Kerajaan Banjar didirikan oleh Raden Samudera setelah melepaskan diri dari pengaruh Kerajaan Negara Daha. Ia mendirikan kerajaan baru di Banjarmasih dan memeluk agama Islam atas bantuan Sultan Demak. Kerajaan Banjar berkembang menjadi kesultanan yang memerintah wilayah Kalimantan selatan hingga runtuh akibat dikalahkannya Sultan Muhammad Seman oleh Belanda pada tahun 1905.
Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"wisnuwms
Dibuat Oleh :
-Amanda Vania X MIA 5 / 02
-Khansa Humaira X MIA 5 / 19
-Lusiana Wilianti X MIA 5 / 20
-Maudy Stevania X MIA 5 / 22
-Raissa Samara X MIA 5 / 27
-Wisnu Murti X MIA 5 / 36
X MIA 5, SMAN 68 Jakarta, Tahun 2014-2015
Powerpoint Sejarah Indonesia Kelas X "Penyebaran Islam di Indonesia"wisnuwms
Dibuat Oleh :
-Amanda Vania X MIA 5 / 02
-Khansa Humaira X MIA 5 / 19
-Lusiana Wilianti X MIA 5 / 20
-Maudy Stevania X MIA 5 / 22
-Raissa Samara X MIA 5 / 27
-Wisnu Murti X MIA 5 / 36
X MIA 5, SMAN 68 Jakarta, Tahun 2014-2015
Mencakup sejarah masuknya islam ke Pontianak, proses islamisasi, sejarah mengenai Kesultanan Pontianak dari Periode pemimpin, awal mula berdiri, peradaban, tempat peninggalan, kehidupan ekonomi, sosial budaya, hubungan Kesultanan dengan Jepang dan Belanda, dll
Asal Usul Kerajaan Banjar Kemunculan Kerajaan Banjar tidak lepas dari melemahnya pengaruh Negara Daha sebagai kerajaan yang berkuasa saat itu. Tepatnya pada saat Raden Sukarama memerintah Negara Daha, menjelang akhir kekuasaannya dia mewasiatkan tahta kekuasaan Negara Daha kepada cucunya yang bernama Raden Samudera. Akan tetapi, wasiat tersebut ditentang oleh ketiga anak Raden Sukarama yaitu Mangkubumi, Tumenggung dan Bagulung. Setelah Raden Sukarama wafat, Pangeran Tumenggung merebut kekuasaaan dari pewaris yang sah yaitu Raden samudera dan merebut tahta kekuasaan Negara Daha. Berkat pertolongan Arya Taranggana, mangkubumi kerajaan Daha, Raden Samudera berhasil lolos ke hilir sungai Barito, kemudian ia dijemput oleh Patih Masih (Kepala Kampung Banjarmasih) dan dijadikan raja Banjarmasih sebagai upaya melepaskan diri dari Kerajaan Negara Daha dengan mendirikan bandar perdagangan sendiri dan tidak mau lagi membayar upeti.
Setelah menjadi Raja di Banjarmasih, Raden Samudera dianjurkan oleh Patih Masih untuk meminta bantuan Kerajaan Demak. Permintaan bantuan dari Raden Samudera diterima oleh Sultan Demak, dengan syarat Raden Samudera beserta pengikutnya harus memeluk agama Islam. Syarat tersebut disanggupi Raden Samudera dan Sultan Demak mengirimkan kontingennya yang dipimpin oleh Khatib Dayan. Setibanya di Banjarmasih, kontingen Demak bergabung dengan pasukan dari Banjarmasih untuk melakukan penyerangan ke Negara Daha di hulu sungai Barito. Setibanya di daerah yang bernama Sanghiang Gantung, pasukan Bandarmasih dan Kontingen Demak bertemu dengan Pasukan Negara daha dan pertempuran pun terjadi. Pertempuran ini berakhir dengan suatu mufakat yang isinya adalah duel antara Raden samudera dengan Pangeran Tumenggung. Dalam duel itu, Raden Samudera tampil sebagai pemenang dan pertempuran pun berakhir dengan kemenangan banjarmasin.
Kerajaan negara daha adalah kerajaan hindu yang pernah berdiri dikalimantan selatan.
Kerajaan negara daha merupakan pendahulu kesultanan banjar.
Kerajaan negara daha merupakan kelanjutan dari kerajaan negara dipa yang saat itu berkedudukan dikuripan atau candi agung
Kala itu, Raja pajang, Hadiwijaya membuat sayembara jika siapa saja yang bisa membunuh Aria Penangsang (Raja Jipang) maka dia akan dihadiahkan tanah Pati dan Mataram. Ki Ageng Pamanahan ini bersama Ki Panjawi menawarkan diri untuk membunuh Aria Penangsang dan berhasil membunuh Aria Penangsang dengan Nasihat Ki Juru Martani serta dibantu oleh Sutawijaya. Karena kerendahan hati Ki Ageng Pamenahan ia lebih memilih mataram yang dulunya hutan untuk dibangunkan suatu kerajaan. Sedangkan Ki Panjawi memilih Pati.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
3. Kerajaan Banjar
Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin sebuah
kesultanan wilayahnya saat ini termasuk ke dalam
provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Pusat Kerajaan
Banjar yang pertama adalah daerah di sekitar Kuin Utara,
kemudian dipindah ke martapura setelah keraton di Kuin
dihancurkan oleh Belanda.
Ketika ibukotanya masih di Banjarmasin, maka kesultanan
ini disebut Kesultanan Banjarmasin. Kesultanan Banjar
merupakan penerus dari Kerajaan Negara Daha yaitu
kerajaan Hindu yang beribukota di kota Negara, sekarang
merupakan ibukota kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai
Selatan.
4. Asal Usul Kerajaan Banjar
Kemunculan Kerajaan Banjar tidak lepas dari melemahnya pengaruh
Negara Daha sebagai kerajaan yang berkuasa saat itu. Tepatnya pada
saat Raden Sukarama memerintah Negara Daha, menjelang akhir
kekuasaannya dia mewasiatkan tahta kekuasaan Negara Daha kepada
cucunya yang bernama Raden Samudera. Akan tetapi, wasiat tersebut
ditentang oleh ketiga anak Raden Sukarama yaitu Mangkubumi,
Tumenggung dan Bagulung. Setelah Raden Sukarama wafat, Pangeran
Tumenggung merebut kekuasaaan dari pewaris yang sah yaitu Raden
samudera dan merebut tahta kekuasaan Negara Daha.
Berkat pertolongan Arya Taranggana, mangkubumi kerajaan Daha,
Raden Samudera berhasil lolos ke hilir sungai Barito, kemudian ia
dijemput oleh Patih Masih (Kepala Kampung Banjarmasih) dan
dijadikan raja Banjarmasih sebagai upaya melepaskan diri dari Kerajaan
Negara Daha dengan mendirikan bandar perdagangan sendiri dan tidak
mau lagi membayar upeti.
5. Setelah menjadi Raja di Banjarmasih, Raden Samudera
dianjurkan oleh Patih Masih untuk meminta bantuan Kerajaan
Demak. Permintaan bantuan dari Raden Samudera diterima
oleh Sultan Demak, dengan syarat Raden Samudera beserta
pengikutnya harus memeluk agama Islam. Syarat tersebut
disanggupi Raden Samudera dan Sultan Demak mengirimkan
kontingennya yang dipimpin oleh Khatib Dayan. Setibanya di
Banjarmasih, kontingen Demak bergabung dengan pasukan
dari Banjarmasih untuk melakukan penyerangan ke Negara
Daha di hulu sungai Barito. Setibanya di daerah yang bernama
Sanghiang Gantung, pasukan Bandarmasih dan Kontingen
Demak bertemu dengan Pasukan Negara daha dan
pertempuran pun terjadi. Pertempuran ini berakhir dengan
suatu mufakat yang isinya adalah duel antara Raden samudera
dengan Pangeran Tumenggung. Dalam duel itu, Raden
Samudera tampil sebagai pemenang dan pertempuran pun
berakhir dengan kemenangan banjarmasin.
6. Keadaan Agama dan Sosial Kerajaan
Banjar
Pembauran penduduk Banjarmasih yang terdiri dari rakyat
Negara Daha, Melayu, Dayak dan orang jawa (kontingen dari
Demak) menggambarkan bersatunya masyarakat di bawah
pemerintahan Raden Samudera. Pengumpulan penduduk di
banjarmasih menyebabkan daerah ini menjadi ramai,
ditambah letaknya pada pertemuan sungai barito dan sungai
martapura menyebabkan lalu lintas menjadi ramai dan
terbentuknya hubungan perdagangan.
Raden Samudera akhirnya menjadikan Islam sebagai agama
negara dan rakyatnya memeluk agama Islam. Gelar yang
dipergunakan oleh Raden Samudera sejak saat itu berubah
menjadi Sultan Suriansyah. Kerajaan Banjar pertama kali
dipimpin oleh Sultan Suriansyah ini.
7. Wilayah Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar semakin berkembang dan lama kelamaan luas
wilayahnya semakin bertambah. Kerajaan ini pada masa jayanya
membentang dari banjarmasin sebagai ibukota pertama, dan
martapura sebagai ibukota pengganti setelah banjarmasin direbut
belanda, daerah tanah laut, margasari, amandit, alai, marabahan,
banua lima yang terdiri dari Nagara, Alabio, Sungai Banar, Amuntai dan
Kalua serta daerah hulu sungai barito.
Kerajaan semakin diperluas ke tanah bumbu, Pulau Laut, Pasir, Berau
dan kutai di panati timur. Kotawaringin, Landak, Sukadana dan sambas
di sebelah barat. Semua wilayah tersebut adalah Wilayah Kerajaan
Banjar (yang apabila dilihat dari peta zaman sekarang, Kerajaan Banjar
menguasai hampir seluruh wilayah kalimantan di 4 provinsi yang ada).
Semua wilayah tersebut membayar pajak dan upeti. Semua daerah
tersebut tidak pernah tunduk karena ditaklukkan,tetapi karena mereka
mengakui berada di bawah Kerajaan Banjar, kecuali daerah pasir yang
ditaklukkan pada tahun 1663
8. Keadaan Politik Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar yang berdiri pada 24 september 1526 sampai
berakhirnya perang Banjar yang merupakan keruntuhan
kerajaan Banjar memiliki 19 orang raja yang pernah berkuasa.
Sultan pertama kerajaan Banjar adalah Sultan Suriansyah
(1526 - 1545), beliau adalah raja pertama yang memeluk
Agama Islam. Raja terakhir adalah Sultan Mohammad Seman
(1862 - 1905), yang meninggal pada saat melakukan
pertempuran dengan belanda di puruk cahu.
Sultan Suriansyah sebagai Raja pertama mejadikan Kuin Utara
sebagai pusat pemerintahan dan pusat perdagangan Kerajaan
Banjar. Sedangkan Sultan Mohammad Seman berkeraton di
daerah manawing - puruk cahu sebagai pusat pemerintahan
pelarian.
9. berikut adalah rincian Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Banjar:
1. Pangeran Samudra yang kemudian bergelar Sultan Suriansyah, Raja
pertama yang memeluk Islam.
2. Sultan Rahmatullah
3. Sultan Hidayatullah
4. Sultan Mustain Billah, Marhum Penambahan yang dikenal sebagai
Pangeran Kecil. Sultan inilah yang memindahkan Keraton Ke Kayutangi,
Martapura, karena keraton di Kuin yang hancur diserang Belanda pada
Tahun 1612.
5. Ratu Agung bin Marhum Penembahan yang bergelar Sultan Inayatullah
6. Ratu Anum bergelar Sultan Saidullah
7. Adipati Halid memegang jabatan sebagai Wali Sultan, karena anak
Sultan Saidullah, Amirullah Bagus Kesuma belum dewasa
8. Amirullah Bagus Kesuma memegang kekuasaan hingga 1663, kemudian
Pangeran Adipati Anum (Pangeran Suriansyah) merebut kekuasaan dan
memindahkan kekuasaan ke Banjarmasin
9. Pangeran Adipati Anum setelah merebut kekuasaan memindahkan
pusat pemerintahan Ke Banjarmasin bergelar Sultan Agung
10. 10. Sultan Tahlilullah berkuasa
11. Sultan Tahmidullah bergelar Sultan Kuning
12. Pangeran Tamjid bin Sultan Agung, yang bergelar Sultan
Tamjidillah
13. Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah
14. Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad
Aliuddin yang belum dewasa tetapi memegang pemerintahan
dan bergelar Sultan Tahmidullah
15. Sultan Suleman Al Mutamidullah bin Sultan Tahmidullah
16. Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman
17. Pangeran Tamjidillah
18. Pangeran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin
Khalifatul Mu'mina
19. Sultan Muhammad Seman yang merupakan Raja terakhir dari
Kerajaan Banjar
11. Masa Keruntuhan
Kerajaan Banjar runtuh pada saat berakhirnya
Perang Banjar pada tahun 1905. Perang Banjar
merupakan peperangan yang diadakan kerajaan
Banjar untuk melawan kolonialisasi Belanda. Raja
terakhir adalah Sultan Mohammad Seman (1862 -
1905), yang meninggal pada saat melakukan
pertempuran dengan belanda di puruk cahu.
Setelah dikalahkannya Sultan Muhammad Seman,
praktis seluruh wilayah Kerajaan banjar jatuh ke
tangan Belanda dan Kerajaan Banjar runtuh.
12. Peninggalan Sejarah
Brikut ini adalah beberapa
contoh peninggalan sejarah
kerajaan banjar,
1. Batu nisan, misalnya batu
nisan sultan suriansyah.
2. Syair, misalnya syair
perang banjarmasin.
3. Masjid, misalnya masjid
sultan suriansyah di Kuin
4. Kaligrafi, misalnya kaligrafi
di pintu masjid sultan
suriansyah.