Kerajaan Aceh & Ternate Tidore + Peninggalan Bercorak Islam Zikri Andhika
KERAJAAN ACEH
A. Kehidupan Ekonomi
B. Kehidupan Sosial
C. Kehidupan Budaya
KERAJAAN TERNATE - TIDORE
A. Kehidupan Politik
B. Kehidupan Sosial
C. Kehidupan budaya
KERAJAAN ISLAM DI MALUKU UTARA
-Dikutip dari berbagai sumber di Internet-
HANYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH UNTUK MEMENUHI TUGAS BELAJAR, KRITIK & SARAN SANGAT KAMI BUTUHKAN AGAR DAPAT MENJADI LEBIH BAIK KEDEPANNYA. SEKIAN DAN TERIMAKASIH,
Kerajaan Aceh & Ternate Tidore + Peninggalan Bercorak Islam Zikri Andhika
KERAJAAN ACEH
A. Kehidupan Ekonomi
B. Kehidupan Sosial
C. Kehidupan Budaya
KERAJAAN TERNATE - TIDORE
A. Kehidupan Politik
B. Kehidupan Sosial
C. Kehidupan budaya
KERAJAAN ISLAM DI MALUKU UTARA
-Dikutip dari berbagai sumber di Internet-
HANYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH UNTUK MEMENUHI TUGAS BELAJAR, KRITIK & SARAN SANGAT KAMI BUTUHKAN AGAR DAPAT MENJADI LEBIH BAIK KEDEPANNYA. SEKIAN DAN TERIMAKASIH,
Perluasan pengaruh bangsa eropa di indonesiaIrmawati Lubis
PERLUASAN PENGARUH BANGSA EROPA DI INDONESIA
Ada beberapanegara yang memperluas pengaruhnya di INDONESIA :
1. PORTUGIS
2. SPANYOL
3. INGGRIS
4. BELANDA
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Portugis > Pelayaran ke timur > mencari rempah – rempah
15 Agustus 1511 ->berhasil merebut Malaka > mengalihkan
perhatian ke Maluku (memiliki banyak rempah-rempah)
mereka membangun kerja sama dagang dengan Kesultanan
Ternate ketika kesultanan Ternate dan Tidore saling
bermusuhan.
Portugis menerapkan system monopoli perdagangan
Portugis bertindak sewenang- wenang, menindas dan
merampas kekayaan rakyat
3. Dimasa pemerintahan Sultan Bayanullah (1500-
1521), ternate semakin berkembang, rakyatnya
diwajibkan berpakaian secara islami, teknik
pembuatan perahu dan senjata yang diperoleh dari
orang Arab dan Turki digunakan untuk memperkuat
pasukan Ternate. Di masa ini pula datang orang
Eropa pertama di Maluku, Loedwijk de Bartomo
(Ludovico Varthema) tahun 1506. Tahun 1512 pertugal
untuk pertama kalinya menginjak kaki di Ternate
dibawah pimpinan Franscisco Serrao, atas
persetujuan Sultan, Portugal diizinkan mendirikan
pos dagang di Ternate
4. Portugal datang bukan semata-mata untuk
berdagang melainkan untuk menguasai perdagangan
rempah-rempah Pala dan Cengkih di Maluku. Untuk
itu terlebih dulu mereka harus menaklukkan Ternate.
Sultan Bayanullah wafat meninggalkan pewaris-
pewaris yang masih sangat belia. Janda sultan,
permaisuri Nukila dan Pangeran Taruwese, adik
almarhum sultan bertintak sebagai wali. Permaisuri
yang asal Tidore bermaksud memersatukan Ternate
dengan Tidore dibawah satu mahkota yakni salah
satu dari kedua puteranya, pangeran Hidayat dan
pangeran Abu Hayat. Sementara pengeran
mengiginkan tahta bagi dirinya sendiri.
5. Portugal memanfaatkan kesempatan ini dan mengadu
domba keduanya ingga pecah perang saudara. Kubu
permaisuri Nukila didukung Tidore sedang pengeran
didukung oleh Portugal. Setelah meraih kemenangan
pangeran Taruwese justru dikhianati dan dibunuh
Portugal.
Gubernur Portugal bertindak sebagai penasihat
kerajaan dan dengan pengaruh yang dimiliki berhasil
membujuk dewan kerajaan untuk mengangkat pangeran
Tabariji sebagai sultan. Ketika sultan tabariji menunjukkan
sikap bermusuhan, ia difitnah dan dibawa ke Goa-India.
Disana ia dipaksa untuk menandatangani perjanjian
menjadikan Ternate sebagai kerajaan Kristen dan vasal
kerajaan Portugal, namun perjanjian itu ditolak mentah-
mentah oleh sultan Kahirun (1534-1570).
6. Permusuhan rakyat ternate memuncak ketika portugis
merampas keuntungan perdagangan cengkeh dan
membunuh Sultan Hairun dengan licik. Perlawanan
dipimpin Sultan Baabullah berlangsung selama 5 Tahun
7. Perlakuan Portugal terhadap saudara-saudaranya
membuat Sultan Khairun geram dan bertekad mengusir
Portugal dari Maluku. Tindak-tindak bangsa barat yang
satu ini juga menimbulkan kemarahan rakyat yang
akhirnya berdiri dibelakang sultan Khairun.
Dibawah pimpinan Sultan Baabullah, Ternate
mencapai puncak kejayaan, wilayah membentang dari
Sulawesi Utara & Tengah di bagian barat sampai kepulauan
Marshall dibagian timur, dari Philipina [Selatan] dibagian
utara sampai kepulauan Nusa Tenggara dibagian selatan.
Sultan Baabullah dijuluki “penguasa 72 pulau” yg semuanya
berpenghuni [sejarawan Belanda, Valentijn menuturkan
secara rinci nama-nama ke-72 pulau tersebut] sampai
menjadikan kesultanan Ternate sebagai kerajaan islam
terbesar di Indonesia timur.
8. Pada tahun 1574 Benteng portugis di Ternate jatuh .
Portugis menderita kekalahan besar .
Tahun 1575- 1577 orang orang portugis berangsur-angsur
terusir dari ternate. Portugis kemudian mindahkan
kegiatannya di Pulau Ambon