٍ َ ْ َّ ٌ ُ َ
‫ٰاي َٔاﻳ ُّـﻬَﺎ اذل ْﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُﻮا اﺗ َّـ ُﻘﻮا ﷲ َوﻟْﺘَـ ْﻨﻈ ْﺮ ﻧ َ ْﻔﺲ َّﻣﺎﻗَﺪ َﻣﺖ ِﻟﻐﺪ َواﺗ َّ ُﻘﻮا ﷲ‬
َ
َ ِ َّ
َ َ َّ
‫ان ﷲ ﺧ ِﺒ ْﻴـ ٌﺮ ِﺑ َﻤﺎ ﺗَ ْﻌ َﻤﻠُ ْﻮن‬
َ
ِٕ
lihat dalam ayat ini, Allah subhanahu wa

Kita
memerintahkan kita untuk melakukan muhasabah
...

ta’ala

ٍ َ ْ َّ ٌ ُ
‫... َوﻟْﺘَـ ْﻨﻈ ْﺮ ﻧ َ ْﻔﺲ َّﻣﺎﻗَﺪ َﻣﺖ ِﻟﻐﺪ‬

Hendaklah setiap jiwa, setiap pribadi, setiap orang melihat-lihat,
meneliti, merenung, berfikir,

ٍَ
ْ َّ
‫ َﻣﺎﻗَﺪ َﻣﺖ‬apa yang telah dia lakukan ‫ ِﻟﻐﺪ‬untuk akhiratnya
al-Ghad, hari esok di sini dalam ayat ini yang dimaksud
adalah
akhirat.
Jadi
Allah
subhanahu
wa
ta’ala
memerintahkan kepada kita semuanya, untuk setiap saat,
setiap pribadi ini, melakukan muhasabah, memikir-mikir,
merenungkan, apakah sudah banyak amal-amal yang dia
kerjakan untuk kehidupan akhiratnya, apakah masingmasing sudah benar-benar melaksanakan perintah Allah

‫... َوﺗَـ َﺰ َّودوا ﻓَﺎن ﺧَﲑ اﻟﺰا ِد اﻟﺘَّـ ْﻘ ٰﻮى‬
َّ َ ْ َّ ُ
ِٕ
masing-masing dari kita sudah
...

apakah
benar-benar
melaksanakan perintah Allah untuk mengambil bekal dari
kehidupan dunia ini, untuk kepentingan, untuk kita gunakan
dalam kehidupan akhirat kita kelak dan sebaik-baik bekal itu
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

38
adalah taqwallah; bertakwa kepada Allah subhanahu wa
ta’ala.
Sangat jelas perintah untuk muhasabah dalam ayat ini diapit
oleh perintah untuk bertaqwa yang disebut dua kali sekaligus
dalam satu ayat: ‫“ ٰاي َٔاﻳ ُّـﻬَﺎ اذلﻳﻦ ءاﻣﻨُﻮا اﺗ َّـﻘﻮا ﷲ‬Wahai orang-orang yang
َ ٰ َ ِ َّ
َ ُ
beriman bertaqwalah kepada Allah”,

ٍ َ ْ َّ
‫ َوﻟْﺘَـ ْﻨﻈ ْﺮ ﻧ َ ْﻔﺲ َّﻣﺎﻗَﺪ َﻣﺖ ِﻟﻐﺪ‬Perintah
ٌ ُ

untuk muhasabah, kemudian diulangi lagi perintah untuk
bertaqwa ‫“ واﺗ َُّﻘﻮا ﷲ‬Hendaklah kalian semuanya bertaqwa kepada
َ
َ
Allah ta’ala”

َ َ َّ
‫ان ﷲ ﺧ ِﺒ ْﻴـ ٌﺮ ِﺑ َﻤﺎ ﺗَ ْﻌ َﻤﻠُ ْﻮن‬
َ
ِٕ

“Sesungguhnya Allah ta’ala maha

mengetahui setiap amal perbuatan yang kalian lakukan”.

Oleh karenanya taqwallah, ini adalah tujuan dari kita
melakukan muhasabah, kita ingin melakukan muhasabah,
berintrospeksi dalam rangka berupaya untuk betul-betul
mencapai derajat muttaqin, betul-betul melaksanakan takwa
kepada Allah subhanahu wa ta’ala melaksanakan semua
kewajiban-kewajiban dan menjahui semua laranganlarangan, karena itu adalah bekal yang paling bermanfaat
bagi kita kelak untuk kehidupan akhirat kita.
Kita diingatkan oleh para sahabat rodhiyallohu ta’ala ‘anhum,
sahabat Umar ibnu al-Khaththab pernah mengatakan :

ِ
،‫ﺣ َﺎﺳـ ُﺒ ْﻮا َٔاﻧْ ُﻔﺴﲂ ﻗَ ْﺒﻞ َٔان َُﲢﺎﺳـ ُﺒ ْﻮا، َو ِزﻧ ُْﻮ َٔاﻧْ ُﻔﺴﲂ ﻗَ ْﺒﻞ َٔان ﺗ ُْﻮ َزﻧ ُ ْﻮا‬
ْ َ ُْ َ
َ ْ َ ُْ َ
ْ َٔ ِ
ٌ ُْ
َ ٍ
‫َوﺗَـ َﺰﻳَّـ ُﻨ ْﻮا ِﻟﻠْ َﻌ ْﺮض ْاﻻ ﻛ َِﱪ ﻳ َ ْﻮ َﻣ ِﺌﺬ ﻻ َْﲣ َﻔﻰ ِﻣ ْﻨﲂ ﺧ َﺎ ِﻓ َﻴﺔ‬

Umar ibnu al-Khaththab menegaskan hisablah diri kalian,
sebelum kalian nanti dihisab oleh Allah di Yaumil Qiyamah,
timbanglah diri kalian, amal perbuatan kalian sebelum amal
perbuatan kalian nanti ditimbang oleh para malaikat di
Yaumil Qiyamah. Bersiap-siaplah untuk menghadapi al’Ardhul Akbar saat di mana seluruh amal perbuatan kita
diperlihatkan kepada kita kelak di Yaumil Qiyamah
ٌ ُْ
َ ٍ
‫ ﻳ َ ْﻮ َﻣ ِﺌﺬ ﻻ َْﲣ َﻔﻰ ِﻣ ْﻨﲂ ﺧ َﺎ ِﻓ َﻴﺔ‬saat itu tidak ada satupun amal perbuatan
kita yang samar dari kita, semua amal perbuatan yang
pernah kita lakukan yang baik dan yang buruk, semuanya
akan nampak akan kita lihat dalam catatan amal perbuatan
kita. Sahabat Ali ibn Abi Thalib juga mengingatkan kita
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

39
semuanya, dalam sebuah riwayat al-Bukhari
shohihnya, Sahabat Ali ibn Abi Thalib menegaskan :

dalam

ِ َٔ ِ ْ
ٌَ َ
ِ
‫ِا ْر ََﲢﻠَﺖ ادلُّ ﻧْﻴ َﺎ َو ِﱔ ُﻣﺪْ ِﺑ َﺮ ٌة، َوار ََﲢﻠَﺖ ْاﻻﺧ َﺮ ُة َو ِﱔ ُﻣ ْﻘﺒِةل‬
َ

Dunia itu berjalan membelakangi kita, dunia itu pasti
akan meninggalkan kita, sebaliknya akhirat itu datang menuju
kepada kita, seakan dia berjalan ke arah kita dan pasti
akan menghampiri kita

‫ﻓَﻜ ْﻮﻧ ُْﻮا ِﻣﻦ َٔاﺑْﻨ َﺎ ِء ْاﻻﺧ َﺮ ِة َوﻻ ﺗَﻜ ْﻮﻧ ُْﻮا ِﻣﻦ َٔاﺑْﻨ َﺎ ِء ادلُّ ﻧْﻴ َﺎ‬
ْ ُ َ ِ َٔ
ْ ُ

“Jadilah kalian pemburu-pemburu kebahagiaan akhirat, jangan
menjadi pemburu kebahagian-kebahagian dunia semata”.

‫َاﻟْ َﻴ ْﻮم اﻟْ َﻌ َﻤﻞ َوﻻ ﺣﺴﺎب‬
َ َِ َ ُ َ

“Hari ini, dunia ini adalah saat beramal bukan saat menuai
balasan”.

َ ََ َ ُ َ ِ
‫َوﻏَﺪً ا اﳊﺴﺎب َوﻻ ﲻﻞ‬

“Esok hari akhirat, adalah saat menuai balasan dan bukan lagi saat
beramal”.

Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah
Oleh karenanya, para ulama salafus shaleh di antara meraka
sangking sering melakukan muhasabah terhadap dirinya
sendiri sehingga dijuluki sebagai ‘al-Muhasibiy’ orang yang
senantiasa mengevaluasi, mengintrospeksi dirinya. Al-Harits
ibn Asad al-Muhasibiy adalah seorang tokoh di kalangan para
ulama as-salafus shaleh yang terkenal karena seringkali atau
bahkan terlalu sering melakukan muhasabah terhadap
dirinya sendiri, bahkan muhasabah itu dia lakukan terhadap
setiap lintasan pikiran yang melintas dalam benak, jangan
sampai terlintas sekalipun pikiran-pikiran buruk, pikiranpikiran kotor, pikiran-pikiran untuk berbuat durhaka dan
maksiyat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Kita semuanya tanpa terkecuali… Kita sebagai seorang anak,
apakah kita sudah melaksanakan kewajiban kita kepada
orang tua kita, orang tua kita yang membutuhkan, apakah
sudah kita penuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Kita sebagai seorang anak, sudahkah kita mendoakan untuk
orang-orang tua kita, baik orang tua kita masih hidup,
apalagi sudah meninggal.
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

40
Kita sebagai seorang ayah, apakah kita sudah benar-benar
melaksanakan kewajiban kita kepada anak-anak kita, apakah
ketika anak kita sudah genap berumur tujuh tahun Hijriyah,
kita sudah benar-benar melakukan, memerintah anak kita
untuk shalat lima waktu dengan sebaik-baiknya, apakah
setiap hari Jumat, kita sudah memerintahkan anak kita yang
sudah genap berumur tujuh tahun Hijriyah itu, untuk pergi
ke masjid melaksanakan shalat Jumat, ataukah barangkali
kita jarang-jarang, sesekali saja dan tidak terlalu serius
memerintahkan anak-anak kita untuk melaksanakan shalat
lima waktu yang sangat tinggi kedudukannya dalam agama.
Anak-anak kita yang sudah baligh, apakah kita selalu
memberikan arahan-arahan, bimbingan-bimbingan agar
seluruh perbuatan mereka tidak menyalahi aturan-aturan
agama dan betul-betul bisa mencapai ridha Allah subhanahu
wa ta’ala.
Sebagai seorang suami, apakah kita sudah benar-benar
melaksanakan kewajiban-kewajiban yang Allah bebankan
kepada kita agar kita lakukan kepada isteri-isteri kita.
Apakah kita sudah memenuhi kewajiban-kewajiban kita
kepada isteri-isteri kita dengan mengajari mereka ilmu
agama, dengan senantiasa memberikan arahan-arahan,
dengan mengendalikan semua perbuatan gerak-gerik isteriisteri kita, supaya tidak menyalahi aturan-aturan Allah
subhanahu wa ta’ala, ataukah kita hidup dengan isteri kita
hanya demi keperluan kebutuhan fisik semata dan tidak
perduli dengan agama dan akhirat kita.
Kita sebagai seorang isteri –kita sampaikan kepada isteri kita
di rumah–, apakah sebagai isteri sudah betul-betul
melaksanakan
kewajibannya
terhadap
suami,
yang
merupakan orang manusia yang paling besar haknya kepada
seorang isteri, kewajiban-kewajiban isteri apakah betul-betul
sudah dilaksanakan untuk suaminya dengan sebaik-baiknya.
Kita sebagai seorang Profesional, apakah benar-benar profesi
yang kita jalankan ini, yang menjadi mata pencaharian kita
ini betul-betul profesi yang halal dalam agama, bukan dalam
anggapan kita semata, dalam hukum agama apakah profesi
yang kita jalankan ini benar-benar sesuai dengan aturan
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

41
agama, sehingga harta yang kita peroleh betul-betul harta
yang halal, ataukah jangan-jangan yang penting kita
menemukan sumber penghasilan tanpa peduli apakah ini
sesuai dengan aturan agama atau tidak, dan kita selalu
menggampangkan.
Kita sebagai pribadi, apakah kita sudah benar-benar
melaksanakan semua kewajiban-kewajiban yang dibebankan
oleh Allah ta’ala dan menjauhi perkara-perkara yang
diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada kita
semuanya, atau jangan-jangan bahkan kita tidak tahu mana
yang wajib bagi kita, mana yang haram bagi kita, karena kita
tidak pernah belajar ilmu agama dengan baik, sehingga ndak
tahu mana yang haram mana yang halal, mana yang wajib
mana yang haram, yang wajib ditinggalkan, yang Haram
malah dilakukan.
Banyak di antara kita, tidak pernah melakukan muhasabah
atau malas-malasan untuk berinstrospeksi diri, karena selalu
mengukur diri kita dengan orang-orang di bawah kita dalam
urusan agama, kita selalu berfikir kita masih mending
dibanding orang lain, kita mencukupkan diri dengan hanya
melaksanakan shalat lima waktu, karena menganggap masih
lebih baik dari orang yang shalat lima waktunya bolongbolong.
Kita tidak pernah membandingkan dengan orang yang di atas
kita dalam urusan akhirat kita, padahal baginda Rasulillah
shallallahu ‘alayhi wa sallam mengajarkan dalam urusan
dunia agar kita lihat orang yang di bawah kita tapi dalam
urusan akhirat kita mesti melihat orang yang di atas kita,
supaya terus berkembang, bertambah kebaikan-kebaikan
kita.
Sering-seringlah kita membaca sejarah para sahabat, para
tabi’in, orang-orang shalih, orang-orang yang mulia yang
telah mendahului kita, orang-orang shaleh yang banyak di
antara mereka tinggal hanya nama dalam kenangankenangan kita, kita seringkali melupakan bagaimana sejarah
para sahabat, para tabiin bagaimana para sahabat
meninggalkan anak isteri mereka untuk berdakwah,
bagaimana para sahabat menggunakan harta-harta mereka
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

42
untuk berjuang fi sabilillah, untuk bersedekah kepada orangorang yang membutuhkan.
Sahabat Utsman ibn ‘Affan pernah mendanai kebutuhan
logistik dan persenjataan untuk perang kaum muslimin
seluruhnya di masa baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa
sallam.
Seorang Tabiin yang mulia Ali ibn al-Husain ibn Ali ibn Abi
Thalib di masa hidupnya menghidupi seratus keluarga di
Madinah, seratus keluarga seluruhnya kehidupannya beliau
tanggung.
Seorang Gubernur Sijistan, Thalhatut Thalahat beliau
mendanai seratus orang dai dan kebutuhan-kebutuhannya,
kebutuhan pernikahan mereka, nafaqah untuk anak isteri
mereka, semuanya ditanggung oleh gubernur Sijistan itu
hanya dalam rangka supaya mereka betul-betul bisa fokus,
konsentrasi untuk berdakwah di jalan Allah subhanahu wa
ta’ala.
Kita sebagai pribadi, kita ini termasuk orang yang dicintai
oleh Allah atau orang yang dibenci oleh Allah, kita ini
seringkali hidup dalam subyektifitas kita, Kita selalu merasa
sudah hebat, sudah shaleh, sudah banyak sedekah, sudah
banyak ibadah, jangan-jangan ibadah kita tidak terima oleh
Allah, jangan-jangan amal shaleh yang kita lakukan, kita
lakukan karena mengharap pujian sesama hamba, sedekahsedekah yang kita lakukan hanya berharap dipuji oleh orang
lain atau berasal dari harta yang haram, sehingga tidak
diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala padahal kita mengira
kita ini sudah beres semuanya sudah benar, sudah shaleh
sudah bertaqwa. Baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa
sallam bersabda :

،‫ان ﷲ ﻻ ُِﳛﺐ ﰻ ﺟ ْﻌﻈﺮي ﺟﻮاظ، ﲯَّﺎب ِﰲ ْاﻻﺳ َﻮاق، ﺟ ْﻴ َﻔﺔ ِابﻟﻠ َّ ْﻴﻞ‬
ٍ َ ٍ َّ َ ّ ٍ ِ َ َ َّ َ ُّ َ َ َّ
ِ ٍ ِ ِ ْ َٔ
ِ َ ِ ِ ْ ٍ ِ َ َ ِ ْ ٍ ِ َ ٍ َ ِ ِٕ
(‫ﲪﺎر ِابﻟﳯَّ ﺎر، ﻋَﺎ ِﻟﻢ ِﺑﺎَٔﻣﺮ ادلُّ ﻧْﻴﺎ، ﺟﺎﻫﻞ ِﺑﺎَٔﻣﺮ ْاﻻٓﺧﺮة )رواﻩ اﺑﻦ ﺣﺒﺎن‬

Sesungguhnya Allah ta’ala tidak mencintai orang yang menumpuknumpuk harta, kemudian tidak mengeluarkan hak-hak harta itu,
baik hak yang wajib seperti zakat maupun hak-hak fakir miskin
yang sunnah yang kita perlu berikan orang-orang fakir miskin
di sekeliling kita.
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

43
Allah tidak mencintai orang yang menumpuk-numpuk harta, tidak
mengeluarkan hak-haknya, ketika malam hari bagaikan bangkai,
tidak pernah bangun untuk wudhu shalat dua rokaat atau
membaca al-Qur’an, pintar urusan dunia, bodoh urusan akhirat,
tidak memperlajari ilmu agama yang wajib dipelajari,
tidak mengamalkan ilmu agama yang sudah dipelajari.

Kita sebagai pribadi di tengah-tengah masyarakat, apakah
sudah berusaha untuk selalu menyesuaikan perkataan kita,
perbuatan kita, tindakan kita dengan ajaran baginda
Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam dengan ajaran
agama. Baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam
pernah mewanti-wanti :

‫َﻣﻦ ﺗَﺸـ َّﺒﻪ ِﺑ َﻘ ْﻮم ﻓَﻬ َُﻮ ِﻣﳯْ ُ ْﻢ‬
ٍ َ َ ْ

“Barang siapa menyerupai suatu kaum dalam perbuatan-perbuatan
mereka, maka orang ini tergolong seperti kelompok mereka”.

Orang-orang yang menyerupai orang-orang kafir dalam
perbuatan yang kufur, mengagungkan syiar-syiar kufur,
merayakan hari raya-hari raya orang kafir, maka orang ini
jatuh dalam kekufuran, orang-orang yang menyerupai orang
kafir dalam perkara yang haram, maka dia jatuh dalam
perkara yang haram. Baginda Rasulillah mengingatkan :

ِ ِ ْ ُ َ ْ َ َ َّ
‫ﻟَﺘَـﺘَّ ِﺒ ُﻌﻦ ﺳﻨَـﻦ َﻣﻦ َﰷن ﻗَ ْﺒﻠَﲂ ﺷ ًْﱪا ﺑِﺸ ٍْﱪ ِذ َراﻋًﺎ ِﺑﺬ َراعٍ ﺣﱴ ﻟ َ ْﻮ دﺧﻠُ ْﻮا ﺟﺤ َﺮ ﺿَ ﺐ‬
ّ ٍ ْ ُ َ َ َّ َ ِ
َ ْ ُ َ ٰ َ َ ْ َ َ ُ ُُُْ َ َ
(‫دﺧﻠْﺘﻤﻮﻩ ﻗﻠْﻨﺎ اﻟْﳱَ ُﻮد واﻟﻨَّﺼﺎرى ٰاي رﺳﻮل ﷲ ﻗﺎل ﻓَﻤﻦ؟ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬
َْ ََ

Sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan, tradisi-tradisi
orang-orang, umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal,
sehasta demi sehasta, hingga seandainya mereka memasuki liang
Biawak-pun kalian akan ikut-ikut memasukinya. Para sahabat
bertanya yang anda maksud orang-orang Yahudi dan Nasrani ya
Rasulullah ?, Rasulullah menjawab siapa lagi kalau bukan mereka.

Tahun baru yang akan tiba satu dua hari ke depan, ini bukan
tahun baru kaum Muslimin, merayakannya dengan meniup
terompet dan semacamnya, bukan kebiasaan kaum
Muslimin, merayakan ulang tahun dengan meniup lilin dan
bernyanyi-nyanyi, itu bukan kebiasaan kaum Muslimin.
Oleh karenanya marilah dengan kerelaan hati, dengan hati
yang jernih, tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran
agama ini, yang bukan tradisi-tradisi kaum Muslimin kita
doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa

44
Khutbah ust  muhyidin fattah, ma al qaul as sadiid
Khutbah ust  muhyidin fattah, ma al qaul as sadiid
Khutbah ust  muhyidin fattah, ma al qaul as sadiid

More Related Content

What's hot

Step By Step Guide to Holy Umrah in urdu
Step By Step Guide to Holy Umrah in urduStep By Step Guide to Holy Umrah in urdu
Step By Step Guide to Holy Umrah in urdu
Tanveer Padder
 
CAN I USE THIS? - A Mnemonic for Usability Testing
CAN I USE THIS? - A Mnemonic for Usability TestingCAN I USE THIS? - A Mnemonic for Usability Testing
CAN I USE THIS? - A Mnemonic for Usability Testing
David Greenlees
 
Kidasehawariat august2010
Kidasehawariat august2010Kidasehawariat august2010
Kidasehawariat august2010
abraham eyale
 
Hvac 2015
Hvac 2015Hvac 2015
Hvac 2015
engyuosef012018
 
Engine emission and their control
Engine emission and their controlEngine emission and their control
Engine emission and their control
Ankit Kumar
 
iFluids Tank Inspection services
iFluids Tank Inspection servicesiFluids Tank Inspection services
iFluids Tank Inspection services
John Kingsley
 

What's hot (6)

Step By Step Guide to Holy Umrah in urdu
Step By Step Guide to Holy Umrah in urduStep By Step Guide to Holy Umrah in urdu
Step By Step Guide to Holy Umrah in urdu
 
CAN I USE THIS? - A Mnemonic for Usability Testing
CAN I USE THIS? - A Mnemonic for Usability TestingCAN I USE THIS? - A Mnemonic for Usability Testing
CAN I USE THIS? - A Mnemonic for Usability Testing
 
Kidasehawariat august2010
Kidasehawariat august2010Kidasehawariat august2010
Kidasehawariat august2010
 
Hvac 2015
Hvac 2015Hvac 2015
Hvac 2015
 
Engine emission and their control
Engine emission and their controlEngine emission and their control
Engine emission and their control
 
iFluids Tank Inspection services
iFluids Tank Inspection servicesiFluids Tank Inspection services
iFluids Tank Inspection services
 

Viewers also liked

Proposal praktikum fix fix fix
Proposal praktikum fix fix fixProposal praktikum fix fix fix
Proposal praktikum fix fix fixputry df
 
proposal isra miraj - dash
proposal isra miraj - dashproposal isra miraj - dash
proposal isra miraj - dash
Fuza Fuza
 
Isra' mi'raj
Isra' mi'rajIsra' mi'raj
Isra' mi'raj
Rudi Sugiono
 
Proposal isra mi'raj
Proposal isra mi'rajProposal isra mi'raj
Proposal isra mi'raj
Anant Anane
 
Contoh Proposal penyelenggaraan Isra & Mi'raj
Contoh Proposal penyelenggaraan Isra & Mi'rajContoh Proposal penyelenggaraan Isra & Mi'raj
Contoh Proposal penyelenggaraan Isra & Mi'raj
Ari Setiawan
 
contoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra micontoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra miMrToyb Rafiuddin
 

Viewers also liked (7)

Khotbah Tahun Baru Islam 1435 H
Khotbah Tahun Baru Islam 1435 HKhotbah Tahun Baru Islam 1435 H
Khotbah Tahun Baru Islam 1435 H
 
Proposal praktikum fix fix fix
Proposal praktikum fix fix fixProposal praktikum fix fix fix
Proposal praktikum fix fix fix
 
proposal isra miraj - dash
proposal isra miraj - dashproposal isra miraj - dash
proposal isra miraj - dash
 
Isra' mi'raj
Isra' mi'rajIsra' mi'raj
Isra' mi'raj
 
Proposal isra mi'raj
Proposal isra mi'rajProposal isra mi'raj
Proposal isra mi'raj
 
Contoh Proposal penyelenggaraan Isra & Mi'raj
Contoh Proposal penyelenggaraan Isra & Mi'rajContoh Proposal penyelenggaraan Isra & Mi'raj
Contoh Proposal penyelenggaraan Isra & Mi'raj
 
contoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra micontoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra mi
 

Similar to Khutbah ust muhyidin fattah, ma al qaul as sadiid

Keutamaan tafaqquh fiddin
Keutamaan tafaqquh fiddinKeutamaan tafaqquh fiddin
Keutamaan tafaqquh fiddin
mhd amin omar
 
Hadis 3
Hadis 3Hadis 3
Hadis 3
Abdul Muchith
 
Makalah ibadah
Makalah ibadahMakalah ibadah
Makalah ibadah
TEKNOLOGI
 
Boleh Dan Tidak Boleh Terhadap Non Muslim
Boleh Dan Tidak Boleh Terhadap Non MuslimBoleh Dan Tidak Boleh Terhadap Non Muslim
Boleh Dan Tidak Boleh Terhadap Non Muslim
Yulian Purnama
 
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar   jilid 1 revisiFolio 10 dosa besar   jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisi
Raisa Sajidah
 
Bagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakan
Bagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakanBagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakan
Bagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakan
iqadin172
 
DRAFT AD ART MUSHOLA NURUL HUDA.pdf
DRAFT AD ART MUSHOLA NURUL HUDA.pdfDRAFT AD ART MUSHOLA NURUL HUDA.pdf
DRAFT AD ART MUSHOLA NURUL HUDA.pdf
MustainAdam
 
Aqidah Ahlussunnah Wal-jama’ah
Aqidah Ahlussunnah Wal-jama’ahAqidah Ahlussunnah Wal-jama’ah
Aqidah Ahlussunnah Wal-jama’ah
Islamhouse.com
 
Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 02 nomor 01 fiqih olahraga
Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 02 nomor 01 fiqih olahragaBuletin jumat al furqon tahun 06 volume 02 nomor 01 fiqih olahraga
Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 02 nomor 01 fiqih olahraga
muslimdocuments
 
Bilik tafakkur
Bilik tafakkurBilik tafakkur
Bilik tafakkurrofieq
 
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannyaMengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Nasrullah Ismail
 
Portofolio Pendidikan Agama Islam
Portofolio Pendidikan Agama IslamPortofolio Pendidikan Agama Islam
Portofolio Pendidikan Agama Islam
Yossrizal Ramadhan
 
Bilik tafakkur
Bilik tafakkur Bilik tafakkur
Bilik tafakkur
Abdul H-u
 
Inti Ajaran Islam
Inti Ajaran IslamInti Ajaran Islam
Inti Ajaran Islam
infomiftah
 
Keawajian menuntut ilmu
Keawajian menuntut ilmuKeawajian menuntut ilmu
Keawajian menuntut ilmu
Dodyk Fallen
 
Mk. study pemikiran islam
Mk. study pemikiran islamMk. study pemikiran islam
Mk. study pemikiran islam
muhammadrusdi30
 
MAKALAH SUBTANSI, STRATEGI, DAKWAH DI MEKAH
 MAKALAH SUBTANSI, STRATEGI, DAKWAH DI MEKAH MAKALAH SUBTANSI, STRATEGI, DAKWAH DI MEKAH
MAKALAH SUBTANSI, STRATEGI, DAKWAH DI MEKAH
Lidia Winarti
 
Al rayyan d1
Al rayyan d1Al rayyan d1
Al rayyan d1
Fied Assaha
 
materi liqo.docx
materi liqo.docxmateri liqo.docx
materi liqo.docx
Neneng Rohayati
 
Makalah Materi 1 kelompok 1
Makalah Materi 1 kelompok 1 Makalah Materi 1 kelompok 1
Makalah Materi 1 kelompok 1
Habibatutthoyibah
 

Similar to Khutbah ust muhyidin fattah, ma al qaul as sadiid (20)

Keutamaan tafaqquh fiddin
Keutamaan tafaqquh fiddinKeutamaan tafaqquh fiddin
Keutamaan tafaqquh fiddin
 
Hadis 3
Hadis 3Hadis 3
Hadis 3
 
Makalah ibadah
Makalah ibadahMakalah ibadah
Makalah ibadah
 
Boleh Dan Tidak Boleh Terhadap Non Muslim
Boleh Dan Tidak Boleh Terhadap Non MuslimBoleh Dan Tidak Boleh Terhadap Non Muslim
Boleh Dan Tidak Boleh Terhadap Non Muslim
 
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar   jilid 1 revisiFolio 10 dosa besar   jilid 1 revisi
Folio 10 dosa besar jilid 1 revisi
 
Bagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakan
Bagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakanBagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakan
Bagaimana kita-menyeru-kepada-islam-fathi-yakan
 
DRAFT AD ART MUSHOLA NURUL HUDA.pdf
DRAFT AD ART MUSHOLA NURUL HUDA.pdfDRAFT AD ART MUSHOLA NURUL HUDA.pdf
DRAFT AD ART MUSHOLA NURUL HUDA.pdf
 
Aqidah Ahlussunnah Wal-jama’ah
Aqidah Ahlussunnah Wal-jama’ahAqidah Ahlussunnah Wal-jama’ah
Aqidah Ahlussunnah Wal-jama’ah
 
Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 02 nomor 01 fiqih olahraga
Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 02 nomor 01 fiqih olahragaBuletin jumat al furqon tahun 06 volume 02 nomor 01 fiqih olahraga
Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 02 nomor 01 fiqih olahraga
 
Bilik tafakkur
Bilik tafakkurBilik tafakkur
Bilik tafakkur
 
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannyaMengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
Mengapa manusia dicipta dan apa tujuannya
 
Portofolio Pendidikan Agama Islam
Portofolio Pendidikan Agama IslamPortofolio Pendidikan Agama Islam
Portofolio Pendidikan Agama Islam
 
Bilik tafakkur
Bilik tafakkur Bilik tafakkur
Bilik tafakkur
 
Inti Ajaran Islam
Inti Ajaran IslamInti Ajaran Islam
Inti Ajaran Islam
 
Keawajian menuntut ilmu
Keawajian menuntut ilmuKeawajian menuntut ilmu
Keawajian menuntut ilmu
 
Mk. study pemikiran islam
Mk. study pemikiran islamMk. study pemikiran islam
Mk. study pemikiran islam
 
MAKALAH SUBTANSI, STRATEGI, DAKWAH DI MEKAH
 MAKALAH SUBTANSI, STRATEGI, DAKWAH DI MEKAH MAKALAH SUBTANSI, STRATEGI, DAKWAH DI MEKAH
MAKALAH SUBTANSI, STRATEGI, DAKWAH DI MEKAH
 
Al rayyan d1
Al rayyan d1Al rayyan d1
Al rayyan d1
 
materi liqo.docx
materi liqo.docxmateri liqo.docx
materi liqo.docx
 
Makalah Materi 1 kelompok 1
Makalah Materi 1 kelompok 1 Makalah Materi 1 kelompok 1
Makalah Materi 1 kelompok 1
 

More from Muchammad Dimyati

Teks Khutbah Idul Adha By Gusdifa
Teks Khutbah Idul Adha By GusdifaTeks Khutbah Idul Adha By Gusdifa
Teks Khutbah Idul Adha By Gusdifa
Muchammad Dimyati
 
Gusdifa shiyam wal qiyam 4 madzhab
Gusdifa shiyam wal qiyam 4 madzhabGusdifa shiyam wal qiyam 4 madzhab
Gusdifa shiyam wal qiyam 4 madzhab
Muchammad Dimyati
 
Gusdifa Wudhu
Gusdifa WudhuGusdifa Wudhu
Gusdifa Wudhu
Muchammad Dimyati
 
Gusdifa PM Ahkam Sholat
Gusdifa PM Ahkam SholatGusdifa PM Ahkam Sholat
Gusdifa PM Ahkam Sholat
Muchammad Dimyati
 
Gusdifa Materi Perbandingan MAdzhab sebuah pengatar
Gusdifa Materi Perbandingan MAdzhab sebuah pengatarGusdifa Materi Perbandingan MAdzhab sebuah pengatar
Gusdifa Materi Perbandingan MAdzhab sebuah pengatar
Muchammad Dimyati
 
Khutbah manusia terbaik
Khutbah manusia terbaikKhutbah manusia terbaik
Khutbah manusia terbaik
Muchammad Dimyati
 
Khutbah ust khoirul anshori, ma
Khutbah ust khoirul anshori, maKhutbah ust khoirul anshori, ma
Khutbah ust khoirul anshori, ma
Muchammad Dimyati
 
Kisi2 ukk pai kls 7 smpit ar rudho by ust dimyati
Kisi2 ukk pai kls 7 smpit ar rudho by ust dimyatiKisi2 ukk pai kls 7 smpit ar rudho by ust dimyati
Kisi2 ukk pai kls 7 smpit ar rudho by ust dimyatiMuchammad Dimyati
 
Bk khutbah ust m.dimyati muhasabah
Bk khutbah ust m.dimyati muhasabahBk khutbah ust m.dimyati muhasabah
Bk khutbah ust m.dimyati muhasabah
Muchammad Dimyati
 
Khutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu Bersyukur
Khutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu BersyukurKhutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu Bersyukur
Khutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu BersyukurMuchammad Dimyati
 
Khutbah Jumat Tafsir Surat At -Takatsur
Khutbah Jumat Tafsir Surat At -TakatsurKhutbah Jumat Tafsir Surat At -Takatsur
Khutbah Jumat Tafsir Surat At -Takatsur
Muchammad Dimyati
 
Khutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
Khutbah Jumat Manusia-manusia TerbaikKhutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
Khutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
Muchammad Dimyati
 
Bk kj manusia terbaik dim
Bk kj manusia terbaik dimBk kj manusia terbaik dim
Bk kj manusia terbaik dim
Muchammad Dimyati
 
Kia alhidayah 1432
Kia alhidayah 1432Kia alhidayah 1432
Kia alhidayah 1432
Muchammad Dimyati
 
Uh 1 plkj vii genap 2013
Uh 1 plkj vii genap 2013Uh 1 plkj vii genap 2013
Uh 1 plkj vii genap 2013
Muchammad Dimyati
 
M ismail yusuf lomba pidato ghazwul fikri
M ismail yusuf lomba pidato ghazwul fikriM ismail yusuf lomba pidato ghazwul fikri
M ismail yusuf lomba pidato ghazwul fikriMuchammad Dimyati
 

More from Muchammad Dimyati (20)

Teks Khutbah Idul Adha By Gusdifa
Teks Khutbah Idul Adha By GusdifaTeks Khutbah Idul Adha By Gusdifa
Teks Khutbah Idul Adha By Gusdifa
 
Gusdifa shiyam wal qiyam 4 madzhab
Gusdifa shiyam wal qiyam 4 madzhabGusdifa shiyam wal qiyam 4 madzhab
Gusdifa shiyam wal qiyam 4 madzhab
 
Gusdifa Wudhu
Gusdifa WudhuGusdifa Wudhu
Gusdifa Wudhu
 
Gusdifa PM Ahkam Sholat
Gusdifa PM Ahkam SholatGusdifa PM Ahkam Sholat
Gusdifa PM Ahkam Sholat
 
Gusdifa Materi Perbandingan MAdzhab sebuah pengatar
Gusdifa Materi Perbandingan MAdzhab sebuah pengatarGusdifa Materi Perbandingan MAdzhab sebuah pengatar
Gusdifa Materi Perbandingan MAdzhab sebuah pengatar
 
Khutbah idul adha
Khutbah idul adhaKhutbah idul adha
Khutbah idul adha
 
Khutbah manusia terbaik
Khutbah manusia terbaikKhutbah manusia terbaik
Khutbah manusia terbaik
 
Khutbah ust khoirul anshori, ma
Khutbah ust khoirul anshori, maKhutbah ust khoirul anshori, ma
Khutbah ust khoirul anshori, ma
 
Uh 12345 pai vii genap 2013
Uh 12345 pai vii genap 2013Uh 12345 pai vii genap 2013
Uh 12345 pai vii genap 2013
 
Kisi2 ukk pai kls 7 smpit ar rudho by ust dimyati
Kisi2 ukk pai kls 7 smpit ar rudho by ust dimyatiKisi2 ukk pai kls 7 smpit ar rudho by ust dimyati
Kisi2 ukk pai kls 7 smpit ar rudho by ust dimyati
 
Bk khutbah ust m.dimyati muhasabah
Bk khutbah ust m.dimyati muhasabahBk khutbah ust m.dimyati muhasabah
Bk khutbah ust m.dimyati muhasabah
 
Khutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu Bersyukur
Khutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu BersyukurKhutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu Bersyukur
Khutbah Ust. Dimyati Fanani Menata Hati Untuk Selalu Bersyukur
 
Khutbah Jumat Tafsir Surat At -Takatsur
Khutbah Jumat Tafsir Surat At -TakatsurKhutbah Jumat Tafsir Surat At -Takatsur
Khutbah Jumat Tafsir Surat At -Takatsur
 
Khutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
Khutbah Jumat Manusia-manusia TerbaikKhutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
Khutbah Jumat Manusia-manusia Terbaik
 
Bk kj manusia terbaik dim
Bk kj manusia terbaik dimBk kj manusia terbaik dim
Bk kj manusia terbaik dim
 
Kia alhidayah 1432
Kia alhidayah 1432Kia alhidayah 1432
Kia alhidayah 1432
 
Uh 1 fiqih viii genap 2013
Uh 1 fiqih viii genap 2013Uh 1 fiqih viii genap 2013
Uh 1 fiqih viii genap 2013
 
Uh 1 plkj vii genap 2013
Uh 1 plkj vii genap 2013Uh 1 plkj vii genap 2013
Uh 1 plkj vii genap 2013
 
Uh 123 pai vii genap 2013
Uh 123 pai vii genap 2013Uh 123 pai vii genap 2013
Uh 123 pai vii genap 2013
 
M ismail yusuf lomba pidato ghazwul fikri
M ismail yusuf lomba pidato ghazwul fikriM ismail yusuf lomba pidato ghazwul fikri
M ismail yusuf lomba pidato ghazwul fikri
 

Khutbah ust muhyidin fattah, ma al qaul as sadiid

  • 1.
  • 2. (Kumpulan Materi Khuthbah Jum’at) Oleh: K.H. MUHYIDDIN FATTAH, MA TÄ@ `tá}|w ]tÅ|Ë TÄ@Y|wt Komplek Angkasa RW. 9 Halim Perdanakusumah Jakarta Timur Kode Pos 13610 doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 2
  • 3. Daftar Isi 1. Prioritas utama pengamalan ajaran agama ....….............. 3 2. Menghadirkan niat ikhlas karena Allah ….......…............ 10 3. Menjaga aqidah dari kekufuran ...…......…...................... 18 4. Kemuliaan masjid dan adab di dalamnya …......…........... 27 5. Muhasabah dalam kehidupan sehari-hari …......…........... 36 6. Khuthbah kedua .................................................................. 46 doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 3
  • 4. Prioritas Utama Pengamalan Ajaran Agama ijk ِ ِ ْ ْ ْ ُ ْ ِ ُ ‫ان اﻟْﺤ ْﻤﺪَ ِ ، َْﳓ َﻤﺪُ ُﻩ َوﻧَﺴـ َﺘ ِﻌ ْﻴ ُﻨﻪ ُوﻧَﺴـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ُﻩ َوﻧَﺴـﳤَ ْﺪﻳْﻪ، َوﻧ َ ُﻌ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ ﴍ ْو ِر َٔاﻧْ ُﻔﺴـﻨَﺎ َو ِﻣﻦ‬ ْ َّ ُُ ْ َّ‫َِٕﺳ ِﻴّﺌ َﺎت َٔاﲻﺎ ِﻟﻨ َﺎ، َﻣﻦ ﳞَ ْﺪ ﷲ ﻓَﻼ ُﻣﻀﻞ َُهل، َو َﻣﻦ ﻳُﻀْ ِﻠﻞ ﻓَﻼ ﻫَﺎ ِدي َُهل. َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﻻ ا َٰهل اﻻ‬ َ ْ ْ َ َ ْ ْ َْ ِ َّ ِ َ ُ ِ ْ ِٕ ِٕ ّ َ َِ َ ْ ُ ‫ﷲ َوﺣﺪَ ُﻩ ﻻ ﴍﻳْﻚ َُهل، َو َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﺳـ ِ ّﻴﺪَ ان ُﻣﺤ َّﻤﺪً ا ﻋ ْﺒﺪُ ُﻩ َو َرﺳ ْﻮ ُُهل. َاﻟﻠَّﻬُﻢ ﻓَﺼﻞ َوﺳ ّ ِْﲅ ﻋَﲆ‬ َ َ َ َ َّ ْ ُ ٰ َ ِ َ َّ ُْ ِ ‫ﻫﺬا اﻟﻨَّ ِﱯ اﻟﻜﺮ ْﱘ، َوﻋَﲆ ٰءا ِِهل َوﲱ ِﺒﻪ اﻟﻄ ِ ّﻴﺒِﲔ اﻟﻄﺎﻫﺮْﻳﻦ. َٔا َّﻣﺎ ﺑ َ ْﻌﺪُ ﻓَﻴ َﺎ ﻋ َﺒﺎد ﷲ، ُٔا ْوﺻ ْﻴﲂ‬ َ ِ ِ ِ َّ َ ْ َّ ِ ْ َ ِ َ ْ ِّ َ ٰ ٰ َ ِ ُ ُ ِ ‫َوﻧ َ ْﻔﴘ ِﺑ َﺘ ْﻘ َﻮى ﷲ، ﻓَ َﻘﺪْ ﻓَﺎز َﻣﻦ اﺗ َّـ ٰﻘﻰ، ﻳ َ ُﻘ ْﻮل ﷲ ﺗَ َﺒﺎركَ َوﺗَ َﻌﺎﱃ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ، َٔاﻋ ْﻮذ‬ ِ َ ِْ َ ُ ُ ِ َّ ِ ٰ ْ َّ ِ ِ ْ ِ َّ ِ َ َّ َ ‫ِاب ِ ِﻣﻦ اﻟﺸـ ْﻴﻄﺎن اﻟﺮﺟ ِْﲓ ﺑِﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﲪﻦ اﻟﺮﺣ ِْﲓ ٰاي َٔاﳞُّ َﺎ اذل ْﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُﻮا اﺗ َّ ُﻘﻮا ﷲ ﺣﻖ‬ َّ َ َ َ ِ َّ ‫ﺗُـ َﻘﺎ ِﺗﻪ َوﻻﺗَ ُﻤ ْﻮﺗُﻦ اﻻَّ َو َٔاﻧْـ ُﺘـﻢ ُﻣﺴ ِﻠ ُﻤ ْﻮن‬ َّ َ ِ ْ ْ ِٕ Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Segala Puji kita panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, yang selalu melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semuanya hingga sampai saat ini kita masih bisa melaksanakan faridlatul Jum’ah; kewajiban shalat Jum’ah berjamaah. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang senantiasa mengikuti jejak langkahnya. Kami selaku khathib mewasiatkan kepada diri kami dan kepada para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena di akhirat nanti, di alam kubur nanti, tidak ada sesuatupun yang bermanfaat bagi kita kecuali iman, takwa dan amal shaleh yang kita lakukan ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Belakangan ini muncul di kalangan sebagian besar umat Islam kesadaran untuk kembali menghayati nilai-nilai agama, untuk kembali mengamalkan ajaran-ajaran agama yang Allah turunkan kepada kita semuanya yaitu agama Islam, satusatunya agama yang diridlai oleh Allah subhanahu wa ta’ala. doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 4
  • 5. Namun muncul kebimbangan, muncul ketidaktahuan, dari mana seseorang harus memulai mengamalkan agama. Sekian banyak orang tidak mengetahui apa inti ajaran agama Islam ini, sehingga sebagian orang mengira bahwa dengan berdzikir, mengikuti halaqah-halaqah dzikir maka dia sudah melaksanakan ajaran Islam seluruhnya, sebagian lagi menganggap bahwa Islam dari A sampai Z adalah ketika seseorang memanjangkan janggutnya, memakai jubah, memakai peci haji, memendekkan celananya dan lain sebagainya. Sebagian orang lagi mengira bahwa melaksanakan, mengamalkan ajaran Islam adalah dengan senantiasa mengadakan peringatan-peringatan seremonial Islam, harihari besar Islam seperti peringatan Maulid, Isra’ Mi’raj, Nishfu Sya’ban dan lain sebagainya. Padahal kalau kita tilik, kita tinjau hadits Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : َ َ َ َ َ َّ ‫ان ﷲ ﻓَ َﺮض ﻓَ َﺮاﺋِﺾ ﻓَﻼ ﺗُﻀَ ِ ّﻴ ُﻌ ْﻮﻫﺎ َوﺣﺪ ﺣﺪُ ْودًا ﻓَﻼ ﺗَ ْﻌ َﺘﺪُ ْوﻫَﺎ‬ ُ َّ َ ِٕ (‫وﺣﺮم اﺷـﻴﺎء ﻓَﻼﺗ َﻨْـﳤَ ِ ﻜﻮﻫﺎ )رواﻩ اﻟﱰﻣﺬي‬ َ ْ ُ َ َ َ ْ َٔ َ َّ َ َ Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, beliau menjelaskan tentang inti ajaran Islam : Bahwa Allah subhanahu wa ta’ala mewajibkan beberapa kewajiban, maka janganlah dilalaikan dan Allah subhanahu wa ta’ala membuat batasan-batasan, membuat pagar-pagar janganlah diterjang dan Allah subhanahu wa ta’ala mengharamkan beberapa hal yang Allah haramkan jangan diterjang, jangan dilakukan. Inilah sesungguhnya inti dari ajaran Islam, orang yang mengetahui hadits ini, mempelajari ilmu agama akan tahu bahwa inti dari ajaran Islam adalah : ِ َ ُ ْ ِ ِ ‫َٔادَا ُء اﻟْ َﻮاﺟ َﺒﺎت َواﺟـ ِﺘـﻨَﺎب اﻟْ ُﻤﺤ َّﺮ َﻣﺎت‬ Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang Allah wajibkan dan menjauhi semua hal-hal yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Ketika seseorang mau mengamalkan ajaran Islam, maka sesuatu yang harus dia prioritaskan, dia kedepankan adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban yang Allah wajibkan dan doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 5
  • 6. menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Kalau kita tilik maka peringatan Maulid, peringatan Isra’ Mi’raj dan lain sebagainya hanyalah merupakan perkaraperkara sunnah dan bukan perkara wajib. Memanjangkan janggut, memakai baju jubah, memendekkan celana itu bukanlah suatu kewajiban tetapi hanya perkara sunnah, karena itu tidak layak untuk dijadikan prioritas utama dalam mengamalkan ajaran Islam. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam ketika beliau mendidik para sahabatnya, beliau terlebih dahulu mendahulukan mengajarkan kepada mereka hal-hal yang berkait dengan kewajiban dan menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Satu-satunya jalan untuk mengetahui hal-hal yang diwajibkan oleh Allah, untuk mengetahui hal-hal yang diharamkan oleh Allah adalah dengan mempelajari ilmu agama, karena kewajiban itu sangatlah banyak, kewajiban yang Allah wajibkan kepada kita bukan hanya shalat lima waktu, hal-hal yang Allah haramkan kepada kita bukan hanya berzina, berjudi dan semacamnya tetapi banyak sekali hal-hal yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Jalan satu-satunya untuk mengetahui hal-hal yang wajib dan perkara-perkara yang haram adalah mempelajari ilmu agama. Karena itu kita lihat kondisi para sahabat Nabi, meskipun banyak di kalangan mereka yang ummi, yang tidak bisa membaca tulisan dan tidak mengenal membaca, tidak bisa menulis dan tidak bisa membaca, namun demikian, itu tidak mematahkan semangat mereka untuk mempelajari ilmu agama, meskipun dengan cara menguping pelajaranpelajaran Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam. Meskipun para sahabat itu sekian banyak yang ummi tapi karena mereka tekun belajar kepada baginda Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam akhirnya mereka berhasil terbentuk menjadi generasi terbaik umat ini, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Surat al-Jum’ah, Allah ta’ala mengatakan : doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 6
  • 7. ِ ِ َ ً ُ َ ُٔ َ ْ ِ َّ َ ‫ﻫُﻮ اذلي ﺑ َ َﻌﺚ ِﰲ ْاﻻ ِ ّﻣـ ِﻴّـ ْﲔ َرﺳ ْﻮﻻ ِ ّﻣﻨْـﻬ ُْﻢ ﻳ َ ْﺘﻠُﻮا ﻋَﻠَ ْﻴـﻬ ِْﻢ ٰءااي ِﺗﻪ َوﻳُ َﺰﻛّـ ْﻴـﻬ ِْﻢ َوﻳ ُ َﻌ ِﻠ ّ ُﻤﻬُ ُﻢ اﻟﻜﺘَﺎب‬ َ ِْ ٢ ‫واﻟْﺤﻜـﻤﺔ وان ﰷﻧ ُﻮا ﻣﻦ ﻗَﺒﻞ ﻟَﻔـﻲ ﺿَ ﻼلٍ ﻣﺒِﲔ اﶺﻌﺔ‬ ٍ ْ ُّ َ ْ ِ ُ ْ ْ ِ ْ َ ْ َ َ َ ْ ِ َ Allah-lah yang mengutus di kalangan paraِٕ orang yang ummi, di kalangan masyarakat yang tidak mengerti baca tulis seorang Rasul dari kalangan mereka, ِ ََ ...‫...ﻳ َ ْﺘﻠُﻮا ﻋَﻠَﳱْ ِ ْﻢ ءااي ِﺗﻪ‬ Rasul tersebut membacakan ayat-ayat Allah, yang Allah turunkan kepada mereka, ِ ...‫... َوﻳ ُـ َﺰﻛّ ْﻴـﻬ ِْﻢ‬ Rasul tersebut menyucikan jiwa mereka ِْ َ ِْ ...‫... َوﻳ ُ َﻌ ِﻠ ّ ُﻤﻬُ ُﻢ اﻟﻜﺘَﺎب َواﻟْﺤﳬَ َﺔ‬ Rasulullah mengajarkan kepada mereka al-Quran dan Sunnah, َ ُ ٍ‫... َوان َﰷﻧُﻮا ِﻣﻦ ﻗَ ْﺒﻞ ﻟ َ ِﻔﻲ ﺿَ ﻼلٍ ُّﻣﺒِﲔ‬ ِٕ Meskipun mereka sebelum itu dalam kesesatan yang nyata. Tetapi karena berkat keteguhan mereka belajar agama kepada baginda Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, mereka pelajari apa yang Allah wajibkan kepada mereka, mereka pelajari apa yang Allah haramkan kepada mereka, kemudian mereka mengamalkan itu, melaksanakan semua kewajiban dan menjauhi semua larangan, akhirnya mereka menjadi generasi terbaik di kalangan umat Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, tidak ada generasi yang lebih mulia daripada generasi sahabat Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam, Rasulullah bersabda : (‫)رواﻩ اﻟﱰﻣﺬي‬ ‫ﺧَﲑ اﻟْ ُﻘ ُﺮ ْون ﻗَ ْﺮ ِﱐ ﺛُـﻢ اذل ْﻳﻦ ﻳَﻠُ ْﻮﻧ َـﻬ ُْﻢ ﺛُـﻢ اذل ْﻳﻦ ﻳَﻠُ ْﻮﻧ َـﻬ ُْﻢ‬ ُْ َ ِ َّ َّ َ ِ َّ َّ ْ ِ Sebaik-baik generasi adalah generasi di mana aku hidup, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya. Ini artinya bahwa kita sesibuk apapun janganlah sampai mengosongkan dalam seminggu meskipun satu hari, meskipun satu jam, untuk mempelajari ilmu agama Islam, yang diajarkan di masjid-masjid, di majelis-majelis ta’lim, di mushalla-mushalla, di rumah-rumah para Ulama dan lain sebagainya. Janganlah sampai kita lewatkan, karena bekal doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 7
  • 8. kita untuk ke akhirat nanti, tiada lain adalah belajar ilmu agama kemudian mengamalkannya, melaksanakan kewajiban dan menjauhi semua yang dilarang oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Allah ta’ala menyatakan dalam sebuah hadits qudsiy : ِ َ ُ َ َّ ِ ُ ‫َو َﻣﺎ ﺗَ َﻘ َّﺮب ا ََّﱄ ﻋ ْﺒﺪي ﺑِﴚ ٍء َٔاﺣﺐ ا ََّﱄ ِﻣﻤﺎ اﻓْ ََﱰﺿْ ُﺘﻪ ﻋَﻠَ ْﻴﻪ، ﺛُـﻢ ﻻ ﻳَ َﺰال ﻋ ْﺒﺪي‬ َّ ِٕ َّ َ ْ َ ِ َ ِٕ َ (‫ﻳَﺘﻘﺮب اﱄ ِابﻟﻨَّﻮا ِﻓﻞ ﺣﱴ اﺣﺒَّﻪ ... )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬ ُ ِ ُٔ َّ َ ِ َ َّ َ ُ َّ َ َ ِٕ Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaku dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada perkara-perkara yang aku wajibkan kepadanya dan setelah itu hambaku akan mendekatkan diri kepadaku dengan mengamalkan perkara-perkara yang sunnah yang dianjurkan oleh agama, karena itu... Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Marilah kita prioritaskan, untuk mempelajari ilmu agama, kemudian kita amalkan kewajiban-kewajiban, kita jauhi larangan-larangan Allah subhanahu wa ta’ala, sehingga kita termasuk orang yang mengamalkan perintah Allah untuk bertaqwa kepada-Nya karena hakekat taqwa adalah melaksanakan semua kewajiban dan menjauhi semua larangan Allah subhanahu wa ta’ala. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Di antara sekian banyak ilmu agama, di antara sekian banyak kewajiban, kewajiban yang paling utama dan kewajiban yang paling besar pahalanya adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : (‫)رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬ َ ْ َٔ ُ ‫َٔاﻓْﻀَ ﻞ ْاﻻﲻﺎلِ اﻳْ َﻤﺎن ِاب ِ َو َرﺳ ْﻮ ِِهل‬ ٌ ُ ِٕ Amal yang paling utama, amal yang paling mendekatkan diri kepada Allah, amal yang paling besar pahalanya adalah adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena itu kita harus mempelajari bagaimana cara beriman kepada Allah. Beriman kepada Allah adalah harus meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta’ala ada tanpa keraguan sedikitpun. Allah subhanahu wa ta’ala ada tanpa permulaan karena Allah ta’ala adalah Pencipta, yang memiliki permulaan adalah makhluk, sedangkan Allah Pencipta, sehingga Allah subhanahu wa ta’ala ada tanpa permulaan. Kita juga harus doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 8
  • 9. meyakini bahwa satu-satunya yang berhak disembah, satusatunya yang berhak menerima ibadah kita, menerima puncak perendahan diri kita adalah Allah subhanahu wa ta’ala, selain itu kita juga wajib meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya, Allah ta’ala berfirman dalam al-Quran : ١١ ‫اﻟﺸﻮرى‬ ِ ‫ﻟَﻴْﺲ ﳈﺜ ِْهل ﳽء َوﻫُﻮ اﻟﺴ ِﻤﻴ ُﻊ اﻟْ َﺒﺼ ُْﲑ‬ َّ َ ٌ ْ َ ِ ِ َ َ “Bahwa Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya dan tidak ada sesuatupun dari makhluk yang menyerupai-Nya”. Kalau makhluk ini ada dua; ada benda dan sifat benda, benda itu ada dua; ada benda yang bisa dipegang oleh tangan seperti manusia, tumbuh-tumbuhan, pepohonan, bendabenda padat dan ada makhluk yang tidak bisa dipegang oleh tangan seperti cahaya, kegelapan, roh, angin dan lain sebagainya. Berarti Allah subhanahu wa ta’ala tidak menyerupai semua itu, Allah bukan manusia, Allah bukan manusia raksasa yang punya anggota badan yang besar, punya muka besar, tangan besar, kaki besar, tidak. Allah subhanahu wa ta’ala bukan menyerupai benda padat, Allah ta’ala bukan cahaya, bukan roh, bukan angin, Allah tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya dan Allah subhanahu wa ta’ala tidak boleh disifati dengan sifat-sifat makhluk, tidak boleh dikatakan Allah ta’ala melahirkan, Allah ta’ala dilahirkan, tidak boleh dikatakan Allah ta’ala mengantuk, Allah ta’ala tidur, tidak boleh dikatakan Allah ta’ala berjalan, duduk, bersemayam, turun dari atas ke bawah, naik dari bawah ke atas dan lain sebagainya, semuanya itu adalah sifat-sifat makhluk yang tidak boleh disandarkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Inilah caracara atau ketentuan-ketentuan bagaimana kita beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Beriman kepada Rasulullah artinya meyakini bahwa Muhammad ibnu Abdillah yang berasal dari bangsa arab suku Quraisy adalah hamba Allah dan utusan-Nya kepada seluruh umat manusia dan jin, kita semuanya wajib doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 9
  • 10. memercayai bahwa semua yang beliau sampaikan dari Allah subhanahu wa ta’ala adalah perkara yang haq, perkara yang benar, perkara yang pasti terjadi baik peristiwa-peristiwa tentang masa lalu, tentang para Nabi terdahulu yang Rasulullah beritakan, tentang umat-umat terdahulu yang Rasulullah sampaikan beritanya tentang mereka kepada kita, maupun tentang peristiwa-peristiwa yang Rasulullah sampaikan akan terjadi di masa mendatang, baik itu di alam kubur maupun di akhirat nanti. Demikian juga hal-hal yang Rasulullah sampaikan berkait dengan perkara yang halal dan haram, kita harus percayai bahwa semua yang Rasulullah sampaikan adalah benar, yang Rasulullah katakan halal adalah halal, yang Rasulullah katakan haram adalah haram. Inilah cara beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa telah memenuhi prasyarat iman kepada Allah dan Rasul-Nya ini, ini adalah jaminan pasti suatu ketika nanti dia akan masuk surga meskipun amal perbuatannya buruknya bukan main, meskipun dia banyak berbuat maksiyat kepada Allah subhanahu wa ta’ala tetapi ketika dia mati dalam keadaan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan benar maka jaminan bahwa dia nanti terakhir pasti akan masuk surganya Allah subhanahu wa ta’ala. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Inilah khuthbah singkat yang bisa kami sampaikan mudahmudahan bermanfaat. ِ َ ِ ْ ِّ ِ َ ِ ِ ْ ُْ ْ ُ ،‫َاب َركَ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ، َوﻧ َ َﻔ َﻌ ِﲏ َوا َّاي ُْﰼ ِﺑ َﻤﺎ ِﻓ ْﻴﻪ ِﻣﻦ اﻻ ٓ َايت َواذلﻛﺮ اﻟْﺤﻜ ِْﲓ‬ ْ ِ َ .‫َوﺗَ َﻘﺒَّﻞ ِﻣ ِ ّْﲏ َو ِﻣ ْﻨﲂ ِﺗﻼ َوﺗ َُﻪ اﻧ َُِّٕﻪ ﻫُﻮ اﻟﺴ ِﻤ ْﻴ ُﻊ اﻟْ َﺒﺼ ُْﲑ‬ َّ َ ِٕ َ ْ ُ doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 10
  • 11. Urgensi Menghadirkan Niat Ikhlas Karena Allah ijk ِ ِ ْ ْ ْ ُ ْ ِ ُ ‫ان اﻟْﺤ ْﻤﺪَ ِ ، َْﳓ َﻤﺪُ ُﻩ َوﻧ َﺴـ َﺘ ِﻌ ْﻴ ُﻨﻪ ُوﻧ َﺴـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ْﻩ َوﻧ َﺴـﳤَ ْﺪﻳْﻪ، َوﻧ َ ُﻌ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ ﴍ ْو ِر َٔاﻧْ ُﻔﺴـﻨَﺎ َو ِﻣﻦ‬ ْ َّ ُُ ْ َّ‫َِٕﺳ ِﻴ ّﺌ َﺎت َٔاﲻﺎ ِﻟﻨ َﺎ، َﻣﻦ ﳞَ ْﺪ ﷲ ﻓَﻼ ُﻣﻀﻞ َُهل، َو َﻣﻦ ﻳُﻀْ ِﻠﻞ ﻓَﻼ ﻫَﺎ ِدي َُهل. َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﻻ ا ََهل اﻻ‬ َ ْ ْ َ َ ْ ْ َْ ِ َّ ِ َ ُ ِ ْ ِٕ ِٕ ّ َ َِ َ ْ ُ ‫ﷲ َوﺣﺪَ ُﻩ ﻻ ﴍﻳْﻚ َُهل، َو َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﺳـ ِ ّﻴﺪَ ان ُﻣﺤﻤﺪً ا ﻋ ْﺒﺪُ ُﻩ َو َرﺳ ْﻮ ُُهل. َاﻟﻠَّﻬُﻢ ﻓَﺼﻞ َوﺳ ّ ِْﲅ‬ َ َّ َ َ َ َّ ْ ُ َ ِ َ َّ ٍ َ َِ َ َ ،‫َو َاب ِركْ ﻋَﲆ ﺳـ ِ ّﻴﺪان ُﻣﺤ َّﻤﺪ، َوﻋَﲆ ا ٓ ِِهل َوﲱ ِﺒﻪ اﻟﻄ ِ ّﻴ ِﺒ ْﲔ اﻟﻄﺎﻫﺮْﻳﻦ، َٔا َّﻣﺎ ﺑ َ ْﻌﺪُ ﻓَﻴ َﺎ ﻋ َﺒﺎد ﷲ‬ َ ِ ِ ِ َّ َ َّ ِ ْ َ َ َ ِ ِ ،‫ُٔا ْوﺻ ْﻴﲂ َوﻧ َ ْﻔﴘ ِﺑ َﺘ ْﻘ َﻮى ﷲ، ﻓَ َﻘﺪْ ﻓَﺎز اﻟْ ُﻤﺘَّ ُﻘ ْﻮن، ﻳ َ ُﻘ ْﻮل ﷲ ﺗَ َﺒﺎركَ َوﺗَ َﻌﺎﱃ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ‬ َ ْ ِ ُْ ِ َ ُ ُ َ َّ‫َٔاﻋ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ اﻟﺸـ ْﻴﻄﺎن اﻟﺮﺟ ِْﲓ ٰاي َٔاﳞُّ َﺎ اذل ْﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُﻮا اﺗ َّـ ُﻘﻮا ﷲ ﺣﻖ ﺗُﻘ َﺎ ِﺗﻪ َوﻻ ﺗَ ُﻤ ْﻮﺗُﻦ اﻻ‬ ُ ُ ِ َّ ِ َ َّ َ َّ َ َ َّ َ َ ِ َّ ِٕ ١٠٢ ‫واﻧ ْﱲ ﻣﺴﻠﻤﻮن ال ﲻﺮان‬ َ ْ ُ ِ ْ ُ ْ ُ َٔ َ Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, atas nikmat iman dan islam, nikmat sehat wal ‘afiat, sehingga dalam kesempatan siang hari yang sangat berbahagia ini, kita masih bisa menjalankan kewajiban kita bersama, melaksanakan shalat Jum’ah berjama’ah. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam, Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang senantiasa mengamalkan, tunduk dan patuh terhadap ajaran-ajaran agamanya. Kami selaku khathib berwasiat kepada diri kami dan kepada para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita berupaya untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena kunci kebahagiaan yang haqiqi di akhirat kelak, adalah ketika orang berhasil sukses, menjalankan seluruh perintah-perintah Allah dan menjauhi semua larangan-larangan Allah subhanahu wa ta’ala. Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah Kita semuanya sudah ma’lum, kita semuanya sudah mafhum, bahwa setiap amal ibadah yang kita lakukan, setiap amal shaleh yang kita lakukan, jika tidak disertai dengan niat yang ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala, maka ibadah dan doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 11
  • 12. amal shaleh itu tidak akan mungkin diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala, amal ibadah itu tidak akan tercatat sebagai amal shaleh kita. Sehingga kita di akhirat nanti tidak akan menemukan balasan dari Allah subhanahu wa ta’ala atas amal perbuatan yang kita lakukan tersebut. Menghadirkan niat yang ikhlas di hati kita, ini bukanlah hal yang mudah, bahkan para ulama Salaf seperti al-Imam Sufyan ats-Tsauri pernah mengatakan : ‫َﻣﺎﻋـﺎﻟ َﺠﺖ ﺷ ْﻴـﺌًﺎ َٔاﺷﺪ ﻋَﲇ ِﻣﻦ ِﻧـﻴَّـ ِﱵ‬ ْ ْ َّ َ َّ َ َ ُ ْ َ Aku tidak pernah mengalami kesulitan luar biasa, seperti yang aku hadapi ketika aku berusaha meluruskan niat-niatku di hatiku karena Allah. Ulama yang lain al-Imam Abdullah ibnu al-Mubarak pernah menyatakan : ‫َو ُرب ﲻﻞ ﻛ ِﺒ ٍْﲑ ﺗُﺼ ِﻐ ُﺮ ُﻩ اﻟ ِﻨّـﻴَّـ ُﺔ‬ ْ َ ٍ َ َ َّ ‫ُرب ﺻ ِﻐ ٍْﲑ ﺗُ ْﻌﻈ ُﻤﻪ اﻟ ِﻨّـﻴَّـ ُﺔ‬ ُ ِ َ َّ Betapa banyak amal yang sepele, amal yang terlihat kecil tidak seberapa, tetapi karena niat yang baik, berubah menjadi amal yang besar. Sebaliknya berapa banyak amal yang sebetulnya adalah amal yang bisa berpahala besar, akan tetapi karena tidak disertai dengan niat yang baik, tidak disertai dengan niat ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala, maka amal itu berpahala, bernilai sangat kecil. Demikian pentingnya niat ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala ini. Ketika Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan ayatnya kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam : ‫ٰاي َٔاﳞُّ َﺎ اذل ْﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُ ْﻮا اذا ﺟﺎ َٓء ُُﰼ اﻟْ ُﻤﺆ ِﻣﻨَﺎت ُﻣﻬَﺎﺟ َﺮات ﻓَﺎ ْﻣﺘَﺤ ُﻨ ْﻮﻫﻦ ﷲ َٔاﻋﲅ ِابﻳْ َﻤﺎﳖِ ِ ﻦ‬ َّ ُ َ ْ ُ َّ ُ ِ ٍ ِ ُ ْ َ ِ َّ َ َ ِٕ ِٕ ١٠ ‫اﳌﻤﺘﺤﻨﺔ‬ Ketika turun ayat ini baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam diperintahkan oleh Allah, agar setiap ada perempuan Mukminah, datang kepada Nabi untuk berhijrah ke Madinah, Nabi diperintahkan oleh Allah untuk memerintahkan masing-masing perempuan Mukminah ini, bersumpah atas nama Allah, bahwa dia hijrah ke Madinah bukan karena benci dan lari dari suami, mereka hendak hijrah ke Madinah bukan karena benci terhadap tanah Makkah cinta kepada tanah Madinah, mereka hijrah ke doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 12
  • 13. Madinah bukan karena mencari dunia, tetapi murni karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, murni karena melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Demikian penting niat ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala, sampai-sampai baginda Rasulillah mengadakan acara penyumpahan terhadap masing-masing perempuan Mukminah itu, sebelum mereka melaksanakan hijrah ke Madinah, melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Niat yang ikhlas, adalah ketika seseorang melaksanakan suatu amal shaleh, dengan niat murni hanya karena mencari ridla Allah, dengan niat karena amal ini diperintahkan oleh Allah maka aku mengerjakannya, karena amal ini dicintai oleh Allah maka aku melaksanakannya. Karena amal ini diperintahkan oleh Allah, maka aku mengerjakannya karena murni niat untuk melaksanakan perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan mencari ridla-Nya. Barang siapa ketika melakukan amal shaleh berniat, bukan karena Allah atau niat mencari pahala dari Allah pun mencari pujian sesama hamba, maka orang itu tidak akan memperoleh pahala sedikitpun dari amal perbuatannya, bahkan, dia masuk atau terjatuh pada maksiyat riya’ yang termasuk salah satu dosa besar. Suatu ketika, dalam sebuah hadits riwayat al-Imam Abu Dawud dan an-Nasai ada seseorang yang menghadap kepada baginda Rasulillah, dia berkata kepada beliau : ْ ِّ ْ َٔ ُ َ ُ ً ُ َ ‫ ” َاي َرﺳ ْﻮل ﷲ‬Wahai Rasulullah “‫” َٔا َر َٔاﻳْﺖ َرﺟﻼ ﻏَ َﺰا ﻳَﻠْ َﺘ ِﻤﺲ ْاﻻﺟ َﺮ َواذلﻛ َﺮ‬ “ Jika ada seorang laki-laki ikut berperang, berjihad di jalan Allah tujuannya adalah mencari pahala dan supaya dikenang disebut- ‫ ” َﻣﺎ َُهل ؟‬apa yang dia peroleh dari َُ َ ْ َ َ Jihadnya itu?, Rasulullah bersabda “‫ ”ﻻ ﳾء هل‬tidak ada pahala sebut sebagai pahlawan, “ sedikit-pun dari amal perbuatannya, sahabat itu bertanya kembali sampai tiga kali, Rasulullah menjawab dengan jawaban yang sama tiga kali pula “ ‫ ”ﻻ ﳾء َُهل‬tidak ada sedikitpun nilai dari amal jihad ََْ َ yang dilakukan oleh seseorang itu, sambil Rasulullah mengatakan : doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 13
  • 14. ‫ان ﷲ ﻻ ﻳ َ ْﻘ َﺒﻞ ِﻣﻦ اﻟْ َﻌ َﻤﻞ اﻻَّ َﻣﺎ َﰷن ﺧَﺎ ِﻟﺼﺎ َُهل َو َﻣﺎ اﺑْ ُﺘ ِﻐﻲ ِﺑﻪ َوهجﻪ‬ ُُْ ِ َ ِ َ ُ َ َ َّ ً َ ِٕ ta’ala tidak akan menerima ِٕ Sesungguhnya Allah subhanahu wa amal perbuatan apapun, kecuali yang dilakukan murni karena mencari ridla-Nya. Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Ketika membahas tentang ikhlas ini, para ulama senantiasa merujuk kepada hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidina Umar Ibn al-Khaththab dan diriwayatkan oleh Imam alBukhari dalam Shahihnya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : ِ ُ َ ْ َٔ ‫اﻧ َّﻤـَﺎ ْاﻻﲻﺎل ِابﻟ ِﻨّـ َّﻴﺎت َواﻧَّﲈَ ِﻟﲁ ا ْﻣﺮئٍ َﻣﺎ ﻧ ََﻮى ﻓَ َﻤﻦ َﰷﻧ َﺖ ِﳗ َﺮﺗ ُُﻪ ا َﱃ ﷲ َو َرﺳ ْﻮ ِِهل ﻓَﻬِﺠ َﺮﺗ ُُﻪ‬ ِ ِّ ُ ْ ُ ِ ِٕ ْ ْ ْ ِ َ ِ ِٕ ْ ْ ‫ا َﱃ ﷲ َو َرﺳ ْﻮ ِِهل َو َﻣﻦ ِٕ َﰷﻧ َﺖ ِﳗ َْﺮﺗ ُُﻪ ُِّدلﻧْﻴ َﺎ ﻳُﺼ ْﻴﳢُ َﺎ َٔاوا ْﻣ َﺮ َٔا ٍة ﻳ َ ْﻨﻜﺤﻬَﺎ ﻓَﻬِﺠ َﺮﺗ ُُﻪ ا َﱃ َﻣﺎ ﻫَﺎﺟ َﺮ اﻟَ ْﻴﻪ‬ ِ ِ ْ ُِ ُ ِٕ ِٕ ِٕ Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya sah atau tidaknya amal perbuatan seseorang, itu tergantung kepada niatnya, sesungguhnya dapat atau tidaknya pahala, seseorang ketika melakukan amal shaleh itu tergantung kepada niatnya. Seseorang tidak akan memperoleh dari amal shalehnya kacuali yang dia niatkan. Barang siapa melaksanakan amal shaleh berupa hijrah ke Madinah, hijrahnya niat dan tujuannya karena Allah dan Rasul-Nya maka secara syara’ hijrah itu adalah hijrah karena Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa melakukan amal shaleh berupa hijrah ke Madinah, tetapi bukan karena melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya, tetapi karena mencari harta dunia atau karena mengejar perempuan yang lebih dahulu berhijrah ke Madinah demi menikahinya, maka orang ini tidak akan memperoleh pahala sedikitpun dari amal perbuatannya, dia hanya akan memperoleh dunia yang dia kejar dan dia cari tersebut. Oleh karenanya niat ini begitu penting dalam meluruskan seluruh amal ibadah kita, paling tidak niat itu berfungsi : a. untuk membedakan antara amal yang menjadi ibadah dan perbuatan yang tidak bernilai ibadah, kalau seseorang mandi meratai seluruh tubuhnya dengan air, maka bisa jadi amal ini berupa ibadah ketika diniati karena mandi besar. Adapun ketika orang meratai seluruh badannya dengan air hanya niat seger-seger, berdingin-dingin saja karena cuaca begitu panas maka mandi meratai seluruh badan dengan air ini, tidak bernilai ibadah sama sekali. doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 14
  • 15. Niat juga membedakan antara satu ibadah dengan ibadah yang lain, antara shalat Zhuhur dan shalat Ashar, tidak ada yang membedakannya kecuali niat. b. Fungsi niat yang kedua untuk menegaskan siapa yang dituju oleh seseorang dalam beramal ibadah, kalau yang dituju ketika orang beramal adalah Allah dan Rasul-Nya, maka orang itu akan memperoleh pahala dari amal perbuatannya, jika tidak maka dia tidak akan memperoleh nilai amal ibadah sedikitpun Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Hadits ini hanya berlaku untuk amal-amal baik, sedangkan amal buruk diniati atau tidak diniati maka orang akan terjatuh pada maksiyat, orang yang berzina niat atau tidak niat, berdosa, orang yang berjudi niat atau tidak niat, berdosa, orang yang durhaka kepada kedua orang tua niat atau tidak berniat, berdosa, hadits ini hanya berlaku untuk amal-amal baik. Amal baik dalam hal ini ada dua model : 1. Yang pertama amal baik yang tidak akan sah dilakukan tanpa niat, orang yang berwudlu, orang yang mandi besar, orang yang Shalat, Puasa, Zakat, Haji, I’tikaf tanpa niat maka amalnya tidak sah sama sekali. 2. Model amal yang kedua adalah amal yang jika dilakukan tanpa niat terlaksana, akan tetapi jika tidak diniati ikhlas karena Allah, meskipun amal itu terlaksana tetapi orang tidak akan memperoleh pahala darinya. Ketika orang menyumbangkan hartanya, menyedekahkan hartanya kepada fakir miskin, anak yatim selama tidak meniati ikhlas karena Allah amalnya tetap terlaksana akan tetapi dia tidak memperoleh pahala sedikitpun dari Allah subhanahu wa ta’ala. Orang yang membaca al-Qur’an dengan mengingat hukumhukum yang harus dipenuhi ketika membaca al-Qur’an, kalau dia tidak meniatkan ikhlas karena Allah, terlaksana amalnya tetapi tidak memperoleh pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala. Seorang kepala rumah tangga yang setiap hari memberikan nafkah pada anak isterinya, dia telah melakukan kewajiban doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 15
  • 16. tetapi ketika dia tidak meniatkannya ikhlas karena Allah dia tidak memperoleh pahala sama sekali. Seorang ibu rumah tangga yang mengurus rumah tangga, mencuci piring, memasak nasi, membersihkan rumah, dapur, merapikan halaman rumahnya, amal ini seandainya tidak disertai dengan niat, terlaksana, akan tetapi tidak akan memperoleh pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala. Seorang ibu yang memiliki anak kecil yang sering begadang karena anak-nya, yang selalu di malam hari bangun untuk mengganti popok anaknya, mengurus bayi dari kecil sampai dia besar, amal ini jika tidak disertai dengan niat terlaksana, akan tetapi ibu itu tidak memperoleh pahala sama sekali dari Allah subhanahu wa ta’ala. Orang yang menghadiri majelis ilmu tanpa niat yang ikhlas karena Allah terlaksana amalnya, tetapi tidak memperoleh pahala dari Allah. Orang yang mengajarkan ilmu agama, menyampaikan ceramah agama tanpa niat yang ikhlas amalnya terlaksana, tetapi tidak memperoleh pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh karenanya, niat yang ikhlas ini begitu penting untuk selalu kita hadirkan dalam setiap permulaan amal ibadah kita, baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam pernah mengingatkan dalam sebuah hadits : (‫)رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬ ّ ٌ َ ِ ُ ِ ْ َ ُ ُ َّ َ َ ‫اذا َٔاﻧْ َﻔﻖ اﻟﺮﺟﻞ ﻋَﲆ َٔاﻫ ِهل َوﻫ َﻮ َْﳛﺘ َﺴـﳢُ َﺎ ﻓَﻬ َِـﻲ َُهل ﺻﺪَ ﻗَﺔ‬ ِٕ Ketika seorang kepala rumah tangga, seorang bapak menafkahi ِ َْ َ ُ َ anak dan isterinya, “‫ ”وﻫﻮ ﳛﺘَﺴـﳢُ َﺎ‬karena ia meminta mencari pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala, maka sama saja itu bernilai sedekah kepada orang fakir yang bukan keluarganya. Dalam hadits lain baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam menjelaskan bahwa ketika seseorang pergi dari rumahnya menuju masjid untuk melakukan shalat berjama’ah, Jum’at dan lainnya hendaklah dia membaca doa: doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 16
  • 17. َ َ َ َ ًَ ُْ ‫اﻟ ٰﻠ ّﻬُﻢ ا ِّﱐ َٔاﺳﺎَٔ ُكل ِﲝﻖ اﻟﺴﺎﺋِ ِﻠ ْﲔ ﻋَﻠَ ْﻴﻚ َو ِﲝﻖ َﻣ ْﻤﺸَ ﺎي ﻫٰﺬا ﻓَﺎ ِّْﱐ ﻟ َ ْﻢ َٔاﺧْﺮج َٔاﴍا َوﻻ ﺑَﻄ ًﺮا‬ ِ ّ َ َ َ َّ ِ ّ َ َ ْ َّ ِٕ ِٕ َ‫وﻻرايء وﻻﲰﻌ ًﺔ، اﻧ َّﻤـﺎ ﺧَﺮﺟﺖ ا ِﺗـ َﻘﺎء ﲯَﻄﻚ واﺑ ِﺘﻐَﺎء ﻣﺮﺿ‬ ‫َ َ ِ َ ً َ َ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ّ َ َ ِ َ َ ْ َ َ ْ ﺎ ِﺗﻚ، ﻓَﺎَٔﺳﺎَٔ ُكل َٔان ﺗُ ْﻨ ِﻘﺬ ِﱐ‬ ْ َ ْ َ ْ َ ِٕ َ َٔ َ ْ ُّ ُ ِ ْ َ ُ ْ ِ ْ ُ ْ ِ َ ِ ْ ْ ٔ َ ِ َ ِ (‫ﻣﻦ اﻟﻨَّﺎر وان ﺗَﻐﻔﺮ ﱄ ذﻧ ُﻮﰊ اﻧَّﻪ ﻻ ﻳَﻐﻔﺮ اذلﻧ ُﻮب اﻻَّ اﻧ ْﺖ )رواﻩ أﲪﺪ واﻟﻄﱪاﱐ واﻟﺒﳱﻘﻲ‬ ِٕ ِٕ “Ya Allah, aku memohon kepadamu, dengan haq orang-orang yang shaleh, dengan kemuliaan-Mu dan derajat orang-orang yang shaleh yang memohon kepadamu dan dengan langkah-langah kakiku ini sesungguhnya aku keluar rumah bukan karena ingin dipuji orang, bukan karena ingin dijuluki orang rajin ke masjid, bukan karena ingin dikatakan oleh orang-orang ini, Masya Allah shalatnya, jama’ahnya tapi aku keluar rumah karena demi mencari ridla-Mu, karena demi melaksanakan perintahmu, Ya Allah”. Maka orang ini akan diridlai oleh Allah, dan dimintakan ampun oleh tujuh puluh ribu para malaikat. Rasulullah mengingatkan jangan sampai langkah kaki kita, sekedar langkah kaki kita, yang kita lakukan dari rumah ke masjid, jangan sampai itu tidak bernilai pahala, haruslah semuanya diniati ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala. Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Demikian pentingnya niat ini, oleh karenanya mari kita senantiasa berupaya setiap amal baik yang kita lakukan, kita lakukan ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala, ketika kita menafkahi anak isteri kita, cukup niat sekali seumur hidup bahwa saya menafkahi anak isteri saya untuk mencari ridla Allah subhanahu wa ta’ala, bukan supaya dipuji oleh para tetangga, bukan supaya dipuji oleh orang, orang ini menafkahi anak isterinya secara los tanpa disimpan-simpan, bukan untuk pujian itu, tetapi betul-betul niat ikhlas karena mencari pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala, jika niat ini selama hidupnya lurus tidak terbatalkan oleh riya’ dan semacamnya maka cukup niat sekali, adapun kalau niatnya berubah maka perlu diadakan niat yang baru ikhlas karena Allah subhanahu wa ta’ala. Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Inilah khuthbah kami, mudah-mudahan bermanfaat. doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 17
  • 18. ‫ِ َ ِ ِّ ْ ِ َ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ُ ْ ُْ ْ‬ ‫َاب َركَ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ، َوﻧ َ َﻔ َﻌ ِﲏ َوا َّاي ُْﰼ ِﺑ َﻤﺎ ِﻓ ْﻴﻪ ِﻣﻦ اﻻٓ َايت َواذلﻛﺮ اﻟْﺤﻜ ِْﲓ،‬ ‫ْ‬ ‫ُ ُ‬ ‫َ‬ ‫َوﺗَ َﻘﺒَّﻞ ِﻣ ِ ّْﲏ َو ِﻣﻨْﲂ ِﺗﻼ َوﺗ َُﻪ اﻧ َُّﻪ ﻫُﻮ اﻟﺴ ِﻤ ْﻴ ُﻊ اﻟْ َﻌ ِﻠ ُِْٕﲓ. َٔاﻋ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ اﻟﺸـ ْﻴﻄﺎن اﻟﺮﺟ ِْﲓ ﺑِﺴﻢ‬ ‫ُ ْ َ ِٕ َ َّ‬ ‫َ َّ َ ِ َّ ِ ْ ِ‬ ‫ِ َّ ْ ٰ ِ َّ ِ‬ ‫ﷲ اﻟﺮﲪﻦ اﻟﺮﺣ ِْﲓ ﻓَ َﻮﻳْﻞ ِﻟﻠْ ُﻤﺼ ِﻠ ّ ْﲔ. اذل ْﻳﻦ ﱒ ﻋﻦ ﺻﻼﲥِ ِ ْﻢ ﺳﺎﻫُﻮن. اذل ْﻳﻦ ﱒ ﻳُﺮآﺋ ُ ْﻮن.‬ ‫ٌ َ َ َّ ِ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َّ ِ َ ُ ْ َ‬ ‫َوﻳ َ ْﻤﻨَ ُﻌ ْﻮن اﻟْ َﻤﺎﻋ ْﻮن‬ ‫َ ُ َ‬ ‫َ َ َّ ِ‬ ‫ُ ْ َ ْ ْ َ ْ ُْ ْ ْ‬ ‫َٔاﻗُ ْﻮل ﻗَ ْﻮ ِﱄ ﻫﺬا َو َٔاﺳـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ ﻓَﺎﺳـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ْو ُﻩ، اﻧ َُّﻪ ﻫُﻮ اﻟْﻐ ُﻔ ْﻮ ُر اﻟﺮﺣ ُْﲓ.‬ ‫ِٕ‬ ‫81‬ ‫‪doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa‬‬
  • 19. Menjaga Aqidah dari Tiga Kekufuran ijk ِ ِ ْ ْ ْ ُ ْ ِ ُ ‫ان اﻟْﺤ ْﻤﺪَ ِ ، َْﳓ َﻤﺪُ ُﻩ َوﻧَﺴـ َﺘ ِﻌ ْﻴ ُﻨﻪ ُوﻧَﺴـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ُﻩ َوﻧَﺴـﳤَ ْﺪﻳْﻪ، َوﻧ َ ُﻌ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ ﴍ ْو ِر َٔاﻧْ ُﻔﺴـﻨَﺎ َو ِﻣﻦ‬ ْ َّ ُُ ْ َّ‫َِٕﺳ ِﻴّﺌ َﺎت َٔاﲻﺎ ِﻟﻨ َﺎ، َﻣﻦ ﳞَ ْﺪ ﷲ ﻓَﻼ ُﻣﻀﻞ َُهل، َو َﻣﻦ ﻳُﻀْ ِﻠﻞ ﻓَﻼ ﻫَﺎ ِدي َُهل. َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﻻ ا ََهل اﻻ‬ َ ْ ْ َ َ ْ ْ َْ ِ َّ ِ َ ُ ِ ْ ِٕ ِٕ ّ َ َِ َ ْ ُ ‫ﷲ َوﺣﺪَ ُﻩ ﻻ ﴍﻳْﻚ َُهل، َو َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﺳـ ِ ّﻴﺪَ ان ُﻣﺤﻤﺪً ا ﻋ ْﺒﺪُ ُﻩ َو َرﺳ ْﻮ ُُهل. َاﻟﻠَّﻬُﻢ ﻓَﺼﻞ َوﺳ ّ ِْﲅ‬ َ َّ َ َ َ َّ ْ ُ َ ِ َ َّ ،‫َو َاب ِركْ ﻋَﲆ ﺳـ ِ ّﻴﺪان ُﻣﺤ َّﻤﺪْ ، َوﻋَﲆ ا ٓ ِِهل َوﲱ ِﺒﻪ اﻟﻄ ِ ّﻴﺒِﲔ اﻟﻄﺎﻫﺮْﻳﻦ، َٔا َّﻣﺎ ﺑ َ ْﻌﺪُ ﻓَﻴ َﺎ ﻋ َﺒﺎد ﷲ‬ َ ِ ِ ِ َّ َ ْ َّ ِ ْ َ َ َِ َ ٰ ٰ َ ِ ِ ،‫ُٔا ْوﺻ ْﻴﲂ َوﻧ َ ْﻔﴘ ِﺑ َﺘ ْﻘ َﻮى ﷲ، ﻓَ َﻘﺪْ ﻓَﺎز اﻟْ ُﻤﺘَّ ُﻘ ْﻮن، ﻳ َ ُﻘ ْﻮل ﷲ ﺗَ َﺒﺎركَ َوﺗَ َﻌﺎﱃ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ‬ َ ْ ِ ُْ ِ َ ُ ُ َ َّ‫َٔاﻋ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ اﻟﺸـ ْﻴﻄﺎن اﻟﺮﺟ ِْﲓ ٰاي َٔاﳞُّ َﺎ اذلﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُﻮا اﺗ َّـ ُﻘﻮا ﷲ ﺣﻖ ﺗُ َﻘﺎ ِﺗﻪ َوﻻ ﺗَ ُﻤﻮﺗُﻦ اﻻ‬ ُ ُ ِ َّ ِ َ َّ َ َّ َ ِ َّ َ َ َ ِ َّ ِٕ ١٠٢ ‫واﻧﱲ ﻣﺴﻠﻤﻮن ال ﲻﺮان‬ َ ُ ِ ْ ُّ ُ َٔ َ Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Puji syukur mari senantiasa kita panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam, Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang senantiasa tunduk dan patuh menjalankan ajaran-ajaran agamanya. Kami selaku khathib berwasiat kepada diri kami dan kepada para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita berupaya untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena pada hakekatnya orang yang akan berada dekat dengan Nabi di surga kelak, adalah orang yang bertaqwa, orang yang senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Allah dari bangsa manapun tinggal di manapun meskipun jauh dari Makkah dan Madinah, baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : ُ َ ‫ان َٔا ْو َﱃ اﻟﻨَّﺎس ِﺑـﻲ اﻟْ ُﻤﺘَّـ ُﻘ ْﻮن َﻣﻦ َﰷﻧ ُْﻮا ﺣ ْﻴﺚ َﰷﻧ ُْﻮا‬ ْ َ َّ َ ِ ِٕ “Sesungguhnya orang yang kelak akan berada di tempat yang paling dekat denganku bersamaku adalah orang yang senantiasa bertaqwa kepada Allah, dari suku bangsa manapun dan di manapun mereka tinggal dan berada”. Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 19
  • 20. Kita semuanya sudah ma’lum, bahwa lawan dari iman adalah kekufuran, kekufuran adalah lawan dari iman, jika iman ibarat cahaya maka kekufuran adalah kegelapan, jika iman adalah kunci kebahagiaan dan kenikmatan yang kekal abadi, maka kekufuran adalah kunci kesengsaraan, kebinasaan, siksa yang kekal abadi kelak di Yaumil Qiyamah. Kekufuran adalah dosa yang paling besar di antara semua dosa-dosa yang ada, tidak ada maksiyat, dosa, kemungkaran yang lebih besar dari pada kekufuran. Kekufuran ada dua macam: Kekufuran yang mengandung unsur syirik ٌ‫ ,ﻛـﻔـﺮ ﴍك‬yaitu ِْ ٌُْ seperti orang yang menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala dengan salah satu Di antara makhluk-Nya. ٍ ْ ِ ُ ٌْ ُ Yang kedua, ‫ ﻛـﻔﺮ ﻏ َْﲑ ﴍك‬kekufuran yang mengeluarkan orang dari Islam tetapi tidak mengandung unsur Syirik seperti orang yang beriman kepada Allah dan hanya beribadah kepada Allah tetapi dia mendustakan, tidak beriman kepada Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam. Baik kekufuran jenis pertama, yang mengandung unsur Syirik maupun kekufuran jenis kedua yang tidak mengandung unsur Syirik, kedua dosa ini adalah dosa yang paling besar, dan barang siapa meninggal dalam keadaan kufur yang mengandung unsur Syirik maupun kufur yang tidak mengandung unsur Syirik, jika dia meninggal dalam kondisi seperti itu Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah mengampuninya, Allah ta’ala berfirman : ١١٦ ‫اﻟﻨﺴﺎء‬ ِ َْ ْ َ َ َّ ‫ان ﷲ ﻻ ﻳ َْﻐ ِﻔ ُﺮ َٔان ﻳ ُﴩكَ ِﺑﻪ َوﻳ َْﻐ ِﻔ ُﺮ َﻣﺎ دُون ٰذ ِكل ِﻟ َﻤﻦ ﻳَﺸَ ﺎ ُء‬ ْ َ َْ ِٕ “Sesungguhnhya Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan mengampuni dosa Syirik dan akan mengampuni dosa selain Syirik, bagi orang yang Allah kehendaki” Dalam sebuah hadits baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : ِ ْ َ َّ ‫ان ﷲ ﻟ َ َﻴﻐ ِﻔ ُﺮ ِﻟ َﻌ ْﺒﺪ ِﻩ َﻣﺎﻟ َ ْﻢ ﻳ َ َﻘﻊ ِ اﻟْﺤﺠﺎب‬ ُ َِ ِٕ “Sesungguhnya Allah ta’ala akan mengampuni hamba-Nya selama tidak ada penghalang”, Para sahabat bertanya : َ ُ ُ َِ ‫َو َﻣﺎ ﻳ َ َﻘ ُﻊ اﻟْﺤﺠﺎب ٰاي َرﺳ ْﻮل ﷲ ؟‬ doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 20
  • 21. “Apa penghalang itu wahai Rasulullah ?”, Rasulullah menjawab : (‫)رواﻩ أﲪﺪ‬ ٌَِ ْ َ ُ َ ْ ‫َٔان ﺗَ ُﻤ ْﻮت اﻟﻨَّ ْﻔﺲ َو ِﱔ ُﻣﴩﻛﺔ‬ “Ketika jiwa meninggal dalam kondisi Syirik menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala”. Dalam ayat lain Allah ta’ala berfirman : ُ ُْ َ َ ِ َّ َّ ِ ِ َ ْ َ ُّ َ ‫ان اذل ْﻳﻦ ﻛ َﻔ ُﺮ ْوا َوﺻﺪ ْوا ﻋﻦ ﺳ ِﺒ ْﻴﻞ ﷲ َُّﰒ َﻣﺎﺗ ُْﻮا َوﱒ ﻛـﻔَّﺎ ٌر ﻓَﻠَﻦ ﻳ َْﻐ ِﻔ َﺮ ﷲ ﻟَﻬ ُْﻢ‬ ُ ْ ِٕ “Sesungguhnya orang-orang yang kufur, ingkar, tidak beriman kepada Allah, kemudian mereka meninggal dalam keadaan kufur maka Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah mengampuni orang-orang kafir tersebut”. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Kekufuran adakalanya terjadi dengan keyakinan, adakalanya terjadi dengan perbuatan, ada kalanya terjadi dengan perkataan. Artinya ada keyakinan-keyakinan yang jika diyakini oleh seseorang akan mengakibatkan orang itu keluar dari Islam, ada perbuatan-perbuatan yang jika dilakukan oleh seseorang maka akan mengakibatkan orang itu keluar dari Islam, ada perkataan-perkataan yang jika dikatakan, diucapkan oleh seseorang maka akan mengakibatkan orang itu keluar dari Islam, sudah bukan muslim lagi, bukan hanya berdosa, bukan hanya bermaksiyat, bukan hanya salah, bukan hanya sesat tetapi benar-benar telah keluar dari Islam dan sudah bukan Muslim lagi. Pembagian kekufuran menjadi tiga ini, kufur keyakinan, kufur perbuatan, kufur perkataan, pembagian ini disepakati oleh para ulama Islam dari kalangan pengikut empat madzhab maupun madzhab-madzhab lain di seluruh dunia Islam, dalil-dalil dari al-Quran di antaranya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : ١٥ ‫اﳊﺠﺮات‬ ...‫اﻧ َّ َﻤﺎ اﻟْ ُﻤﺆ ِﻣﻨُ ْﻮن اذل ْﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُ ْﻮا ِاب ِ َو َرﺳ ْﻮ ِِهل ﺛُـﻢ ﻟ َ ْﻢ ﻳَ ْﺮاتَ ﺑ ُ ْﻮا‬ َ ِ َّ َ ْ ُ َّ ِٕ “Sesungguhnya orang-orang mukmin tidak lain adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu”. Ini menunjukkan bahwa jika seseorang ragu tentang adanya Allah, jika seseorang ragu apakah Muhammad itu Rasulullah atau bukan, keraguan yang ada di hati ini meskipun tidak doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 21
  • 22. terucap dalam lisan mengakibatkan orang tersebut keluar dari Islam sebagaimana ditegaskan oleh ayat ini. Demikian juga ketika orang meragukan prinsip-prinsip ajaran Islam yang diketahui oleh seluruh lapisan umat Islam baik yang terpelajar maupun awam dan disepakati oleh umat Islam, seperti orang yang meragukan tentang al-Quran, apakah al-Quran itu benar-benar wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad atau tidak, orang yang meragukan hal ini maka dia telah keluar dari Islam. Orang yang meragukan adanya hari akhir, orang yang meragukan adanya surga dan neraka kelak di Yaumil Qiyamah, orang yang meragukan adanya pahala dan siksa maka orang ini dengan keyakinannya itu, dengan keraguan yang ada di hatinya itu telah keluar dari Islam. Dalam ayat lain Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : ٣٧ ‫ﻓﺼﻠﺖ‬ ...‫...ﻻ ﺗَﺴﺠﺪُ ْوا ِﻟﻠﺸ ْﻤﺲ َوﻻ ِﻟﻠْ َﻘ َﻤﺮ‬ ِ َ ِ َّ ُ ْ َ “Janganlah kalian bersujud kepada matahari, janganlah kalian bersujud kepada bulan...”. Karena sujud kepada matahari, sujud kepada bulan adalah salah satu bentuk kekufuran kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sujud dilakukan oleh seseorang dengan anggota badannya, dengan perbuatannya, ini artinya ada perbuatanperbuatan seperti sujud kepada berhala, bersujud kepada matahari, bersujud kepada bulan, menginjak-injak al-Quran dan semacamnya, jika orang melakukan perbuatanperbuatan ini maka orang ini telah keluar dari Islam. Dalam ayat lain Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : ِ ُ ِ َ ْ ُ ُ ُ َّ ‫َوﻟ َ ِﱧ ﺳﺎَٔﻟْـﺘَـﻬ ُْﻢ ﻟ َ َﻴ ُﻘ ْﻮﻟُﻦ اﻧ َّ َﻤﺎ ﻛﻨَّﺎ َُﳔ ْﻮض َوﻧَﻠْ َﻌﺐ ﻗُﻞ َٔا ِاب ِ َو ٰءااي ِﺗﻪ َو َرﺳ ْﻮﻟـِﻪ‬ َ ْ ِٕ ُ َ ْ ُْ َْ َ ْ ُ ِ َ ْ َ ٦٦-٦٥ ‫ﻛﻨﱲ ﺗَﺴـﳤَ ْﺰءون ) ( ﻻ ﺗَﻌﺘﺬروا ﻗَﺪْ ﻛﻔﺮﰎ ﺑَﻌﺪَ اﻳ ْﻤﺎ ِﻧﲂ... اﻟﺘﻮﺑﺔ‬ َ ُِْ ْ ُُْْ ِٕ Suatu ketika ada sekelompok orang yang berolok-olok mencaci Nabi Muhammad maka Allah subhanahu wa ta’ala turunkan ayat ini, Allah katakan kepada Nabi kita Muhammad : ...‫َوﻟ َ ِﱧ ﺳﺎَٔﻟْﺘَـﻬ ُْﻢ‬ َ ْ Jikalau engkau bertanya kepada mereka wahai Muhammad, mereka pasti menjawab kami cuma bercanda, kami cuma berolok-olok, doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 22
  • 23. katakan wahai Muhammad : ”Apakah kepada Allah, apakah kepada Rasul Allah, apakah kepada ayat-ayat Allah, kalian melakukan pelecehan –meskipun sedang bercanda– ?” ِ َ ...‫ﻻ ﺗَ ْﻌ َﺘﺬ ُر ْوا‬ “Jangan cari-cari alasan...” ُ َ ...‫...ﻗَﺪْ ﻛ َﻔ ْﺮ ُْﰎ ﺑ َ ْﻌﺪَ اﻳْ َﻤﺎ ِﻧﲂ‬ ِٕ “Kalian sudah kufur, kalian sudah keluar dari Islam, setelah tadinya, sebelumnya kalian beriman”. Ini artinya bahwa ada perkataan-perkataan yang jika diucapkan oleh seseorang, yang mengandung unsur pelecehan kepada Allah atau Rasul-Nya, atau syariat-Nya, atau hukum-hukum agama-Nya, atau janji dan ancaman Allah maka orang ini telah keluar dari Islam. Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah Bahayanya kekufuran ini juga, bahwa ketika seseorang sudah terjatuh pada keyakinan kufur, ketika orang meyakini bahwa Allah ta’ala adalah cahaya, ketika orang melakukan perbuatan kufur bersujud kepada berhala misalnya, ketika orang mencaci maki Allah atau melecahkan Rasulullah misalnya, meskipun orang ini tidak berniat untuk keluar dari Islam, mekipun orang ini tidak ada niat untuk berpindah agama, meskipun orang ini masih tetap shalat, zakat dan puasa, orang ini telah keluar dari Islam. Al-Imam Muhammad Ibnu Ja’far Ibnu Jarir ath-Thabari dalam kitab beliau “Tahdziibul Aatsaar” ketika mengomentari sabda-sabda baginda Rasulillah tentang Khawarij, beliau mengatakan : ‫َو ِﻓ ْﻴﻪ َٔان ِﻣﻦ اﻟْ ُﻤﺴ ِﻠ ِﻤ ْﲔ َﻣﻦ َْﳜ ُﺮج ِﻣﻦ ْاﻻﺳﻼم ِﻣﻦ ﻏَـ ِْﲑ َٔان ﻳ َ ْﻘﺼﺪَ اﻟْﺨُﺮ ْوج ِﻣ ْﻨﻪ‬ ُ َ ُ ِ ْ ْ ِ َ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َّ ِ ِٕ ‫َو ِﻣﻦ ﻏَ ِﲑ َٔان َْﳜﺘ َﺎ َر ِدﻳْﻨ ًﺎ ﻋَﲆ ِد ْﻳﻦ ْاﻻﺳﻼم‬ ْ ْ ِ َ ْ ِٕ ِ َ Beliau mengatakan hadits-hadits Rasulullah tentang Khawarij ini, menunjukkan bahwa ada di antara umat Islam yang bisa saja keluar dari Islam tanpa ada keinginan, kehendak, niat darinya untuk keluar dari Islam, tanpa mereka memilih agama untuk dipeluknya selain agama Islam. doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 23
  • 24. Oleh karenanya menjadi sangat berbahaya yang namanya kekufuran ini dan oleh karenanya kita harus betul-betul ekstra hati-hati menjaga hati kita, keyakinan-keyakinan kita, menjaga perbuatan-perbuatan kita, perkataan-perkataan kita dari hal-hal yang mengeluarkan orang dari Islam tersebut. Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah Di antara keyakinan-keyakinan yang mengeluarkan dari Islam, meskipun tidak terucap dalam lisan adalah keyakinan bahwa setelah Nabi Muhammad ada orang yang diangkat menjadi Nabi, ketika orang meyakini, mengaku dirinya sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad, atau memercayai orang lain yang mengaku sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad, siapapun orang itu, berasal dari golongan manapun orang itu, kalau ada orang meyakini dirinya sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad atau memercayai orang yang mengaku sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad, maka orang ini telah keluar dari Islam, karena keyakinan bahwa Nabi Muhammad Nabi terakhir, tidak ada orang yang diangkat menjadi Nabi setelah Nabi Muhammad adalah keyakinan yang sifatnya Qoth’iy, pasti, disepakati oleh umat Islam. Tidak terhitung ayat-ayat, hadits-hadits yang menunjukkan pada keyakinan ini. Oleh karenanya siapapun orangnya yang menyalahi keyakinan ini maka orang ini telah keluar dari Islam. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman : ٔ ٤٠ ‫اﻻﺣﺰاب‬ ِ َ ُ ْ ِ ْ ُ َ ْ ٍ َ ٌ َّ َ َ َ ‫َّﻣﺎﰷن ُﻣﺤﻤﺪ َٔاﺑَﺎ ٓ َٔاﺣﺪ ِ ّﻣﻦ ّ ِرﺟﺎ ِﻟﲂ َو ٰﻟﻜﻦ َّرﺳ ْﻮل ﷲ َوﺧَﺎﺗَـ َﻢ اﻟﻨَّ ِﺒ ِﻴ ّ ْﲔ‬ َ “Muhammad bukanlah ayah dari salah seorang di antara kalian, tetapi Muhammad adalah Rasulullah utusan Allah dan penutup para Nabi”. Khatam di sini memang secara bahasa punya dua makna, Khatam bisa berarti penutup, Khatam juga bisa berarti perhiasan yaitu cincin, namun dalam ayat ini tidak ada makna yang mungkin ditafsirkan dari “Khataman Nabiyyin” kecuali penutup para Nabi, karena dalam qira’ah lain, dalam versi lain dari bacaan ayat ini dalam qira’ah Warsy bunyi ayat ini adalah : ...‫... َوﺧَﺎ ِﺗـ َﻢ اﻟﻨَّ ِﺒ ِﻴ ّ ْﲔ‬ َ doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 24
  • 25. Yang tidak memiliki kemungkinan makna lain selain penutup para Nabi, juga dalam hadits riwayat Imam Muslim baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : ‫َوﺧ ِﺘـ َﻢ ِﰊ َاﻟﻨَّ ِﺒﻴُّ ْﻮن‬ ْ ُ “Dan para Nabi telah ditutup, diakhiri dengan diutusnya aku kepada seluruh umat manusia dan jin”. Demikian diriwayatkan oleh Imam Muslim. Demikian juga sekian banyak hadits-hadits, di antaranya baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam hadits riwayat al-Bukhari : َٔ ُ ُ َ َ ْ ْ ‫َﰷﻧ َﺖ ﺑ َ ُﻨ ْﻮا اﴎاﺋِ ْﻴﻞ ﺗَﺴ ْﻮﺳﻬُ ُﻢ ْاﻻﻧْ ِﺒ َﻴﺎ ُء‬ ِٕ oleh para Nabi”, “Dulu Bani Israil itu dipimpin ‫َﳇَّ َﻤﺎ ﻫَكل ﻧ َِﱯ ﺧﻠَ َﻔﻪ ﻧ َِﱯ‬ ٌّ ُ َ ٌّ َ َ “Setiap Nabi yang memimpin mereka meninggal diganti dengan Nabi yang yang lain” ‫َوا ِّْﱐ ﺧَﺎﰎ اﻟﻨَّ ِﺒ ِﻴّـ ْﲔ ﻻ ﻧ َِﱯ ﺑ َ ْﻌﺪي‬ َُ ْ ِ َّ َ َ ِٕ “Kemudian Nabi menegaskan bahwa aku adalah penutup para Nabi tidak ada seorangpun diangkat menjadi Nabi setelahku” Dalam hadits riwayat al-Bukhari yang lainnya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : ُ َ ِّ ْ ‫ذﻫ َﺒﺖ اﻟﻨُّ ُﺒـﻮ ُة َوﺑ َ ِﻘ َﻴﺖ َاﻟْ ُﻤﺒَﴩات‬ َّ ِ َ َ “Sudah usai, sudah selesai keNabian dan yang tersisa adalah Mubasy-syirat, kabar gembira, kabar gembira. Para sahabat bertanya : َ ُ ُ ِّ ‫َو َﻣﺎ ﻫـﻲ اﻟْـ ُﻤ َﺒـﺸـ َﺮات ٰاي َرﺳ ْﻮل ﷲ ؟‬ َ ِ “Apa kabar-kabar gembira itu wahai Rasulullah ? ‫َاﻟﺮ ْؤاي اﻟﺼﺎ ِﻟﺤ ُﺔ‬ َ َّ َ ُّ “Mimpi yang baik, mimpi yang dialami oleh orang-orang yang shaleh yang dekat kepada Allah subhanahu wa ta’ala”. Dalam hadits lain Nabi bersabda dalam Shahih al-Bukhari bahwa beliau punya lima nama, salah satu di antara nama ini adalah : ٌَ ‫َو َٔاان اﻟْ َﻌﺎ ِﻗﺐ ا َِّذلي ﻟَﻴْﺲ ﺑ َ ْﻌﺪَ ُﻩ َٔاﺣﺪ‬ َ ْ ُ َ doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 25
  • 26. “Dan aku adalah al-‘Aqib yang maknanya tidak ada seorangpun yang menjadi Nabi, diangkat menjadi Nabi setelahku”. Dalam hadits lain diriwayatkan al-Imam al-Tirmidzi baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : َ ُ َ َ ٌّ ْ ِ َ ‫ﻟ َ ْﻮ َﰷن ﺑ َ ْﻌﺪي ﻧ َِﱯ ﻟَﲀن ﲻ َﺮ‬ “Seandainya setelahku masih ada Nabi, niscaya Umar itu layak diangkat untuk menjadi Nabi”. Seandainya itu artinya tidak terjadi, itu artinya penegasan dari baginda Rasulillah bahwa seshaleh apapun orang yang datang setelah beliau tidak akan pernah diangkat menjadi Nabi. Dalam hadits lain riwayat al-Bukhari juga Rasulullah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib ketika beliau hendak pergi ke perang Tabuk dan melarang Ali untuk ikut perang karena mau ditugasi untuk memimpin umat yang beliau tinggalkan di Madinah, Rasulullah bersabda kepadanya, kepada sayyidina Ali : ‫َٔا َﻣﺎ ﺗَ ْﺮﴇ َٔان ﺗَﻜ ْﻮن ِﻣ ِ ّْﲏ ِﺑ َﻤ ِْﲋﻟ َـﺔ ﻫَﺎر ْون ِﻣﻦ ُﻣ ْﻮﳻ ﻏَـ َْﲑ َٔاﻧ َُّﻪ ﻻ ﻧ َِﱯ ﺑ َ ْﻌﺪي‬ ٰ ْ َ ُ ِ ْ ِ َّ َ َ ُ ْ ٰ “Tidakkah engkau ridla, terhadap posisi yang aku berikan kepadamu seperti posisi Nabi Harun yang menjaga umat Nabi Musa ketika Nabi Musa menerima wahyu dari Allah di suatu tempat, hanya saja setelahku tidak ada satu orang pun yang diangkat menjadi Nabi”, kata baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Ma’asyiral Muslimin, masih banyak lagi hadits-hadits yang menjelaskan hal yang sama dan oleh karenanya seluruh umat Islam meyakini bahwa tidak akan ada seorang pun yang diangkat menjadi Nabi setelah Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam dan keyakinan ini tidak bisa ditawar-tawar. Oleh karenanya barangsiapa mengaku dirinya sebagai Nabi atau memercayai orang lain yang mengaku sebagai Nabi, maka dia telah keluar dari Islam, Kufur Keyakinan, meskipun itu tidak terucap dari lisan. Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam pernah bersabda mengingatkan kepada kita agar betul-betul hati-hati, waspada, jika kita sudah memahami kaidah-kaidah ini kita akan tahu, bahwa betapa mudahnya orang keluar dari Islam, doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 26
  • 27. hanya dengan satu keyakinan yang kufur orang keluar dari Islam, hanya karena melakukan satu perbuatan Kufur orang keluar dari Islam, hanya karena mengatakan satu kalimat yang mengandung unsur Kekufuran orang keluar dari Islam. Kita tidak perlu heran, kita semuanya tahu masuk Islam juga sesuatu yang mudah, dengan hanya membaca dua kalimah Syahadat dengan meyakini maknanya, orang yang tadinya kafir sudah menjadi Muslim, demikian juga hanya karena satu kalimat, satu keyakinan, satu perbuatan yang menyebabkan orang keluar dari Islam maka orang itu sudah tidak berstatus sebagai Muslim lagi. Rasulullah bersabda : (‫)رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬ َ ُ ُ ِ ِ َ ْ َِ ‫َاﻟْﺠﻨَّ ُﺔ َٔا ْﻗ َﺮب ا َﱃ َٔاﺣﺪ ُْﰼ ِﻣﻦ ِﴍاك ﻧ َ ْﻌ ِهل َواﻟﻨَّﺎر ِﻣﺜْﻞ ٰذ ِكل‬ ُ َ ِٕantara kalian dari “Surga sangat dekat kepada salah seorang di pada tali sendalnya, neraka pun juga seperti itu”. Oleh karena demikian sensitifnya, demikian rawannya titik pemisah antara kekufuran dan keimanan, oleh karenanya mari kita semuanya berupaya untuk mempelajari ajaranajaran Islam sebanyak-banyaknya, untuk menggali pengetahuan-pengetahuan agama sebanyak-banyaknya, supaya kita betul-betul bisa menerapkan pesan Allah subhanahu wa ta’ala agar kita semuanya tidak meninggal kecuali dalam keadaan Muslim. ِ َ ِ ْ ِّ ِ َ ِ ِ ْ ُْ ْ ُ ،‫َاب َركَ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ، َوﻧ َ َﻔ َﻌ ِﲏ َوا َّاي ُْﰼ ِﺑ َﻤﺎ ِﻓ ْﻴﻪ ِﻣﻦ ْاﻻٓ َايت َواذلﻛﺮ اﻟْﺤﻜ ِْﲓ‬ ْ ُْ ْ َ ْ ْ َ ْ ُ َ ‫َوﺗَ َﻘﺒَّﻞ ِﻣ ِ ّْﲏ َو ِﻣﻨْﲂ ِﺗﻼ َوﺗ َُﻪ اﻧ َُّﻪ ﻫُﻮ اﻟﺴ ِﻤ ْﻴ ُﻊ اﻟْ َﻌ ِﻠ ُْﲓ ِٕ. َٔاﻗُ ْﻮل ﻗَ ْﻮ ِﱄ ﻫٰﺬا َو َٔاﺳـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ‬ َّ َ ِٕ َ ْ ُ ِ َّ َ َ ْ ْ .‫ﻓَﺎﺳـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ْو ُﻩ، اﻧ َُّﻪ ﻫُﻮ اﻟْﻐ ُﻔ ْﻮ ُر اﻟﺮﺣ ُْﲓ‬ ِٕ doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 27
  • 28. Kemuliaan Masjid dan Adab di Dalamnya ijk ِ ِ ْ ْ ْ ُ ْ ِ ُ ‫ان اﻟْﺤ ْﻤﺪَ ِ ، َْﳓ َﻤﺪُ ُﻩ َوﻧَﺴـ َﺘ ِﻌ ْﻴ ُﻨﻪ ُوﻧَﺴـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ُﻩ َوﻧَﺴـﳤَ ْﺪﻳْﻪ، َوﻧ َ ُﻌ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ ﴍ ْو ِر َٔاﻧْ ُﻔﺴـﻨَﺎ َو ِﻣﻦ‬ ْ َّ ُُ ْ َّ‫َِٕﺳ ِﻴّﺌ َﺎت َٔاﲻﺎ ِﻟﻨ َﺎ، َﻣﻦ ﳞَ ْﺪ ﷲ ﻓَﻼ ُﻣﻀﻞ َُهل، َو َﻣﻦ ﻳُﻀْ ِﻠﻞ ﻓَﻼ ﻫَﺎ ِدي َُهل. َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﻻ ا َٰهل اﻻ‬ َ ْ ْ َ َ ْ ْ َْ ِ َّ ِ َ ُ ِ ْ ِٕ ِٕ ّ َ َِ َ ْ ُ ‫ﷲ َوﺣﺪَ ُﻩ ﻻ ﴍﻳْﻚ َُهل، َو َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﺳـ ِ ّﻴﺪَ ان ُﻣﺤﻤﺪً ا ﻋ ْﺒﺪُ ُﻩ َو َرﺳ ْﻮ ُُهل. َاﻟﻠَّﻬُﻢ ﻓَﺼﻞ َوﺳ ّ ِْﲅ‬ َ َّ َ َ َ َّ ْ ُ َ ِ َ َّ ِ َ ِ ،‫َو َاب ِركْ ﻋَﲆ ﺳـ ِ ّﻴﺪان ُﻣﺤﻤﺪ، َوﻋَﲆ ا ٓ ِِهل َوﲱ ِﺒﻪ اﻟﻄ ِ ّﻴﺒِﲔ اﻟﻄﺎﻫﺮْﻳﻦ. َٔا َّﻣﺎ ﺑ َ ْﻌﺪُ ﻓَﻴ َﺎ ﻋ َﺒﺎد ﷲ‬ َ ِ ِ َّ َ ْ َّ ِ ْ َ ٰ ٍ َّ َ َ ِ َ ٰ َ ِ ِ ،‫ُٔا ْوﺻ ْﻴﲂ َوﻧ َ ْﻔﴘ ِﺑ َﺘ ْﻘ َﻮى ﷲ، ﻓَ َﻘﺪْ ﻓَﺎز اﻟْ ُﻤﺘَّ ُﻘ ْﻮن، ﻳ َ ُﻘ ْﻮل ﷲ ﺗَ َﺒﺎركَ َوﺗَ َﻌﺎﱃ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ‬ َ ْ ِ ُْ ِ َ ُ ُ َ ِ َّ ِ ٰ ْ َّ ِ ِ ْ ِ َّ ِ َ َّ َ ُ ُ ‫َٔاﻋ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ اﻟﺸـ ْﻴﻄﺎن اﻟﺮﺟ ِْﲓ ﺑِﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﲪﻦ اﻟﺮﺣ ِْﲓ ٰاي َٔاﳞُّ َﺎ اذل ْﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُﻮا اﺗ َّ ُﻘﻮا ﷲ‬ َ َ ِ َّ ١١٩ ‫وﻛﻮﻧُﻮا ﻣﻊ اﻟﺼﺎد ِﻗﲔ اﻟﺘﻮﺑﺔ‬ َ ْ ِ َّ َ َ ْ ُ َ Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan alam, Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang senantiasa tunduk dan patuh menjalankan ajaran-ajaran agamanya. Kami selaku khathib berwasiat kepada diri kami dan kepada para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita berupaya untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena sungguh seluruh jenis, seluruh macam kemuliaan telah sirna, yang tersisa adalah kemuliaan taqwallah, bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. ‫ذﻫ َﺒﺖ اﻟْ َﻤﲀ ِرم ُﳇُّﻬَﺎ اﻻَّ اﻟﺘَّ ْﻘ ٰﻮى‬ ُ َ ِ ََ ِٕ telah sirna, yang tersisa hanyalah “Seluruh kemuliaan telah hilang, kemuliaan taqwallah, kemuliaan bertaqwa kepada Allah” Melaksanakan kewajiban-kewajiban seluruhnya, men-jauhi semua perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 28
  • 29. Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan sedikit membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan masjid, keutamaannya dan lain sebagainya. Sekian banyak ayat-ayat suci al-Quran yang berbicara tentang masjid, salah satunya adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala : ٰ َّ َ ٰ َّ َ ِ ِ ِ ‫اﻧ َّ َﻤﺎ ﻳ َ ْﻌ ُﻤ ُﺮ َﻣﺴﺠِ ﺪَ ﷲ َﻣﻦ ٰءا َﻣﻦ ِاب ِ َواﻟْ َﻴ ْﻮم ْاﻻٓﺧﺮ َو َٔاﻗَﺎم اﻟﺼﻠﻮ َة َو ٰءاﰏ اﻟﺰﻛـﻮ َة‬ َ ْ ِ ٰ ِٕ َ َْ ْ َ ١٨ ‫وﻟَﻢ ﳜﺶ اﻻَّ ﷲ ﻓَﻌﴗ اوﻟ ٰـﺌﻚ ان ﻳَّﻜﻮﻧ ُﻮا ﻣﻦ اﻟْﻤﻬﺘﺪﻳﻦ اﻟﺘﻮﺑﺔ‬ َ ْ ِ َ ْ ُ َ ِ ْ ْ ُ َٔ َ ِ ْ ُٔ ٰ َ َ ِٕ “Sesungguhnya orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah subhanahu wa ta’ala tidak lain adalah mereka yang beriman kepada Allah, beriman kepada hari Akhir, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan tidak memiliki rasa takut kecuali kepada Allah subhanahu wa ta’ala, mudah-mudahan mereka ini termasuk orang-orang yang diberikan petunjuk oleh Allah subhanahu wa ta’ala” Disebut, dinamakan masjid ini diambil dari kata ‘as-sujud’, kata masjid itu diambil dari kata ‘as-sujud’, kalau sujud artinya bersujud ketika shalat, maka masjid adalah tempat di mana orang bersujud di dalam shalat, artinya tempat pelaksanaan shalat, kenapa misalnya tidak disebut marka’, tempat orang ruku’ di dalam shalat, karena sujud itu adalah gerakan atau bagian yang paling mulia dalam shalat, bahkan kita dianjurkan untuk memperbanyak berdoa ketika sujud, karena sujud adalah salah satu saat yang kemungkinan besar jika orang berdoa kepada Allah akan diijabah, dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Suatu ketika baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam ditanya oleh salah seorang sahabat : َ ُ َ ‫ٰاي َرﺳ ْﻮل ﷲ َٔاي اﻟْ ِﺒ َﻘﺎعِ ﺧ ْﻴـ ٌﺮ، َو َٔاي اﻟْ ِﺒ َﻘﺎعِ ﴍ ؟‬ ُّ ُّ ٌّ َ Rasulullah, tempat di belahan bumi ini, mana yang paling mulia.. dan mana tempat yang paling buruk di muka bumi ini ?. Ditanya tentang itu baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam َ ِْ ْ ِ ُ َ menjawab : ‫( ﻻ َٔادْري‬saya tidak tahu) ‫( َٔاﺳﺎَٔل َٔايخ ﺟِ ﱪﻳْﻞ‬saya akan bertanya ِْ َ kepada saudaraku Jibril terlebih dahulu). Maka baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bertanya kepada malaikat Jibril, Jibrilpun memberikan jawaban, kemudian baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam menyampaikan kepada penanya dan kaum muslimin kepada umumnya : doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 29
  • 30. ِ (‫)رواﻩ ﻣﺴﲅ واﺑﻦ ﺣﺒﺎن‬ ‫ﺧَﲑ ِﺑ َﻘﺎعِ ْاﻻ ْرض اﳌَﺴﺎﺟﺪُ ، َوﴍ ِﺑ َﻘﺎعِ ْاﻻ ْرض ْاﻻﺳ َﻮاق‬ ُْ ُ ْ َٔ ِ َٔ ُّ َ ِ َ ِ َٔ Bagian bumi yang paling mulia adalah masjid dan bagian bumi yang paling buruk adalah pasar. Jika memang bagian bumi yang paling mulia, paling baik adalah masjid, bagian bumi yang paling dicintai oleh Allah adalah masjid, karena masjid ini tempat yang digunakan untuk beribadah kepada Allah, di masjidlah kaum muslimin melaksanakan shalat lima waktu, di masjidlah kaum muslimin melakukan kegiatan i’tikaf, di masjidlah kaum muslimin memperbanyak bacaan al-Quran dan amal ibadah lainnya karena Allah subhanahu wa ta’ala. Jika memang masjid ini adalah bagian bumi yang paling dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. apakah kita telah mengisi hari-hari kita, dengan beri’tikaf di masjid, beribadah di masjid, apakah hati kita sudah terpaut dengan masjid, sehingga setiap kita keluar dari masjid hati ini selalu rindu untuk kembali berada di masjid dan beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, ataukah jangan-jangan kita tidak pernah menginjakkan kaki di masjid ini. Wahai saudara-saudaraku seiman Mereka yang hatinya selalu rindu kepada masjid, untuk beribadah di sana, nanti di yaumil qiyamah, di padang mahsyar, ketika matahari mendekat ke kepala manusia hingga jaraknya hanya sekitar satu kilo meter, sehingga banyak orang bercucuran keringat, bahkan ada yang tenggelam dalam keringatanya, di sanalah orang yang senantiasa memakmurkan masjid, orang yang senantiasa rindu dan kembali ke masjid untuk selalu beribadah kepada Allah, di sana akan dilindungi, akan dinaungi oleh bayangan ‘Arsy di mana saat itu tidak ada bayangan lain kecuali bayangan ‘Arsy. Sudahkah kita memakmurkan masjid, hati kita terpaut dengan masjid, sehingga kita termasuk golongan orang yang dilindungi oleh naungan ‘Arsy, ketika tidak ada naungan selain naungan ‘Arsy. Seandainya kita semuanya tahu seberapa banyak kebaikan, keberkahan masjid, niscaya kita akan melihat saudara-saudara kita kaum muslimin berlomba-lomba untuk senantiasa berada di masjid, doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 30
  • 31. memakmurkan masjid dan seterusnya. Namun sangat disesalkan, banyak di antara kaum muslimin yang datang ke masjid bahkan hanya sekali dalam satu minggu untuk melaksanakan shalat Jumat, bahkan ada sebagian kaum muslimin yang dalam setahun hanya dua kali datang ke masjid untuk melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha, sungguh menyedihkan sekali, seandainya kaum muslimin betul-betul memahami betapa banyak keutamaan-keutamaan yang dijanjikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang yang senantiasa memakmurkan masjid tentunya ini tidak akan mungkin terjadi. Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Karena masjid adalah tempat yang paling mulia di muka bumi ini, tentunya masjid ini termasuk salah satu syiar agama Allah, jika orang melihat masjid, akan selalu muncul kesan di hatinya, ini masjid adalah tempat beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Jika ada sebuah masjid dibangun di suatu daerah, ini artinya penduduk sekitarnya adalah kaum muslimin, oleh karenanya masjid ini termasuk syiar agama Allah dan orang-orang yang mengagungkan syiar agama Allah itu menunjukkan bahwa mereka adalah orangorang yang bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, Allah ta’ala berfirman : ِ َ َ ِّ ْ َ ‫ٰذ ِكل َو َﻣﻦ ﻳ ُّـ َﻌﻈ ْﻢ ﺷ ٰﻌ ِﱤ ﷲ ﻓَﺎﻧ َّـﻬَﺎ ِﻣﻦ ﺗَ ْﻘ َﻮى اﻟ ُﻘﻠُ ْﻮب‬ ِ ْ ِٕ “Sungguh orang-orang yang mengagungkan syiar-syiar agama Allah, ٣٢ ‫اﳊﺞ‬ maka itu sesungguhnya adalah menunjukkan taqwa yang ada di hati orang-orang tersebut”. Dalam salah satu haditsnya Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : َ َٰ ْ َْ ُ ْ ِ َ ِ ٰ َّ ‫ان ﻫﺬ ِﻩ اﻟْ َﻤﺴﺎﺟﺪَ َﻻ ﺗَﺼﻠُﺢ ِﻟﴙ ٍء ِ ّﻣﻦ ﻫﺬا اﻟ َﺒ ْﻮلِ َو َﻻ اﻟ َﻘﺬ ِر‬ ِٕ (‫اﻧَّﻤﺎ ﱔ ِذلﻛﺮ ﷲ ﻋﺰ وﺟﻞ و ِﻗﺮاءة اﻟﻘﺮءان )رواﻩ ﻣﺴﲅ‬ ِ َ ْ ُ ِ َ َ َ َّ َ َ َّ َ ِ ِ ْ ِ َ ِ َ ِٕ Baginda Rasulillah menegaskan : “Sesungguhnya masjid ini tidaklah boleh dimasukkan kotoran-kotoran ke dalamnya, air kencing, kotoran manusia dan lain sebagainya, ataupun kotoran-kotoran lain, benda-benda najis yang lain, tidak boleh mengotori masjid dengan benda-benda najis, masjid diperuntukkan untuk berdzikir menyebut doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 31
  • 32. asma Allah subhanahu wa ta’ala dan membaca ayat-ayat suci alQur’an”. (H.R. Muslim dan lainnya) Oleh karenanya, marilah kita muliakan masjid ini dengan selalu menjaga kebersihan masjid, jangan sampai kita mengotori masjid dengan benda-benda yang suci sekalipun, diharamkan orang untuk mengotori masjid dengan bendabenda yang suci sekalipun, seperti air ludah, seperti ingus, seperti dahak, seseorang tidak diperbolehkan berdahak mengenai lantai masjid, mengeluarkan ingus atau meludah mengenai lantai masjid dan semacamnya, apalagi mengotori masjid dengan benda-benda yang najis, tentunya lebih haram hukumnya. Oleh karenanya kaum muslimin sejak masa khalifah Umar ibn al-Khathab di setiap hari Jum’at mereka menjadikan masjid ini, diberikan wewangian-wewangian, dibakarkan gahru dan semacamnya untuk membuat nyaman orang yang berada di masjid beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan suatu ketika di masa Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam ada seorang perempuan muslimah yang berwajah atau berkulit gelap, wanita ini biasanya membersihkan masjid Nabawi, tiba-tiba suatu hari baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak melihat perempuan ini seperti biasanya, beliau bertanya kepada para sahabat “Kemanakah wanita yang biasanya membersihkan masjid ini, aku tidak melihatnya lagi ?”, para sahabat menjawab bahwa wanita itu sudah meninggal ya Rasulallah, maka Rasulullah bersabda “Mengapa kalian tidak memberitahuku tentang kematian perempuan tersebut, tunjukkanlah kepadaku di mana kuburannya”, ditunjukkanlah oleh para sahabat kuburan perempuan tersebut kepada baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam, kemudian Rasulullah shalat di dekat makam perempuan itu, sambil beliau bersabda : ِ ٰ َّ ُ َ ْ َ ‫ان ﻫﺬ ِﻩ اﻟ ُﻘ ُﺒ ْﻮ َر َﻣ ْﻤﻠُ ْﻮء ٌة ﻇﻠْ َﻤ ًﺔ ﻋَﲆ َٔاﻫ ِﻠﻬَﺎ‬ ِٕ “Sesungguhnya kuburan-kuburan ini dipenuhi kegelapan bagi penduduknya, bagi orang-orang yang dikubur di situ” َّ َ َ َ َّ ‫َوان ﷲ ﻋ َّﺰ َوﺟﻞ ﻳُﻨَ ِّﻮ ُرﻫَﺎ ﻟَﻬ ُْﻢ ﺑِﺼﻼ ِﰐ ﻋَﻠَ ْﻴـﻬ ِْﻢ‬ َْ َ ِٕ doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 32
  • 33. “Dan sungguh Allah menerangi kuburan-kuburan yang ada di areal pemakaman itu karena shalat yang aku lakukan untuk mereka”. Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah Di antara adab memuliakan masjid, bahwa dimakruhkan orang untuk melakukan transaksi jual beli dan semacamnya di dalam masjid, karena masjid bukanlah pasar, masjid adalah tempat beribadah kepada Allah, bukan tempat untuk berjual beli, baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : ِ ْ َ ََ ُ َ َ ُ ،‫اذا َر َٔاﻳْـﱲ َﻣﻦ ﻳ َّ ِﺒ ْﻴ ُﻊ َٔا ْو ﻳَـ ْﺒ َﺘﺎع ِﰲ اﻟْ َﻤﺴﺠِ ﺪ ﻓَ ُﻘ ْﻮﻟُ ْﻮا ﻻ َٔا ْرﺑَﺢ ﷲ ِﲡﺎرﺗَﻚ‬ ْ ُ َ ِٕ َ ْ ُ َّ َ َ ْ ُ َ َّ ِ ْ ُ ْ َ ْ ُ َٔ َ َ َ (‫واذا راﻳ ْـﱲ ﻣﻦ ﻳ َّـﻨْﺸﺪُ ِﻓﻴﻪ اﻟﻀَّ ﺎةل ﻓَﻘﻮﻟُﻮا ﻻرد ﷲ ﻋَﻠَﻴﻚ )رواﻩ اﻟﱰﻣﺬي‬ ِٕ “Jika kalian melihat orang yang menjual barang atau membeli barang di dalam masjid maka katakanlah : semoga Allah tidak menjadikan perdaganganmu itu beruntung, dan jika engkau melihat orang yang mencari barang yang hilang di masjid, maka katakanlah kepadanya : semoga Allah tidak mengembalikan kepadamu barang yang hilang itu”. Ini adalah bagian dari memuliakan masjid, jika kita hendak pergi ke masjid jangan lupa untuk berdoa, membaca doa yang diajarkan oleh baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam : َ َ َ َ ًَ ُْ ‫اﻟ ٰﻠ ّﻬُﻢ ا ِّﱐ َٔاﺳﺎَٔ ُكل ِﲝﻖ اﻟﺴﺎ ِﺋ ِﻠ ْﲔ ﻋَﻠَ ْﻴﻚ َو ِﲝﻖ َﻣ ْﻤﺸَ ﺎي ﻫٰﺬا ﻓَﺎ ِّﱐ ﻟ َ ْﻢ َٔاﺧْﺮج َٔاﴍا َوﻻ ﺑَﻄ ًﺮا‬ ِ ّ َ َ َ َّ ِ ّ َ َ ْ َِٕ‫وﻻ َّ رِٕايء وﻻ ﲰﻌ ًﺔ، ﺧَﺮﺟﺖ ا ِﺗـ َﻘﺎء ﲯَﻄﻚ واﺑ ِﺘﻐَﺎء ﻣﺮﺿَ ﺎ ِﺗﻚ‬ ‫َ َ ِ َ ً َ َ ُ ْ َ َ ْ ُ ّ َ َ ِ َ َ ْ َ َ ْ ، ﻓَﺎَٔﺳﺎَٔ ُكل َٔان ﺗُ ْﻨ ِﻘﺬ ِﱐ ِﻣﻦ‬ َ َ ْ َ ْ َ َٔ َ ْ ُّ ُ ِ ْ َ ُ ِ ْ ُ َ ِ َ ِ ْ ٔ َ ِ (‫اﻟﻨ َّﺎر وان ﺗَﻐﻔﺮ ﱄ ذﻧ ُﻮﰊ اﻧَّﻪ ﻻ ﻳَﻐﻔﺮ اذلﻧ ُﻮب اﻻَّ اﻧ ْﺖ )رواﻩ أﲪﺪ واﻟﻄﱪاﱐ واﻟﺒﳱﻘﻲ‬ ِٕ ِٕ Doa ini dianjurkan untuk dibaca, ketika orang pergi dari rumahnya berjalan menuju ke masjid, ketika sudah tiba di depan masjid hendaklah membaca doa masuk masjid : ْ َّ ٍ َ ّ ِ َ َّ ِ ِ ْ َ َْ َ ‫ﺑِﺴﻢ ﷲ َاﻟ ٰﻠ ّﻬُﻢ ﺻﻞ ﻋَﲆ ﶊَّﺪ اﻟ ٰﻠ ّﻬُﻢ اﻏ ِﻔ ْﺮ ِﱄ َواﻓْﺘَـﺢ ِﱄ َٔاﺑْ َﻮاب َرﲪ ِﺘﻚ‬ ْ Ma’asyiral hadirin sidang Jum’ah rahimakumullah Begitu kita masuk masjid, marilah kita laksanakan shalat dua rokaat, tahiyyatul masjid sebelum duduk, setelah itu mari kita perbanyak membaca ayat-ayat suci al-Quran, berdzikir menyebut asma Allah subhanahu wa ta’ala, meminta kebaikan-kebaikan untuk diri kita atau orang-orang yang kita cintai, banyaklah berdoa setiap waktu antara adzan doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 33
  • 34. dan iqamah, karena waktu antara adzan dan iqomah termasuk salah satu waktu di mana doa akan diijabah, dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Namun demikian, jangan sampai kita kemudian memunculkan adab-adab sendiri yang tidak diatur oleh agama, sebagian orang melarang kaum muslimin untuk berbicara tentang urusan dunia di dalam masjid, ini adalah pernyataan yang tidak berdasar, bahkan sebagian orang menyebutkan sebuah perkataan yang mereka katakan itu adalah hadits Nabi padahal itu bukan hadits Nabi, kata mereka : ِ ََ ُُ ِ ْ ‫َاﻟْـالكم ِﰲ ادلُّ ﻧْ َﻴﺎ ِﰲ اﻟْ َﻤﺴﺠِ ﺪ ﻳَﺎْٔ ﰻ اﻟْﺤﺴـﻨَﺎت ََامك ﺗَﺎْٔ ﰻ اﻟﻨَّﺎر اﻟْﺤﻄﺐ‬ َُ َ َ ََ ُ ُُ Sebagian orang itu mengatakan Nabi bersabda : jika orang berbicara dalam masjid tentang urusan dunia, maka kebaikannya akan hilang, akan lenyap seperti api yang membakar kayu bakar Ini adalah pernyataan yang tidak benar dan bukan hadits Nabi, hadits ini adalah hadits palsu, karena tidak jarang para sahabat radliyallahu ta’ala anhum setelah mereka selesai shalat, kadang mereka duduk-duduk berbicara tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di masa jahiliyyah, mereka ingat masa-masa lalu mereka, mereka tersenyum, tertawa, baginda Rasulillah menyaksikan itu, beliau tidak melarang, beliau bahkan tersenyum kepada para sahabatnya tersebut, bahkan suatu ketika dalam hadits riwayat Imam alBukhari ada dua orang sahabat yang ribut di dalam masjid karena masalah hutang, salah seorang sahabat yaitu Ka’ab menagih hutangnya terhadap sahabat lain yang saat itu ada di masjid, keributan terjadi kemudian mereka mengadu kepada baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam maka Rasulullah mengatakan kepada Ka’ab : ”Wahai Ka’ab, kurangi hutang kamu itu setengah, bebaskan hutang kamu yang setengah itu pada orang itu bebaskan, biarkan dia membayar sisa hutangnya separuh saja, yang separuh gugurkan dari kawanmu itu”. Baginda Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak memarahi para sahabat tersebut, baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bahkan justru mengatakan doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 34
  • 35. kepada sahabatnya itu agar menggugurkan sebagian hutangnya kepada sahabat yang lain. Termasuk juga perkataan yang tidak berdasar, sebagian orang melarang orang untuk tidur di masjid, selama orang tidur di masjid itu tidak menggangu kesucian masjid, maka ini tidak boleh dilarang, karena sahabat Abdullah Ibnu Umar Ibnu Khaththab seringkali beliau tidur di Masjid Nabawiy, baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam mengetahui itu dan beliau tidak melarangnya, bahkan beliau memuji sahahat Abdullah Ibnu Umar bahwa beliau adalah Rajulun Shaleh, yang dilarang oleh Nabi adalah ketika seseorang, ketika kaum Muslimin berada di masjid, kemudian saling mengangkat suaranya sehingga mengganggu orang lain yang sedang shalat atau sedang membaca al-Quran, ini yang dilarang oleh baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Nabi bersabda : ُ ُ ‫َٔاﻻ اﻧَّﲂ ُﳇَّـﲂ ﻳُﻨَﺎيج َرﺑ َُّﻪ ﻓَﻼ ﻳ ُْﺆ ِذﻳَﻦ ﺑ َ ْﻌﻀُ ﲂ ﺑ َ ْﻌﻀً ﺎ َوﻻ ﻳَ ْﺮﻓَ َﻌﻦ ﺑ َ ْﻌﻀُ ﲂ‬ َّ َ َّ َ ْ ِ ُ ُ ِٕ َ َ َّ ٍ َ ‫ﻋَﲆ ﺑ َ ْﻌﺾ ِﰲ ْاﻟ ِﻘ َﺮاء ِة ِﰲ اﻟﺼﻼ ِة‬ َ “Sesungguhnya masing-masing dari kalian sedang bermunajat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka jangan sampai sebagian mengganggu sebagian yang lain, jangan sampai sebagian mengangkat suaranya berlebihan sehingga mengganggu kekhusyuan saudaranya yang lain yang sedang beribadah di dalam masjid tersebut”. Demikian juga dilarang seseorang untuk pergi ke masjid dengan bau-bau yang tidak sedap, yang mengganggu saudara Muslim yang lain, baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : َ‫َﻣﻦ َٔاﰻ اﻟ َﺒﺼﻞ َواﻟﺜ ُّ ْﻮم َواﻟْـﻜـ َّﺮاث ﻓَﻼ ﻳ َ ْﻘ َﺮﺑَﻦ َﻣﺴﺠِ ﺪَ ان‬ ْ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ (‫ﻓَﺎن اﳌَﻼﺋِﻜﺔ ﺗ َـﺘﺎَٔذى ﻣﻤﺎ ﻳَﺘﺎَٔذى ﻣﻨْﻪ ﺑَﻨﻮ ءادم )رواﻩ ﻣﺴﲅ‬ َ َ َ ُ ُ ِ َّ َ َّ ِ َّ َ َ َ َ َّ ِٕ “Barangsiapa makan bawang merah atau bawang putih atau bawang pre maka jangan mendekati masjidku, karena malaikat tidak menyukai sesuatu yang menyebabkan kaum muslimin terganggu”. (H.R. Muslim dan lainnya) Oleh karenanya ketika pergi ke masjid marilah kita sebaik mungkin mengurus badan kita, sehingga tidak menimbulkan doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 35
  • 36. bau yang busuk yang mengganggu saudara kita, marilah kita memakai pakaian yang paling dicintai oleh baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam, pakaian-pakaian yang berwarna putih, meskipun ini tidak wajib tetapi ini sangat dianjurkan oleh baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah Inilah khuthbah kami mudah-mudahan bermanfaat, mudahmudahan Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa memberikan taufik, hidayah kepada kita semuanya untuk bisa memakmurkan masjid, mengisi hari-hari kita dengan sebanyak-banyaknya beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala ditempat yang paling dimuliakan oleh Allah yaitu masjid-masjid yang dibangun untuk beribadah kepada Allah. ِ َ ِ ْ ِّ ِ َ ِ ِ ْ ُْ ْ ُ ،‫َاب َركَ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ، َوﻧ َ َﻔ َﻌ ِﲏ َوا َّاي ُْﰼ ِﺑ َﻤﺎ ِﻓ ْﻴﻪ ِﻣﻦ اﻻ ٓ َايت َواذلﻛﺮ اﻟْﺤﻜ ِْﲓ‬ ْ ُْ ْ َ ْ ْ َ ْ ُ َ ‫َوﺗَ َﻘﺒَّﻞ ِﻣ ِ ّْﲏ َو ِﻣ ْﻨﲂ ِﺗﻼ َوﺗ َُﻪ اﻧ َُّﻪ ﻫُﻮ اﻟﺴ ِﻤ ْﻴ ُﻊ اﻟْ َﻌ ِﻠ ُْﲓ ِٕ. َٔاﻗُ ْﻮل ﻗَ ْﻮ ِﱄ ﻫٰﺬا َو َٔاﺳـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ﷲ ِﱄ َوﻟَﲂ‬ َّ َ ِٕ َ ْ ُ ِ َّ َ َ ْ ْ .‫ﻓَﺎﺳـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ْو ُﻩ، اﻧ َُّﻪ ﻫُﻮ اﻟْﻐ ُﻔ ْﻮ ُر اﻟﺮﺣ ُْﲓ‬ ِٕ doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 36
  • 37. Muhasabah Dalam Kehidupan Sehari-Hari ijk ِ ِ ْ ْ ْ ُ ْ ِ ُ ‫ان اﻟْﺤ ْﻤﺪَ ِ ، َْﳓ َﻤﺪُ ُﻩ َوﻧَﺴـ َﺘ ِﻌ ْﻴ ُﻨﻪ ُوﻧَﺴـ َﺘﻐ ِﻔ ُﺮ ُﻩ َوﻧَﺴـﳤَ ْﺪﻳْﻪ، َوﻧ َ ُﻌ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ ﴍ ْو ِر َٔاﻧْ ُﻔﺴـﻨَﺎ َو ِﻣﻦ‬ ْ َّ ُُ ْ َّ‫َِٕﺳ ِﻴّﺌ َﺎت َٔاﲻﺎ ِﻟﻨ َﺎ، َﻣﻦ ﳞَ ْﺪ ﷲ ﻓَﻼ ُﻣﻀﻞ َُهل، َو َﻣﻦ ﻳُﻀْ ِﻠﻞ ﻓَﻼ ﻫَﺎ ِدي َُهل. َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﻻ ا ََهل اﻻ‬ َ ْ ْ َ َ ْ ْ َْ ِ َّ ِ َ ُ ِ ْ ِٕ ِٕ ّ َ َِ َ ْ ُ ‫ﷲ َوﺣﺪَ ُﻩ ﻻ ﴍﻳْﻚ َُهل، َو َٔاﺷﻬَﺪُ َٔان ﺳـ ِ ّﻴﺪَ ان ُﻣﺤﻤﺪً ا ﻋ ْﺒﺪُ ُﻩ َو َرﺳ ْﻮ ُُهل. َاﻟﻠَّﻬُﻢ ﻓَﺼﻞ َوﺳ ّ ِْﲅ‬ َ َّ َ َ َ َّ ْ ُ َ ِ َ َّ ِ َ ِ ،‫َو َاب ِركْ ﻋَﲆ ﺳـ ِ ّﻴﺪان ُﻣﺤﻤﺪْ ، َوﻋَﲆ ا ٓ ِِهل َوﲱ ِﺒﻪ اﻟﻄ ِ ّﻴﺒِﲔ اﻟﻄﺎﻫﺮْﻳﻦ. َٔا َّﻣﺎ ﺑ َ ْﻌﺪُ ﻓَﻴ َﺎ ﻋ َﺒﺎد ﷲ‬ ِ ِ َّ َ ْ َّ ِ ْ َ َّ َ َ ِ َ ٰ ٰ َ ِ ِ ،‫ُٔا ْوﺻ ْﻴﲂ َوﻧ َ ْﻔﴘ ِﺑ َﺘ ْﻘ َﻮى ﷲ، ﻓَ َﻘﺪْ ﻓَﺎز اﻟْ ُﻤﺘَّ ُﻘ ْﻮن، ﻳ َ ُﻘ ْﻮل ﷲ ﺗَ َﺒﺎركَ َوﺗَ َﻌﺎﱃ ِﰲ اﻟْ ُﻘ ْﺮا ِٓن اﻟْ َﻌﻈ ِْﲓ‬ َ ْ ِ ُْ ِ َ ُ ُ َ َّ‫َٔاﻋ ْﻮذ ِاب ِ ِﻣﻦ اﻟﺸـ ْﻴﻄﺎن اﻟﺮﺟ ِْﲓ ٰاي َٔاﳞُّ َﺎ اذلﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُﻮا اﺗ َّـ ُﻘﻮا ﷲ ﺣﻖ ﺗُ َﻘﺎ ِﺗﻪ َوﻻ ﺗَ ُﻤﻮﺗُﻦ اﻻ‬ ُ ُ ِ َّ ِ َ َّ َ َّ َ ِ َّ َ َ َ ِ َّ ِٕ ١٠٢ ‫واﻧﱲ ﻣﺴﻠﻤﻮن ال ﲻﺮان‬ َ ُ ِ ْ ُّ ُ َٔ َ Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, atas seluruh nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita semuanya, padahal nikmat-nikmat tersebut tidak wajib bagi Allah ta’ala memberikannya kepada kita. Mudah-mudahan niknat-nikmat yang Allah berikan kepada kita semuanya tidak menyebabkan kita lalai, sibuk oleh nikmat-nikmat tersebut, melalaikan Sang Pemberi nikmat dan hak-haknya yaitu Allah subhanahu wa ta’ala. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan alam, Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang senantiasa tunduk dan patuh menjalankan ajaran-ajaran agamanya. Kami selaku khathib berwasiat kepada diri kami, kepada para jama’ah sekalian, marilah senantiasa kita berupaya untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena sungguh semua kemuliaan, semua keistimewaan, semuanya itu tidak akan menentukan akhir keadaan kita kelak di akhirat, di Yaumil Qiyamah, yang menentukan semuanya tidak lain tidak bukan adalah taqwallah, bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. ‫ذﻫ َﺒﺖ اﻟْ َﻤﲀ ِرم ُﳇُّﻬَﺎ اﻻَّ اﻟﺘَّ ْﻘ ٰﻮى‬ ُ َ ِ ََ ِٕ doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 37
  • 38. “Semua kemuliaan-kemuliaan sirna, kecuali taqwallah, bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala” Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Pada kesempatan kali ini marilah kita manfaatkan mimbar dan waktu yang sangat mulia ini, untuk kita semuanya melakukan muhasabah, berintrospeksi diri terhadap semua tindakan-tindakan kita, tingkah laku, perbuatan, ucapanucapan dan segenap gerakan-gerakan kita di dunia ini. Memang muhasabah, berintrospeksi diri itu tidak ditentukan oleh waktu kapanpun, tidak dibatasi oleh waktu, tidak di awal tahun, tidak di akhir tahun, tidak di pertengahan tahun, bahkan muhasabah ini seharusnya dilakukan setiap saat, setiap waktu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam salah satu ayat al-Qur’anul al-Karim : ٍ َ ْ َّ ٌ ُ َ ‫ٰاي َٔاﻳ ُّـﻬَﺎ اذل ْﻳﻦ ٰءا َﻣﻨُﻮا اﺗ َّـ ُﻘﻮا ﷲ َوﻟْﺘَـ ْﻨﻈ ْﺮ ﻧ َ ْﻔﺲ َّﻣﺎﻗَﺪ َﻣﺖ ِﻟﻐﺪ َواﺗ َّ ُﻘﻮا ﷲ‬ َ َ ِ َّ َ َ َّ ‫ان ﷲ ﺧ ِﺒ ْﻴـ ٌﺮ ِﺑ َﻤﺎ ﺗَ ْﻌ َﻤﻠُ ْﻮن‬ َ ِٕ lihat dalam ayat ini, Allah subhanahu wa Kita memerintahkan kita untuk melakukan muhasabah ... ta’ala ٍ َ ْ َّ ٌ ُ ‫... َوﻟْﺘَـ ْﻨﻈ ْﺮ ﻧ َ ْﻔﺲ َّﻣﺎﻗَﺪ َﻣﺖ ِﻟﻐﺪ‬ Hendaklah setiap jiwa, setiap pribadi, setiap orang melihat-lihat, meneliti, merenung, berfikir, ٍَ ْ َّ ‫ َﻣﺎﻗَﺪ َﻣﺖ‬apa yang telah dia lakukan ‫ ِﻟﻐﺪ‬untuk akhiratnya al-Ghad, hari esok di sini dalam ayat ini yang dimaksud adalah akhirat. Jadi Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada kita semuanya, untuk setiap saat, setiap pribadi ini, melakukan muhasabah, memikir-mikir, merenungkan, apakah sudah banyak amal-amal yang dia kerjakan untuk kehidupan akhiratnya, apakah masingmasing sudah benar-benar melaksanakan perintah Allah ‫... َوﺗَـ َﺰ َّودوا ﻓَﺎن ﺧَﲑ اﻟﺰا ِد اﻟﺘَّـ ْﻘ ٰﻮى‬ َّ َ ْ َّ ُ ِٕ masing-masing dari kita sudah ... apakah benar-benar melaksanakan perintah Allah untuk mengambil bekal dari kehidupan dunia ini, untuk kepentingan, untuk kita gunakan dalam kehidupan akhirat kita kelak dan sebaik-baik bekal itu doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 38
  • 39. adalah taqwallah; bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Sangat jelas perintah untuk muhasabah dalam ayat ini diapit oleh perintah untuk bertaqwa yang disebut dua kali sekaligus dalam satu ayat: ‫“ ٰاي َٔاﻳ ُّـﻬَﺎ اذلﻳﻦ ءاﻣﻨُﻮا اﺗ َّـﻘﻮا ﷲ‬Wahai orang-orang yang َ ٰ َ ِ َّ َ ُ beriman bertaqwalah kepada Allah”, ٍ َ ْ َّ ‫ َوﻟْﺘَـ ْﻨﻈ ْﺮ ﻧ َ ْﻔﺲ َّﻣﺎﻗَﺪ َﻣﺖ ِﻟﻐﺪ‬Perintah ٌ ُ untuk muhasabah, kemudian diulangi lagi perintah untuk bertaqwa ‫“ واﺗ َُّﻘﻮا ﷲ‬Hendaklah kalian semuanya bertaqwa kepada َ َ Allah ta’ala” َ َ َّ ‫ان ﷲ ﺧ ِﺒ ْﻴـ ٌﺮ ِﺑ َﻤﺎ ﺗَ ْﻌ َﻤﻠُ ْﻮن‬ َ ِٕ “Sesungguhnya Allah ta’ala maha mengetahui setiap amal perbuatan yang kalian lakukan”. Oleh karenanya taqwallah, ini adalah tujuan dari kita melakukan muhasabah, kita ingin melakukan muhasabah, berintrospeksi dalam rangka berupaya untuk betul-betul mencapai derajat muttaqin, betul-betul melaksanakan takwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala melaksanakan semua kewajiban-kewajiban dan menjahui semua laranganlarangan, karena itu adalah bekal yang paling bermanfaat bagi kita kelak untuk kehidupan akhirat kita. Kita diingatkan oleh para sahabat rodhiyallohu ta’ala ‘anhum, sahabat Umar ibnu al-Khaththab pernah mengatakan : ِ ،‫ﺣ َﺎﺳـ ُﺒ ْﻮا َٔاﻧْ ُﻔﺴﲂ ﻗَ ْﺒﻞ َٔان َُﲢﺎﺳـ ُﺒ ْﻮا، َو ِزﻧ ُْﻮ َٔاﻧْ ُﻔﺴﲂ ﻗَ ْﺒﻞ َٔان ﺗ ُْﻮ َزﻧ ُ ْﻮا‬ ْ َ ُْ َ َ ْ َ ُْ َ ْ َٔ ِ ٌ ُْ َ ٍ ‫َوﺗَـ َﺰﻳَّـ ُﻨ ْﻮا ِﻟﻠْ َﻌ ْﺮض ْاﻻ ﻛ َِﱪ ﻳ َ ْﻮ َﻣ ِﺌﺬ ﻻ َْﲣ َﻔﻰ ِﻣ ْﻨﲂ ﺧ َﺎ ِﻓ َﻴﺔ‬ Umar ibnu al-Khaththab menegaskan hisablah diri kalian, sebelum kalian nanti dihisab oleh Allah di Yaumil Qiyamah, timbanglah diri kalian, amal perbuatan kalian sebelum amal perbuatan kalian nanti ditimbang oleh para malaikat di Yaumil Qiyamah. Bersiap-siaplah untuk menghadapi al’Ardhul Akbar saat di mana seluruh amal perbuatan kita diperlihatkan kepada kita kelak di Yaumil Qiyamah ٌ ُْ َ ٍ ‫ ﻳ َ ْﻮ َﻣ ِﺌﺬ ﻻ َْﲣ َﻔﻰ ِﻣ ْﻨﲂ ﺧ َﺎ ِﻓ َﻴﺔ‬saat itu tidak ada satupun amal perbuatan kita yang samar dari kita, semua amal perbuatan yang pernah kita lakukan yang baik dan yang buruk, semuanya akan nampak akan kita lihat dalam catatan amal perbuatan kita. Sahabat Ali ibn Abi Thalib juga mengingatkan kita doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 39
  • 40. semuanya, dalam sebuah riwayat al-Bukhari shohihnya, Sahabat Ali ibn Abi Thalib menegaskan : dalam ِ َٔ ِ ْ ٌَ َ ِ ‫ِا ْر ََﲢﻠَﺖ ادلُّ ﻧْﻴ َﺎ َو ِﱔ ُﻣﺪْ ِﺑ َﺮ ٌة، َوار ََﲢﻠَﺖ ْاﻻﺧ َﺮ ُة َو ِﱔ ُﻣ ْﻘﺒِةل‬ َ Dunia itu berjalan membelakangi kita, dunia itu pasti akan meninggalkan kita, sebaliknya akhirat itu datang menuju kepada kita, seakan dia berjalan ke arah kita dan pasti akan menghampiri kita ‫ﻓَﻜ ْﻮﻧ ُْﻮا ِﻣﻦ َٔاﺑْﻨ َﺎ ِء ْاﻻﺧ َﺮ ِة َوﻻ ﺗَﻜ ْﻮﻧ ُْﻮا ِﻣﻦ َٔاﺑْﻨ َﺎ ِء ادلُّ ﻧْﻴ َﺎ‬ ْ ُ َ ِ َٔ ْ ُ “Jadilah kalian pemburu-pemburu kebahagiaan akhirat, jangan menjadi pemburu kebahagian-kebahagian dunia semata”. ‫َاﻟْ َﻴ ْﻮم اﻟْ َﻌ َﻤﻞ َوﻻ ﺣﺴﺎب‬ َ َِ َ ُ َ “Hari ini, dunia ini adalah saat beramal bukan saat menuai balasan”. َ ََ َ ُ َ ِ ‫َوﻏَﺪً ا اﳊﺴﺎب َوﻻ ﲻﻞ‬ “Esok hari akhirat, adalah saat menuai balasan dan bukan lagi saat beramal”. Ma’asyiral Muslimin sidang Jum’ah rahimakumullah Oleh karenanya, para ulama salafus shaleh di antara meraka sangking sering melakukan muhasabah terhadap dirinya sendiri sehingga dijuluki sebagai ‘al-Muhasibiy’ orang yang senantiasa mengevaluasi, mengintrospeksi dirinya. Al-Harits ibn Asad al-Muhasibiy adalah seorang tokoh di kalangan para ulama as-salafus shaleh yang terkenal karena seringkali atau bahkan terlalu sering melakukan muhasabah terhadap dirinya sendiri, bahkan muhasabah itu dia lakukan terhadap setiap lintasan pikiran yang melintas dalam benak, jangan sampai terlintas sekalipun pikiran-pikiran buruk, pikiranpikiran kotor, pikiran-pikiran untuk berbuat durhaka dan maksiyat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kita semuanya tanpa terkecuali… Kita sebagai seorang anak, apakah kita sudah melaksanakan kewajiban kita kepada orang tua kita, orang tua kita yang membutuhkan, apakah sudah kita penuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kita sebagai seorang anak, sudahkah kita mendoakan untuk orang-orang tua kita, baik orang tua kita masih hidup, apalagi sudah meninggal. doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 40
  • 41. Kita sebagai seorang ayah, apakah kita sudah benar-benar melaksanakan kewajiban kita kepada anak-anak kita, apakah ketika anak kita sudah genap berumur tujuh tahun Hijriyah, kita sudah benar-benar melakukan, memerintah anak kita untuk shalat lima waktu dengan sebaik-baiknya, apakah setiap hari Jumat, kita sudah memerintahkan anak kita yang sudah genap berumur tujuh tahun Hijriyah itu, untuk pergi ke masjid melaksanakan shalat Jumat, ataukah barangkali kita jarang-jarang, sesekali saja dan tidak terlalu serius memerintahkan anak-anak kita untuk melaksanakan shalat lima waktu yang sangat tinggi kedudukannya dalam agama. Anak-anak kita yang sudah baligh, apakah kita selalu memberikan arahan-arahan, bimbingan-bimbingan agar seluruh perbuatan mereka tidak menyalahi aturan-aturan agama dan betul-betul bisa mencapai ridha Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagai seorang suami, apakah kita sudah benar-benar melaksanakan kewajiban-kewajiban yang Allah bebankan kepada kita agar kita lakukan kepada isteri-isteri kita. Apakah kita sudah memenuhi kewajiban-kewajiban kita kepada isteri-isteri kita dengan mengajari mereka ilmu agama, dengan senantiasa memberikan arahan-arahan, dengan mengendalikan semua perbuatan gerak-gerik isteriisteri kita, supaya tidak menyalahi aturan-aturan Allah subhanahu wa ta’ala, ataukah kita hidup dengan isteri kita hanya demi keperluan kebutuhan fisik semata dan tidak perduli dengan agama dan akhirat kita. Kita sebagai seorang isteri –kita sampaikan kepada isteri kita di rumah–, apakah sebagai isteri sudah betul-betul melaksanakan kewajibannya terhadap suami, yang merupakan orang manusia yang paling besar haknya kepada seorang isteri, kewajiban-kewajiban isteri apakah betul-betul sudah dilaksanakan untuk suaminya dengan sebaik-baiknya. Kita sebagai seorang Profesional, apakah benar-benar profesi yang kita jalankan ini, yang menjadi mata pencaharian kita ini betul-betul profesi yang halal dalam agama, bukan dalam anggapan kita semata, dalam hukum agama apakah profesi yang kita jalankan ini benar-benar sesuai dengan aturan doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 41
  • 42. agama, sehingga harta yang kita peroleh betul-betul harta yang halal, ataukah jangan-jangan yang penting kita menemukan sumber penghasilan tanpa peduli apakah ini sesuai dengan aturan agama atau tidak, dan kita selalu menggampangkan. Kita sebagai pribadi, apakah kita sudah benar-benar melaksanakan semua kewajiban-kewajiban yang dibebankan oleh Allah ta’ala dan menjauhi perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada kita semuanya, atau jangan-jangan bahkan kita tidak tahu mana yang wajib bagi kita, mana yang haram bagi kita, karena kita tidak pernah belajar ilmu agama dengan baik, sehingga ndak tahu mana yang haram mana yang halal, mana yang wajib mana yang haram, yang wajib ditinggalkan, yang Haram malah dilakukan. Banyak di antara kita, tidak pernah melakukan muhasabah atau malas-malasan untuk berinstrospeksi diri, karena selalu mengukur diri kita dengan orang-orang di bawah kita dalam urusan agama, kita selalu berfikir kita masih mending dibanding orang lain, kita mencukupkan diri dengan hanya melaksanakan shalat lima waktu, karena menganggap masih lebih baik dari orang yang shalat lima waktunya bolongbolong. Kita tidak pernah membandingkan dengan orang yang di atas kita dalam urusan akhirat kita, padahal baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam mengajarkan dalam urusan dunia agar kita lihat orang yang di bawah kita tapi dalam urusan akhirat kita mesti melihat orang yang di atas kita, supaya terus berkembang, bertambah kebaikan-kebaikan kita. Sering-seringlah kita membaca sejarah para sahabat, para tabi’in, orang-orang shalih, orang-orang yang mulia yang telah mendahului kita, orang-orang shaleh yang banyak di antara mereka tinggal hanya nama dalam kenangankenangan kita, kita seringkali melupakan bagaimana sejarah para sahabat, para tabiin bagaimana para sahabat meninggalkan anak isteri mereka untuk berdakwah, bagaimana para sahabat menggunakan harta-harta mereka doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 42
  • 43. untuk berjuang fi sabilillah, untuk bersedekah kepada orangorang yang membutuhkan. Sahabat Utsman ibn ‘Affan pernah mendanai kebutuhan logistik dan persenjataan untuk perang kaum muslimin seluruhnya di masa baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam. Seorang Tabiin yang mulia Ali ibn al-Husain ibn Ali ibn Abi Thalib di masa hidupnya menghidupi seratus keluarga di Madinah, seratus keluarga seluruhnya kehidupannya beliau tanggung. Seorang Gubernur Sijistan, Thalhatut Thalahat beliau mendanai seratus orang dai dan kebutuhan-kebutuhannya, kebutuhan pernikahan mereka, nafaqah untuk anak isteri mereka, semuanya ditanggung oleh gubernur Sijistan itu hanya dalam rangka supaya mereka betul-betul bisa fokus, konsentrasi untuk berdakwah di jalan Allah subhanahu wa ta’ala. Kita sebagai pribadi, kita ini termasuk orang yang dicintai oleh Allah atau orang yang dibenci oleh Allah, kita ini seringkali hidup dalam subyektifitas kita, Kita selalu merasa sudah hebat, sudah shaleh, sudah banyak sedekah, sudah banyak ibadah, jangan-jangan ibadah kita tidak terima oleh Allah, jangan-jangan amal shaleh yang kita lakukan, kita lakukan karena mengharap pujian sesama hamba, sedekahsedekah yang kita lakukan hanya berharap dipuji oleh orang lain atau berasal dari harta yang haram, sehingga tidak diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala padahal kita mengira kita ini sudah beres semuanya sudah benar, sudah shaleh sudah bertaqwa. Baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda : ،‫ان ﷲ ﻻ ُِﳛﺐ ﰻ ﺟ ْﻌﻈﺮي ﺟﻮاظ، ﲯَّﺎب ِﰲ ْاﻻﺳ َﻮاق، ﺟ ْﻴ َﻔﺔ ِابﻟﻠ َّ ْﻴﻞ‬ ٍ َ ٍ َّ َ ّ ٍ ِ َ َ َّ َ ُّ َ َ َّ ِ ٍ ِ ِ ْ َٔ ِ َ ِ ِ ْ ٍ ِ َ َ ِ ْ ٍ ِ َ ٍ َ ِ ِٕ (‫ﲪﺎر ِابﻟﳯَّ ﺎر، ﻋَﺎ ِﻟﻢ ِﺑﺎَٔﻣﺮ ادلُّ ﻧْﻴﺎ، ﺟﺎﻫﻞ ِﺑﺎَٔﻣﺮ ْاﻻٓﺧﺮة )رواﻩ اﺑﻦ ﺣﺒﺎن‬ Sesungguhnya Allah ta’ala tidak mencintai orang yang menumpuknumpuk harta, kemudian tidak mengeluarkan hak-hak harta itu, baik hak yang wajib seperti zakat maupun hak-hak fakir miskin yang sunnah yang kita perlu berikan orang-orang fakir miskin di sekeliling kita. doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 43
  • 44. Allah tidak mencintai orang yang menumpuk-numpuk harta, tidak mengeluarkan hak-haknya, ketika malam hari bagaikan bangkai, tidak pernah bangun untuk wudhu shalat dua rokaat atau membaca al-Qur’an, pintar urusan dunia, bodoh urusan akhirat, tidak memperlajari ilmu agama yang wajib dipelajari, tidak mengamalkan ilmu agama yang sudah dipelajari. Kita sebagai pribadi di tengah-tengah masyarakat, apakah sudah berusaha untuk selalu menyesuaikan perkataan kita, perbuatan kita, tindakan kita dengan ajaran baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam dengan ajaran agama. Baginda Rasulillah shallallahu ‘alayhi wa sallam pernah mewanti-wanti : ‫َﻣﻦ ﺗَﺸـ َّﺒﻪ ِﺑ َﻘ ْﻮم ﻓَﻬ َُﻮ ِﻣﳯْ ُ ْﻢ‬ ٍ َ َ ْ “Barang siapa menyerupai suatu kaum dalam perbuatan-perbuatan mereka, maka orang ini tergolong seperti kelompok mereka”. Orang-orang yang menyerupai orang-orang kafir dalam perbuatan yang kufur, mengagungkan syiar-syiar kufur, merayakan hari raya-hari raya orang kafir, maka orang ini jatuh dalam kekufuran, orang-orang yang menyerupai orang kafir dalam perkara yang haram, maka dia jatuh dalam perkara yang haram. Baginda Rasulillah mengingatkan : ِ ِ ْ ُ َ ْ َ َ َّ ‫ﻟَﺘَـﺘَّ ِﺒ ُﻌﻦ ﺳﻨَـﻦ َﻣﻦ َﰷن ﻗَ ْﺒﻠَﲂ ﺷ ًْﱪا ﺑِﺸ ٍْﱪ ِذ َراﻋًﺎ ِﺑﺬ َراعٍ ﺣﱴ ﻟ َ ْﻮ دﺧﻠُ ْﻮا ﺟﺤ َﺮ ﺿَ ﺐ‬ ّ ٍ ْ ُ َ َ َّ َ ِ َ ْ ُ َ ٰ َ َ ْ َ َ ُ ُُُْ َ َ (‫دﺧﻠْﺘﻤﻮﻩ ﻗﻠْﻨﺎ اﻟْﳱَ ُﻮد واﻟﻨَّﺼﺎرى ٰاي رﺳﻮل ﷲ ﻗﺎل ﻓَﻤﻦ؟ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري‬ َْ ََ Sungguh kalian akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan, tradisi-tradisi orang-orang, umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, hingga seandainya mereka memasuki liang Biawak-pun kalian akan ikut-ikut memasukinya. Para sahabat bertanya yang anda maksud orang-orang Yahudi dan Nasrani ya Rasulullah ?, Rasulullah menjawab siapa lagi kalau bukan mereka. Tahun baru yang akan tiba satu dua hari ke depan, ini bukan tahun baru kaum Muslimin, merayakannya dengan meniup terompet dan semacamnya, bukan kebiasaan kaum Muslimin, merayakan ulang tahun dengan meniup lilin dan bernyanyi-nyanyi, itu bukan kebiasaan kaum Muslimin. Oleh karenanya marilah dengan kerelaan hati, dengan hati yang jernih, tradisi-tradisi yang tidak sesuai dengan ajaran agama ini, yang bukan tradisi-tradisi kaum Muslimin kita doc/by_gusdim/smpit_arrudho_pondokkelapa 44